sila ke 1 dan ke-2

30
SILA KETUHANAN YME PERTEMUAN KE-7

Upload: dzakiaziz

Post on 30-Jul-2015

93 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sila ke 1 dan ke-2

SILA KETUHANAN YME

PERTEMUAN KE-7

Page 2: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (1)

• Secara garis besar, kekuatan politik terbagi :a. Golongan Kebangsaan (nasionalis-sekuler)

Soekarno, Moh.Hatta, Soepomo, Wongsonagoro, RA

b. Golongan Islam (nasionalis-islam)• Berselisih paham mengenai HUBUNGAN

NEGARA dan AGAMA• Perselisihan tsb tergambar saat sidang BPUPKI

Page 3: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (2)GOLONGAN KEBANGSAAN GOLONGAN ISLAM

NASIONALIS-SEKULER NASIONALIS-ISLAMI

PENGARUH EROPA PENGARUH LINGKUNGAN ISLAM

MOH. HATTA, SOEPOMO, WONGSONAGORO, RADJIMAN W, R.AA

SOEMITRO KOLOPAKING, J.LATUHARHARY

AGOES SALIM, ABIKUSNO TJOKROSUJOSO, Ki Bagoes Hadikosoemo

Negara hendaknya “Netral” thd agama Negara tidak bisa dipisahkan dari agamaIslam sebagai dasar negara

Namun ada pula kelompok yg tidak sepenuhnya memisahkan urusan negara dan urusan agama.

Tokoh-tokohnya antara lain : SOEKARNO, AA. MARAMIS DAN SOEBARDJO

Page 4: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (3)

• Meskipun berselisih, namun tidak ada penolakan thd nilai-nilai Ketuhanan.

• Dua tokoh menyampaikan formula alternatif:a. Hatta secara konseptual (baca hal 73),

Ingin mendirikan negara modern diatas perpisahan (differensiasi) antara urusan agama dan negara.

b. Soekarno secara Praktis (baca hal 74)Pidato tg 1 Juni, saat menyampaikan Pancasila

Page 5: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (4)

• Sidang I BPUPKI (29 Mei-1 Juni) kemudian membentuk panitia 8 yg dipimpin Soekarno bertugas utk mengumpulkan usul-usul anggota

• Soekarno scr informal membentuk Panitia 9 dg komposisi gol kebangsaan dan islam seimbang.

• Komposisi anggota (baca catatan kaki no 20 hal 23)

Page 6: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (5)

• Tgl 22 Juni, Panitia 9 berhasil merumuskan rancangan Pembukaan UUD yg didalamnya tertulis “Piagam Jakarta”

• Soekarno mengatakan hasil tsb merupakan hasil kompromistis antara 2 gol tsb. Yg terlihat pada alinea ketiga : “Atas berkat rahmat Allah Yg Maha Kuasa……” dan alinea terakhir yg memuat “sila pertama + dg kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya”

Page 7: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (6)

• Selain itu, Sila Ketuhanan menjadi Sila Pertama menegaskan negara dan politik mendapat dasar moral yg kuat (Hatta, baca hal 78)

• Rancangan Pembukaan UUD dibahas dan disepakati pd sidang II BPUPKI (10-17 Juli 1945)

• Latuharhary, MENOLAK tambahan 7 kata pada sila pertama (baca hal 79)

Page 8: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (7)

• PPKI didirikan 12 Agustus 1945, komposisi anggota based on kedaerahannya (baca hal 81-82)

• Sidang pertama PPKI tgl 18 Agustus 1945, selain menetapkan Presiden dan Wapres juga kembali membahas “Piagam Jakarta”

• Dalam sesi terakhir 7KATA pd sila pertama akhirnya DICORET dan diganti “TUHAN YME’

• Maka pasal 6 dan pasal 29 pun ikut berubah• Tokoh yg mempunyai Andil Besar : MOH HATTA

(baca catatan kaki no 96,97,98 hal 83)

Page 9: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (7)

• Sbg usaha meredam kekecewaan politik gol islam maka pd Kabinet Sjahrir ke-2 tahun 1946 DEPARTEMEN AGAMA pertama kali dibentuk dan memberi nuansa lain dlm relasi antara negara dan agama di luar kerangka penyatuan (fusion) atau pemisahan (separation)

