evaluasi kebijakan pembangunan fly over dalam …digilib.unila.ac.id/54600/2/skripsi tanpa bab...

84
EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS (Studi Kasus: Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung) (Skripsi) Oleh SELVIANA FIKRI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: dangxuyen

Post on 02-May-2019

235 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM

MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS

(Studi Kasus: Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

SELVIANA FIKRI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

ABSTRAK

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM

MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS

(Studi Kasus: Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung)

Oleh

Selviana Fikri

Kemacetan Di Kota Bandar Lampung disebabkan oleh semakin meningkatnya

jumlah volume kendaraan pribadi baik itu roda dua maupun roda empat. Dari

permasalah tersebut pemerintah membuat kebijakan pembangunan fly over untuk

mengatasi kemacetan, salah satunya adalah Fly Over Gajah Mada-Antasari yang

mengacu pada Keputusan Wali Kota Bandar Lampung No. 666.I/III.20/2016

tentang izin lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi atau melakukan

penilaian apakah pembangunan Fly Over di jalan Gajah Mada-Antasari Bandar

Lampung dapat mengatasi kemacetan. Tipe penelitian adalah deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi. Teknik observasi dilakukan dengan pengamatan langsung di lokasi

penelitian yaitu Fly Over di jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung.Teknik

wawancara dilakukan terhadap informan penelitian. Peneliti mengunakan

triangulasi sumber. Peneliti mengunakan tiga kriteria evaluasi kebijakan pertama

kriteria efektifitas dengan 3 indikator ukuran yaitu pencapaian tujuan kebijakan,

pencapain sasaran kebijakan dan pencapaian hasil kebijakan. Kedua kriteria

responsivitas dengan 3 indikator ukuran yaitu pencapaian kriteria efektifitas,

efisiensi, kecukupan dan kesamaan. Selanjutnya pencapaian kebutuhan sasaran

kebijakan dan pencapaian respon baik dari sasaran kebijakan. Ketiga kriteria

ketepatan dengan 3 indikator ukuran yaitu pencapaian keberhasilan kebijakan

mengatasi permasalahan, pencapaian kebijakan sesuai tujuannya dan pencapaian

kebijakan tepat sasaran. Hasil penelitian menunjukkan dari tiga kriteria evaluasi

kebijakan dengan indikator ukurannya yaitu efektifitas, responsivitas dan

ketepatan menunjukkan bahwa fly over dapat mengatasi kemacetan, adalah

kriteria evaluasi ketepatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data rasio

kemacetan yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung. Sejak ada fly

over, kemacetan di jalan Gajah Mada-Antasari berkurang meskipun tidak 100%

karena kemacetan pada pagi dan sore hari masih terjadi.

Kata Kunci: Kemacetan, Fly Over, Evaluasi Kebijakan

Page 3: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

ABSTRACT

EVALUATION OF FLY OVER DEVELOPMENT POLICY IN

RESOLVING THE TRAFFIC JAM

(Case Study: Fly Over on Gajah Mada Street-Antasari Bandar Lampung)

By

Selviana Fikri

The Traffic Jam in Bandar Lampung is caused by increasing the volume of private

vehicles including two-wheeled and four-wheeled vehicles. Due to the problems,

the government establish a policy of fly over development to resolve the traffic

jam, one of the policy is Gajah Mada-Antasari’s Fly Over which refers to the

Decrees of the Mayor of Bandar Lampung No. 666.I / III.20 / 2016 about

environmental permits. In this research, the construction of the Fly Over on Gajah

Mada-Antasari Bandar Lampung can resolve the traffic jam is discussed, include

evaluation and assessment. The type of research is qualitative descriptive. Data

collection is done through observation, interview and documentation techniques.

The observation technique was carried out by direct observation at the research

location, namely the Fly Over on Gajah Mada-Antasari Road, Bandar Lampung.

The interview technique was carried out on the research informants. The

researcher used source triangulation. The researcher uses the first three policy

evaluation criteria for effectiveness criteria with 3 measurement indicators,

namely achieving policy objectives, achieving policy objectives and achieving

policy outcomes. The two criteria are responsiveness with 3 size indicators,

namely the achievement of criteria for effectiveness, efficiency, adequacy and

similarity. Furthermore, the achievement of policy target needs and the

achievement of responses both from policy objectives. The three criteria are

accuracy with 3 size indicators, namely the achievement of success in overcoming

problems, achieving policies according to their objectives and achieving policies

on target. This can be proven by the traffic jam ratio data of the Bandar Lampung

City Transportation Department. Since the fly over is used, traffic jam on Gajah

Mada-Antasari road is reduced even though not 100% because traffic jam still

happen in the morning and evening.

Keyword : Traffic Jam, Fly over, Policy Evaluation

Page 4: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM

MENGATASI KEMACETAN LALU LINTAS

(Studi Kasus: Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung)

Oleh :

SELVIANA FIKRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN
Page 6: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN
Page 7: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN
Page 8: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Selviana Fikri, penulis

dilahirkan di Banjar Negeri pada tanggal 7 November

1994. Penulis merupakan anak ke dua (2) dari empat (4)

bersaudara. Penulis merupakan anak dari pasangan Bpk.

Eli Kasim dan Ibu Nurwahidah. Penulis mengawali

pendidikan formal pertama kali pada taman kanak-kanak

Raudhatul Athfal Darussalam diselesaikan pada tahun

2001, setelah itu penulis melanjutkan Sekolah Dasar Negeri 1 Banjar Negeri

diselesaikan pada tahun 2007, lalu melanjutkan Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Natar Lampung Selatan diselesaikan pada tahun 2010, dan dilanjutkan

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Natar Lampung Selatan diselesaikan pada

tahun 2013.

Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik melalui jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2016 penulis melaksanakan

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

Kabupaten Lampung Timur selama 60 hari.

Page 9: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

MOTTO

Jadikan kesalahan sebagai dorongan,

Untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi...

(Selviana Fikri)

Libatkanlah doa Ibu,

Dalam setiap masalah yang kita hadapi...

(Selviana Fikri)

Manusia memang wajib berusaha, namun bukan wajib berhasil.

Manusia bisa berencana, namun hasil akhir adalah hak Sang

Pemilik Takdir.

Karena apapun yang Allah takdirkan untuk mu,

Tak akan Allah biarkan menjadi milik orang lain...

(Lola Diara Fidya)

Page 10: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

PERSEMBAHAN

Dengan Segala Kerendahan Hati dan Rasa Syukur Kupersembahkan Karya

Kecilku Ini Kepada:

Kepada Kedua Orang Tuaku

Eli Kasim (Ayah) terima kasih untuk semua kasih sayang dan dukungan yang

selalu diberikan demi terwujudnya keberhasilanku.

Nurwahidah (Ibu) terima kasih untuk semua kasih sayang dan doa yang selalu

diberikan untuk kelancaran terwujudnya keberhasilanku.

Kepada Kakak dan Adikku

Lutviana Fitri (Kakak) terima kasih untuk semua dukungan dan motivasi yang

selalu diberikan untuk menyemangatiku.

Umi Lutviatus Soleha (Adik ) dan M. Rasya Alfat (Adik) terima kasih telah

menghibur dan menyemangatiku saat sedih.

Kepada Nenekku

Terima kasih kasih untuk doa dan perhatianmu terhadap cucumu ini.

Kepada Penyemangatku

Terima kasih kasih untuk Danil Kasogi yang selalu menyemangatiku dan selalu

ada saat aku membutuhkan bantuan.

Kepada Sahabat

Terima kasih kasih untuk sahabatku yang dengan tulus dan sabar menemaniku.

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Tempatku memperoleh ilmu, sahabat, dan merancang semua mimpi dan tujuanku

sebagai langkahku menuju kesuksesan.

Page 11: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

SANWACANA

Alhamdulillahirrobil’ alamin, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas

limpahan berkah, rahmat dan hidayahnya dari Allah SWT Tuhan Semesta Alam

Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Evaluasi Kebijakan

Pembangunan Fly Over Dalam Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas (Studi

Kasus: Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung)” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi

ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat

diharapkan untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini. Pada penulis

skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai

pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada

kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

yang sebesar-besarnya terhadap:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.IP. selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

Page 12: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

serta Dosen Pembahas dan Penguji yang telah memberikan kritik, saran

dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Hi. Aman Toto D, M.H. selaku Dosen Pembimbing I yang telah

sabar membimbing dan memberikan saran demi terciptanya skrispi ini.

Terima kasih atas semangat dan motivasi sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Kris Ari Suryandari, S.IP. M.IP. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah meluangkan waktunya, memberikan arahan, masukan, nasihat dan

perhatian selama proses penyelesaian skripsi.

5. Teristimewa untuk kedua orangtuaku ayahanda Eli Kasim dan ibunda

Nurwahidah, yang telah memberikan perhatian, kasih sayang, doa,

semangat dan dukungan yang diberikan selama ini. Terima kasih atas

segalanya, semoga nana bisa membahagiakan, membanggakan dan

menjadi anak yang berbakti untuk papah dan mamah.

6. Kakakku tersayang (Lutviana Fitri) terima kasih untuk omelan dan

perhatianmu terhadapku, sehingga aku bisa bangkit dari kesedihan dan

keluh kesah yang aku hadapi.

7. Adikku Umi Lutviatus Soleha dan M. Rasya Alfat, terima kasih adik-adiku

tersayang yang telah menghiburku saat aku lelah, ka nana sayang kalian.

8. Nenekku tersayang tercinta dan tersegalanya terima kasih jat selalu

mendoakan dan selalu ngingetin nana buat makan, makasih nenekku

pahlawanku.

9. Calon imamku (Danil Kasogi), terima kasih banyak untuk semua

ketulusan yang kau berikan kepadaku, terimakasih selalu ada dan

menemaniku sampai aku mencapai gelarku, I Love You.

Page 13: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

10. Sahabatku tersayang, tertulus, terbaik dan tersegalanya terima kasih.

Terimakasih Tanti, Adit, Eka tanpa kalian aku gakada temen. Sahabat dari

awal masuk kuliah dan insyaallah akan menjadi sahabat sampai maut yang

memisahkan so sweet kan.

11. Temanku Dwi, Yeyen, Citra terima kasih sudah mau menjadi temanku

dengan segala kekurangan yang aku miliki.

12. Teman seperjuangan dan teman berbagi semangatku Amandan dan

Yolanda terima kasih.

13. Temanku Yones, Iqbal dan Rangga terima kasih sudah membantuku

menjawab semua pertanyaan yang aku tanyakan tentang skripsi ini

terimakasih.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas jasa dan budi baik yang telah

diberikan pada penulis. Akhir kata penulis menyadari, masih terdapat

kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

membacanya, khususnya bagi penulis dalam mengembangkan dan

mengamalkan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 26 November 2018

Penulis,

Selviana Fikri

Page 14: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 12

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 12

D. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Evaluasi Kebijakan .............................................. 14

1. Pengertian Evaluasi Kebijakan ................................................... 14

2. Tipe-Tipe Evaluasi Kebijakan..................................................... 16

3. Tujuan Evaluasi Kebijakan ........................................................ 17

4. Kriteria Evaluasi Dampak Kebijakan Publik .............................. 19

B. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik ................................................. 24

1. Pengertian Kebijakan Publik ....................................................... 24

2. Ciri-Ciri Kebijakan Publik .......................................................... 27

3. Proses Kebijakan Publik ............................................................. 29

C. Tinjauan Tentang Fungsi Pemerintah ............................................... 34

D. Tinjauan Tentang Pembangunan Infrastruktur.................................. 35

1. Pembangunan Infrastruktur ........................................................ 35

2. Manfaat Pembangunan Infrastruktur .......................................... 39

E. Tinjauan Tentang Fly Over ............................................................... 39

1. Pengertian Fly Over .................................................................... 39

2. Fungsi Dan Manfaat Fly Over .................................................... 40

F. Kerangka Pikir Penelitiam ................................................................ 40

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tipe Penelitian .................................................................................. 43

B. Fokus Penelitian ................................................................................ 44

C. Lokasi Penelitian ............................................................................... 45

D. Informan Penelitian ........................................................................... 45

E. Jenis Data .......................................................................................... 47

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48

G. Teknik Pengolahan Data ................................................................... 51

Page 15: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 52

I. Teknik Keabsahan Data .................................................................... 53

IV. GAMBARAN UMUM

A. Kota Bandar Lampung..................................................................... 55

B. Gambaran Geografi ......................................................................... 56

C. Gambaran Demografi ...................................................................... 57

D. Gambaran Pendidikan...................................................................... 58

E. Gambaran Kesehatan ....................................................................... 59

F. Gambaran Jalan dan Transportasi.................................................... 61

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 69

B. Pembahasan ..................................................................................... 93

VI. SIMPULAN DAN PEMBAHASAN

A. Simpulan .......................................................................................... 99

B. Saran ................................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Kendaraan Roda 2 (R2) danRoda 4 (R4)

Tahun 2013-2017...................... ................................................................ 3

2. Fly Over Di Kota Bandar Lampung .......................................................... 7

3. Rasio Kemacetan Di Kota Bandar Lampung Tahun 2015 ........................ 9

4. Penelitian Terdahulu...................... ........................................................... 11

5. Kriteria Evaluasi Dampak Kebijakan Publik

Dalam Dunn (2013:610) ........................................................................... 23

