evaluasi kesesuaina lahan komoditas coklat

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari kebutuhan dunia terhadap biji kakao yang cenderung meningkat. Berdasarkan dari data data International Cocoa Organization (2003), Negara yang menjadi konsumen besar adalah Belanda, Amerika Serikat, Pantai Gading, Jerman, Prancis, Inggris, Rusia, JepangBrazil yang masing masing mengkonsumsi456 ribu ton, 285 ribu ton, 227 ribu ton dan 195 ribu ton pada tahun 2000/01. Keberhasilan budidaya suatu jenis komoditas tanaman sangat tergantung kepada kultivar tanaman yang ditanam, agroekologis/lingkungan tempat tumbuh tempat melakukan budidaya tanaman dan pengelolaan yang dilakukan oleh petani/pengusaha tani. Khusus mengenai lingkungan tempat tumbuh (agroekologis), walaupun pada dasarnya untuk memenuhi persyaratan tumbuh suatu tanaman dapat direkayasa oleh manusia, namun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dalam rangka pengembangan suatu komoditas tanaman, pertama kali yang harus dilakukan mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai kondisi agroekologis/faktor tempat tumbuh yang relatif sesuai.

Upload: aldy-iskandar

Post on 03-Aug-2015

119 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditi perkebunan

yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan sangat potensial untuk dikembangkan. Hal

ini dapat dilihat dari kebutuhan dunia terhadap biji kakao yang cenderung meningkat.

Berdasarkan dari data data International Cocoa Organization (2003), Negara yang

menjadi konsumen besar adalah Belanda, Amerika Serikat, Pantai Gading, Jerman, Prancis,

Inggris, Rusia, JepangBrazil yang masing masing mengkonsumsi456 ribu ton, 285 ribu ton,

227 ribu ton dan 195 ribu ton pada tahun 2000/01.

Keberhasilan budidaya suatu jenis komoditas tanaman sangat tergantung kepada

kultivar tanaman yang ditanam, agroekologis/lingkungan tempat tumbuh tempat melakukan

budidaya tanaman dan pengelolaan yang dilakukan oleh petani/pengusaha tani. Khusus

mengenai lingkungan tempat tumbuh (agroekologis), walaupun pada dasarnya untuk

memenuhi persyaratan tumbuh suatu tanaman dapat direkayasa oleh manusia, namun

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dalam rangka pengembangan suatu komoditas

tanaman, pertama kali yang harus dilakukan mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas

yang akan dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai kondisi

agroekologis/faktor tempat tumbuh yang relatif sesuai.

Kesesuaian lahan adalah kecocokan (adaptabillity) suatau lahan untuk tipe

penggunaan lahan, seperti jenis tanaman budidaya dan tingkat pengelolaan tertentu.

Sebagaimana yang diketahui kesesuaian lahan perlu diperhatikan untuk tanaman budidaya

mendapatkan pertumbuhan yang optimal, walau tanaman kelihatan dapat tumbuh bersama

disuatu wilayah, akan tetapi setiap tanaman memiliki karakter yang membutuhkan

persyaratan yang berbeda-beda. Dengan demikian supaya produksi dapat optimal maka harus

diperhatikan antara kesesuaian lahan untuk pertanian dan persyaratan tumbuh jenis tanaman.

Hambatan dalam pengembangan areal tanaman kakao di Indonesia adalah belum

adanya informasi sumber daya lahan yang sesuai untuk budidaya tanaman Untuk mengatasi

permasalahan tersebut maka diperlukan adanya evaluasi lahan untuk tanaman kakao.

Page 2: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

Evaluasi kesesuaian lahan merupakan suatu kajian terhadap suatu wilayah, dalam hal ini daya

dukung terhadap komoditi tanaman kakao.

Desa Belinteng adalah salah satu desa di Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat,

yang merupakan daerah perkebunan dengan komoditi yang cukup banyak, termasuk komoditi

kakao. Dengan kondisi iklim yang ada di desa tersebut nantinya dapat dilihat apakah kawasan

Desa Belinteng sesuai atau cocok untuk pengembangan tanaman kakao.

