epidemiologi

53
Masalah Dalam Kesehatan Masyarakat Masalah : adalah kesenjangan antara Harapan kenyataan Teori praktek Seharusnya ada apa yang ada Tujuan program pencapaian program Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi dan pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya bisa lebih dari satu. Masalah Kesehatan Dalam bidang epidemiologi, masalah kesehatan adalah masalah dengan frekuensi tinggi dan menyebar secara meluas di masyarakat Pada awalnya ilmu epidemiologi hanya mempelajari mengenai penyakit infeksi dan menular saja, namun dalam perkembangannya epidemiologi kemudian juga mempelajari penyakit bukan infeksi dan tidak menular, misalnya penyakit degeneratif dan penyakit sosial. Saat ini epidemiologi juga mempelajari masalah-masalah kesehatan yang bukan penyakit, misalnya penelitian tentang keberhasilan program-program kesehatan. Ruang lingkup bidang epidemiologi mencakup mengenai frekuensi, penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruh masalah kesehatan tersebut. drg. Mommi IKGM FKG Unej 1

Upload: cynthia-octavia

Post on 09-Nov-2015

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

epidemiologi

TRANSCRIPT

Masalah Dalam Kesehatan Masyarakat

Masalah Dalam Kesehatan MasyarakatMasalah : adalah kesenjangan antara

Harapan

(kenyataan

Teori

(praktek

Seharusnya ada(apa yang ada

Tujuan program(pencapaian program

Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi dan pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya bisa lebih dari satu.

Masalah Kesehatan

Dalam bidang epidemiologi, masalah kesehatan adalah masalah dengan frekuensi tinggi dan menyebar secara meluas di masyarakat

Pada awalnya ilmu epidemiologi hanya mempelajari mengenai penyakit infeksi dan menular saja, namun dalam perkembangannya epidemiologi kemudian juga mempelajari penyakit bukan infeksi dan tidak menular, misalnya penyakit degeneratif dan penyakit sosial. Saat ini epidemiologi juga mempelajari masalah-masalah kesehatan yang bukan penyakit, misalnya penelitian tentang keberhasilan program-program kesehatan.

Ruang lingkup bidang epidemiologi mencakup mengenai frekuensi, penyebaran dan faktor-faktor yang mempengaruh masalah kesehatan tersebut.

Penyakit sebagai salah satu masalah kesehatan

Beberapa pengertian tentang penyakit adalah :

1. Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan dari fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem tubuh.

2. Penyakit adalah suatu keadaan dimana proses kehidupan tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya.

3. Penyakit bukan hanya berupa kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi dalam dari tubuh.

Berikut ini adalah beberapa contoh masalah kesehatan dengan faktor-faktor penyebabnya.

Web of causation Theory

The environment of the health system Theory

Penemuan masalah kesehatan

Sensus

Survei khusus

Survei insiden penyakit

Survei prevalen penyakit

Penyaringan kasus (screening)

Pencarian kasus (case finding)

Pencarian kasus aktif (active case finding)

Pencarian kasus pasif (pasive case finding)

Survailen (surveillance)

PENELITIAN EPIDEMIOLOGI

Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada sekelompok manusia serta faktor penyebabnya. Untuk itu ditempuh suatu pendekatan yang berpola dan berstruktur yang dikenal dengan pendekatan epidemiologi.

Pendekatan epidemiologi adalah pola pendekatan yang mengandung rangkaian kegiatan untuk mendapatkan keterangan tentang besarnya masalah penyakit, dilakukan upaya pengumpulan, pengelolaan, penyajian dan interpretasi data tersebut. Ini pada dasarnya identik dengan kegiatan pokok suatu penelitian.

Penelitian epidemiologi adalah jenis penelitian yang mengkaji problema kesehatan dengan pendekatan komunitas. Dengan penelitian epidemiologi dapat diungkap kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat, dan faktor-faktor risiko yang berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.

Secara umum penelitian epidemiologi mempunyai tiga kegunaan :

1. Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau diagnosis kelompok.

2. Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek etiologi dan perkembangan masyarakat.

3. Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.

Untuk mewujudkan pencarian dan analisis data untuk mencapai tujuan penelitian dan pengujian hipotesis diperlukan suatu perencanaan tindakan yang disebut dengan rancangan penelitian. Rancangan penelitian dapat diartikan rencana tentang bagaimana cara mengumpulkan, menyajikan dan menganalisis data untuk memberi arti terhadap data tersebut. secara efektif dan efisien. Perencanaan penelitian meliputi tahap identifikasi, pemilihan dan perumusan permasalahan penelitian termasuk perumusan tujuan, definisi asumsi dan lingkup penelitian, studi pustaka merumuskan hipotesis, identifikasi, klasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian serta analisis data yang akan dipergunakan.

