ekstraksi pelarut _ khusus tugas

4
3/13/2015 EKSTRAKSI PELARUT | khusus tugas http://tugasfarmasiqu.blogspot.com/2012/05/ekstraksipelarut.html 1/4 1st May 2012 EKSTRAKSI PELARUT I. DEFINISI DAN JENISJENIS EKSTRAKSI Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur , seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut. Ekstraksi [http://dedy21.com/2009/03/11/kelarutan/] merupakan proses pemisahan suatu komponen dari suatu campuran berdasarkan proses distribusi terhadap dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Ekstraksi pelarut [http://dedy21.com/2009/03/09/resinpenukaranion/] umumnya digunakan untuk memisahkan sejmlah gugus yang diinginkan dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis secara keseluruhan. Kadangkadang gugusgugs pengganggu ini diekstraksi secara selektif. Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokan beberapa kali. Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktorfaktor sebagai berikut: 1. Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi rendah untuk gugus pengotor lainnya. 2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air 3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air 4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun 5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut Ekstraksi [http://dedy21.com/2009/03/09/kromatografilapistipis/] dapat dilakukan secara kontinue atau bertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corong pemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas. Dengan jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proses kesetimbangan [http://dedy21.com/2009/03/11/kekuatanmedanligan/] maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corong dengan jalan membuka kran corong dan dijaga agar jangan sampai lapisan atas ikut mengalir keluar. Untuk tujuan kuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali. Analisis [http://dedy21.com/2009/03/12/pembuatantawas/] lebih lanjut setelah proses ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti volumetri, spektrofotometri dan sebagainya. Jika sebagai metode analisis digunakan metode spekttrofotometri, tidak perlu dilakukan pelepasan karena konsentrasi gugus yang bersangkutan dapat ditentukan langsung dalam lapisan organik. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk pelarut air maupun organik. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut karena efektivitasnya. [Lucas, Howard J, David Pressman. Principles and Practice In Organic Chemistry] Faktorfaktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: Tipe persiapan sampel Waktu ekstraksi Kuantitas pelarut Suhu pelarut Tipe pelarut Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001). Macam Metoda Ekstraksi : Ekstraksi Cara Dingin Metoda ini artinya tidak ada proses pemanasan selama proses ekstraksi berlangsung, tujuannya untuk menghindari EKSTRAKSI PELARUT

Upload: tiwi-sitompul

Post on 24-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hbhbj

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstraksi Pelarut _ Khusus Tugas

3/13/2015 EKSTRAKSI PELARUT | khusus tugas

http://tugasfarmasiqu.blogspot.com/2012/05/ekstraksi­pelarut.html 1/4

1st May 2012EKSTRAKSI PELARUT

I.                   DEFINISI DAN JENIS­JENIS EKSTRAKSIEkstraksi pelarut atau disebut  juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer.

Alasan utamanya adalah pemisahan  ini dapat dilakukan baik dalam  tingkat makro ataupun mikro. Prinsip metode  inididasarkan pada distribusi  zat pelarut dengan perbandingan  tertentu antara dua pelarut yang  tidak  saling bercampur  ,seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasan nya adalah zat  terlarut dapat ditransfer pada jumlah yangberbada dalam kedua fase pelarut.

Ekstraksi  [http://dedy21.com/2009/03/11/kelarutan/] merupakan proses pemisahan suatu komponen dari  suatucampuran  berdasarkan  proses  distribusi  terhadap  dua macam  pelarut  yang  tidak  saling  bercampur.  Ekstraksi  pelarut[http://dedy21.com/2009/03/09/resin­penukar­anion/]  umumnya  digunakan  untuk  memisahkan  sejmlah  gugus  yangdiinginkan dan mungkin merupakan gugs pengganggu dalam analisis  secara keseluruhan. Kadang­kadang gugus­gugspengganggu ini diekstraksi secara selektif.

Teknik  pengerjaan  meliputi  penambahan  pelarut  organik  pada  larutan  air  yang  mengandung  gugus  yangbersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar kedua jenis pelarut (dalam hal  ini pelarut organik dan air)  tidaksaling tercamupr satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah dengan jalan pengocokanbeberapa kali.Untuk memilih jenis pelarut yang sesai harus diperhatikan faktor­faktor sebagai berikut:

1. Harga konstanta distribusi  tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi  rendah untuk guguspengotor lainnya.

2. Kelarutan pelarut organik rendah dalam air3. Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air4. Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun5. Mudah melepas kembali gugs yang terlarut didalamnya ntk keperluan analisa lebih lanjut

Ekstraksi  [http://dedy21.com/2009/03/09/kromatografi­lapis­tipis/]  dapat  dilakukan  secara  kontinue  ataubertahap, ekstraksi bertahap cukup dilakukan dengan corong pisah. Campuran dua pelarut dimasukkan dengan corongpemisah, lapisan dengan berat jenis yang lebih ringan berada pada lapisan atas.