1.2. Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan

berdasarkan kondisi iklim yang ada di Desa Bilinteng untuk tanaman kakao di Kecamatan Sei

Bingei Kabupaten Langkat.

Page 3: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan

planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat

pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief

tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Darmawidjaya, 1997).

Tanah merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Benda alami ini

terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim (i) dan jasad hidup (o) terhadap suatu bahan

induk (b) yang dipengaruhi oleh relief tempatnya terbentuk (r) dan waktu (w) (Arsyad, 2000).

Pengembangan pertanian pada suatu daerah merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan produktifitas pertanian. Secara umum kegiatan pengembangan daerah tersebut

meliputi juga pengenalan pola pertanian secara tepat dan sesuai dengan potensi lahannya.

Potensi lahan perlu dijabarkan secara baik agar dapat digunakan sesuai dengan rencana

pengembangannya (Abdullah, 1993).

2.1. Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaan lahan jika

dipergunakan untuk tujuan tertentu, yang meliputi pelaksanaan dan interpretasi survey dan

studi bentuk lahan, tanah, vegetasi, iklim, dan aspek lahan lainnya, agar dapat

mengidentifikasi dan membuat perbandingan berbagai penggunaan lahan yang

dikembangkan. Evaluasi lahan merupakan penghubung antara berbagai aspek dan kualitas

fisik, biologi, dan teknologi penggunaan lahan dengan tujuan sosial ekonominya. Tergantung

pada tujuan evaluasi, klasifikasi lahan dapat berupa klasifikasi kemampuan lahan atau

klasifikasi kesesuaian lahan. ( Arsyad, 2000 ).

Salah satu cara evaluasi lahan adalah melakukan klasifikasi lahan untuk penggunaan

tertentu. Penggolongan kemampuan lahan didasari tingkat produksi pertanian tanpa

menimbulkan kerusakan dalam jangka waktu yang sangat panjang (Sitorus, 1985).

Untuk memperoleh lahan yang benar-benar sesuai diperlukan suatu kriteria lahan

yang dapat dinilai secara objektif. Acuan penilaian kesesuaian lahan digunakan kriteria

klasifikasi kesesuaian lahan yang sudah dikenal, baik yang bersifat umum maupun yang

Page 4: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

khusus. Tetapi pada umumnya disusun berdasarkan pada sifat-sifat yang dikandung lahan,

artinya hanya sampai pada pembentukan kelas kesesuian lahan, sedangkan, menyangkut

produksi hanya berupa dugaan berdasarkan potensi kelas kesesuaian lahan yang terbentuk

(Karim dkk, 1996).

2.2. Survey Tanah

Survey tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan biologi di

lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum

maupun khusus. Suatu survey tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika teliti dalam

memetakannya. Hal itu berarti (a). Tepat mencari tempat yang representif, tepat meletakkan

tempat pada peta yang harus didukung oleh peta dasar yang baik, (b) Tepat dalam

mendeskripsi profilnya atau benar dalam menetapkan sifat-sifat morfologinya, (c) Teliti

dalam mengambil contoh tanah, dan (d) benar menganalisisnya di laboratorium. Relevansi

sifat-sifat yang ditetapkan dengan pengunaaannya atau tujuan pengunaaannya harus tinggi.

Untuk mencapai kegunaan tersebut perlu untuk menetapkan pola penyebaran tanah yang

dibagi-bagi berdasarkan kesamaan sifat-sifatnya sehingga terbentuk soil mapping unit atau

satuan peta tanah (SPT). Dengan adanya pola penyebaran tanah ini maka dimungkinkan

untuk menduga sifat-sifat tanah yang dihubungkan dengan potensi penggunaan lahan dan

responsnya terhadap perubahan pengelolaannya (Abdullah, 1993).

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Coklat

Tanaman coklat tumbuh baik pada daerah yang terletak antara 100 LU – 100 LS.

