ekper ke 1

36
Ekonomi Perkotaan Kuliah Ekonomi Perkotaan Pertemuan ke 1

Upload: brawijaya-university

Post on 21-Jul-2015

13 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Ekonomi Perkotaan

Kuliah Ekonomi Perkotaan

Pertemuan ke 1

Pendahuluan

• Ekonomi Perkotaan (Urban Economies) sebagai satu cabang ilmu ekonomi spasial

• Ekonomi Perkotaan berada dalam ruang lingkup ekonomi regional, lingkungan spasial pertama, sebelum masuk dalam lingkup nasional dan kemudian global

• Ekonomi perkotaan bersifat kompak secara ruang dalam pengertian terkait erat dalam ruang lingkup kota, merupakan satu sistem ekonomi spasial yang bersifat lokal, tetapi dengan pengaruh jauh di luar batas fisiknya.

Ekonomi Perkotaan

• Ekonomi Perkotaan, dilihat dari sudut spasial, mengalami konsentrasi kegiatan ekonomi dan penduduk disertai konsekwensi interaksinya

• Kota penuhi sifat mengelompok manusia• Peran tinggi dari industri dan services dalam

ekonomi nasional dari smua kota (lebih dari 70 persen: lokasi utama daerah perkotaan)

• Tren peningkatan porsi penduduk dalam kota (Indonesia ∞ 45 %, negara industri: > 70 %)

• Pusat pemerintahan dan perdagangan (lama)• Intensitas penduduk dan kegiatan kota tertinggi

Kota Lokasi Keterpusatan Pemusatan Populasi: Memaksimumkan welfare, dari

keberagaman bakat & spesialisasi, banyak produk yang mendukung nilai guna maksimum sesuai dgn komposisi konsumsi menurut tingkat penghasilan dan lokasi pemukiman (biaya rumah + transport). Konsumen terpusat secara ruang

Kosentrasi Produsen dan Pekerjaan: Maksimumkan efisiensi ekonomi kota akibat kedekatan antar-produsen & dengan konsumen dan tenaga kerja dengan pusat-pusat produksi dan pelayanan kota

Konsentrasi Pasar dan Transaksi: Maksimumkan kesejahteraan dari penurunan biaya transaksi dari konsentrasi banyak pasar dalam tempat sama

Teori Pembentukan Kota• Cronon (1991): Kota terbentuk oleh faktor geografik alamiah

pertama dan kedua:– Faktor geografik alamiah pertama: pelabuhan alamiah, sungai,

dan sebagainya– Faktor geografik alamiah kedua: situasi lokasi ciptaan manusia,

meningkatkan manfaat faktor geografi alamiah I ; • Krugman menyatakan peran ekonomi skala dalam aglomerasi,

serta juga peran vital sejarah (history), multiple equilibrium• Cronon menyatakan peran dari barang publik lokal, seperti

jalan, pelabuhan buatan, pasar, dan sebagainya• Kota terbentuk sebagai pusat pemasaran (Berliant & Konishi, 2000)• Seterusnya orang mengacu pada teori klasik seperti von Thunen dan

sebagainya

Kota: Faktor Geografik Alamiah • Kota adalah bagian wilayah nasional, intensitas barang

dan pelayanan publik paling tinggi• Ini merupakan faktor geografik pendukung proses

terbentuknya kota dari komponen ciptaan manusia, yang pada hakekatnya bukan bersifat alamiah

• Banyak dari barang publik kota merupakan sistem jejaring: jaringan jalan dan transportasi umumnya menjadi faktor penentu struktur ruang fisik kota. Jaringan ini mempunyai eksternalitas positif.

• Barang publik kota dan lokal sekaligus merupakan derived demand maupun agent of development.

