ensefalitis

16
ENSEFALITIS Pendahuluan Invasi dan multipikasi mikro-organisme di dalam jaringan tubuh akan mendapatkan perlawanan dari tubuh sebagai bentuk reaksi pertahanannya. Reaksi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala prodromal yang bisa saja mengakhiri penyebaran infeksi lebih lanjut, tetapi dipihak lain perlawanan tubuh terhadap kuman dapat dikalahkan dan infeksi bisa berlanjut secara sistematik. Apabila sampai pada tahap ini maka penyebaran keseluruh organ tubuh dapat terjadi sehingga timbullah peradangan setempat, salah satunya adalah otak. Definisi Ensefalitis atau yang lebih sering disebut sebagai viral ensealitis adalah peradangan pada otak yang biasanya disebabkan oleh virus. Proses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak, maka dari itu lebih tepat bila disebut meningoensefalitis. Ensefalitis mencakup berbagai variasi dari bentuk yang paling ringan sampai dengan yang parah sekali seperti koma dan kematian. Epidemiologi Menurut Centers for Disease Control sekitar 20.000 kasus dan ensefalitis viral akut dilaporkan di Amerika. Kematian mencakup 5-20% dari penderita keseluruhan dan gejala sisa seperti deteriorasi mental, defek amnesia, perubahan kepribadian dan hemiparese terlihat pada sekitar 20%. Namun secara keseluruhan hal ini tidak

Upload: mariayoanitaastriani

Post on 26-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ensefalitis

TRANSCRIPT

Page 1: ENSEFALITIS

ENSEFALITIS

Pendahuluan

Invasi dan multipikasi mikro-organisme di dalam jaringan tubuh akan mendapatkan perlawanan dari tubuh sebagai bentuk reaksi pertahanannya. Reaksi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala prodromal yang bisa saja mengakhiri penyebaran infeksi lebih lanjut, tetapi dipihak lain perlawanan tubuh terhadap kuman dapat dikalahkan dan infeksi bisa berlanjut secara sistematik. Apabila sampai pada tahap ini maka penyebaran keseluruh organ tubuh dapat terjadi sehingga timbullah peradangan setempat, salah satunya adalah otak.

Definisi

Ensefalitis atau yang lebih sering disebut sebagai viral ensealitis adalah peradangan pada otak yang biasanya disebabkan oleh virus. Proses peradangannya jarang terbatas pada jaringan otak saja tetapi hampir selalu mengenai selaput otak, maka dari itu lebih tepat bila disebut meningoensefalitis. Ensefalitis mencakup berbagai variasi dari bentuk yang paling ringan sampai dengan yang parah sekali seperti koma dan kematian.

Epidemiologi

Menurut Centers for Disease Control sekitar 20.000 kasus dan ensefalitis viral akut dilaporkan di Amerika. Kematian mencakup 5-20% dari penderita keseluruhan dan gejala sisa seperti deteriorasi mental, defek amnesia, perubahan kepribadian dan hemiparese terlihat pada sekitar 20%. Namun secara keseluruhan hal ini tidak dapat menggambarkan angka kejadian terhadap kematian maupun kelainan neurologis yang khusus dari masing-masing jenis virus.

Etiologi

Ensefalitis dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, riketsia dan virus, tetapi yang terutama adalah virus dan bakteri.

ENCEPHALITIS VIRALISBanyak virus dapat menyebabkan encephalitis. Sindroma kliniknya berkisar dari malaise, nyeri kepala, panas, kaku kuduk, dan nausea serta vomitus sampai stupor, serangan kejang dan koma.

Page 2: ENSEFALITIS

Infeksi penyerta pada medulla spinalis umumnya ditemukan pada infeksi encephalitis virus, dan keluhan serta gejalanya kadangkala dominan dan menutupi gambaran klinik otak.

Tipe encephalitis yang spesifik yang terdapat pada pasien tertentu dapat tidak diketahui selama berminggu-minggu dan mungkin untuk selamanya. Pemeriksaan liquor cerebrospinalis sering memperlihatkan reaksi yang sama sekali normal, sekalipun dapat terjadi sedikit peninggian jumlah sel atau kadar protein. Isolasi virus dari liquor cerebrospinalis atau darah harus diusahakan sedini-dininya dalam perjalanan penyakit tersebut kalau kita menghendaki kesempatan untuk berhasil menegakkan diagnosanya. Titer liquor spinalis dan darah seperti yang ditentukan dengan test neutralisasi serum, dapat memberikan petunjuk adanya infeksi virus tertentu.

