modul blok 12 chapter i pspdg umy

64
MANAJEMEN KEDOKTERAN GIGI Blok 12 Book’s Owner: Denteen’13 Chapter 1 KG 2013

Upload: shinto-kharuniavi-indiana

Post on 16-Sep-2015

98 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

  • MANAJEMEN

    KEDOKTERAN GIGI

    Blok 12

    Books Owner:

    Denteen13 Chapter 1

    KG 2013

  • Dony

    Coordinator

    Nimas

    Bendahara

    Agnimas

    General Editor

    Shinto

    Layouter

    Agnimas

    Dima

    Zuha

    Nurul

    Shinto

    Syifa

    Aulia

    Nimas

    Ega

    Panji

    Gylza

    Dony

    Editor

    Find us on

    Facebook: KG UMY 2013

    Twitter: @KG_UMY 2013

    Email: [email protected]

    You can also deliver your criticism through personal chat via Line, sms, etc

    Assalamualaikum wr. Wb

    Hai haai, alhamdulillah ya modul

    chapter I kita sudah terbit.

    Mohon maaf ya temen-temen kalau

    desainnya sedikit berubah dan biasa

    banget karena layouternya masih

    newbie.

    Terimakasih kepada seluruh tim modul

    yang telah menyelesaikan editan tepat

    waktu. Terimakasih juga kepada temen-

    temen KG 2013 yang selalu mendukung

    dan memberikan sarannya kepada tim

    modul.

    Semangat belajar ya teman-teman.

    Semoga blok 12 kita lulus dan paham

    100%. Aamiin

    See you next chapter...

    Wassalamualaikum wr wb

    Denteen13 The Crew

  • The Contents

    Drg. Sugiharti

    BENTUK PERILAKU KESEHATAN DI MASYARAKAT

    DAN CARA PENYELESAIANNYA

    1

    Drg. Sri Utami,

    MPH

    METODE PENGUKURAN

    NILAI INDIKATOR

    KESGILUT

    7

    Drg. Sri Utami,

    MPH

    DASAR-DASAR SOSIOLOGI

    KESEHATAN GIGI 16

    Drg. Sri Utami,

    MPH

    TRIANGLE, EPIDEMIOLOGY, WEB OF CAUSATION, AND

    DESCRIPTIVE EPIDEMIOLOGY

    20

    Drg. Lisdrianto

    Hanindriyo, MPH

    PROGRAM KESGILUT UNTUK

    PERMASALAHAN KESEHATAN

    GIGI (UKM DAN UKP)

    27

    Drg. Novitasari

    Ratna Astuti, MPH PROMOSI KESEHATAN 37

    Drg. Novitasari

    Ratna Astuti, MPH

    TEORI PERILAKU

    KESEHATAN DAN TEORI

    MOTIVASI

    42

  • Drg. Rr. Pipiet

    Okti K, MPH KOMUDA BLOK 12 47

    Drg. Rr. Pipiet

    Okti K, MPH

    DASAR-DASAR

    MANAJEMEN 49

    Drg. Rr. Pipiet

    Okti K, MPH

    DESAIN TEMPAT

    PRAKTEK DOKTER GIGI 53

    Dr. Limawan

    Budiwibowo, M.

    Kes

    IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

    DAN PROGRAM PEMERINTAH

    BIDANG KESEHATAN

    55

  • 1 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    BENTUK PERILAKU KESEHATAN DI

    MASYARAKAT DAN CARA PENYELESAIANYA

    drg. Sugiharti

    Status

    Kesehatan

    TANTANGANPERMASALAHAN

    Kebijakan

    Pembangunan Kesehatan

    Program & kegiatan

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

    Penyebab Penyakit:

    1. Exogen: dari Luar

    2. Indogen: dari Dalam

    Lingkungan:

    1. Lingkungan Hidup

    2. Lingkungan Fisik

    3. Lingkungan Biologis

    4. Lingkungan Ekonomi

    5. Lingkungan Mental Sosial

    *Notes: Indikator Status Kesehatan:

    - Kematian Bayi dan Ibu hamil

    - Angka Harapan Hidup

    - Status Gizi

    1. Perilaku Sehat

    2. Lingkunan Sehat

    3. Pelayanan Kesehatan Baik

    4. Peran serta Masyarakat

    Editor : Dima Senin, 25 Mei 2015

  • 2 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    GRAND STRATEGY KEMENTERIAN KESEHATAN

    1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

    2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

    3. Meningkatkan sistem surveillance, monitoring, dan informasi kesehatan

    4. Meningkatan pembiayaan kesehatan

    SISTEM KESEHATAN

    NASIONAL

    RENSTRA DEPKES

    PROGRAM PROMOSI

    KESEHATAN LINTAS PROGRAM

    LINTAS SEKTOR

    MASYARAKAT SEHAT SEJAHTERA

    PEMBANGUNAN KESEHATAN BERDASARKAN UUD 1945:

    a. Setiap orang berhak mempertahankan hidup dan kehidupanya

    b. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin bertempat tinggal dan mendapatkan

    lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

    c. Kesehatan adalah hak azasi manusia

    PERMASALAHAN KESEHATAN

    Pekerja:

    - Sifat, Perilaku, Budaya, Pengetahuan

    - Cara Kerja

    - Ketahanan Tubuh & Gizi

    - Kesakitan & Kecacatan

  • 3 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Pelayanan Kesehatan Kerja:

    - SDM (Sumber Daya Manusia)

    - Sarana Kesehatan

    - Jejaring Layanan Kesehatan

    Lingkungan:

    - Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi & Psikososial

    - Pimpinan & Pemimimpin Kurang Faham

    Kesejahteraan:

    - Pendapatan

    - Pengembangan Diri

    - Pendidikan Rendah

    Problem Kesehatan di Masyarakat

    - Pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya upaya preventif kesehatan

    - Perilaku hidup bersih dan sehat

    - Lingkungan yang mendukung kesehatan

    - Kemampuan mengakses pelayanan kesehatan

    - Kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap risiko & bahaya yang dapat menimbulkan

    gangguan kesehatan

    - Pengetahuan dan kesadaran tentang makanan bergizi

    - Ketersediaan makanan bergizi

    - Kemampuan membeli makanan bergizi

    - Kemauan makan makanan bergizi

    Masalah Selama Ini:

    - Promosi kesehatan

    1. Lemahnya tehnik penyuluhan, serta belum ada tenaga khusus penyuluh

    (pemberdayaan masyarakat dan advokasi belum diperhatikan)

    2. Belum termanfaatkan sarana dan metode penyuluhan untuk mengadvokasi masalah

    kesehatan

    3. Pemberdayaan yang dilakukan belum terorganisir & terintegrasi dalam upaya

    kesehatan

    4. Perubahan perilaku masyarakat masih jauh dari harapan

    5. Belum ada evaluasi metode media serta sarana Promosi kesehatan yang telah kita

    lakukan selama ini. Apakah ada perubahan dan manfaat yang bermakna?

    TUJUH POTENSIAL MASYARAKAT

    1. Para pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, tokoh masyarakat, kader

    2. Organisasi, lembaga, kelompok masyarakat.

    3. Dana masyarakat.

    4. Sarana/prasarana masyarakat.

    5. Pengetahuan masyarakat.

    6. Teknologi masyarakat , teknologi tepat guna termasuk cara berinteraksi masyarakat setempat

    secara kultural.

    7. Pengambilan keputusan oleh masyarakat melalui proses menemukan masalah, merencanakan

    dan melakukan pemecahan.

  • 4 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    DKMO

    MANAJEMEN

    KESEHATAN

    UPAYA

    KESEHATAN

    PEMBERDAYAAN

    MASYARAKATSDM

    DANA

    SARANA

    INPUTPROSES OUTPUT

    STRATEGI

    PENYELESAIAN MASALAH KESEHATAN

    STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH KESEHATAN

    a. Komitmen pemerintah dalam penanganan masalah kesehatan

    b. Gerakan serentak antara pemerintah dan masyarakat

    c. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan

    d. Inovasi program pengembangan metode promosi kesehatan dengan cara:

    Pengembangan Metode Promosi Kesehatan

    1. Sekolah sehat

    2. Dialog Interaktip

    3. Senam masal

    4. Jalan Sehat, dll

    5. PHBS

    6. Peningkatan UKBM

    7. Kegiatan Pemberdayaan

    *dari berbagai masalah tersebut, perlu dilakukan kegiatan pengembangan dan inovasi program:

    1. Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat

    2. Pemberdayaan ukbm ( upaya kesehatan berbasis masyarakat )

    3. Masyarakat ber PHBS

    *dengan Promosi Kesehatan

    STRATEGI DASAR PROMKES

    ADVOKASI

    BINA SUASANA

    GERAKAN

    PEMBERDAYAAN

    MASYARAKAT

    A

    B

    G

    HARUS BERDASAR KEMITRAAN

  • 5 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    PERAN PROMOSI KESEHATAN

    a. Kampanye melalui media massa elektronik, website, cetak dan pameran

    b. Pemantapan jejaring kemitraan

    c. Mengembangkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) disemua tatanan

    Perilaku Merupakan Salah Satu Penyebab Masalah Kesehatan

    PHBS ( PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)

    Upaya untuk memberikan pengalaman belajar bagi perorangan kelompok dan masyarakat, dengan

    membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan

    pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana sehingga dapat

    menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara, melindungi dan

    meningkatkan kesehatan.

    PHBS PRODUK DARI PROSES

    PEMECAHAN MASALAH2 KESEHATAN

    MASALAH

    KES

    MASY

    PENYEBAB

    MEDIS/TEKNIS

    PERILAKU

    HIDUP

    TDK BERSIH

    & SEHAT

    PROSES

    PEMECAHAN

    MASALAH

    KES

    PENANGGULANGAN

    SECARA MEDIS

    /TEKNIS

    PERILAKU

    HIDUP BERSIH & SEHAT

    (PHBS)

    MIS: MELIHAT SUMBER

    MASALAH ( PKTB )

    MIS: MAKAN GIZI SEIMBANG,LINGK YG SEHAT

    MISAL:

    GIZI BURUK

    23

    PHBS CIPTAKAN PILAR UTAMA MASYARAKAT SEHAT

    LINGKUNGAN

    SEHAT(DERAJAT

    KESEHATAN)

    PERILAKU

    HIDUP BERSIH

    & SEHAT

    (PHBS)

    1. Masyarakat Mengupayakan Lingkungan Sehat

    2. Masyarakat Cegah & Tanggulangi Masalah2 Kesehatan

    3. Masyarakat Memanfaatkan Yankes

    4. Masyarakat Kembangkan UKBM (Posyandu, Dll)

    5. Nakes Responsif terhadap Kebut & Aspirasi Masyarakat

    YANKES

    BERMUTU &

    TERJANGKAU

    MASYARAKAT MENOLONG DIRI MELALUI:

  • 6 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    24

    SETIAP MASALAH KESEHATAN YG

    DIPECAHKAN, MENGHASILKAN PHBS

    MASALAH

    GIZI

    PROSES

    PEMECAHAN

    MASALAH

    PHBS

    GIZI

    MASALAH

    KIA & KB

    MASALAH

    PENY &

    KESLING

    MASALAH

    PEMEL.

    KES

    PHBS

    KIA & KB

    PHBS

    PENY &

    KESLING

    PHBS

    PEMEL.

