eritrosin

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mutu suatu bahan pangan biasanya ditentukan oleh beberapa faktor yaitu cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, serta sifat mikrobiologisnya. Tetapi sebelum mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, faktor warna dari bahan pangan tersebut biasanya dilihat terlebih dahulu dan kadang-kadang juga sangat menentukan. [1] Selain sebagai faktor yang menentukan mutu, warna juga dapat menentukan kesegaran atau kematangan dari suatu bahan pangan. Warna juga dapat menunjukkan baik tidaknya pencampuran atau cara pengolahan. [1] Zat warna alami seperti dari daun suji untuk pewarna hijau dan kunyit untuk pewarna kuning sudah dikenal dan digunakan sejak lama. Sekarang telah dikembangkan zat warna sintesis yang penggunaannya lebih praktis dan lebih murah. [1] Suatu pangan menjadi bewarna karena adanya zat pewarna dalam bahan pangan tersebut. Ada dua macam zat pewarna berdasarkan sumbernya, yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna buatan. [1] 1

Upload: ayu-puspita-febrindari

Post on 24-Jul-2015

1.835 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eritrosin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mutu suatu bahan pangan biasanya ditentukan oleh beberapa

faktor yaitu cita rasa, tekstur, dan nilai gizinya, serta sifat

mikrobiologisnya. Tetapi sebelum mempertimbangkan faktor-faktor

tersebut, faktor warna dari bahan pangan tersebut biasanya dilihat terlebih

dahulu dan kadang-kadang juga sangat menentukan. [1]

Selain sebagai faktor yang menentukan mutu, warna juga dapat

menentukan kesegaran atau kematangan dari suatu bahan pangan.

Warna juga dapat menunjukkan baik tidaknya pencampuran atau cara

pengolahan. [1]

Zat warna alami seperti dari daun suji untuk pewarna hijau dan

kunyit untuk pewarna kuning sudah dikenal dan digunakan sejak lama.

Sekarang telah dikembangkan zat warna sintesis yang penggunaannya

lebih praktis dan lebih murah. [1]

Suatu pangan menjadi bewarna karena adanya zat pewarna

dalam bahan pangan tersebut. Ada dua macam zat pewarna berdasarkan

sumbernya, yaitu zat pewarna alami dan zat pewarna buatan. [1]

Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat

memperhaiki atau memberi warna pada makanan. [2]

Dari banyaknya zat pewarna sintesis, salah satu zat pewarna

sintesis yang diizinkan penggunaannya adalah eritrosin (erythrosine).

1

Page 2: Eritrosin

1.2 Tinjauan Masalah

1.2.1 Bagaimana ciri-ciri zat pewarna sintetis eritrosin?

1.2.2 Apa kegunaan dari zat pewarna sintetis eritrosin?

1.2.3 Apa resiko kesehatan dari penggunaan zat pewarna sintetis

eritrosin ini?

1.2.4 Bagaimana regulasi penggunaan zat pewarna sintetis eritrosin?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui ciri-ciri pewarna sintetis eitrosin.

1.3.2 Untuk mengetahui penggunaan zat pewarna sintetis eritrosin.

1.3.3 Untuk mengetahui resiko kesehatan dari penggunaan zat pewarna

sintetis eritrosin.

1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana regulasi penggunaan zat pewarna

sintetis eritrosin.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi mengenai eritrosin.

2

Page 3: Eritrosin

BAB II

ISI

2.1 Deskripsi Umum

Eritrosin adalah sebuah senyawa iodo-anorganik terutama

turunan dari flor. Zat pewarna ini merupakan senyawa sintetis warna

cherry-pink. Biasanya digunakan sebagai pewarna makanan. Serapan

maksimumnya terjadi pada panjang gelombang 530 nm dalam larutan

dengan akuades. [3]

Gambar 1 [4]

Eritrosin bernama kimia 9-(o-karboksifenil)-6-hidroksi-2,4,5,7-

tetraiodo-3-isoxanthone monohidrat garam dinatrium. Zat pewarna ini larut

dalam air dan ethanol. Ketika dilarutkan di air, terdapat kurang dari 0,2%

bahan yang tidak larut. Zat pewarna ini mengandung seng (Zn) tidak lebih

dari 50mg/kg dan mengandung timbal (Pb) kurang dari 2mg/kg. Melalui

pengeringan pada suhu 1350C, terjadi kehilangan bahan kurang dari 13%

bersama dengan klorida dan sulfat yang dihitung sebagai garam natrium.

