evaluasi aliansi strategis joint venture …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/155919/po... ·...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berjalannya bisnis di suatu negara tidak dapat dipisahkan dari kondisi
ekonomi negara tersebut. Pengaruh globalisasi terhadap semua jenis industri saat
ini telah menyebabkan persaingan antar pelaku bisnis menjadi semakin ketat dan
kompetitif. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis yang demikian pesat,
ketergantungan perusahaan terhadap pihak-pihak diluar perusahaan semakin besar.
Manajemen berbagai perusahaan mencari solusi untuk saling melengkapi atau
saling mendukung kegiatan satu dengan yang lainnya melalui kerjasama yang
saling menguntungkan. Setiap pelaku usaha di setiap kategori bisnis dituntut untuk
memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan
orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler dan Keller,
2006). Perusahaan-perusahaan berusaha untuk meningkatkan daya saingnya
dengan membangun dan bersama-sama mencari sumber-sumber baru teknologi dan
ketrampilan yang dapat membawa pada pembentukan struktur baru perusahaan
(Hamel, 1998; Prahalad dan Hamel, 1990).
Berdasarkan Laporan Perekonomian yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik tahun 2017 bahwa di tengah-tengah perekonomian global yang mengalami
pertumbuhan ekonomi yang belum kuat, rendahnya harga komoditas global dan
ketidakpastian keuangan dunia yang tinggi, perekonomian Indonesia ternyata
mampu bertahan tetap tumbuh cukup tinggi di atas lima persen. Hal ini disebabkan
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
oleh struktur permintaan dalam negeri yang tetap dominan dan kuat serta berbagai
macam kebijakan pemerintah yang mampu merespon gejolak perekonomian dunia.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat meningkat dari 4,9 persen pada tahun
2015 menjadi 5,0 persen pada tahun 2016. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
ini ditopang oleh tetap terjaganya stabilitas ekonomi dalam negeri. Hal ini
ditunjukkan dengan rendahnya tekanan inflasi, menurunnya defisit transaksi
berjalan, tetap terkendalinya nilai tukar rupiah, dan terjaganya stabilitas sistem
keuangan.
Dari sisi pendapatan perkapita, selama lima tahun terakhir terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2016, berdasarkan harga berlaku PDB per kapita mencapai
Rp 48,57 juta atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan PDB per kapita tahun
2015 yang sebesar Rp 45,73 juta. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
peningkatan PDB per kapita sebesar Rp 2,84 juta per tahun.
Apabila melihat kembali ke tahun 2010, berdasarkan Laporan Perekonomian
Indonesia tahun 2010 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, perekonomian
Indonesia pada tahun 2010 terus membaik, didukung oleh permintaan domestik
yang solid dan kondisi eksternal yang kondusif. Laporan tersebut melanjutkan
bahwa pemulihan ekonomi global berangsur mulai terjadi sejak paruh pertama 2009
masih terus berlanjut di tahun 2010, ditopang oleh tingginya pertumbuhan ekonomi
di negara-negara emerging markets. Di tengah kondisi perekonomian global yang
semakin kondusif tersebut, Bank Indonesia mencatat bahwa perekonomian
Indonesia pada tahun 2010 tumbuh mencapai 6,1%, lebih tinggi dibandingkan
dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,6%. Pertumbuhan
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
ekonomi yang meningkat tersebut didukung oleh peran investasi dan ekspor yang
meningkat.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor yang digunakan oleh
perusahaan untuk mempertimbangkan langkah kedepan yang akan diambil,
termasuk perusahaan yang bergerak di industri properti.
