estimasi total inventory cost (tic) pada...

158
i ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA PENGADAAN OBAT KELOMPOK A DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA (SMC) KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016 SKRIPSI OLEH : RATNASARI 1112101000027 PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2016 M

Upload: doankiet

Post on 01-Apr-2019

241 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

i

ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA PENGADAAN OBAT

KELOMPOK A DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER

QUANTITY (EOQ) DI RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA

CITRAUTAMA (SMC) KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016

SKRIPSI

OLEH :

RATNASARI

1112101000027

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2016 M

Page 2: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

i

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA PENGADAAN OBAT

KELOMPOK A DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC

ORDER QUANTITY (EOQ) DI RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA

CITRAUTAMA (SMC) KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016

Telah disetujui, diperiksa untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, __ Desember 2016

OLEH

RATNASARI

1112101000027

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H / 2016

Pembimbing I

Pembimbing II

dr. Yuli Prapancha Satar, MARS Lilis Muchlisoh, SKM, MKM

NIP : 19530730 198011 1 001

Page 3: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

ii

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Jakarta, Desember 2016

LEMBAR PENGESAHAN

Penguji I,

Catur Rosidati, SKM, MKM

NIP. 19750210 200801 2 018

Penguji II,

Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM

NIP. 19800516 200901 2 005

Penguji III,

Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt

NIP. 19560210 19870320 03

Page 4: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

iii

LEMBAR PERNYATAAN

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2016

Ratnasari

Page 5: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

iv

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN Skripsi, Desember 2016

Ratnasari, NIM : 1112101000027

ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA PENGADAAN OBAT

KELOMPOK A DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC

ORDER QUANTITY (EOQ) DI RUMAH SAKIT SINGAPARNA MEDIKA

CITRAUTAMA (SMC) KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2016

xv + 141 halaman, 18 tabel, 3 bagan, 13 lampiran

ABSTRAK

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) bertanggung jawab dalam

menyediakan perbekalan farmasi dengan jumlah yang cukup pada waktu yang

dibutuhkan dan dengan biaya yang terjangkau. Pengelolaan persediaan obat di IFRS

SMC Kabupaten Tasikmalaya masih ditemukan adanya permasalahan seperti

lamanya waktu perputaran obat sehingga secara tidak langsung berdampak pada

besarnya biaya persediaan obat atau Total Inventory Cost (TIC). Salah satu metode

yang dapat meminimumkan total biaya persediaan yaitu metode Economic Order

Quantity (EOQ). Berdasarkan metode Analisis ABC, obat kelompok A merupakan

obat yang memiliki investasi yang tinggi maka diperlukan pengendalian terutama

dalam proses pengadaan supaya tidak terjadi total biaya persediaan yang berlebihan.

Jenis penelitian adalah operational research untuk mengetahui estimasi TIC

pada pengadaan obat kelompok A antara dengan metode EOQ dan metode konsumsi

di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian adalah data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam dan

observasi sedangkan data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen terkait

penelitian.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan metode EOQ pada

pengadaan obat kelompok A memiliki estimasi TIC yang lebih rendah atau lebih

efisien dibandingkan dengan menggunakan metode konsumsi. Adapun presentase

penurunan TIC pada obat kelompok A jika menggunakan metode EOQ yaitu 46%

atau sebesar Rp 6.609.364 dari seluruh nilai TIC pada obat kelompok A dengan

metode konsumsi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, untuk efesiensi total biaya

persediaan obat disarankan kepada RS SMC Kabupaten Tasikmalaya untuk

menerapkan metode EOQ dalam menentukan jumlah dan frekuensi pemesanan

khususnya pada obat kelompok A.

Kata Kunci: Efesiensi pengadaan, Total Inventory Cost (TIC), Economic Order

Quantity (EOQ), Rumah sakit

Daftar Bacaan: 39 (1990-2016)

Page 6: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

v

JAKARTA ISLAMIC STATE UNIVERSITY

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM

HEALTH SERVICE MANAGEMENT

Skripsi, December 2016

Ratnasari, NIM : 1112101000027

ESTIMATION TOTAL INVENTORY COST (TIC) OF DRUG

PROCUREMENT GROUP A BY USING ECONOMIC ORDER QUANTITY

(EOQ) METHOD AT SINGAPARNA MEDIKA CITRAUTAMA (SMC)

HOSPITAL TASIKMALAYA DISTRICT 2016

xv + 141 pages, 18 table, 3 chart, 13 attachments

ABSTRACT

Installation of Hospital Pharmacy is responsible for providing

pharmaceuticals with a sufficient amount of the time required and the cost is

affordable. Management of drug supplies in installation of hospital pharmacy SMC

Tasikmalaya was still found to problems such as the length of time the drug turnover

thus indirectly impact on the cost of drug supply or Total Inventory Cost (TIC). One

method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order Quantity

(EOQ) method. Based on ABC Analysis method, the drug group A is a drug that has

a high investment it is necessary to control, especially in the procurement process so

that no total excessive inventory costs.

This type of research is operational research to determine the estimated TIC

of drug procurement group A between EOQ method and the consumption method at

SMC Hospital in Tasikmalaya in 2016. Data used in this study are primary data

obtained from in-depth interviews and observations and secondary data obtained

through a review of documents related to the study.

The results showed that in determining the amount and frequency of ordering

medications A group using the EOQ method has an estimated value of TIC is lower

or more efficient than in the drug group A by using a consumption method. The

percentage of TIC reduction in drug group A if using EOQ method, namely 46% or

Rp 6.609.364 of the entire value of TIC in the drug group A with the consumption

method. Based on these results, for efficient drug procurement suggested to SMC

Hospital Tasikmalaya to implement the Economic Order Quantity (EOQ) in

determining the amount and frequency of booking, especially in the drug group A

Keywords: Efficient of procurement, Total Inventory Cost (TIC), Economic Order

Quantity (EOQ), Hospitals

Reading list: 39 (1990-2016)

Page 7: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

vi

RIWAYAT PENULIS

Nama : Ratnasari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat / Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 29 September 1993

Alamat : Kp. Ciseda RT 01 RW 02 Ds. Sukaasih Kec.

Singaparna Kab. Tasikmalaya Prov. Jawa barat

Agama : Islam

No. Telp : 085322115060

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

2012 - sekarang : Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK),

Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2009 - 2012 : SMA Negeri 1 Singaparna

2006 - 2009 : SMP Negeri 1 Singaparna

2000 - 2006 : SD Negeri 1 Cipakat

Pengalaman Organisasi :

2010 - 2011 : Wakil Ketua Palang Merah Remaja SMA

Negeri 1 Singaparna

2011- 2012 : Ketua Palang Merah Remaja SMA Negeri 1

Singaparna

2014 - 2015 : Bendahara Manajemen Pelayanan Kesehatan

Page 8: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi rabbil ’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan kuasa-Nya sehingga melancarkan proses

penyelesaian skripsi yang berjudul “Estimasi Total Inventory Cost (TIC) Pada

Pengadaan Obat Kelompok A Dengan Menggunakan Metode Economic Order

Quantity (EOQ) Di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC)

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah

satu persyaratan untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada program studi

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kelancaran sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar;

2. Kedua orang tua tercinta, terutama untuk ibuku yang selalu memberikan doa

yang tak pernah putus, memberikan dukungan yang sangat besar, baik dalam

bentuk moril maupun materil dan selalu memberikan kasih sayangnya yang tiada

henti kepada penulis. Serta untuk Almarhum bapak yang telah memberikan

izinnya untuk menuntut ilmu di kampus tercinta ini;

3. Kedua kakakku serta kakak iparku yang selalu memberikan dukungan dan kasih

sayangnya. Serta keempat keponakanku yang selalu membuat tersenyum dan

canda tawa disaat jenuh dalam menyelesaikan skipsi ini;

4. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM., M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

5. Ibu Fajar Ariyanti. M. Kes. Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan

Masyarakat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Bapak dr. Yuli Prapanca Satar, MARS selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini;

Page 9: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

viii

7. Ibu Lilis Muchlisoh, SKM, MKM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan banyak masukan, perhatian

dan motivasi dalam proses pembuatan skripsi ini;

8. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM., Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM.,

dan Ibu Dr. Delina Hasan M.Kes, Apt selaku dosen penguji 1, 2 dan 3 yang telah

memberikan banyak masukan untuk laporan skripsi ini;

9. Bapak dr. H. Asep Nursyamsi, M.Mkes. selaku Direktur RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian;

10. Seluruh staf dan karyawan di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya, terutama Ibu

Sylvia Octora Dewi, S.Si, Apt selaku ketua instalasi farmasi di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya;

11. Teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat khususnya Peminatan

Manajemen Pelayanan Kesehatan yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

terimakasih atas semangat dan kebersamaan kita selama ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun dengan

berbagai keterbatasan yang dimiliki. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Atas perhatian dan dukungannya,

penulis menyampaikan terimakasih.

Jakarta, Desember 2016

Penulis

Page 10: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................................. iv

ABSTRACT ................................................................................................................. v

RIWAYAT PENULIS ................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xv

BAB I ........................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.3. Pertanyaan Penelitian ....................................................................................... 7

1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 7

1.4.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 7

1.4.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 8

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 8

1.5.1. Manfaat Secara Teoritis ........................................................................ 8

1.5.2. Manfaat Secara Aplikatif ...................................................................... 8

1.5.3. Manfaat Secara Metodologi ................................................................. 9

1.6. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 9

Page 11: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

x

BAB II ........................................................................................................................ 10

Tinjauan Pustaka ........................................................................................................ 10

2.1. Manajemen Logistik ....................................................................................... 10

2.2. Manajemen Logistik Rumah Sakit ................................................................. 13

2.4.1. Metode EOQ (Economic Order Quantity) ......................................... 21

2.4.2. Efisiensi Pengadaan ............................................................................ 25

2.3. Pendekatan Sistem .......................................................................................... 28

2.4. Kerangka Teori ............................................................................................... 30

BAB III ...................................................................................................................... 33

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ..................................... 33

1.1. Kerangka Konsep ........................................................................................... 33

3.2. Definisi Operasional ....................................................................................... 37

BAB IV ...................................................................................................................... 45

METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................. 45

4.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 45

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 46

4.3. Informan Penelitian ........................................................................................ 46

4.4. Sumber Data ................................................................................................... 47

4.5. Metode Pengumpulan Data` ........................................................................... 47

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 49

4.7. Triangulasi Data ............................................................................................. 52

BAB V ........................................................................................................................ 55

HASIL PENELITIAN ................................................................................................ 55

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama .................. 55

5.2. Karakteristik Informan ................................................................................... 58

Page 12: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

xi

5.3. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2016 ..................................................................................................... 59

5.3.1. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A dengan

Metode Konsumsi yang Biasa Dilakukan Rumah Sakit di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 ................................................. 63

5.3.2. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A Bila

Menggunakan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2016 ......................................................................................... 66

5.4. Estimasi Biaya Pemesanan dan Estimasi Biaya Penyimpanan Obat

Kelompok A dengan Metode Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 ............................................................. 85

5.4.1. Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpana Obat Kelompok

A dengan Metode Konsumsi di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2016 ......................................................................................... 85

5.4.2. Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpana Obat Kelompok

A Bila Menggunakan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2016 ................................................................... 88

5.5. Estimasi TIC pada Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016 ................................................................................................................ 91

BAB VI ...................................................................................................................... 99

PEMBAHASAN ........................................................................................................ 99

6.1. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 99

6.2. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016. ............................................................................................................. 100

6.3. Estimasi Biaya Pemesanan dan Estimasi Biaya Penyimpanan Obat

Kelompok A dengan Metode Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 ........................................................... 107

Page 13: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

xii

6.4. Estimasi TIC Pada Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Rumah Sakit dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2016 ................................................................................................... 110

BAB VII ................................................................................................................... 113

SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 113

7.1. Simpulan ....................................................................................................... 113

7.2. Saran ............................................................................................................. 114

7.2.1. Bagi Rumah Sakit ............................................................................. 114

7.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 115

LAMPIRAN ............................................................................................................. 119

Page 14: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Definisi Operasional ................................................................................. 37

Tabel 4. 1 Validitas Data ...........................................................................................53

Tabel 5. 1 Karakteristik informan ..............................................................................58

Tabel 5. 2 ABC Investasi Obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 ... 60

Tabel 5. 3 Daftar Obat Kelompok A di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya ............... 60

Tabel 5. 4 Data Jumlah Kebutuhan Obat Kelompok A bulan Oktober – Desember

tahun 2016 di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya ...................................... 62

Tabel 5. 5 Data Perencanaan Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A

bulan Oktober – Desember tahun 2016 di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya ............................................................................................... 64

Tabel 5. 6 Resume Ilustrasi Perhitungan Biaya Pemesanan Obat Kelompok A di

RS SMC Kabupaten Tasikmalaya ............................................................. 75

Tabel 5. 7 Daftar Biaya Penyimpanan Obat Kelompok A di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya ............................................................................................... 77

Tabel 5. 8 Laporan Pemakaian Obat Kelompok A di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2015........................................................................... 79

Tabel 5. 9 Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A Berdasarkan

Metode EOQ .............................................................................................. 81

Tabel 5. 10 Perbedaan Jumlah Pemesanan dan Frekuensi Pemesanan antara

Metode Konsumsi RS SMC dan Metode EOQ ......................................... 83

Tabel 5. 11 Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Obat Kelompok

A Berdasarkan Metode Konsumsi selama bulan Oktober-Desember

tahun 2016 ................................................................................................. 86

Tabel 5. 12 Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Obat Kelompok

A Berdasarkan Metode EOQ selama bulan Oktober-Desember tahun

2016 ........................................................................................................... 89

Tabel 5. 13 Perbandingan Metode Konsumsi dan Metode EOQ pada Obat

Kelompok A .............................................................................................. 91

Tabel 5. 14 Estimasi TIC Obat Kelompok A Berdasarkan Metode Konsumsi

selama bulan Oktober-Desember tahun 2016 ............................................ 92

Page 15: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

xiv

Tabel 5. 15 Estimasi TIC Obat Kelompok A Berdasarkan Metode EOQ selama

bulan Oktober-Desember tahun 2016 ........................................................ 94

Tabel 5. 16 Estimasi Perbandingan TIC Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi Dan Metode EOQ ..................................................................... 96

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Siklus Logistik ......................................................................................... 11

Bagan 2. 2 Kerangka Teori ........................................................................................ 32

Bagan 3. 1 Kerangka Berpikir .................................................................................... 35

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Inform Concern..................................................................................... 120

Lampiran 2 Identitas Informan................................................................................. 121

Lampiran 3 Pedoman Wawancara ........................................................................... 122

Lampiran 4 Pedoman Observasi .............................................................................. 125

Lampiran 5 Pedoman Telaah Dokumen ................................................................... 126

Lampiran 6 Lembar Kerja ........................................................................................ 127

Lampiran 7 Struktur Organisasi RS SMC Kabupaten Tasikmalaya ........................ 128

Lampiran 8 Matriks Hasil Wawancara .................................................................... 130

Lampiran 9 Hasil Observasi ..................................................................................... 138

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan ........................................ 139

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data ...................................... 140

Lampiran 12 Surat Pemberian Izin Penelitian ......................................................... 141

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................................. 142

Page 16: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

xv

DAFTAR SINGKATAN

ABC : Aktivity Based Costing

ATK : Alat Tulis Kantor

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

EOQ : Economic Order Quantity

Faskes : Fasilitas Kesehatan

HPS : Harga Perkiraan Sementara

IFRS : Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Jamkesda : Jaminan Kesehatan Daerah

Kasie : Kepala Seksi

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

PPK : Pejabat Pembuat Komitmen

RS SMC : Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

SDM : Sumber Daya Manusia

SLJJ : Sambungan Langsung Jarak Jauh

SOP : Standar Operasional dan Prosedur

SP : Surat Pemesanan

TIC : Total Inventory Cost

VEN : Vital Esensial Non-Esensial

Page 17: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

rujukan di Indonesia akhir-akhir ini menjadi sangat pesat. Hal ini berhubungan

erat dengan meningkatnya permintaan terhadap pelayanan kesehatan,

meningkatnya biaya rawat inap dan rawat jalan, kurangnya tenaga profesional,

teknologi baru, dan obat-obatan baru akan terus berlanjut dan membuat total

biaya pelayanan kesehatan, baik rawat inap maupun rawat jalan terus

meningkat (Aptel dkk,(2009).

Dalam (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56

Tahun 2014) Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Sebagai

organisasi yang padat karya dan padat modal, rumah sakit memerlukan

manajemen yang baik agar dapat mengatur semua komponen yang terdapat

didalamnya sehingga terjadi kesinergisan satu sama lainnya. Salah satu

manajemen yang terdapat pada suatu rumah sakit yang memegang peran

penting dalam kelangsungan proses pelayanan yaitu manajemen logistik.

Manajemen logistik menurut Aditama (2003) merupakan suatu ilmu

pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan

kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta

Page 18: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

2

penghapusan material atau alat-alat. Adapun tujuan manajemen logistik ini

yaitu tersedianya obat dan alat medis sesuai macamnya, jumlahnya, serta baik

mutunya. Menurut Ainy (2012) manajemen logistik menjadi sangat penting

karena sekitar 50% investasi rumah sakit adalah barang-barang medis dan non

medis yang terkait dengan hampir keseluruhan bagian/instalasi/unit di rumah

sakit, dimana fungsi logistik yang baik dapat menyediakan suplai barang dan

mem-back up kegiatan-kegiatan dirumah sakit.

Salah satu unit di rumah sakit yang menerapkan manajemen logistik

yaitu Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Dalam (Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan

Rumah Sakit,) menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit tidak

terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi

kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan

farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.

Pelayanan farmasi merupakan pelayanan penunjang sekaligus

merupakan revenue center utama. Hal tersebut mengingat bahwa lebih dari

90% pelayanan kesehatan di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi

(obat-obatan, bahan kimia, bahan radiologi, bahan habis pakai alat kesehatan,

alat kedokteran dan gas medik), dan 50% dari seluruh pemasukan rumah sakit

berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi (Suciati dkk,(2006). Mengingat

besarnya kontribusi instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan dan juga

merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan terbesar di RS,

maka perbekalan barang farmasi memerlukan suatu pengelolaan secara cermat

dan penuh tanggung jawab.

Page 19: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

3

Pengelolaan persediaan obat atau sistem manajemen persediaan obat

merupakan suatu proses yang bersifat kontinyu atau siklus logistik. Siklus

tersebut terdiri dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, penghapusan,

monitoring dan evaluasi. Tujuan utama pengelolaan perbekalan farmasi yang

efektif dan efisien adalah tersedianya kebutuhan perbekalan farmasi di rumah

sakit dengan menjaga biaya serendah mungkin (Nugroho, 2012).

Pengadaan obat merupakan bagian dari siklus logistik. Pengadaan

merupakan segala kegiatan dan usaha untuk menambah dan memenuhi

kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan

menciptakan sesuatu yang tadinya tidak ada menjadi ada (Ria, 2012).

Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang

tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar mutu (Zuliani, 2008).

Adapun permasalahan yang terjadi pada proses pengadaan yaitu seperti

pemesanan obat yang terlalu sedikit. Pemesanan obat yang terlalu sedikit

menyebabkan tersedianya obat di rumah sakit tersebut sedikit pula.

Ketersediaan obat yang terlampau sedikit memperbesar kemungkinan

terjadinya stockout. Stockout adalah ketika permintaan suatu barang atau obat

tidak dapat terpenuhi karena tidak tersedianya obat tersebut. Hal ini

memungkinkan terjadinya pembelian obat di luar rumah sakit yang secara tidak

langsung akan mempengaruhi pendapatan rumah sakit (Nugroho, 2012).

Selain itu, dalam Nugroho (2012) pemesanan obat yang terlampau

banyak juga akan menimbulkan kerugian tersendiri. Biaya yang di keluarkan

untuk menyimpan obat di gudang akan meningkat dengan banyaknya obat

Page 20: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

4

yang dipesan. Resiko terjadi kadaluarsa akibat tidak terpakainya obat juga

tinggi. Selain itu, dilihat dari segi ekonomi terlalu banyak modal yang

disimpan dalam bentuk barang menyebabkan perputaran uang berjalan dengan

lambat. Akibatnya, rumah sakit kehilangan kesempatan untuk berinvestasi

dalam bentuk lain.

Perencanaan pengadaan obat jika tidak menggunakan metode yang

tepat maka akan berdampak pada tidak efisiensinya biaya rumah sakit. Salah

satu metode yang digunakan untuk perencanaan pengandaan obat yaitu metode

EOQ (Ecomomic Order Quantity). Metode ini merupakan perhitungan jumlah

pemesanan barang yang optimal. Dalam penelitian Onanuga (2010)

menyebutkan bahwa sebuah perusahaan di negara tersebut dengan

menggunakan metode EOQ dalam proses perencanaan pengadaan

menyebabkan biaya perusahaan lebih efisiensi dari pada metode tradisional.

Selanjutnya, dalam penelitian Suryoningrat dkk (2014) menyebutkan

bahwa penerapan metode EOQ dalam perencanaan pengadaan gabungan obat

pareto dan VEN di IFRS PKU Muhammadiyah mampu menghasilkan total

biaya yang lebih rendah dibanding dengan metode yang diterapkan

berdasarkan kebijakan IFRS PKU Muhammadiyah Bantul. Selain itu, dalam

penelitian Ria (2012) menyebutkan bahwa pengadaan barang di Rumah Sakit

Pertamina Jaya dengan metode EOQ, biaya persediaan EOQ lebih efisien dan

dapat mencegah kekosongan barang meskipun terdapat perbedaan jumlah

pemesanan barang serta frekuensi pembelian.

