executive summary evaluasi implementasi sistem · pdf fileagency (ga) yang terkait dengan...

82
Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INATRADE Sistem perijinan INATRADE yang dibangun oleh Kementerian Perdagangan merupakan salah satu upaya untuk mengurangi biaya transaksi melalui peningkatan efisiensi waktu, biaya dan akurasi data dalam proses penanganan perijinan dalam rangka mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Window (INSW) dan meningkatkan daya saing nasional melalui. Melalui sistem tersebut, diharapkan proses pengajuan perijinan menjadi lebih mudah dan cepat karena diakses secara online; memiliki document tracking untuk mengetahui sampai dimana proses dokumen yang diajukan; mengurangi penggunaan kertas (paperless); monitoring lebih baik; database perijinan lengkap; verifikasi dokumen secara otomatis karena memiliki akses ke Government Agency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; serta mempercepat Customs Clearance. Namun demikian, sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan No. 28/M-DAG/PER/6/2009 terkait Sistem Perijinan Online, hanya sekitar 6,8% dari 1.688 perusahaan yang telah menggunakan hak aksesnya dalam melaksanakan perijinan dengan sistem elektronik untuk periode 30 Juni 2009 sampai dengan 20 Oktober 2010. Berkaitan dengan fakta tersebut, maka kajian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan mengenai permasalahan dan hambatan dalam implementasi INATRADE, manfaat yang diperoleh pelaku usaha baik sebelum maupun sesudah penerapan INATRADE, bagaimana sosialisasi yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah adanya INATRADE, bagaimana meningkatkan pemanfaatan INATRADE, serta bagaimana strategi kebijakan optimalisasi manfaat INATRADE dalam rangka memperlancar arus barang di Indonesia. Kajian ini pada dasarnya menggunakan metode survei lapangan dengan responden pengguna sistem INATRADE. Survei dilakukan melalui wawancara baik secara langsung dan tidak langsung melalui web INATRADE, namun secara keseluruhan kuesioner diberikan kepada responden untuk kemudian dikembalikan kepada tim pengkaji dimana pertanyaan yang digunakan dibuat terstruktur. Penyajian hasil survei menekankan pada analisa deskriptif berdasarkan temuan di lapangan. Manfaat Sebelum dan Sesudah Penerapan INATRADE Untuk menilai manfaat sebelum dan setelah penerapan INATRADE, responden dikelompokkan menjadi dua yaitu mereka yang baru pertama kali menggunakan INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE terlebih dahulu. Manfaat sebelum dan sesudah penerapan INATRADE dilihat dari beberapa aspek diantaranya kemudahan dalam mengakses sistem, pemonitoran proses perijinan, dan proses kelengkapan dokumen. Manfaat yang diperoleh responden terhadap kemudahan dalam mengakses sistem INATRADE terhitung tinggi. Bagi responden yang menggunakan INATRADE pertama kali, merasakan manfaat kemudahan dalam mengakses INATRADE yang lebih besar (95,15%) dibandingkan responden yang sudah terlebih dahulu menggunakan (84,78%). Manfaat yang diperoleh responden dalam mengecek atau memonitor ijin menunjukkan hal yang sama dengan sebelumnya dimana responden yang baru menggunakan INATRADE memberikan penilaian yang tinggi mencapai 93,65%. Sementara itu,

Upload: lethien

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

Executive Summary

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM INATRADE

Sistem perijinan INATRADE yang dibangun oleh Kementerian Perdagangan

merupakan salah satu upaya untuk mengurangi biaya transaksi melalui peningkatan

efisiensi waktu, biaya dan akurasi data dalam proses penanganan perijinan dalam rangka

mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Window (INSW) dan meningkatkan

daya saing nasional melalui. Melalui sistem tersebut, diharapkan proses pengajuan

perijinan menjadi lebih mudah dan cepat karena diakses secara online; memiliki

document tracking untuk mengetahui sampai dimana proses dokumen yang diajukan;

mengurangi penggunaan kertas (paperless); monitoring lebih baik; database perijinan

lengkap; verifikasi dokumen secara otomatis karena memiliki akses ke Government

Agency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; serta mempercepat Customs

Clearance.

Namun demikian, sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan No.

28/M-DAG/PER/6/2009 terkait Sistem Perijinan Online, hanya sekitar 6,8% dari 1.688

perusahaan yang telah menggunakan hak aksesnya dalam melaksanakan perijinan dengan

sistem elektronik untuk periode 30 Juni 2009 sampai dengan 20 Oktober 2010. Berkaitan

dengan fakta tersebut, maka kajian ini berupaya untuk menjawab pertanyaan mengenai

permasalahan dan hambatan dalam implementasi INATRADE, manfaat yang diperoleh

pelaku usaha baik sebelum maupun sesudah penerapan INATRADE, bagaimana

sosialisasi yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah adanya INATRADE,

bagaimana meningkatkan pemanfaatan INATRADE, serta bagaimana strategi kebijakan

optimalisasi manfaat INATRADE dalam rangka memperlancar arus barang di Indonesia.

Kajian ini pada dasarnya menggunakan metode survei lapangan dengan responden

pengguna sistem INATRADE. Survei dilakukan melalui wawancara baik secara langsung

dan tidak langsung melalui web INATRADE, namun secara keseluruhan kuesioner

diberikan kepada responden untuk kemudian dikembalikan kepada tim pengkaji dimana

pertanyaan yang digunakan dibuat terstruktur. Penyajian hasil survei menekankan pada

analisa deskriptif berdasarkan temuan di lapangan.

Manfaat Sebelum dan Sesudah Penerapan INATRADE

Untuk menilai manfaat sebelum dan setelah penerapan INATRADE, responden

dikelompokkan menjadi dua yaitu mereka yang baru pertama kali menggunakan

INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE terlebih

dahulu. Manfaat sebelum dan sesudah penerapan INATRADE dilihat dari beberapa aspek

diantaranya kemudahan dalam mengakses sistem, pemonitoran proses perijinan, dan

proses kelengkapan dokumen.

Manfaat yang diperoleh responden terhadap kemudahan dalam mengakses sistem

INATRADE terhitung tinggi. Bagi responden yang menggunakan INATRADE pertama

kali, merasakan manfaat kemudahan dalam mengakses INATRADE yang lebih besar

(95,15%) dibandingkan responden yang sudah terlebih dahulu menggunakan (84,78%).

Manfaat yang diperoleh responden dalam mengecek atau memonitor ijin menunjukkan

hal yang sama dengan sebelumnya dimana responden yang baru menggunakan

INATRADE memberikan penilaian yang tinggi mencapai 93,65%. Sementara itu,

Page 2: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

responden yang baru pertama kali menggunakan INATRADE merasakan manfaat

kemudahan dalam proses kelengkapan dokumen sebesar 93,55%.

Selain manfaat penggunaan INATRADE, dilakukan pula penilaian terhadap

kejelasan informasi yang berguna untuk meningkatkan efisiensi proses perijinan melalui

prosedur, syarat, biaya, dan waktu. Kelompok responden yang baru pertama kali

menggunakan INATRADE memberikan penilaian yang tinggi terhadap kejelasan

informasi (83,61%) daripada responden yang sudah menggunakan INATRADE terlebih

dahulu. Penilaian responden terkait kejelasan prosedur dan syarat menunjukkan bahwa

penilaian responden yang sudah menggunakan INATRADE terlebih dahulu memberikan

penilaian yang lebih tinggi dibandingkan pengguna pemula

Bagi kelompok responden yang pertama kali menggunakan INATRADE, seluruh

responden mengganggap biaya yang dibebankan sudah jelas untuk pengurusan prosedur

perijinan. Namun ketika ada penambahan intensitas pengurusan dokumen, penilaian

responden cenderung beragam bahkan terdapat banyak ketidakpastian dengan persentase

penilaian responden yang cukup besar dalam menjawab tidak jelas dan kurang jelas,

masing-masing sebesar 40% dan 30%. Sementara itu, mayoritas bahkan seluruhnya

memberikan penilaian cukup jelas terkait ketepatan waktu dokumen yang berhasil

diajukan. Namun bagi kelompok responden yang sudah pernah menggunakan sistem

tersebut, hanya separuh kelompok responden tersebut yang memberikan penilaian cukup

jelas untuk ketepatan waktu. Temuan ini memberikan indikasi bahwa untuk efisiensi dari

implementasi INATRADE perlu ditingkatkan karena dari segi biaya dan waktu dirasa

masih kurang bagi responden.

Evaluasi Implementasi Sistem INATRADE Survei yang dilakukan dalam studi evaluasi pelaksanaan INATRADE ini

memperoleh 119 responden perusahaan yang telah mencoba layanan publik satu pintu

melalui sistem INATRADE. Responden yang menjadi narasumber kuesioner sistem

INATRADE yang Jakarta menempati porsi terbesar yaitu 24,37% kemudian diikuti

Medan (10,08%), Bekasi (8,4%), Tangerang (7,56%), Semarang (5,88%), Bandung

(5,04%), Bogor (4,2%) dan kota-kota lain di Indonesia. Responden berjenis kelamin pria,

lebih banyak dibandingkan dengan wanita.

Sebagian besar responden (84,04%) menjawab penggunaan INATRADE mudah

yang menunjukkan bahwa sistem perijinan online INATRADE sudah cukup user

friendly. Sementara responden yang menjawab tidak mudah dalam menggunakan sistem

sebagian besar dikarenakan koneksi internet lambat (45,45%) dan beberapa responden

juga tidak paham tahapan penggunaan sistem perijinan online INATRADE (36,36%).

Menurut pendapat responden, sebagian besar merasakan kemudahan layanan

mengecek atau memonitor ijin dengan presentase yaitu sebesar 84,04%, Bagi responden

yang menjawab tidak merasakan kemudahan pelayanan INATRADE dalam mengecek

atau memonitor ijin, alasan terbanyak karena informasi sulit didapat dari situs

INATRADE dan sistem tidak meng-update ijin pemohon (masing-masing sebesar

25,00%). Kemudian diikuti karena alasan sistem sering error, sistem sering keliru

menampilkan status ijin pemohon, dan konfirmasi via email sering tidak dibalas oleh

petugas (masing-masing sebesar 16,67%).

Terkait waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan dokumen melalui sistem

INATRADE, sebagian besar responden memberikan penilaian yang baik terhadap

Page 3: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

kecepatan pengurusan dokumen melalui sistem INATRADE. Beberapa responden

(35,29%) menjawab butuh waktu tiga hari untuk pengurusan dokumen, sedangkan

mayoritas responden menjawab lebih dari 14 hari waktu yang diperlukan untuk mengurus

dokumen (46,22%). Padahal jumlah hari yang dibutuhkan bisa lebih singkat menjadi 3

hari sesuai dengan Standard Operational Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.

Pengguna INATRADE merasa dibantu dalam proses kelengkapan dokumen dengan

prosentase sebesar 83,19%. Namun ada pula yang merasakan tidak terbantudengan alasan

informasi item kelengkapan dokumen tidak disajikan secara lengkap (40%), sering

munculnya item dokumen tambahan (33,33%), dan adanya perbedaan item dokumen

yang muncul disitus dengan yang ada di petugas lapangan (26,67%).

Praktis tidaknya sistem INATRADE juga menjadi penilaian bagi pengguna.

Sebanyak 83,19% responden menyatakan sistem INATRADE praktis, sedangkan

10,92%. Responden lainya mengatakan bahwa sistem tersebut tidak praktis. Penilaian ini

termasuk baik mengingat sistem INATRADE masih tergolong baru. Kepraktisan yang

dirasakan pengguna tentunya sejalan dengan visi sistem ini diadakan sebagai media

pengurusan dokumen terkomputerisasi yang praktis dan efisien. Kendala

ketidakpraktisan bagi sebagian responden disebabkan karena pada tahapan pengisian

masih berbelit (30,77%), terlalu banyaknya pihak yang terlibat (30,77%), selain itu lokasi

pengurusan yang tidak satu atap (23,08%), dan bahasa yang digunakan sulit dipahami

bagi beberapa responden (15,38%).

Tingkat kejelasan informasi yang diberikan sistem INATRADE diukur dengan

empat indikator pengukuran yaitu prosedur, syarat, waktu, dan biaya. Meskipun bagi

mayoritas responden menyatakan bahwa sistem ini memberikan informasi yang jelas

(93%), namun keempat komponen indikator pengukuran tingkat kejelasannya dirasa

masih kurang memuaskan dimana persentase kekurangjelasan setiap komponen yaitu

prosedur (88,89%), syarat (66,67%), waktu (61,11%), dan biaya (73,33%). Ini

menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sistem INATRADE haruslah mudah

dipahami, tidak bermakna ganda, dan dapat menyesuaiakan dengan tingkat pendidikan

pengguna yang beragam.

Terkait dengan keberadaan jasa perantara, mayoritas responden (68,91%)

menyatakan bahwa tidak ada kemungkinan adanya jasa perantara dalam pengurusan

perijinan secara online. Sedangkan sebanyak 25,21% responden menyatakan bahwa

kemungkinan jasa perantara itu ada dalam pengurusan perijinan meskipun sudah ada

penerapan sistem INATRADE. Bagi responden yang menjawab ada kemungkinan jasa

perantara, mereka menyatakan bahwa keberadaan jasa perantara tidak mengganggu

(50%). Sedangkan responden yang menyatakan bahwa keberadaan jasa perantara tersebut

sangat mengganggu dan mengganggu hanya sebesar 18,42% dan 26,32%. Bahkan ada

juga responden yang merasa diuntungkan dengan adanya jasa perantara yaitu sebesar

5,26%

Beberapa responden yang menggunakan jasa perantara juga perlu mengalokasikan

waktu untuk bertemu sehingga kepastian selesainya dokumen bisa dipantau. Hampir

separuh responden menjawab beberapa kali untuk sebagian kecil tahapan, sedangkan

yang melakukan pertemuan hanya sekali pertemuan sebanyak 46,15%. Adapula

responden yang perlu bertemu setiap kali untuk sebagian tahapan proses perijinan dengan

persentase sebesar 3,85%. Ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jasa

Page 4: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

perantara masih belum yakin jika prosedur yang sedang diurus tidak dapat selesai

sebagaimana yang diharapkan atau tepat waktu

Sementara itu, keinginan untuk bertemu dari pemohon kepada pihak perantara

mempunyai latar belakang motivasi yang beragam. Sebagian besar pertemuan tersebut

karena untuk melengkapi sejumlah persyaratan yang kurang dan mempercepat waktu

pengurusan, masing-masing sebesar 37,5%. Alasan berikutnya adalah mengambil

dokumen yang sudah jadi (15%), menjalin perkenalan dengan petugas (7,5%) dan

menegoisasikan biaya tambahan untuk kecepatan dokumen (2,5%). Kelima motivasi

tersebut bersifat jamak dan memunculkan potensi biaya tambahan yang dikenakan

kepada pengguna

Pengurusan dokumen dengan sistem INATRADE juga memberikan peluang

munculnya keluhan dari pengguna. Berdasarkan hasil survei menyatakan bahwa

mayoritas responden (68,07%) belum pernah mengajukan keluhan kepada petugas.

Sedangkan responden yang sudah pernah mengajukan keluhan kepada petugas hanya

sebesar 26,05%. Tingginya responden yang menjawab belum pernah mengajukan

keluhan kepada petugas perlu diapresiasi bagus artinya sistem ini telah mampu

mengakomodir kepentingan pengguna dalam mengurus perijinan yang lebih mudah.

Sementara itu, keluhan yang diajukan pengguna juga direspon dengan baik oleh petugas

Mayoritas responden yang memberikan penilaian positif terhadap tanggapnya komplain

yang diajukan membuktikan keseriusan lembaga pengelola sistem untuk terus

menyempurnakan dan memperbaiki INATRADE.

