tugas entre mea

14
RESTI WIDYASETIANI 1202124029 ENTRE-A PERSIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) AE! (Asean E"onomi" !omm#nity) 201$ a%a&a' royek yan te&a' &ama %isia kan se&#r#' an ota ASEAN yan *ert#+#an #nt#k menin katkan sta*i&itas erekonomian %i ka,asan ASEAN %an mem*ent#k ka,asan ekonomi antar ne ara ASEAN yan k#at Den an %i*er&ak#kannya MEA a%a ak'ir 201$. ne ara an ota ASEAN akan men a&ami a&iran *e*as *aran . +asa. in/estasi. %an tena a ker+a ter%i%ik %ari %an masin -masin ne ara Da&am 'a& ini. yan er&# %i&ak#kan o&e' In%onesia a%a&a' *a aimana In%onesia se*a ai *a ian %ari kom#nitas ASEAN *er#sa'a #nt#k mem ersia kan k#a&itas %iri %an meman aatkan e&#an MEA 201$. serta 'ar#s menin katkan ka a*i&itas #nt#k %a at *ersain %en an Ne ara an ota ASEAN &ainnya se'in a ketak#tan akan ka&a' sain %i ne eri sen%iri aki* terim &ementasinya MEA 201$ ti%ak ter+a%i emerinta' te&a' mener*itkan Instr#ksi resi%en (In res) Nomor 11 Ta'#n 2011 tentan e&aksanaan omitmen !etak 3ir# MEA %a&am # aya ersia an men 'a%a i asar *e*as ASEAN Da&am "etak *ir# MEA. ter%a at 12 sektor rioritas yan akan %iinte rasikan o&e' emerinta' Sektor terse*#t ter%iri %ari