Rumah Sakit SMC merupakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Kabupaten Tasikmalaya Tipe C yang berdiri pada tanggal 22 Februari 2011

Page 21: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

5

sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya

No.445/Kep.61–Diskes/2011 dan ijin operasionalnya diatur dengan SK Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya No.445/Kep.65A–Diskes/2011

dengan visi yaitu menjadi rumah sakit pilihan pertama dan pusat rujukan

pelayanan kesehatan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016. Salah

satu unit yang menerapkan manajemen logistik di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya yaitu unit instalasi farmasi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di IFRS SMC

Kabupaten Tasikmalaya didapatkan bahwa pada proses perencanaan

pengadaan obat menggunakan metode konsumsi. Pengadaan obat dilakukan

berdasarkan checklist barang pada gudang, yang apabila akan habis baru

dilakukan pemesanan sesuai dengan kebutuhan yang didasarkan pada

pemakaian sebelumnya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan

melakukan metode ABC terdapat 25 obat yang termasuk kelompok A. Obat

kelompok A ini merupakan obat yang memiliki tingkat pemakaian dan

investasinya tinggi dengan persen kumulatifnya 0-70%. Obat kelompok A ini

juga sangat diperlukan pengendalian terutama dalam proses pengadaan supaya

tidak terjadi total biaya persediaan yang berlebihan.

Selain itu, berdasarkan data Stok Opname bulan Januari 2016 terdapat

32 obat kosong pada tanggal 30 Januari 2016. Selain itu dari data tersebut juga

diketahui bahwa pada stok obat yang kosong terjadi lamanya waktu perputaran

obat tersebut. Lamanya waktu perputaran terjadi pada obat kelompok A seperti

Efedrin HCL Tablet 25 mg, Isofluran dan Manitol 100g/500ml Infus. Seperti

pada obat Efedrin HCL Tablet 25 mg ada pemasukan pada bulan Oktober 2015

Page 22: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

6

sebesar 150. Pada bulan November obat tersebut baru terpakai dan habis pada

bulan Januari 2016. Hal tersebut menimbulkan besarnya biaya penyimpanan

yang akan dikeluarkan oleh barang tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk menggambarkan

mengenai estimasi Total Inventory Cost (TIC) pengadaan obat kelompok A di

gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya tahun 2016 antara dengan metode

konsumsi yang biasa dilakukan oleh rumah sakit dan dengan metode EOQ.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,

mengingat besarnya kontribusi instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan

dan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan terbesar di

RS, maka perbekalan barang farmasi memerlukan suatu pengelolaan secara

cermat dan penuh tanggung jawab. Salah satunya yaitu pengelolaan persediaan

obat.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan ditemukan bahwa

pengelolaan persediaan obat di IFRS SMC masih ditemukan adanya

permasalahan-permasalahan yaitu adanya kekosongan stok obat dan lamanya

waktu perputaran yang terjadi sehingga secara tidak langsung berdampak pada

besarnya biaya penyimpanan obat.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Estimasi Total Inventory Cost (TIC) Pada

Pengadaan Obat Kelompok A Dengan Menggunakan Metode Economic Order

Quantity (EOQ) Di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC)

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016”.

Page 23: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

7

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan penelitian di atas, adapun beberapa pertanyaan

penelitian selanjutnya yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana jenis, jumlah dan frekuensi pengadaan obat kelompok A

dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan bila

menggunakan metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016?

b. Bagaimana estimasi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan obat pada

pengadaan obat kelompok A dengan metode konsumsi biasa yang

dilakukan rumah sakit saat ini dan bila menggunakan metode EOQ di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016?

c. Bagaimana estimasi TIC pada pengadaan obat kelompok A dengan metode

konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan bila menggunakan

metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016?

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Diketahuinya estimasi TIC pada pengadaan obat kelompok A

dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan

bila dilakukan metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016.

Page 24: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

8

1.4.2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya jenis, jumlah dan frekuensi pengadaan obat

kelompok A dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah

sakit saat ini dan bila menggunakan metode EOQ di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016.

b. Diketahuinya estimasi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan

obat pada pengadaan obat kelompok A dengan metode konsumsi

biasa yang dilakukan rumah sakit saat ini dan bila menggunakan

metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016.

c. Diketahuinya estimasi TIC pada pengadaan obat kelompok A

dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini

dan bila menggunakan metode EOQ di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2016.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Secara Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi

peningkatan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai referensi

untuk penelitian selanjtnya terkait manajemen pengadaan obat di rumah

sakit.

1.5.2. Manfaat Secara Aplikatif

Hasil penelitian dapat digunakan untuk bahan pengambilan

keputusan untuk pengembangan dan pengelolaan obat selanjutnya di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya.

Page 25: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

9

1.5.3. Manfaat Secara Metodologi

Hasil penelitian dapat digunakan untuk pengembangan

penelitian lebih lanjut kepada yang berminat untuk mengembangkan

penelitian dalam lingkup yang sama.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai estimasi TIC pada pengadaan obat kelompok A

antara dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan

bila dilakukan metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016.

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada bulan Juli sampai Oktober 2016. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian Operational Research. Jenis data yang digunakan dalam penelitian

adalah data primer dan data sekunder.

Page 26: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

10

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Manajemen Logistik

Menurut Hasibuan (2008) manajemen merupakan ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan Menurut Siagian (2003) logistik adalah keseluruhan bahan, barang,

alat dan sarana yang diperlukan dan dipergunakan oleh suatu organsasi dalam

rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya.

Menurut Aditama (2003) manajemen logistik merupakan suatu ilmu

pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan

kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta

penghapusan material/alat-alat.

Selain itu, menurut Bowersox (2004) manajemen logistik dapat

didefinisikan sebagai suatu proses pengelolaan yang strategis terhadap

pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para

pemasok, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para pelanggan.

Tujuan manajemen logistik erat kaitannya dengan ketepatan dalam

penyampaian barang ataupun material material lainnya. Ketepatan itu meliputi

ketepatan waktu, keadaan, lokasi, dan biaya.

Page 27: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

11

Tujuan manajemen logistik menurut Adiatma (2003) dapat diuraikan

dalam tiga tujuan, yaitu:

a. Tujuan Operasional

Adalah agar tersedianya barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan

mutu yang memadai.

b. Tujuan Keuangan

Meliputi pengertian bahwa upaya tujuan operasional dapat terlaksana

dengan biaya yang serendah-rendahnya.

c. Tujuan Pengamanan

Agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan

tanpa hak, pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya, serta nilai

persediaan yang sesungguhnya dapat tercermin di dalam sistem akuntansi.

Fungsi logistik merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan

saling berkaitan satu sama lainnya serta saling mendukung satu sama lainnya.

Fungsi logistik dapat disusun dalam bentuk skema siklus kegiatan logistik.

Fungsi logistik menurut Subagya (1996) yaitu sebagai berikut :

Bagan 2. 1 Siklus Logistik

Sumber: Subagya (1996)

Perencanaan dan Penentuan

Kebutuhan

Penganggaran

Pengadaan

Penghapusan

Pemeliharaan

Penyimpanan dan

Penyaluran

Pengendalian

Page 28: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

12

a. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan

Perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-sasaran,

pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.

Sementara penentuan kebutuhan merupakan perincian dari fungsi

perencanaan, bilamana perlu semua faktor yang mempenagruhi penentuan

kebutuhan harus diperhitungkan.

b. Fungsi penganggaran

Penganggaran terdiri dari segala kegiatan dan usaha untuk merumuskan

perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata

uang dan jumlah biaya dengan memperlihatkan pengarahan dan pembatasan

yang berlaku terhadapnya.

c. Fungsi pengadaan

Pengadaan merupakan segala kegiatan dan usaha untuk menambah dan

memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku

dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum ada menjadi ada.

d. Fungsi penyimpanan dan penyaluran

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan

pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan di dalam

ruang penyimpanan. Pendistribusian merupakan pelaksanaan penerimaan,

suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan penyelenggaraan

dan pengaturan pemindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu

dari tempat penyimpanan ke tempat pemakainya.

Page 29: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

13

e. Fungsi pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu usaha atau proses kegiatan untuk

mempertahankan suatu kondisi teknis dan daya guna suatu alat produksi

atau fasilitas kerja dengan merawat, memperbaiki, merehabilitasi dan

menyempurnakan.

f. Fungsi penghapusan

Penghapusan merupakan kegiatan dan usaha pembebasan barang dari

pertanggungjawaban sesuai peraturan atau perundang-undangan yang

berlaku.

g. Fungsi pengendalian

Pengendalian merupakan fungsi-fungsi yang mengatur dan mengarahkan

pelaksanaan dari suatu rencana, program proyek dan kegiatan, baik dengan

peraturan dalam bentuk tata laksana yaitu: manual, standar, kriteria, norma,

instruksi dan lain sebagainya ataupun melalui tindakan turun tangan untuk

memungkinkan optimasi dalam penyelenggaraan suatu rencana, program

dan kegiatan oleh unsur dan unit pelaksana.

2.2. Manajemen Logistik Rumah Sakit

Logistik Rumah Sakit dapat diartikan sebagai proses pengelolaan yang

strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan

barang jadi dari pemasok di dalam sarana dan fasilitas rumah sakit dan sampai

kepada para pemakai jasa pelayanan rumah sakit (Alhamidy, 2006).

Page 30: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

14

Adapun rumusan logistik secara mudahnya merupakan kegiatan yang

menyangkut segi (Lumenta, 1990):

a. Perencanaan dan Pengembangan, pengadaan, penyimpanan, pemindahan,

penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan alat- alat perlengkapan.

b. Pemindahan, pengadaan atau pembuatan, penyelenggaraan, pemeliharaan

dan penghapusan fasilitas-fasilitas.

c. Pengusahaan atau pemberian pelayanan.

Dalam ruang lingkup Rumah Sakit istilah logistik merupakan subsistem

dan menjadi lebih sempit yakni (Lumenta, 1990):

a. Suatu proses pengelolaan secara strategis terhadap pengadaan,

penyimpanan, pendistribusian serta pemantauan persediaan bahan serta

barang yang diperlukan bagi produksi jasa rumah sakit.

b. Bagian dari rumah sakit yang menyediakan barang dan bahan yang

diperlukan untuk kegiatan operasional rumah sakit dalam jumlah, kualitas

dan pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga yang efisien.

Beberapa kepentingan rumah sakit dalam melakukan kegiatan logistik

yang perlu mendapat perhatian yakni (Alhamidy, 2006):

a. Operasional: barang harus tetap tersedia dan bahan dalam jumlah yang tetap

dan kualitas yang memadai pada saat diperlukan.

b. Keuangan: mengupayakan biaya operasional dengan efisien dan efektif.

Nilai persediaan yang sesungguhnya tercermin dalam sistem akutansi.

c. Keamanan: penyediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan,

penggunaan tanpa hak, pencurian dan penyusutan yang tidak wajar.

Page 31: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

15

Tujuan manajemen logistik rumah sakit dapat diuraikan dalam tiga

tujuan pokok, yaitu (Lumenta, 1990):

a. Tujuan operasional: agar tersedia barang atau material dalam jumlah yang

tepat dan kwalitas yang memadai pada waktu yang dibutuhkan.

b. Tujuan keuangan: agar tujuan operasional tercapai dengan biaya terendah.

c. Tujuan kebutuhan: agar persediaan tidak terganggu oleh pencurian,

kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak dan nilai persediaan

dinyatakan dengan benar pada buku-buku bagian keuangan atau akuntansi.

Dalam manajemen logistik rumah sakit terdapat tiga kelompok dasar

persediaan (Lumenta, 1990):

a. Persediaan barang-barang farmasi

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam

operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, yang

kemudian dijual kembali. Diantara tiga kelompok persediaan barang rumah

sakit, persediaan barang farmasi merupakan pos yang biasanya

membutuhkan biaya rutin terbesar, meliputi:

1. Persediaan obat

Dalam manajemen persediaan obat rumah sakit merupakan kaharusan

untuk memperhatikan angka cakupan pasien, kecepatan konsumsi obat-

obatan dan tinggi rendahnya kebutuhan.

2. Persediaan bahan kimia

Bahan kimia dibutuhkan untuk kegiatan operasional unit produksi

farmasi,unit penunjang medis laboratorium, rontgen, dan beberapa

kegiatan non medis.

Page 32: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

16

3. Persediaan gas medis

Dibutuhkan untuk menunjang kegiatan pelayanan dikamar operasi, ICU,

ICCU, kamar bersalin ruang perawatan dan UGD.

4. Peralatan kesehatan

Terdiri dari peralatan perawatan dan peralatan kedokteran

yangdikelompokan dalam peralatan yang bersifat tahan lama.

b. Persediaan bahan-bahan makanan

Persediaan bahan makanan tidak dikelola dengan masa penyimpanan yang

lama, dikarenakan daya tahan bahan makanan tersebut berhubungan dengan

tingkat kandungan gizinya, kecuali minuman dan bahan kering.

c. Persediaan bahan-bahan logistik

Persediaan logistik terdiri dari beberapa kelompok seperti: bahan tekstil,

bahan teknik, barang rumah tangga, barang inventaris dan barang alat tulis

kantor (ATK).

Menurut Rangkuti (2004), terdapat tiga fungsi persediaan, yaitu :

1. Fungsi decoupling yaitu persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat

memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier. Dalam hal

ini, persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan

sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu

pengiriman.

2. Fungsi economic lot sizing yaitu persediaan yang perlu mempertimbangkan

penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan perunit

menjadi lebih murah dan sebagainya.

Page 33: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

17

3. Fungsi antisipasi yaitu apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan

yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data

masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat

mengadakan persediaan musiman (seasional inventories). Di samping itu,

perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu

pengiriman dan permintaan barang-barang selama periode tertentu. Dalam

hal ini perusahaan-perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut

persediaan pengaman (safety stock/inventories).

Dalam manajemen persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut

beberapa sudut pandang/pendekatan, yang antara lain dapat disampaikan

sebagai berikut (Rangkuti, 2004):

1. Menurut jenis

a. Barang umum (general materials), barang jenis ini biasanya cukup

banyak, pemakainnya tidak tergantung dari peralatan, harganya relatif

lebih kecil. Dan penentuan kebutuhannya relatif gampang.

b. Suku cadang (spare parts), barang jenis ini macamnya sangat banyak,

harganya biasanya lebih mahal, pemakaiannya tergantung dari peralatan,

dan penentuan kebutuhannya lebih sulit.

2. Menurut harga

a. Barang berharga tinggi (high value items), barang ini biasanya berjumlah

sekitar hanya 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya

mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan, dan oleh sebab itu

memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi.

Page 34: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

18

b. Barang berharga menengah (medium value items), barang ini biasanya

berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item persediaan, dan jumlah

nilainya juga sekitar 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga

memerlukan tingkat pengawasan cukup saja.

c. Barang berharga rendah (low value items), berlawanan dengan barang

berharga tinggi, jenis barang ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari

seluruh pos persediaan, namun nilai harganya hanya mewakili 10% saja

dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya menerlukan tingkat

pengawasan rendah.

3. Menurut frekuensi penggunaan.

a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving

items), barang ini frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari

sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis

ini memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih

sering.

b. Barang lambat pemakaian atau pergerakannya (slow moving items),

barang yang frekuensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian

bulan tertentu, misalnya dibawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini

memerlukan frekuensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak

sering.

4. Menurut tujuan penggunaan

a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO materials), barang

ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan,

Page 35: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

19

perbaikan, atau reparasi dan operasi dan kalau pada suatu saat persediaan

habis, operasi masih dapat berjalan sementara.

b. Barang program (program materials), barang yang sifatnya juga habis

pakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan

perusahaan yang bersangkutan. Dan kalau pada suatu saat persediaan

habis, kegiatan peusahaan akan langsung berhenti.

5. Menurut jenis anggaran.

a. Barang Operasi (operating materials), barang yang digunakan untuk

keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan

apabila digunakan sebagai biaya, dan proses persetujuan anggarannya

biasanya lebih cepat dan sederhana.

b. Barang investasi (capital materials), barang yang biasanya berbentuk

peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan, dan

pembangunan proyek, atau sebagai asset perusahaan, dianggarkan dalam

anggaran investasi, bukan dalam anggaran operasi, dan dibukukan dalam

akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode

penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan

proses persetujuan anggarannya biasanya lebih sulit dan lama.

6. Menurut cara pembukuan perusahaan.

a. Barang persediaan (stock items), jenis barang yang setibanya barang

tersebut dari proses pembelian, dibukukan dalam akun “persediaan

barang perusahaan” dan barangnya sendiri disimpan digudang

persediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru

Page 36: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

20

dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini

berulang-ulang, sehingga memang perlu disediakan digudang.

b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials), jenis barang

yang setelah dibeli langsung dikirimkan dan dibebankan kebagian yang

akan menggunakan. Barang jenis ini memang biasanya tidak disediakan

dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan.

7. Menurut hubungannya dengan produksi

a. Barang langsung (direct materials), jenis barang yang langsung

digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir.

Jadi bahan mentah, bahan penolong, barang setengah jadi, dan barang

komoditas (barang jadi) termasuk dalam kategori ini.

b. Barang tidak langsung (indirect materials), jenis barang yang tidak ada

hubungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk

memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan dalam proses produksi.

Yang termasuk dalam kategori ini adalah barang suku cadang, barang

umum dan barang proyek.

Untuk dapat mengetahui besarnya persediaan, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan :

1. Besarnya persediaan pengaman (safety stock) menurut Rangkuti (2004)

persediaan pengaman adalah persediaan tambahan yang diadakan untuk

melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan/barang

(stock out). Ada beberapa faktor yang menentukan besarnya persediaan

pengaman, yaitu:

Page 37: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

21

a. Penggunaan bahan baku rata-rata. Hal ini perlu diperhatikan karena

ketika kita mengadakan pemesanan pengganti maka pemenuhan

permintaan dari langganan sebelum barang yang dipesan datang harus

dapat dipenuhi dari stock yang ada atau yang disimpan.

b. Faktor waktu. Lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan

bahan-bahan yang dipesan sampai pada bahan diterima digudang

pesediaan.

c. Biaya-biaya yang digunakan

2.4.1. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu

metode dalam manajemen persediaan yang klasik dan sederhana.

Perumusan metode EOQ pertama kali ditemukan oleh FW Harris pada

tahun 1915, tetapi metode ini sering disebut EOQ Wilson Karena

metode ini dikembangkan oleh seorang peneliti bernama Wilson pada

tahun 1934. Metode ini digunakan untuk menghitung minimalisasi total

biaya persediaan berdasarkan persamaan tingkat atau titik equlibrium

kurva biaya simpan dan biaya pesan (Divianto, 2011).

EOQ adalah metode yang digunakan untuk menentukan

kuantitas pengadaan persediaan yang meminimumkan biaya langsung

penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan (Bowersox,

2004).

Page 38: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

22

Beberapa asumsi yang dibuat untuk mendukung model ini

adalah (Alhamidy, 2006):

1. Demand atau kebutuhan diketahui dan konstan.

2. Lead time yaitu waktu tunggu yang diperlukan sejak saat pemesanan

dilakukan sampai dengan barang tiba juga diketahui dengan konstan.

3. Pemesanan diterima sekaligus.

4. Quantity discount tidak dimungkinkan.

5. Variabel cost hanya terdiri dari set up cost dan holding/carrying cost

6. Stock outs/shortage dapat dihindari jika pesanan datang tepat waktu.

Tujuan mengetahui besarnya jumlah pemesanan adalah untuk

memaksimalkan perbedaan antara pendapatan dengan biaya yang

berkaitan dengan pengelolaan persediaan (Ria, 2012).

Menurut Rangkutti (1996) ada 3 unsur biaya yang harus

dipertimbangkan yaitu :

1. Semua biaya yang berkaitan dengan penyimpanan

Merupakan biaya-biaya yang diperlukan berkenaan dengan adanya

persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan

perusahaan akibat adanya sejumlah persediaan. Singkatnya adalah

biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan menyimpan persediaan.

Biaya penyimpanan ini terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi

secara langsung dengan kuantutas persediaan, biaya penyimpanan

per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan

semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi.

Page 39: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

23

Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan antara lain:

a. Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,

pendingin ruangan , dan sebagainya)

b. Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternative

pendapatan atas dana yang di investasikan dalam persediaan

c. Biaya keusangan

d. Biaya perhitungan fisik

e. Biaya asuransi persediaan

f. Biaya pajak persediaan

g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan

h. Biaya penanganan persediaan dan sebagainya

Biaya penyimpanan persediaan ditentukan sebagai suatu presentase

dari biaya atau harga barang perunitnya dalam satu tahun.

2. Semua biaya yang berkaitan dengan pemesanan barang

Merupakan biaya-biaya yang terjadi karena memesan atau

mengadakan barang. Artinya biaya-biaya yang dikeluarkan

berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-bahan dari

penjual sejak dari pemesanan (order) dibuat dan dikirim dan

diserahkan serta diinfeksi di gudang atau daerah pengolahan. Biaya

ini berhubungan dengan pemesanan, tetapi sifatnya konstan dimana

besar biaya yang dikeluarkan tidak tergantung pada besarnya atau

banyaknya barang yang dipesan.

Page 40: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

24

Biaya-biaya yang termasuk biaya pemesanan yaitu :

a. Biaya proses pesanan dan biaya ekspedisi

b. Upah

c. Biaya telepon

d. Biaya pengeluaran surat-menyurat

e. Biaya pengepakan penimbangan

f. Biaya pemeriksaan penerimaan

g. Biaya pengiriman ke gudang

3. Semua biaya yang berkaitan dengan kehilangan barang

Merupakan biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan kehabisan

barang. Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat

persediaan, biaya kekurangan barang adalah yang palig sulit

diperkirakan, biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi

adanya permintaan barang. Biaya-biaya yang termasuk biaya yang

kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

a. Kehilangan penjual

b. Kehilangan pelanggan

c. Biaya pemesanan khusus

d. Biaya ekspedisi

e. Selisih harga

f. Terganggunya operasi

Besarnya jumlah pemesanan yang optimal (optimum order

point) merupakan fungsi dari ketiga unsur biaya tersebut di atas,

ditambah dengan tingkat penggunaannya (Ria, 2012).

