evaluasi_diri_aipt_ub_2008

Upload: maruli-silalahi

Post on 11-Jul-2015

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

EVALUASI DIRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2008

EVALUASI DIRIUNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2008

SAMBUTAN REKTORUniversitas Brawijaya (UB) adalah perguruan tinggi negeri yang terletak di Kota Malang, dengan status sebagai universitas negeri melalui Ketetapan Menteri Pendidikan No. 1 tanggal 5 Januari 1963. Sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, keberadaan UB tidak saja bermanfaat bagi Kota Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan, tetapi juga bagi propinsi Jawa Timur maupun negara Indonesia. Selama jangka waktu 46 tahun, UB telah berkembang menjadi universitas dengan reputasi nasional dan internasional. Evaluasi diri secara menyeluruh sampai tataran subsistem organisasi atas dasar isuisu strategis di bidang manajemen, seperti kapasitas perencanaan, kualitas institusi, akuntabilitas, efisiensi, responsibilitas sosial serta keberlanjutan organisasi menunjukkan adanya kemampuan organisasi yang sangat baik untuk tetap terus menjalankan misi dan menggapai visinya. Namun demikian, berbagai upaya pembenahan perlu senantiasa dilakukan untuk menjamin terselenggaranya peran yang lebih nyata di tengah perubahan jaman dan tuntutan masyarakat yang berubah cepat. Disadari bahwa pada saat ini dan di masa yang akan datang, universitas, fakultas dan unit kerja di lingkungan UB tengah menghadapi situasi yang kompleks. Pertama, adanya tuntutan stakeholders akan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas yang tinggi. Kedua, cita-cita pemerintah untuk menjadikan perguruan tinggi sebagai kekuatan moral dalam pembangunan mendorong transformasi menuju tercapainya cita-cita bangsa, sekaligus menjadikan Perguruan Tinggi mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan national competitiveness. Ketiga, kompetisi pendidikan tinggi yang semakin ketat di tengah arus globalisasi. Peningkatan kapasitas dan kemampuan manajerial pada semua tingkatan perlu dipantau dan dievaluasi untuk terus diperbaiki dalam upaya meningkatkan kualitas UB dalam menata masa depan melalui evaluasi diri yang lebih komprehensif dan efektif. Perbaikan dan penataan diri harus terus dipacu agar keinginan untuk membangun dan mengembangkan seluruh komunitas UB dapat segera tercapai sesuai dengan sasaran yang diinginkan. Secara pribadi saya, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada segenap pihak yang telah terlibat dalam persiapan dokumen evaluasi diri sebagai pendukung Akreditasi Institusi. Saya juga sangat menghargai partisipasi segenap elemen universitas dan dukungan mereka dalam mengembangkan institusi ini.

Malang, 1 Nopember 2008 Rektor,

Prof. Dr.Ir. Yogi Sugito

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

i

DAFTAR ISI

SAMBUTAN REKTOR.................................................................... I DAFTAR ISI...............................................................................II RANGKUMAN............................................................................. V PELAKSANAAN EVALUASI DIRI..................................................VII BAB I LATAR BELAKANG......................................................................1Sejarah ........................................................................................................1 Nilai dan Sikap Dasar ....................................................................................2 Visi ..............................................................................................................2 Misi ..............................................................................................................2 Rencana Strategis..........................................................................................3 Bidang Organisasi dan Manajemen.................................................................3 Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan..........................................................4 Bidang Penelitian..........................................................................................4 Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat..........................................................4 Bidang Kerjasama Institusional......................................................................4 Bidang Penunjang Penyelenggaraan Universitas Brawijaya..............................4 Beberapa Upaya Peningkatan Kinerja dan Prestasi UB ....................................4 Persiapan Otonomi PT....................................................................................6

BAB II EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU. 8Program Akademik........................................................................................8 Penelitian....................................................................................................14 Pengabdian Kepada Masyarakat...................................................................16

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

ii

Sistem Penjaminan Mutu..............................................................................17

BAB III EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI..................21Keuangan....................................................................................................21 Sumber Daya Manusia (SDM)........................................................................25 Fasilitas......................................................................................................29 Sarana dan Prasarana..................................................................................33

BAB IV PENCAPAIAN DAN PERMASALAHAN...........................................44 BAB V INDIKATOR KINERJA.................................................................51

LAMPIRAN TABEL.....................................................................56

LAMPIRAN GAMBAR.................................................................91

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

iii

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

iv

RANGKUMANUniversitas Brawijaya (UB) terus melakukan evaluasi diri secara periodik untuk mempelajari kemajuan yang telah dicapai dan kendala yang dihadapi untuk membuat rencana pengembangan selanjutnya secara tepat. Hal ini menjadi sangat penting dengan perubahan dunia yang pesat belakanganan ini yang memberikan peluang dan tantangan. Karena itu evaluasi diri pada kesempatan ini dilakukan secara komprehensif, selain untuk memenuhi kepentingan AIPT (Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi), tetapi juga untuk kepentingan pengembangan UB menuju Entrepreneurial University dan World Class University sebagai perwujudan dari visi dan misi UB. Momentum dalam perjalanan panjang UB selama lebih dari 45 tahun sejak ditetapkan sebagai universitas negeri pada 5 Januari 1963. Analisis evaluasi diri dibuat secara komprehensif dengan penerapan metode BSC (Balanced Scorecard) khususnya dalam pemetaan posisi UB berdasarkan faktor internal dan eksternal. Hasil evaluasi disajikan secara sistematis dengan harapan informasi yang disajikan mengalir secara lancar. Penyajian diawali dengan informasi dasar (sejarah UB, Nilai dan Sikap Dasar, visi, misi, rencana strategis), dan informasi tentang upaya peningkatan kinerja dan prestasi UB yang menjelaskan antara lain persiapan otonomi UB. Kemudian diikuti dengan informasi utama hasil evaluasi yang meliputi (i) Bidang Akademik dan Penjaminan Mutu, (ii) Evaluasi Kinerja Manajemen Perguruan Tinggi, (iii) Pencapaian dan Permasalahan, dan (v) Indikator Kinerja. Hasil evaluasi bidang akademik dan penjaminan mutu sudah menunjukkan ragaan yang sangat baik dalam proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kerja keras tentu saja diperlukan untuk pengembangan selanjutnya khususnya dalam penerapan blended learning dan peningkatan publikasi internasional dari hasil penelitian, untuk meningkatkan kompetensi lulusan serta untuk mencapai peringkat yang lebih tinggi dalam World Class University yang baru-baru ini menempatkan UB pada posisi 500+ THES QS World University Rankings (versi Time Higher Education Suplement) bersama-sama 7 perguruan tinggi di Indonesia. Hasil evaluasi kinerja manajemen menunjukkan antara lain bahwa porsi PNBP menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun 2003 ke tahun 2004 sebesar 122,92%, sedangkan sampai dengan tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 326,64%. Hal ini menjadi suatu potensi dari UB dalam penggalangan dana masyarakat meskipun porsi PNBP-Akademik (yang dipungut dari mahasiswa) rata-rata masih 60,8% dari total PNBP. Bagaimanapun juga, UB telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pendanaan dari dana hibah kompetisi, seperti A3, TPSDP, I-MHERE, INHERENT, dan lainnya. Hasil evaluasi Pencapaian dan Permasalan dengan metode BSC dengan arahan dari strategi pengembangan otonomi UB menunjukkan posisi UB yang sangat baik. Kenyataan ini ditunjukkan dari hasil penilaian parameter pemetaan yang terdiri dari (i) Perspektif Keuangan, (ii) Perspektif Stakeholders, (iii) Proses Internal, dan (iv) Inovasi (Learning & Growth). Berdasarkan penilaian indikator ragaan kunci atau KPI (Key Performance Indicator), UB berada pada posisi agresif dengan pengertian kekuatan yang tinggi dapat mengatasi kelemahan internal UB, dan peluang yang tinggi dapat mengatasi ancaman ekternal UB. Selanjutnya akan membawa pada pemilihan indikator kinerja (KPI) yang disajikan pada bagian akhir yang dapat dibagi dua yaitu KPI upaya (input) yang mencakup proses/program (Tabel 5.1), dan KPI luaran (output). Secara keseluruhan, UB telah menempatkan diri sebagai suatu universitas yang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang, UB mempunyai modal pada posisi agresif untuk perkembangan selanjutnya, baik dalam pengembangan Entreprenurial University maupun dalam upaya menjadi suatu universitas peringkat atas dalam World Class University. Ini tentu memerlukan kerja keras dan komitmen dari semua warga UBAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

v

serta dukungan dari masyarakat khususnya pemerintah. Dukungan pemerintah yang diharapkan pada tahap awal berhubungan dengan perubahan status pengelolaan UB menjadi organisasi otonom, dalam hal ini menjadi Badan Hukum Pendidikan, yang sudah disetujui oleh Dirjen Dikti dan Badan Layanan Umum, yang telah mendapatkan persetujuan Mendiknas.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

vi

PELAKSANAAN EVALUASI DIRIPelaksanaan evaluasi diri (ED) merupakan bagian dari sistem tata kelola di UB. ED dilakukan oleh tim yang bekerja secara profesional, terdiri atas unsur BAPSI, BAU, BAAK ditambah beberapa dosen yang berasal dari beberapa fakultas, pimpinan unit kerja lain, unsur mahasiswa dan external stakeholders (alumni dan mitra kerja). Dengan demikian evaluasi diri yang merupakan kegiatan rutin sejak tahun 2002 di bawah koordinasi Pembantu Rektor-I dapat dilakukan secara komprehensif. Evaluasi diri dipakai sebagai pertimbangan dalam Renstra, Program Kerja Rektor, serta berbagai kegiatan yang terkait dengan pengembangan institusi, antara lain: usulan menjadi BHMN, usulan BLU, serta berbagai pengajuan pendanaan kompetitif untuk pengembangan institusi seperti I-MHERE, TPSDP, PHK Institusi, JBIC, dan kepada pihak-pihak penyandang dana lain baik swasta maupun pemerintah, di dalam dan di luar negeri. Proses evaluasi diri dilakukan dengan kegiatan pengumpulan data terkonsolidasi dan DSS (Decision Support System), yang juga dilampirkan dalam dokumen portofolio AIPT. Disamping itu, data lain didapatkan dari berbagai sumber yang tersedia di dalam kampus, baik yang tersedia dalam berbagai dokumen maupun hasil survai. Analisis dilakukan dengan metode Balanced Scorecard (BSC), SWOT Analysis dan dikembangkan dengan mengacu pada berbagai isu strategis dan isu utama yang menjadi perhatian dalam pengembangan universitas dan untuk peningkatan kualitas. Indikatorindikator kinerja ditentukan dengan melihat tingkat kepentingan indikator. Target-target capain dilakukan dengan perkiraan atas perkembangan dan perencanaan yang ada serta mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) universitas dan hasil monevnya setelah satu tahun terimplementasi.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Evaluasi Diri