Upload: resti-widyasetiani

Post on 07-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bhbhbh

TRANSCRIPT

RESTI WIDYASETIANI1202124029ENTRE-A

PERSIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) / AEC (Asean Economic Community) 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN akan mengalami aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan memanfaatkan peluang MEA 2015, serta harus meningkatkan kapabilitas untuk dapat bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah saing di negeri sendiri akibat terimplementasinya MEA 2015 tidak terjadi.Pemerintah telah menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru MEA dalam upaya persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN. Dalam cetak biru MEA, terdapat 12 sektor prioritas yang akan diintegrasikan oleh pemerintah. Sektor tersebut terdiri dari tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif, elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil. Kemudian sisanya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, kesehatan, pariwisata, logistik, dan teknologi informasi. Sektor-sektor tersebut pada era MEA akan terimplementasi dalam bentuk pembebasan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja.Sejauh ini, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Indonesia berdasarkan rencana strategis pemerintah untuk menghadapi MEA / AEC, antara lain :1.Penguatan Daya Saing EkonomiPada 27 Mei 2011, Pemerintah meluncurkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). MP3EI merupakan perwujudan transformasi ekonomi nasional dengan orientasi yang berbasis pada pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan. Sejak MP3EI diluncurkan sampai akhir Desember 2011 telah dilaksanakanGroundbreakingsebanyak 94 proyek investasi sektor riil dan pembangunan infrastruktur.2.Program ACI (Aku Cinta Indonesia)ACI (Aku Cinta Indonesia) merupakan salah satu gerakan Nation Branding bagian dari pengembangan ekonomi kreatif yang termasuk dalam Inpres No.6 Tahun 2009 yang berisikan Program Ekonomi Kreatif bagi 27 Kementrian Negara dan Pemda. Gerakan ini sendiri masih berjalan sampai sekarang dalam bentuk kampanye nasional yang terus berjalan dalam berbagai produk dalam negeri seperti busana, aksesoris,entertainment, pariwisata dan lain sebagainya. (dalam Kemendag RI : 2009:17).3.Penguatan Sektor UMKMDalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM di Indonesia, pihak Kadin mengadakan mengadakan beberapa program, antara lainnya adalah Pameran Koperasi dan UKM Festival pada 5 Juni 2013 lalu yang diikuti oleh 463 KUKM. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan produk-produk UKM yang ada di Indonesia dan juga sebagai stimulan bagi masyarakat untuk lebih kreatif lagi dalam mengembangkan usaha kecil serta menengah.Selain itu, persiapan Indonesia dari sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) untuk menghadapi MEA 2015 adalah pembentukan Komite Nasional Persiapan MEA 2015, yang berfungsi merumuskan langkah antisipasi serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan KUKM mengenai pemberlakuan MEA pada akhir 2015.Adapun langkah-langkah antisipasi yang telah disusun Kementerian Koperasi dan UKM untuk membantu pelaku KUKM menyongsong era pasar bebas ASEAN itu, antara lain peningkatan wawasan pelaku KUKM terhadap MEA, peningkatan efisiensi produksi dan manajemen usaha, peningkatan daya serap pasar produk KUKM lokal, penciptaan iklim usaha yang kondusif.Namun, salah satu faktor hambatan utama bagi sektor Koperasi dan UKM untuk bersaing dalam era pasar bebas adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) pelaku KUKM yang secara umum masih rendah. Oleh karena itu, pihak Kementrian Koperasi dan UKM melakukan pembinaan dan pemberdayaan KUKM yang diarahkan pada peningkatan kualitas dan standar produk, agar mampu meningkatkan kinerja KUKM untuk menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi.Pihak Kementerian Perindustrian juga tengah melaksanakan pembinaan dan pemberdayaan terhadap sektor industri kecil menengah (IKM) yang merupakan bagian dari sektor UMKM. Penguatan IKM berperan penting dalam upaya pengentasan kemiskinan melalui perluasan kesempatan kerja dan menghasilkan barang atau jasa untuk dieskpor. Selain itu, koordinasi dan konsolidasi antar lembaga dan kementerian pun terus ditingkatkan sehingga faktor penghambat dapat dieliminir.4.Perbaikan InfrastrukturDalam rangka mendukung peningkatan daya saing sektor riil, selama tahun 2010 telah berhasil dicapai peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur seperti prasarana jalan, perkeretaapian, transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, komunikasi dan informatika, serta ketenagalistrikan :1. Perbaikan Akses Jalan dan Transportasi2. Perbaikan dan Pengembangan Jalur TIK3. Perbaikan dan Pengembangan Bidang Energi Listrik.5.Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)Salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas SDM adalah melalui jalur pendidikan. Selain itu, dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang bermutu, pemerintah telah membangun sarana dan prasarana pendidikan secara memadai, termasuk rehabilitasi ruang kelas rusak berat. Data Kemdikbud tahun 2011 menunjukkan bahwa masih terdapat sekitar 173.344 ruang kelas jenjang SD dan SMP dalam kondisi rusak berat. (dalam Bappenas RI Buku I, 2011:36).

6.Reformasi Kelembagaan dan PemerintahanDalam rangka mendorong Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, telah ditetapkan strategi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi jangka panjang 2012-2025 dan menengah 2012-2014 sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk pelaksanaan aksi setiap tahunnya. Upaya penindakan terhadap Tindak Pidana Korupsi (TPK) ditingkatkan melalui koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK kepada Kejaksaan dan Kepolisian.Sementara itu, sebagian pendapat menyatakan bahwaIndonesia Belum Siapakan MEA 2015. Salah satunya, Direktur Eksekutif Core Indonesia (Hendri Saparini)menilai persiapan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 masih belum optimal. Pemerintah baru melakukan sosialisasi tentang Apa Itu MEA belum pada sosialisasi apa yang harus dilakukan untuk memenangi MEA. Sosialisasi Apa itu MEA" yang telah dilakukan pemerintah pun ternyata masih belum 100% karena sosialisasi baru dilaksanakan di 205 kabupaten dari jumlah 410 kabupaten yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Hendri menjelaskan besarnya komitmen pemerintah terhadap kesepakatan MEA ternyata bertolak belakang dengan kesiapan dunia usaha. Menurutnya dari hasilin-depth interviewCore dengan para pengusaha ternyata para pelaku usaha bahkan banyak yang belum mengerti adanya kesepakatan MEA. Dia mengatakan salah satu strategi yang dipersiapkan pemerintah menjelang MEA adalah Indonesia harus menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi karena dengan adanya implementasi MEA beban defisit neraca perdagangan akan semakin besar maka dari itu membuat strategi industri harus menjadi prioritas pemerintah.Strategi dan persiapan yang selama ini telah dilakukan oleh parastake holderyang ada di Indonesia dalam rangka menghadapi sistem liberalisasi yang diterapkan oleh ASEAN, terutama dalam kerangka integrasi ekonomi memang dirasakan masih kurang optimal. Namun hal tersebut memang dilandaskan isu-isu dalam negeri yang membutuhkan penanganan yang lebih intensif. Diperlukan kedisiplinan dari pihak pemerintah, terutama yang berkaitan dengan wacana persiapan menghadapi realisasi AEC ditahun 2015, yaitu dengan peningkatan pengawasan terhadap perkembangan implementasi sistem yang terdapat dalamBluePrint AEC.