Gambar 1.1 Grafik Indeks Sektor Properti 2010 – 2017
Sumber: Data Bursa Efek Indonesia
Melihat grafik pergerakan saham sektor properti dalam periode tahun 1
Januari 2010 sampai dengan 1 Januari 2017, tercatat bahwa terjadi kenaikan indeks
properti sebesar 249%, dari 148 menjadi 517. Hal ini menandakan bahwa industri
properti mengalami lonjakan pertumbuhan yang sangat pesat. Pertumbuhan sektor
properti sudah terlihat dalam periode 2010 sampai 2012, dimana terjadi kenaikan
sebesar 55%, dari 148 menjadi 230. Pelaku bisnis properti yang peka, tentunya akan
sigap dalam memanfaatkan momentum ini ketika trend mulai bergerak naik.
517
(Oktober
148
(Januari 2010)
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Industri properti memiliki beberapa jenis produk yaitu perumahan tapak,
perumahan vertikal, komersial, perkantoran, dan perindustrian. Khusus untuk
produk perkantoran di kawasan Non-CBD (diluar kawasan Sudirman, Thamrin,
Kuningan), berdasarkan Jakarta Property Market Review Q4 2016 Research
Report yang dikeluarkan Jones Lang LaSalle Indonesia, penyerapan penyewaan
ruang perkantoran di kawasan Non-CBD Jakarta mulai terjadi meningkatan pada
Q1 2010 sampai dengan Q3 2012, kemudian terjadi penurunan trend pada Q4 2012
sampai dengan Q1 2016.
Gambar 1.2 Grafik Penyerapan Sewa Perkantoran Grade A & B Non-CBD
Q1 2008 sampai dengan Q3 2016
Sumber: Research Report Jones Lang LaSalle Q4 2016
Jones Lang LaSalle Indonesia juga menginformasikan bahwa tingkat
supply, demand, dan accupancy gedung perkantoran di area Non-CBD pada kurun
waktu 2010 sampai dengan 2012 terjadi peningkatan dari sisi net-take up, new
supply, dan occupancy. Peningkatan occupancy berlanjut sampai dengan tahun
2013. Namun, setelah tahun 2013 accupancy terus menurun sampai dengan tahun
2016.
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Occupancy scale start from 60% base on minimum existing ratio
Gambar 1.3 Grafik Supply, Demand, dan Accupancy Perkantoran Non-CBD
2007 sampai dengan 2016
Sumber: Research Report Jones Lang LaSalle Q4 2016
Hal serupa juga disampaikan oleh Colliers Quarterly Research Report Q2
2017 yang di dikeluarkan pada tanggal 14 Agustus 2017 dimana pada kawasan
Non-CBD terjadi peningkatan cumulative supply selama periode 2010 sampai
dengan 2017, bahkan diprediksi akan terus meningkat sampai dengan tahun 2020
dengan total luas gedung kantor yang ada mendekati 4 juta meter persegi.
Gambar 1.4 Grafik Cumulative Supply (kiri) dan Annual Supply (kanan)
Perkantoran Non-CBD 2010 sampai dengan 2020F
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
Sumber: Colliers Quarterly Research Report Q2 2017
Gambar 1.5 Grafik Rata-rata Tingkat Hunian Perkantoran Non-CBD dan TB Simatupang 2010 sampai dengan 2017 YTD
Sumber: Colliers Quarterly Research Report Q2 2017
Colliers menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya dalam tiga tahun
terakhir, tingkat hunian sedikit meningkat di TB Simatupang menjadi 74,1%
terutama karena tidak adanya pasokan tambahan selama semester pertama 2017.
Saat ini, beberapa gedung perkantoran di TB Simatupang masih memiliki tingkat
hunian di bawah 50%. Namun, hunian akan terus meningkat mengingat pasokan
masa depan terbatas pada bulan-bulan terakhir tahun 2017.
