laporan praktiku1 uji benedict

16
LAPORAN PRAKTIKUM biokimia uji benedict Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas : 1B Kelompok : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si

Upload: scorpyo-ainun-schulerindetektive-al-bikel

Post on 26-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

biokimia

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMbiokimia

uji benedict

Di Susun Oleh :Nama praktikan : AinutajrianiNim: 14 3145 453 048Kelas : 1BKelompok: IV

Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si

PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATANSTIKes MEGA REZKY MAKASSAR20142015LEMBAR PENGESAHAN

Judul percobaan: Uji BenedictNama praktikan: AinutajrianiNIM: 14 3145 453 048Hari, tanggal percobaan: Jumat, 17 April 2015Kelompok: IVKelas: 1BRekan kerja:1. Devi Purnama Ningsih1. Helidianto1. Jabariah Z. Abdul Hakim1. Wahyuni Iya1. Ikram 1. Nurhasanah Penilaian :

Makassar, 17 April 2015

Disetujui olehDosen pembimbingPraktikan

( Sulfiani, S.Si ) ( Ainutajriani )

A. JUDUL PERCOBAAN: Uji Benedict

B. TUJUAN: Untuk mengetahui adanya gula pada sampel

C. LATAR BELAKANG TEORI

Karbohidrat adalah golongan senyawa yang terdiri dari unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat memiliki rumus umum Cn(H2O)m. Harga n dan m boleh sama boleh juga berbeda, tetapi jumlah atom H harus dua kali jumlah atom O.Sifat-sifat kimia karbohidrat antara lain :

1. Banyaknya isomer ruang suatu karbohidrat adalah 2n dengan n menyatakan jumlah atom C simetri.2. Karbohidrat dapat mereduksi hidroksida-hidrosksida logam dan karbohidrat itu sendiri akan teroksidasi.3. Oksidasi pada karbohidrat menghasilkan asam.4. Karbohidrat umumnya dapat diragikan menjadi etanol dan CO2 (gas).Sifat-sifat fisik karbohidrat ada yang berupa zat padat pada suhu kamar, ada yang berupa hablur, tidak berwarna (missal: sukrosa dan glukosa ), zat padat amorf atau pati dan basa serat/selulosa. Sebagian besar karbohidrat mempunyai sifat dapat memutar bidang polarisasi cahaya. Sebagai patokan, dapat dilihat gugus OH pada atom C kedua sebelum terakhir. Apabila OH terletak disebelah kanan berarti memutar bidang polarisasi ke kanan dan diberi awalan d (dekstro) dan apabila OH ke kiri diberi awalan l (Levo) berarti memutar bidang polarisasi ke kiri.Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.Karbohidrat yang tersusun dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida. Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Contoh polisakarida adalah pat,I, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan selulosa, penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas.Karbohidrat adalah polihidroksil aldehida atau keton yang disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida. Dalam tumbuh-tumbuhan, karbohidrat dihasilkan dari fotosintesis dan mencakup selulosa serta pati. Pada jaringan hewan, karbohidrat berbentuk glukosa dan glikogen. Fungsi karbohidratyaitu untuk sumber energi, pemanis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolism lemak, penawar racun, baik untuk yang terkena konstipasi (sembelit), dan masih banyak manfaat lainnya.

Pada umumnya karbohidrat merupakan zat padat berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organic tetapi larut dalam air (kecuali beberapa polisakarida). Karbohidrat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:

a. Monosakarida: glukosa, galaktosa, fruktosa, manosa, dan ribosa.b. Oligosakarida/disakarida: maltosa, laktosa, dan sukrosa.c. Polisakarida: glikogen dan amilum (pati).

Percobaan benedict kali ini bertujuan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karakteristiknya tidak bisa larut atau bereaksi langsung dengan benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangakn gula nonpereduksi strukturnya berbentuk siklik yang berarti hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada pada kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict.

Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehid dan keton bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa, maltosa) kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung (Wikipedia, 2014).

