ekosistem hama

18
EKOSISTEM DAN BIOTIK POTENSIAL HAMA Pada dasarnya jasad hidup dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat diartikan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme yang sama, hidup dalam suatu tempat dan waktu tertentu. Batasan populasi ditentukan berdasarkan pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam populasi tersebut. Jadi populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis dari segala individu yang saling berhubungan. Kumpulan populasi membentuk suatu komunitas. Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh keterangan tantang kemapanan organisasi komunitas tersebut. Biasanya bila suatu komunitas semakin beraneka ragam maka organisasi dalam komunitas tersebut akan semakin kompleks, sehingga kemapanan menjadi lebih mantap. Komunitas berinteraksi dengan faktor abiotik membentuk suatu ekosistem. Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih kompleks dibanding dengan komunitas. Definisi ekosistem menurut Odum (1971) : “Suatu sistem yang meliputi semua organisme dalam suatu daerah yang bekerjasama dalam lingkungan fisik, sehingga arus

Upload: hollow46

Post on 08-Aug-2015

181 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekosistem Hama

EKOSISTEM DAN

BIOTIK POTENSIAL HAMA

Pada dasarnya jasad hidup dipelajari dalam unit populasi. Populasi

dapat diartikan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme yang

sama, hidup dalam suatu tempat dan waktu tertentu. Batasan populasi

ditentukan berdasarkan pengaruh satu individu terhadap individu yang lain

dalam populasi tersebut. Jadi populasi dipandang sebagai suatu sistem

yang dinamis dari segala individu yang saling berhubungan.

Kumpulan populasi membentuk suatu komunitas. Dengan

memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh

keterangan tantang kemapanan organisasi komunitas tersebut. Biasanya

bila suatu komunitas semakin beraneka ragam maka organisasi dalam

komunitas tersebut akan semakin kompleks, sehingga kemapanan

menjadi lebih mantap.

Komunitas berinteraksi dengan faktor abiotik membentuk suatu

ekosistem. Ekosistem merupakan tingkat organisasi yang lebih kompleks

dibanding dengan komunitas.

Definisi ekosistem menurut Odum (1971) : “Suatu sistem yang

meliputi semua organisme dalam suatu daerah yang bekerjasama dalam

lingkungan fisik, sehingga arus energi di dalamnya menyebabkan

terjadnya susunan trofik, diversitas biotis dan daur materi”. Yang

dimaksud dengan susunan trofik adalah susunan makanan, diversitas

biotis adalah keanekaragaman kehidupan, sedang daur materi adalah

materi yang berasal dari bumi kemudian berputar atau beredar dari benda

mati kedalam jasad hidup, kembali ke benda mati, masuk lagi dalam jasad

hidup dan seterusnya.

Ekosistem dalam lingkungan pertanian disebut agro ekosistem,

agro ekosistem ini mempunyai kestabilan yang masih murni atau alami,

seperti hutan alami. Ketidak stabilan agro ekosistem ini disebabkan oleh

Page 2: Ekosistem Hama

beberapa faktor, baik faktor biotis atau abiotis. Salah satu penyebab

kertidak stabilan ini adalah akibat perkembangan populasi hama.

Perkembangan hama dianggap penting apabila perkembangan

populasinya cepat. Umumnya serangga hama bersifat demikian.

A. Daya Biotik Serangga (Biotik Potensial)

Kemampuan serangga untuk berkembang didukung oleh beberapa

faktor pendukung atau daya yang tersimpan/ dimiliki oleh serangga.

Daya ini dinamakan biotik potensial .

Ada 5 (lima) macam daya yang dimiliki oleh serangga, yaitu :

1. Daya persepsi dan mobilitas

2. Daya dispersi

3. Daya kompensasi

4. Daya reproduksi

5. Daya adaptasi

1. Daya Persepsi dan Mobilitas

Daya persepsi adalah kemampuan serangga untuk menerima

rangsangan dari luar dan memberikan respon terhadap rangsangan

tersebut. Hal ini menyangkut berbagai hal : misalnya kemampuan

untuk mendapatkan makanan, mencari tempat yang cocok untuk

berlindung, keperluan kawin, meletakkan telur, menghindarkan diri

dari musuhnya.