Kenaikan titer sebanyak 4 kali lipat yang terjadi selama perjalanan klinik penyakit tersebut atau setelah terjadi kesembuhannya biasanya merupakan reaksi yang positif. Pada saat-saat epidemi, kemungkinan keliru menentukan penyebab suatu kasus yang spesifik, cenderung lebih kecil.

Infeksi Sistematik

Encephalitis dapat terjadi sebagai komplikasi penyakit sistemik karena virus (poliomyelitis, rabies) atau merupakan “postinfeksi” yang terjadi setelah sembuh dari suatu peradangan virus (rubeola, rubella). Encephalitis dapat terjadi setelah vaksinasi cacar atau immunisasi pertusis. Herpes simplex, mononucleosis infeksiosa, typhus, scrub typhus, herpes zoster, rabies, trichinosis, malaria dan schistosomiasis dapat disertai oleh encephalitis yang berat. Pemberian ACTH, corticosteroid atau kedua preparat tersebut kepada penderita encephalitis seperti rubeola tidak dapat mencegah terjadinya sequelae SSP. Sebagian kematian dapat dihindarkan dengan therapy yang konstan dan intensif. Tindakan supportif meliputi perbaikan dehydrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit dengan pemberian cairan yang tepat secara intravena. Di samping itu, intubation tracheostomy untuk menghindarkan respiratory dustress, pengobatan komplikasi bakteri dengan antibiotika, pemberian oksigen, anticonvulsan sebagaimana diperlukan dan perawatan yang memadai merupakan tindakan yang dibutuhkan.

Cytomegalic Inclusion Body Disease

Kelainan ini merupakan infeksi virus, biasanya laten, pada bayi dan anak-anak. Infeksi yang nyata secara klinik dapat terjadi pada bayi baru lahir setelah transmisi transplacental dan manifestasinya berupa icterus, anemia, thrombocytopenia, dan perdarahan, hepatospleonomegaly, chorioretinitis, encephalitis dan microcephaly. Penyakit ini dapat mengenai anak-anak kecil yang lebih besar. Sel-sel cytomegalic yang khas dapat diisolasikan dari urine atau kelenjar atau kelenjar adenoid pada kasus-kasus klinik dan laten.

Page 3: ENSEFALITIS

Cytomegalovirus mudah diisolasikan dari urine dan jaringan tubuh pasien-pasien yang sakit dan dapat ditemukan berbulan-bulan setelah lahir atau setelah infeksi akut. Badan inclusi ynag khas besar terdapat pada sel-sel epitel dalam semiden urine. Pengobatan spesifik tidak ada yang efektif dan penyakit yang secara klinik aktif biasanya fatal.

Infeksi cytomegalovirus dapat pula terjadi pada orang-orang yang immunosupresif. Setelah transfusi yang massif, dapat terjadi penyakit cytomegalovirus acquisitas yang akut, yang memberikan gambaran klinik serupa dengan gambaran klinik mononucleosis infeksiosa tetapi biasanya tidak disertai gangguan SSP yang nyata.

Inclusion Body Encephalitis(Subacute Sclerosing Panencephalitis)

Encephalitis subakut pada anak-anak dan remaja ini ditandai dengan dementia yang progresif, gangguan koordinasi, ataia, myclonia, dan gejala-gejala fokal lainnya. Anak-anak dibawah usia 12 tahun terutama diserang penyakit ini dengan onset perlahan-lahan tanpa panas. Kendati liquor cerebrospinalis hanya memperlihatkan sedikit perubahan, biasanya EEG menunjukkan abnormalitas yang luas dengan kompleks wave and spike 2 – 4 Hz. Badan inclusi intranuclear dan intracytoplasma ditemukan di dalam neuron dan ada kalanya di dalam oligodendroglia pada otak. Dimulai dengan kemunduran mental, penyakit ini berkembang menjadi hallucinasi yaitu stadium gerakan involunter yang terjadi interval5 – 10 detik, mutisme akinetik dan kematian. Biasanya encephalitis ini berlangsung sekitar 2 tahun, sekalipun pernah dilaporkan adanya penderita yang dapat hidup selama 8 tahun.

Kelainan ini juga disebut subacute sclerosing panencephalitis (SSPE) dan dianggap merupakan sequelae lanjut dari penyakit rubeola. Biasanya terdapat antibody rubeola di dalam liquor cerebrospinalis dan meningginya titer antibody rubeola di dalam serum.

