faktor-faktor yang berhubungan dengan …lib.unnes.ac.id/26143/1/6411411199.pdf · leukemia atau...

128
i FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh Ellya Ma’unah NIM. 6411411199 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: ngokien

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KEJADIAN LEUKEMIA ANAK

DI KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh

Ellya Ma’unah

NIM. 6411411199

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang

Februari 2016

ABSTRAK

Ellya Ma’unah

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota

Semarang

XVI + 74 halaman + 20 tabel + 2 gambar + 38 lampiran

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam,

ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel

pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam

sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Permasalahan yang dikaji

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang tahun 2015.

Jenis penelitian ini adalah analitik dengan rancangan penelitian kasus

kontrol. Pada penelitian ini digunakan total sampling. Jumlah sampel kasus 31.

Dari hasil penelitian, didapatkan variabel yang berhubungan dengan

kejadian leukemia anak yaitu berat lahir ≥ 3.500 gr (p=0,009), riwayat keguguran

ibu (p=0,009, OR=4,163), pemberian ASI anak (p=0,004, OR=4,747),

penggunaan insektisida (p=0,010, OR=0,251), dan perilaku merokok (p=0,000,

OR=0,119).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara anak dengan

berat lahir ≥ 3.500 gr, riwayat keguguran ibu, pemberian ASI pada anak,

penggunaan insektisida, dan perilaku merokok orang tua dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang.

Kata Kunci : Faktor risiko; leukemia; leukemia anak

Kepustakaan : 50 (1994-2014)

iii

Public Health Science Department

Faculty of Sport Science

Semarang State University

September 2015

ABSTRACT

Ellya Ma'unah

Factors Associated with Childhood Leukemia Incidence in Semarang City

XVI + 74 pages + 20 tables + 2 pictures + 38 attachments

Leukemia or blood cancer is a variety of neoplastic disease, was characterized

by the production of abnormally (malignant transformation) of the blood-forming cells in

the bone marrow and lymphoid tissue. Normal cells in the bone marrow is replaced by

abnormal cells. Issues examined in this study are the factors associated with the

incidence of childhood leukemia in Semarang in 2015.

This type of research is analytic case-control study design. In this study used

total sampling. Total sample of 31 cases.

From the research results, obtained variables associated with the incidence of

childhood leukemia that birth weight ≥ 3.500 g (p=0.009), history of miscarriage mother

(p=0.009, OR=4.163), breastfeeding children (p=0.004, OR=4.747), the use of

insecticides (p=0.010, OR=0.251), and smoking behavior (p=0.000, OR=0.119).

The conclusion from this study is there is a relationship between a child with a

birth weight ≥ 3.500 g, maternal history of miscarriage, breastfeeding in children, the use

of insecticides and smoking behavior of parents with the incidence of childhood leukemia

in the city of Semarang.

Keywords : Risk Factors; Leukemia; Childhood leukemia.

Literature : 50 (1994-2014)

iv

v

vi

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal

kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang yang

beriman (Qs. Al Imran: 139).

2. Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang.

Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh

(Andrew Jackson).

3. Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal

yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak (Aldus Huxley).

PERSEMBAHAN:

Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis

kepada Allah SWT, karya sederhana ini penulis

persembahkan untuk:

1. Bapak, Ibu, adik dan keluarga besarku tercinta

yang selalu menjadi motivasiku dan yang setiap

waktu medo’akanku.

2. Rekan IKM 2011 serta almamater Universitas

Negeri Semarang.

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-

Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang”.

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari kesulitan dan hambatan, namun

berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik. Oleh karena itu, izinkanlah penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof.

Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd, atas ijin penelitian yang diberikan.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Irwan Budiono, S.KM., M.Kes (Epid), atas

persetujuan penelitian.

3. Pembimbing skripsi, dr. Mahalul Azam, M.Kes,. atas bimbingan dan arahan

dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Penguji I ujian skripsi, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes (Epid), atas saran dan

masukan dalam perbaikan skripsi ini.

5. Penguji II ujian skripsi, dr. Fitri Indrawati, M.PH, atas saran dan masukan

dalam perbaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu

pengetahuan yang telah diberikan selama ini.

7. Keluarga besar Yayasan Hematologi Yasmia Semarang, atas ijin dan bantuan

dalam proses penelitian.

ix

8. Pemerintah dan warga Kota Semarang atas kerja sama dan bantuan dalam

proses penelitian.

9. Bapak (Imam Hamzah, almarhum wal maghfurillah) dan Ibu (Kurniati)

tercinta atas ridho, do’a, kasih sayang, semangat, dukungan dan segala hal

yang selalu beliau berikan tanpa henti.

10. Adik (Asrorul Habib) atas do’a dan semangat yang telah diberikan.

11. Teman-teman seperjuangan, Arnis, Fitri, Hikmah, Visa, Laila, Tika, Youana,

terima kasih untuk doa dan waktu untuk saling bertukar informasi dan saran.

12. Keluarga besar Kost Accoustic atas keceriaan dan kebersamaan selama ini.

13. Teman-teman Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat angkatan 2011

atas kebersamaan, semangat, dan keakraban dalam penyusunan skripsi.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Meskipun demikian penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi

yang penulis susun ini masih banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap bahwa skripsi

ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Maret 2016

Penulis

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN............................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang masalah .................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

1.5. Keaslian Penelitian ............................................................................................ 9

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13

2.1. Landasan Teori ................................................................................................ 13

2.1.1. Leukemia ...................................................................................................... 13

xi

2.1.2. Jenis Leukemia ............................................................................................. 15

2.1.3. Epidemiologi Leukemia .............................................................................. 15

2.1.4. Patofisiologi Leukemia ................................................................................ 17

2.1.5. Determinan Leukemia .................................................................................. 18

2.1.6. Tanda dan Gejala Leukemia ....................................................................... 21

2.1.7. Diagnosis Leukemia ..................................................................................... 24

2.1.8. Penanganan dan Pengobatan Leukemia ...................................................... 24

2.1.9. Prognosis ..................................................................................................... 26

2.2 Kerangka Teori ................................................................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 28

3.1. Kerangka Konsep ............................................................................................ 28

3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................................... 28

3.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 29

3.4. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ................................................... 30

3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................................... 31

3.5.1. Populasi Penelitian ....................................................................................... 31

3.5.2. Sampel Penelitian ......................................................................................... 31

3.6. Sumber Data .................................................................................................... 35

3.6.1. Data Primer ................................................................................................. 35

3.6.2. Data Sekunder ............................................................................................. 35

3.7. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data ..................................... 36

3.7.1. Teknik Pengambilan Data ........................................................................... 36

3.8. Prosedur Penelitian ......................................................................................... 36

xii

3.8.1. Pengumpulan Data ...................................................................................... 36

3.8.2. Pengolahan Data ......................................................................................... 37

3.8.2.1. Editing ...................................................................................................... 37

3.8.2.2. Koding ...................................................................................................... 37

3.8.2.3. Entri .......................................................................................................... 37

3.8.2.4. Tabulasi .................................................................................................... 37

3.8.3. Analisis Data ............................................................................................... 37

3.8.3.1. Analisis Univariat .................................................................................... 37

3.8.3.2. Analisis Bivariat ....................................................................................... 38

3.9. Teknik Analisis ............................................................................................... 38

BAB IV .................................................................................................................. 39

4.1. Gambaran Umum ............................................................................................ 39

4.2. Hasil Penelitian .............................................................................................. 42

4.2.1. Analisis Univariat ....................................................................................... 42

4.2.2 Analisis Bivariat ........................................................................................... 49

BAB V ................................................................................................................... 58

5.1. Pembahasan .................................................................................................... 58

5.2. Hambatan dan Kelemahan Penelitian ............................................................ 66

BAB VI ................................................................................................................. 67

6.1. Simpulan ........................................................................................................ 67

6.2. Saran .............................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN ......................................................................................................... 75

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian ................................................................................. 9

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran......................................... 30

Tabel 4.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak ............................................... 42

Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak.................................. 43

Tabel 4.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir ............................................. 43

Tabel 4.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir ...................................... 44

Tabel 4.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak ............. 45

Tabel 4.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak .... 45

Tabel 4.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu ................... 46

Tabel 4.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Pemberian ASI pada Anak ......... 47

Tabel 4.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet ............................... 47

Tabel 4.10. Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga. 48

Tabel 4.11. Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua ................. 48

Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia

Anak ....................................................................................................................... 49

Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia

Anak ....................................................................................................................... 50

Tabel 4.14. Tabulasi Silang antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia

Anak ....................................................................................................................... 50

Tabel 4.15. Tabulasi Silang antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 51

xiv

Tabel 4.16. Tabulasi Silang antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 52

Tabel 4.17. Tabulasi Silang antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian

Leukemia Anak ...................................................................................................... 53

Tabel 4.18. Tabulasi Silang antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 54

Tabel 4.19. Tabulasi Silang antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian

Leukemia Anak ...................................................................................................... 55

Tabel 4.20. Tabulasi Silang antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan

Kejadian Leukemia Anak....................................................................................... 55

Tabel 4.21. Tabulasi Silang antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian

Leukemia Anak ...................................................................................................... 56

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2. Diagram Alir Kerangka Teori ........................................................... 27

Gambar 3.1. Diagram Alir Kerangka Konsep........................................................ 28

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ............................................... 76

Lampiran 2. Ethical Clearance .............................................................................. 77

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas ..................................................... 78

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas ...................................... 79

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Yayasan Hematologi Yasmia .................... 81

Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian .................................................... 82

Lampiran 7. Instrumen Penelitiaan ........................................................................ 85

Lampiran 8. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Univariat) ............................... 93

Lampiran 9. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Bivariat) .................................. 96

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian ................................................................. 111

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Leukemia atau kanker darah adalah penyakit neoplastik yang beragam,

ditandai oleh produksi secara tak normal (transformasi maligna) dari sel-sel

pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam

sumsum tulang belakang digantikan oleh sel abnormal. Sel abnormal ini keluar

dari sumsum dan dapat dijumpai di dalam darah perifer atau sel darah tepi. Sel

leukemia sangat mempengaruhi pembentukan sel darah normal (hematopoiesis)

dan imunitas tubuh penderita (Yayan, 2010).

American Cancer Society (2014) menyebutkan bahwa angka kejadian

leukemia di Amerika Serikat 33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-

laki (56,88%) dan 14.420 kasus pada perempuan (43,12%). Insiden Rate (IR)

leukemia pada laki-laki di Canada 14 per 100.000 penduduk dan pada perempuan

8 per 100.000 penduduk.

Kasus Leukemia banyak terjadi pada kelompok usia anak kurang dari 15

tahun. Jenis leukemia yang terjadi pada kelompok usia anak adalah Leukemia

Limfositik Akut (LLA), Leukemia Mielositik Akut (LMA), Leukemia Limfositik

Kronis (LLK), dan Leukemia Mielositik Kronis (LMK). Dimana kejadian LLA

pada kelompok usia anak 5 kali lebih sering terjadi dibanding dengan kejadian

LMA. (Belson et al, 2007). Proporsi besar kejadian kanker pada kelompok usia

anak adalah 32% dan 74% dari kelompok usia anak tersebut terdiagnosis

2

leukemia. Tahun 1994, insidensi kejadian Leukemia di Amerika adalah 31,8 per

1.000.000 kelahiran hidup (Ross et al, 1994).

Data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

tahun 2006 melaporkan kasus Leukemia berada pada peringkat kelima dengan

jumlah rawat inap 2.513 (5,93%) setelah kanker payudara, kanker servik, kanker

hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-Hodgkin dari seluruh pasien

kanker rawat inap rumah sakit yang berjumlah 31.188 pasien di seluruh Indonesia.

Sedangkan pada rawat jalan, leukemia menempati posisi ketujuh dengan jumlah

pasien 4.075 (4,42%) dari 92.233 pasien rawat jalan. Sistem Registrasi Kanker di

Indonesia (Srikandi) tahun 2005-2007 mencatat bahwa diperkirakan insiden

kanker pada anak (0-17 tahun) sebesar 9 per 100.000 anak. Dimana leukemia

merupakan kasus kanker tertinggi pada anak dengan estimasi insiden sebesar 2,8

per 100.000 anak, kanker bola mata (Retinoblastoma) 2,4 per 100.000 anak,

osteosarkoma 0,97 per 100.000 anak, limfoma 0,75 per 100.000 anak, kanker

nesopharing 0,43 per 100.000 anak. Kanker pada anak merupakan 4,7% dari

jumlah kanker pada semua umur (Riskesdas, 2013).

Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada

di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah

seperti leukemia, thalassemia, dan hemofilia. Yayasan Hematologi Yasmia dalam

hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan

pendampingan terhadap orang tua dan penderita. Selain itu, Yayasan Hematologi

Yasmia juga memiliki rumah singgah yang berfungsi sebagai tempat tinggal

sementara pasien dan keluarganya.

3

Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia (2015) bahwa jumlah

pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia

mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari

tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013

sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita.

Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga

Maret (2015) penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan

Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang

bertempat tinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita

bertempat tinggal di luar Kota Semarang. Jumlah penderita laki-laki sebesar 36

anak dan perempuan sebesar 23 anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32

anak, umur 6-15 tahun 22 anak, dan umur 16-18 tahun 5 anak. Seluruh penderita

yang tercatat merupakan pasien-pasien yang mendapatkan pengobatan dan

perawatan yang intensif dari tenaga medis rumah sakit di Semarang, seperti

RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS. Telogorejo.

Sampai sekarang ini, penyebab Leukemia belum diketahui secara pasti.

Beberapa sumber menyebutkan leukemia disebabkan karena terjadinya mutasi

pada DNA somatik. Mutasi pada DNA tertentu menyebabkan terjadinya leukemia

yang disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen tumor

supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis). Mutasi

tersebut mungkin terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau

pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik.

Beberapa jenis virus juga ada hubungannya dengan leukemia, pada hewan coba

4

mencit dan hewan coba lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya

dengan kejadian penyakit leukemia. Pada manusia retrovirus yang teridentifikasi

bahwa “Human T-lymphotropic virus” atau HTLV-1, diketahui sebagai penyebab

leukemia (Darmono, 2012).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kejadian leukemia. Beberapa faktor tersebut adalah faktor genetik,

faktor karakteristik kelahiran, faktor lingkungan, faktor immunologi, dan faktor

reproduktif orang tua. Faktor genetik seperti, riwayat keluarga dengan leukemia

dan riwayat down’s syndrome pada anak. Faktor karakteristik kelahiran anak

seperti berat badan lahir, urutan lahir, dan jenis kelamin. Faktor lingkungan

seperti, paparan radiasi, paparan insektisida rumah tangga, dan paparan asap

rokok/polusi. Faktor immunologi seperti, pemberian ASI kepada anak sewaktu

bayi. Faktor reproduktif orang tua seperti, usia ibu saat mengandung anak, usia

ayah saat ibu mengandung anak, dan riwayat keguguran pada ibu (Kennedy,

2013).

Penelitian mengenai karakteristik anak yang menderita leukemia yang

dilakukan oleh Sulastriana (2013) di RSUP. H. Adam Malik Medan menyatakan

bahwa proporsi anak yang menderita leukemia berdasarkan sosiodemografi

tertinggi pada kelompok umur 0-4 tahun (36,8%), jenis kelamin laki-laki (52,9%),

beragama islam (66,1%), bertempat di luar kota medan (77,6%).

Penelitian juga dilakukan oleh Pulina K. Bangun, dkk. (2014) di RS. H.

