uji daya hasil pendahuluan generasi f5 padi...

54
UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU TURUNAN TIGA KOMBINASI PERSILANGAN SITI NURHIDAYAH A24080012 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: vonga

Post on 10-Apr-2018

269 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

i

UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5

PADI TIPE BARU TURUNAN

TIGA KOMBINASI PERSILANGAN

SITI NURHIDAYAH

A24080012

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU

TURUNAN TIGA KOMBINASI PERSILANGAN

Preliminary Yield Trials of F5 Lines of New Plant Type Rice Derived from Three

Crosses Combination

Siti Nurhidayah1, Hajrial Aswidinnoor

2

1Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB

2Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB

Abstract

The objective of this research was to evaluate 100 F5 lines New Plant Type

(NPT) of rice. The experiment was conducted using Augmented design arranged

in Completely Randomized Block Design.The material evaluate was100 lines with

3 comparison varieties as check, they are Ciherang, IR 64 and IPB 4S. The result

shows that plant height ranged from 94-132 cm, number of productive tillers 8-18,

number of grain filling per panicle from 106-267, percentage of empty grain 10-

53%, weight of 1,000 grains 22-33 g, and rice productivity 2.4-7.0 ton/ha. Lines

IPB161-E-14, IPB161-E-35, IPB161-E-38, IPB163-E-20, IPB163-E-28, IPB165-

E-11, and IPB165-E-19 have caracters of New Plant Type of rice, potential could

be yield trials.

Page 3: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

ii

RINGKASAN

SITI NURHIDAYAH. Uji Daya Hasil Pendahuluan Generasi F5 Padi Tipe

Baru Turunan Tiga Kombinasi Persilangan. (Dibimbing oleh HAJRIAL

ASWIDINNOOR).

Beras merupakan produk yang strategis untuk memenuhi kebutuhan

karbohidrat masyarakat Indonesia. Permintaan beras akan terus meningkat seiring

dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Namun kondisi saat ini

pasokan beras dalam negeri belum mampu mencukupi permintaan masyarakat.

Hal ini terjadi akibat sudah tumpulnya potensi genetik dari varietas unggul yang

digunakan petani selama puluhan tahun, misalkan padi varietas IR 64 yang

mampu menghasilkan 5 ton/ha. Sehingga perlu adanya terobosan baru membentuk

arsitektur tanaman yang mampu meningkatkan potensi hasil. Penggunaan Padi

Tipe Baru (PTB) diharapkan memberikan solusi yang mampu berpotensi hasil

lebih tinggi dari varietas unggul di kalangan para petani.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil 100 galur PTB generasi F5

untuk mendapatkan galur yang berpotensi hasil lebih tinggi. Penelitian ini

dilaksanakan di Lahan petani Desa Sindang Barang, Kabupaten Bogor, Jawa

Barat pada bulan Januari sampai Mei 2012. Perhitungan komponen hasil

dilakukan di Laboratorium Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut

Pertanian Bogor.

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan augmented dalam RKLT

(Rancangan Kelompok Lengkap Teracak) faktor tunggal dengan perlakuan galur.

Galur-galur yang ditanam merupakan turunan persilangan tiga tetua generasi F5

yaitu IR 64 X IPB95-F-5-1-1, IPB117-F-5-1-1 X INPARI 1, dan

IR 64 X IPB117-F-19-1-1. Galur yang digunakan sebanyak 100 galur PTB dengan

tiga varietas unggul pembanding yaitu Ciherang, IR 64, dan IPB 4S yang masing-

masing pembanding diulang 5 kali sehingga berjumlah 115 satuan percobaan.

Setiap satuan percobaan ditanam pada petakan yang berukuran 5 m² dengan jarak

tanam 25 cm x 20 cm sehingga total luasan petak percobaan ± 600 m2.

Page 4: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

iii

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor galur berpengaruh terhadap

beberapa karakter generatif seperti umur berbunga, umur panen, jumlah gabah isi,

jumlah gabah total, persentase gabah hampa, bobot seribu butir, dan hasil.

Sedangkan karakter vegetatif tidak menunjukkan pengaruh nyata. Galur-galur

yang diuji memiliki kisaran tinggi tanaman 94-132 cm, panjang daun bendera 29-

48 cm, jumlah anakan total 9-20 anakan per rumpun, jumlah anakan produktif 8-

18 anakan per rumpun, panjang malai 25-33 cm, jumlah gabah isi 106-267 butir

per malai, persentase gabah hampa 10-53%, umur berbunga 88-101 HSS, umur

panen 110-127 HSS, bobot seribu butir 22-33 g, dan produktivitas 2.4-7.0 ton/ha.

Pada galur-galur yang diuji secara umum memiliki jumlah gabah isi lebih

tinggi dari varietas unggul Ciherang dan IR64, total anakan produktif sedang

tetapi memiliki persentase gabah hampa yang masih tinggi yaitu > 20%. Terdapat

tujuh galur yang memiliki potensi hasil lebih tinggi dibandingkan varietas

pembanding Ciherang, IR 64, dan IPB 4S. Galur-galur tersebut yaitu, IPB161-E-

14, IPB161-E-35, IPB161-E-38, IPB163-E-20, IPB163-E-28, IPB165-E-11, dan

IPB165-E-19, dengan komponen jumlah anakan produktif per rumpun 11-15

anakan, jumlah gabah isi 150-251 butir gabah per malai, bobot seribu butir 27-31

g, dan produktivitas 6-7 ton/ha. Galur-galur tersebut berpotensi untuk diuji lebih

lanjut sehingga dapat dilepas menjadi varietas unggul tipe baru.

Nilai heritabilitas peubah panjang malai, umur berbunga, umur panen,

jumlah gabah isi, persentase gabah hampa, bobot seribu butir, dan hasil tergolong

tinggi, sedangkan peubah panjang daun bendera tergolong sedang. Karakter-

karakter dengan nilai heritabilitas tinggi dapat dipakai untuk menduga kemajuan

seleksi.

Page 5: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

iv

UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5

PADI TIPE BARU TURUNAN

TIGA KOMBINASI PERSILANGAN

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

SITI NURHIDAYAH

A24080012

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 6: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

v

Judul : UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5

PADI TIPE BARU TURUNAN TIGA KOMBINASI

PERSILANGAN

Nama : SITI NURHIDAYAH

NIM : A24080012

Menyetujui:

Pembimbing

Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc.

NIP. 19590929 198303 1 008

Mengetahui:

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.

NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus :

Page 7: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada

tanggal 18 April 1989. Anak kelima dari sebelas bersaudara dari pasangan Bapak

Abdul Karim dan Ibu Karsiah.

Pada tahun 2002 penulis lulus dari SD Negeri Neglasari, tahun 2005 lulus

dari SMP Negeri 1 Jasinga, kemudian pada tahun 2008 penulis menyelesaikan

studi di SMA Negeri 1 Jasinga. Pada tahun yang sama penulis diterima di

Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian

Bogor melalui jalur USMI.

Selama menjadi mahasiwa, penulis aktif diberbagai organisasi mahasiswa.

Tahun 2008/2009 sebagai Dewan Gedung A3 Asrama Putri TPB IPB, dan LDK

Al-Hurriyyah. Tahun 2010/2011 sebagai staf Departemen Pertanian BEM

Fakultas Pertanian. Tahun 2011/2012 sebagai Senior Resident Asrama Putri TPB

IPB, dan Pembina Art Dormitory Club. Tahun 2012/2013 menjabat sebagai

pembina Caddy Dormitory Club (CDC). Tahun 2010/2011 aktif di organisasi

ekstra kampus sebagai wakil ketua Beastudi Etos Bogor Community (BEB-C).

Selain itu pada tahun 2011/2012 penulis menjadi asisten mata kuliah

Pendidikan Agama Islam. Pada tahun yang sama penulis menjadi asisten mata

kuliah Dasar-dasar Hortikultura. Selanjutnya tahun 2012/2013 menjadi asisten

mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Penulis juga mengikuti Program Kreativitas

Mahasiswa yang lolos didanai Dikti dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW

2012). Selain itu tahun 2011 hingga 2012 penulis menjadi staf pengajar di

Bimbingan Belajar Primagama Darmaga-Ciomas.

Page 8: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridha-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Uji Daya Hasil

Pendahuluan Generasi F5 Padi Tipe Baru Turunan Tiga Kombinasi Persilangan.

Shalawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah teladan dalam

segala aspek kehidupan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc. selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan masukan dan arahannya selama proses penelitian.

2. Dr. Ir. Yudiwanti Wahyu E.K, MS. dan Dr. Ir. Heni Purnamawati, MSc.Agr.

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran pada saat ujian sidang.

3. Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, MSc. selaku pembimbing akademik yang selalu

memotivasi dalam melaksanakan tugas akademik.

4. Bapak, Ibu, Kakak, dan Adik-adik yang selalu memotivasi dan mendo’akan

penulis.

5. Beasiswa Penelitian Armada 17 yang mendukung pendanaan penelitian,

Beastudi Etos, Beasiswa Cendekia, dan Beasiswa Mitsubishi yang telah

membantu pembiayaan selama studi di IPB.

6. Keluarga Besar Asrama TPB IPB, Dr. Irmansyah, Yuliani, Elvira Yunita,

Fitriani, Suwarti, Puspa Pratiwi, Widia Ayu Lestari, rekan-rekan Senior

Resident Merah Putih, Etoser 45, Himpunan Mahasiswa Jasinga on IPB,

adik-adik A5 angkatan 48 dan 49 yang menyemangati penulis.

7. Kakak Arif, Arina Saniaty, Rafiatul Rahmah, Siti Maesaroh, Indra

Kurniawati, Hasrat E.P., Khusnul Khotimah, Lela Marlenasari, Arinal Haq

Izzawati, Rifa Rusiva, dan Arif Rahman yang telah membantu dan

menyemangati dalam tugas akhir.

Semoga hasil penelitian ini berguna bagi pendidik dan yang memerlukan.

Bogor, Februari 2013

Page 9: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

Latar Belakang .............................................................................................. 1

Tujuan ........................................................................................................... 3

Hipotesis ....................................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4

Metode Pemuliaan Padi ................................................................................ 4

Padi Tipe Baru .............................................................................................. 5

Uji Daya Hasil Pendahuluan ........................................................................ 7

Heritabilitas .................................................................................................. 8

BAHAN DAN METODE ................................................................................. 10

Tempat dan Waktu ....................................................................................... 10

Bahan dan Alat ............................................................................................. 10

Metode Penelitian ......................................................................................... 10

Analisis Data ................................................................................................ 12

Pelaksanaan .................................................................................................. 13

Pengamatan ................................................................................................... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 15

Kondisi Umum ............................................................................................. 15

Keragaan Galur-galur Padi Tipe Baru .......................................................... 16

Karakter Vegetatif Galur-galur Padi Tipe Baru ........................................... 17

Tinggi Tanaman ........................................................................................ 17

Panjang Daun Bendera ............................................................................. 19

Jumlah Anakan Total dan Jumah Anakan Produktif ................................ 20

Karakter Generatif Galur-galur Padi Tipe Baru ........................................... 21

Panjang Malai ........................................................................................... 21

Jumlah Gabah Isi ...................................................................................... 25

Persentase Gabah Hampa ......................................................................... 25

Jumlah Gabah Total .................................................................................. 26

Umur Berbunga ........................................................................................ 27

Umur Panen .............................................................................................. 28

Bobot Seribu Butir .................................................................................... 28

Produktivitas ............................................................................................. 29

Keragaman Genetik dan Heritabilitas .......................................................... 31

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 33

Kesimpulan ............................................................................................... 33

Saran ......................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 34

LAMPIRAN ...................................................................................................... 37

Page 10: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Galur harapan padi yang diuji, turunan dari tetua persilangan berbeda ........ 11

2. Analisis ragam ............................................................................................... 12

3. Sidik ragam karakter vegetatif dan generatif tanaman padi .......................... 16

4. Rataan karakter vegetatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB98-F-5-1-1 .................................................................................. 18

5. Rataan karakter vegetatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IPB117-F-5-1-1- x INPARI 1 ....................................................................... 18

6. Rataan karakter vegetatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB117-F19-1-1 ............................................................................... 19

7. Rataan karakter generatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB98-F-5-1-1 .................................................................................. 22

8. Rataan karakter generatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IPB117-F-5-1-1- x INPARI 1 ....................................................................... 23