|

vii

BAB I LATAR BELAKANGSejarahUniversitas Brawijaya (UB) adalah lembaga pendidikan tinggi negeri yang terletak di kota Malang, Jawa Timur. Didirikan pada tahun 1957 sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta dengan dua fakultas yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi sebelum diubah statusnya menjadi Universitas Negeri melalui Ketetapan Menteri Pendidikan No. 1 tanggal 5 Januari 1963. Untuk mempersiapkan diri menjadi universitas negeri, pada tahun 1961 jumlah fakultas ditambah menjadi empat fakultas. Dua fakultas tambahan tersebut adalah Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (saat ini menjadi Fakultas Ilmu Administrasi) serta Fakultas Pertanian. Pada tahun 1963, jumlah fakultas bertambah dua lagi, yaitu Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (saat ini menjadi Fakultas Peternakan) dan Fakultas Teknik. Fakultas yang didirikan setelah berstatus sebagai universitas negeri adalah, Fakultas Kedokteran (1974), Fakultas Perikanan (1982), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (1994), Fakultas Teknologi Pertanian (1998) dan Fakultas Ilmu Sosial (2008). Pada saat ini UB memiliki 11 fakultas dan 1 program yang melaksanakan program pendidikan, baik akademik, profesi maupun vokasi. Pada program akademik terdapat 44 program studi strata satu (S-1), 22 program studi strata 2 (S2) dan 10 program strata tiga (S3). Sedangkan pada program pendidikan profesi terdapat 8 program dokter spesialis-I (Sp-1), dan 4 program Doube Degree, serta program vokasi 2 program diploma tiga (D-III). Sejarah universitas tersebut menunjukkan perkembangan yang dapat ditafsirkan sebagai perubahan yang merupakan respon universitas terhadap tuntutan masyarakat. Berbagai upaya untuk mewujudkan visinya telah membuahkan hasil antara lain bekerjasama dengan berbagai pihak. Kerjasama dengan Keio University di Jepang telah berhasil dikembangkan sistem pembelajaran dengan cara distance learning melalui satelit. Kegiatan semacam ini berdampak keluar antara lain diadopsi oleh SEAMOLEC untuk pengembangan sistem pembelajaran tingkat Asia, serta ditunjuknya UB oleh Ditjen Dikti bersama-sama 7 PTN di Indonesia yang terletak di ibukota propinsi sebagai Simpul Daerah di bidang Teknologi Informasi Pendidikan Tinggi. Selain itu, Fakultas Ilmu Administrasi bersama-sama UI, ITB, dan UGM bekerjasama dengan perguruan tinggi di Jepang mulai tahun akademik 2006/2007 oleh BAPPENAS ditunjuk untuk menyelenggarakan double degree program Business Administration. Sejak tahun 2007 UB menyelenggarakan double degree di bidang ilmu peternakan, perikanan, bioteknologi dan teknologi pertanian bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Thailand dan Jepang dengan dana berasal dari Departemen Pendidikan Nasional. Kerjasama UB dengan University of Kentucky telah berangsung sejak tahun lalu sampai tahun 2009 dalam rangka mempersiapkan kelas internasional. Kegiatan kerjasama ini didanai oleh USAID. Fakultas Peternakan UB bekerjasama dengan Louisiana State University USA dan pemerintah Kabupaten Pasuruan, memperoleh bantuan dana hibah untuk menghasilkan sapi potong yang dagingnya berkualitas setara daging sapi Brahman.Ternyata aktivitas ini berdampak secara nasional sehingga UB dipercaya oleh Kementrian Riset dan Teknologi sebagai koordinator Riset Unggulan Nasional (RUSNAS) di bidang ternak sapi. Bekerjasama dengan International Center for Agroforestry (ICRAF) dan lembaga lembaga penelitian di luar negeri, Fakultas Pertanian melakukan berbagai aktivitas penanganan agroforestry baik di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian baik di forum nasional maupun internasional UB sudah memiliki reputasi yang memadai. Hal ini menunjukkan hasil kerja penyelenggaraan universitas yang sangat baik. Saat ini UB memiliki cita-cita (visi) ingin menjadi universitas kelas dunia, yang berarti harus mampu mempersiapkan diri terhadap medan persaingan dalam skala yang lebih luas.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

Evaluasi

1

Perubahan tatanan masyarakat yang disertai dengan perubahan keperluan jenis layanan pendidikan yang sangat intensif serta tuntutan terhadap penyelenggaran pendidikan yang berkualitas, menunjukkan semakin tingginya tingkat kesulitan dalam menyelenggarakan universitas. Semua ini mengharuskan adanya respon perubahan kinerja organisasi sesuai dengan tuntutan saat ini. Perubahan kinerja organisasi akan dapat berjalan dengan baik apabila organisasi tersebut memiliki otonomi dalam pengelolaannya. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi sebuah perguruan tinggi yang otonom pada tanggal 67 Februari 2006 diselenggarakan Sarasehan UB Menatap Masa Depan. Persetujuan Senat UB untuk menjadi lembaga yang otonom telah diberikan pada 11 Desember 2004. Setelah melalui proses yang cukup lama akhirnya keluar surat dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No. 4022/D/T/2007 tanggal 29 Nopember 2007 bahwa usulan UB menjadi BHMN sudah memenuhi syarat dan akan diproses lebih lanjut menunggu terbitnya Undang Undang Badan Hukum Pendidikan. Namun demikian karena permasalahan Perundangan tentang BHMN yang tidak kunjung selesai, maka melalui Rapat Pleno Senat pada 17 Maret 2008, menetapkan UB untuk membuat usulan menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang telah memliki dasar hukum yang lebih jelas. Pada dasarnya, usulan ini merupakan upaya UB memperoleh status hukum sebagai Badan yang lebih otonom khususnya dalam pengelolaan keuangannya. Saat ini usulan UB sudah mendapatkan persetujuan Mendiknas melalui surat No 147/MPN/KU/2008 tanggal 6 Oktober 2008 dan telah diterima oleh Menkeu untuk diproses lebih lanjut.

Nilai dan Sikap DasarDalam melaksanakan kegiatannya sivitas akademika wajib menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai: a. b. c. d. e. f. g. Ketuhanan Etika, moral, keadilan, kejujuran, kearifan dan pengabdian terbaik Keunggulan, kreativitas, inovatif, dinamis serta efisien Kepeloporan, kemandirian, dan bertanggung jawab Keterbukaan, manusiawi, berwawasan nasional dan global Aktualisasi nilai-nilai filosofis Pancasila, UUD 1945 serta hakikat penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilandasi Ilmu amaliah, Amal ilmiah. Mengacu pada prinsip-prinsip organisasi yang sehat dan otonom melalui programprogram yang berkelanjutan, transparan, akuntabel dan mampu meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa

VisiMenjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam pembangunan bangsa melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Misia. Membangkitkan kekuatan moral dan kesadaran tentang keberadaan penciptaan alam oleh Tuhan YME dan sadar bahwa setiap kehidupan mempunyai hak untuk dihargai. b. Menyelenggarakan proses pendidikan agar peserta didik menjadi manusia yang berkemampuan akademik dan/atau professional yang berkualitas serta berjiwa entrepreneur.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

Evaluasi

2

c.

Melakukan pengembangan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora dan seni, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.

Rencana StrategisRencana Strategis lima tahun untuk pengembangan universitas mulai tahun 2006 sampai 2011 (RENSTRA 2006-2011) merupakan hasil kerja tim yang diketuai oleh Pembantu Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama (PR IV),dengan anggota wakil wakil dari Lembaga, Pimpinan Fakultas, Senat UB, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa. Rapat pleno Senat UB mengesahkan Renstra UB 2006-2011 pada tanggal 16 Desember 2006 setelah melalui beberapa kali revisi. Tantangan, peluang dan perubahan dalam tatanan masyarakat serta lingkungan secara umum merupakan faktor yang selalu diperhitungkan dalam penyusunan Rencana Strategis tersebut. Disadari bahwa pada saat ini dan di masa berikutnya, universitas, fakultas dan unit kerja di lingkungan universitas tengah menghadapi situasi yang kompleks. Pertama, adanya tuntutan stakeholders akan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas yang tinggi. Kedua, cita-cita pemerintah untuk menjadikan Lembaga Pendidikan Tinggi sebagai kekuatan moral dalam mendorong transformasi menuju tercapainya cita-cita bangsa, sekaligus menjadikan Lembaga Perguruan Tinggi yang mampu memberikan kontribusi dalam penciptaan national competitiveness. Ketiga, kompetisi pendidikan tinggi yang semakin ketat di tengah arus globalisasi. Untuk itulah pembenahan internal manajemen dirasakan sangat mendesak dan merupakan bagian yang diprioritaskan untuk dibenahi dalam kurun waktu 2-3 tahun ke depan. Berbagai prestasi telah diraih, baik dari prestasi mahasiswa, prestasi dosen, prestasi lulusan dan alumni, prestasi di bidang penelitian, prestasi di bidang kerjasama internasional, maupun prestasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Peran UB dalam kancah nasional dan internasional juga sangat membanggakan, misalnya dalam pengembangan ilmu dan teknologi, pemberdayaan masyarakat, penyebarluasan hasil penelitian, pengembangan ilmu dan teknologi, serta perannya dalam menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dalam rangka mensejajarkan dirinya di tingkat internasional dan mewujudkan peran perguruan tinggi dalam pembangunan bangsa, UB telah mencanangkan menjadi entrepreneurial university berstandar internasional pada tahun 2007 yang lalu. Dengan demikian, dalam era mendatang, diharapkan UB dapat menjadi salah satu universitas negeri dari Indonesia yang bertaraf dunia dan benar-benar dapat membantu pembangunan bangsa melalui lulusan yang berkualitas dan berjiwa entrepreneur serta IPTEK baru yang bermanfaat bagi pembangunan. Pembenahan pengelolaan dan modernisasi fasilitas pendidikan terus diupayakan untuk mewujudkan visi dan misi UB. Analisis lingkungan menunjukkan bahwa UB dalam strateginya dapat menempuh jalan agresif. Artinya, diperlukan pembenahan pengelolaan UB guna mendukung strategi yang akan dijalankan guna memenangkan persaingan di tingkat global. Salah satu yang dapat dilakukan adalah perubahan menuju fleksibilitas pengelolaan keuangan dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Hal ini dimungkinkan dengan perubahan status pengelolaan UB menjadi Badan Layanan Umum. Penyusunan dokumen Renstra UB adalah suatu upaya untuk memperoleh gambaran dari suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Dokumen ini akan menjadi arah pengelolaan dan pengembangan UB dalam kurun 5 tahun mendatang. Berikut adalah garis besar rincian Rencana Strategis yang berupa langkah-langkah strategis yang digolongkan dalam enam bidang garapan: Bidang Organisasi dan Manajemen (1) (2) Pengembangan Otonomi Pengelolaan Penyehatan OrganisasiAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

3

Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan (1) (2) (3) (1) (2) Pengembangan Pendidikan bertaraf internasional Peningkatan Kesejahteraan, Prestasi dan Soft Skill Mahasiswa Peningkatan Peran Alumni

Bidang Penelitian Peningkatan Sinergi Riset dibawah Payung Penelitian Pemanfaatan Hasil Penelitian untuk Pemenuhan Kebutuhan Industri dan Masyarakat melalui Inkubator Bisnis (3) Peningkatan Publikasi Ilmiah bertaraf Internasional (4) Pengembangan Manajemen Penelitian (5) Meningkatkan Pendapatan Institusi Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (1). Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat (2). Peningkatan Kerjasama Masyarakat untuk Pendidikan dan Penelitian Bidang Kerjasama Institusional (1). Peningkatan Kerjasama dengan Institusi Pemerintah dan Swasta (2). Internasionalisasi. Bidang Penunjang Penyelenggaraan Universitas Brawijaya (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tertib Administrasi dan Peningkatan Mutu Layanan Peningkatan Pengelolaan Anggaran dan Aset Pengembangan kuantitas dan kualitas SDM Peningkatan Jumlah dan Mutu Sarana dan Prasarana Peningkatan Kesejahteraan Dosen dan Tenaga Administrasi Peningkatan Keamanan, Kenyamanan, dan Keindahan Kampus