Daya persepsi berhubungan dengan kemampuan indera

serangga. Berbagai macam indera yang dimiliki oleh serangga

antara lain :

a. indrah penglihatan

Serangga mempunyai mata faset atau mata majmuk dan

mata aceli atau mata tunggal. Mata faset mempunyai ukuran

yang relative besar dan lebih besar dari mata aceli. Mata faset

ini mampu menerima sinar yang sudut dasarnya lebih besar dari

Page 3: Ekosistem Hama

180 derajat, mampu menerima gelombang sinar yang panjang

gelombang antara 2500 Ao sampai 7000 Ao ,sehingga serangga

dapat melihat gelombang cahaya yang jauh lebih pendek dari

pada yang dapat di lihat manusia.

b. Indera pendengar

Alat pendengar yang di miliki oleh serangga antara lain

adalah timpanum yang terletak pada abdomen ruas pertama

pada pangkal tibia, misalnya pada belalang. Sebagian serangga

mampu menerima getaran suara atau getaran gelombang

pendek radio, misalnya kupu ulat tentara ( Spodoptere litura ).

Lapighma exemta yang terbang malam hari mampu mendekati

gelombang ultra sonic yang dipancarkan oleh kelelawar dan

dapat mengetahui akan datangnya serangan, sehingga

serangan ini mampu menghindarkan diri.

c. Indra pencium/pembau

Kebanyakan terdapat pada bagian kepala, misalnya pada

antenna.

d. Indra pengecap

Ada yang didapatkan pada alat mulut khususnya palpus.

Ada pula yang terletak di daerah kaki yaitu pada tarsi sehingga

begitu mendarat dari terbang, tempat berpijaknya segera

diketahui bisa di makan atau tidak. Indra pengecap pada sitor,

dapat di gunakan untuk mengetahui tempat yang cocok untuk

bertelur.

e. Indera peraba

Letaknya tersebar di seluruh bagian tubuh baik berupa

duri-duri halus atau kasar, yang mampu mendeteksi getaran-

getaran mekanis, misalnya gerakan angin. Kecoa misalnya, di

lengkapi dengan alat gerak seperti sayap, kaki untuk berjalan,

kaki untuk melompat gerakan serangga dapat aktif atau pasif.

Page 4: Ekosistem Hama

Serangga kecil seperti kutu tanaman bergerak pasif, untuk

berpindah perlu bantuan angin atau perpindahan benda-benda

lain.

2. Daya Dispersi

Daya dispersi adalah daya untuk menjauhi tempat asalnya

ketika lingkungan tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Misalnya karena jumlah populasi sudah sangat rapat,

atau jumlah makanan berkurang. Dispersi dapat berlangsung

dalam jumlah yang besar atau secara massal dan disebut migrasi.

Locusta sp dan sexava sp. ( belalang ) mampu bermigrasi sejauh

ratusan kilometer, wereng coklat mampu bermigrasi sejauh

beberapa kilometer.

3. Daya reproduksi

Daya reproduksi adalah kemampuan serangga untuk

berkembang biak pada waktu tertentu.

Faktor-faktor yang menentukan besarnya daya reproduksi pada

serangga adalah :

a. Kepridian ( “fekunditas” )

yaitu kemampuan individu untuk menghasulkan jumlah

keturunan. Umumnya kepribadian serangga relative tinggi.

b. Sex ratio

Yaitu perbandingan jenis jantan dan betina. Umumnya 1 :

1 . pada beberapa serangga sex rationya bisa mencapai 1 : 3.

apabila makan cukup banyak daya reproduksi jenis makin

tinggi. Yang lebih sering digunakan adalah istilah sex factor

yaitu ¾ perbandingan jumlah individu betina terhadap seluruh

jumlah individu. Daya reproduksi ini maksimum untuk sex

factor sama dengan 1.

c. Umur/ lamanya periode hidup ( longivity )

Page 5: Ekosistem Hama

Semakin pendek umur serangga berarti daya

reproduksinya harus semakin tinggi. Karenanya untuk suatu

periode/ waktu tertentu akan didapatkan generasi yang semakin

banyak.