9. Rataan karakter generatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB117-F19-1-1 ............................................................................... 24

10. Tujuh galur padi yang memiliki kriteria PTB ................................................ 31

11. Nilai komponen ragam, heritabilitas, dan koefisien keragaman genetik ....... 31

Page 11: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Serangan hawar daun bakteri pada padi galur IPB161-E-8 ........................... 15

2. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan tinggi tanaman ................................. 17

3. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan panjang daun bendera ...................... 19

4. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan jumlah anakan produktif .................. 20

5. Panjang malai padi Ciherang, IR 64 dan IPB161-E-26 .................................. 21

6. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan panjang malai ................................... 21

7. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan jumlah gabah isi per malai ............... 25

8. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan persentase gabah hampa .................. 26

9. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan jumlah gabah total per malai ........... 27

10. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan umur panen ...................................... 28

11. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan bobot seribu butir ............................. 29

12. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan produktivitas .................................... 30

Page 12: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Penyemaian, pemeliharaan dan panen ............................................................ 37

2. Data iklim stasiun klimatologi Darmaga ........................................................ 37

3. Karakter agronomi beberapa galur yang data produktivitasnya tidak diperoleh

karena tingkat serangan penyakit tungro yang tinggi .................................... 38

4. Sidik ragam pengaruh genotipe terhadap tinggi tanaman, panjang daun

bendera, panjang malai, dan jumlah anakan total .......................................... 39

5. Sidik ragam pengaruh genotipe terhadap jumlah anakan produktif, umur

berbunga, umur panen, dan jumlah gabah isi ................................................ 39

6. Sidik ragam pengaruh genotipe terhadap persentase gabah hampa, jumlah

gabah total, bobot seribu butir, dan ............................................................... 39

7. Deskripsi varietas IR64 ................................................................................... 40

8. Deskripsi varietas Ciherang ............................................................................ 41

9. Deskripsi varietas IPB 4S ............................................................................... 42

Page 13: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Beras merupakan pangan yang penting untuk memenuhi kebutuhan

mayoritas masyarakat Indonesia. Pramono et al. (2005) menyatakan bahwa

kebutuhan beras akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah

penduduk. Berdasarkan data dari BPS (2012), laju pertumbuhan penduduk

Indonesia sekitar 1.49 % namun tidak diikuti dengan laju peningkatan produksi

yang signifikan. Faktor yang menyebabkan produksi belum memenuhi disebabkan

lahan persawahan yang dialih fungsikan menjadi perumahan, perluasan jalan,

industri dan pelandaian produktivitas.

Pelandaian produktivitas ini disebabkan oleh kekerabatan yang tinggi atau

latar belakang genetik yang sempit menyebabkan tidak diperolehnya peningkatan

potensi hasil yang nyata, sehingga terjadi kemandegan peningkatan potensi hasil

padi di Indonesia dan telah tercapainya potensi hasil optimum dari varietas unggul

baru. Oleh karena itu perlu dilakukan perakitan varietas unggul yang memiliki

potensi hasil lebih tinggi untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Susanto

et al., 2003; Abdullah et al., 2008).

Upaya untuk meningkatkan hasil perlu diadakan program pemuliaan

tanaman. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan varietas yang lebih

produktif (Allard, 1992). Selanjutnya Las et al. (2003) menyatakan bahwa

pengembangan varietas unggul padi yang berpotensi hasil tinggi yaitu melalui

perakitan Padi Tipe Baru (PTB).

Perakitan PTB yang mempunyai potensi hasil lebih tinggi dari Varietas

Unggul Baru (VUB) telah dikembangkan oleh International Rice Research

Institute (IRRI). Pembentukan PTB di Indonesia dimulai sejak tahun 1995. Dari

program tersebut sudah dilepas PTB generasi pertama yaitu varietas unggul semi

tipe baru yaitu Cimelati (2001), Gilirang (2002), Ciapus (2003), dan varietas

unggul tipe baru Fatmawati (2003) yang memiliki potensi hasil 7.5-9 ton/ha

(BBPTP, 2009). Namun varietas-varietas tersebut masih mempunyai kekurangan,

Page 14: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

2

seperti anakan yang terlalu sedikit dan kehampaan yang tinggi yang

mengakibatkan potensi hasilnya belum sesuai harapan (Abdullah et al., 2008).

Pada tahun 2001 pembentukan PTB lebih diintensifkan dengan

menggunakan berbagai sumber gen atau sifat dari indica, japonica, dan padi liar.

Dari program persilangan tersebut telah didapatkan galur-galur harapan yang

mempunyai sifat-sifat lebih baik, seperti kehampaan lebih rendah dan lebih tahan

terhadap hama penyakit (Abdullah et al., 2008). Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Faperta IPB, telah melaksanakan program pengembangan PTB sejak

tahun 1999 (Aswidinnoor et al., 2007). IPB telah meluncurkan tujuh varietas

PTB seperti Varietas IPB 3S dan IPB 4S yang mampu berpotensi hasil 10-11

ton/ha (Siregar et al., 2012).

PTB yang cocok untuk iklim Indonesia memiliki sifat-sifat penting seperti,

jumlah anakan sedang tetapi semuanya produktif, jumlah gabah per malai 150-200

butir, gabah bernas 85-95%, bobot 1,000 butir 25-26 g, batang kokoh dan pendek

(80-90 cm), daun tegak, sempit berbentuk huruf V dan berwarna hijau tua, 2-3

daun terakhir tidak cepat luruh, akar banyak dan menyebar dalam, gabah langsing

dan mutu beras baik, tahan terhadap hama penyakit utama. Dengan sifat-sifat yang

dimiliki, PTB diharapkan mampu mencapai potensi hasil 9-13 ton GKG/ha

(Abdullah et al., 2008).

Sampai saat ini pembentukan galur-galur PTB masih perlu dilakukan untuk

dapat dilepas sebagai varietas unggul tipe baru. Tahapan pembentukan sebelum

pelepasan varietas antara lain, hibridisasi, seleksi, uji daya hasil pendahuluan, uji

daya hasil lanjutan dan multilokasi. Pada penelitian ini dilakukan uji daya hasil

pendahuluan pada generasi F5. Galur-galur yang diuji diharapkan berpotensi hasil

tinggi dibandingkan varietas unggul yang ada saat ini.

Page 15: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

3

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hasil 100 galur PTB generasi F5

untuk mendapatkan galur yang berpotensi hasil lebih tinggi.

Hipotesis

1. Terdapat perbedaan hasil diantara galur-galur yang diuji.

2. Terdapat minimal satu galur PTB yang berdaya hasil tinggi dibandingkan

dengan varietas pembanding.

Page 16: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

4

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Pemuliaan Padi

Padi merupakan salah satu tanaman yang dapat menyerbuk sendiri.

Tanaman yang menyerbuk sendiri pada mulanya heterozigot akan makin

berkurang keragaman genetiknya apabila terjadi penyerbukan sendiri secara

terus-menerus. Keragaman tanaman masih dapat terjadi akibat adanya

penyerbukan silang yang menyebabkan adanya pertukaran gen dan dapat timbul

kombinasi baru yang mungkin dapat dimanipulasi. Terjadinya homozigot dari

populasi hasil persilangan dapat berlangsung secara cepat pada tanaman

menyerbuk sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan metode

pemuliaan tanaman (Poespodarsono, 1988).

Metode pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri yang sering digunakan yaitu,

introduksi, seleksi, dan hibridisasi. Introduksi merupakan sumber koleksi plasma

nutfah baik itu dari plasma nutfah yang diintroduksi di daerah asalnya (center of

origin) maupun plasma nutfah yang secara sengaja dibudidayakan di daerah yang

bukan asalnya (center of diversity). Seleksi yaitu proses pemilihan individu atau

kelompok dari populasi yang beragam untuk memperoleh tanaman yang

diharapkan. Hibridisasi merupakan penggabungan sifat dari sepasang atau lebih

tetua sehingga kemungkinan tanaman yang diperoleh mempunyai kombinasi sifat

yang diharapkan dan lebih unggul dari varietas yang sudah ada (Poespodarsono,

1988; Poehlman and Sleper, 1995).

Metode seleksi yang lazim digunakan dalam pemulian padi adalah metode

bulk dan pedigree. Metode pedigree sangat efektif dalam pemuliaan tanaman

dengan nilai heritabilitas tinggi seperti umur tanaman, tinggi tanaman serta

ketahanan terhadap hama dan penyakit. Metode bulk sering dimanfaatkan untuk

mengahsilkan galur-galur yang toleran terhadap suhu rendah, kekeringan,

salinitas, genangan air, pH rendah serta gangguan hama dan penyakit. Kedua

metode ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing (Harahap dan

Silitonga, 1993).

Metode pedigree pada prinsipnya seleksi dilaksanakan pada generasi awal

(F2) dengan tingkat segregasi yang tinggi, seleksi hasil tidak dapat dilakukan pada

Page 17: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

5

generasi F2, seleksi berdasarkan fenotipe yang dilakukan berulang sampai tingkat

homozigositas yang dikehendaki (F2-F6), silsilah dari setiap galur diketahui, dan

umumnya untuk karakter heritabilitas arti sempit yang tinggi. Tujuan metode ini

untuk mendapatkan varietas baru dengan mengkombinasikan gen-gen yang

diinginkan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik dari tetuanya (Harahap

dan Silitonga, 1993; Syukur et al., 2012).

Kelebihan dari metode ini antara lain, hanya keturunan tanaman unggul

yang dilanjutkan pada generasi berikutnya, tanaman tidak terlalu banyak karena

tiap generasi dilakukan seleksi, hemat lahan, dan silsilah galur dapat diketahui.

Kelemahannya yaitu, perlu didukung tenaga ahli, tersedianya fasilitas pengujian

hama penyakit, tiap generasi harus dilakukan pencatatan, dan kemungkinan ada

genotipe baik yang terbuang pada saat tanaman masih bersegregasi akibat seleksi

(Harahap dan Silitonga, 1993; Syukur et al., 2012).

Pada prinsipnya metode bulk merupakan metode yang paling sederhana,

tidak dilakukan seleksi pada generasi awal. Generasi F2 sampai F6 terjadi seleksi

secara alami tanpa diseleksi oleh pemulia. Seleksi mulai dilakukan pada generasi

diantara F6 dan F8 dengan tingkat homozigositas yang tinggi, kemudian diuji daya

hasil dan adaptasinya. Kelebihan metode bulk relatif lebih mudah dan tidak

banyak memerlukan tenaga terlatih. Kelemahannya silsilah tidak tercatat diawal.

Galur yang memiliki potensi hasil melebihi varietas pembanding dapat dilepas

menjadi varietas unggul. (Harahap dan Silitonga, 1993; Syukur et al., 2012).

Padi Tipe Baru

Revolusi Hijau dicirikan dengan adanya varietas IR8 yang sangat responsif

terhadap pemupukan yang telah tersebar luas di berbagai negara. Revolusi hijau

mampu menghasilkan produksi padi yang meningkat luar biasa. Namun, sejak

tahun 1980-an produktivitas padi sawah relatif tidak meningkat karena keragaman

genetik yang sempit. Upaya terobosan dilakukan untuk membentuk arsitektur

tanaman yang memungkinkan peningkatan produktivitas tanaman. Padi yang

dihasilkan kemudian dikenal dengan padi tipe baru (Susanto et al., 2003).

Page 18: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

6

Padi Japonica memiliki anakan yang lebih sedikit dibanding padi Indica

(Abdullah et al., 2008). Padi tipe baru dirakit dengan memadukan keunggulan

sifat tanaman padi subspesies Japonica (tropika dan subtropika) dengan padi

subspesies Indica. Potensi hasil PTB 10-20% lebih tinggi dari IR 64 (Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2004). Pembentukan Padi Tipe Baru

(PTB) di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1995. Hasil perpaduan padi Indica

dengan padi Japonica terbentuk PTB generasi pertama. PTB generasi pertama

sudah dilepas varietas unggul semi tipe baru yaitu Cimelati (2001), Gilirang

(2002), Ciapus (2003), dan varietas unggul tipe baru Fatmawati (2003) yang

memiliki potensi hasil 7.5-9 ton/ha (BBPTP, 2009). Namun varietas-varietas

tersebut masih mempunyai kekurangan, seperti anakan yang terlalu sedikit dan

kehampaan yang tinggi yang mengakibatkan potensi hasilnya belum sesuai

harapan (Abdullah et al., 2008).

