entre chapter i

Upload: arya-vidya-utama

Post on 07-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Entre Chapter I

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam

    hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya

    kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda

    dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya

    mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak (Kashmir, 2006:18). Seorang

    wirausahawan selalu berfikir untuk mencari peluang, memanfaatkan peluang, serta

    menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Kerugian

    merupakan hal yang biasa, karena faktor kerugian selalu ada. Bahkan, bagi mereka

    semakin besar risiko kerugian yang akan dihadapi, semakin besar pula peluang

    keuntungan yang dapat diraup.

    Pada hakekatnya semua orang adalah wirausaha, dalam arti mampu berdiri

    sendiri dalam menjalankan usahanya dan pekerjaanya guna mencapai tujuan

    pribadinya, keluarganya, masyarakat, Bangsa dan Negaranya, akan tetapi banyak

    diantara kita yang tidak berani mengambil langkah untuk memulai berwirausaha

    karena adanya ketakutan akan rugi atau bangkrut. Tidak sedikit orang yang merasa

    tidak memiliki masa depan yang pasti jika berwirausaha. Bahkan, sebagian orang

    yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai usaha.

    Padahal profesi pengusaha menjanjikan peluang peningkatan penghasilan yang

    Universitas Sumatera Utara

  • 12

    memungkinkan kita bebas financial di hari tua sehingga kita bisa pensiun lebih

    tenang dan fokus untuk misi hidup yang lain.

    Menurut Kashmir (2006:15), Jika di perhatikan, kegiatan seorang wirausaha

    tampaknya sederhana. Namun, jika kita lihat lebih teliti lagi, ternyata mereka begitu

    pandai mengatur waktu, memilih bahan atau barang yang akan dijual. Mereka pandai

    membaca keinginan, kebutuhan, dan selera konsumennya. Mereka juga pandai dalam

    menentukan harga yang harus dibayar oleh pelanggan ( harga jual ) sehingga

    menghasilkan keuntungan. Seorang wirausahawan pun pandai melayani

    konsumennya sehingga merasa nyaman dan melakukan transaksi secara terus-

    menerus. Dalam skala yang lebih luas, mereka begitu pandai memberi perintah,

    membagi tugas dan tanggung jawab kepada orang lain untuk melakukan kegiatan.

    Gambaran seperti di atas, mengenai cara seorang wirausaha dalam hal pandai

    membaca keinginan dan melayani konsumen, menentukan harga jual dan pintar

    memberikan perintah, merupakan gambaran kegiatan seorang wirausahawan dalam

    kesehariannya. Kepiawaian dan keahlian mereka dalam menjalankan aktivitas tanpa

    rasa canggung, takut, malu, atau minder merupakan menu keseharian yang menjadi

    rutinitas. Dalam menjalankan kegiatannya mereka tidak menunggu perintah, tetapi

    memerintah anak buahnya ( karyawan ) untuk melakukan suatu kegiatan. Semua

    yang mereka lakukan diperoleh dari pengalaman yang pernah mereka lakukan atau

    pengalaman dari orang lain (Kashmir, 2006:16).

    Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan,

    kemampuan, dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan dan

    pengetahuan tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses.

    Universitas Sumatera Utara

  • 13

    Sebaliknya, memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak disertai kemauan

    tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan. Untuk menjadi seorang

    wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi

    risiko dan tantangan. Kompetensi di artikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

    kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah

    orang yang selalu berorientasi pada hasil.

    Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008:11), seseorang yang termotivasi

    akan sesuatu pasti di sebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena keuntungan

    keuntungan dalam dunia kewirausahaan. Selain memperoleh keuntungan, seorang

    wirausaha juga bisa di hadapi dengan berbagai macam kendala yang muncul.

    Adapun kentungan-keuntungan yang di peroleh mencakup peluang untuk

    menentukan nasib Anda sendiri, karena memiliki usaha sendiri memberikan

    kebebasan dan peluang untuk mencapai apa yang penting bagi Anda.