Adam Malik Medan pada 140 sampel dengan 70 kelompok kasus dan 70

kelompok kontrol mengenai faktor risiko leukemia anak dengan desain case

5

control menyebutkan bahwa berat lahir anak ≥4000 gram, umur ibu saat hamil

≥35 tahun, dan paparan pestisida merupakan faktor risiko yang signifikan dengan

hasil analisis data berturut-turut OR 10.13 (95% CI 1.124-91.27), OR 4.98 (95%

CI 1.276-19.445), dan OR 6.66 (95% CI 2.021-21.966).

Hasil review literatur komprehensif oleh Andreas C. dan Panagiota V.

(2012) menyimpulkan bahwa dari pencarian 1726 artikel didapatkan 26 artikel

yang memenuhi kriteria inklusi. Beberapa faktor risiko internal dan eksternal

untuk leukemia anak yang diidentifikasi dalam review ini. Faktor risiko tersebut

adalah paparan radiasi magnetik dan voltase tinggi, paparan kimia yang terjadi

pada orang tua, radiasi nuklir, radiasi ion, pemberian vitamin K intramuskular,

percampuran populasi, dan faktor endogenus yang mempengaruhi berat badan

bayi lahir. Hasil review menyebutkan bahwa banyak faktor risiko yang tidak

konsisten dan bahkan menjadi lemah untuk bisa menjadi faktor risiko yang

berhubungan dengan leukemia anak. Hanya faktor risiko radiasi ion yang

memberikan hubungan yang signifikan terhadap kejadian leukemia anak.

Sampai saat ini, penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian leukemia anak belum banyak dilakukan oleh para peneliti di

Indonesia. Beberapa penelitian tersebut diantaranya adalah mengenai hubungan

paparan polutan mengandung benzena dengan leukemia anak yang dilakukan oleh

Faisal I. pada tahun 2013, pengaruh pemberian ASI terhadap kejadian leukemia

akut pada anak yang dilakukan oleh Rizky Aditya F. pada tahun 2013, dan

penelitian mengenai faktor-faktor risiko leukemia anak yang dilakukan oleh

Paulina K. Bangun et al pada tahun 2013.

6

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Leukemia Anak di Kota Semarang“.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang

berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

1.2.2.1 Apakah jenis kelamin anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak

di Kota Semarang?

1.2.2.2 Apakah urutan kelahiran anak berhubungan dengan kejadian leukemia

anak di Kota Semarang?

1.2.2.3 Apakah berat anak lahir berhubungan dengan kejadian leukemia anak di

Kota Semarang?

1.2.2.4 Apakah usia ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang?

1.2.2.5 Apakah usia ayah saat ibu saat mengandung anak berhubungan dengan

kejadian leukemia anak di Kota Semarang?

1.2.2.6 Apakah riwayat keguguran pada ibu berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang?

1.2.2.7 Apakah riwayat pemberian ASI pada anak berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang?

7

1.2.2.8 Apakah paparan radiasi sutet berhubungan dengan kejadian leukemia

anak di Kota Semarang?

1.2.2.9 Apakah paparan insektisida rumah tangga berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang?

1.2.2.10 Apakah perilaku orang tua perokok berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian leukemia

anak di Kota Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui hubungan jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia

anak di Kota Semarang

1.3.2.2 Mengetahui hubungan urutan kelahiran anak dengan kejadian leukemia

anak di Kota Semarang

1.3.2.3 Mengetahui hubungan berat anak lahir dengan kejadian leukemia anak

di Kota Semarang

1.3.2.4 Mengetahui hubungan usia ibu saat mengandung anak dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

1.3.2.5 Mengetahui hubungan usia ayah saat ibu saat mengandung anak dengan

kejadian leukemia anak di Kota Semarang

1.3.2.6 Mengetahui hubungan riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

8

1.3.2.7 Mengetahui hubungan riwayat pemberian ASI pada anak dengan

kejadian leukemia anak di Kota Semarang

1.3.2.8 Mengetahui hubungan paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia

anak di Kota Semarang

1.3.2.9 Mengetahui hubungan paparan insektisida rumah tangga dengan

kejadian leukemia anak di Kota Semarang

1.3.2.10 Mengetahui hubungan perilaku orang tua perokok dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

1.4.1 Bagi Kesehatan Masyarakat

1.4.1.1 Menambahkan informasi dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang

1.4.1.2 Penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan bagi yang

berminat untuk melakukan studi tentang faktor-faktor risiko yang

berhubungan dengan leukemia lebih mendalam pada setiap variabel

1.4.2 Bagi Pemerintah Kota Semarang

1.4.2.1 Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian leukemia anak di Kota Semarang

1.4.2.2 Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Kota Semarang,

sehingga paparan dapat diminimalisir dan dapat dilakukan upaya

pencegahan terhadap kejadian leukemia anak.

9

1.4.3 Bagi Mahasiswa

1.4.3.1 Memberikan pengalaman bagi peneliti sebagai mahasiswi dalam

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan

1.4.3.2 Memberikan kesempatan bagi penulis sehingga dapat melakukan

penelitian lebih lanjut terkait dengan masalah leukemia anak

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

No Judul

Penelitian

Nama

Peneliti

Tahun dan

Tempat

Penelitian

Rancangan

Penelitian

Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Gambaran

Epidemiologi

Kasus

Leukemia

Anak di

Rumah Sakit

Kanker

Dharmais

Tahun 2004-

2008

Chandrayani

S.

2009,

Rumah

Sakit

Kanker

Dharmais

Jakarta

Kuantitatif

dengan

desain

Cross

Sectional

Variabel bebas: sosiodemografi,

cara pembayaran

biaya

pengobatan,

tempat tinggal,

riwayat

keguguran ibu,

riwayat penyakit

leukemia pada

keluarga, jarak

tempat tinggal

dengan SUTET,

jenis rujukan,

penggunaan

insektisida rumah

tangga, riwayat

down’s

syndrome, jenis

leukemia,

kategori risiko

leukemia, dan

kondisi saat

keluar RS

penderita

leukemia.

Variabel terikat: kejadian

leukemia anak

- Proporsi

meninggal banyak

terjadi pada jenis

leukemia LMA,

diikuti pasien

risiko tinggi pada

kasus jenis LLA,

dan pada pasien

yang dirujuk.

- Semakin tua umur

saat pertama kali

didiagnosis,

semakin kecil

probabilitas untuk

hidup untuk kasus

leukemia secara

umum.

10

2. Risk Factors

for Childhooh

Leucemia: a

Comprehen-

sive literature

review

Andreas C.

dan

Panagiota

V.

2012,

CINAHL

dan

PubMed

Kuantitatif,

dengan

desain

Cross

Sectional

Variabel bebas: medan magnet,

jaringan

bertegangan

tinggi, paparan

dari orang tua

yang telah

terpapar zat

kimia

sebelumnya,

tenaga nuklir,

radiasi ion,

vitamin K

intramuscular,

percampuran

populasi, factor

endogen.

Variabel terikat: Kejadian

leukemia anak

- Faktor risiko

untuk Leukemia

anak meliputi

medan magnet,

jaringan dengan

voltasi tinggi,

paparan kimia

dari pekerjaan

orang tua, tenaga

nuklir, radiasi

ion, penggunaan

vitamin K

intramuskular,

populasi yang

berbaur, faktor

endogen yang

mempengaruhi

berat bayi.

3. Faktor-Faktor

Risiko

Leukemia

Anak

Paulina K.

Bangun, et

al.

2014,

RSUP H.

Adam

Malik

Medan

Kuantitatif

dengan

desain

Case

Control

Variabel bebas: usia saat

terdiagnosis,

jenis kelamin,

riwayat leukemia

pada keluarga,

berat anak lahir,

usia ibu, usia

ayah, paparan

terhadap

insektisida,

paparan radiasi,

pemberian ASI,

orang tua

perokok, urutan

kelahiran anak.

Variabel terikat:

Kejadian

leukemia anak

- berat lahir anak

≥4000 gram,

umur ibu saat

hamil ≥35 tahun,

dan paparan

pestisida

merupakan faktor

risiko yang

signifikan dengan

hasil analisis data

berturut-turut OR

10.13 (95% CI

1.124-91.27), OR

4.98 (95% CI

1.276-19.445),

dan OR 6.66

(95% CI 2.021-

21.966).

4. Genetic

Markers, Birth

Characteris-

tics, and

Childhood

Leukemia Risk

Amy

Kennedy

2013,

Houston

Texas

Kuantitatif

dengan

desain

Case

Control

Variabel bebas: riwayat keluarga,

riwayat down’s

syndrome, berat

badan lahir,

panjang badan

lahir, jenis

- Didapatkan hasil

bahwa anak

dengan ras kulit

putih (p

<0.01), usia ibu

saat mengandung

≥35 tahun (p

11

kelamin, paparan

radiasi, paparan

insektisida,

paparan asap

rokok/polusi,

pemberian ASI,

usia ibu saat

mengandung,

usia ayah saat ibu

mengandung,

riwayat

keguguran pada

ibu,

Variabel terikat:

Kejadian

leukemia anak

0.04), panjang

badan lahir ≥ 50

cm (p 0.024)

berhubungan

dengan kejadian

leukemia anak.

5. Hubungan

antara Paparan

Polutan yang

Mengandung

Benzena

dengan

Leukemia

Akut pada

Anak

Faisal I. 2013,

RSUP dr.

Kariadi

Semarang

Kuantitatif

dengan

desain case

control

Variabel bebas: paparan polutan

yang

mengandung

benzena

Variabel terikat: leukemia akut

pada anak

Didapatkan

hubungan

bermakna antara

riwayat kontak

lebih dari 1 sumber

polutan benzena

dengan kejadian

leukemia akut pada

anak (p = 0,034)

6. Pengaruh

Pemberian

ASI Terhadap

Angka

Kejadian

Leukemia

Akut pada

Anak

Rizky

Aditya F.

2013,

RSUP dr.

Kariadi

Semarang

Kuantitatif

dengan

desain case

control

Variabel bebas: Pemberian ASI

pada anak

Variabel terikat: kejadian

leukemia akut

pada anak

Didapatkan nilai p

sebesar 0,078.

Rerata pemberian

ASI pada kelompok

kasus adalah

6,88±7,72 bulan

dibanding

kelompok kontrol

14,68±10,35 bulan

dengan nilai p

sebesar 0,003.

Riwayat pemberian

ASI tidak

berpengaruh

terhadap angka

kejadian leukemia

akut pada anak,

namun lama

pemberian ASI

12

berpengaruh

terhadap angka

kejadian leukemia

akut pada anak.

Semakin lama

durasi pemberian

ASI maka jumlah

kejadian leukemia

akut pada anak

semakin menurun

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (3) adalah pada

variabel yang menjadi objek penelitian yaitu variabel riwayat keguguran pada ibu.

Selain itu, perbedaan yang lain adalah tempat dilakukannya penelitian yaitu di

Kota Semarang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Lingkup Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Semarang

1.6.2 Lingkup Waktu

Studi kuantitatif ini dilaksanakan selama 1 bulan

1.6.3 Lingkup Keilmuan Kesehatan Masyarakat

Lingkup keilmuan atau materi dalam penelitian ini adalah kejadian kasus

leukemia anak

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Leukemia

Leukemia merupakan sekumpulan penyakit neoplastik yang beragam,

ditandai dengan produksi atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah

di sumsum tulang dan jaringan limfoid yang abnormal (sel leukemia). Produksi

sel leukemia yang bertambah banyak menyebabkan sel leukemia keluar dari

sumsum. Sel leukemia dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi

yang kemudian mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah

normal dan sistem imunitas tubuh sehingga dapat menimbulkan gejala klinis pada

tubuh penderita (Yayan, 2010).

Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang

sel-sel darah putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum

tulang atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel

darah diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan

infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oksigen kedalam tubuh) dan

platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).

Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,

Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi sel

darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel darah

putih mereproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat bagi sel

14

darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara teratur

kapankah sel darah diharapkan bereproduksi kembali.

Pada kasus Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon

kepada tanda/signal yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak

terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di

dalam darah perifer atau darah tepi. Jumlah sel darah putih yang abnormal ini bila

berlebihan dapat mengganggu fungsi normal sel lainnya, Seseorang dengan

kondisi seperti ini (leukemia) akan menunjukkan beberapa gejala seperti; mudah

terkena penyakit infeksi, anemia dan perdarahan.

Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat

cepat, mematikan, dan memburuk. Apabila hal ini tidak segera diobati, maka

dapat menyebabkan kematian dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan

leukemia kronis memiliki perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga

memiliki harapan hidup yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun.

Leukemia diklasifikasikan berdasarkan jenis sel. Ketika pada pemeriksaan

diketahui bahwa leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut

leukemia limfositik. Sedangkan leukemia yang mempengaruhi sel mieloid seperti

neutrofil, basofil, dan eosinofil, disebut leukemia mielositik.

15

2.1.2 Jenis Leukemia

Dari klasifikasi di atas, maka Leukemia dibagi menjadi empat tipe

sebutan:

1. Leukemia limfositik akut (LLA). Merupakan tipe leukemia paling sering

terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang

terutama telah berumur 65 tahun atau lebih.

2. Leukemia mielositik akut (LMA). Ini lebih sering terjadi pada dewasa

daripada anak-anak. Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik

akut.

3. Leukemia limfositik kronis (LLK). Hal ini sering diderita oleh orang

dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita

oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak.

4. Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa.

Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit (Purnomo, 2010).

2.1.3 Epidemiologi Leukemia

Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi. Leukemia

menyumbang angka 30% dari semua jenis kanker yang terdiagnosis pada anak-

anak pada umur kurang dari 15 tahun. Insiden leukemia meningkat per tahun,

namun jumlah pasti kasus baru tidak diketahui karena di banyak negara tidak

semua penderita kanker anak terdaftar dan banyak yang tidak terdiagnosis dengan

benar. Angka-angka ini mengejutkan, mengingat fakta bahwa 70% dari semua

kanker pada anak dapat disembuhkan bila didiagnosis dan diobati bila diketahui

lebih dini (World Health Organization, 2011).

16

American Cancer Society, Surveilance Research (2014) menyebutkan

bahwa di Amerika kejadian leukemia pada anak jenis LLA 3.080 (34%) kasus dan

MLA 730 (9%) kasus. Insiden rate (IR) leukemia berdasarkan usia tertinggi pada

usia 2-4 tahun, berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki (196,7 per

1.000.000 penduduk) dibandingkan perempuan (182,3 per 1000.000 penduduk),

dan berdasarkan ras Leukemia sering terjadi pada orang berkulit putih (201,7 per

1.000.000 penduduk) daripada orang berkulit gelap (146,1 per 1.000.000

penduduk). LLA merupakan jenis leukemia yang sering terjadi pada anak-anak,

dimana 3 dari 4 kasus leukemia anak adalah jenis LLA.

Menurut data sistem registrasi kanker di Indonesia (Srikandi) tahun 2005-

2007 menunjukkan insiden kanker pada anak sebesar 9 per 100.000 anak-anak.

Leukemia merupakan kanker tertinggi pada anak sebesar 2,8 per 100.000,

retinoblastoma 2,4 per 100.000, osteosarkoma 0,97 per 100.000, limfoma 0,75 per

100.000, kanker nasopharing 0,43 per 100.000. Kasus kanker pada anak-anak

sebesar 4,7% dari kanker pada semua umur. Angka kematian akibat kanker anak

adalah 50-60% karena pada umumnya penderita dating terlambat atau sudah

dalam stadium lanjut (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).

