epidemiologi disentri berbasis lingkungan

2
EPIDEMIOLOGI DISENTRI berbasis Lingkungan Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pencernaan manusia dan primata lainnya dimana sejumlah spesies menimbulkan disentri basilier. Di Amerika Serikat dilaporkan sekitar 8-12 kasus per 100.000 populasi selama 30 tahun. Di dunia, Shigelosis tetap merupakan penyebab diare tersering baik di negara berkembang maupun di negara maju. Organisme ini sangat sering ditransmisikan secara fecal-oral, melalui kontak langasung dari orang ke orang atau melalui makanan dan minuman kontaminasi. Jumlah kuman yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan penyakit sangat sedikit yaitu kurang dari 200 organisme. Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-8-%). Insidensi dan penyebaran shigellosis berhubungan dengan kebersihan perseorangan dan kebersihan komunitas. Di negara berkembang dan negara-negara dengan infrastruktur sanitasi tidak bagus dengan kondisi permukiman yang padat dan kondisi higenisi pereseorangan jelek, penyait ini mudah menyebar dan lebih banyak ditemukan pada anak- anak. WHO memperkirakan jumlah total kasus pada tahun 1996-1997 diperkirakan 165 juta dan 69% kasus terjadi pada anak kurang dari 5 tahun, dengan kematian tiap tahunnya diperkirakan antara 500.000 hingga 1,1 juta. Data tahun 2000-2004 dari 6 negara di Asia (Bangladesh,China, Pakistan, Indonesia, Vietnam, Thailand) , menunjukkan bahwa insidensi shigellosis masih stabil, meskipun angka

Upload: yolanda

Post on 11-Feb-2016

31 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Epidemiologi Disentri Berbasis Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Epidemiologi Disentri Berbasis Lingkungan

EPIDEMIOLOGI DISENTRI berbasis Lingkungan

Habitat alamiah Shigella terbatas pada saluran pencernaan manusia dan primata lainnya dimana

sejumlah spesies menimbulkan disentri basilier. Di Amerika Serikat dilaporkan sekitar 8-12

kasus per 100.000 populasi selama 30 tahun. Di dunia, Shigelosis tetap merupakan penyebab

diare tersering baik di negara berkembang maupun di negara maju. Organisme ini sangat sering

ditransmisikan secara fecal-oral, melalui kontak langasung dari orang ke orang atau melalui

makanan dan minuman kontaminasi. Jumlah kuman yang dibutuhkan untuk dapat menimbulkan

penyakit sangat sedikit yaitu kurang dari 200 organisme.

Prevalensi tertinggi di daerah tropis (50-8-%). Insidensi dan penyebaran shigellosis berhubungan

dengan kebersihan perseorangan dan kebersihan komunitas. Di negara berkembang dan negara-

negara dengan infrastruktur sanitasi tidak bagus dengan kondisi permukiman yang padat dan

kondisi higenisi pereseorangan jelek, penyait ini mudah menyebar dan lebih banyak ditemukan

pada anak-anak.

WHO memperkirakan jumlah total kasus pada tahun 1996-1997 diperkirakan 165 juta dan 69%

kasus terjadi pada anak kurang dari 5 tahun, dengan kematian tiap tahunnya diperkirakan antara

500.000 hingga 1,1 juta. Data tahun 2000-2004 dari 6 negara di Asia (Bangladesh,China,

Pakistan, Indonesia, Vietnam, Thailand) , menunjukkan bahwa insidensi shigellosis masih stabil,

meskipun angka kematiannya menurun, mungkin disebabkan karena membaiknya standar

nutrisi.

Hasil RISKEDAS 2007 menunjukkan prevalesnsi nasional Disentri Basiler dan Disentri Amoeba

adalah 9%. Ada 14 provinsi yang prevalensinya diatas prebalensi nasional, tertinggi adalah

provinsi Nanggroe Aceh Darusalam (18,9%) dan terendah adalah provinsi DI Yogyakarta

(4,2%). Distribusi berdasarkan kelompok umur, prevalensi disentri tertinggi terdapat pada Balita

sebesar 16,7%. Prevalensi disentri 13% lebih banyak terdapat di daerah perdesaan dibandingkan

dengan perkotaan. Dalam hal mortalitas, penyebab kematian karena disentri dengan proporsi

kematian untuk seluruh kelompok umur sebasar 3,5%, berada dalam urutan 13 dari 22 penyebab

kematian baik penyakit menular maupun tidak menular. Penyebab kematian karena disentri

tertinggi pada kelompok usia 29-11 bulan (31,4%) dan usia 1-4 tahun (25,2%).