documentf1

14
LAPORAN HASIL KEGIATAN UKM PROMOSI KESEHATAN PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) DI DESA BUKET KECAMATAN KUTA MAKMUR O L E H dr. RAHMADINI Dokter Internsip Puskesmas KUTA MAKMUR

Upload: anonymous-wmo2l4v

Post on 13-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxgggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL KEGIATAN UKMPROMOSI KESEHATAN

PELAKSANAAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH (BIAS) DI DESA BUKETKECAMATAN KUTA MAKMUR

OLEH

dr. RAHMADINI

Dokter Internsip Puskesmas KUTA MAKMURTahun 2012

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpadu. Pembangunan kesehatan di Indonesia memiliki beban ganda (double burden), dimana penyakit menular masih masalah karena tidak mengenal batas wilayah administrasi sehingga tidak mudah untuk memberantasnya. Tersedianya vaksin mampu mencegah penyakit menular sebagai salah satu tindakan pencegahan yang efektif dan efisien.Pemberian vaksin melalui program imunisasi merupakan salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat. Program imunisasi mengacu kepada konsep Paradigma Sehat, dimana prioritas utama dalam pembangunan kesehatan yaitu upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan bahwa program imunisasi sebagai salah satu upaya pemberantasan penyakit menular. Upaya imunisasi telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 1984 telah mulai melaksanakan program imunisasi pada anak sekolah. Program ini kemudian dikenal dengan istilah Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang diresmikan pada 14 November 1987 melalui Surat Keputusan bersama dari Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.Bulan Imunisasi Anak Sekolah adalah salah satu program pemerintah di bidang kesehatan yang ditujukan bagi anak sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas. Imunisasi yang diberikan adalah untuk siswa/i kelas satu diberikan imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Campak, kelas dua dan tiga diberikan imunisasi Tetanus Difteri (TD).

B. TujuanPetugas: Peningkatan kinerja petugas puskesmas yang berkontribusi pada peningkatan kesehatan di sekolah

Sekolah: Meningkatkan derajat kesehatan setiap siswa/i SD Desa Buket Kuta Makmur Siswa/i SD Desa Buket tumbuh sehat dan cerdas Memutuskan rantai penularan penyakit di sekolah

Pemerintah: Menurunkan angka kejadian penyakit dan memutuskan rantai penularan penyakit Menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)Bulan Imunisasi Anak Sekolah adalah salah satu program pemerintah di bidang kesehatan yang ditujukan bagi anak sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas. Imunisasi yang diberikan adalah untuk siswa/i kelas satu diberikan imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Campak, kelas dua dan tiga diberikan imunisasi Tetanus Difteri (TD).Manfaat imunisasi dibagi dalam 3 kategori yaitu secara individu, sosial, dan dalam menunjang sistem kesehatan nasional. Singkatnya, apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi maka akan terhindar dari penyakit infeksi. Makin banyak anak yang mendapat imunisasi, maka akan terjadi penurunan angka kesakitan dan kematian. Kekebalan individu ini akan memutuskan rantai penularan dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa yang hidup bersamanya. Inilah yang disebut keuntungan sosial, karena dalam hal ini anak yang tidak diimunisasi akan ikut terlindung (kekebalan komunitas). Menurunnya angka kesakitan akan menurunkan biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, mencegah kematian dan kecacatan yang dapat terjadi akan menjadi beban seumur hidup.

2.2 Penyakit DifteriDifteri adalah salah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diptheriae. Bakteri tersebut pertama kali diisolasi dari pseudomembran pasien penderita difteria pada tahun 1883 oleh Klebs, sedangkan anti-toksin ditemukan pertama kali dibuat pada akhir abad ke-19 sedangkan toksoid difteria mulai dibuat sekitar tahun 1920. Cara penularan terjadi apabila terdapat kontak langsung dengan penderita difteri atau dengan pasien carrier difteri. Kontak langsung melalui percikan ludah (droplet infection), eksudat dari kulit yang terinfeksi atau kontak tidak langsung melalui debu, baju, buku maupun mainan yang terkontaminasi.Gambaran klinis, masa inkubasi difteri umumnya 2-5 hari pada difteri kulit masa inkubasi adalah 7 hari setelah infeksi primer pada kulit. Penderita akan mengalami gejala seperti demam dan terkadang menggigil, kerongkongan sakit dan suara parau, perasaan tidak enak, mual, muntah, sakit kepala, hidung berlendir kadang-kadang bercampur darah, serta dapat teraba adanya benjolan dan bengkak pada daerah leher.

