karya tulis umy

29
PATI ANGKRIK (MARANTA ARUNDINACEAE L.) UNTUK PENINGKATAN DIVERSIVIKASI PANGAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA JAWA TENGAH Karya Ilmiah Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam rangka acara “Gebyar Agriculture Agrifest 2012” Oleh : Ria Nur Andini 13556 Siti Fadliaturrohmah 13907 Dewantara M. Ciputra 13717 1

Upload: ria-nur-andini

Post on 24-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengolahan Pati Angkrik

TRANSCRIPT

PATI ANGKRIK (MARANTA ARUNDINACEAE L.) UNTUK

PENINGKATAN DIVERSIVIKASI PANGAN DI KABUPATEN

BANJARNEGARA JAWA TENGAH

Karya Ilmiah

Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan

oleh Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam rangka

acara “Gebyar Agriculture Agrifest 2012”

Oleh :

Ria Nur Andini 13556

Siti Fadliaturrohmah 13907

Dewantara M. Ciputra 13717

SMA NEGERI 1 BANJARNEGARA

BANJARNEGARA

TAHUN 2012

1

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : “Pati Angkrik (Maranta arundinaceae L.) untuk

Peningkatan Diversivikasi Pangan Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa

Tengah”

2. Ketua Tim

a. Nama Lengkap : Ria Nur Andini

b. Nomor Induk Siswa : 13556

c. Alamat email dan No Telp : [email protected] /

08976639527

3. Anggota 1

a. Nama Anggota 1 : Siti Fadliaturrohmah

b. Nomor Induk Siswa : 13907

c. Alamat email dan No Telp : [email protected]

4. Anggota 2

a. Nama Anggota 2 : Dewantara M. Ciputra

b. Nomor Induk Siswa : 13717

c. Alamat email dan No Telp : [email protected] /

085290620411

Banjarnegara, 26 Maret 2012

Ketua Tim Guru Pembimbing

Ria Nur Andini Yuli Yanti, S.Pd

NIS 13556 NIP 19790705 200501 3 013

Menyetujui,

Kepala SMAN 1 Banjarnegara

Ibnu Ashar, M.M

NIP 19640110 199002 1 002

2

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT, hanya karena perkenan-Nya penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ini.

Karya tulis ini berjudul “Pati Angkrik (Maranta arundinaceae L.) untuk

peningkatan diversivikasi pangan di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah”

disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam rangka acara

“Gebyar Agriculture Agrifest 2012”.

Melalui kesempatan ini penulis mengucapan terimakasih kepada:

1. Drs. Ibnu Ashar, MM selaku Kepala SMA Negeri 1 Banjarnegara yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

kegiatan ini.

2. Yuli Yanti, S.Pd. selaku Guru Pembimbing yang telah memotivasi

kepada penulis untuk mengikuti kegiatan ini.

3. Teman-teman siswa SMAN 1 Banjarnegara yang telah memberikan

segala bantuan yang sangat berharga bagi penulis.

4. Ayah, bunda dan semua saudara yang telah memberikan dukungan dan

doa.

5. Semua pihak yang belum disebutkan yang telah memberikan bantuan

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini.

Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ini masih banyak terdapat

kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis

harapkan. Akhirnya, semoga Allah SWT selalu memberkati.

Banjarnegara, 26 Maret 2012

Penulis

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………...…..………1

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..…….2

KATA PENGANTAR...........................................................................................3

DAFTAR ISI………………………………………………………………........4

ABSTRAK............................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………............6

1.1. Latar Belakang Masalah……………………………………..………….......6

1.2. Perumusan Masalah………………………………………………................8

1.3. Tujuan ………………………………………………....................................8

1.4. Manfaat...........................................................................................................8

BAB.II. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................9

2.1. Angkrik (Maranta arundinacea L).................................................................9

2.2. Deskripsi.........................................................................................................10

2.3. Habitat............................................................................................................10

2.4. Kabupaten Banjarnegara................................................................................10

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………..........................12