Menurut hasil penelitian Chandrayani S, et al (2010) yang dilakukan di

Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta menyebutkan bahwa dari semua jenis

leukemia pada anak, kasus terbanyak terjadi pada anak laki-laki (76,9%)

dibanding perempuan (23,1%) dengan rasio 10 : 3. Kasus terbanyak pada rentang

usia 2-5 tahun (46,2%) dan terendah pada usia <2 tahun (3,8%). Ras/suku

17

terbanyak adalah ras/suku Jawa 88,5% dan terendah adalah suku Manado dan

Minang 1,9% (Chandrayani, 2010).

Berdasarkan penelitian pada pasien leukemia anak di bawah usia 18 tahun

di RS. Haji Adam Malik Medan oleh Paulina K. Bangun, et al tahun 2012,

menyebutkan bahwa leukemia banyak terjadi pada kelompok umur 2-5 tahun

(37,2%) dan terendah pada kelompok umur 11-15 tahun (12,8%). Kejadian lebih

banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki daripada perempuan (52,9% : 47,1%).

Pasien mempunyai riwayat leukemia pada keluarga 4,3% (Paulina, 2014).

2.1.4 Patofisiologi Leukemia

Leukemia disebabkan akibat dari adanya mutasi pada DNA somatik.

Mutasi tersebut disebabkan oleh terjadinya aktivasi onkogen atau deaktivasi gen

tumor supresor dan terganggunya pengaturan program kematian sel (apoptosis).

Mutasi tersebut bisa terjadi secara spontan atau karena pengaruh radiasi atau

pemaparan substansi karsinogen dan erat hubungannya dengan faktor genetik.

Beberapa penderita disebabkan oleh pengaruh radiasi ion, pemaparan bahan kimia

misalnya benzen dan agen kemoterapi alkyl untuk pengobatan malignan

sebelumnya, karakteristik kelahiran anak, kondisi reproduktif orang tua, pengaruh

kondisi lingkungan, faktor immunologi tubuh seseorang dan kebiasaan perilaku

yang tidak sehat seperti merokok. Beberapa faktor tersebut selanjutnya

mempengaruhi tubuh untuk melakukan mutasi DNA somatik. Virus juga ada

hubungannya dengan leukemia, paada hewan uji coba mencit dan hewan uji coba

lainnya dengan infeksi retrovirus ada hubungannya dengan kejadian leukemia.

Retrovirus yang teridentifikasi adalah Human T-lymphotropic virus atau HTLV-1

18

yang selanjutnya diketahui sebagai penyebab T-cell Leukemia. Penderita

leukemia diduga mempunyai gen tunggal atau gen multipel penyebab leukemia,

jenis leukemia bisa sama atau juga bisa jenis leukemia yang lain. Pada kelainan

genetik tersebut individu mempunyai kromosom defek atau kelainan genetik

tertentu yang mempunyai risiko lebih besar terhadap leukemia. Misalnya,

seseorang dengan gejala down’s syndrome mempunyai risiko tinggi terhadap

kejadian leukemia (Darmono, 2012)

2.1.5 Determinan Leukemia

Penyebab leukemia sampai saat ini belum diketahui secara pasti, akan

tetapi menurut penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya ada beberapa faktor

risiko tertentu yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia, yaitu :

1. Faktor Internal

Faktor internal meliputi, usia anak saat terdiagnosis, jenis kelamin anak,

urutan kelahiran anak, berat anak lahir, usia ibu saat mengandung anak, usia

ayah ketika ibu mengandung anak, riwayat keguguran ibu, dan riwayat

pemberian ASI kepada anak.

a) Jenis kelamin anak

Kejadian leukemia banyak terjadi pada anak laki-laki dibanding anak

perempuan dengan rasio 10:3 (Chandrayai S., 2010). Menurut sulastriana

(2012), kasus leukemia pada laki-laki sebanyak 52,9%. Penelitian dari M.

Tevlik Dorak, et al. (2006) juga menyatakan bahwa laki-laki lebih

berisiko 3 kali terkena leukemia daripada perempuan (OR= 3.05).

19

b) Urutan kelahiran anak

Urutan lahir anak dengan kategori anak pertama dalam keluarga memiliki

OR= 0.87 (95%CI: 0.81-0.93) terhadap kejadian kanker anak yaitu

leukemia (Julie, 2011).

c) Berat anak lahir

Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) menyatakan

bahwa anak dengan berat bayi lahir ≥3.500 gram memiliki risiko 8,99

kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak dengan berat

lahir normal dan rendah (OR=8,99).

d) Usia ibu saat mengandung anak

Usia ibu saat mengandung anak berperan menjadi faktor risiko leukemia.

Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al (2013) dikemukakan

bahwa ibu dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi

untuk anak terkena leukemia dibanding ibu dengan usia 20-34 tahun

(OR=2,2).

e) Usia ayah ketika ibu mengandung anak

Usia ayah ketika ibu mengandung anak juga berperan menjadi factor

risiko leukemia. Dalam hasil penelitian dari Pulina K. Bangun, et al

(2013) dikemukakan bahwa ayah dengan usia ≥35 tahun memiliki risiko

1,55 kali lebih tinggi untuk anak terkena leukemia dibanding ayah dengan

usia <35 tahun (OR= 1.55).

20

f) Riwayat keguguran pada ibu

Ibu yang pernah mengalami keguguran sebelum kelahiran anak memiliki

risiko anak dengan leukemia 2,19 kali lebih tinggi untuk dibanding ibu

yang tidak memiliki riwayat keguguran (OR= 2.19) (Xiaomei, 2005).

g) Riwayat pemberian ASI kepada anak

Ibu yang tidak memberikan ASI pada anak sebagai makanan pokok

utama pada usia bayi (0-1 tahun) menjadikan anak berisiko 1,22 kali lebih

tinggi untuk terkena leukemia dibanding anak yang mengkonsumsi ASI

pada masa bayi (OR= 1.22) (Paulina, 2013).

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi, paparan radiasi, paparan insektisida rumah

tangga, dan perilaku merokok orang tua.

a) Paparan radiasi sutet

Rumah yang dekat dengan sumber radiasi seperti sutet, ataupun sering

terpapar radiasi seperti radiasi ultraviolet menjadikan Anak memiliki

risiko 4,73 kali lebih tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan

anak yang tidak memiliki paparan radiasi (OR=4,73) (Paulina, 2013).

b) Paparan insektisida rumah tangga

Penggunaan insektisida rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk

dapat menjadi faktor risiko terjadinya leukemia anak. Seperti hasil yang

telah dikemukakan dalam penelitian bahwa anak dengan riwayat

penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25 kali lebih

21

tinggi untuk terkena leukemia dibandingkan dengan anak yang tidak

memiiki paparan insektisida (OR=5,25) (Paulina, 2013).

c) Perilaku merokok orang tua

Orang tua yang memiliki perilaku merokok memberikan kontribusi dalam

terjadinya leukemia anak. Polusi dari hasil pembakaran memiliki

beberapa unsur bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan kejadian

kanker terutama leukemia pada anak. Hasil penelitian menyatakan bahwa

orang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki risiko 1,08 kali lebih

tinggi untuk anak terkena leukemia dibandingkan anak dengan orang tua

tidak merokok (OR= 1.08) (Paulina, 2013).

2.1.6 Tanda dan Gejala Leukemia

Gejala Leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita,

namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Demam

Penderita akan mengalami demam yang kadang suhu tubuh turun dengan

sendirinya namun setelah itu demam datang dengan suhu tubuh yang lebih

tinggi dari demam sebelumnya. Hal ini akibat dari aktivitas sel imun yang

menyerang sel kanker dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan tubuh.

2. Sakit kepala

Penderita sering mengalami pusing yang datang tiba-tiba. Hal ini dikarenakan

aktivitas sel kanker yang menghimpit saraf kerja otak, dimana sel kanker

tersebut masuk ke dalam otak melalui sumsum tulang belakang.

22

3. Berat badan menurun

Berat badan merupakan salah satu gejala yang timbul akibat proses

penyerapan gizi yang tidak stabil karena adanya gangguan sel kanker yang

menyerang organ-organ pencernaan. Fungsi dari organ-organ tersebut

terganggu sehingga fungsinya kurang maksimal.

4. Anemia

Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan bernafas cepat (sel darah

merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh berkurang,

akibatnya penderita bernafas cepat sebagai kompensasi pemenuhan

kekurangan oksigen dalam tubuh).

5. Perdarahan

Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena

didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan

dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil dijaringan kulit).

6. Terserang Infeksi

Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama

melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang

diterbentuk adalah tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi

semestinya. Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri,

bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, pilek

dan batuk.

23

7. Nyeri Tulang dan Persendian

Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow)

mendesak padat oleh sel darah putih. Sehingga penderita merasakan nyeri

pada tulang dan persendiannya.

8. Nyeri Perut

Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel

leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang

menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri.

Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.

9. Pembengkakan Kelenjar Limpha

Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar

lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar

lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan

menyebabkan pembengkakan.

10. Kesulitan Bernafas (Dispnea)

Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada,

apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

Pada leukemia akut, gejala-gejala nampak dan memburuk secara cepat.

Orang-orang dengan penyakit ini pergi ke dokter karena mereka merasa sakit.

Gejala-gejala lain dari leukemia akut adalah muntah, bingung, kehilangan

kontrol otot, dan serangan-serangan (epilepsi). Sel-sel leukemia juga dapat

berkumpul pada buah-buah pelir (testikel) dan menyebabkan pembengkakan.

Juga, beberapa pasien-pasien mengembangkan luka-luka pada mata-mata

24

atau pada kulit. Leukemia juga dapat mempengaruhi saluran pencernaan,

ginjal, paru-paru, atau bagian lain dari tubuh (Chandrayani, 2010).

2.1.7 Diagnosis Leukemia

Pemeriksaan darah rutin (seperti hitung jenis darah komplit) memberikan

bukti bahwa seseorang menderita leukemia. Jumlah total sel darah putih bisa

berkurang, normal atau bertambah tetapi jumlah sel darah putih yang belum

matang (sel blast) terlihat dalam contoh darah yang diperiksa di bawah

mikroskop.

Biopsi sumsum tulang hampir selalu dilakukan untuk memperkuat

diagnosis dan menentukan jenis leukemia. Leukemia akut didiagnosa melalui

beberapa alat, seperti :

a. Pemeriksaan morfologi, darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi

sumsum tulang

b. Pewarnaan sitokimia

c. Immunofenotipe

d. Sitogenetika

e. Diagnostik molekuler

2.1.8 Penanganan dan Pengobatan Leukemia

Penanganan dan pengobatan Leukemia biasanya dimulai dari gejala yang

muncul, seperti anemia, perdarahan dan infeksi. Secara garis besar penanganan

dan pengobatan Leukemia bisa dilakukan dengan cara salah satu ataupun

gabungan dari beberapa metode, seperti:

25

a. Kemoterapi

b. Terapi radiasi

c. Transplantasi sumsum tulang

Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan

menghancurkan sel-sel leukemia sehingga sel normal bias tumbuh kembali di

dalam sumsum tulang. Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di

rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada

respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang belakang. Sebelum sumsum tulang

kembali berfungsi normal, penderita mungkin memerlukan :

a. Transfusi sel darah merahuntuk mengatasi anemia

b. Transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan

c. Antibiotik untuk mengatasi infeksi

Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan dosisnya

diulang elama beberpa hari atau beberapa minggu. Suatu kombinasi terdiri dari

prednisone per-oral dan dosis mingguan dari vinkristin dengan antrasiklin atau

asparaginase intravena. Untuk mengatasi sel leukemia di otak, biasanya diberikan

suntikan metotreksat langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke

otak. Beberapa minggu atau beberapa bulan setelah pengobatan awal yang intensif

untuk menghancurkan sel leukemia, diberikan kemoterapi konsolidasi dan

kemoterapi rehabilitasi untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik dalam tubuh

penderita. Proses pengobatan bisa berlangsung selama 2-3 tahun (Yayan, 2010).

26

2.1.9 Prognosis Leukemia

Setelah seseorang yang terdignosis leukemia namun kemudian tidak

menjalani pengobatan dapat meningkatkan keparahan penyakit yang selanjutnya

dapat mengakibatkan kematian. Lebih dari 90% penderita yang menjalani

pengobatan kemoterapi tahap awal memperlihatkan kemajuan berupa

terkendalinya produksi sel leukemia dalam tubuh.

Banyak penderita mengalami kekambuhan, namun 50% anak-anak yang

tidak memperlihatkan tanda dan gejala leukemia dalam kurun waktu 5 tahun

setelah pengobatan dinyatakan sembuh. Anak-anak yang berusia 3-7 tahun ketika

terdiagnosis leukemia memilki prognosis paling baik. Anak-anak dengan jumlah

sel darah putih <25.000 sel/mikroL darah ketika terdiagnosis memiliki prognosis

lebih baik daripada penderita dengan jumlah sel darah putih >25.000 sel/miktoL

darah (Yayan, 2010).

27

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Diagram Alir Kerangka Teori Faktor-Faktor Risiko yang

Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang

Sumber : Xiaomei Ma, et al., 2005 ; M. Tevlik Dorak, et al., 2006 ; M.N.

Bustan, 2007 ; Nur Nasry Noor, 2008 ; Andreas C. dan Panagiota V.,

2012 ; Paulina K. Bangun, et al., 2014 ; Buitenkamp T.D., et al., 2014.

OR = 1.22

Leukemia Anak

Faktor Internal

Berat Lahir

Anak

Jenis kelamin

Anak

Usia Ibu saat

mengandung

Anak

Usia Ayah

saat Ibu

mengandung

Anak

Urutan lahir

Anak

Riwayat

keguguran

pada Ibu

Riwayat

Pemberian

ASI pada

Anak

Faktor Lingkungan

Penggunaan

Insektisida

Rumah Tangga

Perilaku Orang

Tua Perokok

Paparan

Radiasi

OR = 1.08

OR = 3.05

OR = 6.66 OR = 1.55

OR = 2.19

OR = 1.0

OR = 10.13

OR = 4.98 OR = 0.17

OR= 1,22

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Diagram Alir Kerangka Konsep Faktor-Faktor Risiko yang

Berhubungan dengan Kejadian Leukemia Anak di Kota Semarang

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, yaitu riset

epidemiologi yang bertujuan mencari hubungan antar variabel berdasarkan data

yang dianalisis (Sudigdo, 2008).

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah Case Control, yaitu

suatu penelitian observasional analitik yang mempelajari hubungan antara

observasi atau pengukuran terhadap variabel bebas (faktor risiko) dan variabel

Berat anak lahir

Urutan kelahiran anak

Jenis kelamin anak

Riwayat pemberian ASI

Riwayat keguguran pada ibu

Usia ibu saat mengandung anak

Penggunaan insektisida rumah

Usia ayah saat ibu mengandung anak

Paparan radiasi sutet

Perilaku merokok orang tua

Kejadian Leukemia Anak

29

tergantung (efek) dilakukan dengan mengelompokkan antara kelompok kasus dan

kelompok kontrol sebagai pembanding (Sudigdo, 2008).

