energiapep edisi 9

44
EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK SUKSES STRATIGRAFIC PLAY DI JATI ASRI Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan cukup besar dengan metode stratigrafi yang baru pertama kali terbukti secara siknifikan di Pertamina. Tak lagi terkungkung pada “structural play”. Membangkitkan optimisme baru untuk penambahan produksi. EDISI TAHUN I VOL 09

Upload: andre-gugun

Post on 03-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jg

TRANSCRIPT

  • EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK

    SUKSES STRATIGRAFIC PLAY DI JATI ASRIExplo ra tion - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan

    cukup besar dengan metode stratigrafi yang baru pertama kali terbukti secara siknifi kan di Pertamina. Tak lagi terkungkung pada structural play. Membangkitkan optimisme baru untuk penambahan produksi.

    EDISI TAHUN I VOL 09

  • 2 TAHUN I VOLUME 08pep.pertamina.com

    Implementasi BPMS

  • 3VOLUME 09 TAHUN I

    WHATS in a name, kata sastrawan masyhur yang karyanya abadi di segala zaman, Shakespeare. Tapi bagi kami, nama tetap penting. Untuk itu, kami memilih nama BALANCE untuk media yang diniatkan sebagai ajang komunikasi Pertamina EP dengan stake holder. Dengan BALANCE kami mencoba menangkap spirit perusahaan untuk tetap menjaga harmoni antara pertumbuhan perusahaan, dengan alam dan lingkungan masyarakat. Tanpa terasa BALANCE sudah terbit delapan edisi dengan spektrum liputan yang luas, mulai dari produksi sampai kepedulian terhadap keaneka ragaman hayati.

    Jika sekarang, untuk edisi kesembilan dan seterusnya, kami harus menanggalkan BALANCE bukan berarti nama itu sudah tidak berarti lagi. Pergantian menjadi Energia semata-mata untuk kepentingan komunikasi. Pertamina sebagai perusahaan yang bertekad mewujudkan visi world class company merumuskan strategi one brand untuk penerbitan media. Baik untuk holding maupun anak perusahaan harus menggunakan nama Energia dengan tagline Energizing Asia.

    Energia dipungut dari bahasa Yunani energeia, yaitu en bermakna di dalam, dan ergon bermakna kerja. Energia bermakna kapasitas atau daya dalam mengerjakan sesuatu. Manusia pada hakikatnya adalah sumber energi, yang punya kekuatan untuk mengerjakan sesuatu, mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang semestinya lebih berarti.

    Kekuatan ini oleh penyair Tau k Ismail dipersoni kasikan dalam sosok Aura Energia lewat buku Pertamina Dari Puing-Puing ke Masa Depan Re eksi & Visi 1957-1997. Aura Energia adalah sosok imajinatif yang diciptakan untuk menggambarkan gur ideal insan Pertamina abad XXI. Mewakili visi, kerja keras, usaha yang terus-menerus, dan cita-cita Pertamina yang senantiasa bertransformasi dan bergerak menggapai masa depan gemilang bangsa dan negara Indonesia tercinta.

    Semangat inilah yang coba kami tularkan lewat berbagai tema tulisan, baik saat bernama BALANCE maupun Energia. Seperti nomor ini kami mengangkat success story Jati Asri, Menjelang akhir tahun 2013, Exploration - Appraisal Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat Jati Asri (JAS)-1 melalui pengembangan konsep stratigra (stratigraphic play) yang terbilang baru pertama kali terbukti secara signi kan di Pertamina. Sumur-sumur lain juga pernah menerapkan konsep ini tetapi belum terbukti secara signi kan dari hasil uji kandung lapisan.

    Temuan ini sangat berarti bagi Pertamina EP karena merupakan awal untuk tidak lagi terkungkung pada structural play. Hal ini membangkitkan optimisme baru untuk penambahan cadangan dan produksi di Pertamina EP.

    Tanpa kerja keras dan usaha yang terus menerus tanpa kenal lelah, serta semangat untuk terus bertransformasi menggapai masa depan gemilang, penemuan migas di Jati Asri, juga tempat lain hanyalah mimpi di siang bolong. Selamat Membaca!

    ENERGIA

    cover : Aktivitas pengeboran PT Pertamina EP Jati Ibon.

    Difoto oleh Tatan Agus RST.

    D A R I R E D A K S I

  • 4 TAHUN I VOLUME 08

    Pemimpin Redaksi: Aji Prayudi (VP Legal Relations) Wakil Pemimpin Redaksi: Arya Dwi Paramita (Pjs PR Manager) Redaktur Pelaksana: Arya Dwi Paramita, Panjie Galih Anoraga Redaksi: Hidayat Tantan, Tatan Agus RST, Sigit Widihardono, Humas Asset 1, Humas Asset 2, Humas Asset 3, Humas Asset 4, Humas Asset 5, Humas Pangkalan Susu, Humas Rantau, Humas Lirik, Humas Jambi, Humas Adera, Humas Ramba, Humas Pendopo, Humas Prabumulih, Humas Limau, Humas Tambun, Humas Jatibarang, Humas Subang, Humas Cepu, Humas Tarakan, Humas Sangatta, Humas Sangasanga, Humas Tanjung, Humas Bunyu, Humas Sorong.Alamat Redaksi: Menara Standard Chartered, Lantai 21-29, Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta Selatan email: [email protected]

    Mewujudkan Ketahanan Energi NasionalPADA 9 April 2014 lalu, kita baru saja melakukan pemi-lihan umum legislatif (Pileg) dan selanjutnya akan melaku-kan pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan berlangsung pada 9 Juli 2014. Memilih anggota legislatif dan juga Presiden artinya kita memilih wakil dan pemimpin dalam 5 tahun ke depan. Ketika memilih wakil rakyat dan pemim-pin tersebut, artinya kita memercayakan berbagai persoa-lan bangsa ini kepada mereka.

    S U R A T P E M B A C A

    Redaksi menerima kiriman artikel dan foto seputar kegiatan dunia migas dan hal yang berkaitan, maksimal 6.000 karakter. Kirim ke: [email protected]

    KEBIJAKAN QUALITY, HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT (Q H S S E)

    KEBIJAKAN QUALITY, HEALTH, SAFETY, SECURITY & ENVIRONMENT (Q H S S E)

    2E\HNWLI1LKLO,QVLGHQGDQUHVLNRNHDPDQDQ\DQJWHUNHORODVHUWDPXWX\DQJWHUSHUFD\DVHVXDLDVSHN4+66(

    7XMXDQ0HOLQGXQJLGDQPHQJDPDQNDQVHWLDSRUDQJDVVHWSHUXVDKDDQGDWDSHUXVDKDDQ\DQJEHUVLIDWUDKDVLDOLQJNXQJDQGDQNRPXQLWDVVHNLWDUGDULEDKD\D\DQJEHUKXEXQJDQGHQJDQNHJLDWDQ3HUWDPLQD(3GDQ0LWUD8VDKD3HQ\HGLD%DUDQJGDQ-DVD

    .RPLWPHQ0DQDMHPHQGDQVHOXUXKSHNHUMDPHPEHULNDQSULRULWDVXWDPDWHUKDGDSDVSHN4+66(GHQJDQFDUD

    3DWXK 0HPDWXKLSHUDWXUDQSHUXQGDQJDQGDQVWDQGDU4+66(,QWHJUDVL 0HQJLQWHJUDVLNDQGDQPHQJLPSOHPHQWDVLNDQDVSHN4+66(GDODPVHWLDSNHJLDWDQRSHUDVLVHVXDLGHQJDQ EHVWHQJLQHHULQJSUDFWLFHV/DWLK 0HQLQJNDWNDQSHPDKDPDQGDQNRPSHWHQVLSHNHUMDPHODOXLVRVLDOLVDVLGDQSHODWLKDQ,PSURYHPHQW 0HQLQJNDWNDQSHQHUDSDQDVSHN4+66(VHFDUDNRQVLVWHQNRPSUHKHQVLIGDQEHUNHVLQDPEXQJDQ+DUPRQLV 0HQFLSWDNDQGDQPHPHOLKDUDKXEXQJDQKDUPRQLV\DQJEHUNHODQMXWDQGHQJDQVWDNHKROGHUGDQOLQJNXQJDQ PHODOXLSHPHQXKDQNHSXDVDQSHODQJJDQGDQSHQJHPEDQJDQPDV\DUDNDW3HQLODLDQ3HQJKDUJDDQ 0HQMDGLNDQNLQHUMD4+66(GDODPSHQLODLDQGDQSHQJKDUJDDQSHNHUMDGDQPLWUDNHUMD

    'LUHNVLSHNHUMDPLWUDNHUMD3HUWDPLQD(3GDQ0LWUD8VDKD3HQ\HGLD%DUDQJGDQ-DVDEHUWDQJJXQJMDZDEXQWXNPHODNVDQDNDQGDQPHQDDWLNHELMDNDQ4+66(GDQPHODNXNDQHYDOXDVLXQWXNSHUEDLNDQVHFDUDWHUXVPHQHUXV

    -DNDUWD0DUHW3UHVLGHQW'LUHFWRU

    $GULDQV\DK

    3UHVLGHQW'LUH

    $G L K

    Salah satu persoalan yang mengemuka dan krusial adalah terkait kemandirian dan ketahanan energi. Kemandirian dan ketahanan energi merupakan pilar pen-ting ketahanan ekonomi dan bermuara pada ketahanan nasional. Karena itu membangun sistem kemandirian dan ketahanan energi sangat penting bagi sebuah negara. Selain sebagai kemampuan merespon dinamika perubahan energi global (eksternal) juga sebagai kemandirian untuk menjamin ketersediaan energi nasional (internal).

    Untuk menyelamatkan ketahan an energi kita, maka ketergantungan terhadap minyak harus dikurangi. Anugerah yang dimiliki Indonesia berupa keragaman sum-ber energi harus dimanfaatkan. Salah satunya dengan fokus dan mengoptimalkan gas alam dan gas-gas non kon-vensional lainnya. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memperkirakan, bahwa Indonesia mempunyai sumber daya gas sebesar 335 triliun cubic feet, setara de-ngan 59,6 miliar barrel minyak.

    Kemudian juga menciptakan energi mix yang terdi-versi kasi melalui energi terbarukan. Tren dalam meng-gunakan hidrokarbon seperti minyak, gas dan batubara diprediksi akan tetap mendominasi energi konsumsi kita di masa depan.

    Kemudian juga mengoptimalkan sumber energi terba-rukan dan berkelanjutan. Salah satunya adalah panas bumi. Potensi panas bumi di Indonesia sangat besar karena letak geogra s yang berada di cincin api Asia Paci k. 40 persen sumber energi panas bumi di dunia, berada di Indonesia. tetapi pemanfaatannya di dalam negeri, tidak lebih dari 5 persen.

    Selain itu, sumber energi terbarukan seperti biofuel dan bioethanol, layak untuk dipertimbangkan juga sebagai bagian dari diversi kasi energi nasional, juga termasuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Langkah lain untuk menciptakan kemandirian energi yaitu denan mengurangi subsidi minyak dan mengalokasikan dana subsidi tersebut ke wilayah-wilayah yang lebih penting.

    Ibnu AbdullahMampang-Jakarta

    Email: [email protected]

  • 5VOLUME 09 TAHUN I

    Indonesia masih memiliki potensi sumberdaya migas sangat besar, namun cadangannya sedikit. Masih harus dieksplorasi dengan membutuhkan waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha yang keras untuk menemukannya.

    ALARM BAHAYA SDM MIGAS

    24

    WAWANCARA:Rovicky Dwi PutrohariKETUA UMUM IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA

    ISTI

    ME

    WA

    Where oil is fi rst found, in the fi nal analysis, is in the minds of men (and women), -Wallace E, Pratt, 1952.

    PEOPLE BEHIND JATI ASRI

    15

    32WISATA: Kepulauan Derawan: Sensasi Ubur-ubur Akrobat

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    Dalam lima tahun terakhir, eksplorasi Pertamina EP membukukan temuan 818 juta barrel setara minyak. Ada 1.250 miliar barrel setara minyak yang siap dimonetitasi. Produksi akan meningkat dalam dua-tiga tahun mendatang.

    Di tengah produksi yang kurang menggembirakan, hasil sumur eksplorasi Jati Asri (JAS)-1 ibarat setetes air di pandang tandus. Menjelang akhir tahun 2013, Explo ra tion - Apprais al Project Jawa 2 berhasil menemukan cadangan migas yang cukup besar dari sumur wildcat.

    ASA DARI JATI ASRI

    EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK

    Awas! Bahaya Benzene 18

    Inspirasi: Kamus Berjalan Tuntung 20

    Rana: Di Perkampungan Nelayan 28

    Lensa Peristiwa 36

    Seni: Tegak Sejak Remuknya Tembok Berlin 39

    D A F T A R I S I

    6

    11

    H. T

    AN

    TAN

  • 6 TAHUN I VOLUME 08

    Dalam lima tahun terakhir, eksplorasi EP membukukan temuan

    818 juta barrel setara minyak. Ada 1.250 miliar barrel setara

    minyak yang siap dimonetitasi. Produksi

    akan meningkat dalam dua-tiga

    tahun mendatang.