Page 41: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

25

EOQ mengalami pengembangan yang dapat disesuaikan dengan

kondisi dan keadaan dari perusahaan. Berikut ini jenis metode EOQ

menurut Rangkuti (2007) :

1. EOQ model dengan adanya kebutuhan tetap

2. EOQ model dengan adanya Stock out

3. EOQ model dengan adanya kapasitas lebih

4. EOQ model dengan adanya masa tenggang

5. EOQ model dengan adanya kebutuhan tidak tetap

6. EOQ model dengan adanya potongan harga

7. EOQ model dengan adanya asumsi aliran kontinyu

Disini peneliti menggunakan metode model dengan adanya

kebutuhan tetap. Dalam perhitungan sederhana, pengadaan barang

dengan menggunakan metode EOQ dapat menggunakan rumus :

S = Biaya pemesanan tiap kali pesan

D = Jumlah kebutuhan periode tertentu

H = Biaya penyimpanan periode tertentu

2.4.2. Efisiensi Pengadaan

Menurut Susantun (2000) efisiensi merupakan perbandingan

antara output dan input, berkaitan dengan tercapainya output

maksimum dengan sejumlah input. Jika rasio output besar maka

Page 42: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

26

efisiensi dikatakan semakin tinggi. Selain itu, dapat dikatakan bahwa

efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam memproduksi output.

Sedangkan menurut filsafat administrasi dalam Ria (2012)

efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan

hasilnya. Menurut definisi ini efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu

kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut. Kedua unsur ini masing-

masing dapat dijadikan pangkal untuk mengembangkan pengertian

efisiensi yaitu:

a. Unsur kegiatan, dimana suatu kegiatan dianggap mewujudkan

efisiensi kalau suatu hasil tertentu tercapai dengan kegiatan terkecil.

Unsur kegiatan terdiri dari 5 subunsur yaitu pikiran, tenaga, bahan,

waktu, dan ruang

b. Unsur hasil suatu kegiatan dianggap mewujudkan efisiensi kalau

dengan suatu kegiatan tertentu mencapai hasil yang terbesar. Unsur

hasil terdiri dari 2 subunsur yaitu jumlah (kuantitas) dan mutu

(kualitas)

Menurut Pudjaningsih (1996) efisiensi pengadaan dapat dilihat

dari nilai TIC (Total Inventory Costs), ITOR (Iventory Turn Over

Ratio) dan nilai likuiditas. Selain itu, efisiensi pengadaan menurut

Rangkuti (2004) dapat dilihat dari perhitungan total biaya persediaan/

Total Inventory Costs (TIC) yang dihitung berdasarkan pemesanan

(ordering costs) ditambah dengan biaya penyimpanan (holding cost).

Page 43: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

27

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut:

TIC per periode = k.D/Q + h.Q/2

k = biaya pemesanan per pesanan

D = permintaan (demand) per periode

Q = jumlah barang/produk yang dipesan per pemesanan

h = biaya penyimpanan

Q/2 = rata-rata persediaan (units)

Untuk menentukan efisiensi total persediaan menurut Handoko

(2000) yaitu sebagai berikut :

TICr = Total biaya persediaan riil (perusahaan)

TICo = Total biaya persediaan menurut EOQ

Adapun untuk pengertian efisiensi total biaya persedian itu

sendiri adalah metode yang memiliki nilai TIC yang lebih rendah atau

dari pada nilai TIC pada metode yang lainnya (Handoko, 2000).

Sedangkan inefisiensi menurut Assauri (2004) adalah pemesanan yang

kurang produktif dan tidak efisien (pemborosan). Adapun sebab-sebab

adanya inefisiensi menurut Assauri (2004) adalah:

a. Adanya keterlambatan aliran atau jalannya bahan-bahan atau akan

dikerjakan dalam proses produksi.

b. Sering di handlenya hasil-hasil proses tambahan (by product) dan

barang-barang sisa (scraf) secara tidak efisien, sehingga

membutuhkan waktu yang tidak banyak dan biaya yang besar dalam

proses pemindahan

Page 44: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

28

c. Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-

bahan atau barang-barang ditempat pengiriman, penerimaan dan

pemeriksaan atau pengecekan yang disebabkan karena tempat-

tempat tersebut tidak diatur dengan baik.

d. Adanya pemborosan dalam menghandle bahan-bahan dibagian

pemeliharaan yang disebabkan karena kurangnya pengawasan

langsung dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan.

2.3. Pendekatan Sistem

Sedangkan menurut Azwar (1996) pendekatan sistem merupakan cara

sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari masalah

atau keadaan yang sedang dihadapi.

Telah disebutkan bahwa sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang

saling berhubungan dan mempengaruhi. Bagian dan elemen yang dimaksud

dapat diuraikan sebagai berikut (Azwar, 1996) :

1. Masukan

Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

Apabila tenaga dan sarana tidak sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan

maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan.

2. Proses

Proses (proccess) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam

sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi masukan.

Menurut Quick (1997) proses pengadaan dimulai dengan mereview daftar

Page 45: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

29

bahan yang akan diadakan, menentukan jumlah masing-masing item yang

akan dibeli, menyesuaikan dengan situasi keuangan, memilih metode

pengadaan, memilih supplier atau rekanan, membuat syarat kontrak kerja,

memonitor pengiriman barang, menerima barang dan memeriksa,

melakukan pembayaran serta menyimpan yang kemudian dan terakhir

didistribusikan.

Pada umumnya ada 4 (empat) metode pengadaan (Quick, 1997):

a. Tender terbuka, berlaku untuk semua pemborong yang terdaftar dan

sesuai kriteria yang ditentukan.

b. Tender terbatas sering disebut dengan lelang tertutup, hanya dilakukan

pada pemborong tertentu yang sudah termasuk dalam daftar dan

mempunyai riwayat pekerjaan yang baik.

c. Pembelian dengan tawar menawar, dilakukan bila jenis barang tidak

urgent, tidak banyak, biasanya untuk jenis barang tertentu.

d. Penunjukan langsung atau pengadaan langsung, pembelian dalam jumlah

kecil dan perlu segera tersedia, relatif agak mahal.

3. Keluaran

Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Umpan Balik

Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang

merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem

tersebut.

Page 46: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

30

5. Outcome

Outcome adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

6. Lingkungan

Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola

oleh sistem tetapi. mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

2.4. Kerangka Teori

Menurut Azwar (1996) pendekatan sistem merupakan cara sistematis

dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari masalah atau keadaan

yang sedang dihadapi.

Menurut Quick (1997) secara umum siklus pengelolaan obat di rumah

sakit akan mencakup tahap seleksi kebutuhan obat, tahap pengadaan, tahap

distribusi dan tahap penggunaan yang disusun berdasarkan pengalaman tahun-

tahun yang lalu dan perkiraan yang akan datang, kesemuanya dapat berjalan

dengan baik dengan adanya dukungan dari pihak manajemen yaitu sumber

daya manusia, dana, kebikan/ SOP dan sistem informasi manajemen .

Menurut Quick (1997) proses pengadaan dimulai membuat perencanaan

dan penentuan kebutuhan, menentukan berapa jumlah yang harus dipesan dan

berapa lama waktu selang antara pesanan pertama dengan pesanan berikutnya

yang mendatangkan biaya yang paling minimal yaitu dengan melakukan

perhitungan EOQ, Safety stock, dan Reorder point. Selanjutnya dilakukan

prosedur penerimaan, pembayaran, dan frekuensi pengadaan.

Page 47: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

31

Menurut Pudjaningsih (1996) tujuan pengadaaan obat di rumah sakit

adalah agar jenis obat yang diperlukan di rumah sakit selalu tersedia setiap

waktu, dalam jumlah yang cukup, kualitas yang terjamin, harga yang sesuai,

pemasok yang tepat dan biaya pengadaan yang tepat untuk mendukung

efisiensi biaya rumah sakit dan mendukung pelayangan yang bermutu di rumah

sakit.

Page 48: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

32

Bagan 2. 2 Kerangka Teori

(Azwar (1996), Quick (1997) dan Pudjaningsih (1997))

Input

SDM

Dokumen

SOP

Kebijakan

Anggaran/ dana

Biaya belanja

Penggunaan

Informasi

Proses

Proses pengadaan

Perencanaan

Metode Pengadaan

EOQ

Safety stock

Reorder point

Pembayaran

Prosedur

Frekuensi

Output

Efisiensi

Pengadaan

Tepat kualitas

Tepat harga

Tepat jenis

Tepat pemasok

Tepat jumlah

Tepat waktu

Tepat biaya

Outcome

Efisiensi Biaya

Lingkungan

Page 49: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

33

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1.1. Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep, peneliti menggunakan pendekatan sistem yang

terdiri dari input, proses, output dan outcome. Menurut Azwar (1996)

pendekatan sistem merupakan cara sistematis dan logis dalam membahas dan

mencari pemecahan dari masalah atau keadaan yang sedang dihadapi. Input

dan outcome dalam penelitian ini tidak diteliti dikarenakan penelitian ini lebih

difokuskan pada proses dan estimasi output yang dihasilkan rumah sakit yang

berdasarkan tujuan umum penelitian yaitu untuk mengetahui estimasi efisiesnsi

pengadaan obat kelompok A berdasarkan TIC antara dengan metode konsumsi

yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan bila dilakukan metode EOQ di

gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya.

Proses pengadaan dalam penelitian ini hanya melihat bagaimana

perhitungan pengadaan yang biasa dilakukan oleh rumah sakit yaitu dengan

metode konsumsi dan juga dilihat bagaimana perhitungan pengadaan jika

menggunakan metode EOQ terhadap obat kelompok A. Selanjutnya dilihat

juga berapa besaran biaya penyimpanan dan biaya pemesanan dengan

perhitungan pengadaan jika menggunakan metode EOQ terhadap obat

kelompok A.

Page 50: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

34

Dalam melakukan metode EOQ untuk menentukan jumlah pembelian

yang perlu diperhatikan adalah biaya variabel dari penyedia persediaan. Biaya

variabel terdiri dari biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi

pemesanan (procurement cost) dan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan

besarnya penyimpanan (storage cost). Procurement cost terdiri dari biaya

selama proses persiapan, biaya pengiriman pesanan, biaya penerimaan barang

yang dipesan, biaya-biaya proses pembayaran sedangkan storage cost terdiri

dari biaya penggunaan atau sewa ruang gudang, biaya pemeliharaan material

untuk kemungkinan rusak, biaya asuransi, biaya pajak dan lain-lain.

Output dalam penelitian ini terdapat dua yaitu output pertama

merupakan hasil dari jumlah dan frekuensi pengadaan yang biasa dilakukan

rumah sakit. Sedangkan output kedua yaitu hasil dari jumlah dan frekuensi

pengadaan bila dilakukan perhitungan EOQ. Masing-masing output tersebut

akan dilihat dan dibandingkan nilai TICnya. Dikatakan efisien yaitu apabila

perhitungan pengadaan yang memiliki nilai TIC lebih kecil dari perhitungan

pengadaan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut, dengan segala keterbatasan yang ada, peneliti

membatasi variabel yang akan dijadikan bahan penelitian.

Page 51: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

35

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

Proses Pengadaan

Input

SDM

Anggaran/ dana

Dokumen

SOP/

Kebijakan

Biaya

belanja

Penggunaan

Informasi

Obat Kelompok A

Metode Konsumsi RS

Jumlah pemesanan

Frekuensi pemesanan

Biaya penyimpanan

Biaya pemesanan

Metode EOQ

Jumlah pemesanan

Frekuensi pemesanan

Biaya penyimpanan

Biaya pemesanan

Jumlah dan frekuensi

pengadaan dengan

metode konsumsi RS

TIC

Jumlah dan frekuensi

pengadaan dengan

metode EOQ

Output

Page 52: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

36

Adapun variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Obat kelompok A

2. Metode konsumsi terhadap obat kelompok A

3. Metode EOQ terhadap obat kelompok A

4. Jumlah pemesanan

5. Frekuensi pemesanan

6. Biaya penyimpanan

7. Biaya pemesanan

8. Jumlah dan frekuensi pengadaan dengan metode konsumsi

9. Jumlah dan frekuensi pengadaan dengan metode EOQ

10. TIC (Total Inventory Cost)

Page 53: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

37

3.2. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

Obat kelompok A Obat-obatan yang

memiliki nilai

investasi tinggi

berdasarkan

metode ABC

investasi

1. Menghitung

70% nilai

investasi obat

dari nilai

investasi seluruh

obat

berdasarkan data

pemakaian obat

dan daftar harga

obat.

2. Obervasi

1. Data

pemakaian

obat tahun

2015

2. Data daftar

harga obat

tahun 2015

3. Pedoman

Observasi

Informasi mengenai jenis

dan harga obat-obatan

yang memiliki nilai

investasi tinggi (70%)

berdasarkan metode

ABC investasi

Metode konsumsi

terhadap obat

kelompok A

Perhitungan jumlah

dan frekuensi

pengadaan obat

1. Wawancara

mendalam

2. Telaah dokumen

1. Pedoman

wawancara

mendalam

1. Kepala

Instalasi

Farmasi

1. Kepala

Seksi

Penunjang

Informasi mengenai

perhitungan jumlah dan

frekuensi pengadaan

Page 54: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

38

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

yang biasa dipakai

oleh rumah sakit

dalam satu kali

pemesanan yang

didasarka pada

pemakaian obat

sebelumnya.

3. Observasi 2. Pedoman

telaah

dokumen

3. Pedoman

observasi

2. Pejabat

Pengadaan

Medis

2. Kepala

Bagian

Keuangan

obat yang biasa

dilakukan rumah sakit

dalam satu kali

pemesanan

Metode EOQ

terhadap obat

kelompok A

Perhitungan untuk

menentukan

kuantitas

pengadaan

persediaan yang

meminimumkan

biaya langsung

penyimpanan

persediaan dan

1. Wawancara

mendalam

2. Observasi

3. Perhitungan

EOQ

S = Biaya

pemesanan tiap

1. Biaya

pemesanan

tiap kali pesan

2. Data jumlah

kebutuhan

periode

tertentu

3. Biaya

penyimpanan

1. Kepala

Instalasi

Farmasi

2. Pejabat

Pengadaan

1. Kepala

Seksi

Penunjang

Medis

2. Kepala

Bagian

Keuangan

Informasi mengenai

perhitungan jumlah

pengadaan obat bila

menggunakan metode

EOQ dalam satu kali

pemesanan

Page 55: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

39

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

biaya pemesanan

persediaan

(Bowersox, 2004).

kali pesan

D = Jumlah

kebutuhan

periode tertentu

H = Biaya

penyimpanan

periode tertentu

periode

tertentu

Jumlah

pemesanan

Jumlah setiap item

obat yang dipesan

dalam sekali

pemesanan

1. Menghitung

setiap item obat

obat yang

dipesan dalam

sekali

pemesanan

berdasarkan

perhitungan

yang biasa

1. Pedoman

Telaah

dokumen

2. Biaya

pemesanan

tiap kali

pesan

3. Data jumlah

kebutuhan

Informasi jumlah setiap

item obat yang dipesan

dalam sekali pemesanan

Page 56: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

40

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

digunakan

rumah sakit

2. Menghitung

dengan

perhitungan

EOQ

periode

tertentu

4. Biaya

penyimpanan

periode

tertentu

dokumen

Frekuensi

pemesanan

Jumlah pemesanan

yang dilakukan

dalam satu periode

perencanaan

pengadaam

Menghitung jumlah

kebutuhan jumlah

per periode dibagi

dengan jumlah obat

setiap satu kali

pemesanan

1. Data

kebutuhan

jumlah obat

per periode

2. Data jumlah

pemesanan

obat setiap

satu kali

pemesanan

Informasi jumlah

pemesanan yang

dilakukan dalam satu

periode perencanaan

pengadaan

Page 57: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

41

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

Biaya

penyimpanan

Biaya yang

ditimbulkan untuk

menyimpan setiap

jenis obat

kelompok A

Menghitung biaya

penyimpanan

setiap jenis obat

dikali jumlah obat

setiap kali pesan

selanjutnya dibagi

dua

1. Biaya

penyimpanan

setiap jenis

obat

2. Data jumlah

obat setiap

satu kali

pemesanan

Informasi biaya yang

ditimbulkan untuk

menyimpan setiap jenis

obat kelompok A

Biaya pemesanan Biaya yang timbul

pada setiap

pemesanan obat

kelompok A

Menghitung biaya

pemesanan per

order dikali jumlah

kebutuhan per

periode selanjutnya

dibagi jumlah obat

setiap kali

pemesanan

1. Biaya

pemesanan

per order

2. Data

kebutuhan per

periode

3. Data jumlah

obat setiap

1. Informasi biaya yang

timbul pada setiap

pemesanan obat

kelompok A

Page 58: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

42

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

kali

pemesanan

Jumlah dan

frekuensi

pengadaan

dengan metode

konsumsi RS

Jumlah setiap satu

kali pemesanan

obat dan frekuensi

pemesanan

berdasarkan

metode konsumsi

yang biasa

dilakukan rumah

sakit.

Metode rumah

sakit

Data perencanaan

jumlah dan

frekuensi

pengadaan obat

Informasi mengenai

jumlah setiap satu kali

pemesanan dan frekuensi

pemesanan berdasarkan

metode konsumsi yang

biasa dilakukan rumah

sakit.

Jumlah dan

frekuensi

pengadaan

dengan metode

EOQ

Jumlah setiap satu

kali pemesanan

obat dan frekuensi

pemesanan

berdasarkan

Metode EOQ 1. Biaya

pemesanan

tiap kali

pesan

2. Data jumlah

Informasi mengenai

jumlah setiap satu kali

pemesanan obat dan

frekuensi pemesanan

berdasarkan metode

Page 59: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

43

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

metode EOQ kebutuhan

periode

tertentu

3. Biaya

penyimpanan

periode

tertentu

EOQ

TIC (Total

Inventory Cost)

Nilai besarnya total

biaya persediaan

obat dalam satu

kurun waktu

tertentu

Menjumlahkan

biaya penyimpanan

dan biaya

pemesanan obat

dalam satu kurun

waktu tertentu.

1. Biaya

pemesanan

per order

2. Data

kebutuhan

per periode

3. Data jumlah

obat yang

dipesan per

Informasi mengenai

estimasi efisiensi

pengadaan, dikatakan

efisien apabila nilai TIC

pada suatu metode satu

lebih kecil dari pada

metode yang lainnya.

Page 60: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

44

Variabel Definisi

Operasional Cara Ukur Alat Ukur

Informan

Hasil Ukur

Kunci Pendukung

pemesanan

4. Biaya

penyimpanan

Page 61: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

45

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian operational

research. Operational research menurut Duarsa dkk (2012) adalah penelitian

yang bertujuan memberikan solusi terhadap masalah-masalah operasional

dalam pelaksanaan program atau kegiatan yang hasilnya dipergunakan untuk

membantu pemecahan masalah tersebut dengan tetap menggunakan metode

ilmiah. Operational research didasarkan kepada permasalahan yang ditemukan

di lapangan yang memang memerlukan penelitian untuk memecahkannya.

Menurut Duarsa dkk (2012) terdapat dua jenis operational research

yaitu penelitian observasional (tidak ada manipulasi variabel bebas) dan

penelitian eksperimental (diikuti tindakan/intervensi variabel bebas). Pada

penelitian ini menggunakan operational research dengan penelitian

obsevasional karena penelitian ini tidak dilakukan uji coba hanya

menggambarkan hasil akhir dari perhitungan terkait estimasi TIC pada

pengadaan obat kelompok A antara dengan menggunakan perhitungan yang

biasa dilakukan rumah sakit dan jika dilakukan metode EOQdi RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016.

Page 62: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

46

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya yang

berlokasi di Jalan Raya Singaparna Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Juli sampai Oktober 2016.

4.3. Informan Penelitian

Metode pemilihan informan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya

orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, atau

mungkin dia merupakan penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek dan situasi yang diteliti. Pemilihan informan tidak didasari

pada kuantitas melainkan didasarkan pada kualitas informan atas masalah yang

diteliti dan informan penelitian secara langsung ditentukan oleh peneliti sesuai

dengan kriteria pemilihan informan, yaitu :

a. Kesesuaian (appropriatness)

Pemilihan informan dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

berkaitan dengan pengadaan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

b. Kecukupan (adequacy)

Data yang diperoleh dari sampel dapat menggambarkan seluruh fenomena

yang berkaitan dengan topik penelitian, hingga peneliti mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dengan lengkap dan jelas.

Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara mendalam untuk

mengetahui gambaran proses perencanaan pengadaan obat di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya kepada 4 informan, yaitu sebagai berikut :

Page 63: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

47

1. Kepala Instalasi Farmasi sebagai penanggung jawab pengelolaan

perbekalan farmasi di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya.

2. Kepala Seksi Pelayanan Penunjang Medik yang bertanggung jawab atas

instalasi farmasi sebagai salah satu penunjang medis di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya.

3. Kepala Bagian Keuangan untuk mengetahui keterlibatannya dalam

penganggaran untuk pengadaan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya.

4. Pejabat Pengadaan untuk mengetahui keterlibatannya dalam proses

pengadaan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya.

4.4. Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Data Primer

Data primer adalah pengambilan data yang diperoleh langsung oleh

peneliti dengan cara melakukan wawancara dan observasi di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didasarkan atas laporan-laporan atau

catatan-catatan lembaga terkait yang menerbitkan informasi atau data yang

dibutuhkan.