Pada tahun 2001 pembentukan PTB lebih diintensifkan dengan

menggunakan berbagai sumber gen dari Indica, Japonica dan Padi liar. Dari

persilangan tersebut diperoleh PTB generasi kedua dengan sifat lebih baik dari

generasi pertama. Dari program persilangan tersebut telah didapatkan galur-galur

harapan yang mempunyai sifat lebih baik seperti kehampaan lebih rendah dan

lebih tahan terhadap hama penyakit utama (Abdullah et al., 2008).

Pengembangan untuk perakitan PTB terus dilakukan untuk mendapatkan

potensi hasil sesuai harapan. Galur-galur yang diuji pada penelitian sebelumnya

(Haryadi, 2006), menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji memiliki jumlah

gabah bernas lebih banyak dibandingkan varietas IR 64 dan Ciherang. Penelitian

yang dilakukan oleh Saniaty (2012) menunjukkan sifat penting pada padi tipe baru

antara lain memiliki jumah anakan produktif 10-13 anakan, jumlah gabah total per

malai, jumlah gabah isi per malai, persentase gabah isi per malai, bobot seribu

butir dan produktivitas yang lebih tinggi dari varietas unggul IR 64, Ciherang dan

IPB 4S. Galur-galur PTB bisa mencapai potensi hasil 8-12 ton/ha namun masih

menunjukkan persentase gabah hampa yang tinggi.

Pembentukan PTB yang cocok untuk iklim Indonesia diarahkan dengan ciri-

ciri (a) jumlah anakan sedang tetapi semuanya produktif (12-18 batang), (b)

jumlah gabah per malai 150-200 butir, (c) gabah bernas 85-95%, (d) bobot 1,000

Page 19: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

7

butir 25-26 g, (e) batang kokoh dan pendek (80-90 cm), (f) daun tegak, sempit

berbentuk huruf V dan berwarna hijau tua, (g) 2-3 daun terakhir tidak cepat luruh,

(h) akar banyak dan menyebar dalam, (i) gabah langsing dan mutu beras baik, (f)

tahan terhadap hama penyakit utama. Potensi hasil dengan kriteria PTB

diharapkan mampu mencapai 9-13 ton GKG/ha (Abdullah et al., 2008). Yoshida

(1981) menyebutkan waktu pertumbuhan padi optimum untuk daerah tropis yaitu

selama 120 hari.

Strategi untuk mengembangkan padi tipe baru yaitu meningkatkan indeks

panen 0.6 dan dengan meningkatan kemampuan fotosintesis yang dapat

meningkatkan total hasil. PTB harus memiliki potensi hasil 12.5-13 ton/ha

(Khush, 1995). Indeks panen dapat ditingkatkan dengan meningkatkan

penyimpanan energi dalam biji (gabah) atau meningkatkan ukuran sink. Ukuran

sink dapat ditingkatkan dengan jumlah bulir per malai banyak, partisi fotosintesis

dalam gabah besar, peningkatan gabah isi, daun tetap stay green, pemeliharaan

kesehatan akar, dan meningkatkan resistensi terhadap hama penyakit (Khush,

2001).

Uji Daya Hasil Pendahuluan

Pembentukan varietas padi bertujuan untuk menghimpun sebanyak mugkin

sifat-sifat yang baik ke dalam suatu varietas baru. Hal ini dengan dicirikan oleh

perbaikan potensi hasil, kemantapan dan mutu hasil serta umur yang pendek.

(Harahap dan Silitonga, 1993). Pemuliaan tanaman banyak ditekankan pada usaha

produktivitas hasil pertanian, yang pada akhirnya tujuan pemuliaan tanaman

tercapai yaitu adanya kenaikan hasil (Allard, 1992). Pengujian ini diupayakan

untuk memperoleh karakter potensi hasil tinggi dengan mengumpulkan semua

gen-gen yang diinginkan.

Pengembangan galur-galur harapan didahului oleh uji lapang yang intensif

untuk menentukan galur yang berpotensi hasil tinggi dan mantap dengan adaptasi

luas maupun spesifik. Galur-galur yang dapat memenuhi persyaratan untuk

dilepas akan cepat dikembangkan petani bila tersedia benih yang cukup dan

bermutu tinggi (Harahap dan Silitonga, 1993).

Page 20: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

8

Tahapan dalam pemuliaan tanaman setelah hibridisasi adalah seleksi. Pada

tanaman yang memiliki tingkat homozigot yang tinggi maka selanjutnya adalah

uji daya hasil pendahuluan, uji daya hasil lanjutan dan pelepasan varietas. Uji

daya hasil pendahuluan dapat dilakukan pada generasi F6 sampai F8.

(Poepodarsono, 1988; Syukur et al., 2012). Pada uji daya hasil pendahuluan

dilakukan dalam satu lokasi dan satu musim saja karena galur yang diseleksi

sangat banyak namun benih yang ada masih terbatas.

Heritabilitas

Karakter produksi, kadar protein, dan kualitas hasil dikendalikan oleh

banyak gen yang masing-masing mempunyai pengaruh kecil pada karakter itu.

Karakter demikian disebut karakter kuantitatif yang banyak dipengaruhi oleh

faktor lingkungan. Permasalahannya adalah seberapa jauh suatu karakter

disebabkan faktor genetik sebagai akibat aksi gen dan seberapa jauh disebabkan

oleh lingkungan (Syukur et al., 2012). Poespodarsono (1988) menambahkan,

masing-masing pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan sulit diketahui secara

langsung peranannya. Pengaruh genetik mempunyai arti penting untuk

menentukan nilai pemuliaan tanaman. Semakin tinggi perbedaan nilai genetik

berarti seleksi akan makin efektif.

Karakter yang muncul dari suatu tanaman merupakan hasil dari genetik dan

lingkungan, yaitu P = G + E. Ragam fenotipe terdiri dari ragam genetik (2G) dan

ragam lingkungan 2

E serta interaksi antara keduanya. Rumus matematisnya:

2p =

2G +

2E +

2GxE. Ragam genetik suatu populasi sangat penting dalam

program pemuliaan sehingga pendugaan peranannya perlu dilakukan. Seberapa

besar ragam fenotipe akan diwariskan dan diukur oleh parameter yang dinamakan

heritabilitas.

Heritabilitas merupakan perbandingan antara ragam genotipe dan total

ragam fenotipe dari suatu karakter. Hubungan ini menggambarkan seberapa jauh

fenotipe yang tampak merupakan refleksi dari genotipe. Heritabilitas dibedakan

menjadi heritabilitas arti luas dan heritabilitas arti sempit (Syukur et al., 2012).

Page 21: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

9

Niai heritabilitas dikatakan tinggi apabila nilai > 50%, sedang apabila nilai 20-

50% dan rendah apabila nilai < 20% (Mc. Whriter dalam Alnopri, 2004).

Sifat kualitatif umumnya mempunyai heritabilitas tinggi, sebaliknya sifat

kuantitatif mempunyai heritabilitas rendah. Sifat kualitatif dikendalikan oleh gen

sederhana sehingga penampakan sifat tidak kaburkan oleh lingkungan

(Pospodarsono, 1988). Nilai duga heritabilitas perlu diketahui untuk menduga

kemajuan dari suatu seleksi, apakah karakter tersebut banyak dipengaruhi oleh

faktor genetik atau lingkungan. Jika keturunannya mempunyai ragam genetik

lebih tinggi daripada ragam lingkungan maka heritabilitas akan tinggi (Syukur

et al., 2012). Jika ragam genetik rendah daripada lingkungan maka heritabilitas

rendah. Seleksi akan efektif ketika ragam genetik lebih tinggi daripada ragam

lingkungan (Poehlman, 1983).

Keragaman genetik dan heritabilitas sangat bermanfaat dalam proses

seleksi. Seleksi akan efektif jika populasi tersebut mempunyai keragaman genetik

yang luas dan heritabilitas yang tinggi (Syukur et al., 2010). Efektifitas seleksi

tanaman dengan hasil tinggi dalam populasi yang beragam akan tergantung pada

(a) sejauh mana variabilitas hasil tanaman individu dalam populasi merupakan

hasil dari faktor genetik pada tanaman terpilih, (b) sejauh mana variabilitas antara

tanaman dengan lingkungan tumbuh. Seleksi tanaman untuk hasil tinggi tidak

akan efektif jika variasi lingkungan lebih tinggi dari pada variasi genetik

(Poehlman, 1983).

Page 22: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

10

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan petani Desa Sindang Barang,

Kecamatan Laladon, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan ketinggian 300 meter

di atas permukaan laut (m dpl) pada bulan Januari sampai Mei 2012. Perhitungan

komponen hasil dilakukan di Laboratorium Benih Departemen Agronomi dan

Hortikultura Institut Pertanian Bogor.

Bahan dan Alat

Genotipe yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 100 galur PTB

dengan tiga varietas pembanding (IR 64, Ciherang, dan IPB 4S). Genotipe yang

diuji dapat dilihat pada Tabel 1. Jenis pupuk dan dosis pupuk yang digunakan

yaitu Urea 150 kg/ha, dan Phonska 300 kg/ha. Alat yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri atas peralatan budidaya, grain moisture meter yang

digunakan untuk mengukur kadar air, dan timbangan digital.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan augmented dalam RKLT

(Rancangan Kelompok Lengkap Teracak) faktor tunggal dengan perlakuan galur.

Galur yang digunakan terdiri atas 100 galur PTB dengan 3 varietas unggul

pembanding yaitu Ciherang, IR 64, dan IPB 4S yang masing-masing pembanding

lima ulangan sehingga berjumlah 115 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan

ditanam pada petakan yang berukuran 5 m² dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm,

sehingga total luasan petak percobaan ± 600 m².

Page 23: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

11

Tabel 1. Galur harapan padi yang diuji, turunan dari tetua persilangan berbeda

No.

Tetua persilangan

IR 64 x

IPB98-F-5-1-1

IPB117-F-5-1-1

x INPARI 1

IR 64 x

IPB117-F-19-1-1

1. IPB161-E-1 IPB163-E-1 IPB165-E-1

2. IPB161-E-2 IPB163-E-2 IPB165-E-2

3. IPB161-E-3 IPB163-E-3 IPB165-E-3

4. IPB161-E-4 IPB163-E-4 IPB165-E-4

5. IPB161-E-5 IPB163-E-5 IPB165-E-5

6. IPB161-E-6 IPB163-E-6 IPB165-E-6

7. IPB161-E-7 IPB163-E-7 IPB165-E-7

8. IPB161-E-8 IPB163-E-8 IPB165-E-8

9. IPB161-E-9 IPB163-E-9 IPB165-E-9

10. IPB161-E-10 IPB163-E-10 IPB165-E-10

11. IPB161-E-11 IPB163-E-11 IPB165-E-11

12. IPB161-E-12 IPB163-E-12 IPB165-E-12

13. IPB161-E-13 IPB163-E-13 IPB165-E-13

14. IPB161-E-14 IPB163-E-14 IPB165-E-14

15. IPB161-E-15 IPB163-E-15 IPB165-E-15

16. IPB161-E-16 IPB163-E-16 IPB165-E-16

17. IPB161-E-17 IPB163-E-17 IPB165-E-17

18. IPB161-E-18 IPB163-E-18 IPB165-E-18

19. IPB161-E-19 IPB163-E-19 IPB165-E-19

20. IPB161-E-20 IPB163-E-20 IPB165-E-20

21. IPB161-E-21 IPB163-E-21 IPB165-E-21

22. IPB161-E-22 IPB163-E-22 IPB165-E-22

23. IPB161-E-23 IPB163-E-23 IPB165-E-23

24. IPB161-E-24 IPB163-E-24 IPB165-E-24

25. IPB161-E-25 IPB163-E-25 IPB165-E-25

26. IPB161-E-26 IPB163-E-26 IPB165-E-26

27. IPB161-E-27 IPB163-E-27 IPB165-E-27

28. IPB161-E-28 IPB163-E-28 IPB165-E-28

29. IPB161-E-29 IPB163-E-29 IPB165-E-29

30. IPB161-E-30 IPB163-E-30 IPB165-E-30

31. IPB161-E-31

32. IPB161-E-32

33. IPB161-E-33

34. IPB161-E-34

35. IPB161-E-35

36. IPB161-E-36

37. IPB161-E-37

38. IPB161-E-38

39. IPB161-E-39

40. IPB161-E-40

Pembanding

41. Ciherang

42. IR64

43. IPB 4S

Page 24: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

12

Model liniernya adalah:

Yij=µ+βi+Gj+εij

Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan pada pengaruh perlakuan

µ = Nilai tengah umum

βi = Pengaruh ulangan ke-i (1,2,3,4,5)

Gj = Pengaruh galur ke-j (1,2,3,4,..100)

εij = Pengaruh galat percobaan

Analisis Data

Data dianalisis dengan uji F pada taraf 5%. Apabila hasil uji F berpengaruh

nyata maka akan diuji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% dan 1%

yang bertujuan untuk membandingkan nilai tengah galur yang diuji dengan

pembanding. Untuk mengetahui keragaman genetik dari galur-galur yang diuji

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis ragam

Sumber Keragaman (SK) Derajat Bebas (db) Mean Square (M)

Block r-1 M0

Perlakuan (g+t)-1 M1

Genotype (G) g-1 M2

Treatment (T) t-1 M3

G x T 1 M4

Error t(r-1) M5

Subadra dan Sjamsudin 2004

Rumus:

2g= M2-M5

2P= M2 h

2bs= (

2g/

2p) x 100%

KKG = (√2

g / ) x 100%

Keterangan: r (ulangan), t (treatment/varietas pembanding), g (galur yang diuji), 2g (ragam genetik),

2P (ragam fenotipe), h

2bs (heritabilitas arti luas),

= rataan, ragam lingkungan pada galur yang diuji tidak dapat diduga

Page 25: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

13

Pelaksanaan

Pra Tanam

Benih disemai pada petakan kecil yang dipisah berdasarkan nomor galurnya.

