ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dengan teknik ekstraksi subcritical water

30
Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1 November 2011 1 EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI UBIJALAR UNGU (Ipomoea batatas cv. AYAMURASAKI) DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI SUBCRITICAL WATER KUKUK YUDIONO Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Widya Karya Malang ABSTRAK Prinsip dasar ekstraksi dengan teknik subcritical water adalah untuk menurunkan polaritas solvent air sehingga mendekati polaritas solut antosianin, dilain fihak juga menyebabkan penurunan tegangan permukaan air sehingga meningkatkan difusitasnya. Dalam kondisi demikian sifat kelarutan solut oleh solvent menjadi meningkat disamping itu molekul-molekul air akan bergerak bebas ke/dari jaringan tanaman yang diekstrak dan transfort solut antosianin keluar sel menjadi lebih cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui performance penggunaan suhu subcritical dan non subcritical water untuk ekstraksi antosianin ubijalar Ayamurasaki, 2) Mendapatkan pH optimal untuk ekstraksi antosianin, 3) Mendapatkan pengaruh simultan suhu, pH, dan waktu ekstraksi dengan metode subcritical water terhadap ekstraksi antosianin, 4) Mengetahui performance metoda ekstraksi subcritical water untuk antosianin pada scale up, dan 5) Mendapatkan stabilitas ekstrak antosianin pada berbagai pH pelarut Hasil penelitian dengan RAL Pola Tersarang bahwa dalam perlakuan berbagai suhu ekstraksi, pada suhu 115 o C didapat total antosianin tertinggi (0,474 mg/g) dengan viskositas 3,07 mPas. Perlakuan berbagai pH pelarut pada pH 2 (suhu 115 o C) didapat viskositas terendah ( 2,86 mPas) dengan total antosianin tertinggi (0,475 mg/g). Hasil optimasi suhu, waktu, dan pH dengan Response Surface Methodology didapat (115 o C, 20 mnt, dan 2) didapat total antosianin sebesar 0,59 mg/g. Uji t-test didapat total antosianin dan aktifitas antioksidan skala besar (20 L) dengan skala laboratorium (200 ml) tidak ada perbedaan. Uji stabilitas antosianin dengan Rancangan Faktorial selama 15 hari pada pH 2 paling stabil . Latar Belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L. var. Ayamurasaki ) merupakan salah satu jenis ubi jalar yang semua bagian umbinya berwarna ungu dan pertama kali dikembangkan di Jepang. Varietas introduksi tersebut mempunyai banyak kelebihan dibandingkan ubi jalar lokal seperti Gunung Kawi dan Samarinda baik dari aspek produktivitas (varietas introduksi

Upload: hope-core

Post on 04-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Ekstraksi Antosianin Dari Ubi Jalar Ungu Dengan Teknik Ekstraksi Subcritical Water

TRANSCRIPT

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    1

    EKSTRAKSI ANTOSIANIN DARI UBIJALAR UNGU(Ipomoea batatas cv. AYAMURASAKI)

    DENGAN TEKNIK EKSTRAKSI SUBCRITICAL WATER

    KUKUK YUDIONOJurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Widya Karya Malang

    ABSTRAKPrinsip dasar ekstraksi dengan teknik subcritical water adalah untuk

    menurunkan polaritas solvent air sehingga mendekati polaritas solut antosianin,dilain fihak juga menyebabkan penurunan tegangan permukaan air sehinggameningkatkan difusitasnya. Dalam kondisi demikian sifat kelarutan solut olehsolvent menjadi meningkat disamping itu molekul-molekul air akan bergerak bebaske/dari jaringan tanaman yang diekstrak dan transfort solut antosianin keluar selmenjadi lebih cepat.

    Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Mengetahui performance penggunaansuhu subcritical dan non subcritical water untuk ekstraksi antosianin ubijalarAyamurasaki, 2) Mendapatkan pH optimal untuk ekstraksi antosianin, 3)Mendapatkan pengaruh simultan suhu, pH, dan waktu ekstraksi dengan metodesubcritical water terhadap ekstraksi antosianin, 4) Mengetahui performance metodaekstraksi subcritical water untuk antosianin pada scale up, dan 5) Mendapatkanstabilitas ekstrak antosianin pada berbagai pH pelarut

    Hasil penelitian dengan RAL Pola Tersarang bahwa dalam perlakuanberbagai suhu ekstraksi, pada suhu 115oC didapat total antosianin tertinggi (0,474mg/g) dengan viskositas 3,07 mPas. Perlakuan berbagai pH pelarut pada pH 2 (suhu115oC) didapat viskositas terendah ( 2,86 mPas) dengan total antosianin tertinggi(0,475 mg/g). Hasil optimasi suhu, waktu, dan pH dengan Response SurfaceMethodology didapat (115oC, 20 mnt, dan 2) didapat total antosianin sebesar 0,59mg/g. Uji t-test didapat total antosianin dan aktifitas antioksidan skala besar (20 L)dengan skala laboratorium (200 ml) tidak ada perbedaan. Uji stabilitas antosianindengan Rancangan Faktorial selama 15 hari pada pH 2 paling stabil .

    Latar BelakangUbi jalar ungu (Ipomoea

    batatas L. var. Ayamurasaki )merupakan salah satu jenis ubi jalaryang semua bagian umbinyaberwarna ungu dan pertama kali

    dikembangkan di Jepang. Varietasintroduksi tersebut mempunyaibanyak kelebihan dibandingkan ubijalar lokal seperti Gunung Kawi danSamarinda baik dari aspekproduktivitas (varietas introduksi

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    2

    20-25 ton/ha, sedang varietas lokal15-20 ton/ha), maupun warnaungunya yang lebih pekat danmerata keseluruh bagian umbinyamulai dari kulit sampai dagingnya.Dengan demikian ubi jalarAyamurasaki sangat potensial untukdijadikan bahan baku antosianin.

    Berkembangnya industripengolahan pangan akan memacupenggunaan pewarna sintetis yangtidak aman untuk konsumsi karenamengandung logam berat (timah,besi dan alumunium) yangberbahaya bagi kesehatan. Untuk itudiperlukan pencarian alternatifpewarna alami seperti antosianin(Hanum , 2000). Antosianinmerupakan pewarna alami yangtersebar luas dalam tumbuhan(bunga, buah-buahan, sayuran, danubi-ubian). Antosianin sebagaipewarna alami dapat diaplikasikanpada minuman ringan, permen, danproduk berbasis susu seperti yogurt,dan keju (Anonymous, 2004).Menurut Maga and Tu (1994)antosianin cocok untuk mewarnaimakanan dengan pH asam, hal initerkait dengan kestabilan antosianindalam kondisi asam.

    Antosianin adalah bagiansenyawa fenol yang tergolongflavonoid. Menurut Durst danWrolstad (2005) bahwa antosianinjumlahnya sekitar 90 96 % dari

    total senyawa fenol. Pigmen iniberperan terhadap timbulnya warnamerah hingga biru pada beberapabunga, buah, dan daun. Antosianinbersifat polar sehingga dapatdilarutkan pada pelarut polar sepertietanol, aceton, dan air. Dalampenelitian ini untuk ekstraksidigunakan pelarut air karena lebihaman, murah, dan ketersediaanyamelimpah. Namun bila dilihattingkat polaritasnya antaraantosianin sebagai zat terlarut danair sebagai pelarut tidak seimbang.Menurut Ricter et al., (2006)tingkat polaritas antosianindigolongkan semipolar (dielektrikkonstan 30-40) sedang air adalahsangat polar (dielektrik konstan 80).Karena itu untuk meningkatkanefisiensi ekstraksi antosianinpolaritas air sebagai pelarut harusditurunkan sampai mendekatipolaritas antosianin. Menurut King(2009) peningkatan suhu akanmenurunkan polaritas air.

    Metode konvensional untukekstraksi antioksidan alami(antosianin) dari tanaman umumnyadilakukan dengan pelarut organik(metanol, aseton, etanol). Namunpenggunaan pelarut inikemungkinan akan menyebabkanmasalah residu dan mempunyaipengaruh yang merusak/burukterhadap unsur pokok dalam pangan

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    3

    dan lingkungan. Dengan alasantersebut, maka upaya penggunaanmetode subcritical water untukekstraksi senyawa bioaktif(antosianin) dari bahan tanamanmempunyai potensi yang sangatmenjanjikan.

