farmakologi

3
Anastetik Intravena Beberapa obat anestesi diberikan secara intravena, baik tersendiri maupun dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya, untuk mempercepat tercapainya stadium anestesi ataupun sebagai obat penenang pasien ruang rawat intensif (ICU) yang menggunakan ventilator mekanik. Obat-obat ini termasuk: (1) barbiturate (thiopental, metoheksital); (2) benzodiazepin (midazolam, diazepam); (3) propofol; (4) ketamin; (5) analgesik opioid (morfin, fentanyl, sulfentanil, remifentanil); dan (6) berbagai hipnotik-sedatif (etomidat, dexmedetomidin). (Katzung, 2010) Anastetik intravena lebih banyak digunakan dalam tahun-tahun terakhir ini baik sebagai adjuvan bagi anestetik inhalasi maupun sebagai anestetik tunggal karena tidak diperlukan peralatan yang rumit dalam penggunaanya. Tujuan pemberiannya adalah untuk (1) induksi anestesia; (2) induksi dan pemeliharaan anestesia pada tindak bedah singkat; (3) menambah efek hipnotis pada anestesia atau analgesia lokal; dan (4) menimbulkan sedasi pada tindak medik. (Zunilda, 2011) Anestesia intravena ideal adalah yang (1) cepat menghasilkan hipnotis; (2) mempunyai efek analgesia; (3) menimbulkan amnesia pasca-anestesia; (4) dampak buruknya mudah dihilangkan oleh antagonisnya; (5) cepat dieliminasi oleh tubuh; (6) tidak atau sedikit mendepresi fungsi respirasi, dan kardiovaskular; dan (7) pengaruh farmakokinetiknya tidak bergantung pada disfungsi organ. Kriteria ini sulit dicapai oleh satu macam obat, maka umumnya digunakan kombinasi beberapa obat atau digunakan cara anestesia lain. Kebanyakan anestetik intravena digunakan untuk induksi, tetapi kini anestetik intravena digunakan untuk pemeliharaan anestesia atau dalam dikombinasi dengan anestetik

Upload: fahmi-fauzi

Post on 23-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Farmakologi

TRANSCRIPT

Page 1: Farmakologi

Anastetik Intravena

Beberapa obat anestesi diberikan secara intravena, baik tersendiri maupun dalam bentuk kombinasi dengan anestetik lainnya, untuk mempercepat tercapainya stadium anestesi ataupun sebagai obat penenang pasien ruang rawat intensif (ICU) yang menggunakan ventilator mekanik. Obat-obat ini termasuk: (1) barbiturate (thiopental, metoheksital); (2) benzodiazepin (midazolam, diazepam); (3) propofol; (4) ketamin; (5) analgesik opioid (morfin, fentanyl, sulfentanil, remifentanil); dan (6) berbagai hipnotik-sedatif (etomidat, dexmedetomidin). (Katzung, 2010)

Anastetik intravena lebih banyak digunakan dalam tahun-tahun terakhir ini baik sebagai adjuvan bagi anestetik inhalasi maupun sebagai anestetik tunggal karena tidak diperlukan peralatan yang rumit dalam penggunaanya. Tujuan pemberiannya adalah untuk (1) induksi anestesia; (2) induksi dan pemeliharaan anestesia pada tindak bedah singkat; (3) menambah efek hipnotis pada anestesia atau analgesia lokal; dan (4) menimbulkan sedasi pada tindak medik. (Zunilda, 2011)

Anestesia intravena ideal adalah yang (1) cepat menghasilkan hipnotis; (2) mempunyai efek analgesia; (3) menimbulkan amnesia pasca-anestesia; (4) dampak buruknya mudah dihilangkan oleh antagonisnya; (5) cepat dieliminasi oleh tubuh; (6) tidak atau sedikit mendepresi fungsi respirasi, dan kardiovaskular; dan (7) pengaruh farmakokinetiknya tidak bergantung pada disfungsi organ. Kriteria ini sulit dicapai oleh satu macam obat, maka umumnya digunakan kombinasi beberapa obat atau digunakan cara anestesia lain. Kebanyakan anestetik intravena digunakan untuk induksi, tetapi kini anestetik intravena digunakan untuk pemeliharaan anestesia atau dalam dikombinasi dengan anestetik inhalasi sehingga dimungkinkan penggunaan dosis anastetik inhalasi yang lebih kecil dan efek anestetik lebih mudah menghasilkan potensiasi atau salah satu obat dapat mengurangi efek buruk obat lainnya. Ciri berbagai anestetik intravena tertera dalam table dibawah ini. (Zunilda, 2011)

Tabel 1.1. Ciri berbagai anestetik intravena (Zunilda, 2011)

Nama Obat Induksi dan pemulihan KeteranganTiopental Induksi dan pemulihan cepat

dengan suntikan bolusObat baku untuk induksi; depresi kardiovaskular; nekrosis pada ekstravasasi; KI pada porfiria

Ketamin Induksi dan pemulihan sedang saja; indikasi terbaik untuk pasien dengan risiko hipotensi atau bronkospasme (asma

Merangsang kardiovaskular; aliran darah ke otak meningkat; ada reaksi pada pemulihan; KI pada pasien dengan iskemia otak dan

Page 2: Farmakologi

operasi mata terbukaEtomidat Induksi cepat, pemulihan

sedang saja; induksi utama adalah pasien dengan risiko hipotensi

Kardiovaskuler stabil; gerak otot; menekan pembentukan steroid; tidak mempunyai efek analgesik, sehingga perlu ditambahkan opioid

Midazolam Induksi dan pemulihan lambat, tersedia flumazenil sebagai antidotum

Untuk anestesia berimbang dan sedasi; kardiovaskular stabil; amnesia akut

Propofol Induksi dan pemulihan cepat; menimbulkan efek samping hipotensi berat

Untuk induksi dan pemeliharaan anestesia; hipotensi; antiemetik

Fentanil Induksi dan pemuliha lambat; antidotumnya nalokson; efek sampingnya: kekakuan otot

Untuk induksi dan pemeliharaan anestesia; analgesic kuat

Zunilda, D.S., Elysabeth. 2011. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI

Katzung, Betram G. 2010. Farmakologi Dasar & Klinik. Edisi 10 . Jakarta: EGC