Bagan Penelitian Epidemiologi

Rancangan Penelitian

Penelitian epidemiologi dapat dibagi menurut beberapa pembagian

- Ada atau tidaknya intervensi :

Penelitian Observasional / survei

Penelitian Eksperimental / intervensi

- Menurut cara analisis datanya :

Penelitian diskriptif

Penelitian analitik

- Menurut jangka waktunya :

Penelitian Cross Sectional/ Transversal

Penelitian Kasus Kontrol/ Longitudinal Retrospektif

Penelitian Kohort/ Longitudinal Prospektif

Penelitian Observasional / surveiAdalah suatu penelitian epidemiologi dimana pengamatan terhadap fenomena kesehatan dilakukan dalam keadaan apa adanya, tanpa adanya intervensi atau perlakuan dari peneliti. Pada penelitian ini baik diskriptf ataupun analitik kedalaman analisis mekanisme sebab akibat tidak dapat diperoleh. Hasil yang didapat berupa dugaan-dugaan saja.

Penelitian eksperimental / intervensiIalah penelitian epidemiologi yang membandingkan data dari kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan.

Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu).

Penelitian diskriptif

Suatu penelitian yang tujuan utamanya melakukan eksplorasi diskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat yang berupa risiko ataupun efek. Pada penelitian ini peneliti hanya berusaha memotret gambaran suatu fenomena atau masalah kemudian menyajikan se diskriptif mungkin fenomena tersebut tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi.

Penelitian analitik

Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menggali bagaiman dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi yaitu dengan melakukan analisis hubungan antar fenomena, baik antara faktor risiko dengan efek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis hubungan tersebut dapat didekati seberapa besar kontribusi faktor risiko tertentu terhadap kejadian efek yang dipelajari.

Penelitian Epidemiologi DiskriptifPenelitian Epidemiologi Analitik

Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, Where, when) Juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why)

Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada suatu kelompok masyarakat saja Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat

Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesis Bermaksud membuktikan suatu hipotesis

Penelitian Cross Sectional

Merupakan penelitian untuk mempelajari hubungan antara faktor-faktor risiko dengan efek dengan pendekatan atau observasi sekaligus pada suatu waktu tertentu. Disebut juga penelitian transversal karena model yang digunakan adalah Point time Approach. Pendekatan suatu saat bukan dimaksudkan semua subjyek diamati pada saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diamati satu kali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabek pada saat pemeriksaan.

Langkah-langkah Penelitian Cross Sectional

1. Mengidentifikasi variabel penelitian yaitu variabel faktor risiko dan efek yang akan diteliti dan faktor risiko mana yang tidak diteliti pengaruhnya terhadap efek.

2. Menetapkan subyek penelitian dengan membuat batasan variabel.

3. Menetapkan sampel penelitian. Menentukan jenis sampling dan besar sampel.

4. Tahap pengumpilan data.

Perlu diperhatikan adalah instrumen pengukuran yang digunakan.

Bentuk instrumen pengukuran :

Form kuesioner.

Form observasi klinik.

Form observasi non klinik.

5. Menganalisis hasil pengamatan/pengukuran setelah dilakukan tabulasi data.

Analisis dapat berupa uji sttistik untuk pembuktian hipotesa atau analisis diskriptif.

Penelitian Kasus Kontrol (Case Control)Pada penelitian kasus kontrol dilakukan perbandingan antara kelompok populasi yang menderita penyakit dengan yang tidak menderita penyakit kemudian dicari faktor penyebabnya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach

Karena yang diketahui adalah efek dan yang ingin diketahui adalah faktor risiko maka sifat penelitian ini disebut penelitian retrospektif yaitu melihat kembali kebelakang kejadian yang berhubungan dengan kesakitan.

Penelitian ini dimulai dari adanya kasus (data). Data kasus dapat diperoleh dari :

1. Hasil studi Cross Sectional.

2. Observasi / pengamatan lapang / klinik.

3. Data sekunder.

4. Kasus-kasus akut / epidemi.

Langkah-langkah Penelitian Kasus Kontrol

1. Merumuskan Hipotesa

2. Menetapkan populasi penelitian.

3. Menetapkan teknik dan besar sampel.

4. Mempelajari riwayat pemaparan dengan menggunakan kuesioner atau data sekunder.

5. Analisis data

Penelitian Kohort (Cohort)Pada penelitian Kohort dilakukan perbandingan antara kelompok terpapar dengan kelompok tidak terpapar kemudian dilihat akibat yang ditimbulkannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach

Karena faktor risiko diidentifikasi lebih dulu dan yang ingin diketahui adalah efeknya, maka penelitian ini disebut penelitian prospektif yaitu mengikuti perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek tertentu yang berhubungan dengan kesakitan.