Kesimpulan dan Saran

Hasil temuan dari studi implementasi pelaksanaan INATRADE dapat ditarik

kesimpulan bahwa sistem INATRADE masih memiliki beberapa permasalahan dan

hambatan. Permasalahan yang dirasakan oleh pengguna INATRADE diantaranya

mengenai kesulitan memperoleh informasi dari situs INATRADE, perbedaan item

dokumen disitus dengan petugas lapangan, dan pengguna belum cukup paham tahapan

penggunaan INATRADE dikarenakan penggunaan bahasa yang sulit dipahami

Sistem INATRADE telah disarakan manfaatnya bagi mayoritas penggunanya, baik

berupa kemudahan dalam mengakses, kemudahaan dalam mengecek atau memonitor,

maupaun kemudahan dalam membantu proses kelengkapan dokumen. Mayoritas

responden merasakan peningkatan manfaat dan terbantu dengan sistem INATRADE

terutama dalam bentuk kepraktisan pengurusan beragam dokumen perjinan.

Sistem INATRADE memberikan kemungkinan yang kecil bagi jasa perantara untuk

terlibat dalam pengurusan dokumen. Meskipun jumlahnya kecil, namun latar belakang

motivasi pengguna INATRADE untuk bertemu dengan perantara patut dicermati.

Sebagian besar pertemuan tersebut karena untuk melengkapi sejumlah persyaratan yang

kurang dan mempercepat waktu pengurusan, mengambil dokumen yang sudah jadi,

menjalin perkenalan dengan petugas, dan menegoisasikan biaya tambahan untuk

kecepatan dokumen. Kelima motivasi tersebut bersifat jamak dan memunculkan potensi

biaya tambahan yang dikenakan kepada pengguna

Terakhir, pengelola sistem INATRADE dinilai telah memperhatikan dan proaktif

terhadap komplain atau pengaduan yang diajukan oleh pengguna. Sebagian besar

responden memberikan penilaian sangat baik dan baik terkait respon petugas terhadap

Page 5: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

pengajuan komplain atau pengaduan. Hal ini membuktikan keseriusan lembaga pengelola

sistem untuk terus menyempurnakan dan memperbaiki INATRADE.

Hasil kajian ini pada gilirannya menuntut pengelolan sistem INATRADE untuk

meningkatkan kinerja sehingga dapat memacu perbaikan prosedur pengurusan ijin via

INATRADE secara keseluruhan. Adapun saran yang dapat dijadikan solusi implementatif

bagi perbaikan system INATRADE adalah sebagai berikut:

Sistem INATRADE perlu mempertimbangkan adanya kegiatan sosialisasi dan

mekanisme pemanduan serta pendampingan terhadap pengguna yang dilakukan

secara massif hingga tingkat daerah atau SKPD teknis.

Sistem INATRADE perlu memperbaiki tampilan, pilihan kosakata, dan kinerja

karena masih ada responden yang mengeluhkan sistem sering error, tahapan

pengisian masih berbelit, bahasa yang digunakan sulit dipahami, serta terlalu banyak

pihak yang terlibat.

Sistem INATRADE sebaiknya memberikan kepastian tidak adanya perantara dalam

pengurusan dokumen yang sudah terkomputerisasi.

Sistem INATRADE perlu memberikan jaminan kepastian dan ketepatan waktu

terhadap prosedur pengurusan dokumen yang sedang diajukan oleh pemohon

Page 6: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

1

1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

National Single Window (NSW) yang dibangun oleh Indonesia dilaksanakan dengan

menggunakan prinsip yang sedikit lebih jika dibandingkan prinsip yang dalam perjanjian

ASEAN Single Window (ASW) yaitu untuk meningkatkan efisiensi pelayanan dalam

penyelesaian dokumen, customs clearance dan cargo release sekaligus berfungsi untuk

meningkatkan efektivitas pengawasan ekspor impor. NSW merupakan sistem pelayanan

yang memiliki 2 sub sistem pelayanan yaitu trade net dan port net dengan tujuan untuk

kelancaran dokumen dan kelancaran arus barang; melayani kegiatan ekspor tidak hanya

dengan negara-negara ASEAN namun juga semua negara.

Di dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW) dapat menyampaikan

data dan informasi secara tunggal (single submission of data and information) seperti yang

tertuang dalam Peraturan Presiden No. 10 Tahun 2008, selain itu juga dalam sistem ini

dapat melakukan pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron (single and

synchronous processing of data and information), termasuk pembuatan keputusan secara

tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang ( single decision making

for customs clearance and release of cargoes).

Di Indonesia sistem NSW dilakukan secara bertahap untuk aktivitas impor, ekspor,

arus komoditi, aktivitas pelabuhan, instansi yang terlibat serta kelembagaanya. Untuk

pelayanan impor dilakukan sejak 17 Desember 2007 dan hingga saat ini sudah diterapkan

Page 7: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

2

secara mandatory di 5 (lima) pelabuhan utama, yaitu Tanjung Priok, Tanjung Emas,

Tanjung Perak, Belawan dan Bandara Soekarno Hatta. Pada saat implementasi NSW tahap

nasional pada Oktober 2010, seluruh perijinan dikirim ke portal NSW baik yang proses

pengajuannya masih dilakukan secara manual maupun yang sudah dilakukan secara online.

Sejak diterapkannya, Kementerian Perdagangan telah menerima pengajuan sebanyak 53

(lima puluh tiga) perijinan impor secara online melalui portal NSW.

Untuk mempercepat proses customs clearance sampai dengan akhir tahun 2009 sisa

perijinan impor yang diproses secara manual dikirimkan ke portal NSW melalui webservice

INATRADE. Sehingga sampai dengan saat ini seluruh perijinan impor (78 perijinan) telah

dikirim ke portal NSW. Selain itu juga, Laporan Surveyor (LS) dan Certificate of

Inspection (COI) untuk impor juga telah dikirim ke portal NSW melalui INATRADE

(Ditjen Daglu, 2011).

Sementara untuk sistem NSW pelayanan ekspor penerapannya diawali dengan

penerapan secara mandatory di pelabuhan Tanjung Perak pada tanggal 18 Januari 2010,

kemudian di Tanjung Emas mulai tanggal 17 Juni 2010, pelabuhan Belawan mulai tanggal

15 Juli 2010, Tanjung Priok mulai tanggal 5 Agustus 2010 dan di bandara Soekarno Hatta

pada tanggal 23 September 2010. Terkait dengan perijinan ekspor tersebut telah dibangun

sistem Surat Keterangan Asal (SKA) otomasi/online di 28 (dua puluh delapan) Instansi

Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) guna mempercepat layanan publik terkait dengan

penerbitan SKA dan 57 (lima puluh tujuh) IPSKA yang melaksanakan penerbitan secara

manual sehingga total sudah ada 85 (delapan puluh lima) IPSKA.

Page 8: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

3

Beberapa upaya diperlukan untuk mengurangi biaya transaksi melalui peningkatan

efisiensi waktu, biaya dan akurasi data dalam proses penanganan perijinan dalam rangka

mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Window (INSW) dan meningkatkan

daya saing nasional serta meningkatkan fasilitasi perdagangan dalam menghadapi

persaingan global, adalah salah satunya pembuatan sistem perijinan INATRADE oleh

Kementerian Perdagangan. Sistem perijinan ini diatur dalam Peraturan Menteri

Perdagangan No. 28/M-DAG/PER/6/2009.

Tujuan diterapkannya sistem perijinan INATRADE sebagai pendukung NSW dan

ASW adalah agar proses pengajuan perijinan menjadi lebih mudah dan cepat karena

diakses secara online melalui internet tanpa perlu melakukannya secara manual; memiliki

document tracking untuk mengetahui sampai dimana proses dokumen yang diajukan;

mengurangi penggunaan kertas (paperless); monitoring lebih baik; database perijinan

lengkap; verifikasi dokumen secara otomatis karena memiliki akses ke Government Agency

(GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; serta mempercepat Customs Clearance (Ditjen

Daglu, 2011).

Sistem INATRADE tidak hanya digunakan untuk mengajukan perijinan secara online

namun juga dapat digunakan untuk melihat status proses perijinan manual yang diajukan

oleh pemohon perijinan pada Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Disamping itu, laporan

realisasi yang harus disampaikan oleh importir atau eksportir telah dapat dikirimkan

melalui website tersebut, sehingga importir maupun eksportir tidak perlu lagi datang ke

Kementerian Perdagangan untuk menyampaikan file hardcopy. Sejak diberlakukannya

Peraturan Menteri Perdagangan No. 28/M-DAG/PER/6/2009 terkait Sistem Perijinan

Page 9: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

4

Online pada 30 Juni 2009 sampai dengan 20 Oktober 2010 ada sebanyak 1.688 perusahaan

yang telah memiliki hak akses, namun pada kenyataannya dari 1.688 perusahaan tersebut

hanya sekitar 6,8% yang telah menggunakan hak aksesnya untuk melaksanakan perijinan

dengan sistem elektronik (Ditjen Daglu, 2011).

Berkaitan dengan fakta bahwa rendahnya pemanfaatan hak akses dalam sistem

perijinan INATRADE di atas, maka kajian ini mencoba untuk menjawab pertanyaan

bagaimana permasalahan dan hambatan dalam implementasi INATRADE, bagaimana

manfaat yang diperoleh pelaku usaha baik sebelum maupun sesudah penerapan

INATRADE, bagaimana sosialisasi yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah adanya

INATRADE, bagaimana meningkatkan pemanfaatan INATRADE, serta bagaimana strategi

kebijakan optimalisasi manfaat INATRADE dalam rangka memperlancar arus barang di

Indonesia maka dilakukan kajian mengenai “Evaluasi Implementasi INATRADE”.

1.2. Permasalahan

Fakta sedikitnya pemanfaatan hak akses yaitu sebesar 6,8% dari 1.688 pemilik hak

akses, maka permasalahan yang akan diangkat dalam kajian ini adalah:

1. Apa permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam implementasi INATRADE

dalam rangka mendukung INSW?

2. Manfaat apa yang diperoleh baik sebelum maupun sesudah penerapan INATRADE?

3. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah penerapan

INATRADE?

4. Bagaimana peningkatan pemanfaatan INATRADE?

Page 10: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

5

5. Bagaimana rekomendasi kebijakan optimalisasi manfaat INATRADE dalam rangka

memperlancar arus barang di Indonesia?

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kajian ini adalah sistem perijinan online INATRADE di Kementerian

Perdagangan, dilihat dari manfaat yang diperoleh seperti waktu, transparansi, akurasi, biaya,

dan sosialisasi sistem tersebut.

1.4. Tujuan

Secara umum kajian ini bertujuan:

1. Mengetahui permasalahan dan hambatan dalam implementasi INATRADE;

2. Mengetahui manfaat sebelum dan sesudah penerapan INATRADE

3. Mengetahui bagaimana sosialisasi sebelum dan sesudah adanya INATRADE

4. Mengetahui peningkatan pemanfaatan INATRADE

5. Menghasilkan bahan rekomendasi dalam menyusun kebijakan optimalisasi manfaat

INATRADE dalam rangka memperlancar arus barang di Indonesia.

Page 11: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

6

2 STUDI EMPIRIS

2.1. Gambaran Asean Single Window (ASW) dan National Single Window (NSW)

Pengembangan dan implementasi ASEAN Single Window (ASW) telah menjadi

komitmen para kepala pemerintahan di kawasan ASEAN untuk meningkatkan fasilitasi

perdagangan dengan menyediakan platform yang terintegrasi antara institusi pemerintah

dengan pengguna akhir seperti operator transportasi dan operator logistik dalam pergerakan

barang. Negara-negara anggota ASEAN telah berupaya dengan sungguh-sungguh

membangun ASW dengan meletakkan fondasi yang kuat yang fokus pada keamanan inter-

operabilitas dan inter-konektivitas berbagai sistem otomasi pengolahan informasi. Inisiatif

strategis ini dimaksudkan mendukung proses integrasi ekonomi bagi terwujudnya

Masyarakat Ekonomi ASEAN sebelum tahun 2015 dan dapat dijadikan momentum bagi

negara anggota ASEAN untuk mengakselerasi perbaikan sistem pelayanan terpadu dalam

transaksi perdagangan internasional.

Landasan Hukum Pembentukan ASEAN Single Window

Kesepakatan para Pemimpin negara anggota ASEAN yang dikenal dengan

Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II) tahun 2003 yang ditandatangani oleh

seluruh Pemimpin Negara-negara ASEAN mengenai visi integrasi ekonomi untuk

membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada tahun

2020 (yang kemudian dipercepat menjadi 2015) merupakan mandat secara politis untuk

Page 12: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

7

pembangunan sistem ASEAN Single Window. Deklarasi tersebut ditindaklanjuti oleh

Menteri-menteri Ekonomi negara ASEAN dengan penandatanganan Persetujuan untuk

Membangun dan Melaksanakan ASEAN Single Window (Agreement to Establish and

Implement The ASEAN Single Window), dikenal dengan nama ASW Agreement, pada

tanggal 9 Desember 2005 di Kuala Lumpur, dimana dari Indonesia diwakili oleh Menteri

Perdagangan Republik Indonesia. Untuk melaksanakan ASW Agreement tersebut,

penjelasan teknis lebih lanjut dituangkan kedalam Protokol untuk Membangun dan

Melaksanakan ASEAN Single Window (Protocol to Establish and Implement The ASEAN

Single Window), dikenal dengan nama ASW Protocol, yang ditandatangani secara sirkulasi

oleh para Menteri Keuangan pada tanggal 20 Desember 2006. Penandatanganan ASW

Agreement and ASW Protocol merupakan milestone dimulainya pembentukan Single

Window di regional ASEAN.

Pengertian, Tujuan, dan Konsep Single Window

ASEAN Single Window merupakan suatu lingkungan fasilitasi perdagangan yang

beroperasi berdasarkan pada parameter standar informasi, prosedur, formalitas, praktek-

praktek terbaik internasional yang relevan untuk proses pelepasan dan penyelesaian

kepabeaan (release and clearance) kargo di titik masuk ASEAN di bawah sistem

kepabeanan tertentu (impor, ekspor, dan sebagainya). Hal tersebut ditujukan untuk

mempercepat pelepasan kargo yang diangkut ke dan dari ASEAN dalam rangka untuk

mengurangi biaya transaksi dan waktu yang dibutuhkan di wilayah tersebut. ASW juga

Page 13: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

8

harus dilihat sebagai bagian dari rantai pasokan global dan industri logistik yang bekerja

untuk merealisasikan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang efektif.

Perspektif pengembangan ASW terdiri dari suatu kolaborasi yang harmonis dan

kemitraan antara Administrasi Pabean dan instansi pemerintah, serta aktor-aktor ekonomi

dan para operator (misalnya importir, eksportir, operator transportasi, broker pabean,

forwarder, entitas perbankan komersial dan lembaga keuangan, asuransi, dan sejenisnya)

dalam kerangka rantai pasokan internasional di mana transaksi internasional berlangsung.

ASW dan National Single Windows (NSW) beroperasi di lingkungan terbuka (fungsional

dan teknis) yang memberikan peluang lebih lanjut bagi hubungan operasional untuk sistem

kliring lain terhadap negara lain setelah kondisi siap.

Batasan ASW yang disepakati sejauh ini adalah suatu lingkungan dimana NSW dari

negara-negara anggota ASEAN beroperasi dan berintegrasi. NSW sendiri didefinisikan

sebagai sebuah sistem yang memungkinkan dilakukannya:

a) Satu pengajuan data dan informasi (a single submission of data and information);

b) Suatu sistem pemrosesan yang terintegrasi (a single and synchronous processing of

data and information);

c) Keputusan tunggal/akhir dalam proses penyelesaian pabean (a single decision-making

for customs release and clearance).

Pembuatan keputusan tunggal diartikan sebagai satu titik ujung keputusan

penyelesaian barang oleh pabean berdasarkan keputusan-keputusan (yang relevan atas

barang tersebut) dari departemen/lembaga terkait yang disampaikan tepat waktu kepada

Pabean.

