evaluasi dan penataan praktek perbankan syariah

77
EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH MUHAMMAD Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta

Upload: lucia

Post on 13-Jan-2016

130 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH. MUHAMMAD Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Yogyakarta. LEMBAGA. Sistem Ekonomi Islam & Kelembagaan Ekonomi Islam. DPLK SYARI’AH. PEMBIAYAAN SYARI’AH. PASAR MODAL. SEKURITAS SYARI’AH. REASURANSI SYARI’AH. SEI. Manajemen. BISNIS - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

MUHAMMADSekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI)

Yogyakarta

Page 2: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Sistem Ekonomi Islam & Kelembagaan Ekonomi Islam

SEI

LEMBAGA

BANKSYARI’AH

ASURANSISYARI’AH

PASAR MODAL

LKM SYARI’AH

SE

REASURANSISYARI’AH

REKSADANASYARI’AH

OBLIGASI SYARI’AH

SEKURITAS SYARI’AH

GADAISYARI’AH

PEMBIAYAANSYARI’AH

DPLKSYARI’AH

BISNISSYARI’AH

Manajemen

Ekonomi

Akuntansi

SEI

SEK

Page 3: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

PENDAHULUAN

• Ada tiga faktor utama yang melatar-belakangi hadirnya keuangan/bank syariah– Relijius ideologis– Empiris pragmatis– Akademik idealis

Page 4: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Landasan Hukum

UU No 7/92 tentang Perbankan

PP No 72/92 tentang Bank Berdasarkan Bagi

Hasil

UU No 10/98 tentang perubahan UU 7/92

Dicabut dg PP 30/99

BANK SYARIAH

UU No 21/08 tentang perubahan UU 10/98

Page 5: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Jumlah Bank Syariah: BUS, UUS dan BPRS

• Bank Umum Syariah– PT. Bank Syariah Muamalah Indonesia– PT. Bank Syariah Mandiri– PT. Bank Syariah Syariah Mega

Indonesia– PT. Bank Syariah BRI– PT. Bank Syariah Bukopin– PT. Bank Syariah Panin Syariah– PT. Bank Victoria Syariah– PT. BCA Syariah– PT. Bank Jabar dan Banten– PT. Bank Syariah BNI– PT. Maybank Indonesia Syariah

• BPRS sebanyak 155 Unit (Januari 2012)

• Bank dalam Jenis Unit Usaha Syariah– PT. Bank Danamon– PT. Bank Permata– PT. Bank Internasional Indonesia (BII)– PT. CIMB Niaga– HSBC Ltd.– PT. Bank DKI– BPD DIY– BPD Jawa Tengah– BPD Jawa Timur– BPD Banda Aceh– BPD Sumatera Utara– BPD Sumatera Barat– BPD Riau– BPD Sumatera Selatan– BPD Kalimantan Selatan– BPD Kalimantan Barat– BPD Kalimatan Timur– BPD Sulawesi Selatan– BPD Nusa Tenggara Barat– PT. BTN– PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)– PT. OCBC NISP– PT. Bank Sinarmas– BPD Jambi

Page 6: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

MENATA BANK SYARIAH KE DEPAN• Aspek-aspek yang ditata

– (1) Pemilik bank syariah, – (2) Pengelola (Sumber Daya Insani) bank syariah, – (3) Pembuat kebijakan tentang bank syariah, – (4) Pembuat fatwa produk bank syariah, – (5) Masyarakat pengguna bank syariah, – (6) Pihak terkait lainnya, seperti: Notaris, Basyarnas,

Pengadilan, – (7) Lembaga pendidikan, – (8) Media dan – (9) Sistem operasional bank syariah

Page 7: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SDM Bank Syariah

• Keilmuan syariah muamalah terkait keuangan dan perbankan syariah

• Ahli keuangan dan perbankan• Manajer investasi

Page 8: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Karakteristik Bank Syariah

• Berdasarkan prinsip syariah• Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

– pelarangan riba dalam berbagai bentuknya– Tidak mengenal konsep “time-value of money”– Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

• Beroperasi atas dasar bagi hasil• Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa• Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan • Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal• Tidak membedakan secara tegas sektor moneter dan sektor

riil=> dapat melakukan transaksi-2 sektor riil

Page 9: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Konsep & Sistem PerbankanKonsep & Sistem Perbankan

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat lain yang memerlukan (intermediary)

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Page 10: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Konsep & Sistem Bank Konvensional Konsep & Sistem

Bank Konvensional

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Penetapan Imbalan Penetapan Beban

Page 11: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Konsep & Sistem Perbankan SyariahKonsep & Sistem

Perbankan Syariah

Masyarakat Pemilik Dana

Masyarakat Pengguna Dana

Proses Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah 2. Mudharabah

Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &

Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &

Salam)3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah

Bitamlik)

