evaluasi implementasi kampung keluarga …digilib.unila.ac.id/54586/3/skripsi full tanpa...
TRANSCRIPT
EVALUASI IMPLEMENTASI KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
(Studi di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung Timur Kota
Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
Novi Wulandari
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
EVALUASI IMPLEMENTASI KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
(Studi di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung Timur
Kota Bandar Lampung).
Oleh:
Novi Wulandari
Salah satu strategi pemerintah untuk memecahkan masalah kependudukan di
Kelurahan Kota Karang Raya adalah dengan membentuk kebijakan Kampung
Keluarga Berencana. Kampung Keluarga Berencana bertujuan untuk mengatasi
masalah kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga serta meningkatkan
kualitas hidup masyarakat terutama di wilayah pinggiran kota maupun desa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana evaluasi
implementasi Kampung Keluarga Berencana di Kota Karang Raya, Kecamatan
Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung. Tipe penelitian ini adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif dengan melibatkan delapan informan yaitu meliputi
Kasi Pendayagunaan PLKB dan IMP Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana Kota Bandar Lampung, PLKB Kota Karang Raya, Ketua PPKBD Kota
Karang Raya, Lurah Kota Karang Raya dan Masyarakat Kota Karang Raya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluasi formal dengan kriteria evaluasi
menurut William Dunn yaitu efektifitas, efisiensi, kecukupan dan responsivitas.
Hasil penelitian berdasarkan kriteria evaluasi menunjukkan bahwa Kampung
Keluarga Berencana belum mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan, pada
kriteria efektifitas hanya pada indikator partisipasi peserta KB yang menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan, selanjutnya pada kriteria efisiensi semua
indikator belum terpenuhi secara maksimal. Pada kriteria kecukupan masyarakat
telah merasa tepenuhi kebutuhan dalam hal pelayanan yang diberikan oleh PLKB
namun tidak dibarengin dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi masyarakat dan
pada kriteria responsivitas dalam indikator tingkat kepuasan menunjukkan
tanggapan yang positif dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dan
masyarakat merasa puas namun masyarakat belum merasakan dampak positif dari
adanya Kampung Keluarga Berencana.
Kata Kunci : Evaluasi, Implementasi, Kampung Keluarga Berencana.
ABSTRACT
IMPLEMENTATION EVALUATION OF KAMPUNG KELUARGA
BERENCANA
(Study in Kota Karang Raya Village, Teluk Betung Timur District, Bandar
Lampung City).
By:
Novi Wulandari
One of the government's strategies to solve population problems in Kota Karang
Raya Village is to form a policy of Kampung Keluarga Berencana. Kampung
Keluarga Berencana aims to overcome population problems, family planning and
family development and improve the quality of life of the community, especially
in the suburbs and villages. The purpose of this study was to find out how to
evaluate the implementation of Kampung Keluarga Berencana in Kota Karang
Raya Village, Teluk Betung Timur District, Bandar Lampung City. This type of
research is descriptive with a qualitative approach involving eight informants,
including the Head of Empowerment of the Community Empowerment Program
and the IMP of the Office of Population and Family Planning Control of Bandar
Lampung City, PLKB Kota Karang Raya, Chair of PPKBD Kota Karang Raya,
Head of Kota Karang Raya and Kota Karang Raya Community. This study uses a
formal evaluation approach with William Dunn's evaluation criteria, namely
effectiveness, efficiency, adequacy and responsiveness. The results of the study
based on the evaluation criteria indicate that Kampung Keluarga Berencana has
not been able to achieve the goals set, the effectiveness criteria only on the
participation indicators of family planning participants that showed a significant
increase, then on the efficiency criteria all indicators have not been maximally
fulfilled. The criteria for community sufficiency have felt that the needs in terms
of services provided by the PLKB are not accompanied by the fulfillment of the
economic needs of the community and the responsiveness criteria in the indicators
of satisfaction indicate a positive response with increasing participation of the
community and the community is satisfied but the community has not felt the
positive impact of the existence of a Kampung Keluarga Berencana.
Keyword: Evaluation, Implementation, The Family Planning Village
EVALUASI IMPLEMENTASI KAMPUNG KELUARGA BERENCANA
(Studi di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung Timur Kota
Bandar Lampung)
Oleh
Novi Wulandari
Skripsi
Sebagai salah satu syarat mencapai gelar
SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Novi Wulandari, dilahirkan
di Teluk Betung, pada tanggal 02 November 1996.
Merupakan anak kedua dari dua bersaudara, putri dari
pasangan Bapak Wartono dan Ibu Warti. Penulis
menempuh jenjang pendidikan dimulai dari
pendidikan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Kupang
Teba pada tahun 2002-2008. Penulis menempuh
pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas (SMA) YP Unila Bandar Lampung diselesaikan pada
tahun 2014.
Pada tahun 2014 penulis diterima sebagai mahasiswi pada jurusan Ilmu
Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas
Lampung Prmelalui jalur SNMPTN. Pada tahun 2017 penulis mengikuti Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Purworejo, Kecamatan Padang Ratu, Kabupaten
Lampung Tengah selama 40 hari.
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmanirrahim
Dengan menyebut nama ALLAH SWT Alhamdulillahirobbilalamin, telah
Engkau Ridhoi dan Rahmati langkah Hamba-Mu, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan
Dengan Segala Ketulusan dan Kerendahan Hati, Kupersembahkan Karya
Sederhana Ini Kepada :
Ayahku tersayang Wartono dan Ibuku tercinta Warti
Sebagai tanda bakti, cinta dan hormatku. Terimakasih atas segala limpahan
doa,cinta dan kasih sayang yang luar biasa, serta tiada henti memberikan
semangat dan dukungan. Semoga kelak dapat menjadi anak yang selalu
membanggakan dan membawa kebahagiaan untuk kalian.
Untuk Kakakku tercinta Nano Idrus Susanto S.E
Terimakasih atas segala doa, dukungan, semangat dan insipirasinya.
Terimkasih untuk keluarga besarku, keponakanku, sahabat-sahabat tercinta, dan
teman-teman seperjuangan.
Almamater Tercinta Universitas Lampung
MOTTO
Wawajadaka daallan fahadaa
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan
petunjuk
(QS Ad-Dhuha [93]: 7)
Think like a queen, a queen is not afraid to fail. Failure is another stepping
stone to greatness
(Oprah Winfrey)
Tidak ada perjuangan yang mudah, hadapi dan jalani sampai nanti menikmati
hasilnya, percayalah esok matahari akan terbit kembali dengan sejuta keajaiban
didalamnya
(Wulandari)
SANWACANA
Segala puji hanyalah milik allah SWT atas segala nikmat dan karunia-NYA,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi
Impelementasi Kampung Keluarga Berencana (Studi di Kelurahan Kota Karang
Raya Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung) sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini antara lain, yaitu:
1. Kedua orangtuaku yang hebat, Ayahanda dan Ibunda tercinta, Wartono dan
Warti terima kasih banyak untuk setiap doa yang tidak pernah putus,
semangat, dukungan, nasihat, motivasi dan cinta dan kasih sayang yang luar
luar biasa yang kalian berikan untuk penulis. Terima kasih untuk segala
bentuk dukungan, didikan dan kepercayaan yang diberikan untuk penulis,
terima kasih untuk selalu menjadi orang nomor satu yang membahagiakan
penulis, mencukupi segala kebutuhan dan sabar saat penulis melakukan
kesalahan. Semoga penulis dapat menjadi anak yang selalu berbakti dan
mengangkat derajat serta selalu membanggakan untuk kalian. Semoga Ayah
dan Ibu selalu dilindungi Allah SWT dan selalu diberkahi.
2. Kakak terbaikku Nano Idrus Susanto S.E, terima kasih telah menjadi mamas
yang hebat yang selalu menjadi contoh dan inspirasi untuk adiknya, yang
memberi cinta dan sayang yang luar biasa. Terima kasih untuk segala
dukungan, nasihat, motivasi dan doa. Semoga kita dapat membanggakan
Mae dan Pae, membawa senyuman dan kebahagiaan untuk mereka. Sukses
selalu untuk mamas dan tetap menjadi contoh yang hebat untuk adiknya.
3. Kakak Iparku Emi Darmawati, Amd.Keb, terima kasih untuk kasih sayang,
dukungan, doa dan semangat yang diberikan selama ini, semoga selalu
menjadi inspriasi dan sukses selalu menjadi ibu dan istri yang hebat untuk
mamas dan Juan.
4. Keponakanku tersayang Najwan Ahza Musyaffa yang bawel, obat lelah yang
paling mujarab, manusia paling lucu yang selalu membawa keceriaan dan
kebahagiaan. Semoga Juan menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada
orangtua dan menginspirasi saat besar nanti.
5. Ibu Dr. Feni Rosalia, M.Si. selaku pembimbing pertama. Terima kasih atas
kesabaran untuk meluangkan waktu dalam menghadapi penulis, atas segala
bimbingan ilmu, saran yang sangat bermanfaat serta motivasi dan semangat,
sehingga atas kebaikan ibu, penulis mampu menyelesaikan skripsi. Semoga
selalu diberikan kesehatan dan semoga segala kebaikan dari Allah SWT
selalu tercurah untuk ibu.
6. Ibu Lilih Muflihah, S.IP, M.IP selaku pembimbing kedua. Terima kasih atas
ilmu dan kesabarannya dalam membimbing penulis. Terima kasih telah
banyak membantu dan bersedia membimbing, mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, semoga keikhlasan dan ketulusan Ibu dalam
mendidik mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku dosen pembahas. Terima
kasih atas segala kritik dan saran terhadap skripsi ini sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu yang sangat
bermanfaat bagi penulis. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu
tercurah untuk bapak.
8. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H. selaku dosen pembimbing akademik.
Terima kasih atas semua bimbingan, saran, masukan serta kebaikannya yang
telah bapak berikan sejak penulis menjadi mahasiswa baru hingga selesainya
skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan kepada bapak.
9. Seluruh dosen dan Staf Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih atas
ilmu-ilmu yang diberikan sehingga mampu menjadi jendela wawasan bagi
penulis di masa kini dan di masa yang akan datang. Semoga segala kebaikan
dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak dan ibu.
10. Informan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi,
Masyarakat Kota Karang Raya terima kasih atas segala kebaikan dan
kesediaan bapak dan ibu dalam memberikan data serta waktu yang telah
diluangkan untuk menjawab seluruh pertanyaan penulis jika penulis
kekurangan data dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan bapak dan ibu.
11. Teruntuk Nurcahyo terima kasih banyak telah menjadi pendukung terbaik,
menjadi teman terdekat, dan sahabat yang selalu memberi motivasi. Terima
kasih untuk setiap waktu yang diluangkan untuk membantu dan menemani
penulis dan segala kebaikan yang telah diberikan untuk penulis serta menjadi
tempat berkeluh kesah yang paling sabar, hanya Allah SWT yang mampu
memberi balasan istimewa untuk semua kebaikanmu. Semoga Allah SWT
selalu melindungimu dan kuliahmu segera selesai. Semoga kita tetap saling
mendukung dan sukses selalu untukmu.
12. Sahabat terbaiku Istawa Kartika Putri , walaupun kita sudah jarang bertemu
tapi dukunganmu selalu menyertai. Terima kasih untuk selalu memberi
motivasi agar penulis segera menyelesaikan perkuliahan, sahabat yang asik
dan apa adanya, terima kasih menjadi sahabat yang paling mengerti. Semoga
Allah membalas kebaikanmu dan karirmu semakin baik dan tetap rendah hati.
13. Untuk Alung Susanti, Suci Lestari, Citra Sani perempuan-perempuan cantik
yang selalu membuat tertawa. Terima kasih telah menjadi sahabat yang paling
asik dan apa adanya selalu menjadi pendukung dibalik layar yang hebat.
Sukses selalu untuk kalian.
14. Gadisku Nia Novita Putriansyah, terima kasih telah menjadi sahabat yang
paling setia sejak awal perkuliahan, pendukung terhebat, tempat canda dan
tawa selama empat tahun ini. Terima kasih telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi mulai dari pengajuan judul, penelitian sampai ke tahap
ini dan tim sukses seminar serta menjadi teman yang paling stand by saat
dibutuhkan dan teman menunggu bimbingan yang paling sabar. Semoga
kebaikanmu selalu diberkahi Allah SWT dan segera selesai ya kuliahnya agar
bisa pakai selempang S.I.P.
15. Gadis-gadisku Shinta Oktavia Pratiwi, dan Alvia Zen Alkhalifi terima kasih
telah menjadi sahabat terbaik dalam perjalanan kuliah penulis, tempat berbagi
tawa dan canda selama empat tahun ini. Terima kasih untuk keceriaan yang
kita buat setiap harinya, tempat bercerita dan tempat berbagi terbaik. Terima
kasih untuk kebaikannya. Senang bersahabat dengan kalian, sukses selalu
untuk kalian dan segera kekampus, selesaikan skripsi kalian.
16. Teman seperjuangan Ara Silvia Putri yang paling cerewet dan sangat ceria,
yang tempat kosnya jadi tempat penulis beristirahat, terima kasih untuk
semua kebaikanmu dan dukungan yang diberikan untuk penulis. Semoga
selalu termotivasi untuk tidak malas lagi menyelesaikan skripsinya.
17. Terima kasih untuk Dian Asti, Meriyantika, Umaya, Rahmita, Intan, Gita,
Ana, Elvina, Miss Retno, Shinta Silvia, Melda, Debby, Miranda, Elyta dan
teman-teman Ilmu Pemerintahan 2014 yang tidak dapat disebutkan satu per
satu terima kasih untuk kebersamaannya dan bantuan selama ini. Sukses
untuk kita semua.
Bandar Lampung, 21 Oktober 2018
Novi Wulandari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................17 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................17 D. Manfaat Penelitian ................................................................................18
BAB II. TIJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebijakan Publik ......................................................................21 1. Pengertian Kebijakan Publik ............................................................21 2. Tahap Kebijakan Publik ..................................................................22
B. Konsep Implementasi Kebijakan Publik ................................................25 1. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik ......................................25
C. Tinjauan Evaluasi Kebijakan Publik ......................................................26 1. Pengertian Evaluasi Kebijakan Publik .............................................26 2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik .................................28 3. Tipe Evaluasi Kebijakan Publik .......................................................29 4. Pendekatan Evaluasi Kebijakan Publik ............................................31 5. Kriteria Evaluasi Kebijakan Publik ..................................................33
D. Tijauan Kampung Keluarga Berencana .................................................38 1. Pengertian Kampung Keluarga Berencana ......................................38 2. Tujuan Kampung Keluarga Berencana ............................................39 3. Ruang Lingkup Kegiatan Kampung Keluarga Berencana ................40 4. Kriteria Pemilihan Wilayah Kampung Keluarga Berencana ............41
E. Kerangka Pikir .....................................................................................42
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ......................................................................................45 B. Fokus Penelitian ...................................................................................46 C. Lokasi Penelitian ..................................................................................49 D. Jenis dan Sumber Data ........................................................................49 E. Informan ...............................................................................................51
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................53 G. Teknik Pengolahan Data .......................................................................56 H. Teknik Analisis Data ............................................................................58 I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ...................................................61
BAB IV. GAMBARAN UMUM
1. Kondisi Umum Kelurahan Kota Karang Raya .......................................63 2. Visi dan Misi Kelurahan Kota Karang Raya ..........................................65 3. Keadaan Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya .................................65 4. Struktur Organisasi Kelurahan Kota Karang Raya .................................68
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil 1. Efektifitas .......................................................................................71 2. Efisiensi ...........................................................................................88 3. Kecukupan ......................................................................................99 4. Responsivitas ................................................................................ 105
B. Pembahasan 1. Efektifitas ...................................................................................... 115 2. Efisiensi ........................................................................................ 128 3. Kecukupan ................................................................................... 135 4. Responsivitas................................................................................. 138
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ............................................................................................. 145 B. Saran ................................................................................................... 147
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BKKBN : Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional
BKB : Bina Keluarga Balita
BKR : Bina Keluarga Remaja
BKL : Bina Keluarga Lanjut usia
BPS : Badan Pusat Statitistik
IMP : Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan
KKBPK : Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
KPS : Keluarga Pra Sejahtera
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
PKB : Penyuluh Keluarga Berencana
PLKB : Petugas Lapangan Keluarga Berencana
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
PPKBD : Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa
PUS : Pasangan Usia Subur
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Renstra : Rencana Strategis
TFR : Total Fertility Rate (Rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang wanita)
UPPKS : Usaha Penigkatan Pendapatan Keluarga
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019 ....................................................4
2. Lokasi Kampung Keluarga Berencana di Provinsi Lampung Tahun
2016...................................................................................................................6
3. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Tahun 2016-2018 ................9
4. Perkembangan Peserta KB Aktif Kelurahan Kota Karang Raya......................10
5. Data Penduduk Pra Sejahtera di Kecamatan Teluk Betung Timur Tahun
2017 ..................................................................................................................12
6. Kelompok Kegiatan Kampung Keluarga Berencana Kelurahan Kota Karang
Raya ..................................................................................................................13
7. Informan Penelitian ........................................................................................49
8. Data Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Umur Tahun 2017 .....61
9. Data Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Pendidikan 2017 .......61
10. Data Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Pekerjaan 2017 .......62
11.Data Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Menurut Agama Tahun 2017..62
12. Triangulasi Data ........................................................................................ 110
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kependudukan saat ini sudah menjadi permasalahan global.
Pertambahan jumlah penduduk yang tidak terkendali dan laju pertumbuhan
penduduk yang pesat mengakibatkan kebutuhan hidup meningkat,
sedangkan kualitas lingkungan semakin menurun. Hal tersebut
mengakibatkan tidak seimbangnya antara persediaan sumber-sumber yang
ada dengan kebutuhan sehingga kesejahteraan hidup kurang terwujud.
Berdasarkan catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) tahun 2016, tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia
mencapai 1,49 persen atau sebanyak 4 juta jiwa setara dengan jumlah
penduduk di Singapura. Padahal, pemerintah menargetkan pertumbuhan
populasi dapat ditekan menjadi 1,1 persen atau idealnya 2 juta jiwa.
Pada tahun 2020-2030 di Indonesia nanti di prediksi akan terjadi bonus
demografi yaitu penduduk berusia produktif akan sangat besar jumlahnya.
Disisi lain jumlah penduduk lanjut usia dan anak-anak justru sedikit.
Kondisi demikian dapat menjadi peluang sekaligus tantangan bagi
pemerintah.
2
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpendapat program Keluarga Berencana
(KB) tidak lagi bergema dan terdengar gaungnya seperti pada era Orde
Baru. Presiden menilai program Keluarga Berencana saat ini hampir tidak
terdengar lagi, oleh karena itu presiden menunjuk Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai salah satu lembaga yang
diamanahkan dapat dengan cepat menjalankan salah satu program yang
tengah gencar dilaksanakan saat ini yaitu Program Kampung Keluarga
Berencana (Keluarga Berencana).
(http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/09/29/nvfej3335-
bkKeluarga Berencanabakal bangun-kampung-Keluarga Berencana, di
akses pada 23 Maret 2018 pukul 10.30)
Program Keluarga Berencana yang telah ada sejak era orde baru di nilai
kurang berhasil dalam menekan jumlah penduduk yang terus berkembang
pesat. Banyaknya faktor penghambat keberhasilan program Keluarga
Berencana salah satunya pola pikir yang sudah tertanam pada masyarakat
yaitu banyak anak banyak rejeki.
Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan
BKKBN untuk tidak memfokuskan pada masalah pengendalian penduduk
saja namun masalah pembangunan Keluarga Berencana juga. Undang-
Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menegaskan
kewenangan dalam pelaksanaan urusan Pengendalian Pendudukan dan
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/09
3
Keluarga Berencana antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota.
Terkait dengan arah kebijakan pembangunan nasional Pemerintah periode
2015-2019, BKKBN diberi mandat untuk dapat turut mensukseskan
Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda
Prioritas nomor 5 (lima) Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia
Indonesia melalui Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana, serta melaksanakan Strategi Pembangunan Nasional 2015-
2019 (Dimensi Pembangunan) untuk Dimensi Pembangunan Manusia
pada Pembangunan Bidang Kesehatan dan Mental/Karakter (Revolusi
Mental).
Landasan hukum, perkembangan lingkungan strategis dan arah kebijakan
pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019 di atas kemudian di
jabarkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019,
dengan 6 (enam) Sasaran Strategis yang telah ditetapkan.
4
Tabel 1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN tahun
2015-2019
Sumber : Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana BKKBN (2015)
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah banyak membuat
kebijakan maupun program untuk mengendalikan ledakan penduduk yang
disebabkan banyaknya jumlah penduduk, salah satu terobosan terbaru dari
Lembaga Pemerintahan BKKBN yaitu pada tahun 2016 membuat program
strategis yang menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengentaskan
kemiskinan yaitu Program Kampung Keluarga Berencana yang
merupakan nawacita presiden.
Menurut Zuhriyah (dalam Aminatuz, 2017: 1-13. Jurnal HIGEIA Journal
Of Public Health Research and Development Vol. 1 No. 4) Kampung
Keluarga Berencana merupakan salah satu bentuk atau model miniatur
pelaksanaan total Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) secara utuh yang melibatkan seluruh
Bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan
No. Sasaran Stategis
1. Menurunkan rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk tingkat nasional (persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun, tahun 2015 menjadi 1,21 persen
tahun 2019
2. Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia reproduksi
dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 tahun 2019
3. MeningkatnyaContraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metode dari
65,2 persen menjadi 66 persen
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari jumlah
pasangan usia subur (persen) dari 10,6 persen tahun 2015 menjadi 9,91 persen tahun 2019
5. Menurunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) dari 46 (pada tahun
2015) menjadi 38 per 1.000 perempuan kelompok umur 15-19 tahun pada
tahun 2019
6. Menurunnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita
Usia Subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen tahun 2019.
5
Kementerian/Lembaga, mitra kerja, stakeholders instansi terkait sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan
pemerintahan terendah (sesuai prasyarat penentuan lokasi Kampung
Keluarga Berencana) di seluruh Kabupaten dan Kota.
Program Kampung Keluarga Berencana dibentuk dilatar belakangi oleh
beberapa hal, yaitu : (1) Program Keluarga Berencana tidak lagi bergema
dan terdengar gaungnya seperti pada era Orde Baru, (2) Penguatan
program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat, (3) Mewujudkan cita-cita pembangunan Indonesia yang
tertuang dalam Nawacita terutama agenda prioritas ke 3 dan ke 5, (4)
Mengangkat dan menggairahkan kembali program Keluarga Berencana
guna menyongsong tercapainya bonus demografi yang diprediksi akan
terjadi pada tahun 2010-2030.
Provinsi Lampung merupakan salah satu Provinsi yang ikut serta dalam
mensukseskan program Kampung Keluarga Berencana. Pada tahun 2016
di Provinsi Lampung telah ditetapkan 15 Kampung Keluarga Berencana
yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Lampung, yang di
perjelas dengan tabel berikut :
6
Tabel 2. Lokasi Kampung Keluarga Berencana di Provinsi Lampung
Tahun 2016
No. Kabupaten/Kota Lokasi Jumlah
Penduduk
1. Lampung Selatan
Dusun Sukapura Desa Tanjng Raya,
Palas 319 jiwa
2. Lampung Tengah
Dusun IV Gunung Agung, Terusan
Nunyai 763 jiwa
3. Lampung Utara
Dusun Muara Balak, Suntidakai Barat
1890 jiwa
4. Bandar Lampung
Kota Karang Raya, Teluk Betung
Timur 5692 jiwa
5. Lampung Barat
Dusun I Desa Mekar Sari, Pagar
Dewa 579 jiwa
6. Tulang Bawang
Dusun I Desa Banjar Aji, Gedung
Aji 709 jiwa
7. Tanggamus
Dusun V Desa Pekon Balak,
Wonosobo 1161 jiwa
8. Metro Hadimulyo Barat, Kota Metro 1306 jiwa
9. Lampung Timur Dusun I Pakuan Aji, Sukadana 871 jiwa
10. Way Kanan Dusun Bangun Rejo, Way Tuba 69 jiwa
11. Pesawaran
Dusun V Pulau Pahawang, Marga
Punduh 599 jiwa
12. Pringsewu Dusun II Desa Sukoharjo 501 jiwa
13. Mesuji
Dusun IV Desa Suntidakai Cambai,
Mesuji 764 jiwa
14. Tulang Bawang Barat
Dusun IV Desa Bujung Dewa, Pagar
Dewa 1298 jiwa
15. Pesisir Barat
Dusun I Desa Pakuan Aji, Karya
Pengawa 248 jiwa
Sumber: Data BKKBN Provinsi Lampung, 2016
Berdasarkan data BKKBN Provinsi Lampung 2016, sebanyak 15
Kabupaten/Kota terpilih sebagai lokasi Kampung Keluarga Berencana di
Provinsi Lampung, salah satunya yaitu Kelurahan Kota Karang Raya,
Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung. Kelurahan Kota
Karang Raya terpilih sebagai pusat pencangangan Kampung Keluarga
Berencana dikarenakan data penduduk Keluarga Berencana pada Metode
Keluarga Berencana Jangka Panjang (MKJP) di Kelurahan Kota Karang
Raya merupakan terendah se-Kecamatan Teluk Betung Timur dengan
persentase 18,6% .
7
Berdasarkan hasil Pra-Riset yang Peneliti lakukan, Peneliti mendapatkan
informasi bahwa Kelurahan Kota Karang Raya mayoritas penduduknya
sebagian besar bermata pencarian sebagai buruh, pekerja lepas, dan
nelayan. Penduduk yang tinggal di Kelurahan tersebut mayoritas hanya
tamatan SD dan SMP, serta termasuk dalam daerah kumuh yang angka
kelahirannya tidak terkendali, banyak anak putus sekolah dan sering
terjadinya pernikahan dini.
Pembentukan Kampung Keluarga Berencana di BKKBN Pusat adalah
merujuk pada Surat Edaran Mendagri No.440/70/SJ Tanggal 11 Januari
2016, perihal Pencanangan dan Pembentukan Kampung Keluarga
Berencana seluruh Indonesia; Surat Kepala BKKBN Pusat No.
046/BL/200/B4/2016 Tanggal 12 Januari 2016, Perihal Siaran Langsung
Pencanangan dan Pembentukan Kampung Keluarga Berencana di seluruh
Indonesia.
Di Kota Bandar Lampung sendiri berlandaskan pada Surat Keputusan
Walikota Bandar Lampung Nomor: 146/111.21/HK/2016 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Kampung Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung. Pemerintah Provinsi Lampung bekerjasama dengan
BKKBN Provinsi Lampung membentuk Kampung Keluarga Berencana.
Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung yang terus
mengalami kenaikan jumlah penduduk setiap tahunnya. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) pada sensus tahun 2010 jumlah penduduk
Kota Bandar Lampung berjumlah 881.801 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah
8
penduduk Kota Bandar Lampung menurut data Badan Pusat Statistik
(2016) sebanyak 960.695 jiwa dan mengalami kenaikan pada tahun 2015
menjadi 979.287 jiwa dan kembali mengalami peningkatan menjadi
997.728 jiwa pada tahun 2016.
Berdasarkan Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana oleh BKKBN
tahun 2015, Kampung Keluarga Berencana sendiri memiliki beberapa
program diantaranya yaitu: (1) Program Kependudukan, (2) Program
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR), (3) Program
Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga (Pembangunan
Keluarga), dan (4) Program Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial
Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, dan sebagainya disesuaikan dengan kebutuhan
Wilayah Kampung Keluarga Berencana).
Alasan Peneliti tertarik mengevaluasi Kampung Keluarga Berencana
karena Kampung Keluarga Berencana merupakan salah satu inovasi
strategis kebijakan baru dari pemerintah yang diharapkan mampu
mengatasi masalah kependudukan yang selama ini sulit diatasi. Kampung
Keluarga Berencana bekerjasama dengan beberapa sektor pemerintahan
terkait dan merupakan kebijakan yang merangkul seluruh aspek kehidupan
masyarakat.