Lahan yang akan digunakan diolah terlebih dahulu 1 minggu sebelum tanam.

Lahan yang diolah untuk digunakan dalam penelitian seluas ± 600 m².

Tanam

Bibit yang digunakan berumur 19 HSS (Hari Setelah Semai). Bibit tersebut

merupakan hasil persemaian yang diseleksi terlebih dahulu pada generasi

sebelumnya. Bibit kemudian dipindah (transplanting) ke petakan yang luasnya

5 m², ditanam 1 bibit per lubang dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm.

Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi pemupukan, pengairan, dan pengendalian organisme

pengganggu tanaman. Tanaman padi dipupuk dalam tiga tahap. Pada tahap

pertama dipupuk pada 1 Hari Setelah Tanam (HST) dengan pupuk phonska dosis

200 kg/ha. Tahap kedua diberikan pupuk phonska dan urea masing-masing dosis

100 kg/ha pada saat 3 MST. Tahap ketiga diberikan pupuk urea dosis 50 kg/ha

pada saat 7 MST.

Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma

sampai ke akar-akarnya. Pengendalian hama penyakit dengan aplikasi insektisida

berbahan aktif imidaklorpid. Waktu pengendalian hama dan penyakit dilakukan

pada saat tanaman terlihat gejala serangan penyakit yaitu mulai pada 3 MST.

Pemeliharaan meliputi pengairan sawah dan pengeringan pada saat menjelang

panen.

Panen

Padi yang siap dipanen dicirikan dengan 90% bulir padi telah menguning

yaitu sekitar 30 hari setelah berbunga atau 14 MST. Pemanenan dilakukan manual

Page 26: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

14

dengan memotong pangkal malai dengan gunting atau sabit kemudian dipisah

antar petakan dan antar galur. Pengambilan tanaman contoh dilakukan dengan

memilih lima tanaman contoh tiap galur. Pemanenan dilakukan tidak serempak

karena umur panen padi berbeda-beda. Bobot panen tiap galur dihitung pada

kadar air 14%.

Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan petakan dan

pengamatan tanaman contoh.

A. Pengamatan petakan

1. Hasil Gabah Kering Giling (GKG), dihitung berdasarkan bobot petakan

kemudian dikonversi perhektar pada kadar air 14%.

2. Umur berbunga, dihitung pada saat tanaman berbunga 80%.

3. Umur panen, yaitu umur tanaman pada saat 90% bulir yang ada dalam setiap

galur telah masak.

B. Pengamatan tanaman contoh

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari atas permukaan tanah sampai daun bendera

yang masih tegak.

2. Panjang daun bendera (cm)

3. Jumlah anakan total, yaitu jumlah total anakan setiap rumpun tanaman

contoh.

4. Jumlah anakan produktif, yaitu jumlah anakan yang bermalai.

5. Panjang malai (cm), yaitu diukur dari pangkal malai sampai ujung malai.

6. Bobot 1,000 butir (g).

7. Jumlah gabah bernas per malai, yaitu jumlah gabah yang bernas per malai

dihitung dari pengurangan gabah total dengan hampa.

8. Jumlah gabah total per malai, yaitu jumlah gabah total (gabah bernas dan

gabah hampa) setiap malai.

9. Presentase gabah hampa per malai (%), yaitu hasil bagi antara jumlah gabah

hampa per malai dengan jumlah gabah total di kali 100.

Page 27: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Curah hujan rata-rata di kawasan penelitian sebesar 308 mm/bulan, suhu

minimum 25.1 ⁰C dan maksimum 26.2 ⁰C dengan rata-rata suhu 25.8 ⁰C,

kelembaban udara sebesar 84.8% yang diukur dari bulan Januari sampai Mei

2012.

Penelitian ini menggunakan 100 galur F5 hasil seleksi generasi sebelumnya.

Galur yang dipakai merupakan turunan persilangan tiga tetua yaitu

IR64 x IPB98-F-5-1-1, IPB117-F-5-1-1- x INPARI1 dan IR64 x IPB117-F19-1-1.

Varietas pembanding yang digunakan yaitu IR 64, Ciherang, dan IPB 4S.

Serangan hama berupa keong mas (Pomacea canaliculata), walang sangit

(Leptocorisa oratorius), dan burung (Lonchura spp). Pengendalian keong mas

dengan mengeringkan areal pertanaman dan membuang keong secara manual.

Serangan walang sangit muncul ketika padi telah membentuk malai sampai

matang susu. Hal ini mengakibatkan bulir padi menjadi hampa dan berwarna

kecoklatan. Burung menyerang padi pada pagi hari dan sore hari.

(a) (b)

Gambar 1. Serangan hawar daun bakteri pada padi galur IPB161-E-8 (a), serangan

tungro (b)

Gangguan lapang yang ditemui terutama serangan hawar daun bakteri

(Xanthomonas oryzae pv. oryzae) dan tungro mulai menyerang pada saat 3 MST.

Page 28: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

16

Tanaman yang bergejala tungro yaitu dengan menyabut tanaman terserang dan

membuangnya jauh dari areal pertanaman. Tanaman yang terkena tungro

disemprot secara manual dengan menggunakan insektisida yang berbahan aktif

imidaklorpid untuk menekan pertumbuhan penyakit. Penyebaran tungro diduga

disebabkan karena faktor lingkungan yaitu kelembaban yang tinggi sebesar

84.8%. Menurut Chozin (2006) kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan

intensitas serangan penyakit yang tinggi pula.

Keragaan Galur-galur Padi Tipe Baru

Hasil sidik ragam pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa galur tidak

berpengaruh nyata terhadap karakter tinggi tanaman, panjang malai, panjang daun

bendera, jumlah anakan total, dan jumlah anakan produktif. Galur berpengaruh

nyata pada karakter umur berbunga, umur panen, jumlah gabah isi, jumlah gabah

hampa, jumlah gabah total, persentase gabah hampa, bobot 1,000 butir, dan hasil.

Galur yang berpengaruh nyata memperlihatkan adanya keragaman terhadap

karakter-karakter yang diamati pada galur-galur padi tipe baru

Tabel 3. Sidik ragam karakter vegetatif dan generatif tanaman padi

Karakter F hitung KK (%)

Tinggi tanaman (cm) 0.22tn

4.69

Panjang malai (cm) 2.35tn

3.02

Panjang daun bendera (cm) 1.36tn

8.50

Jumlah anakan total 0.22tn

33.78

Jumlah anakan produktif 0.22tn

33.63

Umur berbunga (HSS) 3.10*

1.94

Umur panen (HSS) 4.15* 1.28

Jumlah gabah isi 6.23**

6.37

Jumlah gabah hampa 3.91* 18.77

Jumlah gabah total 406.81**

9.19

Persentase gabah hampa 4.49* 13.07

Bobot 1,000 butir (g) 3.08* 4.06

Hasil 5.31**

9.26 Keterangan: *;** (berturut-turut berpengaruh nyata pada taraf 5% dan 1%), tn (tidak berpengaruh

nyata), KK (koefisien keragaman)

Nilai KK (Koefisien Keragaman) hampir sebagian besar peubah yang

diamati berada di bawah 20 %, kecuali peubah jumlah anakan total dan jumlah

Page 29: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

17

anakan produktif yang memenuhi nilai KK di atas 20%. Ghomez dan Ghomez

(2010) menyatakan bahwa nilai KK menunjukan tingkat ketepatan perlakuan yang

diperbandingkan dan merupakan indeks yang baik dari keadaan percobaan.

Semakin tinggi nilai KK maka keandalan percobaan makin rendah.

Karakter Vegetatif Galur-galur Padi Tipe Baru

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun. Hasil

analisis ragam menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji tidak berpengaruh

nyata terhadap peubah tinggi tanaman pada uji F. Rataan karakter vegetatif galur-

galur yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4, 5 dan 6.

Gambar 2. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan tinggi tanaman

Hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Gambar 2, galur-galur yang diuji

memiliki tinggi tanaman dengan kisaran 94-132 cm. Varietas pembanding

Ciherang, IR64, dan IPB4S memiliki tinggi masing-masing 108 cm, 100 cm dan

113 cm. Karakter Galur IPB165-E-18 merupakan galur yang memiliki tinggi

terpanjang (132 cm). Galur IPB161-E-29 merupakan galur terpendek yaitu 94 cm.

Menurut Rasyad (1999) tanaman padi yang pendek lebih diinginkan agar tahan

terhadap kerebahan. Terdapat 37 galur atau 38.1% yang memiliki tinggi tanaman

yang pendek.

4

33

44

15

10

20

40

60

90-100 101-110 111-120 121-130 130-140

Jum

lah

galu

r

Tinggi tanaman (cm)

Page 30: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

18

Tabel 4. Rataan karakter vegetatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB98-F-5-1-1

Galur TT

(cm)

PDB

(cm)

J

A

T

J

A

P

Galur TT

(cm)

PDB

(cm)

J

A

T

J

A

P

IPB161-E-1 100.3 28.8 16 15 IPB161-E-23 116.5 38.0 14 13

IPB161-E-2 117.9 41.3 10 10 IPB161-E-24 101.6 31.3 14 14

IPB161-E-3 104.3 32.6 10 10 IPB161-E-25 106.9 33.6 13 13

IPB161-E-4 99.2 33.9 9 9 IPB161-E-26 116.3 44.0 12 11

IPB161-E-6 123.3 40.1 11 10 IPB161-E-27 110.1 32.7 13 13

IPB161-E-7 107.1 38.3 16 14 IPB161-E-28 108.3 41.1 14 14

IPB161-E-8 118.1 37.6 11 11 IPB161-E-30 100.8 38.3 12 12

IPB161-E-9 106.1 36.1 12 12 IPB161-E-31 113.9 36.7 18 17

IPB161-E-10 115.6 41.7 13 12 IPB161-E-33 102.6 31.0 16 16

IPB161-E-12 110.0 42.0 12 11 IPB161-E-34 108.3 35.7 15 15

IPB161-E-14 119.4 41.6 14 14 IPB161-E-35 118.2 39.3 14 13

IPB161-E-16 125.0 48.3 11 10 IPB161-E-37 114.7 42.2 18 17

IPB161-E-17 110.1 38.5 14 13 IPB161-E-38 124.2 47.0 17 15

IPB161-E-18 111.2 39.0 12 11 IPB161-E-40 122.7 42.7 14 14

IPB161-E-19 111.0 41.1 11 11 Ciherang 107.8 29.7 18 18

IPB161-E-20 114.3 44.8 13 12 IR 64 99.8 32.8 22 22

IPB161-E-21 115.7 37.4 16 15 IPB 4S 112.8 35.7 12 12

IPB161-E-22 109.0 35.0 14 14 Keterangan: TT (Tinggi Tanaman), PDB (Panjang Daun Bendera), JAT (Jumlah Anakan

