eksplorasi agens hayati hama kumbang kelapa

Upload: erwinpermana

Post on 15-Jul-2015

187 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

EKSPLORASI AGENS HAYATI HAMA KUMBANG KELAPA Oryctes rhinoceros DI KECAMATAN SEGEDONG KABUPATEN PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Erwin Irawan Permana, SP.

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak Jl. Budi Utomo No. 57 Siantan Hulu, Pontianak Utara Pontianak 78241 Telp. (0561) 883632, Fax. (0561) 882784 Email : [email protected] [email protected], http://abuarsyad.blogspot.com/

RINGKASANEksplosi hama Oryctes rhinoceros yang pernah terjadi pada perkebunan kelapa di wilayah Kecamatan Segedong Kabupaten Pontianak pada awal Tahun 2010 menjadi alasan utama dilakukannya eksplorasi agens hayati di wilayah tersebut. Dengan berpegang pada teori titik kesetimbangan, maka diyakini dapat ditemukan adanya perkembangan musuh alami dalam hal ini agens hayati dari OPT Oryctes rhinoceros di wilayah Kecamatan Segedong. Ditemukan adanya agens hayati yang menyebabkan kematian pada larva Oryctes rhinoceros di Kecamatan Segedong. Agens hayati tersebut diduga merupakan jenis jamur entomopatogen Metarhizium sp dan jenis Baculovirus. Postulat Koch akan dilakukan di Laboratorium Lapangan BPTP Pontianak.

PENDAHULUAN Hama kumbang kelapa Oryctes rhinoceros merupakan hama utama pada tanaman kelapa. Berdasarkan hal tersebut, maka diduga keberadaan musuh alaminya pun banyak terdapat pada ekosistemnya. Hama ini memakan daun-daun yang masih muda, sehingga daun dan lidinya terpotong-potong, yang selanjutnya berakibat berkurangnya buah kelapa yang dihasilkan karena asimilasi terganggu. Pemberantasan secara mekanis dilakukan dengan menangkap kumbang yang biasanya menggerek pucuk kelapa, sedangkan secara kimiawi biasanya dilakukan dengan menaburkan insektisida (dieldrin, aldrin dsb) pada pangkal pucuk dan daun-daun muda. Pengendalian secara biologi dilakukan dengan menggunakan parasit Scolia orutophaga, Materizium atau virus yang termasuk Baculovirus (Asarie, 1987 dalam Sormin dkk 2009). Secara alami akan terjadi kesetimbangan antara OPT dan musuh alaminya, keadaan ini disebut titik kesetimbangan. Pada keadaan titik kesetimbangan berarti keberadaan OPT tersebut tidak merugikan secara ekonomis. Eksplosi terjadi ketika jumlah OPT lebih besar dari jumlah musuh alaminya, tetapi keberadaan musuh alami tersebut tetap dapat kita deteksi. Oleh karena itu maka dilakukan eksplorasi agens hayati di daerah Segedong wilayah UPPT Batu Layang yang pernah mengalami eksplosi hama kumbang kelapa. Diharapkan dengan ditemukannya agens hayati yang berasal dari daerah tersebut dapat menjadi bukti terhadap teori di atas dan juga dapat menjadi salah satu referensi untuk pengendalian hama kumbang kelapa di daerah Segedong.

Keterangan Gambar : Oryctes rhinoceros

Sumber : http://www.fao.org/DOCREP/006/Y4360E/y4360e0g.htm

TUJUAN KEGIATAN 1. Ekplorasi agens hayati Oryctes rhinoceros 2. Koleksi agens hayati spesifik lokasi

WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kegiatan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Segedong Kabupaten Pontianak pada tanggal 25 Maret 2010.

METODE KEGIATAN Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati kantong serangan hama kumbang kelapa yang paling dominan, dengan harapan akan menemukan agens hayatinya dengan mudah. Dilakukan dengan membongkar sarang Oryctes pada batang yang telah lapuk atau pada tumpukan sabut kelapa yang biasa dikumpulkan oleh pekebun kelapa.