    EKSPLORASI ON THE RIGHT TRACK

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    L A P O R A N U T A M A

  • 7VOLUME 09 TAHUN I

    RIG D /, milik Pertamina Driling Ser-vice (PDSI) masih ber-diri tegak di Lapang-an Jati Ibon, di Desa Hanjatan, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Sudah lebih dari seratus hari rig yang serba elektronis itu berada di kawasan yang bersisian dengan Laut Jawa tersebut. Ini adalah lapangan keempat yang me-makai jasa rig berkekuatan . tenaga kuda ini. Pengeboran sudah selesai. Dalam satu dua hari akan release. ujar Sapto Edy Nugroho. Asisten Manajer Drilling Pertamina EP saat Energia PEP ber kunjung ke sana akhir Maret lalu.

    Jati Ibon adalah sumur penge-boran yang diinisiasi Appraisal Project Jawa 2, Hasilnya, meski bukan dry hole, masih jauh di bawah Jati Asri (lihat ba-gian 2: Asa Dari Jati Asri). Baik Jati Ibon maupun Jati Asri sudah mening-galkan structural play. Penge borannya mendasarkan pada stratigra , Bekal data selama pengeboran akan kita eva-luasi untuk menyempurnakan metode stratigra , ujar Tri Widyokunto, Senior Manager Aprraisal Project Jawa 2.

    Sebelumnya, pengeboran Perta-mina EP lebih mendasarkan pada struc-ture play. Hampir semua wilayah kerja

    sudah digarap dengan pola pengeboran seperti itu. Jika tak menggunakan cara baru, pengeboran bisa dipastikan akan makan angin alias tak menghasilkan apa-apa. Padahal, jika ingin survive pe-ngeboran harus berhasil seperti ung-kapan yang sudah jadi jargon para pe-main migas: setiap tetes yang keluar dari perut bumi harus diganti dengan satu tetes temuan eksplorasi. Kalau umur mau lebih panjang dan perusa-haan ingin growth pengantinya tentu-nya tak hanya satu tetes, tapi harus bertetes-tetes.

    Resep ini diistilahkan dengan re-serve to replacement ratio. Perusahaan migas rela menghabiskan dana berju-ta-juta dollar untuk pengeboran. Pada-hal, upaya itu tak selalu membuahkan hasil. Mereka harus siap gagal dan in-vestasi berjuta-juta dollar am blas ditelan bumi. Untuk green eld, keber-hasilan pengeboran rata-rata perusa-haan migas hanya 30%, ujar Nanang Abdul Manaf, profesional migas yang sudah lebih dari dua puluh tahun bergelut dengan dunia eksplorasi di Pertamina.

    Meski rasio sukses kecil, perusa-haan-perusahaan migas berani men-gambil risiko. Mereka terus mengge-rakkan rig-rig ke wilayah-wilayah

    yang ditengarai mengandung harta karun emas hitam dan gas, sampai ke laut dalam. Mereka paham, jika tak di-lakukan, iba rat ATM yang diambil terus tanpa pernah diisi, lama-lama akan terkuras. Saldo tak bersisa. Perusahaan pun akhir nya hanya ting-gal sejarah. Rule of game-nya kalau mau main di migas memang seperti itu. Ini bisnis yang high risk. Nanang menambahkan.

    Untuk industri migas Indonesia, apa boleh buat penambahan ca-dangan kurang menggembirakan. Angkanya dari tahun ke tahun terus turun. Da lam catatan SKK Migas re-serve to re place ment ratio 2013 ter-catat 63%, me nurun dibandingkan 2012 sebesar 75%.

    Reserve to replacement ratio akan berpengaruh pada reserve to production ratio. Di Indonesia, cadangan yang proven sekarang tinggal 3,6 miliiar BOE (barel oil equivalent) barrel. Dengan tingkat produksi seperti sekarang in-dustri migas hanya akan bertahan untuk 10 tahun sampai 11 tahun, jika eksplorasi gagal total. Best practices yang dilakukan perusahaan-perusahan mempertahankan reserve to production 15-20 tahun.

    PEP sebetulnya berpotensi mem-bukukan reserve to replacement ratio yang positif. Tak hanya mengemba-likan satu setetes, yang dikembalikan bisa lebih. Dari lima tahun kegiatan eksplorasi (2009-2013) yang dilakukan anak perusahaan Pertamina yang ber-gerak di sektor hulu ini, mampu mem-bukukan penemuan rata-rata setiap tahun 164 juta barel setara minyak per tahun, biasa ditandai dengan satuan MMBOE. Sementara yang diproduksi Pertamina EP sekitar 100-105 MMBOE. Rinciannya minyak 40-45 MMBOE per tahun, gas 365 TCF per tahun.

    Tapi penemuan itu kebanyakan masih contigent resources belum menja-di reserve, ujar Nanang Abdul Manaf, yang selama tiga tahun (2011-Maret 2014) menjabat sebagai VP Eksplorasi Pertamina EP, sebelum di pindah tugas-kan sebagai VP Business Initiatives &

    Nanang Abdul Manaf.

    WA

    HY

    U

  • 8 TAHUN I VOLUME 08

    Valuation, Upstream Business Develop-ment, Dit. PIMR.

    Dengan target produksi yang terus ditambah, wajar jika sementara ka-langan mempertanyakan mengapa temuan eksplorasi yang lumayan besar itu tak segera dimonetisasi dengan segera menjadikannya sebagai reserve. Secara sederhana untuk memonetisasi hasil temuan sumur eksplorasi harus ada PODnya (Plan of Development) atau sekurang-kurangnya POP (Put on Production), dengan catatan POP ini hanya untuk sementara waktu sambil menunggu tambahan sumur delineasi atau appraisal dalam rangka mengkon- rmasi besarnya cadangan dari struk-tur temuan eksplorasi tersebut.

    Monetisasi itu tak bisa sebentar. Dalam pengalaman kita, dari discovery sampai POD bisa mencapai tiga tahun, kata Nanang. Alumnus ITB Jurusan Geologi ini mencontohkan Lapangan Pondok Makmur. Sejak ditemukan pada 2007, baru bisa on stream pada 2010 (POD tahap pertama). Kalau la-pangan gas bisa lebih lama lagi. Minyak lebih lebih mudah dibanding gas, ujarnya. Waktu monetisasi se-buah lapangan juga bisa lebih cepat jika dekat dengan fasilitas produksi.

    Nanang menyebutkan keterlam-batan itu disebabkan bagian eksplo-rasi tidak fokus. Di satu sisi, dituntut memenuhi target RJPP yang mengha-ruskan penambahan sumber daya con-tingent. Di sisi lain, dituntut segera mengkonversi sumber daya contigent ke reserve. Padahal, dana terbatas, ujar Nanang. Tiap tahun dianggarkan dana sekitar 200-300 juta dollar. Karena pongeboran semakin dalam, satu sumur umumnya membutuhkan biaya 15-20 juta dollar. Artinya, bujet yang disediakan paling-paling hanya cukup untuk 15 sumur.

    Tiap tahun kita bingung mengalo-kasi mau dibelanjakan berapa untuk wildcat, dan berapa untuk deli neasi, ujar Nanang. Wildcat adalah istilah untuk sumur-sumur perawan yang dibor pertama kali untuk mendapat-

    STRUCTURAL VS STRATIGRAPHIC PLAY

    kan contigent resources, sedangkan de-lineasi ditujukan untuk sumur yang di-tingkatkan statusnya dari kontigensi ke reserve. Ini ditandai dengan status sumur yang menjadi POP. Untuk pengembang an sebuah lapangan, harus ada beberapa sumur POP sebe-lum status dinaikkan menjadi POD.

    Sebagai solusi menurut Nanang, harus ada breakthrough, misalnya in-vestasi eksplorasi difokuskan kepada penambahan contigent resources se-perti diamanatkan RJPP sementara tugas delineasi dikerjakan bagian pe-ngembangan atau dengan mengguna-kan bujet pengembangan sehingga

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    L A P O R A N U T A M A

    STRUCTURAL

    STRATIGRAPHIC

  • 9VOLUME 09 TAHUN I

    MELAKUKAN eksplorasi Indonesia jauh lebih rumit dibandingkan di negara lain. Tak sekadar memastikan subsur-face bagus, tapi juga harus mengaman-kan surface. Sementara di negara lain umumnya hanya konsentrasi pada pe-kerjaan subsurface karena jebakan migas umumnya di daerah steril, jauh dari pemukiman ataupun penggunaan lain.

    Amerika, misalnya sekarang dengan leluasa mengembangkan shale gas ka-rena wilayah pengembangan benar-benar jauh dengan penduduk. Pompa-pompa raksasa dengan berat sampai 60 ton tanpa kesulitan ditempatkan di la-pangan-lapangan potensial. Sementara di Indonesia jangankan peralatan giant seperti itu, rig yang berukuran lebih kecil kerap tak bisa mauk lokasi karena dipor-tal penduduk

    Contoh lain, di Libya misalnya, eks-plorasi dilakukan di daerah gurun yang tak ada penduduknya, ujar Nanang Abdul Manaf. Alumnus ITB Jurusan Geo logi ini pernah selama dua tahun (2009-2011) menjadi GM Pertamina

    Lybia. Pekerjaan eksplorasi sebetulnya lancar tanpa ada gangguan sampai akhir-nya terjadi krisis politik di Libya yang berakhir dengan terbunuhnya Presiden Moamar Khadafy. Saat itu, semua ekspa-triat termasuk Nanang dievakuasi. Ka-rena pertimbangan keamanan. sampai kini proyek belum diteruskan. Beberapa ekspatriat dari negara lain memang ada yang nekad kembali ke sana. Itu pun de-ngan pengamanan ekstra ketat.

    Nanang menyebutkan, banyak wilayah kerja Pertamina EP yang poten-sial tak bisa dibor karena sudah dikepung pemukiman penduduk ataupun beriri-san dengan penggunaan lain, seperti perkebunan dan pertambangan. Sema-kin kompleks dengan munculnya UU No 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Berdasarkan beleid tersebut, pem bebasan lahan di atas 1 Ha harus me lalui BPN. Untuk pengeboran biasa-nya dibutuhkan 2 Ha. Celakanya, bi-rokrasi pengurusan di BPN terlalu pan-jang. Peng ada an lahan pun cenderung

    berlarut-larut.Persoalan ini sebetulnya tak hanya

    dialami Pertamina EP. Perusahaan de-ngan status world class seperti Exxon Mobil terhambat problem serupa untuk mengembangkan Lapangan Cepu. Mereka akhirnya terpaksa membebas-kan lahan yang sangat luas Ini tentunya berimbas pada biaya operasi yang sema-kin membengkak.

    Alhasil, sampai sekarang lapangan yang mulai digarap sejak 2004 belum juga bisa optimal. Produksinya masih 20 ribuan barrel. Padahal, Exxon sempat memproyeksikan produksi sampai 165.000 barrel.

    Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pe-laksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Gde Pradnyana, menyebutkan ada tiga ken-dala utama yang menghambat eksplorasi migas di Indonesia yakni perpajakan, perizinan, dan kepastian hukum. Per pa-jakan belum beres, peralatan yang masuk masih dikenakan pajak, ujarnya dalam sebuah seminar di Jakarta baru-baru ini.

    Sementara untuk perizinan, ada 281 jenis izin yang harus dipenuhi inves-tor. Banyaknya perizinan yang diper-syaratkan, kata Pradnyana, menjadi pe-nyebab banyak upaya pengeboran ter-tunda. Perizinan yang harus dipenuhi, sebut dia, sampai ke tingkat pemerintah daerah. Beberapa izin tersebut adalah pemakaian genset, pinjam pakai kawas-an hutan, dan penggunaan alat berat. Belum lagi, pro sesnya lama.

    Sedangkan soal kepastian hukum salah satunya terkait dengan revisi UU Migas yang sampai sekarang belum di-rampungkan DPR sehingga postur re-gulasi belum jelas.

    Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Rovicky Dwi Putohari menyebutkan ba-nyak perusahaan migas sekarang ini me-milih tak melakukan eksplorasi me-nunggu revisi tersebut selesai.

    RUMITNYA EKSPLORASI DI INDONESIA

    dua-duanya bisa jalan. Alternatif lain, legowo melepaskan target contigent dan fokus melakukan monetisasi.

    Menurut Nanang, kasus Lapangan Benggala sebetulnya bisa menjadi con-toh ideal percepatan monetisasi. Begitu selesai satu sumur ekplorasi langsung di POP. Ini dilakukan paralel dengan

    penyelesaian eksplorasi sumur kedua dan ketiga. Biasanya POP dilakukan se-telah pengeboran sumur delineasi kedua dan ketiga selesai.

    Tekanan eksternal untuk mengalir-kan gas dari lapangan Benggala sangat besar. Provinsi Sumatera Utara di am-bang krisis. Listrik kerap mati karena

    pembangkitnya kurang pasokan gas. Begitupun dengan kalangan industri. Manajemen Pertamina EP merespon-nya dengan mempercepat pengaliran gas agar segera dimanfaatkan masyara-kat, Se ka rang ini dari satu sumur baru bisa dialirkan 4 MMSCF. Kalau sudah full development, bisa mencapai 6-10

    Tim eksplorasi Pertamina EP di lapangan minyak Jati Asri.

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

  • 10 TAHUN I VOLUME 08

    SUKSES RASIO PENGEBORAN PEP

    tensial, ujar Nanang Abdul Manaf.Keberhasilan eksplorasi sangat

    bergantung dengan banyaknya jumlah pengeboran. Dengan pengeboran yang banyak, kemungkinan mendapatkan minyak atau gas semakin besar.

