faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas usaha ternak …repository.utu.ac.id/716/1/i-v.pdf ·...

73
i FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI OLEH SAMSUL KAMAN NIM : 07C20101046 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH, ACEH BARAT 2014

Upload: others

Post on 21-Oct-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS

    DI KECAMATAN MEUREUBO

    KABUPATEN ACEH BARAT

    SKRIPSI

    OLEH

    SAMSUL KAMAN

    NIM : 07C20101046

    PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    MEULABOH, ACEH BARAT

    2014

  • ii

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS

    DI KECAMATAN MEUREUBO

    KABUPATEN ACEH BARAT

    SKRIPSI

    OLEH

    SAMSUL KAMAN

    NIM : 07C20101046

    Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi

    Pada Fakultas Ekonomi Unversitas Teuku Umar Meulaboh

    PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS TEUKU UMAR

    MEULABOH, ACEH BARAT

    2014

  • iii

    ABSTRAK

    SAMSUL KAMAN Faktor-faktor yang Mempengaruhi ProduktivitasUsaha

    Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat dibawah

    bimbingan Zulbaidi dan Chairiyaton.

    Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha, dan

    Ranto Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Penelitian ini

    menggunakan analisis Regresi Linear Berganda yaitu Produktivitas sebagai Y dan

    Modal X1, Tenaga Kerja X2. Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa koefesien korelasi Variabel

    independen (Modal X1dan Tenaga Kerja X2) diperoleh R = 0.797 secara Positif

    menjelaskan terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel independen

    (X) terhadap Produktivitas (Y) dengan keeratan hubungan 79,7 persen,

    dikarenakan apabila modal dan tenaga kerja bagus maka Produktivitas akan

    meningkat, bergitu juga sebaliknya.

    Hasil pengujian secara parsial untuk variabel modal nilai thitung>ttabel (4.259>1.687). Maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga Modal berpengaruh

    secara signifikan terhadap Produktivitas Usaha Ternak Unggas, sedangkan untuk

    variabel Tenaga Kerja nilai thitung Ftabel, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif

    diterima pada taraf 95 % artinya bahwa variabel Modal X1, dan Tenaga Kerja X2 -berpengaruh nyata terhadap Produktivitas Usaha ternak unggas di area penelitian.

    Kata Kunci : Produktivitas, Modal Kerja, dan Tenaga Kerja.

  • iv

    LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING

    Judul Skripsi/tugas akhir : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

    PRODUKTIVITAS USAHA TERNAK UNGGAS

    DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN

    ACEH BARAT

    Nama Mahasiswa : SAMSUL KAMAN

    NIM : 07C20101046

    Program Studi : EKP (Ekonomi Pembangunan)

    Menyetujui,

    Komisi Pembimbing

    Ketua Anggota

    ZULBAIDI, MM CHAIRIYATON, SE

    Menyetujui,

    Komisi Pembimbing

    Ketua Prodi

    Dekan Fakultas Ekonomi Ekonomi Pembangunan

    ZULBAIDI, MM YAYUK EW, SE.,M.Si

    Tanggal Lulus : 08 Maret 2014

  • v

    LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI

    Skripsi dengan Judul

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS

    USAHA TERNAK UNGGAS DI KECAMATAN MEUREUBO

    KABUPATEN ACEHA BARAT

    Yang disusun oleh : SAMSUL KAMAN

    Nim : 07C20101046

    Fakultas : Ekonomi

    Program Studi : Ekonomi Pembangunan (EKP)

    Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 08 Maret 2014 dan

    dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

    SUSUNAN DEWAN PENGUJI

    1. Abd. Jamal, SE,M.Si (Ketua Penguji ) ........................................

    2. Zulbaidi, MM (Anggota Penguji I) ........................................

    3. Chairiyaton, SE (Anggota Penguji II) ........................................

    4. T. Adilan, SE (Anggota Penguji III) ........................................

    Alueu Peunyareng 08 Maret 2014

    Ketua Program Studi

    Ekonomi Pembangunan

    Yayuk EW, SE, M.Si

  • vi

    RIWAYAT HIDUP

    Nama : Samsul Kaman

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat/Tanggal lahir : Keude Ranto Panyang, 08 Agustus 1988

    Agama : Islam

    Status : Belum Nikah

    Anak Ke : 2 (dua) dari 4 (empat Bersaudara)

    Alamat Rumah : Ranto Panyang Barat

    KecamatanMeureubo Kabupaten Aceh

    Barat

    Alamat Email : [email protected]

    Nama Orang Tua

    1. Ayah : Sulaiman 2. Ibu : Yusniar

    Pendidikan Formal

    Sekolah Dasar (1995-2001) : SDN 2 RANTO PANYANG

    SLTP (2001-2004) : SLTP Negeri 4 MEUREUBO

    SMK (2004-2007) : SMK N 3 MEULABOH

    Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi

    Prodi EKP (Ekonomi Pembangunan)

    Universitas Teuku Umar Meulabo

    Tahun Masuk 2007

    Pendidikan Non Formal :

    - Pelatihan Dakwa Islami As Silmi 2005

    - Pelatihan Diklat Perhotelan Malang 2006

    - Pelatihan Kursus Kompoter 2009

    - Perserta MTQ Aceh Barat (Tingkat Provinsi Cabang Fahmil) 2010

    - Pelatihan Tekhniksi Komputer 2013

    Pengalaman Organisasi

    - Sekretaris Remaja Mesjid 2010

    - Sekretaris PNPM Desa Ranto Panyang 2011

    - Anggota HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) 2012

    mailto:[email protected]

  • vii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    Sesungguhnya manusia itu sudah ditakdirkan setiap jalan hidupnya, namun

    semua itu tegantung dari manusia itu sendiri untuk menjalaninya, semua

    tergantung

    dari akal, pikiran, dan hati manusia itu sendiri, jika manusia

    selalu berikhtiar dan berdoa di jalan-Nya,

    maka dia akan memetik dari hasil setiap

    ikhtiar dan doa yang dilakukanya,

    sesungguhnya DIA maha mengetahui segala urusan.

    ( Hadist Riwayat Bukhari )

    “Sesungguhnya Aku mengingatkan kepadamu

    supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.

    (Q.s.Huud. 11: 46)

    “Janganlah mengukur kesuksesan dengan uang.

    Kesuksesan adalah ketika kita memiliki ilmu yang

    bermanfaat, pengalaman, nama baik, dan nilai yang barokah.“

    (Aa Gym)

    KUPERSEMBAHAN KEPADA :

    Bapak dan Ibu tercinta selalu menjadi sumber inspirator dan sumber semangat

    hidup

    Kakak dan adikku yang memberikan aku dukungan semangat yang membuatku

    tetap tegar dalam liku-liku kehidupan ini.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga

    dapat menyelesaikan penelitian dan Skripsi/tugas akhir yang berjudul : “Faktor-

    Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Ternak Unggas di Kecamatan

    Meureubo Kabupaten Aceh Barat”. Skripsi/tugas akhir ini adalah untuk

    memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi

    pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Teuku Umar.

    Selama penelitian ini dan penyusunan laporan penelitian dalam

    skripsi/tugas akhir ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebutdapat

    diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan berbagai pihak,

    oleh kerena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya

    kepada :

    1. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dosen Pembimbing Utamadan Ibu Chairiyaton,

    SE selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah banyak meluangkan waktu

    dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, masukan-masukan,

    saran, tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta tidak bosan-bosannya

    kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi/tugas akhir ini.

    2. Ibu Yayuk EW, SE. M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

    Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

    3. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

    Umar, yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas guna

    pelaksanaan skripsi /tugas akhir ini.

    4. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta, yang telah banyak memberikan doa,

    semangat, kasih sayang,dorongan moral dan serta semua yang telah Ayahanda

  • ix

    dan Ibunda korbankan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

    hingga tinggkat perguruan tinggi.

    5. Kakanda dan Adinda saya yang tersayang yang selalu membuat penulis

    tersenyum dan selalu ceria, serta memberikan dukungan dan semangat untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

    Teuku Umar, yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa

    perkuliahan dan memberikan saran, serta membantu dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    7. Sahabat-sahabat saya yang terbaik yang telah mendukung dan menemani saya

    dalam menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin.

    8. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2007 Khususnya Lokal A, dan semua

    teman-teman yang ada di Universitas Teuku Umar pada umumnya, terima

    kasih atas bantuan dukungan kalian semua. Masa-masa saat kita bersama tidak

    akan pernah saya lupakan, semoga tetap semangat demi meraih kesuksesan.

    Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah

    banyak membantu penulis selama pendidikan di Program Studi Ekonomi

    Pembangunan Universitas Teuku Umar:

    Alue Penyareng, 08 Maret 2014

    SAMSUL KAMAN

  • x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN TUJUAN .................................................................................. ii

    ABSRTAK ..................................................................................................... iii

    LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... iv

    LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... v

    RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. x

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

    I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

    1.2.Rumusan Masalah.......................................................................... 5

    1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

    1.4.Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

    1.5.Sistematika Pembahasan ................................................................ 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ........................... 8

    2.1.1. Modal ................................................................................. 10 2.1.2. Tenaga Kerja ...................................................................... 11

    2.2.Usaha Tani Ternak Unggas ............................................................ 13

    2.3.Hasil Produksi Sebagai Pendapatan................................................ 16

    2.3.1. Usaha dan Produksi ............................................................ 20 2.3.2. Kendala dalam Membudidayakan Unggas .......................... 21

    2.4.Pasar dan Pemasaran ...................................................................... 23

    2.5.Hipotesis Penelitian ....................................................................... 25

    III. METODE PENELITIAN 3.1.Ruang Lingkup Daerah Penelitian .................................................. 26

    3.2.Jenis Penelitian .............................................................................. 26

    3.3.Populasi dan Sampel ...................................................................... 26

    3.3.1. Populasi.............................................................................. 26 3.3.2. Sampel ............................................................................... 27

    3.4.Data Penelitian .............................................................................. 27

    3.4.1. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 27 3.4.2. Tekhnik Pengumpulan Data ................................................ 28

    3.5.Model Analisisi Data ..................................................................... 28

    3.6.Difinisi Operasional Variabel ......................................................... 29

    3.7.Pengujian Hipotesis ....................................................................... 30

    IV. HASIL PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................ 32

  • xi

    4.2. Gambar Umum Lokasi Penelitian ................................................. 32 4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................. 34 4.4. Pembahasan Penelitian.................................................................. 35

    4.4.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi ..................... 36 4.4.2. Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 37 4.4.3. Uji t (Parsial atau Individu) ............................................... 38 4.4.4. Uji Silmultan (Uji F) ......................................................... 39