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

3.3.1 Faktor jenis kelamin anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak di

Kota Semarang

3.3.2 Faktor urutan kelahiran anak berhubungan dengan kejadian leukemia anak

di Kota Semarang

3.3.3 Faktor berat anak lahir berhubungan dengan kejadian leukemia anak di

Kota Semarang

3.3.4 Faktor usia ibu saat mengandung anak berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

3.3.5 Faktor usia ayah saat ibu saat mengandung anak berhubungan dengan

kejadian leukemia anak di Kota Semarang

3.3.6 Faktor riwayat keguguran pada ibu berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

3.3.7 Faktor riwayat pemberian ASI pada anak berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

3.3.8 Faktor paparan radiasi sutet berhubungan dengan kejadian leukemia anak

di Kota Semarang

3.3.9 Faktor paparan insektisida rumah tangga berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

30

3.3.10 Faktor perilaku orang tua merokok berhubungan dengan kejadian

leukemia anak di Kota Semarang

3.4 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

No. Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Kategori Skala

Variabel Bebas

1. Jenis

kelamin

anak

Jenis kelamin

ditentukan

berdasarkan alat

reproduksinya

Kuesioner 1. Laki-laki

2. Perempuan

Nominal

2. Berat anak

lahir

Hasil penimbangan

berat badan anak

sesaat setelah

dilahirkan

Kuesioner dan

wawancara

1. ≤ 2500 gr

2. 2501-3499 gr

3. ≥3500 gr

(Paulina, 2013)

Nominal

3. Urutan

kelahiran

anak

Urutan kelahiran

anak dalam

keluarga

Kuesioner dan

wawancara

1. I

2. II

3. III dan

seterusnya

(Chandrayani, 2010)

Ordinal

4. Usia ibu Bilangan tahun usia

ibu dimulai sejak

dilahirkan sampai

dengan

mengandung anak

(penderita)

Kuesioner dan

wawancara

1. <20 tahun

2. 20-34 tahun

3. ≥35 tahun

(Paulina, 2013)

Ordinal

5. Usia ayah Bilangan tahun usia

ayah dimulai sejak

dilahirkan sampai

dengan saat ibu

mengandung anak

(penderita)

Kuesioner dan

wawancara

1. <20 tahun

2. 20-34 tahun

3. ≥35 tahun

(Paulina, 2013)

Ordinal

6. Riwayat

keguguran

ibu

Riwayat ibu yang

mengalami

keguguran sebelum

melahirkan anak

Kuesioner dan

wawancara

1. Tidak Pernah

2. Pernah

Nominal

31

7. Riwayat

pemberian

ASI

Riwayat ibu yang

memberikan ASI

pada anak sebagai

makanan pokok

utama sewaktu

anak tersebut masih

bayi

Kuesioner dan

wawancara

1. Tidak

2. Ya

Nominal

8. Paparan

radiasi

sutet

Paparan radiasi

yang bersumber

dari sutet dimana

seseorang berada

dalam satu wilayah

dengan sumber

radiasi

Kuesioner dan

wawancara

1. Tidak terpapar

(jarak >200 m)

2. Terpapar

(Jarak <200 m)

(Chandrayani, 2010)

Nominal

9. Pengguna-

an

insektisida

rumah

tangga

Seseorang

menggunakan

insekstisida rumah

tangga seperti obat

nyamuk, obat

semut, obat

pembasmi kecoa,

dan obat pembasmi

serangga yang lain

Kuesioner dan

wawancara

1. Ya

2. Tidak

Nominal

10. Perilaku

merokok

orang tua

orang tua yang

mempunyai

perilaku merokok

Kuesioner dan

wawancara

1. Merokok

2. Tidak merokok

Nominal

Variabel Terikat

11. Kejadian

Leukemia

anak

Anak dengan

diagnosis positif

leukemia

Wawancara

dan Kuesioner

1. Ya

2. Tidak

Nominal

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2013), populasi adalah keseluruhan objek

yang diteliti.

32

3.5.1.1 Populasi kasus dalam penelitian ini yaitu penderita leukemia anak di

Yayasan Hematologi Yasmia Semarang yang tercatat pada Januari-Maret

2015. Jumlah populasi penelitian ini berjumlah 31 orang.

3.5.1.2 Populasi kontrol dalam penelitian ini adalah anak tidak dengan diagnosis

leukemia yang dibuktikan dengan tidak ditemukan adanya tanda dan

gejala klinis leukemia, tinggal dalam satu wilayah desa/kelurahan

(tetangga) dengan responden kelompok kasus.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yan dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2009). Dari jumlah populasi yang didapatkan maka diambil sampel

sesuai dengan rumus pengambilan sampel untuk kasus kontrol sebagai berikut:

n1 = n2 = √ √

(Soekidjo Notoadmodjo, 2010)

Keterangan :

n1 = n2 : Besar sampel untuk kasus dan kontrol

Zα : Tingkat kepercayaan (95% = 1,960)

Zβ : Power penelitian (0,842)

P1 : proporsi terjadinya efek pada kasus

P2 : proporsi terjadinya efek pada control (0,34)

Q : proporsi kontrol terpapar

OR : 2,19 (Xiaomei, 2005)

P1

= 0,68

33

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,68 = 0,32

Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,34 = 0,66

P =

(P1+P2)

=

(0,68+0,34) = 0,51

Q =

(Q1+Q2)

=

(0,32+0,66) = 0,49

n1 = n2 = √ √

n1 = n2 = √ √

n1 = n2 = √ √

n1 = n2 =

n1 = n2 =

n1 = n2 =

n1 = n2 = 30,9 ≈ 31

n1 = n2 = 31 orang

Dari hasil perhitungan sampel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah

sampel minimal pada penelitian ini adalah 31 orang. Maka, besar sampel yang

diambil adalah 31 sampel kasus dan 31 sampel kontrol (perbandingan 1:1).

34

Jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 62 sampel. Responden

dalam penelitian ini adalah orang tua atau keluarga dari sampel.

3.5.3 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang berfungsi

untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai teknik sampling dalam penelitian yang bisa digunakan (Sugiyono, 2009).

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu jumlah sampel yang

diambil dari jumlah keseluruhan populasi.

Kriteria sampel:

a. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari populasi

target dan pada populasi terjangkau (Sastroasmoro dan Sofyan, 2010).

1) Kriteria inklusi sampel kasus

a) Anak yang berumur 0-18 tahun

b) Anak dengan diagnosis leukemia

c) Tempat tinggal di Kota Semarang

2) Kriteria sampel kontrol

a) Anak yang berumur 0-18 tahun

b) Anak tidak dengan diagnosis leukemia

c) Bersedia menjadi responden

d) Tempat tinggal di Kota Semarang

b. Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi

harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab (Sastroasmoro dan

Sofyan, 2010).

35

Kriteria eksklusi:

a) Tidak bersedia menjadi responden

b) Tidak bertempat tinggal di Kota Semarang

3.6 Sumber Data

3.6.1 Data Primer

Data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara

langsung dengan penderita leukemia akut, yaitu berupa data tentang :

1. Jenis kelamin anak

2. Urutan kelahiran anak

3. Berat anak lahir

4. Usia ibu saat mengandung anak

5. Usia ayah saat ibu mengandung anak

6. Riwayat keguguran ibu

7. Riwayat pemberian ASI

8. Paparan radiasi sutet

9. Paparan insektisida rumah tangga

10. Perilaku merokok orang tua

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari Yayasan Hematologi Yasmia Semarang

berupa nama, umur, alamat, nomor telepon, dan jumlah penderita leukemia anak

pada tahun Januari-Maret 2015.

36

3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah

diolah (Suharsini Arikunto, 2013). Instrumen dalam penelitian ini berupa

kuesioner untuk mendapatkan data primer dan sekunder sebagaimana disebutkan

sebelumnya di atas.

3.7.1 Teknik Pengambilan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri dengan

langkah awal mencari sumber data sekunder terlebih dahulu, dilanjutkan dengan

mengurus perizinan tempat survei, setelah itu melakukan survei lapangan dengan

melakukan wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner tertutup yang

telah ditentukan terlebih dahulu jawabannya.

3.8 Prosedur Penelitian

3.8.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan

sekunder. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari hasil penelitian dengan

memberikan kuesioner kepada responden saat penelitian. Sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh dari gambaran umum wilayah penelitian dan

data khusus lainnya berupa profil kesehatan, laporan, dan catatan rekam medik

rumah sakit terkait serta dengan wawancara bebas dengan unit-unit terkait mulai

dari tingkat puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Rumah sakit, Dinas

37

Kesehatan Provinsi, Direktorat Jendreral P2PL RI), dan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia (Kemenkes RI).

3.8.2 Pengolahan Data

3.8.2.1 Editing

Editing adalah kegiatan memeriksa kelengkapan kuesioner, kejelasan

jawaban dan konsistensi antar jawaban.

3.8.2.2 Koding

Koding adalah kegiatan mengklasifikasikan jawaban menurut kategori

masing-masing.

3.8.2.3 Entri

Data yang telah dimasukkan dalam komputer dengan program SPSS versi

16 for Windows.

3.8.2.4 Tabulasi

Kegiatan memasukkan data ke dalam kelompok data sesuai variabel yang

akan diteliti.

3.8.3 Analisis Data

3.8.3.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel

dari hasil penelitian (Soekidjo, 2005). Data hasil penelitian dideskripsikan dalam

bentuk tabel, grafik, dan narasi untuk mengevaluasi besarnya proporsi masing-

masing variabel yang diteliti, yaitu ada atau tidaknya perbedaan antara kedua

kelompok penelitian. Analisis univariat bermanfaat untuk melihat apakah data

sudah layak untuk dilakukan analisis, melihat gambaran data yang dikumpulkan

38

dan apakah data sudah optimal untuk dianalisis lebih lanjut. Semua variabel

dianalisa untuk mendeskripsikan tiap-tiap variabel yang disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi.

3.8.3.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Soekidjo, 2005). Analisis ini

digunakan untuk faktor antar variabel bebas dengan variabel terikat secara sendiri-

sendiri. Analisis menggunakan uji chi square dengan menggunakan α = 0,05 dan

Confidence Interval (CI) sebesar 95%. Estimasi besar sampel dihitung dengan

menggunakan odd ratio (OR). Dalam penelitian ini, uji chi square digunakan

sebagai uji dependensi untuk menguji hipotesis, mengenai ada atau tidaknya

hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiyono, 2012).

3.9 Teknik Analisis Data

Berdasarkan sifat data, teknik analisis dapat dibedakan menjadi dua, yakni

1) teknik analisis kualitatif dan 2) teknik analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini

teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif, dimana teknik

ini disebut juga teknik statistik, yang digunakan untuk mengolah data berupa

angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil dari konvensi ini lebih banyak

digunakan dalam penelitian karena menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat

dibandingkan dengan teknik analisis kuantitatif (Soekidjo, 2005).

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

Yayasan Hematologi Yasmia didirikan pada tanggal 15 Februari 1984.

Semula bernama Yayasan Leukemia Semarang yang diprakarsai oleh Ibu Yetty

Imam Soetarto dan disingkat Yasmia. Tujuan awal didirikannya Yasmia adalah

membantu meningkatkan gizi bagi anak-anak penderita leukemia.

Berjalannya waktu, Yasmia menetapkan untuk dapat memberikan bantuan

lain berupa obat untuk anak-anak penderita leukemia dan penyakit kelainan darah

lainnya. Mengingat yang dibantu bukan hanya penderita leukemia, namun juga

membantu penderita kelainan darah yang lain seperti, thalassemia dan hemophilia,

maka dilakukan perubahan nama dari Yasmia menjadi Yayasan Hematologi

Yasmia.

Yayasan Hematologi Yasmia merupakan salah satu Yayasan yang berada

di Provinsi Jawa Tengah. Yayasan tersebut menaungi penderita kelainan darah

seperti leukemia, thalassemia, dan hemophilia. Yayasan Hematologi Yasmia

dalam hal ini mempunyai beberapa peran yaitu memberikan kunjungan dan

pendampingan terhadap orang tua dan penderita, memberikan informasi dan

penjelasan lebih lanjut mengenai penyakit yang sedang diderita oleh anaknya.

Sehingga orang tua dapat lebih mengerti dan faham mengenai kondisi anaknya

dan sebagai tindak lanjutnya dari pihak orang tua dapat memberikan pengawasan

terhadap anak dalam berkegiatan sehari-hari ketika tidak sedang di rumah sakit

untuk menjalani pengobatan, pengawasan terhadap beberapa makanan yang tidak

40

boleh dikonsumsi, dan pengawasan dalam pemenuhan zat gizi seimbang selama

masa pengobatan dan masa pemulihan.

Selain itu, Yayasan Hematologi Yasmia juga memiliki rumah singgah

yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara pasien dan keluarganya. Tujuan

didirikan rumah singgah adalah membantu para pasien yang membutuhkan tempat

tinggal sementara khususnya untuk pasien yang berasal dari luar Kota Semarang

selama dalam masa menanti jadwal pelaksanaan pengobatan selanjutnya,

mengingat jeda waktu pengobatan pasien sebelum dan selanjutnya tidak terlalu

lama yaitu 1 minggu. Sehingga jika pasien dipaksa untuk pulang ke rumah

kemudian pergi ke rumah sakit lagi dikhawatirkan akan mempengaruhi kondisi

tubuh pasien yang akan berakibat buruk pada pengobatan selanjutnya. Untuk

biaya penginapan, pasien hanya dibebankan untuk membayar iuran wajib per hari

yang jumlahnya 25.000 rupiah/kamar. Untuk setiap kamar, dapat digunakan

maksimal 2 orang.

Mengingat harga obat pasien yang mahal, Yayasan Hematologi Yasmia

mengeluarkan kebijakan berupa memberikan bantuan potongan harga untuk obat-

obatan tertentu yang dikonsumsi pasien. Namun kebijakan tersebut hanya berlaku

untuk obat yang didapatkan dari Yayasan Hematologi Yasmia. Dengan

memberikan potongan harga sebesar 50%, sehingga pasien hanya dibebankan

untuk membayarkan 50% sisanya untuk mendapatkan obat tersebut. Obat tersebut

sebelumnya dibeli oleh Yayasan Hematologi Yasmia dari distributor obat dengan

harga normal kemudian diberikan kepada pasien dengan memberikan potongan

harga sebesar 50%.

41

Berdasarkan data dari Yayasan Hematologi Yasmia (2015) bahwa jumlah

pasien leukemia anak yang terdaftar dalam Yayasan Hematologi Yasmia

mengalami tren yang fluktuatif bahkan meningkat dengan jumlah penderita dari

tahun 2011 adalah 33 penderita, tahun 2012 sebesar 37 penderita, tahun 2013

sebesar 44 penderita, dan tahun 2014 sebesar 53 penderita.

Menurut data di Yayasan Hematologi Yasmia dari bulan Januari hingga

Maret (2015) penderita leukemia anak yang sudah terdaftar di Yayasan

Hematologi Yasmia berjumlah 59 penderita dengan penderita leukemia anak yang

bertempattinggal di Kota Semarang berjumlah 31 penderita dan 28 penderita

bertempattinggal di luar Kota Semarang. Pasien yang bertempattinggal di luar

Kota Semarang berasal dari berbagai daerah diantaranya, Kudus, Jepara, Demak,

Pati, Rembang, Kendal, Salatiga, Batang, Pemalang, Tegal, Brebes, Medan,

Jambi, Manado, Pontianak, Samarinda, Banjarmasin, Bogor, dan Jakarta.

Jumlah penderita laki-laki sebesar 36 anak dan perempuan sebesar 23

anak, untuk anak umur 0-5 tahun berjumlah 32 anak, umur 6-15 tahun 22 anak,

dan umur 16-18 tahun 5 anak. Seluruh penderita yang tercatat merupakan pasien-

pasien yang mendapatkan pengobatan dan perawatan intensif dari tenaga medis

rumah sakit di Semarang, seperti RSUP. dr. Kariadi, RS. Elizabeth, dan RS.

Telogorejo.

42

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Univariat

Analisi univariat dilakukan terhadap tiap variabel penelitian. Pada analisis

ini akan menghasilakan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel yang

berhubungan dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia

Semarang.