4.5. Metode Pengumpulan Data`

Metode pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh melalui :

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan kepada Kepala Intalasi Farmasi, Kepala

Seksi Penunjang Pelayanan Medik, Kepala Bagian Keuangan dan Pejabat

Page 64: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

48

Pengadaan yang terkait dengan proses perhitungan perencanaan pengadaan

obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan pedoman

wawancara.

b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung proses perhitungan

pengadaan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya dengan menggunakan

pedoman observasi (check list).

c. Telaah Dokumen

Telaah dokumen berasal dari laporan-laporan atau catatan-catatan yang

ada di gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya dengan pedoman telaah

dokumen. Tujuannya untuk mengetahui nilai TIC dari jumlah pengadaan

obat dengan metode konsumsi dan dari jumlah pengadaan obat dengan

metode EOQ. Adapun dokumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Laporan pemakaian obat di Gudang IFRS SMC Kabupaten

Tasikmalaya selama tahun 2015

2. Data harga obat per satuan item obat tahun 2015

3. Data harga obat per satuan item obat tahun 2016

4. Laporan penerimaan obat gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya

bulan Juli sampai September 2016

5. Laporan pengeluaran obat gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya

bulan Juli sampai September 2016

6. Laporan Stock Opname obat gudang IFRS SMC Kabupaten

Tasikmalaya bulan Juli sampai September 2016

Page 65: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

49

7. Data pembelian obat bulan Juli sampai September 2016

8. Laporan Perencanaan Kebutuhan Obat di Gudang IFRS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Oktober sampai Desember 2016

4.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknis analisis data dengan model analisis interaktif (Miles & Huberman,

1994). Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan

selama proses penelitian dilaksanakan. Metode ini terdiri dari empat tahapan,

yaitu:

1) Pengumpulan

Pada tahap ini peneliti turun ke lapangan untuk mengumpulkan

data-data dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi

dan telaah dokumen. Untuk data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara

mendalam dan observasi, sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari

hasil telaah dokumen dan wawancara mendalam terkait besaran komponen

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan obat. Pada saat mengumpulkan

data peneliti membawa pedoman wawancara pedoman observasi dan

pedoman telaah dokumen. Untuk data wawancara mendalam direkam di

dalam sebuah voice recorder.

2) Reduksi Data

Pada tahap ini untuk data kualitatif yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam dalam bentuk rekaman suara dipindahkan ke dalam

bentuk transkrip wawancara lengkap untuk setiap informan. Selanjutnya

transkrip dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel yang diteliti. Data

Page 66: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

50

yang terdapat dalam transkrip tidak semuanya digunakan dalam penelitian,

untuk itu dilakukan reduksi untuk menghilangkan data-data yang tidak

berhubungan dengan variabel penelitian. Transkrip dan matriks wawancara

merupakan pedoman untuk menyajikan hasil penelitian dan dengan

menambahkan data-data hasil observasi dan telaah dokumen.

Sedangkan untuk data kuantitatif yang diperoleh hasil telaah

dokumen maka akan dilakukan perhitungan EOQ, perhitungan biaya

pemesanan, perhitungan biaya penyimpanan dan perhitungan TIC pada

seluruh obat kelompok A.

1. Metode EOQ(Economic Order Quantity)

a. Dihitung pemakaian tahunan setiap jenis obat.

b. Dihitung biaya pemesanan per order

c. Dihitung biaya penyimpanan per satuan obat di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya untuk tiap jenis obat kelompok A

d. Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus:

Keterangan:

Q = Jumlah optimum unit per pesanan (EOQ)

D = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan

S = Biaya penyetelan atau pemesanan untuk setiap pesanan

H = Biaya penyimpanan per unit per tahun

Page 67: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

51

2. Perhitungan Biaya Pemesanan

a. Dihitung kebutuhan obat selama 3 bulan

b. Dihitung biaya pemesanan per order

c. Dihitung jumlah obat setiap kali pemesanan

d. Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam perhitungan sebagai

berikut :

3. Perhitungan Biaya Penyimpanan

a. Dihitung biaya penyimpanan per satuan obat

b. Dihitung jumlah obat setiap kali pemesanan

c. Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam perhitungan sebagai

berikut :

4. Perhitungan TIC (Total Inventory Cost)

a. Dihitung biaya pemesanan untuk setiap pesanan

b. Dihitung permintaan kebutuhan obat

c. Dihitung jumlah pemesanan obat setiap pesanan

d. Dihitung biaya penyimpanan

e. Dihitung rata-rata persediaan

f. Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus:

(

) (

)

Keterangan:

k = biaya pemesanan per pesanan

Page 68: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

52

D = permintaan (demand) per tahun

Q = jumlah barang/produk yang dipesan per pemesanan

h = biaya penyimpanan

q/2 = rata-rata persediaan (units)

3) Penyajian Data

Pada tahap ini data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara

mendalam disajikan dalam bentuk kutipan hasil wawancara. Sedangkan

data kuantitatif yang diperoleh dari hasil perhitungan akan disajikan dalam

bentuk tabel yang selanjutnya akan dibandingkan nilai TICnya.

4) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Pada penelitian kualitatif, verifikasi data dilakukan secara terus

menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama memasuki

lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk

menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu

mencari pola tema, hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya

dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang masih bersifat tentatif.

4.7. Triangulasi Data

Untuk menjaga validitas data dan menguji hasil penelitian kualitatif,

peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan triangulasi, yang terdiri

dari (Hadi, 2000):

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono,

2012). Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan membandingkan dan

Page 69: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

53

melakukan pemeriksaan terhadap hasil wawancara dengan menanyakan

pertanyaan yang sama kepada beberapa informan yang berbeda.

2. Triangulasi Metode

Triangulasi metode berarti peneliti menggunakan metode pengumpulan

untuk mendapatkan data yang sama dari metode yang berbeda (Sugiyono,

2012). Triangulasi metode dilakukan dengan membandingkan data hasil

wawancara mendalam dengan observasi maupun telaah dokumen.

Berikut merupakan tabel validitas data terkait variabel yang akan

diteliti:

Tabel 4. 1 Validitas Data 1

Variabel

Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

Wawancara Observasi Telaah

Dokumen

Informan

kunci

Informan

pendukung

Obat kelompok A - √ √ - -

Metode konsumsi

terhadap obat

kelompok A

√ √ √ √ √

Metode EOQ

terhadap obat

kelompok A

√ √ √ √ √

Jumlah pemesanan - √ √ - -

Frekuensi

pemesanan

- √ √ - -

Biaya penyimpanan - - √ - -

Biaya pemesanan - - √ - -

Page 70: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

54

Variabel

Triangulasi Metode Triangulasi Sumber

Wawancara Observasi Telaah

Dokumen

Informan

kunci

Informan

pendukung

Jumlah dan frekuensi

pengadaan dengan

metode konsumsi

- √ √ - -

Jumlah dan frekuensi

pengadaan dengan

metode EOQ

- √ √ - -

TIC (Total Inventory

Cost)

- - √ - -

Page 71: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

55

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama

Rumah sakit SMC Kabupaten Tasikmalaya adalahh Rumah Sakit yang

berdiri tanggal 22 Februari 2011 sesuai dengan SK Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Tasikmalaya NO. 445/Kep.61-Diskes/2011 dan ijin operasionalnya

diatur dengan SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya No.

445/Kep.65A-Diskes/2011 Tanggal 25 Februari 2011. Rumah sakit SMC

Kabupaten Tasikmalaya beralamat di Jalan Raya Rancamaya Singaparna

Kabupaten Tasikmalaya.

Rumah Sakit SMC Kabupaten Tasikmalaya adalah rumah sakit umum

daerah tipe C milik pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sesuai dengan

(Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 04 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 03 Tahun

2011 Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tasikmalaya).

1. Visi, Misi, Motto dan Tujuan RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

a. Visi

“RS SMC Kabupaten Tasikmalaya menjadi pilihan pertama dan

pusat rujukan pelayanan kesehatan masyarakat kabupaten tasikmalaya

tahun 2016”

b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima, merata dan

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

Page 72: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

56

2) Meningkatkan kemudahan akses pelayanan

3) Meningkatkan sumber daya manusia yang profesional sesuai standar

pelayanan

4) Meningkatkan pelaksanaan manajemen administrasi yang efektif dan

efisien.

c. Motto

Kesembuhan anda adalah kebahagiaan kami.

d. Tujuan

Adapun tujuan dari RS SMC Kabupaten Tasikmalaya adalah

sebagai berikut :

1) Tujuan Umum

Terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan pasien terhadap pelayanan

kesehatan yang bermutu dan aman (zerro accident) bagi masyarakat

kabupaten tasikmalaya

2) Tujuan Khusus

a. Tersedianya sarana dan prasarana yang komprehensif dan

modern, ditunjang oleh SDM yang handal dan profesional

b. Menjadikan rumah sakit yang berkualitas serta terjangkau oleh

lapisan masyarakat

2. Tugas dan Fungsi RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tugas pokok RS SMC Kabupaten Tasikmalaya adalah

memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, terpadu dan

menyeluruh serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Page 73: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

57

Adapun fungsi Rumah Sakit SMC Kabupaten Tasikmalaya adalah

pelaksanan pelayanan medik, pelaksanaan pelayanan penunjang medik,

pelaksanaan rehabilitasi medik, pelaksanaan asuhan keperawatan,

pelaksanaan sistem rujukan, pelaksanaan administrasi keuangan, dang

tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang

kesehatan.

3. Ketenagakerjaan di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Ketenagaan di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan

statusnya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil dan tenaga sukarelawan.

Berdasarkan latar belakang pendidikan dan golongan profesi ketenagaan

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari medis,

paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan umum. Jumlah SDM

di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 115 PNS dan 319 pekerja

kontrak.

Adapun jumlah SDM yang telibat dalam proses pengadaan di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya hanya terdapat 1 orang. Jumlah kebutuhan

SDM di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tasikmalaya ini masih

sangat kurang, terutama dalam penyediaan tenaga medis. Dengan kondisi

demikian, ada beberapa pegawai yang bekerja rangkap di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Page 74: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

58

4. Fasilitas Kesehatan RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Bangunan RS SMC Kabupaten Tasikmalaya berdiri diatas lahan

seluas 30.000 m2 terdiri dari 4 bangunan (A,B,C,D). Bangunan dan

ruangan yang tersedia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Tasikmalaya pada saat ini terdiri dari :

1) Gedung A merupakan bangunan bagian depan terdiri dari 2 lantai

seluas ± 300 m2 yaitu poli anak, ruang rekam medik, gudang barang.

2) Gedung B merupakan gedung utama, dan bagian depan, terdiri dari 2

lantai, seluas ± 650 m2 Lantai 1 mencakup ruangan: ruang tunggu,

ruang pendaftaran, apotek, rawat inap umum, poli gigi, poliklinik

bedah, poliklinik kulit dan kelamin, poli kebidanan, ruang EKG,

ruang USG. Lantai 2 mencakup ruangan: kantor.

3) Gedung C merupakan gedung IGD dan gedung rawat inap anak.

4) Gedung D terdiri dari lantai 1 dan lantai 2. Lantai 1 terdapat gedung

ponek, gedung bedah, gudang farmasi dan lantai 2 terdapat gedung

rawat inap kelas.

5.2. Karakteristik Informan

Informan pada penelitian ini dilakukan dengan karakteristik sebagai

berikut :

Tabel 5. 1 Karakteristik informan

Kode

Informan

Jabatan/

Pekerjaan

Umur Pendidikan

Terakhir

Lama

Kerja

1 Kepala Instalasi

Farmasi

34 tahun S1 Farmasi Apt 3 tahun

2 Kepala Seksi 46 tahun S2 Manajemen 5 tahun

Page 75: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

59

Kode

Informan

Jabatan/

Pekerjaan

Umur Pendidikan

Terakhir

Lama

Kerja

Pelayanan

Penunjang Medik

Rumah Sakit

3 Kepala Bagian

Keuangan

44 tahun S2 Akutansi 5 tahun

4 Pejabat Pengadaan 39 tahun D3 Analis

Kesehatan

5 tahun

Informan diatas dikarenakan mereka berhubungan dengan proses

perencanaan pengadaan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya.

Pemilihan Kepala Instalasi Farmasi dikarenakan yang bertanggung

jawab terhadap pengelolaan perbekalan farmasi, sedangkan Kepala Seksi

Pelayanan Penunjang Medik yang bertanggung jawab penuh atas instalasi

farmasi sebagai salah satu penunjang medik. Peneliti melakukan wawancara

mendalam kepada Kepala Bagian Keuangan untuk mengetahui keterlibatannya

dalam penganggaran untuk pengadaan obat. Selanjutnya melakukan

wawancara mendalam kepada Pejabat Pengadaan untuk mengetahui

keterlibatannya dalam proses pengadaan obat.

5.3. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016

Dalam menentukan jumlah dan frekuensi pengadaan obat di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya peneliti hanya menggunakan obat kelompok A dari

hasil perhitungan ABC investasi obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Page 76: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

60

Tahun 2015. Berdasarkan hasil telaah dokumen didapatkan nilai ABC investasi

obat, yaitu sebagai berikut:

Tabel 5. 2 ABC Investasi Obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2015

Kelompok

Obat

Nilai investasi Persentase

Investasi Obat

Total Item

Obat

Persentase

Total Obat

A Rp 5.422.004.561 70% 25 6%

B Rp 1.579.201.602 20% 65 15%

C Rp 783.072.444 10% 332 79%

Total Rp 7.784.278.607 100% 422 100%

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai investasi obat

terbesar yaitu pada obat kelompok A, dimana 70% dari seluruh investasi rumah

sakit yaitu sebesar Rp 5.422.004.561 pada obat kelompok A. Sedangkan

jumlah item obat paling banyak yaitu pada obat kelompok C dengan persentase

79% dari seluruh jumlah item obat atau sebesar 332 item obat. Berikut

merupakan daftar nama item obat yang termasuk kedalam obat kelompok A di

RS SMC Kabupaten Tasikmalaya:

Tabel 5. 3 Daftar Obat Kelompok A di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

No Nama Obat Satuan Harga

1 Lantus Pen Rp 85.000

2 Paracetamol infus Botol Rp 28.999

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 45.600

4 Pantoprazole inj Vial Rp 35.750

5 KTM Inj Ampul Rp 110.000

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 5.200

Page 77: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

61

No Nama Obat Satuan Harga

7 Isofluran Botol Rp 269.984

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 38.496

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 9.652

10 Futrolit Botol Rp 35.748

11 Ringer Asetat 500 ml Iinfusion Botol Rp 9.000

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 103.950

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 16.000

14 Adalat Oros Tablet Rp 3.500

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 9.100

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 13.000

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 61.600

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 9.900

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet Rp 49.500

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 4.699

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 209.000

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 60.001

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 2.200

24 Leucogen Vial Rp 374.990

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 10.560

Sumber: Laporan SOP bulan Juni di gudang IF RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat 25 item obat yang

termasuk obat kelompok A, dimana obat yang paling tinggi harganya yaitu

Leucogen dengan harga Rp 374.990. Sedangkan obat yang paling rendah

harganya yaitu Aqua Pro Injek 25 ml dengan harga Rp 2.200.

Page 78: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

62

Berdasarkan hasil telaah dokumen, jumlah kebutuhan obat kelompok A

di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya untuk 3 bulan yaitu bulan Oktober sampai

Desember 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5. 4 Data Jumlah Kebutuhan Obat Kelompok A bulan

Oktober – Desember tahun 2016 di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya

No Nama Obat Satuan Jumlah Kebutuhan

3 bulan

1 Lantus Pen 326

2 Paracetamol infus Botol 2965

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial 587

4 Pantoprazole inj Vial 1622

5 KTM Inj Ampul 80

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol 6980

7 Isofluran Botol 36

8 Cefaperazon 1000 mg Vial 690

9 Ceftriaxone injeksi Vial 3840

10 Futrolit Botol 918

11 Ringer Asetat 500 ml Iinfusion Botol 2960

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul 304

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial 542

14 Adalat Oros Tablet 6300

15 Cefotaxim Injeksi Vial 3122

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol 986

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol 140

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol 1350

Page 79: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

63

No Nama Obat Satuan Jumlah Kebutuhan

3 bulan

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet 68

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol 2354

21 Imipenem Injeksi Ampul 97

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol 124

23 Aqua pro injek 25ml Botol 7920

24 Leucogen Vial 15

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet 660

Sumber: Laporan Perencanaan Kebutuhan Obat di Gudang IFRS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Oktober-Desember 2016

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setiap obat memiliki jumlah

kebutuhan yang berbeda-beda. Obat kelompok A yang memiliki jumlah

kebutuhan untuk bulan Oktober sampai Desember terbanyak yaitu Aqua Pro

Injek 25 ml 7920 botol, sedangkan yang paling sedikit yaitu Leucogen 15 vial.

5.3.1. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A dengan

Metode Konsumsi yang Biasa Dilakukan Rumah Sakit di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016

Dalam penentuan jumlah obat untuk setiap pemesanan dan

frekuensi pemesanan obat berdasarkan hasil observasi dan hasil

wawancara mendalam yaitu disesuaikan dengan kebutuhan yang

didasarkan pada pemakaian sebelumnya dan disesuaikan dengan

tersedianya dana, berikut kutipan wawancaranya:

“Kalo jumlah pemesanan ya disesuaikan dengan kebutuhan dan

budgetnya rumah sakit, jika budgetnya kurang ya dibagi beberapa

termin pengiriman, tapi kalau budgetnya ada untuk kebutuhan 3

bulan ya kita pesennya untuk 3 bulan juga, tapi kalau disini sih

Page 80: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

64

biasanya kebanyakan dibagi menjadi 2 sampai 6 termin

pengiriman.”(1)

“Ya disesuain dengan budget, kalau budgetnya cukup ya disesuain

dengan permintaannya berapa, kalau ga cukup dibagi beberapa

kali pengiriman.”(2)

“Saya sih cuma nerima aja berapa jumlah obat yang akan dipesan,

itukan udah disesuain dengan kebutuhan dan budget kita makanya

udah di tandatangin PPK.”(4)

Berdasarkan hasil telaah dokumen, perencanaan jumlah

pemesanan dan frekuensi pembelian obat kelompok A untuk bulan

Oktober sampai Desember 2016 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5. 5 Data Perencanaan Jumlah dan Frekuensi Pengadaan

Obat Kelompok A bulan Oktober – Desember tahun 2016 di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya

No Nama Obat Satuan Jumlah Per

Pemesanan

Frekuensi

Pembelian

Per 3 Bulan

1 Lantus Pen 109 3

2 Paracetamol infus Botol 494 6

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial 196 3

4 Pantoprazole inj Vial 270 6

5 KTM Inj Ampul 40 2

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol 1163 6

7 Isofluran Botol 18 2

8 Cefaperazon 1000 mg Vial 115 6

9 Ceftriaxone injeksi Vial 640 6

10 Futrolit Botol 153 6

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

Botol 493 6

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul 51 6

Page 81: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

65

No Nama Obat Satuan Jumlah Per

Pemesanan

Frekuensi

Pembelian

Per 3 Bulan

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial 271 2

14 Adalat Oros Tablet 1050 6

15 Cefotaxim Injeksi Vial 520 6

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol 329 3

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol 70 2

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol 450 3

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet 68 1

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol 785 3

21 Imipenem Injeksi Ampul 16 6

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol 62 2

23 Aqua pro injek 25ml Botol 2640 3

24 Leucogen Vial 15 1

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet 330 2

Sumber: Laporan Perencanaan Kebutuhan Obat di Gudang IFRS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Oktober-Desember 2016

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setiap obat memiliki

jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan yang berbeda-beda.

Jumlah pemesanan yang paling banyak yaitu pada Aqua Pro Injek 25

ml sebesar 2640 botol dengan frekuensi pemesanan yaitu 3 kali

pemesanan. Sedangkan jumlah pemesanan yang paling sedikit yaitu

pada Leucogen sebesar 15 vial dengan frekuensi pemesanan yaitu 1 kali

pemesanan.

Page 82: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

66

5.3.2. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A Bila

Menggunakan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2016

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, dalam perhitungan

jumlah dan frekuensi pengadaan obat di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya tidak pernah menggunakan metode EOQ, berikut kutipan

wawancaranya:

“Selama ini belum pernah ya, mungkin kalau dari hasil penelitian

EOQ benar-benar mengefisiensikan biaya, kedepannya bisa

diajukan untuk menjadi program.”(1)

“Apaya EOQ? Setau saya belum pernah yaa, ”(2)

Economic Order Quantity (EOQ) adalah metode yang

digunakan untuk menentukan kuantitas pengadaan persediaan yang

meminimumkan biaya langsung penyimpanan persediaan dan biaya

pemesanan persediaan. EOQ adalah jumlah pembelian bahan pada

setiap kali pesan dengan biaya yang paling rendah. EOQ dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

S = Biaya pemesanan tiap kali pesan

D = Jumlah kebutuhan periode tertentu

H = Biaya penyimpanan periode tertentu

Page 83: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

67

Dalam menentukan jumlah EOQ suatu obat di butuhkan

perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

1. Biaya pemesanan

Untuk menghitung biaya pemesanan terdapat komponen-

komponen yang diperlukan dalam biaya pemesanan, yaitu sebagai

berikut:

a. Biaya Sumber Daya Manusia (SDM)

Dalam melakukan kegiatan pemesanan dan pengadaan

logistik obat SDM sangat berperan penting. Di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya SDM yang berperan dalam proses

pengadaan hanya terdapat 1 orang yaitu pejabat pengadaan.