    KES

    *KIA= Kesehatan Ibu dan Anak

    *Masalah Penyuluhan & Kesehatan Keliling

    *Masalah Pemeliharaan Kesehatan

    BEBERAPA METODE PROMKES, GERAKAN MENUNJANG PROMKES:

    1. Senam Masal, Jalan Sehat:

    - Dikaitkan dengan Momentum Hari-Hari Peringatan, Hut dll

    - Kegiatan dengan tujuan Gerakan Pemberdayaan Masyarakat

    2. Peningkatan PHBS

    - Cuci tangan masal,sikat gigi masal dll

    - Lomba-lomba (Sekolah sehat, gigi sehat dll)

    Cuci tangan bersama untuk membudayakan PHBS

  • 7 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    METODE PENGUKURAN NILAI INDIKATOR

    KESGILUT

    Drg. Sri Utami, MPH

    ORAL HEALTH INDICATORS

    Oral Health Indicators menurut NOHSS (National Oral Health Surveilance System-USA):

    - Dental Visit

    - Teeth Cleaning

    - Complete tooth loss

    - Lost 6 or more teeth

    - Fluoridation status

    - Caries experience

    - Unthreated tooth decay

    - Dental sealant

    - Cancer of the oral cavity and pharynx

    Menurut CDC (Centers of Disease Control & Prevention, WHO):

    - Dental caries

    - Oral & pharyngeal cancer

    - Periodontal assessment/disease

    - Sealant

    - Tobacco lesions

    - Tooth loss

    PENGUKURAN/ INDEKS KARIES GIGI

    DMF-T Index

    - Digunakan secara luas dan diterima secara universal

    - Pertama kali: tahun 1983, Klein dkk., pada anak-anak di Maryland.

    - Kriteria:

    D = Decay

    M = Missing due to caries

    F = Filling

    - Interpretasi indek (WHO):

    Bila mean DMF-T tinggi, diasumsikan bahwa di masyarakat tsb. mempunyai angka

    karies yang tinggi pula.

    - Kriteria:

    Tumpatan sementara (D=Decay)

    Permukaan oklusal gigi sudah ditumpat, tetapi permukaan sebelah bukal ada

    karies (D=Decay)

    Gigi sudah ditumpat, tapi ada karies sekunder di sekelilingnya (D=Decay)

    Fissure Sealant (tidak dihitung oleh Indeks)

    Editor : Eganavra Senin, 22 Mei 2015

  • 8 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    - Klasifikasi angka kejadian karies menurut WHO (Mean DMF-T):

    Sangat rendah: 0,8 -1,1

    Rendah: 1,2 2,6

    Sedang: 2,7 4,4

    Tinggi: 4,5 6,5

    Sangat tinggi: > 6,5

    - Kekurangan:

    aktivitas lesi karies tidak bisa ditentukan

    Missing due to caries: sulit ditelusuri

    lesi karies email tidak dihitung/lesi awal

    tidak bisa mengestimasi kebutuhan perawatan

    sealant tidak termasuk dalam indek

    Tidak menunjukkan & menggambarkan jumlah individu yg bebas karies

    Tidak menggambarkan jumlah kavitas yg sesungguhnya, sehingga

    disempurnakan menjadi indeks DMF-S (Surface)

    - Kelebihan:

    Diterima secara universal

    Digunakan secara luas

    Mudah di aplikasikan

    Data mudah di analisa

    - def-t index

    Indeks karies gigi untuk anak-anak

    d = decay, gigi anak berlubang karena karies & masih bisa ditumpat

    e = extracted, gigi anak yg masih ada dlm rongga mulut dgn keadaan berlubang,

    tapi indikasi cabut

    f = filling, gigi anak yg sudah ditumpat & tumpatan masih baik

    - Kegunaan angka DMF-T

    Survei/penelitian

    Frekuensi karies menurut umur, antar kelompok, faktor risiko

    Program planning

    Daerah X (DMF-T : 2,5)

    Daerah Y (DMF-T : 2,5)

    Prioritas program di mana ?

    Evaluasi program

    Pengukuran angka DMF-T sebelum & sesudah intervensi

    SiC Index

    - SiC Index: (Bratthall, 2000)

    - Tujuan: Mengetahui individu yang mempunyai nilai/angka karies paling tinggi dalam

    populasi.

    - Cara assessment:

    Menggunakan indek DMF-T

    Data/angka hasil assessment tiap individu di urutkan.

    Ambil sepertiga jumlah individu dengan nilai tertinggi dari urutan data tsb.

    Nilai DMF-T pada no.3 dijumlahkan dan di rata-rata.

    Nilai rata-rata tsb merupakan nilai SiC index

  • 9 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    - Contoh penghitungan Indeks DMF-T

    Jumlah nilai DMF-T: 27

    Jumlah individu: 11 orang

    Rata-rata DMF-T: 27/11=2,4545

    Hasil rata-rata DMF-T: 2,5

    - Contoh penghitungan SIC index

    Jumlah nilai DMF-T sub-kelompok : 2+3+5+14=24

    Rata-rata nilai DMF-T sub-kelompok: 24/4= 6

    Hasil SiC pd populasi: 6.0

    ICDAS- I dan II Specific Caries Index

    - ICDAS (International Caries Detection and Assessment system)

    - Konsensus oleh cariologis, epidemiologis dan praktisi klinis.

    - sistematik review berbagai literatur terkait sistem assessment karies gigi

    - D=detection, deteksi karies berdasarkan proses, topografi dan anatominya.

    - A= assessment, penilaian terhadap proses karies, baik karies dengan kavitas atau tanpa

    kavitas.

    - ICDAS-I

    Konsensus tahun 2001 oleh cariologis, epidemiologis dan praktisi klinis.

    Konsensus hanya diikuti oleh beberapa negara

    Assessment terhadap karies koronal, pada tiap permukaan gigi.

    Kode: 0 6 (Baca di tambahan materi)

    Tidak menilai aktivitas karies (active atau inactive).

    Tidak menilai karies akar dan karies yang berhubungan dengan restorasi dan sealant.

    1 0

    2 0

    3 2

    4 1

    5 0

    6 5

    7 0

    8 14

    9 2

    10 0

    11 3

    0

    0

    0

    0

    0

    1

    2

    2

    3

    5

    14

  • 10 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    - ICDAS-II

    Konsensus di Baltimore,Maryland, 2005

    Konsensus diikuti oleh banyak negara.

    Assessment karies koronal, karies akar dan Cars (caries adjacent to restorations and

    sealants) dan aktivitas karies.

    2 digit code system:

    Digit pertama adalah cars

    Digit kedua karies koronal

    Assessment dilakukan pada tiap permukaan gigi.

    - Coronal Primary Caries Detection Criteria

    Description

    0 Sound

    1 First Visual Change in Enamel (seen only after prolonged air drying or restricted

    to within the confines of a pit or fissure)

    2 Distinct Visual Change in Enamel

    3 Localized Enamel Breakdown (without clinical visual signs of dentinal

    involvement)

    4 Underlying Dark Shadow from Dentin

    5 Distinct Cavity with Visible Dentin

    6 Extensive Distinct Cavity with Visible Dentin

    - Caries-Associated with Restorations and Sealants (CARS) Detection Criteria

    Description

    0 Sound tooth surface with restoration or sealant

    1 First visual change in enamel

    2 Distinct visual change in enamel/dentin adjacent to a restoration/sealant margin

    3 Carious defects of

  • 11 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    9 = Used for the following conditions:

    96 = Tooth surface cannot be examined: surface excluded

    97 = Tooth missing because of caries (tooth surfaces will be coded 97)

    98 = Tooth missing for reasons other than caries (all tooth surfaces will be

    coded 98)

    99 = Unerupted (tooth surfaces coded 99)

    - Contoh

    A two-number coding system is suggested to identify restorations/sealants with the first

    digit, followed by the appropriate caries code, for example a tooth restored with amalgam

    which also exhibited an extensive distinct cavity with visible dentin would be coded 4

    (for an amalgam restoration) 6 (distinct cavity), an unrestored tooth with a distinct cavity

    would be 06.

    - Kelebihan ICDAS

    Deteksi terhadap proses karies /perkembangan karies

    Validitas dan reproduksibilitas sudah banyak diteliti dan indek ICDAS sudah

    banyak digunakan

    lebih banyak informasi relevan yang di dapatkan dari data assessment.

    Menggambarkan tingkat keparahan karies gigi yang melibatkan dentin.

    Valid dan reliabel untuk assessment efektifitas program pencegahan karies gigi

    Lesi karies pada email dapat dideteksi secara konsisten

    Mempunyai akurasi diagnostik dalam mendeteksi karies oklusal pada berbagai

    tahap karies

    Direkomendasikan secara internasional untuk assessment pada survei kesehatan

    gigi.

    - Kekurangan ICDAS

    Karies yg melibatkan pulpa tidak di nilai.

    Membutuhkan waktu assessment yang lebih lama

    Analisis data lebih kompleks

    Specific Caries Index

    - Acharya (2006)

    - Tujuan: mengembangkan indek karies khusus untuk permukaan gigi.

    - Bila digunakan bersamaan dengan indek DMF-T, hasil datanya bisa digunakan untuk

    perencanaan program penanggulangan penyakit karies gigi pada populasi target.

    - Kriteria:

    0= tidak ada lesi karies

    1= karies pada permukaan oklusal, bukal pits, fisur gigi molar dan premolar, serta

    karies pada lingual pits gigi anterior.

    2= karies proksimal gigi molar dan premolar

    3= karies pada proksimal gigi anterior tanpa melibatkan sudut insisal.

    4= karies pada proksimal gigi anterior, melibatkan sudut insisal

    5= karies pada servikal gigi

    6= karies pada titik cups oklusal molar dan permolar, serta incisal edge gigi insisivus.

    6A= radix, dengan indikasi pencabutan.

    - Biasanya digunakan bersamaan dengan indek DMf-T atau DMF-S, supaya menghasilkan

    data yang mudah di analisa dan mudah di interpretasikan.

  • 12 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    PUFA

    - Tujuan indek :

    Untuk mengetahui akibat karis gigi yang tidak dilakukan perawatan.

    - DMF-T dan beberapa indek lainnya tidak melakukan assessment terhadap akibat lanjut

    dari karies gigi yang tidak dilakukan perawatan.

    - Kriteria:

    P = Pulpal involvement

    U = Ulceration

    F = Fistula

    A = Abscess

    - Kekurangan:

    Kode A (Abscess) dan F (Fistula), merupakan kondisi yang reversibel, jadi sulit

    untuk di tentukan.

    Kode U (Ulceration) dan A (Abscess) sangat jarang kasusnya.

    Kode U (Ulceration) dan F (Fistula), merupakan kasus yang bisa dijadikan dalam

    satu kode

    Index CAST (Caries Assessment Spectrum and Treatment)

    - Frencken, 2011

    - Tujuan:

    Mengembangkan indek karies gigi dgn mengambil kelebihan dari indek DMF-T,

    ICDAS serta PUFA indek.

    Mendapatkan instrumen assessment karies gigi yang reliabel, pragmatik dan data

    mudah dilaporkan

    Index Caries Severity Index (CSI)

    Karakteristik Kode Deskripsi

    0 Tidak ada caries

    Sealant 1 Terdapat sealan pada pit dan fisura, minimal parsial,

    menggunakan bahan sealant.

