f5 adriel benedict

10
F.5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR Kode Kegiatan : F5 Uraian Kegiatan : SKRINING UNIT KESEHATAN SEKOLAH A. Latar Belakang Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun guru/karyawan di sekolah tersebut. Menurut Ahmad Selvia (2009), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) juga merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka berbagai program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya kepada Tim Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan prioritas programnya. Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS pusat, ternyata pelaksanaan UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jenjang dalam rangka memantapkan pelaksanaan program-program

Upload: adriel-benedict

Post on 03-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: f5 Adriel Benedict

F.5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN

TIDAK MENULAR

Kode Kegiatan : F5

Uraian Kegiatan : SKRINING UNIT KESEHATAN SEKOLAH

A. Latar Belakang

Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan kegiatan sekolah yang tidak dapat

dipisahkan dalam kehidupan di sekolah, baik untuk siswa maupun guru/karyawan di

sekolah tersebut. Menurut Ahmad Selvia (2009), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) juga

merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu, sadar,

berencana, terarah dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan,

mengembangkan, dan membimbing untuk menghayati, menyenangi dan melaksanakan

prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari.

Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka

berbagai program pelaksanaan UKS di setiap daerah pada dasarnya diserahkan sepenuhnya

kepada Tim Pembina UKS di daerahnya masing-masing untuk menentukan prioritas

programnya. Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS pusat, ternyata pelaksanaan

UKS sampai dengan saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh

karena itu, dipandang perlu adanya pemberdayaan tatanan UKS pada setiap jenjang dalam

rangka memantapkan pelaksanaan program-program UKS. Seperti yang kita ketahui, UKS

merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan peserta didik sedini mungkin.

Dengan adanya program dari pemerintah tentang tingkat strata UKS, SMP Daerah

Cipayung dan sekitarnta ternyata masih ada yang belum mencukupi sarana dan prasarana

UKS, yang sesuai dengan peraturan pemerintah tersebut. Kegiatan UKS salah satunya

adalah pelayanan kesehatan bagi warga sekolah. Dengan adanya pelayanan kesehatan UKS

di sekolah menengah pertama maka peralatan UKS di sekolah menengah pertama harus

memadai dan memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah. Serta sarana dan

prasana UKS ini harus diperhatikan oleh setiap sekolah.

Page 2: f5 Adriel Benedict

Berdasarkan disebutkan bahwa UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan

kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta

didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan

berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan

sumberdaya manusia yang berkualitas.

Berdasarkan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan Sekolah

adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara

terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama

serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan

lingkungan sekolah (Effendi,1998). Sedangkan menurut departemen kesehatan, Usaha

Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah

dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS merupakan

wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan

derajat kesehatan yang optimal.

Program tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah (UKS) di

sekolah/satuan pendidikan luar sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok yang

meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan

kehidupan sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di

sekolah ataupun satuan pendidikan luar sekolah diperlukan program penduduk yang

meliputi : ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, dan penelitian dan pengembangan,

pembinaan serta pengembangan usaha kesehatan sekolah (UKS) dilaksanakan oleh tim

UKS yang terdiri atas : tim pembina UKS pusat, tim pembina UKS propinsi, tim pembina

UKS kabupaten / kota,tim pembina UKS kecamatan, tim pembina UKS di sekolah

Adapun pembahasan laporan kali ini dititikberatkan pada upaya usaha kesehatan

sekolah berupa pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut (Gimul), pemeriksaan kesehatan

Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) sebagai upaya pemeliharaan dan pengawasan

kebersihan perorangan.

B. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Kegiatan ini dilakukan di SD Melati, Dusun Wonorejo, Desa Rejoagung

Kecamatan, Bareng Kabupaten Jombang yang lokasinya di bukit. Dalam kegiatan ini,

dilakukan pemeriksaan fisik umum seperti mengukur berat badan dan tinggi badan untuk

2

Page 3: f5 Adriel Benedict

mengetahui tumbuh kembang siswa. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut

dan THT dari masing-masing siswa yang bertujuan untuk screening sehingga bisa

diketahui penyakit gigi, mulut, dan THT secara dini. Bagi siswa yang tidak ditemukam

kelainan kesehatan gigi dan mulut, THT, maupun sistem reproduksi dianjurkan untuk terus

melakukan pemeliharaan kebersihan (tindakan preventif). Sedangkan bagi siswa yang

didapati adanya kelainan kesehatan baik pada kesehatan gigi dan mulut dan THT diberikan

rujukan ke Puskesmas Bareng untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

C. Pelaksanaan

Pada tanggal 08 September 2015 dilaksanakan kunjungan langsung di SD Melati,

Dusun Wonorejo, Desa Rejoagung Kecamatan, Bareng Kabupaten Jombang. Intervensi

dilakukan dengan metode sebagai berikut

1. Pengukuran tinggi badan dan berat badan

Pengukuran tinggi badan dan berat badan perlu dilakukan untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi agar pertumbuhan anak dapat

berkembang secara optimal. Adapun dalam kegiatan ini, pengukuran tinggi badan

dilakukan dengan menggunakan pita ukur. Sedangkan pengukuran berat badan

menggunakan timbangan. Hasil dari pengukuran tersebut kemudian dicatat. Siswa yang

telah diukur tinggi badan dan berat badannya kemudian melanjutkan ke pemeriksaan fisik

yang dilakukan oleh dokter.

