eli hariri 5215097034,j pevote, tahun lulus (090)

10

Click here to load reader

Upload: baehaqialanawa

Post on 24-Jul-2015

67 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK Page 1

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA

SMP MELANJUTKAN KE SMK

Wahyu Pahlevi

(Alumni Universitas Negeri Jakarta Tahun Lulus 2009 Dan Bekerja sebagai Karyawan)

M. Sukardjo

(Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing I)

Budjari

(Dosen Pendidikan Teknik Elektronika sebagai Dosen Pembimbing II)

Eli Hariri 5215097034

(Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika Universitas Negeri Jakarta)

Abstract

This research is aimed to finding grade correlation between Parents Education Grade

With The Interest of Junior High School Student to Continue to Vocational High School.

The research did in January 2009 which did in three Junior High School at Cilincing District

consisted of of SMPN 200 Jakarta, SMPN 162 Jakarta and MTsN 5 Jakarta.

This research uses deskriptive method. The population of this research is the third grade

junior high school at three junior high schools at Cilincing district North Jakarta consisted of

SMPN 200 Jakarta, SMPN 162 Jakarta and MTsN 5 Jakarta. This research uses 100 samples

with simple random sampling method about 14,4% from total population 693 students.

KATA KUNCI : Hubungan, minat dan pendidikan.

Pembangunan dalam segala bidang merupakan

salah satu tujuan yang harus capai oleh

pemerintah.Pembangunan dalam bidang

pendidikan adalah salah satu iri tujuan

tersebut.Indonesia sebagai negara berkembang

sedang giat-giatnya Lemperhatikan masalah

pendidikan. Mulai dari kesejahteraan guru,

profesionalisme uru, subsidi pendidikan yang

ditingkatkan, sampai kepada perbaikan dalam

sistem pendidikan yang diharapkan mampu

mendukung pembangunan di Indonesia

sehingga idonesia akan tumbuh menjadi salah

satu negara maju di masa yang akan datang.

Pendidikan yang mampu mendukung

pembangunan di masa yang akan datang dalah

pendidikan yang mampu mengembangkan

potensi peserta didik sehingga yang

ersangkutan mampu menghadapi dan

memecahkan problema kehidupan yang

dihadapinya.

Pada era globalisasi seperti saat ini

peserta didik dihadapkan pada kemajuan bmu

Page 2: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

PEVOTE Vol.4, No.6, April 2009: 1-10 Page 2

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

sangat pesat.Kemajuan dalam ilmu engetahuan

dan teknologi tersebut menuntut setiap

individu untuk tanggap dan eradaptasi dengan

segala perkembangan yang ada di

lingkungannya.Dalam hal ini dibutuhkan

sumber daya manusia yang terdidik dan siap

terjun ke dalamnya.

Untuk menyiapkan sumber daya

manusia yang dapat menjawab tantangan

tersebut, pemerintah telah mengatur sistem

pendidikan nasional yang tercantum dalam UU

No.20 tahun 2003 tentang undang-undang

pendidikan nasional dalam bab VI pasal 13 ayat 1

tentang jalur pendidikan yang berbunyi "Jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal,

nonformal, dan informal yang dapat saling

melengkapi dan memperkaya”, dalam pasal 14

disebutkan bahwa pendidikan formal terdiri

dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi. Dalam UU No.20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional bab VI pasal

17 menyatakan bahwa pendidikan dasar dapat

berbentuk sekolah dasar atau madrasah

ibtidaiyah atau sekolah menengah: pertama dan

madrasah tsanawryah. Sedangkan bentuk

satuan pendidikan untuk pendidikan

menengah tercantum dalam pasal 18 ayat 3

yang berbunyi "pendidikan menengah berbentuk

sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah,

sekolah menengah kejuruan dan madrasah aliyah

kejururan atau bentuk lain yang sederajat".