    Tumpatan 2

    Email 3 Terdapat kavitas yang sudah di tumpat menggunakan bahan

    restorative, tidak ada karies dentin dan fistula/abses.

    Dentin 4 Karies internal, berhubungan dengan diskolorasi pada dentin,

    dengan atau tanpa localized breakdown.

    5 Terdapat kavitas pada dentin, tanpa adanya keterlibatan pulpa.

    Pulpa 6 Terdapat kavitas yang sudah melibatkan kamar pulpa atau

    terlihat bagian akarnya.

    7 Terdapat abses atau fistula

    Gigi tanggal 8 Gigi telah dicabut karena karies

    Lainnya 9 Kasus selain yang disebutkan, atau tidak masuk dalam kategori

    di atas (0-9)

  • 13 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    - Kelebihan:

    Tidak hanya sebagai instrumen assessment karies gigi, tetapi mempunyai

    penilaian lengkap, rentang nilai dari yang satu ke nilai yang lain adalah

    berlawanan (spectrum)

    Adanya pembedaan karies dentin yang masih bisa direstorasi atau yang tidak bisa

    direstorasi

    Penggabungan kode A (Abscess) dan F (Fistula) dalam satu kode

    Kode penilaian yang hierarki dan urut

    Hanya 1 digit code system

    - Kekurangan:

    Reliabilitas dan validitas instrument belum banyak di teliti. Belum secara luas digunakan

    INDEKS PENYAKIT PERIODONTAL (KEPERLUAN SURVEI)

    Khusus keperluan survei:

    - Untuk menunjukkan ada atau tidaknya gingivitis (menunjukkan bahwa penyakit

    periodontal masih ringan)

    - Sudah ada pocket dengan atau tanpa peradangan (menunjukkan bahwa penyakit

    periodontal sudah lebih parah)

    Peradangan gingiva/gingivitis:

    - Terdapat tanda-tanda pada gusi sekeliling satu/lebih gigi, yaitu kemerahan, bengkak,

    ulserasi dan perdarahan

    Pocket periodontal:

    - Terdapat pocket periodontal dgn kedalaman > 3 mm

    - Tidak dibedakan true/false pocket

    Prevalensi penyakit periodontal dapat dinyatakan dengan:

    - Persentase (%) orang dgn tanda-tanda dari penyakit periodontal

    - Persentase (%) orang dengan 1 atau lebih pocket

    - Indeks-indeks ini biasanya dinyatakan menurut umur

    Manfaat:

    - Untuk memperkirakan jumlah orang yg butuh pengobatan penyakit periodontal

    - Memberikan gambaran tingkat keparahan penyakit periodontal

    INDEKS PENGUKURAN KEBERSIHAN MULUT

    1. Oral Hygiene Index (OHI)

    Green & Vermilion

    Terdiri dari Debris Indeks (DI) dan Calculus Indeks (CI)

    OHI = DI + CI

    Pengukuran DI:

    - Debris: lapisan lunak pd permukaan gigi yg terdiri atas mucin, sisa-sisa makanan, warna

    putih kehijauan sampai jingga

    - Tiap rahang dibagi 3 segmen (segmen distal caninus kanan, segmen distal cainus kiri,

    segmen antara caninus kanan dan caninus kiri)

    - Setiap segmen dipilih gigi yg paling kotor

    - Penilaian dilakukan pd permukaan bukal & lingual

  • 14 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Skoring DI:

    - Skor 0 : tidak ada debris

    - Skor 1:

    Ada debris menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

    Tidak ada debris, tapi ada stain, tidak tergantung luas stain

    - Skor 2: ada debris lebih dari 1/3 permukaan gigi, tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi

    - Skor 3: debris mentupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

    - DI : Jumlah total skor debris/Jumlah segmen

    Pengukuran CI:

    - Calculus: endapan pd permukaan gigi yg terkalsifikasi keras, warna putih kekuningan

    sampai hijau kecoklatan

    - Cara pengukuran sama dengan DI

    - Skor 0 : tanpa calculus

    - Skor 1: tak lebih dari 1/3 permukaan gigi

    - Skor 2 : > 1/3 permukaan gigi tapi < 2/3 permukaan gigi atau subgingival calculus, titik-

    titik, tdk kontinyu.

    - Skor 3 : > 2/3 permukaan gigi atau calculus subgingival kontinyu, melingkar.

    - CI = Jumlah total skor debris/jumlah segmen

    2. Oral Hygiene Index Simplified (OHIS)

    Pengukuran indeks sama dengan pengukuran OHI

    Permukaan gigi yg diperiksa:

    6(bukal) 1(labial) 6(bukal)

    6(lingual) 1(labial) 6(lingual)

    Hanya 1 permukaan

    Kriteria OHIS

    0 1,2 = baik

    1,3 3 = sedang/cukup

    3,1 6 = Jelek

    3. Personal Hygiene Performance (PHP)

    Mengukur kebersihan mulut individu berdasarkan timbunan debris atau plak pada permukaan

    gigi

    Permukaan gigi yg diperiksa sama dengan OHIS

    Tiap permukaan gigi tsb dibagi menjadi 5 area

    Bila ada debris pd area yg bersangkutan mendapat skor 1 sedangkan bila tidak ada mendapat

    skor 0

    Skor PHP = jumlah total skor ke 6 gigi yg diperiksa/6 segmen

    4. Personal Hygiene Performance Modified (PHPM)

    Prinsip sama dengan PHP

    Permukaan yang dinilai adalah bukal dan lingual/palatal

    Gigi yg diperiksa:

    - Gigi paling belakang yg tumbuh di kuadran kanan atas

    - Gigi caninus atas kanan/gigi yg terseleksi

    - Gigi premolar atau molar kuadran kiri atas

    - Gigi paling belakang yg tumbuh di kuadran kiri bawah

    - Gigi caninus bawah kiri/gigi yg terseleksi

    - Gigi premolar atau molar kuadran kanan bawah

  • 15 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    REFERENSI

    Frencken et.al., 2011, The Caries Assessment Spectrum and Treatment (CAST) Index:

    Rational and Development, International Dental Journal, 61: 117-123

    Komite ICDAS IIa, 2005, Rationale and Evidence for The International Caries Detection and

    Assessment System (ICDAS II), Baltimore, Maryland

    Komite ICDAS IIb, 2005, Criteria Manual: International Caries Detection and Assessment

    System (ICDAS II), Baltimore, Maryland

    Sriyono, N.W., 2005, Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Medika-Fakultas

    Kedokteran UGM, Yogyakarta

    WHO, 2001,How To Calculate The Significant Caries Index (SiC Index), Geneva

    Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong

    saudaranya.

    (HR. Muslim)

  • 16 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    DASAR-DASAR SOSIOLOGI KESEHATAN GIGI Drg. Sri Utami, M.P.H.

    SOSIOLOGI

    Socius : masyarakat dan logos : ilmu

    Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, perilaku sosial manusia (perilaku

    kelompok, interaksi kelompok & menganalisis pengaruh kegiatan kelompok pada

    anggotanya)

    SOSIOLOGI KEDOKTERAN

    Di bidang kedokteran kebutuhan untuk memahami faktor-faktor sosial yg berhubungan

    dengan penyebaran penyakit Sosiologi Kedokteran

    Meliputi : Studi tentang faktor sosial , penyebab , prevalensi, penafsiran dari penyakit, hub

    antara dokter dan masyarakat umum

    KONSEP UMUM KESEHATAN

    Health for all:

    Kesehatan adl kebutuhan setiap individu, baik individu sehat maupun sakit, dari berbagai

    kalangan (ekonomi, sosial, psikologi perkembangan, status kesehatan.

    Orang sakit butuh penyembuhan

    Orang sehat butuh promotif, preventif, rehabilitataif & konservatif

    All for health:

    Seluruh aktivitas manusia, dari bangun pagi s/d bangun kembali keesokan harinya, terkait &

    berpengaruh terhadap kesehatan.

    Berfifkir yg sehat akan menumbuhkan jiwa yg sehat

    Makanan, pakaian, jalan kaki, bekerja, olahraga, membaca & bermain, terkait erat dgn

    kualitas kesehatan.

    Seluruh aktivitas manusia senantiasa berpengaruh terhadap peningkatan atau penurunan

    kualitas kesehaatan

    Semua hal untuk satu:

    Satu penyakit tidak cukup disembuhkan dgn 1 macam obat

    Satu hal untuk semua:

    Sebuah tindakan manusia dpt memiliki makna lebih dari 1

    Hukum sosial:

    Perilaku sosial/hukum sosial lebih relatif & kontekstual

    Contoh: kulit tergores, luka berdarah; sakit gigi, juga berakibat sakit kepala/pusing, reaksi

    emosional tinggi, tidak enak makan

    Variasi penyakit & teknik pengobatan:

    Penyakit lebih bersifat fisik, pengobatan fisik

    Penyakit jasmani, rohani & sosial, maka perlu tenaga kesehatan yg mampu mengobati sakit

    jasmaniah, rohaniah dan sosial

    Editor : Nurul Selasa, 19 Mei 2015

  • 17 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    KESEHATAN MANUSIA

    Dapat diwujudkan dalam beberapa dimensi:

    Jasmaniah material, yg disembuhkan oleh keseimbangan nutrisi

    Kesehatan fungsional organ, yg disembuhkan dgn energi aktivitas jasmaniah

    Kesehatan pola sikap, yg dikendalikan oleh pikiran

    Kesehatan emosi ruhaniah, yg disembuhkan oleh aspek spiritual keagamaan

    Sehingga diperlukan perawatan kesehatan yg holistik (mencakup 4 dimensi di atas).

    Pendekatan memahami gejala sosial:

    Pendekatan etik yaitu menganalisa perilaku atau gejala sosial dari pandangan orang luar serta

    membandingkannya dengan budaya lain.

    Dengan demikian maka pendekatan etik bersifat lebih obyektif, dapat diukur dengan ukuran

    dan indikator tertentu,

    Pendekatan emik:

    Secara singkat dapat dikatakan bahwa pendekatan emik berusaha memahami perilaku

    individu/masyarakat dari sudut pandang diri sendiri (individu tersebut atau anggota

    masyarakat yang bersangkutan).

    Pendekatan emik relatif lebih subyektif dan banyak menggunakan kata-kata/bahasa dalam

    menggambarkan perasaan individu yang menjadi obyek studi. Studi emik bersifat lebih unik,

    sukar untuk digeneralisasikan secara luas.

    MANUSIA, MAKHLUK SOSIAL & BUDAYA

    Manusia: makhluk multidimensional, sbg individu, sosial-komunal & spiritual

    Masyarakat: organisasi manusia yg saling berhubungan satu sama lain

    Manusia memiliki kemampuan mengolah potensi diri, interaksi, dan mengolah lingkungan,

    baik individu/kolektif, yg disebut budaya

    KONSEP DASAR SOSIOLOGI: NILAI & NORMA KESEHATAN

    Nilai : Sesuatu yg dimiliki seseorang, tidak memiliki sifat yg obyektif

    Ukuran standar bagi manusia dalam menentukan pilihan baik & akan dilakukannya sehari-

    hari di dlm masyarakat

    Pasien akan menilai cara dokter bertanya dan memberikan penjelasan, apakah baik atau

    buruk

    Pelayanan kesehatan bisa dikaitkan dgn nilai budaya (ST. Alisyahbana)

  • 18 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Menurut Prof. Sondang:

    Nilai reaktif: tindakan manusia karena bereaksi terhadap situasi tertentu

    Nilai tribalistik: seseorang yg menganut nilai-nilai kepada norma-norma sosial atau norma

    kelompok

    Nilai ego-sentris: sifat yg mementingkan diri sendiri dgn segala kebutuhan & kepentingannya

    Nilai konformitas: kesediaan utk melakukan penyesuaian-penyesuaian agar diterima dlm

    kelompok

    Nilai manipulatif: berusaha mencapai tujuan pribadi sendiri dgn memanipulasi orang lain

    sedemikian rupa sehingga orang tsb membenarkan tindakannya.

