family therapies

24
FAMILY THERAPIES (disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi) Dosen Pengampu: Yoyon Supriyono, S.Psi., M.Psi Oleh: Destyarlita Kusuma Wardhani (125120300111026) Mira Putri Darmayanti (125120300111072) Dewi Irsalina (12512030) Dini Ghaisani (125120301111002) C Psikologi 6 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Upload: fitsabillaimansari

Post on 09-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

psikoterari

TRANSCRIPT

FAMILY THERAPIES(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi)

Dosen Pengampu: Yoyon Supriyono, S.Psi., M.Psi

Oleh:

Destyarlita Kusuma Wardhani(125120300111026)Mira Putri Darmayanti(125120300111072)Dewi Irsalina (12512030)Dini Ghaisani(125120301111002)

C Psikologi 6

PROGRAM STUDI PSIKOLOGIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul Family Therapies dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi. Tak lupa pula penyusun mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Yoyon Supriyono, S.Psi., M.Psi selaku dosen pengampu mata kuliah Psikoterapi yang telah membimbing sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. 2. Teman-teman C Psikologi 6 yang telah memberi dukungan dalam proses penyelesaian makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapannya penyusun mendapat masukan kritis untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas makalah ini. Semoga materi yang terdapat pada makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.

Malang, 21 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKeluarga merupakan unit pertama di mana manusia memulai hubungan sosialnya. Keluarga inti secara tradisional dipandang sebagai sekelompok orang yang dihubungkan oleh ikatan darah dan ikatan hukum. Fungsi keluarga adalah sebagai tempat saling bertukar antara anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional setiap individu. Untuk menjaga struktur mereka, sistem keluarga memiliki aturan, prinsip-prinsip yang memungkinkan mereka untuk melakukan tugas-tugas hidup sehari-hari. Beberapa peraturan yang dinegosiasikan secara terbuka dan terang-terangan, sedangkan yang lain terucap dan rahasia. Keluarga sehat memiliki aturan yang konsisten, jelas, dan ditegakkan dari waktu ke waktu tetapi dapat disesuaikan dengan perubahan perkembangan kebutuhan keluarga. Setiap anggota keluarga memiliki peranan yang jelas terkait dengan posisi sosial mereka. Berbagai permasalahan individu muncul dan berbagai cara pun dilakukan untuk menanganinya. Salah satunya dengan metode terapi keluarga. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Rancangan kerja terapi keluarga, awal permasalahan yaitu pada apa yang menyebabkan adanya kesulitan hubungan dan tingkah laku individu menjadi tidak bisa dimengerti. Pendekatan terapi keluarga lebih melihat bahwa individulah yang membawa simptom. Individu yang sakit secara psikis dan fisik telah menggambarkan adanya ketidakseimbangan di dalam keluarganya. Terapi keluarga fokusnya adalah anggota keluarga lain, membantu untuk memahami masalah sebagai gambaran tidak berfungsinya sistem dalam keluarga. Terapi keluarga dapat dilakukan oleh sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda. Untuk itulah penyusun akan menjelaskan lebih mendalam mengenai terapi keluarga (family therapy) ini.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah family therapy?1.2.2 Apakah definisi family therapy?1.2.3 Bagaimana konsep family therapy?1.2.4 Apa sajakah teknik-teknik dalam family therapy?1.2.5 Apa sajakah model dari family therapy?

1.3 Tujuan Pembahasan1.3.1 Menjelaskan sejarah family therapy.1.3.2 Menjelaskan definisi family therapy.1.3.3 Menjelaskan konsep family therapy.1.3.4 Menjelaskan teknik-teknik dalam family therapy.1.3.5 Menjelaskan model dari family therapy.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sejarah Family therapy