Page 14: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

9

ASW adalah lingkungan di mana sepuluh NSW (merepresentasikan jumlah negara

anggota ASEAN) beroperasi dan berintegrasi untuk mempercepat pelepasan dan

penyelesaian pabean. Cara kerja ASW didasarkan pada hubungan antara aktor ekonomi

dalam bentuk Pemerintah-ke-Pemerintah, Pemerintah-ke-Bisinis, Bisnis-ke-Bisnis atau

Bisnis-ke-Pemerintah. Sistem ini juga bekerja dalam konteks peningkatan penyederhanaan

dan harmonisasi prosedur kepabeanan dan formalitas serta standardisasi dari parameter

informasi dengan standar internasional. ASW menerapkan pengolahan informasi yang

canggih (Teknologi Informasi dan Komunikasi-TIK), dan mengintegrasikan dirinya melalui

lingkungan jaringan yang aman. Model konseptual ASW adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Model Konseptual ASEAN Single Window

Sumber: ASW Technical Guide, 2006

Page 15: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

10

Dalam konsep yang lebih luas, ASW beroperasi di lingkungan yang terdiri dari fitur

sinkronisasi progresif dan proses integrasi dan parameter informasi yang terstandarisasi

oleh pihak terkait (pemerintah dan bisnis). Pengolahan hubungan konseptual dan fungsional

dalam Model Konseptual ASW adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Alur Pengelolaan Informasi ASEAN Single Window

Sumber: ASW Technical Guide, 2006

Pada tingkat nasional, terdapat enam area utama pengolahan informasi dan data yang

terkoordinasi untuk proses penyelesaian yang lebih cepat seperti yang diilustrasikan pada

Gambar 2. Area tersebut memperhatikan transaksi rinci antara pemerintah dan lembaga

administrasi, agen ekonomi dan operator (misalnya importir, eksportir, operator transportasi,

Page 16: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

11

broker pabean, forwarder, entitas perbankan komersial dan lembaga keuangan, asuransi,

dan sejenisnya), dan penyelesaian prosedur oleh otoritas manajemen di setiap bagian

(manajemen perdagangan, bea cukai dan manajemen pajak, dan lain-lain). Area pengolahan

informasi di NSW meliputi

a) Pabean;

b) Instansi Pemerintah lainnya (OGAs);

c) Industri Perbankan dan Asuransi;

d) Industri Transportasi;

e) Dunia Usaha; dan

f) Mata Rantai ASEAN/ Internasional.

Struktur tersebut juga menjelaskan bahwa, meskipun Administrasi Pabean merupakan

komponen vital dari sebuah national single window, kerjasama dan keterlibatan komponen-

komponen lain sangat menentukan apakah sebuah sistem pelayanan kepabeanan memenuhi

kriteria sebagai sistem single window. Bahkan terdapat mata rantai ASEAN/Internasional

yang memungkinkan hubungan komunikasi data antar 10 (national) single window di

ASEAN bahkan dimungkinkan dengan entitas non-ASEAN.

Perlu diingat bahwa NSW diupayakan untuk menjadi poros (hub) yang netral, aman

dan handal untuk bisnis, industri dan pemerintah untuk berkomunikasi, bertukar dan

mengolah informasi perdagangan dan logistik dalam rangka mewujudkan proses

penyelesaian perizinan barang dan komoditas yang efisien. Model konseptual NSW adalah

sebagai berikut:

Page 17: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

12

Gambar 3. Model Konseptual National Single Window

Sumber: ASW Technical Guide, 2006

ASW dan NSW berkerja di lingkungan yang lebih global untuk meningkatkan

efisiensi perdagangan dan daya saing. Peningkatan daya saing untuk transaksi internasional

pada perekonomian regional ditempuh melalui:

Standardisasi perdagangan terkait data dan informasi yang sesuai;

Standarisasi dan harmonisasi dokumen dan formalitas dengan standar dan konvensi

internasional;

Penyederhanaan dan standarisasi alur proses bisnis yang berhubungan dengan

perizinan kargo; dan

Pengembangan kerangka hukum yang tepat.

Page 18: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

13

ASW dan NSW berfungsi untuk memfasilitasi perdagangan dan investasi berdasarkan

penyederhanaan, standarisasi dan modernisasi prosedur, praktek dan parameter informasi

yang relevan untuk manajemen perdagangan dan kepabeanan kargo, dengan maksud untuk

mencapai rilis barang dan pengiriman yang lebih pasti dan cepat di kawasan ASEAN.

Pelaksanaannya akan dipengaruhi oleh upaya-upaya kolektif oleh kementerian dan lembaga,

khususnya Administrasi Pabean. ASW dan NSW dibentuk untuk mempromosikan integrasi

regional melalui ASEAN Economic Community melalui perbaikan kompatibilitas sistem

fungsional transaksi perdagangan internasional, manajemen perdagangan (termasuk sistem

release dan clearance) dan kontrol oleh para pemangku kepentingan di masing-masing

negara.

Tujuan dibangunnya sistem NSW dan ASW adalah untuk meningkatkan kinerja

pelayanan atas lalu-lintas barang di kawasan ASEAN, khususnya yang menyangkut

masalah kepabeanan dan kargo. Oleh karena itu ada 4 prinsip yang menjadi dasar bagi

pengimplementasian sistem NSW dan ASW ini, yaitu konsistensi, simplifikasi, transparansi,

dan juga efisiensi. Secara sederhana, apa yang dikehendaki oleh ASW Agreement tersebut

adalah agar masing-masing negara ASEAN dapat membuat suatu Common-portal, yang

memungkinkan dilakukannya pertukaran data dalam rangka customs clearance and cargo

release dalam satu layanan tunggal elektronik. Common-portal yang ada di masing-masing

negara ASEAN itulah yang kemudian diintegrasikan ke dalam common-portal ASW,

sehingga memungkinkan dilakukannya pertukaran data dalam rangka customs clearance

and cargo release secara lebih luas lagi ditingkat ASEAN.

Page 19: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

14

ASW Agreement mengamanatkan negara-negara anggota ASEAN untuk membangun

dan mengimplementasikan NSW secara tepat waktu dalam rangka pembentukan ASW.

Negara ASEAN-6 yang meliputi Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia,

Singapura, dan Thailand ditargetkan mengimplementasikan NSW masing-masing pada

akhir tahun 2008, sedangkan negara ASEAN lainnya yang mencakup Kamboja, Laos,

Myanmar, dan Vietnam diharapkan dapat mengoperasikan NSW-nya paling lambat pada

akhir tahun 2012.

2.2. Perkembangan INATRADE

Tahapan pembangunan dan pengembangan NSW sampai saat ini telah mencapai

implementasi tahap nasional untuk perizinan impor yang diresmikan oleh Presiden RI

tanggal 29 Januari 2010. Mengingat besarnya cakupan sistem yang akan dibangun,

kompleksitas permasalahan dan banyaknya instansi yang dilibatkan serta jumlah pengguna

yang sangat besar, maka penerapan Sistem NSW di Indonesia dilakukan secara bertahap

(Gambar 4).

Page 20: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

15

Gambar 4. Tahapan Pembangunan NSW di Indonesia

Sumber: Ditjen Daglu, 2011

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Window (INSW),

Kementerian Perdagangan telah membangun dan mengembangkan sistem perijinan secara

elektronik melalui internet (e-licencing) dengan nama INATRADE. Sistem INATRADE

mulai beroperasi sejak tanggal 17 Desember 2007 bersamaan dengan implementasi NSW

Tahap I di pelabuhan Tanjung Priok. Sebagai landasan hukum pembangunan dan

pengembangan INATRADE telah diterbitkan Peraturan Menteri Perdagangan sebagai

berikut :

Page 21: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

16

a. Permendag No. 28/M-DAG/PER/6/2009, tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan

Ekspor Dan Impor Dengan Sistem Elektronik Melalui INATRADE Dalam Kerangka

Indonesia National Single Window;

b. Kepmendag No. 934/M-DAG/KEP/6/2009, tentang Pembentukan Tim Pengelola

INATRADE;

c. Perdirjen No. 14/DAGLU/KEP/8/2009, tentang Prosedur Operasi Standar (Standard

Operating Procedure) Registrasi Hak Akses INATRADE dan Dokumen Persetujuan

Hak Akses INATRADE Dalam Kerangka Indonesia National Single Window;

d. Permendag No. 32/M-DAG/PER/10/2010, tentang Unit Pelayanan Perdagangan (UPP);

e. Permendag No. 40/M-DAG/PER/10/2010, tentang Jenis Perijinan Ekspor Dan Impor,

Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure) Dan Tingkat Layanan

(Service Level Arrangement) Dengan Sistem Elektronik Melalui INATRADE Dalam

Kerangka Indonesia National Single Window.

Berdasarkan Permendag tersebut di atas, Kementerian Perdagangan terus berupaya

meningkatkan pelayanan publik khususnya pelayanan di Bidang Perdagangan Luar Negeri,

salah satunya melalui penerapan INSW dan INATRADE yang perkembangannya cukup

signifikan dalam mendorong kinerja pelayanan ekspor impor untuk mengatasi

permasalahan yang menghambat kelancaran arus barang.

Selain itu, website INATRADE dapat digunakan untuk mengajukan perijinan secara

online, melihat status perijinan manual sehingga pelaku usaha tidak perlu lagi datang secara

langsung ke kantor Kementerian Perdagangan, serta laporan realisasi yang harus

Page 22: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

17

disampaikan oleh importir atau eksportir sebagai amanat Peraturan Menteri Perdagangan

(Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia, 2010).

Sejak diterapkan, Kementerian Perdagangan telah menerima pengajuan 53 (lima

puluh tiga) jenis perijinan yang merupakan penyederhanaan dari 78 (tujuh puluh delapan)

perijinan impor yang dapat diajukan secara online melalui website INATRADE

(http://inatrade.kemendag.go.id) ke portal INSW oleh seluruh importir yang terlebih dahulu

mereka harus memiliki password dan user name sesuai dengan aturan yang ditetapkan dan

mempercepat proses customs clearance dengan mengirimkan sisa perijinan impor yang

diproses secara manual ke portal INSW melalui webservice INATRADE, dengan demikian

seluruh perijinan impor (53 perijinan) telah dikirim secara mandatory ke portal NSW secara

elektronik untuk customs clearance (Gambar 5). Selain itu juga, terkait perijinan ekspor

Kementerian Perdagangan telah membangun sistem SKA otomasi di 28 (dua puluh

delapan) Instansi Penerbit SKA (IPSKA) serta telah mempercepat layanan publik terkait

dengan penerbitan SKA.

Selain perijinan impor melalui website INATRADE yang dikirim ke portal INSW,

Laporan Surveyor (LS) dan Certificate of Inspection (COI) yang diterbitkan oleh Surveyor

juga dikirimkan ke portal INSW. Sementara itu, dalam rangka uji coba NSW ekspor di

pelabuhan Tanjung Perak, perijinan ekspor yang telah dikirimkan ke portal NSW sudah

mencakup 5 (lima) perijinan, yaitu: Eksportir Terdaftar Rotan (ETR), Persetujuan Ekspor

Rotan, LS Ekspor Rotan, Persetujuan Ekspor Migas dan Persetujuan Ekspor Skrap Logam.

Dalam rangka mandatory NSW ekspor yang dilakukan bulan Oktober 2010, maka seluruh

perijinan ekspor yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan akan dikirim melalui

Page 23: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

18

portal NSW yaitu terdiri dari 28 (dua puluh delapan) Perijinan Ekspor, 7 (tujuh) Laporan

Surveyor (LS), serta 1 (satu) Perijinan Ekspor berupa Endorsement dari BRIK.

Gambar 5. Skema INATRADE Dalam Rangka INSW & ASW

SAP / Customs

e-BPOM, Sister Karolin - Sipusra / Karantina

KementerianLainnya

INATRADE/ Kemendag

INSWASW

ImportirEksportir

Daglu PDNBapebti

Lembaga Lainnya* KSO, IPSKA, Disperindag dll

Sumber: Ditjen Daglu, 2011

2.3. Mekanisme Sistem Online INATRADE

Aplikasi INATRADE merupakan aplikasi pengajuan perijinan ekspor-impor milik

Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang dapat dilakukan secara online melalui internet,

sangat mudah, dan efisien. Aplikasi INATRADE ini dapat digunakan para pelaku usaha

dalam proses pengajuan permohonan perijinan baik ijin ekspor maupun impor.

Page 24: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

19

Tatacara penggunaan pelayanan perijinan ekspor dan impor dengan sistem elektronik

melalui aplikasi INATRADE, baik yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan

maupun dalam panduan-panduannya, sebagai berikut :

Penggunaan layanan online perijinan ekspor/impor melalui INATRADE, yang diatur

dalam Peraturan Menteri Perdagangan No : 28/M-DAG/PER/6/2009;

Panduan penggunaan aplikasi INATRADE;

Pendaftaraan registrasi untuk mendapatkan Hak Akses INATRADE dan kemilikan

Kode Verifikasi data realisasi ekspor/impor yang dimiliki perusahaan.

Adapun alur dari permohonan ijin melalui INATRADE adalah sebagai berikut:

1. Pelaku usaha membuka website INATRADE

2. Pelaku usaha melakukan login atau registrasi bagi yang belum memiliki user name dan

password

3. Setelah melakukan pendaftaran, akan mendapatkan email konfirmasi. Setelah itu segera

datangi Unit Pelayanan Terpadu untuk validasi profile user dan perusahaan, selain itu

harus menyerahkan dokumen yang dibutuhkan.

4. Petugas loket akan memeriksa kelengkapan dokumen pengaju perijinan. Setelah

semuanya lengkap maka user pun telah selesai divalidasi dan dapat langsung

digunakan.

5. Setelah melakukan login atau registrasi, pelaku usaha dapat mengajukan permohonan

perijinan secara online dan melihat status perijinannya.

Page 25: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

20

6. Setelah surat permohonan telah selesai diterbitkan, pelaku usaha dapat datang untuk

mengambil perijinan tersebut (Ditjen Daglu, 2011).

Layanan Aplikasi INATRADE

Untuk masuk pada layanan aplikasi INATRADE terlebih dahulu user harus membuka

website INATRADE yang ada di http://inatrade.kemendag.go.id/; kemudian user bisa

memilih apakah akan masuk pada konten Layanan Perdagangan Luar Negeri (DAGLU),

Layanan Perdagangan Dalam Negeri (DAGRI), atau masuk pada konten Badan Pengawas

Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Konten Layanan DAGLU dilaksanakan

oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, dimana dalam konten ini menyediakan

layanan pengajuan permohonan perijinan secara online, dengan jenis layanannya sebagai

berikut :

Status Permohonan, layanan untuk mengecek status terkini permohonan perusahaan

dengan mengisi data sesuai dengan lembar Tanda Terima Permohonan Perijinan;

Laporan Realisasi, bagi perusahaan/importir/pelaku usaha yang ingin melaporkan data

realisasi impor melalui form entry yang tersedia pada aplikasi INATRADE;

Impor Barang Jadi, layanan untuk melakukan permohonan penetapan dalam daftar

produsen yang dapat melakukan impor barang jadi;

Daftar HS, Gunakan layanan ini untuk mengetahui HS diatur oleh ijin di Kementerian

Perdagangan;

Document Tracking untuk melihat alur proses permohonan perijinan yang diajukan;

Page 26: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

21

Laporan Realisasi, untuk melaporkan setiap kegiatan importasi yang dilakukan melalui

form entry yang tersedia pada aplikasi INATRADE;

Larangan dan Pembatasan, konten bagi perusahaan/importir/pelaku usaha untuk dapat

melihat barang-barang yang terkena larangan dan pembatasan impor.