Total), JAP (Jumlah Anakan Produktif)

Tabel 5. Rataan karakter vegetatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IPB117-F-5-1-1- x INPARI 1

Galur TT

(cm)

PDB

(cm)

JA

T

JA

P Galur

TT

(cm)

PDB

(cm)

JA

T

JA

P

IPB163-E-1 121.6 38.9 12 12 IPB163-E-20 117.1 36.2 15 15

IPB163-E-2 104.7 36.3 19 17 IPB163-E-21 117.2 38.8 13 12

IPB163-E-4 118.4 39.1 9 8 IPB163-E-23 125.4 43.4 17 17

IPB163-E-6 122.7 44.2 16 15 IPB163-E-24 126.9 39.6 14 14

IPB163-E-7 117.2 35.8 14 14 IPB163-E-25 119.0 38.3 13 13

IPB163-E-8 115.6 35.1 11 10 IPB163-E-26 121.5 41.4 11 11

IPB163-E-9 118.8 38.7 15 14 IPB163-E-27 114.8 36.0 11 11

IPB163-E-10 113.4 46.5 12 12 IPB163-E-28 125.5 37.4 11 11

IPB163-E-13 121.2 37.1 11 10 IPB163-E-29 118.5 39.7 13 12

IPB163-E-16 110.5 33.8 12 11 Ciherang 107.8 29.7 18 18

IPB163-E-17 107.4 28.5 13 13 IR 64 99.8 32.8 22 22

IPB163-E-18 110.6 30.8 14 13 IPB 4S 112.8 35.7 12 12

IPB163-E-19 111.7 38.4 18 18 Keterangan: TT (Tinggi Tanaman), PDB (Panjang Daun Bendera), JAT (Jumlah Anakan Total),

JAP (Jumlah Anakan Produktif)

Page 31: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

19

Tabel 6. Rataan karakter vegetatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB117-F19-1-1

Galur TT

(cm)

PDB

(cm)

JA

T

JA

P Galur

TT

(cm)

PDB

(cm)

JA

T

JA

P

IPB165-E-6 119.4 37.0 12 12 IPB165-E-22 107.4 34.8 11 11

IPB165-E-7 111.9 29.2 12 12 IPB165-E-23 111.7 35.6 16 16

IPB165-E-8

107.0 34.1 11 11 IPB165-E-24 120.5 38.3 14 14

IPB165-E-9 108.3 38.6 14 13 IPB165-E-25 118.2 34.3 13 12

IPB165-E-11 123.1 38.8 13 13 IPB165-E-27 103.8 34.5 10 10

IPB165-E-16 111.4 36.3 14 13 IPB165-E-29 127.4 44.0 11 10

IPB165-E-17 99.9 38.5 14 14 Ciherang 107.8 29.7 18 18

IPB165-E-18 132.2 41.7 13 12 IR 64 99.8 32.8 22 22

IPB165-E-19 116.7 36.8 13 12 IPB 4S 112.8 35.7 12 12

IPB165-E-20 114.1 35.1 17 17 Keterangan: TT (Tinggi Tanaman), PDB (Panjang Daun Bendera), JAT (Jumlah Anakan Total),

JAP (Jumlah Anakan Produktif)

Panjang Daun Bendera

Menurut Jennings et al. (1979), daun bendera sangat penting dalam

kemampuan untuk menghasilkan karena pemasok utama fotosintat yang langsung

didistribusikan ke malai. Sebaran panjang daun bendera dapat dilihat pada

Gambar 3.

Gambar 3. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan panjang daun bendera

Hasil pengamatan (Gambar 3) menunjukkan bahwa panjang daun bendera

yang diuji berada pada kisaran 29-48 cm. Daun bendera terpendek dimiliki galur

IPB163-E-17 dengan ukuran 29 cm sedangkan daun bendera terpanjang dimiliki

oleh galur IPB161-E-16 dengan ukuran 48 cm. Galur-galur yang diuji secara

umum memiliki panjang daun bendera > 30 cm. Saniaty (2012) menyatakan

3

18

51

21

4

0

10

20

30

40

50

60

25-30 31-35 36-40 41-45 46-50

Jum

lah

galu

r

Panjang daun bendera (cm)

Page 32: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

20

bahwa panjang daun bendera yang ≥ 30 cm dan tegak berpotensi untuk diseleksi

dan dilakukan uji lebih lanjut.

Jumlah Anakan Total dan Jumlah Anakan Produktif

Jumlah anakan total galur-galur yang diuji berkisar antara 9-20 anakan.

Galur-galur yang duji (> 50%) memiliki jumlah anakan yang sedang (12-18

anakan). Galur IPB161-E-29 memiliki jumlah anakan terbanyak (20 anakan).

Abdullah et al. (2008) menyatakan bahwa galur-galur PTB memiliki jumlah

anakan sedang.

Gambar 4. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan jumlah anakan produktif

Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa jumlah anakan produktif galur-galur

yang diuji berada pada kisaran 8-18 anakan. Galur dengan jumlah anakan

produktif 8-12 anakan yaitu sebanyak 45 galur dan IPB 4S, 13-17 anakan

sebanyak 48 galur dan Ciherang, dan 18-20 anakan yaitu 4 galur dan IR 64.

Galur-galur yang mirip dengan kriteria PTB > 50% memiliki jumlah anakan

produktif sedang. Menurut Makarim dan Suhartatik (2009), kapasitas anakan

merupakan salah satu sifat utama yang penting pada varietas unggul yang menjadi

salah satu peubah potensi hasil. Abdullah et al. (2008) menyatakan bahwa

pembentukan PTB diarahkan pada anakan produktif sedang (12-18 anakan). Total

anakan per rumpun yang terlalu banyak akan mengakibatkan masa masak malai

tidak serempak sehingga akan menurukan produktivitas. Dengan jumlah anakan

sedang diharapkan masak malai sama namun bila jumlah gabah per malai banyak

45 48

4

0

20

40

60

8-12. 13-17 18-20

Jum

lah

galu

r

Jumlah anakan produktif

Page 33: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

21

maka masa pemasakan akan lebih lama sehingga tingkat kehampaan tinggi karena

ketidak mampuan source mengisi sink.

Karakter Generatif Galur-galur Padi Tipe Baru

Panjang Malai

Haryadi (2006) menyatakan bahwa panjang malai dikelompokkan menjadi

tiga kelas yaitu (a) malai pendek < 20 cm, (b) malai sedang 20-30 cm, dan (c)

malai panjang > 30 cm. Perbedaan panjang malai dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Panjang malai padi Ciherang, IR 64 dan IPB161-E-26

Gambar 6. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan panjang malai

Hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Gambar 6 terlihat bahwa galur-

galur yang diuji memiliki panjang malai berkisar 25-33 cm. Galur IPB165-E-1

memiliki malai terpendek yaitu 25 cm, sedangkan galur IPB165-E-29 memiliki

malai terpanjang yaitu 33 cm. Varietas pembanding berada pada kategori kelas

sedang yaitu dengan panjang malai 27-29 cm.

24

69

7

0

20

40

60

80

25-27 28-30 31-33

Jum

lah

galu

r

Panjang malai (cm)

Page 34: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

22

Tabel 7. Rataan karakter generatif galur-galur yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB98-F-5-1-1

Galur PM

(cm)

JGI JGT GH

(%)

BSB

(g)

UB

(HSS)

UP

(HSS)

Hasil

(ton/ha)

IPB161-E-1 27.1 132ab

184

31

25.2 93 114

4.780

IPB161-E-2 29.3 197ab

260ab

24d

27.2 93 115 2.720

IPB161-E-3 26.9 174ab

243ab

28 27.6 91 115 4.905

IPB161-E-4 27.0 134ab

226b

41bc

29.0 90 110 4.164

IPB161-E-6 29.9 166ab

204b

19d

32.3ac

90 111 5.827

IPB161-E-7 27.8 187ab

215b

12de

26.6 92 111 5.281

IPB161-E-8 27.8 171ab

286ab

39c

24.4 89 110 3.506

IPB161-E-9 26.2 160ab

223b

28 23.1 89 110 4.307

IPB161-E-10 28.5 161ab

217b

26d

29.1 91 115 3.102

IPB161-E-12 26.1 200ab

281ab

28 27.0 91 115 4.439

IPB161-E-14 28.4 196ab

297ab

34c

28.7 90 115 6.474ab

IPB161-E-16 26.5 250abc

336abc

25d

28.8 90 114 5.677

IPB161-E-17 29.0 152ab

209b

27d

25.9 92 115 4.847

IPB161-E-18 26.3 182ab

249ab

26d

22.4 92 115 3.757

IPB161-E-19 28.7 157ab

212b

25d

24.0 90 114 3.839

IPB161-E-20 26.9 230ab

297ab

24d

24.6 92 115 4.919

IPB161-E-21 27.9 161ab

197 18d

30.6 89 114 6.046

IPB161-E-22 27.5 141ab

207b

31 27.5 90 115 2.959

IPB161-E-23 28.2 188ab

302ab

37c

27.8 91 115 2.421

IPB161-E-24 27.2 152ab

189 19d

26.8 89 111 4.414

IPB161-E-25 26.4 182ab

220 17de

25.8 92 115 4.434

IPB161-E-26 29.1 208ab

301ab

30

26.7 93 114 5.374

IPB161-E-27 27.0 188ab

225b

17de

29.1 92 114 5.644

IPB161-E-28 30.6 162ab

225b

28 26.2 93 119abc

4.287

IPB161-E-30 28.4 156ab

216b

28 26.6 95 123abc

3.870

IPB161-E-31 26.3 267abc

296ab

10def

24.3 91 115c

4.815

IPB161-E-33 27.5 171ab

225b

23d

25.8 90 115c

4.280

IPB161-E-34 27.0 185ab

223b

18d

26.9 92 116c

6.194b

IPB161-E-35 29.3 207ab

259ab

21d

26.8 92 111 6.164b

IPB161-E-37 29.8 177ab

270ab

35c

26.6 93 119abc

4.864

IPB161-E-38 30.0 218ab

307ab

29 27.0 93 116c

6.485ab

IPB161-E-40 30.0 215ab

288ab

25d

25.4 91 115c

5.227

Ciherang 25.5 96 160 39 28.1 91 114 4.686

IR 64 27.0 94 132 29 29.5 87 113 4.935

IPB 4S 29.2 193 249 22 28.5 86 109 5.519 Keterangan: angka yang diikuti huruf a, b, c masing-masing nyata lebih tinggi dari pada

varietas Ciherang, IR 64 dan IPB 4S; angka yang diikuti huruf d, e, f

masing-masing nyata lebih rendah dari pada varietas Ciherang, IR 64, dan

IPB 4S; JGI (jumlah gabah isi), JGT (jumlah gabah total), GH (persen gabah

hampa), BSB (bobot seribu butir), UB (umur berbunga), UP (umur panen)

Page 35: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

23

Tabel 8. Rataan karakter generatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IPB117-F-5-1-1- x INPARI 1

Galur PM

(cm)

JGI JGT GH

(%)

BSB

(g)

UB

(HSS)

UP

(HSS)

Hasil

(ton/ha)