Terkait harga sewa perkantoran di Jakarta, Jakarta Property Market Review
Q4 2016 Research Report yang dikeluarkan Jones Lang LaSalle Indonesia dan
Colliers Quarterly Research Report Q2 2017, harga sewa permeter persegi gedung
perkantoran di Jakarta yang berhasil disewakan juga mengalami kenaikan sejak Q1
2010 sampai dengan Q3 2015. Gedung perkantoran di kawasan TB Simatupang
memiliki realisasi harga sewa tertinggi dibandingkan dengan kawasan Jakarta
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
lainnya. Harga rata-rata sewa per meter persegi di Non-CBD selain kawasan TB
Simatupang, tertinggi terjadi di tahun 2015 dengan angka mendekati Rp 225.000,-
sementara di kawasan TB Simatupang berada pada angka di kisaran Rp 275.000,-.
Gambar 1.6 Grafik Harga Rata-rata Sewa Permeter Persegi Perkantoran di Jakarta Q1 2008 sampai dengan Q3 2016
Sumber: Research Report Jones Lang LaSalle Q4 2016
Gambar 1.7 Grafik Harga Permintaan Rata-rata Sewa Perkantoran Non-CBD
2010 sampai dengan 2017 YTD
Sumber: Colliers Quarterly Research Report Q2 2017
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
Beberapa pengembang menyesuaikan basis mereka dengan suku bunga
rendah untuk mempertahankan tingkat hunian mereka dan mencoba meningkatkan
penyerapan ruang dengan menawarkan tarif sewa yang lebih menarik. Yang
terakhir ini terutama diterapkan oleh gedung kantor yang baru beroperasi. Hanya
kurang dari 10% dari total jumlah gedung perkantoran Non-CBD yang menawarkan
dasar sewa di atas harga pasar. Sebagian besar bangunan perkantoran ini umumnya
mempertahankan tingkat hunian yang baik di atas 70%.
Sejalan dengan dinamika pada sektor properti sebagaimana telah dijelaskan
diatas, maka perusahaan-perusahaan properti harus bisa merespon dengan cermat.
Momentum ketika terjadi kenaikan permintaan dan harga, tentunya menjadi hal
positif yang memotivasi pelaku bisnis di industri ini untuk terus mengembangkan
bisnisnya. Perusahaan properti harus cukup peka untuk memanfaatkan momentum
pertumbuhan sektor properti untuk bersaing di pasar. Perusahaan-perusahaan yang
bergerak pada industri ini harus lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan
langkah-langkah strategis dalam menyikapi persaingan yang pastinya akan terjadi.
Perubahan iklim persaingan menimbulkan langkah-langkah strategis yang perlu
dibangun untuk dapat bertahan bahkan memenangkan persaingan. Tidak hanya itu,
pelaku bisnis di industri selain properti juga akan tertarik untuk memanfaatkan
momentum yang baik tersebut, seperti PT XYZ Tambang Tbk yang melakukan
diversifikasi dalam bidang properti.
Mengacu pada Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yang tercantum dalam
Laporan Tahunan 2015, PT XYZ Tambang Tbk adalah Perseroan yang bergerak
dalam dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan, dan jasa yang berkaitan
dengan pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut. Selain itu, sesuai
dengan Anggaran Dasar Perseroan, dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan
perlindungan wilayah usaha pertambangan dan sumber daya yang dimiliki,
Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang yakni di bidang perkebunan,
pertanian, kehutanan, properti, serta pembangkit listrik dan energi.
Atas dasar Anggaran Dasar Perseroan ini dimana Perseroan dapat
melakukan kegiatan usaha penunjang di bidang properti, maka PT XYZ Tambang
Tbk berinisiatif untuk mengutilisasikan aset-aset tanah yang mereka miliki. Namun
demikian, Perseroan tidak memiliki keahlian dalam bidang properti. Aliansi
strategis mungkin merupakan jawaban bagi banyak perusahaan yang berusaha
untuk mendapatkan keunggulan dalam persaingan (Hamel dan Prahalad, 1989).