Sekolah Menengah Kejuruan

merupakan salah satu pelaksana pendidikan

menengah kejuruan yang dikelola oleh

Direktorat Pendidikan Menenga Kejuruan

(Dikmcnjur). Dalam undang-undang nomor

20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS tepatnya

pada penjelasan pasal 15 menycbutkan bahwa

pendidikankejuruan merupakan pendidikan

menengah yang mempersiapkan peserta didik

terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Pendidikan kejuruan bertujuan untuk

meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan

peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program

kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif

dan efisien serta mengembangkan keahlian dan

keterampilan, mereka harus memiliki stamina

yang tinggi, menguasai bidang keahlianya dan

dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi,

memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu

berkomunikasi sesuai dengan tuntutan

pekerjaannya, sertamemiliki kemampuan

mengembangkan diri.

Berdasarkan uraian dari latar

belakang masalah akanditeliti apakah terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan orang tua

terhadap minat siswa SMP untuk melanjutkan

ke SMK.

BAHASAN

Hakikat Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting

dalam kehidupan dan sebagai pembinaan

kepribadian tiap manusia dirumah, disekolah,

maupun di masyarakat.Pendidikan adalah

tanggungjawab bersama antara keluarga,

masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

diperlukan kerjasama antara ketiga komponen di

atas agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan

baik. Sebagai salah satu cara untuk mencapai

tujuan tersebut pemerintah telah mengatur

Page 3: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK Page 3

pendidikan formal berdasarkan jenjang atau

tingkat,yang terdiri atas pendidikan dasar,

menengah dan tinggi.

Definisi pendidikan menurut UU No. 20

tahun 2003 tentang Sisdiknas dalam pasal 1

adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pcngendalian

diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara, Selanjutnya

menurut Burhanuddin Salam, “Pendidikan

merupakan suatu proses untuk

mengembangkan semua aspek kepribadian

manusia yang mencakup pengetahuannya, nilai

serta sikapnya dan keterarnpilannya".

Sedangkan menurut Muhibbin Syah,

pendidikan juga diartikan sebagai suatu proses

dengan metode-metode tertentu sehingga

orang memperoleh pengetahuan, pemahaman

dan cara bertingkah laku sesuai kebutuhan.

Beberapa pengertian yang telah

disebutkan memandang pendidikan sebagai

suatu tujuan untuk mencapai kepribadian anak

yang lebih baik dengan memberi pengetahuan

dan keterampilan untuk masa

depannya.Dalarn meningkatkan kedewasaan

anak diperlukan adanya peran serta orang

dewasa untuk membimbingnya agar

perkembangan yang terjadi lebih terarah

menuju pada perbaikan. Ngalim purwanto

mengatakan " Pendidikan merupakan pimpinan

yang diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa kepada anak-anak dalam

pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar

berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat".

Dari definisi-definisi yang telah

disebutkan dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah bimbingan yang dilakukan secara sadar

oleh seseorang kepada orang lain, bimbingan

tersebut harus dapat menumbuhkan dan

mengembangkan potensi-potensi yang

dimiliki oleh anak-anak didik baik jasmani

maupun rohaninya.

Hakikat Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat adalah urutan yang

menunjukan hirarki dari kelompok bawah ke

kelompok atas.Menurut Ace Suryadi jenjang

pendidikan adalah tingkat pendidikan

persekolahan yang berkesinambungan antara

satu jenjang dengan jenjang lainnya, jenjang

pendidikan yang termasuk jalur pendidikan

sekolah terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Dalam undang-undang No. 20 tahun

2003 tentang Sisdiknas bab VI pasal 13 ayat 1

menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri

atas pendidikan formal, nonformal dan informal

yang saling melengkapi dan memperkaya.

Selanjutnya dalam pasal berikutnya disebutkan

bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas

pendidikan dasar, menengah dan tinggi.

Menurut Undang-undang No 20 tahun

2003 bab VI pasal 17 ayat 1 menjelaskan

bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang

pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah. Dan pada ayat 2 disebutkan bahwa

Page 4: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

PEVOTE Vol.4, No.6, April 2009: 1-10 Page 4

pendidikan dasar bcrbentuk sckolah dasar

(SD) dan madrasah ibtidaiyth (Ml) atau bentuk

lain yang sederajat sekolah menengah pertama

(SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau

bentuk lain yang sederajat.