Eritrosin juga mengandung iodium anorganik sebesar tidak lebih dari 0,1%

yang dihitung sebagai natrium iodida. [5]

3

Page 4: Eritrosin

Zat pewarna ini berupa tepung coklat, larutannya dalam alkohol

95% menghasilkan warna merah yang berfluoresensi, sedangkan

larutannya dalam air berwarna merah cherry tanpa fluoresensi. Larut

dalam gliserol dan glikol, bersifat kurang tahan terhadap cahaya dan

oksidator, tetapi tahan terhadap reduktor dan NaOH. Mudah diendapkan

oleh asam, karena itu tidak dapat dipakai dalam produk minuman

(beverages). Eritrosin juga dapat diendapkan oleh tawas dan FeSO4.

Logam Cu hanya sedikit berpengaruh terhadap warna larutan. [6]

Zat pewarna ini terdaftar dengan nama sebagai berikut.[3]

FD&C Red No. 3

E number E127 (Food Red 14)

Color Index no. 45430 (Acid Red 51)

Indian Standards No. 1697

Eritrosin juga direferesikan sebagai pewarna xanthene. Pewarna

xanthene adalah sekelompok pewarna florescent yang warnanya berkisar

pada kuning menjadi merah hingga merah kebiruan. Disebut pewarna

xanthene karena zat ini mengandung sebuah molekul xanthene sebagai

dasarnya. Rumus kimia unutk xanthene adalah C13H10O, yang berarti ada

13 atom karbon, 10 atom hidrogen, dan sebuah atom oksigen. Atom-atom

tersebut tersusun seperti berikut.[7]

Gambar 2 [7]

Sedangkan struktur kimia dari eritrosin sendiri adalah sebagai

berikut.[7]

4

Page 5: Eritrosin

Gambar 3 [7]

2.2 Penggunaan

Eritrosin biasanya digunakan untuk mewarnai makanan. Buah ceri

yang ditempatkan dalam toples, seperti ceri maraschino, biasanya

diwarnai dengan eritrosin. Makanan lain yang diwarnai dengan pewarna

sintetik ini termasuk cake icing, kerang pistachio berwarna, makan siang,

hot dog, pâté, dan salmon spread. Zat pewarna ini juga digunakan pada

obat gigi yang meninggalkan noda merah pada gigi untuk mengindikasi

area dimana adanya plak gigi. Selain itu, eritrosin juga sering digunakan

oleh industri percetakan untuk berbagai jenis tinta merah atau cherry-pink. [8]

Gambar 4 [9] Gambar 5 [10] Gambar 6 [11]

5

Page 6: Eritrosin

Dulunya zat pewarna ini digunakan sebagai sensitizer untuk film

fotografi ortokromatik. [3]

2.3 Resiko Kesehatan

Manfaat kesehatan dari eritrosin termasuk meningkatnya produksi

susu pada ibu menyusui. Mengonsumsi eritrosin dalam dosis tinggi dapat

bersifat kasinogen. Selain itu juga dapat mengakibatkan reaksi alergi

seperti nafas pendek, dada sesak, sakit kepala, dan iritasi kulit.[12]

Efek samping lainnya adalah pada beberapa kasus berakibat

pada meningkatnya hiperaktivitas, juga adanya kemungkinan hubungan

dengan mutagenisitas. Eritrosin mengakibatkan kenaikan sensitivitas

cahaya pada orang yang sensitif terhadap sinar matahari. Pada

konsentrasi yang tinggi, eritrosin mengganggu metabolism iodium. Akan

tetapi, konsentrasi tinggi ini tidak dapat dicapai melalui konsumsi makanan

yang mengandung eritrosin. [13]

Zat pewarna ini aman dikonsumsi oleh orang yang vegetarian atau

tidak. [13]

2.4 Regulasi

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:

722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan,

penggunaan eritrosin didasarkan pada makanan yang akan diberi warna.[2]

Tabel 1. Jenis Makanan dan Batas Penggunaan Eritrosin[2]

No Jenis Bahan Pangan Batas Penggunaan

1. Es krim dan sejenisnya 100 mg/kg produk akhir (total

campuran pewarna

6

Page 7: Eritrosin

300mg/kg)

2. Buah pir kalengan

200 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan pewarna

lain

3. Buah prem (plum) kalengan

300 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan Ponceau

4R, hanya untuk buah prem

merah atau ungu

4.Selai dan jeli; saus apel

kalengan

200 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan Ponceau

4R

5. Udang kalengan

30 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan pewarna

lain

6. Udang beku

30 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan pewarna

lain, hanya pada produk yang

telah dipanaskan

7.