    Metode ekstraksi Subcriticalwater adalah pengunaan air sebagaipelarut dengan temperatur diantara

    titik didih (10o

    C) dan temperatur

    kritis air (37o

    C) dengan tekanan diatas 1 atm (Anonymous, 2009).Metode ini relatif paling baru danbeberapa penelitian telah dilakukanuntuk ekstraksi senyawa bioaktifbuah dan sayuran, sedang aplikasiuntukkomoditi ubi-ubian seperti ubijalar belum banyak diungkapkan.Karena aplikasi ekstraksi antosianindalam suhu tinggi untuk produkberpati tinggi harus dipetimbangkankemugkinan terjadi gelatinisasi patisehingga viskositas larutan tinggidan hal ini dapat menghambatkeluarnya senyawa antosianin, sertakemungkinan kerusakanantosianinin.

    Tingkat keasaman dapatmenyebabkan hidrolisis komponenpati sperti amilosa dan amilopektin.Hidrolisis amilosa terjadi padaikatan 1,4--glikosidik sedang padaamilopektin terjadi pada ikatan 1,4dan 1,6- - glikosidik. Akibathidrolisis komponen pati proses

    gelatinisasi dan gelasi dapatdiperkecil sehingga viskositaslarutan rendah. Rendahnyaviskositas larutan mengakibatkankecepatan difusi pelarut ke dalamjaringan tanaman dan kecepatanosmosis hasil pelarutan keluarjaringan lebih cepat.Untuk itu perludicari pH optimal dalam ekstraksiantosianin ubi jalar Ayamurasakipada suhu tinggi.Silva et al., (2007)dalam Chan, Lee, Yap, Wan Aida,and Ho., (2009) menyatakantemperatur, waktu ekstraksi,dan pHmempengaruhi efisiensi ekstraksi.Antosianin merupakan senyawaturunan dari flavillium cation danintinya kekurangan elektronsehingga sangat reaktif terhadapperubahan lingkungan termasukperubahan pH dan suhu (Stanciu etal., 2010).

    Penelitian ini terkait efisiensiproses ekstraksi dalam mengektrakantosianin dari bahan baku ubi jalarungu varietas Ayamurasaki.Penggunaan metode subcriticalwater dengan alasan rekayasa airsebagai pelarut tidak menimbulkanefek negatif bagi kesehatan, limbahramah bagi lingkungan, prosesekstraksi cepat, murah, dan hasilekstraksi (antosianin) sangat cocokuntuk diaplikasikan pada bahanpangan yang berlabel food gradedan untuk industri farmasi. Dari sisi

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    4

    peralatan yang digunakanpenyesuaian dengan autocalvesangat aplikatif dari aspek teknologiindustri pertanian, karena tidakmemerlukan rekayasa alat mesinyang baru.

    Rumusan Masalah1) Bagaimana performance

    penggunaan metode subcriticalwater dan konvensional untukekstraksi antosianin pada ubijalar Ayamurasaki?

    2) Apakah pH pelarut dapatmenurunkan viskositas larutanakibat gelatinisasi pati padasuhu subcritical?

    3) Bagaimana optimasi suhu,waktu, dan pH dengan metodesubcritical water secarasimultan berpengaruh terhadapekstraksi antosianin?

    4) Bagaimana performance metodeekstraksi subcritical water padaskala ganda?

    5) Bagaimana stabilitas ekstrakantosianin selama penyimpananpada berbagai pH larutan?

    BAHAN DAN METODEPENELITIAN

    BahanBahan penelitian adalah ubi

    jalar varietas Ayamurasaki yangdiperoleh dari Kebun PercobaanBalai Penelitian Tanaman Kacang-

    Kacangan dan Ubi-ubian(BALITKABI) Malang diKabupaten Pasuruan. Ubi Jalar yangdipilih adalah yang baru dipanen(umur 4 bulan) dengan berat umbisekitar 250 gram , sehat, kerusakanmekanis minimal. Bahan lain adalahbahan kimia untuk ekstraksi dananalisis variabel pengamatan seperti: asam tartarat 0,1 M, KCl 0,025 M,asam asetat 0,4 M, HCl 0,1%.

    Metode PenelitianPercobaan I: Performansi MetodeSubcritical dan non SubcriticalWater dalam Ekstraksi AntosianinUbi Jalar Ayamurasaki padaBerbagai Suhu

    Percobaan pada penelitian iniadalah untuk mengkaji perbedaanpengaruh perlakuan suhu ekstraksiterhadap jumlah antosianinterekstrak dengan pelarut air.Perlakuan suhu non-subcritical (75oC, 85 oC, 95 oC) menggunakanWaterbath dan subcritical (105 oC,115oC, dan 125 oC ) menggunakanAutoclave , S/F= 5:1, dan waktuekstraksi 20 menit. Data yangdiperoleh dianalisis denganRancangan Acak Lengkap PolaTersarang (Nested Design).

    Variabel yang diamati adalahtotal antosianin dan viskositaslarutan.

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    5

    Karakterisasi Antosianina) Analisis Total Antosianin

    dengan SpektrofotometerDisiapkan 2 sampel filtrat

    (setelah disentifuge) yang satudiencerkan dengan KCl 0,025 Mpada pH 1 dan yang lain denganNa-asetat 0,4 M pada pH 4,5.Kemudian filtrat yang telahdiencerkan disentrifuge dengankecepatan 5500 rpm selama 10menit untuk mengendapkanpengotor (bahan organik) yangmasih terikut sehingga diperolehsupernatant. Selanjutnyasupernatant dilakukan analisistotal/kadar antosianin terekstrak.Analisis total antosianin dilakukandengan mengukur absorbansisample ( didiamkan dulu 15 menit)menggunakan spektofotometer,pada maks (530 nm) dan 700 nm.

    b) Analisis Kualitatif denganHPLC/High PerformanceLiquid Chromatography

    HPLC yang digunakan adalahmerk Konikrom B-500, denganspesifikasi kolom C18 (3,5 m x 4,6x 250 mm), detektor model UV-200. Eluen sebagai fase gerak adalaheluen A= Aquabides dan eluenB=Metanol : Air (75 %), dengankecepatan alir 1 ml/menit secarasistem gradien yaitu 100% (A) pada

    5 menit kemudian 75% (B) pada 20menit. Sampel yang diinjeksikansebesar 20 l. Pengamatankromatogram dengan detektor padapanjang gelombang () =500- 530nM.

    Percobaan II: Pengaruh pHPelarut Terhadap ViskositasLarutan dan Total AntosianinTerekstrak

    Rancangan Percobaan danAnalisis Data

    Percobaan pada penelitian iniadalah untuk mengkaji perbedaanpengaruh perlakuan pH pelarutterhadap jumlah antosianinterekstrak dengan pelarut air.Perlakuan pH terdiri dari 5 level,yaitu pH: 2, 3, 4, 5, dan 6. Ekstraksidilakukan pada suhu 115oC, tekanan(Pabs) 24,7 Lb/in

    2, dan perbandinganpelarut dengan sampel (S/F) 5:1.Masing-masing perlakuan diulang 3kali. pH larutan diatur dengan buffertartarat 0,1M . MenggunakanRancangan Acak Lengkap denganfaktor pH dengan respon totalantosianin dan viskositas larutan.

    Percobaan III: Optimasi Suhu,Waktu, dan pH Ekstraksi DenganTeknik Subcritical WaterRancangan Percobaan danAnalisis Data

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    6

    Percobaan pada penelitian ini adalahuntuk optimasi kondisi ekstraksi(variabel bebas) terhadap jumlahantosianin terekstrak. Variabel bebas(X) terdiri dari 3 variabel yaituSuhu, Waktu, dan pH ekstraksidengan titik mnimum danmaksimum berdasar dari percobaanI dan II. Percobaan menggunakanMetode Permukaan Respon denganRancangan Komposit Pusat (CentralComposit Design) dan dalampenelitian ini dilakukan untukoptimasi variabel bebas (X).

    Percobaan IV : Analisis Kuantitasdan Kualitas Antosianin padaPembesaran Skala

    Dalam penelitian ini digunakanalat ekstraksi berupa autoclavedengan dua ukuran kapasitas yaitu:1) untuk percobaan skalaLaboratorium berkapasitas 5 liter, 2)untuk percobaan pembesaran skalaberkapasitas 25 liter. Variabelpengamatan adalah kandunganantosianin dan aktifitas antioksidanyang selanjutnya dibandingkandengan hasil pengamatan skalalaboratorium dengan menggunakanuji t.

    Percobaan V : StabilitasAntosianin dalam Berbagai pHLarutan

    Stabilitas antosianin sangatdipengaruhi oleh,kondisi larutan dankondisi tempat penyimpanan, dalampercobaan ini uji stabilitasantosianin selama waktu simpandilakukan dengan mengatur pHpelarut (pH 2, 3, 4, 5, dan 6),pengamatan dilakukan hari ke 1, 5,10, dan ke-15.