    Nilai sosio-sentris: penempatan kebersamaan jauh lebih penting ketimbang nilai yg

    materialistik, manipulatif atau konformitas.

    Nilai eksistensial: memiliki tingkat toleransi yg tinggi terhadap pandangan orang lain yg

    berbeda

    NILAI BUDAYA & PELAYANAN KESEHATAN

    Ekonomi: dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan biaya, alat produksi,imbalan

    jasa. Kebutuhan pelayanan medis-obat selalu menyertakan kebutuhan akan biaya.

    Layanan kesehatan mengandung nilai ekonomi

    Estetis: Lingkungan bersih & ruangan nyaman & harum memberikan dukungan emosional

    terhadap proses penyembuhan kesehatan.

    Solidaritas: Seorang dokter, perawat, dpt bekerjasama dgn pasien, keluarga pasien, sejawat &

    pihak lain yg berkepentingan

    Kuasa: seorang dokter memiliki peran & fungsi yg berbeda, terdapat struktur pengelola

    Klinik/RS

    Teori: Dokter/nakes, dituntut memiliki pengetahuan kesehatan yg memadahi

    Agama: Praktik pelayanan merupakan bagian dari pelayanan kepada umat, selaras dgn kode

    etik, ilmu pengetahuan,pelkes bagian dari ibadah

    NILAI HIDUP MANUSIA (Kluckhohn)

    Orientasi hidup: baik atau buruk

    Dipengaruhi atau mempengaruhi

    Orientasi waktu: dulu, sekarang, akan datang

    Orienstasi aktivitas: cari nafkah, kewajiban profesi, ibadah, mencari kebahagiaan

    Orientasi relasional: bekerja bersama-sama, dgn perawat gigi, sejawat, kolaboratif

    NORMA SOSIAL

    Nilai atau value lebih tinggi daripada norma atau moral

    Nilai merupakan keyakinan belief yg merupakan milik diri & akan menjadi barometer

    actions and will

    Norma: keharusan yg lebih bersifat operasional karena ada sanksi

    Norma sosial: suatu ukuran atau pandangan suatu ataupun sejumlah tingkah laku yg diterima

    & disepakati secara umum oleh warga/masyarakat

  • 19 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Sumber-sumber norma sosial:

    Ajaran agama

    Ajaran moral

    Ajaran adat istiadat

    Aspek hukum

    Kode etik profesi

    KONSEP SAKIT (ILMU SOSIAL)

    Dalam sosiologi kesehatan dikenal perbedaan antara konsep disease dan illness.

    Disease sebagai gangguan fungsi fisiologis organisme sebagai akibat infeksi atau tekanan

    lingkungan, disease bersifat objektif.

    Illness adalah perasaan pribadi seseorang yang merasa kesehatannya terganggu. Ilness bersifat

    subjektif

    PERSEPSI SEHAT- SAKIT DAN PERILAKU SAKIT

    Penyakit (desease) adalah fungsi fisiologis dari suatu organisme sbg bakibat infeksi atau

    tekanan dari lingkungan (Sf. Obyektif)

    Sakit (masy. Tradisional) orang kehilangan nafsu makan & semangat kerja

    MODEL PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN

    Model Pengelolaan Rasa Sakit:

    Tidak semua orang sakit memiliki penyakit. Suatu rasa sakit bukan merupakan penyakit bila

    tidak mengganggu aktivitas dan fungsi pokok, misalnya: makan, minum, buang air, tidur, dan

    aktivitas sehari-hari lainnya.

    Model Mechanic:

    Landasan pemikiran model mechanic ini yaitu mengembangkan suatu model mengenai

    faktor-faktor yang mempengarui perbedaan cara melihat, menilai serta bertindak terhadap

    suatu gejala penyakit.

    Model Keyakinan Sehat:

    Empat keyakinan utama:

    (1) keyakinan tentang kerentanan kita terhadap keadaan sakit,

    (2) keyakinan tentang keseriusan atau keganasan penyakit,

    (3) keyakinan tentang kemungkinan biaya,

    (4) keyakinan tentang efektivitas tindakan ini sehubungan dengan adanya kemungkinan

    tindakan alternatif

    Model Pengambilan keputusan

    Ada beberapa kondisi sosial yang khas terjadi yaitu:

    Realitas sosial adanya perbedaan pemahaman dan sikap antara pasien dan anggota

    keluarganya

    Perbedaan pemahaman dan sikap pasien diwujudkan dalam bentuk persepsi atau respons

    terhadap penyakit tersebut

    Adanya komunikasi atau interkasi antara pasien dan orang lain

    DAFTAR PUSTAKA

    Sudarma, M., 2008, SOSIOLOGI KESEHATAN

    Sarwono, S., 2004, SOSIOLOGI KESEHATAN,KONSEP DAN APLIKASINYA.

  • 20 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    TRIANGLE EPIDEMIOLOGY, WEB OF

    CAUSATION, & DESCRIPTIVE

    EPIDEMIOLOGY Drg. Sri Utami, M.P.H.

    EPIDEMIOLOGI

    Lahir berdasarkan 2 asumsi:

    Penyakit pada populasi manusia tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak

    Penyakit pada manusia mempunyai faktor penyebab dan preventif yg dpt diidentifikasi

    melalui penelitian sistemik pd berbagai populasi, tempat dan waktu

    Ilmu yg mempelajari distribusi dan determinan-determinan frekuensi penyakit dan status

    kesehatan pada populasi manusia

    DISTRIBUSI

    Mempelajari populasi mana yg terjangkit, kapan dan dimana terjangkitnya

    DETERMINAN

    Mempelajari faktor-faktor yg berperan terhadap terjadinya penyakit dan keadaan abnormal

    lainnya pada populasi

    PENYAKIT & STATUS KESEHATAN POPULASI

    Perhatian dan minat riset epidemilogi ditujukan kepada persoalan penyakit & status kesehatan

    manusia

    INFERENSI KAUSAL & MODEL KAUSALITAS

    Perhatian utama epidemiolog dewasa ini ditujukan kepada riset etiologi

    Riset etiologi: Riset epidemiologi yg bertujuan untuk mengetahui penyebab-penyebab

    penyakit, hubungab 1 penyebab dgn penyebab lainnya, serta besarnya pengaruh terhadap

    penyakit

    Untuk mengetahui hubungan sebab akibat:

    Pendekatan determinisme: Hubungan penyakit dan faktor penyebab berjalan sempurna, persis

    seperti yg digambarkan model matematis, diasumsikan tidak ada kesalahan.

    Contoh: postulat Henle-Koch

    Pendekatan probabilitas: Kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan, baik bersifat acak, bias

    maupun kerancuan. Pendekatan ini menggunakan teori statistik utk mendapatkan hubungan

    yg valid, yg sudah memperhitungkan peluang, bias dan kerancuan.

    Editor : Nurul Selasa, 19 Mei 2015

  • 21 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    MODEL KAUSALITAS

    Model kausasi tunggal:

    Model determinisme

    Model kausasi majemuk:

    Triangle epidemiology

    Web causation

    The Wheel

    Causal pie

    Dsb.

    1. Kausasi Tunggal

    2. Kausasi Majemuk (Kumulatif)

    3. Kausasi Majemuk (Alternatif)

  • 22 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    TRIANGLE EPIDEMILOGY

    Gordon & Le Rich, 1950

    Model ini menggambarkan relasi 3 komponen penyebab penyakit (host, agen, lingk.).

    Untuk prediksi pola penyakit, model ini menekankan perlunya analisis & pemahaman

    masing-masing komponen.

    Perubahan pd 1 komponen akan mengubah keseimbangan ketiga komponen, akibatnya dpt

    menurunkan atau menaikkan kejadian penyakit.

    Cocok utk menerangkan penyebab penyakit infeksi.

    BIOLOGIC LAWS (John Gordon):

    Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agen & host

    Keseimbangan tergantung sifat alami & karakteristik agen & host

    Karakteristik agen & host, berikut interaksinya, secara langsung berhubungan dgn lingkungan

    AGEN

    Def:

    substansi, bila diikuti kontak yg efektif pd manusia rentan akan menjadi rangsangan bagi

    terjadinya penyakit

    Karakteristik (CDC, 2002)

    Infektivitas

    Patogenitas

    Virulensi

    Antigenisiti

    Klasifikasi:

    Agen biologis

    Agen kimia

    Agen nutrisi

    Agen mekanik

    Agen fisik

    Cara masuk:

    Inhalasi

    Ditelan

    Melalui kulit

  • 23 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    HOST

    Def:

    Faktor-faktor yg terdapat pd diri manusia yg dpt mempengaruhi timbulnya serta perjalanan

    suatu penyakit.

    Faktor-faktor tsb.: usia, jenis kelamin, ras, sosial ekonomi, status perkawinan, penyakit

    terdahulu, life style, hereditas, nutrisi, imunitas

    LINGKUNGAN

    Def.:

    Kondisi atau faktor berpengaruh, yg bukan bagian dari agen atau host, tetapi mampu

    mempromosikan paparan agen & interaksinya dengan host.

    Lingkungan fisik:

    Kondisi udara, musim, cuaca, kondisi geografis, ketinggian, kelembaban

    Lingkungan biologi:

    reservoir, vektor, tumbuhan

    Lingkungan sosio-ekonomi:

    Kehidupan sosial, fasilitas olah raga, rekreasi, stratifikasi sosial, tingkat kejahatan, sistem

    asuransi, bencana alam, perang dsb.nya.

    WEB OF CAUSATION

    Mc.Mahon & Pugh (1970)

    Setiap efek/penyakit tdk pernah tergantung kepada sebuah faktor penyebab, tetapi tergantung

    kepada sejumlah faktor dalam rangkaian kausalitas sebelumnya.

    Kejadian penyakit dpt dicegah/dihentikan dgn cara memotong mata rantai pd berbagai titik

    Faktor penyebab disebut promotor & inhibitor

  • 24 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    WEB OF CAUSATION PENYAKIT JANTUNG KORONER

    Kadar kolesterol tinggi-LDL

    Kadar kolesterol tinggi-LDL

    Penyakit arteri

    koroner

    Penyakit jantung koroner

    serangan jantung

    Kurang olahraga & kegiatan fisik

    alat kontrasepsi oral

    Stress

    Hipertensi

    penyakit: diabetes

    HDL rendah

    kelebihan berat badan

    stress

    lemak jenuh & makanan tinggi kolesterol

    PEMICU PENYAKIT JANTUNG

    INHIBITOR PENYAKIT JANTUNG

    Garam Merokok

    estrogen

    Alat kontrasepsi oral

    Lemak tak jenuh ganda, yg digunakan dalam makanan

    Tidak merokok

    HDL tinggi

    Mengurangi insidensi penyakit jantung

    Kebugaran fisik & kegiatan fisik

    Ketrampilan penurunan stress & penanganan stress

  • 25 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

    Riset epidemiologi dibagi 2 kategori:

    Studi deskriptif

    Tujuan: mendiskripsikan distribusi frekuensi penyakit menurut orang, tempat & waktu.