    Pada 2012, dengan pengeboran sampai 24 sumur, di atas target RKAP yang hanya 22 sumur bisa mencatatat-kan penemuan sebesar 229 MMBOE, Ini terbesar sepanjang sejarah ekplora-si Pertamina EP. Sebaliknya, jika penge-boran sedikit, hasilnya pun minim pula. Seperti terlihat pada 2011. Sumur yang diselesaikan hanya 12 sumur dari target 24. Perolehannya hanya 93 MMBOE, terendah dalam eksplorasi lima tahun terakhir (lihat grafis Jumlah Pengeboran dan Temuan Cadangan PEP). Pada 2012, penge-boran banyak terkendala dengan per-soalan pengadaan lahan.

    Riwayat eksplorasi Pertamina EP dimulai seiring dengan berdirinya

    perusahaan pada 2005. Dalam dua tahun, boleh dibilang masa trial and error. Sukses rasionya masih rendah. Pada tahun pertama tercatat 57%. Tahun kedua malah lebih buruk lagi, dari empat sumur yang dibor, tiga di-antaranya dry hole atau sukses rasio hanya 25%. Tahun-tahun berikutnya mulai membaik selalu di atas 70%. Malah pada 2002, sukses rasio menca-pai 92%. Sukses rasio ekplorasi EP rata-rata 72%, ujar Nanang Abdul Manaf. (lihat grafis Sukses Rasio Eksplorasi PEP.

    Angka ini boleh dibilang besar di-bandingkan rasio sukses eksplorasi di ta taran global. Mungkin karena kita ngebor di lapangan yang sudah mature. Jadi sukses rasionya relatif tinggi, kata Nanang. Untuk pengeboran di green eld, di percaturan global sukses rasio tidak lebih dari 30%. Bisa dikata-kan eksplorasi Pertamina EP on the right track.

    MMSCF per sumur. Kalau ada sepuluh sumur, gas yang dialirkan lumayan besar, 60-100 MMSCF. Kalau mau cepat monetisasi ha rus fokus dan dedi-cated team, ujarnya.

    Nanang menyebutkan SDM bukan kendala untuk melakukan percepatan monetisasi. Menurut dia, kompetensi karyawan EP sudah teruji dalam me-ngerjakan beberapa proyek pengem-bangan. Pertamina EP sekarang ini me-ngerjakan beberapa proyek pengem-bangan, antara lain Pondok Makmur, Paku gajah, Matindok dan Gas Jawa.

    Proyek-proyek itu sudah hampir selesai dan siap diserahkan pengelola-annya kepada Asset. SDM-nya bisa diputar untuk mengerjakan perce-patan monetisasi,ujar Nanang. me-nambahkan Bagaimana dengan bujet? Bujet harus tersendiri, terpisah dari bujet rutin eksplorasi, ujarnya.

    Top manajamen PEP menyadari handicap yang dihadapi tim eksplorasi. Untuk itu pada 2013, dialokasikan dana khusus untuk percepatan sumur delineasi. Semula tahun 2014 hanya di-targetlan 12 sumur, tapi kemudian di-tambah 8 sumur delineasi dengan dana terpisah di luar bujet rutin eksplorasi.

    Monetisasi eksplorasi memang men jadi prioritas Presiden Direktur Per tamina EP, Adriansyah. Dalam wa-wancara dengan Energia PEP, mantan Presiden Direktur Pertamina Geo-thermal ini menyebutkan monetisasi eksplorasi menjadi salah satu strategi untuk mengejar target produksi 128.000 BOPD yang dibebankan PT Per tamina (Persero) sebagai induk perusahaan. Per cepatan itu salah satu nya akan dilakukan pada lapang-an Jati Asri.

    Nanang Abdul Manaf menyebut temuan ekplo rasi yang siap dimoneti-sasi sekitar 1.250 miliar barrel setara minyak. Jika separuhnya saja bisa di-POP-kan, dengan mengacu pada pro-duksi Per ta mina EP sekarang se kitar 100-105 MMBOE per tahun, masa produksi Pertamina EP bertambah 5-6 tahun. Pertamina EP masih sangat po-

  • 11VOLUME 09 TAHUN I

    MENJELANG akhir tahun , Explo-ra tion - Apprais al Project Jawa ber-hasil menemukan cadangan migas yang cukup besar dari sumur wild-cat Jati Asri (JAS)- melalui pengem-bangan konsep stratigra (stratigraphic play) yang terbilang baru pertama kali terbukti secara signi kan di Pertamina. (sumur-sumur lain juga pernah mene-rapkan konsep ini namun belum ter-bukti secara signifikan berdasarkan hasil uji kandung lapisan). Temuan ini sangat berarti bagi Pertamina EP ka-rena merupakan awal untuk tidak lagi terkungkung pada structural play.

    Hal ini membangkitkan optimisme baru untuk penambahan cadangan dan produksi di Pertamina EP.

    Di tengah produksi yang kurang menggembirakan, hasil sumur eksplo-rasi Jati Asri (JAS) -1 ibarat setetes air di padang tandus. Tak hanya untuk internal PEP, tapi juga industri migas Indonesia. Mendapatkan 1.000 barrel dari satu sumur sekarang ini, seperti yang akan diproduksikan dari JAS-1 susah tak kepalang. Untuk itu SKK Migas sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung pada pengelolaan hulu migas meminta pengembangan lapangan Jati Asri dipercepat.

    Dalam perencanaan kami tadinya Lapangan Jati Asri full scale baru 2019.

    ASA DARI JATI ASRIDalam rapat terakhir SKK Migas minta dipercepat 2016, ujar Tri Widyo Kunto, Senior Manager Appraisal Project Jawa 2 Pertamina EP. Explora tion Ap-praisal Project Jawa 2 boleh dibilang ibu kandung yang melahirkan JAS-1. Tapi ini bukan hanya hasil tim kami dari eksplorasi, Jati Asri itu hasil total football, sumbangsih fungsi lain juga besar, kata Tri. Fungsi ini se be lumnya bernama Project Area Fo kus Eksplo rasi (PAFE) Area Melandong.

    Awalnya bola memang berasal dari bagian eksplorasi yang mengusul-kan sumur. Merekalah yang mengi-denti kasi tutupan yang mengandung hidrokarbon, baik yang terperangkap secara struktural ataupun stratigra .

    Anggota tim drilling dan eksplorasi Jati Asri di depan rig Jati Ibon.

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    L A P O R A N U T A M A

  • 12 TAHUN I VOLUME 08

    Berbekal data survei seismik 3D, data sumur eksplorasi sebelumnya, serta pengembangan konsep geologi yang baru, mereka mengidenti kasi pros-pek dan lead baru, serta memutuskan lokasi layak untuk dibor.

    Usulan ini terlebih dahulu harus diuji Tim Funelling, melibatkan Advisor dan Technical Support dari in-ternal Pertamina EP, serta UTC (Up-stream Technology Centre) dari Direk-torat Hulu, mereka semua sebagai as-sessor yang menilai suatu usulan pe-ngeboran eksplorasi menjadi Pros pek Siap Bor. Semuanya sudah banyak makan asam garam di jagad pengebor-an minyak dan gas Challenge-nya tak mudah. Kalau konsepnya gak kuat tak mungkin lolos, ujar Tri Widyo, kini 49 tahun. Se telah persetujuan didapat dari Tim Fun neling, masuk ke Fungsi Pe ren ca naan dan Evaluasi Eks plorasi (Explo ra tion Planning & Eva luation) untuk dilakukan pemeringkatan dari sekian banyak usulan sumur eksplo-rasi yang lolos dari Tim Funneling yang akan menjadi WP&B dan RKAP tahun berikutnya. Tentunya semua sumur Eks plo rasi yang akan diusul-kan di WP&B dan RKAP harus disetu-jui oleh VP Exploration sebagai pejabat tertinggi di Fungsi Eksplorasi PEP. Demikian pula target penemuan ca-dangan/sumberdaya menjadi salah satu KPI Explo ration & New Discovery Project Director, bahkan sampai pada President Director PEP, SVP Eks plo-rasi, Direktur Hulu dan Direktur Utama. Kami juga di challenge oleh BOD dan SVP Eksplorasi terkait usul-an sumur dan Strategi Eks plorasi, ungkap Tri. Lolos dari Tim Funelling dan Pe rencanaan & Ope rasi Eksplo-rasi, ujian berikutnya dari SKK Migas. Kami juga harus bolak-balik menjelaskan ke SKK Migas, Tri menambahkan.

    Eksekusinya sendiri melibatkan Fungsi Operasi Eksplorasi, Drilling, Supply Chain Management, dan Legal & Relation serta Aset-3, terkait perizinan, penyiapan lokasi, pembebasan lahan

    untuk kontruksi sebelum rig masuk, pembuatan Drilling Program, dan peng-adaan material dan jasa pengebor an. Saat pengeboran berlangsung monitor-ing dan controlling dilakukan bersama antara Fungsi Exploration Ap prais al Project Jawa 2, Operasi Eksplo rasi dan Drilling. Para Explora tionist muda Appraisal Project Jawa 2 sebagai Wellsite Geologist selalu melaporkan setiap saat pagi siang sore bahkan tengah malam selama pengeboran berlangsung apa-bila ada hal-hal penting untuk men-gambil keputusan dari lokasi penge-boran, koordinasi dan sinergi anta ra Fungsi terkait menjadi suatu keha-rusan untuk setiap kegiatan yang ber-investasi jutaan dollar.

    Setelah pengeboran berlangsung dilakukan evaluasi masing-masing fungsi sesuai tugas dan tanggung ja-wabnya. Evaluasi Subsurface dilaku-kan oleh Fungsi Aset Appraisal Project Jawa 2, hasil akhirnya adalah perhi-tungan cadangan/sumberdaya baru hasil temuan eksplorasi, kemudian di-lakukan perencanaan untuk tindak lanjutnya apakah diperlukan sumur delineasi, apakah akan diproduksikan

    secara POP (put on pduction) atau di POD (plan of development) kan, tak salah jika Tri menyebutkan Jati Asri digarap secara total football.

    Jati Asri untuk kesekian kali membuktikan bahwa di dunia ekplora-si tak pernah ada kata menyerah. Dia buah dari kegigihan dan ketelitian. Tim tak boleh lelah membolak-balik data, kemudian menganalisanya untuk menghasilkan terobosan baru. Exploration Appraisal Project Jawa 2 se-betulnya jauh dari komposisi ideal. Tim hanya berkekuatan tujuh orang, termasuk Tri Widyo, masih ada dua posisi yang belum terisi.

    Prospek Jati Asri yang masuk dalam area Melandong ini semula tak pernah dilirik. Setiap kali diusulkan ke tim Funelling, selalu ditolak karena dianggap mempunyai sumberdaya kecil kalah prioritas dengan prospek lain. Ketika usulan masih dengan konsep lama, konsep stuktural, pros-pek ini beberapa kali ditolak, ujar Manajer Sub surface Muharram Jaya Panguriseng yang ikut mendampingi Tri Widyo Kunto saat memberikan penjelasan kepada Energia PEP.

    L A P O R A N U T A M A MEMINIMALKAN RISIKO

    DENGAN FUNELLING

    INDUSTRI migas adalah industri high risk. Salah satu yang paling rawan ada-lah masa eksplorasi. Duit berjuta-juta dollar amblas ditelan bumi adalah risiko yang harus dihadapi perusahaan migas. Untuk meminimalkan risiko yang ada, serta untuk memperkecil tingkat ketidakpastian, Fungsi Exploration PEP, secara periodik melakukan proses review terhadap seluruh usulan program/kegiatan eksplorasi, Proses itu disebut proses funelling. Ini merupakan kelanjutan proses technical review yang sudah secara rutin dilakukan di Fungsi Exploration.

    Pada 2004, sebagai salah satu upaya proses standarisasi dan dokumentasi, khususnya kegiatan review terhadap usulan kegiatan eksplorasi, dilakukan work-shop eksplorasi. Dari kegiatan ini dihasilkan pedoman kegiatan eksplorasi yang digunakan hingga tahun 2009. Pada tahun tersebut dilakukan review terhadap pedoman eksplorasi untuk penyempurnaan dan update dari proses yang ada. Review tersebut berujung pada pembuatan Exploration Business Process Online, yang digunakan untuk mendokumentasikan dan memonitor setiap usulan prog-ram maupun kegiatan eksplorasi.

    Sejak tahun 2009 tersebut, kegiatan review terhadap semua usulan kegiatan eksplorasi dinamakan sebagai proses funneling. Kegiatan funneling di samping sebagai proses review dan assessment terhadap kegiatan eksplorasi, juga dituju-kan untuk melihat potensi-potensi eksplorasi, dan penerapan proses bisnis. Dalam menjalankan proses funneling, juga ditunjuk tim asesor yang terdiri dari advisor yang ada di lingkungan eksplorasi, technical support, serta asesor dari Direktorat Hulu.

  • 13VOLUME 09 TAHUN I

    lesai dibor pada akhir Maret. Mengapa Jati Asri baru ditemukan sekarang? Dulu berpikirnya masih dengan konsep struk tural, dan semua tu tupan struk-tural di area ini sudah d i b o r , M u h a r r a m menegaskan.