Chapman pernah melakukan perhitungan jumlah progensi/

jumlah keturunan berdasarkan rumus yang diketamukan oleh

Thompson ( 1925 ) yaitu :

Jumlah progensi = p.zn.

Keterangan :

P : Populasi awal

Z : Kepridian x sex factor

N : Generasi yang dihitung.

Contoh penggunaan rumus tersebut adalah :

Apabila diketahui populasi awal = 250

Kepridian = 100

Sex factor / ( Sex Ratio ; 1: 1 ) = 0.5

Generasi ke 5

Maka jumlah progeni = 250 (100 . 0.5)5

= 7.8125.1010

Beberapa serangga berkembang biak secara poliembrioni,

yaitu dari satu telur dihasilkan lebih dari satu individu. Apabila

jumlah yang dihasilkan dari satu telur adalah y, maka jumlah

progensi = p = (zy)n .

Umumnya serangga parasit atau musuh alami hama

berkembang biak secara poli-embrioni.

Contohnya anggota ordo Hymenoptera.

Pada kenyatannya daya reproduksi tinggi seperti pada

perhitungan tidak pernah dijumpai di alam, karena banyak factor

yang mempengaruhi atau menghambat perkembangan populasi

Page 6: Ekosistem Hama

serangga. Namun setidak-tidaknya terdapat gambaran

terjadinya peningkatan populasi yang cepat dari serangga

hama.

4. Daya Kompensasi

Daya kompensasi adalah suatu daya yang dimiliki oleh

serangga untuk mengimbangi berbagai kelemahan dari daya-daya

yang lain. Hal ini karena kemampuan yang dimiliki oleh serangga

tidaklah sama, ada yang lemah dan ada yang kuat.

5. Daya Adaptasi

Daya adaptasi adalah kemampuan serangga untuk

menyesuaikan diri apabila mengalami keadaan lingkungan yang

tidak cocok.

B. Environmental Resistance

Environmental Resistance adalah keadaan keliling/ lingkungan

yang menghambat pertumbuhan populasi serangga/ hama.

Environmental Resistance untuk tiap serangga berbeda-beada.

Komponen Environmental Resistance adalah :

1. Faktor fisis

2. Faktor biotis/ hayati

3. Faktor makanan

1. Faktor Fisis

Factor-faktor fisis antara lain meliputi : suhu, kelembaban,

cahaya matahari, angin

a. Suhu

Suhu merupakan faktor yang menentukan dalam mengatur

kegiatan hama. Pengaruh ini jelas terlihat pada proses fisiologi

hama. Faktor suhu dapat sebagai faktor pembatas kemampuan

Page 7: Ekosistem Hama

kehidupan hama. Pada suatu suhu tertentu aktifitas hama tinggi.

Pada suhu yang lain aktifitas hama kurang efektif.

Oleh karena itu terdapat zona-zona temperature yang

membatasi aktifitas kehidupan serangga.

Zona-zona tersebut adalah:

1. Zona batas fatal atas, pada suhu tersebut serangga telah

mengalami kematian

2. Zona Dormant atas, pada suhu ini kegiatan hama/ serangga

tidak efektif

3. Zona efektif atas, pada suhu ini kehidupan serangga efektif

4. Zona efeketif bawah, pada suhu ini aktifitas serangga efektif

5. Zona dormant bawah, pada suhu ini tidak ada aktifitas

6. Zona fatal bawah, pada saat ini serangga telah mengalami

kematian.

b. Kelembaban

Dalam hal ini yang dimaksud kelembaban adalah

kelembaban tanah, udara, tempat hidup serangga yang

merupakan factor penting yang mengatur kegiatan, distribusi

dan perkembangan serangga. Tubuh serangga mengandung 80

– 90 % air dan harus dijaga agar tidak mengalami banyak

kehilangan air yang dapat mengganggu proses fisiologisnya.

Ketahanan serangga terhadap kelembaban bervariasi, ada

serangga yang mampu hidup dalam suasana kering tetapi

adapula yang hidupnya dalam air. Biasanya serangga tidak

tahan mengalami kehilangan air yang terlalu banyak, namun

ada beberapa serangga yang mempunyai yang mempunyai

ketahanan karena dilengkapi dengan berbagai alat pelindung

untuk mencegah kehilangan air tersebut. Misalnya kutikula yang

dilapisi lilin.