    4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 40

    V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ...................................................................................... 41 5.2. Saran ............................................................................................ 42

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 43

    LAMPIRAN .................................................................................................. 45

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Jumlah Pemasukan Ternak unggas di Kabupaten Aceh Barat ................... 2

    2. Jumlah Populasi Ternak unggas Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Aceh Barat tahun 2008 / 2012 .................................................................. 3

    3. Jumlah Populasi ternak Unggas menurut jenis ternak dalam Kecamatan Meureubo Tahun 2010-2012 .................................................. 4

    4. Populasi usaha ternak unggas ................................................................... 27

    5. Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang

    Barat ........................................................................................................ 33

    6. Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang

    Barat ........................................................................................................ 33

    7. Stadar Deviasi Rata-rata dan Observasi .................................................... 35

    8. Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi ............................................... 36

    9. Coeffecients ............................................................................................. 37

    10. Uji Signifikan Simultan (Uji F) ................................................................ 39

  • xiii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Data Produktivitas, Modal dan Jumlah Tenaga Kerja pada areapenelitian di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ............ 45

    2. Jumlah Para Usaha Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat .......................................................................... 47

    3. Hasil Output SPSS ............................................................................... 49

    4. Grafik Hasil Pengolahan ...................................................................... 50

    5. Titik Persentase Distribusi t ................................................................. 51

    6. Titik Persentase Distribusi f ................................................................. 52

    7. Data Identitas Respondent Usaha ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ......................................................... 53

    8. Data Biaya yang dikeluarkan responden untuk Produksi ternak unggas Dikecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat........................ 54

    9. Data Tingkat Produksi Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat ......................................................................... 55

    10. Data Quisoner Peternakan Unggas Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat. ......................................................................... 56

    11. Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................................... 57

    12. Surat Balasan Penelitian ....................................................................... 58

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup merupakan naluri manusia.

    Kebutuhan individu dibangun dengan kebutuhan individu lainya, dalam satu

    keluarga, akan menghasilkan kebutuhan keluarga. Kebutuhan keluarga yang

    digabung dengan kebutuhan keluarga lain dalam satu komunitas tertentu, dan akan

    menghasilkan komunitas tersebut, barang dan jasapun untuk memperolehnya

    diperlukan pengorbanan, misalnya ditukar dengan uang atau bentuk penukaran

    lainnya, itulah yang disebut barang ekonomi. Oleh karena itu, pentingnya bagi suatu

    usaha yang dapat meningkat produksi, sebagaimana memenuhi kebutuhan konsumen

    yang dapat meningkatkan pendapatan usaha yang dikelola, kegiatan peternakpun saat

    ini bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi sudah berkembang

    menjadi salah satu alternatif usaha yang menguntungkan.

    Peternakan rakyat, terutama bersekala usaha kecil dan menengah, hal ini

    terlihat dari jumlah usaha peternak yang cukup banyak dalam total produksinya

    sehingga dapat berperan dalam skala nasional, akan tetapi kondisi peternakan rakyat

    masih menghadapi berbagai tantangan untuk berkembang, tantangan antara lainnya

    ialah keterbatasan modal, dalam kegiatan usaha yang belum mencapai skala

    ekonomis, karena masih bersifat tradisional, hal ini menjadikan skala produksi

    tergolong rendah. Maka dalam membentuk suatu usaha peternakan, seperti ternak

    unggas perlu diketahui tantangan usaha yang memberikan peluang besar terhadap

    pengembangan usaha. Pengembangan usaha juga sangat dipengaruhi oleh tingkat

    permintaan akan produksi daging, telur dan bibit unggas yang mengalami

  • 2

    peningkatan dari hari-kehari, terutama pasar dalam negeri, hal ini juga menjadikan

    faktor pendorong bagi usaha ternak unggas dalam meningkatkan produksinya.

    Wilayah dan budaya juga merupakan faktor lain yang memiliki peluang besar

    dalam menentukan usaha tani, usaha ternak unggas sangat cocok dikembangkan di

    wilayah suatu adat dan budaya terutama yang menggunakan daging sebagai salah

    satu menu sajiannya. Provinsi Aceh umumnya dan Aceh Barat khususnya merupakan

    daerah yang sadar budaya dan adat istiadat misalnya berupa kegiatan spiritual dan

    budaya yang seperti maulid, meugang, hajatan, dan lain-lain, kebiasaan penduduk

    seperti ini menyebabkan kebutuhan/permintaan akan meningkat, hal ini menjadikan

    usaha ternak unggas sebagai sektor potensial untuk dikembangkan. Peningkatan

    konsumsi daging dari tahun ketahun dapat kita lihat pada tingkat pemasukan ternak

    unggas yang dapat dilihat sajian pada tabel berikut :

    Tabel 1

    Jumlah Pemasukan Ternak Unggas di Kabupaten Aceh Barat

    No Jenis Unggas 2011 2012 Perubahan

    1 Ayam buras 500 952 53%

    2 Ayam Ras (petelur+Pedaging) 92,000 490,761 19%

    3 Itik - - - Sumber:Data Sekunder (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Oktober 2013).

    Berdasarkan tabel 1 dapat kita lihat peningkatan pemasukan ternak unggas

    pada ayam buras meningkat sebesar 53 Persen dan pada ayam ras meningkat sebesar

    19 Persen sedangkan pada ternak itik nihil.

    Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan padatnya

    kegiatan kebudayaan dan keagamaan, maka kebutuhan konsumsi juga semakin

    meningkat. Untuk itu diperlukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan

    produksi ternak unggas, agar mampu memenuhi permintaan dan mendorong tingkat

    pendapatan hasil usaha peternak unggas secara kontinu dalam produktivitasnya.

  • 3

    Peningkatan produksi akan mendorong pendapatan petani ternak unggas dan

    menjamin daya beli masyarakat. Kebijakan ini sangat bermanfaat guna untuk

    peningkatan efisiensi serta pendapatan hasil usahatani ternak unggas. Hal ini

    didorong oleh kenyataan yang diakui oleh kebanyakan peternak bahwa tingkat

    permintaan unggas sering mengalami keterbatasan dalam hasil produksi yang

    menurut jenis unggas yang dibutuhkan, Sehingga banyak unggas yang didatangkan

    dari daerah lain, tingkat permintaan pasar daging hewani yang tinggi ini menjadikan

    suatu peluang usaha ternak unggas untuk dikembangkan dengan meningkatkan

    populasi unggas yang mampu memenuhi permintaan pasar. Untuk melihat populasi

    ternak unggas di Kabupaten dapat jelaskan pada tabel dibawah ini.

    Tabel 2

    Jumlah Populasi Ternak unggas Menurut Jenis Ternak di Kabupaten Aceh Barat

    Tahun 2008-2012

    No

    Tahun

    Jenis Unggas (Ekor)

    Ayam Buras Ayam Ras

    (petelur+Pedaging)

    Itik

    1 2008 381.209 11.878 60.504

    2 2009 397.061 7.020 68.729

    3 2010 359.424 24667 60.504

    4 2011 388178 24828 59657

    5 2012 282009 27120 33780 Sumber :Data Skunder (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat Oktober 2013).

    Pengelolaan dan produktivitas usaha ternak unggas di Aceh Barat umumnya

    diusahakan oleh peternak yang tinggal daerah perdesaan, karena memiliki

    perkarangan yang relatif luas sehingga sangat cocok untuk pengembangan usaha

    ternak unggas ini.

    Ternak unggas merupakan hewan ternak yang mudah dipelihara dan paling

    ekonomis dibandingkan dengan ternak yang lain. Usaha tani ternak unggas juga

    mampu memberikan kontribusi pendapatan yang dapat berkembang secara optimal,

  • 4

    karena tingkat permintaan akan unggas disuatu desa dan kota yang sangat cepat

    berkembang.

    Kecamatan Meureubo merupakan wilayah Kecamatan di Kabupaten Aceh

    Barat yang memiliki lokasi pedesaan yang sangat cocok untuk pengembangan usaha

    ternak unggas, karena lokasi pedesaan yang jauh dari jalan raya, dan berdekatan

    dengan pusat perkotaan, hal ini dapat mendorong usaha ternak unggas lebih

    potensial untuk dikembangkan sebagai tujuan ekonomis.

    Kecamatan Meureubo terdiri dari 26 Desa, dengan jumlah penduduk 27.116

    jiwa, sedangkan luas lahan di Kecamatan Meureubo mencapai 11.287 Hektar.

    Produktivitas usaha ternak unggas di Kecamatan Meureubo sangat perlu

    dikembangkan, karena lahan di Kecamatan meureubo sangat mendukung untuk

    usaha jenis tenak unggas, adapun populasi ternak unggas di Kecamatan Meureubo

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 3

    Jumlah Populasi Ternak Unggas Menurut Jenis Ternak

    di Kecamatan Meureubo Tahun 2010-2012

    No Jenis Ternak 2010 2011 2012

    1 Ayam Buras - 4.827 7.927 7.232

    2 Ayam Ras 1.407 1.458 2.918

    3 Itik 6.844 6.552 4.471

    Sumber : Data Sekunder (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat Oktober 2013)

    Populasi ternak unggas di Kecamatan Meureubo yang ditunjukkan pada tabel

    3 ialah perubahan jumlah ternak unggas menurut jenis unggas, untuk jenis populasi

    ayam buras dari tahun 2010 mencapai 4.827 ekor, dan tahun 2011 mencapai 7.927

    dan tahun 2012 mencapai 7.232, sedangkan Ayam ras pada tahun 2010 mencapai

    1.407 dan tahun 2011 mecapai 1.458 ekor, hingga tahun 2012 mencapai 2.918 ekor,

    sedangkan usaha ternak unggas itik turun dari tahun 2010-2012 adalah dari 6.844

    ekor turun sampai 4.471ekor, antarapeningkatan populasi ternak sangat dipengaruh

  • 5

    oleh faktor-faktor produktivitas usaha, karena faktor produktivitas ialah sebagai

    motivasi yang mampu dalam mendorong tingkat kemajuan usaha dan dapat

    memenuhi permintaan konsumen terhadap kebutuhan daging unggas. Sedangkan

    dalam membangun usaha peternakan di Kecamatan Meureubo sangat perlu

    meningkat kualitas tenaga kerja yang produktif, karena jumlah tenaga kerja dapat

    mempengaruhi jumlah kegiatan dalam membangun usaha, Menurut data Dinas

    Perindutstrian dan Perdagangan Kabupaten Aceh Barat tahun 2010 Kecamatan

    Meureubo memiliki angkatan tenaga kerja sekitar 736 Jiwa yang berasal dari industri

    kecil dan sedang.