Dimensi Ekonomi: Meso-Economy• Ekonomi Kota: Mikro + Makro; pengadaan barang dan

pelayanan publik secara mikroekonomi, tetapi agregasi sektor swasta menyerupai makroekonomi

• Dimensi ekonomi memungkinkan koordinasi dapat lebih mudah, baik antar sektor privat maupun dgn sektor publik dan antar sektor publik juga

• Kota adalah pusat teknologi produksi + konsumsi tertinggi dalam satu negara

• Kota menjadi pusat inovasi dan invensi bagi bagian terbesar proses produksi

• Dimensi mesoeconomy mempermudah proses itu

Ekonomi Eksternal Dalam Kota • Kedekatan pusat-pusat kegiatan dalam ruang kota

memicu timbulnya eksternalitas, baik positif atau negatif (proximity economy)

• Barang dan pelayanan publik adalah penghasil efek eksternal positif pada umumnya, sedangkan sektor privat dapat menimbulkan efek negatif berupa polusi

• Berarti analisis ekonomi paling digunakan ialah dari kelompok mikro: baik sektor privat maupun publik, terutama ekonomi publik dan lingkungan

• Dalam barang dan pelayanan publik, asas ekonomi skala (natural monopoly) dapat terjadi secara umum

Prinsip Ekonomi• Dari sifat-sifat dasar satuan ekonomi dalam kota,

terlihat efek ekonomi skala yang meluas, sehingga seolah-olah akan terjadi peningkatan efisiensi total akibat peningkatan tingkat urbanisasi

• Fakta bahwa makroekonomi berkembang sesuai CRS, sehingga ada faktor penyeimbang pada saat agregasi (Rossi-Hansberg, Wright, 2005)

• Proses ini seolah-olah menjadikan kota sebagai satuan ekonomi spasial menyerupai perusahaan, dan mengalami titik balik peningkatan efisiensi, seperti saat mencapai ukuran optimal kota yang dipicu oleh efek eksternal negatif (kongesti, polusi)

Perlunya Perencanaan Ekonomi Kota• Ekonomi campuran dalam kota menuntut peran kuat

dari perencanaan, terutama dalam sektor publik• Kota dihuni oleh banyak satuan kegiatan ekonomi dan

keluarga, yang membutuhkan perencanaan tepat• Perencanaan tata-guna tanah (tata ruang) menjadi

bagian kembar dari perencanaan barang publik dan pelayanan umum (interaksi timbal balik)

• Berbagai pelayanan publik tidak tepat diserahkan pada sistem pasar murni, seperti angkutan umum atau pengadaan air bersih.

• Ekonomi kota menuntut kadar perencanaan tinggi

Dua Sisi Ekonomi Bertentangan• Konsentrasi populasi dan kegiatan ekonomi dalam kota

→ pelangkaan banyak sumber daya ekonomi, • harga properti meningkat biarpun ada efek eksternalitas positif

konsetrasi tinggi (juga manfaat ekonomi skala), • tetapi disertai peningkatan efek eksternalitas negatif juga

• Kapasitas barang dan pelayanan publik dalam kota tidak dapat dinaikkan semaunya

• memicu kemacetan yang meluas, • meningkatkan semua jenis biaya dalam kota (biaya hidup dan produksi)

• Struktur kota nasional membentuk hubungan sesuai dengan hukum Zipf (Power Law).

• Setiap kota mempunyai posisi dalam struktur itu • Ada sekumpulan produk tepat (Christaler) sesuai posisi

Beberapa Kurva Vital

PRODUK FISIK

MP

AP

OutputLabor

MC

ATC

AVC

AFC

TVC

TFC

TCCOST

Jangka Waktu dan Biaya2 Kota• Dalam jangka pendek, salah satu besaran

berubah, besaran penentu kapasitas produksi lain tetap.

• berlaku pada perusahaan, tetapi juga pada banyak barang dan pelayanan publik kota

• Dalam jangka panjang, semua variabel penentu berubah:

• selera, teknologi dan organisasi hampir tetap. (kapasitas jaringan jalan naik, dsb)

• Dalam jangka sangat panjang, perubahan di atas + teknologi, selera, sistem nilai sosial.

• Hal ini dapat merubah dimensi kota pada ukuran lebih kecil atau sebaliknya.