Serangga darat (“terestrial insect”) akan mendapatkan air

dari makanannya, khususnya serangga Phytophagus.

Page 8: Ekosistem Hama

Serangga yang hidup pada bahan-bahan sangat kering seperti

hama-hama gudang, akan mendapatkan air dari proses

metabolismenya. Contohnya kumbang tepung atau Tribolium.

Adanya curah hujan akan menambah kelembaban dan

mempengaruhi vegetasi tanaman yang dibudidayakan. Hal ini

mendorong keadaan yang cocok untuk perkembangan hama,

karena ketersediaan makanan yang cukup. Tidak semua jenis

serangga mengalami perkembangan pada musim hujan. Pada

serangga-serangga tertentu pada musim penghujan mengalami

kematian. Serangga-serangga tersebut berkembang biak pada

musim kemarau. Misalnya jenis kutu tanaman (golongan

Homoptero). Pengaruh hujan yang berupa butiran-butiran air

merupakan tenaga mekanis yang mematikan binatang ini.

Pada bulan-bulan kering pada musim penghujan atau

bulan-bulan basah pada musim kemarau, ulat tanah (alat

grayak = ulat tentara = Army worm ) menyerang secara

mendadak dan dapat mengakibatkan kerusakan berat dalam

waktu yang singkat, terurtama pada tanaman padi.

Dalam tahun basah yang sebelumnya didahului tahun

kering yang panjang, hama tikus sawah, penggerek batang

padi, Artona catoxantha (hama daun kelapa yang tua) akan

mengadakan serangan. Pada musim penghujan,

Stephanoderes hampei (hama bubuk buah kopi) dapat

berkembang dengan baik dan menggerek buah kopi yang

sudah tua. Hama itu dapat berkembang baik karena keadaan

yang lembab. Begitu pula Xyloborus sp. Menggerek cabang/

ranting tanaman kopi.

c. Angin

Angina akan membantu penyebaran serangga, terutama

serangga yang berukuran kecil. Secara tidak langsung

Page 9: Ekosistem Hama

mempengaruhi kandungan air dalam tubuh serangga, karena

angin mempercepat penguapan dan penyebaran udara.

d. Cahaya

Beberapa kegiatan serangga dipengaruhi oleh responnya

terhadap cahaya, sehingga timbul jenis serangga yang aktif

pada pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya matahari ini

mempengaruhi aktifitas dan distribusi lokalnya. Apabila aktifitas

serangga terjadi pada saat ada cahaya matahari, maka

serangga tersebut dikatakan mempunyai respon positif. Apabila

aktifitas serangga terjadi pada keadaan gelap, maka serangga

tersebut mempunyai respon negatif.

Jenis ulat tanah (Agrotis, sp.) menyerang tanaman

palawija dan aktif pada malam hari, begitu pula jenis-jenis siput.

Hama kepinding tanah yang menyerang padi, menyukai

keadaan gelap, banyak di jumpai pada pangkal rumpun

tanaman padi. Hama Helopeltis menyukai keadaan yang

terang yaitu siang hari.

Pengetahuan tentang respon serangga terhadap cahaya

dapat dipergunakan antara lain:

1. Monitoring/ pengamatan hama

Pengamatan hama dengan menggunakan lampu

perangkap atau dengan suatu alat tertentu mempunyai

warna dengan panjang gelombang tertentu, misalnya

serangga Aphis yang menyukai warna kuning.

2. Pemberantasan hama

Penggunaan obor atau apai, dapat untuk mengurangi

hama wereng dan walang sangit.

2. Faktor Biotis/ Hayati

Factor kehidupan tersebut mencakup :

a. Kompetisi Intraspesifik

Page 10: Ekosistem Hama

Kompetisi ini disebabkan karena kepadatan populasi yang

sedemikian rupa naiknya, sehingga kebutuhan akan bahan

makanan, tempat tinggal, kebutuhan hidup lain dari populasi

tersebut menjadi diluar kemampuan alam lingkungan untuk

menyediakan atau menyokong secukupnya.

b. Kompetisi Interpesifik

Kompetisi ini disebabkan oleh :

1. Predatisme

Predatisme merupakan peristiwa yang disebabkan oleh

adanya makhluk yang bersifat predator. Predator memakan

mangsanya (prey) yaitu hama, memerlukan lebih dari satu

mangsa, berukuran lebih besar dari hama, dapat bergerak

aktif. Predator bisa berasal dari golongan serangga seperti

Odonata, Spider bisa juga berasal dari bukan golongan

serangga seperti burung dan binatang melata.