Langkah-langkah Penelitian Kohort

1. Merumuskan Hipotesa

2. Menetapkan polulasi penelitian dan sampel.

3. Tahap pengumpilan data. Dengan mengikuti perkembangan faktor risiko sampai terjadi suatu efek.

Bentuk instrumen pengukuran :

Form kuesioner.

Form observasi klinik.

Form observasi non klinik.

4. Analisis data

Keuntungan penelitian kohort

1. Dapat menyusun kriteria / batasan pada responden yang akan dipelajari.

2. Dapat melakukan pengamatan terhadap kemungkinan timbulnya fenomena / insidence selama perjalanan waktu sampai timbulnay efek.

3. Hasil yang diperoleh dapat lebih dipercaya.

4. Dapat lebih mengungkap hubungan sebab akibat antara faktor risiko dengan efek.

Kendala :

1. Membutuhkan waktu yang lama.

2. Membutuhkan biaya yang besar.

3. Membutuhkan ketelitian pengamatan selama perjalanan waktu faktor risiko menjadi efek.

4. Kemungkinan gagal tinggi karena sampel drop.

Penelitian eksperimental / intervensiIalah penelitian epidemiologi analitik yang membandingkan data dari kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok yang sama yang tidak diberi perlakuan atau membandingkan data satu kelompok sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Penelitian intervensi adalah penelitian eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobeservasi, baik secara induvidual maupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu).

Populasi, Sampel dan Data

drg. Surartono D

IKGM - IKGP FKG Unej

Populasi

Populasi adalah kumpulan subyek dengan kualitas dan ciri-ciri yang telah ditetapkan

Penetapan populasi penelitian mengandung pengertian

1. Identifikasi kesatuan analisis

Satuan subyek terkecil yang akan diamati, misalnya karies ( Gigi atau individu

2. Penetapan batas-batas keluasan populasi

Aspek geografis ( desa, kabupaten

Aspek subyek ( jenis kelamin, umur

Aspek obyek ( jenis penyakit

3. Pemahaman kondisi subyek dalam populasi

Homogenitas ( homogen atau heterogen

Variabel

Variabel adalah variasi yang membedakan subyek dalam populasi

Harus dapat diukur

Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri yang sama dengan populasi

Sampel digunakan karena ada keterbatasan dalam waktu, tenaga dan biaya.

Karena jumlahnya lebih kecil dari populasi maka dapat meningkatkan keluasan, kedalaman dan ketepatan informasi.

Teknik sampling bertujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif

Prinsipnya ( semakin besar jumlah sampel ( semakin baik Besar sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus atau normatifSecara garis besar, teknik sampling dibedakan menjadi :

1. Probability sampling ( tergantung kepada aplikasi kemungkinan

Simple Random

Stratified Random

Cluster Random

2. Non Probability sampling (berdasarkan pertimbangan tertentu Purposive

Accidental

Data

Data adalah fakta yang dihasilkan oleh suatu situasi atau fenomena tertentu

Berdasarkan skala datanya, dibedakan menjadi empat, yaitu :

Ukuran Nominal

Paling sederhana

Angka yang diberikan kepada obyek mempunyai arti sebagai label saja

Tidak menunjukkan tingkatan apa-apa

Misalnya : jenis kelamin, agama, pooling setuju tidak setuju

Ukuran ordinal

Angka yang diberikan kepada obyek mengandung pengertian tingkatan

Digunakan untuk mengurutkan obyek dari yang terendah ke tertinggi

Misalnya : ranking prestasi belajar, ranking pendapat sangat setuju setuju tidak setuju

Ukuran interval

Mengandung pengertian tingkatan

Ada jarak yang sama dari sifat obyek yang diukur

Misalnya : indeks prestasi

Ukuran rasio

Mengandung pengertian tingkatan

Ada jarak yang sama dari sifat obyek yang diukur

Memberikan nilai absolut obyek yang diukur

Misalnya : berat badan, tinggi badan

Variabel Dalam Penelitian

drg. Surartono D

IKGM - IKGP FKG Unej

Variabel :

Pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut subyek.

Perilaku atau karakteristik pada subyek yang memberikan nilai yang berbeda.

Operasionalisasi dari suatu konsep sehingga dapat diamati dan diukur.