Beberapa Upaya Peningkatan Kinerja dan Prestasi UBMewujudkan pelayanan prima merupakan tekad UB sebagai Center of Excellent. Selain diwujudkan dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, pelayanan prima juga senantiasa diwujudkan melalui penyediaan layanan akademik dan administratif yang berkualitas, cepat, dan selalu seuai dengan tuntutan atau kebutuhan stakeholders. Muara dari pelayanan prima ini adalah kepuasan stakeholders UB yang meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, pengguna lulusan, serta pengguna hasil penelitian dan pengabdian masyarakat. Meskipun demikian, disadari bahwa kualitas pelayanan prima terutama di era global ini membutuhkan pendanaan yang tinggi. Pendanaan pemerintah yang terbatas bagi perguruan tinggi telah menyebabkan perguruan tinggi harus lebih kreatif dan sekaligus mengembangkan perencanaan strategis yang realistis, logis, dan sistematis dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini anggaran UB telah naik dua kali lipat, dari Rp. 190 Milyar pada tahun 2005 menjadi Rp. 362 Milyar pada tahun 2007. Selain itu, peningkatan pelayanan prima juga membutuhkan fleksibilitas pengelolaan keuangan, yang dibutuhkan agar UB mampu menghadapi dinamika persaingan yang cepat. UB sebagai universitas yang terbesar di kota Malang tentu menjadi harapan utama untuk mendukung realisasi kota Malang sebagai kota pendidikan bertaraf internasional. Hal ini dapat terwujud antara lain karena prestasi UB, baik ditingkat nasional maupun internasional. Berbagai kerjasama yang dijalin dengan lembaga di luar negeri menyebabkan banyaknya aktivitas yang berskala internasional. Kerja sama tersebut meliputi baik di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Di bidang pendidikan, Fakultas Kedokteran UB telah diakreditasi oleh Pemerintah Malaysia bersama sama 11 PTN di Indonesia untuk dapatAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

4

menerima mahasiwa Malaysia untuk belajar Ilmu Kedokteran. Untuk mengembangkan pendidikan entrepreneurship, UB bekerja-sama dengan Universitas Waseda di Jepang dengan sponsor Japan Bank for International Cooperation (JBIC) mengembangkan program pendidikan enterpreneurship untuk perguruan tinggi level ASEAN. Sebelumnya, UB dipercaya oleh Badan Litbang Depdiknas menjadi koordinator pengembangan inkubator bisnis untuk acuan pengembangan program inkubator bisnis bagi 22 PTN. UB juga bekerja sama dengan Louisiana State University dan Pemerintah Kabupaten Pasuruan melakukan aktivitas penelitian Usaha Peternakan (sapi potong) aliansi dengan dana hibah dari USDA. Diharapkan di masa mendatang dari propinsi Jawa Timur akan dihasilkan sapi potong yang kualitas dagingnya setara dengan daging sapi Brahman dari USA. Selain itu, bekerjasama dengan Internasional Center For Research on Agroforestry (ICRAF) Fakultas Pertanian UB menangani permasalahan Agroforestry baik di Indonesia maupun di dunia internasional. Kerjasama institusional yang sama juga telah dibangun oleh unit-unit kerja di lingkungan UB. Mulai tahun 2007 telah dijalin kerjasama dengan University of Kentucky untuk mempersiapkan kurikulum yang berstandar internasional. Berbagai program kegiatan tersebut menunjukkan aktivitas UB yang nyata dalam beberapa tahun terakhir yang dapat menjadi modal bagi pengembangan universitas selanjutnya. Dengan demikian kerjasama-kerjasama yang bersifat institusional ini dapat memberikan benefit atau keuntungan yang nyata pada institusi. Beberapa kerjasama non-institusional khususnya yang dilakukan oleh masing-masing dosen secara individu, dipandang sebagai bagian awal dari rintisan kerjasama institusi. Universitas akan menginventarisir seluruh kegiatan ini, dan menjadikannya bagian dari praktek baik sivitas akademika yang akan ditindak-lanjuti dan diformalisasikan sebagai kegiatan institusi untuk memperbesar dampaknya bagi kinerja institusi. Selain itu, sebagai upaya termasuk mengalokasikan dana yang cukup besar untuk meningkatkan kinerja universitas telah dilakukan agar dapat meningkatkan daya saing, antara lain: a. Kelas khusus berbahasa Inggris telah dibuka dibeberapa fakultas, misalnya Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Administrasi. Sedangkan di fakultasfakultas lain baru pada beberapa matakuliah atau dalam seminar. Program Double Degree bekerjasama dengan beberapa universitas terkemuka di Thailand, Jepang atas sponsor JBIC, serta Belanda, Australia, dengan sponsor BKLN Depdiknas dan Bappenas. Kerjasama dengan Keio University sejak tahun 2001 terus dilaksanakan Distance Learning melalui satelit dengan frekwensi dan topik yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Memberikan insentif bagi dosen yang hasil penelitiannya dimuat di jurnal internasional, dan buku teks. Untuk meningkatkan kualitas dosen, telah dialokasikan dana sebesar 15 Milyar Rupiah per tahun berasal dari dana PNBP untuk studi lanjut dosen (S2 dan S3) serta sebagian untuk studi lanjut tenaga administrasi (S2) Untuk pengembangan kemampuan dosen, UB juga telah menganggarkan bantuan dana bagi dosen yang mempresentasikan hasil-hasil penelitiannya dalam seminar internasional baik di dalam negeri maupun luar negeri dan juga untuk kursus berbahasa Inggris, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu juga ada alokasi pendanaan untuk kegiatan training.

b.

c.

d. e.

f.

Berikut adalah beberapa contoh keberhasilan sivitas akademika yang diukur dengan tercapainya berbagai prestasi nasional dan internasional: a. Website UB (www.brawijaya.ac.id) memperoleh peringkat ke-3 di bawah ITB dan UGM (berdasarkan penilaian Ditjen Dikti berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti dalam surat nomor 3373/D/T/2006 tentang pemenang Website, tertanggal 4 September 2006),Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

5

b.

Awal tahun 2007, UB masuk ke dalam rangking 41 Asia Tenggara menurut Webromatics Ranking of World Universities (www.webromatics.info) dan di Indonesia merupakan universitas urutan ke 5 setelah ITB, UGM, UI, Universitas Kristen Petra. Tahun 2008 UB masuk dalam ranking 500+ menurut THES QS World University Rankings. (Versi Time Higher Education Suplement) bersama-sama 7 perguruan tinggi di Indonesia. Sejak tahun 2002 sampai dengan April 2007, sebanyak 67 orang mahasiswa UB telah mengikuti berbagai kegiatan di Universitas Luar Negeri di berbagai benua, Asia, Afrika, Eropa dan Australia. Bahkan pada tahun 2004-2005 salah satu dari mahasiswa UB terpilih menjadi Vice President dari International Association for Agricultural Student (IAAS) dan tinggal di Brussel, Belgia. Satu orang mahasiswa UB dari FMIPA menjadi Finalis ISOM International dalam The 11th International Scientific Olympiade on Mathematics (ISOM) tanggal 12-14 Juli 2006 di Teheran, Iran. Dalam forum lomba robot tahun 2007 ini mahasiswa UB telah berhasil memperoleh predikat juara I. Di dalam forum PIMNAS, mahasiswa UB tidak pernah absen dari perolehan medali. Kontingen UB selalu menduduki peringkat juara dan memperoleh medali emas kecuali ketika di selenggarakan di Malang justru saat itu prestasi kontingen UB paling rendah. Prestasi meningkat lagi ketika kontingen UB pada PIMNAS tahun 2004 di Bandung dengan 11 emas dan tiga perak serta 6 perunggu. Prestasi tertinggi dicapai tahun 2008, di mana UB mampu meraih Juara Umum dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNASXXI). Dengan demikian, baik di forum nasional maupun internasional UB sudah memiliki reputasi yang sangat memadai. Hal ini menunjukkan hasil kerja penyelenggaraan universitas selama ini. Saat ini universitas memiliki cita-cita (visi) ingin menjadi universitas kelas dunia yang berarti harus mampu mempersiapkan diri terhadap medan persaingan dalam skala yang lebih luas. Perubahan tatanan masyarakat yang disertai dengan perubahan keperluan jenis layanan pendidikan yang sangat intensif serta tuntutan terhadap penyelenggaran pendidikan yang berkualitas, mengharuskan adanya perubahan terutama bila mengingat semakin tingginya tingkat kesulitan dalam menyelenggarakan universitas.

c.

d.

e.

f.

Persiapan Otonomi PTDalam rangka mempersiapkan diri menjadi sebuah Perguruan Tinggi yang otonom, sejak tahun 2002 telah dibentuk Tim Persiapan Otonomi dan ditindak lanjuti dengan melakukan studi banding ke empat Perguruan Tinggi yang telah otonom, yaitu UGM, UI, ITB dan IPB. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain, yaitu mengundang para pakar dari IPB dan UGM untuk berbicara dalam workshop, mengundang Dirjen Dikti untuk memberikan penjelasan kepada sivitas akademika UB, sosialisasi oleh Tim Persiapan ke fakultas-fakultas termasuk lembaga kemahasiswaan, pada saat memperingati Dies Natalis UB yang ke 43 pada tanggal 6-7 Februari 2006 diselenggarakan Sarasehan UB Menatap Masa Depan, mengundang Rektor IPB untuk berbicara tentang otonomi PT di depan para pimpinan universitas dan fakultas serta para Guru Besar dan para pimpinan mahasiswa pada Mei 2007 serta mengundang Dirjen Dikti pada bulan Juni 2007 dalam rangka persiapan otonomi dan sosialisasi UB untuk menuju otonomi PT. Persetujuan Senat UB untuk menjadi lembaga yang otonom diberikan pada 11 Desember 2004. Usulan ke Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi telah mengalami revisi sebanyak 5 kali dan telah dikunjungi oleh tim dari komisi BHMN Dewan Pendidikan Tinggi. Melalui surat Dirjen Dikti No. 4022/D/T/2007 tanggal 29 Nopember 2007 UB telah memenuhi syarat sebagai PTBHMN tetapi pelaksanaannya menunggu disahkannya UUBHP oleh DPR-RI. Mengikuti perkembangan kebijakan yang ada, dan sesuai arahan Depdiknas dan DEPKEU, maka UB pada saat ini telah mengajukan proposal untuk berubah status menjadi BLU, yang dipandang sebagai suatu langkah strategis dalam proses menuju otonomi kampus.Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

6

Dalam rangka menyongsong perubahan menjadi PT Otonom, UB melakukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut: a. Pembenahan disertai dengan pengkajian sistem manajemen dengan dukungan pendanaan Bank Dunia melalui project I-MHERE. Saat ini hal yang sudah berhasil diperoleh adalah konsep AD dan ART. Hal-hal lain yang menyangkut sistem pelaksanaan manajemen yang meliputi keuangan, akademik, aset, dan lain sebagainya, dan peningkatan kapasitas sistem informasi masih dalam tahapan policy study yang di harapkan akan selesai akhir 2008. Beberapa pembenahan yang telah dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi manajemen, misalnya penyatuan lembaga penelitian dengan pengabdian masyarakat, penghapusan progrm studi yang memiliki peminat yang sangat sedikit dan menyatukan beberapa program studi menjadi program studi yang lebih umum (progran studi di Fakultas Peternakan dan Fakutas Pertanian). Namun demikian, berbagai inefisiensi masih saja terjadi dan perlu perbaikan, misalnya inefisiensi di dalam manajemen aset maupun proses pembelajaran dan efisiensi kurikulum dengan perampingan jumlah mata kuliah. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu dengan mengembangkan Pusat Jaminan Mutu dan seluruh prosedur mutu. Penerapan sistem penjaminan mutu ini sudah mulai dilaksanakan dari tingkat universitas sampai jurusan. Saat ini UB berusaha mendata dan mengurus sertifikat tanah atas seluruh aset tanah. Pembenahan masih di perlukan untuk sistem air, kelistrikan, telepon, jaringan internet, maupun tempat parkir, kantin dan seluruh infrastruktur jasa. Pemanfaatan fasilitas laboratorium, kelas dan ruang-ruang lain masih masih belum di dukung sistem database yang memadai. Program I-MHERE mengembangkan kajian untuk dasar kebijakan yang antara lain akan berusaha menyelesaikan permasalahan manajemen aset seperti tersebut di atas. Membentuk manajemen teknologi informasi yang terintegrasi untuk mengkoordinasikan sistem teknologi informasi yang ada di UB. Untuk ini UB memperoleh dukungan pendanaan INHERENT K-1 dan telah di tunjuk oleh Ditjen Dikti sebagai titik simpul sistem jaringan internet perguruan tinggi nasional bagi perguruan tinggi di sekelilingnya. Dikombinasikan dengan sumber daya yang ada dan program inherent, implementasi riil terciptanya e-campus secara utuh akan dapat dicapai pada tahun 2008 ini. Membentuk lembaga koordinasi kegiatan bisnis dan layanan masyarakat beserta seluruh infrastruktur dan fasilitas yang di perlukan. Lembaga ini akan mengkoordinasikan seluruh kegiatan bisnis universitas baik bersifat akademik maupun non akademik untuk kepentingan memperoleh dana di luar SPP dan subsidi pemerintah. Membentuk Inkubator Bisnis yang berperan untuk mengkaji dan memasarkan teknologi baru hasil riset dosen dan mahasiswa menjadi unit bisnis dalam skala produksi. Mengangkat staf Rektor dan staf Pembantu Rektor yang mengacu kepada struktur organisasi PT BHP-MN. Mengajukan perubahan status menjadi PK-BLU yang saat ini sudah mendapat persetujuan Mendiknas.