BAGI HASIL

BAGI HASIL

Page 12: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

MANAGER INVESTASI

Penghimpunan dana :Prinsip wadiahPrinsip mudharabah

INVESTORPenyaluran danaPrinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb)Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)

JASA LAYANAN

Produk jasa Wakalah, Kafalah, Sharf, QardhHawalah, Rahn dsb

SOSIALDana kebajikanPenghimpunan dan penyaluran Qardhul HasanPenghimpunan dan penyaluran ZIS

MAA

LFungsi Aplikasi produk

FUNGSI BANK SYARIAH T

AMW

IL

Page 13: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

13

LKS

PENGHIMPUNAN DANA PENYALURAN DANA JASA

PRINSIP WADIAH- Giro - Tabungan

PRINSIP MUDHARABAH-Giro-Tabungan - Deposito

PRINSIP JUALBELI- Murabahah- Istishna- Salam- Ijarah

PRINSIP BAGIHASIL- Mudharabah- Musyarakah

- Wakalah- Kafalah- Sharf- Rahn- Hiwalah

APLIKASI AKAD DALAM PRODUK – PRODUK LKS

Page 14: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

14

Page 15: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

15

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH

GIROWADIAH

GIROSYARIAH

GIRO MUDHARABAH

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Mal Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal

tidak melanggar prinsip syariah Dana giro harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan

nasabah tanpa persetujuan nasabah

Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari

penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.

Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan

LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.01/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.

Page 16: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

16

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH (Lanjutan...)

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

Nasabah Giro Wadi’ah

1

2

54

67

Akad Wadi’ah

Setoran awal

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan bank

3 Mutasi giro

Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan

SKEMA GIRO WADIAH

Page 17: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

17

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

Nasabah Giro Mudharabah

1

2

54

67

Akad Mudharabah

Setoran awal

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan yang akan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

3 Mutasi giro

SKEMA GIRO MUDHARABAH

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:GIRO SYARIAH (Lanjutan...)

Page 18: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

18

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH

TABUNGANWADIAH

TABUNGANSYARIAH

TABUNGANMUDHARABAH

Bersifat titipan On call Keuntungan dan kerugian dari

penyaluran dana wadiah menjadi hak milik atau ditanggung bank.

Tidak ada imbalan (bonus) yang dipersyaratkan

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak

melanggar prinsip syariah Dana tabungan harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah

tanpa persetujuan nasabah

LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.02/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.

Page 19: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

19

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

54

67

Akad Wadi'ah

Setoran awal

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan Bank

3 Setoran tabungan

Dapat diberikan imbalan atau bonus namun tidak boleh diperjanjikan

Penarikan tabungan8Nasabah Pemilik Dana

Tabungan Wadiah

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA TABUNGAN WADIAH

Page 20: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

20

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

3

5

Nasabah Pemilik DanaTabungan Mudharabah

4

67

Akad Mudharabah

Setoran awal

Mutasi tabungan

Pooling Fund

Pendapatan yang akan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

Penyaluran pembiayaan

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:TABUNGAN SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA TABUNGAN MUDHARABAH

Page 21: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

21

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha, asal tidak melanggar prinsip syariah

Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

DEPOSITO MUDHARABAH

MUTLAQAH

DEPOSITOSYARIAH

DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH

Bank selaku Mudharib, Nasabah selaku Shahibul Maal

Mudharib hanya boleh melakukan usaha yang dipersyaratkan oleh nasabah

Dana deposito harus dinyatakan jelas, tunai bukan piutang

Pembagian keuntungan dinyatakan dalam Nisbah

Tidak diperkenankan mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah

LANDASAN HUKUM:Fatwa DSN – MUI No.03/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000.

Page 22: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

22

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

43

56

Akad Mudharabah

Setoran Deposito

Pooling Fund Penyaluran pembiayaan

Pendapatan yangakan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

7 Pencairan Deposito

Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah

Muthlaqah

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUTHLAQAH

Page 23: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

23

PRODUK PENGHIMPUNAN DANA:DEPOSITO SYARIAH (Lanjutan...)

SKEMA DEPOSITO MUDHARABAH MUQAYYADAH

Bank Syariah

Nasabah Pembyn A

Nasabah Pembyn B

Nasabah Pembyn C

1

2

3

45

Akad Mudharabah Muqayyadah

Setoran Deposito

Penyaluran pembiayaan sesuai dengan persyaratan

nasabah deposan

Pendapatan yangakan dibagikan

Distribusi Bagihasil sesuai nisbah yang disepakati

6 Pencairan Deposito

Nasabah pemilik dana Deposito Mudharabah

Muqayyadah

Page 24: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

24

Page 25: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

PEMBIAYAAN MURABAHAH

DEFINISIMurabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.(Fatwa DSN-MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000)

LANDASAN HUKUMa. No. 04/DSN-MUI/IV/2000, Tanggal 1 April 2000, tentang Murabahah;

b. No. 13/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Uang Muka Dalam Murabahah;

c. No. 16/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Diskon dalam Murabahah;

d. No. 17/DSN-MUI/IX/2000, Tanggal 16 September 2000, tentang Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran;

e. No.43/DSN-MUI/VIII/2004, Tanggal 11 Agustus 2004, tentang Ganti Rugi (Ta’widh).