    Berpijakdari uraian latar belakang diatas maka penulis mengangkat judul

    skripsi: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas UsahaTernak Unggas

    di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.”

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka permasalahan dalam

    penelitian ini dapat dirumuskan yaitu faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

    produktivitas usaha tani ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

    Barat?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi

    produktivitas usaha ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan diatas, adapun

    manfaat penelitian ini berupa teoritis dan praktis.

  • 6

    1.4.1. Manfaat Teoritis

    a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru

    sebagai sarana pembelajaran dan penerapan ilmu.

    b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara langsung

    maupun tidak langsung kepada semua pihak baik kalangan praktisi.

    1.4.2. Manfaat Praktisi

    Bagi kalangan praktisi, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    salah satu bahan masukan dalam usaha ternak Unggas di masa yang akan datang.

    1.5. Sistematika Pembahasan

    Penelitian ini pada bagian pertama berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan. Bab ini

    merupakan bab yang berisi latar belakang masalah mengenai permasalahan yang

    dihadapi berkaitan dengan judulyang dipilih, yaitu : Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhi Produktivitas Usaha Ternak Unggas.

    Bagian kedua Tinjauan Pustaka merupakan Bab yang tersusun atas teori

    umum yangmerupakan dasar-dasar pemikiran yang akan penulis gunakan dalam

    menjawab permasalahan pada penulisan ini, faktor yang mempengaruhi

    produktivitas, modal, tenaga kerja usaha tani peternak unggas, Hasil produksi

    sebagai faktor pendapatan, usaha dan produksi, Kendala dalam membudi daya

    unggas, Pasar dan Pemasaran dan hipotesis penelitian.

    Bagian ketiga Metode Penelitian merupakan bab yang berisi terdiri dari:

    Ruang Lingkup Penelitian, Jenis Data Penelitian, populasi dan sampel penelitian,

    Data penelitian, variable Penelitian, metode analisis data, dan Pengujian Hipotesis.

  • 7

    Bagian empat berisi tentang Hasil dan Pembahasan yang didalamnya

    dijelaskan mengenai stastistik dekriptif, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan

    hasil penelitian.

    Bagian lima berisi Simpulan dan Saran yang didalamnya dijelaskan mengenai

    simpulan-simpulan yang diambil dari keseluruhan hasil penelitian serta saran-saran.

    Serta dalam skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang penulis guna untuk

    melengkapi penyusunan skripsi ini.

  • 8

    II. TINJAUAN PUSTAKA.

    2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha

    Produktivitas Usaha sangat dipengaruhi pada besar kecilnya, jenis usaha,

    teknologi yang digunakan, intensitas penggunaan tenaga kerja atau modal. Maka

    Proses produksi terdapat berbagai faktor yaitu terdiri empat komponen adalah:

    a. Tanah,

    b. Modal,

    c. Tenaga kerja dan

    d. Skil

    Masing-masing faktor ini mempunyai fungsi yang berbeda, namun saling

    berkaitan satu sama lain. “Sebagaimana faktor ini ditekankan pada usaha tani yang

    maju dan berorientasi pasar pada keuntungan”. (Daniel 2004, h.50).

    Sa’id dan Intan (2004, h.66-70) Faktor produksi juga dapat dipengaruhi oleh

    musiman, bervariasi dalam jumlah nilai, wilayah produksi tersebar dan biaya

    produksi yang berbeda setiap daerah produksi, karena ada daerah yang berproduksi

    efesien dan ada yang tidak efesien untuk suatu komoditi tertentu, dilanjutkan bahwa.

    Upaya itu perlu melihat pengaruhi permitaan oleh tingkat konsumsi masyarakat yang

    tinggi akan berimplikasi kepada peningkatan volume penjualan dan pada gilirannya

    merangsang peningkatan volume produksi.

    Faktor dalam proses produksi, penulis mengkaitkan dengan usaha tani ternak

    unggas seperti tanah, modal, tenaga kerja, dan skil. Akan tetapi ada pendapat

    sebenarnya tidak perlu jadi masalah, yaitu tanah merupakan faktor kunci usaha

    dalam pertanian, tanpa tanah mustahil usaha tani dapat dilakukan, disamping itu

    modal juga menjadi sumber mutlak yang diperlukan dalam usaha pertanian, tanpa

  • 9

    modal sudah pasti usaha tidak bisa dilakukan, paling tidak modal dibutuhkan untuk

    pengadaan bibit dan upah tenaga kerja, sedangkan tenaga kerja juga memberikan

    pengaruhi terhadap nilai produksi dimana jumlah tenaga kerja adalah untuk

    pengelolaan besarnya skala usaha dan skil yang memberi motivasi terhadap

    pertumbuhan kualitas dan kuantitas produksi.

    Faktor-faktor yang berkaitan dengan produtivitas usaha tani unggas perlu

    ditinjau pertambahan berat badan, karena hal ini menjadikan sebagai pegangan

    berproduksi bagi peternak dan para ahli, bila pertambahan berat badan yang

    diperoleh peternak lebih baik dari standar atau mendakati standar maka gembiralah

    peternak itu. Akan tetapi pertambahan berat badan harus pula di kaitkan dengan

    konsumsi ransumnya. (Rasyaf 2006, h.64)

    Peningkatan produksi dalam pengeloaan usaha, selain pengertian faktor

    tanah, produksi juga memerlukan permodalan dalam usaha seperti yang

    dikemukakan.

    Daniel (2002. h:20-21) lebih lanjut menyatakan. “Keberadaan modal sangat

    menentukan tingkat produksi atau macam teknologi yang diterapkan. Kekurangan

    modal menyebabkan kurangnya masukan yang diberikan sehingga menimbulkan

    risiko kegagalan atau rendahnya hasil yang akan diterima”.

    Tahap dalam produksi usaha tani unggas sangat membutuhkan tenaga atau

    pengetahuan dalam mengelola usaha karena, “ kekurangan tenaga kerja dari segi

    jumlah akan dapat menghambat proses produksi sesuai dengan yang direncanakan.

    dilanjutkan bahwa. Sedangkan mutu tenaga kerja yang diperlukan dalam proses

    produksi sangat penting untuk menjamin agar penempatan tenaga kerja yang

    direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dalam suatu jenis pekerjaan”.

    (Sa’id dan Intan 2004, h. 44)

  • 10

    Berdasarkan apa yang telah diuraiakan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

    faktor yang mempengaruhi produksi ialah penggunaan faktor-faktor produksi secara

    pengetahuan yang terbimbing dalam mengelolah produksi sesuai dengan kebutuhan

    tingkat permitaan konsumen.

    2.1.1 Modal

    Modal (capital) sering diartikan secara berbeda. Dalam konteks akuntansi,

    modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis. Dalam

    manajemen modal dikaitkan dengan keseluruh aktiva sehingga mencakup ekuitas dan

    utang bisnis. Pengertian ini sering diakibatkan oleh perbedaan tujuan pembahasan,

    dimana akuntansi lebih terkait dengan masalah adaministrasi dan hukum, sedangkan

    manajemen dengan masalah efesiensi. Terlepas dari perbedaan tersebut ada dua tipe

    modal yaitu:

    1. Modal adalah modal berasal dari luar usaha yang tertanam di dalam perusahaan

    untuk jangka waktu tertentu lamanya, contoh seperti pinjaman.

    2. Modal sendiri ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang

    tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal

    dapat berasal dari pendapatan usaha (keuntungan) Perusahaan. (Firdaus 2009,

    h.10-16)

    Pengorganisasian modal merupakan penyusunan anggaran yang digunakan

    dalam usaha peternakan. Pengorganisasian modal bertujuan untuk mengetahui

    jumlah biaya yang dibutuhkan mulai dari persiapan hingga usaha berjalan dan

    menghasilkan produk. Penyusunan anggaran akan mempermudah peternak atau

    pengusaha dalam menjalankan kegiatan usahanya. Besarnya biaya yang digunakan

    dalam kegiatan produksi akan mempengaruhi harga jual produk yang dihasilkan.

    Namun modal digunakan ketika memulai usaha dan saat usaha berjalan. Modal yang

  • 11

    digunakan saat memulai usaha disebut modal awal (investasi), sedangkan modal

    yang digunakan saat usaha berlasung disebut sebagai biaya operasional produksi

    (Rihardi dan Hartono 2003.h. 46-47).

    Harrod dalam Amalia (2007.h.14) mengemukakan peranan modal

    mempunyai fungsi ganda yaitu:

    a. Meningkatkan kapasitas produksi

    b. Meningkatkan daya beli.

    Sedangkan tujuan penanaman modal:

    a. Untuk mengganti alat-alat modal yang tidak dapat digunakan lagi.

    b. Untuk memperbesar jumlah alat modal yang tersedia dalam masyarakat.

    Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa modal

    adalah sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis, namun modal

    menjadi sumber yang harus digunakan, seperti jumlah modal kerja yang dimiliki

    sangat menentukan skala usaha. Dalam permodalan biaya investasi dikeluarkan oleh

    peternak yang nilainya tetap, meskipun total produknya berubah ini menjadikan

    penerapan modal yang penting dalam usaha tani ternak unggas.

    2.1.2 Tenaga Kerja

    Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di

    dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat (UU Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1999) Oleh

    karena itu perusahaan akan memberikan balas jasa kepada pekerjaan dalam bentuk

    upah. Jadi yang dimaksud dengan upah tenaga kerja adalah semua balas jasa (taken

    pretasi) yang diberikan oleh perusahaan kapad semua pekerja (Sardono, et. al, 2011,

    h 20).