    Pelaksanaan dan PengujianA) Kecepatan degradasi antosianinpada berbagai pH pelarut

    k = [ Absorbansi (t)/Absobansi (to) ]

    t(1/2) = ln2/k.

    B) Jumlah antosianin terdegradasidan jumlah antosianin yangtersisa pada berbagai pHpelarut

    Degradation (%) =(Ao - At) : Ao x 100%

    Ao adalah absorbansi awalAt adalah absorbansi pada waktu t

    Retention (%) = At : Ao x 100%

    Ao adalah absorbansi awal, At adalahabsorbansi pada waktu t

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    7

    HASIL DAN PEMBAHASANPercobaan I : PerformansiMetode non Subcritical danSubcritical Water dalam EkstraksiAntosianin Ubi JalarAyamurasaki pada Berbagai Suhu

    Viskositas LarutanViskositas merupakan implikasi dariterjadinya gelatinisasi pati terutamapada produk berpati tinggi akibatperlakuan pada suhu tinggi. Dalampenelitian ini tingginya viskositasakan berdampak negatif terhadapjumlah antosianin terekstrak.

    Gambar 1. Grafik rata-rataviskositas larutan (mPas) terekstrakdari ekstraksi ubi jalar Ayamurasakipada berbagai suhu (oC) ekstraksinon-subcritical water

    Gambar 2. Grafik rata-rataviskositas larutan (mPas) terekstrakdari ekstraksi ubi jalar Ayamurasakipada berbagai suhu (oC) ekstraksisubcritical water

    Pada Gambar 18a denganmetode non-subcritical waterterlihat bahwa viskositas meningkatdengan meningkatnya suhu ekstraksidan viskositas larutan tertinggiterjadi pada suhu 95oC, viskositasimplikasi dari proses gelatinisasi.Pada kondisi ini sebagian besargranula pati membengkak mencapaimaksimal dan sebagian kecil granulapati pecah sehingga amilosa keluardari granula (leaching out). Amilosadan amilopektin di dalam granulapati dihubungkan dengan ikatanhidrogen. Apabila granula patidipanaskan di dalam air, makaenergi panas akan menyebabkanikatan hidrogen terputus, dan airmasuk ke dalam granula pati. Airyang masuk selanjutnya membentuk

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    8

    ikatan hidrogen dengan amilosa danamilopektin. Meresapnya air kedalam granula menyebabkanterjadinya pembengkakan granulapati. Proses gelatinisasi patimenyebabkan perubahan viskositaslarutan pati.

    Pada Gambar 18b denganmetode subcritical water terlihatviskositas larutan mengalamipenurunan dengan meningkatnyasuhu. Hal ini disebabkan setelahpembengkakan maksimum, dangranula pati pecah, kemudianpemanasan tetap dilanjutkan, makaakan terjadi penurunan viskositasakibat proses degradasi molekul pati(amilosa dan amilopektin) dalamkondisi demikian kemampuanmengikat air juga melemah.

    Semakin sedikit jumlah gugushidroksil dari molekul pati semakinkecil kemampuannya menyerap air,oleh karena itu absorbsi air sangatberpengaruh terhadap viskositasnya(Tester and Karkalas, 1996).Total Antosianin Ubi Jalar

    AyamurasakiPenggunakan suhu tinggi dalam

    proses ekstraksi antosianindimaksudkan untuk menurunkanpolaritas air.

    Gambar 3.antosianin (mg/g)berbagai suhu (subcritical

    Pada Gambar 3 terlihat bahwapeningkatan efesiensi ekstraksiantosianin terjadi pada suhu diatas85oC dan selanjutnya95oC efisiensi ekstraksi antosianinmengalami penurunan.

    Gambar 4total antosianinpada berbagai suhu (subcritical

    Pada Gambar 4 terlihat bahwapeningkatan efesiensi ekstraksiantosianin terjadi pada suhu diatas

    Grafik rata-rata total(mg/g) terekstrak pada

    berbagai suhu (o C) ekstraksi non-

    Pada Gambar 3 terlihat bahwapeningkatan efesiensi ekstraksiantosianin terjadi pada suhu diatas

    C dan selanjutnya pada suhuC efisiensi ekstraksi antosianin

    mengalami penurunan.

    Gambar 4. Grafik rata-ratatotal antosianin (mg/g) terekstrak

    berbagai suhu (o C) ekstraksi

    Pada Gambar 4 terlihat bahwapeningkatan efesiensi ekstraksi

    terjadi pada suhu diatas

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    9

    115oC dan selanjutnya pada suhu125oC efisiensi ekstraksi antosianinmengalami penurunan.Meningkatnya efisiensi ekstraksiantosianin secara tajam terutamapada suhu 115oC disebabkanrendahnya viskositas larutan(Gambar 4). Viskositas berpengaruhnegatif terhadap efisiensi ekstraksiantosianin artinya menurunnyaviskositas menyebabkanmeningkatnya antosianin terekstrak.Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa gelatinisasi pati akanmenghambat proses ekstraksiantosianin. Sebaliknya menurunnyaefisiensi ekstraksi antosianin padasuhu 95oC akibat meningkatnyaviskositas larutan akibat gelatinisasiyang terkait dengan Gambar 18a,sedang untuk suhu 125oC didugakarena kerusakan antosianin padasuhu 125oC. Menurut Chan et al.,(2009) proses pengekstrasiankomponen kimia dalam sel tanamanyaitu, pelarut yang telah ditentukanakan menembus dinding sel danmasuk kedalam rongga sel yangmengandung zat aktif (misalantosianin). Zat aktif ini akan larutdalam pelarut karena kesamaanpolaritas dan hal ini akanmenyebabkan larutannya menjadipekat (konsentrasi meningkat).

    Namun pada suhu yang terlalutinggi (125oC) efisiensi ekstraksi

    antosianin menurun karena padasuhu tersebut diduga kerusakanantosianin paling tinggi.Tantituvanont et al.,(2008)menyatakan bahwa suhu semakintinggi akan mendorong terlepasnyabagian glikosil pada antosianindengan menghidrolisis ikatanglikosidik sehingga terbentukaglikon tidak stabil dan selanjutnyaantosianin kehilangan warna.

    Karakterisasi antosianin denganHPLC dan Kromatografi Kertas

    Analisis antosianin denganHPLC (High Performance LiquidChromatography) dalam penelitianini untuk mengetahui baik secarakualitatif maupun kuantitatifpenyusun antosianin akibatperlakuan suhu subcritical. Hasilanalisis kualitatif antosianinditunjukkan dengan jumlah peakyang tampak dalam kromatogramyang juga menunjukkan jumlahkomponen penyusunnya.

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    10

    Gambar 5. Kromatogram HPLCAntosianin Ubi Jalar Ayamurasakiyang Diekstraksi Dengan PelarutAir dalam suhu 75oC (non-Subcritical) dan pH 3

    Gambar 6. Kromatogram HPLCAntosianin Ubi Jalar Ayamurasakiyang Diekstraksi Dengan PelarutAir dalam Suhu 115 oC (Subcritical)dan pH 3

    Hasil kromatogram dari HPLC(Gambar 5) terlihat untuk ekstraksiantosianin dengan pelarut air padasuhu 75oC diperoleh peak yangdominan pada retention time (Rt)antara 20,82 menit sampai dengan24,34 menit, sedang pada suhusubcritical (115oC) pada (Gambar 6)

    diperoleh peak yang dominan padaretention time (Rt) antara 20,81menit sampai dengan 24,57 menit,artinya perlakuan subcritical(115oC) tidak menyebabkanperubahan struktur komponenpenyusun antosianin karenadilakukan dalam waktu ekstraksiyang cepat. Bila dilihat daritingginya peak pada perlakuansubcritical lebih tinggi dibandingperlakuan suhu 85oC. Hal inimenunjukkan bahwa perlakuansubcritical jumlah antosianinterekstrak lebih banyak.

    Durst and Worlstad (2001)menyatakan bahwa identifikasiantosianidin (komponen antosianin)dapat dilakukan berdasarkan urutanelusi antosianidin yang diprediksiberdasar jumlah fenolik hidrofilikdan gugus metoksil hidrofobikdengan urutan elusi peak sebagaiberikut : 1) delfinidin, 2) cyanidin,3) petunidin, 4) pelargonidin, 5)peonidin, dan 5) malvidin

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    11

    Gambar 7. Kromatogram HPLCAntosianin Ubi Jalar Ayamurasakiyang Diekstraksi Dengan PelarutAir dalam Suhu 115 oC (Subcritical)dan pH 5

    Pada Gambar 7 disajikankromatogram sampel ekstrakantosianin hasil ekstraksi subcritical(115oC) pada pH pelarut 5, biladibandingkan dengan Gambar 6yaitu suhu ekstraksi yang sama tapipada pH 3 terlihat retention time(Rt) relatif tetap, demikian jugadengan jumlah peak yang muncul.Namun pada peak ke 4 dan 5 yangdiperkirakan adalah pelargonidindan peonidin mengalami penurunan,hal ini terlihat lebih pendeknya peak. Pelargonidin dan peonidin sertacyanidin menyebabkan warna merahpada pigmen antosianin.