Tetapi berdasarkan hasil wawancara mendalam, untuk proses

pengadaan obat dibantu oleh kepala instalasi farmasi yang

juga bertugas untuk berhubungan dengan distributor sekaligus

bertugas mengetahui berapa jumlah obat dan jenis obat yang

dipesan, berikut kutipan wawancaranya:

“Tidak mencukupi, karena pejabat pengadaannya non

farmasi dan hanya satu orang, jadi saya ikut

diperbantukan untuk memesan obat.”(1)

Untuk upah staf yang bertugas dalam proses pemesanan

obat berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan

1 yaitu Rp. 4.000.000 dan informan 4 yaitu Rp. 3.000.000,

selain itu diketahui juga bahwa pekerjaan untuk melakukan

pemesanan obat untuk informan 1 diestimasikan sebesar 50%

dari seluruh beban pekerjaannya perbulan dan untuk informan

Page 84: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

68

4 diestimasikan sebesar 75% dari seluruh beban pekerjaannya

perbulan, berikut kutipan wawancaranya:

“Gaji saya sebulan ya sekitar 4 juta, kalo beban pekerjaan

saya untuk pengadaan doang ya sekitar 50 persen karena

saya tidak hanya mengadakan obat tapi kan membuat

perencanaan juga”(1)

“Sebulan ya sekitar 3 juta, untuk pengadaan ya sekitar 75

persenanlah”(4)

Perhitungan upah SDM untuk pemesanan obat dimana

hari kerja dihitung sesuai dengan peraturan yang berlaku di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya selama 6 hari perminggu dan

dalam sehari melakukan pekerjaan selama 8 jam, berikut

perinciannya:

K. Instalasi Farmasi

( ) ( )

Pejabat Pengadaan

( ) ( )

( ) ( )

Selanjutnya dari hasil wawancara mendalam diketahui

bahwa rata-rata pemesanan ke satu distributor melalui telepon

membutuhkan waktu sekitar 3 menit sedangkan untuk

membuat surat pesanan membutuhkan waktu sekitar 4 sampai

5 menit, berikut kutipan wawancaranya:

Page 85: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

69

“Kalo nelepon sih rata-rata 3 menitan ya, kalo membuat

surat SPnya sekitar 5 menitan ya.”(1)

“Menelepon distributor sih tergantung kadang 3 menit

kadang lebih,untuk membuat surat SP ya sekitar 4 sampai

5 menit. ”(4)

Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang

diketahui bahwa pemesanan ke satu distributor melalui telepon

membutuhkan waktu sekitar 3 menit sedangkan untuk

membuat surat pesanan membutuhkan waktu sekitar 5 menit.

Berdasarkan hal ini, peneliti dalam menentukan waktu untuk

pemesanan melalui telepon yaitu 3 menit dan waktu untuk

membuat surat pesanan yaitu 5 menit.

Berikut upah untuk memesan obat:

Berikut upah untuk pembuatan surat pesanan:

Maka upah yang dikeluarkan untuk biaya pemesanan:

Jadi, upah yang dikeluarkan untuk melakukan

pemesanan sekali pesan yaitu sebesar Rp 2.960.

b. Biaya Telepon

Untuk melakukan pemesanan dikenakan biaya telepon

sedangkan untuk biaya internet tidak dihitung karena dalam

proses pemesanan obat, rumah sakit diasumsikan tidak

menggunakan internet yang didapatkan dari hasil wawancara

Page 86: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

70

mendalam sebelumnya terkait proses pengadaan obat. Biaya

telepon ini di gunakan untuk memesan ke para distributor.

Distributor tempat pemesanan obat rata-rata terdapat di daerah

Bandung sehingga untuk tarif telepon mengikuti tarif telkom

SLJJ. Tarif telkom SLJJ tahun 2016 adalah Rp 250 permenit

(www.telkom.co.id), sedangkan rata-rata waktu yang

diperlukan untuk setiap kali pemesanan melalui telepon yaitu 3

menit. Maka perhitungan biaya telepon untuk pemesanan obat

yaitu sebagai berikut:

( )

Jadi biaya telepon yang dikeluarkan untuk melakukan

pemesanan sekali pesan yaitu sebesar Rp 750.

c. Biaya ATK

Berdasarkan hasil wawancara mendalam ATK yang

digunakan untuk setiap pemesanan obat terdiri dari 4 sampai 5

lembar kertas dan pita printer, berikut kutipan wawancaranya:

“Untuk pemesanan yaa ada SP terdiri paling banyak 4

sampai 5 lembar, apalagi ya itu aja.”(1)

“Ya terdiri dari SP rata-rata selama ini SP nya 4 lembar.

”(4)

Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang

diketahui bahwa ATK yang digunakan untuk setiap pemesanan

obat terdiri dari 4 lembar kertas dan pita printer Berdasarkan

hal ini, peneliti dalam menentukan ATK yang digunakan

untuk setiap pemesanan obat terdiri dari 4 lembar kertas dan

pita printer.

Page 87: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

71

Dalam melakukan pemesanan obat, biaya yang

dikeluarkan untuk ATK dibagi menjadi 2 yaitu kertas dan pita

printer. Untuk perhitungannya yaitu sebagai berikut:

1) Kertas

Dalam melakukan sekali pemesanan, kertas yang

dibutuhkan sebanyak 4 lembar kertas. Harga kertas yang

berlaku di temmpat tersebut sejumlah Rp 100 perlembar

maka perhitungannya:

( )

2) Pita printer

Dalam melakukan pemesanan digunakan 1 buah printer.

Untuk 1 buah printer maka dibutuhkan 1 buah pita printer.

Diketahui berdasarkan hasil wawancara memdalam, dalam

sebulan staf membutuhkan 1 buah pita printer dengan

estimasi penggunaannya sekitar 70% digunakan untuk

pemesanan dan dalam satu bulan dapat melakukan rata-

rata 105 kali pemesanan, berikut kutipan wawancaranya:

“Printer ini dipake buat pemesanan ya sekitar 70

persen sisanya buat pembuatan laporan, tintanya

untuk 1 bulan biasanya kurang lebih 1. ”(4)

Untuk harga sebuah pita printer yang berlaku di tempat

tersebut yaitu sebesar Rp 42.000, maka perhitungan

pemakaian pita printer yaitu:

Page 88: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

72

( )

( )

Jadi, biaya ATK yang dikeluarkan untuk melakukan

pemesanan sekali pesan yaitu sebesar Rp 680.

d. Biaya Listrik Komputer dan Printer

1) Komputer

Dalam melakukan pembuatan surat pemesanan

tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan untuk

pemakaian komputer dan listrik. Untuk melakukan

pemesanan di butuhkan 1 buah komputer dengan tenaga

listrik 250 watt. Berdasarkan hasil wawancara

mendalam, komputer digunakan selama 8 jam sehari dan

untuk pembuatan surat pemesanan komputer digunakan

selama 4 sampai 5 menit untuk setiap satu kali

pemesanan, berikut kutipan wawancaranya:

“Kalo nelepon sih rata-rata 3 menitan ya, kalo

membuat surat SPnya sekitar 5 menitan ya.”(1)

“Menelepon distributor sih tergantung kadang 3

menit kadang lebih,untuk membuat surat SP ya

sekitar 4 sampai 5 menit. ”(4)

Page 89: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

73

Hal tersebut sesuai dengan hasil observasi yang

diketahui untuk membuat surat pesanan dengan

menggunakan membutuhkan waktu sekitar 5 menit.

Berdasarkan hal ini, peneliti dalam menentukan waktu

pemakaian komputer untuk membuat surat pesanan yaitu

5 menit.

Untuk tarif per KWh yang berlaku menurut PLN

Indonesia tahun 2016 yaitu sebesar Rp 1.460, maka

untuk perhitungan biaya listrik komputer yaitu sebagai

berikut:

( )

2) Printer

Untuk melakukan pencetakan surat pemesanan

maka dibutuhkan printer. Berdasarkan hasil wawancara

mendalam, terdapat 1 printer yang digunakan untuk

menunjang pemesanan obat dengan tenaga listrik sebesar

80 watt dengan estimasi penggunaannya sekitar 70%

digunakan untuk pemesanan dan dalam satu bulan dapat

melakukan rata-rata 105 kali pemesanan, berikut kutipan

wawancaranya:

Page 90: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

74

“kalo perhari ya di rata-ratain untuk pemesanan ke

distributor itu kerang lebih 5 kali deh, untuk

penggunaan printer ya sekitar 70 persenanlah. ”(4)

Maka untuk perhitungan biaya listrik printer yaitu

sebagai berikut:

( )

Jadi, biaya listrik yang dikeluarkan untuk melakukan

pemesanan sekali pesan yaitu sebesar Rp 180.

Page 91: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

75

Tabel 5. 6 Resume Ilustrasi Perhitungan Biaya Pemesanan Obat Kelompok A di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

No Komponen Biaya Pemesanan

1 SDM

Gaji

Beban Kerja Untuk Pengadaan Jumlah

Beban

Kerja

Per Bulan

(24 hari)

Per Hari

(8 jam)

Per Jam

(60 menit)

Per Menit

Upah

K. Instalasi

Farmasi

Pejabat

Pengadaan

Rp 4.000.000

Rp 3.000.000

50 %

75 %

Rp 2.000.000

Rp 2.250.000

Rp 83.333

Rp 93.750

Rp 10.417

Rp 11.719

Rp 175

Rp 195

Rp 370 x 8 menit

(3 mnt memesan

5 mnt pembuatan SP)

Rp 2.960

2 Telepon Waktu yang diperlukan per pemesanan Tarif per menit Jumlah

3 menit Rp 250 Rp 750

3 ATK Harga per satuan Beban Kerja Per Bulan Pemakaian Jumlah

Kertas

Pita printer

Rp 100

Rp 42.000

-

70 %

-

Rp 29.400

4 lembar

105 pemesanan

Rp 400

Rp 280

4 Listrik Tenaga

Listrik

Per Hari

(8 jam)

Per Hari (Rp

1.460/KWh)

Per Bulan

(24 hari)

Beban

Kerja

Per Hari

(8 jam)

Per Jam

(60 menit)

Pemakaian Jumlah

Komputer

Printer

250 watt

80 watt

2 KWh

0,64 KWh

Rp 2.920

Rp 934

-

Rp 22.416

-

70 %

Rp 365

-

Rp 6

-

5 menit

105

Rp 30

Rp 150

Total Rp 4.300

Sumber: Hasil pengolahan data primer

Page 92: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

76

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa untuk

melakukan satu kali pemesanan obat di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya ke satu distributor dikenakan biaya pemesanan

sebesar Rp 4.300 namun biaya pemesanan ini sifatnya tetap

dimana besarnya pemesanan tidak ditentukan dari jumlah obat,

nilai obat dan jenis obat yang akan di pesan. Sehingga setiap

pemesanan yang dilakukan untuk melakukan pengadaan obat

adalah sebesar Rp 4.300.

2. Biaya Penyimpanan

Untuk melakukan perhitungan biaya persediaan obat

dibutuhkan perhitungan biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan

ini adalah biaya yang dikeluarkan atau biaya-biaya yang diperlukan

berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh

pengeluaran yang dikeluarkan rumah sakit akibat adanya sejumlah

persediaan. Singkatnya adalah biaya-biaya yang terjadi karena

rumah sakit menyimpan persediaan. Biaya penyimpanan ini terdiri

atas biaya yang bervariasi secara langsung sesuai dengan kuantitas

persediaan.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Kasie

Pelayanan Penunjang Medik dan Kepala Instalasi Farmasi

diketahui bahwa untuk perhitungan biaya penyimpanan obat di RS

SCM Kabupaten Tasikmalaya yaitu sebesar 20% dari harga setiap

jenis obat, berikut kutipan wawancaranya:

“Oh biaya pemeliharaan gedung ya itu kita ambil 20 persen

dari harga obat itu sendiri.”(1)

Page 93: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

77

“Dari perdanya nya itu rumah sakit dapat menaikan harga

obat setinggi-tingginya 25% dari harga obat dan itu di

peruntukan pemeliharaan gudangnya, biaya AC, biaya

penyusutan gudang, kalau disini 20% ya tidak nyampe 25%

karena itu setinggi-tingginya.”(2)

Selain itu, berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui

bahwa untuk biaya penyimpanan obat di RS SMC Kabupaten

Tasikmaya yaitu sebesar 20% dari harga setiap obat. Maka untuk

perhitungan biaya penyimpanan, peneliti menggunakan

perhitungan 20% dari setiap harga masing-masing obat.

Tabel 5. 7 Daftar Biaya Penyimpanan Obat Kelompok A di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya

No Nama Obat Satuan Harga Biaya

Penyimpanan

1 Lantus Pen Rp 85.000 Rp 17.000

2 Paracetamol infus Botol Rp 28.999 Rp 5.800

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 45.600 Rp 9.120

4 Pantoprazole inj Vial Rp 35.750 Rp 7.150

5 KTM Inj Ampul Rp 10.000 Rp 22.000

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 5.200 Rp 1.040

7 Isofluran Botol Rp 69.984 Rp 53.997

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 38.496 Rp 7.699

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 9.652 Rp 1.930

10 Futrolit Botol Rp 35.748 Rp 7.150

11 Ringer Asetat 500 ml Iinfusion Botol Rp 9.000 Rp 1.800

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 103.950 Rp 20.790

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 16.000 Rp 3.200

14 Adalat Oros Tablet Rp 3.500 Rp 700

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 9.100 Rp 1.820

Page 94: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

78

No Nama Obat Satuan Harga Biaya

Penyimpanan

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 13.000 Rp 2.600

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 61.600 Rp 12.320

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 9.900 Rp 1.980

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet Rp 49.500 Rp 9.900

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 4.699 Rp 940

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 209.000 Rp 41.800

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 60.001 Rp 12.000

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 2.200 Rp 440

24 Leucogen Vial Rp 374.990 Rp 74.998

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 10.560 Rp 2.112

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setiap obat

memiliki nilai biaya penyimpanan yang berbeda-beda, sesuai

dengan besar biaya harga barang itu sendiri. Untuk perhitungan

biaya penyimpanan sama dengan semua item obat yang termasuk

pada obat kelompok A. Semakin tinggi harga satuan semakin tinggi

pula biaya yang dikeluarkan untuk biaya penyimpanannya.

Selain biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, untuk metode

EOQdiperlukan juga data pemakaian obat kelompok A selama satu

tahun. Berdasarkan hasil telaah dokumen, pemakaian obat kelompok A

selama tahun 2015 yaitu sebagai berikut:

Page 95: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

79

Tabel 5. 8 Laporan Pemakaian Obat Kelompok A di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015

No Nama Obat Satuan Jumlah Pemakaian

Per Tahun

1 Lantus Pen 13490

2 Paracetamol infus Botol 32766

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial 12670

4 Pantoprazole inj Vial 14548

5 KTM Inj Ampul 1862

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol 36247

7 Isofluran Botol 594

8 Cefaperazon 1000 mg Vial 3998

9 Ceftriaxone injeksi Vial 14990

10 Futrolit Botol 3465

11 Ringer Asetat 500 ml Iinfusion Botol 12222

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul 1008

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial 6498

14 Adalat Oros Tablet 28092

15 Cefotaxim Injeksi Vial 10625

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol 7016

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol 1370

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol 8449

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet 1527

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol 15384

21 Imipenem Injeksi Ampul 338

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol 1135

Page 96: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

80

No Nama Obat Satuan Jumlah Pemakaian

Per Tahun

23 Aqua pro injek 25ml Botol 34010

24 Leucogen Vial 187

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet 4421

Sumber: Laporan Pemakaian Obat Tahun 2015

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pemakaian obat

terbanyak pada obat kelompok A tahun 2015 yaitu Aqua Pro Injek 25

ml sebesar 34010 botol. Sedangkan pemakaian obat yang paling sedikit

pada obat kelompok A tahun 2015 yaitu Leucogen sebesar 187 vial.

Berdasarkan data yang telah didapatkan yaitu terkait biaya

pemesanan, biaya penyimpanan dan jumlah obat selama satu tahun,

maka untuk metode EOQuntuk obat kelompok A seperti Lantus adalah

sebagai berikut:

Diketahui:

S (biaya pemesanan) = Rp 4.300

H (biaya penyimpanan) = Rp 17.000

D (jumlah pemakaian per tahun) = 13490 pen

Maka √

pen

Dan untuk frekuensi pembeliannya adalah sebagai berikut:

Jadi, jumlah EOQ pada Lantus yaitu sebesar 83 pen dengan

frekuensi pemesanan 4 kali. Metode EOQdan frekuensi pembeliatnya

sama untuk semua obat kelompok A, sehingga hasil metode EOQuntuk

Page 97: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

81

jumlah pemesanan dan frekuensi pembelian obat kelompok A dapat

dilihat sebagai berikut:

Tabel 5. 9 Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A

Berdasarkan Metode EOQ

No Nama Obat Satuan EOQ

Frekuensi

Pembelian

Per 3 Bulan

1 Lantus Pen 83 4

2 Paracetamol infus Botol 220 13

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial 109 5

4 Pantoprazole inj Vial 132 12

5 KTM Inj Ampul 27 3

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol 547 13

7 Isofluran Botol 10 4

8 Cefaperazon 1000 mg Vial 67 10

9 Ceftriaxone injeksi Vial 258 15

10 Futrolit Botol 65 14

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

Botol 242 12

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul 20 15

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial 132 4

14 Adalat Oros Tablet 587 11

15 Cefotaxim Injeksi Vial 224 14

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol 152 6

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol 31 5

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol 192 7

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet 36 2

Page 98: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

82

No Nama Obat Satuan EOQ

Frekuensi

Pembelian

Per 3 Bulan

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol 375 6

21 Imipenem Injeksi Ampul 8 12

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol 29 4

23 Aqua pro injek 25ml Botol 815 10

24 Leucogen Vial 5 3

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet 134 5

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa setiap obat memiliki

jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan yang berbeda-beda.

Jumlah pemesanan yang paling banyak yaitu pada Aqua Pro Injek 25

ml sebesar 815 botol dengan frekuensi pemesanan yaitu 10 kali

pemesanan. Sedangkan jumlah pemesanan yang paling sedikit yaitu

pada Leucogen sebesar 5 vial dengan frekuensi pemesanan yaitu 3 kali

pemesanan.

Adapun perbedaan jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan obat

kelompok A dengan metode konsumsi dan dengan menggunakan metode EOQ

dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 99: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

83

Tabel 5. 10 Perbedaan Jumlah Pemesanan dan Frekuensi Pemesanan

antara Metode Konsumsi RS SMC dan Metode EOQ

No Nama Obat

Jumlah

Pemesanan

(RS SMC)

Frekuensi

Pembelian

(RS SMC)

Jumlah

Pemesanan

(EOQ)

Frekuensi

Pembelian

(EOQ)

1 Lantus 109 3 83 4

2 Paracetamol infus 494 6 220 13

3 Cefaperazon Sulbactam

1gr Serbuk Inj

196 3 109 5

4 Pantoprazole inj 270 6 132 12

5 KTM Inj 40 2 27 3

6 Ringer Laktat larutan

Infus Steril

1163 6 547 13

7 Isofluran 18 2 10 4

8 Cefaperazon 1000 mg 115 6 67 10

9 Ceftriaxone injeksi 640 6 258 15

10 Futrolit 153 6 65 14

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

493 6 242 12

12 Azitromycine 500 mg

Injeksi

51 6 20 15

13 Ceftazidime injek 1

gram

271 2 132 4

14 Adalat Oros 1050 6 587 11

15 Cefotaxim Injeksi 520 6 224 14

16 Ciprofloxacin

200mg/100ml Infusion

329 3 152 6

17 Aminofluid 500 ml Inf 70 2 31 5

18 Metronidazole

500mg/100ml Infusion

450 3 192 7

19 Efedrin HCL Tablet 25 68 1 36 2

Page 100: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

84

No Nama Obat

Jumlah

Pemesanan

(RS SMC)

Frekuensi

Pembelian

(RS SMC)

Jumlah

Pemesanan

(EOQ)

Frekuensi

Pembelian

(EOQ)

mg

20 Natrium Klorida 0,9%

Steril Infusion

785 3 375 6

21 Imipenem Injeksi 16 6 8 12

22 Manitol 100g/500ml

Infus

62 2 29 4

23 Aqua pro injek 25ml 2640 3 815 10

24 Leucogen 15 1 5 3

25 Citicoline 1000 mg Tab 330 2 134 5

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah

pemesanan obat kelompok A dengan menggunakan metode konsumsi dan

dengan menggunakan metode EOQ. Begitu juga dengan frekuensi pemesanan

terdapat perbedaan antara dengan menggunakan metode konsumsi dan dengan

menggunakan metode EOQ. Seperti pada Citicoline 1000 mg Tab menurut

metode konsumsi jumlah setiap satu kali pemesanan adalah sebesar 330 tablet

dengan frekuensi pemesanan sebanyak 2 kali pemesanan. Sedangkan

Citicoline 1000 mg Tab menurut metode konsumsi jumlah setiap satu kali

pemesanan adalah sebesar 134 tablet dengan frekuensi pemesanan sebanyak 5

kali pemesanan.

Page 101: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

85

5.4. Estimasi Biaya Pemesanan dan Estimasi Biaya Penyimpanan Obat

Kelompok A dengan Metode Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016

5.4.1. Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpana Obat Kelompok

A dengan Metode Konsumsi di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2016

Berdasarkan data yang telah didapatkan, untuk menentukan

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan antara dengan metode rumah

sakit dan dengan metode EOQ menggunakan rumus menurut Rangkuti

(2004). Untuk perhitungan estimasi biaya pemesanan pada metode

konsumsi saat ini adalah sebagai berikut:

Kebutuhan Lantus selama 3 bulan = 326 pen

Biaya pemesanan per order = Rp 4.300

Biaya penyimpanan per satuan obat = Rp 17.000

Jumlah obat setiap kali pemesanan = 109 pen

Jadi, estimasi biaya pemesanan pada metode konsumsi yaitu

sebesar Rp 12.900.

Untuk perhitungan estimasi biaya penyimpanan pada metode

konsumsi saat ini adalah sebagai berikut:

Kebutuhan Lantus selama 3 bulan = 326 pen

Biaya pemesanan per order = Rp 4.300

Page 102: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

86

Biaya penyimpanan per satuan obat = Rp 17.000

Jumlah obat setiap kali pemesanan = 109 pen

Jadi, estimasi biaya penyimpanan pada metode konsumsi yaitu

sebesar Rp 923.667

Untuk perhitungan biaya pemesanan dan penyimpanan

berdasarkan metode konsumsi sama untuk semua obat kelompok A,

sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. 11 Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Obat

Kelompok A Berdasarkan Metode Konsumsi selama bulan Oktober-

Desember tahun 2016

No Nama Obat Satuan Biaya

Pemesanan

Biaya

Penyimpanan

1 Lantus Pen Rp 12.900 Rp 923.667

2 Paracetamol infus Botol Rp 25.800 Rp 1.433.034

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 12.900 Rp 892.240

4 Pantoprazole inj Vial Rp 25.800 Rp 966.442

5 KTM Inj Ampul Rp 8.600 Rp 440.000

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 25.800 Rp 604.933

7 Isofluran Botol Rp 8.600 Rp 485.971

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 25.800 Rp 442.704

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 25.800 Rp 617.728

10 Futrolit Botol Rp 25.800 Rp 546.944

11 Ringer Asetat 500 ml Botol Rp 25.800 Rp 444.000

Page 103: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

87

No Nama Obat Satuan Biaya

Pemesanan

Biaya

Penyimpanan

Iinfusion

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 25.800 Rp 526.680

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 8.600 Rp 433.600

14 Adalat Oros Tablet Rp 25.800 Rp 367.500

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 25.800 Rp 473.503

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 12.900 Rp 427.267

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 8.600 Rp 431.200

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 12.900 Rp 445.500

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet Rp 4.300 Rp 336.600

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 12.900 Rp 368.715

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 25.800 Rp 337.883

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 8.600 Rp 372.006

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 12.900 Rp 580.800

24 Leucogen Vial Rp 4.300 Rp 562.485

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 8.600 Rp 348.480

Total Rp 421.400 Rp 13.809.883

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa total biaya pemesanan

obat kelompok A pada metode konsumsi adalah sebesar Rp 421.400

dan biaya penyimpanannya sebesar Rp 13.809.883.