Tanaman ini tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpl. Kebutuhan curah

hujan antara 1000 – 3000 mm per tahun. Temperatur ideal untuk tanaman coklat adalah 300

C maksimum dan pada suhu minimumnya 18 – 210 C. Sesuai dengan lingkungannya yang

berasal dari hutan tropis, tanaman ini tidak memerlukan penyinaran matahari yang terlalu

tinggi sehingga memerlukan naungan untuk mengurangi cahaya matahari. ( Setyamidjaja,

1992 ).

Rendahnya produksi atau kualitas kakao yang dihasilkan selama ini disebabkan

kondisi lingkungan yang tidak sesuai atau cara budidaya yang keliru. Oleh karena itu dicari

cara pemecahannya. Rendahnya produksi pertanian di Indonesia disebabkan oleh karena satu

atau kombinasi beberapa faktor, yaitu iklim, sifat tanah (lahan tidak subur), lahan sudah

Page 5: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

tererosi berat,pemakaian pupuk yang tidak memadai, kurangnya keterampilan petani dan

jenis tanaman yang ditanami tidak sesuai dengan keadaan biofisik daerah (Ramlan, 2003).

Hal terpenting dari curah hujan yang berhubungan dengan pertanaman dan produksi

coklat adalah distribusinya sepanjang tahun. Hal tersebut berkaitan dengan masa

pembentukan tunas muda (flushing) dan produksi. Areal penanaman coklat yang ideal adalah

daerah-daerah yang bercurah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi

4.500 mm per tahun tampaknya berkaitan erat dengan serangan penyakit busuk buah (black

pods). Daerah curah hujannya lebih rendah dari 1.200 mm per tahun masih dapat ditanami

coklat, tetapi dibutuhkan air irigasi. Hal itu disebabkan air yang hilang karena transpirasi

akan lebih besar daripada air yang diterima tanaman dari curah hujan, sehingga tanaman

perlu dipasok dengan air irigasi (Siregar, dkk, 2000).

Temperatur berkisar antara 20-35 oC. Curah hujan berkisar antara 1.500-4.000

mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun. Tanaman ini toleran terhadap curah

hujan yang sedikit asal tanah selalu dalam keadaan kondisi lembab (rejim kelembaban tanah

udik). Kelembaban udara sekitar 80% (Djaenudin, dkk, 2000).

Lingkungan hidup alami tanman coklat adalah hutan hujan tropis yang di dalam

pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangi pencahayaan penuh. Cahaya

matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman coklat akan mengakibatkan lilit batang

kecil, daun sempit, dan tanaman relatif pendek. Cahaya matahari di dalam proses fotosintesis

ternyata tidak memberikan pengaruh merugikan terhadap pertumbuhan dan produksinya

(Siregar, dkk, 2000).

Kakao merupakan tanaman perkebunan yang membutuhkan lingkungan khusus untuk

menghasilkan pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi. Sistem perakaran

yang lunak dan dangkal menyebabkan coklat membutuhkan persyaratan tanah yang subur

dan bebas dari unsur-unsur yang bersifat racun. Coklat tergolong tanaman peka terhadap

reaksi tanah masam dengan kadar Al yang tinggi. Tingkat kejenuhan Al 15% sudah

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi coklat. Kekahatan Ca dan Mg sering

dijumpai pada areal yang mempunyai kadar K- dd tinggi dengan pemberian pupuk K yang

tinggi ( Panjaitan dan Sugiono, 1989 ).