Infeksi Coxsackievirus

Keluhan dan gejala gangguan meningen dapat terjadi bersama panas yang akut atau subaku, nyeri kepala, malaise, nausea, nyeri abdomen dan kaku kuduk. Biasanya tidak terdapat perubahan sensorik, motorik atau perubahan refleks infeksi coxsackievirus ini dapat terjadi bersamaan dengan infeksi virus poliomyelitis anterior acuta. Infeksi Coxsackie virus akan sembuh sendiri (selt limited disease) dan bersifat benigna. Herpangina dan pleurodynia epidemica dapat pula disebabkan oleh tipe virus ini.

Diagnosanya ditegakkan dengan menemukan virus dalam faeces atau pharynx dan dengan terlihatnya peningkatan neutralizing antibody yang spesifik di dalam

Page 4: ENSEFALITIS

serum. Enterovirus yang menimbulkan infeksi tractus intestinal manusia kini meliputi lebih dari 60 jenis yang secara immunology berbeda. Dua puluh sembilan tipe coxsackievirus (23 group A dan 6 group B), 28 echovirus dan 3 tipe poliovirus menyusun kelompok ini dan dapat menimbulkan gangguan SSP yang secara klinik tidak dapat dibedakan dengan yang ditimbulkan oleh virus-virus nonenteric seperti parotitis epedemica dan herpes simplex.

Meningoencephalitis Herpes Simplex

Inflamasi yang menimbulkan nekrosis asimetris yang berat dan terutama menyerang sistem limbic, dapat menimbulkan gangguan perilaku, menghilangnya daya ingat, disorientasi, hallucinasi olfactorius dangustatorius, serta kelainan fokal neurologis yang meliputi hemiparesis, hemianopsia, aphasia, dan adversive serta jacksonian epilepsy.

Biasanya penyakit tersebut berjalan dengan cepat dan segera berakhir fatal. Badan inclusio intranuclear yang khas terdapat di dalam neuron-neuron yang terkena pada otak. Liquor cerebropinalisnya kerapkali berdarah. Brain scanning, electroencephalography dan CT scanning biasanya memperlihatkan focus pada lobus temporalis medialis yang necrotic dan tampak sebagai suatu massa lesi.

Adenine arabinoside (Ara-A) merupakan drug of choice pada infeksi ini, tetapi pengobatannya harus dimulai sedini-dininya untuk menurunkan angka morbiditas dan moralitas.

Ensefalitis Viral

Ensefalitis mencakup berbagai variasi dari yang ringan sampai yang parah sekali dengan koma dan kematian. Proses radangnya jarang terbatas pada jaringan otak saja, tetapi hampir selalu mengenai selaput otak juga. Maka dari itu, adalah lebih tepat untuk menyebutnya meningoensefalitis. Manisfestasi utama meningo-ensefalitis virus terdiri dari konvulsi, gangguan kesadaran (“acute organic brain syndrome”), hemiparesus, paralysis bulbaris (meningo-encephalomyelitis), gejala-gejala serebelar dan nyeri serta kaku kuduk.

1) Ensefalitis primer yang bisa disebabkan oleh infeksi virus kelompok herps simpleks, virus influenza, ECHO, Coxsackie dan virus arbo.

2) Ensefalitis primer yang belum diketahui penyebabnya3) Ensefalitis para-infeksiosa, yaitu ensefalitis yang timbul sebagai

komplikasi penyakit virus yang sudah dikenal, seperti rubeola, varisela,

Page 5: ENSEFALITIS

herpes zoster, parotitis epidemika, mononucleosis infeksiosa dan vaksinasi.

Menurut statistik dari 214 ensefalitis 54% (115 orang) dari penderitanya ialah anak-anak. Virus yang paling sering ditemukan ialah virus herpes simpleks 31%, yang disusul oleh virus ECHO 17%. Statistik lain mengungkapkan bahwa ensefalitis primer yang disebabkan oleh virus yang dikenal mencakup 19%. Ensefalitis primer dengan penyebab yang tidak diketahui dan ensefalitis para infeksiosa masing-masing mencakup 40% dan 41% dari semua kasus ensefalitis yang telah diselidiki.