    Percobaan II: Pengaruh pHPelarut terhadap ViskositasLarutan dan Total Antosianin UbiJalar Ayamurasaki

    Pengaruh pH terhadap ViskositasLarutan Hasil Ekstraksi

    Gambar 8. Grafik rata-rataviskositas (mPas) larutan hasilekstraksi pada berbagai pH pelarutekstraksi.

    Gambar 8 terlihat bahwa padaperlakuan pH 5 sampai 6menghasilkan viskositas larutanpaling tinggi, sedang pada pHrendah yaitu pada pH 2 dan 3menghasilkan viskositas terendah.Hal ini menunjukkan bahwa dalamkondisi semakin asam akanmenyebabkan hidrolisis komponenpati sepert amilosa semakin intensif,sehingga terbentuknya gel dalamlarutan dapat dihambat (viskositasrendah). Sebaliknya pada kondisi pHsekitar netral amilosa/amilopektinyang telah keluar dari granula tidakmengalami hidrolisis dan gugus-gugus hidroksilnya mempunyaikemampuan untuk mengikat airsehingga mendorong proses

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    12

    pembentukan gel dan viskositaslarutan meningkat.Pengaruh pH Pelarut terhadap TotalAntosianin

    Gambar 9. Grafik rata-rata totalantosianin (mg/g) pada berbagai pHpelarut ekstraksi.

    Pada Gambar 9 terlihat bahwapada perlakuan pH 5 menghasilkantotal antosianin paling rendah,sedang pada pH 2 dan 3menghasilkan total antosianintertinggi. Hal ini menunjukkanbahwa dalam kondisi sangat asammaka amilosa dan amilopektin yangtelah keluar dari granula pati akibatekstraksi pada suhu subcritical akanterhidrolisis oleh asam sehinggatidak terbentuk gel, hal tersebutmembuat viskositas larutan diluarsel rendah (encer).Di samping itu semakin asam suatupelarut menyebabkan semakinbanyak dinding sel jaringan tanamanrusak, sehingga pigmen antosianinyang berada di dalam rongga/ruang

    sel akan mudah keluar, sehinggasemakin banyak antosianinterekstrak. Dinding sel tanamantersusun dari polimer karbohidratyaitu: pektin, selulosa, hemiselulosa,dan lignin (Winarno, 1997). Polimerini terdiri dari berbagaimonosakarida yang terikat satudengan yang lain melalui ikatanglikosidik. Ikatan glikosidik mudahdiputus oleh suatu katalis asam (Sundan Cheng, 2005).

    Percobaan III: Optimasi Suhu,Waktu, dan pH Ekstraksi DenganTeknik Subcritical Water

    Pengaruh simultan faktor-faktor (X1=suhu ekstraksi, X2=waktuekstraksi, dan X3=pH) disusundengan menggunakan RancanganKomposit Pusat (Central CompositeDesign). Dalam percobaan iniperbandingan pelarut dengan bahan(S/F) sebagai faktor konstan yaituS/F 5:1.

    Berdasarkan estimasi koefisienregresi pada model polynomial dananalisis varian untuk percobaan ordeII, maka didiapat hubungan antarauji variabel bebas dan variabelrespon seperti ditunjukkan dalammodel persamaan regresi kwadratik(model optimasi ):

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    13

    Y = 0,169X1 + 0,026X2 + 0,159X3+ 1,43E-004 X1X2 + 4,72E-004X1X3 8,56E-004X2X3 7,69E-004X1

    2 9,88E-003X22

    + 0,01E-003X32 8,99

    persamaan ordo 2dengan: X1 = suhu ekstraksi, X2 =waktu ekstraksi, X3 = pH

    Y = total antosianin AnalisisBidang Permukaan Respon

    Dari data hasil percobaan ordoII (Tabel 11) dan model persamaanordo II yang diperoleh dibuat grafikbidang permukaan respon sepertiterlihat pada Gambar dibawah ini.Bidang permukaan respondigambarkan dalam tiga dimensidengan menyatakan respon sebagaifungsi dua faktor dan faktor yanglain dijaga konstan pada leveltengah. Adapun Gambar bidangpermukaan respon hubungan antarasuhu ekstraksi dan waktu ekstraksiterhadap total antosianin ubi jalarAyamursaki disajikan pada Gambar10.

    Gambar 10.Permukaan Respon HubunganAntara Suhu (Waktu Ekstraksi (mnt.) TerhadapTotal Antosianin (mg/g) Ubi JalarAyamursaki

    Pada Gambar 10 terlihatbahwa kedua faktor suhu dan waktuekstraksi mempunyai pengaruhpositif terhadap total antosianin.Pada suhu ekstraksi antara 110sampai 115o

    antara 20 menit sampai 25 menitmengarah pada total antosianin yangmaksimum.

    Pada suhu 115ekstraksi 20 menit menghasilkantotal antosianin tertinggi. Hal inikarena peningkatan suhu akandiduga menyebabkan penurdielektrik konstan air sehinggaberakibat penurunan polaritas air.Perubahan polaritas air ini akanmempengaruhi kemampuan airsebagai pelarut. MenurutPitipanapongmeningkatnya suhu menyebabkaninteraksi intramolekulerdipole dan ikatan hidrogen ) daripelarut turun, hal ini menyebabkangerakan molekulnya menjadi lebihtinggi sehingga zat terlarut (lebih mudah larut dalam pelarut(solvent). Berkurangnya gaya polar(dipole-dipolehidrogen dalam pelar

    Gambar 10. Grafik BidangPermukaan Respon HubunganAntara Suhu (oC) Ekstraksi danWaktu Ekstraksi (mnt.) TerhadapTotal Antosianin (mg/g) Ubi JalarAyamursaki

    Pada Gambar 10 terlihatbahwa kedua faktor suhu dan waktuekstraksi mempunyai pengaruhpositif terhadap total antosianin.Pada suhu ekstraksi antara 110oC

    oC dan waktu ekstraksiantara 20 menit sampai 25 menitmengarah pada total antosianin yang

    Pada suhu 115oC dan waktuekstraksi 20 menit menghasilkantotal antosianin tertinggi. Hal inikarena peningkatan suhu akandiduga menyebabkan penurunandielektrik konstan air sehinggaberakibat penurunan polaritas air.Perubahan polaritas air ini akanmempengaruhi kemampuan airsebagai pelarut. MenurutPitipanapong et al. (2005)meningkatnya suhu menyebabkan

    intramolekuler (dipoledan ikatan hidrogen ) dari

    pelarut turun, hal ini menyebabkangerakan molekulnya menjadi lebihtinggi sehingga zat terlarut (solute)lebih mudah larut dalam pelarut

    ). Berkurangnya gaya polardipole) dan putusnya ikatan

    hidrogen dalam pelarut

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    14

    mengakibatkan turunnyapolaritasnya.

    Namun setelah suhu 115 oCtotal antosianin mengalamipenurunan dan titik terendah terjadipada suhu 125oC dengan totalantosianin terendah, meskipunsecara teoritis seharusnyapolaritasnya paling rendah. Hal inibisa terjadi pada suhu yang terlalutinggi kemungkinan berdampakterhadap kerusakan antosianin,disamping juga akan mengakibatkanterjadinya gelatinisasi pati untukproduk dengan pati tinggi seperti ubijalar, gelatinisasi akanmeningkatkan viskositas larutanyang akhirnya akan menurunkandifusitas pelarut kedalam jaringansehingga antosianin terekstrakrendah. Hal ini dapat dihubungkandengan hasil percobaan viskositas.Dari Gambar 10 terlihat bahwasemakin lama waktu ektraksi akanmeningkatkan jumlah antosianinteresktrak dan waktu ektraksioptimum dicapai antara 20 sampai25 menit dengan total antosianintertinggi. Dengan semakin lamawaktu ekstraksi maka interaksiantara pelarut (air) dengan zatterlarut (antosianin dalam jaringan)semakin lama, sehingga prosespelarutan maksimal dan akhirnya zatyang terektrak juga besar. Namunsetelah waktu ektraksi sekitar 25

    menit total antosianin mengalamipenurunan dan paling rendah padawaktu 30 menit. Karena bila terlalulamanya proses ekstraksi akanberdampak negatif yaitukemungkinan kerusakan zat yangdilarutkan (antosianin). MenurutAdam (1973) dalam Jian He (2004)bahwa penggunakan temperaturtinggi antosianin akan membentukkhalkone yang cincinnya terbuka(sifatnya labil) dan bila pemanasanditeruskan serta dengan adanya O2maka akan membentuk produkberwarna coklat.