Selanjutnya pada undang-undang yang

sama pasal ,8 ayat 1 menjelaskan bahwa

pendidikan menengah merupakan lanjutan

penduhkan dasar. Lain pada ayat 2 disebutkan

pendidikan menengah berbentuk sekolah

menengah atas (SMA), madrasah aliyah

(MA), sekolah menengah kejuruan (SMK),

dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau

bentuk lain yang sederajat.

Sedangkan pendidikan tinggi menurut

undang-undang No.20 tahun 2003 pada pasal 19

merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program

pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,

dan doktor yang dilaksanakan oleh pendidikan

tinggi.

Dari penjelasan tentang pendidikan

dasar, menengah dan tinggi dapat disimpulkan

bahwa jenjang pendidikan menuntut kemampuan

yang berbeda-beda.Logikanya adalah seseorang

yang menyelesaikan jenjang pendidikan yang

lebih tinggi akan memiliki kemampuan

akademis, wawasan dan pola pikir yang lebih

tinggi dibanding dengan yang menyelesaikan

jenjang pendidikan di bawahnya.

Pendidikan mempunyai peranan

penting untuk meningkatkan kualitas

manusia.Orang tua yang berpendidikan tinggi

tentu mempunyai wawasan berpikir yang lebih

maju dari pada yang berpendidikan rendah.Hal

tersebut dapat terlihat dari semangatnya dalam

memotivasi atau mendorong anak-anaknya

untuk menempuh pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi.

Tingkat pendidikan juga dapat

mempengaruhi status sosial ekonomi

seseorang.Gaston Mialaret mengatakan

pendidikan merupakan sarana utama dalam

meningkatkan kedudukan social

seseorang.Pesiode bersekolah yang lebih lama

memberikan jalan memperoleh sertifikat untuk

bekerja, yang pada umumnya lebih

menantang, memberikan gaji yang lebih besar,

lebih bergengsi dan lebih sedikit memberikan

beban fisik dari pada pekerjaan yang terbuka

bagi orang-orang yang mengalami pendidikan

formal yang lebih pendek.

Selanjutnya Uwe Schippers dan Djadjang

Madyo Patriana mengatakan di negara manapun di

dunia, kesempatan meraih sukses dalam bidang

pekerjaan sangat dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan formal yang telah dicapai, sebab

pendidikan formal yang dimiliki seseorang turut

menentukan kedudukannya pada struktur

masyarakat dan sekaligus dalam kesempatan

berkarier dalam pekerjaan.Kemudian Aswandi Bahar

juga mengatakan babwa iamanya anak bersekolah

biasanya tergantung pada perpaduan antara status

sosial ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua.

Selanjutnya Ghristopher Jeanch

mengatakan bahwa family, charactheristic are the

main variable in a student environment :

occupation, income, parent education, family

socioekonomics status yang artinya bahwa keadaan

keluarga (bentuk pekerjaan, penghasilan, tingkat

pendidikan dan status sosial ekonomi orang tua)

merupakan variabel utama dari hngkungan sekolah.

Berdasarkan pengertian-pengertian

yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa

Page 5: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK Page 5

tingkat pendidikan orang tua adalah

jenjangatauurutan pendidikan formal yang

ditempnh oleh orang tua yang dimulaidan

tingkatdasar, tingkat menegah sampai dengan

tingkat tinggi.Lalu diketahui bahwa

padapendidikan anak sangat tergantuag dan

motivasi, perhatian dan dorongan dariorang

tua.Dorongan dan perhatian orang tua dapat

dipengaruhi oleh beberapafaktor diantaranya

adalah tingkat pendidikan orang ma yang secara

tidak langsungmempengaruhi status ekonomi

orang tua.

Hakikat Minat

Menurut Hurlock, minat merupakan

sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan bila

mereka bebas memilih. Lalu menurut Noeng

Muhadjir minat adalah ekspresi dari sikap

afektif seseorang yang tertuju pada pilihan

aktivitas tertentu.Kemudian dalam kamus

besar bahasa Indonesia, minat diartikan

sebagai kecenderungan hati yang tinggi

terhadap sesuatu; gairah atau keinginan.

Sedangkan menurut J.S Badudu dalam kamus

umum bahasa Indonesia mengatakan bahwa ?