    Studi analitik

    Tujuan: memperoleh penjelasan tentang faktor-faktor penyebab penyakit (studi explanatory)

    Riset epidemiologi yg bertujuan menggambarkan pola distribusi penyakit & determinan penyakit

    menurut populasi, letak geografis, dan waktu. Indikatornya mencakup faktor sosiodemografi (umur,

    gender, ras, status perkawinan, pekerjaan), gaya hidup (jenis makanan, pemakaian obat-obatan,

    dsb.nya). Metode ini sering digunakan dlm program pelayanan kesehatan, terutama dlm rangka

    mengadakan perbaikan & peningkatan program pelayanan kesehatan.

    Manfaat:

    - Masukan tentang pengalokasian sumber daya dlm rangka perencanaan yg efisien kepada

    para perencana kesehatan, administrator kesehatan, serta pemberi pelayanan kesehatan.

    - Memberi petunjuk awal utk merumuskan hipotesis bahwa suatu variabel adalah faktor

    risiko penyakit.

    Keuntungan:

    - Mudah dilakukan, biaya lebih murah

    - Gambaran pola penyakit & kecenderungan terjadinya penyakit berdasarkan orang, tempat

    & waktu.

    - Informasi tentang faktor risiko

    Kelemahan:

    - Bukan jenis penelitian untuk mengetahui etiologi penyakit

    - Tidak mampu menentukan adanya asosiasi antara paparan & penyakit

    Berdasarkan unit pengamatan, dibagi 2:

    - Unit pengamatan populasi (studi korelasi populasi/studi ekologi, time series)

    - Unit pengamatan individu (Laporan kasus, case series, cross sectional)

    Studi Ekologi

    Mendiskripsikan hubungan 2 variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek, misal:

    umur, penggunaan pelkes, makanan, obat-obatan, merokok

    Melihat gejala penyakit yg satu dgn yg lainnya

    Melihat koefisien korelasi, mengukur berapa besar perubahan setiap unit frekuensi penyakit

    yg diikuti oleh perubahan setiap unit paparan, atau sebaliknya.

    Kekuatan:

    Bisa menggunakan data insidensi, prevalensi maupun mortalitas

    Sangat cocok & tepat digunakan pd penyelidikan awal hubungan paparan faktor & penyakit

    Mudah dilakukan & murah, memanfaatkan informasi yg tersedia

    Sangat cocok utk menilai efektivitas program intervensi kesehatan pd populasi sasaran

    Kelemahan:

    Bkn merupakan rancangan yg kuat utk menganalisis sebab akibat

    Paparan atau penyakit pd tingkat individu tidak dapat diketahui

    Adanya multikolinearitas

  • 26 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Time Series

    Mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan dari sebuah atau

    beberapa populasi, berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa sekuens waktu.

    Menghubungkan variasi frekuensi penyakit dari waktu ke waktu

    Untuk memperkirakan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman yg lampau

    Mengevaluasi efektivitas intervensi kesehatan masyarakat

    Merupakan rancangan eksperimen semu yg paling menarik untuk mengevaluasi efektivitas

    intervensi

    Cara: mempelajari gerakan kurva frekuensi penyakit pd populasi sasaran selama beberapa

    interval waktu baik sebelum maupun sesudah implementasi intervensi pd populasi sasaran.

    Cross Sectional

    Studi epidemiologi yg meneliti dalam 1 waktu antara paparan dan penyakit.

    Yang banyak dilakukan adalah survei (survei rumah tangga, survei morbiditas, studi

    perbandingan, studi prediksi, studi evaluasi)

    Pencuplikan acak sampel merupakan hal yg sangat penting agar mampu menggambarkan

    karakter populasi sasaran dgn akurat

    Kekuatan:

    Mudah & murah, tidak perlu follow up

    Mendeskripsikan distribusi penyakit yg dihubungkan dgn paparan; cross sectional mrpkan

    rancangan studi yg cocok, efisien & cukup kuat dari segi metodologinya.

    Kelemahan:

    Kausalitas menuntut sekuensi waktu yg jelas

    Riset etiologi menuntut data insidensi (pengamatan dari fase awal s/d fase klinik penyakit)

    Untuk merumuskan hipotesis bukan menguji hipotesis

    DAFTAR PUSTAKA

    Murti, B., 1997, PRINSIP DAN METODE RISET EPIDEMIOLOGI

    Timmreck,T.C., 2004, EPIDEMIOLOGI, SUATU PENGANTAR

    Gordis, L., 2004, EPIDEMIOLOGY

    Bailey, dkk., 2005, INTRODUCTION to EPIDEMIOLOGY

    Rothman, K.J., 1998, MODERN EPIDEMIOLOGY

  • 27 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    PROGRAM KESGILUT UNTUK

    PERMASALAHAN KESEHATAN GIGI (UKM

    DAN UKP)

    Drg. Lisdrianto Hanindriyo,MPH, Ph.D

    MIND MAPPING

    PERMASALAHAN KESGILUT

    1. Perbandingan jumlah dokter gigi dengan jumlah penduduk masih sangat kurang.

    Tenaga Kesehatan Gigi Di Puskesmas (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009)

    Tahun 2009 Puskesmas yang terdata tenaganya : 8.509 dari 8737 puskesmas

    Jumlah dokter gigi di puskesmas pada tahun 2009 = 6.141 orang belum seluruh

    puskesmas punya dokter gigi

    Jumlah dokter gigi (des. 2009) PPSDMK 2010 = 9774

    Jumlah perawat gigi (des. 2009) PPSDMK, 2010 = 10384.

    Jumlah perawat gigi di puskesmas tahun 2009 = 7847.

    Ratio drg terhadap puskesmas tahun 2009 = 0,72.

    2. Keadaan sarana yang kurang, seperti tidak adanya pelayanan kesehatan gigi pada setiap

    puskesmas juga merupakan permasalahan kesgilut. Pada tahun 2011 terdapat 9.133 puskemas

    di Indonesia sedangkan hanya 6.141 puskesmas yang memiliki pelayanan gigi.

    Permasalahan Kesgilut

    Perbandingan jumlah dokter

    gigi

    Kurangnya drg spesialis

    Masih terpusat pada pulau jawa

    Keadaan sarana

    Program Kesgilut

    UKM

    Pemerintah

    Swasta

    UKP

    Pemerintah

    Swasta

    Editor : Dony Senin, 24 Mei 2015

  • 28 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT

    PEKAYANAN KESEHATAN

    Dahulu pelayanan kesehatan sangat tidak terstruktur sehingga banyak orang yang sakit bingung mau

    berobat kmana terlebih dahulu. Perilaku yang sepertin ini merupakan hal yang sangat penting. Jadi,

    bagaimanakah mengubah perilaku tersebut? Dapatkah perilaku dokter dan pasien berubah? Dua

    diagram dibawah ini akan menunjukkan pelayanan kesehatan yang tidak terstruktur dan yang

    terstruktur. Sebagai hasilnya, pelayanan terstruktur akan sangat memudahkan pasien dalam memilih

    pengobatan.

    Bagan 1. Pelayanan kesehatan terstruktur Bagan 2. pelayanan kesehatan tidak terstruktur

    Primary Care

    Secondary Care

    Self Care Tertiary

    Care

    Tertiary

    Secondary

    Primary Care

    Self Care

  • 29 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    UPAYA KESEHATAN

    1. UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat)

    Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara

    dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan

    kesehatan perorangan.

    UKP mencakup upaya-upaya:

    promosi kesehatan,

    pencegahan penyakit,

    pengobatan rawat jalan,

    pengobatan rawat inap,

    pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan,

    pengobatan tradisional dan alternatif,

    pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika

    Upaya penunjang untuk UKP: pelayanan laboratorium klinik, apotek, optik dan toko obat

    2. UKP (Upaya Kesehatan Perorangan)

    Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk

    memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

    memulihkan kesehatan perorangan.

    UKP mencakup upaya-upaya:

    promosi kesehatan,

    pencegahan penyakit,

    pengobatan rawat jalan,

    pengobatan rawat inap,

    pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan,

    pengobatan tradisional dan alternatif,

    pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika

    Upaya penunjang untuk UKP:

    pelayanan laboratorium klinik, apotek, optik dan toko obat

  • 30 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    A. Keberadaan nakesgilut (tenaga kesehatan gigi dan mulut) di puskesmas

    Strategi permasalahan dari diagram diatas:

    a) Pengintegrasian upaya promotif dan preventif kesehatan gigi-mulut kedalam upaya kesehatan

    masyarakat esensial.

    b) Pendelegasian upaya pelayanan darurat dasar kesehatan gigi-mulut kepada nakes lain bila

    tidak ada nakes gilut.

    c) Peningkatan profesionalisme nakes gilut

    d) Pemenuhan sarana prasarana gigi dan mulut

    e) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi-mulut sesuai standar, bermutu dan mengutamakan

    keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

    Principles of PHC Alma Ata 1975

    Accessibility to essential health services with no financial or geographical barriers.

    Appropriate Technology - Technology used and approaches of care should be based on health

    needs, and appropriately adapted to the community's social, economic and cultural

    development.

    Community Participation Communities should be encouraged to participate in planning and

    making decisions about their own health care.

    Prevention and Health Promotion - Health systems should focus on helping people stay well

    instead of treating them when they become ill.

    Intersectoral Collaboration - Professionals from various sectors, including the health sector,

    work independently with community members to promote the health of the community.

    Huge gap in oral health status and availability of oral health care

    Low priority for oral health in relation to other diseases;

    Lack of professional and political advocacy for oral health and for redistributing resources;

    Absence of living conditions and health determinants conducive to good oral health;

    Dominance of the restorative approach and western treatment and education models as well as

    inadequate workforce planning;

    Lack of integration of oral care into PHC;

    Resistance of the dental profession to delegate tasks to non-dental personnel together with

    failure to address the problems of quackery;

    Services not based on community needs and demands;

    The inverse care law inequitable distribution of services between affluent urban and non-

    affluent rural areas.

    0

    1000

    2000

    3000

    4000

    5000

    Puskemas ada drg& prg

    Puskemas ada drg& tidak ada prg

    Puskemas tidak adadrg ada prg

    Puskemas tiada adadrg & prg

  • 31 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    PAKET DASAR PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT (BASIC

    PACKAGE OF ORAL CAREBPOC) 1. Penanganan Kegawatdaruratan Medik Gigi (Oral Urgent Treatment (OUT) merupakan

    on-demand service yang meliputi basic emergency oral care.

    Elemen OUT :

    a) Tindakan mengurangi rasa sakit melalui tindakan pemberian obat-obatan dan

    perawatan penambalan gigi

    b) Pertolongan pertama infeksi gigi dan mulut serta trauma gigi dan jaringan penyangga

    c) Rujukan untuk kasus-kasus yang kompleks

    d) OUT dapat diberikan oleh tenaga kesehatan non-dental yang telah dilatih

    2. Pencegahan Karies Gigi Melalui Pemberian Pasta Gigi Mengandung Fluor (Affordable

    fluoride toothpaste (AFT) merupakan salah satu upaya preventif terpenting dalam

    penanganan karies.