Sejarah mengenai family therapi (terapi keluarga) diawali dari penelitian mengenai family therapy pada tahun 1950-an oleh seorang Antropologis bernama Gregory Bateson yang meneliti tentang pola komunikasi pada keluarga pasien skizofrenia di Palo Alto, California. Penelitian ini menghasilkan dua konsep mengenai terapi dan patologi keluarga, yaitu :1. The Double Bind(Ikatan Ganda)Dalam terapi keluarga, munculnya gangguan terjadi saat salah satu anggota membaik tetapi anggota keluarga lain menghalang-halangi agar keadaan tetap stabil.2. Family Homeostasis(Kestabikan Keluarga)Bagaimana keluarga menjaga kestabilannya ketika terancam.Oleh karena itu, untuk meningkatkan fungsi anggota keluarga maka sistem dalam keluarga harus dipengaruhi dengan melibatkan seluruh anggota keluarga bukan individual/perorangan.Adanya gangguan dalam pola komunikasi keluarga adalah inti daridouble bind.Ini terjadi bila korban menerima pesan yang berlawanan/bertentangan yang membuat sulit bertindak konsisten dan memuaskan. Anak diberitahukan bahwa ia harus asertif dan membela haknya namun diwaktu yang sama dia diharuskan menghormati orangtuanya, tidak menentang kehendaknya, dan tidak pernah menanyakan/menuntut kebutuhan mereka. Apa yang dikatakan berbeda dengan yang dilakukan. Keadaan ini selalu ditutupi dan disembunyikan, sehingga si korban tidak pernah menemukan sumber dari kebingungannya. Jika komunikasi ini (double bind communication)terjadi berulang kali, akan mendorong perilaku skizoprenik. Kemudian timbul kontrovesi mengenai teoridouble bindini, khususnya dengan faktor genetik dan sosiologi yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Hal ini kemudian melahirkan penelitian untuk pengembangan terapi keluarga.Pada pertengahan 1970-an, masyarakat prefesional mulai menganggap serius perspektif dan terapi keluarga. Sejalan dengan itu, buku-buku dan artikel-artikel bermunculan, begitu juga program pelatihan terapi keluarga (Gale dan Long, 1996). Munculnya buku-buku semipopuler sejak tahun 1968 hingga 1992 memberikan pandangan dan proses yang melekat pada kehidupan perkawinan dan pasangan yang senantiasa berubah.

2.2 Definisi Family therapyMenurut Kartini Kartono dan Gulo dalam kamus psikologi, family therapy (terapi keluarga) adalah: Suatu bentuk terapi kelompok dimana masalah pokoknya adalah hubungan antara pasien dengan anggota-anggota keluarganya. Oleh sebab itu seluruh anggota keluarga dilibatkan dalam usaha penyembuhan. Terapi keluarga adalah model terapi yang bertujuan mengubah pola interaksi keluarga sehingga bisa membenahi masalah-masalah dalam keluarga (Gurman, Kniskern & Pinsof, 1986). Terapi keluarga muncul dari observasi bahwa masalah-masalah yang ada pada terapi individual mempunyai konsekuensi dan konteks sosial. Contohnya, klien yang menunjukkan peningkatan selama menjalani terapi individual, bisa terganggu lagi setelah kembali pada keluarganya. Menurut teori awal dari psikopatologi, lingkungan keluarga dan interaksi orang tua- anak adalah penyebab dari perilaku maladaptive (Bateson et al,1956; Lidz&Lidz, 1949 ;Sullivan, 1953). Terapi keluarga sering dimulai dengan fokus pada satu anggota keluarga yang mempunyai masalah. Khususnya, klien yang diidentifikasi adalah remaja laki-laki yang sulit diatur oleh orang tuanya atau gadis remaja yang mempunyai masalah makan. Sesegara mungkin, terapis akan berusaha untuk mengidentifikasi masalah keluarga atau komunikasi keluarga yang salah, untuk mendorong semua anggota keluarga mengintrospeksi diri menyangkut masalah yang muncul. Tujuan umum terapi keluarga adalah meningkatkan komunikasi karena keluarga bermasalah sering percaya padapemahaman tentang arti penting dari komunikasi (Patterson, 1982).Terapi keluarga mengajarkan penyelesaian tanpa paksaan, mengajarkan orang tua untuk menetapkan kedisiplinan pada anak-anak mereka, mendorong tiap anggota keluarga untuk berkomunikasi secara jelas satu sama lain, mendidik anggota keluarga dalam prinsip perubahan perilaku, tidak menekankan kesalahan pada satu anggota akan tetapi membantu anggota keluarga apakah harapan terhadap anggota yang lain masuk akal.Pendekatan berpengaruh yang lain disebut strategi atau terapi keluarga terstruktur (Minuchin, 1974; Satir, 1967). Disini, terapis berusaha menemukan problem utama dari masalah klien dalam konteks keluarga, bukan sebagai masalah individual. Tujuannya adalah untuk mengurangisikap menyalahkan yang mengarah pada satu orang.Contohnya, terapis menyampaikan bahwa perilaku menentang dan agresif dari remaja mungkin adalah tanda dari ketidaknyamanan remaja atau alasan untuk mendapatkan perhatian yang lebih dari ayahnya. Pada banyak keluarga yang mengalami stress, pesan emosional begitu tersembunyi sehingga anggota keluarga lebih sering berbicara tanpa berbuat. Mereka sering mengasumsikan bahwa mereka dapat saling membaca pikiran masing-masing.Sehingga pada intinya, terapi keluarga adalah salah satu bentuk intervensi psikologi keluarga sebagai sub bab pada psikologi klinis. Terapi keluarga merupakan pendekatan terapeutik yang melihat masalah individu dalam konteks lingkungan khususnya keluarga dan menitik beratkan pada proses interpersonal. Terapi keluarga merupakan intervensi spesifik dengan tujuan membina komunikasi secara terbuka dan teraksi keluarga secara sehat.