IPB163-E-1 27.4 191ab

313ab

36c

26.8 94 116c

4.900

IPB163-E-2 28.4 177ab

234ab

29 27.6 90 111 4.463

IPB163-E-4 29.7 141ab

275ab

48bc

30.7 91 115c

3.545

IPB163-E-6 29.3 216ab

309ab

30 28.9 93 116c

4.256

IPB163-E-7 28.9 150ab

258ab

42bc

31.4 90 115c

3.559

IPB163-E-8 27.6 162ab

244ab

32 29.1 89 115c

5.016

IPB163-E-9 27.9 166ab

218b

23d

27.1 90 115c

4.805

IPB163-E-10 28.9 145ab

235ab

38c

25.0 91 116c

5.984

IPB163-E-13 29.3 201ab

266ab

26d

33.1abc

90 115c

5.127

IPB163-E-16 28.1 188ab

250ab

25d

26.7 90 115c

5.800

IPB163-E-17 27.3 169ab

212b

20d

25.9 91 115c

5.971

IPB163-E-18 27.6 185ab

259ab

29 27.2 88 111 4.464

IPB163-E-19 29.6 203ab

259ab

23d

28.3 89 111 4.766

IPB163-E-20 29.2 201ab

229ab

12de

29.3 91 115c

6.903ab

IPB163-E-21 29.3 235abc

296ab

21d

26.4 92 115c

4.293

IPB163-E-23 26.9 199ab

287ab

30 26.8 98 119abc

4.763

IPB163-E-24 29.0 181ab

273ab

34c

31.0 94 119abc

5.506

IPB163-E-25 28.1 216ab

271ab

20d

26.3 91 115c

5.553

IPB163-E-26 31.6 180ab

288ab

36c

29.8 90 115c

5.331

IPB163-E-27 29.5 186ab

245ab

24d

26.9 90 115c

4.841

IPB163-E-28 28.5 251abc

318abc

21d

26.7 92 115c

6.246a

IPB163-E-29 29.5 195ab

251ab

23d

27.2 92 115c

5.236

Ciherang 25.5 96 160 39 28.1 91 114 4.686

IR 64 27.0 94 132 29 29.5 87 113 4.935

IPB 4S 29.2 193 249 22 28.5 86 109 5.519 Keterangan: angka yang diikuti huruf a, b, c masing-masing nyata lebih tinggi dari pada

varietas Ciherang, IR 64 dan IPB 4S; angka yang diikuti huruf d, e, f

masing-masing nyata lebih rendah dari pada varietas Ciherang, IR 64, dan

IPB 4S; JGI (jumlah gabah isi), JGT (jumlah gabah total), GH (persen gabah

hampa), BSB (bobot seribu butir), UB (umur berbunga), UP (umur panen)

Page 36: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

24

Tabel 9. Rataan karakter generatif galur-galur padi yang diuji turunan dari tetua

IR 64 x IPB117-F19-1-1

Galur PM

(cm)

JGI JGT GH

(%)

BSB

(g)

UB

(HSS)

UP

(HSS)

Hasil

(ton/ha)

IPB165-E-6 30.0 131ab

243ab

45bc

30.2 92 116c

4.219

IPB165-E-7 28.2 153ab

220b

30 26.0 89 111

4.753

IPB165-E-8 27.9 154ab

211b

28 31.4 95 119abc

3.877

IPB165-E-9 29.2 171ab

207b

17de

26.9 92 115c

5.402

IPB165-E-11 31.1 182ab

236ab

23d

29.4 91 117c

6.968abc

IPB165-E-16 26.2 150ab

204b

26d

28.9 91 115

5.438

IPB165-E-17 28.7 187ab

265ab

30 23.9 93 116c

3.587

IPB165-E-18 29.7 170ab

345abc

51bc

26.7 94 116c

4.057

IPB165-E-19 27.2 198ab

240ab

18d

29.5 92 116c

7.002abc

IPB165-E-20 25.6 130ab

188 30 30.5 92 113 5.625

IPB165-E-22 28.0 166ab

234ab

29 27.3 92 115c

4.489

IPB165-E-23 28.2 146ab

193

24d

29.9 92 116c

5.354

IPB165-E-24 29.1 175ab

274ab

36c

27.4 92 115c

3.686

IPB165-E-25 31.0 167ab

218b

23d

30.6 92 115c

4.972

IPB165-E-27 29.3 209ab

284ab

26d

25.4 92 115c

2.822

IPB165-E-29 33.0 164ab

309ab

47bc

26.7 98abc

119abc

3.437

Ciherang 25.5 96 160 39 28.1 91 114 4.686

IR 64 27.0 94 132 29 29.5 87 113 4.935

IPB 4S 29.2 193 249 22 28.5 86 109 5.519 Keterangan: Angka yang diikuti huruf a, b, c masing-masing nyata lebih tinggi dari pada

varietas Ciherang, IR 64 dan IPB 4S; angka yang diikuti huruf d, e, f

masing-masing nyata lebih rendah dari pada varietas Ciherang, IR 64, dan

IPB 4S; JGI (jumlah gabah isi), JGT (jumlah gabah total), GH (persen gabah

hampa), BSB (bobot seribu butir), UB (umur berbunga), UP (umur panen)

Galur-galur yang diuji hampir semuanya memiliki panjang malai kategori

kelas sedang. Tujuh galur berada pada kategori malai panjang (> 30 cm) yaitu

galur IPB161-E-28, IPB163-E-5, IPB163-E-26, IPB165-E-11, IPB165-E-21,

IPB165-E-25, dan IPB165-E-29. Lestari et al. (2007) menyatakan bahwa malai

yang terlalu panjang dapat menyebabkan waktu pemasakan antara bulir awal

sampai bulir akhir muncul terlalu jauh sehingga banyak menghasilkan gabah

hampa. Hal ini dapat dilihat ketujuh galur tersebut memiliki persentase gabah

hampa > 20 %.

Page 37: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

25

Jumlah Gabah Isi

Jumlah gabah per malai, persentase gabah isi dan berat 1,000 butir gabah

merupakan bagian penentu komponen hasil (Prajitno et al. 2006). Hasil uji lanjut

BNT menunjukkan hampir semua galur memiliki jumlah gabah isi lebih tinggi

dari varietas Ciherang dan IR 64. Gabah isi tiga pembanding Ciherang, IR 64 dan

IPB 4S berturut-turut 96, 94, dan 193 butir gabah per malai. Galur IPB161-E-16,

IPBI6I-E-31, IPB163-E-21, dan IPB163-E-28 memiliki jumlah gabah isi nyata

lebih tinggi dari semua pembanding yaitu 250, 267, 235 dan 251 butir gabah per

malai. Sebaran jumlah gabah isi per malai dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan jumlah gabah isi per malai

Hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Gambar 7, galur-galur yang diuji

memiliki jumlah gabah isi kisaran 100-300 butir gabah per malai. Secara umum

galur-galur yang diuji memiliki gabah isi 150-200 butir gabah per malai. Menurut

Susilawati et al. (2010) rendahnya gabah isi dan terbatasnya kemampuan genotipe

dalam menghasilkan gabah isi menunjukkan belum seimbangnya translokasi

fotosintat dari sumber (source) ke pengumpul (sink). Sink yang terlalu besar

daripada source mengakibatkan pengisian biji tidak sempurna sehingga persen

jumlah gabah hampa menjadi tinggi.

Persentase Gabah Hampa

Berdasarkan hasil uji lanjut BNT persentase gabah hampa nyata lebih

rendah dari semua pembanding dimiliki oleh galur IPB161-E-31 sebesar 10%,

persentase gabah hampa lebih rendah dari varietas Ciherang sebanyak 42 galur,

19

62

14

2 0

20

40

60

80

100-150 151-200 201-250 251-300

Jum

lah

galu

r

Gabah isi (butir per malai)

Page 38: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

26

dan lebih rendah dari IR 64 sebanyak 5 galur. Sebaran persentase gabah hampa

dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan persentase gabah hampa

Hasil pengamatan pada Gambar 8 menunjukkan bahwa secara umum galur-

galur yang diuji masih memiliki persentase kehampaan yang tinggi (>20%).

Galur-galur tersebut salah satunya diduga kurang tahan terhadap serangan

penyakit hawar daun bakteri dan tungro yang ada di lapang. Abdullah et al. (2008)

menyatakan bahwa hubungan antara jumlah gabah dan persentase gabah isi

biasanya berkolerasi negatif. Hal ini ada hubungannya dengan keseimbangan

sumber dan limbung yang dipengaruhi oleh organ-organ lain seperti daun, batang,

akar dan lingkungan. Menurut Deptan (2007) galur-galur yang terserang penyakit

tungro pada saat 3 MST akan mengakibatkan kehilangan hasil mencapai 30%.

Jumlah Gabah Total

Berdasarkan uji BNT, galur IPB161-E-16, IPB163-E-28, dan IPB165-E-18

memiliki gabah total nyata lebih tinggi dari semua pembanding berkisar 318-345

butir gabah per malai. Galur yang nyata lebih tinggi dari varietas Ciherang dan

IR 64 sebesar 60%. Sebaran jumlah gabah total per malai dapat dilihat pada

Gambar 9.

1

12

51

33

0

20

40

60

1-10% 11-20% 20-30% >30%

Jum

lah

galu

r

Gabah hampa (%)

Page 39: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

27

Gambar 9. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan jumlah gabah total per malai

Pada Gambar 9 ditunjukkan bahwa jumlah gabah total berada pada kisaran

151-350 butir gabah per malai. Galur IPB165-E-1 memiliki jumlah gabah total

paling sedikit yaitu 152 butir gabah per malai. Galur IPB165-E-18 memiliki

jumlah gabah total terbanyak yaitu 345 butir gabah permalai, namun galur ini

memiliki persentase gabah hampa yang tinggi (51%).

Gabah total yang banyak pada galur-galur yang diuji belum tentu memiki

jumlah gabah isi yang banyak. Hal ini dapat ditunjukkan bahwa galur

IPB165-E-18 hanya memiliki gabah isi lebih rendah dari varietas IPB 4S.

Setiobudi et al. (2008) menyatakan bahwa penentuan gabah isi ditentukan oleh

perbandingan source dan sink, laju translokasi asimilat ke setiap unit gabah, suhu

udara siang dan malam dan intensitas radiasi surya selama fase reproduktif.

Umur Berbunga

Galur-galur yang diuji memiliki kisaran umur berbunga antara 88-101 hari

setelah semai (HSS). Galur IPB163-E-18 berbunga lebih awal (88 HSS) daripada

galur yang lainnya, galur IPB165-E-14 berbunga lebih lama (101 HSS). Varietas

Ciherang, IR 64, dan IPB 4S masing-masing memiliki umur berbunga berturut-

turut 91, 89, 86 HSS. Berdasarkan uji BNT, galur IPB161-E-15, IPB161-E-36,

IPB161-E-39, IPB165-E-14, IPB165-E-26, IPB165-E-29, dan IPB165-E-30

memiliki umur berbunga berbeda nyata lebih lama dari semua pembanding.

9

43

35

10

0

10

20

30

40

50

151-200 201-250 251-300 300-350

Jum

lah

galu

r

Gabah total ( butir per malai)

Page 40: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

28

Umur Panen

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa 16 galur memiliki umur panen nyata

lebih lama dari semua pembanding. Umur panen pembanding berada pada kisaran

109-114 HSS. Sebaran jumlah umur panen dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan umur panen

Berdasarkan data yang disajikan pada Gambar 10, umur panen galur-galur

yang diuji berada pada kisaran 110-127 HSS. Hampir semua galur memiliki umur

genjah (110-120 hari). Yoshida (1981) menyatkan bahwa varietas yang tumbuh

terlalu lama tidak akan memberikan hasil yang tinggi karena pertumbuhan

vegetatif yang terlalu lama akan mengakibatkan hama penyakit menyerang

tanaman. Prajitno et al. (2006) menambahkan umur varietas padi daerah tropis

yang optimum untuk dapat berpotensi hasil tinggi adalah 120 hari karena tanaman

memiliki kecukupan waktu untuk memanfaatkan energi matahari dan unsur hara

yang ada di dalam tanah.

Bobot Seribu Butir

Prajitno et al. (2006) menyebutkan bobot 1,000 butir merupakan komponen

yang memengaruhi potensi hasil. Berdasarkan hasil uji lanjut BNT, galur

IPB161-E-6 memiliki bobot 1,000 butir lebih tinggi dari varietas Ciherang dan

IPB 4S yaitu sebesar 32.3 g, sedangkan IPB163-E-13 memiliki bobot 1,000 butir

nyata lebih tinggi dari ketiga varietas pembanding yaitu sebesar 33.1 g. Sebaran

bobot 1,000 butir dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 41: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

29

Gambar 11. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan bobot seribu butir

Berdasarkan sebaran bobot seribu butir yang ditunjukkan pada Gambar 11,

terdapat 85% dari galur-galur yang diuji memiliki bobot 1,000 butir di atas 25 g.

Galur IPB163-E-8 memiliki bobot 1,000 butir terendah yaitu 21.9 g, sedangkan

galur IPB163-E-13 memiliki bobot tertinggi yaitu 33.1 g. Namun Prajitno et al.

(2006) menyebutkan makin tinggi berat 1,000 butir gabah tidak selalu diikuti

dengan hasil yang tinggi. Hal ini ditunjukan potensi hasil galur IPB163-E-13 tidak

berbeda nyata dengan varietas pembanding (Tabel 8).