Kelurahan Kota Karang Raya telah di tetapkan sebagai pusat pencanangan
Kampung Keluarga Berencana di Kota Bandar Lampung. Kelurahan Kota
9
Karang Raya merupakan kelurahan terkecil yang ada di Kecamatan Teluk
Betung Timur dengan luas wilayah 0,10 km2 atau hanya 1,48% dari total
keseluruhan luas Kecamatan. Berikut data jumlah penduduk Kelurahan
Kota Karang Raya dari tahun 2016-2018.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kelurahan Kota Karang Raya Tahun
2016-2018
No. Tahun Jumlah Penduduk
1. 2016 6104 jiwa
2. 2017 6104 jiwa
3. 2018 6134 jiwa
Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Teluk Betung Timur, 2018
Berdasarkan tabel di atas terlihat adanya peningkatan jumlah penduduk
dari tahun 2016-2018 yaitu dari 6104 jiwa menjadi 6134 jiwa pada tahun
2018. Melihat jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun di Kota
Karang Raya tentu saja tidak sebanding dengan luas daerah yang hanya
0,10km2. Hal ini merupakan masalah baru kependudukan di mana peran
Keluarga Berencana menjadi salah satu kunci untuk mendapatkan jumlah
penduduk yang ideal. Pada kenyataannya masih ada keluarga-keluarga
yang tidak tergerak melakukan KB dengan berbagai alasan. Berikut data
terbaru jumlah peserta KB aktif yang di peroleh Peneliti berdasarkan data
kependudukan Kecamatan Teluk Betung Timur tahun 2016-2018.
10
Tabel 4. Perkembangan Peserta KB Aktif Kelurahan Kota Karang
Raya
Tahun PUS MKJP
Jumlah Persentase
% IUD MOP MOW Implan
2016 1031 17 1 4 27 49 8,2 %
2017 1041 25 3 4 49 81 13,2%
2018 1050 39 5 5 125 174 27,3%
Tabel 4. Perkembangan Peserta KB Aktif Kelurahan Kota Karang
Raya
Tahun PUS
Non MKJP Tota
l
%
Terhada
p PUS
Sunt
ik
Pil Kon
dom
Jumlah Persent
ase %
2016 1031 422 114 8 544 91,8% 593 57,50%
2017 1041 276 244 12 532 86,8% 613 58,8%
2018 1050 160 279 24 463 72,7% 637 60,66%
Tabel 4. Perkembangan Peserta KB Aktif Kelurahan Kota Karang
Raya
Tahun PUS KB yang tidak terlayani/ Unmeet Need
2016 1031 438
2017 1041 428
2018 1050 413
Sumber : Data Kecamatan Teluk Betung Timur, 2018
Berdasarkan data peserta KB di atas terlihat bahwa program Keluarga
Berencana mengalami peningkatan yang cukup tinggi setiap tahunnya.
Terlihat dengan meningkatnya jumlah PUS yang aktif ber-KB. Walaupun
tidak adanya layanan KB khusus seperti Klinik KB dan Pos KB di
Kelurahan Kota Karang Raya, tetapi masyarakat sudah semakin sadar akan
pentingnya KB. Masyarakat Kelurahan Kota Karang Raya untuk
mendapatkan layanan KB hanya mengandalkan posyandu-posyandu yang
berjumlah 6 posyandu dan pelayanan mobil KB keliling dari pemerintah
setiap bulan.
11
Di Kecamatan Teluk Betung Timur terdapat empat PLKB. Kelurahan Kota
Karang Raya untuk jumlah PLKB yang tersedia juga terbatas hanya ada
satu PLKB yang juga merangkap untuk Kelurahan lain di Kecamatan
Teluk Betung Timur. Hal ini tentu saja menjadi hambatan bagi PLKB
karena fokusnya harus terbagi sedangkan untuk Kampung Keluarga
Berencana memerlukan perhatian khusus. Idealnya dalam satu kelurahan
terdiri dari satu PLKB dan hanya fokus di Kelurahan tersebut.
Pada sektor Kesejahteraan Keluarga berdasarkan data kependudukan
Kecamatan Teluk Betung Timur, Kelurahan Kota Karang Raya memiliki
tingkat keluarga sejahtera yang terbilang rendah dan dan dapat dikatakan
jauh dari harapan dengan jumlah penduduk miskin paling banyak diantara
kelurahan lain yang ada di Kecamatan Teluk Betung Timur.
Tahap Keluarga Pra Sejahtera (KPS), keluarga yang belum dapat
memenuhi kebutuhan dasar termasuk kategori sangat miskin. Keluarga
Sejahtera I (KS I), keluarga yang sudah memenuhi kebutuhan dasar dalam
hal sandang, pangan, papan, dan pelayanan kesehatan yang sangat dasar
termasuk kategori miskin. Sedangkan Keluarga Sejahtera II (KS II),
keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar, juga dapat
memenuhi kebutuhan sosial termasuk kategori keluarga menengah. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5:
12
Tabel 5. Data Penduduk Pra Sejahtera di Kecamatan Teluk Betung
Timur Tahun 2017
No Kelurahan KPS dan KS I
1 Kelurahan Kota Karang Raya 70,7%
2 Kelurahan Way Tataan 54,7%
3 Kelurahan Kota Karang 63,7%
4 Kelurahan Perwata 48,6%
5 Kelurahan Keteguhan 59,8%
6 Kelurahan Sukamaju 51,9%
Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Teluk Betung Timur, 2017
Berdasarkan tabel 5, dapat dibandingkan dengan lima kelurahan lain yang
ada di Kecamatan Teluk Betung Timur, dari sisi KKBPK kondisi
Kelurahan Kota Karang Raya termasuk yang mempunyai jumlah
penduduk miskin (KPS dan KS I) paling tinggi, sebesar 70,7 % dengan
data tahapan keluarga berupa tahap KPS: 59 KK (sangat miskin), KS I:
576 KK (miskin), dan KS II: 144 KK pada kategori keluarga menengah.
Pada sektor Pemberdayaan Keluarga, masyarakat di Kelurahan Kota
Karang Raya juga memiliki beberapa usaha rumahan. Berdasarkan hasil
Pra-Riset yang Peneliti lakukan, Peneliti mendapatkan informasi terkait
adanya beberapa usaha rumahan yang dikelola oleh para ibu rumah tangga
seperti usaha pengolahan ikan asin, pembuatan keripik, dan usaha kerang
hijau. Usaha-usaha tersebut termasuk dalam kelompok kegiatan Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) namun dalam
perjalanannya usaha-usaha tersebut kurang berjalan dengan baik karena
kurangnya masyarakat yang aktif dan sulit memasarkan produk-produk
tersebut khususnya kerang hijau yang harganya tergolong tinggi.
13
Selanjutnya selain UPPKS, masyarakat Kampung Keluarga Berencana
juga memiliki beberapa kelompok kegiatan lain yang cukup aktif seperti
Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Bina
Keluarga Lansia (BKL). Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel di bawah
ini:
Tabel 6. Kelompok Kegiatan Kampung Keluarga Berencana
Kelurahan Kota Karang Raya
NO. Nama
Kegiatan
Jumlah
Keluarga
Jumlah
Kelompok
Keluarga
yang Aktif
Kegiatan
Persentase
1. UPPKS 779 1 20 2,5%
2. BKB 75 1 75 100%
3. BKR 40 1 30 75%
4. BKL 56 1 24 44%
Sumber: Data Kependudukan Kecamatan Teluk Betung Timur, 2018
Berdasarkan data di atas jumlah keluarga yang aktif dalam kegiatan
UPPKS terbilang sangat rendah hanya 20 keluarga atau 2,5% dari total
kseseluruhan keluarga yang ada di Kelurahan Kota Karang Raya.
Penyebab rendahnya keluarga yang aktif dalam UPPKS salah satunya
karena keterbatasan modal yang dimiliki, masyarakat Kota Karang Raya
termasuk masyarakat dengan ekonomi menengah kebawah.
Pada kelompok kegiatan BKB menunjukkan bahwa keluarga yang aktif
dalam BKB sudah mencapai 100% dan memiliki kesadaran penuh
terhadap pentingnya kegiatan yang diperuntukkan bagi balita yang sedang
berkembang. Tujuan BKB sendiri yaitu untuk meningkatkan keterampilan
dan kesadaran keluarga tentang pola asuh untuk tumbuh kembang balita
yang lebih baik dan membentuk anak yang berkualitas.
14
Selanjutnya keluarga yang aktif dalam BKR hanya 30 keluarga dari total
40 keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kelurahan Kota
Karang Raya belum sepenuhnya ikut serta dalam kelompok BKR . Pada
BKL keluarga yang memiliki lansia yaitu 56 keluarga namun yang ikut
serta dalam kegiatan BKL hanya 24 keluarga atau 44% dari total
keseluruhan hal ini tidak mencapai target yang diharapkan yaitu 100%.
Kelompok kegiatan UPPKS, BKB, BKR, BKL masih jauh dari harapan
dan belum ideal. Kelompok kegiatan hanya memiliki satu kelompok
kegiatan sedangkan idealnya adalah dua kelompok dalam satu Kelurahan.
Kelompok kegiatan tersebut melakukan pertemuan berkala setiap satu
bulan sekali di rumah Ketua PPKBD.
Pada program Lintas Sektor berdasarkan hasil Pra-riset yang Peneliti
lakukan bahwa pemukiman saat ini sudah jauh lebih baik dari sebelum
masuknya Kampung Keluarga Berencana, namun masih jauh dari harapan
masyarakat yang beranggapan bahwa adanya Kampung Keluarga
Berencana dapat membawa pembangunan fisik yang signifikan. Untuk
aspek pendidikan masih ada anak-anak yang putus sekolah dan nikah
muda, ada juga yang dipekerjakan oleh orang tuanya sebagai pengemis.
Hal tersebut terjadi karena faktor ekonomi masyarakat yang tergolong
rendah dan hanya mengandalkan hasil laut sekitar kampung.
Meningkatnya jumlah penduduk dan tingginya jumlah keluarga Pra
Sejahtera serta kurangnya peran aktif masyarakat dalam pemberdayaan
keluarga di Kelurahan Kota Karang Raya tentu saja menjadi masalah yang
15
harus segera diselesaikan, dimana peran Kampung Keluarga Berencana
diharapkan dapat merubah kondisi masyarakat saat ini baik dari aspek
kependudukan, keluarga berencana, pemberdayaan, sosial, ekonomi dan
pendidikan. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam kelompok kegiatan
juga menjadi suatu tantangan bagi PLKB dan hambatan bagi jalannya
Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Kota Karang Raya.