b.

c.

d.

e.

f. g. h.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

Evaluasi

7

BAB II EVALUASI PROGRAM AKADEMIK DAN SISTEM PENJAMINAN MUTUProgram AkademikSebagai sebuah lembaga pendidikan yang bersifat pelayanan publik, UB memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki kompetensi, daya saing, kreatif serta inovatif. Lulusan yang berkualitas diharapkan mampu berperan dalam pembangunan dan pemberdayaan masayarakat baik dalam kancah nasional maupun internasional. Hal ini merupakan perwujudan dari visi dan misi yang telah dicanangkan UB. Lulusan yang berkualitas dipengaruhi oleh berbagai faktor utama, yaitu kualitas input (mahasiswa yang masuk) dan kualitas proses (meliputi dosen, sarana prasarana, dan sistem yang mendukung). Dengan demikian faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan secara seksama dan secara berkelanjutan dievaluasi untuk dapat memberikan umpan balik dalam upaya peningkatan kualitas yang ingin dicapai. Sebagai sebuah institusi dengan kegiatan utama akademik maka salah satu aspek penting dalam kegiatan universitas adalah sistem penerimaan mahasiswa baru. Disadari bahwa kualitas dan kuantitas mahasiswa baru berperan cukup signifikan dalam kegiatan penyelenggaraan universitas. Kualitas mahasiswa baru yang tinggi akan berdampak pada kualitas penyelanggraan Tridharma. Sedangkan kuantitas yang memadai akan ikut menentukan keberlangsungan universitas serta dalam implementasi tanggung jawab sosial dalam kaitannya dengan aspek pemerataan kesempatan belajar dan efisiensi penyelenggaraan perguruan tinggi itu sendiri. Untuk dapat menjamin kualitas proses penerimaan mahasiswa baru, maka ketersediaan perangkat pengelolaan merupakan hal yang penting. Sistem penerimaan mahasiswa baru tersusun atas dokumen-dokumen MP, ketersediaan sistem perangkat lunak yang memadai, ketersediaan sumber daya manusia dan perangkat. Dukungan sistem informasi dalam proses penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari tersedianya sistem pendaftaran dan pengumuman penerimaan. Dalam rangka perluasan akses masyarakat dan peran universitas dalam perluasan kesempatan belajar, pola penerimaan mahasiswa baru melalui berbagai jalur penerimaan telah dilakukan. Pada sisi lain penjaminan kualitas mahasiswa baru diterapkan dengan penetapan kriteria dan mekanisme seleksi yang memadai. Dengan pola yang ada nampaknya sampai saat ini secara efektif telah dapat menjamin mutu, ekuitas dan aksesibilitas. Dengan dukungan website yang ada akses lulusan SMA untuk dapat mengetahui dan mendaftar di UB menjadi tidak terbatas. Terlebih dengan telah semakin mudahnya akses internet di berebagai sekolah lanjutan seiring dengan kebijakan pemanfaatan TI di sekolah. Sistem pendaftaran dengan memanfaatkan jaringan perbankan yang dikembangkan memungkinkan lulusan-lulusan SLTA di seluruh Indonesia secara mudah mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru UB. Sosialisasi dan promosi aktif yang dilakukan secara rutin oleh universitas, fakultas, jurusan dan staf ke berbagai daerah dan sekolah memberikan daya dorong dalam perluasan aksesibilitas penerimaan mahasiswa baru. Keterlibatan dalam sistem penerimaan mahasiswa baru secara nasional yang diselenggarakan antar perguruan tinggi semakin memperluas kesempatan belajar di UB. Namun demikian promosi dalam bentuk berita kemajuan UB (pendidikan, penelitian dan pengabdian) melalui jalur media masa masih perlu ditingkatkan untuk semakin memperkuat brand image UB sebagai universitas yang berkualitas. Pola seleksi yang telah berjalan bertahun-tahun telah menunjukkan standar mutu penerimaan yang cukup baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Aspek kualitas dan kuantitas penerimaan mahasiswa baru dapat dilihat dari data calon mahasiswa dan mahasiswa yangAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

8

diterima serta tingkat persaingan untuk dapat diterima. Rasio pendaftar dan yang diterima dalam empat tahun terakhir sedikit mengalami penurunan seiring dengan peningkatan daya tampung universitas (Tabel L.1) selain adanya kecenderungan nasional yang juga menurun. Rasio rata-rata 1:5 pada saat ini dipandang masih cukup bagus untuk tetap memberikan jaminan kualitas mahasiswa baru. Namun demikian dengan kecenderungan yang ada langkah antisipasi dalam peningkatan daya saing mahasiswa baru perlu dilakukan. Perluasan informasi dan menjaga daya tampung pada jumlah yang tidak terlalu besar dapat dilakukan. Dengan memperhatikan luas kapasitas sarana dan prasara yang ada, hal ini dapat dilihat pada perkembangan jumlah mahasiswa (Tabel L.2). Dengan demikian upaya menjaga kualitas dapat difokuskan pada peningkatan persaingan. Perluasan cakupan penerimaan mahasiswa baru dari berbagai wilayah disamping memberikan aspek perluasan akses diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas mahasiswa baru karena akan lebih meningkatkan jumlah pendaftar. Pada sisi lain upaya sistematis untuk melakukan sosialisasi dan peran universitas berikut berbagai disiplin ilmu yang ditawarkan kepada masyarakat perlu semakin digalakkan. Variasi pola-pola rekruitmen telah dilakukan untuk menjaring calon-calon mahasiswa yang potensial dari sisi akademik. Pada saat ini, mahasiswa UB tersebar dari berbagai propinsi di Indonesia (Gambar 2.1). Hal ini menunjukkan bahwa universitas sudah cukup dikenal di berbagai wilayah di Indonesia. Namun demikian sebagian sangat besar masih berasal dari Jawa Timur. Selain permasalahan penyebaran informasi kualitas universitas pada lulusan-lulusan SLTA, permasalahan sebaran geografis ini nampaknya juga didominasi dari faktor mobilitas masyarakat (khususnya lulusan SLTA) serta kemampuan ekonomi masyarakat. Dengan akses transportasi yang cukup mudah antara Jawa Timur (Malang) dengan Kalimantan Timur serta kemampuan ekonomi daerah secara signifikan menunjukkan peningkatan persentase mahasiswa dari wilayah ini dibandingkan wilayah lain di luar pulau Jawa. Semakin jauh dan akses transportasi yang semakin sulit (karena jarak dan waktu tempuh) maka prosentase mahasiswa dari wilayah provinsi bersangkutan menjadi semakin kecil. Selain mahasiswa dari dalam negeri pada Gambar 2.1. Sebaran asal daerah mahasiswa UB saat ini UB telah menerima 2004 - 2007 mahasiswa dari luar negeri. Sistem penerimaan mahasiswa baru juga telah mengatur mekanisme yang memungkinkan mahasiswa tidak mampu dan cacat fisik untuk juga mendaftar di UB. Berbagai ragam beasiswa yang ada (lebih dari 10% mahasiswa UB menerima beasiswa, Tabel L.3.) dan penerapan pemungutan SPP secara proporsional berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa, memungkinkan mahasiswa dari golongan tidak mampu untuk melanjutkan studi di UB. Hal in merupakan satu aspek yang perlu ditunjukkan pada masyarakat untuk meningkatkan kualitas input. Kerjasama kemitraan daerah dan instansi memungkinkan semakin besarnya peluang ini disamping perluasan pemerataan daerah asal mahasiswa. Dalam konsep pengembangan kedepan direncanakan suatu mekanisme penawaran pemberian beasiswa pada golongan tidak mampu, jika dapat memenuhi persyaratan akademik yang ditentukan, dapat memiliki kepastian dalam melanjutkan studi di UB. Langkah ini cukup strategis namun perlu disinkronkan dengan upaya peningkatan penggalian sumber-sumber pembiayaan universitas. Kesempatan bagi mahasiswa cacat fisik diatur dalam suatu mekansime aturan yang memungkinakan adanya kesamaan penerimaan. Namun demikian cacat fisik yang disandang perlu diperhatikan apakah dapat menjadi kendala utama terkait dengan bidang yang ditempuhAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