Dengan  jalan pengocokan proses ekstraksi berlangsung, mengingat bahwa proses ekstraksi merupakan proseskesetimbangan [http://dedy21.com/2009/03/11/kekuatan­medan­ligan/] maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapatdilakukan setelah kedua jenis pelarut dalam keadaan diam. Lapisan yang ada dibagian bawah dikeluarkan dari corongdengan  jalan membuka  kran  corong  dan  dijaga  agar  jangan  sampai  lapisan  atas  ikut mengalir  keluar.  Untuk  tujuankuantitatif, sebaiknya ekstraksi dilakukan lebih dari satu kali.

Analisis  [http://dedy21.com/2009/03/12/pembuatan­tawas/]  lebih  lanjut  setelah  proses  ekstraksi  dapatdilakukan  dengan  berbagai metode  seperti  volumetri,  spektrofotometri  dan  sebagainya.  Jika  sebagai metode  analisisdigunakan  metode  spekttrofotometri,  tidak  perlu  dilakukan  pelepasan  karena  konsentrasi  gugus  yang  bersangkutandapat ditentukan langsung dalam lapisan organik. Metode spektrofotometri dapat digunakan untuk pelarut air maupunorganik.Ekstraksi  padat  cair  atau  leaching  adalah  transfer  difusi  komponen  terlarut  dari  padatan  inert  ke  dalam  pelarutnya.Proses  ini  merupakan  proses  yang  bersifat  fisik  karena  komponen  terlarut  kemudian  dikembalikan  lagi  ke  keadaansemula  tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan padat dapat dilakukan  jika bahan yang diinginkandapat  larut dalam solven pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya  sedikit  larut dalampelarut.  Namun  sering  juga  digunakan  pada  padatan  yang  larut  karena  efektivitasnya.  [Lucas,  Howard  J,  DavidPressman. Principles and Practice In Organic Chemistry]Faktor­faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah:

Tipe persiapan sampelWaktu ekstraksiKuantitas pelarutSuhu pelarutTipe pelarut

Ekstraksi  lebih  efisien  bila  dilakukan  berulang  kali  dengan  jumlah  pelarut  yang  lebih  kecil  daripada  jumlahpelarutnya banyak tetapi ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).

Macam Metoda Ekstraksi :Ekstraksi Cara DinginMetoda  ini  artinya  tidak  ada  proses  pemanasan  selama  proses  ekstraksi  berlangsung,  tujuannya  untuk  menghindari

EKSTRAKSI PELARUT

Page 2: Ekstraksi Pelarut _ Khusus Tugas

3/13/2015 EKSTRAKSI PELARUT | khusus tugas

http://tugasfarmasiqu.blogspot.com/2012/05/ekstraksi­pelarut.html 2/4

rusaknya senyawa yang dimaksud rusak karena pemanasanan. Jenis ekstraksi dingin adalah :               Maserasi merupakan proses  ekstraksi menggunakan pelarut  diam atau dengan beberapa kali  pengocokan pada  suhu

ruangan.  Pada  dasarnya  metoda  ini  dengan  cara  merendam  sample  dengan  sekali­sekali  dilakukan  pengocokan.Umumnya  perendaman  dilakukan  24  jam  dan  selanjutnya  pelarut  diganti  dengan  pelarut  baru.  Ada  juga  maserasikinetik yang merupakan metode maserasi dengan pengadukan secara sinambung tapi yang ini agak jarang dipakai.Perkolasi merupakan ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction)yang  umumnya  dilakukan  pada  suhu  ruangan.  Prosesnya  terdiri  dari  tahap  pengembangan  bahan,  maserasi  antara, perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak) secara terus menerus sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnyasatu sampai lima kali volume bahan, ini bahasa buku agak rumit ya…? Prosedurnya begini: sampel di rendam denganpelarut,  selanjutnya  pelarut  (baru)  dilalukan  (ditetes­teteskan)  secara  terus  menerus  sampai  warna  pelarut  tidak  lagiberwarna atau tetap bening yang artinya sudah tidak ada lagi senyawa yang terlarut.

Ekstraksi Cara PanasMetoda  ini  pastinya  melibatkan  panas  dalam  prosesnya.  Dengan  adanya  panas  secara  otomatis  akan  mempercepatproses penyarian dibandingkan cara dingin. Metodanya adalah:

        Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada  titik didih pelarut  tersebut,  selama waktu  tertentudan sejumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik (kondensor). Umumnya dilakukan tiga sampai lima kalipengulangan  proses  pada  residu  pertama,  sehingga  termasuk  proses  ekstraksi  sempurna,  ini  bahasa  buku  lagi.Prosedurnya:  masukkan  sampel  dalam  wadah,  pasangkan  kondensor,  panaskan.  Pelarut  akan  mengekstraksi  denganpanas, terus akan menguap sebagai senyawa murni dan kemudian terdinginkan dalam kondensor, turun lagi ke wadah,mengekstraksi lagi dan begitu terus. Proses umumnya dilakukan selama satu jam.