Ensefalitis PrimerEnsefalitis viral herpes simpleks

Virus herpes simpleks tidak berbeda secara morfologik dengan virus varisela, dan sitomegalovirus. Secara serologic memang dapat dibedakan dengan tegas. Neonatus masih mempunyai imunitas maternal. Tetapi setelah umur 6 bulan imunitas itu lenyap dan bayi dapat mengidap gingivo-stimatitis virus herpes simpleks. Infeksi dapat hilang timbul dan berlokalisasi pada perbatasan mukokutaneus antara mulut dan hidung. Infeksi-infeksi tersebut jinak sekali. Tetapi apabila neonatus ketularan virus herpes simpleks dari ibunya yang mengidap herpes genitalis, maka infeksi dapat berkembang menjadi viremia. Ensepitalitis merupakan sebagian dari manifestasi verimia yang juga menimbulkan peradangan dan nekrosis di hepar dan glandula adrenalis.Pada anak-anak dan orang dewasa, ensefalitis virus herpes simpleks merupakan manifestasi re-aktivasi yang latent. Dalam hal tersebut virus herpes simpleks berdiam di dalam jaringan otak secara endosimbiotik, mungkin di gangion Gasseri dan hanya ensefalitis saja yang bangkit. Reaktivitas virus herpes simpleks dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang pernah disebut diatas, yaitu penyinaran ultraviolet dan gangguan hormonal. Penyinaran ultraviolet dapat terjadi secara iatrogenik atau sewaktu bepergian ke tempat-tempat yang tinggi letaknya.

Kerusakan pada jaringan otak berupa nekrosis di substansia alba dan grisea serta infark iskemik dengan infiltrasi limpositer sekitar pembuluh darah intraserebral. Di dalam nucleus sel saraf terdapat “inclusion body” yang khas bagi virus herpes simpleks.

Gambaran penyakit ensefalitis virus herpes simpleks tidak banyak berbeda dengan ensefalitis primer lainnya. Tetapi yang menjadi ciri khas bagi ensefalitis virus herpes simpleks ialah progresivitas perjalanan penyakitnya. mulai dengan sakit kepala, demam dan muntah-muntah. Kemudian timbul “acute organic brain syndrome” yang cepat memburuk sampai koma. Sebelum koma dapat ditemukan hemiparesis atau afasia. Dan kejang epileptik dapat timbul sejak permulaan penyakit. Pada fungsi lumbal ditemukan pleiositosis limpositer dengan eritrosit.

Page 6: ENSEFALITIS

Ensefalitis Arbo-virus

Arbo-virus atau lengkapnya “arthropod-borne virus” merupakan penyebab penyakit demam dan adakalanya ensefalitis primer. Virus tersebut tersebar di seluruh dunia. Kutu dan nyamuk di mana virus itu “berbiak” menjadi penyebarnya. Tergolong pada arbo-virus adalah virus yang menyebabkan dengue, ensefalitis St. Louis, demam kuning, demam kutu Kolorado, dan demam hemoragik.

Yang menjadi ciri khas ensefalitis primer arbo-virus ialah perjalanan penyakit yang bifasik. Pada gelombang pertama gambaran penyakitnya menyerupai influenza yang dapat berlangsung 4-5 hari. Sesudahnya penderita merasa sudah sembuh. Pada minggu ketiga demam dapat timbul kembali. Dan demam ini merupakan gejala pendahulu bangkitnya manifestasi neurologik, seperti sakit kepala, nistagmus, diplopia konvulsi dan “acute organic brain syndrome”.

Ensefalitis Parainfeksiosa

Ensefalitis yang timbul sebagai komplikasi penyakit virus parotitis epidemika, mononucleosis infeksiosa, varisela dan herpes zoster dinamakan ensefalitis para infeksiosa. Tetapi ensefalitis ini sebenarnya tidak murni. Gejala-gejala meningitis, mielitis, neuritis kranialis, radikulitis dan neuritis perifer dapat bergandengan dengan gambaran penyakit ensefalitis. Bahkan tidak jarang komplikasi utamanya berupa radkulitis jenis Guillain Barre atau mielitis transversa sedangkan manifestasi ensefalitisnya sangat ringan dan tidak berarti. Maka untuk beberapa jenis ensefalitis pada infeksiosa, diagnosis mielo-ensefalitis lebih tepat daripada ensefalitis. Salah satu jenis mielo-ensefalitis lebih tepat daripada ensefalitis. Salah satu jenis mielo ensefalitis viral yang fatal perlu disinggung dibawah ini, yaitu rabies.