2.3 Konsep Family therapyRuang lingkup terapi keluarga adalah suatu tindakan berupa modifikasi keadaan sekarang bukan sekedar eksplorasi dan interaksi masa lampau. Adapun sasarannya adalah sistem keluarga. Dalam hal ini terapis bergabung dengan keluarga bukan untuk mendidik dan membuatnya sosial tetapi memperbaiki dan memodifikasi fungsi keluarga itu sendiri sehingga dapat menjalankan fungsi dengan baik.Terapi keluarga akan sangat bermanfaat jika digunakan pada kasus yang tepat. Indikasi terapi keluarga menurut Walrond Skinner adalah : Gejala yang timbul merupakan ekspresi disfungsi dari sistem keluarga. Gejala yang timbul lebih menyebabkan beberapa perubahan dalam hubungan anggota keluargannya dan dapat merupakan masalah secara individual.. Sehingga indikasi terapi keluarga dapat dirumuskan : Konflik perkawinan, sibling konflik, konflik beberapa generasi; Konflik orang tua dan anak; Proses transisi dalam keluarga , pasangan baru menikah, kelahiran anak pertama, anak mulai remaja; Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga lain; Tidak ada kemajuan terapi individu.

Untuk membawa keluarga ke terapi, membuat mereka tetap kembali, harus ada perjanjian keluarga yang disusun untuk menghindari hal-hal berikut :a. penolakan anak untuk mengikuti terapib. sikap ambivalen ibu dalam memasukkan keluarganya ke dalam terapic. penolakan keberadaan seorang ayah dalam keluarga d. anggota keluarga tetap berusaha menjaga rahasia keluarga dari orang asing.Terapi keluarga biasanya diberikan saat pasien sudah dewasa sebagai hasil dari keluarga yang patologis. Terapi individual mungkin tidak berguna karena kondisi keluarga yang tidak mendukung. Kondisi keluarga itu bisa mengganggu kepribadian dan tingkah laku pasien. Namun jika memungkinkan, treatmen bagi penderita skizofrenia atau borderine yang masih awal dengan memanfaatkan seluruh anggota yang ada mungkin bisa berguna. Terapi dimulai dengan fokus pada masalah yang dialami pasien dalam keluarga dan kemudian anggota keluarga menyampaikan/memberikan kontribusi masing-masing. Terapis bertugas untuk mendorong seluruh anggota keluarga untuk mau terasa terlibat dalam masalah yang ada bersama-sama. Terapis keluarga biasa dibutuhkan ketika :1.Krisis keluarga yang mempengaruhi seluruh anggota keluarga2.Ketidak harmonisan seksual atau perkawinan3.Konflik keluarga dalam hal norma atau keturunan