Minat adalah perhatian; keinginan untuk

memperhatikan atau melakukan sesuatu .

Selanjutnya Andi Mappiare

menjelaskan bahwa minat adalah suatu

perangkat mental yang terdiri dari suatu

campuran antara perasaan, harapan,

pendirian, prasangka, rasa takut atau

kecenderungan. Hal yang senada juga

diungkapkan oleh Hilgar yang memaparkan

bahwa minat adalah suatu prosesyang tetap

untuk memperhatikan dan memfokuskan diri

pada sesuatu yangdiminatinya dengan perasaan

senang dan rasa puas.

Witherington menjelaskan bahwa minat

adalah kesadaran seseorang tentang suatu objek,

seseorang, suatu soal atau suatu situasi yang

mengandung sangkut paut dengan dirinya. Beliau

menjelaskan bahwa minat harus dipandang sebagai

suatu sambutan yang sadar, kalau tidak demikian

minat itu tidak memiliki arti sama sekali. Lalu

menurut Sardiman minat diartikan sebagai suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat

ciri-ciri atau arti sementara situasi yang

dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau

kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Menurut Hurlock ada beberapa ciri minat

pada anak diantaranya adalah :1) Minat tumbuh

bersamaan dengan perkembangan fisik, minat

disemua bidang berubah selama terjadi perubahan

fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan

terlambat dan kematangan dicapai minat menjadi

lebih stabil. 2) Minat bergantung pada kesiapan

belajar, anak-anak tidak dapat mempuyai minat

sebelum mereka siap secara fisik dan mental.

3) Minat bergantung pada kesempatan belajar,

kesempatan untuk belajar bergantung pada

lingkungan dan minat, baik anak- anak maupun

dewasa yang menjadi bagian dari lingkungan

anak. Karena lingkungan anak terbatas

padarumah, minat rnereka "tumbuh dari

rumah" Dengan bertambah luasnya lingkup

sosial, mereka menjadi tertarik pada minat orang

diluar rumah yang mereka kenal.4)

Perkembangan minat mungkin terbatas,

Page 6: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

PEVOTE Vol.4, No.6, April 2009: 1-10 Page 6

ketidakmampuan fisik danmental

serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi

minat anak. Anak yang cacat

fisik misalnya tidak mungkin mempunyai minat

yang sama pada olah raga

seperti teman sebayanya yang perkembangan

fisiknya normal. 5) Minat dipengaruhi pengaruh

budaya, anak-anak mendapat kesempatan dari

orang tua, guru, dan orang dewasa untuk belajar

apa saja yang oleh kelompok budaya mereka

anggap minat yang sesuai dan mereka tidak

diberi kesempatan untuk menekuni minat yang

dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh

kebudayaan mereka. 6) Minat berbobot

emosional, bobot emosional dari minat

menentukankekuatannya. Bobot emosional

yang jidak menyenangkan melemahkan minat

dan bobot emosional yang menyenangkan dapat

memperkuat minatnya. 7) Minat itu egosentris,

sepanjang kanak-kanak minat itu egosentris

misalnya,minat anak laki-laki pada

matematika sering berlandaskan keyakman

bahwakepandaian matematika di sekolah akan

merupakan langkah pent in g menuju

kedudukan yang menguntungkan dan

bergen£si di dunia usaha.

Dari beberapa pengertian tentang

minatdiatas dapat dikatakan bahwa minat

dibentukdari perasaan dan pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang pada suatu objek yang

menjadi perhatiannya.Hal tersebut sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Hurlock bahwa semua minat

merailiki dua aspek yaitii aspek kognitif dan aspek

afektif.Hal serupa juga diungkapkan oleh Kartini

Kartono yang mengatakan bahwa minat erat berkaitan

dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur

afektif/ perasaan, kognitif dan kemauan.

Menurut Hurlock aspek kognitif

adalah aspek yang didasarkan pada konsep yang

dikembangkan anak mengenai bidang yang

berkaitan dengan minat.Sedangkan aspek afektif

atau bobot emosional adalah konsep yang

membangun konsep kognitif minat yang

dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang

ditimbulkan minat. Berkembangnya kedua

aspek tersebut didasarkan atas pengalaman

pribadi dari apa yang dipelajari di rumah, di

sekolah dan di masyarakat serta dari berbagai

jenis media massa.