    Masa pengeboran Jati Asri tak selamanya lancar. Se telah sumur mencapai TD (total depth) di keda-laman 3540 mku, sempat terjadi hambatan saat me-lakukan logging MDT (Mo-dular Dynamic Tester) di ke-dalaman 2771m di mana per alatan terjepit akibat differential sticking. Alat MDT sepanjang 15,23 me-ter ini digunakan untuk

    meng ambil data tekanan formasi dan sampel minyak. Setelah di pancing se-lama sembilan hari, sh yang terjepit di dalam tak kunjung dapat ditarik, akhirnya diputuskan, MDT ditinggal dan dilakukan penyemenan. Penge-boran selanjutnya dilakukan secara side track dengan jarak sekitar 21 meter dari lubang lama. Insiden tertinggal ikan adalah salah satu risiko yang ha-rus dihadapi dalam pengeboran. Harga peralatan tersebut lumayan mahal, kalau baru sekitar 800 ribu dollar.

    Setelah seratusan hari mengebor, dugaan bahwa sumur menyimpan ca-dangan hidrokarbon terbukti. Pada Uji Kandung Lapisan (UKL) sumur JAS-1 menyemburkan minyak dan gas yang besar, di luar dugaan crew pengeboran. Tangki tes dengan kapasitas 150 barel yang kita siapkan sampai tidak cukup, untungnya kita mendapatkan bantuan dua tangki dengan kapasitas masing-masing 270 barel dari Aset-3 ujar Sapto Edy Nugroho, Asisten Manager Drilling Eksplorasi Pertamina EP.

    Dari empat selang Uji Kandung Lapisan (UKL) yang disetujui SKK Migas pada sumur JAS-1 tiga selang

    Akhirnya, pada Desember 2011 maju dengan konsep baru, konsep stratigra , prospek Jati Asri akhirnya disetujui sebagai Prospek Siap Bor. Secara keilmuan, statigra play bukan-lah hal baru. Seperti juga konsep struk-tural telah diajarkan di Per guru an Tinggi akan tetapi belum banyak disen-tuh oleh praktisi di kebanyakan per-usahaan migas di Indo ne sia, termasuk di PEP, karena umumnya kita bermain pada lapisan batu pasir yang tipis se-hingga membutuhkan data seismik 3D yang berkualitas untuk dapat meng-karakterisasinya, ujar Muharram.

    Usulan konsep baru itu sekaligus dengan nama prospek baru, Tri Widyo Kunto menambahkan. Sebe lumnya prospek ini bernama Bojong Gede. Per-gantian ini sebagai siasat agar usulan tak langsung ditolak saat masuk tim funelling, tetapi diberi kesempatan presentasi.

    Konsep stratigra diusulkan seba-gai konsep eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) yang bersifat transfor-matif yang mengubah pandangan dalam melihat potensi sumberdaya dalam cekungan migas. Konsep ini

    menjelaskan bahwa jebakan migas tidak hanya ditentukan berdasarkan keberadaan geometri tutupan (struc-tural) tetapi yang utama adalah mem-pertimbangkan variasi lapisan batuan (tatanan stratigra ) yang membentuk sistem pembentukan migas (petro-leum system) di dalam bumi.

    Minyak dalam pola struktural ter-perangkap seperti mangkok terbalik sehingga mudah dikenali dengan sur-vei seismik dua dimensi sekalipun. Sedangkan stratigra adalah akumu-lasi minyak yang terjebak karena ada lapisan permeable yang dicover lapisan impermeable. Hanya survei seismik 3D yang bisa mengenalinya dengan baik.

    Luas lahan Eksplorasi Area Ap-praisal Project Jawa 2 seluas 477 km2 sudah tercover semua oleh survei seis-mik 3D. Data survei seismik 3D sudah ada sejak tahun 2001, ujar Muharram. Selain struktur Jati Asri, masih ada dua struktur lain yang dipelototi Appraisal Project Jawa 2, masing-ma-sing Jati Sinta yang penajakannya akan dimulai pada tahun ini dan struktur Jati Ibon yang merupakan sumur Perdana di tahun 2014 diharapkan se-

    RENCANA PERCEPATAN DISCOVERY AREA MELANDONG 20142019P

    ERTA

    MIN

    A E

    P

  • 14 TAHUN I VOLUME 08

    UKL menghasilkan migas, yang terbe-sar adalah UKL-3 pada channel sand Formasi Cibulakan Bawah yang pada jepitan 52/64 mampu mengalirkan minyak 3110 BOPD (API 35.6o), gas 11.013 Mmscfd, kadar air 0% pada te-kanan kepala sumur 1325 psi. Extended ow UKL-3 pada jepitan 28/64 meng-alirkan minyak 1670 BOPD, gas 3.643 Mmscfd, KA 0%, dengan tekanan ke-pala sumur sebesar 2223 psi. Temuan Eksplorasi Jati Asri-1 diperkirakan me-nyimpan sumberdaya terambil (2C) sekitar 67 MMBOE, terbilang sebagai temuan eksplorasi paling besar tahun 2013. Angka ini masih mungkin berubah karena analisanya baru dari satu sumur, ujar Tri Widyo. Perhi-tung an bisa lebih akurat kalau datanya didapat dari beberapa sumur.

    Alumnus ITB Jurusan Geologi ini menyebutkan timnya mendesain sumur delineasi dan pengembangan dengan sistem cluster di mana ada 5 (lima) cluster yang direncanakan. Semula direncanakan pengeboran deli-neasi 2 sumur pada tahun 2014 2015 untuk selanjutnya menyusun POD pada tahun 2016, dan diharapkan on stream full scale pada 2019 dengan total 11 sumur produksi di Lapangan Jati Asri, namun PEP ditantang untuk dapat mempercepat produksi. SKK Migas minta dipercepat, agar bisa POD akhir 2014, full scale bisa lebih cepat dua-tiga tahun kalau pengeborannya

    dipercepat, Tri menambahkan.Aset-3 telah menyusun program

    untuk mem-POP (Put on Production)-kan sumur JAS-1 dari UKL-3 dan UKL-4 pada pertengahan tahun 2014 ini. Meski bisa berproduksi sampai 3.000-an barrel per day, produksi sumur JAS-1 untuk sementara hanya akan di maintain pada angka 1000 BOPD ter-gantung dari tekanan dan GOR (Gas Oil Ratio). Jika langsung digenjot, de-ngan membuka choke yang besar, dari beberapa kasus di sumur lain milik PEP, sumur akan cepat kehilangan te-naga pendorong, biasanya berupa as-sociated gas sehingga minyak tak bisa lagi diangkat secara sembur alam.

    Pengembangan Jati Asri lebih mu-dah dibandingkan lapangan lain, jara-knya relatif dekat dari Jalan Raya Pan-tura dan lapangan-lapangan yang su-dah eksisting sehingga memudahkan pengadaan logistik. Sumur JAS-1 ha-nya berjarak 3 km dari jalur trunk line pipa minyak dan gas Jawa Barat Utara. Dari sumur lain yang sudah ek sist ing pun relatif dekat, misalnya hanya ber-jarak 5,2 km dari Karang Enggal-1, 4.3 km dari Jati Rimba-1, 6.1 Km dari Ka-rang Baru-1, dan 9.6 Km dari Melan-dong-1. Kedua sumur terakhir sudah menjadi Lapangan produk si Melan-dongKarang Baru. Kedekatan lokasi dengan lapangan lain akan me mu dah-kan penyediaan fasilitas produksi.

    Pengadaan lahan juga relatif tidak

    bermasalah. Dari citra satelit areal Jati Asri tidak berada di daerah pe mukiman ataupun kawasan hutan, tapi di areal persawahan. Dengan begitu pembe-basan lahan diharapkan lebih mudah.

    Lebih dari sekadar mengucurkan minyak dan gas, sumur JAS-1 membe-rikan asa baru kepada insan Pertamina EP, terutama para explorationist. Strati-graphic play yang selama ini hanya dike-nal di bangku kuliah terbukti bisa dian-dalkan untuk menambah cadangan minyak dan gas. Dari semua Wilayah Kerja PEP, jika tetap mengandalkan eksplorasi pada play struktural seperti-nya bakal makan angin. Semua orang bisa melihat prospek yang struktural, sehingga sudah banyak dilakukan pe-ngeboran eksplorasi pada prospek ini, ujar Tri Widyo Kunto. Ia berharap pe-nemuan JAS-1 menjadi pemicu bagi PEP untuk menemukan cadangan-ca-dangan baru yang lebih besar dari stratigra c play. Penemuan ini juga me-lengkapi keberhasilan Tim Continuous Improvement Program (CIP) Melandong (Appraisal Project Jawa 2) pada Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasio-nal (TKMPN) ke XVII tahun 2013 di Medan. Tim Melandong berhasil mem-p e r s e m b a h k a n p e n g h a r g a a n DIAMOND pertama bagi PT Pertamina (Persero) dengan judul CIP Meningkatkan Potensi Sumberdaya Hidrokarbon Dengan Penerapan Kon-sep Stratigra di Area Melandong, PT. Pertamina EP. Kompetisi tingkat Na-sio nal tersebut dilalui setelah meraih penghargaan GOLD dan The Best Suggestion System CIP pada Annual Pertamina Quality (APQ) Award 2013 di Internal Pertamina.

    Khusus untuk Appraisal Project Jawa 2, selain prospek siap bor Kom-pleks Jati Asri, perhatian juga diarah-kan pada prospek siap bor Kompleks Jati Sinta, prospek siap bor Jati Sukma, prospek Kompleks Jati Ibon, dan Kom-pleks Jati Keling, Jati Besar dan Jati Ombo (lihat Peta Ren cana Pengem-bangan Struktur Area Melandong 2014-2019).

    Sebagian Tim Exploration - Appraisal Project Jawa 2 di depan sumur JAS-1.

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

  • 15VOLUME 09 TAHUN I

    P E N E M U A N J a t i Asri berbuah ber-b a g a i p e n g h a r -gan. Tim Continuous Improvement Program ( C I P ) M e l a n d o n g (Appraisal Project Jawa ) pada Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) ke XVII tahun di Medan berhasil memperse-mbahkan penghargaan DIAMOND pertama bagi PT Pertamina (Persero).

    Karya ber judul Meningkatkan Potensi Sumberdaya Hidrokarbon Dengan Penerapan Kon sep Stratigra di Area Melandong, PT Pertamina EP dianggap berharga untuk me-macu produktivitas perusahaan. Kompetisi tingkat Nasional tersebut dilalui setelah meraih peng hargaan GOLD dan The Best Suggest ion System CIP pada Annual Pertamina Quality (APQ) Award di Internal Pertamina.

    PEOPLE BEHIND JATI ASRIWhere oil is fi rst found, in the fi nal analysis, is in the minds of men (and women) - Wallace E, Pratt (1952).

    Dari depan searah jarum jam: Cut Syarlitha, Muharram, Rendhy, Syahdan, Sri Sulistiani, dan Tri Widyo.

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    L A P O R A N U T A M A

  • 16 TAHUN I VOLUME 08

    Berikut, Profil Anggota Tim Appraisal Project Jawa 2:

    Angga Direzza,31 tahun, Appraisal Geoscientist.

    Jati Asri membawa Angga Direzza ke berbagai forum ilmiah, baik di dalam dan luar negeri. Dia didapuk mewakili team Appraisal Project Jawa 2 menjelas-kan lika-liku penemuan di wilayah ter-sebut. Dibanding dengan anggota team yang lain, Pria kelahiran Bandung 7 September 1983 ini memang lebih lama memelototi Jati Asri. Awal penugasan-nya di Pertamina EP pada 2007-2009 alumnus Geo sika ITB ini langsung di-tempatkan sebagai Ahli G&G Jtb Cipunegara, yang mengcover Jati Asri.

    Setelah itu selama 2009-2010, Angga mendapat tugas belajar S2 di Jurusan Teknik Geologi UGM. Setelah tamat, dia ditempatkan sebagai G&G Jawa Timur, sebelum akhirnya dipin-dahkan kembali ke FAPE Melandong, yang belakangan berubah nama men-jadi Ap praisal Project Jawa 2.

    Alhamdulillah, atas berkat rahmat Allah SWT, minyak dan gas berhasil di-temukan di sumur Jati Asri (JAS)01.

    Penemuan sangat membanggakan ka-rena selain membuktikan konsep eks-plorasi stratigraphic play, sumur JAS-01 dapat berproduksi sampai 3.696 BOPD untuk minyak dan 13,2 MMSCF dan diperkirakan menyimpan cadang-an terambil sekitar 67 MMBOE, terbi-lang paling besar dibandingkan pene-muan eksplorasi Pertamina EP saat ini.

    Tentunya hal ini tidak terlepas dari peran semua pihak yang terkait khu-susnya rekan-rekan Eksplorasi, Drilling, dan Asset 3. Dengan adanya penemu-an ini, diharapkan kita sebagai Geo-scient ist dapat lebih giat lagi untuk re-visit dan mengintensifkan eksplorasi stratigraphic play ini di sekitar lapangan existing di tahun-tahun mendatang, dan dapat menjadi salah satu main-stream Fungsi Eksplorasi Pertamina EP dalam meningkatkan temuan cadang-an dan Reserves to Production (R to P)-nya.

    Muhammad Syahdan Khubbi, 27 tahun, Junior Appraisal Geoscientist.

    Teman-temannya di tim Appraisal Project Jawa 2 memanggilnya dengan sebutan si bungsu. Bukan karena

    usianya paling muda, tapi yang paling terakhir bergabung pada April 2013. Sebelum bergabung dengan Perta-mina, alumnus Jurusan Geologi UGM ini sempat bekerja di perusahaan per-tambangan. Pria kelahiran Klaten 30 April 1987 ini merasa beruntung bisa ikut terlibat dalam penemuan Jati Asri.