Page 104: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

88

5.4.2. Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpana Obat Kelompok

A Bila Menggunakan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya Tahun 2016

Untuk perhitungan estimasi biaya pemesanan pada metode

EOQadalah sebagai berikut:

Kebutuhan Lantus selama 3 bulan = 326 pen

Biaya pemesanan per order = Rp 4.300

Biaya penyimpanan per satuan obat = Rp 17.000

Jumlah obat setiap kali pemesanan = 83 pen

Jadi, estimasi biaya pemesanan pada metode EOQ yaitu sebesar

Rp 16.969.

Untuk perhitungan estimasi biaya penyimpanan pada metode

EOQadalah sebagai berikut:

Kebutuhan Lantus selama 3 bulan = 326 pen

Biaya pemesanan per order = Rp 4.300

Biaya penyimpanan per satuan obat = Rp 17.000

Jumlah obat setiap kali pemesanan = 83 pen

Page 105: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

89

Jadi, estimasi biaya penyimpanan pada metode EOQyaitu

sebesar Rp 702.182.

Untuk perhitungan biaya pemesanan dan penyimpanan

berdasarkan metode EOQsama untuk semua obat kelompok A,

sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5. 12 Estimasi Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan

Obat Kelompok A Berdasarkan Metode EOQ selama bulan

Oktober-Desember tahun 2016

No Nama Obat Satuan Biaya

Pemesanan

Biaya

penyimpanan

1 Lantus Pen Rp 16.969 Rp 702.182

2 Paracetamol infus Botol Rp 57.841 Rp 639.201

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 23.092 Rp 498.431

4 Pantoprazole inj Vial Rp 52.726 Rp 472.905

5 KTM Inj Ampul Rp 12.751 Rp 296.770

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 54.822 Rp 284.690

7 Isofluran Botol Rp 15.915 Rp 262.601

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 44.399 Rp 257.255

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 63.896 Rp 249.427

10 Futrolit Botol Rp 61.144 Rp 230.787

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

Botol Rp 52.672 Rp 217.484

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 64.016 Rp 212.264

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 17.636 Rp 211.439

14 Adalat Oros Tablet Rp 46.112 Rp 205.617

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 59.913 Rp 203.901

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 27.832 Rp 198.039

Page 106: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

90

No Nama Obat Satuan Biaya

Pemesanan

Biaya

penyimpanan

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 19.467 Rp 190.496

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 30.303 Rp 189.651

19

Efedrin HCL Tablet 25 mg

Tablet Rp

8.028

Rp 180.284

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 26.978 Rp 176.308

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 50.017 Rp 174.287

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 18.696 Rp 171.124

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 41.770 Rp 179.370

24 Leucogen Vial Rp 13.929 Rp 173.646

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 21.152 Rp 141.686

Total Rp 902.075 Rp 6.719.843

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa total biaya pemesanan

obat kelompok A pada metode EOQadalah sebesar Rp 902.075 dan

biaya penyimpanannya sebesar Rp 6.719.843.

Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang ada pada tabel diatas

menyatakan bahwa biaya tersebut adalah estimasi biaya yang akan dikeluarkan

dalam periode tertentu yang di mana dalam hal ini selama 3 bulan di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan estimasi

biaya pemesanan dan biaya penyimpanan obat kelompok A dengan metode konsumsi

dan dengan menggunakan perhitungan EOQ. Untuk lebih jelasnya lagi dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 107: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

91

Tabel 5. 13 Perbandingan Metode Konsumsi dan Metode EOQ pada Obat

Kelompok A

Biaya Metode Konsumsi Metode EOQ

Biaya Pemesanan Rp 421.400 Rp 902.075

Biaya Penyimpanan Rp 13.809.883 Rp 6.719.843

Total Rp 14.231.283 Rp 7.621.919

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel 6.2 diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara

biaya pemesanan dengan menggunakan metode rumah sakit dan biaya pemesanan

dengan menggunakan metode EOQ. Begitu juga dengan biaya penyimpanan dengan

menggunakan metode rumah sakit dan biaya penyimpanan dengan metode EOQ

terdapat perbedaan. Biaya pemesanan terbesar yaitu dengan menggunakan metode

EOQ sebesar Rp 902.075. Sedangkan biaya penyimpanan terbesar yaitu dengan

menggunakan metode rumah sakit sebesar Rp 13.809.883.

5.5. Estimasi TIC pada Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016

Berkaitan dengan indikator efisiensi pengadaan menurut Rangkuti

(2004) dapat dilihat dari perhitungan total biaya persediaan/ Total Inventory

Costs (TIC). Berikut rumus perhitungannya:

Keterangan:

k = biaya pemesanan per pesanan

D = permintaan (demand) per periode

Q = jumlah obat yang dipesan per pemesanan

Page 108: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

92

h = biaya penyimpanan

Q/2= rata-rata persediaan

Perhitungan TIC yang menggunakan metode konsumsi pada Lantus

yaitu sebagai berikut:

Diketahui:

k (biaya pemesanan) = Rp 4.300

D (permintaan (demand) per periode) = 326 pen

Q (jumlah obat yang dipesan per pemesanan) = 109 pen

h (biaya penyimpanan) = Rp 17.000

Jadi, perhitungan Lantus dengan menggunakan metode rumah sakit

memiliki TIC sebesar Rp 936.567. Untuk perhitungan TIC berdasarkan metode

konsumsi sama untuk semua obat kelompok A, sehingga didapatkan hasil

sebagai berikut:

Tabel 5. 14 Estimasi TIC Obat Kelompok A Berdasarkan Metode

Konsumsi selama bulan Oktober-Desember tahun 2016

No Nama Obat Satuan TIC

1 Lantus Pen Rp 936.567

2 Paracetamol infus Botol Rp 1.458.834

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 905.140

4 Pantoprazole inj Vial Rp 992.242

5 KTM Inj Ampul Rp 448.600

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 630.733

7 Isofluran Botol Rp 494.571

Page 109: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

93

No Nama Obat Satuan TIC

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 468.504

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 643.528

10 Futrolit Botol Rp 572.744

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

Botol Rp 469.800

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 552.480

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 442.200

14 Adalat Oros Tablet Rp 393.300

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 499.303

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 440.167

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 439.800

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 458.400

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet Rp 340.900

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 381.615

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 363.683

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 380.606

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 593.700

24 Leucogen Vial Rp 566.785

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 357.080

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa estimasi TIC yang paling

tinggi pada obat kelompok A dengan metode konsumsi yaitu Paracetamol infus

sebesar Rp 1.458.834. Sedangkan estimasi TIC yang paling rendah yaitu

Efedrin HCL Tablet 25 mg sebesar Rp 340.900.

Sedangkan perhitungan TIC yang menggunakan metode EOQ pada

Lantus yaitu sebagai berikut:

Page 110: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

94

Diketahui:

k (biaya pemesanan) = Rp 4.300

D (permintaan (demand) per periode) = 326 pen

Q (jumlah obat yang dipesan per pemesanan) = 83 pen

h (biaya penyimpanan) = Rp 17.000

Jadi, perhitungan Lantus dengan menggunakan metode EOQ memiliki

TIC sebesar Rp 719.151. Untuk perhitungan TIC berdasarkan metode

EOQsama untuk semua obat kelompok A, sehingga didapatkan hasil sebagai

berikut:

Tabel 5. 15 Estimasi TIC Obat Kelompok A Berdasarkan Metode EOQ

selama bulan Oktober-Desember tahun 2016

No Nama Obat Satuan TIC

1 Lantus Pen Rp 719.151

2 Paracetamol infus Botol Rp 697.042

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 521.523

4 Pantoprazole inj Vial Rp 525.631

5 KTM Inj Ampul Rp 309.521

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 339.512

7 Isofluran Botol Rp 278.516

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 301.653

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 313.323

10 Futrolit Botol Rp 291.931

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

Botol Rp 270.155

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 276.280

Page 111: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

95

No Nama Obat Satuan TIC

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 229.075

14 Adalat Oros Tablet Rp 251.730

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 263.814

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 225.871

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 209.962

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 219.954

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet Rp 188.312

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 203.286

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 224.305

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 189.820

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 221.140

24 Leucogen Vial Rp 187.575

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 162.838

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa estimasi TIC yang paling

tinggi pada obat kelompok A dengan metode EOQyaitu Lantus sebesar Rp

719.151. Sedangkan estimasi TIC yang paling rendah yaitu Citicoline 1000 mg

Tab sebesar Rp 162.838.

Selanjunya dilakukan perbandingan TIC antara metode konsumsi dan

metode EOQ yaitu sebagai berikut:

Page 112: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

96

Tabel 5. 16 Estimasi Perbandingan TIC Obat Kelompok A dengan Metode Konsumsi Dan Metode EOQ

No Nama Obat Satuan TIC Konsumsi TIC EOQ Selisih Persentase

Efisiensi

1 Lantus Pen Rp 936.567 Rp 719.151 Rp 217.416 23%

2 Paracetamol infus Botol Rp 1.458.834 Rp 697.042 Rp 761.792 52%

3 Cefaperazon Sulbactam 1gr

Serbuk Inj

Vial Rp 905.140 Rp 521.523 Rp 383.617 42%

4 Pantoprazole inj Vial Rp 992.242 Rp 525.631 Rp 466.611 47%

5 KTM Inj Ampul Rp 448.600 Rp 309.521 Rp 139.079 31%

6 Ringer Laktat larutan Infus

Steril

Botol Rp 630.733 Rp 339.512 Rp 291.221 46%

7 Isofluran Botol Rp 494.571 Rp 278.516 Rp 216.055 44%

8 Cefaperazon 1000 mg Vial Rp 468.504 Rp 301.653 Rp 166.851 36%

9 Ceftriaxone injeksi Vial Rp 643.528 Rp 313.323 Rp 330.205 51%

10 Futrolit Botol Rp 572.744 Rp 291.931 Rp 280.814 49%

11 Ringer Asetat 500 ml

Iinfusion

Botol Rp 469.800 Rp 270.155 Rp 199.645 42%

12 Azitromycine 500 mg Injeksi Ampul Rp 552.480 Rp 276.280 Rp 276.200 50%

13 Ceftazidime injek 1 gram Vial Rp 442.200 Rp 229.075 Rp 213.125 48%

Page 113: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

97

No Nama Obat Satuan TIC Konsumsi TIC EOQ Selisih Persentase

Efisiensi

14 Adalat Oros Tablet Rp 393.300 Rp 251.730 Rp 141.570 36%

15 Cefotaxim Injeksi Vial Rp 499.303 Rp 263.814 Rp 235.489 47%

16 Ciprofloxacin 200mg/100ml

Infusion

Botol Rp 440.167 Rp 225.871 Rp 214.296 49%

17 Aminofluid 500 ml Inf Botol Rp 439.800 Rp 209.962 Rp 229.838 52%

18 Metronidazole 500mg/100ml

Infusion

Botol Rp 458.400 Rp 219.954 Rp 238.446 52%

19 Efedrin HCL Tablet 25 mg Tablet Rp 340.900 Rp 188.312 Rp 152.588 45%

20 Natrium Klorida 0,9% Steril

Infusion

Botol Rp 381.615 Rp 203.286 Rp 178.329 47%

21 Imipenem Injeksi Ampul Rp 363.683 Rp 224.305 Rp 139.379 38%

22 Manitol 100g/500ml Infus Botol Rp 380.606 Rp 189.820 Rp 190.787 50%

23 Aqua pro injek 25ml Botol Rp 593.700 Rp 221.140 Rp 372.560 63%

24 Leucogen Vial Rp 566.785 Rp 187.575 Rp 379.210 67%

25 Citicoline 1000 mg Tab Tablet Rp 357.080 Rp 162.838 Rp 194.242 54%

Total Rp 14.231.283 Rp 7.621.919 Rp 6.609.364 46%

Sumber: Hasil pengolahan data RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Page 114: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

98

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada obat kelompok A

dengan menggunakan metode EOQ memiliki estimasi nilai TIC yang lebih rendah

dibandingkan dengan menggunakan metode konsumsi. Adapun presentase

penurunan nilai TIC obat kelompok A jika menggunakan metode EOQ yaitu 46%

atau sebesar Rp 6.609.364 dari seluruh nilai TIC pada obat kelompok A yang akan

dikeluarkan oleh rumah sakit yaitu sebesar Rp 14.231.283.

Page 115: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

99

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya

maka bab ini ditujukan untuk membahas hasil penelitian tersebut. Pada pembahasan

akan dibagi menjadi empat bagian yaitu menjelaskan keterbatasan penelitian,

pembahasan mengenai jenis, jumlah dan frekuensi pengadaan obat kelompok A

dengan dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan bila

dilakukan metode EOQ, selanjutnya mengenai estimasi biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan

bila dilakukan metode EOQ dan terakhir mengenai estimasi TIC pada pengadaan

obat kelompok A antara dengan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit

saat ini dan bila dilakukan metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016.

6.1. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengalami beberapa keterbatasan, berikut

paparannya :

1. Keterbatasan waktu penelitian terkait pengambilan data yang hanya

melihat estimasi nilai TIC untuk tiga bulan saja atau trisemester ke empat.

2. Pemahaman informan terkait metode perencanaan pengadaan masih

kurang dan masih ada informan yang bekerja tidak sesuai dengan

bidangnya, sehingga pada saat wawancara informan kesulitan untuk

menjelaskan apa yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu, untuk

Page 116: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

100

menjawab pertanyaan dalam wawancara mendalam, banyak informan yang

menggunakan asumsi-asumsi dan estimasi untuk menentukan jumlah

besaran nilai dalam menentukan komponen dari biaya pemesanan dan

biaya penyimpanan yang digunakan dalam perhitungan persediaan.

3. Kesulitan dalam pengumpulan data sekunder yaitu terkendalanya data dari

laporan-laporan yang pencatatan masih terjadi kesalahan sehingga

kesulitan proses pengolahan data karena belum ada sistem informasi yang

terintegrasi. Selain itu, tidak semua data yang menunjang penelitian ini

dapat diperoleh di tempat penelitian karena adanya data yang belum

pernah disusun atau didokumentasikan secara sistematik.

4. Dalam penelitian ini hanya menggunakan dua metode yang di uji yaitu

metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit saat ini dan metode

EOQ.

6.2. Jumlah dan Frekuensi Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode

Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun

2016.

Dalam menentukan jumlah dan frekuensi pengadaan obat di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya peneliti hanya memilih obat kelompok A berdasarkan

hasil dari perhitungan ABC investasi obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2015. Metode ini adalah suatu analisa yang digunakan semata-mata

untuk mengurutkan jumlah pemakaian dan nilai investasinya, kemudian

mengelompokkan jenis barang dalam suatu upaya mengetahui jenis pergerakan

obat yang meliputi berbagai jenis, banyak jumlah serta pola kebutuhan yang

berbeda-beda (Assauri, 2004).

Page 117: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

101

Menurut Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RI (2008)

klasifikasi persediaan berdasarkan pemakaian dan investasi dibagi atas 3

bagian, yaitu kelompok A, B dan C. Kelompok A adalah bagian yang sangat

tinggi yang dimana kelompok dengan nilai persediaan tertinggi 70% atau lebih

dari total dari total keseluruhan persediaan dan kelompok kedua yaitu

kelompok B yang dimana mendapat 20% dari perhitungan total persediaan

yang ada dan untuk kelompok C yaitu sebesar kurang lebih 10% dari total

keseluruhan.

Menurut Heizer dan Render (2010) analisis ABC adalah untuk

memfokuskan perhatian manajemen terhadap penentuan jenis barang yang

paling penting dan perlu diprioritaskan dalam persediaan. Tidaklah realistis

jika memantau barang yang tidak mahal dengan intensitas yang sama dengan

barang yang sangat mahal. Adapun persediaan obat berdasarkan ABC investasi

di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut:

1. Kelompok A

Persediaan obat yang tergolong kelompok A di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 25 (6%) jenis obat dengan pemakaian

anggaran 70 % dari total investasi obat di SR SMC Kabupaten

Tasikmalaya. Menurut Heizer dan Render (2010) obat kelompok A

merupakan barang dengan jumlah fisik kecil dengan nilai investasi yang

besar, sehingga obat tersebut harus memiliki kontrol persediaan yang lebih

ketat, pencatatan harus lebih akurat serta frekuensi pemeriksaan lebih

sering.

Page 118: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

102

2. Kelompok B

Persediaan obat yang tergolong kelompok B di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 65 (15%) jenis obat dengan pemakaian

anggaran 20 % dari total investasi obat di SR SMC Kabupaten

Tasikmalaya. Menurut Heizer dan Render (2010) obat kelompok B

merupakan barang dengan jumlah fisik dan nilai investasi yang sedang,

sehingga obat yang tergolong kelompok B memerlukan perhatian yang

cukup penting setelah kelompok A.

3. Kelompok C

Persediaan obat yang tergolong kelompok C di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 332 (79%) jenis obat dengan pemakaian

anggaran 10 % dari total investasi obat di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya. Menurut Heizer dan Render (2010) obat kelompok C

merupakan barang dengan jumlah fisik yang besar namun nilai investasi

yang kecil. Sehingga obat yang tergolong kelompok C tidak memerlukan

pengendalian ketat seperti kelompok A dan B.

Pada tabel 5.2 diketahui bahwa jumlah investasi obat kelompok A pada

tahun 2015 yaitu sebesar 70% dari total investasi obat di rumah sakit sebesar

Rp 7.784.278.607. dengan jumlah presentase item obat sebesar 6% atau 25

item obat. Dengan investasi yang sangat tinggi pada obat kelompok A, maka

diperlukan pengawasan dan pengendalian yang baik. Dalam penelitian yang

dilakukan Nugroho (2012) yang dimaksud obat kelompok A adalah kelompok

obat yang menggunakan anggaran rumah sakit yang paling banyak sehingga

harus dikendalikan secara ketat yaitu dengan membuat laporan penggunaan

Page 119: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

103

secara rinci agar dapat dilakukan monitoring secara terus menerus supaya tidak

terjadi kebocoran biaya.

Setelah diketahui item obat yang termasuk kedalam kelompok A, maka

obat tersebut akan dilihat bagaimana jumlah pemesanan dan frekuensi

pemesanan berdasarkan metode konsumsi dan berdasarkan metode EOQ.

Dalam penentuan jumlah dan frekuensi pemesanan obat kelompok A

berdasarkan hasil wawancara mendalam di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

yaitu disesuaikan dengan kebutuhan yang didasarkan pada pemakaian

sebelumnya dan disesuaikan dengan tersedianya dana. Selanjutnya berdasarkan

hasil telaah dokumen dapat dilihat pada tabel 5.5 yaitu terkait data perencanaan

jumlah dan frekuensi pengadaan obat kelompok A bulan Oktober sampai

Desember tahun 2016 di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan tabel

5.5 tersebut diketahui bahwa jumlah dan frekuensi pengadaan setiap jenis obat

kelompok A berbeda-beda, hal ini dikarenakan oleh kebutuhan setiap jenis obat

kelompok A yang bebeda-beda dan dipengaruhi oleh ketersediaan dana di

rumah sakit.

Metode EOQ adalah metode yang digunakan untuk menentukan

kuantitas pengadaan persediaan yang meminimumkan biaya langsung

penyimpanan persediaan dan biaya pemesanan persediaan (Bowersox, 2004).

Menurut Bowersox (2004) dalam melakukan metode EOQ diperlukan

perhitungan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Selain itu menurut

Mardiyanto (2009) ada dua macam biaya yang perlu dipertimbangkan dalam

model EOQ adalah biaya penyimpanan dan biaya pemesanan

Page 120: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

104

Biaya pemesanan menurut Rangkuti (1996) adalah biaya-biaya yang

dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-bahan

dari penjual sejak dari pemesanan (order) dibuat dan dikirim dan diserahkan

serta diinfeksi di gudang atau daerah pengolahan. Untuk biaya pemesanan

sendiri di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya tidak memiliki perhitungan secara

terperinci namun berdasarkan teori menurut Rangkuti (1996) bahwa biaya

pemesanan di pengaruhi oleh upah yang dikerjakan oleh staf, biaya telepon,

biaya listrik, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pencetakan surat

pemesanan, biaya ekspedisi dan biaya pengiriman ke gudang. Dikarenakan

tidak adanya perhitungan maka peneliti melakukan perhitungan berdasarkan

teori yang ada berdasarkan komponen-komponen tersebut dan disesuaikan

dengan keadaan di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya terkait proses

pengadaannya yang dapat dilihat pada tabel 5.6.