9

atau tidak. Misalnya untuk beberapa bidang ilmu tertentu tidak memungkinkan menerima mahasiswa buta warna, disebabkan akan menjadi kendala utama dalam studi dan kompetensi keilmuannya. Namun bagi mahasiswa seperti ini masih diberi kesempatan studi di UB dengan memilih program studi lain yang memungkinkan. Sistem pembelajaran secara lengkap merupakan suatu integrasi sistem yang mencakup berbagai aspek dalam proses pembelajaran. Kurikulum sebagai bentuk teknis dari perwujudan visi, misi, tujuan dari program studi yang diturunkan dari visi, misi dan tujuan universitas merupakan satu pilar utama dalam proses pembelajaran. Kurikulum bukan hanya menentukan kualitas pembelajaran namun memiliki dampak yang cukup luas bagi mahasiswa, dan penyeenggara universitas, fakultas dan jurusan. Kurikulum di masing-masing Program Studi di UB memiliki ciri umum universitas sebagai perwujudan dari nilai-nilai, visi dan memiliki ke khasan dari bidang ilmunya. Kurikulum disusun secara dinamis dengan memperhatikan perkembangan iptek, sosial budaya dan kebutuhan masyarakat. Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan secara periodik sehingga selalu up todate. Dukungan kelembagaan untuk menjaga kurikulum yang baik tertuang dalam dokumendokumen peraturan sampai dengan SPMA. Hal ini merupakan keunggulan yang dimiliki UB. Implementasi kebijakan juga didukung dengan komitmen yang cukup kuat sehingga pengembangan kurikulum dapat terlaksana di program studi dengan ketersediaan anggaran dan sumber daya. Pengembangan kurikulum selalu dilakukan dengan melalui proses analisis dan kajian di masing-masing PS. Peningkatan kualitas kurikulum dapat dilihat dari data konsistensi perbaikan kurikulum yang tertuang dimasing-masing buku pedoman akademik dari waktu ke waktu. Dengan tersedianya manual prosedur penyusunan kurikulum memudahkan penyusunan kurikulum dan tercapainya standar yang ditetapkan. Kelemahan dalam pengembangan kurikulum adalah upaya untuk melakukan resource sharing berbagai subyek pembelajaran yang memiliki kandungan yang sama. Koordinasi antar unit akademik dengan dukungan manajemen perlu ditingkatkan untuk mencapai efisiensi kurikulum dan peningkatan standar kompetensi yang semakin tinggi. Upaya ini sudah mulai dirintis melalui pelaksanaan project I-MHERE-Jurusan yang mendorong terselenggaranya perkuliahan lintas jurusan. Dari aspek manajemen perlu dikembangkan sistem informasi akademik dengan peraturan dan pelaksanaan teknis yang memungkinkan hal ini bisa berjalan lebih luas serta upaya untuk membawa pola fikir sebagai satu unit besar universitas, bukan pada bentuk primordialisme jurusan atau fakultas. Melalui pembenahan manajemen diharapkan hal ini dapat diperbaiki. PJM melakukan proses monitoring dalam penyusunan kurikulum. Audit mutu akademik yang dilakukan memberikan jaminan tercapainya standar mutu yang ditetapkan oleh universitas. Peningkatan mutu dari waktu ke waktu bukan hanya disebabkan oleh adanya audit, namun juga seiring dengan peningkatan kualitas SDM yang dimiliki. Dosen-dosen dengan kompetensi yang baik diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan kurikulum. Pertambahan jumlah dosen dengan jenjang akademik S3 dan jabatan akademik profesor dan lektor kepala yang cukup siginifikan menunjukkan suatu potensi kekuatan sumber daya pembelajaran yang akan menjadi tambahan kekuatan UB. Arah pengembangan kurikulum berbasis kompetensi memungkinkan pengembangan yang dinamis dan up-to-date. Upayaupaya memasukkan kompetensi tambahan berupa softskill dalam disain kurikulum merupakan usaha perbaikan berdasarkan masukan dari stakeholder. Sesuai dengan filosofi dan makna KBK, desain pembelajaran lebih ditekankan kepada active learning yang berpusat kepada mahasiswa. Upaya yang dilakukan antara lain dengan pelatihan untuk melakukan re-orientasi design pembelajaran ke arah Student-Centered Learning (SCL). Meskipun demikian, perubahan ke arah SCL masih memerlukan waktu untuk dapat dievaluasi seberapa banyak MK dibelajarkan dengan metode SCL serta dampak pelaksanaannya terhadap kompetensi mahasiswa peserta didik. Dari analisis kurikulum dan pembelajaran tiap-tiap MK saat ini masih belum dapat dilakukan evaluasinya terhadap relevansi kebutuhan stakeholders. Sebagian besar isi MK masih lebih banyak berorientasi terhadapAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

10

pengembangan ilmu yang belum tentu relevan dengan market signal. Upaya penggalian umpan balik yang lebih luas dan efektif perlu ditingkatkan. Mengimbangi pengembangan kurikulum yang dinamis berbasis kompetensi dengan pendekatan pembelajaran SCL, maka diperlukan SDM, infrastruktur dan sistem yang mendukung. Peningkatan kemampuan staf akademik dalam penguasaan metode pembelajaran terus ditingkatkan, hal ini nampak dengan aktifnya kegiatan pelatihan oleh LP3. Pemanfaatan IT untuk pembelajaran memberikan peluang yang lebih baik yang memungkinkan mahasiswa dan dosen dapat beritenraksi dengan lebih dinamis dan kreatif. Pembelajaran melalui e-Learning ini tumbuh dan menjadi salah satu kekuatan universitas. Upaya-upaya ini terus dilakukan meskipun terdapat beberapa kendala, terutama pada sebagian kecil staf dosen yang kurang akrab dengan teknologi informasi. Melalui Surat Edaran Rektor No. 0552/J10/AK/2007 yang mewajibkan dosen untuk mengikuti pelatihan metode pembelajaran berbasis multimedia yang diselenggarakan oleh LP3-UB, maka telah dilakukan 10 kali pelatihan hingga akhir tahun 2007. Salah satu output dalam pelatihan ini adalah tersedianya materi ajar dosen dalam bentuk multimedia yang siap untuk digunakan melalui model pembelajaran elektronik (e-Learning). Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pelaksanaan e-Learning telah dimulai melalui server pembelajaran UB (www.inherent.brawijaya.ac.id\vlm). Pemanfaatan IT untuk mendukung kegiatan akademik ini semakin nyata dengan ketersediaan akses nirkabel di area kampus. Mahasiswa yang memanfaatkan akses ini dengan menggunakan notebook semakin banyak dan secara nyata terlihat dalam keseharian kehidupan kampus. Hal ini menjadikan nilai lebih UB. Kelemahan yang ada dalam aspek ini adalah dukungan ketersediaan dan stabilitas pasokan energi listrik. Ketidakstabilan pasokan energi listrik terkadang menimbulkan permasalahan kesulitan akses karena jaringan yang tersedia tidak dapat terakses. Peningkatan infrastruktur dan manajemen sarana dan prasarana melalui project I-MHERE dan inisiatif universitas mulai dapat memberikan solusi komprehensif. Umpan balik dalam proses pembelajaran secara aktif telah dilakukan oleh berbagai jurusan baik dilakukan secara terkoordinasi oleh fakultas maupun oleh masing-masing jurusan. Umpan balik dilakukan dengan evaluasi terhadap proses pembelajaran oleh mahasiswa. Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap proses pembelajaran sehingga menjadi lebih baik. Berbagai aspek pembelajaran meliputi performansi pengajar, materi dan aspek lain masuk dalam proses evaluasi ini. Dengan sifat evaluasi yang terbuka (isian anonym) memungkinkan mahasiswa secara obyektif memberikan penilaian. Kekurangan dari mekanisme yang bagus ini adalah masih belum adanya instrument yang dapat mengikat terhadap hasil evaluasi ini, misalnya terkait dengan reward maupun penalty yang mungkin dapat diterapkan. Sehingga dampak hasil evaluasi ini lebih banyak tergantung pada masing-masing individu dosen dalam menyikapinya. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dan pola rekruitmen yang dilakukan dapat dilihat dari nilai IPK lulusan. Secara rata-rata IPK lulusan dari waktu ke waktu mengalami kenaikan dan sampai pada nilai IPK rerata di atas 3. Angka IPK ini secara statistik dapat dipandang sudah dalam kondisi ideal dengan pola penilaian yang ada. Meskipun demikian masih terdapat sebaran dalam capaian IPK yang cukup lebar dengan rentang dari kurang dari 2.5 sampai dengan mendekati 4.0, sehingga pola pembelajaran, evaluasi dan pembimbingan mahasiswa perlu dilakukan disamping upaya peningkatan standar proses penerimaan. Hasil monitoring PJM menyimpulkan bahwa secara umum kinerja pengajaran dan pendidikan yang telah dilakukan oleh UB adalah sangat baik. Beberapa ukuran kinerja yang dapat menunjukkan indikasi keberhasilan pendidikan dan pengajaran adalah meningkatnya IPK lulusan dan angka efisiensi edukasi (AEE), serta menurunnya lama studi. Rata-rata lama studi mahasiswa dapat dilihat pada Gambar 2.2. IPK lulusan pun juga meningkat (Gambar 2.3).

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

Evaluasi

11

Dengan telah tercapainya kondisi yang 7 baik pada capaian IPK maka fokus perbaikan 6 . 4.70 4 dilakukan pada upaya pemendekan lama 4.65 8 studi mahasiswa. Dengan berbagai upaya 5 6 . 5 4 4.60 . 4 yang dilakukan proses pembelajaran menjadi 0 4.55 5 8 . 4 4 lebih efektif dan menunjukkan . 4 4.50 kecenderungan lama studi yang semakin 4.45 pendek. Berbagai upaya yang dimaksud 4.40 antara lain: meningkatkan peran dosen 4.35 Penasihat Akademik dan pembentukan Tim 2003/2004 2004/2005 2005/2006 2006/2007 2007/2008 Pemantau Tugas Akhir di setiap jurusan/ Gambar 2.2. Rata-rata Lama Studi Lulusan S-1 fakutas. Kecendeungan positif ini perlu UB disikapi dengan cermat karena masih adanya sebaran-sebaran dimana mahasiswa 4.00 3.80 memerlukan waktu studi yang lebih dari 6 3.60 tahun untuk menyelesaikan studi S1. 3.40 Peningkatan mutu yang ada tidak terlepas 3.20 dari banyaknya Jurusan/Program Studi di UB 3.00 yang telah menerima dana peningkatan mutu 2.80 2.60 melalui hibah kompetisi yang 2.40 diselenggarakan Ditjen Dikti. Pada saat ini 2.20 lebih dari 90% PS/Jurusan telah menerima 2.00 hibah dari Ditjen Dikti dari berbagai pola 2005/2006 2006/2007 2007/2008 hibah yang ada. Hanya program studi atau Gambar 2.3. Nilai IPK rata-rata Lulusan S-1 UB jurusan baru yang belum pernah mendapatkan dana hibah. Kemampuan pengembangan diri yang terus meningkat sehingga dipercaya dalam mengelola dana pengembangan yang semakin besar (Tabel L.4) dari unit-unit ini merupakan suatu keunggulan dan perlu dijaga dengan strategi dan dukungan manajemen dengan lebih baik lagi. Meskipun belum sampai pada kondisi ideal, angka efisiensi edukasi (Tabel 2.1) dan produktivitas per angkatan (Tabel L.5) juga semakin meningkat menuju suatu kondisi AEE ideal untuk S1. Namun demikian angka ini perlu dicermati karena data di beberapa PS menunjukkan adanya akumulasi kelulusan mahasiswa dari tahun-tahun sebelumnya sehingga jumlah mahasiswa yang lulus lebih besar daripada yang masuk. Upaya pengawasan yang konsisten atas penyelenggaraan kegiatan akademik perlu dilakukan agar diperoleh suatu langkah antisipasi untuk mencari solusi. Ketersediaan DSS (Decision Support System) yang sedang dikembangkan diharapkan ke depan dapat memberikan suatu gambaran komprehensif atas kondisi universitas secara cepat sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan dalam pengembangan kebijakan, diantaranya untuk meningkatkan AEE ini. Suasana akademik yang sehat memberikan andil yang cukup besar dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi. Suasana akademik yang sehat terutama ditentukan oleh penyikapan masing-masing individu dalam berinteraksi serta bagaimana sistem dan mekanisme di dalam uiniversitas mampu mendorong ke arah suasana akademik yang sehat. Pada sisi lain kondisi infrastruktur dengan penataannya serta kondisi sosial wilayah dimana universitas berada juga dapat mempengaruhi bagaimana pola hubungan ini akan terbentuk.Tabel 2.1. Rata-rata Angka Efisiensi Edukatif (AEE) Tahun Akademik 2003/2004 2007/2008 No 1 2 3 Program Diploma (S-0) Strata 1 Strata 2 2003/2004(%)

2004/2005(%)

2005/2006(%)

2006/2007(%)

2007/2008(%)