Menurut Zultha (2017) dalam pelaksanaan program Kampung Keluarga
Berencana ini terdapat faktor penghambat diantaranya yaitukurangnya
anggaran berupa dana yang diberikan oleh pemerintah
terhadappelaksanaan program Kampung Keluarga Berencana, karena
program tersebut belum mempunyai alokasi khusus dalam anggarannya.
Kemudian kurangnya sosialisasi, partisipasi serta kesadaran masyarakat
membuat masyarakat belum ikut serta dalam pelaksanaan program
Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Kota Karang Raya.
Sebagai bahan referensi Peneliti, dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga)
penelitian terdahulu yang relevan dengan program Kampung Keluarga
Berencana . Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu :
1. Pada penelitian yang pertama, dengan judul Implementasi Program
Kampung Keluarga Berencana Dalam Upaya Penanggulangan
Kemiskinan (Studi Pada Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan
Teluk Betung Timur, Kota Bandar Lampung) yang ditulis oleh
Nurhafifah Zultha memfokuskan pada bagaimana penerapan dan
implementasi serta hambatan yang terjadi dalam proses penerapan
16
program Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Kota Karang
Raya pada tahun 2017.
2. Pada penelitian kedua, yaitu Kampung Keluarga Berencana Dalam
Peningkatan Efektivas Program Keluarga Berencana yang di tulis oleh
Aminatuz Zuhriyah memfokuskan pada adalah evaluasi program
Kampung Keluarga Berencana dari aspek pemberdayaaan meliputi
input, proses, dan output pemberdayaan Kampung Keluarga Berencana
di Kota Semarang.
3. Pada penelitian ketiga, yaitu Evaluasi Dampak Program Keluarga
Berencana bagi Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera
1 (KS-I) di Kota Bandar Lampung (Studi di BKKB -PP Kota Bandar
Lampung) yang ditulis oleh Octavia Ratna Sari menggunakan
pendapat Rossi and Freeman dalam Parson (2008:604) tentang
metode-metode yang digunakan dalam penelitian evaluasi dampak.
Kemudian peneliti memfokuskan evaluasi yang digunakan yaitu
evaluasi sumatif, dimana evaluasi yang dilakukan ketika kebijakan
atau program telah dilaksanakan atau pasca-implementasikan.
Sedangkan dalam penelitian ini adalah Peneliti mengkaji Kampung
Keluarga Berencana pada kajian evaluasi implementasi Kampung
Keluarga Berencana itu sendiri guna mencari tahu sejauhmana
keberhasilan program Kampung Keluarga Berencana dalam mengatasi
masalah kependudukan berdasarkan tujuan Kampung Keluarga Berencana
Peneliti melakukan evaluasi implementasi Kampung Keluarga Berencana
17
menggunakan teori pendekatan formal William Dunn dengan kriteria
evaluasi efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan responsivitas.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Peneliti ingin mengetahui
bagaimana sejauhmana keberhasilan program Kampung Keluarga
Berencana di Kelurahan Kota Karang Raya dalam mengatasi masalah-
masalah kependudukan, Peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul Evaluasi Implementasi Kampung Keluarga Berencana (Studi di
Kelurahan Kota Karang Raya, Kecamatan Teluk Betung Timur, Kota
Bandar Lampung) .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
Bagaimana Evaluasi Implementasi Kampung Keluarga Berencana (Studi
di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung Timur Kota
Bandar Lampung) ?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui Evaluasi Implementasi Kampung Keluarga Berencana (Studi
di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung Timur Kota
Bandar Lampung).
18
D. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis, diharapkan dapat menambah khazanah kepustakaan
ilmu pemerintahan, khususnya pada mata kuliah kebijakan publik
dengan kajian evaluasi kebijakan.
b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan alternatif informasi, bahan referensi, serta sebagai sumber
informasi awal bagi peneliti-peneliti yang tertarik pada evaluasi
impelementasi Kampung Keluarga Berencana dan rekomendasi bagi
PLKB dan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Kota Bandar Lampung guna keberhasilan Kampung Keluarga
Berencana.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mnueurut BKKBN (2016) Kampung Keluarga Berencana merupakan
salah satu inovasi strategis baru pemerintah dalam mengatasi masalah
kependudukan di masyarakat. Tujuan Kampung Keluarga Berencana yaitu
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau
setara melalui program kependudukan, Keluarga Berencana dan
pembanguan keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Pada tahap pengimplementasiannya, Kampung Keluarga Berencana masih
jauh dari harapan serta terdapat beberapa hambatan dan tantangan. Salah
satu hambatan Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Kota Karang
Raya yaitu masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan terlihat dari masih banyaknya jumlah
keluarga Pra Sejahtera yang mencapai 70,7% yang pekerjaannya di
dominasi oleh nelayan, buruh, dan pekerja lepas. Pada sektor
pemberdayaan masyarakat, masyarakat di Kelurahan Kota Karang Raya
juga masih tergolong minim yaitu hanya 2,5% keluarga yang memiliki
usaha rumahan sendiri.
20
Setelah memahami permasalahan yang terjadi di Kampung Keluarga
Berencana maka Peneliti akan melihat masalah tersebut dari segi teoritis.
Peneliti menyusun kerangka pikir dalam bab ini dengan didukung oleh
teori-teori yang sudah ada. Tujuan penelitian bab ini adalah untuk
menggambarkan alur pikir Peneliti dalam memahami masalah tersebut dari
sudut pandang teoritis hingga dapat terbentuk sebuah kerangka pikir untuk
memahami dan menganalisis masalah tersebut. Kerangka pikir dalam bab
ini dapat menjadi jawaban sementara untuk masalah yang sedang dikaji.
Untuk menggambarkan berdirinya Kampung Keluarga Berencana
merupakan keharusan dari sebuah kebijakan publik. Kebijakan publik
yang dimaksud adalah kebijakan Kampung Keluarga Berencana
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sehingga untuk mengevaluasi
sejauhmana keberhasilan Kampung Keluarga Berencana maka Peneliti
menggunakan teori William Dunn yaitu teori evaluasi formal dengan
kriteria evaluasi efektivitas, efisiensi, kecukupan, dan responsivitas. Teori
tersebut digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan berdasarkan
tujuan-tujuan Kampung Keluarga Berencana.
Dalam bab ini alur pikir Peneliti disusun dalam beberapa pokok bahasan.
Peneliti akan mulai dari konsep kebijakan publik dan tahap kebijakan
publik kemudian dilanjutkan pada konsep implementasi lalu konsep
evaluasi kebijakan publik. Pokok bahasan selanjutnya mengenai tujuan
dan fungsi evaluasi kebijakan. Selanjutnya Peneliti membicarakan
mengenai model evaluasi kebijakan publik dan tipe-tipe evaluasi.Terakhir
21
Peneliti membahas tentang Kampung Keluarga Berencana secara lengkap
Kemudian alur pikir Peneliti tersebut diwujudkan dalam kerangka pikir
penelitian yang menjadi acuan untuk menganalisis masalah dalam
penelitian ini.
A. Konsep Kebijakan Publik
1. Pengertian Kebijakan Publik
Menurut Iskandar (dalam Ramdhani & Ramdhani, 2017: 1-12. Jurnal
Publik Volume 11 No.1) kebijakan dapat didefinisikan sebagai
serangkaian rencana program, aktivitas, aksi, keputusan, sikap, untuk
bertindak maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh para pihak (aktor-
aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi.
Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting bagi organisasi untuk
mencapai tujuannya
Menurut Dunn (2013:109) kebijakan publik merupakan suatu
rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh
lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang yang menyangkut tugas
pemerintah. Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dibuat
oleh pemerintah dan/atau bersama dengan para aktor politik dalam
rangka mengatasi berbagai permasalahan publik guna mencapai tujuan
yang diinginkan demi kepentingan khalayak ramai.
Kemudian Wahyudi (dalam Ramdhani & Ramdhani, 2017: .Jurnal
Publik Vol.11 No.1.) proses kebijakan dapat dijelaskan sebagai suatu
22
sistem, yang meliputi: input, proses, dan output. Input kebijakan
merupakan isu kebijakan atau agenda pemerintah, sedangkan proses
kebijakan berwujud perumusan formulasi kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan. Isu dan formulasi kebijakan dapat dipahami sebagai proses
politik yang dilakukan elit politik dan atau kelompok-kelompok
penekan. Output dari proses kebijakan adalah kinerja kebijakan.
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan
serangkaian keputusan yang diambil dan tindakan yang dilakukan atau
tidak dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menyelesaikan
persoalan-persoalan publik atau dalam rangka mencapai tujuan demi
kepentingan seluruh masyarakat.
2. Tahap-Tahap Kebijakan Publik
Menurut Dunn dalam Winarno (2012:25-27) tahap-tahap kebijakan
publik adalah sebagai berikut:
a. Tahap Penyusunan Agenda
Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada
agenda kebijakan publik. Sebelumnya masalah-masalah ini
berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk kedalam agenda
kebijakan. Pada akhirnya beberapa masalah masuk kedalam agenda
kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini mungkin suatu
masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain
23
ditetapkan menjadi fokus permbahasan, atau ada pula masalah
karena alasan-alasan tertentu di tunda untuk waktu yang lama.
b. Tahap Formulasi Kebijakan
Masalah yang telah masuk kedalam agenda kebijakan kemudian
dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi
didefenisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.