Kesimpulan :

Adanya MEA 2015 ini kita, bangsa Indonesia diberikan kesempatan untuk mendapatkan kejayaan masa silam kita sebagai sumber perdagangan yangjaya, bukanhanyadimasalalu, namunjugasaatAseaanEconomicCommunity resmi dimulai. Kinerja MEA yang sudah terbukti harusnya menjadi pendorong danpenyemangatkitabahwaprogramASEANinibisamenstabilkanpertumbuhan ekonomi indonesia di masa yang akan datang. Rancangan Agenda MEA 2015 juga sangat meyakinkan bahwa Indonesia dapat memperoleh dampak positif dari Asean Economic Community 2015 mendatang. Dari sisilainkita harusmenghilangkankeraguan dankekhawatiran dengan tetap fokus, berkomitmen, dan kerja keras dari semua pihak untuk bersama-sama mensukseskan Asean Economic Community 2015

Respon :

Indonesia sebenarnya belum siap untuk menghadapi MEA 2015 hal ini disebabkan karena daya sainng ekonomi nasional & daerah belum siap. Namun, dengan adanya MEA 2015 akan membawa dampak positif untuk Indonesiasendiri karenadituntut agar mampu bersaing dengan Negara-negara ASEAN lainnya. Dengan demikian Indonesia hanyaperlu membenahi dan membekali masyarakt agar trampil hingga mereka mampu menghadapi pasar bebas MEA 2015 dan membentuk SDM-SDM yang berkualitas.

Saran :

1. Indonesia harus memperkuat daya saing, mengamankan pasar domest ikut serta mendorong ekspor.2. Pemerintah dan masyrarakat harus saling berkerja sama dalam pembagunan Negara. Pemerintah menfasilitasi masyarakat dan masyarakat menfaatkan dengan sebaik mungkin. Seperti menfasilitasi bidang pendidikan agar mampu menghasilkan SDM-SDM yang berkualitas.3. Melakukan himbauan tentang MEA 2015 secera merata kepada masyarakat agar masyarakat sendiri punya kesadaran dan turut setra mendorong ekspor Indonesia.

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ( MEA ) 2015

Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (MEA).

Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis aturan.

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap Negara Kamboja, Laos, Myanmar danVietNam melalui Initiative for ASEAN Integration dan inisiatif regional lainnya.

Bentuk Kerjasamanya adalah :1. Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;2. Pengakuan kualifikasi profesional;3. Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;4. Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;5. Meningkatkan infrastruktur6. Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;7. Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;8. Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan,Karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):

1. Pasar dan basis produksi tunggal,2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,3. Wilayah pembangunan ekonomi yang merata4. Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.

Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.

Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN2015

Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015). Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (MEA 2015) merupakan realisasi akhir dari sebuah integrasi ekonomi yang sesuai dengan visi ASEAN 2020, yang didasarkan pada kepentingan bersama Negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang telah ada dan inisiatif baru.