Adapun variabel-variabel yang dianalisis dalam analisis univariat yaitu

jenis kelamin, urutan lahir, berat anak lahir, usia ibu saat melahirkan, usia ayah

saat ibu melahirkan, riwayat keguguran pada ibu, riwayat pemberian ASI pada

anak, paparan radiasi sutet, dan perilaku merokok orang tua.

4.2.1.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

umur. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Sampel Menurut Umur Anak

No Umur Kasus Kontrol

N % N %

1 0-5 tahun 20 64,5 20 64,5

2 6-15 tahun 8 25,8 8 25,8

3 16-18 tahun 3 9,7 3 9,7

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 20 sampel (64,5%) berumur 0-5 tahun, 8 sampel (25,8%) berumur 6-15

tahun, dan 3 sampel (9,7%) berumur 16-18 tahun, dari 31 sampel kontrol

43

sebanyak 20 sampel (64,5%) berumur 0-5 tahun, 8 sampel (25,8%) berumur 6-15

tahun, dan 3 sampel (9,7%) berumur 16-18 tahun.

4.2.1.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan jenis

kelamin. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Sampel Menurut Jenis Kelamin Anak

No Jenis Kelamin Anak Kasus Kontrol

N % N %

1 Laki-laki 20 64,5 18 58,1

2 Perempuan 11 35,5 13 41,9

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 20 sampel (64,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 sampel (35,5%)

berjenis kelamin perempuan, dari 31 sampel kontrol 18 sampel (58,1%) berjenis

kelamin laki-laki dan 13 sampel (41,9 %) berjenis kelamin perempuan.

4.2.1.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir Anak

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

urutan lahir anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan urutan lahir

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Sampel Menurut Urutan Lahir

No Urutan Lahir Anak Kasus Kontrol

N % N %

1 Pertama 16 51,6 15 48,4

2 Kedua 6 19,4 6 19,4

3 Ketiga dan seterusnya 9 29,0 10 32,3

Jumlah 31 100,0 31 100,0

44

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 16 sampel (51,6%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir

kedua, dan 9 sampel (29,0%) anak lahir ketiga dan seterusnya, dari 31 sampel

kontrol 15 sampel (48,4%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua

dan 10 sampel (32,3%) anak lahir ketiga dan seterusnya.

4.2.1.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan berat

anak lahir. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan berat anak lahir

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Sampel Menurut Berat Anak Lahir

No Berat Lahir Anak Kasus Kontrol

N % N %

1 < 2.500 gr 8 25,8 3 4,8

2 2.500-3.499 gr 10 32,3 22 35,5

3 ≥ 3.500 gr 13 41,9 6 9,7

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 8 sampel (25,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 10 sampel (32,3%) berat

anak lahir 2.500-3.499 gr, dan 13 sampel (41,9%) berat anak lahir ≥ 3.500 gr, dari

31 sampel kontrol 3 sampel (4,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 22 sampel sampel

(35,5%) berat anak lahir 2.500-3.499 gr dan 6 sampel (9,7%) berat anak lahir

≥ 3.500 gr.

4.2.1.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan usia

ibu saat mengandung anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan

usia ibu saat mengandung anak dapat dilihat pada tabel berikut:

45

Tabel 4.5. Distribusi Sampel Menurut Usia Ibu saat Mengandung Anak

No Usia Ibu saat

Melahirkan

Kasus Kontrol

N % N %

1 < 20 tahun 0 0 0 0

2 20-34 tahun 24 77,4 25 80,6

3 ≥ 35 tahun 7 22,6 6 19,4

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 24 sampel

(77,4%) usia ibu saat mengandung anak 20-34 tahun, dan 7 sampel (22,6%) usia

ibu mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia ibu

saat mengandung anak < 20 tahun, 25 sampel (80,6%) usia ibu saat mengandung

anak 20-34 tahun, dan 6 sampel (19,4%) usia ibu saat mengandung anak ≥ 35

tahun.

4.2.1.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan usia

ayah saat ibu mengandung anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel

berdasarkan usia ayah saat ibu mengandung anak dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6. Distribusi Sampel Menurut Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak

No Usia Ayah saat Ibu

Melahirkan

Kasus Kontrol

N % N %

1 <20 tahun 0 0 0 0

2 20-34 tahun 22 71,0 22 71,0

3 ≥ 35 tahun 9 29,0 9 29,0

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun,

46

22 sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9

sampel (29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel

kontrol 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel

(71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9 sampel (29,0%)

usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun.

4.2.1.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

riwayat keguguran pada ibu. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan

riwayat keguguran pada ibu dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Keguguran pada Ibu

No Riwayat Keguguran

Ibu

Kasus Kontrol

N % N %

1 Tidak Pernah 14 45,2 24 77,4

2 Pernah 17 54,8 7 22,6

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 14 sampel (45,2%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan

17 sampel (35,5%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu, dari 31 sampel

kontrol 24 sampel (77,4%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 7

sampel (22,6%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu.

4.2.1.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat pemberian ASI pada Anak

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

riwayat pemberian ASI pada anak. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel

berdasarkan riwayat pemberian ASI pada anak dapat dilihat pada tabel berikut:

47

Tabel 4.8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat pemberian ASI pada Anak

No Riwayat Pemberian

ASI Anak

Kasus Kontrol

N % N %

1 Diberikan 13 41,9 24 77,4

2 Tidak Diberikan 18 58,1 7 22,6

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 13 sampel (41,9%) anak diberikan ASI dan 18 sampel (58,1%) anak

tidak diberikan ASI, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) anak diberikan

ASI dan 7 sampel (22,6%) anak tidak diberikan ASI.

4.2.1.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

paparan radiasi sutet. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan paparan

radiasi sutet dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9. Distribusi Sampel Menurut Paparan Radiasi Sutet

No Riwayat Paparan

Radiasi

Kasus Kontrol

N % N %

1 Terpapar 28 90,3 30 96,8

2 Tidak Terpapar 3 9,7 1 3,2

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 28 sampel (90,3%) anak terpapar radiasi dan 3 sampel (9,7%) anak tidak

terpapar radiasi, dari 31 sampel kontrol 30 sampel (96,8%) anak terpapar radiasi

dan 1 sampel (3,2%) anak tidak terpapar radiasi.

4.2.1.10. Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

penggunaan insektisida rumah tangga. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel

48

berdasarkan penggunaan insektisida rumah tangga dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.10. Distribusi Sampel Menurut Penggunaan Insektisida Rumah Tangga

No Riwayat Penggunaan

Insektisida RT

Kasus Kontrol

N % N %

1 Iya 23 74,2 13 41,9

2 Tidak 8 25,8 18 58,1

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 23 sampel (74,2%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 8

sampel (25,8%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga, dari 31 sampel

kontrol 13 sampel (41,9%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 18 sampel

(58,1%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga.

4.2.1.11. Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua

Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data sampel berdasarkan

perilaku merokok orang tua. Untuk lebih jelas, karakterstik sampel berdasarkan

perilaku merokok orang tua dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Distribusi Sampel Menurut Perilaku Merokok Orang Tua

No Perilaku Merokok

Orang Tua

Kasus Kontrol

N % N %

1 Merokok 24 77,4 9 29,0

2 Tidak Merokok 7 22,6 22 71,0

Jumlah 31 100,00 31 100,00

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 24 sampel (77,4%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan

7 sampel (22,6%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok,

dari 31 sampel kontrol 9 sampel (29,0%) mempunyai perilaku orang tua dengan

49

merokok dan 22 sampel (71,0%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku

merokok.

4.2.2. Analisi Bivariat

4.2.2.1. Hubungan antara Jenis Kelamin Anak dengan Kejadian Leukemia

Anak

Tabel 4.12. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia

Anak

Jenis

Kelamin

Anak

Kejadian Leukemia Anak Total p

value OR

95%

CI Kasus Kontrol

N % N % N %

Laki-laki 20 64,5 18 58,1 38 100

0,602 0,762 0,273-

2,122 Perempuan 11 35,5 13 41,9 24 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 20 sampel (64,5%) berjenis kelamin laki-laki dan 11 sampel (35,5%)

berjenis kelamin perempuan, dari 31 sampel kontrol 18 sampel (58,1%) berjenis

kelamin laki-laki dan 13 sampel (41,9 %) berjenis kelamin perempuan.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,602 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin

anak dengan kejadian leukemia anak.

50

4.2.2.2. Hubungan antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia

Anak

Tabel 4.13. Tabulasi Silang antara Urutan Lahir dengan Kejadian Leukemia

Anak

Urutan Lahir

Anak

Kejadian Leukemia Anak Total

p value Kasus Kontrol

N % N % N %

Pertama 16 51,6 15 48,4 31 100

0,958 Kedua 6 19,4 6 19,4 12 100

Ketiga/Lebih 9 29,0 10 32,3 19 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.13 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 16 sampel (51,6%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir

kedua, dan 9 sampel (29,0%) anak lahir ketiga dan seterusnya, dari 31 sampel

kontrol 15 sampel (48,4%) anak lahir pertama, 6 sampel (19,4%) anak lahir kedua

dan 10 sampel (32,3%) anak lahir ketiga dan seterusnya. Hasil analisis yang

diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value 0,958 (> α 0,05),

yang artinya tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian

leukemia anak.

4.2.2.3. Hubungan antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia

Anak

Tabel 4.14. Tabulasi Silang antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia

Anak

Berat Anak Lahir

Kejadian Leukemia Anak Total

p value Kasus Kontrol

N % N % N %

< 2.500 gram 8 25,8 3 4,8 11 100

0,009 2.500 - 3.499 gram 10 32,3 22 35,5 32 100

≥ 3.500 gram 13 41,9 6 9,7 19 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

51

Berdasarkan tabel 4.14 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 8 sampel (25,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 10 sampel (32,3%) berat

anak lahir 2.500 - 3.499 gr, dan 13 sampel (41,9%) berat anak lahir ≥ 3.500 gr,

dari 31 sampel kontrol 3 sampel (4,8%) berat anak lahir < 2.500 gr, 22 sampel

(35,5%) berat anak lahir 2.500 - 3.499 gr dan 6 sampel (9,7%) berat anak lahir ≥

3.500 gr.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,009 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara berat anak ketika lahir

≥ 3.500 gram dengan kejadian leukemia anak.

4.2.2.4. Hubungan antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Tabel 4.15. Tabulasi Silang antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Usia Ibu saat

Mengandung

Anak

Kejadian Leukemia

Anak Total p

value OR 95% CI

Kasus Kontrol

N % N % N %

≤ 20 tahun 0 0 0 0 0 0

0,755 1,215

0,375-

4,141 21 - 34 tahun 24 77,4 25 80,6 49 100

≥ 35 tahun 7 22,6 6 19,4 13 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 0 sampel (0%) usia ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 24 sampel

(77,4%) usia ibu saat mengandung anak 20-34 tahun, dan 7 sampel (22,6%) usia

ibu saat mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0 sampel (0%) usia

ibu saat mengandung anak < 20 tahun, 25 sampel (80,6%) usia ibu saat

mengandung anak 20-34 tahun, dan 6 sampel (19,4%) usia ibu saat mengandung

anak ≥ 35 tahun.

52

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,755 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara usia ibu saat

mengandung anak dengan kejadian leukemia anak.

4.2.2.5. Hubungan antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Tabel 4.16. Tabulasi Silang antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak

dengan Kejadian Leukemia Anak

Usia Ayah

saat Ibu

Mengandung

Anak

Kejadian Leukemia

Anak Total p

value OR 95% CI Kasus Kontrol

N % N % N %

≤ 20 tahun 0 0 0 0 0 0

1,000 1,000 0,334-

2,994 21 - 34 tahun 22 71,0 22 71,0 44 100

≥ 35 tahun 9 29,0 9 29,0 18 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.16 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 0 sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22

sampel (71,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9 sampel

(29,0%) usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun, dari 31 sampel kontrol 0

sampel (0%) usia ayah saat ibu mengandung anak < 20 tahun, 22 sampel (71,0%)

usia ayah saat ibu mengandung anak 20-34 tahun, dan 9 sampel (29,0%) usia ayah

saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 1,000 (> α 0,05), yang artinya tidak ada hubungan antara usia ayah saat

ibu mengandung anak dengan kejadian leukemia anak.

53

4.2.2.6. Hubungan antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian

Leukemia Anak

Tabel 4.17. Tabulasi Silang antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan

Kejadian Leukemia Anak

Riwayat

Keguguran

Ibu

Kejadian Leukemia

Anak Total p

value OR 95%

CI Kasus Kontrol

N % N % N %

Tidak Pernah 14 45,2 24 77,4 38 100 0,009 4,163

1,386-

12,503 Pernah 17 54,8 7 22,6 24 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 14 sampel (45,2%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan

17 sampel (35,5%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu, dari 31 sampel

kontrol 24 sampel (77,4%) tidak mempunyai riwayat keguguran pada ibu dan 7

sampel (22,6%) mempunyai riwayat keguguran pada ibu.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,009 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara riwayat keguguran

pada ibu dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd

Ratio (OR) sebesar 4,163. Hal ini berarti ibu yang mempunyai riwayat keguguran

memiliki peluang 4,163 kali lebih besar untuk anak menderita leukemia

dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat keguguran. Dari hasil

analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar 1,386-

12,503, yang artinya ada hubungan yang kuat antara riwayat keguguran pada ibu

dengan kejadian leukemia anak.

54

4.2.2.7. Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Tabel 4.18. Tabulasi Silang antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Riwayat

Pemberian

ASI Anak

Kejadian Leukemia Anak Total

p

value OR 95%

CI Kasus Kontrol

N % N % N %

Tidak

diberikan 13 41,9 24 77,4 37 100

0,004 4,747 1,575-

14,312 Diberikan 18 58,1 7 22,6 25 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.18 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 13 sampel (41,9%) anak diberikan ASI dan 18 sampel (58,1%) anak

tidak diberikan ASI, dari 31 sampel kontrol 24 sampel (77,4%) anak diberikan

ASI dan 7 sampel (22,6%) anak tidak diberikan ASI.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,004 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara riwayat pemberian

ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah

Odd Ratio (OR) sebesar 4,747. Hal ini berarti anak yang tidak diberikan ASI

memiliki peluang 4,747 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan

dengan anak yang diberikan ASI. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI

(95% Confidence Interval) sebesar 1,575-14,312, yang artinya ada hubungan yang

kuat antara riwayat pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak.

55

4.2.2.8. Hubungan antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian

Leukemia Anak

Tabel 4.19. Tabulasi Silang antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian

Leukemia Anak

Paparan

Radiasi

Kejadian Leukemia

Anak Total p

value OR 95%

CI Kasus Kontrol

N % N % N %

Tidak terpapar 28 90,3 30 96,8 58 100 0,612 3,214

0,316-

32,741 Terpapar 3 9,7 1 3,2 4 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.19 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 28 sampel (90,3%) anak terpapar radiasi dan 3 sampel (9,7%) anak tidak

terpapar radiasi, dari 31 sampel kontrol 30 sampel (96,8%) anak terpapar radiasi

dan 1 sampel (3,2%) anak tidak terpapar radiasi.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji alternatif uji chi square yaitu uji

Fisher menunjukkan bahwa nilai p value 0,612 (> α 0,05), yang artinya tidak ada

hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia anak.