  • 12

    Pengertian lain tenaga kerja secara mikro adalah orang yang tidak saja

    mampu bekerja, tapi secara nyata menyumbangkan potensi kerja yang dimilikinya

    kepada lingkungan kerjanya dan menerima imbalan upah, dan upah tersebut bisa

    berupa barang atau uang. Sedangkan pengertian secara makro termuat dalam

    Undang-undang Pokok Ketenagakerjaan no.14 tahun 1969, yaitu “Setiap orang yang

    mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna

    menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

    http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-

    angkatan.htmldiakses tanggal 25 Agustus 2013

    Tenaga kerja perlu kita ketahui dimana “dari segi kuantitas, tenaga kerja

    bukanlah suatu hal yang sulit, untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan

    bertanggung jawab, diperlukan prses seleksi agar tenaga kerja memiliki jalul karir

    sendiri. Dalam proses seleksi tenaga kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti

    tingkat pendidikan, pengalaman, keterampilah, kondisi fisik, dan jenis kelamin

    (Abidin 2006, h. 20)

    Pengelolaan tenaga kerja juga perlu diperhatikan dengan jumlah karena.“

    kekurangan tenaga kerja dari segi jumlah akan dapat menghambat proses produksi

    sesuai dengan yang direncanakan. dilanjutkan bahwa. Sedangkan mutu tenaga kerja

    yang diperlukan dalam proses produksi sangat penting untuk menjamin agar

    penempatan tenaga kerja yang direkrut sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan

    dalam suatu jenis pekerjaan” (Sa’id dan Intan 2004, h. 44)

    Melihat tenaga kerja ini, perlunya proses seleksi dalam hal prilaku dan

    pengetahuannya, dan pengelolaan tenaga kerja juga perlu memperhatikan kuantitas

    atau jumlah tenaga kerja agar dapat menciptakan produksi yang seimbang dalam

    menentukan permintaan terhadap konsumen.

    http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.htmlhttp://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.html

  • 13

    2.2 Usaha Tani Peternak Unggas

    Yuwanta (2007,h.11) mengemukakan bahwa “peternak unggas adalah

    bagaian yang tidak dipisahkan dengan pertanian karena sebagian besar peternak

    unggas lokal adalah petani, dan pakan unggas pada umumnya adalah biji-bijian hasil

    petani.

    Pengertian lain juga dapat dijelaskan dari usaha tani ternak unggas yang

    berbentuk tujuan produksi dalam kebutuhan ekonomis ialah.

    Usaha tani ternak unggas merupakan hewan dipelihara untuk kebutuhan

    daging hewani. Maka dapat dijelas pengembangan usahanya yaitu “pada awalnya

    pemeliharaan ternak dilakukan oleh masyarakat hanya untuk pemenuhan kebutuhan

    diri sendiri dan keluarganya. akan tetapi sejalan pengembangan zaman kegiatan

    peternakan mengalami perubahan dan mengarah pada bentuk usaha sebagai sumber

    pendapatan.“ dari penjelasan diatas bahwa pengembangan usaha ternak unggas sudah

    menjadi bentuk usaha yang berorientasi pada kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk

    mencapai pendapatan dalam usahanya”(Rihardi dan Hartono 2003, h. 9-10).

    Sejauh ini penulis melihat dalam pengembangan usaha ternak unggas yang

    mana dalam pengelolaan usaha tani ternak unggas tidak terlepas dari bentuk usaha

    tani ternak unggas sebagai tujuan produksi.

    Selanjutnya Rihardi dan Hartono (2003, h. 8) menyatakan bahwa “usaha

    tani ternak unggas dapat kita lihat suatu gambaran usaha yang mencapai tingkat

    pengelolaan, dimana “Keberhasilan suatu usaha sedikit banyaknya ditentukan oleh

    kemampuan peternakan dalam mengelolah usahanya, sebagaian besar usaha

    peternakan masih dikelolah dengan skala usaha kecil dan menengah”. Penyebabnya

    antara lain ialah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para peternak.

  • 14

    Berpijak dari pengertian usaha tani ternak unggas perlu juga mengetahui

    pengertian yang menggambaran usaha tani atau usaha tani ternak unggas, yang mana

    usaha tani adalah setiap organisasi yang tersusun dari alam tenaga kerja, modal dan

    manajemen yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.Pada dasarnya

    setiap usahatani memiliki empat unsur pokok yang terdiri dari unsur lahan yang

    diwakili oleh alam, unsur tenaga kerja yang terdiri atas petani (bersama keluarga),

    unsur modal yang beragam jenisnya (ternak, tanaman, alat-alat) dan unsur

    manajemen yang peranannya dibawakan oleh seseorang yangdisebut petani.

    Keempat unsur tersebut tidak dapat dipisah-pisahkan dalam usaha tani karena sama

    penting dalam mengembangkan usaha peternakan dan perdagang ternak unggas,

    dimana sangat menjanjikan dari tahun ke tahun semakin menonjol peranannya dalam

    meningkatkan pendapatan usahatani dan perdagangan serta semakin mempersempit

    kesenjangan terhadap peningkatan akan kebutuhan daging hewani, hal ini dilanjutkan

    bahwa, pakan juga harus diberikan seekonomis mungkin tanpa mengurangi mutu dan

    nilai gizinya, untuk menghematkan biaya pakan, umumnya peternak mencampur

    berbagai jenis pakan (Pambudhi dan Lantera 2003, h. 55).

    Kriteria usaha dalam bentuk ekonomis yaitu dapat dijelaskan secara analis

    ekonomis, dimana, “Analisis ekonomi usaha tani peternakan unggas terdiri dari

    komponenpenerimaan dan pengeluaran, sehingga diperoleh estimasi keuntungan

    maupun kerugian yang menjadi salah satu indikator dalam kelayakan usaha

    tersebut”. Sejauh ini dapat dijelaskan bahwa, “Komponen penerimaan terdiri dari

    penjualan unggas hidup dan produksi telur. Komponen pengeluaran terdiri dari biaya

    tetap dan biaya tidak tetap dalam suatu siklus produksi pada skala usaha tertentu

    masih ada kendala yang harus dihadapi, seperti warna karkas (daging) yang masih

    kurang bersih (Juntak 2005, 1-5-17).

  • 15

    Upaya dalam menentukan kebutuhan konsumen terhadap unggas ada

    beberapa keteria konsumen, akan tetapi sebagai peternak unggas perlu diketahui

    seperti tujuan memelihara ayam ada dua tujuan yaitu: “Sebagai hobi dan bisnis,

    ayam yang dipelihara untuk dinikmati keindahan suaranya dan keelokan bulunya,

    keunikan penampilannya atau ketanggkasan pertarungnya. sementara ayam yang

    dipelihara untuk tujuan komersial, praktisi dikelolah untuk orientasi petelur,

    pedaging, atau bibit”. Penjelasan diatas memberikan gambaran bahwa kebutuhan

    unggas bukan kebutuhan daging saja akan tetapi ada hal lain yang diminati

    konsumen (Iswanto 2005, h. 7)

    Menurut beberapa pemerhati unggas, ayam ini memiliki prospek bisnis cukup

    baik. Hal ini ditunjang oleh berbagai potensi yang dimilikinya, disamping itu,

    membudidayakannya ada hal yang perlu diperhatikan. Sementara itu, permintaan

    telur ayam yang cukup tinggi, ini memberikan produktifitas usaha harus mampu

    meningkatnya, karena kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat, dan perlu kita

    ketahui suatu kegiatan usaha peternak unggas tidak lepas dari cara membudidayakan,

    atau pengetahuan dalam memelihara agar mampu mengahasilkan produksi hasil

    ternak lebih efesien terhadap nilai-nilai jual dan terhadap hasil peternakan pada

    pasca panen.

    Sejauh yang telah dikemukakan di atas gambaran usaha peternak unggas

    dapat dilihat dari jenis unggas dan potensi-potensi yang dimiliki mampu

    menguntungkan secara ekonomis dan tidak mengurangi mutu dan nilai gizinya,

    dimana dipelihara untuk tujuan komersial, praktisi dikelolah atau untuk orientasi

    petelur, pedaging, atau bibit, yang dapat meningkatkan hasil produksi yang

    beorientas pada pendapatan usaha ternak unggas sehingga mampu miningkatkan

    produksi usaha peternak.

  • 16

    2.3 Hasil Produksi Sebagai Faktor Pendapatan

    Tingkat pendapatan dapat kita jelaskan pengertiannya ialah “Pendapatan

    adalah suatu hasil yang di dapatkan oleh seseorang setelah melakukan pekerjaan

    walaupun hasil yang dicapainya masih rendah ataupun sudah cukup tinggi yang

    nantinya digunakan untuk mencukupi suatu kebutuhan ataupun mengkonsumsi suatu

    barang dan jasa”.(http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-

    tingkat-pendapatan. html // diakses tanggal17/07/2013).

    Upaya dalam meninjau pengaruh Peningkatan Produksi dan pendapatan

    didalam kegiatan ekonomi maka dapat dijelaskan “pada faktor pertumbuhan ekonomi

    yang mana tergatung pada modal, tenaga kerja dan teknologi, sedangkan komponen

    pertumbuhan ekonomi dari semua bangsa di dunia yaitu:

    a. Akumulasi modal.

    b. Pertumbuhan Penduduk.

    c. Kemajuan Teknologi.

    Akumulasi modal (Capital accumulation) terjadi apa bila sebagian

    pendapatan ditabungan dan investasi kembali dengan tujuan memperbesar output

    dan pendapatan kemudian hari. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan

    kerja dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi,

    karena pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestik lebih

    besar. Kemajuan teknologi adalah ditemukan cara baru atau perbaikan cara lama

    dalam mengenai pekerjaan tradisional (Amalia 2007, h.23-24)

    Berdasarkan teori ekonomi pendapatan/penerimaan keuntungan mempunyai

    arti yang sedikit berbeda dengan pengertian keuntungan dari segi pembukuan.

    Ditinjau dari sudut pandangan perusahaan/pembukuan seperti telah diterangkan di

    atas, keuntungan adalah perbedaan nilai uang dari hasil penjualan yang diperoleh

    http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.%20html%20/http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.%20html%20/

  • 17

    dengan seluruh biaya yang dikeluarkan. Keuntungan menurut pandangan

    pembukuan, apabila dikurangi lebih lanjut oleh biaya tesembunyi, akan

    menghasilkan keuntungan ekonomi atau keuntungan murni (Pure profit). (Sukirno

    2011.h. 384)

    Yuwanta (2007, h. 13), “Sebagai usaha peningkatan pendapatan di daerah

    kemiskinan dan sekaligus mengubah kemiskinan menjadi sumber produksi ternak

    dengan kualitas tinggi”. Maksudnya peningkatan pendapatan usaha peternak harus

    bisa menentukan kualitas produksi.

    Daniel (2004, h.138-139) lebih lanjut menjelaskan bahwa “Perubahan tingkat

    pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsi. Secara teoritis,

    peningkatan pendapatan akan meningkatkan konsumsi. Namun bertambahnya

    pendapatan suatu usaha sangat mempengaruhi permintaan akan barang” Maka hal ini

    perlu melihat berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain:

    a. Harga

    b. Harga barang lain

    c. Selera

    d. Jumlah penduduk

    e. Tingkat pendapatan.