    Untuk faktor suhu dan pHekstraksi berlawanan respon totalantosianinnya, artinya meningkatnyasuhu akan meningkatkan totalantosianin, namun meningkatnya pHakan menurunkan total antosianin.Grafik bidang permukaan responhubungan antara suhu ekstraksi (oC)dan pH terhadap total antosianinseperti disajikan pada Grafik 11.

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    15

    Gambar 11. Grafik BidangPermukaan Respon HubunganAntara Suhu Ekstraksi (oC) dan pHTerhadap Total Antosianin (mg/g)Ubi Jalar Ayamurasaki

    Pada Gambar 11 terlihat padasuhu ekstraksi 115oC sampai dengan120oC dan pada pH semakin rendah(pH 2 dan 3) mengarah pada totalantosianin yang maksimum. Suhuekstraksi menunjukkan pengaruhkuadratik negatif sedang pHmenunjukkan pengaruh kuadratikpositif yang signifikan pada totalantosianin. Gradien kontur pada pHarah koordinatnya melengkungkebawah sedang suhu ekstraksimelengkung keatas, yangdirefleksikan dengan koefisienkuadratik negatif untuk suhu (11 = -0,000769) dan koefisien kuadratikpositif untuk pH (23 = +0,01).Pada pH sangat asam akanmengakibatkan rusaknya dinding sel

    dan plasma sel sehingga antosianinyang telah terlarut akan mudahkeluar dari sel, dilainkecepatan keluarnya antosianinsemakin meningkat dengan semakinrendahnya viskositas larutan akibathidrolisis komponen penyusun pati(amilosa) yang telah keluar darigranula. Sebalik pada pH pelarutmendekati netral total antosianinterendah karenmaksimal dan amilosa dalamgranula mengalamikemudian mengikat/memperangkapair (amilosa bersifat hidrofilikdengan adanya gugus hidroksil).Menurut Lalehpenambahan sejumlah kecil sumberasam justru mendorongamilosa dan amilopektin yangditunjukkan denganviskositas. Dalam kondisi demikiansistem larutan semakin kentalakibatnya pelarut sulit masuk kejaringan matrik bahan dan prosespelarutan zat terlarut (antosianin)akan lambat dan se

    Untuk faktor waktu dan pHekstraksi berlawanan respon totalantosianinnya, artinya semakin lamaekstraksi akan meningkatkan totalantosianin, namun meningkatnya pHakan menurunkan total antosianin.Grafik bidang permukaan responhubungan antara wak(mnt.) dan pH terhadap total

    dan plasma sel sehingga antosianinyang telah terlarut akan mudahkeluar dari sel, dilain fihakkecepatan keluarnya antosianinsemakin meningkat dengan semakinrendahnya viskositas larutan akibathidrolisis komponen penyusun pati(amilosa) yang telah keluar darigranula. Sebalik pada pH pelarutmendekati netral total antosianinterendah karena gelatinisasimaksimal dan amilosa dalamgranula mengalami leachingkemudian mengikat/memperangkapair (amilosa bersifat hidrofilikdengan adanya gugus hidroksil).Menurut Laleh et al., (2006) bahwapenambahan sejumlah kecil sumberasam justru mendorong keluarnyaamilosa dan amilopektin yangditunjukkan dengan peningkatanviskositas. Dalam kondisi demikiansistem larutan semakin kental

    pelarut sulit masuk kejaringan matrik bahan dan prosespelarutan zat terlarut (antosianin)akan lambat dan sedikit.

    Untuk faktor waktu dan pHekstraksi berlawanan respon totalantosianinnya, artinya semakin lamaekstraksi akan meningkatkan totalantosianin, namun meningkatnya pHakan menurunkan total antosianin.Grafik bidang permukaan responhubungan antara waktu ekstraksi(mnt.) dan pH terhadap total

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    16

    antosianin ubi (mg/g) sepertidisajikan pada Gambar 12.

    Gambar 12. Grafik BidangPermukaan Respon HubunganAntara Waktu Ekstraksi (mnt.) danpH Terhadap Total Antosianin Ubi(mg/g) Jalar Ayamurasaki

    Pada Gambar 12 menunjukanpada lama waktu ekstraksi sekitar20 menit dan pH dibawah 3mengarah pada total antosianin yangmaksimum. Nilai maksimumantosianin adalah 0.59 mg/g bahan.Nilai maksimum akibat pengaruhfaktor gabungan ini (simultationeffect) hasilnya lebih tinggidibanding nilai maksimum pengaruhfaktor tunggal suhu atau pH padapercobaan sebelumnya yaitu sebesar0,474 mg/g dan 0,475 mg/g. Waktuekstraksi menunjukkan pengaruhkuadratik negatif sedang pHmenunjukkan pengaruh kuadratikpositif yang signifikan pada total

    antosianin. Gradien kontur pada pHarah koordinatnya melengkungkebawah sedang waktu ekstraksimelengkung keatas, yangdirefleksikan dengan koefisienkuadratik negatif untuk waktuekstraksi (12koefisien kuadratik positif untuk pH(23 = +0,01).

    Analisis Ketepatan Model Ordo IIUntuk melihat ketepatan fungsirespon dari data percobaan,pengaruh kuadratik dan linier padavariabel bebas, interaksinya dankoefisien regresi pada variabelrespon dievaluasi denvarian /Anova (Lampiran 10).Berdasarkan analisis varian tersebutbahwa model regresi kuadratiktersebut sangat signifikan karenanilai p (probabilitas) sangat rendah(p0,005 (non significantsimpangan model yang dihasilkanpada percobaan tidak berpengaruhnyata. Gasperz (1992) menyatakan

    antosianin. Gradien kontur pada pHarah koordinatnya melengkungkebawah sedang waktu ekstraksimelengkung keatas, yangdirefleksikan dengan koefisienkuadratik negatif untuk waktu

    12 = - 0,000988) dankuadratik positif untuk pH

    = +0,01).

    Analisis Ketepatan Model Ordo IIUntuk melihat ketepatan fungsirespon dari data percobaan,pengaruh kuadratik dan linier padavariabel bebas, interaksinya dankoefisien regresi pada variabelrespon dievaluasi dengan analisisvarian /Anova (Lampiran 10).Berdasarkan analisis varian tersebutbahwa model regresi kuadratiktersebut sangat signifikan karenanilai p (probabilitas) sangat rendah(p

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    17

    bahwa criteria ketepatan modeldapat dilihat dilihat berdasar ujisimpangan model, dimana suatumodel dianggap tepat/cocok denganpermasalahan apabila uji simpangandari model tidak nyata secarastatistik. Sehingga dengan demikiandapat disimpulkan bahwa

    model/persamaan regresi ordo IItersebut sangat tepat dan handal.Berdasarkan model optimasi diatas ,selanjutnya dapat ditentukan kondisioptimum dari faktor-faktor yangsignifikan.