Sementara itu konten Layanan DAGRI, dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri, dengan menyediakan konten layanan online sebagai berikut:

Pengajuan Online, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat mengajukan permohonan

perijinan secara online;

Document Tracking, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat melihat alur proses

permohonan perijinan yang di ajukan;

Cek Status Sertifikat, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat melihat status sertifikat

yang sudah diajukan;

Berita, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat melihat berita-berita terbaru mengenai

perdagangan dalam negeri.

Sedangkan konten BAPPEBTI, dilaksanakan oleh Badan Pengawas Perdagangan

Berjangka Komoditi yang memiliki tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengaturan dan

pengawasan kegiatan perdagangan berjangka serta pasar fisik dan jasa. Adapaun

BAPPEBTI menyediakan konten layanan online sebagai berikut:

Resi Gudang Anda dapat melihat dan mencari resi gudang;

Pasar Lelang, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat melihat pasar lelang;

Page 27: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

22

Harga Komoditi, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat melihat harga-harga komoditi

di seluruh Indonesia mulai level terbawah hingga teratas;

Edukasi, perusahaan/importir/pelaku usaha dapat melihat glossary, brosur/leaflet dan

artikel.

Dalam setiap melakukan pengajuan perijinan online, beberapa hal yang perlu

diperhatikan adalah kemudahan akses ke web, kemudahan mengakses form laporan

realisasi ekspor/impor serta kepastian keamanan data, selain itu kemudahan melakukan

registrasi untuk mendapatkan hak akses INATRADE harena 1 (satu) hak akses ini hanya

diberikan kepada satu perusahaan. Dengan memiliki hak akses INATRADE, para pelaku

usaha tidak perlu lagi memiliki Kode Verifikasi untuk setiap perijinan yang dimiliki

perusahaan. Selain untuk melaporkan realisasi ekspor/impor secara online, hak akses juga

dapat digunakan untuk mengajukan permohonan perijinan impor.

Page 28: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

23

3 METODOLOGI

3.1 Kerangka Teori

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena

buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya

(Sukmadinata, 2006). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnyakondisi atau hubungan yang

ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang

terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung.

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti

secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak

di lakukan oleh para penelitian karena dua alasan. Pertama, dari pengamatan empiris

didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian di lakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua,

metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan

dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia.

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi variabel dan tidak

menetapkan peristiwa yang akan terjadi, dan biasanya menyangkut peristiwa-peristiwa

yang saat sekarang terjadi. Dengan penelitian deskriptifi, peneliti memungkinkan untuk

Page 29: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

24

menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan hubungan variabel atau asosiasi,

dan juga mencari hubungan komparasi antarvariabel.

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian deskriptif

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut:

Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui

metode deskriptif.

Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.

Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini

menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan

data, dan menganalisis data.

Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan

teknik statistika yang relevan.

Membuat laporan penelitian

Furchan (2004:448-465) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu; (1)

Studi kasus, yaitu, suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang

dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang

perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan

Page 30: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

25

ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis. (2)

Survei. Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-

kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi

tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau

survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan

menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal

yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-

hal yang tidak nyata. (3) Studi perkembangan. Studi ini merupakan penelitian yang

dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak

pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta

bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode

longitudinal dan metode cross-sectional. (4) Studi tindak lanjut, yakni, studi yang

menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau

mengalami kondisi tertentu. (5) Analisis dokumenter. Studi ini sering juga disebut analisi

isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis. (6)

Analisis kecenderungan. Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di

masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.

(7) Studi korelasi. Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya

hubungan antar variabel yang diteliti.

Page 31: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

26

3.2 Data dan Sumber Data

Data primer diperoleh melalui survey dan focus group discussion (FGD) dengan

pelaku usaha/importir. Survey telah dilakukan dibeberapa daerah yaitu Sulawesi Selatan,

Batam, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Barat, sedangkan FGD dilakukan di Jawa Tengah

dan Jawa Timur. Untuk importir, beberapa aspek yang digali informasinya meliputi:

(i) Pengetahuan dan pemahaman pelaku usaha terkait perijinan impor online melalui

INATRADE

(ii) Kemudahan dalam mengakses sistem INATRADE

(iii) Kejelasan informasi melalui sistem INATRADE

(iv) Persepsi mengenai prosedur layanan perijinan INATRADE

(v) Persepsi responden terhadap keberadaan sistem INATRADE

Selain itu data primer juga diperoleh melalui benchmarking ke beberapa negara yaitu

Taiwan, Korea Selatan dan Thailand untuk membandingkan sistem online yang mendukung

NSW di masing-masing negara dengan diarahkan untuk hal-hal sebagai berikut:

(i) Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan perijinan online di masing-masing negara;

(ii) Jenis dan jumlah perijinan yang ditangani secara online dan apakah menyatu dengan

sistem NSW;

(iii) Koordinasi sistem perijinan online antar instansi di masing-masing negara.

Selain data primer, data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data sekunder

yang diperoleh dari publikasi di internet, yakni dari website INATRADE.

Page 32: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

27

3.3 Metode & Instrumen Survey

Survey lapangan dilakukan kepada pengguna sistem INATRADE. Survey dilakukan

melalui wawancara baik secara langsung dan tidak langsung melalui web INATRADE,

namun secara keseluruhan kuesioner diberikan kepada responden untuk kemudian

dikembalikan kepada tim pengkaji dimana pertanyaan yang digunakan dibuat terstruktur.

Sebelum survey dilaksanakan, kuesioner telah ditelaah dan direview sehingga

diperoleh masukan baik dari kalangan akademisi serta pejabat, ketua, dan anggota tim

pengkaji dari Kementrian Perdagangan yang berkepentingan terhadap kegiatan ini. Survey

awal atau pre-test dilakukan sebelum pelaksanaan survey sesungguhnya, kemudian

diperoleh masukan tentang pertanyaan yang sukar dipahami agar diperbaiki dan

dimodifikasi untuk mempermudah pelaksanaan survey sesungguhnya.

Kuesioner penelitian terdiri dari lima bagian, meliputi (1) pertanyaan saringan; (2)

identitas responden; (3) pemanfaatan internet dalam perusahaan; (4) penggunaan sistem

INATRADE; dan (5) persepsi responden terhadap keberadaan sistem INATRADE.

Disamping itu, ada juga kuesioner tambahan untuk mengetahui sejauhmana pengalaman

responden dalam menggunakan sistem INATRADE berkaitan dengan permohonan

pengajuan ijin.

Penyajian hasil survey menekankan pada analisa deskriptif berdasarkan temuan

dilapangan. Hasil survey disajikan dalam bagian tersendiri yang merupakan output dari

kuesioner yang telah diberikan kepada responden, dalam hal ini adalah responden yang

telah menggunakan sistem INATRADE dalam pengurusan dokumen perijinannya.

Page 33: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

28

3.4 Kerangka Pemikiran Penelitian

Dalam rangka mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Windows (INSW),

Kementerian Perdagangan berinisiatif membangun sistem perijinan secara online yaitu

INATRADE. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan proses perijinan menjadi lebih

sederhana karena diproses melalui layanan elektronik melalui internet (e-licencing) serta

biaya murah sehingga pada akhirnya akan memperlancar arus barang serta dapat

meningkatkan daya saing Indonesia dalam persaingan global. Namun, sejak beroperasinya

sistem perijinan online INATRADE pada 17 Desember 2007 hingga saat ini, ada sebanyak

1.688 pemilik hak akses namun hanya 6,8% yang memanfaatkan hak akses tersebut

melakukan perijinan secara online melalui webservice INATRADE.

Oleh karena itu, kajian ini ingin mengevaluasi bagaimana implementasi dari

pelaksanaan sistem perijinan INATRADE, dengan membandingkan manfaat yang

diperoleh pelaku usaha baik sebelum dan sesudah diterapkannya sistem INATRADE ini,

serta mengetahui permasalahan dan hambatan apa yang dihadapi selama implementasi

system ini dilihat dari sisi pengguna, unit pengelola serta pemilik hak akses. Untuk

mengetahui ini semua dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil survey dan Focus

Group Discussion (FGD). Seperti yang terlihat pada gambar 6 di bawah ini:

Page 34: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

29

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Penelitian

INATRADE (Perijinan

Impor)

Rendahnya

pemanfaatan hak akses Sebelum

INATRADE

Setelah

INATRADE

Manfaat

Waktu

Transparansi

Akurat

Biaya

Sosialisasi

Manfaat

Waktu

Transparansi

Akurat

Biaya

Sosialisasi

Rekomendasi kebijakan optimalisasi manfaat INATRADE dalam

rangka memperlancar arus barang di Indonesia

Permasalahan dan hambatan implementasi

INATRADE

SDM (pengguna, unit pengelola)

Pemilik hak akses

Indonesia National

Single Window

(INSW)

Survey Langsung, Depth Interview dan FGD

Page 35: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

30

4 HAMBATAN DAN PERMASALAHAN INATRADE

4.1. Manfaat Sebelum dan Sesudah Penerapan INATRADE

Sistem INATRADE diterapkan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan penyelesaian

dokumen sekaligus berfungsi untuk meningkatkan efektivitas pengawasan ekspor impor.

Sistem ini diharapkan menjadi salah solusi untuk mendukung pelaksanaan INSW dan

meningkatkan daya saing nasional serta meningkatkan fasilitas perdagangan dalam

menghadapi persaingan global.

Bagian ini akan melihat sejauh mana manfaat yang diperoleh responden dari

kelompok sebelum dan sesudah penerapan INATRADE. Responden yang merasakan

manfaat sebelum penerapan INATRADE dilihat dari mereka yang menggunakan sistem

INATRADE untuk pertama kalinya sedangkan responden yang merasakan manfaat setelah

penerapan INATRADE dilihat dari mereka yang telah menggunakan sistem INATRADE

atau dengan kata lain sistem INATRADE bukan pertama kali digunakan oleh responden.

Manfaat yang dirasakan responden terkait penggunaan sistem INATRADE adalah

kemudahan dalam mengakses sistem INATRADE, kemudahan dalam mengecek atau

memonitor ijin, kemudahaan dalam membantu proses kelengkapan dokumen, dan

kemudahan dalam prioritas layanan prosedur perijinan.

Gambar 7 menunjukkan manfaat yang diperoleh responden terhadap kemudahan

dalam mengakses sistem INATRADE terhitung tinggi. Bagi responden yang menggunakan

INATRADE pertama kali, merasakan manfaat kemudahan dalam mengakses INATRADE

Page 36: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

31

yang lebih besar (95,15%) dibandingkan responden yang sudah terlebih dahulu

menggunakan (84,78%). Rendahnya penilaian responden yang bukan pertama kali

menggunakan INATRADE terhadap manfaat yang diperoleh harus menjadi perhatian serius

bagi pengelola sistem. Karena jika perhatian yang diberikan kurang optimal maka

pengguna yang baru pertama kali mencoba dan akan menggunakan layanan untuk kedua

kalinya berpotensi untuk memberikan penilaian serupa dengan responden yang bukan

pertama kali menggunakan INATRADE.

Gambar 7. Kemudahaan dalam Mengakses INATRADE

Ya95.16%

Tidak4.84%

SebelumYa

84.78%

Tidak15.22%

Sesudah

Sumber : Data primer diolah

Manfaat yang diperoleh responden dalam mengecek atau memonitor ijin

menunjukkan hal yang sama dengan sebelumnya (Gambar 8). Responden yang baru

menggunakan INATRADE memberikan penilaian yang tinggi (sebesar 93,65%) terhadap

kemudahan dalam mengecek atau memonitor ijin. Meskipun penilaian ini lebih rendah

Page 37: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

32

dibandingkan manfaat sebelumnya, terbilang cukup konsisten. Penilaian yang lebih rendah

diberikan bagi mereka yang telah menggunakan INATRADE terkait manfaat kedua.

Gambar 8. Kemudahaan dalam Mengecek atau Memonitor Ijin

Ya93.65%

Tidak6.35%

Sebelum

Ya84.78%

Tidak15.22%

Sesudah

Sumber : Data primer diolah

Berikutnya, manfaat yang diperoleh responden untuk kemudahan dalam melengkapi

dokumen (Gambar 9). Responden yang baru pertama kali menggunakan INATRADE

merasakan manfaat kemudahan dalam proses kelengkapan dokumen (93,55%). Sebaliknya,

responden yang sudah terlebih dahulu menggunakan INATRADE memberikan penilaian

yang lebih kecil untuk manfaat kemudahan dalam proses kelengkapan dokumen yaitu

sebesar 83,33%.

Page 38: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

33

Gambar 9. Kemudahaan dalam Membantu Proses Kelengkapan Dokumen

Sumber : Data primer diolah

Gambar 10. Kemudahaan dalam Prioritas Layanan Prosedur Perijinan

Ya86.44%

Tidak13.56%

Sebelum

Ya89.36%

Tidak10.64%

Sesudah

Sumber : Data primer diolah

Page 39: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

34

Bentuk manfaat lain adalah kemudahan pemohon untuk menerima prioritas layanan

dalam pengurusan prosedur perijinan. Gambar 10 menunjukkan bahwa responden yang

baru pertama kali menggunakan INATRADE memberikan penilaian yang lebih rendah

(86,44%) dibandingkan dengan responden yang terlebih dahulu menggunakan sistem

tersebut. Penilaian yang rendah dari responden pemula terhadap manfaat prioritas layanan

merupakan yang paling kecil dibandingkan bentuk manfaat lain yang telah diperoleh

sebelumnya. Tentu, ini harus dicarikan jalan keluar karena jika dilihat dari kelompok

responden bukan pemula ternyata memberikan jawaban yang cenderung konsisten terhadap

bentuk manfaat yang telah diperoleh sebelumnya.

Kecenderungan penurunan dari penilaian kelompok responden yang bukan pertama

kali menggunakan sistem INATRADE perlu ditelusuri sebabnya. Jika dilihat lebih jauh,

sistem ini tampaknya belum menjamin kepastian dan ketepatan terhadap prosedur

pengurusan dokumen yang sedang diajukan oleh pemohon sehingga mereka merasa belum

mendapatkan manfaat yang optimal dari sistem INATRADE tersebut.

4.2. Peningkatan Efisiensi Pemanfaatan INATRADE

INATRADE dibangun untuk mengurangi biaya transaksi melalui peningkatan

efisiensi waktu, biaya dan akurasi data dalam proses penanganan perijinan. Sistem

INATRADE diharapkan dapat mendukung pelaksanaan Indonesia National Single Window

(INSW) dan meningkatkan daya saing nasional serta meningkatkan fasilitasi perdagangan

dalam menghadapi persaingan global.

Page 40: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

35

Maka, sudah seharusnya jika sistem ini memberikan kejelasan sistem informasi yang

diberikan dalam petunjuk penggunaan INATRADE. Bagian ini akan menyajikan penilaian

responden terkait kejelasan informasi yang berguna untuk meningkatkan efisiensi proses

perijinan melalui prosedur, syarat, biaya, dan waktu. Responden dibagi menjadi dua

kelompok yaitu mereka yang baru pertama kali menggunakan INATRADE dan kelompok

responden yang sudah menggunakan INATRADE terlebih dahulu.

Gambar 11 menunjukkan penilaian responden terhadap kejelasan informasi yang

diterima dalam pengurusan dokumen perijinan dengan INATRADE. Kelompok responden

yang baru pertama kali menggunakan INATRADE, memberikan penilaian sebesar 83,61%.

Penilaian ini lebih tinggi dibandingkan responden yang sudah menggunakan INATRADE

terlebih dahulu yang hanya sebesar 79,59%. Tingginya persentase penilaian dari kelompok

responden yang sudah terlebih dahulu menggunakan INATRADE perlu diperhatikan serius

oleh pengelola sistem INATRADE karena persentase dengan kelompok yang baru pertama

kali ternyata tidak jauh berbeda.