Page 6: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan evaluasi lahan pada penelitian ini dilakukan di Desa Belinteng Kecamatan

Sei Bingei Kabupaten Langkat yang berjarak 90 km dari Medan dengan ketinggian tempat

200 m di atas permukaan laut (dpl) dengan titik koordinat 98028’48” BT - 98028’55” BT dan

03026’44” LU – 03026’53” LU dan di Laboratorium Sentral, Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini laksanakan dari Bulan Maret 2007 sampai selesai.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah Inceptisol yang

diambil dari daerah penelitian, serta bahan kimia untuk menganalisa tanah.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian (Skala

1:50.000), peta jenis tanah (Skala 1:50.000), altinometer, klinometer, kompas, cangkul, kertas

label, kantong plastik, karet gelang, dan alat tulis.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey sistim grid type

detail yaitu pengambilan sample tanah secara garis lurus dengan jarak tertentu berdasarkan

satuan peta tanah. Kelas kesesuaian lahan ditentukan berdasarkan derajat dan jumlah

pembatas yang dimiliki lahan untuk tanaman tumbuh normal. Dalam hal ini sifat-sifat tanah

dibandingkan dengan Faktor kelas kesesuaian lahan bagi tanaman tertentu sebagaimana garis

besarnya ditentukan oleh FAO (1976) dan Sys, dkk (1993) dan dimodifikasikan oleh sehgal

(1996).

3.4. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan di lapangan, dan tahap analisis di laboratorium.

a. Tahap Persiapan

Page 7: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, konsultasi dengan

dosen pembimbing, penyusunan usulan penelitian, penyediaan bahan dan peralatan yang akan

digunakan di lapangan.

b. Kegiatan di Lapangan

Daerah penelitian ditetapkan berdasarkan peta lokasi penelitian, peta jenis tanah,

kemudian ditentukan titik pengambilan sample yang mewakili kecamatan tersebut.

Adapun tahap kegiatan pengambilan sample tanah tersebut adalah:

1. Beberapa profil tanah yang mewakili jenis tanah di daerah penelitian digali dan

diambil contoh tanahnya pada kedalaman 0-25 cm dan 25-50 cm..

2. Memasukan contoh tanah kedalam kantong plastik.

3. Mencampur contoh tersebut yang diambil kira-kira 1 kg tanah

4. Melakukan analisis parameter seperti:

a. Temperatur

• Rata-rata temperatur tahunan dalam 10 tahun (oC)

b. Kemiringan lereng

• Lereng 9%) diukur dengan menggunakan klinometer

c. Kedalaman efektif

• Diukur sampai dengan kedalaman akar menembus tanah

d. Ketersediaan udara

• Draenase tanah

e. Kandungan batuan

f. Erosi

c. Analisis Laboratorium

Sample yang berasal dari lapangan kemudian diteliti di laboratorium yang meliputi

sifat fisik dan kimia tanah. Sifat-sifat ini yang diteliti adalah :

1. Tekstur

• Tekstur dengan metode Hidrometer

2. Sifat kimia tanah

Page 8: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

• Kapasitas tukar kation (KTK) dengan metode ekstraksi NH4 OAc 1 NpH7

• pH H2O dengan metode elektrometri (Ph meter)

• C-organik dengan metode Walkley dan Black

• N tersedia dengan metode Alkaline dengan ekstraksi KMnO4

• P tersedia tanah dengan metode Bray II

• K2O dengan metode ekstraksi HCl 25 %

• Kejenuhan basa (KB)

d. Analisis Kesesuaian Lahan

Kesesuain lahan untuk tanaman kelapa sawit (Elais quenensis jack), karet (Havea

brasilliensis) dan coklat (Theobrema cacao) dievaluasi dengan membandingkan karakteristik

lahan dan persyaratan tumbuh tanaman. Tanaman ini sebagaimana garis besarnya ditentukan

oleh FAO (1976) dan Sys, dkk (1993) dan Sehgal (1996), dengan menggunakan 4 kategori

dan 5 derajat pembatas (0-4) yaitu tanpa pembatas (0) sampai pembatas sangat berat (4) yaitu

:

1) Ordo : menunjukan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan

tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan atas 2 ordo :

a. Ordo S : Sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang

tidak terbatas

b. Ordo N : Tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.

2) Kelas : menunjukan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo. Ada 4 kelas dari

ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk ordo tidak sesuai

1. S1 : Sangat sesuai (Very Suitable), satuan lahan dengan tidak ada atau hanya

beberapa pembatas ringan.