Jenis Variabel

Variabel XVariabel Y

Independent VariableDependent Variable

Variabel BebasVariabel Terikat

Variabel PengaruhVariabel Terpengaruh

Variabel Kendali / Control Variable

Variabel Penekan / Suppresor Variable

Variabel Pengganggu / Distorter Variable

Variabel Antara / Intervening Variable

Variabel Pendahulu / Antacedent Variable

Independent Variable : Adalah suatu kejadian yang dimanipulasi atau keadaan yang memapar subyek penelitian yang akan memberikan nilai tertentu pada subyek.

Dependent Variable : Adalah kejadian yang diukur oleh peneliti dimana nilai atau variabilitas kejadian tersebut akibat dari manipulasi atau akibat adanya variabilitas pada variabel yang lain.

Control Variable : Adalah variabel yang diupayakan untuk konstan / tidak ada variabilitasnya sehingga pengaruhnya akan sama pada semua kejadian.

Suppresor/Distorter Variable : Adalah variabel yang dapat mempengaruhi hubungan variabel IV dan DV sehingga hubungan tersebut menjadi tidak nampak.

Contoh :

Seorang peneliti berasumsi bahwa jarak tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan akan mempengaruhi kunjungan seseorang ke tempat pelayanan kesehatan.

Setelah dilakukan pengambilan data pada tiga desa yang jaraknya berbeda-beda terhadap Puskesmas, didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1 : Jumlah Penduduk Yang Pernah Berkunjung Ke Puskesmas Menurut Jarak

Jarak Desa ke PuskesmasJumlahPersentase

Desa A< 1 km18637,2%

Desa B1 - < 3 km15430,8%

Desa C> 3 km16032,0%

500100%

Dari Tabel 1, tampak bahwa asumsi peneliti adalah benar untuk Desa A dan Desa B tetapi tidak benar untuk Desa C.

Peneliti kemudian menduga ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil tersebut. Setelah penelitian dikembangkan dengan memasukkan faktor pendidikan didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Yang Pernah Berkunjung Ke Puskesmas Menurut Jarak dan Pendidikan

Jarak Desa ke PuskesmasPendidikan (tahun)

01 sd 67 +Jumlah

f%f%f%f%

Desa A< 1 km5611,2%6412,8%6613,2%18637,2%

Desa B1 - < 3 km479,4%5110,2%5611,2%15430,8%

Desa C> 3 km346,8%479,4%7915,8%16032,0%

500100%

Dari Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa memang jarak merupakan faktor yang mempengaruhi kunjungan ke Puskesmas yaitu pada Desa A dan Desa B tetapi ada faktor lain yang juga mempengaruhi kunjungan ke Puskesmas yaitu faktor pendidikan karena dengan pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Dalam kasus ini faktor pendidikan merupakan Variabel Kontrol karena dengan adanya perbedaan nilai dapat mengaburkan atau meghilagkan hubungan antara Variabel Bebas (jarak) dengan Variabel Terikat (jumlah kunjungan).

Intervening Variable : Adalah variabel yang menjadi perantara terjadinya hubungan variabel IV dan DV.

Antacedent Variable: Adalah variabel yang mendahului terjadinya hubungan variabel IV dan DV.

Teknik Pembuatan Skala

drg. Surartono D

IKGM - IKGP FKG Unej

Teknik membuat skala yaitu suatu cara mengubah fakta-fakta kualitatif menjadi urutan kuantitatif

Yang sering digunakan adalah :

Skala Penilaian (Rating scales)

Skala Likert (Likert scales)

Berikut ini adalah contoh kuesioner dengan data nominal dan ordinal serta cara merubahnya menjadi data interval

Kuesioner Penelitian Untuk Penderita Pulpitis

Nama Responden:..

Tanggal

:..

Kami mohon saudara memberikan jawaban sejujurnya. Jawaban saudara kami rahasiakan.

Identitas responden:

Nama

:

Alamat

:

Umur

:

Pendidikan:

Pekerjaan:

I.Kuesioner Pengetahuan tentang pulpitis

Berilah tanda (X) pada huruf a atau b atau c, bila menurut saudara benar.