Rabies

Rabies disebabkan oleh virus neutrop yang ditularkan kepada manusia melalui gigitan anjing atau binatang apapun yang mengandung virus rabies. Setelah virus rabies melakukan penetrasi kedalam sel tuan rumah, ia dapat menjalar melalui serabut saraf perofer ke susunan saraf pusat. Sel-sel (neuron) sangat peka terhadap virus tersebut. Dan sekali neuron terkena infeksi virus rabies, proses infeksi itu tidak dapat dicegah lagi. Dan tahap viremia tidak perlu dilewati untuk memperluas infeksi dan memperburuk keadaan. Neuron-neuron di seluruh susunan saraf pusat dari medulla spinalis sampai korteks tidak bakal luput dari daya destruksi virus rabies. Masa inkubasi rabies ialah beberapa minggu sampai

Page 7: ENSEFALITIS

beberapa bulan. Jika dalam masa itu dapat diselenggarakan pencegahan supaya virus rabies tidak tiba di neuron-neuron maka kematian dapat dihindarkan. Jika gejala-gejala prodromal sudah bangkit , tidak ada cara pengobatan yang dapat mengelakkan progresivitas perjalanan penyakit yang fatal dan menyedihkan ini.

Gejala-gejala prodromalnya terdiri dari lesu dan letih badan, anoreksia, demam, cepat marah-marah dan nyeri pada tempat yang telah digigit anjing. Suara berisik dan sinar terang sangat mengganggu penderita. Dalam 48 jam dapat bangkit gejala-gejala hipereksitasi. Penderita menjadi gelisah, mengacau, berhalusinasi, meronta-ronta, kejang opistotonus dan hidrofobia. Tiap kali ia melihat air, otot-otot pernafasan dan larings berkejang, sehingga ia menjadi sianotik dan apnoe. Air liur tertimbun didalam mulut oleh karena penderita tidak dapat menelan. Juga angin mempunyai efek yang sama dengan air. Pada umumnya penderita meninggal karena status epileptikus. Masa penyakit dari mula-timbulnya prodrom sampai mati adalah 3 sampai 4 hari saja.

Ensefalitis Supuratif Akut (bacteria)

Etiologi

Bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus,E. coli, M. tuberculosa dan T. pallidum. Tiga bakteri yang pertama merupakan penyebab enfesalitis bakterial akut yang menimbulkan pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri. Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut.

Patogenesis

Page 8: ENSEFALITIS

Pada enfesalitis supuratif akut, peradangan dapat berasal dari radang, abses di dalam paru, bronkietasis, empiema, osteomielitis tengkorak, fraktur terbuka, trauma tembus otak atau penjalaran langsung ke dalam otak dari otitis media, mastoiditis, sinutisis.

Akibat proses ensefalitis supuratif akut ini akan terbentuk abses serebri yang biasanya terjadi di substansia alba karena perdarahan di sini kurang intensif dibanding dengan substansia grisea. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema dan kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan nanah, fibroblos sekitar pembuluh darah bereaksi dengan proliferasi. Astroglia ikut juga dan membentuk kapsul. Bila kapsul pecah, nanah masuk ke ventrikel dan menimbulkan kematian.

Manifestasi Klinis

Secara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam, kejang dan kesadaran timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologik yang ter jadi di otak. Gejala-gejala tersebut ialah gejala-gejala infeksi umum, tanda-tanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan mungkin terdapat edeme papil. Tanda-tanda defisit neurologis tergantung pada lokasi dan luas abses.

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus ensefalitis supuratif akut adalah pemeriksaan yang biasa dilakukan pada kasus-kasus infeksi lainnya, di sampiong itu dapat juga dilakukan pemeriksaan elektroensefalogram (EEG), foto rontgen kepala, bila mungkin CT-Scan otak, atau arteografi. Pungsi lumbal tidak dilakukan bila terdapat edema papil. Bila dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinal maka dapat diperoleh hasil berupa peningkatan tekanan intrakranial, pleiositosispolinuklearis, jumlah protein yang lebih besar dari pada normal, dan kadar klorida dan glukosa dalam batas-batas normal.

Penatalaksanaan

Pada ensefalitis supuratif akut diberikan ampisilin 4 x 3-4 dan kloram fenikol 4 x 1 g per 24 jam intravena, selama 10 hari. Steroid dapat diberikan untuk mrngurangi edema otak. Bila abses tunggal dan dapat dicapai dengan cara operasi sebaiknya dibuka dan dibersihkan tetapi bila multipel, yang dioperasi adalah yang terbesar dan mudah dicaopai.

Prognosis

Page 9: ENSEFALITIS

Prognosis ensefalitis supuratif akut buruk karena angka kematian mencapai 50%.