2. S1-2 : Sesuai (Suitable), satuan lahan dengan pembatas ringan dan tidak lebih dari

satu pembatas sedang yang dapat diperbaiki.

3. S2 : Sedang (Moderately Suitable), satuan lahan yang memiliki lebih dari empat

pembatas ringan dan tidak lebih dari tiga pembatas sedang (moderat) yang

dapat diperbaiki.

Page 9: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

4. S3 : Kurang sesuai (Marginally Suitable), satuan lahan dengan pembatas lebih

dari tiga pembatas sedang (moderat) dan atau tidak lebih dari satu pembatas

yang berat.

5. N1 : Tidak sesuai aktual dan sesuai potensial (Actually unsuitable and

potentially suitable), satuan lahan yang memiliki faktor pembatas sangan

berat yang dapat diperbaiki.

6. N2 : Tidak sesuai aktual dan potensial (Actually and potentially unsuitable),

satuan lahan yang memiliki faktor pembatas sangat berat yang tidak dapat

diperbaiki.

3) Sub kelas : menyatakan jenis faktor pembatas pada masing-masing kelas. Dalam 1

sub kelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor pembatas.

4) Unit : Kesesuaian lahan dalam tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut dari sub

kelas berdasarkan atas besarnya faktor pembatas.

Page 10: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Lapangan

Hasil pengamatan di lapangan pada kedua pedon dapat dilihat pada Tabel

Tabel 1. Hasil Pengamatan Lapangan Kedua Pedon

Pedon Curah Hujan (mm/tahun)

Temperatur (0C)

Kedalaman efektif (cm)

Drainase Kemiringan lereng (%)

PI P2 1803.3 1803.3

19.045 19.045

90 120 Baik Baik 15 3

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa PI dan P2 curah hujan sebesar 1803.3

mm/tahun, temperatur sebesar 19.045 0C, kedalam efektif pada PI adalah 90 cm dan P2

adalah 120 cm, drainase baik dan kemiringan lereng pada PI sebesar 15 % dan P2 sebesar 3

%.

4.2. Data Analisa Laboratorium Untuk Evaluasi Kelas Kesesuaian

a. Sifat Kimia Tanah

Hasil analisa laboratorium untuk sifat kimia tanah dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Sifat Kimia Tanah

Sampel

Tanah

Horizon pH

(H2O)

C-

Organik

(ppm)

N-

Tersedia

(ppm)

P-

Tersedia

(ppm)

KTK

(me/100mg)

KB

(%)

K2O

(%)

P1 Ap 4.97 0.96 0.10 15.39 17.17 16.1

9

0.16

9

Bw 5.08 0.84 0.08 8.35 16.65 16.6

5

0.15

3

P2 Ap 5.12 2.21 0.15 18.71 20.46 20.4

6

0.03

8

Bw1 5.25 2.23 0.10 15.24 18.42 31.2

4

0.02

8

Bw2 5.27 2.15 0.08 15.02 18.24 31.5

3

0.02

4

b. Sifat Fisika Tanah

Hasil analisa laboratorium untuk sifat fisika tanah dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 11: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

Tabel 3. Sifat Fisika Tanah

Sampel

Tanah

Horizon Kedalaman

(cm)

Struktur Fraksi (%) Tekstur BD

(g/cm3)Pasir Debu Liat

P1 Ap 0-18/30 Gempal 41.7 24.0 34.3 Liat

berpasir

1.11

Bw 18/30-

82/90

Gempal

bersudut

43.3 25.8 31.0 Lempung 1.12

P2 Ap 0-15/25 Gempal 42. 24. 32.2 Liat

berpasir

1.10

Bw1 15/25 -

78/89

Gempal

bersudut

56.6 34.3 9.2 Lempung

berpasir

1.