6. Jenis Data Primer Penelitian...................... .............................................. 47

7. Jenis Data Sekunder Penelitian ................................................................ 48

8. Pelaksanaan Penelitiaan Melalui Wawancara...................... ..................... 50

9. Pelaksanaan Penelitian melalui Dokumentasi........................................... 51

10. Nama dan Peeriode Wali Kota Bandar Lampung ..................................... 56

11. Kecamatan dan Luas Wilayahnya di Kota Bandar Lampung

tahun 2016 (km2) ...................................................................................... 57

12. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Di Kota Bandar Lampung

tahun 2016 ................................................................................................ 58

13. Daftar Sekolah Di Kota Bandar Lampung tahun 2016 ............................ 59

14. Banyaknya Sarana Kesehatan menurut Kecamatan di Kota

Bandar Lampung Tahun 2016 .................................................................. 60

15. Fly Over Di Kota Bandar Lampung tahun 2018 ....................................... 61

16. Kondisi Jalan Di Kota Bandar Lampung 2016 ......................................... 61

17. Alat Transportasi Di Kota Bandar Lampung 2016 ................................... 62

18. Triangulasi Sumber.......................... ......................................................... 64

19. Nama Fly Over Di Bandar Lampung ........................................................ 89

20. Rasio Kemacetan Di Kota Bandar Lampung Tahun 2017 ........................ 98

Page 17: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir .......................................................................................... 42

Page 18: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemacetan merupakan situasi atau keadaan lalu lintas yang disebabkan oleh

banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak

terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik

dengan baik atau memadai dan tidak seimbang antara kebutuhan jalan dengan

jumlah kendaraan yang semakin meningkat jumlahnya. Kemacetan lalu lintas

sudah menjadi semacam ciri khusus kota-kota besar. Semakin hari kemacetan

di Ibu Kota semakin tak terhindarkan, banyaknya aktivitas masyarakat

membuat transportasi di kota-kota terutama pada pagi hari saat masyarakat

mulai beraktivitas dan sore hari saat masyarakat selesai beraktivitas atau

sepulang kerja menjadi padat.

Pemandangan lalu lintas yang macet sudah menjadi hal yang wajar bagi Ibu

Kota, tak terkecuali Kota Bandar Lampung Ibu Kota Provinsi Lampung.

Setiap hari masyarakat yang berada di Ibu Kota Provinsi Lampung berlalu

lalang melintasi setiap jalan yang ada untuk menjalankan rutinitas

kesehariannya, baik itu pengguna kendaraan pribadi maupun pengguna jasa

kendaraan umum seperti bus, angkutan kota, dan jenis angkutan umum

lainnya. Kota Bandar lampung merupakan pusat Kota Provinsi Lampung

Page 19: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

2

yang memiliki pusat perbelanjaan, pendidikan dan perkantoran yang terpusat

di Kota Bandar Lampung.

Banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan, menjadi penyebab

terjadinya kemacetan di Kota Bandar Lampung, dikarenakan semakin

meningkatnya jumlah volume kendaraan pribadi baik itu roda dua maupun

roda empat, khususnya di jam sibuk seperti pagi hari saat masyarakat mulai

beraktivitas dan selesai beraktivitas pada sore hari. Penyebab kemacetan bisa

beragam. Salah satunya perbandingan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi

dengan jumlah luas jalan. Pertambahan panjang jalan tidak mungkin

mengikuti jumlah kendaraan. Selain itu, ketidaktertiban dan ketidakpatuhan

penguna jalan terhadap rambu-rambu lalu linta menyebabkan terjadinya

kemacetan, baik itu penguna kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

Pra riset yang dilakukan peneliti pada 4 September 2017 di Badan

Pendapatan Daerah Provinsi Lampung (Bappeda) diperoleh data, kendaraan

baik itu roda dua maupun roda empat, mengalami peningkatan yang

signifikan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 sesuai data terakhir

yang dimiliki Bappeda. Sedangkan ruas jalan yang hanya beberapa meter saja

mengalami perubahan tidak setiap tahun tetap saja menyebabkan

penumpukan volume kendaraan bertambah setiap harinya sehingga

mempengaruhi keamanan dan ketertiban serta kelancaran lalu lintas di

wilayah Kota Bandar Lampung terutama di jalan protokol. Data jumlah

kendaraan di Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 20: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

3

Tabel 1. Jumlah Kendaraan Roda 2 (R2) dan Roda 4 (R4) Tahun 2013- 2017

No Tahun R2 R4

1. 2013 96.133 83.315

2. 2014 135.701 96.632

3. 2015 167.603 109.049

4. 2016 197.369 122.579

5. 2017 218.323 139.521

Jumlah 815.129 551.096

Sumber: Bappeda Provinsi Lampung , tahun 2018

Menurut jurnal penelitian tentang Pemecahan Kemacetan Lalu Lintas Kota

Besar Oleh Ofyar Z. Tamin (Jurnal PWK- 12 Nomor 4/Triwulan

II/Juni1992). Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kemacetan di ibu kota, diantaranya dengan meredam atau memperlambat

tingkat pertumbuhan transportasi, dan meningkatkan pertumbuhan

transportasi terutama memaksimalkan pemanfaatan prasarana yang ada dan

belum berfungsi semestinya dan memperlancar sistem pergerakan melalui

penerapan kebijakan rekayasa dan manajemen lalu lintas.

Jurnal kedua tentang Analisis Kinerja Jalan Dalam Upaya Mengatasi

Kemacetan Lulu Lintas Pada Ruas Simpang Bersinyal Di Kota Palu (Jurnal

SMARTek , Vol. 9 No. 4 November 2011: 327-336). Kemacetan lalu lintas

terjadi akibat volume kendaraan mendekati kapasitas jalan sesuai dengan

standar manual kapasitas jalan Indonesia. Selain itu hambatan samping

seperti parkir sembarangan dan adanya pedagang kaki lima juga dapat

menyebabkan kemacetan. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperlancar

arus lalu lintas adalah dengan manajemen lalu lintas seperti membuat jalan

satu arah, membatasi kendaraan tertentu melewati ruas jalan tersebut, selain

itu memperlebar jalan mengevaluasi waktu siklus lampu lalu lintas.

Page 21: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

4

Sedangkan jurnal ketiga tentang tentang Studi Kelayakan Pembangunan Fly

Over Di Simpang Gedangan Sidoarjo Di Tinjau Dari Segi Lalu Lintas Dan

Ekonomi Jalan Raya (Jurnal Teknik ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-

3539 (2301-9271 Print). Beberapa solusi yang telah diterapkan untuk

mengatasi kemacetan antara lain pelebaran jalan dan pembaruan sistem trafic

light. Akan tetapi kedua alternatif masih belum bisa mengatasi kemacetan.

Karena, volume kendaraan yang memang cukup besar. Sehingga diperlukan

alternatif antara lain yaitu fly over, fly over dianggap tepat menjadi solusi

mengatasi permasalahan simpang gedangan sidoarjo, tetapi perlu dilakukan

studi kelayakan pembangunan Fly Over pada simpang Gedangan Sidoarjo.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah kemacetan

lalu lintas, diantaranya adalah pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh

Pemerintah. Kebijakan merupakan sebuah kegiatan pemahaman manusia

mengenai pemecahan masalah. Kebijakan dibuat untuk membuat solusi akan

problematika manusia yang bermacam-macam. Pemerintah merupakan

lembaga tinggi negara yang merupakan pengambil alih kebijakan bagi

rakyatnya, akan tetapi kadang kala kebijakan tersebut dapat diterima dan

kadang kalaupun ditolak oleh masyarakat. Setiap kebijakan yang dikeluarkan

atau ditetapkan oleh pemerintah pasti memiliki tujuan yang baik bagi

masyarakat.

Menurut Jurnal keempat tentang Strategi Dinas Perhubungan Dalam

Mengatasi Kemacetan Di Kota Bandar Lampung oleh Africo Ramadhan dan

Meiliyana (Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3,No.1,

Page 22: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

5

Januari juni 2012), strategi yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Bandar

lampung adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas jalan dengan melakukan pelebaran jalan pada

beberapa ruas jalan dan di daerah persimpangan.

2. Membuat fly over (jembatan layang) dan membuat under pass (jalan

bawah).

3. Membuat pendestrian area (area pejalan kaki).

4. Membangun fasilitas perhubungan.

5. Melakukan survey lalu lintas.

6. Melakukan pengendalian dan pengamanan parkir liar.

7. Penerapan Bus Rapid Transit (BRT).

8. Mengoptimalisasikan kapasitas jalan dengan menghilangkan hambatan

samping seperti pedagang kaki lima (PKL), parkir, dan pejalan kaki.

9. Melakukan manajemen lalu lintas dan menempatkan petugas untuk

mengatur lalu lintas dan titik rawan kemacetan.

Namun strategi di atas hanya ada beberapa saja yang dilakukan khususnya

pada periode tahun 2011. Strategi yang dilakukan diantaranya yaitu

meningkatkan kapasitas jalan dengan melakukan pelebaran jalan pada

beberapa ruas jalan dan di daerah persimpangan, kemudian dinas perhubungan

kota Bandar Lampung menerapkan Bus Rapid Trasit (BRT) dengan fasilitas

yang nyaman dan aman dengan tujuan agar dapat mengurangi kemacetan di

Kota Bandar Lampung, melakukan survey lalu lintas, dan menghilangkan

hambatan samping seperti PKL, parkir yang menggunakan badan jalan, dan

lain-lain.

“Kabar24.com, BANDARLAMPUNG-Kemacetan lalu lintas di seputar

kota Bandar lampung yang merupakan ibu kota Provinsi Lampung,

makin meluas dan parah. Karena itu sejumlah warga pengguna kendaraan

bermotor di Kota Bandar lampung berharap kemacetan lalu lintas yang

terjadi pada sejumlah ruas jalan utama dapat segera teratasi agar dapat

mendukung kelancaran aktivitas perekonomian. Mereka menilai, upaya

rekayasa lalu lintas yang telah dilakukan Pemkot Bandar lampung baru-

baru ini belum sepenuhnya mampu mengatasi kemacetan lalu lintas.

(Sumber:http://kabar24.bisnis.com/read/20160327/78/531654/kemacetan

-kota-bandarlampung-makin-parah diakses pada10/12/2017 pukul:

10:00wib).

Page 23: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

6

“Bandar lampung (ANTARA Lampung) - Masalah kemacetan arus lalu

lintas menjadi "momok" waga kota besar hampir di seluruh tanah air,

namun sebagian pemerintahnya setidaknya mampu menyiasati guna

mengurangi persoalan tersebut. Begitu pun hampir seluruh warga Kota

Bandar lampung atau kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi

Lampung bahkan pendatang dari luar provinsi di ujung selatan Sumatera

itu mengeluhkan kemacetan di ibu kota provinsi tersebut. Kemacetan

arus lalu lintas dipicu tingginya volume kendaraan namun penambahan

infrastruktur jalan tidak bisa mengimbanginya serta munculnya pusat-

pusat perbelanjaan baru yang mengakibatkan kemacetan semakin parah”

(Sumber:htps://lampung.antaranews.com?berita/293665?kemacetan-

dibandarlampung-belum-teratasi diakses pada 10/12/17 pukul 10.00wib).

Jurnal kelima tentang Perencanaan Fly Over Simpang Pelabuhan Panjang

Bandar Lampung (Jurnal Karya Teknik Sipil, Volume 6, Nomer 4, Tahun

2017). Kesimpulan dalam jurnal tersebut adalah pembangunan fly over

dilakukan dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah kemacetan,

hambatan samping tinggi, tidak adanya pembangunan jalan lingkar dan

alternatif di Kota Bandar Lampung, menghindari perlintasan sebidang dan

estetika di Kota Bandar Lampung. Dengan adanya pembangunan fly over

pada perlintasan tersebut diharapkan arus lalu lintas yang melalui jalan

tersebut menjadi lancar dan menambah estetika di Kota Bandar Lampung.

Menurut jurnal penelitian dan berita di atas, penyebab kemacetan bisa

beragam dan beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi kemacetan.

Pemerintah Kota Bandar Lampung kemudian membuat beberapa terobosan

untuk mengatasi kemacetan tersebut. Mulai dari rekayasa lalu lintas hingga

pembangunan infrastruktur, diantaranya pembangunan Jalan layang (fly over)

diantara persimpangan jalan yang menjadi pusat kemacetan dalam mengatasi

stagnansi kemacetan yang terjadi.

