family rotaliidae (ehrenberg, 1839)

8

Click here to load reader

Upload: hidayat-muhammad

Post on 09-Jan-2017

19 views

Category:

Science


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

TUGAS MIKROPALEONTOLOGI

FAMILY ROTALIIDAE (EHRENBERG, 1839)

Disusun oleh:

MUHAMMAD HIDAYAT

410012219

LABORATORIUM SOFTROCK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

FORAMINIFERA BENTHONIK KECIL

FAMILI ROTALIIDAE

A. Latar Belakang

Nama Foraminifera berasal dari istilah Latin yaitu “foramen” yang berarti

rongga, dan “ferre” yang berarti menghasilkan. Pada umumnya, Foraminifera

mensekresi materi mineral sehingga menghasilkan test (cangkang) berongga

(Albani, 1979). Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang

mempunyai cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera

diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun.

Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung

menyambung selama masa pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling

sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu

lubang.

Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau

partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO3 (kalsit

atau aragonit) tergantung dari spesiesnya. Foraminifera yang telah dewasa

mempunyai ukuran berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter. Penelitian

tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang

sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi. Fosil foraminifera

bermanfaat dalam biostratigrafi, paleoekologi, paleobiogeografi, dan eksplorasi

minyak dan gas bumi.

Sampai sekarang jumlah foraminifera resen (modern) yang ditemukan (di

seluruh perairan dunia) planktonik dan bentonik/bentik sekitar 12.000 spesies

(Suhartati, 2010). Dari jumlah tersebut, 40 spesies diantaranya adalah foraminifera

plantonik, yang hidup melayang di dalam air laut, dan selebihnya hidup pada

permukaan dasar laut/benthik atau membenamkan diri pada batu pasir, lumpur,

batuan dan tanaman di dasar laut. Foraminifera diketemukan di semua lingkungan

laut, dari lingkungan pasang surut sampai palung laut yang paling dalam, dari

daerah tropik sampai kutub, akan tetapi kumpulan spesiesnya bervariasi tergantung

dari lingkungannya. Beberapa spesies melimpah hanya di laut dalam, sedangkan

spesies yang lain hanya diketemukan di terumbu karang, dan sebagian yang lain

hidup di muara sungai yang bersifat payau atau lingkungan rawa mangrove pasang

surut.

Page 3: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

B. Foraminifera Benthonik

Benthonik adalah organisme yang di pasir, lumpur, batuan, patahan karang

atau karang yang sudah mati. Substrat perairan dan kedalaman mempengaruhi pola

penyebaran dan morfologi fungsional serta tingkah laku hewan benthik. Hal

tersebut berkaitan dengan karakteristik serta jenis makanan bentos. Material

penyusun test merupakan agglutinin, arenaceous, khitin, gampingan. Foraminifera

benthonik sangat baik digunakan untuk indikator paleoecology dan bathymetri,

karena sangat peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Faktor-faktor yang

mempengaruhi ekologi dari foraminifera.

Keberadaan hewan benthik pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Faktor biotik yang

berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber

makanan bagi hewan bentos. Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang

diantaranya: suhu, arus, oksigen terlarut (DO), kebutuhan oksigen biologi (BOD)

dan kimia (COD), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar

(Allard and Moreau, 1987; APHA, 1992). Hewan ini memegang beberapa peran

penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material

organik yang memasuki perairan (Lind, 1985).

1. Cara Hidup Foraminifera Benthonik

Cara hidup dari foraminifera benthonik ada dua yaitu bentonik vagil

dan benthonik sesil.

Benthonik Vagil : Foraminifera hidup dengan cara bergerak di atas

substrat atau permukaan dasar laut menggunakan alat gerak yaitu

pseudopodia. Contoh : Cassidulina, Ammobacculites.

Benthonik Sesil : Foraminifera hidup dengan cara menambat pada

substrat atau dasar laut. Contoh : Miniacina.

2. Macam-Macam Foraminifera Benthonik

Berdasarkan ukurannya foraminifera benthonik dapat dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Foraminifera Benthonik Besar

Istilah foraminifera besar diberikan untuk golongan foraminifera

benthonik yang memiliki ukuran relative besar, jumlah kamar relative

banyak, dan struktur dalam kompleks. Umumnya foram besar banyak

dijumpai pada batuan karbonat khususnya batugamping terumbu dan

Page 4: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

biasanya berasosiasi dengan algae yang menghasilkan CaCO3 untuk test

foram itu sendiri.

2. Formanifera Benthonik Kecil

Jenis foraminifera ini relatif kecil, hampir sama dengan foraminifera

planktonik. Hanya saja foraminifera ini cara hidupnya menempel atau

merayap pada dasar laut. Cirinya bentuk test cenderung pipih dan

memanjang, susunan kamar umumnya planispiral, komposisi testnya

aglutin & arenaceous.