    Penulis mencoba merintis Faktor ini memberikan gambaran dalam suatu

    peningkatan pendapatan, setiap dalam usaha yang mana keadaan harga suatu barang

    mempengaruhi jumlah permintaan barang (Produksi) tersebut, harga barang lain juga

    memberikan dampak dari perubahan harga yang mempegaruhi terhadap permintaan

    barang lain. Sedang selera memberikan pengaruhi terhadap besar kecilnya

    permintaan. Pertumbuhan penduduk makin meningkat makin besar pula barang yang

  • 18

    dikonsumsi, dan tingkat pendapatan juga akan terjadi pengaruh terhadap banyaknya

    konsumsi.

    Pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya produksi, namun

    peternakan yang diarahkan pada suatu tujuan bisnis memang sudah semestinya

    berorientasi pada pasar dan mengharapkan keuntungan. “Faktor-faktor dalam

    artenatif produksi, produksivitas memiliki tahap pengelolaan secara teknis yaitu:

    a. Pegelolaan produksi yaitu memproduksi daging sesuai dengan sasaran yang

    hendak dicapai.

    b. Pengelolan pakan yaitu: pengawasan yang menjadi penting kelebihan persediaan

    atau pemborosan akibat ransum terbuang dan bisa mengalami kerugian.

    c. Pengelolaan tenaga kerja yaitu: bekerja dalam pengelolaan peternakan.

    d. Organisasi kerja di peternakan yaitu: teknis dan non-teknis, teknis ialah unsur

    faktor produksi, seperti makanan dan pencegahan penyakit yang menghasilkan

    produksi sesuai dengan tujuan. Sedangkan non-teknis ialah meliputi faktor

    administrasi umum yang bersifat mendukung unsur teknis.

    e. Biaya penerimaaan, dan keuntungan yaitu: jumlah uang yang dikeluarkan untuk

    membeli bibit atau peralatan yang menunjang dan tergantung pada situasi pasar,

    karena peternak tidak punya andil untuk menentukan harga pasar” (Rasyaf 2008,

    h. 132-140).

    Usaha peternakan dapat mengalami pasang surut karena dipengaruhi oleh

    beberapa faktor. Untuk itu, para pelaku usaha harus memperhatikan dengan baik

    faktor-faktor ini agar tidak mengalami kegagalan dalam berusaha. Secara garis besar,

    faktor-faktor yang mempengaruhi usaha peternakan dapat dibagi menjadi dua bagian

    yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun faktor internal sangat dipegaruhi yaitu:

  • 19

    a. Alokasi ialah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasil usaha

    peternakan, karena alokasi yang memiliki sentral produksi lebih menguntungkan

    dari pada bukan didaerah sentral produksi.

    b. Skala Usaha yaitu dapat mempengaruhi hasil produksi ternak, dari besar

    kecilnya skala usaha yang memberikan pengaruh terhadap pendapatan usahan

    ternak.

    c. Modal ialah kesedian yang cukup untuk menjadi kemutlak dibutuhkan dalam

    usaha peternakan. Besarnya modal dipengaruhi oleh besarnya skala usaha.

    d. Peternakan yaitu suatu usaha ternak dimana kemampuan peternak dalam

    mengelolah usahanya yang memiliki latar belakang pengetahuan, kenterampilan

    dan pengalaman adalah faktor yang harus diperhatikan dalam meningkat hasil

    usahanya.

    e. Ternak adalah hewan ternak dimana kondisi sehat dan sakit sangat mempengruhi

    produksi yang dihasilkan.

    Sedangkan faktor-faktor eksternal yaitu:

    a. Pasar merupakan suatu proses jual beli antara produsen, middleman, dan

    konsumen.

    b. Teknologi ialah suatu usaha peternakan juga ditentukan oleh perkembangan

    tekhnologi yang digunakan. Seperti dapat mengatur pola produksi, dan teknologi

    pemulihan benih yang dapat memudah peternak dalam meningkatkan hasil

    produksi.

    c. Kondisi ekonomi nasional. Usaha peternak sangat tergantung pada kondisi

    perekonomian nasional.

  • 20

    d. Kebijakan pemerintah yaitu kebijakan dalam subsektor peternakan. Seperti

    penyediaan fasilitas kredit usaha dan izin usaha. (Rihardi dan Hartono 2003,

    h.26)

    2.3.1 Usaha dan Produksi

    Rasyad (2006, h.70-71) Lebih lanjut bahwa Pendapatan usaha peternakan itu

    di bandingkan dengan biaya pakan. Dilanjutkan bahwa “Pendapatan usaha juga

    merupakan perkalian antara hasil produksi peternakan (dalam kilogram hidup),

    sedangkan biaya makanan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk

    menghasilkan kilogram ayam hidup tersebut” rincian penjelasan ini dapat

    diumpamakan, pada hari selasa telah dihasilkan 1.000 kg ayam hidup yang siap

    dijual, untuk menghasilkan 1.000 kg berat ayam hidup itu tentu ayam harus makan

    agar daging dapat terwujud.

    Analisis usaha dilakukan setelah gagasan usaha layak untuk dikembangkan,

    dilihat dari aspek pemasaran dan produksi. Pembahasan analisis usaha menyakut

    perhitungan biaya investasi dan operasional serta penerimaan dari hasil penjualan

    produk yang dihasilkan. Metode analisis usaha yang umum digunakan adalah

    anggaran aliran kas (cahs flow), analisis laba/rugi, return cost ratio (R/C), dan Break

    Even Point (BEP).(Rihardi dan Rudi 2003, h. 70).

    Pengembangan dalam usaha ternak perlu kita lihat berbagai faktor-faktor

    yang harus kita ketahui seperti. “Memenuhi tingkat keuntungan usaha peternakan,

    merupakan selisih positif antara pendapatan yang dihasilkan oleh usaha peternakan

    secara langsung maupun tidak langsung dari pengeluaran” dilanjutkan. “Sedangkan

    nilai keuntungan akan semakin tinggi, dan efesiensi usaha ternak juga tinggi, hal ini

    menjadikan salah satu cara yang paling klasik dan paling masuk akal dalam

  • 21

    meningkatkan efesiensi usaha peternakan adalah dengan menyiasati pakan”(Abidin

    2005, h.42)

    Produksi merupakan subsistem agribisnis yang melakukan kegiatan ekonomi

    untuk menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi ternak (sapronak). Jenis

    usaha atau industri yang terlibat dalam subsistem ini antara lain usaha pembibitan,

    industri pakan, industri obat-obatan dan industri penyediaan peralatan ternak(Rihardi

    dan Rudi 2003.h. 16).

    Penulis menguraikan bahwa kekuatan usaha juga tergantung pada produksi

    yang mampu mendistribusikan pasar. Adapun dalam meningkatkan produksi

    perlunya pengetahuan yang terbimbing dan berbagai pendidikan atau pengetahuan

    yang sudah dibernarkan dalam kajiannya seperti ilmu ekonomi dalam menyiasati

    permintaan pasar dengan hasil produksi. Selanjutnya kekuatan usaha juga perlu

    dipertahankan dan memberikan dampak terhadap konsumen dari berbagai nilai-nilai

    yang dipengaruhi oleh waktu-waktu yang memberikan tingkat permintaan dan

    penawaran harga barang produksi.

    2.3.2 Kendala dalam Membudidaya Unggas

    Beberapa permasalahan dalam membudidaya unggas selalu mengarah pada

    bentuk kesenjangan usaha, seperti perkembangan usaha industri perungasan sangat

    perlu melihat melihat kemampuan dalam produksi.

    Kendala yang sering kita temukan seperti potensi dan kemampuan individu

    untuk beternak, “akan tetapi yang mengakibatkan turunnya produksi dan reproduksi

    ternak unggas karena motivasi pemeliharaan belum mangarah pada ekonomi yang

    efesien, pengetahuan tentang reproduksi dan pembibitan masih tergolong rendah, dan

    masih terjadi pengurasan atau pengrusakan bibit karena petani peternak unggas justru

    menjual unggas yang baik agar mendapatkan nilai tukar rupiah yang tinggi, hal ini

  • 22

    bisa menyababkan sulitnya mendapat bibit dalam jumlah yang besar”(Yuwanta 2007,

    h. 16)

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan usaha ternak unggas perlu juga

    melihat berbagai faktor dalam menghasilkan produksi yang sering menjadi kendala,

    karena rendahnya produksi peternakan akibat rendah perhatian terhadap cara

    membudidayakan usaha ternak unggas.

    Iswanto (2005, h.45) lebih lanjut dalam bukunya bahwa, adanya

    kecenderungan, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih rendah bisa

    mendatangkan kerawanan sosial berupa tindakan kriminal. Maka hal ini untuk

    menghindari membangun peternakan ayam kampung di lokasi tersebut. Ada baiknya

    sebelum usaha dimulai dilakukan surve lapangan untuk memantau sosial ekonomi

    masyarakat.

    Perkembangan produksi unggas yang terus meningkat sebenarnya

    menjanjikan keuntungan yang baik seperti apa yang kita pikirkan, apabila

    perkembangan itu mengalami masalah penyakit pada semua unggas seperti ayam

    yang dipeliharanya, bisa dikatakan peternak tersebut telah gagal (terutama dari segi

    produksi unggas). Lebih lanjut “Masalah penyakit disekitar itulah hal yang harus

    diperhatikan peternak dari hari ke hari untuk menghasilkan daging ayam yang

    ekonomis dan berkualitas baik”. Oleh karena itu petani ternak unggas wajib

    mengenal penyakit-penyakit yang kerap menyerang pada ungags(Rasyaf 2008, h.

    142).

    Pengelolaan usaha ternak unggas mempunyai beberapa ketentuan dalam

    kuantitas, dimana kuantitas yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap besar

    kecilnya kebutuhan tenaga kerja.

  • 23

    Selanjutnya dalam pengembangan usaha ternak unggas, perlu diketahui

    berbagai usaha yang dikembangkan dan berbagai produksi yang dihasilkan, maka

    besarnya usaha yang dikelola “seperti dalam usaha skala kecil jumlah induk

    (Unggas) adalah 100-200 ekor, biasanya, dalam skala kecil ini peternak tidak

    membutuhkan orang lain tenaga kerja, tetapi peternak itu sendiri sekaligus sebagai

    tenaga kerja”(Pambhudidan Lantera 2003, h. 79).

    Perkembangan dalam membudidayakan peternakan unggas penulis melihat

    suatu kegiatan usaha ternak unggas juga banyak kita dijumpai seperti adanya

    kelemahan-kelemahan didalam mengembangkan produk peternakan, antara lain di

    sebabkan karena kurang perhatian terhadap masalah-masalah produksi dan

    pemasaran seperti pembelian, sorting penyimpanan, pengangkutan dan pengelolaan

    sering tidak berjalan seperti yang diharapkan sehingga efesiensi pemasaran menjadi

    lemah dan biaya angkutan yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh gangguan penyakit

    pada unggas yang dapat mengurangi produktivitas hasil panen usaha ternak unggas.