Page 24: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

7

Wali Kota Bandar Lampung Herman HN, mempunyai cara atau solusi

tersendiri untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandar Lampung. Herman HN

menjabat Wali Kota Bandar Lampung dalam dua periode, yaitu pada tahun

2010-2015 dan 2016-2021. Menurut Wali Kota Herman HN, fly over dirasa

tepat untuk mengatasi kemacetan di kota Bandar Lampung. Jalan layang (fly

over) adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari

daerah atau kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan. Data

fly over yang telah dibangun di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 2. Fly Over Di Kota Bandar Lampung

No Letak Panjang Peresmian

1. Jln. SultanAgung-Ryacudu 180 M 8 Juli 2013

2. Jln. Antasari-Tirtayasa 180 M 8 Juli 2013

3. Jln. Gajah Mada-Juanda 585 M 1 Januari 2014

4. Jln. Kimaja-Ratu Dibalau 278, 85 M 1 Januari 2016

5. Jln. Gajah Mada- Antasari 310 M 26 Desember 2016

6. Jln. ZA PagarAlam-Tengku Umar 477 M 31 Desember 2017

7. Jln. Pramuka-Cikditiro 369 M 25 Januari 2018

8. Jln. Pramuka- Indra Bangsawan 140,7 M 25 Januari 2018

Sumber: Diolah oleh peneliti, tahun 2018

Keberadaan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan seiring dengan

kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks terhadap kebutuhan sarana

transportasi terutama di Kota Bandar Lampung yang merupakan pusat dari

kegiatan ekonomi, pendidikan, perdagangan, kesehatan, dan lain-lain.

Kerangka kebijakan regulasi dan investasi diharapkan akan meningkatkan

ketersediaan fasilitas dan layanan infrastruktur. Pemerintah kemudian

membuat beberapa terobosan. Diantaranya pembuatan Jalan layang (fly over),

pembangunan fly over ini bertujuan untuk memperlancar arus yang tadinya

Page 25: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

8

macet di suatu tempat. Kemajuan ini tentunya akan sangat membantu

kelancaran aktivitas penduduk Kota Bandar Lampung.

Jalan layang (fly over) adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang

menghindari daerah/kawasan yang selalu mengahadapi permasalahan

kemacetan lalu lintas. Pembangunan fly over yang dikebut sejak masa

kepemimpinan periode pertama Herman HN sebagai Walikota Bandar

Lampung, pembangunan ini berada diantara dua sisi mata uang yang berbeda

ada warga yang mendukung karena dinilai dapat memperlancar arus

kendaraan dan ada pula yang menolak karena dianggap mematikan

perekonomian, terutama yang berada di sekitar fly over itu. Terhitung hingga

sampai saat ini ada delapan fly over yang telah dibangun dan diresmikan

oleh Herman HN dengan tujuan untuk mengatasi kemacetan.

Kebijakan pembangunan fly over memang memiliki tujuan yang baik bagi

pengguna jalan, yaitu untuk mengatasi kemacetan dan memperlancar arus

kendaraan di Kota Bandar Lampung, salah satunya Fly Over di jalan Gajah

Mada-Antasari. Padatnya lalu lintas di jalan Gajah Mada-Antasari membuat

pemerintah melakukan pembangunan fly over, hal ini disebabkan di daerah

tersebut terdapat sarana pendidikan yaitu SMP 5 Bandar Lampung, sarana

kesehatan yaitu RS.Graha Husada, pasar yaitu pasar tugu dan KPU (Komisi

Pemilihan Umum) Provinsi Lampung. Sehingga arus lalu lintas di jalan Gajah

Mada-Antasari sering terjadi kemacetan terutama dipagi hari saat masyarakat

mulai beraktivitas dan pada sore hari saat masyarakat selasai beraktivitas.

Page 26: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

9

Pembangunan Fly Over Gajah Mada-Antasari yang mengacu pada Keputusan

Wali Kota Bandar Lampung Nomor: 660.1/III.20/HK/2016 Tentang Izin

Lingkungan. Kegiatan Pembangunan Fly Over Gajah Mada-Antasari, dimulai

sejak Juli 2016 dan diresmikan pada 26 Desember 2016. Anggaran

pembangunan Fly Over Gajah Mada-Antasari bersumber dari Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandar Lampung 2016.

Pembangunan fly over yang dikerjakan Perseroan Terbatas Sang Bima Ratu

(PT.SBR) menghabiskan dana sekitar Rp. 38 Miliar. Kemacetan yang terjadi

di jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung dapat kita lihat pada data

tabel rasio kemacetan yang dimiliki Dinas Perhubungan Kota Bandar

Lampung tahun 2015.

Tabel 3. Rasio Kemacetan Di Kota Bandar Lampung Tahun 2015

No Ruas Jalan Volume Capasitas V/C Rasio

1. Sultan Agung 446,50 1322,11 0,30

2. Antasari 2767,00 5890,00 0,47

3. Gajah Mada 2347,00 1693,35 1,39

4. Kimaja 1235,00 1873,56 0.66

5. ZA Pagar Alam 1848,00 2605,68 0,71

6. Pramuka 647,55 2644,00 0,24

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, tahun 2015

Berdasarkan tabel rasio kemacetan Kota Bandar Lampung tahun 2015, dilihat

dari enam titik ruas jalan yang dibangun fly over, sebelum adanya Fly Over di

jalan Gajah Mada-Antasari, dapat kita lihat di ruas jalan Gajah Mada

menempati urutan pertama ruas jalan yang mengalami padat kendaraan atau

mengalami kemacetan yaitu 1,39. Suatu jalan dapat dikatakan padat

kendaraan apabila rasio jalan yang dihitung dari volume kendaraan bermotor

dan kapasitas jalan protokol di Kota Bandar Lampung ≥ 0,70.

Page 27: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

10

Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung merupakan jalan protokol yang

berarti kewenangan dan perizinan pembangunan berada pada Pemerintah

Kota dalam hal ini Wali Kota Bandar Lampung Herman HN. Wali Kota

Bandar Lampung bersama Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar lampung

memberikan izin pembangunan Fly Over di jalan Gajah Mada-Antasari

karena telah memenuhi syarat pembangunan fly over yaitu memiliki dokumen

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan

Hidup (UKL-UPL). Wali Kota Bandar Lampung memilih membangun Fly

Over di jalan Gajah Mada-Antasari karena selain terjadi kemacetan di jalan

tersebut, jalan Gajah Mada-Antasari telah memiliki syarat pembangunan fly

over.

Evaluasi atau penilaian terhadap kebijakan pembangunan Fly Over Gajah

Mada-Antasari yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan dapat dilihat dan

dirasakan setelah kebijakan tersebut sudah berjalan cukup waktu. Dari sisi

pengguna jalan pembangunan fly over memberikan dampak positif karena

sedikit banyak dapat mengatasi permasalahan kemacetan. Tetapi disisi lain,

pembangunan fly over memberikan dampak yang cukup merugikan bagi

masyarakat sekitar karena usaha mereka yang berada tepat dibawah fly over

menjadi mati dan sepi pembeli, hal ini mengakibatkan banyak masyarakat

sekitar menutup usahanya.

Kebijakan mau tidak mau pastilah menimbulkan dampak, baik itu dampak

positif maupun negatif. Dampak positif dimaksudkan sebagai dampak yang

memang diharapkan akan terjadi akibat sebuah kebijakan dan memberikan

Page 28: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

11

manfaat yang berguna bagi lingkungan kebijakan. sedangkan dampak negatif

dimaksudkan sebagai dampak yang tidak memberikan manfaat bagi

lingkungan kebijakan dan tidak diharapkan terjadi. Evaluasi atau penilaian

terhadap sebuah kebijakan dapat dilihat dengan berbagai indikator atau

kriteria evaluasi kebijakan. Berdasarkan dengan penelitian ini maka peneliti

menemukan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan

diteliti ini.

Tabel 4. Penelitian Terdahulu

N0 Nama Tahun Judul Penelitian

1. Arif Kurniawan 2014 Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat

Pembangunan Fly Over Pada Ruas Jalan

Sultan Agung-Ryacudu Kota Bandar Lampung

2. Juliandi Franata

Sinuhaji

2016 Analisi aAnalisis Aspek Sosial Terhadap Pembangunan

Fly Over Bandar Lampung (Studi Kasus: Pada

Masyarakat di Jln. Gajah Mada-Jln. Antasari)

Sumber: digilib.unila.ac.id, tahun 2018

Berdasarkan tabel di atas maka perbedaan utama peneliti dengan penelitian

terdahulu adalah peneliti pertama mengkaji mengenai dampak lalu lintas

akibat pembangunan fly over sedangkan peneliti kedua mengkaji mengenai

proses pembangunan infrastruktur Fly Over Gajah Mada-Antasari. Baik

dalam prosesnya maupun dampak yang ditimbulkan dari kebijakan

pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan

tersebut.

Peneliti saat ini mengkaji evaluasi atau penilaian terhadap kebijakan yang

dilakukan Pemerintah Kota Bandar Lampung yaitu membangun Fly Over di

jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung untuk mengatasi kemacetan.

Dari latar belakang masalah di atas, peneliti mengambil judul penelitian

Page 29: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

12

Evaluasi Kebijakan Pembangunan Fly Over Dalam Mengatasi Kemacetan

Lalu Lintas (Studi Kasus: Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar

Lampung) peneliti menggunakan beberapa kriteria evaluasi kebijakan

menurut Wiliam Dunn yang dianggap relevan dan dapat menjawab

permasalahan peneliti. Kriteria-kriteria evaluasi kebijakan tersebut adalah

kriteria efektifitas, responsivitas dan ketepatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah kebijakan pembangunan Fly over di jalan

Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung mengatasi kemacetan” ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah pembangunan Fly Over

di jalan Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung dapat mengatasi kemacetan.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini merupakan salah satu kajian Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

yang diharapkan mampu membantu pemahaman, khususnya mengenai

kebijakan pembangunan infrastruktur fly over dalam mengatasi

kemacetan lalu lintas di Jalan Gajah Mada-Antasari Kota Bandar

Page 30: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

13

Lampung dengan evaluasi kebijakan menurut Wiliam Dunn (kriteria

efektifitas, responsivitas dan ketepatan).

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah

Kota Bandar Lampung dalam upaya mengatasi kemacetan lalu lintas.

Page 31: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Evaluasi Kebijakan

1. Pengertian Evaluasi Kebijakan

Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing

menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan

program. Menurut Wiliam Dunn dalam Mulyadi ( 2016: 85-86) secara

umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal),

pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata-kata yang

menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan

nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan

produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika

hasil kebijakan pada kenyataannya mempunyai nilai, karena itu hasil

tersebut memberi sumbangan pada tujuan atau sasaran.

Evaluasi dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kebijakan atau program

telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa

masalah masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi. Subarsono

(2015:119) evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu

kebijakan. Evaluasi baru dapat dilakukan kalau suatu kebijakan sudah

berjalan cukup waktu. Memang tidak ada batasan waktu yang pasti kapan

Page 32: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

15

sebuah kebijakan harus dievaluasi. Untuk mengetahui outcome dan

dampak suatu kebijakan sudah tentu diperlukan waktu tertentu. Sebab

jika evaluasi dilakukan terlalu dini, maka outcome dan dampak dari

suatu kebijakan belum tampak.

Menurut Hamdi (2014:107) evaluasi atau penilaian kebijakan

menyangkut pembahasan kembali terhadap implementasi kebijakan.

Tahap ini berfokus pada identifikasi hasil-hasil dan akibat-akibat dari

implementasi kebijakan. Dengan fokus tersebut, evaluasi kebijakan akan

menyediakan umpan balik bagi penentuan keputusan mengenai apakah

kebijakan yang ada perlu diteruskan atau dihentikan. Namun terdapat

pandangan berbeda sebagaimana dinyatakan oleh Thomas R. Dye bahwa

evaluasi kebijakan merupakan pembelajaran mengenai konsekuensi dari

kebijakan publik. Berbeda dengan pendapat Abidin dalam Mulyadi

(2016:86) pengertian evaluasi mencakup 3 pengertian, yaitu:

a. evaluasi awal, yaitu dari proses perumusan kebijakan sampai saat

sebelum diimplementasikan (ex-ante evaluation),

b. evaluasi dalam proses implementasi atau monitoring,

c. evaluasi akhir yang dilakukan setelah selesai proses implementasi

kebijakan (ex- post evaluation).

Sedangkan menurut Dye dalam Mulyadi (2016: 100) menyatakan “police

evaluation is the assessment assessment of relative effectiveness of two

or more programs meeting common objectives”. Uraian Dye tersebut

menjelaskan bahwa evaluasi menilai secara luas atau umum keefektifan

Page 33: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

16

program program Negara baik itu dua atau lebih yang memiliki

efektifitas yang relatif. Evaluasi memberikan informasi yang falid

mengenai kinerja dari kebijakan. Informasi falid bersifat objektif yang

dapat diperoleh dari perbandingan dengan kebijakan sebelumnya ataupun

pengamatan secara langsung di lapangan. Evaluasi kebijakan dapat

mencakup tentang isi kebijakan, pelaksanaan kebijakan, dan dampak

kebijakan.

Berdasarkan pengertian pengertian Evaluasi Kebijakan di atas, maka

evaluasi kebijakan publik dapat diartikan sebagai satu tingkatan dalam

proses kebijakan publik. Melalui kegiatan evaluasi kita dapat menilai

suatu kebijakan atau program apakah berjalan dengan baik atau tidak.

Evaluasi kebijakan dapat mencakup tentang isi kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, dan dampak kebijakan.

2. Tipe- Tipe Evaluasi Kebijakan

Menurut Anderson dalam Winarno (2008: 229) membagi evaluasi

kebijakan dalam tiga tipe, masing- masing tipe evaluasi yang

diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman para evaluator terhadap

evaluasi, sebagai berikut:

a. Tipe pertama, evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan

fungsional. Bila evaluasi kebijakan dipahami sebagai kegiatan

fungsional, evaluasi kebijakan dipandang sebagai kegiatan yang sama

pentingnya dengan kebijakan itu sendiri.