• Perdebatan mengenai Hub. Negara dan Agama kembali muncul saat Sidang Konstituante hingga lahir DEKRIT PRESIDEN 1959 utk kembali ke UUD 1945

Page 10: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (8)

• Mengapa Gol Islam “ngotot” dg 7 Kata menurut Prawoto Mangkoesasmito “karena hal itu menandai hal yg penting bahwa islam yg selama zaman kolonial terus dipinggirkan akan mendapatkan tempat yg layak dalam negara Indonesia Merdeka”

• Secara perlahan Gol Islam kemudian menerima tercermin pidato Natsir di Pakistan Institute of World Affair th 1952 (baca hal 86-87)

Page 11: Sila ke 1 dan ke-2

KRITIK TEORI

• Kritik thd Teori Sekularisasi dan doktrin Liberal yg mengatakan :

“bahwa keyakinan keagamaan akan memudar dan kehilangan relevansinya dalam ruang publik,

seiring dg proses modernisasi dan keperluan adanya kemandirian konsepsi keadilan diluar

agama”• TERBANTAHKAN, karena scr empiris hal tsb

tidak ditemukan.

Page 12: Sila ke 1 dan ke-2

• Riset Jose Casanova (1994) menemukan inkonsistensi dlm teori sekularisasi dg menunjukan 5 kasus yg menunjukan deprivatisasi agama (baca hal 103) bahkan yg tjadi membangkitkan gerakan fundamentalis agama (baca 103 dan 104)

• Di era 1980-an dan 1990-an terjadi gerakan politik Islam hingga teologi pembebasan Katolik yg membawa agama keluar dr ruang privat ke ruang publik.

• Secara empiris, ngr yg mengaku SEKULER tnyata BERSAHABAT dg AGAMA contohnya baca hal 99

Page 13: Sila ke 1 dan ke-2

• Dengan demikian maka hub agama dan negara perlu menemukan konteks relasi baru diluar kerangka “pemisahan” (separation) atau “penyatuan” (fusi) yg dpt menjamin “toleransi kembar (baca hal 101)”.

• Relasi baru tersebut adalah PEMBEDAAN (DIFFERENTIATION/DISTINCTION)

• Relasi inilah yg diwujudkan dlm PANCASILA

Page 14: Sila ke 1 dan ke-2

KESIMPULAN

• Pembahasan Dasar Negara dipengaruhi oleh kondisi internal bangsa dan Dunia saat itu.

• Kondisi Internal : fakta bahwa gol islam mrp simpul perlawanan contoh berdirinya SDI/SI; oleh krn itu terjadi sekularisasi oleh Kolonial dan Jepang mencegah gol islam masuk politik

• Kondisi Eksternal : adanya modernisasi dan demokratisasi di negara-negara Eropa mempengaruhi tokoh bangsa yg sekolah diluar

Page 15: Sila ke 1 dan ke-2

KESIMPULAN

• Sila Ketuhanan mencerminkan komitmen etis bangsa Indonesia utk menyelenggarakan kehidupan publik-politik based on :

a. Nilai-nilai moralitas universal agamab. Budi Pekerti yg luhurTanpa menjadikan salah satu agama mendikte agama

Page 16: Sila ke 1 dan ke-2

KESIMPULAN

• Maka, setiap komunitas agama harus memiliki pemahaman yg jernih :

a. tg mana persoalan privat dari komunitas agama dan mana pula persoalan publik dari agama,

b. kapan mereka bisa berbeda dan kapan mereka bisa bersatu.

Page 17: Sila ke 1 dan ke-2

SILA KEMANUSIAAN YG ADIL DAN BERADAB

PERTEMUAN KE-7

Page 18: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (1)

• Sebagai titik silang antar benua, samudera dan peradaban Indonesia sejak lama dipengaruhi dan mempengaruhi realitas global

• Oleh karena itu, tidak bisa melepaskan diri dari komitmen kemanusiaan universal.

• Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan

Page 19: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (2)

• Gagasan Soekarno tg Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan yakni

a. Komitmen bangsa thd nilai-nilai kemanusiaan universal

b. Kebangsaan yg menuju kpd kekeluargaan bangsa-bangsa (internasionalisme)

“Internasionalisme tdk dpt hidup subur kalau tdk berakar didalam bumi nasionalisme. Nasionalisme tdk

dpt hidup subur kalau tidak hidup dlm tamansari internasionalisme”

Page 20: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (3)

• Maka, Orientasi kemanusiaan yg adil dan beradab itu bersifat ganda :

a. Keluar yakni ikut memperjuangkan perdamaian dan keadilan dunia

b. Ke dalam yakni ikut memuliakan HAM sbg individu maupun kelompok

Page 21: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (4)

• Komitmen tersebut tertuan dalam Pembukaan UUD 1945 :

1. Alinea 1: Hak mutlak, kemerdekaan bg sgala bangsa dan warganya

2. Alinea 2 : menekankan perjuangan nasional meraih kemerdekaan dan menentukan nasib sendiri

3. Alinea 3 : mengembalikan derajat manusia pd fitrah kesetaraannya sbg ciptaan Tuhan dan karena itu Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan

Page 22: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (5)

4. Aline ke-4 mengandung dua hal penting :a. isu-isu kemanusiaan kpd tuj negara baik

nasional dan internasionalb.Isu kemanusiaan pd dasar negara

Page 23: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (6)

• Terjadi perdebatan saat pembahasan Pasal-Pasal HAM UUD 1945 di Sidang BPUPKI.

• Isu yg menjadi perdebatan adalah “Negara Kekeluargan versus HAM”

• Soepomo sempat menolak gagasan Moh Yamin soal aturan HAM dlm UUD (baca hal 185-186)

• Soepomo tidk sependapat karena HAM based on Declaration of Rights di Prancis dan USA bersandar individualisme, sdgkan Indonesia adalah negara kekeluargaan

Page 24: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (7)

• Mencapai kesepakatan utk mencantumkan Pasal yg mengatur tg HAM antara lain baca hal 187

• Gagasan Soepomo, warga ngr lbh mengedepankan pemenuhan kewajiban ketimbang haknya ngr ksejahteraan

• Selain Yamin, Agoes Salim, Moh. Hatta, Soekiman dan Soekarno mendukung aturan HAM

Page 25: Sila ke 1 dan ke-2

HISTORI (8)

• Hatta setuju krn menurutnya aturan HAM penting demi mencegah negara ksjahteraan menjadi negara kekuasaan terutama hak berkumpul/berserikat dan mengeluarkan pendapat

• Setelah UUD 1945 di amandemen pasal mengenai HAM bertambah jumlahnya.

Page 26: Sila ke 1 dan ke-2

Tiga generasi HAM (UUD 1945 sblm amandemen)

1. Generasi Pertama : Hak Sipil dan Hak Politik2. Generasi Kedua : Hak demokratis3. Generasi Ketiga : Hak ekonomi-sosial-

kultural-kolektif

Detail baca di hal 192 - 193

Page 27: Sila ke 1 dan ke-2

UUD 1945 setelah amandemen Pasal HAM mengandung 5 nilai :

1. Pemeliharaan, perlindungan thd hal yg berkaitan dg Agama

2. Pemeliharaan, pengayoman thd jiwa atau diri ini mulai dari lahir smp batin

3. Perlindungan thd keberlangsungan kehidupan individu, perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan dan martabatnya

4. Memelihara akal smp pd hal yg bisa merusak akal, hal yg menyebabkan penyimpangan perilaku

5. Memelihara harta yaitu jaminan perlindungan hak milik pribadi

Page 28: Sila ke 1 dan ke-2

INDONESIA DAN DUNIA

• Indonesia sbg warga internasional, mewujudkan kemanusiaan adil dan beradab melalui sikap politik bebas-aktif

• Moh. Hatta adalah tokoh yg menggagas kebijakan luar Negeri independen/non-blok

• Gagasan yg lahir ditengah-tengah Perang Dunia Dingin antara Blok Barat-Timur (block power)

Page 29: Sila ke 1 dan ke-2

• Politik Bebas-Aktif diambil sbg :a. Posisi Indonesia yg memilih aktif tidak pasif

dlm arena internasionalb. Menjadi agen aktif dg menentukan

pendiriannya sendiri.Based on tulisan Hatta di jurnal internasional Foreign Affairs.

Page 30: Sila ke 1 dan ke-2

KESIMPULAN

• Kemanusiaan yg Adil dan Beradab yg tercantum dalam Pembukaan UUD merupakan political idealism Negara ini.

• Sedangkan Pasal-Pasal HAM dan Politik bebas-aktif adalah realisme politik (realism political)