4.2.2.9. Hubungan antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan

Kejadian leukemia Anak

Tabel 4.20. Tabulasi Silang antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga

dengan Kejadian Leukemia Anak

Penggunaan

Insektisida

RT

Kejadian Leukemia Anak Total

p

value OR 95%

CI Kasus Kontrol

N % N % N %

Iya 23 74,2 13 41,9 26 100 0,010 0,251

0,086-

0,736 Tidak 8 25,8 18 58,1 36 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.20 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 23 sampel (74,2%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 8

56

sampel (25,8%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga, dari 31 sampel

kontrol 13 sampel (41,9%) menggunakan insektisida rumah tangga dan 18 sampel

(58,1%) tidak menggunakan insektisida rumah tangga.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,010 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara pemakaian insektisida

rumah tangga dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah

Odd Ratio (OR) sebesar 0,251. Hal ini berarti orang yang menggunakan

insektisida rumah tangga memiliki peluang 0,251 kali lebih besar untuk anak

menderita leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan

insektisida rumah tangga. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95%

Confidence Interval) sebesar 0,086-0,736, yang artinya ada hubungan yang kuat

antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak.

4.2.2.10. Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian

Leukemia Anak

Tabel 4.21. Tabulasi Silang antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan

Kejadian Leukemia Anak

Perilaku

Merokok Orang

Tua

Kejadian Leukemia

Anak Total p

value OR 95% CI Kasus Kontrol

N % N % N %

Merokok 24 77,

4 9 29,0 29 100

0,000 0,11

9

0,038-

0,375 Tidak Merokok 7

22,

6 22 71,0 33 100

Jumlah 31 50 31 50 62 100

Berdasarkan tabel 4.21 dapat diperoleh informasi dari 31 sampel kasus

sebanyak 24 sampel (77,4%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok dan

7 sampel (22,6%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok, dari 31

57

sampel kontrol 9 sampel (29,0%) mempunyai orang tua dengan perilaku merokok

dan 22 sampel (71,0%) tidak mempunyai orang tua dengan perilaku merokok.

Hasil analisis yang diperoleh dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai

p value 0,000 (< α 0,05), yang artinya ada hubungan antara perilaku merokok

dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio

(OR) sebesar 0,119. Hal ini berarti anak dengan orang tua memiliki perilaku orang

tua merokok memiliki peluang 0,119 kali lebih besar untuk menderita leukemia

dibandingkan dengan anak dengan orang tua tidak memiliki perilaku merokok.

Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar

0,038-0,375, yang artinya ada hubungan yang kuat antara perilaku orang tua

merokok dengan kejadian leukemia anak.

58

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Kejadian Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 38 (61,3%) dan perempuan berjumlah 24 (38,7%).

Hasil analisis dari uji chi square diperoleh nilai p (0,602) > α (0,05). Sehingga Ho

diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara jenis kelamin

anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari M. Telvik Dorak,

et al. (2006) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak yang

berjenis kelamin laki-laki mempunyai risiko 3,05 lebih besar untuk terkena

leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak yang berjenis kelamin perempuan.

Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki

dengan jumlah 38 anak (61,3%) tidak berbeda jauh dari sampel yang berjenis

perempuan dengan jumlah 24 anak (38,7%).

5.1.2. Hubungan antara Urutan Lahir Anak dengan Kejadian Leukemia

Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan urutan

lahir pertama berjumlah 31 (50%), urutan lahir kedua berjumlah 12 (19,4%), dan

urutan lahir ketiga berjumlah 19 (30,6%). Hasil analisis dari uji chi square

diperoleh nilai p (0,958) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang

59

berarti tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia

anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Julie V.B. et al.

(2011) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan

kategori anak pertama dalam keluarga mempunyai risiko 0,87 lebih besar untuk

terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak tidak dengan kategori anak

pertama. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel disetiap kategori untuk

variabel urutan lahir tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, dimana anak

yang memiliki urutan lahir pertama berjumlah 31 anak (50%), anak yang memiliki

urutan lahir kedua berjumlah 12 anak (19,4%), dan anak yang memiliki urutan

lahir ketiga berjumlah 19 anak (30,6%).

5.1.3. Hubungan antara Berat Anak Lahir dengan Kejadian Leukemia

Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan berat

lahir < 2500 gram berjumlah 11 (17,7%), berat lahir 2500-3400 gram berjumlah

32 (51,6%), dan berat lahir ≥ 3500 gram berjumlah 19 (30,7%). Hasil analisis dari

uji chi square diperoleh nilai p (0,009) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima, yang berarti ada hubungan antara berat lahir anak ≥ 3500 gram dengan

kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K.

Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada

anak dengan berat bayi lahir ≥ 3500 gram mempunyai risiko 8,99 lebih besar

untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan dengan anak tidak dengan berat

60

bayi lahir ≤ 3500 gram. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih

didominasi oleh anak dengan berat lahir ≥ 3500 gram yang berjumlah 19 anak

(30,7%), sedangkan anak dengan berat lahir < 2500 gram hanya berjumlah 11

anak (17,7%).

5.1.4. Hubungan antara Usia Ibu saat Mengandung Anak dengan Kejadian

Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan usia

ibu saat mengandung anak ≤ 20 tahun berjumlah 0 (0%), usia 20-34 tahun

berjumlah 49 (79%), dan usia ≥ 35 tahun berjumlah 13 (21%). Hasil analisis dari

uji chi square diperoleh nilai p (0,755) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha

ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak

dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K.

Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada

anak dengan usia ibu saat mengandung anak ≥ 35 tahun mempunyai risiko 1,5

lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan usia ibu

saat mengandung anak ≤ 35 tahun. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel

yang didominasi oleh sampel dengan usia ibu saat mengandung pada usia 20-34

tahun yang berjumlah 49 orang (79%), dimana ibu yang mengandung pada usia

tersebut dimungkinkan tidak memiliki risiko yang dapat membahayakan

kesehatan ibu dan janin.

61

5.1.5. Hubungan antara Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel dengan usia

ayah saat ibu mengandung anak ≤ 20 tahun berjumlah 0 (0%), usia 20-34 tahun

berjumlah 44 (71%), dan usia ≥ 35 tahun berjumlah 18 (29%). Hasil analisis dari

uji chi square diperoleh nilai p (1,000) > α (0,05). Sehingga Ho diterima dan Ha

ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung

anak dengan kejadian leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K.

Bangun, et al (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada

anak dengan usia ayah saat ibu mengandung anak ≥ 35 tahun mempunyai risiko

1,55 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan usia

ayah saat ibu mengandung anak ≤ 35 tahun. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik

sampel yang didominasi oleh sampel dengan usia ayah saat ibu mengandung pada

usia 20-34 tahun yang berjumlah 44 orang (71%), dimana pada usia ayah tersebut

dimungkinkan tidak memiliki risiko yang dapat membahayakan kesehatan dan

perkembangan janin.

5.1.6. Hubungan antara Riwayat Keguguran pada Ibu dengan Kejadian

Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak

mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 38 (61,3%), dan mempunyai

riwayat keguguran pada ibu berjumlah 24 (38,7%). Hasil analisis dari uji chi

square diperoleh nilai p (0,009) < α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,

62

yang berarti ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian

leukemia anak di Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Hal ini berarti ibu yang

mempunyai riwayat keguguran memiliki peluang 4,163 kali lebih besar untuk

anak menderita leukemia dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat

keguguran. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence

Interval) sebesar 1,386-12,503, yang artinya ada hubungan yang kuat antara

riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian leukemia anak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Xiaomei Ma, et al (2005)

menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak dengan ibu yang

memiliki riwayat keguguran mempunyai risiko 2,19 lebih besar untuk terkena

leukemia anak, bila dibandingkan anak tidak dengan ibu yang memiliki riwayat

keguguran. Hal ini disebabkan oleh besarnya jumlah sampel yang tidak

mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 38 anak (61,3%) tidak berbeda

jauh dengan sampel yang mempunyai riwayat keguguran pada ibu berjumlah 24

anak (38,7%).

5.1.7. Hubungan antara Riwayat Pemberian ASI pada Anak dengan

Kejadian Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak

mempunyai riwayat diberikan ASI pada anak berjumlah 25 (40,3%), dan

mempunyai riwayat diberikan ASI pada anak berjumlah 37 (59,7%). Hasil analisis

yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,004)

< α (0,05). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan

antara riwayat tidak diberikan ASI pada anak dengan kejadian leukemia anak di

63

Yayasan Hematologi Yasmia Semarang. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd

Ratio (OR) sebesar 4,747. Hal ini berarti anak yang tidak diberikan ASI memiliki

peluang 4,747 kali lebih besar untuk menderita leukemia dibandingkan dengan

anak yang diberikan ASI. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI

(95% Confidence Interval) sebesar 1,575-14,312, yang artinya ada hubungan yang

kuat antara riwayat tidak diberikan ASI pada anak dengan kejadian leukemia

anak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Paulina K. Bangun, et al

(2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak tidak

dengan riwayat diberikan ASI mempunyai risiko 1,22 lebih besar untuk terkena

leukemia anak, bila dibandingkan anak dengan riwayat diberikan ASI. Hal ini

dipengaruhi dari karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh anak yang

mempunyai riwayat diberikan ASI yang berjumlah 37 anak (59,7%), sedangkan

anak tidak mempunyai riwayat diberikan ASI berjumlah 25 (40,3%).

5.1.8. Hubungan antara Paparan Radiasi Sutet dengan Kejadian Leukemia

Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak

terpapar radiasi sutet berjumlah 58 (93,5%), dan terpapar radiasi sutet berjumlah 4

(6,5%). Hasil analisis yang diperoleh dari uji alternatif uji chi square yaitu uji

Fisher menunjukkan bahwa nilai p value (0,612) > α (0,05). Sehingga Ho diterima

dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet

dengan kejadian leukemia anak.

64

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Paulina K. Bangun

(2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak terkena

paparan radiasi memiliki risiko 4,73 lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila

dibandingkan anak yang tidak terkena paparan radiasi. Hal ini disebabkan karena

responden yang di wawancarai lebih didominasi pada sampel yang tidak terpapar

radiasi sutet yang berjumlah 58 anak (93,5%) sedangkan anak yang terpapar

radiasi sutet berjumlah 4 anak (6,5%). Hal tersebut dikarenakan lokasi tempat

tinggal responden yang tidak terpapar radiasi sutet tidak berada di dalam satu

wilayah dengan sumber radiasi sutet.

5.1.9. Hubungan antara Penggunaan Insektisida Rumah Tangga dengan

Kejadian Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak

menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 26 (41,9%), dan menggunakan

insektisida rumah tangga berjumlah 36 (58,1%). Hasil analisis yang diperoleh dari

uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,010) < α (0,05). Sehingga Ho

ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara pemakaian insektisida

rumah tangga dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah

Odd Ratio (OR) sebesar 0,251. Hal ini berarti orang yang menggunakan

insektisida rumah tangga memiliki peluang 0,251 kali lebih besar untuk anak

menderita leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan

insektisida rumah tangga. Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI

(95% Confidence Interval) sebesar 0,086-0,736, yang artinya ada hubungan yang

kuat antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian leukemia anak.

65

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K.

Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak

yang memiliki riwayat penggunaan insektisida rumah tangga memiliki risiko 5,25

lebih besar untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak yang tidak

memiliki riwayat penggunaan insektisida rumah tangga. Hal ini dipengaruhi dari

karakteristik sampel yang lebih didominasi oleh sampel yang menggunakan

insektisida rumah tangga yang berjumlah 36 orang (58,1%), sedangkan sampel

yang tidak menggunakan insektisida rumah tangga berjumlah 26 orang (41,9%).

5.1.10. Hubungan antara Perilaku Merokok Orang Tua dengan Kejadian

Leukemia Anak

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sampel yang tidak

memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah 29 (46,8%), dan memiliki

perilaku orang tua merokok berjumlah 33 (53,2%). Hasil analisis yang diperoleh

dari uji Chi square menunjukkan bahwa nilai p value (0,000) < α (0,05). Sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada hubungan antara perilaku merokok

dengan kejadian leukemia anak. Dari hasil analisis diperoleh nilah Odd Ratio

(OR) sebesar 0,119. Hal ini berarti anak dengan orang tua memiliki perilaku orang

tua merokok memiliki peluang 0,119 kali lebih besar untuk menderita leukemia

dibandingkan dengan anak dengan orang tua tidak memiliki perilaku merokok.

Dari hasil analisis juga diperoleh hasil 95% CI (95% Confidence Interval) sebesar

0,038-0,375, yang artinya ada hubungan yang kuat antara perilaku orang tua

merokok dengan kejadian leukemia anak.

66

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Paulina K.

Bangun (2013) menyatakan bahwa risiko menderita leukemia anak pada anak

dengan orang tua yang memiliki perilaku merokok memiliki 1,08 lebih besar

untuk terkena leukemia anak, bila dibandingkan anak tidak dengan orang tua yang

memiliki perilaku merokok. Hal ini dipengaruhi dari karakteristik sampel yang

lebih didominasi oleh anak yang memiliki perilaku orang tua merokok berjumlah

33 orang (53,2%), sedangkan anak yang tidak memiliki perilaku orang tua

merokok berjumlah 29 orang (46,8%).

5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian

1) Recall bias, dimana sampel harus mengingat kembali kejadian yang telah

lalu untuk dapat memberikan jawaban

2) Penulis merupakan peneliti pemula yang belum mempunyai pengalaman

dalam meneliti, serta pengetahuan riset ilmu kesehatan masyarakat yang

masih kurang. Sehingga tak jarang peneliti mendapatkan kesulitan dalam

melakukan pengambilan dan analisis data

67

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Kejadian Leukemia Anak di Yayasan Yasmia Semarang” dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin anak dengan kejadian leukemia

anak di Yayasan Yasmia Semarang

2. Tidak ada hubungan antara urutan lahir anak dengan kejadian leukemia

anak di Yayasan Yasmia Semarang

3. Ada hubungan antara berat lahir anak dengan kejadian leukemia anak di

Yayasan Yasmia Semarang

4. Tidak ada hubungan antara usia ibu saat mengandung anak dengan

kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang

5. Tidak ada hubungan antara usia ayah saat ibu mengandung anak dengan

kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang

6. Ada hubungan antara riwayat keguguran pada ibu dengan kejadian

leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang

7. Ada hubungan antara pemberian ASI pada anak dengan kejadian leukemia

anak di Yayasan Yasmia Semarang

8. Tidak ada hubungan antara paparan radiasi sutet dengan kejadian leukemia

anak di Yayasan Yasmia Semarang

68

9. Ada hubungan antara penggunaan insektisida rumah tangga dengan

kejadian leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang

10. Ada hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan kejadian

leukemia anak di Yayasan Yasmia Semarang

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang akan disampaikan yaitu :

6.2.1. Bagi Masyarakat

Setelah didapatkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian leukemia anak, diharapkan masyarakat dapat

melakukan tindakan pencegahan terhadap faktor risiko tersebut dengan

melakukan tindakan seperti:

1) Sewaktu masa kehamilan, ibu hamil dianjurkan tidak mengkonsumsi

makanan dan minuman yang berlebih. Sehingga, asupan pada bayi dapat

terkontrol dengan baik dan menjadikan berat badan bayi tidak berlebih

2) Sewaktu kehamilan, ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kesehatan dan

keselamatan ibu dan janin, mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi

seimbang, melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, dan tidak

melakukan aktivitas berlebih yang dapat membahayakan kondisi janin

3) Setelah bayi lahir, ibu dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif

(menyusui) pada bayi minimal 6 (enam) bulan tanpa memberikan

makanan tambahan

4) meminimalkan penggunaan insektisida seperti obat nyamuk, sebagai

gantinya dapat menggunakan kelambu nyamuk pada tempat tidur

69

5) Pada orang tua diharapkan untuk dapat menjauhi perilaku merokok, untuk

menjaga kesehatan diri sendiri dan menciptakan kondisi lingkungan yang

sehat

6) Mengupayakan kepada masyarakat agar peka dan mengetahui secara dini

tanda dan gejala kejadian leukemia pada anak

7) Segera memeriksakan ke tenaga media apabila ditemukan tanda dan gejala

leukemia pada anak, karena tindakan penanganan dan pemberian

pengobatan tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang penderita untuk

sembuh.

