aqidah ke 1

21
ة ي م لا س لا ا دة ي ق ع ل اMATA KULIAH AQIDAH ISLAMIYAH PUSAT STUDY ISLAM ASY-SYIFA’ Andri Ismail, MA

Upload: andri-ismail

Post on 23-Jun-2015

701 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Materi pengantar aqidah islam.

TRANSCRIPT

Page 1: Aqidah ke 1

العقيدة اإلسالميةMATA KULIAH AQIDAH ISLAMIYAH

PUSAT STUDY ISLAM ASY-SYIFA’

Andri Ismail, MA

Page 2: Aqidah ke 1

Aqidah (َد�ُة�� �َع�ِق�ْي �ْل :Bermakna : (َا al-‘aqdu (َع�ِق�َد�� ,yang berarti ikatan (َاْل at-tautsiiqu( �ُق� �ْي �ْو�ِث yang berarti kepercayaan atau (َاْلَّت

keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( �اُم� �ْح�َك �ِإل yang artinya mengokohkan (َا

(menetapkan), ar-rabthu biquw-wah ( �ِق�ْو�ُة� ِب �ُط� ِب yang berarti mengikat (َاْلَّر�

dengan kuat

(Lisaanul ‘Arab (IX/311: عِقَد) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) dan Mu’jamul Wasiith (II/614: عِقَد). 

PENGERTIAN AQIDAH SECARA BAHASA (Etimologi)

Page 3: Aqidah ke 1

"Al-‘Aqdu" (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: " ‘Aqadahu" "Ya'qiduhu" (mengikatnya), " ‘Aqdan" (ikatan sumpah), dan " ‘Uqdatun Nikah" (ikatan menikah). Allah Ta'ala berfirman, "Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja ..." (Al-Maa-idah : 89).

Page 4: Aqidah ke 1

Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamus Muhiith dan al-Mu'jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).

Jadi kesimpulannya, Aqidah adalah apa yang telah menjadi ketetapan hati seseorang secara pasti ; baik itu benar ataupun salah.

Page 5: Aqidah ke 1

Menurut Abdul Wahab al-Musairi :Aqidah adalah ketetapan (aksioma) yang tidak menerima adanya keraguan bagi yg meyakininya, dan aqidah itu menerima pendapat akal dan logika. Sementara yang dimaksud aqidah dalam agama adalah apa yang dimaksud dengan keyakinan selain perbuatan, seperti keyakinan terhadap wujud Allah, dan diutusnya Rasul. Aqidah sebagaimana biasa terdiri dari beberapa rukun yang mendasari agama, jika hilang salah satunya akan merusak iman. Jadi yang dimaksud dengan kata aqidah adalah ushuludhin dan rukun-rukunnya dalam Islam.

Pengertian Aqidah secara Istilah (Terminologi)

Page 6: Aqidah ke 1

Aqidah adalah keyakinan kuat yang menghilangkan penyimpangan, dan mengarahkan pada perbuatan baik, yang keduanya disandarkan pada jiwa baik berupa perkataan dan gerakan.

Menurut DR. Abdullah Azam

Page 7: Aqidah ke 1

وتطمئن قلبك ِبها يصَدق أن يجب َاْلَّتى َاألمْور هي َاْلَعِقائَدواليخاْلطه ريب يمازجه ال عنَدك يِقْينا وتَكْون نفسك َاْلْيها

شك             “Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib

diyakini keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”

(Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail,(Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun, h. 465).

Menurut Hasan al-Banna

Page 8: Aqidah ke 1

, ِباْلَعِقل َاْلمسلمة َاْلبَدهْية َاْلحُق قضايا من مجمْوعة هي َاْلَعِقْيَدُة , , صَدره علْيها ويثنى قلبه َاِإلنسان علْيها يَعِقَد وَاْلفطَّرُة وَاْلسمع , أو يصح أنه خالفها اليَّرى وِثبْوتها ِبْوجْودها قاطَعا ِبصحَّتها جازما

أِبَدَا يَكْون             “Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat

diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”.

(Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin, (Cairo: 1978), h. 21)

Munurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy

Page 9: Aqidah ke 1

‘Aqidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang Prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma’ (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath’i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma’ Salafush Shalih.

(Lihat Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H, ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dan Mujmal

Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql .

Page 10: Aqidah ke 1

Aqidah Islam adalah: perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan.

Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada tingkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.