Bw2 78/89 –

115/120

Gempal

bersudut

52.5 36.3 11.2 Lempung

berpasir

1.13

c. Karakteristik Tanah yang Digunakan Untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan

Tabel 4. Karakteristik Tanah yang Digunakan Untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan

Karakteristik Lahan Symbol P1 P2

Iklim

Temperatur (oC)

Curah Hujan

(mm/thn)

c

19.045 19.045

1803.3 1803.3

Topografi

Kemiringan

Lereng (%)

Erosi

t

15 3

sedang tanpa

Media Perakaran

Drainase

Tekstur

Kedalaman Efektif

(cm)

w

baik baik

Liat berpasir Liat berpasir

90 120

Page 12: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

Kadungan Hara

KTK Tanah

(me/100g)

pH H2O

C-Organik (%)

KB (%)

N-tersedia (ppm)

P-tersedia (ppm)

K2O (%)

f

16.91 19.04

5.02 5.21

0.9 2.19

17.73 31.28

0.09 (sgt rendah) 0.11 (rendah)

23.74 (sedang) 16.32 (sedang)

0.161 (sgt rendah) 0.03 (sgt rendah)

d. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Untuk menentukan kelas kesesuaian lahan bagi tanaman yang sedang diteliti,

karakteristik lahan penelitian yang diperlukan untuk evaluasi dicocokkan dengan kriteria

kesesuaian lahan untuk tanaman coklat untuk mendapatkan kelas-kelas kesesuaian lahannya.

Setelah membandingkan hasil pengamatan lapangan dan analisa laboratorium dengan

kriteria tumbuh tanaman coklat diperoleh nilai kesesuaian lahan dari areal penelitian seperti

terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Untuk Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Coklat

Karakteristi

k

Derajat Pemabatas dan Kelas Kesesuaian Lahan

0 1 2 3 4

S1 S2 S3 N1 N2

Hujan

tahunan

1900 -

1800

1800 -

1600

1600 -

1400

1400 -

1200

- < 1200

Temperatur >20 20 - 15 15 - 13 13 - 10 < 10

Kemiringan

Lereng (%)

0 - 4 4 - 8 8 - 16 16 - 30 30 – 50

Bahaya

Banjir

FO - - F1 F2 F2

Kelas

Drainase

Baik Baik Sedang Cepat Buruk Sangat

buruk

Tekstur LLiP,

LLiD

L, LiP LLiP LP, P(h)L Li(m),

LiD(m),

PL, PliL,

Page 13: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

Pli

Kedalaman

Efektif (cm)

>200 200 - 150 150 - 100 100 - 50 -

NPK rata -

rata

TTT SSS SRR RSR - -

KTK

(me/100g)

>24 24 - 16 <16 <16+ - -

Kejenuhan

Basa (%)

>50 30 - 35 35 -20 <20 - -

C-Organik >2,4 2,4 – 1,5 1,5 – 0,8 <0,8 -

pH 6,4 – 6,2 6,2 – 6,0 6,0 – 5,5 5,5 – 5,0 <5,0

Sumber : Sys, dkk, 1993

Keterangan: FO (Tanpa) Fl (Ringan), F2 (Sedang), F3 +(Sedang-Berat), PLID (Pasir liat berdebu), LLID (lempung

Hat berdebu), LLI (Lempung Berliat), LLIP (Lempung liat berpasir), LP (Lempung Berpasir), PhL (Pasir halus

berlempung), Li (M) (liat masisif), LiP (Liat Berpasir), L (Lempung), LiD (M) (Liat Berdebu massif), PL (Pasir

Berlempung), PLiL (Pasir Liat Berlempung), P(h) (Pasir Halus), LiP (s) (Liat Berpasir), (Tanah Berstruktur).