                Ekstraksi  dengan  alat  Soxhlet  merupakan  ekstraksi  dengan  pelarut  yang  selalu  baru,  umumnya  dilakukanmenggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampeldisimpan  dalam  alat  Soxhlet  dan  tidak  dicampur  langsung  dengan  pelarut  dalam  wadah  yang  di  panaskan,  yangdipanaskan  hanyalah  pelarutnya,  pelarut  terdinginkan  dalam  kondensor  dan  pelarut  dingin  inilah  yang  selanjutnyamengekstraksi sampel.

        Digesti merupakan maserasi kinetik  (dengan pengadukan kontinyu) yang dilakukan pada suhu  lebih  tinggi dari suhuruangan, secara umum dilakukan pada suhu 40ºC – 50ºC.

Infusa merupakan proses ekstraksi dengan merebus sample (khusunya simplisia) pada suhu 900C

II.                MACAM – MACAM PELARUT EKSTRAKSI1.      n­heksan2.      etil asetat3.      etanol4.      metanol5.      air6.      klorofrom (pelarut organic)7.      CHCL3 (pelarut organic)8.      Karbon tetraklorida (pelarut organic)9.      CCL4 (pelarut organic)

III.             ALAT­ALAT EKSTRAKSI1.      Corong Pemisah

Page 3: Ekstraksi Pelarut _ Khusus Tugas

3/13/2015 EKSTRAKSI PELARUT | khusus tugas

http://tugasfarmasiqu.blogspot.com/2012/05/ekstraksi­pelarut.html 3/4

gdd.jpg

 

ly.jpg

2.      Soxlet

soxllet.jpg

soxlet.jpg

3.      Counter current craig

gj.jpg

index.jpg

IV.              RUMUS DAN HUKUM DISTRIBUSIHukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jikaaktivitas  zat  terlarut  dalam  pelarut  lain  diketahui,  asalkan  kedua  pelarut  tidak  tercampur  sempurna  satu  sama  lain.Faktor­faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi diantaranya:

1. Temperatur yang digunakan. Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga volume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh terhadap nilai k.

2. Jenis pelarut. Apabila  pelarut  yang  digunakan  adalah  zat  yang  mudah  menguap  maka  akan  sangat  mempengaruhi  volume  titrasi,akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.

3. Jenis terlarut. 

Page 4: Ekstraksi Pelarut _ Khusus Tugas

3/13/2015 EKSTRAKSI PELARUT | khusus tugas

http://tugasfarmasiqu.blogspot.com/2012/05/ekstraksi­pelarut.html 4/4

Apabila zat  akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas(konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.

4. Konsentrasi Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga k.Harga K  berubah  dengan  naiknya  konsentrasi  dan  temperatur.  Harga  k  tergantung  jenis  pelarutnya  dan  zat  terlarut.Menurut Walter Nersnt, hukum diatas hanya berlaku bila zat terlarut tidak mengalami disosiasi atau asosiasi, hukum diatas hanya berlaku untuk komponen yang sama. 

Hukum  distribusi  banyak  dipakai  dalam  proses  ekstraksi,  analisis  dan  penentuan  tetapan  kesetimbangan.  HukumDistribusi  Nernst  ini  menyatakan  bahwa  solut  akan  mendistribusikan  diri  di  antara  dua  pelarut  yang  tidak  salingbercampur,  sehingga  setelah  kesetimbangan  distribusi  tercapai,  perbandingan  konsentrasi  solut  di  dalam  kedua  fasapelarut pada suhu konstan akan merupakan suatu tetapan, yang disebut koefisien distribusi (KD), jika di dalam keduafasa pelarut  tidak  terjadi  reaksi­reaksi apapun. Akan  tetapi,  jika  solut di dalam kedua  fasa pelarut mengalami  reaksi­reaksi  tertentu  seperti  assosiasi,  dissosiasi,  maka  akan  lebih  berguna  untuk  merumuskan  besaran  yang  menyangkutkonsentrasi total komponen senyawa yang ada dalam tiap­tiap fasa, yang dinamakan angka banding distribusi (D).

Tetapan  distribusi  atau  koefisien  distribusi  dinyatakan  dengan  rumus:   [http://4.bp.blogspot.com/­MK191d6nPWw/Ta_w5YAMgLI/AAAAAAAAAIo/EayTAH­onac/s1600/rumus.JPG]

rumus.JPG

denganKd = Koefisien distribusi,Co = konsentrasi larutan pada pelarut organik,Ca = konsentrasi larutan pada pelarut air.

V.                 DAFTAR PUSTAKAArsyad, M. N. 1997. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia. Jakarta.Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Press. Jakarta.Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Diposkan 1st May 2012 oleh anggreini ilmafi zain