    Jati Asri (JAS)1 merupakan pen-capaian yang mengembirakan yang wajib kita syukuri bersama di tengah-tengah minimnya penemuan cadangan baru minyak dan gas bumi. Penemuan cadangan dengan konsep stratigraphy trap tersebut dapat membuka harapan baru dan peluang baru untuk penemu-an cadangan besar lainnya, serta me-nambah keyakinan para pencari mi-nyak bumi/geoscientist akan keber-adaan stratigraphy trap dalam usaha-nya mengeksplorasi keberadaan mi-nyak dan gas di perut bumi ini.

    Th eodorus Rendhi Aryosito Iswa, 32 tahun, Senior Appraisal Geoscientist.

    Pria kelahiran Yogyakarta ber-gabung dengan Pertamina pada Maret 2010. Alumnus S1 Teknik Geologi UGM dan S2 Teknik Perminyakan ITB

    Angga Direzza saat menerima penghargaan pajda Ajang TKMPN ke XVII di Medan.

    DO

    K.

    PER

    TAM

    INA

    EP

    L A P O R A N U T A M A

  • 17VOLUME 09 TAHUN I

    ini ditempatkan sebagai Ahli Geologi Operasi Eksplorasi. Sebelumnya, dia sempat bekerja di perusahan jasa migas multinasional, Ally Burton. Sejak Maret 2013, pria yang akrab di-panggil Rendhi tersebut menjabat Senior Appraisal Geoscientist.

    Penemuan Jati Asri 1 merupa-kan buah pemikiran konseptual yang tidak umum dan merefleksikan se-buah sinergi team work yang solid dari seluruh fungsi yang terlibat di dalamnya. Meminjam istilah Wallace E. Pratt, seorang explorasionist kenama an dari Amerika Serikat, pe-nemuan ini seolah penegasan kem-bali bahwa ternyata minyak itu me-mang pertama kali justru ditemukan di dalam pemikiran kita (Where oil is rst found, in the nal analysis, is in the minds of men (and women), -Wallace E, Pratt, 1952).

    Cut Syarlitha Rahmayuna, 27 tahun, Appraisal Geoscientist.

    Perempuan berdarah Aceh yang lahir di Jakarta ini tak ragu memilih dunia migas yang selama ini diidentik-kan dengan dunia laki-laki sebagai ladang pengabdian. Alumnus ITB Jurusan Geologi ini bergabung dengan Pertamina pada Mei 2011. Dia ditem-patkan sebagai Ahli G&G Sula wesi Papua selama dua tahun. Cut Syarlitha kini menjabat sebagai Ap prais al Geo-scientist pada Appraisal Project Jawa 2.

    Turut merasa bangga dan ber-syukur atas keberhasilan penemuan hidrokarbon di struktur Jati Asri. Se-moga penemuan hidrokarbon di struk tur Jati Asri ini merupakan lang-kah awal kita untuk membuka pe-luang-peluang lainnya dalam rangka membuktikan konsep stratigraphic play baik di area Melandong mau pun area-area lainnya.

    Muharram Jaya Panguriseng, Manager Subsurface Appraisal Project Jawa 2.

    Muharram bergabung dengan Pertamina pada Maret 2008 sebagai

    Ahli G&G Musi Benakat. Setahun ke-mudian dipercaya menjabat Asisten Manager Regional & Basin Evaluation. Pada Mei 2012 diangkat menjadi Manajer Subsurface Proyek Pengem-bangan Gas Matindok. Sejak Agustus 2013, almnus S1 Teknik Geologi ITB dan S2 Jurusan Reservoir Geo sika UI ini menjabat Manajer Subsurface Ap praisal Project Jawa 2.

    Saya bersyukur bisa terlibat dalam discovery Jati Asri. Tak sekadar berhasil menemukan cadangan yang relatif besar, penemuan ini juga mem-berikan sumbangsih terhadap pe-ngembangan keilmuan. Selama ini stratigraphy play meski diajarkan di perguruan tinggi, di tataran praktis, khususnya di Perta mina EP masih menjadi wacana. Ber beda dengan strucutural play yang sudah umum dipakai.

    Mengacu pada keberhasilan Jati Asri, sebagai eksplorationist jangan ragu untuk mencoba sesuatu yang baru dalam pencarian migas. Saya se-makin percaya dengan ungkapan bahwa cadangan migas tidak ada di kertas, tapi ada di pikiran kita.

    Tri Widyo Kunto, 50 tahun, Senior Manager Appraisal Peoject Jawa 2.

    Hampir seperempat abad, pria ke-lahiran Magelang 29 Agustus 1964 ini mengabdikan diri di Pertamina. Selama itu pula, penugasannya selalu berkelindan dengan disiplin Geologi, ilmu yang dipelajarinya semasa menuntut ilmu S1 di ITB dan S2 di ITB. Dalam rentang waktu panjang tersebut sudah banyak suka dan duka yang dialaminya. Lebih banyak su-kanya, Di mana pun ditugaskan saya menjalaninya dengan ikhlas, ujar Tri Widyo Kunto yang akrab dipanggil Tri tersebut.

    Tri kini dipercaya mengoman-dani Appraisal Project Jawa 2 sebagai Senior Manager. Jabatan ini diemban-nya sejak Agustus 2013. Sebelumnya, dia pernah dipercaya menjabat

    Manajer Subsurface Proyek Pengem-bangan Gas Jawa Bagian Timur (2006-2009) dan Manajer Eksplorasi KTI (2011-2013).

    Suatu anugerah yang perlu kita syukuri bersama sehingga berhasil mendapat cadangan baru minyak dan gas, dengan tidak cepat berpuas diri akan hasil yang dicapai saat ini tetapi harus dibarengi dengan tindak lanjut yang terintegrasi di antara Fungsi-fungsi terkait di Pertamina EP.

    Perkembangan konsep dan tek-nologi kita coba implementasikan se-hingga dapat mengurangi risiko eks-plorasi dengan terus melakukan pembelajaran dan perbaikan yang berkelanjutan, semoga usaha yang telah dilakukan bersama diridhoi oleh Allah SWT, Amin Ya Robbal Alamin.

    Sri Sulistyani, Senior Reservoir Specialist

    Sebagai Senior Reservoir Specialist, wanita berjilbab ini sangat memban-tu dalam evaluasi reservoir Jati Asri-1 dan sumur sumur lainnya di Area Melandong, Sulis demikian panggi-lan akrabnya bergabung di Eksplorasi sejak Maret 2013, sebelumnya Sulis adalah Reservoir Engineer di UBEP Limau. Alumnus Teknik Perminyakan UPN Yogyakarta ini bergabung de-ngan Pertamina EP sejak Maret 2009. Peran Reservoir Engineer sangatlah penting di Eksplorasi yang banyak di-dominasi oleh Geologist dan Geo-physic ist, pengetahuan tentang reser-voir tidak lagi hanya bersifat deskrip-tif batuan ataupun rock physics dari sisi geofisika tetapi menjadi lebih detil lagi terkait karakterisasi reser-voir (porositas, permeabilitas, te-kanan formasi, drive mechanism dan lain-lain).

    Saya bersyukur atas karunia yang diberikan oleh Allah SWT dapat ber-gabung dengan Eksplorasi yang mem-punyai konsep geologi stratigraphic play untuk dikembangkan menjadi reservoir modeling.

  • 18 TAHUN I VOLUME 08

    PADA Tahun , PT Pertamina EP be-kerja sama dengan Universitas Indonesia melakukan Baseline Assessment aspek Industrial Hygiene untuk memotret dan mengidenti kasi bahaya sik, kimia, dan biologi di kegiatan operasi produksi PEP yang berpotensi berdampak negatif kepada pekerja. Untuk memberikan gambaran yang representative dipi-lih beberapa lapangan sebagai sampel yaitu Field Sanga-Sanga, Field Jambi, Field Cepu, Field Jatibarang dan Field Limau. Benzene, salah satu bahaya kimia yang diukur.

    Apa itu Benzene (C6H6)?

    Benzene merupakan senyawa organik aromatik yang awalnya banyak digunakan sebagai pelarut (khususnya untuk tinta, karet, dan penghilang cat). Saatini, benzene banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri kimia organic dan pabrik plastik. Benzene banyak ditemukan pada kandungan bahan bakardan minyak mentah. Khusus untuk kegiatan operasi produksi Migas, benzene terlepas ke udara bersamaan dengan penguapan fraksi ringan dari minyak mentah.

    Bahaya Kesehatan Benzene

    Benzene dikenal luas bersifat karsinogenik A1 (penyebab kanker). Pajanan benzene dapat menimbulkan berbagai macam efek, yaitu: Efeknarkotik, berupamual, sakitkepala, mabuk,

    gangguan emosi dan gangguan memori

    Efek iritasi pada saluran pernafasan dan mata Efek hematologik berupa anemia aplastik dan

    leukemia.American Conference of Governmental Industrial

    Hygienist (ACGIH) tahun 2012 memberikan panduan tentang nilai ambang batas (NAB) semua zat kimia berbahaya.NAB Benzene adalah 0,5 ppm, artinya konsentrasi maksimum orang boleh terpapar 0,5 ppm selama 8 jam per hari. Sedangkan Nilai ambang batasj angka pendeknya 2,5 ppm, artinya konsentrasi maksimum orang boleh terpapar 2,5 ppm selama 15 menit dan maksimal hanya boleh diulangsebanyak 4 kali per hari.

    Sedangkan panduan untuk menentukan tingkat risiko kesehatan dari bahan kimia yang terukur, menurut OSHA dapat digunakan perbandingan antara hasil pengukuran dengan nilai ambang batas, regulasi, atau peraturan perundangan yang berlaku. Perbandingan hasil pengukuran dengan standar mengacu pada pola pajanan 8 jam. Kriteria tingkat risiko bahaya kimia adalah sebagaiberikut:

    AWAS! BAHAYA BENZENE

    S A F E T Y

    Tabel: Penentuan Tingkat RisikoKesehatanPERBANDINGAN

    DENGAN NAB TINGKAT RISIKO KODEWARNA

    < 0,2 RENDAH HIJAU0,2 - 0,5 SEDANG KUNING> 0,5- 1 TINGGI ORANGE

    > 1 SANGATTINGGI MERAHSumber : OSHA

    Oleh : Wenny Ipmawan, Occupational Health & Industrial Hygiene-HSSE

  • 19VOLUME 09 TAHUN I

    Pengukuran benzene menggunakan metode NIOSH Manual of Analytical MethodsUSA 1501 dan analisa laboratorium menggunakan alat Gas Chromatography. Hasil pengukuran adalah sebagai berikut :

    Minimum konsentrasi benzene di area kerja yang terukur adalah 0.09 ppm dan maksimum 121 ppm yang bersumber dari minyak mentah. Dari hasil peng ukuran terhadap 25 titik tersebut dapat diperoleh sebaran risiko seperti terlihat padagambar 2.

    Dapatdi simpulkan bahwa berdasarkan kadar benzene yang ada di Stasiun Pengumpul dan PPP di 5 eld di PT Pertamina EP, 60% berada pada tingkat risiko tinggi bahaya kesehatan. Data ini menunjukan perlunya pengendalian teknis dan administrasi untuk menurunkan tingkat risiko tersebut.

    Apa penyebab Konsentrasi Tinggi pada Benzene?

    Berdasarkan kondisi di lapangan adanya kadar benzene yang sangat signi kan di sekitarsumber adalah akibat terbukanya akses antara sumber bahaya dengan atmos r tempat operator bekerja. Ada beberapa kondisi dan prilaku tidak aman yang ditemukan di lapangan antara lain : Setiap selesai melakukan pengukuran, dip hatch tidak

    pernah ditutup kembali sehingga uap benzene dengan mudah keluar dari tangki.

    Ada beberapa roof tank yang sudah bocor Kondisi permukaan oil catcher atau oil pit pada

    umumnya tidak tertutup sehingga terbuka akses uap benzene keluar oil catcher.

    Beberapa breather valve sebagian ada yang tidak berfungsi dan mengalami passing.

    Proses separasi minyak dan gas yang tidak sempurna.

    Bagaimana meminimasi bahaya Benzene?

    Untuk meminimasi bahaya benzene di area StasiunPengumpul dan PPP dapat dilakukan sesuai hirarki berikut ini : Pengendalian Teknis, menutup jalur keluar uap

    crude oil dari sumbernya. Untuk lubang-lubang ukur yang normally closed,

    setelah dilakukan pengukuran wajib untuk ditutup kembali.

    Menambahkan penutup di permukaan oil catcher dan oil pit.

    Memperbaiki roof tank, breather valve, sambungan pipa yang rusak dan bocor.

    Memperbaiki proses separasi minyak dan gas PengendalianAdministrasi, melakukan training

    dan HSE Brie ng kepada seluruh operator dan pengawas terkait mengenai bahaya benzene dan cara pencegahannya serta melakukan rotasi pekerja untuk mengurangi paparan.

    Alat pelindung diri (APD) berupa organic vapor masker wajib dipakai setiap pekerja di lokasi terpapar benzene terutama pada saat mengambil sampel minyak dan melakukan pengukuran level cairan pada tangki.

    Sangat Tinggi

    Tinggi

    Sedang

    Rendah

    6%

    34%

    17%

    43%

    Menurut konsep diamond NFPA tingkat bahaya kesehatan benzene ditunjukkan dengan angka yang berada pada kode warna biru yaitu level 2. Level 2 artinya benzene berada pada level Hazardous atau Berbahaya. Level bahaya kesehatan menurut NFPA berada pada range 0-4. Untuk level 0 tidak berbahaya dan level 5 Sangat Berbahaya.