3.1. Pembahasan....................................................................................................12

3.2. Proses Pembuatan Pati Angkrik.....................................................................17

BAB IV. PENUTUP..............................................................................................18

4.1. Kesimpulan.....................................................................................................18

4.2. Saran …………………………………………..............................................18

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………........19

4

ABSTRAK

Perekonomian  Indonesia  yang  semakin memburuk memberikan 

dampak negatif yang nyata pada ketersediaan pangan dewasa ini. Berdasarkan

data BPS, selama semester I 2011 (Januari-Juni), Indonesia telah mengimpor

bahan pangan baik mentah maupun olahan senilai 5,36 milliar dollar AS atau

sekitar 45 triliun rupiah dengan volume impor mencapai 11,33 juta ton.

Sumber karbohidrat selain beras perlu ditingkatkan peranannya seiring

dengan program diversifikasi pangan dalam upaya pemenuhan kebutuhan

pangan. Angkrik (Maranta arundinacea L) merupakan salah satu tanaman

sumber karbohidrat alternatif, dimana angkrik bukan saja digunakan untuk

pangan, tetapi juga untuk bahan baku industri. Pati angkrik dapat digunakan

sebagai bahan baku makanan dan minuman, farmasi atau obatobatan, kimia,

kosmetik, tekstil, kertas dan karton.

Angkrik merupakan sumber potensial pengganti tepung terigu yang mana

impor tepung terigu setiap tahunnya tidak kurang dari 3 juta ton. Padahal kalau

kita mempunyai 335 ribu hektar lahan angkrik, impor terigu dapat berkurang

ratusan ribu ton. Angkrik mempunyai potensi pasar internasional, di St.Vincent

(Amerika Tengah) tanaman ini telah diusahakan secara komersial dan sekitar

95% kebutuhan dunia dipasok dari negara ini. Negara pengekspor angkrik di

kawasan Asia Tenggara adalah Philipina. Di Indonesia tanaman angkrik belum

dibudidayakan secara intensif, oleh karena itu perlu pengenalan lebih lanjut

tentang penggunaan bahan baku angkrik serta budidaya tanamannya.

Pemanfaatan tepung angkrik masih menghadapi beberapa kendala,

terutama pemasaran dan kontinuitas pasokan bahan baku. Untuk mengatasi

kendala tersebut, ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk

mengembangkan tanaman angkrik, antara lain niat pemerintah untuk mengubah

paradigma impor bahan pangan dan menjadikan petani sebagai penjual produk

olahan, bukan penjual bahan baku.  Hal ini dapat dijadikan dasar untuk

mendiversifikasikan pangan selain terigu dan beras, sehingga akan mengurangi

ketergantungan masyarakat terhadap komoditi impor.

5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1Latar belakang

Perekonomian  Indonesia  yang  semakin  memburuk memberikan  dampak 

negatif yang nyata pada ketersediaan pangan dewasa ini. Ketergantungan pada

beras menyebabkan bergesernya konsumsi untuk komoditas yang lain. Sumber

karbohidrat non beras perlu ditingkatkan peranannya seiring dengan program

diversifikasi pangan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan.

Terlepas dari transformasi struktur ekonomi yang semakin mengantarkan

Indonesia menuju negera industri, nampaknya tidak salah kalau kita masih

menganggap Indonesia sebagai negara agraris. Setidaknya, ada dua alasan

mengapa negeri ini masih dianggap sebagai negara agraris. Pertama, sektor

pertanian masih menjadi salah satu leading sector dalam ekonomi Indonesia,

ditunjukkan oleh pangsanya yang masih cukup tinggi terhadap pembentukan

produk domestik bruto (PDB). Pada triwulan II 2011, pangsa sektor pertanian

terhadap PDB sebesar 15,4 persen, nomor dua setelah sektor industri pengolahan

yang mencapai 24,3 persen. Alasan kedua, sebagian besar, yakni sekitar 33

persen (42,47 juta) penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja

menggantungkan hidupnya (bekerja) di sektor pertanian.

Ironisnya, sebagai negara agraris Indonesia ternyata belum memiliki

kemandirian dan kedaulatan dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan bagi

rakyatnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai impor komoditi pangan Indonesia yang

masih cukup tinggi, yakni sekitar 7 persen dari total impor Indonesia.