Gambar 11. Kejelasan Informasi INATRADE

Sumber : Data primer diolah

Ya83.61%

Tidak16.39%

SebelumYa

79.59%

Tidak20.41%

Sesudah

Page 41: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

36

Gambar 12. Kejelasan Prosedur

Cukup Jelas75.00%

Tidak Jelas12.50%

Kurang Jelas12.50%

Sebelum

Cukup Jelas90.91%

Tidak Jelas9.09%

Kurang Jelas0.00%

Sesudah

Sumber : Data primer diolah

Penilaian responden terkait efektivitas dalam bentuk kejelasan prosedur menunjukkan

bahwa penilaian responden yang sudah menggunakan INATRADE terlebih dahulu

memberikan penilaian yang lebih tinggi dibandingkan pengguna pemula (Gambar 12).

Penilaian yang diberikan sebesar 90,91% untuk kelompok responden pemohon

INATRADE bukan pemula, sedangkan kelompok responden pemula sebesar 75,00%.

Kelompok responden pengguna pemula masih merasa kurang jelas untuk prosedur tersebut.

Ini ditunjukkan dengan masih adanya responden yang memberikan pilihan tersebut yaitu

sebesar 12,5%.

Page 42: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

37

Gambar 13. Kejelasan Syarat

Cukup Jelas

87.50%

Tidak Jelas

12.50%

Kurang Jelas0.00%

Sebelum

Cukup Jelas

77.78%

Tidak Jelas

22.22%

Kurang Jelas0.00%

Sesudah

Sumber : Data primer diolah

Gambar 13 menunjukkan penilaian responden terhadap kejelasan syarat yang

diinformasikan dalam sistem INATRADE. Responden yang pertama kali menggunakan

sistem INATRADE menganggap syarat yang diinformasikan sudah cukup jelas, ini terlihat

dari 87,5% responden menjawab pilihan tersebut. Sedangkan responden yang sudah

terlebih dahulu menggunakan sistem INATRADE cenderung memberikan penilaian yang

lebih rendah (77,28%) terkait kejelasan syarat yang diinformasikan melalui sistem

INATRADE.

Responden yang memberikan kejelasan biaya dalam pengurusan prosedur perijinan

melalui sistem INATRADE sangat berbeda diantara kelompok responden yang pertama

kali menggunakan sistem tersebut dibandingkan kelompok yang sudah (gambar 14). Bagi

kelompok responden yang pertama kali menggunakan INATRADE, seluruh responden

Page 43: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

38

mengganggap biaya yang dibebankan sudah jelas untuk pengurusan prosedur perijinan.

Disini ada ekspektasi yang tinggi dari pengguna bahwa sistem INATRADE yang

terkomputerisasi dapat memberikan kepastian biaya pengurusan dokumen. Namun ketika

ada penambahan intensitas pengurusan dokumen, penilaian responden cenderung beragam

bahkan terdapat banyak ketidakpastian. Ini ditunjukkan dengan persentasepenilaian

responden yang cukup besar dalam menjawab tidak jelas dan kurang jelas. Masing-masing

sebesar 40% dan 30%. Hanya 30% responden saja yang menjawab cukup jelas terkait

kejelasan biaya pengurusan dokumen dengan INATRADE.

Gambar 14. Kejelasan Biaya

Cukup Jelas100%

Tidak Jelas0%

Kurang Jelas

0%

Sebelum

Cukup Jelas30%

Tidak Jelas40%

Kurang Jelas30%

Sesudah

Sumber : Data primer diolah

Pendapat hampir senada dengan diatas juga terjadi untuk kejelasan waktu dalam

pengurusan prosedur perijinan dengan sistem INATRADE. Responden yang baru pertama

kali mengguankan INATRADE menaruh harapan besar bahwa sistem ini dapat

Page 44: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

39

memberikan kejelasan waktu selesainya dokumen perijinan yang mereka ajukan. Mayoritas

bahkan seluruhnya memberikan penilaian cukup jelas terkait ketepatan waktu dokumen

yang berhasil diajukan. Namun bagi kelompok responden yang sudah pernah menggunakan

sistem tersebut, hanya separuh kelompok responden tersebut yang memberikan penilaian

cukup jelas untuk ketepatan waktu. Sisanya, responden memberikan penilaian kurang jelas

dan tidak jelas, masing-masing sebesar 37,5% dan 12,5%. Temuan ini memberikan indikasi

bahwa untuk efisiensi dari implementasi INATRADE perlu ditingkatkan karena dari segi

biaya dan waktu dirasa masih kurang bagi responden (gambar 15).

Gambar 15. Kejelasan Waktu

Sumber : Data primer diolah

Cukup Jelas

100%

Tidak Jelas0%

Kurang Jelas0%

Sebelum

Cukup Jelas50%

Tidak Jelas12%

Kurang Jelas

38%

Sesudah

Page 45: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

40

Tabel 1. Kepraktisan INATRADE

Sebelum Sesudah

Tidak Mengisi 23.53 10.77

Ya 76.47 89.23

100.00 100.00

Sumber : Data primer diolah

Peningkatan efisiensi manfaat dalam bentuk kepraktisan yang dirasakan responden

pengguna sistem INTARADE ditunjukkan dalam tabel 1. Bagi responden yang baru

pertama kali menggunakan sistem, mayoritas yang menjawab “ya” sebesar 76,47%.

Sedangkan responden yang telah menggunakan sistem dan menjawab “ya” adalah sebesar

89,23%. Tingginya persentase yang diberikan responden yang sudah menggunakan sistem

dan menjawab “ya” bisa jadi karena responden tersebut sudah merasakan kepraktisan dari

pengurusan dokumen yang bisa dilakukan dari tempat kerja dengan bermodalkan koneksi

internet yang baik.

4.3. Hasil Survey Luar Negeri

Survey ke luar negeri dilakukan untuk membandingkan sistem online yang

mendukung NSW di masing-masing negara dengan diarahkan untuk hal-hal sebagai

berikut:

Tujuan dari dikeluarkannya kebijakan perijinan online di masing-masing negara; Jenis dan

jumlah perijinan yang ditangani secara online dan apakah menyatu dengan sistem NSW;

Page 46: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

41

Koordinasi sistem perijinan online antar instansi di masing-masing negara. Ada tiga negara

yang dipilih sebagai tujuan survey kajian ini, yaitu Taiwan, Korea Selatan dan Thailand.

4.3.1. Taiwan

Taiwan telah memulai untuk membangun sistem online sejak 1992. Pada tahun

tersebut paperless/online system digunakan pada customs clearance. Dalam online system

tersebut terdapat 16 lembaga yang terlibat dan lebih dari 90% sertifikat telah dikeluarkan

secara paperless. Namun demikian, berdasarkan informasi yang di peroleh dari pelaku

usaha di Taiwan, pelaku usaha lebih banyak menggunakan jasa custom brokers untuk

mengurus perijinan yang terkait dengan customs clearance.

Taiwan akan meluncurkan National Single Window (NSW) pada tahun 2013. NSW

tersebut mengintegarsikan 3 sistem online yaitu: administrasi perdagangan, administrasi

pelabuhan dan kepabeanan. Tujuan dikeluarkannya kebijakan perijinan online yang ada di

Taiwan adalah mengkombinasikan sistem komputer yang digunakan oleh berbagai lembaga

dan biro dalam 3 area: trade administration, port administration dan customs; mengurangi

waktu yang dibutuhkan untuk aplikasi, dan meningkatkan keamanan dalam wilayah

perbatasan, di luar wilayah perbatasan dan dalam daerah perbatasan. Ada beberapa jenis

perijinan yang ada di Taiwan yaitu: perijinan di bidang ekspor/impor untuk komoditi yang

harus dikontrol ekspor/impornya yang berada di Bureau of Foreign Trade (BOFT) Ministry

of Economic Affairs, sistem jaringan cargo clearance automation yang dilaksanakan sejak

tahun 1990 oleh Trade Van Information Services Co. yang merupakan lembaga yang

didirikan oleh Kementerian Keuangan.

Page 47: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

42

Selain Custom Clearance Automation, layanan Trade-Van terdiri dari: Layanan

Monitoring Cargo Secara Real Time (Real Time Cargo Status Tracking and Monitoring

Services), E-Tax Filing dan E-procurement. Layanan Monitoring Cargo Secara Real Time

adalah layanan jasa yang dapat mendeteksi pergerakan kontainer barang dengan alat

tertentu. Saat ini Trade-Van juga menjalin kerjasama dengan Korea melalui Korea Trade

Net (KTNET) yang merupakan Korea Customs Service Provider dalam proyek E-

Certificate of Origin (ECO). Sistem ini diharapkan dapat mempermudah pelaku usaha di

kedua negara.

4.3.2. Korea Selatan

Ada beberapa jenis sistem online yang ada di Korea Selatan, antara lain:

Terkait dengan penerbitan Surat Keterangan Asal (C/O) yang dilakukan oleh Korea

Chamber of Commerce and Industry (KCCI). Penerbitan C/O baik untuk non-

preferential C/O dan preferential C/O secara elektronik melalui sistem WEB/internet

baru direalisasikan pada bulan Oktober 2006 dengan terlebih dahulu diperkenalkan

sistem ASP (Active server Pages) pada tahun 2001 oleh KCCI. Tujuan adanya sistem

ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan pemeliharaan sistem keamanan internet,

serta dapat berbagi basis data dengan institusi pemerintah terkait.

Landasan hukum KCCI untuk menerbitkan C/O adalah Foreign Trade Act (Ministry of

Knowledge Economy mendelegasikan pernerbitan C/O kepada KCCI), Special Act for

FTA (KCCI dan Korea Customs Service ditujuk sebagai institusi resmi penerbit C/O

Page 48: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

43

untuk FTA Korea-Singapura dan Korea-ASEAN), dan Regulation on Trade Certificate

Issuance (KCCI memiliki peraturan tersendiri dalam penerbitan sertifikat perdagangan).

Selain itu, melalui Korea Customs Service (KCS), Korea Selatan memiliki sistem e-

clearance yang disebut dengan UNI-PASS. Nama tersebut diambil dari keunggulan-

keunggulan yang pada sistem, yaitu ’Unified’ yang berarti mengintegrasikan proses

clearance ekspor/impor, pembayaran bea cukai dan drawbak, dan verifikasi

persyaratan; ’Universal’ yang berarti sistem dapat diaplikasikan universal di seluruh

dunia dan mengacu pada standar internasional; ’Unique’ yang merepresentasikan fitur

unik yang disediakan kepada pengguna untuk mengakses informasi kargo secara real-

time; dan ’Pass’ yang mengekspresikan kecepatan dalam melakukan clearance.

Penggunaan sistem UNI-PASS mampu menghemat anggaran kurang-lebih KRW 3,8

trilliun per tahun, dengan waktu clearance 1,5 jam untuk impor dan 2 menit untuk

ekspor dimana proses clearence dilakukan sepenuhnya menggunakan formulir e-

document. Sistem ini mampu meningkatkan volume perdagangan dari US$ 134,9 miliar

(1990) menjadi US$ 686 miliar (2009). Sementara itu, tenaga kerja yang digunakan

cenderung tetap yaitu sebanyak 4.427 orang pada tahun 1990 dan 4.454 orang pada

tahun 2009. Ke depan, KCS merencanakan untuk mewujudkan real-time customs yang

menyediakan informasi pengambilan keputusan baik untuk internal (bea cukai) maupun

eksternal, serta mendukung terwujudnya global single window dan global logistics

management sistem yang bukan hanya diperuntukkan bagi pertukaran data tetapi juga

informasi visibilitas logistik antar negara.

Page 49: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

44

Pemerintah Korea Selatan Korea Strategic Trade Institute (KOSTI) meluncurkan sistem

kontrol ekspor online ‘Yestrade’ pada tahun 2005 yang bertujuan untuk memfasilitasi

kepatuhan industri dan meningkatkan efisiensi administrasi. Sistem ini diterapkan untuk

pengendalian ekspor barang-barang strategis, seperti persenjataan pemusnah masal

(nuklir dan biokimia), alat-alat persenjataan konvensional, serta software dan teknologi

yang dapat digunakan untuk membuat dan mengembangkan persenjataan tersebut.

Pengendalian ekspor dimaksudkan untuk mencegah barang-barang strategik

disebarluaskan ke countries of concern serta kelompok-kelompok teroris.

Fitur utama Yestrade diantaranya single window untuk kontrol ekspor, proses yang

transparan, penerbitan dan verifikasi secara elektronik, perangkat self-classification,

perangkat pencarian, dan modul pelatihan online terkait kontrol ekspor. Namun secara

umum, Yestrade yang dioperasikan oleh KOSTI menyediakan dua layanan utama yang

dilakukan secara online/internet, yaitu layanan klasifikasi dan layanan perizinan.

Layanan klasifikasi diperuntukkan bagi perusahaan yang kesulitan menentukan apakah

barang yang akan diekspor dalam pengaturan atau tidak. Sementara itu, layanan

perizinan utamanya berupa izin ekspor untuk barang atau teknologi yang dianggap

strategis. Apabila eksportir luar negeri membutuhkan surat keterangan/sertifikat

penggunaan akhir barang atau pengguna sebagai persyaratan transaksi, maka pihak

pengimpor dapat mengajukan Korea Import Certificate kepada Pemerintah Korea

melalui Yestrade.

Page 50: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

45

Informasi perizinan ekspor barang yang telah diterbitkan kemudian dikirim ke bea cukai,

kemudian informasi clearance atas barang tersebut oleh bea cukai dikirim balik ke

Yestrade. Perbedaan informasi perizinan ekspor dan informasi clearance diperiksa

dalam Yestrade.

4.3.3. Thailand

Terkait dengan perkembangan national single window, masih terkendala karena

sistem perijinan belum seluruhnya secara elektronik. Terkait dengan dukungan NSW

Thailand dalam rangka ASEAN Communty 2015, berdasarkan informasi dari The Custom

Department of Thailand belum banyak diharapkan karena masih adanya perbedaan yang

mendasar diantara negara anggota ASEAN, seperti ketimpangan perekonomian, termasuk

ketidaksamaan kekuatan masing-masing mata uang yang dipertukarkan.

Page 51: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

46

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini akan memberikan pemaparan hasil survey terhadap evaluasi

implementasi sistem perijinan online INATRADE yang telah dilakukan. Hasil disajikan

dalam dua bagian berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada responden.

5.1 Pertanyaan Saringan Sistem Evaluasi INATRADE

Survey yang dilakukan dalam studi evaluasi pelaksanaan INATRADE ini

memperoleh 119 responden perusahaan. Responden perusahaan ini telah mencoba layanan

publik satu pintu melalui sistem INATRADE. Dalam tabel 2, berdasarkan pertanyaan

saringan terkait pengetahuan dan penerapan sistem INATRADE, mayoritas responden

(98,32%) sudah mengetahui sistem INATRADE. Responden yang menggunakan sistem

INATRADE juga cukup banyak yaitu mencapai 94,96%. Responden yang memiliki hak

akses INATRADE juga cukup besar mencapai 93,28%. Responden menggunakan pertama

kali sistem INATRADE sebesar 42,86%, lebih sedikit dibandingkan yang tidak yaitu

sebesar 54,62%.

Tabel 2. Pertanyaan Saringan untuk Sistem INATRADE

Ya Tidak Tidak Mengisi

Sudah mengetahui INATRADE 98.32 1.68 0.00

Pernah menggunakan INATRADE 94.96 3.36 1.68

Hak akses INATRADE 93.28 5.88 0.84

Pertama kali menggunakan INATRADE 42.86 54.62 2.52

Pilihan JawabanKategori

Sumber : Data primer diolah

Page 52: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

47

5.2 Profil Demografi Responden

Profil demografi responden yang menjadi narasumber kuesioner sistem INATRADE

disajikan dalam Tabel 3. Hasil survey ini mencakup responden yang berada dibeberapa

kota. Jakarta menempati porsi terbesar yaitu 24,37% kemudian diikuti Medan (10,08%),

Bekasi (8,4%), Tangerang (7,56%), Semarang (5,88%), Bandung (5,04%), dan Bogor

(4,2%). Sedangkan sisanya tersebar dikota lain seperti Banten, Ciamis, Cikarang, Depok,

Gresik, Sidoarjo, Malang, Purwakarta, Samarinda, Serang, Surakarta, dan Tangerang

Selatan. Adapun responden yang tidak mengisi asal daerah juga ada sebesar 15,13%.