Prinsip terapi keluarga didasarkan pada teori system (Van Bertalanffy, 1968) yang terdiri dari 3 prinsip. Pertama adalah kausalitas sirkular, artinya peristiwa berhubungan dan saling bergantung bukan ditentukan dalam sebab satu arahefek perhubungan.Jadi, tidak ada anggota keluarga yang menjadi penyebab masalah lain; perilaku tiap anggota tergantung pada perbedaan tingkat antara satu dengan yang lainnya. Prinsip kedua, ekologi, mengatakan bahwa sistem hanya dapat dimengertisebagai pola integrasi, tidak sebagai kumpulan dari bagian komponen. Dalam system keluarga, perubahan perilaku salah satu anggota akan mempengaruhi yang lain. Prinsip ketiga adalah subjektivitas yang artinya tidak ada pandangan yang objektif terhadap suatu masalah, tiap anggota keluarga mempunyai persepsi sendiri dari masalah keluarga. Tanpa adanya kesadaran akan pentingnya menyelesaikan masalah pada setiap anggota inti keluarga, maka terapi keluarga sulit dilaksanakan. Bahkan meskipun seluruh anggota keluarga datang atau mau terlibat, namun beberapa sistem dalam keluarga akan sangat rentan untuk terlibat dalam terapi keluarga.Adapun tujuan Terapi Keluarga adalah :1. Menurunkan konflik dan kecemasan keluarga.2. Meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga.3. Meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis.4. Mengembangkan hubungan peran yang sesuai.5. Membantu keluarga menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga.6. Meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan keluarga.Manfaat terapi keluarga bisa dilihat dari dua sisi, dari sisi pasien, terapi keluarga mempercepat proses kesembuhan melalui dinamika kelompok atau keluarga. Memperbaiki hubungan interpersonal pasien dengan tiap anggota keluarga atau memperbaiki proses sosialisasi yang dibutuhkan dalam upaya rehabilitasinya. Jika dilakukan pada program rawat jalan diharapkan dapat menurunkan angka kekambuhan. Sedangkan manfaat untuk keluarga yaitu memperbaiki fungsi dan struktur keluarga sehingga peran masing masing anggota keluarga labih baik. Keluarga mampu meningkatkan pengertiannya terhadap pasien/klien sehingga lebih dapat menerima, lebih toleran dan lebih dapat menghargainya sebagai manusia maupun terhadap potensi potensinya masih ada. Keluarga dapat meningkatkan kemampuannya dalam membantu pasien/klien dalam rehabilitasi.

2.4 Teknik Terapi Keluarga

Berikut ini beberapa teknik yang dapat digunakan oleh terapis keluarga meliputi: Pemeragaan, yaitu memperagakan ketika masalah itu muncul. Misalnya ayah dan anaknya sehingga mereka saling diam bertengkar, maka terapis membujuk mereka untuk berbicara, setelah itu terapis memberikan saran-sarannya dan bisa disebut dengan psikodrama. Terapis keluarga struktural menyarankan salah satu anggota keluarga memainkan peranan pihak yang tidak setuju seolah-olah mereka adalah tokoh-tokoh dalam drama mengenai keluarga. Homework, yaitu mengumpulkan seluruh anggota keluarga agar saling berkomunikasi di antaranya. Family Sculpting, yaitu cara untuk mendekatkan diri dengan anggota keluarga yang lain dengan cara nonverbal. Genograms, yaitu sebuah cara yang bermanfaat untuk mengumpulkan dan mengorganisasi informasi tentang keluarga. Genogram adalah sebuah diagram terstruktur dari sistem hubungan tiga generasi keluarga (pohon keluarga). Diagram ini sebagai roadmap dari sistem hubungan keluarga. Hal ini berarti memahami masalah dalam bentuk grafik.