Tujuan utama dariMEA 2015yaitu untuk mendorong efisiensi dan daya saing ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam empat hal:

1. ASEAN sebagai aliran bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja terdidik, dan bebas modal(single market and production base)2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing tinggi(a highly competitive economic region)3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan usaha kecil menengah(a region of equitable economic development)4. ASEAN sebagai kawasan terintegrasi(a region fully integrated in to the global economy)

Untuk arus barang sendiri dilakukan dengan menghapuskan bea masuk seluruh barang kecuali barang yang termasuk dalamSensitive List(SL) danHigh Sensitive List(HSL) serta bea masuk produkPriority Integration Sectors(PIS).

Arus jasa dilakukan dengan mengurangi seluruh hambatan dalam perdagangan jasa untuk empat sektor bidang jasa, yaitu ;1. Transportasi udara,e-ASEAN2. Kesehatan dan pariwisata3. Mengurangi seluruh hambatan perdagangan jasa pada 2015.

Sedangkan, untuk liberalisasi arus tenaga kerja dilakukan dengan meberikan fasilitas penerbitan visa danemployment passbagi tenaga profesi serta tenaga kerja terampil ASEAN yang bekerja di sektor-sektor yang berhubungan dengan perdagangan atau investasi antar Negara ASEAN. Tentunya dengan adanya MEA 2015 ini menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi Negara-negara ASEAN khususnya Indonesia. Peluang, karena produk-produk Indonesia akan mendapat pasar di kawasan ASEAN.

Populasi ASEAN pada 2012 mencapai 617,68 juta jiwa dengan pendapatan domestik bruto 2,1 triliun dolar AS. Jumlah itu menunjukkan potensi besar ASEAN untuk digarap oleh investor. Namun juga menjadi tantangan, karena jika kita tidak siap maka justru produk dari negara ASEAN lainnya yang akan menyerbu Indonesia. Saat ini pun, banyak produk impor yang masuk ke Indonesia. Ada keraguan memang apakah Indonesia akan siap atau tidak dalam mengadapi MEA 2015.

Menurut Ketua Bidang Organisasi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Edy Suandi Hamid Indonesia belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, hal ini disebabkan karena daya saing ekonomi nasional dan daerah belum siap. Mengenai persiapan di dalam negeri, Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Imam Pambagyo mengatakan bahwa dalam mengahadapi MEA 2015 Indonesia harus memperkuat daya saing, mengamankan pasar domest ikut serta mendorong ekspor .

Akan tetapi, mau tidak mau Indonesia harus siap mengahadapi MEA 2015 karena dengan adanya MEA 2015 ini, secara tidak langsung masyarakat Indonesia dituntut untuk berkreativitas lag i agar mampu bersaing dengan Negara-negara Anggota ASEAN lainnya. Integrasi ekonomi di ASEAN ini berpeluang menjadi batu loncatan bagi Indonesia untuk memiliki posisi tawar yang kuat dalam konstelasi politik global. Indonesia bahkan diprediksi bahwa akan menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ke tujuh pada 2030. Kenyataan ini dan prediksi ke depan tersebut memberi angin segar dalam membangun optimisme Indonesia menatap masa depan khususnya menjelang berlakunya MEA pada 2015. Perdagangan bebas antar negara di kawasan Asia Tenggara akan membawa hal positif dan negatif bagi masing-masing negara yang terlibat didalamnya. Manfaat MEA 2015 ini yaitu penurunan biaya perjalanan transportasi, menurunkan secara cepat biaya telekomunikasi, meningkatkan jumlah pengguna internet, informasi akan semakin mudah dan cepat diperoleh, meningkatnya investasi dan lapangan kerja.

Sisa waktu yang hanya tinggal bebrapa bulan lagi, hendaknya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pemerintah untuk bersiap menghadapi MEA 2015. Tantangan kedepan bagi Indonesia ialah mewujudkan perubahan yang berarti bagi kehidupan keseharian masyarakatnya. Semoga seluruh masyarakat Indonesia bisa membantu untuk mewujudkan kehidupan ekonomi dan sosial yang layak agar kita bisa bersaing di masyarakat ekonomi ASEAN tahun 2015.