Tabel 6. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Coklat

Karakteristik Lahan Symbol P1 P2

Iklim

Temperatur (oC)

Curah Hujan

(mm/thn)

c 1 1

0 0

Topografi

Kemiringan

Lereng (%)

t

2 0

Media Perakaran

Drainase

Tekstur

Kedalaman Efektif

(cm)

w

4 0

3 1

3 2

Page 14: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

Kadungan Hara

KTK Tanah

(me/100g)

pH H2O

C-Organik (%)

KB (%)

N-tersedia (ppm)

f

1 1

3 3

2 1

3 1

3 3

Kelas Kesesuaian Lahan N1w S3f

4.3. Pembahasan

Untuk karakteristik iklim yang disajikan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa daerah

penelitian memiliki rata-rata curah hujan 1803.3 mm dengan temperatur 19.045 &C. Data mi

diperoleh selama 10 tahun terakhir. Kondisi ini sangat sesuai untuk tanaman coklat (SI),

karena tanaman coklat umumnya dapat tumbuh pada curah hujan 1500-4000 mm/tahun

dengan temperatur 20-35 °C. Menurut Setyamidjaya (1995), tanaman coklat tumbuh baik di

dataran rendah sampai ketinggian 800 m dpi. Kebutuhan curah hujan antara 1000 - 3000 mm

per tahun. Temperatur ideal untuk tanaman coklat adalah 30° C maksimum dan pada suhu

minimumnya 18 – 21 oC.

Pada tabel 6 disajikan bahwa pedon 1 untuk tanaman coklat memiliki hambatan yang

cukup berat sehingga menjadikan tanaman coklat tersebut menjadi tidak sesuai jika ditanam

di lokasi penelitian. Hambatan tersebut adalah bahaya banjir (Nlw). Tingginya bahaya banjir

di lokasi penelitian ini disebabkan karena lokasi penelitian untuk pedon 1 ini memiliki

kemiringan lereng sebesar 15%, sehingga bahaya banjir semakin tinggi dan membuat faktor

ini menjadi kendala utama untuk tanaman coklat jika ditanam di lokasi penelitian.

Pada pedon 2 untuk tanaman coklat memiliki hambatan yang tidak begitu berat, tidak

seperti pada pedon 1, dimana pada pedon 2 ini kelas kesesuaian lahannya adalah kurang

sesuai (S3f), dimana faktor penghambatnya adalah kandungan hara, yaitu pH H2O dan

kandungan NPK rata-rata. pH tanah ini menjadi kendala karena pada lokasi peelitian pH

tanahnya adalah 5.21 (rendah). Hal ini tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman coklat. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Setiawan (2000), yang mengatakan bahwa tanah yang baik

untuk penanaman kakao mempunyai derajat kemasaman antara 6 - 7,5. Untuk kandungan

NPK rata-rata yang jadi faktor pembatas ini disebakan karena tanaman karet membutuhkan

Page 15: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

NPK yang cukup tinggi sehingga perlu diberikan pupuk NPK sehingga dapat meningkatkan

kandungan NPK dalam tanah. Menurut Panjaitan dan Sugiono (1989), kakao merupakan

tanaman perkebunan yang membutuhkan lingkungan khusus untuk menghasilkan

pertumbuhan yang baik dan tingkat produksi yang tinggi. Sistem perakaran yang lunak dan

dangkal menyebabkan coklat membutuhkan persyaratan tanah yang subur dan bebas dari

unsur-unsur yang bersifat racun. Coklat tergolong tanaman peka terhadap reaksi tanah masam

dengan kadar AI yang tinggi. Tingkat kejenuhan Al 15% sudah berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan produksi coklat. Kekahatan Ca dan Mg sering dijumpai pada areal yang

mempunyai kadar K- dd tinggi dengan pemberian pupuk K yang tinggi.

Page 16: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kelas kesesuaian lahan untuk tanaman coklat pada Pedon 1 adalah tidak sesuai (Nlw)

dan Pedon 2 adalah kurang sesuai (S3f).

Lahan di Desa Belinteng Kecamatn Sei Bingai Kabupaten Langkat kurang sesuai jika

ditanam tanaman keras tetapi akan menjadi sesuai jika dilakukan terassering pada lereng yang

curam dan ditanam tanaman penutup tanah serta pemupukan yang mengandung N, P dan K.

Page 17: Evaluasi Kesesuaina Lahan Komoditas Coklat

DAFTAR PUSTAKA

Sitepu, Aswanto. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quenensis Jacq), Coklat (Theobroma cacao) dan Karet (Havea brasiliensis) Di Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.