Page 34: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

17

b. Tipe kedua, merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri pada

bekerja nya kebijakan atau program program tertentu. Tipe evaluasi

ini lebih membicarakan sesuatu mengenai kejujuran atau efisiensi

dalam melaksanakan program.

c. Tipe ketiga, Tipe evaluasi kebijakan sistematis, tipe kebijakan ini

melihat secara obyektif program program kebijakan yang dijalankan

untuk mengukur dampaknya bagi masyarakat dan melihat sejauh

mana tujuan tujuan yang telah dinyatakan tersebut tercapai.

Berdasarkan ketiga tipe tersebut yang paling sesuai dalam penelitian ini

adalah tipe yang ketiga, yakni tipe evaluasi kebijakan sistematis, dimana

peneliti ingin melihat sejauh mana pelaksanaan Kebijakan Pembangunan

Fly Over, dengan mencari tahu apakah kebijakan yang dijalankan telah

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Tujuan Evaluasi Kebijakan

Evaluasi memiliki beberapa tujuan yang dapat dirinci, tujuan evaluasi

dalam Subarsono (2015:120-121) adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka

dapat diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.

b. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga

dapat diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.

c. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu

tujuan evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas

pengeluaran atau output dari suatu kebijakan.

Page 35: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

18

d. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi

ditunjukkan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak

positif maupun negatif.

e. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan. Evaluasi juga bertujuan

untuk mengetahui adanya penyimpangan penyimpangan yang

mungkin terjadi, dengan cara membandingkan antara tujuan dan

sasaran dengan pencapaian target.

f. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.

Tujuan akhir dari evaluasi adalah untuk memberikan masukan bagi

proses kebijakan ke depan agar dihasilkan kebijakan yang lebih baik.

Adanya evaluasi baik yang di lakukan oleh intern ataupun ekstern dari

suatu kebijakan/ program, di harapkan kebijakan-kebijakan ke depan

akan lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan-kesalahan yang sama.

Berikut ini beberapa alasan pentingnya evaluasi di lakukan dalam

Mulyadi (2016: 92- 93).

a. Untuk mengetahui tingkat efektifitas suatu kebijakan, yakni seberapa

jauh suatu kebijakan mencapai tujuan.

b. Mengetahui apakah suatu kebijakan berhasil atau gagal. Dengan

melihat pada tingkat efektifitas nya, maka dapat di simpulkan apakah

suatu kebijakan berhasil atau tidak.

c. Memenuhi aspek akuntabilitas publik. Dengan melakukan penilaian

kinerja suatu kebijakan, maka dapat di pahami sebagai bentuk

pertanggungjawaban pemerintah kepada publik sebagai pemilik dana

dan mengambil manfaat dari kebijakan dan program pemerintah.

Page 36: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

19

d. Menunjukkan pada stakeholders manfaat suatu kebijakan. Apabila

tidak di lakukan evaluasi terhadap suatu kebijakan, para stakeholders,

terutama kelompok sasaran tidak mengetahui secara pasti manfaat dari

suatu kebijakan atau program.

e. Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Pada akhirnya evaluasi kebijakan bermanfaat untuk memberikan

masukan bagi proses pengambilan kebijakan yang akan datang agar tidak

mengulangi kesalahan yang sama, dan diharapkan lebih baik.

4. Kriteria Evaluasi Dampak Kebijakan Publik

Hasil atau dampak kebijakan pada dasarnya berkaitan dengan perubahan

kondisi masyarakat yang menjadi kelompok sasaran kebijakan atau

program, yaitu dari kondisi awal yang tidak dikehendaki menuju ke

kondisi baru yang lebih dikehendaki. Dampak yang terjadi tentu sangat

tergantung dengan kebijakan maupun program nya, dalam realita di

lapangan, merumuskan indikator dampak tidak mudah dilakukan. Hal ini

disebabkan oleh setidaknya dua hal, yaitu luasnya cakupan kebijakan dan

tujuan kebijakan sering kali tidak spesifik.

Menurut Wiliam Dunn dalam Mulyadi (2016: 124- 125) terdapat enam

kriteria yang dapat digunakan untuk menilai sebuah kinerja berhasil atau

tidak berhasil, yaitu:

a. Effectiveness atau keefektifan, yaitu berkenaan dengan apakah suatu

alternatif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai

tujuan dari diadakan nya tindakan. Winarno (2008:184) efektifitas

Page 37: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

20

berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapai nya

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas

disebut juga hasil guna. Efektifitas selalu terkait dengan hubungan

antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Efektifitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin

besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan,

maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Ditinjau dari

pengertian segi efektifitas usaha tersebut, maka dapat diartikan bahwa

efektifitas adalah sejauh mana dapat mencapai tujuan pada waktu

yang tepat dalam pelaksanaan tugas pokok, kualitas produk yang

dihasilkan dan perkembangan. Efektifitas merupakan daya pesan

untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan untuk mempengaruhi.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran

efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhi nya mengenai

sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, menunjukkan pada

tingkat sejauh mana organisasi, program/ kegiatan melaksanakan

fungsi fungsinya secara optimal.

b. Efficiency atau efisiensi, yaitu berkenaan dengan jumlah usaha yang

diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektifitas tertentu. Winarno

(2008:185) Efisiensi yang merupakan sinonim dari rasionalitas

ekonomi, adalah merupakan hubungan antara efektivitas dan usaha,

yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efisiensi

biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau

Page 38: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

21

layanan. Kebijakan yang mencapai efektifitas tertinggi dengan biaya

terkecil dinamakan efisiensi.

c. Adequacy atau kecukupan, yaitu berkenaan dengan seberapa jauh

tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang

menumbuhkan adanya masalah. Winarno (2008:186) kecukupan

dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai

sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. Kecukupan

berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas memuaskan

kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya

masalah. Kecukupan masih berhubungan dengan efektivitas dengan

mengukur atau memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat

menyelesaikan masalah yang terjadi.

d. Equity atau kesamaan, yaitu erat berhubungan denga rasionalitas legal

dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Winarno

(2008:187) kriteria kesamaan erat berhubungan dengan rasionalitas

legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara

kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang

berorientasi pada kesamaan adalah kebijakan yang akibatnya atau

usaha secara adil didistribusikan. Suatu program tertentu mungkin

dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya manfaat sama atau

merata.

Page 39: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

22

e. Responsiveness atau ke tanggapan, yaitu berkenaan dengan seberapa

jauh suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau

nilai masyarakat. Winarno (2008: 189) responsivitas dalam kebijakan

publik dapat diartikan sebagai respon dari suatu aktivitas, yang berarti

tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan.

Responsivitas berkenaan seberapa jauh kebijakan dapat memuaskan

kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat

tertentu.

Keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan masyarakat

yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu memprediksi

pengaruh yang akan terjadi jika kebijakan akan dilaksanakan, juga

tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai dapat

dirasakan dalam bentuk dukungan/ berupa penolakan. Kriteria

responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat memuaskan

semua kriteria lainnya (efektifitas, efisiensi, kecukupan, kesamaan).

f. Appropriateness atau ketepatgunaan, yaitu yang berhubungan dengan

rasionalitas substantif, karena pertanyaan tentang hal ini tidak

berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi dua atau lebih kriteria

secara bersama-sama. Winarno (2008: 184) ketepatan merujuk pada

nilai atau harga dari tujuan program dan pada kuat nya asumsi yang

melandasi tujuan tujuan tersebut. Kriteria yang dipakai untuk

menyeleksi sejumlah alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan

menilai apakah hasil dari alternatif yang direkomendasikan tersebut

merupakan pilihan tujuan yang layak.

Page 40: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

23

Tabel 5. Kriteria Evaluasi Dampak Kebijakan Publik Dalam Dunn

(2013:610)

Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi

Efektifitas

Apakah hasil yang diinginkan

telah dicapai?

Unit pelayanan

Efisiensi

Seberapa banyak usaha

diperlukan untuk mencapai hasil

yang diinginkan?

Unit biaya Manfaat

bersih Rasio biaya

manfaat

Kecukupan

Seberapa jauh pencapaian hasil-

hasil yang diinginkan

memecahkan masalah ?

Biaya tetap (masalah

tipe I) Efektifitas

tetap ( masalah tipe

II)

Perataan

Apakah biaya dan manfaat

didistribusikan dengan merata

kepada kelompok-kelompok

yang berbeda ?

Kriteria

ParetoKriteria

Kaldor- Hicks

Kriteria Rawls

Responsivitas

Apakah hasil kebijakan

memuaskan kebutuahn,

preferensi atau nilai kelompok-

kelompok tertentu?

Konsistensi dengan

survei warga negara

Ketepatan

Apakah hasil (tujuan) yang

diingingkan benar- benar-

berguna atau bernilai?

Program publik harus

merata dan efisien

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan evaluasi dampak

kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu penilaian

terhadap pelaksanaan kebijakan yang telah diberlakukan oleh organisasi

atau pemerintah, dengan cara mengevaluasi aspek aspek dampak kebijakan

yang meliputi efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas dan

ketepatan pelaksanaan kebijakan tersebut ditinjau dari aspek masyarakat

sebagai sasaran kebijakan tersebut.

Page 41: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

24

B. Tinjauan Tentang Kebijakan Publik

1. Pengertian Kebijakan Publik

Menurut Syafiie dalam Tahir (2015:20) mengemukakan bahwa kebijakan

(policy) hendaknya dibedakan dengan kebijaksanaan (wisdom) karena

kebijaksanaan merupakan pengejaantahan aturan yang sudah ditetapkan

sesuai situasi dan kondisi setempat oleh person pejabat yang berwenang,

untuk itu Syafiie mendefinisikan kebijakan publik adalah semacam

jawaban terhadap suatu masalah karena akan merupakan upaya

memecahkan, mengurangi, dan mencegah suatu keburukan serta

sebaliknya menjadi penganjur, inovasi dan pemuka terjadinya kebaikan

dengan cara terbaik dan tindakan terarah.

Menurut Keban dalam Tahir (2015: 20) memberikan pengertian dari sisi

kebijakan publik, menurut nya “Public Policy dapat dilihat dari konsep

filosofis, sebagai suatu produk, sebagai suatu proses dan sebagai suatu

kerangka kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan merupakan

serangkaian prinsip. Sebagai suatu produk, kebijakan dipandang sebagai

serangkaian kesimpulan atau rekomendasi. Sebagai suatu proses,

kebijakan dipandang suatu cara untuk mengetahui apa yang diharapkan

dari nya dan sebagai suatu kerangka kerja, kebijakan merupakan suatu

proses tawar menawar dan negoisasi untuk merumuskan isu-isu dan

metode implmentasinya”.

Page 42: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

25

Sedangkan Menurut Anderson dalam Tahir (2015: 21), kebijakan adalah

suatu tindakan yang mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku

atau sejumlah pelaku untuk memecahkan masalah. Selanjutnya Anderson

mengklasifikasikan kebijakan (policy), menjadi dua yaitu substantif dan

prosedural. Kebijakan substantif yaitu apa yang harus dikerjakan oleh

pemerintah sedangkan kebijakan prosedural yaitu siapa dan bagaimana

kebijakan tersebut diselenggarakan. Hal ini berarti, kebijakan publik

adalah kebijakan kebijakan yang dikembangkan oleh badan badan dan

pejabat-pejabat pemerintah.

Kebijakan publik Menurut Thomas Dye dalam Subarsono (2015:2)

adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak

melakukan. Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik

mencakup sesuatu yang tidak dilakukan oleh pemerintah disamping yang

dilakukan pemerintah ketika pemerintah menghadapi suatu masalah

publik. Definisi kebijakan publik dari Thomas Dye tersebut mengandung

makna bahwa (1) kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan

pemerintah, bukan organisasi swasta; (2) kebijakan publik menyangkut

pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan

pemerintah.

Suharno (2013: 5) Kebijakan publik adalah keputusan pemerintah guna

memecahkan masalah publik. Keputusan itu bisa berimplikasi pada

tindakan maupun bukan tindakan. Kata public dapat berarti masyarakat

dan perusahaan, bisa juga berarti negara sistem politik serta administrasi.

Page 43: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

26

Sementara pemerintah adalah orang atau sekelompok orang yang diberi

mandat oleh seluruh anggota suatu sistem politik untuk melakukan

pengaturan terhadap keseluruhan sistem. Menurut Dye dan Anderson

dalam Suharto (2015:44-45) Literatur mengenai kebijakan publik telah

banyak menyajikan beberapa definisi kebijakan publik, baik dalam arti

luas maupun sempit.