Dampak Positif MEAbagi Perekonomian IndonesiaIndonesia akan memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, dimana dengan tujuan yang baik diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baikbagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. DenganadanyaAseanEconomicCommunity, Indonesia berharapdapat menstabilakan pereknomian negaranya menjadi lebih baik. Salah satu contohnya yaitu dengan adanya pasar bebas barang Indonesia dapat memperluas jangkauan ekspor dan impor tanpa ada biaya dan penahananbarang terlalu lama di bea cukai. Dampak Positif lainnya yaitu para tenaga kerja indonesia dapat bekerja dinegara anggota ASEAN dengan bebas dan sesuai dengan ketrampilan yang dimilikinya. Para investor dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif karena persaingan yang ketat, para tenaga kerja akan semakin meningkatakan tingkat profesionalitas dan bakat yangdimilikinya. Para penanam modal dari indonesia semakin jeli dalam memilih, danbanyakhalpositiflainnyayangdapatdinikmatiIndonesiaatasadanyaAsean Economic Community 2015 mendatang. Kita bangsa Indonesia akan mampu mengahadapi berbagai macam tantangan dalam menyambut datangnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Apabila kita mepunyai daya saing yang kuat, persiapan yang matang,produk-produkdalamnegeriakanmenjadituanrumahdinegerisendiridankita mampu memanfaatkan kehadiran MEA 2015 untuk menikmati dampak positifbagi kepentingan bersama dan untuk kemakmuranrakyat Indonesia.