6.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya

1) Perlu adanya penelitian yang lebih spesifik untuk setiap variabel seperti,

lama waktu pemberian ASI terhadap anak, jarak antara rumah dengan

sumber radiasi sutet, jumlah rokok yang dihisap perhari oleh orang tua,

jenis insektisida rumah tangga, dll

2) Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan variabel yang berbeda untuk

lebih mengetahui faktor lain yang berhubungan dengan kejadian leukemia

pada anak.

6.2.3. Bagi Yayasan Hematologi Yasmia

1) Menambah kebijakan baru untuk menangani penderita leukemia anak

seperti, memberikan terapi psikologi untuk orang tua dan anak. Terapi

psikologi sangat diperlukan saat pasien terdiagnosis leukemia dan ketika

pasien dalam masa pengobatan, karena dikhawatirkan pasien dan orang tua

mengalami kejenuhan akibat masa pengobatan yang lama yaitu 2-3 tahun.

70

2) Melakukan pendataan penderita leukemia anak yang belum terdata oleh

Yayasan Hematologi Yasmia di daerah-daerah dengan saling bekerjasama

antar wilayah atau kabupaten di seluruh Jawa Tengah, supaya bisa

diberikan pengertian, pemahaman, dan tata cara khusus dalam merawat

anak, serta sebagai tempat saling bertukar pendapat antara pihak orang tua,

tenaga medis, dan pihak Yayasan Hematologi Yasmia.

71

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society, 2014. Cancer Fact & Figures 2014. Atlanta, Ga:

American Cancer Society Press.

American Cancer Society, 2014. Childhood Leukemia. Atlanta, Ga: American

Cancer Society Press.

Andreas C. dan Panagiota V., 2012. Risk Factor for Childhood Leukemia: a

Comprehensive Literature Review. Department of Nursing A’:

Technological Educational Institute of Athens Press.

Bambang Purnomo, 2010. Buku Ajar Hematologi Onkologi Anak. Jakarta: Ikatan

Dokter Anak Indonesia.

Bidasari Lubis et al, 2013. Pajanan Pestisida sebagai Faktor Risiko Leukemia

pada Anak. CDK-208, Volume 40, Nomor 9, 2013.

Buitenkamp T.D. et al., 2014. Acute Lymphoblastic Leukemia in Children with

Down Syndrome: A Retrospective Analisis from the Ponte di Legno

Study Group. Blood, Volume 123, Nomer 1, Januari 2014, hlm. 70-77.

Chandrayani S., 2009. Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah

Sakit Kanker “Dharmais”, 2004-2008. Skripsi: Universitas Indonesia.

_____________, 2010. Gambaran Epidemiologi Kasus Leukemia Anak di Rumah

Sakit Kanker “Dharmais”, 2004-2008. Indonesian Journal of Cancer,

Vol. 4, No. 1, January-March 2010, hlm. 15-22.

Claire Sermage et al, 2008. Childhood Leukemia Around French Nuclear Power

Plants- the Geocap Study, 2002-2007. International Journal of Cancer,

2008.

Darmono, 2012. Toksikologi Genetik: Pengaruh, Penyebab, dan Akibat

Terjadinya Penyakit Gangguan Keturunan. Jakarta: UI Press.

Elizabeth Ward et al, 2014. Childhood and Adolescent Cancer Statitics, 2014. Ca

Cancer J Clin, Volume 64, Nomer 2, Maret-April 2014, hlm. 83-103.

Faisal I., 2013. Hubungan antara Paparan Polutan yang Mengandung Benzena

dengan Leukemia Akut pada Anak. Skripsi: Univesitas Diponegoro.

Feller M. et al, 2010. Family Characteristics as Risk Factors for Childhood Acute

Lymphoblastic Leukemia: A Population-Based Case-Control Study. PloS

ONE, Volume 5, Nomer 10, Oktober 2010, hlm. e13156.

72

Iwan Simamora, 2009. Karakteristik Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H.

Adam Malik Medan Tahun 2004-2007. Skripsi: Univesitas Sumatera

Utara.

Jeffrey S. Chang et al, 2006. Parental Smoking and the Risk of Childhood

Leukemia. American Journal of Epidemiology, Volume 163, Nomer 12,

6 Januari 2006, hlm. 1091-1100.

Julie, V.B. et al, 2011. Birth Order and Risk of Childhood Cancer: A Pooled

Analysis from Five US States. International Journal of Cancer, Volume

128, 2011, hlm. 2709-2716.

Kementerian Kesehatan RI, 2012. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI, 2013.

_______________________, 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI, 2014.

Kennedy, Amy, 2013. Genetic Markers, Birth Characteristics, and Childhood

Leukemia Risk. Disertasi. Miami, Florida: Florida International

University.

M. Aidil, 2013. Hubungan Kejadian Kanker Anak dengan Riwayat Kanker pada

Keluarga. Skripsi: Univesitas Diponegoro.

M. Tevlik Dorak et al., 2006. Examination of Gender Effect in Birth Weight and

Miscarriage Associations with Childhood Cancer (United Kingdom).

Cancer Causes Control, Volume 18, Januari 2007, hlm. 219-228.

M.N. Bustan, 2007. Epidemiologi: Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineke

Cipta.

Marilyn L.K. et al, 2004. Breastfeeding and the Risk of Childhood Leukemia: A

Meta-Analysis. Public Health Reports, Volume 119, November-

Desember 2004, hlm. 521-535.

Martin Belson et al, 2007. Risk Factors for Acute Leukemia in Children: A

Review. Environmental Health Perspective, Volume 115, Nomer 1,

Januari 2007.

Mirmohammadi S.J., et al, 2011. Environmental Risk Factors for Acute Leukemia

and Non-Hodgkin Lymphoma in Chidren. Iranian Journal of Pediatric

Hematology and Oncology, Volume 11, Nomer 1, 2011.

National Cancer Institute, 2013. Childhood Acute Lymphoblastic Leukemia

Treatment. Physician Data Query (PDQ).

73

National Cancer Institute, 2013. Childhood Acute Myeloid Leukemia/Other

Myeloid Malignancies Treatment. Physician Data Query (PDQ).

National Cancer Institute, 2013. What You Need to Know about Leukemia. U.S

Departement of Health and Human Services National Institute of Health:

NIH Publication.

Nur Nasry Noor, 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Oksuzyan S. Et al, 2012. Birth Weight and Other Perinatal Characteristics and

Childhood Leukemia in California. Cancer Epidemiol, Volume 36,

Nomer 6, Desember 2012, hlm. E359-e365.

Patricia A.B. et al, 2005. Environmental and Genetic Risk Factors for Childhood

Leukemia: Appraising the Evidence. Cancer Investigation, Volume 1,

2005, hlm. 60-75.

Paulina K. Bangun et al., 2014. Risk Factors of Childhood Leukemia. Paediatrica

Indonesiana, Volume 54, Number 6, November 2014, hlm. 358-364.

Puumala et al, 2007. Reproductive History, Infertility Treatment, and the Risk of

Acute Leukemia in Children with Down Syndrome: A Report From the

Children’s Oncology Group. Cancer, Volume 110, Nomer 9, 1

November 2007, hlm. 2067-2074.

Rizky Aditya F., 2013. Pengaruh Pemberian ASI Terhadap Angka Kejadian

Leukemia Akut pada Anak. Skripsi: Universitas Diponegoro.

Robert W. Caughhey dan Karin B. Michels, 2009. Birth Weight and Childhood

Leukemia: A Meta-Analysis and Review of the Current Evidence.

International Journal of Cancer, Volume 124, 2009, hlm. 2658-2670.

Ross, Julie et al., 1994. Epidemiology of Childhood Leukemia, with a Focus on

Infants. Epidemiologic Review American Journal of Epidemiology,

Volume 15, Nomor 1, 234.

Sabrina, Maharani, 2009. Kanker: Mengenal 13 Jenis Kanker dan

Pengobatannya. Jogjakarta: Katahati.

Slamet Ryadi et al, 2011, Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba Medika.

Soekidjo N. 2013. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku (Edisi Revisi). Jakarta:

Rineka Cipta.

Soekidjo N., 2005. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudigdo, 2008. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung

Seto.

74

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsini Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sulastriana, 2013. Karaktersitik Anak yang Menderita Leukemia Akut Rawat Inap

di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012. Medan: FKM USU

Press.

World Health Organization, 2000. World Cancer Report 2000. WHO Library

Cataloguing in Publication Data: WHO Press.

World Health Organization, 2010. World Cancer Report 2010. WHO Library

Cataloguing in Publication Data: WHO Press.

World Health Organization, 2011. World Cancer Report 2011. WHO Library

Cataloguing in Publication Data: WHO Press.

Xiaomei Ma, 2005. Maternal Pregnancy Loss, Birth Characteristics, and

Childhood Leukemia (United States). Cancer Causes and Control,

Volume 16, Mei 2005, hlm. 1075-1083.

Yayan A. I., 2010. Leukemia. Riau: FK Universitas Riau.

Yayasan Onkologi Anak Indonesia. 2010. Diakses melalui

http://www.yoaifoundation.org/profil.php. dikutip: September 2014.

75

76

Lampiran 1. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi

77

Lampiran 2. Ethical Clearance

78

Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

79

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpolinmas

80

81

Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian dari Yayasan Hematologi Yasmia

Lampiran 6. Hasil Rekapitulasi Data Penelitian

No.

Res.

Status

Res.

Umur

(Tahun)

Kejadian

Leukemia

Jenis

Kelamin

Anak

Urutan

Lahir

Anak

Berat

Lahir

Anak

Usia Ibu

Melahirkan

Usia Ayah

saat Ibu

Melahirkan

Riwayat

Keguguran

Ibu

Riwayat

Pemberian

ASI

Riwayat

Paparan

Radiasi

Penggunaan

Insektisida

RT

Perilaku

Merokok

Orang Tua

R01 Kasus 4 1 1 2 2 2 3 1 1 1 1 2

R02 Kasus 5 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2

R03 Kasus 8 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1

R04 Kasus 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1

R05 Kasus 17 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1

R06 Kasus 3 1 2 3 2 2 3 1 2 1 2 2

R07 Kasus 5 1 2 3 2 3 3 2 1 2 1 1

R08 Kasus 4 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2

R09 Kasus 13 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1

R10 Kasus 9 1 2 1 1 3 3 2 1 1 2 2

R11 Kasus 4 1 1 3 3 2 2 1 1 1 2 2

R12 Kasus 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2

R13 Kasus 16 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1 2

R14 Kasus 8 1 2 2 3 2 2 1 1 1 2 2

R15 Kasus 4 1 2 3 2 2 2 2 1 1 2 1

R16 Kasus 2 1 1 3 1 3 3 1 1 1 1 2

R17 Kasus 14 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2

R18 Kasus 2 1 2 3 3 2 3 1 2 1 1 2

R19 Kasus 13 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1

R20 Kasus 4 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2

82

R21 Kasus 5 1 1 2 3 2 2 1 2 1 1 2

R22 Kasus 2 1 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2

R23 Kasus 14 1 2 3 3 3 3 1 2 1 1 1

R24 Kasus 3 1 1 3 2 3 3 1 1 1 2 2

R25 Kasus 5 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2

R26 Kasus 3 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2 1

R27 Kasus 16 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2

R28 Kasus 5 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2

R29 Kasus 4 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2

R30 Kasus 8 1 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2

R31 Kasus 5 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2

R32 Kontrol 4 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1

R33 Kontrol 5 2 1 2 3 2 3 2 1 1 1 1

R34 Kontrol 8 2 1 2 3 2 2 1 2 1 1 1

R35 Kontrol 1 2 1 2 2 3 3 2 2 1 2 2

R36 Kontrol 17 2 1 2 1 3 3 2 2 1 1 1

R37 Kontrol 3 2 1 1 3 2 2 2 1 1 1 1

R38 Kontrol 5 2 1 3 3 2 2 2 2 1 1 1

R39 Kontrol 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1

R40 Kontrol 13 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1

R41 Kontrol 9 2 1 3 3 2 2 2 2 1 1 1

R42 Kontrol 4 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2

R43 Kontrol 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 1 1

R44 Kontrol 16 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1

R45 Kontrol 8 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1

R46 Kontrol 4 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1

83

R47 Kontrol 2 2 1 3 2 3 3 1 2 1 1 1

R48 Kontrol 14 2 1 3 2 3 3 2 2 1 1 1

R49 Kontrol 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 2

R50 Kontrol 13 2 1 3 3 2 3 1 2 1 2 1

R51 Kontrol 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1

R52 Kontrol 5 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1

R53 Kontrol 2 2 2 1 3 2 2 1 1 1 1 2

R54 Kontrol 14 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1

R55 Kontrol 3 2 1 1 3 2 2 2 2 1 1 1

R56 Kontrol 5 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2

R57 Kontrol 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1

R58 Kontrol 16 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2

R59 Kontrol 5 2 2 1 3 2 2 2 2 1 2 1

R60 Kontrol 4 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1

R61 Kontrol 8 2 1 2 3 3 3 1 1 1 1 1

R62 Kontrol 5 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2

84

85

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG

Tanggal wawancara : …………….

No. Responden : ……………

Diharapkan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner ini, sesuai dengan jawaban dan keadaan diri Anda sebenarnya.

Identitas dan jawaban responden, kami jamin kerahasiaannya. Atas kerja sama

dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

1. Nama : ……………

2. Alamat : ……………

3. Jenis kelamin : ……………

4. Tanggal lahir : ……………

5. Diagnosis : ……………

A. Variabel urutan kelahiran

1. Urutan keberapa anak lahir?

a) I

b) II

c) III dan seterusnya

B. Variabel berat anak lahir

1. Berapakah berat badan anak ketika lahir?

a) <2.500 gr

b) 2.500-3.499 gr

c) ≥3.500 gr

KUESIONER

KELOMPOK KASUS

86

C. Variabel usia ibu saat mengandung anak

1. Berapakah usia ibu saat mengandung anak (penderita)?

a) <20 th

b) 20-34 th

c) ≥35 th

D. Variabel usia ayah saat ibu mengandung anak

1. Berapakah usia ayah ketika ibu mengandung anak (penderita)?

a) <20 th

b) 20-34 th

c) ≥35 th

E. Variabel riwayat keguguran pada ibu

1. Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelum melahirkan anak

(penderita)? Kalau pernah, berapa kali?

a) Tidak pernah

b) Pernah, ... . kali

F. Variabel riwayat pemberian ASI

1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak (penderita)? Kalau ya,

berapa bulan lamanya?

a) Tidak

b) Ya, ... . bulan

J. Variabel paparan radiasi

1. Apakah rumah penderita dekat dengan sumber radiasi (sutet)? Berapa

meter?

a) Tidak

b) Ya, ... . m. (<200 m / >200 m)

87

K. Variabel paparan insektisida rumah tangga

1. Apakah anda menggunakan obat nyamuk di rumah?

a) Ya, ……………

b) Tidak

2. Apakah anda mulai menggunakan obat nyamuk tersebut sebelum anak

anda sakit leukemia?

a) Ya

b) Tidak

L. Variabel perilaku orang tua perokok

1. Apakah ayah merokok?

a) Tidak

b) Ya

2. Apakah ayah sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok

(perokok pasif)?

a) Tidak

b) Ya

3. Apakah ibu merokok?

a) Tidak

b) Ya

4. Apakah ibu sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok

(perokok pasif)?

a) Tidak

b) Ya

Semarang,

Petugas wawancara Responden/Informan

(Ellya Ma’unah) ( )

NIM. 6411411199

88

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

LEUKEMIA ANAK DI KOTA SEMARANG

Tanggal wawancara : …………….