Tabel 3. Profil Demografi Responden dengan Sistem INATRADE

Freq. Percent

Bandung 6 5.04

Banten 1 0.84

Bekasi 10 8.40

Bogor 5 4.20

Ciamis 1 0.84

Cikarang 1 0.84

Denpasar 2 1.68

Depok 2 1.68

Gresik 3 2.52

Jakarta 29 24.37

Sidoarjo 1 0.84

Karawang 1 0.84

Kota Malang 2 1.68

Medan 12 10.08

Purwakarta 1 0.84

Samarinda 1 0.84

Semarang 7 5.88

Serang 1 0.84

Surabaya 4 3.36

Surakarta 1 0.84

Tangerang 9 7.56

Tangerang Selatan 1 0.84

Tidak Mengisi 18 15.13

Pria 72 60.50

Wanita 43 36.13

Tidak Mengisi 4 3.36

Daerah

Karakteristik

Jenis Kelamin

Sumber : Data primer diolah

Page 53: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

48

Responden berjenis kelamin pria, mayoritas menjadi narasumber survey kali ini yaitu

sebesar 60,50% dan responden wanita sebesar 36,13%. Sedangkan responden yang tidak

mengisi memiliki persentase kecil sebesar 3,36%.

5.3 Pemanfaatan Internet Dalam Perusahaan

Terkait pemanfaatan internet dalam perusahaan (Tabel 4 & Tabel 5). Pertanyaan

pertama terkait ketersediaan fasilitas internet, sebagian besar responden (99,16%)

menjawab bahwa perusahaan memiliki fasilitas internet. Seluruh responden juga merasakan

kemudahan yang didapat dari internet bahkan semua responden juga memperoleh manfaat

dari adanya internet.

Tabel 4. Pemanfaatan Internet

Ya Tidak

Ketersediaan fasilitas Internet 99.16 0.84

Kemudahan internet 100.00 0.00

Perolehan manfaat internet 100.00 0.00

KategoriPilihan Jawaban

Sumber : Data primer diolah

Tabel 5. Alasan Responden Memperoleh Manfaat

Alasan Responden Memperoleh Manfaat Freq. Percentase

1. Mencari informasi bahan baku 78 65.55

2. Memperluas pemasaran 53 44.54

3. Mengamati kompetitor 34 28.57

4. Mengamati informasi nilai tukar 73 61.34

5. Melakukan transaksi perbankan 46 38.66

6. Lainnya 48 40.34

Sumber : Data primer diolah

Page 54: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

49

Alasan responden dalam memperoleh manfaat dari internet cukup beragam, mulai

dari kemudahan dalam memperoleh informasi bahan baku, memperluas pemasaran,

mengamati competitor, mengetahui informasi nilai tukar, serta dapat dimanfaatkan untuk

melakukan transaksi perbankan. Persentase responden yang menjawab untuk kemudahan

dalam mencari informasi bahan baku cukup besar yakni sebesar 65,55% kemudian diikuti

dengan mengamati informasi nilai tukar sebesar 61,34%. Adapula responden yang

memperoleh manfaat dapat memperluas pemasarannya melalui internet sebesar 44, 54%

lalu melakukan transaksi perbankan dan mengamati kompetitor yang masing-masing

sebesar 38,66% dan 28,57%.

5.4 Penggunaan Sistem INATRADE

Tabel 6 menunjukkan jawaban responden terkait kemudahan penggunaan

INATRADE. Berdasarkan tabel tersebut, sebagian besar responden (84,04%) menjawab

penggunaan INATRADE mudah. Hal ini menunjukkan bahwa sistem perijinan online

INATRADE cukup user friendly. Responden yang menjawab “tidak” cukup sedikit sekitar

9,24% namun ada juga responden yang tidak mengisi yaitu sebesar 6,72%. Alasan

responden yang menjawab tidak mudah dalam menggunakan sistem ini (Tabel 7), sebagian

besar dikarenakan koneksi internet lambat (45,45%), beberapa responden juga tidak paham

tahapan penggunaan sistem perijinan online INATRADE (36,36%), dan tidak mengetahui

adanya sistem perijinan online INATRADE (18,18%).

Page 55: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

50

Tabel 6. Kemudahaan Penggunaan INATRADE

Ya Tidak Tidak Mengisi

Kemudahan penggunaan INATRADE 84.03 9.24 6.72

KategoriPilihan Jawaban (%)

Sumber : Data primer diolah

Tabel 7. Alasan Menjawab Tidak User Friendly

Alasan menjawab tidak Percen.

Koneksi internet lambat 45.45

Tidak paham tahapan penggunaan INATRADE 36.36

Tidak mengetahui sistem INATRADE 18.18

Sumber : Data primer diolah

Sistem perijinan online INATRADE juga memberikan layanan kemudahan dalam

mengecek atau memonitor ijin yang sudah diajukan pemohon (Tabel 8 & Tabel 9). Menurut

pendapat responden, sebagian besar merasakan kemudahan layanan tersebut dengan

presentase yaitu sebesar 84,04%, sedangkan responden yang tidak merasakan kemudahan

layanan tersebut sebesar 10,08%. Adapun responden yang tidak memberikan jawaban

hanya sebesar 5,88%. Bagi responden yang menjawab tidak merasakan kemudahan

pelayanan INATRADE dalam mengecek atau memonitor ijin, alasan terbanyak karena

informasi sulit didapat dari situs INATRADE dan sistem tidak meng-update ijin pemohon

(masing-masing sebesar 25,00%). Kemudian diikuti karena alasan sistem sering error,

sistem sering keliru menampilkan status ijin pemohon, dan konfirmasi via email sering

tidak dibalas oleh petugas (masing-masing sebesar 16,67%).

Page 56: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

51

Tabel 8. Kemudahaan Mengecek atau Memonitor Ijin

Ya Tidak Tidak Mengisi

INATRADE memudahkan dalam mengecek 84.03 10.08 5.88

atau memonitor ijin

KategoriPilihan Jawaban

Sumber : Data primer diolah

Tabel 9. Alasan Responden Menjawab Tidak Mudah

Alasan menjawab tidak Percen.

Informasi sulit didapat dari situs INATRADE 25.00

Sering dijumpai sistem yang error 16.67

Sistem tidak mengupdate ijin pemohon 25.00

Sistem sering keliru menampilkan ijin pemohon 16.67

Konfirmasi via email sering tidak dibalas petugas 16.67

Sumber : Data primer diolah

Terkait waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan dokumen melalui sistem

INATRADE, sebagian besar responden memberikan penilaian yang baik terhadap

kecepatan pengurusan dokumen melalui sistem INATRADE. Padahal jumlah hari yang

dibutuhkan bisa lebih singkat menjadi 3 hari sesuai dengan Standard Operational

Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Tabel 10, mayoritas responden menjawab lebih

dari 14 hari waktu yang diperlukan untuk mengurus dokumen (46,22%). Beberapa

responden (35,29%) menjawab butuh waktu tiga hari untuk pengurusan dokumen.

Sedangkan bagi responden yang menjawab lebih dari 30 hari waktu pengurusan maupun

responden yang tidak menjawab presentasenya cukup sedikit yaitu masing-masing sebesar

6,72% dan 11,76%.

Page 57: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

52

Tabel 10. Jumlah Hari untuk Mengurus Dokumen via INATRADE

Jumlah hari untuk mengurus dokumen via INATRADE Freq. Percen.

1. 3 hari 42 35.29

2. >14 hari 55 46.22

3. >30 hari 8 6.72

4. Tidak mengisi 14 11.76

Sumber : Data primer diolah

Sepanjang tahun 2011 merupakan jawaban mayoritas responden (78,99%) yang

menyatakan bahwa responden terakhir melakukan transaksi melalui sistem INATRADE,

sedangkan sebanyak 15,13% menggunakan terakhir pada tahun 2010. Responden yang

tidak memberikan jawaban juga relatif sedikit hanya sekitar 5,88% (Tabel 11). Ini

menunjukkan ada peningkatan signifikan terkait pengetahuan masyarakat terhadap adanya

sistem pengurusan dokumen dengan menggunakan INATRADE. Masyarakat sudah tahu

jika ada sistem online yang dapat membantu pengurusan dokumen.

Tabel 11. Penggunaan Terakhir Kali via INATRADE

Penggunaan terakhir kali dengan INATRADE Freq. Percen.

1. 2010 18 15.13

2. 2011 94 78.99

3.Tidak mengisi 7 5.88

Sumber : Data primer diolah

Page 58: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

53

Pengguna INATRADE merasa dibantu dalam proses kelengkapan dokumen. Tabel 12

menunjukkan hal tersebut dimana sebagian besar responden sudah memanfaatkannya

dalam proses kelengkapan dokumen melalui responden yang menjawab “ya” sebesar

83,19% dibandingkan responden yang menjawab “tidak” sebesar 12,61%. Sistem yang

membantu proses kelengkapan dokumen sangatlah penting karena dapat mempermudah

pengguna mempersiapkan segala kelengkapan yang digunakan untuk mengurus dokumen

tertentu. Bagi mereka yang tidak tinggal di Jakarta, dapat dengan mudah mengakses

dokumen apa saja yang perlu dilengkapi untuk mengurus perijinan tertentu.

Tabel 12. INATRADE Membantu Proses Kelengkapan Dokumen

INATRADE membantu dalam proses kelengkapan dokumen Freq. Percen.

1. Ya 99 83.19

2. Tidak 15 12.61

3. Tidak mengisi 5 4.20

Sumber : Data primer diolah

Meskipun ada responden yang merasa terbantu, adapula yang meraasakan sebaliknya.

Berikut, beberapa alasan yang disampaikan oleh responden yang menjawab bahwa sistem

INATRADE tidak membantu dalam proses kelengkapan dokumen disajikan dalam tabel 13.

Sebagian besar alasan responden adalah disebabkan karena informasi item kelengkapan

dokumen tidak disajikan secara lengkap (40%), sering munculnya item dokumen tambahan

(33,33%), dan adanya perbedaan item dokumen yang muncul disitus dengan yang ada di

petugas lapangan (26,67%). Ketiga alasan ini tentunya akan menjadi masukan penting

karena sering dialami pengguna dilapangan. Ketidakcocokan item kelengkapan dokumen

Page 59: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

54

seringkali berpotensi munculnya atau berkurangnya dokumen sehingga dapat menjadi

media bagi petugas lapangan untuk memainkan peran yang dapat merusak tujuan utama

dari keberadaan sistem INATRADE itu sendiri.

Tabel 13. Alasan Responden Menjawab Tidak Membantu Kelengkapan Dokumen

Alasan menjawab tidak Percen.

Informasi item dokumen tidak tersaji lengkap 40.00

Seringkali muncul item dokumen tembahan 33.33

Ada perbedaan item dokumen disitus dengan petugas lapangan 26.67

Sumber : Data primer diolah

Tabel 14. Kepraktisan Sistem INATRADE

Kepraktisan sistem INATRADE Freq. Percen.

1. Ya 99 83.19

2. Tidak 13 10.92

3. Tidak mengisi 7 5.88

Sumber : Data primer diolah

Praktis tidaknya sistem INATRADE juga menjadi penilaian bagi pengguna (Tabel 14).

Sebanyak 83,19% responden menyatakan sistem INATRADE praktis, sedangkan

responden yang mengatakan bahwa sistem tersebut tidak praktis sebanyak 10,92%.

Penilaian ini termasuk baik mengingat sistem INATRADE masih tergolong baru.

Kepraktisan yang dirasakan pengguna tentunya sejalan dengan visi sistem ini diadakan

sebagai media pengurusan dokumen terkomputerisasi yang praktis dan efisien.

Kendala ketidakpraktisan bagi sebagian responden disebabkan karena pada tahapan

pengisian masih berbelit (30,77%), terlalu banyaknya pihak yang terlibat (30,77%), selain

Page 60: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

55

itu lokasi pengurusan yang tidak satu atap (23,08%), dan bahasa yang digunakan sulit

dipahami bagi beberapa responden (15,38%). Kedua alasan pertama yang memiliki

persentase hampir separuhnya itu berkaitan dengan personel lapangan yang belum enggan

melepaskan sebagaian kewenangannya dalam mekanisme pengurusan dokumen. Idealnya,

sistem yang sudah terkomputerisasi harus dapat meminimalkan peran dari petugas lapangan.

Tabel 15. Alasan Responden Menjawab Tidak Praktis

Alasan menjawab tidak praktis Percen.

Tahapan pengisian masih berbelit 30.77

Bahasa yang digunakan sulit dipahami 15.38

Lokasi pengurusan tidak satu atap 23.08

Terlalu banyak pihak yang terlibat 30.77

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 16 di bawah ini, terlihat bahwa sebagian besar responden

menyatakan bahwa sistem perijinan online INATRADE sebenarnya memberikan informasi

yang jelas bagi penggunanya. Tingkat kejelasan informasi yang diberikan sistem

INATRADE diukur dengan empat indikator pengukuran yaitu prosedur, syarat, waktu, dan

biaya.

Tabel 16. Sistem INATRADE Memberikan Informasi yang Jelas

Sistem INATRADE memberikan informasi yang jelas Freq. Percen.

1. Ya 93 78.15

2. Tidak 21 17.65

3. Tidak mengisi 6 5.04

Sumber : Data primer diolah

Page 61: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

56

Namun demikian, meskipun bagi mayoritas responden menyatakan bahwa sistem ini

memberikan informasi yang jelas, tetapi keempat komponen indikator pengukuran tingkat

kejelasannya dirasa masih kurang jelas. Dimana persentase kekurang jelasan setiap

komponen yaitu prosedur (88,89%), syarat (66,67%), waktu (61,11%), dan biaya (73,33%).

Sedangkan responden yang menjawab bahwa sistem ini tidak memberikan informasi yang

jelas, persentase ketidak jelasan setiap komponen tersebut yaitu prosedur (11,11%), syarat

(16,67%), waktu (22,22%), dan biaya (6,67%) (tabel 17). Ini menunjukkan bahwa bahasa

yang digunakan sistem INATRADE haruslah mudah dipahami, tidak bermakna ganda, dan

dapat menyesuaiakan dengan tingkat pendidikan pengguna yang beragam. Disinilah

perlunya pendamping dari instansi terkait yang membantu pengguna menggunakan

INATRADE.

Tabel 17. Tingkat Kejelasan Informasi dari Sistem INATRADE

Sistem INATRADE memberikan informasi yang jelas Kurang Jelas Tidak Jelas Sangat Tidak Jelas

Prosedur 88.89 11.11 0.00

Syarat 66.67 16.67 16.67

Waktu 61.11 22.22 16.67

Biaya 73.33 6.67 20.00

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 18 di bawah ini, terlihat bahwa ada sebanyak 79,83% responden

yang memberikan penilaian bahwa sistem INATRADE memberikan prioritas layanan yang

lebih baik, sedangkan responden yang menyatakan bahwa system INTRADE tidak

memberikan prioritas layanan yang lebih baik hanya sebesar 11,76% (Tabel 18). Beberapa

Page 62: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

57

alasan kenapa responden menyatakan bahwa system ini tidak memberikan prioritas yang

lebih baik adalah adanya kekhawatiran terhadap kelengkapan prosedur yang belum

menjamin cepat selesainya dokumen (79,83%), status pengurusan dokumen seringkali

terlambat (23,08%), serta ketepatan validasi dokumen sering berbeda (15,38%) (Tabel 19).

Tabel 18. Sistem INATRADE Memberikan Prioritas Layanan Lebih Baik

INATRADE memberikan prioritas layanan yang lebih baik Freq. Percen.