Kabupaten Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah,

Indonesia. Ibukotanya adalah Banjarnegara. Secara astronomis, Kabupaten

Banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' -

109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah

106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Topografi wilayah Banjarnegara sebagian besar (65% lebih) berada di

ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Menurut jenis

tanahnya, tanah yang berada di daerah Banjarnegara sebagian besar tergolong

6

tanah yang cocok untuk daerah pertanian dan perkebunan. Banyak tanaman yang

cocok ditanam didaerah ini, diantaranya padi-padian, buah-buahan, sayur mayur,

umbi umbian, dan lain-lain. Tanaman angkrik hanya tumbuh di daerah tropis,

sehingga Banjarnegara yang berada di lingkup daerah tropis sangat cocok untuk

pembudidayaan angkrik.

Di Asia Tenggara, tanaman angkrik dibudidayakan hampir di semua tempat,

terutama sebagai tanaman pertanian di kebun rumah. Maranta arundinacea

tumbuh terutama di hutan-hutan tropik meranggas atau semi-meranggas dekat

kolam yang bersifat sementara dan di daerah anak sungai, meskipun juga

tumbuh di hutan cemara yang kering. Jenis tersebut tumbuh paling baik dibawah

kondisi lembab, pada suhu 25-30°C dan membutuhkan curah hujan rata-rata

1500-2000 mm/ tahun, tetapi dengan 1-2 bulan kering. Angkrik lebih menyukai

kondisi dataran rendah, tetapi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1000

m dpl. Angkrik dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah, tetapi tumbuh

dengan subur pada tanah sawah, tanah terbuka, tanah liat berpasir dengan pH5-8.

Tanaman angkrik dapat tumbuh maksimal di bawah lindungan pohon dengan

kadar matahari minimum, sehingga tanaman ini potensial diusahakan di hutan

rakyat, tanah pekarangan, maupun daerah-daerah penghijauan. Tanaman ini

mampu tumbuh pada tanah yang miskin kesuburannya, meskipun untuk

produksi terbaik harus dipupuk. Tanaman ini tidak membutuhkan perawatan

yang khusus serta hama dan penyakitnya relatif sedikit. Umbinya mulai dapat

dimakan saat umur tanaman 3-4 bulan.

Angkrik merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat alternatif

dimana angkrik bukan saja digunakan untuk pangan, tetapi juga untuk bahan

baku industri. Salah satu pemanfaatan angkrik adalah diambil patinya yang

selanjutnya diolah menjadi tepung. Tepung pati angkrik dapat digunakan sebagai

alternatif tepung terigu sebagai bahan baku pembuatan kue, mie, roti kering,

bubur bayi, makanan diet pengganti nasi, disamping digunakan di industri kimia,

kosmetik, pupuk, gula cair dan obat-obatan. Tetapi pemanfaatan tepung angkrik

masih menghadapi beberapa kendala, terutama pemasaran, kontinuitas pasokan

bahan baku serta kurangnya perhatian masyarakat dalam upaya diversifikasi

pangan tanaman tersebut.

7

Angkrik merupakan sumber potensial pengganti tepung terigu yang mana

impor tepung terigu setiap tahunnya tidak kurang dari 3 juta ton. Padahal kalau

kita mempunyai 335 ribu hektar lahan angkrik, impor terigu dapat berkurang

ratusan ribu ton. Angkrik mempunya  potensi pasar internasional di St.Vincent

(Amerika Tengah) tanaman ini telah diusahakan secara komersial dan sekitar

95% kebutuhan dunia dipasok dari negara ini. Negara pengekspor angkrik di

kawasan Asia Tenggara adalah Philipina. Di Indonesia tanaman angkrik belum

dibudidayakan secara intensif, oleh karena itu perlu pengenalan lebih lanjut

tentang penggunaan bahan baku angkrik serta budidaya tanamannya.

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah :

Apakah pemanfaatan tanaman angkrik dapat digunakan sebagai upaya

peningkatan diversifikasi pangan Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah?

1.3. Tujuan

Untuk mendeskripsikan tentang pemanfaatan tanaman angkrik dapat

digunakan sebagai upaya peningkatan diversifikasi pangan di Kabupaten

Banjarnegara Jawa Tengah.

1.4. Manfaat

Mengetahui potensi tanaman angkrik di daerah Banjarnegara dan

pengembangannya untuk dijadikan bahan olahan pangan alternatif dalam

upaya peningkatan perekonomian masyarakat Banjarnegara.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Angkrik (Maranta arundinacea L.)

Angkrik atau Maranta arundinacea L. adalah sejenis tumbuhan

berbentuk terna yang menghasilkan umbi yang dapat dimakan. Angkrik tidak

pernah menjadi sumber pangan pokok namun ia kerap ditanam di pekarangan di

pedesaan sebagai cadangan pangan dalam musim paceklik.

Asal usul angkrik secara pasti tidak diketahui, tetapi jenis tersebut diduga

asli di Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara, Ekuador bagian barat

dan di beberapa padang rumput daratan Guyana. Saat ini, jenis tersebut dapat

ditemukan di tempat-tempat pembudidayaan di seluruh daerah tropik, tetapi

hanya dianggap penting di India Barat. Di Asia Tenggara, jenis tersebut

dibudidaya di hampir semua tempat, terutama sebagai tanaman pertanian di

kebun rumah.

Klasifikasi Ilmiah angkrik :

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Marantaceae

Genus : Maranta

Spesies : M. Arundinacea

Gambar 1 Gambar 2

Tumbuhan Angkrik Angkrik yang telah dibersihkan

9

2.2. Deskripsi

Terna menahun, tegak, dengan batang-batang yang bercabang

menggarpu, tinggi 40–100 cm. Rimpangnya lunak dan membengkak, berdaging,

keputih-putihan atau kemerahan, dengan sisik daun putih kemerahan. Daun

bertangkai panjang, berpelepah pada pangkalnya dan menebal, dengan helaian

bentuk lonjong atau bundar telur-melonjong berujung runcing. Bunga majemuk

dalam malai terminal (di ujung batang), zigomorfik, berwarna putih. Buah

melonjong, merah tua, gundul sampai berambut.

2.3. Habitat

Bentuk liar Maranta arundinacea L. tumbuh terutama di hutan-hutan

tropik meranggas atau semi-meranggas dekat kolam yang bersifat sementara dan

anak sungai, meskipun demikian kadang-kadang juga tumbuh di hutan cemara

yang kering. Jenis tersebut tumbuh paling bagus dibawah kondisi panas yang

basah, pada suhu 25-30°C dan membutuhkan curah hujan rata-rata tahunan

1500-2000 mm atau lebih, tetapi dengan 1-2 bulan kering. Angkrik bertoleransi

terhadap naungan sampai dengan 50% naungan tanpa mengurangi produksi; dan

tetap hidup pada kondisi tanah yang digenangi air dan tanah yang jenuh, tetapi

tidak menghasilkan rimpang dalam tanah. Lebih menyukai kondisi dataran

rendah, tetapi dapat dibudidayakan sampai pada ketinggian 1000 m dpl. Angkrik

dapat tumbuh pada berbagai macam tipe tanah, tetapi tumbuh dengan subur pada

tanah sawah, tanah terbuka, tanah liat berpasir dengan pH 5-8.

2.4. Kabupaten Banjarnegara

Gambar 3. Peta Kabupaten Banjarnegara

10

Banjarnegara

Jawa Tengah

Kabupaten Banjarnegara adalah sebuah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah,

Indonesia. Ibukotanya adalah Banjarnegara. Secara astronomis, Kabupaten

Banjarnegara terletak di antara 7° 12' - 7° 31' Lintang Selatan dan 109° 29' -

109° 45'50" Bujur Timur. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah

106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Provinsi Jawa Tengah .

Topografi wilayah Banjarnegara sebagian besar (65% lebih) berada di

ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Menurut jenis

tanahnya, tanah yang berada di daerah Banjarnegara sebagian besar tergolong

tanah yang cocok untuk daerah pertanian dan perkebunan. Banyak tanaman yang

cocok ditanam didaerah ini, diantaranya padi-padian, buah-buahan, sayur mayur,

umbi umbian, dll.

Tanaman angkrik hanya tumbuh di daerah tropis, sehingga Banjarnegara

yang berada di lingkup daerah tropis sangat cocok untuk pembudidayaan

angkrik.

11

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pembahasan

Perekonomian  Indonesia  yang  semakin  memburuk memberikan  dampak 

negatif yang nyata pada ketersediaan pangan dewasa ini. Berdasarkan data BPS,

selama semester I 2011 (Januari-Juni), Indonesia telah mengimpor bahan pangan

baik mentah maupun olahan senilai 5,36 milliar dollar AS atau sekitar 45 triliun

rupiah dengan volume impor mencapai 11,33 juta ton. BPS mencatat, Indonesia

mengimpor sedikitnya 28 komoditi pangan mulai dari beras, jagung, kedelai,

gandum, terigu, gula pasir, gula tebu, daging sapi, daging ayam, mentega,

minyak goreng, susu, bawang merah, bawang putih, telur, kelapa, kelapa sawit,

lada, teh, kopi, cengkeh, kakao, cabai segar dingin, cabai kering tumbuk, cabai

awet, tembakau dan bahkan singkong alias ubi kayu juga diimpor.

Sebagai bahan makanan pokok, beras yang juga merupakan bahan

pembuatan terigu terus meng impor dari negara lain. Padahal telah kita ketahui

bahwa Indonesia merupakan negara agraris, oleh karena itu kita perlu mencari

alternatif lain agar kegiatan impor yang dilakukan dapat terkendali.

Ketergantungan pada beras menyebabkan bergesernya konsumsi untuk komodi

tayang lain. Sumber karbohidrat non beras perlu ditingkatkan peranannya seiring

dengan program diversifikasi pangan dalam upaya pemenuhan kebutuhan

pangan. Angkrik merupakan salah satu tanaman sumber karbohidrat alternatif,

dimana angkrik bukan saja digunakan untuk pangan, tetapi juga untuk bahan

baku industri. 

Angkrik merupakan sumber potensial pengganti tepung terigu. Impor terigu

setiap tahunnya tidak kurang dari 3 juta ton. Padahal kalau kita mempunyai 335

ribu hektar lahan angkrik, impor terigu dapat berkurang ratusan ribu ton.

Akan tetapi pemanfaatan tepung angkrik masih menghadapi beberapa

kendala, terutama pemasaran dan kontinuitas pasokan bahan baku. Untuk

mengatasi kendala tersebut, ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk

12

mengembangkan tanaman angkrik, antara lain niat pemerintah untuk mengubah

paradigma impor bahan pangan dan menjadikan petani sebagai penjual produk

olahan, bukan penjual bahan baku.  Hal ini dapat dijadikan dasar untuk

mendiversifikasikan pangan selain terigu dan beras, sehingga akan mengurangi

ketergantungan masyarakat terhadap komoditi impor. Bila hal ini tidak segera

dilakukan maka Indonesia akan sangat bergantung pada bahan baku impor. Ini

merupakan sesuatu yang sangat ironis mengingat melimpahnya tanaman pangan

alternatif yang dapat digali di negeri yang cukup subur ini.

Tanaman  angkrik  di DI.Yogyakarta,  Jambi,  Riau  dan  Jawa  Barat  sudah 

di tanam meskipun tidak teratur. Tanaman ini belum dibudidayakan secara

teratur pula oleh para petani didaerah survei Sumatera Barat, Kalimantan

Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Maluku. Tanaman ini terdapat

pada ladang yang tidak diusahakan petani dipinggirpinggir hutan. Usaha

pemeliharaan tanaman angkrik oleh para petani baru meliputi menyiang,

membumbun dan belum melakukan pemberantasan hama dan penyakit.

Pemupukan hanya dilakukan para petani di Jawa Timur dan DI.Yogyakarta.

Banjarnegara merupakan salah satu kota kecil yang ada di Indonesia. Kota

ini adalah salah satu kota di Indonesia yang cocok untuk ditanami umbi-umbian,

diantaranya umbi angkrik. Hal ini dikarenakan umbi angkrik hanya hidup di

daerah yang beriklim tropis.

Seperti halnya dengan tanaman-tanaman lain yang tergabung dengan ordo

Zingiberales maka bentuk tanaman ini adalah 36 herba yang berumpun,

tingginya 11,5 m, dengan perakaran dangkal dari rhizoma menjurus ke arah

dalam tanah. Mula-mula rhizoma ini berupa cabang yang merayap dan lama

kelamaan secara bertahap akan membengkak dan menjadi suatu organ yang

berdaging dengan bentuk silinder. Rhizoma atau sering juga disebut dengan

umbi ini berwarna putih atau coklat muda. Panjang rhizoma 20-45 cm, sedang

diameternya 2,5 cm.

Daun tanaman ini berbentuk oval dengan panjang 10-15 cm dan lebarnya 3-

10 cm. Pelepah daun berbaris dua, bersisi tidak sama dan memeluk batang.

13

Ujung tangkai daun melebar, jumlah tulang daunnya sangat banyak dan letaknya

sejajar. Bunga angkrik kecil-kecil terletak pada pangkal ujung dan panjangnya

2 cm dengan kelopak bunga berwarna hijau dan mahkota bunga berwarna putih.

Pada bunga ini hanya terdapat satu benang sari yang fertil dengan kepalasari

beruang satu. Buahnya tenggelam dan beruang, tiap ruangnya hanya terdapat

satu bakal biji. Panjang buah ini hanya sekitar tujuh milimeter.

Umbi angkrik inilah yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat Banjarnegara dengan cara mengambil patinya yang

dapat diolah menjadi aneka macam makanan. Angkrik terutama ditanam untuk

umbinya, yang menghasilkan pati yang berkualitas tinggi, berukuran halus dan

berharga mahal. Rimpang angkrik juga dapat dijadikan sumber karbohidrat

alternatif untuk menggantikan tepung terigu.

No KandunganPati angkrik

(%)

Tepung terigu

(%)

Tepung Tapioka

(%)

1. Air 69–72 5,15 11,89

2. Protein 1,0–2,2 14,45 5,95

3. Lemak 0,1 2,09 1,42

4. Pati 19,4–21,7 78,74 78,96

5. Serat 0,6–1,3 1,92 2,4

6. Abu 1,3–1,4 1,83 0,61

Tabel 3.1 perbandingan kandungan bahan pembuat pati

Pati merupakan zat gizi yang penting dalam diet sehari-hari, dan sekitar 80%

kebutuhan energi manusia di dunia dipenuhi oleh karbohidrat (Greenwood dan

Munro,1979). Produksi pati dunia tiap tahun adalah sekitar 66,5 juta ton

(FAOSTAT, 2002), dan perkembangan kebutuhan pati dunia oleh industri

makanan modern sudah menarik usaha untuk mengidentifikasi sumber baru bagi

polisakarida ini (Betancur – Ancona,dkk, 2004).

Pati angkrik dapat digunakan sebagai bahan baku makanan dan minuman,

farmasi atau obatobatan kimia, kosmetik, tekstil, kertas dan karton. Selain

campuran bedak, pati angkrik juga digunakan sebagai campuran minuman

14

alkohol, obat penyakit panas dalam, obat borok, bahan pengikat tablet dan

ektender pada perekat sintetis. Dibandingkan pati lainnya, angkrik bentuk

seratnya lebih pendek sehingga mudah dicerna dan dapat dijadikan makanan

bayi, anak penyandang autis dan sindrom down, serta diet bagi manula dan

pasien dalam masa penyembuhan.

15

Gambar 4. Skema Pengolahan Pati Angkrik

16

3.2. Proses Pembuatan Pati Angkrik

a. Pemilihan dan Pembersihan Umbi

Pilih umbi angkrik yang segar, kemudian bersihkan dari kotoran (tanah) dan

sisik-sisiknya terus bilas dengan air bersih yang mengalir.

b. Pemarutan dan Pemisahan Pati

Parutlah umbi angkrik hingga menjadi bubur kasar, kemudian tambahkan air

bersih sambil diaduk-aduk atau diremas-remas agar keluar patinya.

Selanjutnya saringlah bubur tersebut dengan kain untuk memisahkan pati dari

seratnya. Larutan hasil perasan segera diendapkan sehingga air terpisah dari

endapan pati.

c. Pengeringan

Jemurlah endapan pati angkrik hingga kering, kemudian gilinglah menjadi

pati halus.

d. Pengemasan dan Penyimpanan

Kemaslah pati angkrik dalam wadah (kemasan) kantong plastic atau kaleng

yang kedap udara (tertutup), kemudian simpan ditempat yang kering.

Pati tersebut dapat melancarkan alat pencernaan dan seringkali digunakan

sebagai pengenyal berbagai macam makanan, bumbu, sop, gula-gula, masakan

dan makanan pencuci mulut seperti puding dan es krim. Di bidang industri,

bubur yang dihasilkan dari rimpang dipakai dalam pabrik kertas, karton, bantal

dan papan tembok dan patinya sebagai bahan dasar bedak, lem dan sabun.

Seluruh bagian rimpang yang belum berserat dapat dimakan dengan cara

dikukus atau dipanggang lebih dulu.

Di bidang obat-obatan, bubur dari rimpang yang masih segar digunakan

sebagai obat oles luka dan luka bernanah; patinya dicampur dengan air atau susu

digunakan untuk mengobati masalah-masalah perut (misalnya mengobati

keracunan) dan diare, atau untuk membuat makanan yang mudah dicerna untuk

penderita masalah perut atau masalah usus. Rimpang juga merupakan pengganti

yang bagus untuk jagung dalam ratio campuran; bekas serabut sesudah ekstrak

pati dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk.

17

BAB IVPENUTUP

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari karya tulis ini adalah tanaman angkrik dapat

dimanfaatkan untuk peningkatan diversivikasi pangan di Kabupaten

Banjarnegara dengan cara mengolahnya dengan mengambil pati angkrik

menjadi beberapa bahan olahan seperti bahan baku makanan dan

minuman, farmasi atau obatobatan kimia, kosmetik, tekstil, kertas

dan karton. Angkrik merupakan tanaman yang tumbuh subur di daerah

Banjarnegara, jika dimanfaatkan secara optimal akan menghasilkan nilai

ekonomis yang lebih tinggi karena memiliki beberapa kelebihan dibanding

tepung lainnya.

4.2. Saran

Untuk dapat mengenalkan tanaman angkrik yang mempunyai banyak

potensi kepada masyarakat luas perlu dilakukan sosialisasi oleh instansi

yang terkait agar tanaman angkrik ini dapat dibudidayakan dan diolah

sehingga menjadi salah satu aset pembangkit perekonomian di

Banjarnegara.

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Potensi Investasi Sektor Pertanian.

http://www.banjarnegarakab.go.id/potensi_investasi_sektor_pertanian

(7 Januari 2012)

Anonim, 2010. Letak Geografis.

http://www.banjarnegarakab.go.id /letak_geografis/(3 Maret 2012 )

Anonim, 2012. Garut, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Garut/ (13 Maret 2012)

Anonim, 2012. Banjarnegara, Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Banjarnegara/ (22 Februari 2012)

Anonim, 2004. Obat Alami Maag.

http://www.sehat-alami-4u.com/diabetes.php/obat_alami_maag.

Anonim, 2012. Angkrik Si Obat Maag Hebat.

http://indozaenal.blogspot.com/angkrik_si_obat_maag_hebat/

(2 Februari 2012)

Ruslan,Kadir. 2011. Indonesia Negara Agraris Pengimpor.

http://kompasiana.com/indonesia_negara_agraris_pengimpor/

(15 Maret 2012)

Sukamto. 2005. Kamus Pertanian.Semarang.CV Aneka Ilmu.

Yuniarti, Titin. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional.Yogyakarta.

ModPress

19