Walaupun kedua aspek tersebut

penting peranannya dalam menentukan apa yang

akan dan tidak dikerjakan oleh anak, dan jenis

penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek

afektif menurut Hurlock lebih besar perananya.

Karena aspek afektif mempunyai peranan yang

lebih besar dalam memotivasi daripada aspek

kognitif, dan aspek afektif cenderung lebih tahan

terhadap perubahan dibandingkan dengan aspek

kognitif.

Memperhatikan kembali tentang

perkembangan kedua aspek minat diatasyang di

dasarkan atas pengalaman pribadi dan hasil belajar

di berbagai tempat,mengandung arti bahwa untuk

menimbulkan minat seseorang

diperlukaninformasi atau petunjuk sebelumnya.

Petunjuk atau informasi yang diterimaberguna

sebagai pendorong atau motivator bagi mereka.

Harry Dextermengemukakan dua kaidah pembentuk

minat dengan perasaan yang dikutip

olehB.Simanjuntak bahwa akan menimbulkan

minat terhadap sesuatu hal maka (1)Usahakan

memperoleh informasi tentang hal itu (2)

Lakukan aktivitas yangberkaitan dengan hal itu.

Hal yang sama dinngkapkan oleh Bernard

Page 7: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK Page 7

yangmengatakan bahwa minat timbul tidak secara

uba-tiba/spontan, melainkan timbulakibat dari

partisipasi, pengalaman dan kebiasaan pada

waktu belajar ataubekerja.

Berdasarkan dari uraian yang telah

diungkapkan dapat disimpulkan bahwa minat

adalah suatu kesukaan atau kesenangan pada

suatu aktifitas yang mengandung aspek kognitif

dan aspek afekrif. Minat merupakan salah satu

faktor penring yang harus ada pada diri manusia,

karena tanpa minat terhadap sesuatu, seseorang

tidak akan merasakan adanya kepuasan. Ini

berarti minat merupakan daya dorong gntuk

pencapaian sesuatu dan pada akhimya akan

membentuk pola hidup manusia. Bahkan dapat

dikatakan bahwa keberhasilan dan perkembangan

hidup manusia itu sebagian besar ditentukan oleh

minatnya.

Metodologi Penelitian

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah

dirumuskan sebelumnya, maka penelitian mi

bertujuan untuk mengetahui derajat hubungan

antara tingkat pendidikan orang tua dengan

minat siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di: (1) SMPN

162 Jakarta^l.Marunda Bara,CilincingJakarta

Utara. (2) MTsN 5 Jakarta, JL Sungai Landak,

Cilincing Jakarta Utara, dan (3) SMPN 200

Jakarta, Jl. Rorotan, Cilincing Jakarta Utara

(Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran

2008/2009, pada bulan Januari tahun 2009.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode survey karena

pengambilan data dilakukan dari satu populasi

dan menggunakan kuisoner sebagai alat

pengumpulan data yang pokok. Metode survey

dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian

yakni mengetahui derajat hubungan antara

tingkat pendidikan orang tua dengan minat siswa

SMP untuk melanjutkan ke SMK,

Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel

yaitu tingkat pendidikan orang tua sebagai variabel : a)

Definisi Konseptual : Tingkat pendidikan Orang

Tua adalah tingkatan pendidikan formal yang

ditempuh melalui kegiatan belajar mengajar serta

mempunyai kesinambungan waktu antar jenjang

yang terdiri atas pendidikan dasar pendidikan

menengah, dan pendidikan tinggi. b) Definisi

Operasional : Data tingkat pendidikan orang tua

diperoleh melalui pemberian angket/kuisoner

yang diisi oleh siswa yang bersangkutan

Data untuk tingkat pendidikan dibuat

dalam kuisoner tertutup, responden hanya memilh

alternatif jawaban yang disediakan.Kuisoner

tertutup diukur dengan skala tingkat pendidikan

yaitu rendah, menengah dan tinggi.