    Tabel 1. Hasil Optimasi Model Kwadratik pada Percobaan III

    Kondisi Optimum AntosianinDesirabilitySuhu

    ekstraksi(oC)

    Waktuekstraksi(menit)

    pH Prediksi hasil(mg/g)

    112 20 2 0,563 0,929112 20 3 0,491 0,860

    Hasil optimasi ini masih lebihtinggi dari total antosianin maksimalpercobaan aktual secara individual(perlakuan suhu atau pH) meskipunlebih rendah dari hasil tertinggi padapercobaan simultansi 3 faktor (suhu,waktu, dan pH), artinya kondisioptimum dari hasil percobaan masihdimungkinkan ditingkatkan hasilantosianin terekstrak. Dalam Tabeltersebut terlihat hasil optimasimempunyai desirability=0,860-0,929. Artinya hasil prediksi solusioptimum baik pada pH target 2 danpH 3 mempunyai derajat ketepatantinggi. Menurut Montgomery (2001)bahwa fungsi desirdability tersebutadalah untuk menentukan derajat

    ketepatan hasil optimal. Semakinmendekati satu, maka semakintinggi ketepatannya.Berdasarkan hasil percobaan dapatdisimpulkan bahwa pengaruhsimultan terbaik adalah pada suhu115oC, Waktu 20 menit, dan pH 2dengan hasil total antosianin aktualsebesar 0,59 mg/g bahan basah.Sedangkan hasil solusi optimumterpilih adalah pada suhu 112oC,waktu 20 menit, dan pH 3 denganhasil total antosianin prediksi 0,491mg/g.Percobaan IV: Analisis Kuantitasdan Kualitas Antosianin padaPembesaran Skala

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    18

    Analisis Total AntosianinEkstraksi antosianin dengan

    subcritical water skala gandamerupakan pembesaran kapasitasperalatan ekstraksi dan volomebahan dari ukuran kerja skalalaboratorium 200 mlx10ditingkatkan menjadi 2000 ml x 10.Hasil variabel pengamatan kimia(total antosianin) pada skala gandaseperti disajikan pada Tabel 2.Tabel 2. Kandungan antosianin UbiJalar Ayamurasaki (mg/g) hasilekstraksi subcritical water padaSkala Laboratorium dan Skala besar(ganda)

    Ulangan Kandungan Antosianin (mg/g)Skala

    LaboratoriumSkala besar (ganda)

    1 0,433 0,398

    2 0,429 0,4193 0,432 0,4214 0,424 0,3975 0,431 0,429

    Mean 0,4298 0,4128Signifikansi =0,057 (p>0,05)

    Keterangan : masing-masingperlakuan dilakukan ekstraksisebanyak 3 kali

    Hal ini sejalan dengan hasilpenelitian Casas et. al.,(2007),ekstraksi senyawa bioaktif dari daunbunga matahari dengan Supercriticalfluid extraction (dengan gas CO2sebagai pelarut) tidak ada perbedaanhasil antara skala laboratorium

    (kapasitas 10 ml) dan skala pilotplant ( kapasitas 2 L).

    Dari data Tabel 2 pada skalaganda diperoleh hasil 0,4128/0,4298x 100% = 96,04%. Hasil skala gandadianggap sempurna jika hasil yangdiperoleh sama dengan skalalaboratorium atau mencapai 100%.Dengan hasil 96,04%, ekstraksi padaskala ganda dapat direkomendasikanuntuk ekstraksi antosianin ubi jalarAyamurasaki pada suhu subcriticalwater.

    Analisis Kualitas (AktifitasAntioksidan) Antosianin

    Aktifitas antioksidan adalahkemampuan senyawa antiradikaluntuk menangkap radikal bebas.Dalam analisis aktivitas antioksidandigunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Antosianinmempunyai fungsi fisiologis yaitusebagai antioksidan.

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    19

    Tabel 3. Aktifitas Antioksidanantosianin (%) Ubi JalarAyamurasaki hasil ekstraksisubcritical water pada SkalaLaboratorium dan Skala besar(ganda)

    Ulangan

    Aktifitas Antioksidanantosianin (%)

    SkalaLaboratorium

    Skalabesar

    (ganda)1 71,52 70,95

    2 72,13 71,94

    3 72,52 73,214 73,11 72,985 72,90 72,78

    Mean 72,64 72,37Signifikansi =0,899 (p>0,05)

    Reduksi terhadap DPPH olehantioksidan (antosianin) akanmenghasilkan penurunan absorbansipada panjang gelombang 500- 530nm, semakin banyak DPPH yangtereduksi oleh antioksidan(antosianin) maka hasil analisisaktifitas antioksidan berdasarkanrumus akan semakin besar .

    Hasil uji t (p > 0,05), sehinggadapat disimpulkan antara perlakuanskala ganda dan skala laboratoriumtidak terjadi perbedaan yang nyata.Hasil ini sejalan dengan penelitianSteed dan Truong (2008), aktifitasantioksidan ubi jalar denganpemanasan 100oC pada skalalaboratorium didapat 75,5% dan

    pada skala ganda didapat 70,8%analisis statistik tidak berbeda.

    Dari data Tabel 3 pada skalaganda diperoleh hasil 72,37/72,64 x100% = 99,63%. Dengan hasil99,63%, maka ekstraksi pada skalaganda dapat direkomendasikanuntuk ekstraksi antosianin ubi jalarAyamurasaki pada suhu subcriticalwater karena kualitasnya (aktifitasantioksidannya) tidak mengalamiperubahan yang berarti.

    Percobaan V: StabilitasAntosianin dalam berbagai pHlarutan

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    20

    Gambar 13. Grafik Hubungan pH Pelarut dan WaktuSimpan Terhadap Perubahan Absorbansi EkstrakAntosianin

    Prubahan AbsorbansiPada Gambar 13 terlihat bahwa

    pada pH 2 dan 3 menghasilkanabsorbansi tertinggi dan paling stabilselama waktu simpan 15 hari,sedang pH>4-6 terutama pada pH=5absorbansi antosianin terekstrakpaling rendah dan paling tidak stabildan penurunan absorbansi yangpaling tajam adalah setelahpenyimpanan hari ke-5. Hal inidisebabkan oleh perubahan strukturkimia antosianin, karena senyawaantosianin merupakan senyawaturunan dari kation flavilium dan intikation flavilium ini kekuranganelektron (Gambar 3) sehingga sangat

    reaktif termasuk akibat perubahanpH.

    Pada pH rendah (2 dan 3)antosianin terekstrak tinggi, karenaantosianin mayoritas dalam bentukkation flavilium yang berwarnamerah. Kation flavilium pada cincinC (cincin tengah) bermuatan positifdan mempunyai ikatan rangkap yangterkonjugasi antara cincin A dancincin B, sehingga mempunyaikemampuan mengabsorbsi sinartampak dan hal ini akanmenghasilkan absorbansi tinggi(pada panjang gelombang maks)dengan spectrometer U

    Sebaliknya pada peningkatanpH (4-6) terjadi perubahan bentuk

    Pelarut dan WaktuSimpan Terhadap Perubahan Absorbansi Ekstrak

    termasuk akibat perubahan

    Pada pH rendah (2 dan 3)antosianin terekstrak tinggi, karena

    mayoritas dalam bentukkation flavilium yang berwarnamerah. Kation flavilium pada cincinC (cincin tengah) bermuatan positifdan mempunyai ikatan rangkap yangterkonjugasi antara cincin A dancincin B, sehingga mempunyaikemampuan mengabsorbsi sinar

    pak dan hal ini akanmenghasilkan absorbansi tinggi(pada panjang gelombang maks)dengan spectrometer U-Vis

    Sebaliknya pada peningkatan6) terjadi perubahan bentuk

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    21

    pada cincin C dari kation flaviliumsehingga absorbsi pada sinar tampakberkurang bahkan tidak terjadi.

    Adapun perubahan pada cincin Cadalah : a) terbentuknya karbinolyang telah kehilangan ikatanrangkap terkonjugasi, b)

    terbentuknya quinonoidal yaituhilangnya proton pada kationflavilium, c ) terbentuknya kalkontak berwarna karena pada cincin Cterbuka.

    Kecepatan Degradasi

    Tabel 4. Rerata Konstanta Degradasi (k) dan Half-Life Time (t) Antosianin Ubi Jalar Ayamurasaki dalam Berbagai pH

    pH Waktu SimpanHari ke-

    Rerata Konstantadegradasi (k)

    (hari-1)

    Rerata Half-life time (t )

    (hari)2 1, 5, 10, 15 2,9 x 10-2 23,44

    3 1, 5, 10, 15 3.6 x 10-2 18,79

    4 1, 5, 10, 15 2,1 x 10-1 3,28

    5 1, 5, 10, 15 2,3 x 10-1 2,94

    6 1, 5, 10, 15 2,2 x 10-1 3,16

    Dari Tabel 4 terlihat bahwaantosianin setelah disimpan selamadisimpan 15 hari pada pH 2 dan 3relatif stabil dibanding perlakuanlain dan yang paling stabil pada pH2 dengan nilai rerata konstantadegradasi (k) sebesar 2,9 x 10-2 hari-1 (terendah) dan nilai half-life time(t ) sebesar 23,44 hari (tertinggi).Sedang pada pH 4-6 tidak stabildan yang paling stabil pada pH 5

    dengan nilai rerata konstantadegradasi (k) sebesar 2,3 x10-1 hari-1

    (tertinggi) dengan half-life time (t )sebesar 2,94 hari (terendah).