    Gambar 1. Gra k Hasil Pengukuran Kadar Benzene (C6H6) dalam ppm

    Gambar 2. Diagram Prosentase Risiko Kesehatan Seluruh Lokasi.

  • 20 TAHUN I VOLUME 08

    ABUBAKAR Abdul L atif tak ubah-nya kamus berjalan Tuntung. Laki-laki asli Aceh ini tahu dari A sampai Z kebiasaan hewan dari spesies kura-kura yang hampir punah tersebut. Anda tanya apa saja, dia bisa menjawabnya dengan runtut. Kapan musim Tuntung berte-lur? Yang paling banyak Desember, bulan berikutnya sudah berkurang dan Februari hanya tinggal sisa-sisa, ujar Abubakar, kini tahun kepada Energia PEP di penghujung Februari . Meski sudah sepuh, dia masih sigap. Tubuhnya masih liat. Dia masih kuat berhari-hari berburu telur Tuntung.

    Kini tak banyak spot, tempat Tuntung bertelur di kawasan Aceh Tamiang. Pantai Genting dan Pantai Pusong Cium, termasuk yang masih didatangi indukan Tuntung. Tentu de-ngan jumlah terbatas.

    Menjadi sukarelawan penyelamat Tuntung sebagai penebus dosa

    kepada generasi mendatang. Saya tak ingin, anak cucu hanya

    mengetahui Tuntung dari buku dan cerita, tanpa pernah melihat

    aslinya, ujar Abubakar Abdul Latif.

    KAMUS BERJALAN TUNTUNG

    FOTO

    -FO

    TO: T

    ATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    Tuntung biasa naik ke pantai pada bulan terang. Abubakar berpesan, jika ingin menemukan telur Tuntung, ja-ngan merokok jika angin sedang ber-tiup ke arah laut. Tapi kalau seba-liknya, silakan. Tuntung tak akan jadi naik kalau mencium asap, Abubakar menegaskan. Setiap ekor Tuntung bertelur antara 18-24 buah di tiap lubang.

    Tuntung termasuk spesies langka. Dia terdaftar dalam red list yang dikelu-arkan International Union for Conser-vation of Nature (IUCN). Tuntung Laut (batagur borneoensis) yang sebelumnya dikenal sebagai callagur borneoensis, menurut lembaga tersebut terancam punah seperti terdaftar dalam CITES appendix 2. Hewan ini masuk dalam zero kuota untuk perdagangan komer-sial sebagai Top 25 spesies terancam punah di tingkat global.

    Tuntung terbilang unik jika di-bandingkan dengan kura-kura pada

    umumnya. Telurnya tidak bulat, tapi oval seperti telur unggas. Siripnya juga berkuku. Selain itu, habitatnya juga bukan laut tapi sungai. Dia bere-nang di air asin, hanya saat menuju pantai untuk bertelur

    Untuk menyelamatkan Tuntung dari kepunahan, Field Rantau Pertamina EP menggandeng Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia, lembaga nirlaba yang didirikan khusus untuk menyelamatkan Tuntung Laut di ling-kungan pesisir.

    Kerjasama itu direncanakan ber-langsung dalam lima tahun dari 2013-2017 meliputi survei lanjutan, penye-diaan fasilitas penangkaran dan pem-besaran, sosialisasi ke masyarakat dan anak sekolah, penyediaan makanan, obat-obatan, vitamin sampai dokter hewan. Selama kerja sama ditarget-kan minimal dilakukan pelepasliaran sejumlah 600 tukik spesies Tuntung Laut ke habitat asli.

    I N S P I R A S I

  • 21VOLUME 09 TAHUN I

    beranggapan Tuntung itu tak ada yang memiliki karena menemukan di sungai. Penjelasan Abubakar bahwa Tuntung satwa langka yang tak boleh dipelihara tak digubris. Abubakar pun mengadu ke Yayasan dan dipe-rintahkan untuk melapor ke polisi.

    Berbekal laporan itu, kemudian dia menghubungi istri yang ber-sangkutan. Dia terangkan kalau sua-minya tak melepaskan Tuntung akan ditahan polisi. Usaha itu ter-nyata efektif. Tuntung dilepaskan lagi ke sungai. Saya sempat diomeli Yayasan karena belum sempat motret Tuntung tersebut, ujar Abubakar. Bagi lembaga penyela-matan satwa langka, pendokumen-tasian satwa sangat berarti.

    Pengetahuan yang luas tentang Tuntung tak didapat begitu saja. Abubakar membaui Tuntung hampir sepanjang hidupnya. Di tempat kela-hirannya di Kampung Bendahara, Tuntung adalah teman berenang anak-anak di sungai. Pada 1985 sam-pai 1995, telur Tungtung sangat ber-limpah, ujar Abubakar. Pada era itu Abubakar tak ubahnya penguasa pan-tai. Kawan-kawan sesama nelayan segan kepadanya yang dianggapnya sudah putus urat takut.

    Abubakar mengaku saat itu me-mang berangasan. Tangan dengan mudah terayun bila ada yang meng-usiknya. Otot dianggapnya sebagai sa-tu-satunya alat untuk menyelesaikan masalah. Sumbu amarahnya yang pendek pula yang membawanya jadi orang laut.

    Dia sempat bergabung dengan salah satu perusahaan migas di Aceh seusai menamatkan sekolah mene-ngah saat perusahaan itu mulai mem-buka Ladang Migas Arun. Tapi, ka-rena sebab yang sepele dia berkelahi dengan warga sekitar. Saya memilih pulang, ujarnya. Per usahaan sebe-narnya tak mengeluarkannya. Tapi Abubakar merasa jika dia tetap berta-han akan membahayakan nyawanya.

    Khusus untuk survei lanjutan akan meneruskan survei pendahulu-an yang pernah dilakukan Yayasan Satu Cita Lestari Indonesia pada 2012 bekerja sama dengan Field Rantau yang menghasilkan temuan populasi Tuntung di sekitar Pantai Pusong Cium dan Pantai Ujung Tamiang Provinsi Aceh, hanya sekitar 144 ekor.

    Dalam misi penyelamatan itulah, Yayasan merekrut Abubakar sebagai salah seorang sukarelawan. Dia men-jadi penuntun jalan setiap kali perbu-ruan telur dilakukan. Pengetahuaanya yang luas tentang Tuntung sangat membantu seperti ditunjukkannya dalam setiap perburuan

    Untuk menyelamatkan Tuntung, memang harus diawali dari pencarian telur. Kalau tak diamankan, telur bisa tak bersisa. Jangan harap bisa sampai menetas. Kalau tak dikepit manusia, bisa juga dilahap habis babi yang masih berkeliaran di situ. Alhasil, induk Tuntung bisa makin tak bersisa. Bisa juga dimakan harimau, ujar Abubakar nyaris tanpa ekspresi.

    Meski tak pernah memasuki per-kampungan penduduk, Abubakar yakin harimau masih tersisa di ka-wasan tersebut. Beberapa tahun silam saat telur Tuntung masih banyak be-berapa kali, dia bersirobok dengan satwa langka tersebut. (lihat: Berbagi Telur dengan Harimau).

    Hasil perburuan dikumpulkan, kemudian ditetaskan. Setelah cukup umur, tukik dilepasliarkan. Pada tahun pertama Yayasan Satu cita me-lepasliarkan sekitar 77 tukik. Pada periode kedua, kemungkinan yang dilepaskan lebih banyak lagi. Pada perburuan Desember silam, telur yang dihasilkan mencapai 300an. Yang jadi tukik antara 70% sampai 80%, ujar Abubakar.

    Sebagai sukarelawan, Abubakar tak hanya terlibat pada pencarian telur, Juga harus menjaga kelestarian induknya. Pernah satu ketika, dia bersitegang dengan tetangganya yang membawa indukan Tuntung ke ru mahnya untuk dipelihara. Orang itu bersikukuh tak mau melepas. Ia

    Abubakar Abdul Latif dengan telur-telur Tuntung.

  • 22 TAHUN I VOLUME 08

    Setelah kembali ke kampung hala-mannya, dia memilih laut sebagai ladang hidupnya. Selain ikan dan udang, di malam hari, bersama nela-yan lainnya dia menyusuri pantai, me-mungut telur Tuntung. Jumlahnya berlimpah, ujarnya. Setiap musim Tuntung bertelur, hampir semua pen-duduk di sekitar Pantai Genting ber-buru. Tak ada yang pulang dengan tangan kosong. Semua kebagian. Saat itu ada pengepul yang khusus me-nampung telur Tuntung dengan harga Rp 500 per butir, jumlah yang besar untuk ukuran saat itu.

    Karena permintaan besar, di an-tara pengepul pun saling bersaing. Mereka berlomba menaikkan harga beli. Ada pengepul yang turun lang-sung ke pantai, dan berani beli Rp 700 per butir, ujar Abubakar. Dengan

    harga bagus seperti itu, penduduk pun berlomba mencari Tuntung. Rezeki itu berakhir sepuluh tahun ke-mudian. Pada 1995, karena terus di-buru, populasi telur menyusut drastis. Karena telur mulai susah. Indukannya pun saya sikat, ujar Abubakar. Saat itu kebetulan ada penadahnya.

    Kabarnya, indukan Tuntung itu setelah terkumpul dikirim ke luar ne-geri. Setelah berlangsung beberapa lama kegiatan ini kepergok petugas keamanan. Kapal si Tauke disergap dan ditahan. Tuntung pun akhirnya menghilang dari perairan Aceh Tamiang, khsususnya Genting. Anak-anak yang lahir belakangan hanya ke-bagian ceritanya saja tentang Tuntung yang jadi sumber rezeki.

    Abubabakar pun kembali pada ru-tinitas sebagai nelayan yang hanya

    mengandalkan pada hasil tangkapan ikan dan udang. Ini pun akhirnya di-tanggalkan. Abubakar terpaksa me-ninggalkan laut yang dicintainya. Keberanian saya hilang, ujarnya. Nyalinya pergi saat meletup konflik antara Pemerintah RI dengan GAM. Saat di pantai dia sempat diinterogasi sampai lima hari. Dia memang boleh pulang tiap hari untuk menengok ke-luarga, tapi cuma sebentar.

    Setiap diinterogasi, saya ingat betul pistol menempel di jidat dan bayonet di pingggang, ujarnya. Saat itu sipil biasa kerap terjepit di tengah pusaran konflik. Tentara mencuri-gainya sebagai antek GAM. Sebaliknya GAM pun menyangkanya sebagai kaki tangan tentara. Hanya karena perto-longan Allah, saya bisa selamat, ujar Abubakar.

    Abubakar Abdul Latif di antara anak dan istrinya.

    FOTO

    -FO

    TO: T

    ATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    I N S P I R A S I

  • 23VOLUME 09 TAHUN I

    Setelah konflik berakhir, pada 2008 Abubakar memutuskan selamat tinggal pada laut. Ia pindah ke darat, bekerja serabutan untuk membiayai istri dan sembilan anaknya. Karena terbilang terlambat menikah, anaknya yang paling kecil masih balita.

    Di saat-saat senggang, memori nya

    suka memutar kejadian-kejadian silam yang pernah dialaminya, termasuk Tuntung yang diburunya sampai tan-das. Saya ingin betul melihat Tuntung, ujarnya. Untuk mengobati kerinduannya, dia kerap menyusuri su-ngai dan pantai. Toh yang dicarinya tidak ada. Sampai akhirnya pada 2012,

    Yustiono dari Yayasan Satu Cita meng-ajaknya bergabung. Meski honornya tak seberapa, Abubakar menyambut-nya dengan girang. Hitung-hitung penebus dosa saya kepada generasi mendatang, katanya. Ia tak ingin, anak cucunya hanya mengetahui Tuntung dari buku dan cerita.

    IBARAT three musketeers yang tak terpisahkan, Hasan, Abubakar, dan seorang teman lainnya selalu bersama saat berburu Tuntung. Ketiganya terkenal karena kebe-raniannya. JIka yang lain berkelompok dan tak penah mencari jauh-jauh, keti-ganya menyusurinya ke titik terjauh. Dan untuk itu perlu bekal nyali yang cukup. Di perjalanaan sangat mungkin bersirobok dengan pemburu yang lain. Selain manusia, babi dan harimau ter-nyata juga menyenangi telur Tuntung. Saya pernah ketemu harimau sampai tiga kali, ujar Abu bakar.

    Suatu malam di penghujung tahun 1993, saat bulan terang, three muskke-teers menyusuri pantai. Di depan, me-reka menemukan jejak. Masih basah, tanda yang punya tapak baru lewat. Dari jejaknya, tak syak lagi, itu kaki

    harimau. Bukannya ciut, seorang dari tiga serangkai itu langsung menyeru.

    Saat itu si bos langsung mengajak Si Harimau berbicara, ujar Abubakar. Bos yang dimaksud adalah Hasan. Dia dipanggil begitu karena usianya paling tua. Seperti kepada kawan yang lama tak jumpa, Hasan meminta Harimau untuk menunggu. Kau tunggu saja. Jangan sampai ada babi. Nanti kalau kami dapat, Kau kubagi, ujarnya.