Kapasitas Sistem Prasarana• Kapasitas kota ditentukan oleh konfigurasi

kapasitas prasarana dan lingkungan• Sistem jaringan jalan, jaringan saluran air minum, drainase,

daya alir air hujan, air tanah, dsb

• Perubahan satu komponen sistem kota rubah kapasitas, dapat memicu distorsi

• Peningkatan income penduduk kota memicu jumlah kendaraan.• Tanpa penyesuaian kapasitas jaringan jalan akan

menyebabkan kemacetan kota • Atau peningkatan kapasitas angkutan umum yang dpt

diterima penduduk (nyaman, tepat waktu, murah, dsb)

• Perubahan prasarana harus seimbang

Beberapa Konsep Elastisitas

• Elastisitas Harga: (Pctg Prbhn Permintaan)/(Pctg Prbhn Harga): ε = [ d ln Q/ d ln P], ε < 0

• Bila |ε| mendekati 0, barang itu inelastik. Angkutan umum kota biasanya bersifat inelastik• Bila |ε| > 1, barang itu bersifat elastik, seperti mobil atau

kendaraan bermotor, TV, dsb

• Elastisitas Silang: η = [d ln Q(j)/ d ln P(i)] • Bila η > 0, dua barang bersifat substitusi, misalnya antara

mobil pribadi dengan angkutan umum• Bila η < 0, kedua barang bersifat komplementer, seperti

antara kendaraan dengan jalan raya

Ekonomi Skala dan …• Hubungan masukan dan luaran sistem produksi

dpt berupa: • constant return to scale, increasing return to scale, dan

decreasing return to scale

• Hubungan itu: bila input dinaikkan t kali, berapa kali peningkatan outputnya, atau dalam hubungan fungsi: F(tX) = tF(X)

• Bila t = 1, maka CRS (constant return to scale)

• Bila t > 1, maka IRS (increasing return to scale)

• Bila t< 1, maka DRS (decreasing return to scale)

• Selanjutnya ada ekonomi skala dapat ditunjukkan sebagai dalam slide berikut

Ekonomi Skala (2)Konsep ekonomi skala dapat diturunkan dari relasi

biaya total rata-rata (fungsi) dengan biaya marjinal SE = ATC/MC atau TC(Q)/Q((∂ TC/∂ Q)), yang tidak lain dari elastisitas biaya terhadap output.

Dengan demikian, bila:SE ≥ 1 maka ada IRSSE = 1, maka ada CRSSE ≤ 1, maka ada DRS

Kegunaan konsep ini terutama untuk mencari apa yang disebut sebagai minimum efficient scale yang merupakan titik terendah dalam kurva LAC

Skala Efisien Minimum

LMCLAC

SMC0

SAC0

SMC1

SAC1

Hubungan antara Biaya Rata-rata Jangka Panjang (LAC) dengan Biaya Rata-rataJangka Pendek (SAC) dan juga biaya-biaya merjinal terkait; LMC = long run MC

Konsep Ray Average Cost (RAC)

RAC: Perluasan ekonomi skala produk tunggal ke situasi prdkganda, dgn mencari karakteristik biaya di mana tingkat bundeloutput tertentu berubah secara proporsional. Relasi tersebut di-sebut Ray Average Cost: RAC(Q) = TC(Q)/ΣQi = TC(tq0)/t (Baumol, Panzar, Willig, 1988). Q0 adalah bundel satuan utk satu campuran tertentu output – (bundel sebarang ditentukan nilai 1) – di mana t adalah jumlah satuan dalam bundel tq0=Q

Q2

Q1

TotalCost

RAC

T

RAC disebut menaik (menurun) bilaRAC(tq) fungsi menaik(menurun) tpada t=1. RAC disebut diminimisasipada Q bila RAC(Q) < RAC(tq) utksemua t = 1 positif. (tq0 = Q), di mana q0

Konsep RAC dan ekonomi skala multi-produk mengacu pada situasiperubahan proporsional kuantitas semua set produk.

q0

O

R

Ekonomi skala specific-productUntuk dapat menghitung product-specific economies ofscales, perlu menjelaskan biaya inkrimental rata-rata:ICi(Q)=TC(Q) – TX(Qm-i), di mana Qm-i adalah vektorproduk dengan Qi = 0. Jadi AICi(Q) = ICi(Q)/Qi Atau: AIC(Q1) = {TC(Q1,Q2)-TC(0,Q2)}/Q1 Tingkat product-specific returns to scale pada vektoroutput Q dinyatakan: PSESi(Q)=ICi(Q)/Qi (MCi) = AICi/(∂TC/∂Qi). Dari sini diperoleh klasifikasi tentang Apakah satu produk dalam perusahaan dengan multi-produk adalah DRS, CRS, dan IRS sesuai dengan nilai PSES > 1, PSES = 1, atau PSES < 1.