Aliansi strategis sering digunakan dalam menjembatani berbagai bentuk hubungan
pertukaran seperti pertukaran mengenai sumber daya penting, keahlian, dan
kompetensi yang dimiliki masing-masing pihak. Maka, PT XYZ Tambang Tbk dan
XYZ Dapen sebagai pemilik aset lahan yang akan diutilisasi, mengundang PT XYZ
Properti untuk beraliansi strategis joint venture membetuk perusahaan baru yang
bernama PT XYZ Properti Aliansi.
Aliansi strategis sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk menigkatkan
kinerja melalui transfer knowledge, internalisasi teknologi, sharing dengan partners
dan sebagai sarana perusahaan untuk menciptakan nilai yang bermafaat bagi
perusahaan (Siyamtinah, 2009). Dengan demikian, perusahaan yang bergerak di
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
industri non-properti bisa mempunyai perangkat yang memungkinkan untuk ikut
memulai bisnis barunya di bidang properti, yaitu melalui aliansi strategis.
Gambar 1.8 Struktur Kepemilikan Saham PT XYZ Properti Aliansi
Sumber: Annual Report PT XYZ Tambang 2013
Tabel 1.1 Komposisi Pemegang Saham PT XYZ Properti Aliansi Sumber: Laporan Auditor Independen Tahun 2012 PT XYZ Properti Aliansi
Pemegang Saham Jumlah Lembar Saham yang Dikeluarkan dan
Disetor Penuh
Persentase Kepemilikan
Nominal 2012
XYZ Dapen 1,125 45% 11,250,000,000
XYZ Tambang Tbk 625 25% 6,250,000,000
XYZ TambangII 250 10% 2,500,000,000
XYZ Properti 500 20% 5,000,000,000
Jumlah 2,500 100% 25,000,000,000
PT XYZ Properti Aliansi yang dibentuk oleh perusahaan dengan core bisnis
yang berbeda-beda, memiliki tantangan untuk mewujudkan keselarasan, terutama
keselarasan dalam hal kepercayaan, komitmen, komunikasi yang terbuka, dan
sebuah pengakuan saling ketergantungan. Mind set menjalankan bisnis
pertambangan sangat berbeda dengan industri properti. Hal inilah yang menjadi
latar belakang penelitian ini dilakukan, dengan melakukan evaluasi apakah aliansi
strategis joint venture ini layak untuk dilanjutkan dan apakah memberikan manfaat
kepada pemegang saham.
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
1.2. Perumusan Masalah
Penelitian ini akan melakukan evaluasi atas aliansi strategis joint venture
pembetukan PT XYZ Properti Aliansi. PT XYZ Properti Aliansi memiliki potensi
sumber daya manusia yang baik, memiliki dukungan dana, dan aset-aset yang
potensial untuk dikembangkan. Namun, potensi-potensi tersebut perlu dibuktikan
lebih jauh, apakah memberikan dampak positif kepada kemajuan aliansi, atau
menjadi tidak potensial lagi akibat adanya perbedaan mind set antara partners.
Pencapaian keselarasan mind set antar partners merupakan hal penting dan
mendasar dalam suatu aliansi strategis. Atas kondisi ini, maka akan diperoleh
jawaban atas pertanyaan penelitian apakah aliansi ini berjalan sesuai dengan yang
diharapkan dan sudah tepat, atau tidak perlu dilanjutkan.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Pencapaian keselarasan dalam aliansi adalah hal penting dan mendasar
dalam menjalankan suatu aliansi. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Penelitian
ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan:
1. Apakah aliansi strategis joint venture yang telah dilakukan oleh PT XYZ
Tambang Tbk, XYZ Dapen, dan PT XYZ Properti yang berlatar belakang bisnis
yang berbeda-beda dan kebijakan yang berbeda-beda pula, perlu untuk
dilanjutkan?
2. Apakah aliansi strategis joint venture ini memberi manfaat kepada pemegang
saham?