HASIL PENGAMATAN Gambar di bawah ini merupakan dampak eksplosi yang pernah terjadi pada pertengahan tahun 2010 di wilayah Segedong, tetapi tidak sampai meluas karena ditangani dengan baik oleh petugas lapangan dan masyarakat dengan dilakukan penyuluhan oleh petugas dari BPTP Pontianak untuk pengendalian hama tersebut.

Keterangan Gambar : Dampak Eksplosi Oryctes rhinoceros pada pertengahan 2010

Keterangan Gambar : Dampak Eksplosi Oryctes rhinoceros pada pertengahan 2010

Pada gambar diatas terlihat serangan Oryctes rhinoceros pada tanaman dewasa, jika tidak segera ditangani maka dapat menyebar pada tanaman kelapa yang belum menghasilkan yang berada dekat dengan lokasi serangan. Pada foto di bawah ini dapat dilihat bahwa Oryctes mulai menyerang pada sebagian tanaman muda tersebut.Keterangan Gambar : Tanaman muda yang terserang oryctes rhinoceros

Pencarian dilakukan pada tumpukan sabut kelapa yang biasa dikumpulkan oleh petani. Pencarian dibantu oleh petani dengan menggali tumpukan sabut kelapa yang sudah agak tinggi dari permukaan tanah. Keadaan seperti itu diduga sangat cocok untuk perkembangan Oryctes, dengan semakin banyaknya ditemukan Oryctes maka kemungkinan ditemukan musuh alaminya akan sangat besar. Ditemukan larva Oryctes yang mati diduga karena jamur entomopatogen, dengan ciri ciri tubuhnya diliputi oleh hifa jamur berwarna hijau. Ditemukan juga larva Oryctes yang mati dengan ciri ciri tubuh coklat kehitaman, tubuhnya hampir pecah karena lembek dan berbau.

Keterangan Gambar : Tumpukan sabut kelapa yang diduga menjadi sarang Oryctes sp.

Keterangan Gambar : (kiri) Petani yang menunjukkan lokasi sarang dan mendapatkan larva mati diduga karena jamur entomopatogen, (kanan) Larva mati diduga karena Metarrizium sp.

Gejala seperti diatas berdasarkan teori disebabkan karena jamur Metarrizium sp. dan Baculovirus. Tetapi hal itu harus diteliti lebih lanjut, oleh karena itu diputuskan untuk membawa sampel tersebut ke Laboratorium Lapangan BPTP Pontianak untuk dilakukan uji Postulat Koch.

Keberadaan agens hayati ini pada lokasi serangan memang tidak dominan, secara faktanya bahwa eksplosi telah terjadi. Tetapi ini membuktikan bahwa potensi agens hayati dapat ditemukan pada keadaan eksplosi sekalipun walaupun dalam jumlah yang tidak besar. Pengembangan agens hayati diharapkan secara perlahan dapat mengembalikan eksositem kebun kelapa tersebut mencapai titik keseimbangannya. Pengembangan agens hayati ini tidak secara segera akan memperbaiki keadaan kebun yang telah terserang oleh eksplosi OPT, tetapi lebih pada pengendalian secara preventif.

KESIMPULAN 1. Sabut kelapa yang dikumpulkan petani menjadi sarang untuk hama kumbang kelapa, sehingga harus dipertimbangkan pengelolaannya supaya tidak menjadi sumber eksplosi di kemudian hari. 2. Pada eksplosi OPT terdapat musuh alami yang masih bertahan walaupun tidak besar jumlahnya. 3. Ditemukan agens hayati hama kumbang kelapa yang diduga Metarrizium sp. dan Baculovirus. 4. Postulat Koch dilakukan di Laboratorium Lapangan BPTP Pontianak

DAFTAR PUSTAKA Sormin, Remi dkk. ABSTRAK HASIL PENELITIAN PERTANIAN KOMODITAS KELAPA. PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. BOGOR. Hal 7 Anonim, 2011. CHAPTER XII: DISEASES AND PESTS OF DATE PALM. http://www.fao.org/DOCREP/006/Y4360E/y4360e0g.htm diunduh pada November 2011