Dari tabel 5.6 tersebut diketahui bahwa biaya pemesanan obat di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari upah staf pemesanan, biaya telepon,

biaya listrik dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pencetakan surat

pemesanan. Untuk biaya ekspedisi tidak dihitung karena tidak ada biaya yang

dikeluarkan oleh rumah sakit untuk kegiatan itu, pihak distributor obat secara

langsung mengirimkan obat yang telah di pesan ke rumah sakit. Total biaya

yang dikeluarkan RS SMC Kabupaten Tasikmalaya untuk setiap pemesanan

obat yaitu sebesar Rp 4.300. Untuk biaya yang dikeluarkan untuk setiap

pemesanan obat tersebut masih dianggap normal karena disesuaikan dengan

keadaan yang ada di bagian pengadaan obat. Namun, kisaran biaya yang

diperhitungkan oleh peneliti sebagian besar dari perhitungan estimasi yang

Page 121: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

105

peneliti dapat dari hasil wawancara mendalam pada staf yang melakukan

pemesanan dan pembelian obat.

Pada perhitungan biaya pemesanan selalu tetap untuk perhitungan

setiap item obat yang ada dikarenakan dalam proses pemesanan tidak

dipengaruhi oleh banyaknya jumlah obat yang dipesan tetapi lebih diperhatikan

kepada banyaknya komponen yang mempengaruhi proses pemesanan tersebut

seperti besarnya tenaga yang dikeluarkan atau sumber daya yang digunakan.

Sedangkan biaya pemesanan dipengaruhi oleh frekuensi pemesanan yang

dibutuhkan dalam satu periode.

Biaya penyimpanan merupakan biaya-biaya yang diperlukan berkenaan

dengan adanya persediaan yang meliputi seluruh pengeluaran yang dikeluarkan

perusahaan akibat adanya sejumlah persediaan (Rangkuti, 1996). Biaya

penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penyimpanan

obat. Biaya penyimpanan ditentukan dari besarnya nilai yang terkandung pada

obat tersebut. Menurut Rangkuti (1996) bahwa yang termasuk biaya

penyimpanan adalah biaya seperti fasilitas penyimpanan (penyusutan gedung

dan peralatan), biaya asuransi gedung, biaya keusangan dan biaya lainnya yang

mempengaruhi penyimpanan barang itu sendiri.

Untuk perhitungan biaya penyimpanan tidak sama dengan biaya

pemesanan obat. Menurut Ria (2012) biaya penyimpanan akan berubah atau

tidak tetap karena dipengaruhi oleh nilai obat atau harga obat itu sendiri. Biaya

penyimpanan menurut Heizer dan Render (2010) adalah 26% dari harga unit

barang. Namun, seperti yang telah dijelaskan peneliti sebelumnya untuk biaya

Page 122: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

106

penyimpanan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya dari hasil wawancara

mendalam yaitu sebesar 20% dari harga obat itu sendiri.

Seperti pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa obat Azitromycine 500 mg

Injeksi dengan harga Rp 103.950 memiliki biaya penyimpanan sebesar Rp

20.790, sedangkan pada Ringer Laktat larutan Infus Steril dengan harga Rp

5.200 memiliki biaya penyimpanan sebesar Rp 1.040. Dari perhitungan

tersebut dapat dijelaskan bahwa besarnya biaya penyimpanan tidaklah sama

untuk semua obat. Semakin tinggi nilai obat tersebut maka semakin tinggi juga

biaya penyimpanan yang akan dikeluarkan begitu juga sebaliknya, semakin

rendah nilai obat tersebut maka maka semakin rendah juga biaya penyimpanan

yang akan dikeluarkan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perbedaan

jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan obat kelompok A dengan metode

konsumsi dan dengan menggunakan perhitungan EOQ. Dapat dilihat pada tabel

5.10 menunjukan bahwa terdapat perbedaan jumlah pemesanan obat kelompok

A dengan menggunakan metode konsumsi dan dengan menggunakan metode

EOQ. Begitu juga dengan frekuensi pemesanan terdapat perbedaan antara

dengan menggunakan metode konsumsi dan dengan menggunakan metode

EOQ. Dalam metode konsumsi jumlah pemesanan sangatlah banyak dan

frekuensi pemesanan yang tidak terlalu sering dibandingan dengan hasil

perhitungan dengan metode EOQ. Dengan metode EOQ jumlah pemesanan

menjadi sedikit dan frekuensi pemesanan yang menjadi lebih sering. Hal ini

disebabkan karena dalam metode EOQ mempertimbangkan biaya

penyimpanan dan biaya pemesanan. Sedangkan dengan metode konsumsi

Page 123: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

107

rumah sakit tidak mempertimbangkan biaya penyimpanan dan biaya

pemesanan tetapi lebih didasarkan pada pemakaian sebelumnya dimana jumlah

prekuinsi pemesanan ditentukan dengan melihat data pemakaian sebelumnya

dengan mempertimbangkan dana yang tersedia.

Jumlah obat yang harus dibeli untuk setiap kali pemesanan dengan

metode EOQ memang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pemesanan

berdasarkan metode konsumsi. Namun, untuk frekuensi pemesanan dengan

metode rumah sakit lebih sedikit dibandingkan dengan metode EOQ. Frekuensi

pemesanan yang lebih sedikit akan menekan biaya pemesanan yang harus

dikeluarkan oleh rumah sakit, sedangkan jumlah pemesanan yang lebih sedikit

akan menekan biaya penyimpanan obat yang harus dikeluarkan oleh rumah

sakit.

6.3. Estimasi Biaya Pemesanan dan Estimasi Biaya Penyimpanan Obat

Kelompok A dengan Metode Konsumsi dan Metode EOQ di RS SMC

Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) estimasi adalah

perkiraan, penilaian atau pendapat. Estimasi adalah suatu metode dimana kita

dapat memperkirakan nilai dari suatu populasi dengan menggunakan nilai dari

sampel. Biaya pemesanan adalah biaya yang diperlukan untuk memesan atau

membeli suatu barang. Sedangkan biaya penyimpanan merupakan biaya yang

diperlukan akibat adanya penyimpana barang.

Dalam penelitian ini telah dijelaskan bahwa estimasi biaya pemesanan

dan estimasi biaya penyimpanan yang digunakan pada obat kelompok A di RS

SMC Kabupaten Tasikmalaya adalah untuk trisemester keempat atau untuk

Page 124: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

108

estimasi biaya pemesanan dan estimasi biaya penyimpanan yang akan

dikeluarkan oleh rumah sakit pada bulan Oktober sampai Desember 2016

terdapat pada tabel 5.13. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa

terdapat perbedaan antara biaya pemesanan dengan menggunakan metode

konsumsi dan biaya pemesanan dengan menggunakan metode EOQ. Begitu

juga dengan biaya penyimpanan dengan menggunakan metode konsumsi dan

biaya penyimpanan dengan metode EOQ terdapat perbedaan. Biaya pemesanan

terbesar yaitu dengan menggunakan metode EOQ. Sedangkan biaya

penyimpanan terbesar yaitu dengan menggunakan metode rumah sakit.

Berdasarkan metode EOQ frekuensi pemesanan lebih sering dilakukan

sehingga hal tersebut berdampak pada besarnya biaya pemesasan yang

dikeluarkan. Sedangkan bedasarkan metode konsumsi pemesanan tidak sering

dilakukan maka biaya pemesanan yang akan dikeluarkan pada metode

konsumsi lebih rendah dari pada dengan metode EOQ. Semakin tinggi

frekuensi pemesanan yang dilakukan maka semakin tinggi pula jumlah biaya

yang dikeluarkan untuk pemesanan. Sama seperti penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Ayuningtias (2009) bahwa dengan melakukan konsep seperti

itu untuk meminimalkan biaya pemesanan per periode adalah dengan memesan

persediaan sekaligus sehingga frekuensi pemesanan menjadi lebih kecil, tetapi

disisi lain jika kita memesan lebih banyak, perlu dipertimbangkan adanya biaya

yang muncul seperi biaya penyimpanan. Seperti obat kelompok A di IFRS

SMC Kabupaten Tasikmalaya yang perlu pengawasan dan pengendalian yang

baik terutama terkait biaya penyimpanannya dikarenakan memiliki nilai

Page 125: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

109

investasi obat yang besar sehingga membutuhkan biaya penyimpanan yang

besar pula.

Besarnya biaya penyimpanan juga dipengaruhi oleh banyaknya obat

yang akan disimpan, semakin banyak obat yang akan disimpan maka semakin

besar juga biaya penyimpanan yang akan dikeluarkan. Jika semakin sedikit

obat yang akan disimpan maka semakin rendah juga biaya penyimpanan yang

akan dikeluarkan. Seperti dalam penelitian Ria (2012) menjelaskan bahwa

biaya penyimpanan dan biaya pemesanan selalu berbanding terbalik, dimana

biaya pemesanan bersifat konstan atau tetap sedangkan biaya penyimpanan

bersifat tidak tetap karena dipengaruhi oleh harga obat dan banyaknya obat

yang disimpan.

Selanjutnya dapat dijelaskan juga bahwa jika menggunakan metode

konsumsi maka biaya pemesanan yang akan dikeluarkan lebih kecil

dibandingkan dengan biaya penyimpanannya. Hal tersebut dikarenakan biaya

pemesanan yang bersifat konstan atau tetap, dimana seberapa banyak jumlah

obat yang dipesan kepada satu distributor akan tetap. Tetapi pada biaya yang

akan dikeluarkan untuk penyimpanannya bersifat tidak konstan atau tidak tetap

karena biaya penyimpanan dipengaruhi oleh jumlah obat yang dipesan dan

harga obat itu sendiri.

Untuk perhitungan dengan metode EOQ dapat dilihat pada tabel 6.2

bahwa biaya yang akan dikeluarkan untuk biaya penyimpanan akan lebih kecil.

Hal tersebut dikarenakan besarnya penyimpanan tergantung dari besarnya

biaya harga obat itu sendiri sehingga semakin kecil jumlah barang yang di

pesan maka akan memperkecil biaya penyimpanan yang akan dikeluarkan.

Page 126: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

110

Dilihat dari segi efisiensi, dengan metode EOQ lebih efisien dalam jumlah

pemesanan dan lebih ekonomis dalam pengeluaran biaya penyimpanan namun

untuk efisiensi biaya pemesanan maka metode konsumsi yang dilakukan rumah

sakit lebih efisien.

Ini adalah alasan mengapa dalam menentukan besarnya jumlah

pemesanan diperlukan pertimbangan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan

agar didapatkan jumlah pemesanan dan frekuensi pembelian yang efektif dan

efesien. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode EOQ.

6.4. Estimasi TIC Pada Pengadaan Obat Kelompok A dengan Metode Rumah

Sakit dan Metode EOQ di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016

Menurut Pudjaningsih (1996) efisiensi pengadaan dapat dilihat dari

nilai TIC (Total Inventory Costs), ITOR (Iventory Turn Over Ratio) dan nilai

likuiditas. Total Inventory Costs (TIC) merupakan salah satu faktor untuk

menghitung efisiensi pengadaan yang dihitung berdasarkan biaya pemesanan

(ordering costs) ditambah dengan biaya penyimpanan (holding cost)

(Rangkuti, 2004).

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa pada obat kelompok A

dengan menggunakan metode EOQ memiliki estimasi nilai TIC yang lebih

rendah atau secara teori cenderung lebih efisien dibandingkan dengan

menggunakan metode konsumsi. Adapun presentase penurunan TIC yang

diperoleh jika menggunakan metode EOQ yaitu 46% atau sebesar Rp

6.609.364 dari seluruh nilai TIC pada obat kelompok A yang akan dikeluarkan

oleh rumah sakit yaitu sebesar Rp 14.231.283.

Page 127: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

111

Dari hal tersebut dapat dijelaskan dengan metode EOQ dapat

menghasilkan tingkat persediaan yang seminimum mungkin dengan biaya

rendah. Dengan menggunakan metode EOQ, suatu rumah sakit akan mampu

menghemat biaya persediaan karena adanya efisiensi persediaan obat di rumah

sakit yang bersangkutan. Sedangkan dengan metode konsumsi menghasilkan

TIC yang lebih tinggi dari pada metode EOQ. Meskipun dalam biaya

pemesanan metode konsumsi lebih rendah dari pada metode EOQ, tetapi

berdasarkan perhitungan TIC, TIC dengan metode konsumsi lebih tinggi

dengan metode EOQ. Hal ini dikarenakan biaya pemesanan pada metode

konsumsi lebih tinggi dari pada dengan metode EOQ.

Seperti dalam penelitian Suryoningrat dkk (2014) menyebutkan bahwa

penerapan metode EOQ dalam perencanaan pengadaan gabungan obat pareto

dan VEN di IFRS PKU Muhammadiyah mampu menghasilkan total biaya yang

lebih rendah dibanding dengan metode yang diterapkan berdasarkan kebijakan

IFRS PKU Muhammadiyah Bantul. Selain itu, dalam penelitian Ria (2012)

menyebutkan bahwa pengadaan barang di Rumah Sakit Pertamina Jaya dengan

metode EOQ, biaya persediaan EOQ lebih efisien dan dapat mencegah

kekosongan barang meskipun terdapat perbedaan jumlah pemesanan barang

serta frekuensi pembelian. Dengan menggunakan metode EOQ, jumlah barang

yang di pesan lebih sedikit dan frekuensi pembelian akan lebih sering.

Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan Nadia (2011)

menyebutkan bahwa metode EOQ dalam menentukan jumlah optimal dapat

meningkatkan efisiensi pada persediaan obat antibiotik sebesar Rp.

149.818.987 selama satu tahun di gudang medik Rumah Sakit Puri Cinere.

Page 128: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

112

Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan Nugroho (2012) menyebutkan

bahwa total biaya persediaan obat antibiotik kelompok A mengalami

pengurangan mencapai 23% dibandingkan dengan total biaya persediaan

dengan menggunakan cara rumah sakit di RSUD Dokter Soudarso.

Selanjutnya dengan adanya penerapan metode EOQ, rumah sakit akan

mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk

ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah–masalah dari

persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi risiko yang dapat timbul

karena persediaan yang ada di gudang. Dengan adanya kuantitas pembelian

optimal juga biaya-biaya persediaan akan dapat ditekan menjadi serendah-

rendahnya sehingga efisiensi persediaan bahan baku di perusahaan dapat

terlaksana dengan baik.

Selain itu, menurut Rngkuti (2004) perlu diperhatikan juga bahwa

dengan metode EOQ memiliki banyak keterbatasan dan kondisi-kondisi yang

harus dipenuhi, misalnya tentang perubahan harga. Hal tersebut dikarenakan

metode EOQ ini tidak memperhitungkan tentang perubahan harga yang

kemungkinan terjadi, maka hendaknya rumah sakit juga memperhatikan faktor

perubahan harga dalam menentukan pembelian persediaan obat. Selain itu

dalam penggunaan metode EOQ terdapat beberapa asumsi yang harus

dipenuhi, antara lain permintaan akan jumlah kebutuhan obat, harga per item

obat, biaya penyimpanan per item obat per tahun, biaya pemesanan, waktu

antara pemesanan dilakukan sampai dengan obat diterima seharusnya konstan,

dan ketersedian obat di distributor.

Page 129: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

113

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1. Simpulan

1. Perhitungan metode EOQ pada obat kelompok A memiliki estimasi nilai

TIC yang lebih rendah atau secara teori cenderung lebih efisien

dibandingkan dengan menggunakan metode konsumsi yang biasa

dilakukan rumah sakit.

2. Jumlah pemesanan obat kelompok A dengan menggunakan metode

konsumsi memiliki rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan

menggunakan metode EOQ, sedangkan frekuensi pemesanan obat

kelompok A dengan menggunakan metode konsumsi rata-rata tidak terlalu

sering dilakukan pemesanan dibandingkan dengan menggunakan metode

EOQ.

3. Estimasi biaya pemesanan obat kelompok A dengan menggunakan metode

konsumsi lebih rendah dibandingkan dengan metode EOQ dan estimasi

untuk biaya penyimpanannya obat kelompok A dengan menggunakan

metode EOQ lebih rendah atau lebih efisien dibandingkan dengan metode

konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit.

Page 130: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

114

7.2. Saran

7.2.1. Bagi Rumah Sakit

Rumah sakit sebaiknya menerapkan metode EOQ dalam

perencanaan pengadaan obat karena hasil dari estimasi perhitungan

TIC, TIC dengan metode EOQ cenderung lebih efisien dari pada

penggunaan metode konsumsi yang biasa dilakukan rumah sakit rumah

sakit.

7.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dengan menggunakan metode epidemiologi dan metode

kombinasi antara metode konsumsi dan metode epidemiologi pada

pengadaan obat di RS SMC Kabupaten Tasikmalaya.

Page 131: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

115

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. Y. (2003). Manajem Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas

Indonesia. Hal: 73.

Ainy, Q. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Barang

di Gudang Sentral Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan kita Jakarta

Tahun 2012. Jakarta: Unipersitas Indonesia. Hal: 3.

Alhamidy, F. (2006). Analisis Model Pengadaan Bahan Makanan Kering

Berdasarkan Metode EOQ Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Roemani

Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro. Hal: 13-25.

Aptel, Oliviel, M. P., & H. P. (2009). Improving Activities of Logistics Departemen

in Hospital: Comparasion of french and U.S Hospital. Volume 7, No 2, p.1.

Assauri, S. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Fakultas

Ekonomi Unversitas Indonesia. Hal: 101-105.

Ayuningtias, D. F. (2009). Analisis Biaya Persediaan Obat di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Kanker Dharmais. Depok: Universitas Indonesia. Hal: 85.

Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta:

Binarupa Aksara. Hal: 167.

Bowersox, D. (2004). Manajemen Logistik Integrasi Sistem-Sistem Manajemen Fisik

dan Material. Jakarta: Bumi aksara. Hal 214-221.

Divianto. (2011). Tinjauan Atas Planning, Replenishment (Skenario) dan Activities

Inventory Control. Jurnal pada Universitas Negri Sriwijaya Palembang.

Volume 1, No 1, p.91.

Farmalkes. (2015). Farmalkes, Kementrian Kesehatan RI. Dipetik November 12,

2016, dari Pertemuan Rutin & Rapat Evaluasi Penggunaan E-katalog

Direktorat Bina Obat Publik dengan Industri Farmasi dan Distributor:

http://binfar.kemkes.go.id/2016/06/pertemuan-rutin-rapat-evaluasi-

Page 132: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

116

penggunaan-e-katalog-direktorat-bina-obat-publik-dengan-industri-farmasi-

dan-distributor/#.WCkWiaIprIU

Hadi, S. (2000). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hal: 99-101.

Handoko, T. (2000). Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Hal: 165-168.

Hasibuan, M. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hal: 24.

Heizer, J., & Render, B. (2010). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Hal:

73.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar

Pelayanan Rumah Sakit.

Lumenta, N. (1990). Manajemen Logistic Rumah Sakit; Konsep dan Prinsip

Manajemen Rumah Sakit. Depkes RI: Dirjen Yanmed. Hal: 67.

Mardiyanto, H. (2009). Intisari Manajemen Keuangan . Jakarta: Grasindo. Hal: 56.

Miles, M., & Huberman, A. (1994). Qualitative data analysis: An expanded

sourcebook. New York: SAGE Publications. Hal: 203.

Nadia, F. (2011). Analisis Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik di Gudang

Medik Rumah Sakit Puri Cinere Tahun 2011. Depok: Universitas Indonesia.

hal: 98.

Nugroho, A. (2012). Cost Effectivness Analysis Pengadaan Obat Antibiotik

Kelompok A Dengan Cara RSUD Dokter Soedarso Pontianak Dan Metode

EOQ Di RSUD RSUD Dokter Soedarso Pontianak . Depok: Universitas

Indonesia. Hal: 89-111

Onanuga. (2010). Dynamics of Inventory Cost Optimization - A Review of Theory

and Evidence. Research Journal of Finance and Accounting, Vol 5. No 22. p

1.

Page 133: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

117

Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 04 Tahun 2014 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 03 Tahun

2011 Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Permenkes. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56

Tahun 2014. Hal: 4

Pudjaningsih, D. (1996). Pengembangan Indikator Efisiensi Pengelolaan Obat,

Magister Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Hal: 66

Quick. (1997). Managing Drug Supply, Second Edition. Kumarian Press book on

International Development. Hal: 263-271

Rangkuti, F. (1996). Manajemen Persediaan. Jakarta: PT Raja Gravindo. Hal: 113-

115.

Rangkuti, F. (2004). Manajemen Persediaan Edisi Kedua. Jakarta : Rajawali Press.

Halaman 84-90.

Rangkuti, F. (2007). Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: PT

Raja Grapindo Persada. Hal: 55.

RI, D. B. (2008). Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit.Hal:

10.

Ria, R. E. (2012). Analisis Pengadaan Barang Umum Dengan Metode EOQ Pada

Bagian Logistik Rumah Sakit Pertamina Jaya. Depok: Universitas Indonesia.

Hal: 73-76.

Siagian, S. (2003). Teori dan Praktek Kepeminpinan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal:

141.

Subagya, H. (1996). Manajemen Logistik. Jakarta: Toko Gunung Agung. Hal: 63-81.

Suciati, Adisasmito, & Wiku. (2006). Analisis Perencanaan Obat Berdasarkan ABC

Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan,

V(90) Hal: 19-26.

Page 134: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

118

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hal: 118.

Suryoningrat, D. (2014). Analisis Pengadaan Obat Berbasis Pareto Dan VEN

Dengan Metode EOQ Terhadap efisiensi Biaya di Instalasi Farmasi RS PKU

Muhammadiyah Bantul. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta. Hal: xv.

Susantun. (2000). Fungsi Keuntungan Cobb Douglas dalam Perdagangan Efisiensi

Ekonomi Relatif. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.5 No. 2, hal 149 – 161.

Zuliani, E. (2008). Pengendalian Persediaan Obat Antibiotik dengan Analisis ABC

Indeks Kritis di RSUD Pasar Rebu Tahun 2008. Universitas Indonesia:

Depok. Hal: 3.

Page 135: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

119

LAMPIRAN

Page 136: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

120

Lampiran 1 Inform Concern

“Estimasi Total Inventory Cost (TIC) Pada Pengadaan Obat Kelompok A

Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Di Rumah Sakit Singaparna

Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016”

Assalamu’alaikum wr. wb.

Saya Ratnasari, mahasiswa Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir yang

berjudul “Estimasi Total Inventory Cost (TIC) Pada Pengadaan Obat Kelompok A

Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Di Rumah Sakit Singaparna

Medika Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016”.