2.5 Model Terapi Keluarga1) Experiential/HumanisticTujuan dari terapi ini adalah insight, kematangan psikoseksual, penguatan fungsi ego, pengurangan gejala patologis, dan memuaskan lebih banyak relasi obyek. Kerangka umumnya adalah kejadian saat ini yaitu data terkini dan dari pengalaman yang diobservasi secara langsung. Aturan dari proses ketidaksadaran adalah pilihan bebas dan kesadaran akan kemampuan diri lebih penting daripada motivasi yang tidak disadari. Fungsi utama dari terapis adalah sebagai fasilitator aktif pada potensi-potensi untuk pertumbuhan dan menyediakan keluarga pada pengalaman baru. Jenis-tenis terapi yang digunakan dalam pendekatan experiential/ humanistic adalah sebagai berikut:a. Terapi pengalaman (Experiential or symbolic family therapy)Menggunakan pendekatan non-teoritis dalam terapi tetapi lebih menekankan pada proses, yaitu sesuatu yang terjadi selama tahapan terapi keluarga dan bagaimana setiap orang mengalami perasaan-perasaan dan perubahan pada perilakunya.b. Gestalt family therapyMenekankan pada pengorganisasian diri secara menyeluruh. Focus utamanya adalah membantu individu melalui transisinya dari keadaan yang selalu dibantu oleh lingkungan ke keadaan mandiri (self support)c. HumanistikTerapis berperan dalam memperkaya pengalaman keluarga dan memperbesar kemungkinan setiap anggota keluarga untuk menyadari keunikan dan potensi mereka yang luar biasa.d. Pendekatan proses/komunikasiTerapis dan keluarga bekerjasama untuk menstimulasi proses healting-promoting. Pendekatan yang digunakan adalah mengklarifikasi adanya ketidaksesuaian dalam proses kemunikasi diantara anggota keluarga.

2) Bowenian

Tujuan terapi adalah memaksimalkan diferensiasi diri pada masing-masing anggota keluarga. Kerangka umumnya dari Bowen adalah mengutamakan masa kini dan tetap memperhatikan latar belakang keluarga. Aturan dari ketidaksadaran adalah konsep terkini yang menyatakan konflik yang tidak disadari meskipun saat ini tampak pada masa interaktif. Fungsi utama dari terapis adalah langsung tapi tidak konfrontasi dan dilihat melalui penyatuan keluarga.Bowen mencoba menjembatani antara pendekatan yang berorientasi pada psikodinamika yang menekankan pada perkembangan diri, isu-isu antar generasi dan peran-peran masa lalu dengan pendekatan yang membatasi perhatian pada unit keluarga dan pengaruhnya dimasa kini. Bowen menggunakan 8 konsep dalam dalam sistem hubungan emosional dalam keluarga yang digunakan Bowen untuk menganalisis kasus adalah sebagai berikut:a. Pemisahan Diri (differentiation of self)Pemisahan diri adalah kemampuan seseorang untuk memisahkan diri sebagai bagian yang terpisah secara realistis dari ketergantungan pada individu lain dalam keluarga, tetapi dengan catatan dapat mempertahankan pemikiran dengan tenang dan jernih dalam menghadapi konflik, kritik, serta menolak pemikiran yang tidak jelas serta emosional. Keluarga yang sehat akan mendorong proses pemisahan diri dari kekuatan ego keluarga yang telah banyak diterima pada anggota keluarga yang berusia 2 sampai 5 tahun serta diulang pada usia antara 13 dan 15 tahun. Stuck-togetherness (kebersamaan yang melekat/menancap) menggambarkan keluarga dengan kekuatan ego yang melekat kuat sehingga tidak ada anggota yang mempunyai perasaan utuh tentang dirinya secara mandiri.