Produktivitas

Hasil uji lanjut BNT menunjukkan enam galur memiliki hasil yang nyata

lebih tinggi dari varietas Ciherang, tujuh galur memiliki hasil nyata lebih tinggi

dari varietas IR 64, dan dua galur memiliki hasil nyata lebih tinggi dari ketiga

varietas pembanding yaitu galur IPB165-E-11dan IPB165-E-19. Kedua galur

tersebut diikuti oleh komponen yang menentukan potensi hasil, seperti ukuran

panjang malai 27.2-31.1 cm, jumlah anakan produktif 12-13 anakan, jumlah

gabah isi 182-198 butir per malai, dan bobot 1,000 butir yang tinggi 29.4-29.5 g.

Sebaran produktivitas dapat dilihat pada Gambar 12.

8

58

30

10

20

40

60

80

21-24 25-28 29-32 >32

Jum

lah

galu

r

Bobot 1,000 butir (g)

Page 42: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

30

Gambar 12. Sebaran jumlah galur padi berdasarkan produktivitas

Berdasarkan sebaran produktivitas yang ditunjukkan pada Gambar 12,

potensi hasil dari semua galur yang diuji berada pada kisaran 2.42-7.00 ton/ha.

Potensi hasil untuk pembanding berada pada kisaran 4.69-5.52 ton/ha. Galur

IPB161-E-23 memiliki hasil terendah 2.42 ton/ha, sedangkan IPB165-E-19

memiliki hasil tertinggi 7.00 ton/ha

Secara umum galur-galur yang diuji masih memiliki hasil yang rendah.

Kehilangan potensi hasil ini diduga disebabkan oleh serangan penyakit hawar

daun bakteri (HDB). Menurut Suryadi et al. (2006) HDB disebabkan oleh

Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Poehlman (1983) menambahkan penyakit

tersebut merusak bagian daun, padahal daun bendera merupakan organ pensuplai

fotosintat untuk pengisian biji. Djatmiko (2011) menyatakan bahwa kehilangan

hasil yang diakibatkan oleh HDB bisa mencapai 70-80%.

Penyakit lain yang menyerang adalah tungro pada saat 3 MST. Tungro

dapat merusak bagian daun pada fase vegetatif yang menyebabkan warna daun

kuning sehingga proses fotosintesis terganggu. Norman et al. (1995) menyatakan

produktivitas tanaman erat kaitannya dengan proses fisiologis tanaman yaitu

fotosintesis. Laju fotosintesis bersih dipengaruhi oleh index luas daun (ILD),

bentuk kanopi, dan produktivitas bahan kering.

Tujuh galur telah dipilih berdasarkan kriteria PTB yang memiliki hasil > 6

ton GKG/ha sesuai yang diungkapkan oleh Makarim dan Suhartatik (2006) bahwa

tuntutan masa kini produktivitas padi berada pada level tinggi (> 6 ton GKG/ha).

Tujuh galur tersebut dapat dilihat pada Tabel 10.

53

14

3

0

10

20

30

40

50

60

≤ 5.5 5.6-6.5 6.6-7.5

Jum

lah

galu

r

Produktivitas (ton/ha)

Page 43: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

31

Tabel 10. Tujuh galur padi yang berpotensi memiliki kriteria PTB

Galur Jumlah

Anakan

Produktif

Jumlah

Gabah Isi

Bobot Seribu

Butir

(g)

Produktivitas

(ton/ha)

IPB161-E-14 14 196 28.7 6.474

IPB161-E-35 13 207 26.8 6.164

IPB161-E-38 15 218 27.0 6.485

IPB163-E-20 15 201 29.3 6.903

IPB163-E-28 11 251 26.7 6.246

IPB165-E-11 13 182 29.4 6.968

IPB165-E-19 12 198 29.5 7.002

Ciherang 18 96 28.1 4.686

IR 64 22 94 29.5 4.935

IPB 4S 12 193 28.5 5.519

Keragaman Genetik dan Heritabilitas

Sesuai dengan komponen ragam genetiknya, heritabilitas dibedakan menjadi

heritabilitas arti luas (h2

(bs)) dan heritabilitas arti sempit (h2

(ns)) (Syukur et al.,

2012). Menurut Mc Whirter dalam Alnopri (2004) nilai heritabilitas dibagi

menjadi tiga, yaitu: tinggi apabila nilai heritabilitas > 50%, sedang apabila nilai

heritabilitas 20-50%, dan rendah apabila nilai heritabilitas < 20%.

Tabel 11. Nilai komponen ragam, heritabilitas dan koefisien keragaman genetik

Karakter 2g

2f h

2bs (%) KKG

Tinggi tanaman 0 1.13 0 0

Panjang malai 0.24 0.41 57.39 1.70

Panjang daun bendera 0.91 3.33 27.32 2.51

Jumlah anakan total 0 1.13 0 0

Jumlah anakan produktif 0 1.07 0 0

Umur berbunga 0.97 1.44 67.77 1.07

Umur panen 1.66 2.18 75.88 1.11

Jumlah gabah isi 145.40 173.20 83.94 6.90

Jumlah gabah hampa 123.36 165.72 74.44 15.08

Jumlah gabah total 294.21 294.94 99.75 6.90

Persentase gabah hampa 12.24 15.74 77.75 11.95

Bobot seribu butir 0.63 0.93 67.49 2.89

Hasil 0.23 0.28 81.16 9.43

Keterangan: 2g (ragam genetik),

2f (ragam fenotipe), h

2bs (nilai heritabilitas), KKG

(koefisien keragaman genetik)

Page 44: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

32

Pada Tabel 11, nilai heritabilitas berkisar antara 27.32% sampai 99.75%

kecuali untuk karakter tinggi tanaman, jumlah anakan total dan jumlah anakan

produktif. Karakter yang menunjukkan nilai heritabilitas tinggi yaitu panjang

malai, umur berbunga, umur panen, jumlah gabah isi, jumlah gabah total, jumlah

gabah hampa, persentase gabah hampa, bobot seribu butir, dan hasil. Karakter

dengan nilai heritabilitas tinggi dapat dipakai untuk menduga kemajuan seleksi

Nilai koefisien keragaman genetik yang digunakan dibagi menjadi tiga yaitu

sempit 0-10%, sedang 10-20%, dan luas > 20% (Alnopri 2004). Nilai KKG

sedang terdapat pada karakter jumlah gabah hampa dan persentase gabah hampa.

Nilai KKG yang luas tidak ditemukan pada hasil perhitungan padahal menurut

Alnopri (2004) KKG yang luas merupakan salah satu syarat keberhasilan seleksi

terhadap karakter yang diinginkan.

Page 45: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

33

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Produktivitas galur yang diuji berada pada kisaran 2.42-7.00 ton/ha, jumlah

gabah isi galur yang diuji ada yang lebih tinggi dari varietas unggul Ciherang dan

IR 64, total anakan produktif sedang tetapi memiliki persentase gabah hampa

yang masih tinggi yaitu 10-53%. Galur IPB161-E-14, IPB161-E-35,

IPB161-E-38, IPB163-E-20, IPB163-E-28, IPB165-E-11, dan IPB165-E-19,

memiliki potensi hasil lebih tinggi berdasarkan kriteria PTB yaitu jumlah anakan

produktif 11-15 anakan, gabah berisi 150-251 butir gabah per malai, bobot 1,000

butir 26.7-30.8 g, dan produktivitas > 6 ton/ha.

Saran

Perlu ada uji lanjut terhadap tujuh galur yang berdaya hasil tinggi dan

dilakukan pengamatan ketahanannya terhadap hama dan penyakit.

Page 46: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, B., S. Tjokrowidjojo, dan Sularjo. 2008. Status, Perkembangan, dan

Prospek Pembentukan Padi Tipe Baru di Indonesia. Prosiding Simposium V

Tanaman Pangan; Inovasi Teknologi Tanaman Pangan, Buku 2: Penelitian

dan Pengembangan Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan. Bogor. 269-287 hal.

Allard, R.W. 1992., Pemuliaan Tanaman. p. 3-9. In Mulyadi (Ed.). Principles of

Plant Breeding. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Alnopri. 2004. Variabilitas genetik dan heritabilitas sifat-sifat pertumbuhan bibit

tujuh genotipe kopi robusta-arabika. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia

6(2):91-96.

Aswidinnoor, H., W.B. Suwarno, I.G. Cempaka, R. Indriani, dan W.S.

Nurhidayah. 2007. Uji Daya Hasil Lanjutan Galur Harapan Padi Sawah Tipe

Baru di Tiga Lokasi. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian yang

Dibiayai oleh Hibah Kompetitif. Departemen Agronomi, Faperta IPB.

Bogor. 222-225 hal.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2004. Laporan Tahunan 2003

Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. BPPP. Bogor. 59 hal.

BPS. 2012. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia menurut provinsi. http://www.

bps.go.id. [2 Februari 2012].

Chozin, M.A. 2006. Peran Ekofisiologi Tanaman Dalam Pengembangan

Teknologi Budidaya Pertanian. IPB. Bogor. 78 hal.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Pengendalian OPT Serealia.

Departemen Pertanian. Jakarta. 88 hal.

Djatmiko, H.A. dan A. Iqbal. 2011. Inovasi Teknologi Pengelolaan Penyakit

Hawar Daun Bakteri dalam Budidaya Tanaman Padi Ramah Lingkungan

Melalui Bakterisida Berbasis Bacillus sp. B1. Seminar Nasional Pemuliaan

Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal Menghadapi Tantangan Globalisasi.

PERIPI. Purwokerto.

Gomez, K.A. dan A.A. Gomez. 2010. Prosedur Statistik untuk Penelitian

Pertanian (diterjemahkan dari: Statistical Prosedures for Agricultural

Research , penerjemah: E. Sjamsuddin dan J. S. Baharsjah). UI-Press.

Jakarta 698 hal.

Harahap, Z. dan T.S. Silitonga. 1993. Perbaikan Varietas Padi, 335-361 hal. M.

Ismunadji, S. Partoharjono, M. Syam, A. Widjono (penyunting). Padi Buku

2 Cetakan Kedua. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Bogor.

Haryadi, F.F. 2006. Uji Daya Hasil Pendahuluan Galur F5 Padi Sawah Tipe Baru

(Oryza sativa L.). Skripsi. Program Sarjana, IPB. Bogor. 43 hal.

Jennings, P.R., W.R. Coffman, and H.E. Kauffman. 1979. Rice Improvement.

Interational Rice Research Institute. Los banos, Philippines. 186 p.

Page 47: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

35

Khush, G.S. 1995. Breaking the yield frontier of rice. Geo Journal 35(3):329-332.

Khush, G.S. 2001. New Plant Type of Rice for Increasing The Genetic Yield

Potential. p. 101. In J.S. Nanda. Rice Breeding and Genetics: Research

Priorities and Challenges Science Publishers, Inc. USA.

Las, I., B. Abdullah, dan A.A. Daradjat. 2003. Padi tipe baru dan padi hibrida

mendukung ketahanan pangan. Tabloid Sinar Tani.

Lestari, A.P., H. Aswidinnoor., dan Suwarno. 2007. Uji daya hasil pendahuluan

dan mutu beras 21 padi hibrida harapan. Bul. Agron. 35(1)1-7.

Makarim A. dan E. Suhartatik. 2006. Budidaya padi dengan masukan in situ

menuju perpadian masa depan. Iptek Tanaman Pangan 1:19-29.

Makarim A., dan E. Suhartatik. 2009. Morfologi dan fisiologi tanaman padi. Balai

Besar Penelitian Tanaman Padi. 295-330 hal.

Norman, M.J.T., C.J. Pearson and P.G.E. Searle. 1995. The Ecology of Tropical

Food Crops Second Edition. Cambridge University Press. 430 p.

Poehlman, J.M. 1983. Breeding Field Crops Second Edition. The Avi Publishing

Company, Inc. USA. 486 p.

Poehlman, J.M. and D.A. Sleper. 1995. Breeding Field Crops Fourth Edition.

Iowa State University Press. USA. 494 p.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. IPB. Bogor. 169

hal.

Prajitno al K.S., R. Mudijisihono, dan B. Abdullah. 2006. Keragaan beberapa

genotipe padi menuju perbaikan mutu beras. http://ntb.litbang.deptan. go.id.

[26 Desember 2012].

Pramono, J., Basuki, S., dan Widarto. 2005. Upaya peningkatan produktivitas padi

sawah melalui pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu.

Agrosains 7(1):1-6.

Rasyad, A. 1999. Variabilitas genetik dan heritabilitas karakter agronomis padi

lahan pasang surut di Kabupaten Bengkalis dan Indragiri Hilir. PERIPI.