25

Page 26: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

1. PELAKU BANK membeli barang yang diperlukan NASABAH atas nama BANK sendiri dan pembelian ini harus sah dan bebas riba (Ps 1: 4)

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

2. OBJEK Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari’ah Islam (Ps 1: 2)

3. HARGA HARGA BELI

… Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan (Ps 1: 6)

HARGA JUAL

BANK kemudian menjual barang tersebut kepada NASABAH (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya (Ps 1: 6)

Fatwa DSN No.16/IX/2000:

Harga dalam jualbeli murabahah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan

(Ps.1:1)

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000

26

Page 27: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

4. AKAD Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank. (Ps. 1:9)

Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang.

Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya (membelinya) sesuai dengan perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat: kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli (Ps 2: 2,3)

5. UANG MUKA Dalam jualbeli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menadatangani kesepakatan awal pemesanan (Ps. 2 : 4)

6. JAMINAN Jaminan dalam murabahah dibolehkan agar nasabah serius dengan pesanannya (Ps.3:1)

7. DISCOUNT Jika dalam jualbeli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu diskon adalah hak nasabah

Jika pemberian diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan) yang dimuat dalam akad. (Ps 1:3-4, Fatwa No. 16/2000)

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)

27

Page 28: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

POKOK-POKOK ATURAN MURABAHAHFATWA DSN-MUI No.04/DSN-MUI/IV/2000 (Lanjutan...)

8. PELUNASAN DINI Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang telah disepakati, LKS boleh memberikan potongan dari kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad.

Besar potongan sebagaimana dimaksud diatas diserahkan pada kebijakan dan pertimbangan LKS (Ps.1:1-2, Fatwa No.23/2002)

9. DENDA / SANKSI Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi.

Sanksi didasarkan pada prinsip ta’zir yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan kewajibannya

Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad ditandatangani

Dana yang berasal dari denda diperuntukan sebagai dana sosial

(Ps.1:3-6, Fatwa No.17/2000)

6. TA’WIDH (Fatwa No.43/2004)• Sengaja atau lalai menyimpang dari akad dan menimbulkan kerugian• Kerugian riil adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka

penagihan hak yang seharusnya diterima• Real Lost not Opportunity Lost• Besarnya gantirugi tidak boleh dicantumkan dalam akad

28

Page 29: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

APLIKASI LKSJENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

KPR SYARIAH

PEMBIAYAANKENDARAAN BERMOTOR

PEMBIAYAANINVESTASI

PEMBIAYAANMODAL KERJA

PEMBIAYAANMULTIGUNA

MURABAHAH

29

Page 30: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR

Bank Syariah

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh beli mobil )

Mobil dikirimlangsung olehdealer atauBank Syariah

DEALER

Bank Syariahbayar pembelian

mobil

Wa’ad beli

1

2

5

NASABAH

8

Bayar angsuran atau tempo9

7

Akad Murabahah

Penandatanganan akad jual beli6

Bank Syariahmewakilkan ke Dealer untuk serahkan mobil keNasabah

Nasabah sebagaiwakilBank Syariah , belimobil ke Dealer

4

3Bank Syariah mewakilkanke Nasabah untuk beli mobil keDealer

NasabahNasabah

30

Page 31: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN RUMAH

NasabahBank Syariah

Developer

1. Permohonan dan pemenuhan persyaratan

2. Wa’ad beli

4. Akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

Akad Murabahah

31

Page 32: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA

NasabahBank Syariah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (mis : pembelian komputer)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

5. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan komputer

kepada Nasabah.

Akad Murabahah

32

Page 33: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN MULTIGUNA

KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.

Nasabah

Bank Syariah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan(mis : pembelian komputer)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah

8. Bayar angsuran atau tempo

6. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan komputer keNasabah.

Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan ke Nasabah untuk melakukantransaksi dengan supplier

33

Page 34: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan(Misal pembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

Akad Murabahah

Bank Syariah

34

Page 35: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN MODAL KERJA

KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misalPembelian barang dagangan untuk stock penjualan)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah

8. Bayar angsuran atau tempo

6. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan barang

kepada Nasabah.

Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untuk melakukantransaksi dengan supplier

Bank Syariah

35

Page 36: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAHUNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lif t)

2. Wa’ad beli

4. Pelaksanaan akad Murabahah

7. Bayar angsuran atau tempo

5. Bank Syariah mewakilkan kesupplier untuk serahkan fork lif t ke

Nasabah.