Pemecahan masalah berasal dari beberapa alternatif atau pilihan
kebijakan yang ada. Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah
yang masuk dalam agenda kebijakan, dalam tahap perumusan
kebijakan masing-masing alternatif dipilih sebagai kebijakan yang
diambil untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini masing-
masing aktor akan bermain untuk mengusulkan pemecahan
masalah terbaik.
c. Tahap Adopsi Kebijakan
Berdasarkan banyaknya alternatif yang ditawarkan para perumus
kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif tersebut diadopsi
dengan dukungan mayoritas legislatif. Konsensus antara direktur
lembaga atau keputusan peradilan.
d. Tahap Implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit,
jika program tersebut tidak dilaksanakan. Oleh karena itu,
24
keputusan program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif
pemecahan masalah harus diimplementasikan, yakni yang
dilaksanakan oleh badan-badan administrasi atau agen-agen
pemerintah di tingkat bawah.
e. Tahap Evaluasi Kebijakan
Tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau
dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah
mampu memecahkan masalah. Kebijakan publik pada dasarnya
dibuat untuk meraih dampak yang diinginkan. Berdasarkan hal ini,
memecahakan masalah yang dihadapai masyarakat. Oleh karena
itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria yang menjadi
dasar untuk menilai apakah kebijakan publik telah meraih dampak
yang diinginkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap
kebijakan mulai dari tahap perumusan agenda, tahap formulasi
kebijakan, tahap adopsi kebijakan, tahap implementasi kebijakan dan
tahap evaluasi kebijakan merupakan suatu proses yang saling
berkaitan.
Pada penelitian ini, Peneliti lebih memfokuskan pada proses evaluasi
kebijakan. Evaluasi kebijakan dipilih untuk mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan kebijakan Kampung Keluarga Berencana di
Kelurahan Kota Karang Raya Kota Bandar Lampung dengan melihat
25
sejauhmana kebijakan tersebut memecahkan masalah publik yang
dihadapi saat ini.
B. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Implementasi kebijakan merupakan tahap yang krusial dalam proses
kebijakan publik. Suatu program kebijakan harus diimplementasikan agar
mempunyai dampak atau dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Studi
implementasi merupakan suatu kajian mengenai studi kebijakan yang
mengarah pada proses pelaksanaan dari suatu kebijakan. Implementasi
kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
mencapai tujuannya.
Menurut Mazmanian dan Sebatier dalam Wahab (2012:135), implementasi
adalah memahami apa yang sebenarnya terjadi sesudah sesuatu program
dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian
implementasi kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan
yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijakan publik
yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun
untuk menimbulkan akibat atau dampak nyata pada masyarakat atau
kejadian-kejadian.
Grindle dalam Agustino (2008:139), mendefinisikan keberhasilan
implementasidapat dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah
pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat
pada action program dari individual projects dan kedua apakah tujuan
26
program tercapai. Tahap implementasi kebijakan sangat penting dalam
keseluruhan struktur kebijakan, karena melalui prosedur ini proses
kebijakan secara keseluruhan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau
tidaknya pencapaian tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli,
maka Peneliti dapat menyimpulkan bahwa, implementasi kebijakan publik
merupakan suatu pelaksanaan atau tindakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok untuk melaksanakan keputusan demi tercapainya tujuan
dan sasaran yang diinginkan dari proses kebijakan tersebut.
C. Tinjauan Evaluasi Kebijakan
1. Pengertian Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan merupakan tahap akhir dari sebuah proses
pembuatan kebijakan. Dari evaluasi ini di hasilkan masukan-masukan
guna penyempurnaan kebijakan atau perumusan kebijakan
selanjutnya. Evaluasi di butuhkan untuk melihat kesenjangan antara
harapan dan kenyataan yang ada di lapangan.
Menurut Lester dan Stewart (Winarno, 2008:166) evaluasi kebijakan
dapat dibedakan ke dalam dua tugas yang berbeda, tugas pertama
adalah untuk menentukan konsekuensi-konsekuensi yang di timbulkan
oleh suatu kebijakan dengan cara menggambarkan dampaknya.
Sedangkan tugas kedua adalah untuk menilai keberhasilan atau
27
kegagalan dari suatu kebijakan berdasarkan standar atau kriteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi kebijakan merupakan persoalan
fakta yang berupa pengukuran serta penilaian baik terhadap tahap
implementasi kebijakannya maupun terhadap hasil (outcome) atau
dampak (impact) dari bekerjanya suatu kebijakan atau program
tertentu, sehingga menentukan langkah yang dapat diambil di masa
yang akan datang.
Menurut Agustino (dalam Lintjewas, Olga, Y.L, dkk. 2016: 1-13.
Jurnal Ilmu Sosial dan Pengelolaan Sumberdaya Pembangunan Vol.2
kinerja kebijakan yang dinilai dalam evaluasi kebijakan, melingkupi :
a. Seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai
melalui tindakan kebijakan/program. Dalam hal ini evaluasi
kebijakan mengungkapkan seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu
telah dicapai.
b. Tindakan yang ditempuh oleh Implementing Agencies sudah benar-
benar efektif, responsif, akuntabel dan adil ini. Dalam bagian ini
evaluasi kebijakan harus juga memperhatikan persoalan-persoalan
hak asasi manusia ketika kebijakan dilaksanakan. Hal ini perlu
dilakukan evaluator kebijakan karena jangan sampai tujuan dan
sasaran dalam kebijakan terlaksana, tetapi ketika itu
diimplementasikan banyak melanggar perikehidupan warga.
28
c. Efek dan dampak dari kebijakan itu sendiri. Dalam bagian ini
evaluator kebijakan harus dapat memberdayakan output dan
outcome yang dihasilkan dari suatu implementasi kebijakan.
Ketajaman penglihatan ini yang diperlukan ketika melihat hasil
evaluasi kebijakan, sehingga fungsinya untuk memberi informasi
yang valid dapat dipercaya menjadi realisasi dari perwujudan right
to know bagi warga masyarakat.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, Peneliti berpendapat
bahwa evaluasi kebijakan merupakan penilaian atas pencapaian
implementasi kebijakan. Penilaian dari hasil evaluasi yang dilakukan
dapat dijadikan rekomendasi yang berguna untuk bahan pembelajaran
bagi para aktor kebijakan agar kelemahan atau kekurangan tidak
terulang diwaktu yang akan datang.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Publik
Menurut Suharto (2008: 40) tujuan evaluasi kebijakan secara umum
dilakukan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a. Mengkaji seberapa besar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuan-
tujuannya;
b. Memberi panduan kepada para pelaksana kebijakan mengenai
seberapa lancar perjalanan atau proses kebijakan tersebut
diimplementasikan,
c. Menyediakan indikator penting bagi pembuatan kebijakan di masa
mendatang.
29
Menurut Suharto (2012:61), tujuan kebijakan publik sosial dalam
konteks pembangunan sosial merupakan suatu perangkat, mekanisme,
dan sistem yang dapat mengarahkan dan menterjemahkan tujuan-
tujuan pembangunan. Kebijakan sosial senantiasa berorientasi kepada
pencapaian tujuan sosial. Tujuan sosial ini mengandung dua
pengertian yang saling terkait, yakni memecahkan masalah sosial dan
memenuhi kebutuhan sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka Peneliti dapat
menyimpulkan bahwa evaluasi merupakan suatu proses untuk
mengumpulkan informasi terkait dengan suatu program yang sudah
ditetapkan dan informasi tersebut akan digunakan oleh pihak
pengguna terkait dengan kelangsungan program berikutnya. Wujud
dari hasil evaluasi adalah adanya rekomendasi dari evaluator untuk
pengambil keputusan.
3. Tipe-Tipe Evaluasi Kebijakan Publik
Henry dalam Wiyoto (2005:55-76) mengidentifikasikan riset evaluasi
ke dalam 7(tujuh) tipe utama, yaitu:
a. Front-end Analyses (evaluasi perencanaan program), merupakan
riset evaluasi yang dikembangkan sebelum keputusan tetntang
sebuah program baru ditetapkan atau sebuah program dilanjutkan.
30
b. Evaluability Assessment, merupakan riset evalusi yang dilakukan
dengan jalan membandingkan asumsi kebijakan yang mendasari
sebuah program tersebut, serta menilai rasionalitas asumsi yang
dibuat dan kemungkinan (peluang) program dapat mencapai
sasarannya.
c. Cost-Benefit and Cost-Effectiveness Analyses (riset tentang
efesiensi program), merupakan tipe evaluasi yang dilakukan
dengan teknik membandingkan outputs dan atau outcomes sebuah
program, dengan sumberdaya yang telah dikeluarkan.
d. Proses or Implementation Evaluation, merupakan riset evaluasi
programdengan menilai sejauh mana sebuah program berjalan
seperti yang dikehendaki (ditetapkan). Artinya, mengevaluasi suatu
proses dari aktivitas yang ada dalam suatu program. Isu strategik
yang terdapat pada riset ini, yaitu: How did the programe operate?,
atau What happened, atau What theprogram do?.
e. Effectiveness, outcomes, or Impact Evaluation, merupakan riset
evaluasi yang ditujukan untuk menilai sejauh mana sebuah program
mencapai hasil seperti yang telah ditetapkan. Riset ini
memfokuskan pada output dan outcomes.
f. Program and Problem Monitoring (riset problem monitoring),
merupakan tipe riset evaluasi yang memberikan informasi pada
program dan problemnya, atau paling tidak tentang rekaman yang
31
terjadi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang di dalam
sebuah variasi wilayah yang dilakukan secara stimultan.
g. Meta-Evaluation, Evaluation Syntheses or Comprehensive
Evaluation, merupakan tipe evaluasi yang berusaha menganalisis
kembali temuan-temuan dari berbagai evaluasi yang telah
dilakukan untuk menemukan apa yang dapat dipelajari dari yang
telah terjadi tentang sebuah program/kebijakan publik.
Apabila dikaitkan dengan konsep yang dikemukakan oleh Henry
dalam Wiyoto (2005:61-62) tentang tipe-tipe evaluasi, maka dalam
penelitian ini Peneliti menekankan pada tipe Process or
Implementation Evaluation, yaitu evaluasi yang menilai sejauh mana
sebuah kebijakan berjalan seperti yang dikehendaki (ditetapkan).
Tipe ini mengevalusi suatu proses dari aktivitas yang ada dalam
sebuah pelaksanaan kebijakan, karena tipe tersebut relevan dengan
kebijakan Kampung Keluarga Berencana yang sudah dan sedang
dilaksanakan sejak tahun 2016. Evaluasi implementasi kebijakan
dipilih untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kebijakan
Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Kota Karang Raya Kota
Bandar Lampung.
4. Pendekatan Evaluasi Kebijakan
Dunn dalam Nugroho (2017:324-325) mengungkapkan bahwa
terdapat 3 (tiga) pendekatan besar dalam evaluasi kebijakan, yakni:
32
a. Evaluasi Semu
Evaluasi semu adalah pendekatan yang menggunakan metode-
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan
dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan tanpa berusaha
menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hsil tersebut
kepada target kebijakan. Evaluasi semu berasumsi bahwa ukuran
tentang manfaat atau nilai merupakan sesuatu yang terbukti sendiri
atau tidak kontroversial.
b. Evaluasi Formal
Evaluasi Formal adalah pendekatan yang menggunakan metode-
metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan
cepat dipercaya mengenai hasil kebijakan, namun mengevaluasi
hasil tersebut atas tujuan program kebijakan yang telah diumumkan
secara formal oleh pembuat kebijakan. Evaluasi formal berasumsi
bahwa ukuran tentang manfaat atau nilai adalah tujuan dan target
yang diumumkan secara formal.
c. Evaluasi Keputusan Teoritis
Evaluasi keputusan teoritis adalah kegiatan evaluasi yang
menggunakan metode-metode deskriptif untuk mengumpulkan
informasi yang valid dan akuntabel mengenai hasil kebijakan, yang
dinilai secara eksplisit oleh para pelaku kebijakan. Evaluasi jenis
ini bertujuan untuk menghubungkan antara hasil kebijakan dengan
nilai-nlai dari para pelaku kebijakan tersebut.
33
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menggunakan pendekatan evaluasi kebijakan yang bersifat formal
karena evaluasi ini didasarkan pada tujuan program Kampung
Keluarga Berencana. Pendekatan evaluasi formal menjadikan tujuan
program atau kebijakan sebagai alat ukur yang efektif untuk
melakukan evalusi.
5. Kriteria Evaluasi Kebijakan
Menurut Dunn (2003: 429-438) terdapat enam kriteria yang digunakan
untuk menilai sebuah kinerja berhasil atau tidak berhasil, yaitu:
1. Efektifitas
Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian
dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas disebut juga hasil guna. Efektivitas selalu
terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil
yang sesungguhnya dicapai.
William N. Dunn menyatakan bahwa: Efektivitas (effectiveness)
berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat)
yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan.
Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu
diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya.
2. Efisiensi
34
Menurut Dunn (2003:430) berpendapat bahwa efisiensi (efficiency)
berkenaan dengan jumlah usaha dan sumberdaya yang diperlukan
untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang
merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan
hubungan antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya
diukur dari ongkos moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui
perhitungan biaya per unit produk atau layanan. Kebijakan yang
mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya terkecil dinamakan
efisien.
3. Kecukupan
Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang
telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal.
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektifitas
memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan
adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya
hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih
berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau
memprediksi seberapa jauh alternatif yang ada dapat memuaskan
kebutuhan, nilai atau kesempatan dalam menyelesaikan masalah
yang terjadi. Hal ini, menurut Dunn, (2003:430-431) dalam kriteria
kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif
35
kebijakan dan hasil yang diharapkan. Kriteria tersebut berkenaan
dengan empat tipe masalah, yaitu:
1. Masalah Tipe I. Masalah dalam tipe ini meliputi biaya tetap
dan efektivitas yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya
adalah memaksimalkan efektivitas pada batas risorsis yang
tersedia.
2. Masalah Tipe II. Masalah pada tipe ini menyangkut
efektivitas yang sama dan biaya yang berubah dari kebijakan.
Jadi, tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya.
3. Masalah Tipe III. Masalah pada tipe ini menyangkut biaya
dan efektivitas yang berubah dari kebijakan.
4. Masalah Tipe IV. Masalah pada tipe ini mengandung biaya
sama dan juga efektivitas tetap dari kebijakan. Masalah ini
dapat dikatakan sulit dipecahkan karena satu-satunya
alternatif kebijakan yang tersedia barangkali adalah tidak
melakukan sesuatu pun.
4. Pemerataan/Kesamaan
Kriteria ini erat berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial
dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara kelompok-
kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang
berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya
(misalnya, unit pelayanan atau manfaat moneter) atau usaha
(misalnya biaya moneter) secara adil didistribusikan.
36
Kebijakan yang dirancang untuk mendistibusikan pendapatan,
kesempatan pendidikan atau pelayanan publik kadang-kadang
direkomendasikan atas dasar kriteria kesamaan. Kriteria kesamaan
erat kaitannya dengan konsepsi yang saling bersaing, yaitu keadilan
atau kewajaran dan terhadap konflik etis sekitar dasar yang
memadai untuk mendistribusikan risorsis dalam masyarakat.
5. Responsivitas
Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai
respon dari suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran
kebijakan publik atas penerapan suatu kebijakan. Berkenaan
dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan
kebutuhan, prefensi, atau nilai kelompok- kelompok masyarakat
tertentu. Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang
dapat memuaskan semua kriteria lainnya. Efektifitas, efisensi,
kecukupan, kesamaan masih gagal jika belum menanggapi
kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari
adanya suatu kebijakan.
Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat melalui tanggapan
masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah terlebih dahulu
memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan
dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan
37
sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa
dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.
6. Ketepatan
Adalah kriteria ketepatan secara dekat yang berhubungan dengan
rasionalitas substantif, karena pertanyaan tentang ketepatan
kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi
dua atau lebih kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk
pada nilai atau harga dari tujuan-tujuan program dan kepada
kuatnya asumsi yang melandasi tujuan tersebut. Kriteria ketepatan
cenderung menganalisis mengenai manfaat dari suatu kebijakan
terhadap kelompok sasaran.
Berdasarkan kriteria-kriteria evaluasi tersebut, Peneliti akan
menggunakan beberapa kriteria diantaranya adalah efektivitas,
efisiensi, kecukupan, dan responsivitas. Alasan Peneliti mengapa
hanya menggunakan empat kriteria dalam mengevaluasi kebijakan
karena kriteria-kriteria tersebut relevan dan dapat menjawab masalah
yang akan di teliti, selain itu juga dapat membatasi ruang lingkup
penelitian agar fokus terhadap masalah yang akan diteliti.
38
D. Tinjauan Kampung Keluarga Berencana
1. Pengertian Kampung Keluarga Berencana
Menurut data BKKBN Provinsi Lampung (2016), program Kampung
Keluarga Bencana merupakan salah satu contoh dalam pelaksanaan
program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) dengan melibatkan seluruh bidang yang ada di
lingkungan BKKBN dan bekerja sama dengan instansi terkait dengan
kebutuhan dan kondisi wilayah setempat, serta dilaksanakan ditingkat
pemerintah terendah (RW/RT).
Kampung Keluarga Berencana adalah satuan wilayah setingkat RW,
dusun atau setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat
keterpaduan program Kependudukan, Keluarga Berencana,
Pembanguan Keluarga dan Pembangunan sektor terkait yang
dilaksanakan secara sistemik dan sistematis. Kampung Keluarga
Berencana merupakan salah satu model pelaksanaan total program
KKBPK serta merupakan program strategis dalam upaya percepatan
agenda program pembangunan khususnya pada daerah pinggiran.
Kampung Keluarga Berencana dibentuk sebagai salah satu upaya
penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan total
39
program Keluarga Berencana sehingga dapat mewujudkan keluarga
yang berkualitas.
2. Tujuan Kampung Keluarga Berencana
Menurut data BKKBN Provinsi Lampung (2016), terdapat dua tujuan
pada program Kampung Keluarga Berencana yaitu:
1. Tujuan umum:
Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat
kampung atau setara melalui program kependudukan, Keluarga
Berencana dan pembanguan keluarga serta pembangunan sektor
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
2. Tujuan khusus:
a. Meningkatkan peran pemerintah, lembaga non pemerintah dan
swasta dalam memfasilitasi, pendampingan dan pembinaan
masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan,
keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan
sektor terkait.
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan
berwawasan kependudukan.
c. Meningkatkan peserta KB aktif modern.
d. Meningkatkan Ketahanan keluarga melalui Bina Keluarga
Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga
40
Lansia (BKL) serta Pusat Informasi dan Konseling (PIK)
Remaja.
e. Meningkatkan pemberdayaan keluarga (Kelompok Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga /UPPKS).
f. Menurunkan angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT).
g. Meningkatkan drajat kesehatan masyarakat.
h. Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah
i. Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung.
j. Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang bersih
dan sehat.
k. Meningkatkan kualitas keagamaan para remaja dalam kegiatan
keagamaan di kelompok PIK.
l. Meningkatkan rasa kebangsaan para remaja dalam kegiataan
sosial budaya di kelompok PIK.
3. Ruang Lingkup Kegiatan Kampung Keluarga Berencana
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan (program) di Kampung Keluarga
Berencana menurut BKKBN (2016) meliputi:
1. Program Kependudukan;
2. Program Keluarga Berencana (Keluarga Berencana) dan
Kesehatan Reproduksi (KR).
3. Program Ketahanan Keluarga dan Pemberdayaan Keluarga
(Pembangunan Keluarga).
41
4. Program Kegiatan Lintas Sektor (Bidang Pemukiman, Sosial
Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, dan sebagainyadisesuaikan dengan
kebutuhan wilayah Kampung Keluarga Berencana).
4. Kriteria Pemilihan Wilayah Kampung Keluarga Berencana
Menurut data BKKBN Provinsi Lampung (2016), dalam memilih atau
menentukan wilayah yang akan dijadikan lokasi Kampung Keluarga
Berencana ada tiga kriteria yang dipakai, yakni kriteria utama, kriteria
wilayah dan kriteria khusus, yaitu:
a) Kriteria Utama :
1. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan KS 1 (miskin) di atas
rata-rata Pra Sejahtera dan KS 1 tingkat desa/kelurahan
dimana kampung tersebut berada.
2. Jumlah peserta Keluarga Berencana di bawah rata-rata
pencapaian peserta Keluarga Berencana tingkat
desa/kelurahan dimana kampung tersebut berlokasi.
b) Kriteria Wilayah dalam pembentukan Kampung Keluarga
Berencana mencakup 10 kategori wilayah (dipilih salah satu),
yaitu:
1. Kumuh
2. Pesisir atau Nelayan
42
3. Daerah Aliran Sungai (DAS)
4. Bantaran Kereta Api
5. Kawasan Miskin (termasuk Miskin Perkotaan)
6. Terpencil
7. Perbatasan
8. Kawasan Industri
9. Kawasan Wisata
10. Padat Penduduk.
c) Kriteria Khusus
1. Kriteria Data, yaitu dimana setiap RT/RW memiliki Data
dan Peta Keluarga yang bersumber dari hasil Pendataan
Keluarga, data Kependudukan dan atau pencacatan sipil
yang akurat.
2. Kriteria Kependudukan, yaitu dimana angka partisipasi
penduduk usia sekolah rendah.
3. Kriteria Program Keluarga Berencana.
E. Kerangka Pikir
Kampung Keluarga Berencana merupakan sebuah program pembangunan
masyarakat yang difokuskan di daerah-daerah pinggiran Kota maupun
Desa. Tujuan Kampung Keluarga Berencana sendiri yaitu untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara
melalui program kependudukan, Keluarga Berencana dan pembanguan
43
keluarga serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan
keluarga kecil berkualitas.
Kebijakan program Kampung Keluarga Berencana merupakan kebijakan
baru yang dibuat pemerintah dimana program sebelumnya yaitu program
Keluarga Berencana tidak berjalan dengan baik. Program Kampung
Keluarga Berencana telah ada sejak tahun 2016 namun dalam
pengimplementasiannya Kampung Keluarga Berencana mengalami
beberapa hambatan seperti masih tingginya jumlah penduduk, banyaknya
jumlah keluarga pra sejahtera, pemukiman kurang memadai, pendidkan
rendah dan masih terjadi pernikahan dini.
Berangkat dari permasalahan tersebut Peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Evaluasi Implementasi Kampung Keluarga
Berencana. Evaluasi dalam penelitian ini berlandaskan pada Surat
Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor: 146/111.21/HK/2016
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Kampung Keluarga Berencana
Kota Bandar Lampung yang dilakukan dengan merujuk pada pendekatan
evaluasi formal dengan kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan dan
responsivitas menurut William Dunn. Penjelasan alur kerangka pikir lebih
lanjut dan ringkas akan Peneliti gambarkan dalam bagan berikut.
44
Gambar 1. Kerangka Pikir
Kebijakan
Kampung
Keluarga
Berencana
Tujuan Kampung Keluarga Berencana
Untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat kampung atau setara melalui program
kependudukan, Keluarga Berencana dan
pembanguan keluarga serta pembangunan sektor
terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Evaluasi Impelementasi
Kampung Keluarga Berencana
Pendekatan Formal (Evaluasi Berdasarkan Tujuan Kebijakan)
dengan Kriteria Evaluasi Menurut William Dunn:
1. Efektivitas, berkaitan dengan tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan meliputi program kependudukan yaitu peningkatan
kualitas SDM dan pengendalian jumlah penduduk, program
KB melalui peningkatan partisipasi peserta KB, program
pembangunan keluarga melalui pemberdayaan masyarakat, dan
peningkatan kegiatan lintas sektoral.
2. Efisiensi, berkaitan dengan jumlah sumberdaya, usaha dan
ongkos moneter meliputi jumlah staff, ketersediaan anggaran
dan ketersediaan fasilitas
3. Kecukupan, berkaitan dengan kuatnya hubungan antara
alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan, meliputi
peningkatan kualitas pelayanan dan pemenuhan kebutuhan
ekonomi masyarakat
4. Responsivitas, berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan
dapat memuaskan kebutuhan, meliputi tingkat kepuasan
masyarakat dan dampak bagi masyarakat
Mengetahui Evaluasi Implementasi
Kampung Keluarga Berencana
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2004:3),
metode kualitatif yang didefinisikan oleh Bodgandan Taylor adalah suatu
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Menurut John W. Creswell, sebagaimana dikutip M. Djunaidi Ghony &
Fauzan Almanshur (2016: 26) menyatakan bahwasanya pendekatan
kualitatif merupakan suatu proses penyelidikan pemahaman berdasarkan
pada tradisi metodologis terpisah yang mengeksplorasi suatu masalah
sosial atau manusia. Peneliti membangun sesuatu yang kompleks,
gambaran yang holistik, meneliti kata-kata, laporan yang memerinci suatu
pandangan dari penutur asli, dan melakukan studi di suatu pengaturan
alam. yang dilakukan oleh peneliti.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Alasan
Peneliti menggunakan metode ini dengan maksud ingin mendeskripsikan
dan memperoleh pemahaman menyeluruh dan mendalam tentang program
46
Kampung Keluarga Berencana di Kelurahan Kota Karang Raya
Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung, apakah tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya sudah tercapai dengan baik atau belum.
Sehingga Peneliti akan mengevaluasi program Kampung Keluarga
Berencana di Kelurahan Kota Karang Raya Kecamatan Teluk Betung
Timur Kota Bandar Lampung dengan melihat data-data yang Peneliti
peroleh dari lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.
B. Fokus Penelitian
Moleong (2004:237) menyatakan bahwa fokus penelitian dimaksudkan
untuk membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi penelitian guna
memilih data yang relevan dan yang baik.
Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pada evaluasi
impelementasi Kampung Keluarga Berencana dengan berdasarkan
Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor: 146/111.21/HK/2016
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Kampung Keluarga Berencana
Kota Bandar dan UU nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pasal 1 ayat (5) dan (8)
tentang kualitas penduduk dan keluarga berencana, pasal 18 tentang
pengendalian kuantitas penduduk, dan pasal 48 ayat (1) poin D difokuskan
pada pendekatan evaluasi formal dengan kriteria menurut William Dunn,
yaitu:
47
1. Efektivitas
Adalah hubungan antara output dengan tujuan. Dalam artian apakah
pengolaan Kampung Keluarga Berencana telah sesuai dengan tujuan
yang ingin di capai yang tertera dalam Petunjuk Teknis Kampung
Keluarga Berencana. Berdasarkan pada UU nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
pasal 1 ayat (5) dan (8) tentang kualitas penduduk dan keluarga
berencana, pasal 18 tentang pengendalian kuantitas penduduk, dan
pasal 48 ayat (1) poin D untuk mencapai tujuan Kampung Keluarga
Berencana yaitu meningkatkan kualitas hidup masyarakat ditingkat
kampung atau setara adalah melalui :
1. Program Kependudukan, meliputi:
a. Peningkatan Kualitas SDM Masyarakat
b. Pengendalian Jumlah Penduduk
2. Program Keluarga Berencana melalui Peningkatan Partisipasi
Peserta KB dan Penggunaan MKJP.
3. Program Pembangunan Keluarga melalui Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Usaha Mikro Keluarga
4. Program Lintas sektoral melalui Peningkatan Kegiatan Lintas
Sektoral Dinas Pemerintahan Terkait.
2. Efesiensi
Adalah proses pelaksanaan Kampung Keluarga Berencana yang
didasarkan banyak sumberdaya yang digunakan. yaitu :
48
1. Jumlah Staff yang Proporsional
2. Ketersediaan Anggaran Operasional Khusus baik dari APBN
maupun APBD.
3. Ketersediaan Fasilitas dan Sarana Operasional Baik Kontrasepsi
Maupun Sarana Pendukung lainnya.
3. Kecukupan
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan
kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya
masalah. Kecukupan berkaitan dengan seberapa jauh pencapaian hasil
yang diinginkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di
Kampung Keluarga Berencana dalam hal ini yaitu :
1. PeningkatanKualitas Pelayanan Bagi Masyarakat.
2. Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Masyarakat.
4. Responsivitas
Berkenaan dengan seberapa jauh suatu kebijakan dapat memuaskan
kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-kelompok masyarakat
yang menjadi target kebijakan. Artiya bahwa bagaimana tanggapan
atau respon masyarakat Kota Karang Raya yang menjadi target atau
sasaran utama dalam pengadaan Kampung Keluarga Berencana,
apakah bernilai positif (memuaskan kebutuhan) atau bernilai negatif
(menimbulkan masalah), yaitu meliputi :
1. Tingkat Kepuasan Masyarakat.
49
2. Dampak bagi Masyarakat.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini ditentukan dengan sengaja
(purposive). Lokasi penelitian didasarkan pada masalah yang terjadi di
lapangan. Lokasi