1. Ya 95 79.83

2. Tidak 14 11.76

3. Tidak mengisi 10 8.4

Sumber : Data primer diolah

Tabel 19. Alasan Responden Menjawab Tidak untuk Prioritas

Alasan menjawab tidak Percen.

Kelengkapan prosedur belum memberikan jaminan 61.54

Status pengurusan dokumen sering terlambat 23.08

Ketepatan validasi seringkali berbeda 15.38

Sumber : Data primer diolah

Jasa perantara yang seringkali muncul dalam layanan publik juga menjadi perhatian

dari evaluasi sistem INATRADE ini. Berdasarkan tabel 20 di bawah ini, mayoritas

responden (68,91%) menyatakan bahwa “tidak ada” terhadap kemungkinan adanya jasa

perantara dalam pengurusan perijinan secara online. Sedangkan sebanyak 25,21%

Page 63: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

58

responden menyatakan bahwa kemungkinan jasa perantara itu ada dalam pengurusan

perijinan meskipun sudah ada penerapan sistem INATRADE. Hal ini menjadi indikasi awal

bahwa kedepan perlu dikurangi bahkan dihilangkan kemungkinan jasa perantara tersebut

karena idealnya ketika sistem sudah terkomputerisasi, maka jasa perantara jangan lagi

muncul agar lebih efektif dan efisien.

Tabel 20. Sistem INATRADE Memungkinkan Adanya Jasa Perantara

INATRADE memungkinkan adanya jasa perantara Freq. Percen.

1. Ya 30 25.21

2. Tidak 82 68.91

3. Tidak mengisi 7 5.88

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 21, Kategori jasa perantara yang seringkali terlibat dalam proses

perijinan sistem INATRADE sebagian besar merupakan petugas langsung (54,17%) baik

yang mengurus proses kelengkapan layanan dokumen maupun proses layanan penerbitan

perijinan. Pekerja tidak langsung juga ada terutama meraka yang bekerja di unit lain

(12,5%) dan pihak luar termasuk didalamnya tukang parkir, satpam, pedagang, penunggu

toilet, dan lain-lain (10,42%). Responden yang mempercayakan pengurusan dokumen via

badan jasa pengurusan juga ada, terhitung relatif besar yaitu mencapai 22,92%. Ini

menunjukkan bahwa responden tidak mau terlalu repot untuk mengurus dokumen.

Page 64: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

59

Bagi responden yang menjawab ada kemungkinan jasa perantara, mereka menyatakan

bahwa keberadaan jasa perantara tidak mengganggu (50%). Sedangkan responden yang

menyatakan bahwa keberadaan jasa perantara tersebut sangat mengganggu dan

mengganggu hanya sebesar 18,42% dan 26,32%. Bahkan ada juga responden yang merasa

diuntungkan dengan adanya jasa perantara yaitu sebesar 5,26% (Tabel 22). Jasa perantara

tampaknya masih dibutuhkan bagi sebagian responden. Meskipun ini mengurangi nilai

lebih dari keberadaan sistem komputerisasi yang seharusnya pengguna dapat terlibat

langsung dan tidak mengalami hambatan dari adanya sistem tersebut. Dengan kata lain,

peran jasa perantara harusnya makin berkurang dan tidak perlu ada.

Tabel 21. Jasa Perantara dalam Sistem INATRADE

Jasa perantara yang terlibat dalam sistem INATRADE Freq. Percen.Petugas langsung yang mengurus proses layanan kelengkapan dokumen 12 25.00Petugas langsung yang mengurus proses layanan penerbitan perijinan 14 29.17Pekerja yang tidak terkait langsung karena bekerja di unit lain 6 12.50Individu yang bekerja diluar unit tersebut 0 0.00Orang luar (tukang parkir, satpam, pedagang, penunggu toilet, dll) 5 10.42Badan jasa pengurusan 11 22.92

Sumber : Data primer diolah

Tabel 22. Jasa Perantara Memberikan Gangguan

Page 65: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

60

Jasa perantara sistem INATRADE memberikan gangguan Freq. Percen.

Sangat mengganggu 7 18.42

Mengganggu 10 26.32

Tidak menggangu 19 50.00

Menguntungkan 2 5.26

Sumber : Data primer diolah

Namun berdasarkan tingkat kebutuhan jasa perantara diluar sistem INATRADE

seperti yang ada pada tabel 23 di bawah ini, bagi sebagian besar responden jasa perantara

tersebut dianggap tidak terlalu dibutuhkan (62,16%), sisanya menjawab dibutuhkan

(32,43%) dan sangat dibutuhkan (5,42%). Ini menunjukkan bahwa responden sebenarnya

sadar bahwa sistem ini memberikan kemudahan bagi mereka untuk mengurus dokumen

secara mandiri. Kejelasan informasi dari penyedia layananlah yang seharusnya diperkuat

agar kesadaran masyarakat bahwa pengurusan dokumen bisa dilakukan sendiri menjadi

lebih baik.

Tabel 23. Tingkat Kebutuhan Jasa Perantara Diluar Sistem INATRADE

Tingkat kebutuhan jasa perantara diluar sistem INATRADE Freq. Percen.

Tidak terlalu dibutuhkan 23 62.16

Dibutuhkan 12 32.43

Sangat dibutuhkan 2 5.41

Sumber : Data primer diolah

Beberapa responden yang menggunakan jasa perantara juga perlu mengalokasikan

waktu untuk bertemu sehingga kepastian selesainya dokumen bisa dipantau (Tabel 24).

Page 66: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

61

Hampir separuh responden menjawab beberapa kali untuk sebagian kecil tahapan,

sedangkan yang melakukan pertemuan hanya sekali pertemuan sebanyak 46,15%. Adapula

responden yang perlu bertemu setiap kali untuk sebagian tahapan proses perijinan dengan

persentase sebesar 3,85%. Ini menunjukkan bahwa responden yang menggunakan jasa

perantara masih belum yakin jika prosedur yang sedang diurus tidak dapat selesai

sebagaimana yang diharapkan atau tepat waktu. Adanya frekuensi pertemuan dengan pihak

perantara cenderung memperbesar ruang gerak pungutan tak resmi yang seharusnya tidak

perlu ada dalam sistem yang terkomputerisasi.

Tabel 24. Frekuensi Pertemuan dengan Pihak Perantara

Frekuensi pertemuan dengan pihak perantara Freq. Percen.

1. Hanya sekali 12 46.15

2. Beberapa kali untuk sebagian kecil tahapan 13 50.00

3. Seringkali untuk sebagian besar tahapan 0 0.00

4. Setiap kali untuk sebagian tahapan 1 3.85

Sumber : Data primer diolah

Keinginan untuk bertemu dari pemohon kepada pihak perantara tentunya mempunyai

latar belakang motivasi yang beragam (Tabel 25). Sebagian besar pertemuan tersebut

karena untuk melengkapi sejumlah persyaratan yang kurang dan mempercepat waktu

pengurusan. Kedua alasan itu memiliki persentase masing-masing sebesar 37,5%. Alasan

berikutnya adalah mengambil dokumen yang sudah jadi (15%), menjalin perkenalan

dengan petugas (7,5%) dan menegoisasikan biaya tambahan untuk kecepatan dokumen

(2,5%). Ini menunjukkan beragamnya motivasi pengguna yang sering muncul dilapangan

Page 67: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

62

terhadap jasa perantara. Kelima motivasi tersebut bersifat jamak dan memunculkan potensi

biaya tambahan yang dikenakan kepada pengguna meskipun persentase yang menjawab ini

sangat kecil.

Tabel 25. Motivasi Bertemu dengan Pihak Perantara

Melengkapi sejumlah persyaratan yang kurang 15 37.50

Mempercepat waktu pengurusan 15 37.50

Menegoisasikan biaya tambahan untuk kecepatan dokumen 1 2.50

Menjalin perkenalan dengan petugas 3 7.50

Mengambil dokumen yang sudah jadi 6 15.00

Freq. Percen.Motivasi untuk bertemu pihak perantara dalam mengurus ijin

dengan sistem INATRADE

Sumber : Data primer diolah

Pengurusan dokumen dengan sistem INATRADE juga memberikan peluang

munculnya keluhan dari pengguna (Tabel 26). Berdasarkan hasil survei menyatakan bahwa

mayoritas responden (68,07%) belum pernah mengajukan keluhan kepada petugas.

Sedangkan responden yang sudah pernah mengajukan keluhan kepada petugas hanya

sebesar 26,05%. Tingginya responden yang menjawab belum pernah mengajukan keluhan

kepada petugas perlu diapresiasi bagus artinya sistem ini telah mampu mengakomodir

kepentingan pengguna dalam mengurus perijinan yang lebih mudah. Kedepan, diharapkan

Page 68: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

63

muncul persepsi positif dan kesadaran bahwa pengurusan perijinan dengan sistem

INATRADE memberikan manfaat lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Tabel 26. Pengajuan Komplain kepada Petugas

Pengajuan komplain ke petugas Freq. Percen.

Pernah 31 26.05

Tidak 81 68.07

Tidak mengisi 7 5.88

Sumber : Data primer diolah

Keluhan yang diajukan pengguna direspon dengan baik oleh petugas (Tabel 27). Ini

terlihat dari mayoritas responden (64,44%) yang memberikan penilaian baik dan sangat

baik sebesar 24,44%. Sisanya responden yang memberikan penilaian tidak baik dan sangat

tidak baik, masing-masing sebesar 6,67% dan 4,44%. Mayoritas responden yang

memberikan penilaian positif terhadap tanggapnya komplain yang diajukan membuktikan

keseriusan lembaga pengelola sistem untuk terus menyempurnakan dan memperbaiki

INATRADE.

Tabel 27. Pengajuan Komplain kepada Petugas (lanjutan)

Respon petugas terhadap pengajuan komplain Freq. Percen.

Sangat baik 11 24.44

Baik 29 64.44

Tidak baik 3 6.67

Sangat tidak baik 2 4.44

Sumber : Data primer diolah

Page 69: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

64

Bagi responden yang pernah mengajukan keluhan, petugas melakukan tindak lanjut

(Tabel 28). Sebanyak 44,44% responden merasa keluhannya ditindaklanjuti oleh petugas.

Selain itu, sebanyak 48,89% responden merasakan keluhannya ditanggapi oleh petugas.

Namun, masih ada responden yang mengalami penolakan ketika mengajukan keluhan yaitu

sebesar 6,67%. Prestasi bagus terlihat bahwa tidak ada keluhan yang diabaikan oleh petugas.

Hal ini menjadi prestasi tersendiri bagi petugas lapangan yang telah berupaya melayani

pengguna dengan baik tanpa mengabaikan keluhan yang berpotensi muncul dari

penggunaan INATRADE. Kecenderungan keluhan yang ditanggapi dan ditindaklanjuti

memunculkan anggapan bahwa penyedia jasa layanan serius mengelola sistem tersebut.

Tabel 28. Tindak Lanjut Pengaduan

Tindak lanjut pengaduan sistem INATRADE Freq. Percen.

Ditindaklanjuti 20 44.44

Ditanggapi 22 48.89

Diabaikan 0 0.00

Ditolak 3 6.67

Sumber : Data primer diolah

5.5 Persepsi Pengguna terhadap Sistem INATRADE

Tabel 29, persepsi pengguna terkait sistem INATRADE. Sebagian besar responden

menyatakan terbantu, ini ditunjukkan dengan persentase responden yang menjawab

terbantu sebesar 57,14% dan sangat terbantu sebesar 38,66%. Responden merasa puas

dengan keberadaan sistem INATRADE sebesar 68,07% bahkan yang menyatakan sangat

Page 70: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

65

puas juga ada yakni sebesar 22,69%. Mayoritas responden memperoleh manfaat dengan

sistem INATRADE, yang menjawab bermanfaat sebesar 68,91% dan sangat bermanfaat

sebesar 26,89%. Sebesar 76,47% responden menjawab sosialisasi sistem INATRADE

adalah baik dan sangat baik sebesar 9,24%. Ada juga responden yang menjawab tidak baik

sebesar 8,4% dan sangat tidak baik sebesar 2,62%. Bagian ini masih terdapat responden

yang tidak mengisi dengan persentase yang kecil untuk setiap pertanyaan antara 2,52

sampai 3,36%. Respon positif yang diberikan pengguna sistem INATRADE menunjukkan

bahwa mereka merasakan keberadaan sistem INATRADE yang mempermudah dalam

pengurusan dokumen perijinan. Respon positif yang muncul dalam periode survei

memberikan bukti akan peran dan konstribusi sistem INATRADE terhadap arus kegiatan

perdagangan itu sendiri.

Tabel 29. Persepsi Pengguna Sistem INATRADE

Terbantu / Puas Tidak Terbantu/ Tidak Sangat

/ Bermanfaat Puas / Tidak Bermanfaat Tidak

Terbantu dengan sistem INATRADE 38.66 57.14 1.68 0.00 2.52

Puas dengan sistem INATRADE 22.69 68.07 5.04 1.68 2.52

Manfaat dengan sistem INATRADE 26.89 68.91 1.68 0.00 2.52

Sosialisasi sistem INATRADE 9.24 76.47 8.4 2.52 3.36

Pilihan Jawaban

KategoriSangat

Tidak

Mengisi

Sumber : Data primer diolah

5.6 Permohonan Pengajuan Ijin Dokumen dengan Sistem INATRADE

Page 71: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

66

Survei ini merupakan tambahan dari sebelumnya dengan desain kuesioner yang

berbeda. Tujuan survei tetap sama hanya ingin melihat lebih jauh pengalaman responden

terkait permohonan pengajuan ijin dokumen secara lebih spesifik. Survei ini memperoleh

63 responden perusahaan yang telah mencoba layanan publik satu pintu melalui sistem

INATRADE.

Tabel 30, terkait permohonan ijin dengan menggunakan sistem INATRADE,

mayoritas responden (sebesar 44,44%) telah mencoba sistem INATRADE sebanyak satu

kali. Responden yang mencoba lebih dari satu kali juga cukup banyak. Responden telah

mencoba 2 hingga 5 kali mencapai 36,51%, sedangkan responden yang telah mencoba lebih

dari lima kali mencapai 6,35%. Ada pula responden yang tidak mengisi dikarenakan belum

pernah mencoba sistem tersebut dengan persentase sebesar 12,7%. Ini menunjukkan bahwa

ketika survei ini dilakukan responden pemula cukup banyak dibandingkan yang bukan

pemula.

Tabel 30. Jumlah Pengajuan Ijin melalui Sistem INATRADE

Pilihan Freq. Percent

1 kali 28 44.44

2 - 5 kali 23 36.51

Lebih dari 5 kali 4 6.35

Tidak Mengisi 8 12.70

Total 63 100.00

Sumber : Data primer diolah

Jenis permohonan ijin dengan sistem INATRADE (Tabel 31). Hasil survey juga

memberikan gambaran bahwa mayoritas responden yang mengajukan jenis ijin dengan

sistem online INATRADE berupa ijin impor barang jadi sebesar 20,63%. Bentuk ijin yang

Page 72: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

67

lain adalah NPIK, NPIK elektronik, laporan realisasi impor, ijin impor mobil, dan

perubahan impor mobil memiliki persentasekumulatif sebesar 30,15%. Adapun sisanya

untuk ijin yang lain seperti IP-IT, IP besi baja, IP hewan, IP produk kosmetik, ijin importir

produsen, ijin impor gula putih, importir terdaftar, importir makanan & minuman,

perpanjangan realisasi impor, dan rekomendasi IP. Namun, adapula responden yang tidak

mengisi karena belum pernah menggunakan sistem tersebut yang%tasenya sebesar 12,7%.