    Persentase Degradasi dan Retensiwarna

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    22

    Tabel 5. Rerata Persentase Degradasi (%) dan PersentaseRetensi (%) Warna Antosianin Ubi Jalar Ayamurasaki dalamBerbagai pH

    pH WaktuSimpanHari ke-

    Rerata DegradasiWarna

    (%)

    Rerata RetensiWarna

    (%)2 1, 5, 10, 15 8,49 91,51

    3 1, 5, 10, 15 10,47 89,52

    4 1, 5, 10, 15 46,87 53,12

    5 1, 5, 10, 15 50,62 49,38

    6 1, 5, 10, 15 48,15 51,85

    Berdasarkan Tabel 5 terlihatbahwa degradasi warna terendah(8,49%) atau retensi warna tertinggi(91,51%) selama 15 hari adalahpada perlakuan pH 2. Artinyaperlakuan pH 2 adalah yang paling

    stabil. Sebaliknya degradasi warnatertinggi (50,62%) atau retensiwarna terendah (49,38%) selama 15hari adalah pada perlakuan pH 5.Artinya perlakuan pH 5 adalah yangpaling tidak stabil.

    Gambar 14. Pengaruh pH larutan terhadap %degradasi warna ekstrak antosianin ubi jalarAyamurasaki selama waktu simpan

    0

    20

    40

    60

    1 5 10 15

    De

    grad

    asi

    An

    tosi

    anin

    (%)

    hari

    pH 2

    pH 3

    pH 4

    pH 5

    pH 6

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    23

    Dari Gambar 14 terlihat bahwapersentase degradasi warna ekstrakantosianin tertinggi (paling labil)adalah pada perlakuan pH 5, sedangperlakuan pH 2 dan 3 adalah palingrendah (paling stabil). Pada periodehari ke 5 sampai hari ke 10 terlihat

    pada semua perlakuan pH jumlahkerusakan warnanya paling besar.Hal ini diduga aktifitas enzimperusak pigmen antosianin dalamkondisi paling aktif. Enzim palingumum mendegradasi antosianinadalah dari golongan glikosidase.

    Gambar 15. Pengaruh pH larutan terhadap % retensi warnaekstrak antosianin ubi jalar Ayamurasaki selama waktusimpan

    Antosianin adalah senyawayang bersifat amfoter (hal iniditunjukkan dengan adanya gugusH+ dan OH- pada , sehinggamemiliki kemampuan untukbereaksi, baik dengan asam maupunbasa. Adanya ion + (pada cincinditengah) menyebabkan antosianinrentan terhadap serangan senyawa-senyawa asing dan perubahan faktorlingkungan (pH, suhu) dan hal iniakan berpengaruh terhadap

    stabilitasnya. Brouillard (1982)dalam Jian Hie (2004) menyatakanbahwa dalam bentuk karbinol(akibat naiknya pH dari 3 sampai 6)warna antosianin mengalamipemucatan karena pada cincintengah telah kehilangan ikatanrangkap yang terkonjugasi, sehinggatidak dapat mengabsobsi sinartampak. Karakterisasi Antosianindengan HPLC SelamaPenyimpanan.

    0

    50

    100

    150

    1 5 10 15

    Re

    ten

    siA

    nto

    sian

    in(%

    )

    hari

    pH 2

    pH 3

    pH 4

    pH 5

    pH 6

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    24

    Gambar 16. Kromatogram HPLC Antosianin Ubi JalarAyamurasaki pada pH larutan 3 ( Subcritical Water)setelah disimpan 60 hari

    Gambar 17. Kromatogram HPLC Antosianin Ubi JalarAyamurasaki pada pH larutan 5 ( Subcritical Water)setelah disimpan 60 hari

    Pada Gambar 17 disajikankromatogram sampel ekstrak padapH larutan 3 setelah disimpan 60hari , dari kromatogram tersebutterlihat jumlah peak yang muncul

    adalah 4 peak yaitu peak 2, 4, 5 dan6, sedang perlakuan pH larutan 5peak yang muncul tinggal 2 peakyaitu peak 5 dan 6, artinya jumlahpeak antosianin yang tersisa dalam

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    25

    ekstrak selama penyimpanansemakin banyak maka antosianinnyalebih stabil. Peak 2, 4, 5 dan 6berdasarkan urutan elusi dariaglikon diperkirakan berturut-turutadalah cyanidin, pelargonidin,peonidin dan malvidin (Durst danWorlstad, 2001).

    KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan1. Terdapat perbedaan viskositas

    larutan dan total antosianinterekstrak antara ekstraksi dalamkondisi non-subcritical dengansubcritical. Secara umum kondisiekstraksi subcritical didapatviskositas larutan lebih rendahdengan total antosianin lebihtinggi. Total antosianin tertinggidicapai pada suhu 115oC yaitusebesar 0,474 mg/g bahan basah.Hasil uji HPLC retention time(Rt) antosianin hasil ekstraksisubcritical (115o C) dibandingnon-subcritical (75oC) pada pH3 tidak mengalami perubahan,yaitu antara 12-25 menit.Ketinggian peak kromatogramsubcritical pH 3 paling tinggidibanding subcritical pH 5 dannon-subcritical pH 3 .

    2. Ekstraksi subcritical suhu115o Cpada pH pelarut 2 dan 3menghasilkan viskositas terendah(2,86 mPas), dengan total

    antosianin tertinggi pada pHpelarut 2 yaitu sebesar 0,475mg/g bahan basah tetapi tidakberbeda nyata dengan pH 3 yaitusebesar 0,473 mg/g bahan basah.

    3. Kondisi Optimum prosesekstraksi dengan metodeSubcritical Water dicapai padasuhu 112oC, waktu 20 menit, danpH 2 yang secara simultan dapatmengekstraksi antosianin sebesar0,563 mg/g.

    4. Total antosianin dan aktivitasantioksidan ekstrak antosianinpada skala besar dengan skalalaboratorium dengan metodeSubcritical Water pada kondisioptimum tidak menunjukkanperbedaan yang nyata.

    5. Stabilitas antosianin selamapenyimpanan pada perlakuan pHlarutan 2 dan 3 menunjukkanpaling stabil, sebaliknya pada pH5 paling labil.

    Saran1. Ekstraksi antosianin

    menggunakan suhu tinggi(subcritical) kemungkinan jugaberdampak terlarutnya/terikutnyasenyawa organik seperti :karbohidrat, protein, dan lemak.Tercampurnya senyawa ini dalamekstrak antosianin diduga akanberpengaruh terhadap stabilitasantosianin selama penyimpanan,disamping ekstraknya nampak

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    26

    agak keruh. Untuk itu perlupenelitian lanjutan untukmemisahkan senyawa tersebutsehingga didapat hasil ekstraksilebih stabil dan penampakanlarutan yang lebih jernih.

    2. Pelarut yang digunakan untukekstraksi umumnya bukanspesifik (tidak selektif) dalamekstraksi antosianin, termasukpenggunaan pelarut air. Hal inidimungkinkan bahan-bahan lainseperti: gula, asam-asam organik,senyawa fenolik lain(procyanidins) ikut terekstraksi.Untuk itu perlu penelitianlanjutan tentang pemurnianekstrak antosianin, sehinggadidapat antosianin dengankualitas tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous, 2004. Effect of pHAnthocyanin Structure.http://www.wrintek-progresio.or.id/pertanian/terungjpg.htm. tanggal akses 17 Oktober2008.

    Anonymous, 2009. Superheatedwater. Wikipedia, the freeencyclopedia

    http://en.wikipedia.org/wiki/Superheated_water"

    Category: Water

    Casas, L., C. Mantell, M. Rodrguez,A. Torres,F. A. Macas, E. J.Martnez de la Ossa, 2007.Supercritical fluid extraction ofbioactive compounds fromsunflower leaves: comparison ofanalytical andpilot-scaleextraction. Proceedings ofEuropean Congress of ChemicalEngineering (ECCE-6)

    Copenhagen.

    Chan,S.W., C.Y.Lee, C.F.Yap,W.M.Wan Aida, and C.W.Ho,2009. Optimisation of ExtractionCondition for PhenolicCompounds from Limau Purut(Citrus hystrix) Peels.International Food ResearchJournal 16: 203-213

    Durst, R. W., & Wrolstad, R. E.,2005. Unit F1.2: Characterizationand Measurement ofAnthocyanins by UVvisibleSpectroscopy. In R. E. Wrolstad(Ed.), Handbook of analyticalfood chemistry (pp. 3345). NewYork: John Wiley & Sons.