    2.4 Pasar dan Pemasaran

    Pasar adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam menentukan tingkat nilai jual

    seperti produk pertanian dan peternakan. “Namun pasar sebenarnya mengandung

    dua arti : arti fisik dan arti makna. Sebenarnya keduanya tetap sama, yaitu pertemuan

    antara pembeli dengan penjual atau lebih inti lagi pertemuan permintaan dan

    penawaran”(Rasyad 2006 h.176).

    Upaya melihat suatu pengembangan pasar dimana dapat dipastikan dengan

    informasi yang jelas tetang pasar lebih lanjut “dimana permintaan pasar yang selalu

    memacu pada jumlah penjual, sedangkan jumlah konsumen biasanya diasumsikan

    banyak. Secara umum efek subtitusi lebih besar disbanding dengan efek

  • 24

    pendapatan”. Hal ini merupakan karakteristik permintaan suatu produk oleh seorang

    konsumen, dimana penjumlahan permintaan semua individu (Sunaryo 2001, h. 59)

    Kegiatan usaha tani ternak unggas untuk meningkat daya jual daging unggas

    kepada konsumen, hal ini perlu ditinjau dalam keahlian dibidang pemasaran dan

    harus dimulai dengan pengertian yang benar tentang pemasaran, karena pemasaran

    merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha

    termasuk dalam usaha tani (agribusinessman), “hal ini dapat dijelaskan bahwa yang

    mana tujuan usaha tani berorientasi untuk mendapatkan laba, dan berkembangnya

    usaha dengan apa yang diharapkan”. (Firdaus 2008, h.161)

    Uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa kekuatan pasar yang memberikan

    dampak terhadap perputaran modal yang berlangsung-Nya dengan tingkat

    permintaan terhadap hasil produksi. Sedangkan pemasaran suatu produk peternakan

    unggas juga melihat berbagai hitungan pada saat panen, karena hasil panen usaha

    tani ternak unggas tergantung pada besar/kecil nya modal yang menjadi aset

    usahanya.

    Sistem pemasaran pertanian tersebut mencakup kegiatan produksi dan

    memiliki sasaran dan berusaha untuk memaksimumkan tingkat konsumsi masyarakat

    terhadap berbagai jenis produk yang dipasarkan(Sa’id dan Intan 2004, h.62).

    Maka dalam analisa penulis usaha ternak unggas jika mampu memproduksi

    unggas sesuai dengan permintaan pasar maka hal ini menjadikan efensiensi terhadap

    nilai jual dan mampu memasuki pasar. Akan tetapi usaha tani ternak ungas juga

    harus memperoleh informasi, terutama pada fluktuasi harga. Menurut keterangan dari

    peternak, ternyata pemasaran terhadap harga sudah ditentukan harga satuan produk

    dengan jenis unggas yang telah diproduksi, maka efesiensi pendapatan sangat

    tergantung pada perputaran modal dan hasil produksi yang akan dipasarkan.

  • 25

    2.5 Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan dari apa yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi

    hipotesis dalam penelitian ini yaitu di duga jumlah modal dan tenaga kerja

    berpengaruh signifikan terhadap tinggkat Produktivitas usaha ternak unggas di

    Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

  • 26

    III. METODE PENELITIAN

    3.1. Ruang Lingkup Daerah Penelitian

    Daerah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

    Barat, Kecamatan Meureubo terdiri 26 Desa, sedangkan untuk penelitian Usaha

    ternak unggasdi di batasi dengan tiga Desa yaitu, Desa Pasi Aceh, Mesjid Tuha dan

    Desa Ranto Panyang Barat, pada umumnya usahaternak unggas di Desa Tersebut

    memiliki Karakteristik yang homogen dan daerah sentral usaha ternak unggas di

    Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

    Usaha Tani ternak unggas di Desa Tersebut memiliki jenis usaha ternak

    unggas yang bervariasi seperti jenis ternak unggas Ayam Broiler, Ayam Kampung,

    Itik, Entok dan Angsa.

    3.2. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif eksplansi

    yaitu jenis penelitian yang bertujuan melihat pengaruh variabel satu dengan variabel

    lainnya, yaitu dengan hubungan kausal antara variabel independen (Modal dan

    Tenaga Kerja) terhadap variabel dependen (produktivitas).

    3.3. Populasi dan Sampel

    3.3.1. Populasi

    Kecamatan Meureubo terdiri dari 26 Desa, sedangkan yang menjadi Subjek

    penelitian ini adalah terdiri dari 3 Desa, dengan alasan bahwa 3 Desa tersebut

    merupakan daerah sentralisasi usaha perternak unggas dan cocok digunakan sebagai

    lahan peternakan karena wilayah tersebut berdekatan dengan perkotaan. Populasi

    penelitian ini (Arikunto (2001, h. 107) mengemukakan bahwa apabila objek

  • 27

    penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga

    penelitiannya merupakan penelitian populasi dan apabila jumlah populasi lebih dari

    100, maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih.. Adapun populasi

    usaha ternak unggas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel 4

    Populasi usaha Ternak Unggas

    No Nama Desa Jumlah Petani Ternak

    Unggas

    1 Pasi Aceh Baroh 15

    2 Mesjid Tuha 8

    3 Ranto Panyang Barat 17

    Jumlah 40 Sumber : Data Penelitian (2013)

    3.3.2. Sampel

    Mengingat jumlah populasinya kurang dari 100 maka peneliti mengambil

    sampel keseluruhan dari populasi yaitu 3 Desa dengan sampel 40 orang masyarakat

    peternak unggas dengan teknik pengambilan sampel yang ditentukan secara sengaja

    (Purposive sampling) dari keseluruhan Populasi pada masing-masing usaha tani

    ternak unggas.

    3.4. Data penelitian

    3.4.1. Jenis dan Sumber Data

    Untuk keperluan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan data skunder

    dan primer yaitu :

    a. Data Skunder

    Data skunder adalah Data yang diperoleh dari instansiterkait seperti Departemen

    Pertanian, Kantor Kecamatan dan literatur seperti majalah dan skripsiyaitu sebagai data

    pendukung dalam penelitian ini.

  • 28

    b. Data Primer

    Data primer diperoleh lansung dari peternak unggas dengan menggunakan

    metode wawancara langsung terhadap peternak dengan menggunakan daftar

    pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan.

    3.4.2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan

    cara:

    a. Studi Pustaka (Libray Resarch) ialah mengumpulkan data yang diperlukan

    dengan cara membaca buku-buku dan literatur lainya baik yang wajib maupun

    yang dianjurkan yang berhubungan dan ada kaitannyadengan masalah yang

    dibahas dalam penelitian ini.

    b. Penelitian lapangan (Field Research) ialah Metode ini dilakukan dengan cara

    mengadakan wawancara secara langsung kapada pihak-pihak yang dapat

    memberikan keterangan yang berhubungan dangan masalah yang akan dibahas.

    Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara langsung dengan Petani

    ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

    3.5. Model Analisis Data

    Analisa data yang digunakan untuk mengetahui tingkat produktivitas Usaha

    adalah sebagai berikut :

    Produktivitas (Ekor/HKSP) = Nilai Jual Produk (Ekor /Panen )

    Jumlah HKSP .............................. (1)

    Analisa data yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi

    produktivitas Usaha peternak digunakan rumus Regresi Linear Bergandadimana :

    Y= a + b1 X1 + b2 X2 + e ................................................................................ (2)

    Y = Produktivitas Usaha (Ekor /HKSP)

  • 29

    a = Konstanta

    b1, b2 = Koefisien Regresi Variabel X1 dan X2,

    X1 = Modal (Rp)

    X2 = Tenaga Kerja Jam Kerja Harian

    e = Standart kesalahan (Error)

    Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel

    bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). digunakan Koefesien determinasi (r2)

    merupakan kuadrat dari nilai koefesien korelasi.

    Rumus koefesien determinasi menurut Hasan (2001, h. 236) :

    KP = r2 x 100% ............................................................................................ (3)

    Dimana :

    KP = Besarnya Koefesien penentu (determinasi)

    R = Koefesien Korelasi

    3.6. Definisi Operasional Variabel

    Agar penelitian ini lebih terarah, peneliti membatasi penelitian untuk melihat

    identifikasi produktivitas usaha tani unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten

    Aceh Barat, yaitu :

    a. Produkstivitas Usaha Ternak Unggas (Y) merupakan kegiatan produksi

    perbandingan antara output dengan input yang dihasilkan oleh usaha ternak

    unggas diukur dengan jumlah unggas x Hari Kerja/Jumlah Pekerja

    (ekor/HKP) tahun 2013 di Kecamatan Meuerubo Kabupaten Aceh Barat.

    b. Modal (X1), merupakan jumlah uang atau modal usaha yang dikeluarkan oleh

    peternak untuk biaya produksi hingga diukur dengan rupiah (Rp) tahun 2013

    di Kecamatan Meuerubo Kabupaten Aceh Barat

  • 30

    c. Tenaga Kerja (X2) merupakan jumlah tenaga usaha dalam mengelola usaha

    tenak unggas yang di ukur dengan Jumlah Jam Kerja Harian (JKH) tahun

    2013 di Kecamatan Meuerubo Kabupaten Aceh Barat

    3.7. Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis penulis menggunakan Uji t untuk menguji hipotesis suatu

    parameter bila sampel berukuran kecil (n < 30) dan ragam populasi tidak diketahui.

    Rumus Uji t menurut Ruslan (2006) dalam Susanti (2011,h.32) yaitu :

    𝒕 = 𝒏−𝒓𝟐𝒓

    𝟏−𝒓𝟐 ...................................................................................................... (4)

    Keterangan :

    n : Jumlah Sampel

    r : Koefesien korelasi

    Hipotesa stastistik yang diguanakan dalam penelitian ini adalah :

    a. H0 : β ≠ 0, variabel independen (modal dan tenaga kerja) secara parsial tidak

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas Usaha

    Ternak Unggas)

    b. H1 : β ≠ 0, artinya variabel independen (modal dan tenaga kerja) secara parsial

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas Usaha

    Ternak Unggas).

    Kriteria uji Hipotesis yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah

    a. Apabila t hitung lebi besar dari pada t tabel maka dengan sendirinya H0

    ditolak, dan H1 diterima (tingkat signifikansi 5%).

    b. Apabila t tabel lebih besar dari pada t hitung maka dengan sendirinya H1-

    ditolak, dan H0 diterima (tingkat signifikan 5%).