2. Parasitisme

Parasitisme adalah suatu peristiwa yang disebabkan

oleh adanya makhluk yang bersifat sebagai parasit. Parasit

adalah binatang yang hidupnya menumpang pada binatang

lain/ inangnya dan dapat dimatikan inangnya secara

perlahan-lahan. Biasanyan parasit ini berukuran lebih kecil

dari inangnya, satu individu parasit hanya memerlukan satu

individu inang untuk berkembang secara normal sampai

menjadi dewasa, parasit dapat menyerang dan berkembang

dalam fase hidup hama. Misalnya ada parasit telur, parasit

larva/ nimfa, parasit kepompong, parasit serangga dewasa.

Antara parasit dan inang mempunyai hubungan erat yaitu

inang sebagai sumber makanannya.

3. Penyakit Serangga

Serangga/ hama dapat terinfeksi oleh penyakit yang

disebabkan oleh penyakit (potogon) seperti bakteri, virus,

Page 11: Ekosistem Hama

jamur, protozoa, rikettsia, cacing (nematoda). Penyebab

penyakit dapat masuk kedalam tubuh inangnya dengan jalan

: merusak integument melalui spinoculum, anus atau melalui

lubang masuk yang lain. Umumnya penyebab penyakit

masuk melalui mulut atau pencernaan.

3. Faktor Makanan

Makanan merupakan sumber gizi yang dipergunakan untuk

kehidupan dan perkembangan serangga hama. Kehidupan dan

perkembangan serangga hama sangat dipengaruhi oleh kualitas

dan makanan yang tersedia dan dapat dicapai. Apabila makanan

yang cocok tersedian dalam jumlah cukup banyak, maka serangga/

hama akan berkembang dengan baik. Umumnya yang dianggap

sebagai sumber makanan serangga/ binatang kecil adalah

tanaman khusunya tanaman pertanian. Adanya pilihan jenis

makanan tersebut serta adanya berbagai persyaratan yang

dibutuhkan bagi kehidupan hama baik yang bersifat fisis, mekanis,

atau biokemis, yang dimiliki oleh sumber makanan tersebut.

Pemilihan makanan oleh hama yang disebabkan oleh factor

yang bersifat merfologis yaitu adanya jaringan yang keras, lapisan

lilin yang tebal, bulu-bulu tanaman yang rapat, yang akan

menghambat serangga/ hama untuk mencernakan makannya

tersebut. Begitulah adanya senyawa-senyawa kimia bersifat

repellen yang tidak di sukai oleh serangga/ hama karena bersifat

racun. Sedangkan senyawa-senyawa yang bersifat stimulant

disukai oleh serangga.

Salah satu zat yang terkandung dalam jaringan tanaman

merupakan faktor yang menyebabkan serangga/ hama mengenal

tanaman tersebut sebagai inangnya. Factor tersebut oleh serangga

dapat dikenal dengan berbagai macam indera pembau, peraba,

pengecap dan penglihat. Oleh karena adanya pemilihan dan

Page 12: Ekosistem Hama

penentuan inang tersebut menyebabkan dikenalnya istilah

kekhususan inang bagi suatu hama.

Tiap-tiap jenis serangga/ hama dapat memiliki kisaran inang

satu sampai banyak inang. Jadi serangga/ hama yang memiliki satu

inang yang sesuai disebut serangga/ hama monofagus dan bila

mempunyai banyak inang disebut polifagus.

Arti penting makanan semakin nyata dengan meninjau

pergiliran tanaman sebagai usaha pengendalian hama. Pergiliran

tanaman atau rotasi tanaman akan menyebabkan terputusnya

persediaan sumber makanan, sehingga perkembangan hama juga

akan terhambat.

Page 13: Ekosistem Hama