D. ALAT DAN BAHAN1. Alat : 2. Bahan :a. Lumpang dan alu a. Sampel mieb. Tabung reaksi b. Sukrosa 1%c. Rak tabung reaksi c. Amilum 1%d. Pipet tetes d. Urin e. Batang pengaduk e. Larutan Benedict f. Labu ukur 50 mL f. Air panas g. Labu ukur 100 mLh. Gelas kimiai. Bunsen j. Sendok tanduk

E. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat dan bahan2. Beri label pada tabung reaksi sesuai nama sampel3. Masing masing sampel :I. Sukrosa 1% 1 mL + 3 mL larutan BenedictII. Amilum 1% 1 mL + 3 mL larutan BenedictIII. Urin 1 mL + 3 mL larutan BenedictIV. Mie secukupnya + 3 mL larutan Benedict4. Setelah ditambah larutan benedict masing masing tabung reaksi dimasukkan ( direndam ) ke dalam air panas5. Diamati perubahan warna yang terjadi

F. HASIL PENGAMATANNoZat Ujiwarna (+/-)

1SukrosaBiru / hijau keruh ( - )

2AmilumBiru / hijau keruh ( - )

3UrinBiru / hijau keruh ( - )

4MieHijau kekuningan (+1)

G. PEMBAHASANDisakarida adalah suatu karbohidrat yang tersusun atas dua satuan monosakarida yang disatukan oleh suatu ikatan glikosidik dari karbon 1 dari satu satuan monosakarida ke suatu OH satuan monosakarida lain. Sukrosa adalah suatu disakarida yang tidak dapat dihidrolisis menjadi satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa. Pada stuktur sukrosa tidak terdapat gugus hemiasetal sehingga sukrosa tidak dapat melakukan reaksi kesetimbangan dalam air membentuk gugus aldehid. Oleh sebab itu, sukrosa bukan termasuk gula pereduksi.

Polisakarida / polisa merupakan karbohidrat yang mempunyai susunan kompleks dengan berat molekul yang besar. Polisakarida tidak mereduksi pereaksi benedict atau pereaksi fehling. Amilum / zat pati merupakan polisakarida yang tidak mengandung nitgoren. Amilum praktis tidak larut dalam air dingin, tetapi apabila dipanaskan dengan air yang cukup, ternyata zat ini terdiri atas dua fraksi. Fraksi yang larut disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin.

Berdasarkan praktikum, dapat diketahui bahwa :1. Pada larutan sukrosa, sebelum dipanaskan larutan sukrosa dan reagen benedict berwarna biru. Namun setelah dipanaskan, larutan hanya berubah menjadi biru tua. Hal ini membuktikan bahwa sukrosa merupakan golongan disakarida sehingga perlu waktu yang lebih lama untuk pemanasan agar terhidrolisis menjadi monosakarida.2. Sebelum dipanaskan larutan amilum yang ditetesi reagen benedict berwarna biru jernih, tetapi setelah dipanaskan secara langsung diatas api menggunakn lampu spritus larutan tetap berwarna biru tanpa endapan. Warna yang tidak berubah ini menunjukkan bahwa larutan amilum tidak terhidrolisis. Amilum (polisakarida) memerlukan waktu pemanasan yang lama agar terhidrolisis. Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. Molekul amilopektin lebih besar dari pada amilosa, hal ini disebabkan amilopektin terdiri dari ribuan glukosa. Amilum dapat terhidrolisis sempurna dengan menggunakan asam.3. Sebelum dipanaskan urin yang ditetesi reagen benedict berwarna biru jernih, namun setelah dipanaskan menjadi biru. Hal ini membuktikan urin tidak mengandung gula pereduksi, oleh karena itu urin memperlihatkan hasil yang negatif.4. Pada sampel mie, warna larutan setelah dipanaskan menjadi hijau kekuningan. Sampel ini mengandung gula (+1) dengan konsentrasi kurang dari 0,5%.

H. KESIMPULANDari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa sampel yang mengandung gula hanya sampel mie.

I. SARANPerlu ketelitian dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?id=j1EPBAAAQBAJ&pg=PA358&dq=sukrosa+bukan+gula+pereduksi&hl=en&sa=X&ei=AuZCVd_XGOS7mgX7goDwBA&ved=0CCkQ6AEwAg#v=onepage&q=sukrosa%20bukan%20gula%20pereduksi&f=false https://books.google.co.id/books?id=7Lauz8HpOVAC&pg=PA225&dq=polisakarida&hl=en&sa=X&ei=Yu1CVYahCsXamgWb84CIAQ&sqi=2&ved=0CCIQ6AEwAQ#v=onepage&q=polisakarida&f=false http://cangkulmania.blogspot.com/p/laporan-praktikum-biokimia-uji-benedict.html http://bunglonganteng.blogspot.com/2014/01/laporan-uji-benedict.html Diakses pada tanggal 1 Mei 2015

LAMPIRAN

Sampel + larutan benedict sebelum dipanaskan proses pemanasan

Setelah dipanaskan