  • 31

    Disamping itu, pengaruh secara simultan (bersama-sama) maka digunakan uji

    koefesien regresi uji F (f-test) pada tingkat signifikansi 0,05 (α = 5%) dengan derajat

    kebebasan (df) n-k-1.

    Pengujian hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan penelian yang

    belum dibuktikan kebenarannya. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah untuk

    mengetahui bahwa hasil penelitian yang diperoleh merupakan dengan tingkat

    keyakinan 95 %. Untuk mencari nilai F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai

    berikut:

    𝐅 =𝑹𝟐/𝒌

    (𝟏−𝑹𝟐) / (𝒏−𝒌−𝟏) ....................................................................................... (5)

    Keterangan :

    R2 : Koefesien Determinasi

    N : Jumlah Data atau kasus

    K : Jumlah variabel independen

    Dengan demikian, pengujian hipotesis dalam penelitian ini secara simultan

    dinyatakan dengan keputusan sebagai berikut :

    a. Bila Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak dan H0 diterima, yang menyatakan bahwa

    yang mempengaruhi Modal dan Tenaga Kerja tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap produktivitas usaha ternak unggas di Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat.

    b. Bila FHitung > FTabel maka H1 diterima dan H0 ditolak, yang menyatakan bahwa

    yang mempengaruhi Modal dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan

    terhadap Produktivitas ternak unggas di Kecamtan Meureubo Kabupaten Aceh

    Barat.

  • 32

    IV. HASIL PEMBAHASAN

    4.6. Deskripsi Variabel Penelitian

    Bagian ini penulis akan menjelaskan tentang Faktor-faktor yang

    Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat.

    4.7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Kecamatan Meureubo merupakan salah satu kecamatan yang ada di

    Kabupaten Aceh Barat degan luas wilayah 510,18 KM2. Setelah pengumpulan data

    yang berupa data produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat yang terdiri dari tiga Desa diantaranya Desa Pasi Aceh Baroh,

    Mesjid Tuha, dan Ranto Panyang Barat dari data tersebut jumlah sampel yang

    diambil oleh penulis adalah sebanyak 40 orang yang diperoleh melalui data primer.

    Selanjutnya penulis melakukan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui

    seberapa besar faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Usaha Tani Ternak

    Unggas di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha, dan Ranto Panyang Barat

    Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

    Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan adalah untuk

    membuktikan hipotesis yang telah di ajukan benar adanya. Desa-desa yang ada

    dalam penelitian Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha, dan Ranto Panyang Barat

    adalah desa-desa yang mayoritas bermata pencahrian penduduknya sebagai petani,

    dan berternak maka dari itu peneliti memilih desa-desa tersebut.

    Analisis yang digunakan pada Penelitian ini adalah analisis Deskriptif yang

    menjelaskan tentang gambaran data-data variabel penelitian yaitu data yang dilihat

    dari Modal, Tenaga Kerja dan Produktivitas.

  • 33

    Berikut adalah data jumlah modal yang dikeluarkan oleh para peternak yang

    ada di Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid tuha dan Ranto Panyang Barat dapat dilihat

    pada tabel dibawah ini :

    Tabel 5

    Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di

    Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang Barat

    No Nama Desa Produktivitas

    (Ekor)

    Jumlah

    Modal (Rp)

    Jumlah

    Pemelihara/TK

    1 Pasi Aceh Baroh 3.462 21.798.000 15

    2 Mesjid Tuha 3.410 22.340.000 8

    3 Ranto Panyang Barat 603 4.957.000 17 Sumber : Data Primer penelitian (Oktober 2013 diolah)

    Berdasarkan tabel 5 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah Produktivitas

    unggas terbanyak teletak pada Desa Pasi Aceh Baroh dengan jumlah keseluruhan

    unggas 3.462 ekor jumlah modal yang dikeluarkan sebesar Rp. 21.798.000 dan

    jumlah Pemelihara/Tenaga Kerja 15 Orang, Selanjutnya diikuti Desa Mesjid Tuha

    dengan Jumlah Unggas 3.410 ekor jumlah modal yang dikeluarkan sebesar

    22.340.000 dangan jumlah pemelihara 8 orang, sedangkan untuk desa Ranto Panyang

    Barat jumlah keseluruhan Unggas adalah 630 ekor dan modal yang dikeluarkan

    adalah Rp 4.957.000 dengan jumlah pemeliharaan adalah sebanyak 17 orang, itu

    disebabkan didesa ini tidak banyak minat para pemeliharaan unggas melainkan

    banyak menghabiskan waktunya untuk bercocok tanam disawah.

    Tabel 6

    Jumlah Produtivitas, modal dan Tenaga Kerja, para peternak Ungas yang di

    Desa Pasi Aceh Baroh, Mesjid Tuha dan Ranto Panyang Barat

    No

    Nama Desa

    Jumlah Unggas

    yang di Jual

    (ekor)

    Jumlah

    Modal (Rp)

    Pendapatan

    (Rp)

    1 Pasi Aceh Baroh 3.880 21.798.000 95.540.000

    2 Mesjid Tuha 2.843 22.340.000 115.880.000

    3 Ranto Panyang Barat 535 4.957.000 36.081.667

    Sumber : Data Primer penelitian (Oktober 2013 diolah)

  • 34

    Berdasarkan tabel 6 diatas dapat kita lihat bahwa jumlah unggas yang dijual

    setiap kali panen terbanyak adalah teletak pada Desa Pasi Aceh Baroh yaitu sebesar

    3.380 ekor dengan jumlah modal 21.798.000 dengan pendapatan kotor sebesar

    95.540.000, selanjutnya diikuti oleh Desa Mesjid Tuha jumlah unggas yang dijual

    sebesar 2.843 ekor dengan jumlah modal 22.340.000 dan mendapatkan pendapatan

    sebesar 115.880.000, kemudian untuk Desa Mesjid Tuha jumlah unggas yang dijual

    adalah 535 ekor dengan modal 4.957.000 dan pendapatan yang didapatkan sebesar

    36.0814.667.

    Berdasarkan penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa modal yang

    dikeluarkan sangat berpengaruh terhadap jumlah pendapatan yang didapatkan oleh

    para pemelihara unggas yang ada di tiga Desa yang peneliti lakukan penelitian.

    Selanjutnya peneliti melakukan analisis Stastistik yang digunakan untuk

    membuktikan hipotesis penelitian dalam hal ini digunakan analisis regresi liner

    berganda, analisis korelasi, uji t dan uji fyang diolah melalui program komputer

    Stastistik atu SPSS 17, dengan variabel Dependen Produktivitas (Y), dan variabel

    Independen (X) yang meliputi, Modal dan tenaga kerja.

    4.8. Hasil Pengujian Hipotesis

    Hasil penelitian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi Produtivitas usha tani ternak unggas Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat adalah Modal dan tenaga kerja. Karena dengan adanya modal

    dan tenaga kerja yang bagus maka Produktivitas para petani ternak akan bertambah

    setiap bulannya. Namun ada faktor lain diluar model yang bisa membuat pengaruh

    lebih besar bagi Produktivitas Petani ternak unggas yang ada di tiga Desa yang

    peneliti lakukan di Kecamatan Meureubo seperti banjir, wabah penyakit, petir dan

    lain sebagainya.

  • 35

    4.9. Pembahasan Penelitian

    Bagian ini penulis akan membahas tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi

    Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh

    Barat yang akan dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi berganda

    yang akan diolah melalui Program Stastistik SPSS 17. Dari hasil penelitian diperoleh

    hasilnya sebagai berikut :

    Tabel 7

    Stadar Deviasi Rata-rata dan Observasi

    Variabel Rata-Rata Std. Viasi Obsevasi

    1 Produktivitas 379.00 325.661 40

    2 Modal 3641018.75 2364885.154 40

    3 TenagaKerja 157.85 96.321 40

    Sumber : Hasil Regresi (Oktober 2013 diolah)

    Pada tabel 7 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata variabel Modal

    terhadap Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat adalah 379.00, dengan Standar deviasi 325.661, Modal

    terhadap produktivitas usaha ternak unggas dik Kecamatan Meureubo Kabupaten

    Aceh Barat mempunyai rata-rata sebesar 3641018.75 dengan standar Deviasi

    2364885.154.

    Kemudian untuk Produktivitas usaha Ternak Unggas di Kecamatan

    Meureubo Kabupaten Aceh Barat terhadap variabel modal dan tenaga kerja adalah

    untuk rata-rata diperoleh 157.85 dan untuk Standar Deviasi diperoleh .96.321, ini

    berarti Modal dan Tenaga Kerja bersama-sama mempengaruhi Produktivitas Usaha

    tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

  • 36

    4.9.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

    Tabel 8

    Hasil Koefesien Korelasi dan Determinasi

    Variabel Produktivitas Modal Tenaga Kerja

    Person Correlation

    a. Produktivitas b. Modal c. Tenaga Kerja

    1.000

    0.539

    0.676

    0.539

    1.000

    -182

    -0.676 -182

    1.000

    a. Koefesien Korelasi (R) b. Koefesian Determinasi

    Adjusted

    c. Koefesien Determinasi (R2)

    0.797a

    0.635

    0.616 Sumber : Hasil Regresi (Oktober 2013 diolah)

    Berdasarkan tabel 8 diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa koefisien

    korelasi variabel Independen (Modal X1 dan Tenaga Kerja X2) diperoleh R = 0,797

    secara positif menjelaskan terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel

    independen (X) terhadap Produktivitas (Y) dengan keeratan hubungan 79,7 persen,

    dikarenakan apabila Modal dan tenaga kerja bagus maka produktivitas akan

    meningkat, bergitu juga sebaliknya apabila Modal dan tenaga kerja kurang bagus

    maka produktivitas usaha tani Ternak unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten

    Aceh Barat akan menurun, jadi pengaruh yang ditimbulkan juga sangat berarti.

    Adapun mengetahui kriteria pengujian hubungan atau koefesien korelasi

    (KK) antar variabel menurut Hasan (2003, h. 234) adalah sebagai berikut :

    a. KK = 0, artinya tidak ada korelasi

    b. 0

  • 37

    Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat diketahui Modal X1 dan Tenaga

    kerja X2 terhadap Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat Koefesien determinasi dalam penelitian dalam penelitian ini

    dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

    Koefesien determinasi = R2 x 100 %

    Koefesien determinasi = (0.616) x 100%

    Koefesien determinasi = 61,6 %

    Berdasarkan perhitungan Analisis Koefesien Korelasi dan Determinasi

    penulis dapat menjelaskan bahwa nilai koefesien determinasi (R2) Adjusted bernilai

    616 persen. Dan menghasilkan R2 (R squer) sebesar 0.635 persen, yang dapat

    diartikan bahwa 63,5 persen dapat dijelaskan oleh variabel Modal dan Tenaga Kerja

    (X). Sedangkan sisanya sebesar 36,5 persen dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar

    model penelitian.