Page 11: Aqidah ke 1

Kesimpulan defenisi Aqidah: Aqidah merupakan aksioma (kebenaran yang

dapat diterima secara umum) Berdasarkan al-Qur’an, sunnah dan akal Diyakini di dalam hati sehingga menjadi kuat

dan kokoh. Tidak menerima keraguan bagi yang

meyakininya Berdampak pada perbuatan

Page 12: Aqidah ke 1

1. Pembagian Ilmu: Nazhari dan dharuri2. Manusia Terlahir secara Fitrah3. Keyakinan Tidak boleh bercampur keraguan4. Mendatangkan ketentraman Jiwa5. Menolak hal yang berlawanan dengan keyakinan6. Keyakinan selaras dengan tingkat Pemahaman.

Pengantar Pemahaman Aqidah

Page 13: Aqidah ke 1

1. Pembagian Ilmu:

Pengantar Pemahaman Aqidah

ilmu

Nazhari

Dharuri

Membutuhkan Dalil dan

Pembuktian

Tidak membutuhkan

Dalil (dihasilkan oleh Indra)

Page 14: Aqidah ke 1

2. Setiap Manusia Terlahir secara Fitrah (30:30) di kaitkan dengan (7:172).

Kedua ayat tersebut selanjutnya sering dikaitkan tafsirnya dengan hadis yang dituturkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasul saw. bersabda:

�ه� » َان �صNَّر� �ن ي و�� أ �ه� �ه�ْوNد�َان ي �ْو�َاه� ِب

� ف�َأ ُة� �ف�ط�َّر� َاْل ع�ل�ى �َد� �ْوْل ي �ْود� م�ْو�ْل Pل� ُك�ه� ان �م�جNس� ي و��  «أ

Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu-bapaknyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR al-Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Ahmad, Malik).

Page 15: Aqidah ke 1

At-Thabari dan Ibn al-Mundzir menjelaskan, dengan mengutip pendapat Mujahid, bahwa fitrah yang dimaksud adalah agama (dîn) Islam. Ini juga makna yang dipegang oleh Abu Hurairah dan Ibn Syihab. Maknanya bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan selamat dari kekufuran. Itulah janji setiap jiwa kepada Allah tatkala masih dalam kandungan, sebagaimana diisyaratkan dalam surat al-A'raf ayat 172.

Menurut Ibn Abd al-Bar dan Ibn ‘Athiyah, Fitrah yaitu karakter ciptaan dan kesiapan yang ada pada diri anak ketika dilahirkan, yang menyediakan atau menyiapkannya untuk mengidentifikasi ciptaan-ciptaan Allah dan menjadikannya dalil pengakuan terhadap Rabb-nya, mengetahui syariatnya, dan mengimani-Nya.

Page 16: Aqidah ke 1

Ibnu ‘Abbas menyatakan bahwa Allah Swt. menciptakan hati anak Adam siap untuk menerima kebenaran seperti menciptakan mata siap untuk melihat dan telinga siap untuk mendengar. Hanya saja, faktor-faktor berupa bisikan setan jin maupun setan manusia serta hawa nafsu bisa meggelincirkannya dari kebenaran. Jadi, ibu-bapaknya dalam hadis di atas merupakan permisalan dari bisikan setan yang menjadikannya seorang kafir atau musyrik. 

Page 17: Aqidah ke 1

Ibn al-Atsir mengomentari hadis di atas: Fitrah adalah ciptaan atau kreasi. Fitrah di antaranya adalah kondisi seperti berdiri atau duduk. Hadis tersebut bermakna bahwa setiap insan dilahirkan di atas suatu jenis dari ciptaan dan tabiat yang siap-sedia untuk menerima agama. Hal senada diungkapkan oleh Zamakhsyari.

(Al-Fâ’iq, 3/128).

Page 18: Aqidah ke 1

Syak

Yakin3. Keyakinan tidak boleh bercampur dengan keraguan.

50:50

Salah satu lebih kuat

sedikit karena

dalil

Kecendrungan

menguatkan salah

satu karena

dalil

Keyakinan Penuh 100%

Page 19: Aqidah ke 1

Ketenangan Jiwa

Perbuatan

Pemahaman

4. Mendatangkan Ketentraman Jiwa

Page 20: Aqidah ke 1

KeyakinanMenolak lawan keyakinan

. 5.Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala yang bertentangan dengan kebenaran itu

GULA ASIN

GULA MANIS

Page 21: Aqidah ke 1

Aqli

Amal

Naqli

5. Tingkat Keyakinan selaras dengan tingkat pemahaman

IMAN