eksum kajian kek 2013

3

Upload: nur-fitri-indah-kumalasari

Post on 17-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

djgskgkgkk

TRANSCRIPT

  • RINGKASAN EKSEKUTIF

    Kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah salah satu kebijakan

    untuk meningkatkan penanaman modal. Diharapkan melalui penyelenggaraan KEK tersebut,

    dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian regional dan nasional, yaitu

    (i) peningkatan PDB dan PDRB (ii) penghematan devisa (iii) penambahan lapangan kerja, dan

    (iv) penambahan pendapatan pajak.

    Untuk mengkaji besarnya dampak pembangunan KEK terhadap indikator perekonomian, pada

    tahun 2013 Sekretariat Dewan Nasional bekerjasama dengan konsultan PT. Sinergi Visi

    Utama menyusun model yang dapat digunakan untuk menganalisis dampak pembangunan

    KEK terhadap indikator perekonomian regional dan nasional. Penyusunan model ini

    merupakan pengembangan dari model tahun sebelumnya yang cakupan analisisnya hanya

    dapat mengukur dampak ekonomi secara nasional. Dengan tersusunnya model analisis ini,

    dapat diperoleh instrumen yang lebih komprehensif dalam mengevaluasi usulan KEK.

    Model yang digunakan dalam analisis ini adalah Model Komputasi Keseimbangan Umum

    (Computable General Equilibrium atau CGE). Untuk menyusun model ini, digunakan data

    input-output inter-regional, input-output nasional, Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE)

    nasional dan regional. Selain itu, data-data pendukung lainnya terkait dengan usulan KEK,

    terutama data rencana investasi pengembangan KEK sebagai data shock. Model CGE yang

    disusun ini dapat mengukur dampak pembangunan KEK di masing-masing wilayah yang

    terdapat KEK-nya, serta dampak KEK terhadap wilayah lain, yang selanjutnya model tersebut

    dinamakan Model CGE Indonesia Special Economic Zone-Inter Regional (iSEZ-IR). Konsep

    model ini telah divalidasi melalui serangkaian Focus Group Discussion (FGD) dengan

    berbagai narasumber, baik dari kalangan praktisi maupun akademisi.

    Model iSEZ-IR diujicobakan terhadap 2 KEK yang telah ditetapkan, yaitu Sei Mangkei dan

    Tanjung Lesung, serta 6 usulan KEK yang dipilih berdasarkan koridor ekonomi, yaitu Palu,

    Bitung, Tanjung Api-api, Lubuk Tutung, Mandalika, Morotai. Berdasarkan hasil simulasi,

    diperoleh dampak pembangunan KEK terhadap perekonomian nasional antara lain:

    1. Dampak Terhadap Ekonomi Makro

    Secara umum, pembangunan KEK di delapan wilayah berdampak terhadap

    meningkatnya pertumbuhan ekonomi baik terhadap indikator makro ekonomi regional

    maupun nasional. Pada tahun 2014 sebagai tahun pertama dilakukan shock, PDRB di

    provinsi yang disimulasikan mengalami peningkatan. Untuk jangka waktu lima tahunan

    berikutnya, dari tahun 2015-2045 menunjukkan kecenderungan PDRB yang positif

    dengan memiliki trend yang positif setiap tahunnya. Kenaikan PDRB provinsi sebagai

    dampak dari pembangunan KEK dibentuk oleh daya beli/konsumsi rumah tangga riil

    yang meningkat, investasi riil yang positif, investasi yang naik, Balance of Trade (BoT)

    yang semakin meningkat dan inflasi yang semakin menurun.

  • 2. Dampak Terhadap Output Sektoral

    Hasil simulasi menunjukkan bahwa pada umumnya output sektor mengalami

    peningkatan terutama sektor yang diberikan shock. Dengan adanya investasi maka

    kapasitas produksi sektoral tentunya meningkat sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil

    simulasi sejalan dengan hipotesis awal kegiatan ini.

    3. Dampak Terhadap Upah Riil

    Pembangunan KEK berdampak pada penurunan inflasi sehingga produksi sektoral

    meningkat. Dengan meningkatnya output dan menurunnya harga mengakibatkan

    peningkatan upah rill sehingga daya beli masyarakat meningkat.

    Berdasarkan kajian model analisis dampak pembangunan KEK terhadap perekonomian

    regional dan nasional ini, direkomendasikan kebijakan antara lain :

    1) Meskipun model yang digunakan berupa model dinamik inter-regional bersifat bottom-up,

    tetapi supaya model lebih dapat merespon terhadap kondisi yang ada, sebaiknya data

    yang digunakan menggunakan data IRIO dan IRSAM yang terbaru yaitu 2010, karena

    data yang digunakan dalam kajian ini menggunakan data IRIO dan IRSAM tahun 2005.

    2) Untuk menganalisis kemiskinan terutama terkait dengan jumlah kemiskinan baik di

    perkotaan dan diperdesaan, sebaiknya dengan melakukan kombinasi dengan data

    SUSENAS dengan mengkaitkan hasil dampak yang diperoleh dengan menggunakan

    metode Foster-Greer-Thorbecke (FGT).