C. Taksonomi Foraminifera Benthonik Kecil

Kingdom : Protista

Filum : Protozoa

Subfilum : Sarcodina

Superklas : Rhizopoda

Klas : Foraminifera

Ordo : Foraminiferida

Subordo : Rotaliina

Superfamili : Rotaliacea

Famili : Rotaliidae

Genus : Rotalia, Spirillina, Discorbis, Gyroidina dan Valvulineria

Famili Rotaliidae

Bentuk test secara umum famili ini adalah trochoid dengan seluruh kamar

dapat teramati pada bagian dorsal, kecuali pada genus yang involute, hanya kamar

terakhir yang dapat diamati pada ventral. Dinding test tersusun oleh gampingan,

ada juga beberapa dinding test yang tersusun oleh arenaceous terutama pada genus

yang tua atau primitif. Aperture dapat diamati pada bagian ventral.

Muncul sejak jaman Mesozoikum sampai sekarang. Genus yang pertama

kali muncul di bumi adalah Spirillina. Kemudian genus-genus yang masuk dalam

famili ini adalah Rotalia, Spirillina, Discorbis, Gyroidina, Valvulineria, dll.

Page 5: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

Gambar 1. Peta sebaran dan keterdapatan anggota dari famili Rotaliidae di bumi

1. Genus Rotalia (Lamarck, 1804)

Merupakan genus yang memiliki suture menebal pada bagian dorsal,

bagian ventral suturenya tertekan ke dalam, komposisi dinding test

gampingan berpori, aperture interiormarginal pada bagian ventral membuka

dari umbilikus kearah pinggiran (extra umbilical). Muncul pada Kapur –

Eosen.

Gambar 2. Salah satu spesies dari genus Rotalia

2. Genus Spirillina (Ehrenberg, 1843)

Merupakan genus yang memiliki bentuk test trochoid, seluruh

kamar dapat teramati secara dorsal, komposisi dinding test gampingan,

Page 6: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

aperture membulat sampai seperti bulan sabit dan dapat diamati pada bagian

ventral. Muncul pada Pliosen – Pleistosen.

Gambar 3. Salah satu spesies dari genus Spirellina

3. Genus Discorbis (Lamarck, 1804)

Merupakan genus yang memiliki susunan kamar trochospiral,

cembung ganda dengan sisi umbilikus yang rata, komposisi dinding test

calcareous, tipis dan permukaannya halus, suture tertekan dan melengkung

hampir radial, aperture interiormarginal umbilical. Muncul pada Eosen –

Holosen (sekarang).

Gambar 4. Salah satu spesies dari genus Discorbis

4. Genus Gyroidina (d’Orbigny, 1826)

Merupakan genus involute dengan ukuran test kecil, bentuk test

trochospiral, suture sedikit tertekan, komposisi dinding test calcareous

dengan pori-pori yang kecil, aperture interiormarginal umbilikus,

memanjang hampir ke pinggiran dan berada dekat dengan umbilikus (extra

umbilical). Muncul pada Pliosen – Pleistosen.

Page 7: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

Gambar 5. Salah satu spesies dari genus Gyroidina

5. Genus Valvulineria (Cushman, 1926)

Merupakan genus yang memiliki bentuk test bulat, komposisi

dinding test calcareous, susunan kamar trochospiral melingkar, dengan sisi

umbilikus tertekan, aperture interiormarginal umbilical. Muncul pada

Paleosen – Holosen (sekarang).

Gambar 6. Salah satu spesies dari genus Valvulineria

D. Kesimpulan

Famili rotaliidae (Ehrenberg, 1839) termasuk dalam foraminifera benthonik

kecil yang muncul sejak jaman Mesozoikum hingga sekarang. Famili rotaliidae

memiliki kurang lebih sekitar 37 genus dan memiliki kurang lebih sekitar 93 spesies

yang telah di deskripsi.

E. Daftar Pustaka

Pandita, Hita. 2009. Petunjuk Praktikum Mikropaleontologi Umum. Yogyakarta:

STTNAS Yogyakarta.

Page 8: Family Rotaliidae (Ehrenberg, 1839)

Nuruhwati, Isni., dkk. 2012. Kelimpahan Foraminifera Bentik Resen pada Sedimen

Permukaan di Perairan Teluk Jakarta. Jurnal Akuatika Vol. III No. 1(11-

18).

Encyclopedia of Life. 2012. Rotaliidae. Dari http://eol.org/pages/4936/overview,

(diakses 22 Mei 2014).

Forambarcoding. 2010. Rotaliidae. Dari http://forambarcoding.unige.ch/families/

13-rotaliidae, (diakses 20 Mei 2014).

Geological Survey of Iran. 2012. Family Rotaliidae Ehrenberg, 1839. Dari

http://www.gsi.ir/General/Lang_en/Page_48/SubOrderId_2311/SuperFami

lyId_2981/FamilyId_2996/Action_FamilyView/WebsiteId_13/ROTALIID

AE.html, (diakses 21 Mei 2014).

GBIF. 2012. Rotaliidae Ehrenberg, 1839. Dari http://www.gbif.org/species/

109518161, (diakses 22 Mei 2014).

Foraminifera Database. 2010. Rotaliidae Ehrenberg, 1839. Dari

http://www.marinespecies.org/foraminifera/aphia.php?p=taxdetails&id=11

1948, (diakses 22 Mei 2014).