    4.9.2. Uji Regresi Linear Berganda

    Tabel 9

    Coeffecientsa

    Model

    Unstandardized Coefficients

    Standardized Coefficients

    t Sig.

    95,0% Confidence Interval for B

    B Std.

    Error Beta Lower Bound

    Upper Bound

    1 (Constant) 482.295 86.470 5.578 .000 307.089 657.500

    Modal 5.9215 .000 .430 4.259 .000 .000 .000

    TenagaKerja -2.020 .341 -.598 -5.918 .000 -2.712 -1.328

    Sumber : Hasil Regresi Linear Berganda (diolah) Desember 2013

    Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh persamaan regresi linear

    Berganda akhir estimasi sebagai berikut:

    Y = a + bx1 + bx2 + e

    Y = 482.295 + 5.9215 X1-2.020 X2 +e

    Persamaan Regresi linear tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • 38

    a. Konstanta

    Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai konstanta benilai

    positif yaitu sebesar 482.295. Nilai konstanta ini menggambarkan apabila Variabel

    Independen, Modal dan Tenaga Kerja sama dengan nol maka Produktivitas

    482.295/HKSP..

    b. Koefesien Regresi dari Variabel Independen X

    Berdasarkan persamaan diatas dapat dilihat bahwa nilai koefesien untuk variabel

    Independen:

    1. Untuk Variabel Modal hasil yang didapatkan bernilai positif yaitu sebesar

    5.9215. dapat diartikan bahwa setiap kenaikan variabel Produktivitas 1

    ekor/Rupiah maka variabel modal juga akan meingkat sebesar 5.9215 dengan

    asumsi variabel tenaga kerja dianggap tetap.

    2. Untuk variabel Tenaga kerja hasil yang didapatkan -2.020, juga bernilai positif

    ini berarti bahwa setiap kenaikan variabel Poduktivitas 1 ekor/jam maka variable

    tenaga Kerja akan meningkat sebesar -2.020 dengan asumsi variabel bebas lain

    yaitu modal kerja dianggap tetap dan usaha ternak unggas di Kecamatan

    Meureubo merupakan dalam katagori usaha sampingan.

    4.9.3. Uji t (Parsial atau Individu)

    Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel

    bebas Modal X1 dan tenaga kerja X2, terhadap Produktivitas (Y) secara individual

    dengan tingkat kepercayaan (Level of confidence 95 %) yaitu :

    Berdasarkan tabel diatas nilai thitung dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Modal X1

    Bedasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk variabel Modal nilai thitung > ttabel

    (4.259 > 1.687). maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga secara individual

  • 39

    variabel modal berpengaruh secara signifikan terhadap Produktivitas Usaha Ternak

    Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

    b. Tenaga Kerja

    Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk variabel Tenaga Kerja

    mempunyai nilai thitung

  • 40

    Hasil pengujian secara simultan diperoleh nilai Fhitung =32.223 sedangkan

    Ftabel pada F(0,05) = 2.47 dengan demikian Fhitung > Ftabel, maka kaedah keputusannya

    adalah hipotesis nol ditolak dan hipotesis alaternatif diterima pada taraf 95% artinya

    bahwa Variabel Modal X1, dan Tenaga Kerja X2 berpengaruh nyata terhadap

    Produktivitas Usaha ternak Unggas di area penelitian.

    4.10. Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan hasil output dari penelitian diatas variabel Produktivitas

    mempunyai hubungan secara positif terhadap variabel Modal dan tenaga Kerja

    Usaha Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, yaitu nilai

    Fhitung>Ftabel (32.223> 2.47), dan thitung

  • 41

    V. SIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan modal dan tenaga

    kerja mempengaruhi produktivitas unggas didaerah penelitian dimana dapat ditarik

    kesimpulan sebagai berikut:

    1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa koefesien korelasi Variabel

    Independen (modal X1 dan tenaga Kerja X2) diperoleh R= 0.797 secara positif

    menjelaskan terdapat hubungan yang tinggi dan kuat antara variabel independen

    (X) terhadap Produktivitas (Y) dengan keeratan hubungan, 79,7 persen.

    Dikarenakan apabila Modal dan tenaga kerja meningkat maka Produktivitas

    akan meningkat, bergitu juga sebaliknya apabila modal dan tenaga kerja

    menurun maka Produktivitas Usaha Tani Ternak Unggas di Kecamatan

    Meureubo Kabupaten akan menurun, jadi pengaruh yang ditimbulkan juga

    sangat berarti.

    2. Berdasarkan perhitungan Analisis Koefesien Korelasi dan Determinasi Penulis

    dapat menjelaskan bahwa nilai Koefesien determinasi (R2) adjusted bernilai 61,6

    persen. Dan menghasilkan R2

    (R square) sebesar 0.635 persen, yang dapat

    diartiakan bahwa 63,5 persen dapat dijelaskan oleh variable Modal dan Tenaga

    Kerja (X). Sedangkan sisanya sebesar 36,5 dapat dijelaskan oleh variabel lain

    diluar model penelitian.

    3. Berdasarkan hasil output dari penelitian diatas variabel Produktivitas

    mempunyai hubungan secara positif terhadap Variabel Modal dan tenaga kerja

    Usaha tani Ternak Unggas di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

    Untuk variable Modal nilai thitung>ttabel (4.259>1.687). maka H0 ditolak dan H1

  • 42

    diterima, sehingga secara individual variable Modal berpengaruh secara

    signifikan terhadap Produktivitas Usaha Ternak Unggas di Kecamatan

    Meureubo Kabupaten Aceh Barat sedangkan untuk variabel Tenaga Keja

    mempunyai nilai thitung

  • 43

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikonto. Panji. 2001.Psikologi Kerja. Rineka Cipta. Jakarta

    Dinas Pertanian dan Peternakan dalam Angka KabupatenAceh Barat. 2013

    H. Ating Tedjasutina. 2001. Kewirausahaan. Edisi 1. CV ARMICO. Bandung.

    Hadi Iswanto, 2005, Ayam Kampung Pedaging. Revisi IV. AgroMedia Pustaka.

    Jakarta.

    H.M. Burhan Bungin, 2005, Metodelogi penelitian Kuantitatif, Komunikasi,

    Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya.Edisi II Cet ke-6.

    Kecana Prenada Media Group. Jakarta.

    Husaini, Usman , et.al. 2006. Pengantar Stastistik. PT. Bumi Aksara. Yogyakarta.

    Hasan Iqbal, 2009. Pokok-pokok Materi Stastistik 2 (Stastistik Inferensif). PT Bumi

    Aksara, Jakarta.

    Lia Amalia. 2007. Ekonomi Pembangunan. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta.

    Linus Simanjuntak & Hadi Iswanto, 2005. Tiktok Unggas Pedaging Rendah Lemak.

    PT. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

    Moehar Daniel. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi 2. PT Bumi Aksar.

    Jakarta.

    Muhammad Rasyaf. 2006. Berternak Ayam Pedaging. Cet XXVI. PT. Penebar

    Swadaya. Jakarta.

    2008. Panduan Berternak Ayam Pedaging. Edisi IPT. Penebar Swadaya. Jakarta.

    Muhammad Fidaus. 2008. Manajemen Agribisnis. Edisi 1 PT. Bumi Aksara. Jakarta.

    . 2009. Manajemen Agribisnis. Cet 2. PT Bumi Aksara. Jakarta.

    Rihardi Fdan Rudi Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Edisi Rivisi IX. Penerbar

    Swadaya. Jakarta

    Sukirno, Sardono. 2011. Mikroekonomi Teori Pengantar. Edisi III. Cet 26. Rajawali

    Pers. Jakarta.

    Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial; Amplikasi Ekonomi Mikro. Edisi I. PT

    Gelora Aksara Pratama. Jakarta.

    Sa’id E. Gdan Intan A. H.2004. Manajemen Agribisnis. Cet II. Ghalia Indonesia.

    Jakarta.

  • 44

    Susanti. 2011, Sistem Pengujian Hipotesis. PT. Pustaka Utama Jakarta

    Tri Yuwanta. 2007. Beternak Ayam Buras. Cet I. PT Citra Aji Parama. Yogyakarta.

    Widharto Pambudhi& Tim Lantera, 2005. Berternak Ayam Arab Merah si Tukang

    Bertelur. Edisi Cetakan III. Penerbitan PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.

    Zainal Abidin. 2005. Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Petelur. Edisi 1.

    PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.

    http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-

    pendapatan.htmldiakses tanggal 17 Juli 2013.

    http://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-

    angkatan.html. diakses tanggal 25 Agustus 2013.

    http://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.htmlhttp://firdaaprilianto.blogspot.com/2011/12/i-hubungan-antara-tingkat-pendapatan.htmlhttp://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.htmlhttp://economicsjurnal.blogspot.com/2011/12/pengertian-tenaga-kerja-dan-angkatan.html

  • 45

    Lampiran 1

    Data Produktivitas, Modal dan Jumlah Tenaga Kerja Kecamatan Meureubo

    Kabupaten Aceh Barat

    No Nama Produksi

    (Ekor)

    Modal

    (Rp)

    Jam Kerja

    Harian

    1 MARLAWI 1050 6708000 93

    2 RIDHUWAN 510 3820000 93

    3 JAMINUDDIN 50 4631250 260

    4 JANNATI 60 5108000 240

    5 TARMIDHI 247 3862000 105

    6 M. ARIF 480 2607000 63

    7 SAFRANI 1200 12372000 63

    8 SHARUL 405 5665500 105

    9 NURSIMAH 600 2630000 60

    10 MARLINA 420 3344000 96

    11 IRADAH 720 2749000 60

    12 LATIFAH 510 2742000 60

    13 YUSLINAR 540 6222000 90

    14 MISNI 840 3964000 60

    15 MAWARNI 435 3379750 105

    16 SAKDAH 300 2975000 60

    17 SITI ABIDAH 210 2832750 105

    18 ABIDAH 720 2899000 60

    19 IRIDAH 975 1479000 114

    20 ANITA 720 3967750 105

    21 MAISARAH 135 2283250 105

    22 AISYAH 840 3700750 63

    23 MARLIANA 270 2727000 60

    24 YUNIFITRAH 780 12360000 184

    25 ANUWAR 60 3030000 210

    26 BUDI NINGSI 90 1991250 150

    27 M. YUNUS 50 2137500 180

    28 SAID ANW