epidemiologi osteophorosis

2
Saat ini penduduk di Indonesia mempunyai angka usia harapan hidup 64,71 tahun (1995-2000) dan 67,68 tahun (2000- 2005). Dengan bertambahnya usia maka angka kejadian osteoporosis makin meningkat, seperti yang ditunjukkan data di Indonesia antara lain lima provinsi dengan risiko Osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), di Yogyakarta (23,5%), Sumut ( 22,82%), Jawa Timur (21,42%) dan Kalimantan Timur (10,5%). Osteoporosis merupakan factor risiko terjadinya morbiditas berupa fraktur, dan secara umum akan meningkatkan angka kematian. Fraktur tulang panggul maka akan dapat menyebabkan kematian pada 20% - 30% pasien dalam waktu 12 bulan, dan 50% diantaranya memerlukan pertolongan alat bantu jalan, dan sejumlah 25% akan memerlukan perawatan lanjutan secara penuh dirumah. Kematian yang terkait dengan patah tulang panggul sering pula terkait dengan berbagai macam penyebab (Jones et al, 1994). Data epidemiologi dari Australia, angka kejadian fraktur meningkat dari tahun ke tahun, dan kejadian fraktur tulang panggul umumnya menjadi penyebab rawat inap di rumah sakit. Diperkirakan hanya 1/3 bagian dari patah tulang vertebra yang mendapatkan perawatan klinik yang memadai (Cooper et al, 1992; Burden of breatle bone Australia, 2007). Padahal terjadinya fraktur tulang vertebra selalu membawa dampak terhadap penurunan kualitas hidup seseorang baik mendapatkan perawatan yang cukup memadai atau tidak, hal itu terkait dengan keluhan nyeri pada punggung kronis, keterbatasan aktifitas dan harus tinggal di tempat tidur. (Nevit et al, 2000). Ditengarai bahwa adanya besarnya masalah Osteoporosis karena sebagian besar pasien-pasien yang mempunyai risiko tinggi terjadinya fraktur tulang panggul, tulang vertebra dan tulang lengan bawah tidak mendapatkan pengelolaan yang memadai. Data dari US observational study yang meliputi sejumlah 1.430.008 orang wanita berumur antara 40 – 89 tahun menunjukkan mayoritas patah tulang yang diderita pasien osteoporosis adalah fraktur non vertebral sampai sejumlah 70%, dan dalam segi biaya

Upload: adrianus-nyoman

Post on 06-Apr-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiologi Osteophorosis

Saat ini penduduk di Indonesia mempunyai angka usia harapan hidup 64,71 tahun (1995-2000) dan 67,68 tahun (2000-2005).  Dengan bertambahnya usia maka angka kejadian osteoporosis makin meningkat, seperti yang ditunjukkan data di Indonesia antara lain lima provinsi dengan risiko Osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatera Selatan (27,7%), Jawa Tengah (24,02%), di Yogyakarta (23,5%), Sumut ( 22,82%), Jawa Timur (21,42%) dan Kalimantan Timur (10,5%).

            Osteoporosis merupakan factor risiko terjadinya morbiditas berupa fraktur, dan secara umum akan meningkatkan angka kematian. Fraktur tulang panggul maka akan dapat menyebabkan kematian pada 20% - 30% pasien dalam waktu 12 bulan, dan 50% diantaranya memerlukan pertolongan alat bantu jalan, dan sejumlah 25% akan memerlukan perawatan lanjutan secara penuh dirumah. Kematian yang terkait dengan patah tulang panggul sering pula terkait dengan berbagai macam penyebab (Jones et al, 1994).

            Data epidemiologi dari Australia, angka kejadian fraktur meningkat dari tahun ke tahun, dan kejadian fraktur tulang panggul umumnya menjadi penyebab rawat inap di rumah sakit. Diperkirakan hanya 1/3 bagian dari patah tulang vertebra yang mendapatkan perawatan klinik yang memadai (Cooper et al, 1992; Burden of  breatle bone Australia, 2007).  Padahal terjadinya fraktur tulang vertebra selalu membawa dampak terhadap penurunan kualitas hidup seseorang baik mendapatkan perawatan yang cukup memadai atau tidak, hal itu terkait dengan keluhan nyeri pada punggung kronis, keterbatasan aktifitas dan harus tinggal di tempat tidur. (Nevit et al, 2000).

            Ditengarai bahwa adanya besarnya masalah Osteoporosis karena sebagian besar pasien-pasien yang mempunyai risiko tinggi terjadinya fraktur tulang panggul, tulang vertebra dan tulang lengan bawah tidak mendapatkan pengelolaan yang memadai.

Data dari US observational study yang meliputi sejumlah 1.430.008 orang wanita berumur antara 40 – 89 tahun menunjukkan mayoritas patah tulang yang diderita pasien osteoporosis adalah fraktur non vertebral sampai sejumlah 70%, dan dalam segi biaya meliputi 90% dari seluruh biaya yang diakibatkan fraktur (Adachi et al, 2006).

Osteoporosis pada sebagian besar kasus merupakan kondisi yang dapat dicegah, penyuluhan pada anggota keluarga mengenai berbagai faktor risiko, saran saran untuk menjalani gaya hidup yang sehat. Meningkatkan masa tulang pada masa anak-anak melalui olahraga, asupan vitamin D dan calcium yang cukup, menghindari rokok, menghindari alkohol,  dan asupan caffein merupakan strategi yang penting.

http://penelitian.unair.ac.id/artikel_dosen_Osteoporosis%20secara%20umum_3415_1962