Dye yang dikutip Young dan Quinn memberikan definisi kebijakan

publik secara luas, yakni sebagai “ whatever governments choose to do

or not to do”. Sementara itu, Anderson yang juga dikutip oleh Young dan

Quinn, menyampaikan definisi kebijakan publik yang lebih spesifik,

yaitu sebagai “a purposive course of action followed by an actor or set of

actors in dealing with a problem or matter of concern”. Untuk memahami

beberapa definisi kebijakan publik, beriku beberapa konsep kunci yang

termuat dalam kebijakan publik. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan

masalah dunia nyata. Kebijakan publik berupaya merespon masalah atau

kebutuhan kongkrit yang berkembang di masyarakat.

a. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publik

biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri dari

beberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai

tujuan tertentu demi kepentingan orang banyak.

b. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Kebijakan publik pada umum nya merupakan tindakan kolektif untuk

memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan publik bisa juga

dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial akan dapat

Page 44: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

27

dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudahadadan karenanya

tidak memerlukan tindakan tertentu.

c. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang

aktor. Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi

terhadap langkah langkah atau rencana tindakan yang telah

dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum dirumuskan.

Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan publik bisa dibuat

oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh beberapa perwakilan

lembaga pemerintah.

Berdasarkan pengertian pengertian kebijakan publik di atas, maka

kebijakan publik dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai serangkaian

tindakan pemerintah yang bersifat mengatur dalam rangka merespon

permasalahan yang dihadapi masyarakat dan mempunyai tujuan tertentu,

berorientasi kepada kepentingan publik (masyarakat) dan bertujuan untuk

mengatasi masalah, memenuhi keinginan dan tuntutan seluruh anggota

masyarakat.

2. Ciri-Ciri Kebijakan Publik

Kebijakan publik itu pada hakikatnya merupakan sebuah aktifitas yang

khas, dalam artian mempunyai ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh

kebijakan jenis lain. Ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan

kebijakan publik bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu

lazimnya dipikirkan, didesain, dirumuskan dan diputuskan oleh mereka

Page 45: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

28

orang-orang yang memiliki otoritas (public authorities ) dalam sistem

politik. Menurut Wahab (2016: 17-23) Ciri-ciri kebijakan publik :

a. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang sengaja dilakukan

dan mengarah pada tujuan tertentu, sekedar sebagai bentuk perilaku

atau tindakan menyimpang yang serba acak, asal-asalan, dan serba

kebetulan.

b. Kebijakan pada hakikatnya terdiri atas tindakan tindakan yang saling

berkait dan berpola, mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan

oleh pejabat-pejabat pemerintah, dan bukan keputusan-keputusan

yang berdiri sendiri. Misalnya, kebijakan tidak hanya mencakup

keputusan untuk membuat undang-undang dalam bidang tertentu,

melainkan diikuti dengan keputusan-keputusan, petunjuk-petunjuk

teknis pelaksanaan yang lebih detail, bersangkut paut dengan proses

implementasi pemaksaan pemberlakuannya.

c. Kebijakan itu ialah apa yang nyata dilakukan pemerintah dalam

bidang-bidang tertentu. Dalam arti setiap kebijakan pemerintah itu

diikuti dengan tindakan tindakan kongkrit.

d. Kebijakan publik mungkin berbentuk positif, mungkin pula negatif.

Dalam bentuknya yang positif, kebijakan publik mungkin akan

mencakup beberapa bentuk tindakan pemerintah yang dimaksud kan

untuk memengaruhi penyelesaian atas masalah tertentu. Sementara

dalam bentuknya yang negatif, ia kemungkinan meliputi keputusan-

keputusan pejabat-pejabat pemerintah untuk tidak bertindak, atau

Page 46: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

29

tidak melakukan tindakan apa pun dalam masalah masalah dimana

campur tangan pemerintah itu sebenarnya justru amat diperlukan.

3. Proses KebijakanPublik

Proses kebijakan publik dapat dipahami sebagai serangkaian tahap atau

fase kegiatan untuk membuat kebijakan publik umumnya proses

pembuatan kebijakan publik dapat dibedakan kedalam lima tahap

berikut: penentuan agenda (agenda setting),perumusan alternatif

kebijakan (policy formulation), penetapan kebijakan (policy

legitimation), pelaksanaan atau implementasi kebijakan (policy

implementation), dan penilaian atau evaluasi kebijakan (policy

evaluation).

a. Penentuan Agenda

Santoso (2010:72) Istilah agenda-setting mengandung dua kata kunci,

yaitu „agenda‟ dan „setting‟ (aktifitas penyiapan nya). Agenda bisa

dikatakan berisi berbagai hal atau kegiatan yang dianggap penting dan

layak mendapatkan prioritas dari si pemilik agenda. Hamdi (2014:80)

Istilah agenda dalam kebijakan publik, diartikan sebagai daftar perihal

atau masalah untuk mana pejabat pemerintah, dan orang-orang diluar

pemerintah yang terkait erat dengan para pejabat tersebut,

memberikan perhatian serius pada saat tertentu.

Menurut Mulyadi (2016:5) isu kebijakan ini akan menjadi embrio

awal bagi munculnya masalah masalah publik dan bila masalah

tersebut mendapat perhatian yang memadai maka ia akan masuk

Page 47: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

30

kedalam agenda kebijakan. Namun demikian, karena pada dasarnya

masalah masalah kebijakan mencakup dimensi yang luas, maka suatu

isu tidak akan secara otomatis bisa masuk agenda kebijakan. Isu-isu

yang beredar akan bersaing satu sama lain untuk mendapatkan

perhatian dari para elit politik sehingga isu yang mereka perjuangkan

dapat masuk kedalam agenda kebijakan.

b. Formulasi Kebijakan

Formulasi Kebijakan menunjuk pada proses perumusan pilihan

pilihan atau alternatif kebijakan yang dilakukan dalam pemerintahan.

Menurut Schattschneider dalam Hamdi (2014:87) sangat menggaris

bawahi signifikasi tahap ini dengan menyatakan bahwa definisi

alternatif kebijakan adalah istrumen kekuasaan yang sangat hebat.

Menurut Kraft & Furlong dalam Hamdi (2014:87) menyatakan

pengertian formulasi kebijakan sebagai desain dan penyusunan

rancangan tujuan kebijakan serta strategi untuk pencapaian tujuan

kebijakan tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, terdapat dua aktifitas utama dari

formulasi kebijakan. Pertama, perancangan tujuan kebijakan. Aktifitas

tersebut tentu saja sangat berkaitan dengan rumusan masalah

kebijakan. Sejalan dengan dinamika yang umumnya terdiri atas

pejabat-pejabat pemerintah, kelompok pemikir, dan wirausaha.

Kedua, formulasi kebijakan sekaligus juga menyangkut strategi

pencapaian tujuan kebijakan. Dengan aktifitas tersebut, termuat

Page 48: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

31

penegasan bahwa dalam setiap alternatif kebijakan, sejak awal perlu

dirumuskan langkah langkah yang semestinya dilakukan apabila

alternatif tersebut dipilih menjadi kebijakan.

c. Penetapan Kebijakan

Menurut Kraft dan Furlong Dalam Hamdi (2014:94) Penetapan

Kebijakan pada dasarnya adalah pengambilan keputusan terhadap

alternatif kebijakan yang tersedia. Penetapan kebijakan (policy

legitimation) merupakan mobilisasi dari dukungan politik dan

penegasan (enactment) kebijakan secara formal termasuk justifikasi

untuk tindakan kebijakan. Paling tidak, terdapat dua makna dari

penetapan kebijakan.

Pertama, penetapan kebijakan merupakan proses yang dilakukan

pemerintah untuk melaksanakan suatu pola tindakan tertentu atau

sebaliknya, untuk tidak melakukan tindakan tertentu. Kedua,

penetapan kebijakan berkaitan dengan pencapaian konsensus dalam

pemilihan alternatif alternatif yang tersedia. Tahap ini juga berkenaan

dengan legitimasi dari alternatif yang dipilih, yakni berupa suatu

rancangan tindakan tindakan yang ditetapkan menjadi peraturan

perundang-undangan. Mulyadi (2016: 11) Bentuk bentuk legitimasi

kebijakan publik ini biasanya tertuang dalam aturan hukum seperti:

1. Undang Undang.

2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU).

3. Peraturan Pemerintah (PP).

Page 49: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

32

4. Peraturan Presiden (Penpres).

5. Peraturan Daerah (Perda).

d. Pelaksanaan Kebijakan

Hamdi (2014:97) Pelaksanaan atau implementasi kebijakan

bersangkut paut dengan ikhtiar ikhtiar untuk mencapai tujuan dari

ditetapkan nya suatu kebijakan tertentu. Tahap ini pada dasarnya

berkaitan dengan bagaimana pemerintah bekerja atau proses yang

dilakukan oleh pemerintah untuk menjadikan kebijakan menghasilkan

keadaan yang direncanakan. Dalam hal ini, pelaksanaan kebijakan

dapat hanya berupa suatu proses sederhana untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Mulyadi (2016:12-13) Dalam tataran praktis, implementasi adalah

proses pelaksanaan keputusan dasar. Proses tersebut terdiri atas

beberapa tahapan yakni:

1. Tahapan pengesahan peraturan perundangan.

2. Pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana.

3. Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan.

4. Dampak nyata keputusan baik yang dihendaki maupun tidak.

5. Dampak keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi

pelaksana.

6. Upaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan.

Page 50: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

33

Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut beberapa hal

penting yakni:

1. Penyiapan sumber daya, unit dan metode.

2. Penerjemah kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat

diterima dan dijalankan.

3. Penyediaan layanan, pembayaran dan hal lain secara rutin.

Berdasarkan serangkaian kegiatan penelitian, yang dilakukan oleh

para ahli maka dapat dipetakan apa sebenarnya factor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan ataupun kegagalan implementasi suatu

kebijakan, berbagai peta tentang faktor faktor tersebut terakumulasi

menjadi apa yang disebut sebagai model implementasi kebijakan.

Model implementasi ini pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk

menyederhanakan implementasi kebijakan yang rumit menjadi lebih

sederhana yaitu sebagai hubungan sebab akibat antara keberhasilan

implementasi dengan faktor faktor yang diduga mempengaruhi

keberhasilan implementasi tersebut.

e. Evaluasi Kebijakan

Evaluasi atau penilaian kebijakan menyangkut pembahasan kembali

terhadap implementasi kebijakan. Tahap ini berfokus pada identifikasi

hasil hasil dan akibat akibat dari implementasi kebijakan. Dengan

fokus tersebut, evaluasi kebijakan akan menyediakan umpan balik

bagi penentuan keputusan mengenai apakah kebijakan yang ada perlu

diteruskan atau dihentikan. Namun terdapat juga pandangan bahwa

Page 51: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

34

evaluasi kebijakan tidak sekedar menentukan berhasil tidaknya suatu

implementasi kebijakan. Evaluasi kebijakan dapat menyangkut

perspektif yang lebih luas, antara lain sebagaimana dinyatakan oleh

Thomas R. Dye dalam Hamdi (2014:107).

C. Tinjauan Tentang Fungsi Pemerintah

Pemerintah merupakan lembaga yang dibentuk untuk mewujudkan cita-cita

masyarakat suatu bangsa, membuat dan melaksanakan keputusan bersama

untuk mencapai cita-cita itu. Pemerintah memiliki berbagai macam peranan

pokok yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Menurut Ndraha

dalam Hamdi (2011:35-36) pemerintah memiliki dua fungsi dasar yaitu:

a. Fungsi primer atau fungsi pelayanan, fungsi primer yaitu fungsi

pemerintah sebagai provider jasa-jasa publik yang tidak dapat

diprivatisasikan termasuk jasa hankam (pertahanan dan keamanan),

layanan sipil, dan layanan birokrasi.

b. Fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan, fungsi sekunder yaitu

sebagai provider kebutuhan dan tuntutan yang diperintah akan barang

dan jasa yang mereka tidak mampu penuhi sendiri karena masih lemah

dan tak berdaya (powerless) termasuk penyediaan dan pembangunan

sarana dan prasarana.

Selanjutnya menurut Soewargono dan Djohan dalam Hamdi (2011:37) Salah

satu fungsi utama dari pemerintah yaitu membuat kebijakan publik.

Argumentasi terpenting dalam hal ini adalah bahwa semua warga negara

akan senantiasa bersentuhan dengan kebijakan publik yang dikeluarkan oleh

Page 52: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

35

pemerintah karena yang diatur oleh kebijakan publik tentunya yang

menyangkut kepentingan umum. Pemerintah memiliki peranan penting dalam

pemenuhan atau pelayanan kebutuhan hidup masyarakat. Eksistensi

pelayanan pemerintah terhadap masyarakat merupakan suatu kebutuhan dan

keharusan karena masyarakat pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan

atas negara.

Nawawi (2013:25) tujuan utama di bentuknya pemerintah adalah untuk

menjaga suatu sistem ketertiban dimana masyarakat bisa menjalani kehidupan

nya secara wajar. Pemerintah dibentuk untuk melayani atau sebagai pelayan

masyarakat atau istilah yang lebih gagah adalah abdi negara. Sebagai abdi

masyarakat atau abdi negara ini pejabat pemerintah mendapat tugas antara

lain menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat

mengembangkan kemajuan dan kreativitas nya demi mencapai kemajuan

bersama.

D. Tinjauan Tentang Pembangunan Infrastruktur

1. Pembangunan Infrastruktur

Siagian (1994:2) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai

“Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang

berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan 34

pemerintah, menuju modernitas alam rangka pembinaan bangsa (nation

building)”. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu

roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Keberadaan

infrastruktur yang memadai sangat diperlukan. Sarana dan prasarana

Page 53: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

36

fisik, atau atau sering disebut dengan infrastruktur, merupakan bagian

yang sangat penting dalam sistem pelayanan masyarakat.

Fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna mendukung berbagai

kegiatan pemerintahan perekonomian, industri dan kegiatan sosial di

masyarakat dan pemerintahan. Pembangunan Infrastruktur dilaksanakan

berdasarkan kebutuhan dan tingkat kepentingan, sehingga diperlukan

skala prioritas pembangunan nya, ada yang cukup untuk dilaksanakan

sekali saja dengan perawatan yang berlanjut, namun juga ada yang

sifatnya dinamis dan berpeluang berkembang.

Setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu saja

terhadap infrastruktur yang sudah ada maupun kemungkinan nya untuk

rencana pengembangan ke depan, sehingga perlu nya dibuat Rencana

Umum Tata Ruang (RUTR), RUTR adalah acuan yang perlu dipahami

dan secara konsisten harus dapat dilaksanakan sesuai yang

ditetapkan.Pembangunan infrastruktur merupakan suatu strategi dalam

penyediaan sarana yang utama. Seperti yang diungkapkan dalam

Infrastruktur Indonesia, Kadin Indonesia Jetro (2006:16), yaitu Prinsip

Dasar Penyediaan Infrastruktur Secara Keseluruhan antara lain :

a. Infrastruktur merupakan katalis bagi pembangunan. Ketersediaan

infrastruktur dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber

daya sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan efisiensi dan

pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hampir

dalam semua aktifitas masyarakat dan pemerintah, keberadaan

Page 54: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

37

infrastruktur merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

dan sudah menjadi kebutuhan dasar.

b. Keterkaitan Infrastruktur dengan berbagai aspek. Agar peran

infrastruktur dalam pembangunan menjadi optimal, maka

keberadaan pembangunan infrastruktur harus terkait dengan:

1. Bangkitan bangkitan pembangunan yang lainnya.

2. Pembangunan pertanian, perkebunan, budi daya pantai,

kelautan, industri, perdagangan, jasa, pariwisata, pertambangan,

migas dan sebagainya.

3. Masyarakat yang akan menjadi kelompok sasaran pelayanan

infrastruktur tersebut dan kemampuan dalam membayar jasa

layanan infrastruktur.

4. Institusi pengelola nya, misalnya peran pemerintah dalam

pengelolaan atau pemeliharaan serta memberi arahan dalam

bentuk regulasi sebagai bentuk layanan public.

c. Perencanaan kebutuhan infrastruktur harus dilakukan melalui

kombinasi antara perencanaan yang digagas Pemerintah Pusat

dengan yang digagas Pemerintah Daerah. Seiring dengan

diimplementasikan nya desentralisasi fiskal dan diberikan nya

kewenangan yang lebih luas bagi daerah, setiap daerah diharapkan

mampu lebih mengembangkan potensi daerahnya. Oleh karena itu

pembangunan yang dilakukan di daerah harus didasarkan pada

kebutuhan daerah masing-masing.

Page 55: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

38

Berdasarkan hal tersebut, perlu kerangka pembangunan yang digagas

Pemerintah Daerah, disamping kerangka model yang digagas

Pemerintah Pusat yang selama ini digunakan, yang dimaksud dengan

adanya perencanaan yang digagas Pemerintah Daerah adalah

terdapat rencana indikasi kebutuhan infrastruktur secara lokal dan

regional, sehingga perencanaan tersebut ditentukan oleh Pemerintah

Daerah berdasarkan kebutuhan daerah. Sedangkan rencana

pembangunan infrastruktur yang bersifat digagas Pemerintah Pusat

dan dikoordinasikan oleh kantor Menko Perekonomian.

d. Keberhasilan kerjasama pemerintah dan swasta memerlukan kondisi

yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Stabilitas kerangka ekonomi makro.

2. Sektor keuangan yang efisien dan berkembang.

3. Kerangka kebijakan yang mantap.

4. Penerimaan proyek yang berkelanjutan.

5. Mekanisme arbitrase atau penyelesaian penyelisihan yang jelas.

6. Undang-Undang perbankan yang berkembang dengan baik.

7. Investasi pendamping dari pinjaman pemerintah/ ekuitas/

subsidi (Kewajiban Sektor publik).

e. Penyediaan infrastruktur harus memperhatikan aspek keberlanjutan.

Pembangunan infrastruktur harus memperhatikan aspek

keberlanjutan, sehingga dalam jangka panjang keberadaan

infrastruktur tidak menyebabkan kerusakan lingkungan.

Page 56: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

39

f. Mekanisme penyediaan infrastruktur harus mendasarkan pada

prinsip- prinsip akuntabilitas, transparansi, serta memperhatikan

aspek efisiensi dan keadilan.

2. Manfaat Pembangunan Infrastruktur

Purwanto dan Kurniawan (2009:1432) Pembangunan maupun

pemeliharaan infrastruktur jalan mempunyai beberapa manfaat, yaitu:

a. Perubahan biaya relatif dari sarana transportasi tertentu terhadap

sarana transportasi lainnya.

b. Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat.

c. Peningkatan ketersediaan sarana transportasi.

d. Peningkatan kualitas perjalanan (kecepatan, kenyamanan,

kepercayaan) yang dihasilkan dari peningkatan kualitas sarana

maupun teknologi infrastrukturnya.

e. Pengaruh pada tata guna lahan akibat migrasi antar daerah dan

perubahan pola pemukiman.

f. Peningkatan aktivitas ekonomi yang pada akhirnya juga

mempengaruhi timbulnya perubahan pola dan struktur konsumsi

masyarakat.

E. Tinjauan Tentang Fly Over

1. Pengertian Fly Over

Fly over (Jalan Layang) adalah suatu alan yang dibangun tidak sebidang

melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi

permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api

Page 57: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

40

untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi jalan layang

merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi

hambatan. (sumber:http/id.wikipedia.org/jalan-layang diakases pada

09/09/2017 pukul 09.00 wib).

2. Fungsi Dan Manfaat Fly Over

Fungsi dan manfaat jalan layang dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Jalan layang/ Fly over dibangun untuk mengatasi kemacetan besar

suatu daerah/ kawasan yang tidak dapat diatasi dengan penggunaan

lampu merah sebagai pengaturannya.

b. Dapat meningkatkan efisiensi lalu li ntas dan mengurangi resiko

kecelakaan pada kawasan yang melewati persilangan kereta api.

c. Jalan layang merupakan struktur bangunan perlengkapan jalan yang

bebas hambatan dari konflik di persimpangan. (Sumber:

http://www.mikihidayat.tk/2016/01/jalan-layang-flyover.html

diakses pada 09/09/2017 pukul:09:00wib).

F. Kerangka Pikir Penelitian

Salah satu cara yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi permasalahan

kemacetan yang ada di Kota Bandar Lampung adalah dengan membuat

kebijakan pembangunan fly over. Kebijakan Pembangunan Fly Over Di Jalan

Gajah Mada-Antasari Bandar Lampung mengacu pada Keputusan Wali Kota

Bandar Lampung Nomor: 660.1/III.20/HK/2016 Tentang Izin Lingkungan

Kegiatan Pembangunan Fly Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari Bandar

Lampung.

Page 58: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

41

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kebijakan pembangunan Fly

Over Pemerintah Kota Bandar Lampung di Jalan Gajah Mada-Antasari

Bandar Lampung yang bertujuan untuk mengatasi kemacetan. Penelitian ini

menggunakan kriteria evaluasi kebijakan menurut Wiliam Dunn dalam

Mulyadi (2016: 124-125) namun, peneliti hanya akan mengunakan tiga

kriteria yang dianggap relevan dan dapat menjawab permasalahan peneliti.

Kriteria-kriteria evaluasi kebijakan tersebut yaitu kriteria efektifitas,

responsivitas dan ketepatan.

Tiga kriteria evaluasi kebijakan yang dipilih peneliti bertujuan, untuk

membatasi ruang lingkup bahasan agar tidak terlalu luas dan sesuai dengan

sub indikator yang dibuat. Selain itu, evaluasi kebijakan pada penelitian ini

bertujuan melihat tercapai atau tidaknya kebijakan yang dilakukan

Pemerintah Kota Bandar Lampung mengatasi kemacetan di Jalan Gajah

Mada-Antasari Bandar Lampung. Untuk lebih jelasnya dapat di gambarkan

dalam kerangka pikir dibawah ini:

Page 59: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

42

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kriteria Evalusi Kebijakan Pembangunan Fly Over Menurut

W. Dunn

1. Efektifitas, dapat dilihat dari :

a. Pencapaian tujuan kebijakan

b. Pencapaian sasaran kebijakan

c. Pencapaian hasil kebijakan

2. Responsivitas , dapat dilihat dari :

a. Pencapaian kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan dan kesamaan

b. Pencapaian kebutuhan sasaran kebijakan

c. Pencapaian respon baik dari sasaran kebijakan

3. Ketepatan , dapat dilihat dari:

a. Pencapaian keberhasilan kebijakan mengatasi permasalahan

b. Pencapaian kebijakan sesuai tujuannya

c. Pencapaian kebijakan tepat sasaran

Evaluasi Kebijakan Pembangunan Fly Over Di Jalan Gajah

Mada-Antasari

(Kewali Kota Bandar Lampung no.666.I/III.20/2016)

Tecapai Tidak Tercapai

Mengatasi Kemacetan

Page 60: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Fuad

(2014:54) mendefinisikan metode kualitatif yaitu sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Pengunaan metode kualitatif

dilaksanakan sesuai karakteristik yang ada yaitu secara langsung terlibat

dilokasi penelitian. Penelitian kualitatif menekankan proses dari pada hasil

dari objek penelitiannya.

Menurut Widi (2010:84) metode deskriptif adalah suatu metode penelitian

yang menggambarkan semua data atau keadaan subyek atau obyek penelitian

(seorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) kemudian dianalisis dan

dibandingkan berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini

dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahan masalahnya.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah masalah dalam masyarakat, baik

itu menyangkut tata cara, situasi, hubungan, sikap, perilaku, cara pandang dan

pengaruh pengaruh dalam suatu kelompok masyarakat. Selain itu metode

deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar yang

berlaku, sehingga terkadang metode ini disebut juga sebagai survei normatif.

Page 61: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

44

Sedangkan Afifuddin dan Saebanie (2012:56-57) penelitian kualitatif adalah

jenis penelitian yang temuan temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

statistik atau bentuk hitungan lainnya. Selanjutnya, penelitian kualitatif

dipilih karena kemantapan peneliti berdasarkan pengalaman penelitiannya

dan metode kualitatif dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang

fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

B. Fokus Penelitian

Rianse dan Abdi (2009:9) dalam penelitian kualitatif rumusan masalah sering

diistilahkan dengan fokus penelitian, dari fokus ini biasanya diturunkan

beberapa pertanyaan penelitian. Penelitian kualitatif ada batas kajian

penelitian yang ditentukan oleh fokus. Penelitian kualitatif menghendaki

ditetapkannya batas dalam penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai

masalah penelitian, sehingga seorang peneliti kualitatif dapat dengan mudah

menentukan data yang terkait dengan topik penelitiannya.

Fokus dalam penelitian ini adalah Evaluasi Kebijakan Pembangunan Fly

Over Di Jalan Gajah Mada-Antasari yang bertujuan untuk mengatasi

kemacetan. Peneliti menggunakan beberapa kriteria evaluasi kebijakan

menurut Wiliam Dunn dalam Mulyadi (2016: 124-125) yang dianggap

relevan dan dapat menjawab permasalahan peneliti. Kriteria evaluasi

kebijakan tersebut adalah kriteria efektifitas, responsivitas dan ketepatan.

Dengan indikator ukurannya sebagai berikut:

Page 62: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

45

1. Efektifitas, dapat dilihat dari:

a. Pencapaian tujuan kebijakan

b. Pencapaian sasaran kebijakan

c. Pencapaian hasil kebijakan

2. Responsivitas, dapat dilihat dari:

a. Pencapaian kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan dan kesamaan

b. Pencapaian kebutuhan sasaran kebijakan

c. Pencapaian respon baik dari sasaran kebijakan

3. Ketepatan, dapat dilihat dari:

a. Pencapaian keberhasilan kebijakan mengatasi permasalahan

b. Pencapaian kebijakan sesuai tujuannya

c. Pencapaian kebijakan tepat sasaran

C. Lokasi Penelitian

Moleong ( 2001:86) dalam penentuan lokasi penelitian cara yang baik

ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori substantif menjajaki

lapangan untuk mencari kesesuaian. Sebagai pertimbangan dalam

menentukan lokasi penelitian. Lokasi penelitian merupakan tempat-tempat

yang akan dijadikan tempat dalam proses pengambilan data. Berdasarkan hal

tersebut lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah Fly Over di jalan Gajah

Mada-Antasari Bandar Lampung.

D. Informan Penelitian

Penelitian kualitatif pada umumnya mengambil jumlah informan yang lebih

kecil dibandingkan dengan bentuk penelitian lainnya. Moleong (2005:114),

dalam penelitian ini informan peneliti dengan teknik purposive sampling,

yaitu pengambilan informan secara tidak acak, tetapi dengan pertimbangan

dan kriteria tertentu, yaitu sebagai berikut:

Page 63: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

46

1. Informan merupakan subyek telah lama dan intensif menyatu dengan

kegiatan atau medan aktivitas yang menjadi sasaran atau perhatian

peneliti dan ini biasanya ditandai dengan kemampuan memberikan

informasi mengenai suatu yang ditanya peneliti.