Sumedang. 80-86 hal.

Saniaty, A. 2012. Uji Daya Hasil Pendahuluan 100 Galur Zuriat F5 Padi Tipe

Baru Hasil dari 3 Kombinasi Persilangan IPB117-F-5-1-1 X IR64, IPB98-F-

5-1-1 X IR64, dan Cimelati X IPB97-F-31-1-1. Skripsi. Program Sarjana,

Institut Pertanian Bogor. Bogor. 40 hal.

Setiobudi, D., B. Abdullah, H. Sembiring, dan I.P. Wardana. 2008. Peningkatan

Hasil Padi Tipe Baru melalui Pengelolaan Hara Pupuk Nitrogen. Prosiding

Simposium V Tanaman Pangan; Inovasi Teknologi Tanaman Pangan, Buku

2: Penelitian dan Pengembangan Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Pangan. Bogor. 345-353 hal.

Siregar, I.Z., N. Khumaida, D. Noviana, M.H. Wibowo, dan Azizah. 2012. Buku

Varietas Tanaman Unggul IPB. IPB. Bogor. 41 hal.

Page 48: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

36

Subadra, I.S. dan E. Sjamsudin. 2004. Seleksi generasi awal tanaman kedelai

menggunakan rancangan Augmented. Forum Statistika dan Komputasi.

September 2004:163-168.

Suprihatno, B., A.A. Daradjat, Satoto, Baehaki, I.N. Widiarta. A. Setyono, S.D.

Indrasari, O.S. Lesmana, dan H. Sembiring. 2009. Deskripsi Varietas

Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 105 hal.

Suryadi, Y., T.S. Kadir, dan M. Machmud. 2006. Deteksi Xanthomonas oryzae

pv. Oryzae, Penyebab Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi. Penelitian

Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 25(2):108-115.

Susanto, U., A.A. Daradjat, dan B. Suprihatno. 2003. Perkembangan pemuliaan

padi sawah di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 22(3):125-131.

Susilawati. B.S. Purwoko., H. Aswidinnoor., dan E. Santosa. 2010. Keragaan

varietas dari galur padi tipe baru Indonesia dalam sistem ratun. Jurnal

Agronomi Indonesia 38(3):177-184.

Syukur, M., S. Sujiprihati, dan A. Siregar. 2010. Pendugaan parameter genetik

beberapa karakter agronomi cabai F4 dan evaluasi daya hasilnya

menggunakan rancangan perbesaran (augmented design). Jurnal Agrotropika

(15)1:9-16.

Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2012. Pemuliaan Tanaman. Penebar

Swadaya. Jakarta. 348 hal.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Crop Science. IRRI. Los Banos, Philippines.

267 p.

Page 49: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Penyemaian, pemeliharaan dan panen

Penyemaian Pemeliharaan

Keluarnya malai Panen

Lampiran 2. Data iklim stasiun klimatologi Darmaga

Bulan Curah

hujan

(mm)

Temperatur

(°C)

Kelembaban

udara (%)

Penyinaran matahari

Lama (%) Intensitas

(Cal/cm2)

November 457.7 26.2 80 56 457.7

Desember 344.6 26.1 84 44 344.6

Januari 272.0 25.1 86 28 224.0

Februari 548.9 25.6 87 57 318.3

Maret 136.0 26.2 80 55 310.0

April 389.5 26.0 86 61 296.0

Mei 194.8 26.1 85 75 296.4

Page 50: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

38

Lampiran 3. Karakter agronomi beberapa galur yang data produktivitasnya tidak diperoleh karena tingkat serangan penyakit tungro yang tinggi

Galur Tinggi

tanaman

Panjang

daun

bendera

Jumlah

anakan

total

Jumlah

anakan

produktif

Panjang

malai

Jumlah

gabah isi

Jumlah

gabah

total

Persentase

gabah

hampa

Bobot

seribu butir

Umur

berbunga

Umur

panen

IPB161-E-5 107.6 36 16 15 29.3 172ab

270ab

36c

27.3 91 115

IPB161-E-11 106.7 38.6 12 12 30.4 132ab

219b

40c

28.3 92 116

IPB161-E-13 117.8 45.4 13 13 29.8 212ab

280ab

25d

27.6 91 111

IPB161-E-15 108.3 41.0 17 16 27.9 177ab

275ab

36c

28.6 101abc

121abc

IPB161-E-29 94.2 39.2 20 20 29.6 125 197 37c

25.7 93 125abc

IPB161-E-32 115.0 41.5 11 11 28.3 166ab

214b

22d

31.8 91 111

IPB161-E-36 123.0 47.8 18 18 30.0 192ab

285ab

32

25.2 98abc

116c

IPB161-E-39 117.4 38.5 14 11 29.6 191ab

244ab

21d

27.3 96abc

119abc

IPB163-E-3 107.9 37.9 15 14 27.9 166ab

245ab

32 25.3 91 111

IPB163-E-5 107.0 40.6 10 9 30.7 195ab

259ab

24d 27.3 95 127

abc

IPB163-E-11 109.6 36.5 17 16 29.5 150ab

201b 26

d 27.7 91 114

c

IPB163-E-12 106.1 37.5 13 12 29.7 185ab

253ab

27d 28.5 91 114

c

IPB163-E-14 111.6 36.0 10 9 29.7 156ab

200b 22

d 29.5 93 115

c

IPB163-E-22 106.6 30.5 13 13 27.8 130ab

195 44bc

25.4 92 115

IPB163-E-30 111.8 40.4 15 14 26.8 163ab

251ab

35c 23.8 93 119

c

IPB165-E-1 103.1 30.6 15 14 24.6 106 152 30 29.8 91 113

IPB165-E-2 117.7 35.6 13 12 28.7 157ab

216b 29 29.7 93 115

c

IPB165-E-3 108.1 40.5 15 15 28.4 146ab

281ab

47bc

27.2 93 121abc

IPB165-E-4 112.7 37.6 12 12 28.6 122 256ab

53abc

28.2 92 116c

IPB165-E-5 108.0 40.7 15 15 27.8 179ab

256ab

28 29.2 95 122abc

IPB165-E-13 118.1 36.0 14 14 29.3 180ab

305ab

40c 26.1 93 115

bc

IPB165-E-14 113.5 37.4 16 15 30.1 161ab

296ab

46bc

21.9 101abc

125abc

IPB165-E-15 104.3 38.4 15 14 29.7 157ab

219b 28 25.6 100 125

abc

IPB165-E-21 116.3 39.9 12 12 30.6 173ab

287ab

39c 26.8 92 120

abc

IPB165-E-26 115.4 32.4 11 11 29.7 150ab

234ab

36c 30.8 100 116

c

IPB165-E-28 102.8 35.5 12 12 26.1 178ab

248ab

28 27.3 93 114c

IPB165-E-30 106.3 39.1 19 18 29.8 122 222b 48

bc 27.5 100

abc 118

bc

Page 51: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

39

Lampiran 4. Sidik ragam pengaruh genotipe terhadap tinggi tanaman, panjang daun bendera, panjang malai, dan jumlah anakan total

SK Tinggi tanaman Panjang daun bendera Panjang malai Jumlah anakan total

KT Fhitung KT Fhitung KT Fhitung KT Fhitung

Ulangan 239.73 9.12**

17.51 1.45tn

1.71 1.93tn

239.73 9.12**

Perlakuan 7.22 0.27tn

20.72 1.71tn

2.58 2.92tn

7.22 0.27tn

Genotipe 5.67 0.22tn

16.66 1.38tn

2.07 2.35tn

5.67 0.22tn

Kontrol 58.20 2.21tn

45.63 3.77tn

17.14 19.41**

58.20 2.21tn

Lampiran 5. Sidik ragam pengaruh genotipe terhadap jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen, dan jumlah gabah isi

SK

Jumlah anakan

produktif

Umur berbunga Umur panen Jumlah gabah isi

KT Fhitung KT Fhitung KT Fhitung KT Fhitung

Ulangan 218.57 9.01**

5.27 2.27tn

370817.68 140816.84**

795488.58 5722.25**

Perlakuan 7.10 0.29tn

9.47 4.09*

12.75 4.84*

1456.45 10.48**

Genotipe 5.37 0.22tn

7.19 3.10*

10.92 4.15*

866.02 6.23**

Kontrol 56.60 2.33tn

34.07 14.71**

28.47 10.81**

16142.60 116.12**

Lampiran 6. Sidik ragam pengaruh genotipe terhadap persentase gabah hampa, jumlah gabah total, bobot seribu butir, dan

produktivitas

SK Gabah hampa (%) Jumah gabah total Bobot seribu butir Produktivitas

KT Fhitung KT Fhitung KT Fhitung KT Fhitung

Ulangan 373.52 21.32**

260.27 71.80**

0.64 0.42tn

0.69 2.61tn

Perlakuan 84.49 4.82*

2413.44 665.78**

4.77 3.14*

1.37 5.22**

Genotipe 78.72 4.49*

1474.69 406.81**

4.66 3.08*

1.39 5.31**

Kontrol 400.27 22.85**

18565.27 5121.45**

2.66 1.76tn

0.91 3.48tn

Page 52: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

40

Lampiran 7. Deskripsi varietas IR64

Nomor seleksi : IR18348-36-3-3

Asal persilangan : IR5657/IR2061

Golongan : Cere

Umur tanaman : 110-120 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 115-126 cm

Anakan produktif : 20-35 batag

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Ramping, panjang

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Tahan

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 23 %

Indeks glikemik : 70

Bobot 1,000 butir : 24.1 g

Rata-rata hasil : 5 ton/ha

Potensi hasil : 6 ton/ha

Ketahanan terhadap

hama penyakit : Tahan wereng coklat biotipe1 dan 2, agak tahan hawar

daun bakteri strain IV, tahan virus kerdil rumput

Anjuran tanam : Lahan sawah irigasi dataran rendah sampai sedang

Pemulia : Introduksi dari IRRI

Dilepas tahun : 1986

Page 53: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

41

Lampiran 8. Deskripsi varietas Ciherang

Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1

Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3*

IR1961-131-3-1-3//4*

IR64

Golongan : Cere

Umur tanaman : 116-125 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : 107-115 cm

Anakan produktif : 14-17 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar pada sebelah bawah

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Panjang ramping

Warna gabah : Kuning bersih

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Sedang

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 23 %

Indeks glikemik : 54

Bobot 1,000 butir : 28 g

Rata-rata hasil : 6.0 ton/ha

Potensi hasil : 8.5 ton/ha

Ketahanan terhadap

hama penyakit : Tahan wereng coklat biotipe 2, tahan hawar daun bakteri

strain III dan IV

Anjuran tanam : Lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500 m dpl

Pemulia : Tarjat T, Z. A. Simanullang, E. Sumadi, dan A. A. Darajat

Dilepas tahun : 2000

Page 54: UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/63215/A13snu.pdf · UJI DAYA HASIL PENDAHULUAN GENERASI F5 PADI TIPE BARU . TURUNAN

42

Lampiran 9. Deskripsi varietas IPB 4S

Asal persilangan : IPB6-d-10s-1-1 x Fatmawati

Golongan : Cere

Umur tanaman : ± 112 hari

Bentuk tanaman : Tegak

Tinggi tanaman : ± 114 cm

Anakan produktif : 8-12 batang

Warna kaki : Hijau

Warna batang : Hijau

Warna telinga daun : Tidak berwarna

Warna lidah daun : Tidak berwarna

Warna daun : Hijau

Muka daun : Kasar

Posisi daun : Tegak

Daun bendera : Tegak

Bentuk gabah : Medium

Warna gabah : Kuning jerami

Kerontokan : Sedang

Kerebahan : Tahan

Tekstur nasi : Pulen

Kadar amilosa : 22.3 %

Bobot 1,000 butir : 27.6 g

Rata-rata hasil : 7.0 ton/ha

Potensi hasil : 10.5 ton/ha

Jumlah gabah per malai : 218 butir

Ketahanan terhadap

hama penyakit : Tahan penyakit tungro, agak tahan penyakit blas

ras 003 dan ras 073, agak tahan hawar daun

bakteri patotipe III

Anjuran tanam : Lahan sawah irigasi dan tadah hujan 0-600 mdpl

Pemulia : Hajrial Aswidinnoor, W.B. Suwarno, Desta

Wirnas, dan Yudiwanti W.E. Kusumo

Dilepas tahun : 2012