Tabel 31. Jenis Permohonan Ijin dengan Sistem INATRADE

Page 73: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

68

Jenis Ijin Freq. Percent

IP - IT 1 1.59

IP Besi atau Baja 1 1.59

IT Hewan 1 1.59

IT Produk tertentu kosmetik (NO.06.10.0 1 1.59

Ijin Impor White Sugar 1 1.59

Ijin impor mobil 2 3.17

Ijin importir produsen 1 1.59

Impor Barang Jadi 13 20.63

Importir Terdaftar 1 1.59

Importir Tertentu Makanan dan Minuman 1 1.59

Laporan Realisasi Impor 3 4.76

Monitor Proses Ijin Ekspor 1 1.59

NPIK 8 12.70

NPIK Elektronik 6 9.52

NPIK Elektronika 1 1.59

NPIK TPT 1 1.59

PI 1 1.59

Permohonan IP Gula 1 1.59

Perpanjangan IP Tekstil 1 1.59

Perpanjangan IT 1 1.59

Perpanjangan NPIK 1 1.59

Perpanjangan Realisasi Impor 1 1.59

Perubahan ETK Perusahaan 1 1.59

Perubahan NPIK 2 3.17

Perubahan SRP ke NIK 1 1.59

Realisasi Impor 1 1.59

Rekomendasi IP Gula 1 1.59

Tidak mengisi 8 12.70

Total 63 100.00

Sumber : Data primer diolah

Terkait, pengurusan ijin apa saja yang menggunakan sistem online INATRADE

(Tabel 32). Sebagian besar responden sebanyak 38,1% responden mengurus semua

perijinan melalui sistem online INATRADE. Responden yang menjawab pilihan sebagian

besar dan sebagian kecil saja juga ada, masing-masing sebesar 12,7% dan 9,52%. Bagi

responden yang menjawab perijinan tertentu sebesar 25,4% sedangkan responden yang

tidak mengisi karena belum mencoba sebesar 14,29%. Cukup banyaknya responden yang

Page 74: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

69

menjawab semua menunjukkan bahwa beberapa pilihan perijinan yang ditawarkan oleh

INATRADE telah dicoba oleh responden. Indikator ini dapat dianggap baik karena

responden mau mencoba semua pilihan pengurusan ijin yang ada.

Tabel 32. Kategori Pengurusan Ijin dengan Sistem INATRADE

Pilihan Freq. Percent

Semua 24 38.10

Sebagian Besar 8 12.70

Sebagian kecil 6 9.52

Perijinan Tertentu 16 25.40

Tidak Mengisi 9 14.29

Total 63 100.00

P i l i h a n F r e q . P e r c e n t

A 2 4 3 8 . 1 0

B 8 1 2 . 7 0

C 6 9 . 5 2

D 1 6 2 5 . 4 0

T i d a k m e n g i s i 9 1 4 . 2 9

T o t a l 6 3 1 0 0 . 0 0

Sumber : Data primer diolah

Tabel 33. Keterangan Jawaban Pilihan Perijinan Tertentu

Ijin Ekspor 3 18.75

Impor Barang Jadi 3 18.75

Impor Daging Sapi 1 6.25

Importir Terdaftar 1 6.25

Kosmetik 1 6.25

Laporan Realisasi Impor 2 12.5

NPIK 4 25

Perubahan NPIK 1 6.25

Total 16 100

Keterangan Responden Menjawab

Pilihan Perijinan TertentuFreq. Percent

I j in E k s p o r 3 1 8 .7 5

Im p o r B a r a n g J a d i 3 1 8 .7 5

Im p o r D a g in g S a p i 1 6 .2 5

Im p o r t ir T e r d a f t a r 1 6 .2 5

K o s m e t ik 1 6 .2 5

L a p o r a n R e a l is a s i Im p o r 2 1 2 .5

N P IK 2 1 2 .5

N P IK E le k t r o n ik 2 1 2 .5

P e r u b a h a n N P IK 1 6 .2 5

T o t a l 1 6 1 0 0 .0 0

K e t e r a n g a n R e s p o n d e n

M e n ja w a b P i l ih a n DF r e q . P e r c e n t

Sumber : Data primer diolah

Tabel 33, responden yang menjawab kategori perijinan tertentu dengan sistem online

INATRADE mempunyai pilihan sebagai berikut. Kebanyakan responden mengurus ijin

ekspor dan impor barang jadi dengan persentase lebih tinggi dibandingkan lainnya yaitu

Page 75: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

70

masing-masing sebesar 18,75%. Persentase hampir merata (sebesar 12,5%) digunakan

untuk laporan realisasi impor, NPIK, dan NPIK elektronik. Sedangkan sisanya digunakan

untuk mengurus impor daging sapi, importir terdaftar, kosmetika, dan perubahan NPIK.

Terkait jumlah hari yang dibutuhkan responden untuk memperoleh ijin dengan

pengurusan via sistem online INATRADE (Tabel 34). Mayoritas responden menjawab 7

hari adalah sebesar 33,33%. Patut diapresiasi juga, ada responden yang mempunyai

pengalaman lebih singkat yang direpresentasikan dengan jawaban 3 hari yaitu sebesar

15,87%. Cukup banyak juga responden yang menjawab pilihan lebih dari 14 hari dengan

persentase sebesar 28,57%. Responden yang menjawab pilihan 30 hari sebesar 9,52%.

Sedangkan responden yang belum pernah mencoba sistem ini sehingga tidak mengisi

sebesar 12,7%. Beragamnya pengalaman responden dalam memperoleh ijin perlu menjadi

pertimbangan pengelola sistem agar tidak memunculkan kesan perbedaan prioritas dalam

mekanisme perolehan ijin yang dilakukan oleh setiap individu.

Tabel 34. Jumlah Hari untuk Memperoleh Ijin

Pilihan Freq. Percent

3 hari 10 15.87

7 hari 21 33.33

> 14 hari 18 28.57

30 hari 6 9.52

Tidak mengisi 8 12.70

Total 63 100.00

Pilihan Freq. Percent

A 10 15.87

B 21 33.33

C 18 28.57

D 6 9.52

Tidak mengisi 8 12.70

Total 63 100.00

Sumber : Data primer diolah

Tabel 35 menunjukkan tingkat kejelasan informasi tentang prosedur, biaya, syarat,

dan waktu yang diberikan dalam petunjuk sistem online INATRADE. Mayoritas responden

Page 76: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

71

sebesar 55,56% menjawab jelas, responden yang menjawab kurang jelas sebesar 30,16%.

Jawaban ekstrim dari responden sangat tidak jelas juga ada meskipun persentasenya kecil

yaitu sebesar 3,17%. Bagi responden yang belum mencoba sehingga tidak mengisi

memiliki persentasesebesar 11,11%. Temuan ini mendukung sebelumnya dimana tingkat

kejelasan informasi baik dari segi prosedur, waktu, hingga biaya mencapai persentase

diatasnya. Tentu, yang patut diperbaiki dan dicarikan jalan keluar adalah masih adanya

responden yang merasa kurang jelas dengan informasi yang dimuat dalam sistem

INATRADE. Pemilihan kata yang tepat dan sederhana dengan tampilan visual yang tidak

mencolok dapat menjadi pertimbangan bagi pengelola sistem INATRADE.

Tabel 35. Tingkat Kejelasan Informasi Sistem INATRADE

Pilihan Freq. Percent

Tidak Jelas 0 0.00

Kurang Jelas 19 30.16

Jelas 35 55.56

Sangat Tidak Jelas 2 3.17

Tidak Mengisi 7 11.11

Total 63 100.00

P i l i h a n F r e q . P e r c e n t

A 0 0 . 0 0

B 1 9 3 0 . 1 6

C 3 5 5 5 . 5 6

D 2 3 . 1 7

T i d a k m e n g i s i 7 1 1 . 1 1

T o t a l 6 3 1 0 0 . 0 0

Sumber : Data primer diolah

Page 77: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

72

6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Bagian ini akan memberikan kesimpulan dan saran terkait hasil studi yang telah

dilakukan sebelumnya. Berikut hasil temuan dari studi implementasi pelaksanaan

INATRADE.

1. Sistem INATRADE masih memiliki beberapa permasalahan dan hambatan.

Permasalahan tersebut diantaranya pengguna masih merasa sulit memperoleh informasi

dari situs INATRADE dikarenakan informasi item dokumen tidak tersaji lengkap

sehingga memunculkan perbedaan item dokumen disitus dengan petugas lapangan,

sistem seringkali tidak mengupdate status ijin pemohon sehingga status pengurusan

dokumen menjadi terlambat, dan pengguna belum cukup paham tahapan penggunaan

INATRADE dikarenakan bahasa yang digunakan masih sulit dipahami.

Sedangkan hambatan yang muncul berupa koneksi internet yang lambat disinyalir

menyebabkan sistem INATRADE dianggap sering error, tidak semua pelaku usaha

mengetahui serta menggunakan hak akses sistem INATRADE, dan tidak semua daerah

menggunakan pelayanan satu atap dalam implementasi sistem INATRADE.

2. Sistem INATRADE dibuat untuk memberikan manfaat bagi para penggunanya.

Periode sebelum merepresentasikan responden yang baru pertama kali menggunakan

sistem sedangkan periode sesudah merupakan responden yang telah menggunakan

sistem. Manfaat kemudahan dalam mengakses INATRADE untuk periode sebelum

sebesar 95,16% sedangkan sesudah 84,78%. Manfaat kemudahaan dalam mengecek

atau memonitor ijin untuk periode sebelum sebesar 93,65% atau sesudah sebesar

Page 78: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

73

84,78%. Manfaat kemudahan dalam membantu proses kelengkapan dokumen untuk

periode sebelum sebesar 93,65% dan sesudah 84,78%. Manfaat kemudahan dalam

memberikan layanan prioritas perijinan untuk periode sebelum sebesar 86,44% dan

sesudah 89,36%.

3. Sosialisasi yang dilakukan pihak pengelola INATRADE telah dilakukan dengan baik.

Persepsi responden yang memberikan penilaian sangat baik dan baik cukup tinggi

masing-masing sebesar 9,24% dan 76,47%. Sistem INATRADE sudah diketahui oleh

sebagian besar responden dan responden yang sudah mengetahui sistem tersebut telah

menggunakannya. Ini ditunjukkan dengan mayoritas responden yang menjawab Ya

untuk keduanya masing-masing sebesar 98,32% dan 94,96%. Mayoritas responden

bukan pengguna pertama dari sistem INATRADE. Responden yang menjawab telah

menggunakan lebih dari sekali mencapai 54,62% sedangkan responden yang baru

pertama kali hanya 42,86%.

4. Mayoritas responden merasakan peningkatan manfaat dan terbantu dengan sistem

INATRADE. Responden yang memberikan penilaian sangat bermanfaat dan

bermanfaat masing-masing sebesar 26,89% dan 68,91%. Responden yang memberikan

penilaian sangat terbantu dan terbantu masing-masing sebesar 38,66% dan 57,14%.

Responden yang merasakan peningkatan manfaat dalam bentuk kepraktisan

pengurusan beragam dokumen perjinan cukup besar. Bagi responden yang baru

pertama kali menggunakan INATRADE dan menjawab Ya sebesar 76,47%.

Sedangkan responden yang telah menggunakan INATRADE dan menjawab Ya sebesar

89,23%. Sistem INATRADE belum memberikan keseragaman waktu yang dibutuhkan

Page 79: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

74

oleh pemohon untuk menyelesaikan pengurusan dokumen. Responden memberikan

jawaban selesainya dokumen dalam 3 hari sebesar 35,29%; lebih besar 14 hari sebesar

46,22%; lebih besar 30 hari sebesar 6,72%; dan tidak mengisi sebesar 11,76%.

5. Sistem INATRADE memberikan kemungkinan yang kecil bagi jasa perantara untuk

terlibat dalam pengurusan dokumen . Responden yang menjawab tidak memungkinkan

adanya jasa perantara sebesar 68,91% sedangkan yang masih dan tidak menjawab

masing-masing sebesar 25,21% dan 5,88%.

6. Pengelola sistem INATRADE bisa memperhatikan dan proaktif terhadap komplain

atau pengaduan yang diberikan oleh pengguna. Responden yang memberikan penilaian

sangat baik dan baik terkait respon petugas terhadap pengajuan komplain atau

pengaduan masing-masing sebesar 24,44% dan 64,44%. Responden yang memberikan

penilaian terkait tindak lanjut pengaduan sistem INATRADE untuk kategori

ditindaklanjuti dan ditanggapi masing-masing sebesar 44,44% dan 48,89%.

6.2 Saran

1. Sistem INATRADE perlu mempertimbangkan adanya kegiatan sosialisasi dan

mekanisme pemanduan serta pendampingan terhadap pengguna yang dilakukan secara

massif hingga tingkat daerah atau SKPD teknis.

2. Sistem INATRADE perlu memperbaiki tampilan, pilihan kosakata, dan kinerja karena

masih ada responden yang mengeluhkan sistem sering error, tahapan pengisian masih

berbelit, bahasa yang digunakan sulit dipahami, lokasi pengurusan tidak satu atap, serta

terlalu banyak pihak yang terlibat.

Page 80: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

75

3. Sistem INATRADE sebaiknya memberikan kepastian tidak adanya perantara dalam

pengurusan dokumen yang sudah terkomputerisasi. Masih adanya responden yang

memberikan jawaban kemungkinan adanya pihak ketiga yang ikut andil dalam

membantu kelancaran proses pengurusan dokumen harus dihilangkan.

4. Sistem INATRADE perlu memberikan jaminan kepastian dan ketepatan waktu

terhadap prosedur pengurusan dokumen yang sedang diajukan oleh pemohon. Masih

ada responden yang memberikan penilaian tidak seragam terkait jumlah hari yang

dibutuhkan untuk mengurus dokumen via INATRADE.

Page 81: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

76

DAFTAR PUSTAKA

ASEAN Secretariat. 2005. Agreement to Establish and Implement the ASEAN Single

Window. Kuala Lumpur, 9 December 2005

ASEAN Secretariat, 2006. 8th

Meeting of the ASW Task Force for the ASEAN Single

Window. Technical Guide of ASEAN Single Window and National Single

Windows Implementation (ASW Technical Guide).

ASEAN Secretariat. 2006. Protocol to Establish and Implement The ASEAN Single

Window.

ASEAN Secretariat. 2008. ASEAN Economic Community Blueprint. January 2008

Ditjen Daglu. 2011. Presentasi Dirjen Perdagangan Luar Negeri dalam Rapat Kerja

Kementerian Perdagangan 2011.

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Le, Quang Anh. ASEAN Single Window for Trade Facilitation and ASEAN Integration by

2015. SPECA-ASEAN UNeDOCS Seminar, April 2007

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Pengesahan

Agreement to Establish and Implement the Asean Single Window (Persetujuan

untuk Membangun dan Melaksanakan ASEAN Single Window) beserta Protocol to

Establish and Implement the Asean Single Window (Protokol untuk Membangun

dan Melaksanakan ASEAN Single Window)

Page 82: Executive Summary EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM · PDF fileAgency (GA) yang terkait dengan ekspor dan impor; ... INATRADE dan kelompok responden yang sudah menggunakan INATRADE

77

Term of Refference Single Window (SW) Sistem dalam rangka National Single Window

(NSW) Implementation dan mendukung Joint to ASEAN Single Window (ASW).

Disampaikan pada Penyelenggaraan Workshop Nasional Perumusan dan

Pembahasan SW-Sistem untuk Indonesia. Jakarta, Februari 2007

Sukmadinata, Syaodih Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Susila, Wr., Ernawati M. 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process Untuk

Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian. Informatika Pertanian Volume 16 No. 2

UNECE. 2006. A Roadmap towards Paperless Trade. New York and Geneva: United

Nations Economic Commission for Europe.

UNESCAP. 2002. Trade Facilitation Handbook for the Greater Mekong Sub-region. New

York, NY: United Nations Economic and Social Commission for Asia and the

Pacific.

Warta Bea Cukai Tahun XXXVII Edisi 371 Oktober 2005