Akad Murabahah

Bank Syariah

36

Page 37: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

SKEMA MURABAHAH DENGAN WAKALAHUNTUK PEMBIAYAAN INVESTASI

KETERANGAN:Dalam prakteknya, alur nomor 4 menjadi nomor 5 dan nomor 5 menjadi nomor 4.

Nasabah

Supplier

1. Pengajuan dan Pemenuhan Persyaratan (misal Nasabah butuh sarana penunjang usaha berupa fork lif t)

2. Wa’ad beli

5. Pelaksanaan akad Murabahah

8. Bayar angsuran atau tempo

Akad Murabahah

3. Bank Syariah mewakilkan kepada Nasabah untukmelakukan transaksi dengan supplier

Bank Syariah

37

Page 38: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Istishna’ adalah jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). (Fatwa DSN No. 06/DSN-MUI/IV/2000)

PEMBIAYAAN ISTISHNA’

38

Page 39: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

1. PELAKU Jika LKS melakukan transaksi Istishna untuk memenuhi kewajibannya kepada NASABAH ia dapat melakukan istishna lagi dengan PIHAK LAIN pada objek yang sama, dengan syarat istishna pertama tidak bergantung (mu’allaq) pada istishna kedua (Ps 1;1, Fatwa No. 22/2002)

2. OBJEK Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai hutang. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya. Penyerahan dilakukan kemudian. Waktu dan tempat penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan

kesepakatan Pembeli (mustashni) tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya.

(Ps.2:1-5, fatwa No.06/2000)

3. HARGA LKS selaku mustashni tidak diperkenankan untuk memungut MDC (margin during construction) dari nasabah (shani) karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah (Ps.1:2, Fatwa No.22/2002)

4. PEMBATALAN

PESANAN

Jika semua atau sebagian barang tidak tersedia pada waktu penyerahan, atau kualitasnya lebih rendah dan pembeli tidak rela menerimanya, maka ia memiliki dua pilihan :

a. Membatalkan kontrak dan meminta kembali uangnya.

b. Menunggu sampai barang tersedia.

(Fatwa No..05/2000, Ps. 4:5)

POKOK-POKOK ATURAN ISTISHNA

39

Page 40: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

BankSyariah

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh renovasi rumahyang dikerjakan oleh kontraktor)

Penandatanganan Akad Istishna’

1

2

NASABAH

Bayar secara cicilan (taqsith) atautangguh (muajjal)8

Bayar secaratermin

Akad Istishna’ 2

KONTRAKTOR

Penyerahan rumah yang telah direnovasi olehKontraktor atau Bank Syariah

7

Akad Istishna’ 1

5 Form Wakalah ke Kontraktoruntuk serahkan rumahyang telah direnovasi ke Nasabah

63

Form Wakalah ke Nasabah untuknegosiasi dengan kontraktor

Nasabah sebagaiwakil Bank Syariah, renovasi rumah keKontraktor

4

MEKANISME PEMBIAYAAN ISTISHNA

40

Page 41: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

APLIKASI LKS:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

KPR SYARIAHSIAP BANGUN

PEMBIAYAAN INVESTASI

PROJECT FINANCING

PEMBIAYAANMODAL KERJA

PEMBIAYAANRENOVASI

RUMAH

ISTISHNA

41

Page 42: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri.(Fatwa DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000)

PEMBIAYAAN IJARAH

42

Page 43: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

1. PELAKU Pihak-pihak yang berakad (berkontrak) terdiri atas pemberi sewa (lessor, pemilik asset, LKS) dan penyewa (lessee, pihak yang mengambil manfaat dari penggunaan aset, nasabah)

2. OBJEK Objek kontrak : pembayaran (sewa) dan manfaat dari penggunaan aset (Ps 1: 2)

3. HARGA Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam Ijarah (Ps 2: 8)

Ketentuan (flexibility) dalam menetukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran, waktu tempat dan jarak (Ps. 2:9)

4. AKAD Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain yang equivalent, dengan cara penawaran dari pemilik asset (LKS) dan penerimaan yang diyatakan oleh penyewa (nasabah) (Ps:1:5)

5. PEMELIHARAAN

ASET

Kewajiban LKS sebagai pemberi sewa :b. Menanggung biaya pemeliharaan asset

Kewajiban nasabah sebagai penyewa : a. Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak b. Menanggung biaya pemeliharaan asset yang sifatnya ringan

POKOK-POKOK ATURAN IJARAHFATWA DSN – MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000

43

Page 44: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

• Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.

• Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

• Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.

• Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

• Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

PEMBIAYAAN MULTIJASA IJARAHFATWA DSN NO.44/DSN/MUI

44

Page 45: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

MEKANISME PEMBIAYAAN IJARAH

Bank Syariah

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh alat-alat berat)

PEMILIK OBJEK SEWA

Akad Ijarah

1

2

NASABAH

Bayar angsuran sewa 8

Transaksi Pembayaran

5

Akad Ijarah 1

Akad Ijarah 2

3Wakalah ke Nasabah untuk cari penyewaan alat2 berat

Nasabah sebagai wakil Bank Syariah, melakukan transaksi sewa

4

6Wakalah ke Pemilik

barang untuk serahkan barang sewa ke Nasabah

Barang diserahkan langsung oleh pemilik atau melalui Bank Syariah

7

45

Page 46: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

APLIKASI LKS:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

PEMBIAYAANMODAL KERJA

PEMBIAYAANMULTIJASA

-Biaya pendidikan- Kesehatan- Wisata, dll

IJARAH

PEMBIAYAANMULTIGUNA MANFAAT

BARANG

KOMBINASI AKAD-SHARIA CARD

46

Page 47: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT) adalah perjanjian sewa-menyewa yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atau benda yang disewa, kepada penyewa setelah selesai masa sewa.(Fatwa DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000).

PEMBIAYAAN IJARAH MUNTAHIA BIT TAMLIK (IMBT)

47

Page 48: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad Ijarah (fatwa No.09/2000) berlaku pula dalam akad IMBT

(Ps. 1:1)

AKAD Pihak yang melakukan IMBT harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan baik dengan jualbeli atau pemberian hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah waad yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan maka harus ada pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai (Ps. 2: 1-2)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 27/DSN-MUI/III/2000

48

Page 49: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Review Ujrah boleh dilakukan antara para pihak yang melakukan akad Ijarah apabila memenuhi syarat-syarat sbb:

Terjadi perubahan periode akad Ijarah; Ada indikasi sangat kuat bahwa bila tidak dilakukan review, maka akan timbul

kerugian bagi salah satu pihak; Disepakati oleh kedua belah pihak.

Review atas besaran ujrah setelah periode tertentu : Ujrah yang telah disepakati untuk suatu periode akad Ijarah tidak boleh dinaikkan;

Besaran ujrah boleh ditinjau ulang untuk periode berikutnya dengan cara yang diketahui dengan jelas (formula tertentu) oleh kedua belah pihak;

Peninjauan kembali besaran ujrah setelah jangka waktu tertentu harus disepakati kedua pihak sebelumnya dan disebutkan dalam akad.

Dalam keadaan sewa yang berubah-ubah, sewa untuk periode akad pertama harus dijelaskan jumlahnya. Untuk periode akad berikutnya boleh berdasarkan rumusan yang jelas dengan ketentuan tidak menimbulkan perselisihan.

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN IMBT FATWA DSN – MUI No. 56/DSN-MUI

49

Page 50: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

MEKANISME PEMBIAYAAN IMBT

BankSyariah

Negosiasi dan persyaratan(nasabah butuh beli rumah)

Obyek sewa (rumah)Diserahkan olehDeveloper atau Bank Syariah

DEVELOPER

Beli dan bayar ke developeruntuk disewa oleh nasabah

Wa’ad IMBT

1

2

3

NASABAH

6

Bayar sewa bulanan7

5

Akad Ijarah

hibah rumah(pada akhir masa sewa)

8

Akad Hibah

Penandatanganan akad 4

wakalah ke developerUntuk serahkan rumah ke nasabah

5

50

Page 51: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

APLIKASI PERBANKAN:JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

PEMBIAYAANINVESTASI

(JangkaPanjang)

IMBT

KPR SYARIAH (Jangka Panjang)

51

Page 52: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara dua piak dimana pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola, dana keuntungan usaha bagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.(Fatwa DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000).

PEMBIAYAAN MUDHARABAH

52

Page 53: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

1. PELAKU DAN MODAL LKS sebagai shahibul maal membiayai 100% kebutuhan suatu proyek, sedangkan pengusaha bertindak sebagai mudharib atau pengelola usaha (Ps.1:1)

Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai (Ps.2:3b) Modal tdk dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan kepada

Mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, (Ps.2:3c)

2. NISBAH Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perurubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. (Ps.2:4b)

3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps.2:4a)

4. KERUGIAN Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, kecuali diakibatkan kesalahan disengaja, kelalaian atau pelanggaran. (Ps.2:4c)

5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan mudharabah tidak ada jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ke3. Jaminan hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah dispekati bersama (Ps.1: 7)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAHFATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000

53

Page 54: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

6. MANAJEMEN …LKS tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan d an pengawasan (Ps 1:4)

7. JANGKA WAKTU Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu (Ps 3:1)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUDHARABAHFATWA DSN – MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000

54

Page 55: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

MEKANISME PEMBIAYAAN MUDHARABAH

Negosiasi dan Persyaratan(nasabah butuh modal kerja 75 unit mobil)

Akad Mudharabah

2

3

Kontrak Penyewaan Mobil

1

Tingkat Keuntungan

Modal

4

Menyerahkan modal

5

6

Pendistribusan Modal & Keuntungan

7 9 8Pengembalian Pokok

Nisbah Bank

Nisbah Nasabah

Perusahaan ABCMengelola

Bank Syariah

Nasabah

Usaha

bayar sewa

55

Page 56: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

APLIKASI LKS: JENIS PENGGUNAAN (BERDASARKAN PRODUK)

VARIASI MUDHARABAH:-LINE FACILITY

- 2 STEP FINANCING-JOINT FINANCING

-Dll

PEMBIAYAANMODAL KERJA

MUDHARABAH

56

Page 57: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.(Fatwa DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000).

PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

57

Page 58: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

1. PELAKU DAN MODAL Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan dan setiap mitra melaksanakan kerja sebagai wakil. (Ps.2b)

2. NISBAH Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di awal yang ditetapkan bagi seorang mitra (Ps.3c.3)

3. KEUNTUNGAN Harus diperuntukkan bagi kedua belah pihak dan tidak boleh disyaratkan hanya satu pihak saja (Ps2:4a)

4. KERUGIAN Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional menurut saham masing-masing dalam modal (Ps3d)

5. JAMINAN Pada prinsipnya dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan, namun menghindari terjadinya penyimpangan LKS dapat meminta jaminan (Ps 3:a3)

6. MANAJEMEN Setiap mitra memiliki hak untuk mengelola asset musyarakah dalam proses bisnis normal (ps.2c)

POKOK-POKOK ATURAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAHFATWA DSN – MUI No. 08/DSN-MUI/IV/2000

58

Page 59: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Alur Operasional Bank Syariah

Lainnya (modal dsb)

PO

OL I

NG

D

AN

A

Prinsip bagi hasil

Prinsip jual beli

Bagi hasil/laba

Margin

Penghimpunan dana Penyaluran danaPendapatan

Laporan Laba Rugi

Pendapatan Mdh Mutlaqah(Investasi Tidak Terikat)

Pendapatan berbasis imbalan (fee base income)

Mudharabah Mutlaqah(Investasi Tdk Terikat)

Agen : Mdh Muqayyadah / investasi terikat

Jasa keuangan: wakalah, kafalah, sharf

Tabel

Wadiah yad dhamanah

Tabel Bagi hasil

Mudharib

Prinsip Ujroh Sewa

Page 60: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

KASUS MENGHITUNG BUNGA KASUS:

Pada tanggal 1 Mei 2002, Bapak Johanes membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan, dengan tingkat bunga 9% p.a. Berapa bunga yang diperoleh pada saat jatuh tempo?

JAWAB

Bunga yang diperoleh bapak Johanes adalah:

Rp. 10.000.000 x 31 hari x 9% / 365 hari = Rp. 76.438

Page 61: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

KASUS BAGI HASIL DEPOSITOKASUS:

Bapak Ahmad membuka deposito sebesar Rp. 10.000.000, jangka waktu satu bulan (tanggal 1 Mei s/d 1 Juni 2003), nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank 57% : 43%. Jika keuntungan bank yang diperoleh untuk deposito satu bulan per 31 Mei 2003 adalah Rp. 20.000.000 dan total deposito jangka waktu satu bulan adanya Rp. 950.000.000, berapa keuntungan yang diperoleh bapak Ahmad?

JAWAB

Bagi hasil yang diperoleh bapak Ahmad adalah:

(Rp. 10 juta/Rp. 950 juta) x Rp. 20 juta x 57% = Rp. 120.000

Page 62: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Apabila bank syari’ah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK) sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan sebanyak Rp. 85.500.000 (karena ada Giro Wadiah Minumum sebesar 5%). Pembiayaan yang harus disalurkan ke masyarakat sebanyak Rp. 100.000.000. Dari pembiayaan Rp. 100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran pembiayaan sebesar Rp. 6.000.000. Nisbah bagi hasil 65% (nasabah): 35% (bank). Saldo rata-rata harian dana nasabah (Pak Amir) sebesar Rp. 1.000.000. (1) Berapa pendapatan bagi setiap Rp. 1000 dana nasabah? (2) Berapa pendapatan bagi hasil pak Amir?