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
1.4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yaitu apakah aliansi ini perlu untuk dilanjutkan, dan apakah aliansi
strategis ini memberi manfaat kepada pemegang saham. Untuk menjawab
pertanyaan penelitian tersebut, akan dilakukan evaluasi dengan:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor bagaimana partner menyelaraskan kebijakan-
kebijakan masing-masing, dan bagaimana partner berkontribusi atas aliansi ini,
sehingga diperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian ini apakah aliansi
strategis ini perlu untuk dilanjutkan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan aliansi sehingga dapat diketahui apakah aliansi ini memberikan
manfaat kepada pemegang saham.
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi
perusahaan yang akan melakukan aliansi strategis dengan perusahaan di industri
yang sama ataupun berbeda melalui penyelarasan mind set, penyelarasan
organisasi, kepercayaan, komitmen, dan kontribusi yang akan diberikan oleh
masing-masing perusahaan pembentuk aliansi, untuk kemajuan aliansi tersebut
sehingga value aliansi strategis ini dapat meningkat.
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
1.6. Batasan Penelitian
Penelitian ini dibatasi dengan mengevaluasi keselarasan strategi,
keselarasan organisasi, kebijakan, kepercayaan dan komitmen yang dilakukan oleh
partner aliansi, yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan aliansi.
Suatu aliansi strategis dilakukan dengan tujuan agar terciptanya kualitas hubungan
dan kinerja yang baik antara partners. Banyak aspek lain yang mendukung maupun
menghambat yang menyertai aliansi ini, namun penelitian ini hanya dibatasi pada
bagaimana partner berkontribusi dalam keselarasan strategis, keselarasan
organisasi, kebijakan, dan kepercayaan.
1.7. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami
proses bagaimana dan mengapa suatu peristiwa. Penelitian ini akan dilakukan
dengan cara pengumpulan data sekunder dari laporan tahunan perusahaan, profil
perusahaan, artikel, dan pengamatan. Kemudian, data tersebut dikombinasikan
dengan hasil pengumpulan data primer dengan melakukan wawancara narasumber.
1.8. Sistematika Pembahasan
Penulis membagi tulisan ini menjadi beberapa bagian dengan alur penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Penulisan ini dimulai dengan latar belakang,
kemudian dilanjutkan dengan perumusan masalah, pertanyaan
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan
sumber data.
BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang
terkait dengan penelitian, sebagai dasar penelitian dan alat analisis yang
digunakan dalam penelitian. Teori ini ditinjau atau diambil dari buku,
artikel, internet, dan sumber penelitian lainnya yang validitasnya dapat
dipertanggung jawabkan.
BAB III METODE PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM
PERUSAHAAN. Bab ini menguraikan metode yang akan dilakukan
penulis dalam penyusunan laporan, penyampaian data-data mengenai
perusahaan, dan penelitian atas aliansi strategis yang dilakukan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang didukung
dengan data sekunder dan data primer yang bersifat kualitatif untuk
memahami proses (bagaimana) dan arti (mengapa) atas suatu peristiwa.
Bab ini juga membahas secara umum profil perusahaan-perusahaan
induk dan perusahaan hasil aliansinya.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan berisi analisis berupa
evaluasi yang berhubungan dengan teori fit strategis, fit organisatoris,
adverse selection, moral hazard, dan hold up, trust dan komitmen.
Kemudian, hasil evaluasi tersebut dikaitkan dengan data primer
kualitatif hasil wawancara responden sesuai dengan permasalahan yang
diangkat. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan penjelasan apakah
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
aliansi tersebut perlu untuk dilanjutkan dan apakah memberikan
manfaat untuk pemegang saham.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini merupakan bab terakhir dari
penelitian yang akan memberikan kesimpulan dan saran yang
diharapkan mampu memberikan manfaat dan pertimbangan positif
untuk masa depan perusahaan.
EVALUASI ALIANSI STRATEGIS JOINT VENTURE PEMBENTUKAN PT XYZ PROPERTI ALIANSIRIYO PRANOTOUniversitas Gadjah Mada, 2018 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/