Dengan ini peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini untuk menjadi informan yang memberikan

keterangan secara luas, bebas, mendalam, benar dan jujur. Hasil informasi dan

keterangan yang diberikan nantinya akan dijadikan bahan masukan untuk

perencanaan pengadaan obat selanjutnya di gudang IFRS SMC Kabupaten

Tasikmalaya. Peneliti juga memohon untuk merekam pembicaraan selama proses

wawancara berlangsung dan peneliti akan menjamin kerahasiaan isi informasi yang

diberikan dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Terima kasih atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I yang telah

bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Peneliti,

Ratnasari

Page 137: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

121

Lampiran 2 Identitas Informan

Nama Informan :

Umur :

Pendidikan :

Jabatan/Pekerjaan :

Lama Kerja :

Hari/Tanggal Wawancara :

Dengan ini saya bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian yang berjudul

“Estimasi Total Inventory Cost (TIC) Pada Pengadaan Obat Kelompok A Dengan

Metode Economic Order Quantity (EOQ) Di Rumah Sakit Singaparna Medika

Citrautama (SMC) Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016”.

Tasikmalaya, __________ 2016

(……………………………….)

Page 138: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

122

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Untuk Kepala Instalasi Farmasi

Pertanyaan :

1) Jelaskan tanggung jawab anda dalam hal Manajemen Logistik obat!

2) Jelaskan peran dan wewenang anda dalam Manajemen Logostik obat!

3) Bagaimana perencanaan pengadaan obat yang dilakukan di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

4) Bagaimana prosedur pengadaan obat yang dilakukan di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

5) Menurut anda apa yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan dan

pengadaan obat?

6) Bagaimana jumlah dan frekuensi pemesanan yang dilakukan rumah sakit saat

ini?

7) Menurut anda apakah SDM yang terkait dengan proses pengadaan telah

mencukupi?

8) Apakah selama ini dalam perencanaan pengadaaan obat menggunakan metode

EOQ?

9) Bagaimana komponen biaya SDM yang berkaitan dengan pemesanan obat?

10) Bagaimana komponen biaya telepon yang berkaitan dengan pemesanan obat?

11) Bagaimana komponen biaya ATK yang berkaitan dengan pemesanan obat?

12) Bagaimana komponen biaya listrik yang berkaitan dengan pemesanan obat?

13) Bagaimana komponen biaya yang berkaitan dengan penyimpanan obat?

Untuk Kepala Seksi Penunjang Medis

Pertanyaan :

1) Jelaskan tanggung jawab anda dalam hal Manajemen Logistik obat!

2) Jelaskan peran dan wewenang anda dalam Manajemen Logostik obat!

3) Bagaimana perencanaan pengadaan obat yang dilakukan di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

4) Bagaimana prosedur pengadaan obat yang dilakukan di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

Page 139: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

123

5) Bagaimana jumlah dan frekuensi pemesanan yang dilakukan rumah sakit saat

ini?

6) Menurut anda apakah SDM yang terkait dengan proses pengadaan telah

mencukupi?

7) Bagaimana pendapat anda mengenai proses pembayaran yang dilakukan dengan

metode Pengadaan yang saat ini dilakukan?

8) Apakah selama ini dalam perencanaan pengadaaan obat menggunakan metode

EOQ?

9) Bagaimana komponen biaya yang berkaitan dengan penyimpanan obat?

10) Jelaskan apakah ada kecenderungan terjadi penyimpangan dan kebocoran dana

dengan metode Pengadaan saat ini!

Untuk Kepala Bagian Keuangan

Pertanyaan :

1) Jelaskan tanggung jawab anda dalam hal Manajemen Logistik obat!

2) Jelaskan peran dan wewenang anda dalam Manajemen Logistik obat!

3) Bagaimana pendapat anda mengenai proses pembayaran yang dilakukan dengan

metode Pengadaan yang saat ini dilakukan?

4) Bagaimana komponen biaya yang berkaitan dengan penyimpanan obat?

5) Jelaskan apakah ada kecenderungan terjadi penyimpangan dan kebocoran dana

dengan metode Pengadaan saat ini!

Untuk Pejabat Pengadaan

Pertanyaan :

1) Jelaskan tanggung jawab anda dalam hal Manajemen Logistik obat!

2) Jelaskan peran dan wewenang anda dalam Manajemen Logostik obat!

3) Bagaimana prosedur pengadaan obat yang dilakukan di RS SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

4) Bagaimana jumlah dan frekuensi pemesanan yang dilakukan rumah sakit saat

ini?

Page 140: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

124

5) Menurut anda apakah SDM yang terkait dengan proses pengadaan telah

mencukupi?

6) Bagaimana komponen biaya SDM yang berkaitan dengan pemesanan obat?

7) Bagaimana komponen biaya telepon yang berkaitan dengan pemesanan obat?

8) Bagaimana komponen biaya ATK yang berkaitan dengan pemesanan obat?

9) Bagaimana komponen biaya listrik yang berkaitan dengan pemesanan obat?

10) Bagaimana komponen biaya yang berkaitan dengan penyimpanan obat?

Page 141: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

125

Lampiran 4 Pedoman Observasi

Daftar Checklist

No Kegiatan yang diobservasi Ada Tidak ada

1 Perhitungan Pengadaan obat berdasarkan rumah sakit

a. Analisi ABC

b. Prosedur kerja perencanaan

c. Metode perencanaan

d. Laporan pemakaian barang tahun

sebelumnya

e. Laporan pemakaian bulan berjalan

f. Laporan stock opname bulan berjalan

g. Laporan persediaan over stock

h. Prosedur kerja pengadaan

i. Metode perencanaan pengadaan

j. Metode EOQ

k. Biaya Pemesanan

l. Biaya Penyimpanan

m. Laporan frekuensi pengadaan

n. Laporan biaya pengadaan

2 Komponen Pemesanan

a. Pemesanan lewat telepon ...........menit

b. Pembuatan SP ...........menit

c. Kertas ...........lembar

Page 142: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

126

Lampiran 5 Pedoman Telaah Dokumen

1. Laporan pemakaian obat di Gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya selama

tahun 2015

2. Data harga obat per satuan item obat tahun 2015

3. Data harga obat per satuan item obat tahun 2016

4. Laporan penerimaan obat gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya bulan Juli

sampai September 2016

5. Laporan pengeluaran obat gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya bulan Juli

sampai September 2016

6. Laporan Stock Opname obat gudang IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya bulan

Juli sampai September 2016

7. Data pembelian obat bulan Juli sampai September 2016

8. Laporan Perencanaan Kebutuhan Obat di Gudang IFRS SMC Kabupaten

Tasikmalaya Oktober sampai Desember 2016

Page 143: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

127

Lampiran 6 Lembar Kerja

Lembar Kerja Perhitungan EOQ

No Nama Obat Satuan

Biaya

Pemesanan

(S)

Jumlah

Kebutuhan

(D)

Biaya

Penyimpanan

(H)

EOQ

(√

)

Frekuensi

Pengadaan

(

)

Lembar Kerja Perhitungan TIC

No Nama Obat Harga

Satuan Kebutuhan

Jumlah

Pemesanan

Biaya Pemesanan

Per Pesanan

Biaya

Penyimpanan

Rata-Rata Nilai

Persediaan TIC (Rp)

Lembar Kerja Perbedaan TIC antara dengan Metode konsumsi dan bila menggunakan perhitungan EOQ

No Nama Obat Satuan TIC dengan Metode

konsumsi (Rp)

TIC dengan Metode

EOQ(RP) Selisih (Rp)

Presentase

Efisiensi (Rp)

Page 144: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

128

Lampiran 7 Struktur Organisasi RS SMC Kabupaten Tasikmalaya

BIDANG KEPERAWATAN

KASI RAWAT INAP

KASI RAWAT JALAN

KASI SARANA DAN

PRASARANA

BIDANG KEMEDIKAN

KASI PELAYANAN MEDIK

KASI PELAYANAN

PENJUALAN KLINIK

DIREKTUR

KASUBAG UMUM.

KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT

KASUBAG

PERENCANAAN.

EVALUASI DAN

PELAPORAN

KASUBAG

KEUANGAN DAN

ASSET

BAGIAN TU

KJF INSTALASI

KASI PELAYANAN

PENUNJANG NON KLINIK

INSTALASI KJF

Sumber: Profil RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015

Page 145: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

129

Lampiran 7 Struktur Organisasi IFRS SMC Kabupaten Tasikmalaya

Evaluasi

SIE Penunjang

SIE Pelayanan & Pengembangan. Fraklin

Perencanaan

Produksi

Gudang

Distribusi

SIE Perbekalan

Adm. Pegawai & Pelaporan IFRS

Kesekretariatan

Ka. Instalasi Farmasi

Koord. Pelayanan Farmasi Depo rawat inap, depo rawat

jalan, depo IGD

PIO

Pengemb. Farklin

Sumber: Profil RS SMC Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015

Page 146: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

130

Lampiran 8 Matriks Hasil Wawancara

No. Pertanyaan Jawaban

1 Jelaskan tanggung

jawab anda dalam

hal manajemen

logistik obat!

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

Tanggung jawab dalam hal

perencanaan kebutuhan

obat, selain itu merangkap

menjadi pemeriksa dan

penerima obat, untuk di

logistik pengelolaan obat

dan penangggung jawab

perbekalan kesehatan.

Saya sebagai ppk,

pejabat pembuat

komitmen, saya

merupakan atasan

langsung dari farmasi.

Semua pengelolaan obat

di farmasi baik itu

perencanaan,

penerimaan, distribusi

dan pengadaannya saya

yang tanggung jawab.

Tanggung jawabnya

mengelola keuangan

rumah sakit, yang terkait

manajemen obat

menyediakan dana untuk

pengadaan obat serta

melakukan pembayaran

dengan distributor obat.

Tanggung jawab saya

mengadakan barang,

memilih penyedia itu

dengan melihat hps dan

pertimbangannya e-

katalog.

2 Jelaskan peran dan

wewenang anda

dalam manajemen

logistik obat!

Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

Mengelola obat dan

BMHP, melaksanakan

perencanaan, memeriksa

dan menerima barang.

Mengawasi pengelolaan

obat, ikut dalam

perencanaannya ikut,

pengadaanya juga ikut.

Mengelola keuangan

rumah sakit, melakukan

pembanyaran obat yang

sudah diterima.

Wewenangnya saya

memilih penyedia, jadi

saya di tugaskan oleh

ppk untuk mencari

Page 147: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

131

barang, ppk memberikan

kebutuhan dan hpsnya,

jadi saya yang mencari

barangnya dan

menentukan

distributornya.

3 Bagaimana

perencanaan

pengadaan obat yang

dilakukan di RS

SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

Informan 1 Informan 2

Perencanaan pengadaan obat kalau disini per 3 bulan

atau triwulan, perencanaan itu disesuaikan dengan

kebutuhan tiap unit yang dilihat dari pola pemakaian 3

bulan berikutnya, setelah di dapatkan jumlah

kebutuhan obat kita juga melihat ada budgetnya

berapa, disesuaikan dengan budget dan disesuaikan

dengan kapasitas gudangnya juga maka pengadaan

dibagi menjadi beberapa termin.

Kita merencanakan kebutuhan obat satu tahun sekali

didapatkan dari kebutuhan tiap unit atau user, dokter

spesialis mengajukan kebutuhan obatnya apa saja,

baru kita rembukin semuanya, baru kita rencanakan,

kebutuhannya berapa untuk satu tahun itu, jadi kita

bikin rencana anggaran pengadaan obat, untuk

perencanaan itu dilakukan satu tahum sekali cuma

dipertengahan tahun itu pasti ada perubahan, ada obat

yang kurang, kita merencanakan anggaran itu untuk

satu tahun tetapi kenyataannya selalu ada anggaran

perubahan.

4 Bagaimana prosedur Informan 1 Informan 2 Informan 4

Page 148: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

132

pengadaan obat yang

dilakukan di RS

SMC Kabupaten

Tasikmalaya?

Berdasarkan dari laporan

kebutuhan tiap unit selanjutnya

laporan tersebut di lanjutkan ke

PPK, sementara itu saya membuat

hps selanjutnya dilakukan

perbandingan harga dengan melihat

e-katalog juga, setelah itu dipilihlah

distributor obatnya dan dilakukan

pengadaan oleh pejabat pengadaan,

untuk prosesnya karena

berbenturan dengan program

pemerintah e-purchasing ada

banyak hambatan, jadi seperti ini

karena kita mengenepankan

harganya e-katalog dengan

menggunakan e-purchasing jadi

banyak kejadian pengirimannya itu

terlambat, banyak laporan stok obat

di distributor kosong itu terlambat

Dari unit yang dibutuhkan apa aja,

setelah itu masuk ke PPK,

selanjutnya ke apoteker untuk

membuat hps, harga perkiraan

sementara, dan harga pembanding,

dan kita acuannya e-kataloge, kalau

misalkna oke ke distributornya

dengan melibatkan pejabat

pengadaan, baru pejabat pengadaan

belanja, nanti obat datang masuk ke

gudang kalau sudah diterima nanti

ada pembayaran, untuk

pembayarannya kan ada batas

waktu.

Dari unit ada kebutuhan stok,

mereka laporan ke kepala instalasi

farmasi, selanjunya diketahui oleh

kasie dan kabid kemedikan,

selanjutnya ada laporan pengajuan

pengadaan obat ke pejabat

pengadaan setelah ada perintah

dari PPK maka obat akan

langsung dipesan, untuk sekarang

program e-purchasing itu banyak

perubahan untuk beberapa bulan

kebelakang kita tidak

menggunakan e-purchasing.

Page 149: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

133

jadi untuk stok obat di rumah sakit

juga terhambat. Misalkan kita

memesan obat dgn e-puchasing

bulan sekarang, obat datang bulan

berikutnya, tapi untuk rata-rata

bulan-bulan sekarang ada beberapa

item obat yang dipesan secara

manual, tapi mengutamakan

harganya yang e-katalog.

5 Menurut anda apa

yang harus

dipertimbangkan

dalam perencanaan

dan pengadaan obat?

Informan 1 Informan 4

Harus dilihat dulu budgetnya berapa yang diberikan

oleh rumah sakit untuk pengadaan obat, kita lihat

kebutuhan obat tiga bulan sebelumnya dulu baru tiga

bulan, untuk estimasi perencanaannya biasa dihitung

dulu untuk tahun ke depan dilihat dari tahun

sebelumnya pola kebutuhan obat dan BMHP, kemudian

dilihat lagi epidemiologi penyakit pada bulan-bulan

tertentu, dilihat lagi dari pola kebutuhan tiap dokter

spesialis apakah dokternya berubah atau masih tetap,

Harga, distribusinya hari apa ke rumah sakitnya

untuk distributor obat, e-katalog, diutamakan e-

katalog terlebih dahulu, jika tidak ada mencari ke

yang lain dengan menyamakan harga dengan e-

katalog, syukur-syukur lebih rendah dari harga e-

katalog

Page 150: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

134

jadi pola penggunaan menjadi obatnya mengikuti.

6 Bagaimana jumlah

dan frekuensi

pemesanan yang

dilakukan rumah

sakit saat ini?

Informan 1 Informan 2 Informan 4

Kalau jumlah pemesanan

disesuaikan dengan kebutuhan dan

budgetnya rumah sakit, jika

budgetnya kurang dibagi beberapa

termin pengiriman, tapi kalau

budgetnya ada untuk kebutuhan 3

bulan kita pesennya untuk 3 bulan

juga, tapi kalau disini biasanya

kebanyakan dibagi menjadi 2

sampai 6 termin pengiriman.

Ya disesuaikan dengan budget,

kalau budgetnya cukup

disesuaikan dengan

permintaannya berapa, kalau tidak

cukup dibagi beberapa kali

pengiriman.

Saya cuma menerima aja berapa

jumlah obat yang akan dipesan, itu

udah disesuakan dengan kebutuhan

dan budget kita makanya udah di

tandatangin PPK.

7 Menurut anda

apakah SDM yang

terkait dengan proses

pengadaan telah

mencukupi?

Informan 1 Informan 2 Informan 4

Tidak mencukupi, karena pejabat

pengadaannya non farmasi dan

hanya satu orang, jadi saya ikut

diperbantukan untuk memesan

obat.

Belum, kita punya pejabat

pengadaan cuma satu harusnya

kan dua, jadi kita tuh merangkap

dua, ibu juga sekarang sebagai

PPK dan kasie pelayanan

penunjang medik

Kurang, tidak ada orang, untuk

pejabat pengadaan rumah sakit

harusnya jangan satu dibagi untuk

klinik dan non klinik disini cuma

satu hanya saya sendiri.

Page 151: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

135

8 Bagaimana pendapat

anda mengenai

proses pembayaran

yang dilakukan

dengan metode

Pengadaan yang saat

ini dilakukan?

Informan 2 Informan 3 Informan 4

Lancar kalau misalkan

keuangannya ada, kalau sekarang

itu ada pasien Jamkesda yang

belum dibayarkan, tapi kalau dari

BPJS lancar.

Untuk metode pembayaran pada

saat ini proses pembayaran tidak

dibayarkan langsung, ada

temponya rata-rata 1 bulanan.

Kita terhambat uang, anggaran

kasnya yang tau hanya dibagian

keuangan kemudian kan kita

nunggu BLUD pemutarannya

berdasarkan pendapatan rumahsakit

jadi kalau jamkesda telat cair BPJS

juga tela pembayaran kesananya

juga telat, sering terjadi obat

pending, menghambat pelayanan

jadi nyarinya pilihan lain yang

punya barang yang dibutuhkan.

9 Apakah selama ini

dalam perencanaan

pengadaaan obat

menggunakan

metode EOQ?

Informan 1 Informan 2

Selama ini belum pernah ya, mungkin kalau dari hasil

penelitian EOQ benar-benar mengefisiensikan biaya,

kedepannya bisa diajukan untuk menjadi program.

Apa ya EOQ? Setau saya belum pernah ya.

10 Bagaimana

komponen biaya

Informan 1 Informan 4

Gaji saya sebulan ya sekitar 4 juta, kalo beban Sebulan ya sekitar 3 juta, untuk pengadaan ya sekitar

Page 152: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

136

SDM yang berkaitan

dengan pemesanan

obat?

pekerjaan saya untuk pengadaan doang ya sekitar 50%

karena saya tidak hanya mengadakan obat tapi kan

membuat perencanaan juga.

70%.

11 Bagaimana

komponen biaya

telepon yang

berkaitan dengan

pemesanan obat?

Informan 1 Informan 4

Kalau menelepon rata-rata 3 menitan ya, kalo

membuat surat SPnya sekitar 5 menitan ya.

Menelepon distributor tergantung kadang 3 menit

kadang lebih,untuk membuat surat SP ya sekitar 4

sampai 5 menit.

12 Bagaimana

komponen biaya

ATK yang berkaitan

dengan pemesanan

obat?

Informan 1 Informan 4

Untuk pemesanan ada SP terdiri paling banyak 4

sampai 5 lembar, apalagi ya itu aja.

Ya terdiri dari SP rata-rata selama ini SP nya 4

lembar. Printer ini dipake buat pemesanan sekitar

70% sisanya buat pembuatan laporan, tintanya untuk

1 bulan biasanya kurang lebih 1.

13 Bagaimana

komponen biaya

listrik yang berkaitan

dengan pemesanan

obat?

Informan 1 Informan 4

Komputer satu sama printernya satu, kalau untuk

pemesanan obat bisa tanya langsung ke Pejabat

Pengadaan.

Kalau perhari ya di rata-rata untuk pemesanan ke

distributor itu kurang lebih 5 kali deh, untuk

penggunaan printer ya sekitar 70%.

14 Bagaimana Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4

Page 153: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

137

komponen biaya

yang berkaitan

dengan penyimpanan

obat?

Oh biaya pemeliharaan

gedung kita ambil 20%

dari harga obat itu sendiri.

Dari perdanya nya rumah

sakit dapat menaikan

harga obat setinggi-

tingginyanya 25% dari

harga obat dan itu di

peruntukan pemeliharaan

gudangnya, biaya AC,

biaya penyusutan

gudang, kalau disini 20%

ya tidak sampai 25%

karena itu

setinggitingginya.

Disini kalau tidaksalah

ada peraturannya untuk

biaya seperti itu.

Kalau itu kurang tau

saya.

15 Jelaskan apakah ada

kecenderungan

terjadi

penyimpangan dan

kebocoran dana

dengan metode

pengadaan saat ini!

Informan 2 Informan 3

Selama ini kalau penyimpanga tidak ada, malah

kekurangan dana, dari pengajuan anggaran yang kita

ajukan ke pihak rumah sakit pada realisasinya tidak

sesuai yang diajukan yang pasti tidak lebih besar

malah lebih kecil dari yang kita ajukan.

Tidak, masih bisa dikendalikan dengan baik.

Page 154: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

138

Lampiran 9 Hasil Observasi

Daftar Checklist

No Kegiatan yang diobservasi Ada Tidak ada

1 Perhitungan Pengadaan obat berdasarkan rumah sakit

a. Analisi ABC √

b. Prosedur kerja perencanaan √

c. Metode perencanaan √

d. Laporan pemakaian barang tahun

sebelumnya √

e. Laporan pemakaian bulan berjalan √

f. Laporan stock opname bulan berjalan √

g. Laporan persediaan over stock √

h. Prosedur kerja pengadaan √

i. Metode perencanaan pengadaan √

j. Metode EOQ √

k. Biaya Pemesanan √

l. Biaya Penyimpanan √

m. Laporan frekuensi pengadaan √

n. Laporan biaya pengadaan √

2 Komponen Pemesanan

a. Pemesanan lewat telepon 3 menit

b. Pembuatan SP 5 menit

c. Kertas 4 lembar

Page 155: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

139

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Page 156: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

140

Lampiran 11 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data

Page 157: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

141

Lampiran 12 Surat Pemberian Izin Penelitian

Page 158: ESTIMASI TOTAL INVENTORY COST (TIC) PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37263/1/... · method that can minimize the total cost of inventory is Economic Order

142

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian