media relations pt. - umy
TRANSCRIPT
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
Strategi Media Relations PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbkuntuk Meningkatkan Citra Perusahaan
AbstractPT Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional
Division IV region of Central Java and Yogyakarta (DIY) is one of the company’s business unit Center Telkom Regional sits in Semarang. 2016 Telkom awarded Corporate Image Award as telecommunications companies with the best reputation. The purpose of this research is to know the strategy of Telkom media relations Regional IV in enhancing the company’s image. The results of this research show media relations strategy conducted by public relations Telkom Regional IV was providing information, establish informal relations with journalists, public relations also maintain communications along with the media, journalists and provide facilities as well as conducting meetings with the media. Media relations activities conducted involving press is press releases, radio and newspaper interviuw, radio talk shows, media events, press conferences, press call, press facility, metting with edotor,
Farida Siti Sholikhah
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jalan Dr. Radjiman No. 284, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa TengahEmail : [email protected]
electronic communications, press getering, press receptions. The impact of media relations is done about 90% writing public relations contained in the mass media and are able to enhance the positive image of companies to face competition from competitors and the face of the wishes of the customer.
Key words: Strategy of Media Relations, Media Relations Events, Media RelationsWrote, Positive Image.
AbstrakPT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi
Regional IV Wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu pusat unit bisnis perusahaan Telkom Regional yang berada di Semarang. Tahun 2016 Telkom meraih penghargaan Corporate Image Award sebagai perusahaan telekomunikasi dengan reputasi terbaik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui strategi media relations Telkom Regional IV dalam meningkatkan citra perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi media relations yang dilakukan oleh public relations Telkom Regional IV adalah memberikan informasi, membangun hubungan informal dengan wartawan, public relations juga memelihara komunikasi bersama wartawan dengan media, dan memberikan fasilitas serta melakukan pertemuan dengan media. Kegiatan media relations yang dilakukan dengan melibatkan pers adalah press release, radio and newspaper interviuw, radio talk show, media event, press conferences, pers call, facility press, metting with edotor, electronic communications, press getering, resepsi pers. Dampak dari media relations yang dilakukan sekitar 90% tulisan public relations termuat di media massa dan mampu meningkatkan citra positif perusahaan untuk menghadapi persaingan dari kompetitor dan menghadapi keinginan pelanggan yang dinamis.
Kata kunci:Strategy Media Relations, Media Relations Event, Media Relations Tulis, Citra Positif.
PENDAHULUAN Adanyamedia relationspadaperusahaan
yaituuntukmenjalinrelasidenganmedia,gunamengetahuikondisipasardan audience.Intikegiatanpublic relations adalahberkomunikasi,halinidikarenakanwartawandanmediamassamempunyaiketerkaitanyangeratdalamkegiatanpublic
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
94Jurnal Komunikator
relations.Wartawanyangberadadilapanganmerupakanperwakilandarimedia,sedangkanmediamassaadalahsebuahinstitusiyangmemberikandanbertukarinformasidenganaudiencenya(Iriantara,2008).Wartawanmenganggappublic relations
memberikaninformasihanyauntukkepentinganperusahaandantidaksesuaidenganfaktayangada.Anggapandariwartawanmenyebabkantulisandaripublic relations diabaikandantidakdimuatdalammediamassa(Sterne,2010).Wartawantidakmenggunakansumberyangdisediakan oleh public relationsdalammenggaliinformasiperusahaan.Sumberinformasiperusahaantidaksesuaidenganunsurkebutuhanmedia.WartawanmemilikiKeterbatasanwaktudalammengaliinformasi,sehinggawartawanmenggunakanwebsiteperusahaanmaupun internetdalammengaliinformasiperusahaan(Skerl,2015)Media relationsmewakilikerjasamaduasisiyangberbedaantarawartawandenganpublic relationssebagaiperwakilanperusahaan.Public relationsdanwartawansalingbekerjasamadalammenghasilkaninformasifaktualmenurutdasar–dasarjurnalistik.Percepatanarusinformasididukungdengan
adanyapusattelekomunikasi.TelkomIndonesiaatauTelkomGroupmerupakansatu–satunyaBUMNtelekomunikasisertapenyelenggaralayanantelekomunikasidanjaringanterbesardiIndonesia.Telkommenyediakanrangkaianlayanantelekomunikasisepertikomunikasiseluler,sambunganteleponkabeltidakbergerak,teleponnirkabeltidakbergerak,layananjaringan,interkoneksisertalayanankomunikasidatadaninternet. TelkomGroupjugamenyediakanberbagailayanandibidanginformasi,mediadanedutainment,termasukcloud-based and server-based managed servises, layananIT enable dan e-Playment, e-Commerce danlayananportallainyayangtelahmelayanipelanggantelekomunikasidiIndonesia(www.telkom.co.id/tentang-telkom.2016).Padatahun2016jumlahpelanggan
Telkomselflashtumbuhsebanyak42,2%menjadi43,84jutapelanggan,pelangganfixed broadband
tumbuhsebesar20,7%menjadi4,20jutapelanggan(www.telkom.co.id/kinerja-kuartal-i.2016).TidakheranjikaTelkomdapatmenarikperhatiandaripublikdankompetitornya.Dilihatdarisegitersebut,untukmengoptimalkanlayanankepadapelangganmakacitrapositifperusahaanharusselaludijaga,yaitudengancaramenjagahubunganinternalmaupuneksternal secara continue. Salahsatunyadenganmelakukanpendekatankomunikatifkepadapersagarpublikasidapatberjalanlancar.Telkommenyalurkaninformasipada
websiteperusahaanyangdapatdiaksesolehpublik,denganalamatakseswww.telcom.co.id.Dalamwebsitetersebuttercantumpress releaseyangmenyebutkantahun2016Telkomsecaranasionalmerupakansatu–satunyaperusahaantelekomunikasidiIndonesiadenganreputasiterbaikberdasarkansurvaiyangdilakukanolehfrontier consulting group ditigakotabesardiIndonesia,yakniJakarta,SurabayadanMedan,totalresponden3.525untuk107kategori.Pengukurancorporate image 2016menggunakanempatdimensiyaitu:quanty, performance, responsibility dan attractiviness.Telkommenerimapenghargaanyaitucorporate image awardsebagaiexcellence in building dan managing corporate image kategori telecommunication serta the best in building and managing corporate image kategeri internet provider (“TelkomMeraihDuaPenghargaanCorporateImageAward2016CorporateImageMenjadiSustainableCompetitiveAdvantage,”2016).TerdapatberitanegatifTelkomdari
kutipanrubriksuratpembacaRepublikapada(02/02/2016)berjudul:“PelangganIndieHomeProtes”,berisikekecewaanpelangganIndieHomeataskenaikantarifberlangananyangdirasatidakterealisasikandenganbaik,karenapadasaatkenaikantariftersebutpelanggantidakmengetahuinya.Beritanegatifdapatmemberikankerugianberupaturunnyakepercayaandarimitrabisnis,masyarakatdanpelanggan.Telkomperlumemastikaninformasidariperusahaan
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
95Vol. 8 No. 2 November 2016
dapattersampaikankepadamasyarakatluasuntukmenanggulangimunculnyaisudanberitanegatif.Diperlukanpengelolaanatasinformasi
perusahaandenganmenjagahubunganbaikterhadapmediamassa,agarpublisitasdapatterwujud.Untukitupublic relationsmelakukanmedia relationsgunamemperlancarpublisitisatasinformasiperusahaan.Diperlukanstrategisupayaprosesmedia relationsberjalandenganbaik.TelkomDivisiRegionalIVdipilihsebagaiobjekdalampenelitianinikarenaperusahaantersebutmerupakansatu–satunyakantorpusatTelkomperwakilanditingkatRegionalIVyangmembawahiduaProvinsidaerahJatengdanDIYsertatujuhWilayahUsahaTelekomunikasi(WITEL)danduapuluhlimaKantorDaerahTelkom(KANDETEL).MemilikiunsurkedekatangeografisdenganpenelitidarisalahsatukantorTelkomRegionalyangada.BeralamatdiJl.PahlawanNo.10Semarang.SekertariatDivisidanpublic relations(Sekdiv)sebagaisalahsatupilarperusahaanmengembantugasmenyelengarakanjasainformasidankomunikasi(InfoCom)diwilayahProvinsiJatengdanDIYyangbersingungandenganmasyarakatdanpemerintah.Pemberitaandiperlukanuntukmenyalurkanpublikasigunameningkatkanpengetahuandanpemahamanpositifmasyarakatsertameningkatkancitraperusahaan.Berdasarkanlatarbelakangmasalah,
rumusanmasalahyangditentukanpenulisadalahbagaimanastrategimedia relations PT.TelekomunikasiIndonesia,TbkDivisiRegionalIVWilayahJatengdanDIYuntukmeningkatkancitraperusahaan?diharapkanhasilpenelitianinidapatmenjadigambaranbagipenelitianselanjutnyamengenaistrategimedia relationspadaperusahaan.
Telaah pustakaAcuandalampenelitianiniyaitupenelitian
olehSusilo(2013)berjudulStrategiMedia RelationsPT.DirgantaraIndonesia(StudiDeskriptifKualitatifStrategiMedia Relations dalamUsahaMeningkatkanCitraPT.
DirgantaraIndonesiaPascaKrisis).Tujuanpenelitianiniuntukmengetahuigambaranpelaksanaankegiatanmedia relationsdalammeningkatkancitrapascakrisisdantanggapandariwartawanataskegiatantersebut.Penelitianinimenemukanbahwapelaksanaankegiatanmedia relationsolehhumastelahsesuaidenganyangdikemukakanolehpakardanpraktisikehumasandenganmelakukantigaupayauntukmembinahubunganbaikdenganwartawan,yaitudenganmelakukanmedia visit, press getering dan press conference.Penelitianiniberfokuspadamanfaatkegiatanmedia relationsmelaluitigaupayayangdilakukanyaitumedia visit, press getering dan press conference.PT.DImemperolehmanfaatdalammenjalankanmedia relations berupa,seringmunculnyapemberitaanpositifdanmenimbulkankesadaranakankeberadaanperusahaansertameningkatkancitrapositifperusahaan(Susilo,2013).PenelitianselanjutnyaolehArofat(2016)
berjudulStudiDiskriptifStrategiMedia RelationsHumasPEMKABSukoharjountukMenghasilkanPemberitaanPositifMelaluiMediaCetak.TujuanpenelitianiniuntukmengetahuistrategiyangdijalankanHumasSubBagianMediaMassaPemkabSukoharjodalammenjalankanmedia relations gunamendapatkanpemberitaanpositifmelaluimediacetak.Hasilpenelitianinimenunjukanhumastelahberhasilmelakukankomunikasidenganwartawanmelaluipendekatanpersonal,memberikankemudahanaksesinformasimengenaiPEMKABdanmenyediakanfasilitasuntukwartawanterkaitpemberitaan.Penelitianiniberfokuspadamenjalankanmedia relationsdenganmediamassaataupundenganwartawanmerupakanupayawajibdilakukanhumasPEMKABSukoharjountukmencapaipublikasisecaramaksimal.Halinidilakukandalamrangkameningkatkanpengetahuandanpemahamanpositifbagimasyarakatluas.Melaluipendekataninisebanyak80%hasilpublikasihumasmampumengisimediacetaklokaldiSukoharjo(Arofat,2016).
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
96Jurnal Komunikator
Penelitianyangpenulislakukanberfokuspadastrategimedia relationsuntukmeningkatkancitrapositifperusahaanmelaluikegiatan media relationsyangdilaksanakandiTelkomDivisiRegioanalIVmelaluipublikasidimediacetak.TelkomDivisiRegioanlIVmemonitoringpublikasiperusahaanmelaluimediacetak,dikarenakanmediacetakadalahmediayangakuratdalamsetiappemberitaannyadanberbentukdokumentasinyatayangtercetaksertatersebarluassertadapatmemberikanumpanbalik(penuturanAgungWahyuDionoselakukAdminKomunikasiTelkomRegionalIV).Sehinggamengacupadamediacetakuntukmelihatpublikasipemberitaanperusahaanmerupakahhalyangtepatuntukdilakukan.Public relations TelkomDivisiRegionalIVperlumelaksanakanaktivitasmedia relationssebagaiupayauntukmencapaipublikasiataupenyiaranyangmaksimaldalamrangkamenciptakanpengetahuandanpemahamanpositifbagimasyarakatluas.Sesuaidenganfungsipublic relations salah
satunyadenganmenjalankanmedia relations danmencapaitujuanpublic relations terkait pencitraanuntukmencapaicitrapositifdariperusahaanyangdiwakilinya.Media relations merupakansalahsatuprogramdanmemilikifungsikhususdarikampanyepublic relations.Sebagaicaramemperkokohcitraorganisasidimatapubliksertamemperbanyakpeliputankegiatanuntukmenunjangpencapaiandaritujuanorganisasi.Olehkarenaitumedia relationsmenjadikegiatanyangterencanauntukmencapaitujuantertentu(Iriantara,2008).
Strategipublic relations (PR)dalammenjalankanmedia relations
Media relationsadalahhubunganperusahaanyangdibangundenganwartawan,editordananalis.Namunpublic relations memperluashubungantersebutkepadamasyarakatluas(Khodarahmi,2009).Public relations berusahauntukmendapatkanpenyiaransecaramaksimalataspenyebaraninformasiperusahaanuntukmenciptakanpengetahuandanpemahaman
darikhalayakorganisasi(Triyono,2013).Dapatdisimpulkanbahwamedia relations merupakanbagiandaripublic relations externalyangmembinadanmengembangkanhubunganbaikdenganperssebagaisaranakomunikasiantaraorganisasidenganpubliknya,hinggatujuankomunikasidapatterwujud.Sifatdarikomunikasidalampublic relations adalahduaarah.Makapraktikmedia relationsyaitumengkomunikasikandanmenjadikomunikanakaninformasiyangingindisampaikanmelaluipublisitasdimediamassa.
Public relations dapatmenjangkaumediamassadenganlebihinteraktifdalamberkomunikasidanberinterkasimenggunakanmediasosialuntukmembinahubungankepadamediamassadenganmemperhatikankepentingandanpermintaankonsumen(Lee&Desai,2013).Sehinggapesanbaikiklanmupunberitayangdikirimpublic relations akan diprosesmediamassadandipublikasikankekhalayak.SumiratdanArdiantomenyebutkan,terdapatenambentukstrategikomunikasipublic relations denganmediayangditunjangmenggunakanrecipitory model(dasardalamrelasisosial).Spacemengatakanreciprocity dianggapsebagaidasardalamhubungansosialyangdapatmenciptakansuatuperdamaian.Kedamaiandankebebasantiaporangsangatdihargaidalammenjalinhubungandenganwartawandanmediamassamelaluihubungankekeluargaanyangdilaksanakandalambentukmedia relations eventdantulisan.MenurutSarahSilverdalam(Darmastuti,2012)beberapaacaramedia relations eventdantulisanyangterdapatdalamstrategikomunikasipublic relationsdenganmediasebagaiberikut:• By serving the media (melayanimedia),memberikanpress release,menyiapkandanmemberikanjawabanmaupuninformasiyagberhubungandenganperusahaan.Dilakukansaatperusahaanberadadipuncakkesuksesanataudalammasalah.Didukungdenganmedia relationstulisan:pertamamemberikanpress releaseuntukmenyalurkanfaktadanpandangandariperusahaanatassuatupermasalahan,
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
97Vol. 8 No. 2 November 2016
maupundalambentukfoto,captions dan artikelyangmemilikinilaiberitatinggi.Kedua,public servise announcesment (layananmasyarakat),tulisanpublic relations yangmemberitakantentangtanggungjawabsosialperusahaankepadamasyarakat.Halinijugadidukungmedia relations eventberupa,radio, television, newspaper, and magazine interviews.Acarayangdilakukanadalahinterview dengan beberapanarasumberdariperusahaan.
• By estabilising a reputations for rebility (membangunreputasiuntukkeandalan),upayapublic relationsuntukmeningkatkanreputasiperusahaan,denganmengirimtulisankemediamassaberupastraight news, feature.Ataupunmelakukankegiatansosialmasyarakatdandipublikasikanmelaluimediamassaataumembuatiklan.Informsiperusahaandibuatdalamtulisancorpotorial, berupainformasikegitanpositifyangdilakukanperusahaanataupunkegiatanpengabdianmasyarakatsebagaibentuktanggungjawabsosial(sosial responsibility) berupatulisanadvetorial, infotorial dan artikel berisiopinitentangsuatupermasalahandenganmenyediakannarasumberataupakardariperusahaanyangmemilikikredibilitasdalammemberikanjawabanuntukkasustertentuyangadadimasyarakat.Public relations dapatmemberikanklarifikasiyangdidukungfaktasebenarnyaapabilaperusahaansedangdalammasalah.Membangunreputasiuntukkeandalanjugadidukungmedia relationstulisanberupa:
• Placing opinion pieces in the local newspaper (menempatkanpotonganopinidikoranlokal),denganmenaruhopiniperusahaanpadasuratkabarlokaldidaerahtersebut. o Letter to the editor of the local newspaper (mengirimsuratkeeditorkoranlokal),public relationsmembuatsuratatautulisanyangdikirimkeeditorsebagaipeluangpublisitas.Sepertirelease, opini,suratpembaca,memberikanmasukankepadaeditordantulisanfeature, straight news, corpotorial, advetorial.
o In – house publications, newsletter(publikasiinternal,laporanberkala)penulisanpublic relationsditujukanuntukpihakinternal perusahaantulisaninidibuatdalambentukIn – house publicationssepertihouse jurnal maupunnewsletter (laporanbersama).
o Website,adalahmediakomunikasitulisuntukmenyampaikaninformasiperusahaansecaralengkapdanmenarik.
Membangunreputasiuntukkeandalandidukungdenganmedia relations event berupa,radiotalk showdantelevisitalk show, merupakandiskusiinteraktifyangdiadakanpihakradioatautelevisidengannarasumberdariperusahaan.• By supplying good copy(menyediakansalinanyangbaik),denganmemasoknaskahinformasiartikelberupaopiniataupendapattentangsuatupermasalahan.Disertaiteksdangambar,fotoyangdapatmenjadi news release. Didukungpress release untukmenyalurkanfaktadanpandangandariperusahaanatassuatupermasalahan,fotocaptionsdanartikelyangmemilikinilaiberitatinggi.
• By cooperations in providing material (kerjasamadalammenyediakanbahan),kerjasamadalammenyediakanbahaninformasi,public relations dituntutmeghargaiketepatanwaktudanmenghargaikedatanganwartawanmaupunpihakmediamassa.Didukungmedia relations eventdenganmengundangmediamassaketikaperusahaansedangmenjadisponsordalamlaunchingsuatuprodukagardiliput.
• By providing verivications facilities (menyediakanfasilitasverivications), bertujuanmemberikanrasanyamankepadawartawansaatmelakukanpeliputandiperusahaan.Menyediakanfasilitasverivications denganmemberikanfasilitasmaterialberuparuanguntukliputanataupuninternet saatwartawanberadadiperusahaan.Menyediakanfasilitasverivications berupaklarifikasiataupenjelasanatassuatupermasalahanyangdibutuhkanwartawan
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
98Jurnal Komunikator
didukungdenganmedia relations event berupapress conferencesperusahaanuntukmenjelaskanpermasalahandiperusahaankepadajurnalis,bertujuanuntukklarifikasiataumemperbaikicitraperusahaanyangsempatmemburuk.Biasanyakonferensipers,diadakanolehperusahaansaatmerekasedangmengalamimasalahatausedangmemilikikonflikdenganpihaklain.
• By building personal reationshipwith the media (membangunhubunganpribadidenganmedia),bertujuanmembangunketerbukaandansalingmenghormatiantarprofesimasing–masingmelaluisms,e-maildanmediasosialuntukmenyapasertamemberikaninformasiatauidesebagaimasukanketikawartawanakanmembuatbahanpemberitaan.Kuncikeberhasilanmedia relationsdenganmelakukanhubunganyangbaikdenganpekerjamedia,salingmengertidanmemahamiantaraprofesipublic relations denganpekerjamedia.Didukungpulamedia relations eventberupa:o Press call(panggilanpres),public relations perusahaanmenyampaikaninformasiatauberitakepadawartawanmelaluipanggilantelepon.
o Resepsipers(press reseptions), acara santaiberkumpulnyaparajurnalis.Parajurnalisdiundanguntukliputanataumendengarkanketeranganresmimaupunsekedarberbincang.
o Kunjunganpers(facility pers),perusahaanmengundangsejumlahwartawanuntukmengunjungiperusahaanmereka,wartawandiundanguntukmenghadiriacarapembukaankantorbarudanpeninjauanbersama,difasilitasitrasportasi,jamuan,salingramahtamah,akomodasiuntukmenginap,dandiberikanpenghargaanuntukjurnalis.
o Meeting with editor, (pertemuandenganeditor),dapatmemberikeuntungan.Pertamadenganbertemudanberdiskusidengan editor seorang public relations akanmengetahuitopik,temayang
sedangdibahasdimediamassa.Keduapublic relations akantauaturanmenulisdanseleratulisandarimediatersebut.Ketigaterciptanyakedekatanantarapublic relations denganeditordanistitusimediamassa.
Membangunhubunganpribadidenganmediadidukungmedia relationsdalamtulisanberupa,electronic communications(komunikasielektronik), public relationsmelakukankegiatanmedia relationsmenggunakane-mail dan berkomunikasimenggunakanmediasosial.
Kaitanantaramedia relations dengan citra perusahaanKatzmengatakan,perusahaanbertugas
membentukcitranya,dengancaramengidentifikasicitrasepertiapayangingindibentukdimatamasyarakat(Soemirat&Ardianto,2004).Rogersmengatakan,persepsisamadenganrealitas(Oliver,2008).MenurutDowling,citraperusahaanyangdihasilkansebuahorganisasiberupa(keyakinandanperasaan)dalampikiranmasyarakat.Citrayangdihasilkandariakumulasipublikasiinformasiperusahaanmerupakantindakanstrategisuntukmembentukpresepsimasyarakat(Souto&ManzanaresFranciscoVillena,2016).Setelahmengaksesinformasidarimediadalamdiriseseorangakanterbentukpengetahuanyangterorganisasisecarateraturdalampikirannyamelahirkansebuahcitrayangiatangkapdaripesanyangadadalammediayangdiakses,citrayangditangkapmelahirkansebuahsikapperubahanataunilai.MenurutJalaludinRahmat(1986)dalam
Suryanto(2012),sikapditentukanolehcitra,padaakhirnyacitraditentukanolehsumberinformasi,sedangkansumberinformasiyangpalingpentingterdapatpadamediamassa,jadimediamassatidakdapatmengubahsikapsecaralangsung,mediamassamengubahcitraterlebihdahuludancitralahyangmendasarisebuahsikap(Suryanto,2012).Mediamassamampumenampilkaninformasiataupesanyangmenimbulkanefekmengubahsikap
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
99Vol. 8 No. 2 November 2016
audiencenya.Akantetapimengubahsikaptidaksecaralangsung,namunpadapersepsiaudiencenyasetelahmenerimainformasidarimediamassa.Audiencejugamemilikikebebasanuntukmemilihmediaapayanginginiakonsumsigunamendapatkaninformasiyangdibutuhkannya.
METODE PENELITIANMetode PenelitianMetodedalampenelitianinimengunakan
pendekatankualitatifsebabpendekatankualitatifmampumenjelaskanfenomenayangbelumdiketahuidandapatmemaparkanwawasanmengenaisesuatuyangbarusedikitdiketahuidandapatmemberikanrincianyangkomplek(Cobin&Strauss,2003).Padapendekatankualitatifinipenelitiberusahauntukmemaparkanstrategimedia relations denganbegitupenelitianinimerupakanpenelitiandeskriptif(Jalalludin,2009).PenelitimenentukanobjekpenelitianpadaPT.TelekomunikasiIndonesia,TbkDivisiRegionalIVWilayahJatengdanDIY.Terdapatduasumberdata,primerdansekunder:dataprimerdalampenelitianiniadalahhasilwawancaradengan key-informanyaitupublic relations TelkomRegionalIVdanwartawanyangbertugasdiTelkomRegionalIV.Sedangkandatasekunderdapatmembantupenelitijikadataprimerterbatasatausulitdiperoleh.Datasekunderberupahasildarimempelajarisejumlahinformasidaribukudanjurnalkomunikasiyangdapatmendukungpenelitiandandariinternet,berupasituswebsiteperusahaandansituspemberitaanlainnyayangmemuatberitatentangTelkomyangsesuaidenganfokuspenelitian,penelitianinidilaksanakansejakJuni2016.Teknikpengumpulandatadalam
penelitianinimenggunakanwawancarasemitersetuktur,dimanapenelitibertindaksebagaipewawancara,mempunyaidaftarpertanyaantertulis.Namunmemunginkanuntukmenanyakanpertanyaansecarabebasyangberkaitandenganpermasalahanyang
ditelitidisesuaikandengansituasi.PenelitimelakukankegiatantanyajawabsecaralangsungdenganinformanuntukmenggaliinformasidenganmengunakanpedomanwawancarakepadaInforman.Tehnikinimemungkinkanuntukmengembangkanpertanyaansesuaidengansituasi.Sehinggapenelitidapatmemperolehinformasiataudatayanglebihlengkapberkaitandenganstrategi media relationsTelkomRegionalIVdalammenjalinhubungandenganmedia(Kriantono,2010).Dokumentasimerupakaninstrumen
pengumpulandatayangpalingseringdigunakandalamberbagaimetodepengumpulandata.Dokumentasipadapenelitianinimengambilberbagaidatapenunjangbaikdarirekapklipingberitamorning issuesemesterI2016,artikel dari internetterkaitdenganTelkom.Tehnikpengumpulaninformanmenggunakansnowballsampling,teknikinidigunakanapabilapenelitikesulitanmenentukanrespondenyangpotensialdanbersediadiwawancarai.Samplepertamadimintamenunjuksampleselanjutnya.Prosesiniberakhirbilapenelitimerasatidakmenemukansesuatuyangbarudariwawancara(Kriantono,2010).Penggunaanteknik snowballinidikarenakaninformanyangmengetahuitentangstrategimedia relations danmemilikikewenanganuntukmenjawabpertanyaandaripenelitihanyalahorang–orangtertentuyangdidapatidarirekomendasiinformansebelumnyaatauinformanpertama.OlehkarenaituinformanpertamaBp.JumalaselakuManajerSekdivdanpublic relations TelkomRegionalIV,untukinformankeduaBp.NurPurwokoKoesharyantoselakuAsistenManajerSETKOMMWitelSemarang,sedangkaninformanketigaBp.SunartoselakuRedakturNasionalWawasan.DipilihnyaBp.SunartokarenabeliaumerupakanwartwandenganwilayahliputanTelkomRegionalIVdiSemarangterlama.Ujivaliditasdanreabilitasdalam
penelitiankualitatifdisebutjugakeabsahandata.Validitasmampumembuktikanbahwa
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
100Jurnal Komunikator
apayangdiamatipenelitisesuaidengankenyataanhalinididapatkanberdasarkanpenjelasanyangsesuaisehingahasilyangdiperolehdapatdipercaya.Datadisiniberupacoret–coretansaatmelakukanwawancarakemudiandihubungkandengandatayangdiperolehselanjutnya,sehinggadiperolehpenjelasanyangsesuai.Nasution(2003)dalamArdianto(2011)validitasdalampenelitianinimenggunakanvaliditasinternaldikarenakandapatmengukurkebenarandatayangdiperolehdenganinstrumendanmampumengupayakantercapainyaaspekkebenaransehingahasilpenelitiandapatdipercaya.Menurutistilahnaturalistikmempunyaikredibilitas(Ardiyanto,2011).Reabilitasadalahpenelitianyangdapat
dipercaya,keabsahandapatdicapaidenganprosespengumpulandatayangtepatsalahsatunyadengantriangulasi.Penelitianinimenggunakantriangulasidatayangmengunakanberbagaisumberdatadandokumen,hasilwawancara,arsip,maupunmewawancaraisatusubjekyangmemilikisudutpandangyangberbeda(Afifuddin&Saebani,2012).Datayangdiperolehdarihasilwawancarasertadokumentasidikelompokkandandiolahlangsunguntukmenjawabpermasalahanpenelitian.AnalisisdatadalampenelitianiniadalahanalisisdatamodelMilesdanHuberman,yang
didalamnyaterdapattigajeniskegiatanberupa:a)Reduksidataadalahsuatubentukanalisisyangmempertajam,memilih,membuang,memfokuskan,menyusundatadengansuatucaradimanasuatukesimpulanakhirdapatdigambarkan.Disinipenelitimemeriksasemuadatayangtelahdiperolehmemastikandatasudahlengkapdanruntutsertamembuangdatayangtidakdiperlukandanmengaturnyasedemikianrupasehinggadiperolehkesimpulandaripenelitianyangdilakukan.b)Modeldatadisplay,adalahkumpulaninformasiyangtersusundenganpendeskripsiankesimpulandanpengambilantindakan.Bentukdatayangpalingseringadalahteksnaratif,disinipenelititelahmendapatkaninformasiyangtersusunterkaitdenganpenelitiansehingapenelitiakanmengertiapayangterjadidandapatmengerjakansuatuanalisisdatamaupunlangkahlainnya.c)Penarikanatauverivikasikesimpulan,dariawalpengumpulandatapenelitimulaimemutuskanmengenaimaknasesuatu,mencatatketeraturan,polapenjelasan,konfigurasiyangmemungkinkan,sertasebabdanakibatprosisidalampenelitianyangdilakukan.Disinipenelitimulaimenarikkesimpulandanmelakukanverivikasiberdasarkansemuahalyangtelahdidapatkandarireduksidansajiandatanyauntukmembuatkesimpulan(Ardianto,2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar I:Jalur koordinasi pemberitaan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Divisi Regional IV Wilayah Jateng dan DIY.
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
101Vol. 8 No. 2 November 2016
JalurkoordinasipemberitaanpadaTelkomRegionalIVmenggambarkantentangproseskoordinasiatasinformasiyangakandisampaikanmelaluipemberitaankemediabaikwebsiteperusahaanmaupunmediamassakhususnyamediacetak.InformasiyangakandimuatkemediamassamenyangkutpemberitaandiruanglingkupTelkomRegionalIVdanWitelharusdidistribusikankeManajerPurelDivisiRegionalIVterlebihdahulu.Halinidilakukanuntukmenyamakanimagedanmenjagakelayakaninformasisertakualitastulisan.MakaInformasiyangakandimuatkemediamassadiperiksaterlebihdahuluolehManajersetelahdisetujuibarulahpemberitaandidistribusikanbaikkewebsite perusahaanmaupunkemediamassa.ApabilainformasidariWitelmasukdalamruanglingkuppemberitaanTelkomsecaranasioanalmakatetapinformasiharusdidistribusikanterlebihdahulukepadaManajersetelehitumanajeryangakanmendristribusikannyakepadacorporate communications dan memuatnyadalamwebsiteperusahaanmaupunmediamassa.
Strategi komunikasi public relations (PR) dengan media. Strategiyangdilakukankanpublic relations
dalammenjalankanmedia relationsmerujukpadateoriyangdikemukakanolehSumiratdanArdianto(2003)dalamDarmastuti(2012),ditunjangdenganmedia relations eventdantulisanyangterdapatdalamstrategikomunikasipublic relationsdenganmediasebagaiberikut:• By serving the media (melayanimedia),
public relations menjadimediatoryangmenghubungankanwartawandengansumberinformasi,memberikanpress release,menyiapkandanmemberikanjawabanmaupuninformasiperusahaan(Darmastuti,2012).“Kaloadaprodakbaruatauyangperludiketahuimasyarakat,yabiasanyaHumasbikinrelease”Sunarto(19:November2016)Wawancarapribadi.
Melayanimediadidukungdenganmemberikanpress release, kegiatanyangdilakukanolehpublic relationsTelkomRegionalIVadalahmenginformasikanjadwalpelaksanaankegiatandanmemberikangambarankegiatanmelaluigroup WhatsApp dan press releasekepadawartawansaatakanmelakukanpeliputanataseventyangakanberlangsungdikantorTelkomRegionalIV.SalinanpersberisiulasanataskegitanyangberlangsungdiTelkomRegionalIV.
“ReleaseyangdibuatyaberitatentanglayananTelkomdimasyarakat,kerjasamaTelkomdenganpihak–pihakyangberhubungandenganmasyarakatdanpemerintahbiasanyakita release”.Jumala(14:November2016)Wawancarapribadi.
Penuturaninformanpertamamengenaipemberianpress releasediperkuatolehpenuturanwartawanyangmenyatakanbahwainformasiyangdiperolehnyaberupapress relesaeprodakbaru,sebagaiberikut:“Jadibiasanyakaloadaprodakbaruatauyangperludiketahuiolehmasyarakatbiasanyahumasbikinreleasegitutertulis,terustemen–temendiundangkesinikemudianhumasnyamenjelaskandenganapayanghampirsamadenganyangdi releaseitu.Jadikalaumaulauncing dimediaitusudahpunyagambaranyangdimausamaTelkomsepertiinijaditingalmemolessedikit.JadipesanyangdisampaikanTelkomitusudahVik,udadalambentukrelease mateng”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
HalinijugadiperkuatdalampenelitianArofat(2016).Melaluikegiatanmedia relationshumasberperansebagaiprareporterbagiwartawan.Humasmemberikangambarankegiatanataujadwalpelaksanaankegiatan.
Public servise announcesment,(layananmasyarakat)adalahtulisanpublic relations berupapemberitahuanlayananpubliksepertitanggungjawabsosialperusahaankepadamasyarakat.Public relationsTelkommemberikaninformasitertulis,termuatdimediamassaberupajalinankerjasama
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
102Jurnal Komunikator
TelkomdenganBankDaerah,pembenahanlayanan,programbantuansosial,pemberianhadiahkepadapelangganyangdisampaikaninformasinyamelaluipemberitaandimediacetak.MenurutsumberarsipklipingsemesterI,halinijugadidukungmedia relations event yaitu:radio and newspaper interviuwes, adalah sebuahinterviuw olehwartawandenganbeberapanarasumberdariTelkomterkaitdengantopikataupermasalahanyangsedanghangat.Didapatkandarisumberarsipklipingmorning
issuesemesterI2016darisuratkabarRepublikapada(20/April/2016)bahwainterviuwdilakukanwartwaansetelahacaraintiberlangsung.“Dirutenterprise & bussiness seruiseTelkomserviseTelkomMuhammadAwalJallaludindanDirutBiroKlasifikasiIndonesia(BKI)Rudiantomenjawabpertanyaanwartwanusaimenandatanganinotakerjasamapengembangansistemtehnologiinformasi(ICT)diJakarta”.
Radio intervieuwmelaluiacaratalkshow denganpenyiarmenyampaikanpesanseputarprodukdanlayananTelkomdiikutiadanyafeedbackdaripendengaryangmenanyakantentangprodukdanlayananTelkom,maupunmemberikankeluhanseputarprodukdanlayananTelkom. Feddbackdaripendengariniakandiresponolehpenyiarsecaralangsung,apabilapenyiarmengetahuijawabanatausolusidaripertanyaanpendengartersebut.Apabilapenyiartidakmengetahuijawabandaripertanyaanpendengar,makapenyiarakanmencatatpertanyaantersebutdanmenyampaikannyakepadapihakTelkom.SetelahdidapatjawabandariTelkomakandisampaikankepadapendegar.BegitupulajikapenyiarmendapatkeluhandaripendengarmengenaiprodukdanlayananTelkom,makaakandicatatdandisampaikankepadapihakTelkomagarkeluhantersebutdapatditangani.“Mediamassaelektronikyangmenjalinmedia relationsdenganTelkomRegionalIVadalahRadioTraxFM,GoodNewsFM,RRISemarang,ThomsonFM,IdolaFM,SonoraFM”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
Memberikanpress relesekepadawartawanyangberisiskaninformasiseputarprodukdankegitanlayananmasyarakatsertamelayaniadanya interviuw,halinisejalandenganteori By serving the media, yangmenyatakanbahwapublic relations menjadimediatoryangmenghubungankanwartawandengansumberinformasi,memberikanpress release, menyiapkandanmemberikanjawabanmaupuninformasitentangperusahaan.• By estabilising a reputations for rebility (membangunreputasiuntukkeandalan),public relationsberupayauntukmeningkatkanreputasiperusahaan,denganmemberikanklarifikasididukungdenganfaktasebenarnyaapabilaperusahaansedangdalammasalah.Halinididukungdenganbeberapamedia relations dalambentuktulisanberupa:
• Placing opinion pieces in the lokal news paper (menempatkanopinipotongandikoranlokal),perusahaanmenempatkanopinimasyarakatdimediasuratkabarlokal.MediacetaklokalmenuliskanopinidariTelkomRegionalIVadalah:“RadarPekalongan,Wawasan,Suaramerdeka,JawaPos,Kompas,TribunJateng,JatengPos,BisnisIndonesia,KedaulatanRakyat,Sindo,Republika”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
TerlihatdaritabeldibawahinipadapemberitaantiapbulannyaberitapositiflebihdominanmunculdaripadaberitanegatifyangdisebabkanolehterbitnyapemberitaanTelkomdalamberbagaikatagorimulaidari:berita,suratpembaca,iklan,artikel,tanggapansuratpembaca,informasi,counter padatone positif.Haliniakanmendorongpublikuntukmembangunopinipositifyangberdampakpadategaknyareputasiperusahaan.Tabel 1. Kliping Morning Issue Januariy – Juni 2016
No Bu l a nberita
Beritapositif(+)
Beritanegatif(-)
1. Januari 38 142. Febuari 51 13
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
103Vol. 8 No. 2 November 2016
3. Maret 44 224. April 148 115. Mei 10 226. Juni 91 13
Sumber: Arsip Kliping Berita Morning Issue Telkom Regional IV Semester I 2016.
• Letter to the editor of the lokal newspaper (mengirimsuratkeeditorkoranlokal),dalamhalinididapatibahwapublic relationsmelakukanpublisitasmelaluisuratpembaca,denganmemberikantanggapanataskomplainpelangganmelaluisuratpembaca.“Pelanggankomplainyaudadiperbaikiaja,selesaikanitu.Terusselesaidiperbaikito,muatlagidimediamassayangini–inisudahdiselesaikan,mohonmaafatasketidaknyamanandalamlayanankami,selesaipalingbanyakitu”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
• In – house publications, newslatter (publikasiinternal,laporanberkala)penulisanpublic relationsditujukanuntukpihakinternal perusahaan.Public relationsmelakukanpenulisanuntukinternalperusahaanyanghanyadapatdiaksesolehpihakinternal perusahaanmelaluiwebsite internal perusahaandenganalamatakseswww.portal.co.id.Untukpublic relationsTelkomSemarangmemberikaninformasipadawebsite iniberupainformasiinternalTelkomscopSemarangdanlaporanpembenahanpelayanankhususschopWitelSemarangmeliputiKandetelKendaldanKandetelUngaran.
• WebsiteperusahaanTelkomdapatdiaksessemuaorangdenganalamatwww.telkom.co.id.Public relationsmenyampaikantulisanberbentuksiaranpers,beritadaninformasidariWitelakanditampungdiregional,jikamenurutmanajerpublic relations regional beritatersebutlayakuntukdisiarkansecaranasionalmakaakandikirimkecorporate comunications yangakantermuatdalamsiaranperswebsiteperusahaan.
Membangunreputasiuntukkeandalanjugadidukungdenganmedia relations event, beruparadio talk show denganmengadakanMOUterhadapradiodiarealokaldaerahscopSemarang.Radiotalk showmerupakandiskusiinteraktif,yangdiadakanpihakradiodengannarasumberdariperusahaanataupunperwakilannya.Berupatalk showseputarprodukdanpelayananTelkomkepadapendengarradioyangdilakukansetidaknyasemingguduakali.
“KebetulanMOUdenganradio,mungkinduaminggusekalikitaadatalk shaw.Konsepnyadisinikitahanyamengsharekan produkTelkomkepadamasyarakatluasmisalnyaapaituIndieHome,apaituwifi id,apaituwifi corner,itukitamelaluiradio”.Nurpurwoko(16:November2016)wawancarapribadi.
ReputasiperusahaandapatdipertahankanlewatkerjasamaMOUmelaluiradioyangterjalinsecarajelas.KomunikasidiperusahaanbertujuanmenyebarkaninformasidanpemahamanpositifpelangganseputarprodukTelkom.HalinijugadiperkuaatdalampenelitianSusilo(2013).MOUdigunakandalamstrategimedia relations. NamunterdapatperbedaanfungsidimanaMOUyangdigunakanTelkomRegionalIVuntukmengadakantalk show di radio sedangkan, MOUpadaPT.DIuntukmeningkatkanpublisitas,humasPT.DImenjalinMOUdenganmediaAntara.Melakukanmedia relationstulisdengan
menempatkanopinipositiftentangTelkomdisuratkabarlokaldanmengirimsuratkepadaeditordalambentuktanggapansuratpembacasertamenyediakaninformasidalamwebsite internalbagiinternal perusahaan,selainitujugatersediawebsite corporate yangdapatdiakses oleh exsternal perusahaan.TerdapatpulaMOUdenganradiodalamprogramtalk show,halinisejalandengan teori by estabilising a reputations for rebility, yangmenyatakanbahwapublic relationsberupayauntukmeningkatkanreputasididukungdenganmedia relations eventdantulisan.
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
104Jurnal Komunikator
• By supplying good copy(menyediakansalinanyangbaik),public relations memasoknaskahinformasikepadawartawanataumediaberupapress releaseberisitentangulasankegitanyangberlangsungdiTelkomRegionalIV.TercantumnomoreteleponedariManajerSekdivRegionalIVBp.Jumala.Pemberianpress releaseinidilakukansaatwartawanakanmeliputsuatueventyangakanberlangsungdiTelkom.Manfaatpress relese, wartawandimudahkandalammembuatberitatentangperusahaan.Public relationsjugadapatbekerjasama
denganwartawandalammemberikaninformasikemediacetakberupagambar,fotoyangmenjadinews release. Salahsatunyapada(17/April/2016)disuratkabarSuaraMerdeka,fotoyangmenjadinews release.Berjudul:“GalenfotoDronekerjasamaSuaraMerdekadanAsosiasiPilotDRONE IndonesiaIJateng.BerisikannampakfotogedungTelkomRegionalIVJl.PahlawanNo.10Semarangdariatasyangdiambildariangleketinggianmengunakandrone.
Press releseyangdiberikanberisiskaninformasiseputarkegitanyangberlangsungdiTelkomRegionalIV,sertamemberikangambar,fotoyangdapatmenjadinews release kepadawartawan.Halinisejalandenganteori By supplying good copy,yangmenyatakanbahwapublic relations memudahkanwartawandalammembuatberitatentangperusahaan.• By cooperations in providing material (kerjasamadalammenyediakanbahan),public relationsbekerjasamamenyediakanbahaninformasidandituntutmeghargaiketepatanwaktudankedatanganwartawandanpihakmediamassa.Informasiyangdisediakan public relationsberupapress release, yangakandiberikandengandikirimmelaluie–mailmaupundiberikansecaralangsungkepadawartawan.Press relesetersebutberisikaninformasikegiataneventyangdiselengarakanTelkom,press releaseakanmembantuwartawanuntukmenulispemberitaanyangdibuatnya.
Kerjasamadalammenyediakanbahandidukungdenganacaramedia event yangmengundangmediamassaketikaperusahaanmenjadisponsordalamlauncingsuatuprodukagardiliput.TelkomRegionalIVmengundangwartawanuntukmeliputacaranya.Halinidilakukansebagaibentukpemberianinformasimelaluimedia eventyangterselengara.“YadiajakmisalsepertiacaradiKaligawe,pengatiankabelfiberoptik,berangkatbersamadarisini.OrangTelkomngajakwartawanyangngejobdisiniwalaupundiluarkotajugaadawartawan,sepertidiSolo,JeparadanYogjya,sayadiajak”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
PeryataanwartawanSunartodiperkuatdenganadanyapemberitaanmengenaipergantiankabelFiberOptikdikawasanindustriTerboyoSemarang.TermuatdisuratkabarWawasanpada:(19/02/2016),berjudul:“FiberOptikTelkomRambahIndustri”DirekturNetwork IT & Solution:AbdusSomadArifdidapingiExcutive Vice President (EVP)TelkomRegionalJatengdanDIY.RosyidulumamalymemotongkabeldiPT.EbakoNusantarakawasanindustriTerboyoSemarang.
Public relationsdituntutuntukmenghargaiwaktuwartawandenganmengirimpress releasemelaluie-mailmaupunsecaralangsung,sertamengundangwartawanuntukmeliputacarayangdiseponsoriolehTelkom.HalinisejalandenganteoriBy cooperations in providing material, yangmenyatakanbahwapublic relationsmenyediakanpress release dandituntutmeghargaiketepatanwaktuwartawanakaninformasiyangdisediakanakandikirimmelaluie–mailmaupundiberikansecaralangsungkepadawartawan.Press relese tersebutberisikaninformasikegiatanevent yangdiselengarakanTelkom,press release akanmembantuwartawanuntukmenulispemberitaanyangdibuatnya.• By providing verivications facilities (menyediakanfasilitasverivications), public relationsmemberikanfasilitasmemadai
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
105Vol. 8 No. 2 November 2016
kepadawartawanuntukmemberikankenyamansaatwartawanmelakukanpeliputandiperusahaandenganmenyediakanfasilitasverivications, berupamemberikanklarifikasiataupenjelasanatassuatupermasalahanyangdibutuhkanwartawandanmemberikanfasilitasmaterial,beruparuanguntukliputanataupuninternet saatwartawanberadadiperusahaanterebut.PermasalahanyangdihadapiTelkomRegionalIVkebanyakanseputarkomplaindaripelangganterkaitlayananTelkom.Public relationsselamainimenilaibahwakomplaindaripelanggansertapermasalahanyangdihadapiTelkomtidaksampaipadatahapkrisis,makaklarifikasiyangdiberikanpihakTelkomlebihbanyakkepadakomplainpelanggan.Terdapatistilah“bad news is good news”
dalamduniapersberitaburukbagipublic relationsmerupakanberitabaikbagimedia,terkaitungkapantersebutpublic relations mengelolapemberitaannegatifmamputerlihatpositif,denganmelakukantindakanantaralainmemberitakansecarajujurdanintenstentangperbaikanlayanandanmemberitakansecaraintensberitabaiktentangTelkom.Sepertipenjelasandalamwawancarainformanpertamaberikutini:“Memperbaikilayananyangdipresepsiburukolehmasyarakatdankemudianmembuatberitayangjujurdanintens(terus)tentangperbaikanlayananitu,itumisalkalodiberitakanburukyadanitutidakbanyak,yangbanyakterjadiituketikaIndieHomesedangmengalamiganguan,yaitukaloadaganguanlayananyakitaperbaikilahteruskitasampaikankepadamasyarakat.Kemudianberitabaiknyakitaberitakansecaraintensgituyadanjujur,bukankitamengada–adagakapakaloyangbaguskitasampaikankemasyarakatterus–menerusnantiorangakanmembaca,mendengar,terustentangbaiknya.Kalojeleknyahanyasatuberitabaiknyaadaseribukanhilang,gitulohintinya,jadikaloadakejelekansatubalaslahdengankebaikanyangbanyakkira–kiraitulah”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
Didapatimasihbanyakkomplainpelangganyangdikirimmelauisuratpembacadimediacetaksehinga,klarifikasimengenaikeluhanpelangganjugadisampaikanmelauitanggapanTelkompadasuratpembacayangditindaklanjutidengantahapanpembenahanlayananTelkomolehteknisi,dilanjutklandenganpemberianklarifikasimengenaitanggapanTelkomterkaitkompalindanpembenahanlayanantersebutyangdisampaikanmelaluimediacetakpadatangapansuratpembacaolehpublic relations, sertapelanggantersebutdisuratimaupundidatangirumahnyasebagaibentuktanggapanTelkomataskeluhanpelanggantersebutyangdiwakiliolehstaffTelkommaupunTeknisi.“KonfirmasidarisuratpembacadibelesnyacepatolehTelkom,sekarangterbitbesoknyadibales”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
Public relationsmengadakanpress conferences berupaklarifikasimengenaikegiatandikantorTelkomRegionalIV.Konferensipersinibiasanyamenyangkuteventtahunanuntukmenjelaskanpermasalahanyangadadiperusahaankepadajurnalis,denganmelakukanklarifikasidapatmemperbaikicitraperushaanyangsempatrusak.Konferensipersyangdisekengarakan public relationsbertujuanuntukmenyampaikaninformasiatauberitayangingindipublikasikanuntukdiketahuiolehmasyarakatluas.HalyangdisampaikandalamkonferensipersterkaitaktifitasdikantorTelkomberupaeventtahunanHUTTelkompadabulanoktoberdanHUTharipelanggannasionalpadatanggal4septemberataupunacaramendesakdiluardugaanyangperludiberitakansecaraluas.Kenyamananwartawanjugamenjadiprioritasperusahaanolehkarenaitudisediakanruangpress room danjugaWifi-IDbagiwartawan.Fasilitasverivicationsyangdilakukan
public relationsTelkomadalahmemberitakaninformasisecarajujurdanintens,sertaperusahaanmengadakankonferensipers
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
106Jurnal Komunikator
untukmempublikasikanberitaterkaitaktifitasdikantorTelkomRegionalIV.HalinisejalandenganteoriBy providing verivications facilities, yangmenyatakanpublic relations memberikanfasilitasyangmemadaikepadawartawanberupaklarifikasiyangdibutuhkanwartawan.• By building personal reationshipwith the
media(membangunhubunganpribadidenganmedia), public relationsmembangunhubunganpersonaldenganwartawandanmediaagardapatmembangunketerbukaandansalingmenghormatiantarprofesi.Membangunhubungandapatmelaluisms,e-maildanmediasosial.Dapatpulamemberikaninformasidanidesebagaimasukanketikawartawanakanmembuatbahanpemberitaan.Selainitusalingberdialog(berbincang)cocokdigunakansebagaistrategipendekatankepadapers,bagiorganisasiyangmemilikiangaranterbatasataupundengankhalayakyangluasdandominanpadamasalahsosial.Berbincangsebagaistrategipublic relations yangpraktisdanetis,untukmendirikansertamenjagamedia relationsdengansemuapublikyangdipengaruhiolehtindakanorganisasi.(Lee&Desai,2013).Berbincangantarapublic relations
denganwartawandalammenjalankanmedia relationsperludilakukandenganinstensifuntukmembangunhubunganyangberkelanjutan.Berbincangakanlebihefektifbiladilakukandalamkurunwaktuyanglamasepertidalamacaramedia gatering. Namunacaratersebuttelahterselengaraduatahunyanglaludantahuninibelumdiselengarakanlagi,dikarenakanhambatanbiayadansulitmenemukanwaktulonggarantarwartawandanperusahaan.Sehingaberbincangmerupakanstategimenjalinhubunganyangbaikuntukdilakukankarenadapatmenciptakankeakrabandantidakmengeluarkanbiayabesar.Didukungmedia relations eventyakni,Press call, public relations menyampaikaninformasiatauberitakepadawartawanmelaluipanggilantelepon.
“Kalaumenghubungiyasekarangcepet–cepetanpaketelefonpakeWAgitumbak”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
Membangunhubunganpribadidenganmediajugadidukungdenganadanyaresepsipers(press reseptions),berkumpulnyaparajurnalisdalamacarayangsantaiuntukmembangunkedekatan public relations dengan wartawan.Parawartawandiundanguntukmeliputacaraataumendengarkanketeranganresmimaupunsekedarberbincanguntukmenjalinkeakraban,diTelkomacarainiterselengaradalambentukacaranongkongbarengataumakanbarengantarawartawandengan public relations.“Kadangtemen–tementugakadaacaraajakesinimakanpeceldimanagituyagakadaberitacumamenjalinhubunganajayahubungansangatdekat”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
HalinijugadiperkuatdalampenelitianSusilo(2013).HumasPT.DImengundanginsanmediauntukacaraminumcoffee serta membicarakankondisiPT.DIsekaranginidanditutupdenganacarabersantap,acarainidisebutcoffe morningolehHumasPT.DIterdapatpulakunjunganpers(facility pers), perusahaanmengundangsejumlahwartawanuntukmenghadiriacarapembukaankantorbarudanpeninjauanbersama,dengandifasilitasitrasportasi,jamuan,terkadangdiberikanakomodasiuntukmenginap,salingramahtamah,bahkandiberikanpenghargaanuntukjurnalis.Kunjunganpers,dapatmempererattalisilaturahmiantarperusahaanTelkomRegionalIVdenganinstansimediamassa,yangdiwakilioleh public relationsTelkomuntukmenjalinsilaturahmidenganpimpinanredaksi,redaktur,editordanwartawandarimediamassauntukmendekatkanhubunganpersonaldanhubunganantarinstansidenganlatarbelakangacarabersamasepetiacarakunjuanganulangtahundariTelkomkepadamediamassadanlainsebagainnya.
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
107Vol. 8 No. 2 November 2016
“Iyarata–ratasetahunsekalilahkalopasmerekaulangtahunmedianya,yaulangtahunkitamembawakue,karanganbunga.Yadisanakitaimproflah”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
TerdapatpulakegiatanMeeting with editor,bertemudenganeditordapatmemberikeuntungan,pertamaseorang public relations akanmengetahuitopik,temayangsedangdibahasdimediamassa.Keduapublic relations akanmengetahuiaturanmenulisdanseleratulisandarimediatersebut.Ketigaterciptanyahubunganyanglebihdekatantarapublic relations denganeditordanistitusimediamassa.Public relationsTelkommengadakanpertemuandenganeditormediacetakmaupunpimpinanredaksiuntukberdikusi.Dalamhalinisamahalnyadengankunjunganpers(facility pers)namunpokokpertemuanlebihcondongkepadadiskusimengenaipekerjaandengansalingberukarinformasi.Menurutarsipklipingmorning issue
semesterI2016,public relationsmelaksanakanMeeting with editor selamaduakali.Pertama,Pada(13/Febuariy/2016)melakukankunjungandikantorSuaramerdeka,diwakiliolehManajersales promotions & pricing TelkomRegionalIVHirmagmartdany,Sekertarisdanpublic relations JumaladanMardimanbertemudenganpimpinanredaksisuaramerdekaHendrobasuki.Kedua,pada(7/April/2016)TelkommelakukankunjungandiKantorTribunJatenglante4GedungKompasGramediaJl.MentriSupono30Semarang,yangdiwakiliolehM.AmannudinselakuGeneralManagerTelkomWitelSemarang,berbincangdenganPimpinanRedaksiTribunJatengolehYusranPare.Halinijugadiperkuatdalampenelitian
yangdikemukakanolehSusilo(2013).PT.DIjugamenjalinhubunganbaikantarahumasdenganpimpinanorganisasimediamassa,kegiataninidisebutsebagaisilaturahmiolehhumasPT.DI.Didukungmedia relations tulisanberupa,electronic communications, bertujuanuntukmembangunhubungan
secaraterbukaantarapublic relations dengan wartawan. Public relationsmemanfaatkaninternet untukmenunjangkomunikasidenganwartwanmenggunakane-maildangroup WhatsAppuntukbertukarinformasibaiksecarapersonalmaupunprofesional.
Public relationsmelakukankegiatanmedia relationsmenggunakanteknologidigitalpribadisepertie-mail, smsdanmediasosial,denganbegitupekerjaanpublic relations menjadilebihringan.Halinibertujuanuntukmenerapkanbagaimanamedia relationsakanmenghasilkanhubunganberkelanjutandanmendapatkanresponberupaumpanbalikdarimediamassadanwartawan(Lee&Desai,2013).“Kalauberhubunganyalewattelepon,sms,WA”.Sunarto(19,November,2016)wawancarapribadi.
Membangunhubunganpribadidenganmediadidukungdengane–mailyangdigunakanuntukmengirimpress release danuntukmemastikanpublikasidapatdimuatdimediamassadenganpublic relationsmenghubungiwartawanuntukmemastikannya.“Satudie–mail,duaditelepon,jugadicekmasuktenanapagak,maswestake–mail yosesokdimuat”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
HalinijugadiperkuatdalampenelitianArofat(2016).Humasmemberikanperss releasekepadawartawandenganmenguploudpress releasekebloghumas,melaluiblog tersebutsemuawartawanyangtelahterdaftardiPEMKABakanmenerimareleaselewate-mail.Selainitumembangunhubunganpersonalantarapublic relationsdenganpersdapatdilakukandenganmemberikanfasilitasmaterialberupamenyediakanfasilitasruangpress roomdancenderamata.“Yaterkadangkalokitamengadakanpertemuandenganmereka,denganmembawacenderamatalah.Kitabawaflasdishataualatperekammisalnyabegitu”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
108Jurnal Komunikator
Membangunhubunganpribadidenganmedia,perusahannmenyediakanfasilitasuntukwartawansaatberadadiGedungTelkomRegionalIVdiJalanPahlawanNo.10Semarang,beruparuangpress room berkapasitas25orangdenganaksesWifi-ID.“Kalodisanapress roomtidakterlalubanyakyahanyaPC&internet gratis,ACya,teruskarpetjadimerekabisaklekaran”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
Membangunhubunganpribadidenganmediamelaluipenyediaanruangpress romm dan Wifigratisjugadibenarkanolehperyataanwartawan.“Disediakanruangpress roomuntukwartawan,disediakanWifigratis”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
HalinijugadiperkuatdalampenelitianArofat(2016).Humasmenyediakanpers room yangmerupakanmediacenternyawartawanuntukberkumpul.Public relationsTelkomRegionalIVsetiapsetahunsekalijugamengadakanevaluasidarimedia relationsyangdilakukanberupa:pertama,public relations melihatapakahhubugandenganmediasudahbaikataubelum.Kedua,public relations melihatdatawartawanyangmasihaktifmeliputTelkom.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.Selainitudalammembangunhubugan
personalantarapublic relationsdenganpersdapatdilakukandenganmengadakanpelatihanjurnalistikbagiparastaffpublic relationsTelkomdenganmenghadirkanpembicaranyadariwartawanyangbertugasmeliputTelkomyangdiadakansesuaikebutuhandanjamkerjastaffpublic relationstersebut.“Gakadalatarbelakangke-PRan,tapiadatreninguntukitu,pelatihandilakukansesuaikebutuhanaja”.Jumala(14November2016)wawancarapribadi.
AdanyapelatihanjurnalistikdenganpemateridariwartawanyangbertugasmeliputdiTelkomjugadibenarkanolehperyataanwartawan. Media relations
yangbaikmembutuhkanseseorangyangterlatih,berpengalamandanbijaksanadalammenyebarkaninformasisertamampumemahamiapayangwartawandanmediamaksudkan(Khodarahmi,2009).Walaupunstaffpublic relationsTelkomRegionalIVtidakmempunyailatarbelakangpendidikanbidangkehumasanataupublic relations, denganadanyapelatihanjurnalistikmampumemenuhipengetahuandanpemahamanpublic relationsmengenaijurnalistik“WartawanyangngejobdisinidimintamemberikanDiklat”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
Pelatihanjurnalistikmampumenunjangkemampuanpublic relationsdalammelakukanpenulisanjurnalistik,dengankemampuandankepahamanpublic relationsseputarilmujurnalistikdankedekatanhubunganantarapublic relationsdenganwartawanmampumembawapenulisanyangdibuatolehpublic relationsdapattermuatdimediamassa.“Pasti90%,releaseyangdibuatyaberitatentanglayananTelkomdimasyarakat,kerjasamaTelkomdenganpihakyangbekerjasamaTelkomdenganpihakyangberhubungandengamasyarakatdanpemerintahbiasanyakitarelease”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
Terdapatapresiasidalambentukpenghargaankepadawartawandalamajangcorporate communication summit telkom group and media award. ApresiasiyangpernahdidapatkanwartawanSunartodariperusahaanTelkomsecaranasionaladalahapsresiasisebagaiwartawandenganpenulisanterbanyaktentangperusahaanTelkom.“SayapernahmendapatkanapresiasisecaranasioanldiJakartasebagaiwartawandenganpenulisanterbanyakdiTelkom”.Sunarto(19:November2012)wawancarapribadi.
Interaktifdalamberbincangdapatmenciptakankeakrabanantarapublic relations denganwartawanyanglebihefektifdilakukandalamkegitanmedia gatering.Adapundapat
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
109Vol. 8 No. 2 November 2016
didukungdenganperss call, resepsi pers, meting with editor ataukunjunganperssertaelektronic communicationsberupae-mail, groupWhatsApp,danmemberikanfasilitasmaterialberupapress room dan Wifi gratis saat wartawanberadadikantorTelkom.Terdapatpulapelatihanjurnalistikbagistaffpublic relations denganmenghadirkanwartawanyangmeliputTelkomsebagaipembicaranya.Telkomjugamemberikanapresiasiterhadapwartawan.HalinisejalandenganteoriBy building personal reationshipwith the media, yangmenyatakanpublic relationsmembangunhubunganpersonaldenganwartawandanmediaagardapatmembangunketerbukaandansalingmenghormatiantarprofesi.
Kaitan antara media relations dengan citra perusahaanTelkomRegionalIVmenggunakanmedia
relationsuntukmenciptakanhubungankekeluargaanantarapublic relations dengan wartawandanistitusimediamassa.Dalamrangkamenciptakancitrapositifperusahaandenganmelakukanpendekatankepadapersmelaluidialogdenganberbincangataupunmenjalankankegiatanmedia relations event dantertulis.“Yangdifokuskansaatinimenjagacitradanmeningkatkancitrakeduanyadinamis,artinyakalokitamenjagasajaitumasihkurangkarenakadangekspektasi dari pelangganitubeda,kanadapelangancoorporateadapelanganbisniskanberbeda,kalomempertahankandarikemaren–kemarendipertahankan.Kalopelangankansetiapmasanyaberubah–ubahjadifokusnyabukanhanyamempertahankanjadijugameningkatkan,inovasibarujadicitranyainginmelebihiexspektasi pelanggan”.Nurpurwoko(16:November2016)wawancarapribadi.
Melaluikegiatanmedia relationsyangdilaksanakan public relationsmampumeningkatkancitrapositifperusahaanhalinijugadibenarkanolehwartawanmelaluipenuturannyayangmenilaibahwacitra
Telkomrelatifbagusdikarenakanadanyapemberitaanpositifyangsecaraintenstermuatdimediamassa.“KalocitraTelkomyarelatifbagusmbakartinyaadaberitasinergiyangdikemasuntukmenutupiberitayangjelek”.Sunarto(19:November2016)wawancarapribadi.
Perusahaanmemilikitugasdalamrangkamembentukcitranya,yaknidengancaramengidentifikasicitrasepertiapayangingindibentukdimatamasyarakat(Soemirat&Ardianto,2004).“TelkominginmenyampaikanbahwaTelkomadalahperusahaanBUMNyangmenjadisalahsatuagenpembangunandaripemerintahuntukmemberikanmanfaatsebesar–besarnyakepadamasyarakatsalahsatunyamembebaskanmasyarakatindonesiadaributadigital”.Jumala(14:November2016)wawancarapribadi.
Citraperusahaandapatdisebarlauskanmelaluimediamassa,agarpenyampaiancitrakemediamassadapatberjalandenganlancarmaka,perludijalinhubunganyangbaikantarpublic relationsperusahaandenganmasyarakat.MenurutCutpin,media relationsyangmapanmerupakancarauntukmenciptakankesanpositifsecarastrategisdimatapublik(Khodarahmi,2009).Setelahmelaksanakankegiatanmedia relationsbaiktertulisdaneventmampumembuahkankedekatanpersonalantarapublic relations denganwartawan.Darikedekatanitulahdapatdiambil
manfaatsatusamalainyakni,menerimainformasibagiwartawandanmemperolehpublikasimelaluiwartawanmaupunmediamassabagipublic relations.Haliniditujukkandengan90%diterimanyapublikasitulisanpublic relationsyangtermuatdisuratkabardankeikutsertaanwartawandalampeliputankegiatanTelkom.Koordinasiantarapublic relationsdanwartawanyangberjalandenganbaikmampumembantupublic relationsdalammenanggulangisetiapisudanpemberitaan
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
110Jurnal Komunikator
negatifyangada,menyebabkanpemberitaanpositifdapattermuatlebihbanyak.Publikasidimediamassasecaraterus–menerusmampumembuatTelkomfamiliardimatamasyarakat,menciptakankesadaranmasyarakatakankeberadaanTelkomdanmeningkatkanpengetahuandanpemahamanpositifmasyarakattentangTelkomsertameningkatkancitraperusahaan.halinidapatmenjadisenjatauntukmenghadapidayasaingdarikompetitordanmenjawabkebutuhaninformasimasyarakattentangTelkomsertameningkatkancitraperusahaan.
SIMPULANPenelitianyangdilakukanolehSusilo
(2013)strategimedia relationsuntukmeningkatkancitraperusahaanmembuahkanpublisitas,sehinggacitrapositifperusahaandapatterangkatlagidenganseringmunculnyapemberitaanpositifmengenaiperusahaanuntukmeningkatkankesadaranmasyarakatakankeberadaanperusahaan.Sedangkandalampenelitianinistrategimedia relationsuntukmeningkatkancitraperusahaanmemberikanmanfaatyangmembuahkanjalinanhubunganyangbaikantara public relationsdenganwartawan,sehinggamemperlancarkoordinasiantarapublic relationsdenganwartawandalammemberikaninformasiseputarkeluhanpelangganTelkompadarupriksuratpembaca.KoordinasiinimampumeminimilasirkanpemberitaannegatiftentangTelkom.Strategimedia relationsuntukmeningkatkancitraperusahaaninimembuahkan90%publikasiyangditulispublic relationsdapattermuatdimediamassadandapatmeningkatkanpemahamandancitrapositifTelkomuntukmenghadapikompetitordankeinginanpelangganyangdimamis.Penuliskesulitandalammenggali
informasi,dikarenakanperusahaanhanyamembagiinformasipadahalumumsaja,sertakesulitanmenemukaninforman,dikarenakanhanyaorang–orangtertentu
yangmempunyaikebijakanuntukmenjawabpertanyaanpenelitiandanpenelititidakdapatmelakukanobservasi,sebabpelaksanaankegiatan media relationsbaikeventmaupuntulisanbersifattertutup,sehinggapenelitihanyadapatmengetahuikegiatanmedia relationsmelaluiwawancaradandokumtasi.PenulismenyarankanuntukSekdiv
dapatmenambahmediainformasiberupawebsitepemberitaanTelkomRegionalIVtersendiri.SehinggapublikdapatlebihmudahmengetahuiinformasimengenaiTelkomdiwilayahRegionalIV.Penelitianinidapatditeruskansebagaipenelitiansejenistentangstrategi media relationsdenganmendalamitatacarapelaksanankegiatanmedia relatiosn di TelkomRegionalIV.
DAFTAR PUSTAKAAfifuddin, & Saebani, B. A. (2012). Metodelogi Penelitian
Kualitatif (ke-2). Bandung: CV Pustaka Setia.
Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public
Relations Kuantitatif dan Kualitatif (ke-2). Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. Retrieved from Nurbaya, Siti
Nunik
Ardiyanto, E. (2011). Handbook of Public Relations Pengantar
Komperhansif. (N. S. Nurbaya, Ed.) (Cetakan Pe).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Arofat, rizal muhammad. (2016). Studi Diskriptif Stategi
Media Relations Humas PEMKAB Sukoharjo Untuk
Menghasilkan Pemberitaan Positif MEelalui Media Cetak.
Ilmu Komunikasi, 1–26.
Cobin, J., & Strauss, A. (2003). Dasar-dasar Penelitian
Kualitatif Tatalangkah dan Teknik-Teknik Teoritasi Data.
(Kamdani, Ed.) (Cetakan pe). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Darmastuti, R. (2012). Media Relations Konsep, Strategi dan
Aplikasi (1st ed.). yogjakarta: C.V Andi Offset.
Iriantara, Y. (2008). Media Relations Konsep, Pendekatan dan
Praktek. (R. Karyanti S, Ed.) (ke 2). Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.
Jalalludin, R. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. (T.
Surjaman, Ed.) (Cetakan Ke). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Khodarahmi, E. (2009). Media Relations.
Media Relations, Vol. 18, 1–7. http://doi.
org/10.1108/09653560911003732
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1.Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2.Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3.Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1.Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2.Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3.Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
111Vol. 8 No. 2 November 2016
Kinerja Kuartal I-2016 Telkom Kinerja Keuangan Memuaskan
dengan Pertumbuhan Double Digit pada Pendapatan,
EBITDA dan Laba Bersih. (2016). Retrieved July 1,
2016, from http://www.telkom.co.id/kinerja-kuartal-i-
2016-telkom-kinerja-keuangan-memuaskan-dengan-
pertumbuhan-double-digit-pada-pendapatan-ebitda-dan-
laba-bersih.html
Kirinawati, Felesia Ekafaya, Wulan, Roro Retno, Nasionalita,
Kharisma (2015), Pengaruh Perubahan Nama Terhadap
Citra pada Telkom University, Jurnal Komunikator, Vol. 7
Nomor 2, hal 119-130
Kriantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi Disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertasing,
Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (ke-5).
Jakarta: Kencana Perdana Media Group.
Lee, T., & Desai, M. (2013). Dialogic Communication and
Media Relations in non-Governmental Organizations.
Journal of Communication Management, Vol. 18 No,
1–22. http://doi.org/DOI 10.1108/JCOM-07-2012-
0059
Oliver, S. (2008). Strategi Public Relations. (Y. Sumiharti & Y.
Indiati, Eds.) (ke-2). Jakarta: PT Gelora Angkasa Pratama.
Skerl, P. V. (2015). Media Relations As A Strategic Instrument
In Slovenian Companies. Journal of Accounting and
Management, 1–10.
Soemirat, S., & Ardianto, E. (2004). Dasar - Dasar Public
Relations (ke-3). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Souto, P. E., & ManzanaresFrancisco Villena. (2016).
Sustainability, Innovative Orientation and Export
Performance of Manufacturing SMEs: An Empirical
Analysis of the Mediating Role of Corporate Image.
Journal of Industrial Engineering and Management, 1–25.
Sterne, G. D. (2010). Media Perceptions of Public
Relations in New Zealand. Journal of Communication
Management, Vol. 14 No, 1–29. http://doi.org/DOI
10.1108/13632541011017780
Suryanto. (2012). Membangun Citra dengan Metode Public
Relations (1st ed.). Bandung: CV. Arvino Raya.
Susilo, W. T. (2013). Strategi Media Relations PT. Dirgantara
Indonesia (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media
Relations dalam Usaha Meningkatkan Citra PT.
Dirgantara Indonesia Persero Pasca Krisis). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Telkom Meraih Dua Penghargaan Corporate Image Award
2016 Corporate Image Menjadi Sustainable Competitive
Advantage. (2016). Retrieved April 6, 2016, from http://
www.telkom.co.id/telkom-meraih-dua-penghargaan-
corporate-image-award-2016-corporate-image-
menjadi-sustainable-competitive-advantage.html
Tentang Telkom. (2016). Retrieved from http://www.telkom.
co.id/tentang-telkom.
Triyono, A. (2013). Strategi Media Relations Perguruan
Tinggi di Surakarta (Studi di Universitas Muhammadiyah
Surakarta dan Universitas Sebelas Maret), (1), 1–9.
Kinerja Kuartal I-2016 Telkom Kinerja Keuangan Memuaskan
dengan Pertumbuhan Double Digit pada Pendapatan,
EBITDA dan Laba Bersih. (2016). Retrieved July 1,
2016, from http://www.telkom.co.id/kinerja-kuartal-i-
2016-telkom-kinerja-keuangan-memuaskan-dengan-
pertumbuhan-double-digit-pada-pendapatan-ebitda-dan-
laba-bersih.html
42Jurnal KOMUNIKATOR
Pada kasus Lapindo, pemerintah dan pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawabuntuk menyelesaikan beberapa persoalanekonomi, sosial dan kemanusiaan dari kasustersebut.
PERAN FILM SEBAGAI MEDIASOSIALISASI LINGKUNGAN
Proses komunikasi massa pada intinya ialahproses penyampaian pesan dari komuikatorkepada komunikan. Teori komunikasi massa“merupakan salah satu proses komunikasi yangberlangsung pada peringkat masyarakat luas,yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khasinstitusional. Pesan merupakan suatu produkdan komoditi yang mempunyai nilai tukar,hubungan pengirim dan penerima lebihbanyak satu arah”. (Denis McQuail: 33). Filmmerupakan salah satu dari media massa, filmberperan sebagai sarana komunikasi yangdigunakan untuk penyebaran hiburan,menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dansajian teknis lainnya kepada masyarakat.
Karakteristik film sebagai usaha bisnispertunjukan dalam pasar sebenarnya belummampu mencakup segenap permasalahannya.Dalam sejarahnya film mempunyai tiga elemenbesar diantaranya:1. Pemanfaatan film sebagai alat propaganda.
Film ialah sebagai upaya pencapaian tujuannasional dan masyarakat. Hal ini berkaitandengan pandangan yang menilai bahwa filmmemiliki jangkauan, realism, pengaruhemosional, dan popularitas. Bauranpengembangan unsur pesan dengan hiburansebenarnya sudah lama diterapkan dalamkesusastraan dan drama (teater) namununsur film jauh lebih sempurnadibandingkan dengan teater dari segijangkauan penonton tanpa haruskehilangan kredibilitasnya.
2. Munculnya beberapa aliran filmdiantaranya drama, dokumenter,dokudrama dan lain-lain.
3. Memunculkan aliran dokumentasi sosial.Di samping itu, terdapat unsur-unsurideologi dan propaganda yang terselubung
dalam suatu film yang berasal darifenomena yang tampaknya tidak tergantungpada ada atau tidaknya kebebasanmasyarakat. Fenomena ini berakar darikeinginan untuk merefleksikan kondisimasyarakat.
Dalam melihat dan mengkaji isi media,banyak penelitian telah dilakukan denganmenggunakan berbagai perspektif teoritis.Gans (1979) dan Gitlin (1980)mengelompokan pendekatan ini ke dalambeberapa kategori, yaitu:1. Isi media merefleksikan realitas sosial
dengan sedikit atau tanpa distorsi.Pendekatan “mirror” ini beranggapan bahwaapa yang disiarkan media merupakanrefleksi akurat tentang kenyataan sosialkepada audiens. Pendekatan “null effects”,juga beranggapan bahwa isi mediamenggambarkan kenyataan, namunkenyataan di sini merupakan hasilkompromi antara yang menjual informasike media dan yang membeli. Realitaskompromi ini kemudian menjadi bagianrefleksi atas realitas di luar dan menjadibagian dari realitas media itu sendiri.
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dansikap para pekerja media. Pendekatan“communicator centered” ia mengatakanbahwa faktor psikologis pekerja media(seperti profesionalisme, sikap politik, danlainnya) membuat mereka memproduksirealitas sosial dimana terdapat normaikatan sosial, ide, atau perilaku yang“berbeda” diasingkan. Sosialisasi iniberhubungan erat dengan latarbelakangyang dimiliki oleh pelaku media. Dalam halini pelaku yang dimaksudkan ialah parapembuat film baik produser, kameramen,penata cahaya, penata artistik, penulisnaskah, editing, terutama sutradara yangmempunyai kewenangan penuh atas suatukarya film.
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas isimedia. Pendekatan ini menyatakan bahwaisi media dipengaruhi oleh bagaimana para
112Jurnal Komunikator