    Malam itu mereka menemukan Tuntung di beberapa lubang. Sesuai de-ngan yang dijanjikan kepada Harimau, beberapa di tinggalkan di dalam lubang. Esok harinya, lubang-lubang itu dipe-riksa. Ternyata sudah kosong. Kami yakin diambil Harimau bukan babi, ujar Abubakar. Faktanya, saat bertemu dengan harimau lagi pada perburuan berikutnya, kalimat yang sama masih

    ampuh dipakai untuk bertegur sapa dengan sang penguasa rimba.

    Saat itu bulan gelap, dari jarak be-berapa puluh meter, terlihat kilatan sinar. Abubakar pun lantas membalas-nya dengan kilatan senter. Si bos meng-hardiknya. Jika yang di sana Harimau, kilatan senter cukup untuk meman-cingnya mendekat. Benar saja. Sinar yang tadinya terlihat satu semakin dekat menjadi dua bersisian. Tak syak lagi itu mata Harimau, ujarnya. Tak menunggu lama si bos langsung mene-gur untuk berbagi dan tidak saling menggangu. Kami tidur, dia pun tidur. Sama-sama menunggu Tuntung, Abubakar menambahkan.

    Kini, three musketeers sudah tak lengkap lagi. Sang bos sudah meninggal. Bukan diterkam harimau, tapi karena se-buah penyakit yang dideritanya.

    BERBAGI TELUR DENGAN HARIMAU

  • 24 TAHUN I VOLUME 08

    ALARM BAHAYA SDM MIGAS

    Rovicky Dwi PutrohariKETUA UMUM IK ATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA

    Indonesia masih memiliki potensi sumberdaya migas sangat besar, namun cadangannya sedikit. Masih harus dieksplorasi dengan membutuhkan waktu, biaya yg mahal dan perlu usaha yang keras untuk menemukannya.

    TATA

    N A

    GU

    S R

    ST

    W A W A N C A R A

  • 25VOLUME 09 TAHUN I

    J ALAN hidup seseorang tak selamanya dimu-lai dari kecintaan pada sesuatu. Bisa juga se-baliknya. Atau kedua-nya seperti yang dialami Rovicky Dwi Putrohari saat memulai perjalanan panjang karir profesional-nya sebagai seorang geolog. Dia me-milih kuliah di jurusan Geologi ka-rena sejak sekolah menengah, menyu-kai naik gunung, Hobi membaui alam, menurut Rovicky, bisa tersalurkan di jurusan tersebut yang memang kerap keluar masuk hutan dan gunung.

    Saya juga masuk Geologi karena paling sedikit matematikanya diban-dingkan jurusan teknik yang lain, ujar laki-laki berusia 51 tahun ini. Entah mengapa, ia kurang begitu suka dengan pelajaran Matematika. Saat S2 pun, saya sampai mengulang tiga kali, ujar Rovicky. Ia menamatkan program master di Jurusan Geo Fisika Universitas Indonesia pada 1998.

    Sejak kuliah, Rovicky terus meman-tapkan hatinya untuk menjadi geolog profesial. Lebih dari tiga puluh tahun, dia menyibak inchi demi inchi lapisan bumi. Berbagai jebakan migas sudah dia pelototi. Tak hanya di Indonesia, dia sudah menjelajahi seluruh kawasan Asean, Australia, Timur Tengahbiasa disebut Austral Asia, dan Afrika untuk mencari minyak. Yang belum Amerika, ujar laki-laki ramah ini.

    Petualangannya sebagai seorang geolog dimulai saat bergabung dengan Hudbay Oil seusai menyelesaikan pen-didikannya di Jurusan Geologi UGM pada 1987. Kemudian berganti men-jadi Lasmo dan akhirnya dibeli Kondur Petroleum. Delapan belas tahun ke-mudian, Rovicky mulai mencicipi tan-tangan bekerja di luar negeri. Tak ada pilihan lain karena saat itu di Indonesia tak ada pekerjaan eksplo-rasi, ujarnya. Sampai 2003, dia men-jual keahliannya di Brunei Darussalam pada perusahaan Shell. Kemudian, dia balik ke tanah air. Selama setahun ber-gabung dengan Total E& P Indonesia

    di Balikpapan.Setelah itu, pada 2004 bergabung

    dengan Murphy Oil Corp di Kuala Lumpur, Setahun kemudian, masih di negeri jiran Rovicky bergabung dengan Hess Oil and Gas Kuala Lumpur.

    Baru pada 2010, dia kembali ke Jakarta. Bekerja untuk HESS Oil and Gas Jakarta. Baru-baru ini HESS me-mutuskan untuk mengakhiri seluruh operasinya di Indonesia. Alasannya, ingin berkonsentrasi pada proyek-proyek unconventional gas yang lagi booming di Amerika.

    Dengan perjalanan karir yang pan-jang dengan beragam penugasan di dalam dan luar negeri, tak salah jika ri-buan geologi di tanah air mendapuknya sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

    Berkaca dari pengalaman dan per-gaulannya selama puluhan tahun be-kerja di dunia migas, Rovicky yakin ke-mampuan SDM Migas Indonesia, tak kalah oleh yang lainnya. Di Malaysia saja ada sekitar 400 geolog dan engi-neer dari Indonesia. Belum di Middle East, dan negara lainnya, ujarnya. Suasana ini menjadi paradok. Di satu sisi, banyaknya yang bekerja di luar ne-geri merupakan pengakuan terhadap kompetensi SDM. Di sisi lain kondisi menjadi alarm bahaya bagi perusahaan migas di Indonesia.

    Dengan banyaknya yang beker-ja di luar negeri, Apakah bahaya-nya bagi industri migas tanah air?

    Sangat mungkin terjadi technical gap karena kekurangan SDM dengan experience 10 tahun sampai 20 tahun. Yang bekerja di luar negeri rata-rata pada rentang pengalaman seperti itu,. Demandnya memang begitu. Mereka dianggap sudah matang dan sudah mampu mengerjakan proyek sendiri.

    Dalam industri migas, orang de-ngan pengalaman 10-20 tahun boleh disebut usia emas. Di atas 20 tahun umumnya sudah bekerja di level mana-jerial. Yang 0-5 tahun periode belajar, 5-10 tahun mengarah kepada keahlian yang lebih spesial, apakah sebagai spe-

    sialis reservoir, spesialis geologi atau yang lainnya.

    Kasihan dong perusahaan-per-usahaan yang sudah susah payah mendidik karyawannya dari nol?

    Tak banyak perusahaan yang mempunyai program untuk fresh grad-uate. Umumnya perusahaan-perusah-an besar masih mempertahankannya seperti Pertamina dengan program BPS (Bimbingan Profesi Sarjana). Ini sebenarnya bagus untuk industrinya, tapi terasa kurang adil bagi perusahaan karena karyawannya setelah jadi justru dibajak perusahaan lain. Per usahaan tak bisa menghalang-halangi. Yang harus dilakukan menawarkan oppurtu-nity sehingga karyawan tak tergiur ta-waran bekerja di luar negeri.

    Dari sisi psikologis orang-orang Indonesia senang jika bekerja sebagai ekspatriat. Ini sebenarnya yang harus diantisipasi. Perusahaan-perusahaan migas Indonesia harus mulai melebar-kan sayapnya ke luar negeri untuk mengakomodasi kecenderungan ini. Medco dan Pertamina sudah berada di jalur yang benar dengan melakukan akuisisi blok-blok di luar negeri.

    Penyebab utama mereka lebih memilih bekerja di luar?

    Kalau kita lihat 10 tahun terakhir penemuan jarang sekali sehingga pe-kerjaan tidak banyak. Kuncinya kalau ada pekerjaan mereka akan balik. Bukan hanya orangnya tapi juga inves-tasi. Sekarang ini boleh dibilang masa kritis. Karena Pemilu, banyak yang menunggu.

    Kalau ada pekerjaan otomatis akan balik?

    Tidak otomatis juga. Remunerasi juga harus diperhitungkan. Tapi untuk Region, remunerasi yang dita-warkan perusahaan migas dalam ne-geri sudah cukup kompetitif. Dari sisi non teknis adalah kenyamanan. Ini yang masih harus diperbaiki. Sekarang ini, KL dan Brunei dianggap lebih nya-man dibandingkan bekerja di Jakarta.

    Dari blok-blok yang dilelang, tak banyak investor yang bermi-

  • 26 TAHUN I VOLUME 08

    nat, Apakah ini menandakan Indonesia sudah tidak kondusif untuk investasi di sektor migas?

    Bukan peminatnya kurang. Investor masih menunggu kon gurasi hasil Pemilu seperti apa. Apakah termnya masih sama. Mereka juga menunggu kepastian revisi UU Migas. Sebetulnya, sekarang ini tak efektif kalau pemerintah melelang blok-blok baru. Sampai dua tahun ke depan lebih baik kalau pemerintah melakukan eva-luasi terhadap data-data eksplorasi, terutama yang menyangkut data re-gional. Eksplorasi itu butuh waktu, bisa sampai lima belas tahun baru dike-tahui hasilnya. Harus ada yang mena-nam biar anak cucu kelak yang menikmati.

    Banyak yang mengeluh karena izin yang harus diurus terlalu banyak?

    Eksplorasi itu menyangkut timing. Izin sampai ratusan kalau bisa cepat selesai gak masalah. Di sini persoalan-nya, penyelesaian tak jelas. Kalau se-paruh cycle ekplorasi dihabiskan untuk perizinan tentunya problem, waktu ekplorasinya tak cukup. Padahal waktunya hanya dibatasi 2 x 3 tahun.

    Badan Geologi melakukan eks-plorasi yang intensif di wilayah Papua dan baru-baru ini mempubli-kasikan ke publik tentang kemung-kinan adanya cadangan migas yang besar di wilayah tersebut? Bagai-mana Anda melihat hal tersebut?

    Indonesia Wilayah Timur meru-pakan daerah yang relatif belum ter-jamah dibandingkan Wilayah Barat. Me lihat penemuan migas di wilayah Aus tralia serta berlimpahnya migas di Pa pua Timur, sangat jelas mengindi-kasikan bahwa Wilayah Timur ini (ter-masuk Papua Barat) merupakan dae-rah yang memiliki potensi migas cukup besar.

    Dengan demikian tidaklah keliru bila Badan Geologi menyatakan bahwa Wilayah Indonesia Timur masih me-nyimpan potensi migas yang cukup besar. Kegiatan eksplorasi yang men-

    janjikan penemuan besar secara logis ada di daerah ini.

    Yang perlu diingat adalah kegiatan eksplorasi migas tidak dapat hanya dalam satu periode eksplorasi yang saat ini (2x3) tahun saja. Pengalaman selama ini rata-rata 2-4 kali periode eksplorasi (10-15 tahun) baru akan menemukan sebuah lapangan yang signifikan volumenya. Artinya kalau o shore Papua baru satu kali periode ini dan daerahnya dikembalikan ke ne-gara, harus segera ditawarkan ulang se-telah bertambahnya data-data baru, sumur baru maupun data seismik baru. Exploration re-Cycle merupa-kan salah satu strategi eksplorasi yang berkesinambungan wajib dijalankan supaya tidak kehilangan momentum dan gairah eksplorasi ini.

    Setelah penemuan cadangan besar di Cepu untuk Onshore di Indonesia tak lagi ada penemuan lain. Apakah masih memungkinkan temuan-temuan besar di wilayah Onshore di Indonesia?

    Wilayah onshore sebetulnya belum jenuh. Di Sumatera, misalnya sumur-su mur ekplorasinya masih sangat ja-rang, sangat jauh jika dibandingkan de-ngan wilayah lain di luar negeri yang sudah digarap habis-habisan dengan sumur-sumur eksplorasi yang sangat rapat.

    Wilayah darat/onshore masih ba-nyak menyimpan potensi migas teru-tama dengan jenis jebakan baru serta jebakan lebih dalam (deepening). Jenis jebakan baru misalnya jebakan strati-gra yang relatif lebih rumit kon g-urasi geometrinya. Dengan teknologi 3Dseismic resolusi tinggi, serta teknik geo sika yg moderen, memungkinkan untuk mengidenti kasi serta mengu-rai kerumitannya.

    Kesuksesan mengejar potensi pada jebakan lebih dalam (deepening), salah satunya adalah penemuan Lapangan Cepu. Di mana diketemu-kan jebakan lain dibawah reservoir dari lapangan-lapangan tua yang sudah umum diketemukan sebelum-

    nya. Konsekuensinya adalah, kegiatan eksplorasi ini me merlu kan biaya eks-plorasi yang lebih ma hal. Serta adanya permasalahan tumpang tindih peng-gunaan lahan dan tum pang tindih aturan menyulitkan kegiatan eksplo-rasi dengan metode diatas.

    Bagaimana dengan O shore?Wilayah Offshore juga memiliki

    tantangan teknologi, khususnya di laut dalam. Indonesia ma sih memiliki potensi sumber daya migas yang sa-ngat besar, namun Indo ne sia me mi-liki sedikit cadangan migas. Arti nya migas di Indonesia itu masih harus dieksplorasi dengan membutuhkan waktu, biaya yg mahal dan perlu usa-ha yang keras untuk menemukannya.

    Apa yang harus dilakukan untuk menggairahkan eksplorasi migas di Indonesia?