Page 63: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Dana Pihak Ketiga (DPK Mudharabah) A 90,000,000.00

DPK yang disalurkan untuk Pembiayaan B 85,500,000.00

(= DPK x (1 - GWM) --> GWM = 5%)    

Pembiayaan Yang Disalurkan C 100,000,000.00

Dana Bank   14,500,000.00

Pendapatan dari Penyaluran Pembiayaan D 6,000,000.00

Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E 57.00

E= B/C * D * 1/A * 1000

Page 64: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pola Baru

Dari hasil perhitungan di atas, ditemukan pendapatan nasabah untuk bulan ini dengan dananya sebesar Rp. 1.000.000, bagi hasilnya sebesar Rp. 37,050.00

Pendapatan Investasi untuk setiap Rp. 1000 E 57.00

DPK Mudharabah    

Saldo rata-rata Harian Nasabah F 1,000,000.00

Nisbah Bagi Hasil G 65

Porsi Bagi Hasil untuk Nasabah bulan ini H 37,050.00

H= E/1000 * F * G/100

Page 65: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

PENENTUAN NISBAH DAN HARGA JUAL

Bank syari’ah beroperasi dengan tidak menggunakan bunga, di dalamnya juga diklasifikasikan:1.Akad yang menghasilkan keuntungan yang tidak pasti, disebut natural uncertainty contract. 2.Akad yang menghasilkan keuntungan secara pasti, disebut natural certainty contract,

Page 66: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

TIME VALUE OF MONEY

FV = PV * (1 + i)^nFV = Future ValuePV = Present Valuei = Bungan = Tahun (Waktu)

Pg = Po * (1 + g)^tPg = Pertumbuhan PendudukPo = Penduduk Sekarangg = Growth/Pertumbuhant = Waktu

Page 67: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

FORMULA ECONOMIC VALUE OF TIME UNTUK TEORI PERCAMPURAN

Y= W * v * (QR)

Dimana:

Y = Kekayaan Masa Depan

W = Modal awal

v = Velocity of money (Perputaran Uang)

Q = Nisbah Bagi Hasil

R = Return of Business (Kembalian Usaha)

Page 68: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Penentuan Nisbah Bagi Hasil

Jika pembiayaan dilakukan dengan akad natural uncertainty contract, maka metode yang digunakan adalah expected profit rate (EPR)

EPR diperoleh berdasarkan: (1) tingkat keuntungan rata-rata pada industri sejenis; (2) pertumbuhan ekonomi; (3) dihitung dari nilai rpr yang berlaku di bank yang bersangkutan;Perhitungannya:

Nisbah bank = EPR/actual return bisnis yang dibiayai * 100%Aktual return bank = nisbah bank + aktual return bisnis

Page 69: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

PENENTUAN NISBAH BAGI HASIL

Nisbah bagi hasil dihitung berdasarkan profit sharing dari usaha pengadaan kacang kedelai yang dibiayai dengan fasilitas Mudharabah Muqayyadah sebesar Rp. 125.000.000, dengan data sebagai berikut:

Harga Jual Kacang Kedelai = Rp. 2.150/kg

Harga jual kepada nasabah = setara 16% p.a

Volume Penjualan Kedelai per bulan = 65.000 kg

Nilai Penjualan (65.000 x Rp. 2.150) = Rp. 139.750.000

Harga Pokok Pembelian = Rp. 125.000.000

PENDAPATAN penjualan kedelai = Rp. 14.750.000

Berapa Nisbah bagi hasilnya?

Page 70: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

PENENTUAN NISBAH PEMBIAYAAN

Perhitungan Nisbah:

Volume Penjualan = 65.000 kg

Profit Margin (Rp. 14.750.000/139.750.000)x 100% = 10,55%

Lama Piutang (data neraca 31-07-2003) = 65 hari

Lama persediaan (data neraca 31-08-2003) = 2 hari

Lama hutang dagang (pembayaran ke suplier & carry) = 0

Cash to cash periode = 360/(DI+DR-DP) = 5,4DI= Days Inventories; DR= Days Receivable; DP= Days Payable

Profit margin per tahun = 5,4 x 10,55 = 57%

Nisbah Bank Syari’ah: (16%)/(57%)x100% = 28%

Nisbah untuk Nasabah: 100% - 28% = 72%

Page 71: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

CONTOH: Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan

Seorang nasabah mengajukan pembiayaan untuk modal kerja dagang sebesar Rp. 125.000.000 selama 1 tahun, dengan perbandingan bagi hasil antara nasabah dan bank 72 : 28 %. Bagaimana cara perhitungannya?