    Peluang untuk melakukan perubahan dapat memberikan keuntungan bagi

    wirausaha, karena adanya peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru dari

    pengusaha yang lain. Dengan adanya inovasi-inovasi, keuletan, dan potensi yang

    dimiliki wirausaha akan mampu memberikan keuntungan yang menakjubkan. Oleh

    sebab itu diperlukan kerja keras dan lama untuk mencapai keuntungan yang dapat

    membuat bisnis dan hidup seorang wirausaha lebih mapan.

    Adapun berbagai kendala yang dapat muncul seperti, ketidakpastian

    pendapatan karena membuka dan menjalankan suatu usaha tidak memberi jaminan

    bahwa seorang wirausaha akan memperoleh pendapatan yang cukup untuk hidup.

    Resiko kehilangan seluruh investasi dapat dialami sang pengusaha jika mereka tidak

    Universitas Sumatera Utara

  • 14

    memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian dalam mengelola usahanya.

    Memang menyenangkan menjadi bos, tetapi terlalu besar tanggung jawab yang harus

    dipikul. Bila tidak ada seorangpun tempat bertanya, tekanan bisa menggunung

    dengan tiba-tiba.

    Tekanan yang dihadapi, dapat menyebabkan tingkat stress yang tinggi karena

    banyak wirausaha menyadari bahwa mereka harus mengambil keputusan mengenai

    beberapa hal dan menanggung beban mengelola prusahaannya sendirian karena tidak

    bisa mendelegasikan wewenang kepada orang lain. Tingkat stress yang tinggi besar

    kemungkinan akan menimbulkan rasa putus asa dalam diri seorang Entrepreneur.

    Faktor-faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha antara lain :

    Modal , Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan keluarga (Pandji, 2002 : 243,

    dan Kasmir, 2006:38). Dengan faktor-faktor tersebut seorang wirausaha mampu

    menciptakan kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu

    yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut pada

    akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak.

    Modal merupakan faktor penting dalam memulai suatu usaha. Tanpa modal

    suatu usaha tidak dapat berjalan, karena modal tersebut di gunakan dalam

    mengoperasikan bisnis tersebut. Jika seseorang ingin memulai usaha tetapi memiliki

    kendala dalam hal modal, maka ia dapat memperoleh modal dengan melakukan

    pinjaman ke berbagai pihak seperti perbankan, keluarga ataupun kerabat dekat.

    Dalam kewirausahaan, modal tidak selalu identik dengan modal yang berwujud

    (tangible) seperti uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud

    (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial, modal moral, dan modal mental

    Universitas Sumatera Utara

  • 15

    yang dilandasi agama. Secara garis besar, modal kewirausahaan dapat dibagi ke

    dalam empat jenis, yaitu modal intelektual, modal sosial dan moral, modal mental,

    serta modal material. Dalam penelitian aspek modal hanya diambil 2 aspek yaitu

    modal material dan modal intelektual.

    Selain modal berwujud dan tidak berwujud, pengalaman juga dapat

    memberikan pengaruh positif dalam berwirausaha, karena pengalaman dapat menjadi

    petunjuk atau pedoman agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha.

    Pendidikan juga sama penting nya dalam mempengaruhi kesuksesan berbisnis,

    dengan adanya pendidikan seorang wirausaha tidak gampang di pengaruhi dalam

    pengambilan keputusan serta dengan mudah dapat membuat laporan keuangan dan

    perencanaan bisnis.

    Minat atau bakat yang timbul atau sudah tertanam dalam diri seseorang akan

    mempermudah beradaptasi dalam mengembangkan usahanya, karena usaha tersebut

    di jalankan dengan sungguh-sungguh sesuai keahlian. Faktor keluarga juga di

    perlukan dalam keberhasilan berwirausaha, dengan adanya motivasi atau dukungan

    dari keluarga, seorang wirausaha akan gigih dalam menjalankan usahanya.