1.Bagian gigi yang kelihatan dalam mulut, yang pada umumnya berwarna putih dan mengkilap disebut dengan:

a. Mahkota gigi

b. Akar gigi

c. Gusi

2.Gigi seri berfungsi sebagai:

a. Memotong makanan

b. Mencabik dan merobek makanan

c. Menggiling dan menghaluskan makanan

3.Gigi taring berfungsi sebagai :

a. Memotong makanan

b. Mencabik dan merobek makanan

c. Menggiling dan menghaluskan makanan

4.Gigi geraham berfungsi sebagai:

a. Memotong makanan

b. Mencabik dan merobek makanan

c. Menggiling dan menghaluskan makanan

5.Lapisan paling luar dari gigi, mempunyai fungsi:

a. Melindungi gigi terhadap rangsangan dari luar seperti panas,dingin, asam atau manis

b. Membantu mengikat akar gigi dengan tulang rahang

c. Jawaban diatas betul semua

6.Bagaimana rasa sakit apabila bakteri menyerang lapisan paling luar gigi:

a. Terasa linu apabila minum air es atau dingin

b. Sakit sekali

c. Cekot-cekot

7.Bagaimana rasa sakit apabila lubang gigi telah mengenai lapisan paling dalam dari gigi karena tidak cepat dilakukan perawatan :

a. Terasa linu apabila minum air es atau dingin

b. Sakit sekali dan cekot-cekot

c. Terasa linu apabila kena angin

8.Lapisan paling dalam pada gigi yang disebut pulpa, berisi dengan:

a. Daging

b. Pembuluh darah

c. Jaringan keras

9.Karies gigi atau gigi yang berlubang disebabkan oleh

a. Makanan

b. Ulat

c. Jawaban diatas betul semua

10.Bakteri yang berasal dari makanan yang membusuk akan menyerang email dan dentin, tetapi apabila tidak segera dilakukan perawatan, maka bakteri tersebut akan

a. Berhenti

b. Berlanjut menuju ruang pulpa

c. Hilang

11.Jumlah kunjungan yang harus dilakukan apabila gigi terkena pulpitis di Puskesmas hingga sembuh atau tumpatan tetap, yaitu:

a. Hanya satu kali kunjungan

b. Dua kali kunjungan

c. Minimal lima kali kunjungan

12.Jumlah kunjungan untuk penderita pulpitis di Puskesmas berulangkali karena memerlukan perawatan untuk:

a. Sterilisasi (pemberian obat agar jaringan pulpa bersih)

b. Menunggu obat masuk ke akar gigi

c. Menghilangkan rasa sakit

13.Agar gigi kita sehat dan kuat, maka kita melakukan sikat gigi:

a. Apabila akan tidur malam

b. Setelah bangun pagi

c. Jawaban a dan b benar

II.Kuesioner sikap untuk penderita pulpitis

Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, berilah tanda (() pada kotak STS (sangat tidak setuju), TS (tidak setuju ), S (setuju ), SS (sangat setuju ) sesuai dengan pendapat saudara.

1.Bagi saya, gigi hanya berfungsi untuk mengunyah saja

STSTSSSS

2.Apabila gigi saya ada yang hilang, maka saya merasa tidak enak untuk makan.

STSTSSSS

3.Makan makanan manis apabila tidak segera dibersihkan dapat menyebabkan gigi berlubang

STSTSSSS

4.Apabila sakit gigi hanya terasa linu saja, maka tidak perlu ke Puskesmas

STSTSSSS

5.Apabila telah terlihat tanda titik hitam di permuakan gigi, sebaiknya segera ke Puskesmas

STSTSSSS

6.Saya pergi ke Puskesmas, setelah gigi terasa sakit yang amat sangat (cekot-cekot)

STSTSSSS

7.Gigi yang telah berlubang atau karies gigi bisa sembuh sendiri, tanpa perlu berobat ke Puskesmas.

STSTSSSS

8.Apabila gigi terasa sakit sekali, sebaiknya langsung minta dilakukan pencabutan saja

STSTSSSS

9.Apabila gigi saya sakit dan saya minum obat sendiri, kemudian apabila rasa sakit telah hilang, maka tidak perlu datang ke Puskesmas lagi

STSTSSSS

10.Kita sebagai pasien gigi perlu mengetahui sebab-sebab sakit gigi

STSTSSSS

11.Kita sebagai pasien gigi perlu mengetahui perawatan yang akan dilakukan

STSTSSSS

12.Jarak rumah dengan Puskesmas mempengaruhi saya untuk berobat

STSTSSSS

13Waktu menunggu dan lama melakukan perawatan, mempengaruhi saya untuk melakukan pengobatan ulang

STSTSSSS

14.Biaya pengobatan terlalu mahal.

STSTSSSS

Dari Kuesioner I diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jenis data adalah data nominal;

Jawaban yang diperoleh adalah Benar atau Salah

Data yang diperoleh dari kuesioner tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi data interval dengan cara :

Jawaban Salah diberi nilai 0;

Jawaban Benar diberi nilai 1

Skala yang digunakan adalah Skala Penilaian (Rating scales);

Dibuat kategori nilai misalnya menjadi lima kategori : Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, Sangat Kurang.