b. TriangulasiKonsep hubungan segitiga merujuk kepada konfigurasi emosional dari 3 orang anggota keluarga yang menghambat dasar pembentukan sistem keluarga. Triangles adalah penghalang dasar pembentukkan sistem emosional. Jika ketegangan emosi pada sistem 2 orang melampaui batas, segitiga tersebut adalah orang ketiga, yang membiarkan perpindahan ketegangan ke orang ketiga tersebut. Suatu sistem emosional yang disusun secara seri pada hubungan segitiga akan bertaut satu sama lain. Hubungan segitiga merupakan hubungan disfungsional yang dipilih oleh keluarga untuk menurunkan kecemasan melalui pengalihan isu yang berkembang daripada menyelesaikan konflik/ketegangan. Triangulasi ini dapat terus berlangsung untuk jangka waktu yang tak terbatas dgn melibatkan orang di luar keluarga termasuk terapis keluarga yang dianggap sebagai bagian dari keluarga besar.

c. Sistem Emosional KeluargaMenggambarkan pola fungsi emosional dalam satu generasi. Umumnya hubungan terbuka terjadi selama masa pacaran, kebanyakan individu memilih pasangan dengan tingkat perbedaan yang sama. Jika tingkat perbedaan yang muncul rendah pada masa penjajakan dalam hal ini adalah masa pacaran maka kemungkinan besar akan muncul masalah di masa mendatang.

d. Proses Proyeksi KeluargaPasangan yang tidak mampu terikat dengan komitmen yang kuat sebagai orang tua maka akan menciptakan kecemasan kepada anak-anaknya. Peristiwa tersebut dimanifestasikan sebagai hubungan segitiga ayah-ibu-anak. Segitiga ini ini umumnya berada pada berbagai tingkatan intensitas yang beragam pada hubungan antara orang tua dengan anak. Anak biasanya menjadi target sasaran yang dipilih dengan berbagai alasan: Anak akan mengingatkan pada salah satu figur orang tua terhadap isu pengalaman masa kanak-kanak yang tidak terselesaikan. Anak ditentukan oleh jenis kelamin atau posisi penting dalam keluarga. Anak yang lahir cacat. Orang tua yang memiliki pandangan negatif saat kehamilan Perilaku menjadikan anak sebagai sasaran tersebut disebut pengkambinghitaman (scapegoating) dan hal tersebut sangat membahayakan stabilitas emosional serta kemampuan anak.

e. Emotional Cutoff (pemutusan secara emosional)Persepsi anak untuk memisahkan diri secara emosional. Setiap anak dalam keluarga mempunyai derajat keterikatan secara emosi yang kuat dan abadi dengan orang tuanya. Dalam pemutusan emosional biasanya pemutusan mudah dilakukan jika antara anak dengan orang tua tinggal dalam tempat yang jaraknya berdekatan sementara dengan anak yang tinggalnya berjauhan pemutusan emosional ini menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Pemutusan hubungan secara emosional merupakan disfungsional yang terjadi diantara keluarga asli akibat keterikatan yang terjadi dengan pembentukkan keluarga baru.

f. Proses Transmisi Multigenerasional Suatu cara pola interaksional yang ditransfer dari satu generasi ke generasi lain. Merupakan bagian yang berkelanjutan dari suatu proses yg natural/alami dari seluruh generasi. Sikap, nilai, kepercayaan (beliefs), perilaku dan pola interaksi didapatkan dari orang tua kepada anak melalui seluruh kehidupan. Penting untuk dikaji pada keluarga, terutama perilaku keluarga dalam suatu generasi yang turun menurun (multiple).

g. Sibling PositionSatu kedudukan yang dipegang oleh keluarga akan mempengaruh perkembangan keluarga yang dapat diprediksi dari karakteristik profil. Anak ke berapa serta kepribadian anggota keluarga tersebut akan menentukan posisi seseorang dalam keluarga. Bowen menggunakan teknik ini untuk membantu menggambarkan tingkat perbedaan kedudukan diantara keluarga serta kemungkinan terjadinya proses proyeksi keluarga secara langsung.

h. Societal regressionTeori Bowen meluaskan pandangannya terhadap masyarakat (society) sebagai sistem sosial seperti layaknya keluarga. Konsep societal regression membandingkan antara respon masyarakat dengan respon individu dan keluarga terhadap: Tekanan akibat krisis emosional. Tekanan yang menimbulkan ketidaknyamanan & kecemasan. Penyebab penyelesaian yang tergesa-gesa, bertambahnya masalah, serta siklus yang sama yg berulang secara terus menerus.