    Saat ini di kota-kota besar di Indonesia termasuk di Medan, semakin banyak

    orang yang memiliki sepeda motor. Hal ini menyebabkan terbukanya peluang untuk

    membuka usaha bengkel. Fenomena ini menyebabkan banyaknya usaha-usaha

    perbengkelan sepeda motor yang dapat kita temui di berbagai kawasan. Salah satu

    kawasan yang terdapat banyak usaha perbengkelan sepeda motor adalah di sepanjang

    Jalan Setia Budi Medan. Mereka menjual banyak sparepart motor yang bersuku

    cadang asli dan mereka menerima service motor bagi pelanggan yang mengalami

    Universitas Sumatera Utara

  • 16

    gangguan pada kendaraannya. Dengan berbagai macam sparepart yang dijual, yang

    memiliki kualitas dan mutu produk berkualitas serta dengan harga yang dapat di

    jangkau, akan mampu menarik keinginan konsumen untuk melakukan pembelian

    bahkan melakukan pembelian ulang.

    Melihat fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Entrepreneur Dalam

    Berwirausaha ( Studi Kasus Pada Pengusaha Bengkel Sepeda Motor Di Jalan

    Setia Budi Medan ) .

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang ingin di

    bahas dapat di rumuskan sebagai berikut :

    Apakah faktor Modal, Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan Keluarga

    berpengaruh positif dalam berwirausaha.

    C. Kerangka Konseptual

    Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana

    sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan

    hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari

    perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi,

    dan survey literatur ( Kuncoro, 2003:44 ).

    Seorang Entrepreneur harus mampu menyusun suatu rencana sekarang dan

    kedepan sebagai pedoman dan alat kontrol baginya. Dengan membuka usaha,

    Universitas Sumatera Utara

  • 17

    seseorang dapat menata masa depannya dengan penghasilan yang telah di dapat tanpa

    tergantung kepada orang lain.

    Pada kerangka penelitian ini dikemukakan variabel yang mendorong

    entrepreneur dalam berwirausaha, yaitu faktor modal ( X1 ), faktor pengalaman ( X2),

    faktor pendidikan ( X3 ), faktor minat dan bakat ( X4 ), faktor keluarga ( X5 ) yang

    mendorong Entrepreneur dalam berwirausaha.

    Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dapat dibuat

    dalam gambar sebagai berikut :

    Gambar : 1.1 Kerangka Konseptual Sumber : ( Pandji, 2002 ) dan ( kasmir, 2006 ), diolah penulis. D. Hipotesis

    Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling

    memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian (Umar,

    2003:69). Hipotesis atau jawaban sementara atas permasalahan yang dikemukakan

    adalah sebagai berikut :

    1. Faktor Modal (X1)

    2. Faktor Pengalaman (X2)

    3. Faktor pendidikan (X3)

    4. Faktor Minat dan Bakat (X4)

    5. faktor Keluarga (X5)

    Faktor yang mendorong entrepreneur dalam berwirausaha (Y)

    Universitas Sumatera Utara

  • 18

    Variabel Modal, Pengalaman, Pendidikan, Minat dan Bakat, dan Keluarga

    berpengaruh positif terhadap enterpreneur dalam berwirausaha .

    E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah :

    Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor Modal, Pengalaman, Pendidikan,

    Minat dan Bakat, dan Keluarga yang mendorong enterpreneur dalam

    berwirausaha pada usaha bengkel di Jalan Setia Budi Medan.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Bagi Pelaku Usaha

    Sebagai bahan masukan bagi para wirausahawan tentang pentingnya

    mendirikan usaha dan sebagai informasi untuk mengetahui keunggulan

    dalam berwirausaha.

    b. Bagi Penulis

    Sebagai bahan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang

    kewirausahaan dan faktor-faktor pendorongnya.

    c. Bagi Peneliti Selanjutnya

    Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman bagi peneliti

    berikutnya tentang faktor-faktor yang dapat mendorong seseorang dalam

    berwirausaha dan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan

    penelitian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 19

    F. Metodologi Penelitian

    1. Batasan Operasional

    Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

    a. Variabel Independen ( X ) yang terdiri dari faktor modal ( X1 ), faktor

    pengalaman ( X2 ), faktor pendidikan ( X3 ), faktor minat dan bakat ( X4), dan

    faktor keluarga ( X5 ).

    b. Variabel Dependen ( Y ) yakni faktor yang mendorong Entrepreneur dalam

    berwirausaha.

    c. Responden penelitian adalah pengusaha bengkel di Jalan Setia Budi.