    Selain tantangan teknologi dan tantangan alami (laut dalam serta re-servoir lebih dalam), untuk menggai-rahkan kegiatan eksplorasi ini diper-lukan usaha keras serta koordinasi untuk mengurangi tumpang tindih pemanfaatan lahan dan tumpang tin-dih kepentingan sektoral. Baik sek-toral antar kementrian maupun sek-toral antara kepentingan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

    Dari sisi keprofesian ahli geologi, salah satu tantangan untuk menggai-rahkan eksplorasi adalah adanya ke-terbukaan data. Dengan kebijakan ketertutupan data saat ini, menyulit-kan evaluasi regional yang dilakukan oleh perusahaan yang tidak mampu membeli lisensi data. Juga ketertu-tupan data ini menjadikan kajian ge-ologi selalu lokal dan mengesamping-kan kondisi regional. Kajian regional sangat diperlukan dalam kegiatan kesplorasi sedangkan kajian lokal lebih banyak dipergunakan untuk pe-ngembangan skala lapangan. Semakin banyak data yang terbuka akan sema-kin banyak potensi-potensi jebakan dan play baru yang akan berkem-bang. Tentunya ini akan menggairah-kan kegiatan eksplorasi migas.

    W A W A N C A R A

  • PUBLIK, terutama di jagat maya tak mengenalnya se-bagai tukang insinyur pen-cari minyak. Laki-laki kela-hiran Yogyakarta, 12 Maret 1963 ini lebih masyhur sebagai tukang dongeng. Rovicky Dwi Putohari mengampu blog Dongeng Geologi yang dibuatnya sejak 1998 lalu. Saat itu masih alakadarnya. Formatnya html yang hanya melulu berisi tulisan, tak bisa dipercantik gam-bar ataupun gra k.

    Sejak itu, dia menulis nyaris tanpa jeda. Mengabarkan apa saja tentang ge-ologi. Saat sedang di luar negri pun, ia tak absen. Saat mendongeng tsunami yang menghantam Aceh 2004 silam, dia sedang bekerja di Kuala Lumpur. Tulisan di blognya ketika itu menjadi referensi utama, diburu pengunjung yang ingin tahu lebih dalam tentang tsunami.

    Rovicky lancar menulis karena sudah menyenanginya dari dulu. Semasa sekolah menengah dan kuliah, dia kerap mengirimkan tulisan ke berbagai surat khabar. Lebih banyak gak dimuatnya, ujarnya ngakak. Tapi dari situlah, dia be-lajar menulis yang menarik untuk kon-sumsi puhblik. Kata Rovicky, editor surat khabar dulu masih rajin-mencorat-coret naskah yang tidak dimuat dan menunjukkan kekurangannya di mana. Ketelatenan itu tak didapatnya seka-rang. Kini sekadar pemberitahuan apa-kah naskah dimuat atau ditolak.

    Seperti laiknya pendongeng, Rovicky menulis dunia geologi dengan bahasa yang sederhana. Dia tahu persis seorang pendongeng harus memen-tingkan audiennya. Barangkali karena itulah Dongeng Geologi menjadi po-pular. Sudah jutaan orang mengun-junginya. Blog ini selalu dijadikan ru-jukan informasi saat bencana terjadi. Hitnya langsung berada di atas. Saat Gunung Kelud meletus beberapa waktu lalu, blognya dikunjungi tak kurang dari 90.000 pengunjung.

    Rovicky menulis berbeda dengan yang tersaji di media massa, yang kerap

    menonjolkan dramatisasinya. Ia lebih mengungkap mengapa sebuah bencana terjadi dan bagaimana menyikapinya.

    Saking seringnya bersinggungan dengan persoalan bencana, Rovicky ter-tarik menekuni pendidikan kebenca-naan untuk S3, melenceng jauh dari pendidikan sebelumnya. Rovicky me-namatkan pendidikan S1 di jurusan Geologi Universitas Gadjah Mada pada 1983 dan S2 pada Jurusan Geofisika ITB tahun 1998. Ia merasa pendidikan kebencanaan di Indonesia belum ba-nyak dilirik. Yang ada masih tambal sulam, nyaris tanpa konsep. Ketika tsu-nami selesai, bidang ini diajarkan di semua sekolah, tak peduli ada laut atau tidak. Siswa SMA di Kalimantan dipak-sa belajar tsunami. Padahal melihat laut saja belum pernah, ujar Rovicky. Seha-rusnya pendidikan kebencanaan dise-suaikan dengan karakter khas masing-masing daerah.

    Apakah Rovicky akan pensiun seba-gai geolog? Seorang geolog tak menge-nal pensiun. Lagipula dari situ saya cari duitnya, ujar Rovicky yang mengaku tak berniat me-monetisasi blognya meski peluangnya ada. Biar saja seperti seka-

    rang. Cari duitnya saya dari migas saja, ujar Rovicky. Ia dengan senang hati merelakan jika media massa mau me-mindahkan tulisan di blognya ke hala-man cetak, tanpa kompensasi apapun.

    Apakah erupsi beberapa gu-nung berapi yang terjadi bela-kangan berpengaruh pada kondisi geologis Indonesia, khususnya ca-dangan migas ? Apakah perlu ad-justment terhadap data-data eksplorasi?

    Akti tas tektonik serta aktivitas gunungapi tidak secara langsung me-mengaruhi kondisi dan tatanan geolo-gi. Kondisi geologi Indonesia ini diben-tuk dalam ribuan bahkan jutaan tahun. Sehing ga terjadinya proses geo-logis (gempa dan gunung api) tidak serta-merta mengubah tatanan geolo-gi didaerah itu. Struktur lapangan serta pengisian cadangan migas di dalam jebakan lapangan-lapangan migas diperkirakan terkumpul dalam

    periode waktu ribuan dan jutaan tahun. Kita tidak perlu risau adanya per-ubahan tatanan dalam skala lapangan, juga mungkin tidak signifikan per-ubahan cadangan migas yang sudah diketemukan.

    Walaupun secara teoritis adanya getaran-getaran gempa ini dapat me-ningkatkan perolehan migas. Di Indo-nesia juga kebetulan lapangan-lapangan migasnya tidak berada pada daerah de-ngan tektonik aktif maupun patahan aktif ini sehingga dampaknya tidak signi kan.

    Namun dengan adanya aktivitas tektonik serta aktivitas gunung api ini memberikan tambahan pemahaman kondisi geologi regional daerah itu. Misalnya, diketahuinya patahan-patah-an aktif serta pergerakan lempengnya menjadikan ahli struktur geologi region-al dan tektonik mudah mengetahui dan mengoreksi bila perlu dengan lebih baik. Pengetahuan inilah yang memberikan ilmu serta pemahaman baru dalam mer-ekonstruksi ulang kondisi masa lampau saat terbentuk dan terkumpulnya migas di dalam jebakan.

    INSPIRASI DONGENG GEOLOGI

    ISTI

    ME

    WA

    27VOLUME 09 TAHUN I

  • Bapaknya lagi babang. Tutur seorang ibu yang sedang menggendong anaknya sambil memandang kearah laut, saat ditanya kemana suaminya. Memang saat angin barat, banyak nelayan di Pulau Lancang melakukan babang melaut berhari-hari jauh ke pulau lainnya.

    Umumnya suasana di kampung-kampung nelayan, tempat tinggal mereka kebanyakan berdinding bilik serta berlantai tanah, sangat sederhana. Seperti di rumah Azwar, nelayan dengan dua orang anak ini, masih berdinding bilik dengan lantai tanah keras. Berbeda dengan rumah para juragan ikan dan rajungan yang rumahnya terlihat megah.

    Sudah seminggu perkampungan nelayan ini ditinggal para lelaki untuk melaut, setiap sore para wanita, anak-anak, dan mereka yang tidak melaut menunggu di pinggir laut sambil memandang ke arah ombak, melihat adakah anjungan kapal yang terlihat.

    Sore itu istri dan anak-anak Azwar bersorak karena terlihat ada perahu yang muncul tenggelam di tengah ombak, dan semakin mendekat kearahnya. Menjelang magrib tampak para nelayan itu membongkar hasil tangkapan, sambil menapaki jembatan bambu mereka menuju pelelangan ikan tuk ditukar dengan lembaran rupiah.

    Teks dan Foto: Tatan Agus RST.

    Di Perkampungan Nelayan

    R A N A

    28 TAHUN I VOLUME 08

  • 29VOLUME 09 TAHUN I

  • 30 TAHUN I VOLUME 08

    R A N A

  • 31VOLUME 09 TAHUN I

  • 32 TAHUN I VOLUME 08

    Kepulauan Derawan menjadi buruan para pelancong. Destinasi favorit

    penggila diving dan snorkeling. Ada kura-kura sedang konferensi dan danau

    purba berumur 2 juta tahun.

    KEPULAUAN DERAWAN

    SENSASI UBURUBUR

    AKROBAT

    M ESKI sudah browsing berjam-jam dan me-ngunyah lusin-an artikel, hati tetap sangsi. Bagaimana bisa berenang dengan ubur-ubur? Otak sudah terlanjur menggandengkan kata ubur-ubur de-ngan racun. Tak sekadar bikin bentol, tapi juga membuat mata ogah ter-pejam. Kulit yang tersengat, sudah gatah, perih dan pedih pula

    Saat kawan-kawan lain nyebur ke danau, saya hanya mematung di ujung dermaga kayu yang luasnya tak seberapa itu. Untunglah, seorang teman mendorong tubuh saya. Jika tidak, saya lebih memilih balik kanan dan tetap dengan pikiran bahwa ubur-ubur itu binatang beracun di mana pun dan sampai kapan pun

    Setelah tercebur kepalang basah. Tangan saya mulai mengayuh, sam-bil mematut peralatan snorkeling.. Satu dua ubur-ubur mulai mendekat, sampai akhirnya tubuh saya seperti dipagari ubur-ubur. Tentakelnya mulai terasa mengelus kulit. Lembut. Jika ingin lebih merasakan sentuhannya, kita harus mengikuti geraknya, seperti

    Teks: Hidayat Tantan

    W I S A T A

    ISTI

    ME

    WA

    LATI

    TUD

    ES.N

    U

    Danau Kakaban

    H. T

    AN

    TAN

  • 33VOLUME 09 TAHUN I

    boleh bangga. Di dunia ini, ubur-ubur yang tak beracun hanya bisa ditemukan di dua tempat, Di Danau Kakaban, tempat saya menghabiskan waktu senja, beberapa waktu lalu Satu lagi di Palau, Kepulauan Mikronesia. Keduanya danau berair payau.

    Cuma, Danau Kakaban koleksi ubur-uburnya lebih kaya. Jika Palau hanya punya dua jenis, di Danau Kakaban ada empat, (Cassiopeia orna-ta, Mastigias papua, Aurelia aurita dan Tripedalia cystophora), Dari keempat-nya, Cassiopeia paling-paling atraktif. Saya lebih suka menyebutnya Ubur-ubur akrobat. Jika yang lain meng-hela tubuhnya dengan tertelungkup, Si Cassiopeia, berenang dengan kaki di atas. Jadi, seperti payung terbalik. Si akrobat ini kerap ditemukan berbaring di dasar danau yang dangkal untuk mendapatkan sinar matahari untuk memproses makanan

    Danau Kakaban, terletak di Pulau Kakaban yang tak berpeng-huni. Untuk mencapainya, kita harus masuk melalui gerbang Pulau, kemu-dian mendaki dan menuruni tangga dari kayu ulin yang khusus dibuat Pemerintah Daerah untuk memu-dahkan wisatawan Berbagai literarur

    View dari atas Pulau Lamma.

    pedansa pria mengikuti gerakan pa-sangannya di lantai dansa

    Kalau ubur-ubur beracun, biasa-nya setelah nempel, badan langsung gatal. Tapi di Kakaban ini, setelah sekian lama ditunggu, ternyata baik-baik saja. Perlahan, saya mulai meng-amini, memang ada ubur-ubur yang tak menyengatkan racun

    Untuk urusan ubur-ubur ini, kita

    menyebutkan, Danau Kakaban me-rupakan danau purba yang terbentuk sejak dua juta tahun lalu.

    Pada mulanya,gugusan karang, biasa disebut atol terhampar di dasar danau. Selama beribu-ribu tahun, sedikit demi sedikit terjadi proses pengangkatan, Karang itu naik di atas permukaan laut, membentuk dinding yang membetengi wilayah tersebut. Air laut pun terperangkap di area se-luas lima km persegi tersebut. Dengan penambahan curah hujan, dan rem-besan air tanah secara perlahan-lahan laut yang asin itu tertawarkan.

    Makluk hidup di sana pun berevo-lusi mengikuti perubahan ekosistem agar bisa bertahan hidup, termasuk ubur-ubur. Perangkat organ penghasil racunnya yang biasa ditemukan ubur-ubur yang hidup di pekatnya garam air laut, akhirnya tanggal.

    Pulau Kakaban kini menjadi salah satu unggulan pariwisata Kalimantan Timur. Berenang dengan ubur-ubur menjadi salah satu magnet penarik wisatawan, baik wisnu (wisatawan nusan tara) maupun wisman (wisata-wan mancanegara). Selain itu, Pulau Kakaban salah satu favorit diver, ujar salah seorang eksekutif, penggila diving.

    LATI

    TUD

    ES.N

    U

    H. T

    AN

    TAN

    H. T

    AN

    TAN

  • 34 TAHUN I VOLUME 08

    Di sana, para penyelam dengan mudah bercengkerama dengan rom-bongan barracuda yang jumlahnya bisa mencapai ribuan, atau mengelus hiu jenis white strip, berukuran 2 sampai 3 meter. Itu hiu jinak se-lama kita menyelamnya tidak sradak sruduk, ujar pria berusia 35 tahun.

    Di sana juga ada spot penguji