    Program ini dimaksudkan untuk memungkinkan seluruh masyarakat memperoleh akses

    menyikat gigi dua kali sehari (pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur) menggunakan

    pasta gigi berfluoride dengan harga terjangkau.

    3. Pengendalian Karies Dengan Invasi Minimal Tanpa Bur (Atraumatic Restorative

    Treatment (ART) merupakan penanganan karies yang terdiri dari komponen preventif

    (fissure sealant) dan tumpatan (tambalan).

    ART dapat dilakukan di dalam dan di luar poli/klinik gigi, karena ART hanya membutuhkan

    hand instrument dalam aplikasinya dan tidak membutuhkan listrik dan air mengalir.

    Upaya ini mengurangi rasa nyeri saat proses penambalan dan membantu pengendalian infeksi

    silang.

    PIRAMID PELAYANAN KESEHATAN DASAR

  • 32 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Urutan pelayanan kesehatan dari dasar hingga tinggi:

    I. PENCEGAN DAN PELIHARA DIRI

    Pelayanan pelihara diri dapat dilakukan perorangan dalam masyarakat yang meliputi sebagai

    berikut:

    1. Pelaksanaan hygiene mulut yang memadai

    a. Frekuensi menyikat gigi, minimal dua kali sehari

    b. Lama menyikat gigi minimal dua menit menggunakan teknik yang memungkinkan

    pasta gigi menyebar merata di seluruh gigi

    c. Waktu menyikat gigi, idealnya setelah sarapan dan sebelum tidur di malam hari

    d. Setelah menyikat gigi ludahkan pasta gigi dan berkumur perlahan sekali saja dengan

    air

    e. Orang tua/pengasuh mulai melakukan pengawasan cara menyikat gigi sejak gigi

    pertama erupsi

    f. Orang tua/pengasuh mendampingi atau mengawasi anak menyikat gigi sampai usia 8

    tahun

    2. Menggunakan fluor sesuai dengan yang dianjurkan

    a. Konsentrasi fluor 1000-1500 ppm (minimal 800 ppm ion fluoride bioavailable)

    b. Jumlah pasta gigi fluor yang digunakan:

    Anak usia 6 bulan 2 tahun Lapisan tipis pada bulu sikat gigi khusus

    anak/setengah biji kacang polong (0,05 0,1 gram) atau sesuai tanda (berwarna

    biru) pada sikat gigi

    Anak usia 2 6 tahun Seukuran biji kacang polong atau selebar sikat gigi

    khusus anak (0,25 gram)

    3. Kebiasaan dalam mengkonsumsikan makanan yang sehat dan gizi seimbang

    4. Menghindari kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik untuk kesehatan gigi dan mulut

    5. Pemeriksaan diri sendiri dan mencari pengobatan yang tepat sedini mungkin

    6. Mematuhi nasehat-nasehat dari tenaga profesional kesehatan

    II. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT NON FORMAL DAN PENGOBATAN

    TRADISIONAL (KELOMPOK TERAPI MANDIRI DAN TENAGA NON-

    KESEHATAN

    1. Pelayanan yang ditujukan kepada komunitas secara keseluruhan melalui:

    Sosialisasi penggunaan pasta gigi berfluor (Affordable Fluoride Toothpaste)

    Terjangkau

    Gampang di dapat

    Efektif untuk pencegahan karies

    Kampanye kesehatan gigi melalui media massa untuk memperbaiki kesadaran,

    pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat

    Penekanan kebiasaan self care

    Promosi pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dalam pemeliharaan kesgilut

    2. Pelayanan pencegahan yang tertuju kepada kelompok (UKGS dan UKGM) melalui :

    Promosi kesehatan gigi dan mulut melalui program pendidikan pada kelompok

    tertentu

    Konsultasi

    Program UKGS tahap 1 3

    Penilaian resiko karies

    Program sikat gigi setiap hari di sekolah

  • 33 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Penekanan kebiasaan self care

    Siklus hidup dari janin sampai lansia terutama terkait pemenuhan zat gizi

    Promosi pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dalam pemeliharaan kesgilut

    III. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DASAR (OLEH TENAGA

    KESEHATAN NON DOKTER GIGI ) DI PUSKESMAS

    1. Oral Urgent Treatment

    Dilakukan oleh nakes non dental (dokter umum/perawat umum) yang sudah dilatih

    Upaya perawatan yang dilakukan:

    Perawatan komplikasi pasca-pencabutan, seperti perdarahan? Kegawatan daruratan

    pada soket gigi

    Terapi obat-obatan eliminasi rasa sakit dan eliminasi infeksi untuk infeksi oral akut

    (hanya boleh untuk dokter dalam memberikan resep)

    Pertolongan pertama trauma dento-alveolar ( Airway Breathing circulation (bagi yg

    sudah dilatih PPGD)

    Rujukan kasus dengan penyulit ke rumah sakit terdekat

    2. Promosi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut oleh bidan, perawat dan tenaga promkes

    3. Tindakan medik dasar pada kasus penyakit gigi terbatas

    Tindakan kegawat daruratan pada kasus gigi dan mulut sesuai dengan standar

    pelayanan dan

    Perawatan pasca tindakan hanya dapat dilakukan atas permintaan dokter gigi

    Kegawat daruratan yang dimaksud (sesuai kurikulum) adalah menghilangkan rasa

    sakit, perdarahan pasca pencabutan, membantu penanganan syok anafilaktik

    4. Pelayanan higiene kesehatan gigi

    Higiene petugas kesehatan gigi dan mulut

    Sterilisasi alat-alat kesehatan gigi

    Pemeliharaan alat-alat kesehatan gigi

    Lingkungan kerja dan

    Pencegahan infeksi silang

  • 34 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    IV. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DASAR OLEH PERAWAT GIGI

    (TERAPIS GIGI DAN MULUT) DI PUSKESMAS

    Menurut Permenkes 58/2012

    Kewenangan pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut meliputi:

    Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut

    Upaya pencegahan penyakit gigi

    Tindakan medik dasar pada kasus penyakit gigi terbatas

    Pelayanan higiene kesehatan gigi

    Kecuali perawat gigi(terapis gigi dan mulut) yang melakukan pekerjaan secara mandiri hanya

    memiliki kewenangan point 1 dan 2. Tindakan medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi

    berdasarkan pelimpahan tindakan secara tertulis dari dokter gigi (bersifat

    dibuat format pelimpahan

    1. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut, meliputi:

    Penyuluhan kesgilut pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;

    Pelatihan kader dan

    Penggunaan alat peraga gigi

    2. Upaya pencegahan penyakit gigi, meliputi:

    Pemeriksaan plak

    Teknik menyikat gigi yang baik

    Pembersihan karang gigi

    Pencegahan karies gigi dengan pengolesan fluor pada gigi dan

    Pengisian pit dan fissure gigi dengan bahan fissure sealant

    3. Tindakan medik dasar pada kasus penyakit gigi terbatas

    Tindakan kegawat daruratan pada kasus gigi dan mulut sesuai dengan standar

    pelayanan dan

    Perawatan pasca tindakan hanya dapat dilakukan atas permintaan dokter gigi

    Kegawat daruratan yang dimaksud (sesuai kurikulum) adalah menghilangkan rasa

    sakit, perdarahan pasca pencabutan, membantu penanganan syok anafilaktik

    4. Pelayanan higiene kesehatan gigi

    Higiene petugas kesehatan gigi dan mulut

    Sterilisasi alat-alat kesehatan gigi

    Pemeliharaan alat-alat kesehatan gigi

    Lingkungan kerja dan

    Pencegahan infeksi silang

    Tindakan medik terbatas dalam bidang kedokteran gigi berdasarkan pelimpahan tindakan

    secara tertulis dari dokter gigi/penugasan pemerintah

    a) Pencabutan gigi sulung dan gigi tetap satu akar dengan topikal atau infiltrasi

    anastesi tanpa penyulit dan tanpa kelainan sistemik dan

    b) Penambalan gigi satu atau dua bidang dengan glass ionomer

    Pelimpahan tindakan tersebut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

    Penugasan pemerintah diberikan kepada perawat gigi yang bekerja di fasyankes milik

    pemerintah

  • 35 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    V. PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT OLEH DOKTER GIGI DI

    PUSKESMAS (PAKET BENEFIT)

    a.pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;

    b.premedikasi;

    c.kegawatdaruratan oro-dental;

    d.pencabutan gigi sulung (topikal, infiltrasi) ;

    e.pencabutan gigi permanen tanpa penyulit;

    f.obat pasca ekstraksi;

    g.tumpatan komposit/GIC; dan

    h.skeling gigi 1 tahun sekali

    Non kapitasi : Pelayanan Alat KesehatanProtesa Gigi

    THE BPOC (BASIC PACKAGE OF ORAL CARE)

    Definition: a package of basic oral care activities which can be provided within the

    framework of the existing first line care, the Primary Health Care

    meets the basic and most urgent needs of any population served.

    given to emergency treatment, addressing oral pain and infe

    preventive care needs to be put in place.

    Component of BPOC:

    1. OUT -demand service providing basic emergency oral care

    Relief of oral pain;

    First aid for oral infections and dento-alveolar trauma;

    Referral of complicated cases

    Beberapa contoh perawatan:

    a) Extraction of badly decayed and severely periodontally involved teeth under local

    anaesthesia

    b) Treatment of post-extraction complications such as dry sockets and bleeding

    c) Drainage of localised oral abscesses

    d) Palliative drug therapy for acute oral infections

    e) First aid for dento-alveolar trauma

    f) Referral of complicated cases to the nearest hospital

    2. Affordable Fluoride Toothpaste (AFT)

    an efficient tool to create a healthy and clean oral environment

    fluoride toothpaste is one of the most important delivery systems for fluoride

    The estimates for the number of workdays needed to pay for one annual dose of

    toothpaste per person at the lowest price for the poorest 30% of the population ranged

    from 0.03 days in the United Kingdom to 10.75 days in Zambia

    3. The Atraumatic Restorative Treatment (ART)

    The Atraumatic Restorative Treatment (ART) approach involves no dental drill,

    plumbed water or electricity

    It is entirely consistent with modern concepts of preventive and restorative oral care,

    in particular with the concept of Minimal Intervention Dentistry. Moreover pain and

    discomfort are rare during ART treatment, thus virtually eliminating the need for an

    anaesthetic

  • 36 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    PROGRAM KESGILUT (KEMKES 2012)

    1. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

    2. Program Fluoridasi

    3. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat

    4. Upaya Kesehatan Perorangan

    5. Program Pengawasan Obat dan Bahan Kedokteran Gigi

    6. Program Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

    7. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan KesehataN

    PROGRAM UNGGULAN

    1. Program Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan dan Hukum Kesehatan

    2. Program Perbaikan Gizi

    3. Program Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak usia dini

    4. Program Lingkungan Pemakaian Air dan Udara Sehat

    5. Program Kesehatan Keluarga

    6. Program Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa termasuk keselamatan lalu lintas

    7. Program integrasi dengan penyakit tidak menular:

    Program anti tembakau di klinik gigi

    Program pengendalian gula

    Program screening kanker mulut

    Program pengendalian konsumsi alkohol berhubungan dengan penyakit gigi dan mulut

    Penyusunan pengendalian faktor-faktor resiko penyakit gigi dan mulut dalam upaya

    meningkatkan kualitas hidup

  • 37 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Bidang Kegiatan Promkes

    Program Pendidikan Kesehatan

    (Primer, Sekunder,

    Tersier) Pelayanan Kesehatan Preventif

    Kegiatan Berbasis

    pada Masyarakat

    Pegembangan

    Organisasi

    Kebijakan Publik yang

    Sehat

    Tindakan Kesehatan

    Enviromental

    Kegiatan Ekonomi & Peraturan

    PROMOSI KESEHATAN

    drg. Novitasari Ratna Astuti,MPH

    Dasar promosi kesehatan

    Metode komunikasi & penentuan media komunikasi dalam promosi kesehatan

    DEFINISI PROMKES

    Menurut WHO

    Promkes adalah proses membuat orang mampu meningkatkankan kontrol terhadap &

    memperbaiki, kesehatan mereka.