3) PsikodinamikaTujuan dari terapi psikodinamika ini adalah pertumbuhan, pemenuhan lebih banyak pada pola interaksi yang lebih. Psikodinamikan memandang keluarga sebagai system dari interaksi kepribadian, duimana setiap individu mempunyai usb-sistem yang penting dalam keluarga, sebagaimana keluarga sebagai sebuah sub-sistem dalam sebuah komunitas. Terapis menjadi fasilitator yang menolong keluarga untuk menentukan tujuannya sendiri dan bergerak kearah mereka sebagaimana sebuah kelompok.Kerangka umum adalah masa lalu, sejarah dari pengalaman terdekat yang perlu diungkap. Aturan dari ketidaksadaran adalah konflik dari masa lalu yang tidak terselesaikan akan Nampak pada perilaku sadar seseorang secara kontineu untuk mrnghadapi situasi dan obyek yang ada sekarang. Fungsi utama dari terapis bersikap netral artinya membuat intepretasi tehadap pola perilaku individu dan keluarga.

4) BehavioralTujuan dari terapi behavioral adalah merubah konsekuaensi perilaku anatar pribadi yang mengarah pada penghilangan perilaku maladaptif atau problemnya. Kerangka umum dari pendekatan behavioral adalah masa kini yang lebih memfokuskan pada lingkungan interpersonal yang terpelihara dan muncul terus dalam pola perilaku terkini. Fungsi utama dari terapis adalah direktif, mengarahkan, membimbing atau model dari perilaku yang diinginkan dan negosiasi kontrakJenis terapi keluarga yang biasa digunakan dalam pendekatan behavioral guna menyususn kembali sebuah keutuhan keluarga adalah:a. Behavioral marital therapyb. Behavioral parent training

5) StrukturalModel ini dikembangkan oleh Minuchin, konsepnya keluarga adalah suatu sistem sosiokultural terbuka sebagai sarana dalam memenuhi kebutuhan adaptasi. Fungsi keluarga berkurang apabila kebutuhan individu dan anggota lainnya dijumpai maladaptive dan tidak bisa saling menyesuaikan. Fokus terapinya adalah perubahan adaptasi dari maladaptif menjadi adaptif untuk memudahkan perkembangan keluarga. Usaha terapi meliputi hubungan keluarga, evaluasi struktur dasar keluarga, kemampuan dan upaya seluruh anggota keluarga untuk saling menerima perbedaan dan saling memahami karakter. Tujuan dari model pendekatan struktural adalah perubahan pada konteks hubungan dalam rangka rekonstruksi organisasi keluarga dan merubah pola disfungsi transaksional. Kerangka umum pendekatan struktural adalah masa kini dan masa lalu yaitu struktur keluarga dipandang dari pola transaksional permulaan, dengan kata lain struktur keluatga masa kini dipengaruhi oleh pola-pola transaksional sebelumnya. Fungsi dari terapis adalah direktur panggung, yaitu memanipulasi struktur keluarga dalam rangka mengubah setting disfungsional.Pendekatan yang biasa digunakan dalam terapi struktural untuk memanipulasi struktur keluarga adalah:a. Menyusun ulang kesatuan disfungsionalb. Teknik intervensi structural

6) KomunikasiTujuan pendekatan komunikasi adalah mengubah perilaku disfungsional dan rangkaian perilaku yang tidak diinginkan antara anggota keluarga serta memperbanyak sekuensi perilaku diantara anggota keluarga untuk mengurangi timbulnya masalah-masalah dan simptom- simptom kerangka umum dari pendekatan komunikasi adalah masa kini yaitu problem terkini atau perilaku yang sedang terjadi berulang secara konsisten atar individu. Fungsi dari terapis adalah aktif, manipulative, problem fokus, paradoksial dan memberikan petunjuk.