Kesiapan Indonesia Khususnya UMKM dan Koperasi Menghadapi MEA 2015Bagi Indonesia, pembentukan MEA 2015 akan memberikanbeberapa tantangan yang tidak hanya bersifat internal di dalam negeritetapi terlebih lagi persaingan dengan sesama negara ASEAN dan negaralain di luar ASEAN seperti China dan India. Persaingan yang ketat iniakan berdampak pada harga yang kompetitif pula, bukan hanyakomoditi/produk/jasa unggulan industry besar (UB), tetapi juga sektorUMKM karenakesamaan karakteristik produk. Menyadari peranUMKMsebagai kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar dan cukupdominan dalam perekonomian, maka pencapaian kesuksesan MEA 2015mendatang juga akan dipengaruhi oleh kesiapan UMKM.Peluang Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya cukup besar, saat ini Indonesia merupakan peringkat 16 di dunia untuk besarnya skala ekonomi. Besarnya skala ekonomi juga didukung oleh proporsi penduduk usia produktif dan pertumbuhan kelas menengah yang besar.Prospek ekonomi Indonesia yang positif juga didukung oleh perbaikan peringkat investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat dunia serta masuknya Indonesia sebagai peringkat empat prospective destinations berdasarkan UNCTADWorld Investment report. Masih kuatnya fundamental perekonomian Indonesia dapat dilihat ketikabanyak negara yang tumbang diterpa pelemahan perekonomian global, perekonomian Indonesia masih dapat terjaga untuk tumbuh positif.Peranan pemerintah tentu menjadi penting terutama untuk mengantarkan mereka agar mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya dalam memanfaatkan MEA pada tahun 2015. Beberapa upaya yang perlu dilakukan pemerintah untuk memberdayakan UMKM adalah:1.Meningkatkan Kualitas dan Standar ProdukGuna dapat memanfaatkan peluang dan potensi pasar di kawasan ASEAN dan pasar global, maka produk yang dihasilkan UKM haruslah memenuhi kualitas dan standar yang sesuai dengan kesepakatan ASEAN dan negara tujuan. Dalam kerangka itu, maka UKM harus mulai difasilitasi dengan kebutuhan kualitas dan standar produk yang dipersyaratkan oleh pasar ASEAN maupun di luar ASEAN. Peranan dukungan teknologi untuk peningkatan kualitas dan produktivitas serta introduksi desainkepada para pelaku UKM yang ingin memanfaatkan pasar ASEAN perlu segera dilakukan.2.Meningkatkan Akeses FinansialIsu finansial dalam pengembangan bisnis UKM sangatlah klasik. Selama ini, belum banyak UKM yang bisa memanfaatkan skema pembiayaan yang diberikan oleh perbankan. Hasil surveyRegional Development Institute(REDI, 2002) menyebutkan bahwa ada 3 gap yang dihadapi berkaitan dengan akses finansial bagi UKM, (1) aspek formalitas, karena banyak UKM yang tidak memiliki legal status; (2) aspek skala usaha, dimana sering sekali skema kredit yang disiapkan perbankan tidak sejalan dengan skala usaha UKM; dan (3) aspek informasi, dimana perbankan tidak tahu UKM mana yang harus dibiayai, sementara itu UKM juga tidak tahu skema pembiayaan apa yang tersedia di perbankan. Oleh karena itu, maka ketiga gap ini harus diatasi, diantaranya dengan peningkatan kemampuan bagi SDM yang dimiliki UKM, perbankan, serta pendamping UKM. Pada sisi lain, harus juga diberikan informasi yang luas tentang skema-skema pembiayaan yang dimiliki perbankan.3.Meningkatkan Kualitas SDM dan Jiwa Kewirausahaan UMKM dan KoperasiSecara umum kualitas SDM pelaku UKM di Indonesia masih rendah. Terlebih lagi spirit kewirausahaannya. Kalau mengacu pada data UKM pada tahun 2008, tingkat kewirausahaan di Indonesia hanya 0,25% dan pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 0,273%. Memang hal ini sangat jauh ketinggalan dengan negara-negara lain di dunia, termasuk di Asia dan ASEAN. Sebagaimana di Singapura, tingkat kewirausahaan di Singapura lebih dari 7% demikian juga di USA, tingkat kewirausahaannya sudah mencapai 11,9%.Oleh karena itu, untuk memperkuat kualitas dan kewirausahaan UKM di Indonesia, maka diperlukan adanya pendidikan dan latihan keterampilan, manajemen, dan diklat teknis lainnya yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan kewirausahaan juga perlu ditingkatkan.Pencanangan Gerakan Kewirausahaan Nasional pada tanggal 2 Februari 2011 lalu harus ditindaklanjuti dengan langkah kongkrit, seperti penyusunan grand strategy pengembangan kewirausahaan dan pelaksanaan dilapangan yang dilakukan dalam kaitannya dan bertanggung jawab. Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah perlunya dukungan modal awal terutama bagi wirausaha pemula.4.Memperkuat dan Meningkatkan Akses dan Transfer Tekonologi Bagi UKM Untuk Pengembangan UKM InovatifAkses dan transfer teknologi untuk UKM masih merupakan tantangan yang dihadapi di Indonesia. Peranan inkubator, lembaga riset, dan kerjasama antara lembaga riset dan perguruan tinggi serta dunia usaha untuk alih teknologi perlu digalakkan. Kerjasama atau kemitraan antara perusahaan besar, baik dari dalam dan luar negeri dengan UKM harus didorong untuk alih teknologi dari perusahaan besar kepada UKM. Praktek seperti ini sudah banyak berjalan di beberapa Negara maju, seperti USA, Jerman, Inggris, Korea, Jepang dan Taiwan. Model-model pengembangan klaster juga harus dikembangkan, karena melalui model tersebut akan terjadi alih teknologi kepada dan antar UKM.5.Memfasilitasi UKM Berkaitan Akses Informasi dan Promosi di Luar NegeriBagian terpenting dari proses produksi adalah masalah pasar. Sebaik apapun kualitas produk yang dihasilkan, kalau masyarakat atau pasar tidak mengetahuinya, maka produk tersebut akan sulit dipasarkan. Oleh karena itu, maka pemberian informasi dan promosi produk-produk UKM, khususnya untuk memperkenalkan di pasar ASEAN harus ditingkatkan. Promosi produk, bisa dilakukan melalui dunia maya atau mengikuti kegiatan-kegiatan pameran di luar negeri. Dalam promosi produk ke luar negeri ini perlu juga diperhatikan kesiapan UKM dalam penyediaan produk yang akan dipasarkan. Sebaiknya dihindari mengajak UKM ke luar negeri, padahal mereka belum siap untuk mengekspor produknya ke luar negeri. Dalam kaitan ini, bukan saja kualitas dan desainproduk yang harus diperhatikan, tetapi juga tentang kuantitas dan kontinuitas produknya.