    Menurut Ottawa Charter (1986)

    Health promotion is the process of enabling people to increase control over & improve their

    health. To reach a state of complete physical, mental&social well being,

    an individual/group must be able to identify&realize aspiration,to satisfy needs& to

    change/cope with the environment.

    Editor : Zuha Selasa, 25 Mei 2015

  • 38 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    Kompetensi Inti dalam Promkes

    Mengelola, Merencana

    kan, Mengevalua

    si

    Menyuluh

    Komunikasi

    Memasarkan dan

    Publikasi

    Memfasilitasi dan Jaringan

    Mempengaruhi

    Kebijakan & Praktek

    STRATEGI PROMKES

    Menurut WHO :

    1. Advokasi (Advocacy)

    2. Dukungan sosial (social support)

    3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)

    Menurut Ottawa Charter :

    1. Healthy Public Policy

    2. Lingkungan yg mendukung (Supportive Environment)

    3. Reorientasi pelayanan kesehatan

    4. Keterampilan individu (Personnel skill)

    5. Gerakan masyarakat (Community action)

  • 39 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    METODE PROMOSI KESEHATAN

    Berdasarkan sasarannya, metode & teknik promosi kesehatan dibagi menjadi 3 :

    a.) Metode promkes individual (councelling) , bertatap muka langsung

    b.) Metode promkes kelompok

    - kelompok kecil (6-15 orang) : diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming)

    bola salju (snowball), bermain peran (roleplay), permainan simulasi (simulation

    game), diskusi kelompok sebaya.

    Media: lembar balik (flip chart), alat peraga, slide

    - kelompok besar (15-50 orang) : ceramah yg diikuti/tanpa diikuti tanya jawab,

    seminar, lokakarya, pelatihan

    Media: OHP, slide projector, soundsystem, film

    c.) Metode promkes massa

    - ceramah umum (lapangan terbuka, tempat umum)

    - Talkshow, drama, dialog interaktif, simulasi. Media : Radio &TV

    - Media cetak: koran, majalah, buku, leaflet, poster, selebaran

    - Media di luar ruang : billboard, spanduk

    TARGET PROMOSI KESEHATAN (MULTILEVEL)

    1. Individual : pengetahuan, sikap,perilaku

    2. Organisasi : kebijaksanaan, praktek, program, fasilitas dan sumber

    3. Komunitas : kebijaksanaan, praktek, program, fasilitas dan sumber

    4. Pemerintah : kebijaksanaan, program,fasilitas, sumber, koordinasi/legitasi,peraturan&penguatan

    ALASAN PROMKES DI PUSKESMAS

    a. Sesuai kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten

    b. Dipengaruhi oleh:

    - Sejauh mana pemahaman promkes

    - Advokasi pentingnya promkes

    - Tuntutan stakeholder, pola penyakit,dll

    - Politis

  • 40 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    INTERVENTIONS

    Downstream Upstream

    Disease

    prevention

    Communication

    strategies

    Health

    Education&empo

    werment

    Community&healt

    h development

    Infrastructure&system

    change

    Primary Health information knowledge Engagement Policy

    Secondary Behaviour change

    Campaigns

    Understanding Community action Legislation

    Tertiary Skill

    development

    Organizational change

    Primary Care Lifestyle/behavio

    urist

    Approaches

    Socio-ecological

    Approaches

    ALASAN PROMKES DI RS

    1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat disekitar RS

    2. Memenuhi kebutuhan customer

    3. Sistem kapitasi mendorong efisiensi -- pencegahan penyakit lebih efektif

    4. Strategi kompetisi sebagai produk unggulan

    5. Memenuhi norma/aturan (pemerintah,dll)

    BEDA ALASAN, BEDA PELAKSANAAN PROMKES

    Populasi sasaran promkes

    Alokasi sumber daya

    Struktur organisasi dimana promkes dikoordinasikan

    Proses promkes

    Outcome yang diperoleh

    Alasan Pelaksanaan Health Promotion

    Status kes

    masyarakat

    Customer

    oriented

    Kapitasi Competition

    strategy

    Regulation/norm

    Alokasi Sumber

    Daya

    Lebih banyak Minimal

    Struktur organisasi

    promkes

    Legitimasi lebih

    tinggi

    Legitimasi lebih rendah

    Proses promkes Lebih kompleks,

    evidence based

    Sederhana,tak perlu

    banyak data

    Outcome yg

    diperoleh

    Lebih baik Kurang baik

    Populasi sasaran Luas terbatas

  • 41 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    STRATEGIES OF HEALTH PROMOTION IN HEALTH CARE

    Developing media for health care

    Social marketing in health care

    Patient empowerment

    Group empowerment

    Collaboration for quality assurance

    DEVELOPING MEDIA FOR HEALTH CARE

    MENYUSUN MEDIA KOMUNIKASI

    1. Tujuan berkomunikasi dengan media

    - Meningkatkan pengetahuan, kesadaran

    2. Siapa sasaran komunikasi:

    - Karakter sasaran: membaca, budaya

    3. Buat pesan :

    - Informatif, singkat

    - Desain eye catching, sesuai karakter sasaran

    4. Pre tes dan revisi media:

    - Ahli media development

    -sasaran terbatas

    5. Implementasi kampanye

    BERBAGAI SALURAN YANG DIPAKAI UTK PROMKES RS

    Video : Masakan penderita DM : Diet tak brarti harus lapar

    Radio : jingles, lagu, berita penyakit

    Printed media: Diet DM (poster, leaflet,booklet, majalah)

    Pengumuman

    Tentukan tujuan

    komunikasi

    Siapa sasaran

    Melaksanakan penyebaran

    media

    Pre tes dan revisi media

    Buat pesan efektif

  • 42 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    TEORI PERILAKU KESEHATAN & TEORI

    MOTIVASI

    Drg. Novitasari Ratna Astuti, MPH

    MIND MAP

    PERILAKU MANUSIA (HUMAN BEHAVIOR)

    Definisi: Tidak dapat diamati (internal activities): emosi, persepsi, pikiran & motivasi. Perilaku juga

    merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan, kehendak,minat,

    motivasi, persepsi, sikap. Mencakup 2 komponen :Sikap/mental (reaksi manusia terhadap

    sesuatu/peristiwa) & Tingkah laku/attitude (perbuatan tertentu).

    Proses perubahan tingkah laku dalam pendidikan kesgilut

    Tahapan dalam tingkah laku/attitude :

    a) Tingkat Kesadaran: seseorang baru menyadari akan adanya suatu gagasan baru.

    Contoh: seseorang menyadari giginya berlubang.

    b) Tingkat Perhatian : Setelah sadar, punya keinginan utk mengetahui apa gagasan itu,

    bagaimana gagasan itu.

    Contoh: sudah mulai mengerti pentingnya menjaga dan merawat gigi.

    c) Tingkat evaluasi: mempertimbangkan keuntungan&kerugian/bgmn kesan/ pandangan orang

    lain terhadap tindakannya.

    Contoh: mulai mempertimbangkan ke drg. Orangnya berfikir kerugian dan keuntungan ke drg.

    Kerugiannya misal seperti sakit waktu di suntik dan keuntungannya seperti setelah dirawat

    tidak sakit lagi.

    d) Tingkat Percobaan: Mencoba gagasan, diperlukan informasi berupa pengalaman positif &

    adanya komunikasi yg baik antar personal.

    Contoh: setelah memberanikan diri berkunjung ke drg, dilihat pengalaman yang didapat dari

    kunjungan. Jika pengalaman yang didapat positif maka akan melangkah ke tingkat adopsi.

    Teori perilaku

    Blum

    Leavell & Clark

    Teori ABC

    Teori reason action

    Teori "preceed-proceed"

    Teori behavior intention

    Editor : Dony Senin, 30 Mei 2015

    Teori motivasi

    Teori McClelland

    Teori Mc

    Gregor

    Teori Herzberg

    Teori Maslow

  • 43 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    e) Tingkat Adopsi: tahap dimana seseorang telah memantapkan prilakunya

    Contoh: seseorang tersebut akan selalu datang ke drg jika ada yang bermasalah dengan gigi

    dan mulutnya.

    TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN I. Teori Blum: blum mengatakan ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan:

    1. Lingkungan (faktor yang paling penting)

    2. Perilaku

    3. Pelayanan kesehatan

    4. Keturunan

    II. Teori Lawrence & Green

    1. Predisposing factor: faktor yang mempermudah kesehatan

    Contoh: edukasi kesehatan seseorang, sikap seseorang terhadap hidup sehat

    2. Enabling Factors: faktor pndukung kesehatan

    Contoh: sarana wc, aor bersih, tempat sampah)

    3. Reinforcing factors: faktor pendorong

    Contoh: tenaga medis

    Diagram hubungan teori Blum dan Lawrence

    III. Teori ABC/Model ABC

    Antecedent: suatu pemicu yg menyebabkan seorg berperilaku yakni kejadian dilingkungan

    kita-interaksi komunikasi dg org lain. Contoh: ada kepercayaan bahwa ibu hamil jika

    disuntik tetanus dapat cacat bayinya.

    Behavior: reaksi/tindakan terhadap adanya pemicu yg berasal dr lingkungan. Setelah tau

    kebenaran dari info tersebut (suntik tetanus jadi cacat), maka ibu hamil akan mengubah

    prilaku. Awalnya enggan untuk disuntik, menjadi mau untuk disuntik tetanus.

    Concequences (kejadian selanjutnya yg mengikuti perilaku/tindakan). Positif

    (menerima)mengulang perilaku tsb. Negatif (menolak) tdk mengulang perilaku

    Penyuluhan oleh kader inu hamil periksa kehamilan ibu hamil diperiksa bidan yang

    ramah dan ia senang periksa 4x melahirkan di bidan

  • 44 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    IV. Teori Reason Action

    Dikembangkan oleh Fesbein & Ajzen (1980)

    Menekankan pentingnya peranan dari intention/niat sbg alasan/faktor penentu perilaku.

    Niat ini ditentukan oleh:

    a. Sikap : Penilaian yg menyeluruh trhdp perilaku/tindakan yg akan diambil

    b. Norma subjektif: Kepercayaan trhdp pendapat org lain apakah menyetujui/tdk ttg tindakan

    yg akan diambil

    c. Pengendalian Perilaku: Bagaimana persepsi trhdp konsekuensi/akibat dr perilaku yg akan

    diambilnya

    V. Teori PRECED-PROCEED

    Dikembangkan oleh Lawrence Green (1991). Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor

    pokok : faktor perilaku & faktor diluar perilaku.