2. Informan merupakan subyek yang masih terkait secara penuh aktif pada

lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran dan perhatian peneliti.

3. Informan merupakan subyek yang dalam memberikan informasi tidak

cenderung diolah atau dikemas terlebih dahulu.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka informan dalam penelitian ini adalah:

1. Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

Nama : Nirma Thano, S.Si. T,MM.

Jabatan : Kasi Mrll

2. Dinas Bina Marga Kota Bandar Lampung

Nama : Ir. Yatmi Handayani, MT.

Jabatan : Kasi Perencanaan

3. Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung

Nama : Devi Ariefani, ST. MT.

Jabatan : Kasubag Perencanaan dan Informasi

4. Polisi Lalu Lintas Kota Bandar Lampung

Nama : Albarkah Yasib

Jabatan : Polisi Lalu Lintas Kota Bandar Lampung

5. Masyarakat (Masyarakat sekitar Fly Over Gajah Mada-Antasari dan

penguna jalan Gajah Mada-Antasari).

1. Sumiyati (Pemilik Toko Sembako)

2. Mujahidin (Pemilik Percetakan)

3. Norman (Pemilik Taylor)

4. Aji Putra (Pemilik Bengkel)

5. Sita (Pelajar SMP)

Page 64: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

47

6. Nurul (Pelajar SMP)

7. Boy (Supir Angkutan Umum)

8. Yudi (Ojek Online)

9. Iwan (Ojek Online)

10. Abu Sopyan (Wiraswasta)

E. Jenis Data

Sarwono (2006:209) Jika dilihat dari jenisnya, maka kita dapat membedakan

data kualitatif sebagai data primer dan sekunder:

1. Data Primer

Data ini berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara

dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data

dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.

Tabel 6. Jenis Data Primer Penelitian

Teknik

Pengambilan

Data Primer

Informan Waktu

Pelaksanaan

Wawancara Pegawai Dinas Perhubungan Kota

Bandar Lampung (Kasi Mrll)

13 Juli 2017

Pegawai Dinas Bina Marga Kota

Bandar Lampung (Kasi Perencanaan)

13 Juli 2018

Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota

Bandar Lampung Kota Bandar

(Kasubag Perencanaan dan Informasi)

7-15 Mei 2018

Polisi Lalu Lintas Kota Bandar

Lampung

18 Juli 2018

Masyarakat (Masyarakat sekitar fly

over dan penguna jalan Gajah Mada-

Antasari)

20 Agustus- 11

September 2018

Sumber: Diolah peneliti, tahun 2018

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh

oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Data ini

Page 65: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

48

biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti

sebelumnya. Termasuk dalam kategori data tersebut ialah:

a. Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, spanduk.

b. Data bentuk gambar: foto, animasi, billboard.

c. Data bentuk suara: hasil rekaman kaset.

d. Kombinasi teks, gambar dan suara: film, vidio, iklan di televisi.

Tabel 7. Jenis Data Sekunder Penelitian

No Keterangan Data Sekunder Waktu Pengambilan

1. Data Bappeda Provinsi Lampung

TentangJumlah KendaraanRoda 2 (R2)

danRoda 4 (R4) Tahun 2013-2017.

4 September 2017

2. Data Dinas Perhubungan Kota Bandar

Lampung Tentang Rasio Kemacetan

Kota Bandar Lampung 2015 dan 2017

3 Mei2018

3. Keputusan Wali Kota Bandar Lampung

Nomor: 660.1/III.20/2016 Tentang Izin

Lingkungan Kegiatan Pembangunan

Fly Over Di jalan Gajah Mada-

Antasari Bandar Lampung

30 April 2018

Sumber: Diolah peneliti, tahun 2018

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Menurut

Sugiyono (2017:224-225) dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data

dilakukan padtural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan

teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta

Page 66: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

49

(participant observation), wawancara mendalam (in dept interview) dan

dokumentasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan

mengunakan:

1. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2017:226) menyatakan bahwa

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan sering dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

sangat kecil maupun yang sangat jauh dapat di observasi dengan jelas.

Sedangkan menurut Marshall dalam Sugiyono (2017:226) melalui

observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku

tersebut.

2. Wawancara

Sugiyono (2017:231) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri

sendiri atau selft-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi.

Page 67: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

50

Tabel 8. Pelaksanaan Penelitiaan Melalui Wawancara

Nama Informan Narasumber Waktu

Wawancara

Nirma Thano, S.Si. T.MM. Kasi Mrll Dinas

Perhubungan Kota

Bandar Lampung

5 Juli 2018

Ir Yatmi Handayani. MT. Kasi Perencanaan

Bidang Bina Marga

7 Mei 2018

Devi Ariefani ST. MT.

Kasubag Perencanaan

Dan Informasi Dinas

Pekerjaan Umum Kota

Bandar Lampung

13Mei 2018

Albarkah Yasib Polisi Lalu Lintas 18 Juli 2018

1. Sumiyati

2. Mujahidin

3. Norman

4. Aji Putra

5. Sita

6. Nurul

7. Boy

8. Yudi

9. Iwan

10. Abu Sopyan

Masyarakat sekitar fly

over dan penguna jalan

Gajah Mada-Antsari

20 Agustus-11

September 2018

Sumber: Diolah oleh peneliti, tahun 2017

3. Dokumentasi

Sugiyono (2017:240) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang

sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya

karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari pengunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.

Page 68: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

51

Tabel 9. Pelaksanaan Penelitian melalui Dokumentasi

No Teknik

Pengumpulan

Data

Keterangan Data Waktu

Pelaksanaan

1. Dokumentasi Data Bappeda Provinsi

Lampung Tentang Jumlah

Kendaraan Roda 2 (R2) dan

Roda 4 (R4) Tahun 2013-

2017.

18 Oktober 2017

2. Dokumentasi Data Dinas Perhubungan

Kota Bandar Lampung

Tentang Rasio Kemacetan

Kota Bandar Lampung 2015

dan 2017

4 Juli 2018

3. Dokumentasi Keputusan Wali Kota Bandar

Lampung Nomor:

660.1/III.20/2016 Tentang

Izin Lingkungan Kegiatan

Pembangunan Fly Over

Dijalan Gajah Mada-

Antasari Bandar Lampung

11 Mei 2018

Sumber: Diolah peneliti tahun, 2018

G. Teknik Pengolahan Data

Teknik Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan

sebagai berikut

1. Editing

Tahap ini dilakukan dengan mengedit data dan memeriksa kembali data

yang telah diperoleh pada pelaksanaan penelitian. Kegiatan yang

dilakukan adalah melakukan pemeriksaan data yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara dan dokumentasi sesuai dengan hasil penelitian.

2. Interpretasi

Tahap ini dilakukan dengan memberikan interpretasi atau penjabaran

berbagai data yang diperoleh sesuai dengan fokus penelitian. Kegiatan

Page 69: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

52

yang dilakukan adalah menguraikan jawaban informan dalam deskripsi

kalimat sesuai dengan pokok bahasan penelitian.

H. Teknis Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2015:91-99) mengemukakan

bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,

semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin

banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis

data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi

data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini,

dengan memberikan kode-kode pada aspek aspek tertentu.

Page 70: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

53

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisny. Menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2015: 95)

menyatakan”the most frequent form of display data for qualitative

research data in the past has been narrative tex”. Yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan data verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila

tidak ditemukan bukti bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti bukti yang valid dan

konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

I. Teknik Keabsahan Data

Tenik keabsahan data atau kredibilitas data adalah cara menyelaraskan antara

data yang dilaporkan peneliti dengan data yang terjadi pada obyek penelitian.

Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data dengan cara uji

kredibilitas melalui proses triangulasi. Sugiyono (2012:273) triangulasi

Page 71: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

54

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara

dan berbagai waktu. Triangulasi dibagi menjadi tiga yaitu triangulasi sumber,

triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah

teknik menguji data dan informasi dengan cara mencari data yang sama

dengan informan satu dan lainnya. Data dari informan dikompilasikan dengan

hasil dokumentasi yang memiliki kesamaan informasi. Teknik triangulasi

sumber bertujuan untuk memperoleh data yang sama dan memiliki tingkat

validitas yang tinggi.

Page 72: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

IV. GAMBARAN UMUM

A. Kota Bandar Lampung

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 14 Tahun

1964, keresidenan Lampung yang sebelumnya berlaku hingga 18 Maret 1964

berakhir dan meningkat menjadi Provinsi Lampung dengan ibukotanya

Tanjung Karang-Teluk Betung diganti namanya menjadi Kotamadya Daerah

Tingkat II Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983, dan sejak

1999 berubah nama menjadi Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah

No.3 Tahun 1982 tentang perubahan wilayah maka Kota Bandar Lampung

dimekarkan dari 4 kecamatan 30 kelurahan, menjadi 9 kecamatan dengan 58

kelurahan. Berdasarakan surat keputusan Gubernur/KDH Tingkat I Lampung

nomor G/185.B.111/Hk/1988 tanggal 6 Juli 1988 serta Surat Persetujuan

MENDAGRI nomor 140/1799/PUOD tanggal 19 Mei 1987 tentang

pemekaran kelurahan di wilayah Kota Bandar Lampung, maka Kota Bandar

Lampung dimekarkan menjadi 9 kecamatan dan 84 Kelurahan. Pemekaran

terus terjadi hingga saat ini, Kota Bandar Lampung terdiri dari 20 kecamatan

dan 126 kelurahan. Sejak tahun 1956 sampai saat ini Kota Bandar Lampung

telah dijabat oleh beberapa walikota/KDH tingkat II berturut-turut sebagai

berikut:

Page 73: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

56

Tabel 10. Nama dan Periode Walikota Bandar Lampung

No Nama Periode

1. Sumarsono 1956-1957

2. H. Zainal Abidin P.A. 1957-1963

3. Alimudin Umar, S.H. 1963-1969

4. Drs. H.M Thabrani Daud 1969-1976

5. Drs. Fauzi Saleh 1976-1981

6. Drs. H. Zulkarnain Subing 1981-1986

7. Drs. H. A Nurdin Muhayat 1986-1995

8. Drs. H. Sunarto 1996-2005

9. Drs. H. Herman HN, MM. 2005-2015

10. Drs. H. Herman HN, MM. 2015-2020

Sumber: BPS, tahun 2016

B. Gambaran Geografi

Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada koordinat 5°20’ - 5°30’

Lintang Selatan dan 105°28’ - 105°37’ Bujur Timur, dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

1. Di sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan.

2. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Lampung.

3. Di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedung Tataan dan

Padang Cermin Pesawaran.

4. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang

Kabupaten Lampung Selatan.

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari 20

kecamatan dari 126 kelurahan, dengan luas wilayah masing masing

kecamatan sebagai berikut:

Page 74: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

57

Tabel 11. Kecamatan Dan Luas Wilayahnya Di Kota Bnadar Lampung

No Kecamatan Luas Wilayah (km2)

1. Teluk Betung Barat 11,02 km2

2. Teluk Betung Timur 14,83 km2

3. Teluk Betung Selatan 3,79 km2

4. Bumi Waras 3,75 km2

5. Panjang 15,75 km2

6. Tanjung Karang Timur 2,03 km2

7. Kedamaian 8,21 km2

8. Teluk Betung Utara 4,33 km2

9. Tnjung Karang Pusat 4,05 km2

10. Enggal 3,49 km2

11. Tanjung Karang Barat 14,99 km2

12. Kemiling 24,24 km2

13. Langkapura 6,12 km2

14. Kedaton 4,79 km2

15. Rajabasa 13,53 km2

16. Tanjung Seneng 10,63 km2

17. Labuhan Ratu 7,97 km2

18 Sukarame 14,75 km2

19. Sukabumi 23,60 km2

20. Way Halim 5,35 km2

Sumber: BPS, tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas dari 20 kecamatan yang ada di Kota Bandar

Lampung, kecamatan dengan luas wilayah terluas adalah Kecamatan

Kemiling dengan luas wilayah 24,24 km2, sedangkan kecamatan dengan luas

tersempit adaalah Kecamatan Tanjung Karang Timur dengan luas wilayah

2,03 km2.