2. Pemeriksaan fisik

Setelah dilakukan pencatatan tinggi badan dan berat badan, dilakukanlah

pemeriksaan fisik secara umum yang kemudian dilanjutkan pemeriksaan fisik khusus

untuk menilai kesehatan gigi, mulut, dan THT dari masing-masing siswa yang bertujuan

untuk screening sehingga bisa diketahui penyakit gigi, mulut, dan THT secara dini.

2.1 Pemeriksaan gigi dan mulut

Siswa yang akan diperiksa diminta untuk membuka mulutnya. Pemeriksaan

dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen light, senter/penlight diarahkan pada gigi

atas, bawah, depan dan belakang. Pada siswa yang giginya masih bagus dianjurkan untuk

terus melakukan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi sedangkan untuk siswa yang

3

Page 4: f5 Adriel Benedict

giginya bermasalah dan perlu penanganan dan tindakan lebih lanjut, diberikan rujukan ke

Puskesmas Singgani serta diberitahukan kepada pihak sekolah.

2.2 Pemeriksaan THT

Pemeriksaan dilanjutan dengan pemeriksaan tonsil dengan meminta siswa

membuka lebar mulut kemudian menjulurkan lidah keluar agar bagian tonsil dapat terlihat.

Tonsil yang membesar dapat menghambat keluar masuknya udara. Infeksi pada tonsil

dapat mengakibatkan kemerahan dan pembengkakan pada tonsil serta ditemukannya

eksudat / bercak berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan timbulnya

sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi, bau mulut serta nyeri telinga.

Pembesaran tonsil dapat diukur dengan cara mengukur tonsil, adapun ukuran tonsil yang

lazim digunakan adalah sebagai berikut:

• T0 : Post Tonsilektomi

• T1 : Tonsil masih terbatas dalam Fossa Tonsilaris

• T2 : Sudah melewati pillar anterior belum melewati garis paramedian (pillar post)

• T3 : Sudah melewati garis paramedian, belum melewati garis median

• T4 : Sudah melewati garis median

Pemeriksaan Telinga untuk mendeteksi / screening adanya sumbatan serumen

(cerumen impaction). Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen light,

mula- mula lihat keadaan dan bentuk daun telinga kemudian dengan menarik perlahan

daun telinga ke atas dan ke belakang agar liang telinga menjadi lebih lurus serta

mempermudah untuk melihat keadaan liang telinga dan membran timpani. Senter bagian

liang telinga untuk melihat ada tidaknya sumbatan serumen. Pada siswa yang tidak ada

sumbatan serumen dianjurkan untuk terus melakukan pemeliharaan kebersihan dan

kesehatan telinga sedangkan untuk siswa yang telinganya bermasalah dan perlu

penanganan dan tindakan lebih lanjut, diberikan rujukan ke Puskesmas Bareng serta

diberitahukan kepada pihak sekolah.

Pemeriksaan rongga hidung dilakukan dengan menggunakan alat senter/ pen light,

mula-mula lihat keadaan dan bentuk rongga hidung, rhinorea, bentuk septum, dan keadaan

rongga hidung secara menyeluruh. Jika ditemukan adanya kelainan, maka siswa dirujuk ke

Puskesmas Bareng untuk dilakukan penanganan lanjutan.

4

Page 5: f5 Adriel Benedict

Screening dilakukan pada 20 anak kelas 1 SD Melati dan ditemukan 1 anak

mengalami serumen obsturan, 3 anak mengalami gingivitis berat, tidak ada anak yang

mengalami tonsillitis. Oleh karena itu, diperlukan rujukan ke Puskesmas Bareng bagi anak

anak tersebut untuk dilakukan intervensi,

D. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh guru SD Melati, apakah siswa sudah

dibawa ke puskesmas atau belum dengan bekerjasama dengan orang tua. Dokter yang

dibantu perawat rawat akan memastikan bahwa anak tersebut telah dating ke puskesmas

dan mendapatkan intervensi yang tepat.

5

Page 6: f5 Adriel Benedict

LAMPIRAN

6

Page 7: f5 Adriel Benedict

DAFTAR PUSTAKA

Ananto, Purnomo. (2006). UKS : Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah Ibtidaiyah.

Bandung: Yrama Widya.

Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah. Jakarta:

Departemen Kesehatan.

Soenarjo. (2007). Usaha Kesehatan Sekolah Jakarta. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim Pembina UKS. (2008). Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS. Jakarta: Balai

Pustaka.

Tim Pembinaan UKS Propinsi Jawa Barat. (2004). Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) Untuk Guru Di Jawa Barat. Jawa Barat: Dinkes Propinsi Jawa Barat.

Komentar/Umpan Balik dari Pendamping :

Bontang, 01 Februar

7

Komentar/Umpan Balik:

Jombang, 2015

Dokter Pendamping,

dr. Andri Suharyono, M. KP

NIP. 1966.1205.2001.12.1.001

Dokter Internsip,

dr. Adriel Benedict Haryono