    Faktor perilaku dipengaruhi oleh Predisposing, Enabling, Reinforcing Causes in

    Educational Diagnosis and Evaluation (PRECEDE). Arahan dlm menganalisa/diagnosa &

    Evaluasi perilaku utk intervensi promkes. (Fase diagnosis masalah).

    PROCEED Policy, Regulatory, Organizational Construct in Educational &

    Environmental Development. Arahan dlm perencanaan,pelaksanaan, evaluasi promkes

    (perilaku itu sendiri ditentukan/terbentuk) dari 3 faktor : faktor predisposisi, faktor

    pemungkin, faktor pendorong/penguat

    VI. Teori Behavior Intention

    VII. Teori perubahan perilaku

    a) Teori Festinger (dissonance theory)

    b) Teori fungsi

    c) Teori Kurt Lewin

    d) Teori stimulus organisme (SOR) yang terkenal

  • 45 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    MOTIVASI

    Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri manusia utk bertindak/berperilaku. Pengertian ini tidak

    terlepas dari kata kebutuhan/needs/want (suatu potensi)dlm diri manusia yg perlu direspon/di

    tanggapi, hasil : orang merasa/mjd puas

    Menurut Terry G (1986) : keinginan yg terdpt pd diri seorg individu yg mendorongnya utk

    melakukan perbuatan,tindakan, perilaku.

    Stooner (1992) sesuatu hal yg menyebabkan&yg mendukung tindakan/perilaku seseorang

    METODE & ALAT MOTIVASI

    a.) Metode langsung (Direct motivasion)

    pemberian materi scr langsung utk memenuhi kebutuhan (bonus, hadiah pd wkt tertentu)

    pemberian nonmateri (pujian, penghargaan, piagam)

    b.) Metode tidak langsung (Indirect motivation)

    Suatu kewajiban memberikan pd anggota/organisasi berupa fasilitas/sarana kesehatan. Jika apa yg

    diberikan pd org/masyarakat dpt meningkatkan motivasi, maka apa yg diberikan tsb dpt disebut alat

    motivasi

    Materiil : (diberikan utk memenuhi hidup sehatfaktor pemungkin (enabling)uang/brg

    Nonmateri : diberikan utk kepuasan/kebanggaan

    Kombinasi : fasilitas,bonus dan penghargaan

    Metode peningkatan motivasi (dikelompokkan dlm model motivasi):

    1. Model tradisional

    Motivasi masykt berperilaku sehatpemberian insentif(materi) jk prestasi tinggi, makin

    banyak/sering dapat insentif

    2. Model Hubungan manusia

    perlu pengakuan/memperhatikan kebutuhan sosial, meyakinkan penting&berguna utk masy

    kebebasan berpendapat,kreasi

    3. Model Sumber Daya Manusia

    Meningkatkan motivasi selain uang,barang, kepuasan, kebutuhan akan keberhasilan (sukses

    hidup) Motivasi hidup sehat: diberi kesempatan&kepercayaan utk bukti mampu pelihara

    kesehatan

    Pemberian reward & punishment oleh pimpinan masyarakatupaya meningkatkan motivasi perilaku:

    a.) motivasi positif (insentif positif)

    b.) motivasi negatif (insentif negatif)

  • 46 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    MACAM TEORI MOTIVASI

    1. Teori McClelland

    - Motif primer (tdk dipelajari scr alamiah timbul pd manusia scr biologis)

    Ex: makan,minum,seks,dll

    - Motif sekunder/sosial (dipelajari melalui pengalaman & interaksi dg org lain)

    dorongan dr luar :

    a. motif utk berprestasi

    b. motif utk berafiliasi

    c. motif utk berkuasa

    2. Teori Mc Gregor

    Motivasi dr pandangan konvensional/klasik dan pandangan baru/modern

    3. Teori Herzberg

    Faktor-faktor penyebab kepuasan & ketidakpuasan

    4. Teori Maslow (Maslaows Hierarchy theory)

    Tingkatan kebutuhan:

    a. Kebutuhan fisiologi (physiological needs)

    b. kebutuhan rasa aman (security/safety needs)

    c. Affiliation/acceptance (berafiliasi, diterima oleh orang lain)

    d. Esteem needs (kebutuhan penghargaan)

    e. Self actualization needs (aktualisasi diri)

    Apabila anak adam itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga yaitu:

    sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya. (HR. Muslim)

  • 47 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    KOMUDA BLOK 12

    drg. Rr. Pipiet Okti K., M.P.H

    (EARLY CLINICAL EXPOSURE)

    Filosofi :

    I hear and I forget

    I see and I remember

    I do and I understand

    TUJUAN

    Tujuan Instruksional Umum :

    diharapkan mahasiswa akan dapat memahami manajemen pengelolaan puskesmas, RS,

    Klinik swasta, dan praktek drg pribadi

    Tujuan Instruksional Khusus :

    Mampu menjelaskan implementasi program pemerintah bidang kesehatan masyarakat mulai

    dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi

    TEMPAT DAN WAKTU

    Selasa, 9 Juni 2015 jam 07.30 selesai

    Tempat : puskesmas, RS PKU Muh, RS Panembahan senopati, 2 klinik swasta, 8 praktek

    pribadi

    Serentak

    1. Puskesmas

    Dilaksanakan pada 4 puskesmas yaitu gedongtengen, pakualaman, danurejan 1, kotagede 2

    Perwakilan, 3 mahasiswa perkelompok skill lab

    Tugas di puskesmas

    o Profil puskesmas

    o Manajemen logistik penyimpanan obat obatan, cara order, cara pemusnahan

    (apotek)

    o Manajemen pengelolaan limbah (IPAL)

    o Manajemen keuangan (TU) berkaitan dng BLUD

    o Alur pasien, jenis2 pasien BPJS, non BPJS (Pendaftaran), rawat inap, gawat

    darurat

    o Sistem pelaporan (TU)

    Editor : Aulia Rabu, 13 Mei 2015

  • 48 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    2. RS PKU Muh Yk dan RS Panembahan Senopati

    Perwakilan 2 mahasiswa per kelompok skill lab pada masing masing RS

    Tugas :

    o Profil

    o Manajemen logistik penyimpanan obat obatan, cara order, cara pemusnahan

    (apotek)

    o Manajemen pengelolaan limbah (IPAL)

    o Manajemen keuangan (TU)

    o Alur pasien, jenis2 pasien (Pendaftaran)

    o Sistem pelaporan (TU)

    3. Klinik Swasta

    Perwakilan 2 mahasiswa per kelompok skill lab pada masing-masing klinik

    Terdiri dari 2 klinik swasta

    Tugas :

    o Profil klinik

    o Manajemen logistik penyimpanan obat dan bahan, cara order, cara pemusnahan

    o Manajemen pengelolaan limbah

    o Manajemen keuangan

    o Rekam medis

    o Cara pendirian/sejarah pendirian

    4. Praktek Pribadi

    a. drg. Ika

    b. drg. Lia

    c. drg. Sulchan

    d. drg. Widyapramana

    e. drg. Hastoro

    f. drg. Rica

    g. drg. Nyka

    h. drg. Puspa

    Tugas

    o Profil

    o Manajemen logistik penyimpanan obat dan bahan, cara order, cara pemusnahan

    o Manajemen pengelolaan limbah

    o Manajemen keuangan

    o Rekam medis

    o Cara pendirian/sejarah pendirian

    Diakhiri dengan diskusi kelompok untuk tukar menukar informasi dengan teman sekelompok

    Pembuatan laporan yang bersifat kelompok dikumpulkan dlm bentuk soffile (laporan maupun

    power point) 1 angkatan 1 CD

  • 49 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    DASAR DASAR MANAJEMEN

    Drg. Rr. Pipiet Okti K., M.P.H

    APAKAH YANG DISEBUT DENGAN MANAJEMEN

    Bahasa Prancis kuno yaitu "menagement seni melaksanakan dan mengatur

    Griffin, R (2006)

    sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan

    sumber daya agar dapat mencapai sasaran (goals) secara efisien dan efektif

    Efisien sebuah tugas telah dilaksanakan secara terorganisir, benar dan sesuai

    dengan jadwal/target waktu

    Efektif sebuah tujuan mampu dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan

    Berikan contoh penerapan ilmu manajemen dalam kehidupan sehari hari?

    KONSEP DASAR MANAJEMEN

    a. Manajemen Sebagai Ilmu (Science)

    b. Manajemen Sebagai Seni (Art)

    c. Manajemen Sebagai Profesi

    d. Manajemen sebagai Proses

    Manajemen Sebagai Ilmu

    manajemen selalu berusaha secara sistematis agar dapat memahami bagaimana dan mengapa

    manusia harus bekerja bersama agar dapat mencapai tujuan & membuat sebuah sistem

    kerjasama ini bisa bermanfaat bagi kepentingan kemanusiaan.

    Manajemen Sebagai Seni (Art)

    Manajemen merupakan sebuah seni untuk tercapainya suatu hasil yang optimal dengan

    usaha yang maksimal, dan juga agar tercapainya sebuah kebahagiaan dan kesejahteraan yang

    optimal bagi sebuah pemimpin maupun pekerja serta mampu memberikan layanan yang

    sangat baik bagi masyarakat.

    Manajemen Sebagai Profesi

    Suatu bidang pekerjaan atau kegiatan yang dikerjakan oleh banyak orang yang mempunyai

    keterampilan dan keahlian sebagai pemimpin, manajer atau leader pada sebuah perusahaan

    atau organisasi tertentu.

    Manajemen sebagai Proses

    Manajemen merupakan sebuah proses khas yang terdiri dari sebuah tindakan yang

    direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dikendalikan masing-masing bidang tsb

    menggunakan ilmu pengetahuan dan skill yang diikuti secara urut dalam usaha untuk

    mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan.

    Siapa saja yang perlu menguasai ilmu manajemen ?

    Editor : Zuha Selasa, 26 Mei 2015

  • 50 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    KETERAMPILAN (SKILL) YANG DITUNTUT BAGI SEORANG MANAJER

    Keterampilan manajemen waktu

    Keterampilan membuat keputusan

    Keterampilan teknis (technical skill)

    kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu

    Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

    komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa

    dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.

    Keterampilan konseptual (conceptional skill)

    konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi dikonkretkan dalam proses

    perencanaan

    GAMBAR. PIRAMIDA JENJANG MANAJEMEN

    Manejemen Lini Pertama (First-Line Management)

    Manajemen operasional = Manajemen tingkatan paling rendah

    Tugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses

    produksi.

    Supervisor, manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor

    (foreman)

    Middle Management

    semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak

    bertugas sebagai penghubung antara keduanya

    Manajemen Puncak (Top Management)

    executive officer

    bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan

    jalannya perusahaan

    Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information

    Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

  • 51 | D e n t e e n 1 3

    Manajemen KG KG 2013

    FUNGSI DASAR MANAJEMEN

    Planning

    Organizing

    Leading

    Directing

    Coordinating

    Controlling

    Evaluation

    Planning

    Perencanaan penentuan serangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai

    suatu hasil yang diinginkan.

    Penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :

    1.Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

    2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

    3. Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?

    4. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

    5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

    6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?

    Organizing

    dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran

    spesifik atau sejumlah sasaran.

    Penyusunan tugas dan fungsi masing masing

    Penyusunan struktur organisasi

    Leading

    Pelaksanaan tugas masing masing

    Pemimpin memimpin yang bawahannya dan memimpin diri sendiri

    Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :

    1. Mengambil keputusan

    2. Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manaje