No. Responden : ……………

Diharapkan kerjasama Anda untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

dalam kuesioner ini, sesuai dengan jawaban dan keadaan diri Anda sebenarnya.

Identitas dan jawaban responden, kami jamin kerahasiaannya. Atas kerja sama

dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Identitas Responden

1. Nama : ……………

2. Alamat : ……………

3. Jenis kelamin : ……………

4. Tanggal lahir : ……………

G. Variabel Kejadian Leukemia

1. Apakah anak anda pernah dinyatakan dokter menderita kanker

darah/leukemia?

a) Tidak (lanjut pertanyaan selanjutnya no. 2)

b) Ya (lanjut pertanyaan variabel selanjutnya poin B)

2. Apakah anak anda pernah mengalami demam yang kadang turun

kadang demam lagi dan kadang suhu tubuhnya lebih tinggi dari

demam sebelumnya?

a) Tidak

b) Ya

3. Apakah anak anda pernah mengalami pusing mendadak?

a) Tidak

b) Ya

KUESIONER

KELOMPOK KONTROL

89

4. Apakah anak anda pernah mengalami penurunan berat badan dalam

waktu yang cepat?

a) Tidak

b) Ya

5. Apakah anak anda pernah mengalami lelah, pucat, pernafasan cepat,

lesu, dan tidak bersemangat?

a) Tidak

b) Ya

6. Apakah anak anda pernah mengalami perdarahan yang mendadak

seperti mimisan?

a) Tidak

b) Ya

7. Apakah anak anda sering terkena flu (pilek dan batuk)?

a) Tidak

b) Ya

8. Apakah anak anda pernah mengalami nyeri sendi pada pergelangan

kaki/tangan?

a) Tidak

b) Ya

9. Apakah anak anda pernah mengalami kesulitan bernafas atau nyeri

dada saat bernafas?

a) Tidak

b) Ya

10. Apakah anak anda pernah mengalami nyeri pada bagian perut?

a) Tidak

b) Ya

11. Apakah anak anda mempunyai benjolan (pembengkakan) pada daerah

di bawah lengan, leher, atau belakang telinga?

a) Tidak

b) Ya

90

H. Variabel urutan kelahiran

1. Urutan keberapa anak lahir?

d) I

e) II

f) III

I. Variabel berat anak lahir

1. Berapakah berat badan anak ketika lahir?

d) <2.500 gr

e) 2.500-3.499 gr

f) ≥3.500 gr

J. Variabel usia ibu saat mengandung anak

2. Berapakah usia ibu saat mengandung anak (penderita)?

d) <20 th

e) 20-34 th

f) ≥35 th

K. Variabel usia ayah saat ibu mengandung anak

1. Berapakah usia ayah ketika ibu mengandung anak (penderita)?

d) <20 th

e) 20-34 th

f) ≥35 th

L. Variabel riwayat keguguran pada ibu

1. Apakah ibu pernah mengalami keguguran sebelum melahirkan anak

(penderita)? Kalau pernah, berapa kali?

c) Tidak pernah

d) Pernah, ... . kali

91

M. Variabel riwayat pemberian ASI

1. Apakah ibu memberikan ASI kepada anak (penderita)? Kalau Ya,

berapa bulan lamanya?

c) Tidak

d) Ya, ... . bulan

M. Variabel paparan radiasi

2. Apakah rumah penderita dekat dengan sumber radiasi (sutet)? Berapa

meter?

c) Tidak

d) Ya, ... . m. (<200 m / >200 m)

N. Variabel paparan insektisida rumah tangga

1. Apakah anda menggunakan obat nyamuk di rumah? Jika Ya, mulai kapan

anda menggunakan obat nyamuk?

a) Ya

b) Tidak

O. Variabel perilaku orang tua merokok

1. Apakah ayah merokok?

c) Tidak

d) Ya

2. Apakah ayah sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok

(perokok pasif)?

c) Tidak

d) Ya

3. Apakah ibu merokok?

c) Tidak

d) Ya

92

4. Apakah ibu sering berada di lingkungan orang yang sedang merokok

(perokok pasif)?

c) Tidak

d) Ya

Semarang,

Petugas wawancara Responden/Informan

(Ellya Ma’unah) ( )

NIM. 6411411199

93

Lampiran 8. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Univariat)

ANALISIS UNIVARIAT

Frequency Table

1. Variabel Jenis Kelamin

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 38 61.3 61.3 61.3

Perempuan 24 38.7 38.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

2. Variabel Urutan Lahir

Urutan_Lahir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pertama 31 50.0 50.0 50.0

Kedua 12 19.4 19.4 69.4

Ketiga/lebih 19 30.6 30.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

3. Variabel Berat Lahir Anak

Berat_Lahir_Anak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang 11 17.7 17.7 17.7

Normal 32 51.6 51.6 69.4

Berlebih 19 30.6 30.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

94

4. Variabel Usia Ibu saat Melahirkan

Usia_Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-34 49 79.0 79.0 79.0

>=35 th 13 21.0 21.0 100.0

Total 62 100.0 100.0

5. Variabel Usia Ayah saat Ibu Melahirkan

Usia_Ayah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 21-34 44 71.0 71.0 71.0

>=35 th 18 29.0 29.0 100.0

Total 62 100.0 100.0

6. Variabel Riwayat Keguguran pada Ibu

keguguran

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak pernah 38 61.3 61.3 61.3

Pernah 24 38.7 38.7 100.0

Total 62 100.0 100.0

7. Variabel Pemberian ASI pada Anak

ASI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Iya 37 59.7 59.7 59.7

Tidak 25 40.3 40.3 100.0

Total 62 100.0 100.0

95

8. Variabel Paparan Radiasi Sutet

Paparan_Radiasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak 58 93.5 93.5 93.5

Terpapar 4 6.5 6.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

9. Variabel Penggunaan Insektisida Rumah Tangga

Penggunaan_Insektisida

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Pakai 36 58.1 58.1 58.1

Tidak pakai 26 41.9 41.9 100.0

Total 62 100.0 100.0

10. Variabel Perilaku Orang Tua Merokok

Perilaku_Merokok

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Merokok 33 53.2 53.2 53.2

Tidak Merokok 29 46.8 46.8 100.0

Total 62 100.0 100.0

96

Lampiran 9. Hasil Olah Data Penelitian (Analisis Bivariat)

ANALISIS BIVARIAT

Crosstabs

1. Variabel Jenis Kelamin

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Jenis_Kelamin Laki-laki Count 18 20 38

Expected Count 19.0 19.0 38.0

% within Jenis_Kelamin 47.4% 52.6% 100.0%

Perempuan Count 13 11 24

Expected Count 12.0 12.0 24.0

% within Jenis_Kelamin 54.2% 45.8% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within Jenis_Kelamin 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .272a 1 .602

Continuity Correctionb .068 1 .794

Likelihood Ratio .272 1 .602

Fisher's Exact Test .795 .397

Linear-by-Linear Association .268 1 .605

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

97

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.066 .127 -.514 .609c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.066 .127 -.514 .609c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Jenis_Kelamin

(Laki-laki / Perempuan) .762 .273 2.122

For cohort leukemia = Tidak .874 .532 1.439

For cohort leukemia = Iya 1.148 .676 1.950

N of Valid Cases 62

2. Variabel Urutan Lahir Anak

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Urutan_Lahir Pertama Count 15 16 31

Expected Count 15.5 15.5 31.0

% within urutan_lahir 48.4% 51.6% 100.0%

Kedua Count 6 6 12

Expected Count 6.0 6.0 12.0

% within urutan_lahir 50.0% 50.0% 100.0%

Ketiga/Lebih Count 10 9 19

Expected Count 9.5 9.5 19.0

% within urutan_lahir 52.6% 47.4% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within urutan_lahir 50.0% 50.0% 100.0%

98

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .085a 2 .958

Likelihood Ratio .085 2 .958

Linear-by-Linear Association .083 1 .774

N of Valid Cases 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

6.00.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.037 .127 -.285 .777c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.036 .127 -.282 .779c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Urutan_Lahir

(Pertama / Kedua) a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed.

They are only computed for a 2*2 table without

empty cells.

99

3. Variabel Berat Lahir Anak

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Berat_Lahir Kurang Count 3 8 11

Expected Count 5.5 5.5 11.0

% within berat_lahir 27.3% 72.7% 100.0%

Normal Count 22 10 32

Expected Count 16.0 16.0 32.0

% within berat_lahir 68.8% 31.2% 100.0%

Berlebih Count 6 13 19

Expected Count 9.5 9.5 19.0

% within berat_lahir 31.6% 68.4% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within berat_lahir 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 9.352a 2 .009

Likelihood Ratio 9.611 2 .008

Linear-by-Linear Association .136 1 .712

N of Valid Cases 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is

5.50.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .047 .127 .366 .716c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .070 .134 .546 .587c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

100

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Berat_Lahir

(Kurang / Normal) a

a. Risk Estimate statistics cannot be computed.

They are only computed for a 2*2 table without

empty cells.

4. Variabel Usia Ibu saat Mengandung Anak

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Usia_Ibu 21-34 Count 25 24 49

Expected Count 24.5 24.5 49.0

% within usia_ibu 51.0% 49.0% 100.0%

>=35 th Count 6 7 13

Expected Count 6.5 6.5 13.0

% within usia_ibu 46.2% 53.8% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within usia_ibu 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .097a 1 .755

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .097 1 .755

Fisher's Exact Test 1.000 .500

Linear-by-Linear Association .096 1 .757

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.

b. Computed only for a 2x2 table

101

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .040 .127 .307 .760c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .040 .127 .307 .760c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Usia_Ibu (21-34 /

>=35 th) 1.215 .357 4.141

For cohort leukemia = Tidak 1.105 .578 2.113

For cohort leukemia = Iya .910 .510 1.623

N of Valid Cases 62

5. Variabel Usia Ayah saat Ibu Mengandung Anak

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Usia_Ayah 21-34 Count 22 22 44

Expected Count 22.0 22.0 44.0

% within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%

>=35 th Count 9 9 18

Expected Count 9.0 9.0 18.0

% within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within usia_ayah 50.0% 50.0% 100.0%

102

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .000a 1 1.000

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .000 1 1.000

Fisher's Exact Test 1.000 .610

Linear-by-Linear Association .000 1 1.000

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .000 .127 .000 1.000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .000 .127 .000 1.000c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Usia_Ayah (21-34 /

>=35 th) 1.000 .334 2.994

For cohort leukemia = Tidak 1.000 .578 1.730

For cohort leukemia = Iya 1.000 .578 1.730

N of Valid Cases 62

103

6. Variabel Riwayat Keguguran pada Ibu

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Keguguran Tidak Pernah Count 24 14 38

Expected Count 19.0 19.0 38.0

% within keguguran 63.2% 36.8% 100.0%

Pernah Count 7 17 24

Expected Count 12.0 12.0 24.0

% within keguguran 29.2% 70.8% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within keguguran 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.798a 1 .009

Continuity Correctionb 5.507 1 .019

Likelihood Ratio 6.959 1 .008

Fisher's Exact Test .018 .009

Linear-by-Linear Association 6.689 1 .010

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .331 .119 2.718 .009c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .331 .119 2.718 .009c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

104

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .331 .119 2.718 .009c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .331 .119 2.718 .009c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Keguguran (tidak

pernah / pernah) 4.163 1.386 12.503

For cohort leukemia = Tidak 2.165 1.109 4.228

For cohort leukemia = Iya .520 .319 .848

N of Valid Cases 62

7. Variabel Riwayat Pemberian ASI pada Anak

Pemberian_ASI * Leukemia Crosstabulation

Leukemia

Total Tidak Iya

ASI Iya Count 24 13 37

Expected Count 18.5 18.5 37.0

Tidak Count 7 18 25

Expected Count 12.5 12.5 25.0

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

105

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 8.110a 1 .004

Continuity Correctionb 6.703 1 .010

Likelihood Ratio 8.330 1 .004

Fisher's Exact Test .009 .004

Linear-by-Linear Association 7.979 1 .005

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .362 .117 3.005 .004c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .362 .117 3.005 .004c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for ASI (iya / tidak) 4.747 1.575 14.312

For cohort leukemia = Tidak 2.317 1.183 4.535

For cohort leukemia = Iya .488 .296 .806

N of Valid Cases 62

106

8. Variabel Paparan Radiasi Sutet

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Paparan_Radiasi Tidak Count 30 28 58

Expected Count 29.0 29.0 58.0

% within Paparan_radiasi 51.7% 48.3% 100.0%

Terpapar Count 1 3 4

Expected Count 2.0 2.0 4.0

% within Paparan_radiasi 25.0% 75.0% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within Paparan_radiasi 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 1.069a 1 .301

Continuity Correctionb .267 1 .605

Likelihood Ratio 1.115 1 .291

Fisher's Exact Test .612 .306

Linear-by-Linear Association 1.052 1 .305

N of Valid Casesb 62

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .131 .115 1.026 .309c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .131 .115 1.026 .309c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

107

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .131 .115 1.026 .309c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .131 .115 1.026 .309c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Paparan_Radiasi

(Tidak / Terpapar) 3.214 .316 32.741

For cohort leukemia = Tidak 2.069 .372 11.502

For cohort leukemia = Iya .644 .344 1.203

N of Valid Cases 62

9. Variabel Penggunaan Insektisida Rumah Tangga

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Insektisida Pakai Count 13 23 36

Expected Count 18.0 18.0 36.0

% within insektisida 36.1% 63.9% 100.0%

Tidak Count 18 8 26

Expected Count 13.0 13.0 26.0

% within insektisida 69.2% 30.8% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within insektisida 50.0% 50.0% 100.0%

108

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.624a 1 .010

Continuity Correctionb 5.365 1 .021

Likelihood Ratio 6.762 1 .009

Fisher's Exact Test .020 .010

Linear-by-Linear Association 6.517 1 .011

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.327 .119 -2.679 .010c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.327 .119 -2.679 .010c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Insektisida (Pakai

/ Tidak) .251 .086 .736

For cohort leukemia = Tidak .522 .315 .864

For cohort leukemia = Iya 2.076 1.110 3.886

N of Valid Cases 62

109

10. Variabel Orang Tua Merokok

Crosstab

Leukemia

Total Tidak Iya

Perilaku_Merokok Merokok Count 9 24 33

Expected Count 16.5 16.5 33.0

% within merokok 27.3% 72.7% 100.0%

Tidak Count 22 7 29

Expected Count 14.5 14.5 29.0

% within merokok 75.9% 24.1% 100.0%

Total Count 31 31 62

Expected Count 31.0 31.0 62.0

% within merokok 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 14.577a 1 .000

Continuity Correctionb 12.698 1 .000

Likelihood Ratio 15.223 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 14.342 1 .000

N of Valid Casesb 62

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.485 .111 -4.294 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.485 .111 -4.294 .000c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

110

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.485 .111 -4.294 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.485 .111 -4.294 .000c

N of Valid Cases 62

a. Not assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value

95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Merokok

(Merokok / Tidak) .119 .038 .375

For cohort leukemia = Tidak .360 .199 .651

For cohort leukemia = Iya 3.013 1.529 5.937

N of Valid Cases 62

111

Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian

DOKUMENTASI PENELITIAN

Wawancara dengan Responden

Wawancara dengan Responden

112

Wawancara dengan Responden

Wawancara dengan Responden