Page 8: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

PEVOTE Vol.4, No.6, April 2009: 1-10 Page 8

Tabel 1. Kategori tingkat pendidikan orang tua

Tingkat

Pendidikan

Katagori Keterangan Bobot

Skor

Tinggi

S3 Tamat 14

Tidak Tamat 13

S2 Tamat 12

Tidak Tamat 11

S1 Tamat 10

Tidak Tamat 9

D3 Tamat 8

Tidak Tamat 7

Menengah

Umun

SMA/SMK Tamat 6

Tidak Tamat 5

Menengah

Pertama

SMP Tamat 4

Tidak Tamat 3

Dasar SD Tamat 2

Tidak Tamat 1

Variabel Minat Siswa SMP Melanjutkan ke

SMK

a) Definisi Konseptual : minat siswa

SMP untuk melanjutkan ke SMK adalah suatu

kesenangan, dan keinginan yang terdapat pada

siswa/siswi SMP kelas 3 sehingga siswa

tersebut termotivasi untuk melanjutkan

pendidkannya ke SMK yang didasari oleh

aspek-aspek yang mempengaruhinya. b)

Definisi Operasional : Minat siswa SMP

melanjutkan ke SMK adalah tanggapan atau

keinginan yang diberikan siswa SMP terhadap

pernyataan-pernyataan dari kuisoner mengenai

minat melanjutkan ke SMK. Kuisoner disusun

berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi

minat siswa SMP melanjutkan ke SMK dan

diukur denganmenggunakan skala Linkert

Uji Hipotesis Penelitian

Untuk menguji hipotesis peneliti

menggunakan rumus “Product Moment dari

Pearson”, karena teknik kolerasi dari Pearson

adalah teknik yang paling banyak dipakai

untuk menghitung kolerasi khususnya untuk

mendapatkan standar kesalahan terkecil.

Data-data diperoleh dan ditabulasikan

menurut fungsinya dengan X adalah timhkat

pendidikan orang tua dan Y adalah minat

siswa SMP melanjutkan ke SMK. Koefisien

kolerasi dihitung dengan kolerasi Product

Moment dari Pearson dengan rumus statisti :

Keterangan :

X = Tingkat pendidikan orang tua

Y = Minat siswa SMP melanjutkan ke SMK

N = Banyaknya sempel

Yang kemudianakan digunakan dalam

pengujian hipitesis statistic sebagai berikut :

Ho : r = 0

H1 : r ≠ 0

H1 : Terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan minat siswa SMP

melanjutkan ke SMK

H0 : Tidak terdapat hubungan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan minat siswa SMP

melanjutkan ke SMK.

Selanjutnya untuk menguji signifikan

indeks kolerasi itu digunakan uji-t dengan

rumus :

Page 9: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Minat Siswa SMP Melanjutkan ke SMK Page 9

Jika - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka kolerasinya

tidak signifikan.Dan jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel

≤ thitung maka kolerasinya signifikan.

Perhitungan dilakukan pada taraf signifikan

0,05 dengan dk = n-2. Jika H1 diterima, maka

koefisien kolerasi signifikan, sehingga dapat

disimpulkan antara variable X dan Y terdapat

hubungan, namun jika H0 diterima maka tidak

terdapat hubungan antara variable X dan Y.

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi

yang diberikan variable X terhadap variable Y

maka digunakan koefisien determinasi dengan

rumus :

Hasil Penelitian

Data Tingkat Pendidikan Orang Tua

Data tingkat pendidikan orang tua diperoleh

dari pengisian kuesioner dengan menggunakan skala

ordinal tingkat pendidikan dengan 100 responden dari

3 sekolah.Dari hasil kuesioner tersebut didapat nilai

terendah 2 dan nilai tertinggi 22, dengan rentang

sebesar 20.Bila dibuat menjadi interval maka

terdapat 7 kelas dengan panjang interval 3.

Harga rata-rata yang dihasilkan 9,59 dengan

simpangan baku 4,73 dan modus 8,9.

Data Minat Siswa SMP Untuk Melanjutkan Ke

SMK

Data minat siswa SMP untuk melanjutkan

ke SMK diperoleh dari pengisian kuesioner dengan

menggunakan skala Likert dengan 100 responden

dari 3 sekolah.Dari hasil kuesioner tersebut didapat

nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 103, dengan

rentang sebesar 49.Bila dibuat menjadi interval

maka terdapat 10 kelas dengan panjang interval 5.