    2. Defenisi Operasional Variabel

    Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang di teliti, yang terdiri dari :

    a. Variabel bebas ( X ) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan

    dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif atau negatif

    bagi variabel dependen nantinya. Adapun yang menjadi variabel bebas pada

    penelitian ini adalah :

    1. Modal ( X1 ) yaitu sejumlah dana yang dikeluarkan si pengusaha untuk

    memulai dan menjalankan aktivitas usahanya.

    2. Pengalaman ( X2 ) yaitu suatu pengalaman pribadi pengusaha tersebut

    atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha.

    Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan

    kesalahan dalam menjalankan usahanya nanti.

    Universitas Sumatera Utara

  • 20

    3. Pendidikan ( X3 ) yaitu keahlian ( skill ) dan tekhnik-tekhnik yang

    diperoleh oleh wirausahawan dalam berwirausaha.

    4. Minat dan Bakat ( X4 ) yaitu rasa ketertarikan pada suatu bidang sudah

    tertanam dalam dirinya. Minat juga dapat tumbuh setelah dipelajari

    dengan berbagai cara.

    5. Keluarga ( X5 ) yaitu seseorang memulai usaha karena keluarga mereka

    sudah memiliki usaha sebelumnya. Keluarga sengaja mengader anggota

    keluarga lain untuk meneruskan usaha atau membuka cabang atau usaha

    baru.

    b. Variabel terikat ( Y )adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas.

    Adapun yang menjadi variabel terikat adalah faktor yang mendorong

    Entrepreneur dalam berwirausaha.

    Universitas Sumatera Utara

  • 21

    Tabel 1.1 Defenisi Operasional Variabel

    Variabel Defenisi Indikator Skala ukur Modal (X1)

    Modal dapat diartikan sebagai keahlian seseorang. Dengan keahlian tertentu seseorang dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk menjalankan usaha.

    a. Jumlah modal b. Sumber modal c. Keterampilan d. Pengetahuan

    Guttman

    Pengalaman (X2 )

    Pengalaman maksudnya adalah pengalaman pribadi pengusaha tersebut atau pengalaman orang lain yang telah berhasil dalam melakukan usaha. Pengalaman ini merupakan pedoman atau guru agar tidak melakukan kesalahan dalam menjalankan usaha nantinya.

    a. Pengalaman intern (dari dalam diri

    sendiri) b. Pengalaman

    ekstern (dari orang lain)

    Guttman

    Pendidikan (X3)

    Latar belakang pendidikan seseorang terutama yang terkait dengan bidang usaha, seperti bisnis dan manajemen dipercaya akan mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam mengembangkan usahanya dan dapat menyusun perencanaan bisnis.

    a. Tingkat pendidikan

    b. Jenis pendidikan non formal

    c. Pengetahuan Bisnis d. Kreatifitas

    Guttman

    Minat dan Bakat (X4 )

    Artinya ketertarikan pada suatu bidang usaha yang tertanam dalam diri seseorang.

    a. Keahlian b. Hobi

    Guttman

    Keluarga (X5)

    Seseorang yang sudah menjiwai suatu pekerjaan karena terlahir dan dibesarkan dari keluarga yang memiliki tradisi kuat dalam berwirausaha.

    a. Usaha turun temurun

    b. Tuntutan dari keluarga

    c. Motivasi keluarga

    Guttman

    Faktor yang mendorong Enterpreneur dalam berwirausaha (Y)

    Yaitu hal-hal yang dapat membuat wirausaha terpacu untuk memulai suatu usaha.

    a. Menyalurkan hobi pemilik

    b. Menambah pengalaman

    c. Menambah pengetahuan

    Guttman

    Sumber : ( Pandji, 2002 ) dan ( kasmir, 2006 ), diolah penulis

    Universitas Sumatera Utara

  • 22

    3. Skala Pengukuran Variabel

    Penelitian ini menggunakan skala pngukuran Guttman. Skala ini digunakan untuk

    menglasifikasikan objek atau kejadian ke dalam kelompok ( kategori ) terpisah untuk

    menunjukkan kesamaan atau perbedaan tertentu dari objek. Skala pengukuran ini,

    akan didapat jawaban tegas, yaitu : ya tidak , benar salah , pernah tidak

    pernah , positif dan negatif , dan lain-lain. Dalam penelitian ini terdiri dari dua

    kategori, pada setiap jawaban akan diberikan skor.