Kemudian ditentukan nilai maksimum, minimum dan intervalnya.

Nilai maks.=13

Nilai min.=0

Interval=2,6

Sehingga didapat rentang nilai untuk masing-masing kategori sebagai berikut :

Sangat Baik

10,4-13

Baik

7,8-10,3

Cukup

5,2-7,7

Kurang

2,6-5,1

Sangat Kurang

0-2,5

Semua jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh satu subyek penelitian kemudian dijumlahkan sehingga didapat suatu nilai;

Nilai tersebut kemudian dimasukkan dalam rentang nilai yang sudah dibuat sehingga subyek tersebut dapat dikelompokkan dalam kategori tertentu.

Dari Kuesioner II diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jenis data adalah data ordinal; Jawaban yang diperoleh adalah suatu rentang antara Paling Baik dan Paling Buruk

Data yang diperoleh dari kuesioner tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi data interval dengan cara :

Jawaban Paling Buruk diberi nilai 1;

Jawaban Paling Baik diberi nilai 4

Karena kuesioner tersebut mengenai sikap subyek, skala digunakan adalah Skala Likert (Likert scales);

Dibuat kategori nilai misalnya menjadi lima kategori : Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang, Sangat Kurang.

Kemudian ditentukan nilai maksimum, minimum dan intervalnya.

Nilai maks.=56

Nilai min.=14

Interval=8,4

Sehingga didapat rentang nilai untuk masing-masing kategori sebagai berikut :

Sangat Baik

47,6-56

Baik

39,2-47,5

Cukup

30,8-39,1

Kurang

22,4-30,7

Sangat Kurang

14-22,3

Semua jawaban dari kuesioner yang telah diisi oleh satu subyek penelitian kemudian dijumlahkan sehingga didapat suatu nilai;

Nilai tersebut kemudian dimasukkan dalam rentang nilai yang sudah dibuat sehingga subyek tersebut dapat dikelompokkan dalam kategori tertentu.

ANALISIS DATA EPIDEMIOLOGI

drg. Surartono D

IKGM-KGP FKG Unej

Pada dasarnya studi epidemiologi adalah penggambaran serta penjelasan dari berbagai fenomena yang terjadi pada masyarakat melalui angka-angka. Angka-angka (data) yang mewakili fenomena-fenomena tersebut didapat dari suatu pengamatan yang khas, terstruktur serta menurut kaidah-kaidah epidemiologi.

Makna analisis epidemiologi adalah mempelajari variasi-variasi kejadian pada masyarakat melalui angka-angka. Oleh karena itu untuk menganalisisi data tersebut diperlukan uji statistik yang sesuai dengan jenis data dan tujuan penelitiannya.

Penelitian Deskriptif

Penelitian ini merupakan usaha untuk menggambarkan status kesehatan masyarakat, hasilnya disajikan dalam bentuk data yang diperoleh dari suatu observasi. Penelitian deskriptif tidak memiliki kemampuan untuk menunjukkan adanya hubungan antara paparan dan kejadian. Penelitian ini biasanya hanya menggambarkan pola-pola kejadian yang ditinjau dari aspek karakter manusia, misalnya jenis kelamin, umur, status dan sebagainya.

Berikut ini disajikan data kasar (raw data) mengenai kunjungan pasien ke klinik Fakultas Kedokteran Gigi Unej Bulan Januari 2004 beserta beberapa analisis deskriptifnya.

Tabel 1 : Data kasar kunjungan pasien ke klinik FKG Unej Bulan Januari 2004

NamaUmurGMPKarboKariesOHI-S

A1411102

B2621621

C3411801,5

D1521773,5

E2921601,5

F2012151,5

G1721611,5

H2511533,5

I3021821

J1811511,5

K1611711

L1911261,5

M2122133,5

N2411731

O2221023

P2821901,5

Q1311802

R2011653

S2521821,5

T2311623,5

Keterangan :

GMP:Gemar makan minum panasOHI-S:Skor OHI-S

Karies:Skor KariesKarbo:Skor Diet Karbohidrat

Kriteria

GMP:Gemar makan minum panasOHI-S:Kriteria OHI-S

1:Gemar1:Baik

2:Tidak Gemar2:Sedang

3:Jelek

Karies:Kriteria KariesKarbo:Kriteria Diet Karbohidrat

1:Sangat Rendah1:Sangat Rendah

2:Rendah2:Rendah

3:Sedang3:Sedang

4:Tinggi4:Tinggi

5:Sangat Tinggi5:Sangat Tinggi

Untuk mempermudah melakukan analisis deskriptif, Tabel 1 perlu dimodifikasi dengan menambah tiga kolom disebelah kanan yang berisi nilai Karbo, Karies dan OHI-S menurut kriteria yang sudah ditentukan.

Hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 2 : Data Kunjungan Pasien ke Klinik FKG UNEJ Bulan Januari 2004

NamaUmurGMPKarboKariesOHI-SKriteria KarboKriteria KariesKriteria OHI-S-1

A1411102112

B2621621321

C3411801,5412

D1521773,5353

E2921601,5312

F2012151,5542

G1721611,5312

H2511533,5333

I3021821421

J1811511,5312

K1611711311

L1911261,5242

M2122133,5533

N2411731331

O2221023122

P2821901,5412

Q1311802412

R2011653342

S2521821,5422

T2311623,5323

Dari data pada Tabel 2 dapat dibuat beberapa analisis deskriptif untuk mempermudah interpretasi dari data tersebut

Berikut ini adalah beberapa contoh Analisis Data Deskriptif dari data tersebut.

Tabel 3 : Sebaran Karies Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004

KariesFrekuensiPersen

Sangat Rendah840

Rendah525

Sedang315

Tinggi315

Sangat Tinggi15

Total20100

Diagram Pie (Pie Chart) sebaran Karies Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004.

Tabel 4 : Sebaran OHI-S Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004

OHI-SFrekuensiPersen

Baik420

Sedang1260

Jelek420

Total20100

Diagram Batang (Bar Chart) sebaran OHI-S Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004

Tabel 5 : Tabulasi Silang Antara Karies dengan Kegemaran Makan Panas Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004

KariesTotal

Gemar Makan PanasSangat RendahRendahSedangTinggiSangat Tinggi

f%f%f%f%f%f%

Gemar Makan Panas525152103151155

Tidak Gemar Makan Panas3154201515945

Total8405253153151520100

Tabel 6 : Tabulasi Silang Antara OHI-S dengan Tingkat Konsumsi Karbohidrat Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004

OHI-S

Diet KarbohidratBaikSedangJelekTotal

f%f%f%f%

Sangat Rendah210210

Rendah1515

Sedang3154203151050

Tinggi15420525

Sangat Tinggi1515210

Total420126042020100

Diagram Batang (Bar Chart) Hubungan antara Karies dengan Kegemaran Makan Panas Penderita yang Datang di Klinik FKG Bulan Januari 2004

Pemilihan Teknik Analisis / Uji Statistik Univariat dan Bivariat Variabel SejenisTujuan UjiJumlah Sampel/ pasanganSampel bebas/ pasanganJenis Variabel

Kuantitatif

(rasio-interval)

Populasi berdistribusi normalSemi kuantitatif

(ordinal)

Kuantitatif distribusi populasi tak normalKualitatif

(nominal)

Komparasi2BebasUji t 2 sampel bebasUji Mann Whitney

Uji peringkat bertanda WilcoxonUji khi kuadrat

Uji Fisher

BerpasanganUji t sampel berpasanganUji peringkat bertanda WilcoxonUji Mc Nemar

> 2BebasAnova 1 arahUji Kruskall WallisUji khi kuadrat

BerpasanganAnova subyek yang samaUji FriedmanUji Chochrans

KorelasiKorelasi Pearson

RegresiKorelasi Spearman

Korelasi KappaKoefisien kontingensi

Koefisien Phi

Koefisien Kappa

Pemilihan Teknik Analisis / Uji Statistik Univariat dan Bivariat

Variabel tergantungVariabel bebas

Rasio/ IntervalOrdinalNominal

1 Variabel> 1 Variabel1 Variabel> 1 Variabel1 Variabel> 1 Variabel

0 VariabelUji t 1 sampel

Uji Normalitas

Uji t sampel berpasanganAnalisis kluster

Analisis faktor

Matriks korelasiKolmogorov Smirnov 1 sampel

Wilcoxon RankModel LoglinearUji khi kuadrat 1 sampel

Uji McNemarModel Loglinear

Rasio/ Interval1 VariabelKorelasi Pearson

Regresi

Analisis survivalKorelasi ganda

Regresi ganda

Analisis survivalKorelasi Spearman

Korelasi Kendalls tauAnova multi faktor

Regresi ganda

Analisis survivalUji t 2 sampel bebas

Anava 1 faktor

Analisis survivalAnova multi faktor

Regresi ganda

Analisis survival

>1 VariabelKorelasi kanonikalKorelasi kanonikal

Analisis jalur

Model strukturalMultivariat anavaMultivariat anavaMultivariat anavaMultivariat anava