Ensefalitis Sifilis

Patogenesis

Pada sifilis, yang disebabkan kuman treponema pallidum, infeksi terjadi melalui permukaan tubuh umumnya sewaktukontak seksual. Setelah penetrasi melalui epitelium yang terluka, kuman tiba di sistemlimfatik. Melalui kelenjar limfe, kuman diserap darh sehingga terjadi spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunan saraf pusat.Treponema pallidum akan tersebar di seluruh korteks serebri dan bagian-bagian lain susunan saraf pusat.

Manifestasi klinis

Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian yaitu gejala-gejala neurologis dan gejala-gejala mental. Gejala-gejala neurologis itu di antaranya adalah kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran mungkin menurun, sering dijumpai pupil Argyl-Robertson. Nervus optikus dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguan-gangguan motorik yang progresif.

Gejala-gejala mental yang dijumpai ialah timbulnya demensia yang progresif. Intelegensia mudnur pelrahan-lahan yang pada awalnya tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu, pasien kemudian tak acuh terhadap pakaian dan penampilannya, tak acuh terhadap uang. Pada sebagian timbul waham-waham kebesaran, sebagian menjadi depresif, lainnya maniakal.

Pemeriksaan Penunjang

Pada kasus-kasus ensefalitis sitifilis, perlu dilakukan pemeriskaan tes serologic darah (VDRL, TPHA) dan cairan otak. Cairan otak menunjukkan limfositosis, kadar protein meningkat IgG, IgM meninggi, tes serologic positif. Sken otak dapat dilakukan bila dicurigai ada komplikasi hidrosefalus.

Penatalaksanaan

Terapi dengan medikamentosa yaitu :

1. Penisilin parenteral dosis tinggi Penisilin G dalam air 12 – 24 juta/hari intravena dibagi 6 dosis

selama 14 hari, atau

Page 10: ENSEFALITIS

Penisilin prokain G : 2,4 juta unit/hari intramuskular + Probenesid 4 x 500 mg oral selama 14 hari.

Dapat ditambahkan Benzatin G : 2,4 juta unit, intramuskular, selama 3 minggu

2. Bila alergi penisilin : Tetrasiklin : 4 x 500 mg per oral selama 30 hari, atau Eritromisin : 4 : 500 mg per oral selama 30 hari, atau

Etiologi

Virus yang menimbulkan ensefalitis virus adalah virus RNA (virus parotitis, virus morbili, virus rabies, virus rubella, virus ensefalitis jepang B, virus dengue, virus polio, Cocksakie A, Cocksakie B, echovirus, dan virus koriomeningitis limfositaria) dan virus DNA (virus Herpes zoster-varisela, Herpes simpleks, Cytomegalovirus, variola, vaksinia dan AIDS).

Manisfestasi Klinis

Proses radang pada ensefalitis virus selain terjadi jaringan otak saja, juga sering mengenai jaringan selaput otak. Oleh karena itu ensefalitis virus lebih tepat bila disebut sebagai meningo-ensefilitis. Manifestasi utama meningo-ensefilitis adalah konvulsi, gangguan kesadaran (acute organic brain syndrome), hemiparesis, paralysis bulbaris (meningo-encephalomyelitis), gejala-gejala serebral, nyeri, dan kaku kuduk.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah rutin titter antibody terhadap virus, pemeriksaan cairan otak : limfosit, monosit meningkat, kadar protein meninggi ringan kadan glukosa normal, kultur virus bila mungkin, EEG dan CT-scan bila mungkin. Pada ensefalitis yang disebabkan oleh Herpes simpleks tipe I, gambaran EEG khas berupa aktivitas gelombang tajam periodic di temporal dengan latar belakang fokal/difus.

Penatalaksanaan

Pengobatan simtomatik diberikan untuk menurunkan demam dan mencegah kejang. Kortison diberikan untuk mengurangi edema otak. Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus yang disebabkan herpes simpleks atau varisela zoster yaitu dengan memberikan asiklovir 10mg/kg BB intravena, 3 kali sehari selama 10 hari, atau 200mg tiap 4 jam per oral.

Page 11: ENSEFALITIS

Bila kadar hemoglobin (Hb) turun hingga 9 g/dl, turunkan dosis sehingga 200mg tiap 8 jam. Bila Hb kurang dari 7 g/dl, hentikan pengobatan dan baru diberikan lagi setelah Hb normal kembali dengan dosis 200 mg per 8 jam.