29,84 16,65 45,29

33,71 15,53 44,24

40,21 16,46 32,16

42,12 23,42 49,73

46,67 23,88 39,24Evaluasi

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

12

4

Strata 3

9,55

7,59

7,54

18,48

27,61

Karakteristik lingkungan sosial Jawa Timur, Malang khususnya, yang cukup heterogen dan terbuka ikut memberikan andil pada sikap dan perilaku sivitas akademika. Tata hubungan masyarakat yang terbuka ikut mendorong terciptanya hubungan yang terbuka antar sivitas akademika di dalam kampus. Komunikasi sosial dalam gaya Kra Ngalam (Ark Malang = Orang Malang) memberikan kontribusi positif dalam penciptaan hubungan egaliter dalam kehidupan kampus. Kota Malang yang merupakan suatu kota yang terus berkembang namun dalam lingkup kehidupan sosial yang cukup akrab antar masyarakatnya memberikan pengaruh dalam pola hidup sivitas akademika. Hal ini mendorong terciptanya suasana akademik yang sehat dan merupakan suatu keuntungan dari aspek letak universitas. Kondisi geografis dan klimatologi yang cukup nyaman ikut memberikan andil dalam pola kehidupan dan interaksi sosial. Landscape kampus yang tertata dengan asri dan sejuk dengan jarak antar gedung yang cukup dekat menimbulkan suasana tenang dan kedekatan emosional antar elemen sivitas akademika. Hal ini juga merupakan kekuatan dalam pencipataan suasana akademik yang kondusif. Mahasiswa juga memiliki peran penting dalam penciptaan suasana akademik yang sehat. Tidak pernah terdengar atau timbulnya demonstrasi, apalagi bentrokan antar mahasiswa menunjukkan tata hubungan yang baik. Interkasi sosial mahasiswa dalam kampus, dalam beraktivitas di unit kegiatan mahasiswa yang melibatkan berbagai unsur mahasiswa, ikut mendorong interaksi positif dalam penciptaan suasana akademik. Teknologi Informasi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi melalui forum diskusi dan berinteraksi melalui e-mail maupun sarana chatting. Kebebasan berekspresi dan berpendapat cukup terjamin dan terakomodasi baik dalam interaksi nyata langsung maupun melalui internet. Pernyataan sikap, demo, dialog, dan diskusi yang terbentuk dapat dilaksanakan dengan bebas dan bertanggung jawab. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus (penelitian, pendidikan, pengabdian dan kegiatan lain) ikut mendorong hubungan yang baik antara mahasiswa dengan dosen. Hal ini juga menumbuhkan susana akademik yang baik. Aspek-aspek ini merupakan kekuatan UB untuk menuju universitas yang berkualitas. Interaksi antar dosen dan mahasiswa dalam bentuk penelitian bersama, interaksi organisasi lintas jurusan/fakultas, kegiatan kesenian, olahraga dan berbagai kegiatan lain ikut mendorong hubungan kerja yang semakin kondusif dan akrab. Hal ini pada akhirnya mampu menciptakan suasana akademik yang kondusif, dan hasilnya pada tahun 2008 ini UB meraih Juara Umum Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXI. Sampai saat ini fokus penyelenggaraan pendidikan adalah pada program pendidikan S1, dan secara bertahap ditingkatkan kapasitas penyelenggaraan program pascasarjana, sedangkan kegiatan pendidikan program diploma semakin dikurangi, bahkan sebagian besar diantaranya sudah dihapus dan sedang dalam proses phasing out. Dari hasil analisis yang lebih mendalam dengan mengikut-sertakan data hasil kuisioner, disimpulkan masih andanya inefisiensi pemanfaatan sumberdaya staf. Beberapa dosen dan tenaga non akademik terbukti bekerja melampaui 8 jam per hari, namun sebagian besar masih berkisar antara 4-5 jam per hari, bahkan masih terdapat dosen yang hanya memiliki beban 2-4 sks tiap semester. Ketidak merataan beban ini jika tidak dapat disikapi dengan positif, akan berpotensi menimbulkan permasalahan dalam hubungan kerja antar dosen yang dapat memberikan dampak negatif pada penciptaan suasana akademik. Peningkatan tata kelola manajemen sumber daya manusia dan sistem manajemen akademik diharapkan dapat memberikan solusi atas permasalahan ini. Pada saat ini upaya pembenahan manajemen sumber daya manusia sedang berjalan dan dikembangkan. Studi tentang profil lulusan UB telah dilakukan pada tahun 2003 untuk melihat kualitas lulusan tahun 1998 hingga 2002. Sejak tahun 2005 studi ini menjadi agenda rektor yang dilakukan secara rutin setiap tahun. Studi tahun 2005 dan 2006 dilakukan untuk melihat kualitasAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

13

lulusan tahun 2003 hingga 2005. Berdasarkan studi tersebut telah teridentifikasi kualitas lulusan di 36 kabupaten/kota di Indonesia, ditinjau dari aspek waktu tunggu bekerja, kesesuaian bidang pekerjaan dan gaji awal yang diterima. Data pelacakan alumni diperoleh melalui tracer study secara sistematik dan berkala, dilakukan melalui pengisian aktif alumni melalui halaman web. Metode tracer study juga dilakukan melalui wawancara dengan orang tua mahasiswa. Hasil pelacakan tertuang dalam dokumen laporan tracer study. Hasil studi pelacakan lulusan sangat bermanfaat sebagai dasar pertimbangan dalam penyempurnaan kurikulum dan proses pembelajaran serta dalam penentuan kebijakan akademik. Dari hasil tracer study yang dilakukan didapatkan waktu tunggu lulusan relatif cukup pendek dengan waktu tunggu antara 4-6 bulan (Tabel L.7 L.9). Waktu tunggu paling panjang dialami oleh lulusan dari bidang agrokompleks. Hal ini nampaknya berkorelasi dengan kondisi lapangan kerja. Dari data yang ada nampak bahwa lulusan memiliki daya saing yang memadai dalam mencari pekerjaan. Namun demikian daya saing lulusan nampaknya perlu ditingkatkan agar mereka mampu mendapatkan pekerjaan dengan imbalan yang lebih baik. Hal ini dengan melihat bahwa kisaran gaji pertama yang diperoleh masih di sekitar besaran UMR dan 88% lulusan memiliki gaji Rp. 1,5 juta. Beberapa kebijakan penyelenggaraan kegiatan akademik telah dikeluarkan menyikapi hasil tracer study. Dorongan untuk meningkatkan kemampuan bahasa Ingris dalam perkuliahan sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi bahasa Inggris. Perbaikan kurikulum yang dilakukan secara periodik juga memperhatikan hasil dari tracer study. Proses umpan balik ini menunjukkan adanya suatu upaya yang sistematis dalam proses peningkatan kualitas akademik. Dengan pola yang dikembangkan diharapkan universitas dapat secara dinamis melakukan antisipasi perubahan pasar kerja dan sekaligus kedepan diharapkan dapat berperan dalam penciptaan pasar kerja baru. Peningkatan kualitas pembelajaran disertai dengan peningkatan soft skill diharapkan dapat tetap mempertahankan lama waktu tunggu atau bahkan dapat memperpendek waktu tunggu lulusan. Dengan pengembangan dan strategi peningkatan kualitas yang ada diharapkan daya kompetisi lulusan makin meningkat sehingga memberikan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi dan sekaligus peningakatn soft skill dan pemahaman kewirausahaan dalam kerangka entrepreneurial university diharapkan juga mendorong lulusan untuk aktif dan kreatif membuka lapangan kerja secara mandiri. Fungsi inkubator bisnis yang dikembangkan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif pada aspek ini.

PenelitianKinerja penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu program utama yang harus dicapai UB sebagai perguruan tinggi yang berorientasi entrepreneur. Secara umum UB telah berhasil meningkatkan jumlah penelitian dan pengabdian masyarakat setiap tahunnya, baik dari segi kuantitas maupun pendanaan. Bahkan, pendanaan dari pihak luar juga terus meningkat. Usaha-usaha yang telah dilakukan UB untuk meningkatkan kinerja penelitian, antara lain adalah: a. b. c. d. e. f. g. Melakukan pelatihan penulisan buku ajar dari hasil-hasil penelitian Melakukan pelatihan jurnal terkareditasi nasional dan internasional Melakukan pelatihan proposal bagi peneliti muda bidang teknik, sosial ekonomi, dan hayati Mengembangkan pusat-pusat studi baru Melakukan monitoring dan evaluasi proses penelitian Mengembangankan sistem perolehan paten dan royalti bagi riset mahasiswa dan dosen Melakukan sosialisasi hasil-hasil penelitianAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

14

Usaha-usaha tersebut telah menun-jukkan hasil yang bagus. Jumlah kegiatan penelitian dari waktu ke waktu terus tumbuh dan berkembang. Dalam hal kuantitas perolehan kegiatan penelitian dan pengabdian UB termasuk dalam peringkat atas untuk ajang nasional. Aspek ini juga menjadi salah satu keunggulan universitas dan menunjukkan peran akademik yang semakin menonjol. Ketersediaan sarana dan prasarana pendukung Gambar 2.4. Jumlah Usulan Penelitian yang semakin berkualitas mendorong semakin UB Tahun Anggaran 2003-2007 tumbuhnya kegiatan penelitian dan pengabdian. Usulan penelitian, dana penelitian, dan jumlah paten juga terus meningkat. Kinerja jumlah usulan penelitian yang telah dicapai oleh UB dapat dilihat pada Gambar 2.4. Sedangkan jumlah hasil penelitian beserta dana dari berbagai sumber tahun 20052007 tercantum dalam Tabel 2.2 dan Tabel 2.3. Tabel 2.2. Jumlah Hasil Penelitian dari Berbagai Sumber Dana (2005-2007)No. 1. 2. 3. Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) Sains dan Teknologi Ilmu Hayati dan Agro Sosial dan Hukum Jumlah Jumlah Hasil Penelitian dari Sumber Biaya dari Luar Biaya Dari PT Biaya Luar Negeri PT 72 56 161 137 46 353 68 586 261 46

Dari data yang ada nampak kekuatan pada sisi ilmu hayati dan agrokomplek. Sedangkan kegiatan pada bidang sains dan teknologi masih perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian khusus agar semakin berdaya. Jumlah paten setiap tahun juga menunjukkan trend peningkatan begitu juga dana penelitian. Jumlah peningkatan paten dan dana penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.5. dan Tabel 2.3.Gambar 2.5. Perkembangan Jumlah Aplikasi Paten UB

Tabel 2.3. Besarnya Dana Penelitian dari Berbagai Sumber (2005-2007)No. 1. 2. 3. UB Luar UB Kerja sama Dalam Negeri Jumlah Sumber Dana Jumlah (juta rupiah) 3.285 8.352 20.062 31.700

Jumlah dosen dan mahasiswa yang semakin banyak terlibat dalam kegiatan penelitian berkorelasi dengan suasana akademik yang terbangun. Angka keikutsertaan dosen maupun jumlah anggaran yang dapat terserap dan teralokasikan menunjukkan trend positif dari waktu ke waktu. Kekuatan ini nampak terus dijaga dengan berbagai dorongan yang lebih aktif dan terstruktur oleh institusi. Peningkatan tata kelola yang semakin baik juga ikut mendorong peningkatan ini.Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

15

Pada sisi lain diseminasi kegiatan penelitian dan upaya pelibatan komunitas yang semakin luas perlu semakin digalakkan. Hal ini harus dilakukan sehingga memungkinkan setiap individu dosen selalu aktif terlibat dalam kegiatan penelitian dari waktu ke waktu. Potensi idle capacity dosen yang masih tersisa akan dapat memberikan dorongan yang lebih kuat dalam meningkatkan keunggulan universitas dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Persyaratan tentang angka kredit untuk kenaikan pangkat dan sekaligus tumbuhnya budaya akademik yang sehat di kalangan dosen mendorong semakin meningkatnya karyakarya ilmiah sebagai produk kegiatan penelitian dan pengabdian. Langkah pemberian insentif berupa penghargaan pada dosen yang menghasilkan karya ilmiah dan dukungan universitas dalam hal pendanaan dan komitmen lain ikut mendorong tumbuhnya prioduktivitas ilmiah dalam bentuk karya ilmiah (Tabel L.10 & L.11.). Karya-karya publikasi dosen pada tingkat nasional maupun internasional yang meningkat dari waktu ke waktu semakin memperkuat citra kualitas UB dalam penyelenggaraan kegiatan akademik. Keunggulan ini perlu terus ditingkatkan dan disinkronkan dengan manajemen sumber daya manusia sehingga akan dapat terbangun iklim meritokrasi akademik yang sehat. Penghargaan atas karya ilmiah dosen dalam berbagai bentuk perlu ditingkatkan sehingga semakin mendorong produktivitas karya ilmiah dalam forum yang semakin bergengsi di tingkat internasional. Hal ini perlu diintegrasikan dengan penghargaan yang layak dalam konteks pengembangan sumber daya manusia. Jumlah karya ilmiah buku yang diterbitkan terus tumbuh dari waktu ke waktu dan menjadi salah satu kekuatan baru dan sekaligus berperan sebagai media promosi UB ke masyarakat. Dalam hal produktivitas sektor ini penggalakan pada sektor sains dan teknologi perlu dilakukan sehingga produktivitas karya ilmiah berupa buku menjadi lebih merata. Perolehan karya ber-HaKI yang relatif kecil (1000) merupakan satu kelemahan yang telah disadari. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah pengembangan fasilitas yang semakin memudahkan staf dalam mengajukan perolehan HaKI. Penghargaan dan insentif lain untuk lebih mendorong perolehan HAKI perlu dilakukankan. Pada sisi lain, peningkatan jumlah Guru Besar dan tenaga akademik berkualifikasi S3 (Tabel L.14 dan Tabel L.15) diharapkan mampu memberikan dorongan lebih besar pada jumlah dan kualitas penelitian maupun produktivitas ilmiah dosen, sehingga diharapkan kedepan menjadi salah satu pilar kekuatan universitas.