Harga rata-rata yang dihasilkan 83,56dengan

simpangan baku 13,45 dan modus 97,82.

Kesimpulan

Berdasarican penelitian yang dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif

antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat

siswa SMP untuk melanjutkan ke SMK dengan

koefisien korelasi sebesar - 0,3289. Nilai koefisien

korelasi tersebut menunjukan bahwa hubungan

kedua variabel tersebut rendah.

Walaupun hasil penelitian hubungan tingkat

pendidikan orang tua dengan minat siswa SMP untuk

melanjutkan ke SMK agak rendah yakni -

0,3289,namunjika dilihat dari minat siswa SMP

untuk melanjutkan pendidikannya ke SMK cukup

besar. Dengan begitu besarnya minat siswa SMP

untuk melanjutkan ke SMK ternyata tidak

menjamin bahwa siswa tersebut akan

melanjutkan pendidikannya ke SMK, karena dalam

menentukan pilihan sekolah anak tersebut akan

sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti

keinginan orang tua, biaya, kualitas sekolah, lokasi

sekolah dan Iain-lain. Hal inilah yang mungkin

akan membuat hasil belajar siswa kurang optimal

karena sekolah yang dipilih tidak sesuai dengan

minat dari siswa.

Saran Berdasarkan dari kesimpulan dan yang

dikemukakan, maka peneliti mempunyai saran

sebagai berikut: 1) Peneliti mengharapkan

kepada orang tua agar berusaha untuk

meningkatkan wawasan dan pengetahuannya

Page 10: Eli Hariri 5215097034,J PEVOTE, Tahun Lulus (090)

PEVOTE Vol.4, No.6, April 2009: 1-10 Page 10

tentang pendidikan, misalkan dengan banyak

membaca buku-buku pendidikan atau sejenisnya

sebagai bekal untuk memberikan perhatian, motivasi

dan dorongan kepada anak-anak mereka dalam

proses pendidikan. 2) Peneliti mengharapkan

agar pihak sekolah mulai memberikan pelajaran-

pelajaran yang mengarahkan minat dan bakatnya,

misalkan dalam kegiatan ekstrakurikuler agar anak-

anak dapat mengembangkan bakat dan minatnya.

3) Perlu diadakan tes perminatan untuk siswa

SMP kelas 3 di sekolah sehingga dengan

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. Jakarta : BPS,

1991.

Bahar, Aswandi. Dasar-dasar

Kependidikan.Jakarta : Depdikbud,

1989.

Depdiknas.UU RI No. 20 tahun 2003 tentang

SistemPendidikan Nasional.Jakarta :

Depdiknas, 2003.

Depdiknas.Permendiknas No.22 tahun 2006

tentang Struktur kurikulum pendidikan

kejuruan.Jakarta : Depdiknas, 2006.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan Anak.

Jakarta : Erlangga, 1990.

Kartono, Kartini, Psikologi Umum. Bandung :

CV Mandar Maju, 1990.

Mialaret, Gaston. Hak Anak-Anak untuk

memperoleh pendidikan.Jakarta : Balai

Pustaka, 1993.

Rochemi.Hubungan antar tingkat pendidikan

orang tua dengan motivasi bagi

pendidikan formal anak.Jakarta :

Skrisi, IKIP Jakarta, 1994.

Salam, Burhanuddin. Pengantar Pedagogik :

Dasar-dasarIlmu Mendidik. Jakarta :

Rieneka Cipta, 1997.

Simanjuntak, B. Psikologi Pendidikan.

Bandung : Tarsito, 1984.

Singarimbun, Masri. Metode Penelitian

Survei.Jakarta : LP3ES, 1989.

Suryadi, Ace. Pendidikan Investasi SDM dan

Pembangunan : isu, teori dan aplikasi.

Jakarta : Balai Pustaka, 1990.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Baru.Bandung : Remaja

Rosda Karya, 1997.

Witherington, H.C. psikologi

Pendidikan.Jakarta : Aksara Baru,

1980.