    Pembagiannya adalah :

    a. Ya = 1

    b. Tidak = 0

    4. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini akan dilakukan pada usaha bengkel di Jalan Setia Budi Medan,

    yang dimulai pada bulan Januari sampai bulan Mei 2010.

    5. Populasi dan Sampel

    a. Populasi

    Menurut Sugiyono ( 2005:72 ) populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah sebanyak

    Universitas Sumatera Utara

  • 23

    20 responden dari pengusaha bengkel yang mendirikan usahanya di sepanjang

    Jalan Setia Budi Medan.

    b. Sampel

    Menurut Uma Sekaran ( 2006:123) sampel adalah subkelompok atau sebagian

    dari populasi. Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik

    kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian.

    Tekhnik pengambilan sampel dengan menggunakan metode nonprobability

    sampling yang merupakan tekhnik pengambilan sampling yang tidak

    memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

    anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

    Metode nonprobability sampling yang digunakan adalah teknik sampling

    jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

    digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi

    relatif kecil atau kurang dari 30 responden ( Sugiyono 2005:212 ). Oleh

    karena jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30 respoden, maka

    sampel dalam penelitian ini adalah 20 responden. Maka keduapuluh

    responden itu akan langsung digunakan sebagai sampel.

    6. Jenis Data

    Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu :

    a. Data Primer

    Data Primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis

    berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah yang diteliti. Data Primer

    Universitas Sumatera Utara

  • 24

    diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan ( questionnaire ) kepada

    responden yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian.

    b. Data Sekunder

    Data Sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh para peneliti lain,

    data yang diterbitkan dalam jurnal statistik dan lainnya, dan informasi yang

    tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi entah didalam atau luar

    organisasi, semua yang dapat berguna bagi peneliti.

    7. Teknik Pengumpulan Data

    a. Wawancara ( Interview )

    Melakukan wawancara langsung kepada responden yaitu pengusaha bengkel.

    b. Daftar Pertanyaan ( questionnaire )

    Memberikan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu

    kepada responden.

    c. Studi Dokumentasi

    Mengumpulkan data-data melalui informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah,

    dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

    8. Metode Analisis Data

    a. Uji Validitas dan Reliabilitas

    Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

    setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang

    digunakan ( questionnaire ). Dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 25

    nyata dan benar. Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur

    yang di gunakan ( questionnaire ) menunjukkan akurasi dan konsistensi dari

    pengukurannya. Dikatakan konsistensi jika beberapa pengukuran terhadap

    subjek yang sama diperoleh hasil yang berbeda-beda (Jogiyanto, 2004:120).

    Uji Validitas dan Reliabilitas dilakukan terhadap objek diluar responden yaitu

    pemilik bengkel yang bukan berada di jalan Setiabudi.

    b. Metode Analisis deskriptif

    Analisis Deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang

    dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan

    secara objektif sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai objek

    penelitian. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya

    memberi suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis,

    analisis yang sering digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan

    parameter statistik deskriptif. Termasuk dalam parameter statistik deskriptif

    antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran,

    piktokram, perhitungan penyebaran data melalui perhitunga rata-rata dan

    standar deviasi.

    c. Metode Guttman

    merupakan metode yang di gunakan untuk memperoleh ukuran gabungan

    yang bersifat unidimensional (hanya mengukur satu dimensi saja). Kemudian

    akan didapatkan jawaban tegas, yaitu : ya-tidak, benar-salah, dan lain-

    lain. Pada setiap jawaban akan diberikan skor, Ya=1 dan Tidak=0 (Freddy

    Rangkuti, 1996:67).

    Universitas Sumatera Utara