Pengabdian Kepada MasyarakatKeterlibatan UB dalam pembangunan masyarakat dapat dilihat dari peran serta UB dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat maupun layanan keahlian yang merupakan keluaran dari hasil penilitian yang dilakukan. Jumlah kegiatan pengabdian dalam penerapan IPTEK cukup mendominasi. Hal ini menunjukkan satu kekuatan adanya hubungan yang erat antara penelitian dan kiprahnya dalam masyarakat. Kerjasama dalam bentuk kegiatan pengabdaian kepada masyarakat menjadi suatu kekuatan atas eksistensi UB sebagai pelopor dan penggerak pembangunan. Peran serta pemberdayaan masyarakat berupa KKN, KKN tematik, pemberdayaan masyarakat dan bentuk lain semakin mengukuhkan keunggulan UB dalam fungsi sosial kemasyarakatan. Hal ini juga ditunjang dengan semakin banyaknya keahlian dosen UB yang termanfaatkan oleh masyarakat. Kerjasama penelitian dengan mitra di luar negeri secara aktif dilakukan oleh staf UB dan didorong secara positif oleh institusi dengan pemberian dukungan yang memadai, baik dari aspek finansial maupun perijinan. Dalam perencanaan kedepan diharapkan kekuatan ini menjadi salah satu penyokong eksistensi UB dalam bentuk pemasukan finansial sehingga proporsinya akan terus semakin besar. Namun demikian upaya ini perlu diimbangi dengan meningkatkan monitoring dan tracer kepuasan mitra kerja sehingga akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan. Fungsi lembagan penelitian dan pengabdian serta peningkatan kualitas manajemen dan pencatatan kegiatan perlu dilakukan.Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

16

Berbagai macam pengabdian masyarakat telah dilakukan oleh UB. Pengabdian kepada masyarakat tersebut meliputi pelatihan, pelayanan masyarakat baik konsultasi bisnis maupun teknologi tepat guna, pengembangan Desa Mitra Kerja, penerapan/pengembangan Iptek, program Vucer, penerapan Iptek untuk memacu Ekspor Non-Migas (Vucer Multi Tahun), Unit Jasa Usaha dan Industri (UJI), Program Pengembangan Kewirausahaan, Kuliah Kerja Usaha (KKU), Magang Kewirausahaan (MKU), Kuliah Kewirausahaan (KWU), Wirausaha Baru, Sinergi Pemberdayaan Masyarakat (Sibermas), Program Pengembangan Keuangan Pedesaan Grameen Bank, Kaji Tindak melalui program kerja sama baik dengan instansi pemerintah maupun swasta. Kerjasama institusi dengan masyarakat dan lembaga-lembaga lain di dalam maupun di luar negeri terus tumbuh dan menjadi sesuatu yang semakin meningkatkan citra UB. Angkaangka statistik yang menunjukkan peran serta UB dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengabdian ini cukup signifikan. Besarnya jumlah dana yang teralokasikan dengan kecenderungan yang stabil menunjukkan satu kekuatan dalam aspek ini.

Jumlah kegiatan pengabdian kepada Kepada Masyarakat masyarakat juga menunjukkan tren meningkat meskipun terjadi fluktuasi terkait dengan ketersediaan sumber dana dari pemerintah. Jumlah pengabdian masyarakat dapat dilihat pada Gambar 2.6. Adapun besaran dana yang disediakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam kurun waktu 20052007 mencapai Rp.27.813.693.000,00. Dana-dana tersebut berasal baik dari dalam UB sendiri dan juga dari luar universitas melalui kegiatan yang dikompetisikan, kerja sama, atau layanan jasa. Jumlah ini diharapkan akan tumbuh dengan dibentuknya pusat Inkubator Bisnis yang diharapkan dapat membuka jalinan kerjasama yang lebih luas. Tabel 2.4. Besar Dana dan Sumber Dana Pengabdian Kepada Masyarakat (2005-2007)No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jenis Pengabdian kepada Masyarakat Pelatihan tenaga penyuluh Konsultasi Penerapan IPTEK untuk Industri/ Perusahaan Penerapan IPTEK oleh pemerintah Penerapan IPTEK untuk Masyarakat Pelatihan pengusaha kecil/besar Kaji Tindak Jumlah Besarnya Dana Pengabdian Kepada Masyarakat (x 1000) dari Sumber Biaya dari UB Biaya dari Luar UB 70.600 30.000 40.000 40.000 242.000 2.551.800 155.200 2.172.600 1.157.700 325.000 160.800 146.000 21.300 20.700.693 1.847.600 25.966.093

Gambar 2.6. Jumlah Kegiatan Pengabdian

Sistem Penjaminan MutuPeningkatan mutu secara terus menerus menjadi fokus perhatian UB. Karena itu, dibentuklah Pusat Jaminan Mutu (PJM) pada tanggal 12 Pebruari 2005 dengan SK Rektor No. 017A/SK/2005. Sesuai dengan ketetapan Ditjen Dikti maka tugas utama PJM adalah memperoleh mandat dari Rektor untuk mengembangkan dan memantau implementasi sistem jaminan mutu UB, yaitu sebagai berikut:

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

Evaluasi

17

a. (1) (2) (3) (4) (5) b.

Mengembangkan prosedur kerja baku (Manual Prosedur/MP) untuk: Menjamin mutu dan seleksi internal proposal Program Hibah Kompetisi (PHK) dari Ditjen Dikti; Menjamin mutu pelaksanaan PHK Ditjen Dikti tersebut melalui Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pendampingan pada saat visitasi PHK dari Ditjen Dikti; Menjamin mutu Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat; Menjamin mutu usulan akreditasi Program Studi/Institusi melalui pendampingan

Monitoring dan evaluasi uji coba serta implementasi manual mutu kegiatan akademik. c. Pengembangan Sistem Jaminan Mutu Akademik di UB d. Penyebarluasan praktek baik (good practices) dari suatu unit penerima PHK ke unit yang lain. Kelembagaan dan tugas tim diperbarui tiap tahun melalui SK Rektor sesuai dinamika UB. Berdasarkan SK. No: 023A/SK/2006 PJM UB tanggal 13 Pebruari 2006, maka tugas PJM diperpanjang dengan tugas pokok melanjutkan kegiatan sebelumnya. Untuk meningkatkan keefektifan mekanisme pengendalian mutu yang ada, universitas telah mengadopsi paradigma baru dalam meyelenggarakan pendidikan tinggi yang dibuat oleh Ditjen Dikti Depdiknas. Sejalan dengan pelaksanaan paradigma baru, UB telah membentuk lembaga Benefit Monitoring Evaluation (BME) yang langsung bertanggung jawab kepada Rektor. Pada awalnya, lembaga ini berfungsi untuk menilai keefektifan penyelenggaraan kegiatan yang didanai oleh dana-dana hibah kompetisi dari Ditjen Dikti maupun dana-dana internal universitas. Pada perkembangan selanjutnya BME telah diubah menjadi Pusat Jaminan Mutu (PJM) yang bertugas memantau kinerja unit-unit di dalam universitas dalam bidang akademik (pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat). Selain PJM terdapat Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (LP3) yang bertanggung jawab di dalam kajian penyelenggaraan proses belajar mengajar. Saat ini LP3 sedang menerima proyek hibah kompetisi TPSDP untuk mendukung program-programnya. Berbagai kegiatan kajian telah dilakukan, namun hasilnya masih belum nyata diterapkan. Kegiatan utama LP3 selama ini adalah melakukan pelatihan Pekerti dan teknik-teknik pembelajaran untuk dosen serta evaluasi kurikulum. Beberapa kelemahan di dalam program akademik adalah bahwa pada saat ini 16 PS (50% dari keseluruhan PS yang terakreditasi di UB) mendapatkan nilai akreditasi A, 12 PS (45 %) mendapatkan nilai B dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan 1 PS mendapatkan nilai C (Gambar 2.7). Dari sisi jumlah mutlak PS yang mendapatkan akreditasi A, pada tahun 2008 terdapat penurunan karena terjadi proses penggabungan dari beberapa PS yang mendapat akreditasi A. Dengan perkembangan pembukaan PS baru yang ada komposisi PS yang belum dan sedang menjalani proses akreditasi menjadi cukup signifikan. Untuk menjaga kualitas UB secara menyeluruh maka pembukaan PS baru perlu dianalisis dengan cermat agar dapat memberikan konstribusi peningkatan PS terkareditasi A pada saat diakreditasi. Guna peningkatan mutu secara berkelanjutan, maka rektor telah memberikan mandat kepada PJM untuk mengembangkan sistem untuk meningkatkan kualifikasi akreditasi PS, hingga tahun 2007, prioritas masih diberikan pada PS S-1. UntukAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

18

itu PJM telah menyusun Manual Prosedur Pendampingan Pengusulan Akreditasi PS S-1. Sistem telah dicoba sejak tahun 2006, sejak saat itu 8 PS yang semula terakreditasi B dan mengusulkan perbaikan, ternyata semua terakreditasi A. Upaya ini terus ditingkatkan untuk mencapai standar minimum jumlah PS yang terakreditasi A sebesar 80% Untuk program studi pendi-dikan kedokteran dari Fakultas Kedokteran telah mendapat akre-ditasi internasional dari Pemerintah Malaysia. Sesuai Renstra UB (UB) tahun 2006-2011 dan arah kebijakan pengembangan pendidikan tinggi yang dicanangkan oleh Ditjen Dikti dan tertuang dalam Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi (HELTS) 2003-2010 maka UB terus berupaya berbenah diri, agar menghasilkan lulusan yang mampu meningkatkan daya saing bangsa, dengan melaksanakan secara sungguh-sungguh mandat otonomi pengelolaan pendidikan dan mengupayakan peningkatan kesehatan organisasi penyelenggara pendidikannya. Sejalan dengan itu UB telah merencanakan perubahan status menjadi Badan Hukum Milik Negara pada sejak tahun 2005. Dengan sumber daya yang ada UB berupaya untuk mengoptimalkan pembinaan dan pengembangan pendidikan tinggi yang mampu merangsang kinerja kolektif untuk meningkatkan mutu yang berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri, akses dan keadilan, serta azas otonomi. Dana pengembangan dapat berasal dari dana rutin maupun dana Program Hibah Kompetisi (PHK). Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, UB telah berperan aktif dan berhasil memperoleh berbagai PHK yang ditawarkan oleh Ditjen Dikti, antara lain Due-like, Semi Que, TPSDP, SP4, A2, A3, ICT grant, I-MHERE sub component 2.2 dan 2.1. Pada saat ini, UB sedang menyiapkan proposal lengkap PHK berbasis institusi tahun 2008. Adapun peran fungsional PJM dalam struktur organisasi UB digambarkan dalam Gambar 2.8.