Yoghurt beraroma dan produk

yang dipanaskan setelah

fermentasi

27 mg/kg, berasal dari aroma

yang digunakan

8. Irisan daging 15 mg/kg

9. Makanan lain

300 mg/kg, tunggal atau

campuran dengan pewarna

lain

7

Page 8: Eritrosin

Tabel 2. Perbandingan antara ADI dan Jumlah yang Diserap Tubuh [6]

Zat pewarna

Jumlah maksimum ADI Perkiraan jumlah

maksimum yang

diserap tubuh

(mg/hari/kapita)mg/kg

mg/70kg berat

badan

FD & C Red no. 3 1,25 87 1,9

8

Page 9: Eritrosin

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Eritrosin merupakan zat pewarna sintetis yang digunakan sebagai

pewarna makanan. Eritrosin juga termasuk senyawa kimia dengan

beberapa sifat-sifat kimianya. Zat ini dapat menimbulkan efek samping

negatif apabila dikonsumsi dengan kadar yang tidak tepat.

Di Indonesia, zat ini diperbolehkan penggunaannya dengan batas

penggunaan yang sudah diatur oleh Menteri Kesehatan Republik

Indonesia dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor:

722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan.

3.2 Saran

Penggunaan zat pewarna sintetis memang lebih praktis dan

harganya lebih murah daripada zat pewarna alami. Akan tetapi,

penggunaan zat pewarna sintetis ini, terutama eritrosin, perlu diperhatikan

batas pemakaian dalam bahan makanan.

9

Page 10: Eritrosin

DAFTAR PUSTAKA

1. Cahyadi, Wisnu. 2008. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Bumi Aksara.

2. SNI_01-0222-1995_Bahan_Tambahan_Makanan (pdf). Tersedia dari

http://agri.sucofindo.co.id/Extra/PDF/SNI_01-0222-

1995_Bahan_Tambahan_Makanan.pdf (diunduh pada 31 Mei 2012)

3. Erythrosine. Tersedia dari http://en.wikipedia.org/wiki/Erythrosine (diakses

pada 1 Juni 2012)

4. Erythrosine Lake. Tersedia dari

http://www.21food.com/products/erythrosine-lake-650522.html (diakses

pada 1 Juni 2012)

5. Addictive-174 (pdf). Tersedia dari

www.fao.org/ag/agn/jecfa-additives/specs/Monograph1/Additive-174.pdf

(diunduh pada 1 Juni 2012)

6. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

7. What is Erythrosine? Tersedia dari

http://foodconstrued.com/2012/05/erythrosine/ (diakses pada 1 Juni 2012)

8. What is Erythrosine? Tersedia dari http://www.wisegeek.com/what-is-

erythrosine.htm (diakses pada 1 Juni 2012)

9. Sour Cherry Pickin’ Los Angeles Style. Tersedia dari

http://lastcrumb.com/2009/06/26/sour-cherry-pickin-los-angeles-style/

(diakses pada 9 Juni 2012)

10. How can I reuse or recycle pistachio shells? Tersedia dari

http://www.recyclethis.co.uk/20060424/how-can-i-reuse-or-recycle-

pistachio-shells (diakses pada 4 Juni 2012)

11. Simply Delicious Appetizers. Tersedia dari

http://www.plu.edu/~lairdcc/Appetizer.html (diakses pada 4 Juni 2012)

12. What is Erythrosine Used For? Health Benefits and Side Effects of

Erythrosine in Food. Tersedia dari http://www.kaycircle.com/What-is-

10

Page 11: Eritrosin

Erythrosine-Used-For-Health-Benefits-and-Side-Effects-of-Erythrosine-in-

Food (diakses pada 4 Juni 2012)

13. E127: Erythrosine. Tersedia dari http://www.food-info.net/uk/e/e127.htm

(diakses pada 4 Juni 2012)

14. Erythrosine (WHO Food Additives Series: 44). Tersedia dari

http://www.inchem.org/documents/jecfa/jecmono/v44jec17.htm (diakses

pada 3 Juni 2012)

11