Page 72: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

  PROYEKSI   NISBAH    

BULANPENDAPATA

NPENDAPATA

N BANK NASABAH CICILAN TOTAL

  NASABAH 28% 72% POKOK ANGSURAN

1 6.000.000 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00   1,680,000.00

2 6.000.000 5,000,000.00 1,400,000.00 3,600,000.00   1,400,000.00

3 6.000.000 7,000,000.00 1,960,000.00 5,040,000.00   1,960,000.00

4 6.000.000 4,000,000.00 1,120,000.00 2,880,000.00   1,120,000.00

5 6.000.000 2,500,000.00 700,000.00 1,800,000.00   700,000.00

6 6.000.000 3,000,000.00 840,000.00 2,160,000.00   840,000.00

7 6.000.000 3,500,000.00 980,000.00 2,520,000.00   980,000.00

8 6.000.000 6,500,000.00 1,820,000.00 4,680,000.00   1,820,000.00

9 6.000.000 5,500,000.00 1,540,000.00 3,960,000.00   1,540,000.00

10 6.000.000 4,250,000.00 1,190,000.00 3,060,000.00   1,190,000.00

11 6.000.000 4,500,000.00 1,260,000.00 3,240,000.00   1,260,000.00

12 6.000.000 4,575,000.00 1,281,000.00 3,294,000.00 125,000,000.00 126,281,000.00

Penyelesaian Pertama :

Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah

Page 73: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

NISBAH CICILAN SETORAN

BULANPROYEKSI

PENDAPATAN PENDAPATAN PENDAPATAN YANG BANK NASABAH POKOK KE USAHA DIBAGIHASILKAN 28% 72% BANK

1 6,000,000.0 6,000,000.00 6,000,000.00 1,680,000.00 4,320,000.00 5,000,000.00 6,680,000.00

2 6,000,000.0 5,000,000.00 4,800,000.00 1,344,000.00 3,456,000.00 5,000,000.00 6,344,000.00

3 6,000,000.0 7,000,000.00 6,440,000.00 1,803,200.00 4,636,800.00 5,000,000.00 6,803,200.00

4 6,000,000.0 4,000,000.00 3,520,000.00 985,600.00 2,534,400.00 5,000,000.00 5,985,600.00

5 6,000,000.0 2,500,000.00 2,100,000.00 588,000.00 1,512,000.00 5,000,000.00 5,588,000.00

6 6,000,000.0 3,000,000.00 2,400,000.00 672,000.00 1,728,000.00 5,000,000.00 5,672,000.00

7 6,000,000.0 3,500,000.00 2,660,000.00 744,800.00 1,915,200.00 5,000,000.00 5,744,800.00

8 6,000,000.0 6,500,000.00 4,680,000.00 1,310,400.00 3,369,600.00 5,000,000.00 6,310,400.00

9 6,000,000.0 5,500,000.00 3,740,000.00 1,047,200.00 2,692,800.00 5,000,000.00 6,047,200.00

10 6,000,000.0 4,250,000.00 2,720,000.00 761,600.00 1,958,400.00 5,000,000.00 5,761,600.00

11 6,000,000.0 4,500,000.00 2,700,000.00 756,000.00 1,944,000.00 5,000,000.00 5,756,000.00

12 6,000,000.0 4,575,000.00 2,562,000.00 717,360.00 1,844,640.00 70,000,000.00 70,717,360.00

Modal 125,000,000.00

Kasus Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Mutanaqisah

Page 74: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

FORMULA ECONOMIC VALUE OF TIME UNTUK TEORI PERTUKARAN

• HJB = Harga Jual Beli• HB = Harga Beli• t = Waktu• CR = Cost Recovery• k = Margin keuntungan yang diinginkan

HJB= HB + (t * CR) + k

Page 75: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Menentukan Harga Jual

1. Harga Jual Bank = Harga Beli + (Harga beli * % * Waktu) Gharar

= 150000000 + (150jt* 10%* 2 th)= 180000000

2. Harga Jual Bank = Harga Beli Bank + (waktu * Cost Recovery) + Keuntungan

Cost Recovery = (Pemby MRB/Estimasi Tot Pemby)

x Estimasi Biaya Ops 1 Tahun

Mark Up/Profit Margin = Persentase x Pembiayaan

Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = ----------------------------------------- x 100%

Harga Barang di Toko

Page 76: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Menentukan Harga Jual

Data pembiayaanEstimasi Tot Pembiayaan = 5 milyarRequired Profit Rate = 10% (Pricing)Estimasi biaya operasi 1 th = 200.000.000Masa pembiayaan = 2 tahunHarga Pokok Mobil = 150.000.000Uang Muka = 30.000.000Kekurangan Bank = 120.000.000Cost Recovery = 120 jt/5 mil x 200 jt = 4.800.000Profit Margin = 10% x 120 jt = 12.000.000Harga jual = 120 juta + (1 x 4.800.000) + 12 jt

= 136.800.000Jika menggunakan waktu 2 tahun, maka:Harga jual = 120 juta + (2 x 4.800.000) + 12 jt

= 141.600.000

Page 77: EVALUASI DAN PENATAAN PRAKTEK PERBANKAN SYARIAH

Menentukan Profit Margin

Cost Recovery + keuntunganMargin dalam % = -------------------------------- x 100%

Harga Beli Barang di Dealer

4.800.000 + 12.000.000Margin dalam % = ---------------------------------- x 100%

150.000.000 = 11,2%

Margin per bulan= 11,2%/12 = 0,933