Ekonomi Skop• Economies of scope adalah pernyatan hubungan

biaya produksi sejumlah produk dengan asset perusahaan yang sama dibanding dengan bila menghasilkan produk satu per satu

• Berarti bila TC(Q1,Q2) < TC(Q1) + TC(Q2) maka disebut ada ekonomi skop

• Tingkat ekonomi skop dinyatakan dalam bentuk: SC=[{TC(Q1) + TC(Q2)} - TC(Q1,Q2)]/ TC(Q1,Q2)

• Ekonomi skala dan ekonomi skop mempunyai peran penting dalam ekonomi perkotaan, seperti dalam barang dan pelayanan publik

Substitusi dan Komplementaritas• Dalam ekonomi perkotaan, aspek

komplementaritas terjadi dengan intensitas tinggi. Jalan dan lokasi perusahaan dan pemukiman saling tergantung.

• Gejala substitusi dapat mempunyai efek luas dalam peningkatan efisiensi ekonomi perkotaan: antara angkutan umum dengan angkutan pribadi, akan mengurangi kemacetan, polusi, konsumsi BBM, dsb

• Substitusi rumah di atas tanah dengan rumah susun akan meningkatkan efisiensi penggunaan banyak prasarana kota; demikian juga substitusi air bersih PAM dengan air tanah

Efek Eksternal, Biaya Sosial

Biaya privat

Biaya sosial

O Q

P

Qo Qp

Demand curve

Es

Ep

S

Es-Ep-S = kerugian sosial bilaPrivat konsumsi sebesar Qp,Sebab tidak bayar biaya sosialKeseimbangan sosial: Es

Biaya sosial cakupPolusi dan macet

Internalisasi Biaya-Manfaat Eksternal

• Internalisasi efek eksternal, penyebab atau peneri-ma, baik yang positif atau negatif, dikenasi pajak

• Internalisasi efek negatif: pajak pencemaran, polusi, pajak kemacetan (PPP polluter payer principles)

• Internalisasi efek positif: Pajak PBB, pajak peran serta perusahaan dalam pembiayaan angkutan umum (belum ada di Indonesia, P’cis: versement transport)

• Manfaat aglomerasi menjadi sumber efisiensi dan efektivitas ekonomi kota, dianggap terbagi rata

• Untuk struktur barang & layanan publik dan efek negatif tertentu, terdapat pula ukuran optimal kota

Ukuran Optimal Kota (Konfigurasi Barang & Layanan publik tertentu)

Efek aglomerasi dgn Barang dan layanan

publik tertentu

Populasi dan Kegiatan

Efek eksternal negatif

Ukuran optimal

O

Manfaat Netto

Kota dan Perusahaan• Dari sisi ekonomi, kota adalah lokasi perusa-haan,

baik sektor riil atau pelayanan (services)• Interaksi sektor publik-privat terjadi dngn intensitas

tinggi dalam ruang kota tertentu• Kinerja perusahaan adalah merupakan resultante

dua sektor: Publik dan Swasta• Daya saing perusahaan adalah merupakan titik

ujung daya saing kota, baik dalam dimensi do-mestik atau nasional, maupun dimensi global.

• Kota dapat menaikkan daya saing kotanya melalui pengadaan barang dan layanan publik yang tepat

Kota: Fase-fase Perkembangan• Menurut W. Thompson (1965), fase2 perkembangan

kota terdiri dari:– Spesialisasi, terkonsentrasi kegiatan tertentu– Diversifikasi, berkembang menjadi kompleks kegiatan

lebih banyak– Kematangan (maturity), pemantapan diversifikasi

kegiatan kota dalam banyak produk– Metropolisasi, proses pendominasian kota2 lain di

bawah wilayah pengaruhnya• Fase-fase ini berkembang disamping proses lain,

seperti terkait siklus produksi dan berbagai mobilitas dlm kota

Kota dan Siklus ProduksiKehidupan kota produk tunggal ditentukan oleh daur

hidup (product life cycle) produk ituKota dgn produk bervariasi, mempunyai prospek

hidup lebih langgeng dibanding produk tunggalKota perlu merangsang munculnya produk2 baru, baik

berupa inovasi maupun invensiStrategi “samudera biru” untuk perusahaan perlu

diadopsi pemerintah kota untuk membantu dunia usaha dalam kotanya berkembang

Strategi samudera biru mendorong perusahaan capai posisi monopolistik atau semi, tetapi volume besar