RektorPR-I, PR-II, PR-III,

Senat UB

Pusat Jaminan Mutu

Fakultas

Lembaga

Biro

Jurusan

Pusat

UPT

Gambar 2.8. Peran Fungsional PJM dalam struktur organisasi UB

Dalam sistem penjaminan mutu dilakukan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pendidikan secara konsisten serta berkelanjutan sehingga pengguna (stakeholders) memperoleh kepuasan. Hal ini berguna untuk menjamin keberhasilan institusi memberikan best services, sesuai visi dan misi yang ditetapkan serta mengembalikan kepercayaan dan peran UB sebagai entrepreneurial university dan center of excellence. Melalui program SP4 tentang Fungsionalisasi Jaminan Mutu Pendidikan tahun 2006, maka kegiatan yang telah dilakukan meliputi tiga isu, yaitu isu Internal Manajemen: (I.1). Peningkatan Baku Mutu dan Kualifikasi Borang Akreditasi, (I.2). Peningkatan Efektifitas Pusat dan Unit Jaminan Mutu, isu Sustainabilitas: (S) Standarisasi Pembinaan dan Pemantauan PHK, dan isu Efisiensi: (E.1). Peningkatan Pemantauan dan evaluasi PBM yang Baku, (E.2). Penetapan Baku Mutu Pemantauan aktivitas Penelitian dan Pengabdian Masyarakat.Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

19

Prestasi Program SP4 tersebut terutama dirasakan terkait dengan keberhasilan fungsi PJM dalam seleksi internal dan pendampingan penyusunan proposal PHK, sharing good practices, monevin PHK, pendampingan penyusunan borang akreditasi maupun dalam pengembangan sistem penjaminan mutu akademik. Hal itu didukung oleh peningkatan kualifikasi anggota PJM tentang Sistem Penjaminan Mutu Akademik (SPMA), serta peningkatan kepercayaan Ditjen Dikti pada implementasi PHK dan BAN PT yang ditandai oleh meningkatnya jumlah program studi yang terakreditasi A dari 9 PS pada akhir tahun 2005 menjadi 19 PS pada akhir tahun 2007. Selanjutnya, PJM bekerjasama dengan Tim Koordinasi PHK dalam kegiatan Monevin PHK (Gambar L.1.), PJM telah menggunakan dana Monev PHK 2,5% untuk standarisasi 31 orang reviewer proposal PHK dan 21 orang untuk monevin. Hal ini dapat mempercepat peningkatan penguatan kapasitas dan kinerja PJM UB melalui konsep continuous quality improvement. Sejalan dengan dinamika kondisi dan kebutuhan UB, maka SK Rektor UB No. 023A/SK/2006 tanggal 13 Pebruari 2006 tentang Pusat Jaminan Mutu (PJM) UB yang beranggotakan tujuh (7) orang dari lima (5) Fakultas telah diperkuat dengan memasukkan anggota baru. Hal ini dimaksudkan untuk akselarasi pengembangan SPM dan mengakomodasi keragaman di 12 Fakultas/program di UB. Oleh karena itu, berdasarkan SK 010A/SK/2007 tanggal 15 Januari 2007 ditetapkan tim PJM yang baru beranggotakan 14 orang dengan kualifikasi doktor, menunjukkan komitmen untuk pengembangan mutu UB, independen dan tidak menjabat secara struktural. Untuk tugas PJM yang baru hingga 15 Januari 2008, yaitu sebagai berikut: a. b. c. Mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Akademik dan pelaksanaan auditnya. Meningkatkan pendampingan mutu usulan akreditasi Program Studi/Institusi melalui

Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Internal (Monevin) Program Hibah Kompetisi (PHK)

Sesuai dengan kapasitas, kebutuhan internal dan tuntutan eksternal, maka diperlukan percepatan pengembangan perangkat dan kelembagaan SPMA, tidak hanya di universitas namun juga di fakultas/lembaga dan jurusan. Dengan berperannya GJM dan UJM di tingkat fakultas dan jururusan (Gambar L.2) diharapkan proses penjaminan mutu bisa berjalan seiring dengan dinamika unit kerja dari satuan terkecil. SPM yang dikembangkan masih diprioritaskan pada bidang akademik untuk program S-1 dan belum menyentuh administrasi keuangan dan kepegawaian. Dengan posisi dan fungsinya seperti pada struktur organisasi universitas (Gambar L.3) pembenahan sumberdaya perlu dilakukan untuk bisa melakukan fungsi penjaminan mutu secara komprehensif.

Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri |

Evaluasi

20

BAB III EVALUASI KINERJA MANAJEMEN PERGURUAN TINGGIKeuanganSumber pendanaan utama UB adalah dari APBN (DIP dan DIK) dan PNBP yang utamanya berasal dari sumbangan pendidikan mahasiswa (IOM, SPP, dan SPFP). Jumlah perkembangan total pendanaan UB untuk kurun waktu 20032008 dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1.PNBP APBN Total Pendapatan Jumlah total pendapatan UB 2003 2008 dalam milyar rupiah

Sumber

200371,96 70,59 142,55

200488,45 77,60 166,05

2005105,81 83,79 189,60

2006156,15 101,72 257,86

2007235,05 126,93 361,98

Dari tabel 3.1. tersebut terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan total pendanaan dari tahun 2003 hingga 2008 adalah 26,7% per tahun. Pertumbuhan total pendanaan UB dari tahun 2003 hingga 2008 disajikan dalam Gambar 3.1.PRE E K MBANG P ND A AN200 AN E AP T 3-20 08160 PNBP-Akadem ik 120 PNBP-Non Akadem ik APBN

n d h a l m u J

80

40

0 0 1 2 3 4 5 6 7

Gambar 3.1. Pertumbuhan Total Pendapatan Tahun 2003-2008 UB (angka 1 = 2003 dan 6 = 2008) dalam Milyar Rupiah

Porsi PNBP atas total pendanaan juga menunjukkan trend meningkat dari tahun 2003 ke tahun 2004 mencapai 122,92%, sedangkan sampai dengan tahun 2007 meningkat sebesar 322,60%. Hal ini tentunya menunjukkan potensi UB dalam penggalangan dana masyarakat meskipun porsi PNBP-Akademik (yang dipungut dari mahasiswa) rata-rata masih 60,8% dari total PNBP. Meskipun demikian, UB telah menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan pendanaan dari dana hibah kompetisi, seperti A3, TPSDP, I-MHERE, INHERENT, dan lainnya. Proporsi PNBP dan APBN dapat dilihat dalam Gambar 3.2. Kemampuan ini bukan hanya sekedar menunjukkan peningkatan indikator kesehatan finansial namun juga menunjukkan suatu perkembangan kualitas secara menyeluruh. Ke depan UB sadar bahwa porsi pendanaan dari mahasiswa, baik dari SPP, IOM maupun SPFP harus semakin kecil. Demikian juga dengan ketergantungan terhadap dana APBN melalui DIP dan DIK. Diakui bahwa UB belum mampu memobilisasi dana secara optimal dari profit center-profit center yang ada meskipun sebenarnya potensi yang ada cukup besar. Oleh karena itu, berbagai macam usaha telah dilakukan dalam meningkatkan sumber pendanaan selain dari sumber-sumber dana yang ada. Sehubungan dengan itu, UB saat ini telahAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

21

mengidentifikasi berbagai macam sumber yang bisa digali melalui inkubator bisnis, serta berbagai bisnis lain yang bersifat non-akademik.

Gambar 3.2. Proporsi Sumber Dana UB Tahun 2003 s.d. 2008

Saat ini UB sedang menggodok berbagai macam program dan kegiatan melalui inkubator bisnis. Program ini tentunya perlu terus digalakkan oleh UB sebab untuk menjadikan UB sebagai perguruan tinggi yang berstandar internasional memerlukan pendanaan yang besar baik untuk belanja modal maupun belanja operasional. Berbagai target kinerja hanya dapat tercapai apabila dana tersedia untuk membiayai program yang direncanakan. Sementara itu, UB telah bertekad untuk semakin memperkecil ketergantungan terhadap dana negara melalui APBN dan dana mahasiswa. Dilihat dari penggunaan anggaran PNBP di tahun 2007, porsi terbesar adalah digunakan untuk pendidikan (40%), penelitian menyerap anggaran sebesar 12%, 10% digunakan untuk pengabdian masyarakat, dan 38% digunakan untuk penyediaan sarana, prasarana, dan investasi. Realisasi belanja untuk 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 3.3. Dari tabel nampak adanya pertumbuhan yang konsisten dari waktu ke waktu, dengan proporsi belanja modal mengalami kenaikan signifikan pada tahun 2006-2008 yang dapat dilihat sebagai suatu kemampuan ekspansif dari UB dalam peningkatan mutu sarana dan prasarana. Ke depan, kualitas layanan akan semakin meningkat dan diharapkan akan berdampak langsung pada mutu kegiatan tri dharma.

Gambar 3.3. Pertumbuhan Realisasi Belanja Tahun 2003-2008

Hal krusial lain yang akan menjadi isu dalam bidang keuangan adalah sistem pengelolaan keuangan. UB telah memiliki Manual Prosedur (MP) anggaran dan keuangan. Namun, UB dengan statusnya sebagai PTN masih menggunakan sistem akuntansi negara yang utamanya berbasis kas. Karena itulah, maka existing system yang berlaku di UB mempunyai banyak kelemahan anata lain dana PNBP harus disetor ke kas negara. Saat ini UB telah rutin membuatAkreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) Universitas Brawijaya 2008 Diri | Evaluasi

22

neraca dan laporan aktivitas melalui SAI (Sistem Akuntansi Instansi) dan SABMN (Sistem Akuntansi Barang Milik Negara). Namun, kedua sistem tersebut masih terdapat perbedaan laporan, misalnya disclosure laporan keuangan yang kurang mencukupi dan ketepatan waktu laporan yang dihasilkan. Selain itu, sistem yang ada masih dirasa kurang dalam hal assurance. Oleh karena itu, perbaikan sistem akan menjadi salah satu prioritas UB sehingga status BLU menjadi pilihan. Sejalan dengan itu, maka kemampuan sumber daya manusia di bagian keuangan akan terus ditingkatkan. Saat ini melalui proyek I-MHERE (Indonesia Managing Higher Education for Relevance and Efficiency) UB sedang melakukan reformasi sistem keuangan menuju sistem yang lebih transparan dan akuntabel sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Diharapkan sistem ini dapat diterapkan di tahun 2009. Meskipun demikian, perbaikan ini akan kurang berarti bila pengelolaan keuangan masih menggunakan sistem UB sebagai PTN. Oleh karena itu, perubahan UB menjadi BLU betul-betul diharapkan akan dapat menciptakan sistem pengelolaan yang lebih responsif terhadap perubahan, dilaksanakan berdasarkan PABU sehingga akuntabilitas dan transparansi dapat terwujud. Berdasarkan Keputusan Mendiknas No. 080/O/2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Depdiknas Inspektorat Jenderal dan berdasar surat tugas Inspektorat No.220/P/Itjen/IX/2005 pada tanggal 12 September 2005 di UB telah dilaksanakan audit keuangan oleh Itjen Depdiknas. Hasil temuan audit tersebut telah ditindak lanjuti berdasarkan surat Rektor/KaBAUK No. 1202/J10.11/OK/2006 tentang Tindak Lanjut Temuan Itjen Depdiknas. Tindak lanjut ini dilakukan dalam rangka mewujudkan akuntabilitas dalam pendanaan Pada tahun 2006, audit keuangan dilakukan oleh pengawas dari Itjen Depdiknas secara komprehensif mulai tanggal 2-21 Nopember 2006 ke seluruh unit kerja dan fakultas-fakultas di lingkungan UB berdasarkan surat tugas No. 73/W/Itjen/