    Gao, L. and G. Mazza, 1996.Extraction of AnthocyaninPigment from Purple Sunflower

    http://www.wrintek-progresio.or.id/pertanian/terungjpg.htmhttp://www.wrintek-progresio.or.id/pertanian/terungjpg.htmhttp://www.wrintek-progresio.or.id/pertanian/terungjpg.htmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Superheated_waterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Superheated_waterhttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:Categorieshttp://en.wikipedia.org/wiki/Category:Water

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    27

    Hulls. J.Food Sci. 61 (3). P. 600-603

    Giusti, M.M. and R.E. Wrolstad,2001. Characterization andMeasurement of Anthocyanin byUV-Visible Spectroscopy. JohnWiley and Sons. Inc.http://Ipi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html. Tanggal aksesOktober 2008

    Ghoreishi, S.M.; R. GholamiShahrestani and S.H. Ghaziaskar,2008. Subcritical WaterExtraction of Mannitol fromOlive Leaves. Proceedings ofWorld Academy of Science.Engineering ans Tecnology. Vol.33.

    Hatano T.,H.Kagawa, Yasuhara, andT.Okuda. 1998. Two NewFlavonoids and OtherConstituents in Licorice Root :Their Relative Astringency andRadical Scavenging Effects.Cherm Pharm Bull 36 : 2090-7.

    Hegenbart, S., 2004. SiftingThrough Starcher MaximizePerformance.http://www.foodproductdesign.comarchive/1996/0196CS. diaksestanggal 3 Februari 2010

    Jian Hie, 2004. Absorption,Excretion, and Transformation ofIndividual Anthocyanins in Rats.Thesis. Faculty of GraduateSchool of The University ofMaryland.

    Joshita, D., Juheini, 2009. TeknologiKosmetik. Farmasi UniversitasIndonesia.Http://www.Google.co.id/.Diakses November 2010

    King, J.W., R.D. Gabriel and J.D.Wightman, 2009. SubcriticalWater Extraction ofAnthocyanins from Fruit BerrySubstrates. Supercritical FluidFacility. Los Alamos NationalLaboratory C.ACT GroupChemistry Division. Los Alamos.USA.

    Kivilompolo, Maarit, 2009.Development of SamplePretreatment and LiquidChromatographic Techniques forAntioxidative Compounds.Academic Dissertation. Facultyof Science of the University ofHelsinki.

    Laleh, G.H., H. Frydoonfar, R.Heidary, R. Jameei and S. Zare.2006. The Effect of Light,Temperature, pH and Species on

    http://ipi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html. Tanggal akses Oktoberhttp://ipi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html. Tanggal akses Oktoberhttp://ipi.oregonstate.edu/ss01/anthocyanin.html. Tanggal akses Oktoberhttp://www.foodproductdesign.comarchive/1996/0196CShttp://www.foodproductdesign.comarchive/1996/0196CShttp://www.google.co.id/.Diakseshttp://www.google.co.id/.Diakses

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    28

    Stability of AnthocyaninPigments in Four BerberisSpecies. Pakistan Journal ofNutrition 5 (1): 90-92, ISSN1680-5194

    Linda McGraw, 2001. Using hotwater as a solvent to analyzeatrazine in meat. AgriculturalResearch. Washington:. Vol. 49,Iss. 10; pg. 22, 1 pgs

    Li, Paul CH , Michael CK Wong,Hans Adomat and Emma STomlinson Guns, 2009.Blueberry AnthocyaninsAnalyzed by AbsorptionSpectroscopy and HPLC-UV-MS. Canadian Journal pure &applied science. SENRAAcademic Publishers, Burnaby,British Columbia. Vol. 3, No. 2,pp. 765-772.

    Martinez at all. 2002. AntioxidantsTechnology. 4th ed. Vol 3. JohnWilley and Sons. New York.pp.424-447 of 1121 pp.58

    Montgomery,D.C., 2001. DesignAnalysis of Experiment. 5th

    edition

    John Willey and Sons. Inc. NewYork.

    Pokorn J, Korczak J. 2001.Preparation of naturalantioxidants. In: PokornJ,Yanishlieva N, Gordon M,editors. Antioxidants in food:practical application. CambridgeEngland: Woodhead PublishingLimited. P311-41.

    Reyes, L. Fernando, L. Cisneros-Zevallos, 2007. DegradationKinetics and Colour ofAnthocyanins in AqueousExtractsof Purple- and Red-fleshPotatoes (Solanum tuberosumL.). J. Food Chemistry 100(2007) 885894.

    Ricter, P., M.I. Toral, and C.Toledo, 2006. Subcritical WaterExtraction and Determination ofNifedipine in PharmaceuticalFormulation. Drugs, Cosmetics,Forensic Sciences. J. of AOACInternational. Vol. 89, No.2.

    Roudsari, Majid Hassas, 2007.Subcritical Water Extraction ofAntioxidant Compound FromCanola Meal. Thesis.Departement of Foos andBioproduct Science. Universityof Saskatchewan. Saskatoon.Saskatchewan. Canada.

    http://proquest.umi.com/pqdweb?RQT=318&pmid=27766&TS=1235617490&clientId=48682&VInst=PROD&VName=PQD&VType=PQDhttp://proquest.umi.com/pqdweb?RQT=318&pmid=27766&TS=1235617490&clientId=48682&VInst=PROD&VName=PQD&VType=PQD

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    29

    Saona, Luis E. Rodriguez andRonald E. Wrolstad, 2001.Extraction, Isolation, andPurification of Anthocyanins.Current Protocols in FoodAnalytical Chemistry. F1.1.1-F1.1.11. John Wiley & Sons, Inc.

    Stanciu,Gabriela, Simona Lupsor,Constanta Sava and SabinaZagan, 2010. Spectrophotometricstudy on stability of anthocyaninsextracts from black grapes skins.Ovidius University Annals ofChemistry Volume 21, Number1, pp. 101-104.

    Steed, L.E. And V.-D. Truong,2008. Anthocyanin Content,Antioxidant Activity,andSelected Physical Properties ofFlowable Purple-FleshedSweetpotato Purees. JOURNALOF FOOD SCIENCEVol. 73,Nr. 5

    Suda, I., Oki, Tomoyuki, Masuda,Miami, Kobayaki, Mio, Nishiba,Yoichi, Furata, Shu, 2003.Physiological Functionality ofPurple-Fleshed Sweet PotatoesContaining Anthosyanin andUtilization in Foods. JapanAgricultural Research Quarterly(JARQ) 37(3): 167-173.

    Sun, Y. and J.J.Cheng, 2005. DiluteAcid Pretreatment of Rye Strawand Bermudagrass for EthanolProduction. BioresourceTechnology 96(14), 1599-1606.

    Tako, Masakuni, 2000.Gelatinization Characteristics ofRice Starch (Yukihikari).Departement of Bioscience andBiotechnology. Faculty ofAgriculture. University of theRyukyus. Japan. J. Appl.Glycoscy. Vol.47(2). P.187-192.

    Teow, Choong C., Van-Den Truong,Roger F.Mc.Feters, RogerL.Thompson, Kenneth V.Pecota,G.Craig Yencho, 2007.Antioxidant Activity, Phenolicand -Carotene Contens of SweetPotatoes Genotypes with VaryingFlesh Colours. ScienceDirect.Food Chemistry 103, 829-838.

    Terahara, N., I. Konczak, H. Ono,M. Yoshomoto and O.Yamakawa, 2004.Characterization of AcylatedAnthocyanins in Callus Inducedfrom Storage Root of Purple-Fleshed Sweet Potato. Ipomoeabatatas L. J.of Biomedicine andBiotecnology 5:279-286.http://www.hindawi.co.uk/open-accesi/jbb/volome2004/s1110724304406056.pdf.

    http://www.hindawi.co.uk/open-accesi/jbb/volome 2004/s1110724304406056.pdfhttp://www.hindawi.co.uk/open-accesi/jbb/volome 2004/s1110724304406056.pdfhttp://www.hindawi.co.uk/open-accesi/jbb/volome 2004/s1110724304406056.pdf

  • Jurnal Teknologi Pangan Vol.2 No.1November 2011

    30

    Vanini, Lucimara Salvat, TalitaAkemi Hirata, AngelaKwiatkowski, Edmar Clemente,2009. Extraction and stability ofanthocyanins from the Benitakagrape cultivar (Vitis vinifera L.).Braz. J. Food Technol., v. 12, n.3, p. 213-219, jul./set.

    Wiboonsirikul, Jintana , YukitakaKimura, Megumi Kadota,Hisahiro Morita, TakuoTsuno,

    and Shuji Adachi, 2007.Properties of Extracts fromDefatted Rice Bran by ItsSubcritical Water Treatment. J.Agric. Food Chem., 55, 87598765

    Wrolstad, Ronald E., Robert W.Dursta and Jungmin Lee, 2005.Tracking Color and pigmentChanges in AnthocyaninProducts. Trends in Food Science& Technology 16: 423428.