2.3 Penyakit TetanusTetanus adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh tetanospasmin sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh bakteri Clostridium tetani. Clostridium tetani adalah bakteri yang sensitif terhadap suhu panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen. Sebaliknya, spora tetanus sangat tahan panas dan kebal terhadap beberapa antiseptik. Bakteri ini banyak terdapat pada kotoran, debu jalan, usus dan tinja kuda, domba, anjing serta kucing.Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka sehingga mampu menginfeksi sistem urat saraf dan otot menjadi kaku. Gejala utama penyakit ini timbul kontraksi dan spastisitas otot yang tidak terkontrol, kejang, gangguan saraf otonom, dan rigid paralysis. Perawatan luka merupakan pencegahan utama terjadinya tetanus di samping imunisasi pasif dan aktif.

2.4 Penyakit CampakPenyakit Campak (measles) adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus campak. Virus campak termasuk di dalam famili paramyxovirus. Virus campak sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 370C. Gejala dari penyakit ini ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini penularan infeksi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

BAB IIIPERMASALAHAN

Pelaksanaan promosi kesehatan mengenai Bulan Imunsasi Anak Sekolah (BIAS) dilakukan di SD Desa Buket yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Kuta Makmur dan diikuti oleh siswa/i sekolah dasar kelas 1,2, dan 3 pada hari Rabu 07 November 2012.Dari kunjungan ke sekolah didapatkan:1. Para murid masih belum mengerti apa tujuan imunisasi.2. Masih banyak murid yang tidak mau di imunisasi dengan alasan takut dan dilarang oleh orang tua.3. Belum tersedianya tim pembina UKS untuk mengkoordinir pelayanan imunisasi.

BAB IVPERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Untuk para siswa/i:a. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya imunisasib. Memotivasi siswa/i agar tidak takut saat dilakukan imunisasi

Untuk sekolah:a. Meningkatkan kerjasama sekolah dengan petugas kesehatan terhadap program-program yang dilakukan oleh puskemasb. Menyediakan UKS agar bisa mengkoordinir pelayanan imunisasi di sekolah

Untuk Puskesmas:a. Memberikan penyuluhan tentang imunisasi sebelum BIAS dilakukan

BAB VPELAKSANAAN

Kegiatan yang dilaksanakan:KegiatanPelaksanaan

Penyuluhan tentang Imunisasi pada Anak Sekolah DasarMemberikan penyuluhan kepada siswa/i kelas 1,2, dan 3 serta wali kelas, dengan materi:a. Pentingnya imunisasi saat sekolah dasarb. Penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak melakukan imunisasic. Memperlihatkan gambar-gambar penyakit campak, difteri dan tetanus

BAB VIMONITORING

6.1 Monitoring dan EvaluasiTanggalMonitoringTanggalEvaluasi

07 November 2012Monitoring BIAS di sekolah12 November20121. Meningkatnya jumlah anak yang mau di imunisasi2. Banyak anak yang sudah mengetahui pentingnya imunisasi

6.2 KesimpulanPemberian imunisasi pada anak sekolah bertujuan sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif, meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Pelaksanaan BIAS merupakan keterpaduan lintas program dan lintas sektor terkait sebagai salah satu upaya mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Dengan dilaksanakannya Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diharapkan siswa/i dapat terhindar dari penyakit infeksi dan dapat memutuskan rantai penularan penyakit.Berdasarkan hasil kunjungan diketahui bahwa banyak anak yang tidak mau diimunisasi, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang manfaat imunisasi. Dengan melakukan program BIAS ini diharapkan anak-anak dapat terhindar dari berbagai penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi.

6.3 SaranUntuk Sekolah: Mendukung program BIAS yang dilakukan setiap tahunnya. Menyediakan kegiatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) karena imunisasi merupakan salah satu komponen kegiatan UKS.

Untuk Puskesmas: Disiplin melaksanakan program BIAS setiap tahunnya.

Untuk Dinkes: Rutin melakukan evaluasi seputar kegiatan BIAS.

BAB VIIDAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Penyelenggaran Imunisasi. 2005. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.2. www.infoimunisasi.com.3. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. 2004. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

10