C. Gambaran Demografi

Secara Demografis Kota Bandar Lampung terdiri dari banyak etnik, sehingga

dapat dikatakan Kota Bandar Lampung bersifat heterogen dengan jumlah

penduduk sebesar 997.728 jiwa, dengan data per kecamatan sebagai berikut:

Page 75: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

58

Tabel 12. Jumlah Penduduk per Kecamatan Di Kota Bandar Lampung

NO Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Teluk Betung Barat 15.650 14.715 30.365

2. Teluk Betung Timur 21.796 20.643 42.439

3. Teluk Betung Selatan 20.332 19.771 40.103

4. Bumi Waras 29.490 28.333 57.823

5. Panjang 38.438 37.278 75.716

6. Tanjung Karang Timur 18.867 18.948 37.815

7. Kedamaian 27.079 26.514 53.593

8. Teluk Betung Utara 25.772 25.784 51.556

9. Tnjung Karang Pusat 25.733 26.365 52.098

10. Enggal 13 940 14.680 28.620

11. Tanjung Karang Barat 28.241 27.509 55.750

12. Kemiling 33.292 33.593 66.885

13. Langkapura 17.448 17.139 34.587

14. Kedaton 24.952 25.038 49.990

15. Rajabasa 24.928 24.013 48.941

16. Tanjung seneng 23.327 23.320 46.647

17. Labuhan Ratu 23.027 22.669 45.696

18 Sukarame 29.018 28.987 58.005

19. Sukabumi 29.904 28532 58.436

20. Way Halim 31.184 31479 62.663

Jumlah 502.418 495.310 997.728

Sumber: Bps, tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas dari 20 kecamatan yang ada di Kota Bandar

Lampung, jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Panjang dengan

jumlah penduduk 75.716 Jiwa, sedangkan yang paling sedikit berada di

Kecamatan Enggal dengan jumlah penduduk 28.620 Jiwa.

D. Gambaran Pendidikan

Pendidikan menjadi sebuah tolak ukur suatu daerah dalam menciptakan

sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global. Sebagai Ibu Kota

Provinsi Lampung pendidikan di Kota Bandar Lampung sudah dapat

terbilang cukup baik, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sekolah yang ada di

Kota Bandar Lampung.

Page 76: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

59

Tabel 13. Daftar Sekolah Di Kota Bandar Lampung

Negeri Swasta Jumlah

SD 194 57 251

Madrasah Ibtidaiyah 12 51 63

SMP 31 91 122

Madrasah Tsnawiyah 2 29 31

SMA 17 45 62

Madrasah Aliyah 2 13 15

SMK 10 54 64

Jumlah 608

Sumber: BPS, tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas jumlah sekolah negeri dan swasta Kota Bandar

Lampung tahun 2016 baik dari jenjang SD, Madrasah Ibtidaiyah, SMP,

Madrasah Tsanawiyah, SMA, Madrasah Aliyah dan SMK berjumlah 608

sekolah. Sekolah dengan jumlah terbanyak berada pada sekolah negeri

dengan jenjang SD yang berjumlah 194 sekolah, sedangkan sekolah dengan

jumlah paling sedikit yaitu sekolah negri dengan jenjang SMK yang

berjumlah 2 sekolah.

E. Gambaran Kesehatan

Pada tahun 2014, di Kota Bandar Lampung terdapat 17 Rumah Sakit, 3

rumah bersalin, 49 balai pengobatan dan posyandu sebanyak 675. Jumlah

puskesmas pada tahun 2014, dari 80 unit puskesmas dapat dikategorikan

menjadi puskesmas sebanyak 30 unit dan puskesmas pembantu sebanyak 50

unit.

Page 77: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

60

Tabel 14. Banyaknya Sarana Kesehatan menurut Kecamatan di Kota Bandar

Lampung Tahun 2012-2016

Kecamatan Rumah

Sakit Puskesmas

Puskesmas

Pembantu

Klinik

Bersalin Klinik Posyandu

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Teluk Betung

Barat

- 1 4 - 2 26

Teluk Betung

Timur

- 2 2 - - 30

Teluk Betung

Selatan

1 1 1 - 7 40

Bumi Waras - 1 3 - - 40

Panjang - 1 2 - 6 51

Tanjung Karang

Timur

1 1 - - 1 31

Kedamaian - 1 3 - 3 31

Teluk Betung

Utara

3 2 1 - - 42

Tanjung Karang

Pusat

2 2 1 - 10 34

Enggal 3 1 1 - 4 23

Tanjung Karang

Barat

- 2 3 1 - 34

Kemiling 2 3 8 - 2 42

Langkapura 1 1 2 - 2 25

Kedaton 2 1 1 - 4 31

Rajabasa 1 1 5 - 3 37

Tanjung Senang - 1 5 - - 28

Labuhan Ratu 1 1 1 1 3 28

Sukarame 1 3 2 1 - 35

Sukabumi - 3 2 - 2 48

Way Halim 2 1 3 - 3 38

Tahun

2016 20 30 50 3 52 694

2015 17 30 50 3 49 675

2014 17 28 52 8 15 651

2013 17 28 52 8 10 623

2012 15 28 53 20 86 630

Sumber: BPS, tahun 2016

Berdasarkan tabel di atas sarana kesehatan yaitu rumah sakit, puskesmas,

puskesmas pembantu, klinik bersalin, klinik dan posyandu yang ada di Kota

Bandar Lampung dari 20 kecamatan diketahui bahwa, tahun 2012 sampai

dengan tahun 2016 sarana kesehatan mengalami kenaikan dan penurunan

jumlah sarana kesehatan.

Page 78: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

61

F. Gambaran Jalan Dan Transportasi

Bandar Lampung merupakan kota besar yang terletak paling selatan di

pulauSumatera yang otomatis merupakan gerbang masuk pulau Sumatera dari

pulau Jawa melalui jalur darat. Jalan Lintas Sumatera yang melewati kota ini

dinamakan Jalan Soekarno Hatta. Sejak tahun 2013, pemerintah kota resmi

membuka jembatan layang (fly over). Jembatan layang yang sudah dibangun

di Bandar Lampung yaitu:

Tabel 15. Fly Over Di Kota Bandar Lampung

No Letak Panjang Peresmian

1. Jln. SultanAgung- Jln. Ryacudu 180 M 8 Juli 2013

2. Jln. Antasari- JlnTirtayasa 180 M 8 Juli 2013

3. Jln. Gajah Mada- Jln. Juanda 585 M 1 Januari 2014

4. Jln. Kimaja- Jln. Ratu Dibalau 278, 85 M 1 Januari 2016

5. Jln. Gajah Mada- Jln. Antasari 310 M 26 Desember 2016

6. Jln. ZA Pagar Alam-Tengku Umar 477 M 31 Desember 2017

7. Jln. Pramuka- Cikditiro (Kemiling) 369 M 25 Januari 2018

8. Jln. Pramuka- Indra Bangsawan 140,7 M 25 Januari 2018

Sumber: Diolah oleh peneliti, tahun 2018

Kondisi jalan di Kota Bandar lampung sangat bervariasi mulai dari kondisi

sangat baik hingga rusak bisa dilihat melalui table di bawah ini.

Tabel 16. Kondisi Jalan Di Kota Bandar Lampung

Kondisi

Tahun Baik Sedang Rusak Rusak

Berat

Tidak

Dirinci

Jumlah

2012 414,420 411,850 43,085 23,500 12,135 904,990

2013 452,280 373,990 41,630 22,625 14,465 904,990

2014 470,250 368,030 40,595 21,135 14,980 904,990

2015 512,044 330,630 30,220 15,720 12,870 901,484

2016 854,188 - 46,132 - - 900,320

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandar Lampung, tahun 2016

Page 79: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

62

Alat transportasi yang ada di Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 17. Alat transportasi di Kota Bandar Lampung

No Alat Transportasi

1. Bus

2. Kereta Api

3. Angkutan Umum

4. Bus Rapid Transit

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, tahun 2016

Page 80: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan kriteria evaluasi kebijakan dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Efektifitas, adanya Fly Over Gajah Mada-Antasari efektif mengatasi

kemacetan meskipun pada pagi dan sore hari kemacetan masih terjadi.

2. Responsivitas, Fly Over Gajah Mada-Antasari mendapat respon baik dari

penguna jalan Gajah Mada-Antasari, meskipun masyarakat sekitar yang

membuka usaha di bawah fly over mengeluhkan omset mereka yang

menurun sejak ada fly over.

3. Ketepatan, Fly Over Gajah Mada-Antasari tepat dilakukan untuk

mengatasi kemacetan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data rasio

kemacetan yang dimilki Dishub Kota Bandar Lampung tahun 2017. Sejak

ada fly over kemacetan berkurang di jalan tersebut.

Dari tiga kriteria evaluasi kebijakan, disimpulkan kriteria evaluasi pada

penelitian ini yang menunjukkan bahwa Fly Over Gajah Mada-Antasari dapat

mengatasi kemacetan adalah kriteria evaluasi ketepatan. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan data rasio kemacetan sebelum dan sesudah adanya fly

over, kemacetan berkurang meskipun tidak 100%.

Page 81: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

100

B. Saran

Evaluasi kebijakan dapat dilakukan jika kebijakan tersebut sudah berjakan

cukup waktu untuk dinilai apakah kebijakan tersebut dapat mengatasi

permasalahnnya, sesuai dengan tujuan yang ingin di capai dalam kebijakan

tersebut. Dalam penelitian ini tujuan kebijakan Fly Over Gajah Mada-

Antasari adalah untuk mengatasi kemacetan. Untuk itu saran dari peneliti

terkait kebijakan Fly Over Gajah Mada-Antasari untuk mengatasi kemacetan

yaitu:

1. Untuk pemerintah hendaknya berkordinasi dengan Polantas Bandar

Lampung dan Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung, untuk mengatur

lalu lintas pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari, di ruas-ruas jalan

yang mengalami kemacetan seperti jalan Gajah Mada-Antasari agar

kemacetan dapat terurai.

2. Selain itu hendaknya pemerintah merelokasi masyarakat sekitar yang

membuka usaha di bawah Fly Over Gajah Mada-Antasari, agar

masyarakat tidak mengelukan omset mereka yang menurun sejak ada fly

over.

3. Sebaiknya pemerintah melakukan evaluasi terhadap dampak negatif fly

over agar kedepannya dampak negatif adanya fly over dapat dikurangi atau

bahkan dihilangkan.

Page 82: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. Saebani, Ahmad. Beni. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Pustaka Setia.

Fuad, Anis. Sapto Kandung. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik Proses, Analisis Dan Partisipasi. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Moleong, Lexy J. 2001,2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyadi, Deddy. 2016. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung:

Alfabeta.

Nawawi, Zaidan. 2013. Manajemen Pemerintah. Jakarta: Grafindo Persada.

N. Dunn, William. 2013. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Yogyakarta: Gadjah Mada Universiti Press.

Purwanto, Agus, Erwan. 2009, 2015. Implementasi Kebijakan Publik Konsep Dan

Aplikasinya Di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.

Rianse, Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Bandung:

Alfabeta.

Santoso, Purwo. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: JPP.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan

dan Perilaku Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara.

Subarsono, 2015. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2015, 2017. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Page 83: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

Suharno, 2013. Dasar- Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: Ombak.

Suharto, Edi. 2015. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Tahir, Arifin. 2015. Kebijakan Publik Dan Transparansi Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah. Bandung: Alfabeta.

Wahab, Abdul, Solichin. 2016. Analisis Kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Widi, Kartiko, Restu. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winarno, Budi. 2008. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Jakarta: PT Buku Kita.

Dokumen:

Data Bapenda Provinsi Lampung Tentang Jumlah Kendaraan Roda 2 (R2) dan

Roda 4 (R4) Tahun 2013-2017.

Data Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung Tentang Rasio Kemacetan Kota

Bandar Lampung 2015 dan 2017.

Keputusan Wali Kota Bandar Lampung Nomor: 660.1/III.20/2016 Tentang Izin

Lingkungan Kegiatan Pembangunan Fly Over Dijalan Gajah Mada-

Antasari Bandar Lampung.

Penelitian Terdahulu:

Analisis Aspek Sosial Terhadap Pembangunan Fly Over Bandar Lampung ( Studi

Kasus Pada Masyarakat Di Jln.Gajah Mada- Jln.Antasari) Oleh Juliandi

Franata Sinuhaji 2016.

Analisis Dampak Lalu Lintas Akibat Pembangunan Fly Over Pada Ruas Jalan

Sultan Agung-Ryacuda Kota Bandar Lampung Oleh Arif Kurniawan

2014.

Jurnal:

Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.3,No.1, Januari juni

2012.

Jurnal Karya Teknik Sipil, Volume 6, Nomer 4, Tahun 2017.

Jurnal PWK- 12 Nomor 4/Triwulan II/Juni1992.

Jurnal SMARTek , Vol. 9 No. 4 November 2011: 327-336.

Jurnal Teknik ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print.

Page 84: EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM …digilib.unila.ac.id/54600/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · EVALUASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN FLY OVER DALAM MENGATASI KEMACETAN

Website:

digilib.unila.ac.id

http://kabar24.bisnis.com/read/20160327/78/531654/kemacetan-kota-

bandarlampung-makin-parah diaksespada10/12/2017 pukul:10:00wib.”

https://lampung.antaranews.com/berita/293665/kemacetan-di-bandarlampung-

belum-teratasi diaksespada10/12/2017 pukul:10:00wib.

https://curcoleksentrik96.wordpress.com/2015/12/02/bedanya-jalan-tol-flyover-

terowongan-jembatan-tol-underpass-by-pass-ring-road-jembatan-biasa-

jlnt/ diakses pada 09/09/2017 pukul:09:00wib.

https://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_layang diakses pada 09/09/2017

pukul:09:00wib.

http://www.mikihidayat.tk/2016/01/jalan-layang-flyover.html diakses pada

tanggal 09/09/2017) pukul 09:00wib.

Tambunan, Tulus, 2006. Iklim Investasi di Indonesia: Masalah, Tantangan dan

Potensi; Kadin- Indonesia- Jetro. www.kadin.indonesia.or.id diakses

pada 10/09/17.