Variabel tergantungVariabel bebas

Rasio/ IntervalOrdinalNominal

1 Variabel> 1 Variabel1 Variabel> 1 Variabel1 Variabel> 1 Variabel

Ordinal1 VariabelKorelasi Spearman

Korelasi Kendalls tauFungsi DiskriminanKorelasi Spearman

Korelasi Kendalls tau

Korelasi kappaModel loglinear

Koefisien konkordansUji tanda

Uji median

Uji jumlah peringkat Wilcoxon

Uji Mann Whitney

Uji Kruskal WallisModel loglinear

> 1 VariabelFungsi diskriminanFungsi DiskriminanModel loglinear

Koefisien konkordansModel loglinearModel loglinearModel loglinear

Variabel tergantungVariabel bebas

Rasio/ IntervalOrdinalNominal

1 Variabel> 1 Variabel1 Variabel> 1 Variabel1 Variabel> 1 Variabel

Nominal1 VariabelUji t 2 sampel bebas

Anava 1 faktorFungsi diskriminan

Regresi logistikUji tanda

Uji median

Uji jumlah peringkat Wilcoxon

Uji Mann Whitney

Uji Kriskal WallisRegresi logistik ganda

Model loglinearUji khi kuadrat

Uji Fisher

Koefisien Phi

Koefisien kappaRegresi logistik ganda

Model loglinear

> 1 VariabelFungsi diskriminanFungsi diskriminanModel loglinearModel loglinearModel loglinearModel loglinear

Beberapa Pengukuran Yang Sering Dipergunakan Dalam Epidemiologi

Rate ialah perbandingan suatu peristiwa dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa tersebut

Rate=EventX100% (1000)

Population at Risk

Rasio ialah perbandingan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya

Ratio=Event A

Event B

Insiden rate ialah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada pertengahan jangka waktu tersebut dalam persen atau permil

Incidence Rate=New EventX100% (1000)

Population at Risk at Midlle year

Period Prevalence Rate ialah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu tersebut dalam persen atau permil

Period Prevalence Rate=New Event & Old EventX100% (1000)

Population at Midlle year

Point Prevalence Rate ialah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pada saat tersebut dalam persen atau permil

Point Prevalence RateNew Event & Old EventX100% (1000)

Population at This Time

Buku Acuan :

Azrul Azwar, 1988, Pengantar Epidemiologi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Bambang Sutrisna, 1990. Epidemiologi Lanjut. Dian Rakyat, Jakarta.

Beaglehole R., Bonit R., Kjellstom T., 1993. Basic Epidemiology. WHO Geneva, Switzerland.

Bennet, F.J., 1987. Diagnosa Komunitas Dan Program Kesehatan. Yayasan Essentia Medika, Jakarta

Eckholm. E.P., 1985. Masalah Kesehatan. Gramedia, Jakarta.

Earl Babbie. 1998. The Practice of Social Research. Wadsworth Pub. Co. London.

Mc Mahon and Pugh F.T., 1970. Epidemiology, Principles and Methods. Little Brown and Co., Boston.

Notoatmodjo S, 1996. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta, Jakarta.

Rothman, K.J., 1995. Epidemiologi Modern. Yayasan Essentia Medika, Jakarta

Kemiskinan

Pendidikan rendah

Produksi makanan rendah

Daya beli rendah

Fasilitas kesehatan kurang

Pengetahuan gizi rendah

Konsumsi makanan tidak memadai

Penyakit kurang gizi

Kesehatan kurang

Daya tahan tubuh & penyerapan gizi terganggu

Sehat

Lingkungan

Pelayanan Kesehatan

Keturunan

Perilaku

EPIDEMIOLOGI

Ilmu yang mempelajari tentang masalah kesehatan pada sekelompok manusia

Frekuensi

dilakukan dua hal pokok yaitu :

- menemukan masalah kesehatan

- mengukur masalah kesehatan

Penyebaran

dikelompokan menurut :

- ciri-ciri manusia

- tempat

- waktu

Faktor Yang Mempengaruhi

Disusun langkah-langkah berupa :

- merumuskan hipotesa

- menguji hipotesa

- menarik kesimpulan

Epidemiologi Diskriptif

Epidemiologi Analitik

Independent Variable (X1)

Dependent Variable (Y)

Independent Variable (X2)

Independent Variable

Dependent Variable

Control Variable

Independent Variable

Dependent Variable

Intervening Variable

Antacedent Variable

Dependent Variable

Independent Variable

EMBED StaticEnhancedMetafile

EMBED StaticEnhancedMetafile

PAGE 1drg. MommiIKGM FKG Unej

_1165550994.bin

_1165553469.bin