Jaringan Kota: Jaringan Produksi• Ekonomi Kota: Basik dan Non-Basik, di mana basik

menjadi kegiatan untuk ekspor• Interaksi ekonomi basik dalam semua kota menjadi

pembentuk jaringan produksi nasional• Kegiatan Non-Basik dapat merupakan barang publik

lokal (non-tradable goods) ataupun sektor swasta pasar lokal

• Dengan mengacu pada tabel I-O, satu sektor dapat sekaligus menjadi basik dan non-basik

• Dalam jangka panjang, kota dapat melakukan transformasi non-basik menjadi basik

Kota dan Globalisasi• Globalisasi ekonomi terutama tercermin dari sistem

perdagangan bebas dengan tarif rendah (hampir 0%) serta liberalisasi arus investasi antar negara

• Perusahaan berhadapan langsung dengan perusahaan dunia lain di pasar global

• Tetapi seperti disebut di atas, daya saing perusahaan adalah resultante faktor internal perusahaan dan kota lokasi (ketersediaan barang dan layanan publik yang mendukung peningkatan kinerja perjusahaan)

• Peningkatan peran services, baik dalam PDB global atau pada kontribusi perbaikan kinerja perusahaan

Ilustrasi: DKI-Jakarta

• DKI-Jakarta berpenduduk sekitar 8,4 juta jiwa (data BPS- ada beberapa angka)

• Jakarta sebagai pusat pemerintahan nasional dan lokasi kantor-pusat banyak perusahaan nasional ataupun internasional (pusat pemerintahan dan ekonomi)

• Jakarta: Peredaran uang terbesar terjadi di kota ini.

Tabel PDRB DKI Jakarta, 2000 (juta Rph)Penerimaan Jumlah Pengeluaran Jumlah Upah dan gaji 85637595,7 Konsumsi RT 99457177,3

Surplus usaha 109318788,1 Pengelrn Pemrth 9481743,5

Pajak tak lang -677796,7 Pmbntkn modal 71254098,7

Ekspor 109372807,7

Impor 95287240,2

Jumlah 194278587.1 Jumlah 194278587,1

Neraca Kapital DKI-Jakarta, 2000Tab Domestik 15414552,7 Investasi 71254099,9

Pinjaman 55739547,2

Jumlah 71254099,9 Jumlah 71254099,9

Sumber: BPS, Digabung dari SNSE DKI Jakarta, 2000

Spesialisasi dan Kota

• Spesialisasi individual menaikkan produktivitas: learning curve, kegiatan terbatas, volume tinggi

• Tingkat perusahaan juga menuntut spesialisasi, perlunya skala kegiatan/volume produksi minimal berarti jumlah penduduk minimal sekital lokasi

• Spesialisasi ruang tata guna tanah (land use) kota: pemukiman, industri, pasar, jalur hijau …

• Interdependensi kegiatan kota prasarana ruang (jaringan jalan, tilpon …)

Ekonomi Skala dan Kota• EKONOMI SKALA, 3 TINGKAT:– Ekonomi Skala Internal perusahaan• Makin besar volume produksi biaya satuan mengecil

– Ekonomi Skala dalam Lokasi Industri • Ekonomi skala internal setiap perusahaan • Ekonomi Skala produk antara industri, labor pooling• Spillover Informasi/pengetahuan

– Ekonomi Skala dalam Aglomerasi• Ekonomi skala internal perusahaan• Ekonomi skala lokasi industri, labor pooling semua industri• Ekonomi varitas industri (ekonomi skala lintas industri)• Knowledge Spillover antar industri dalam kota

Perusahaan dan Industri

• Perusahaan menghasilkan satu atau bbrapa produk, umumnya dianggap 1 perusahaan hanya menghasilkan satu produk

• Industri adalah grup perusahaan penghasil sejenis produk atau pelayanan tertentu

• Ekonomi adalah kumpulan semua industri, dan juga keluarga atau satuan ekonomi (rumah tangga) konsumen

• Ekonomi kota adalah bagian ekonomi yang terkonsentrasi dlm ruang kota (aglomerasi)

Sekian