ekosistem estuari untuk keseimbangan lingkungan
DESCRIPTION
UPAYA KONSERVASI LINGKUNGAN ESTUARI UNTUK KESEIMBANGAN EKOSISTEMTRANSCRIPT
1.Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan panjang garis pantai lebih dari
95.000 km dan juga memiliki lebih dari 17.504 pulau. Keadaan tersebut menjadikan
Indonesia termasuk kedalam Negara yang memiliki kekayaan sumberdaya perairan yang
tinggi dengan sumberdaya hayati perairan yang sangat beranekaragam. Keanekaragaman
hayati laut merupakan semua keberagaman bentuk yang ada di permukaan maupun laut
dalam, termasuk interaksi antar jenis, populasi maupun dengan habitat serta
lingkungannya.Keanekaragaman hayati laut terfokus pada variasi bentuk kehidupan, seperti
jenis tanaman laut dan hewan laut yang beraneka ragam, struktur genetis yang terkandung
dalam masing-masing individu, serta interaksi antar spesies yang membentuk sebuah
ekosistem sehingga Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki laut
yang luas.
Permasalahan utama yang dihadapi oleh negara-negara yang memiliki ekosistem
laut adalah menurunnya jumlah spesies biota-biota laut. Perkembangan jaman pada era
industrialisasi saat ini menyebabkan keindahan ekosistem laut menjadi terganggu karena
tingkah ulah manusia itu sendiri, padahal jika keanekaragaman hayati laut itu bisa dikelola
secara baik dapat menjaga kestabilan ekosistem laut dan dapat dimanfaatkan oleh manusia
secara baik dan benar.
Salah satu faktor penyebab terpenting yang perlu diperhatikan dalam proses
terjadinya perusakan lingkungan oleh manusia adalah faktor moral manusia itu sendiri
seperti keserakahan manusia dalam melakukan ekploitasi tak terbatas terhadap alam. Di
mana semestinya kita memandang lingkungan atau bumi sebagai ibu yang menghidupi kita.
Begitu baiknya alam ini hingga mampu menyediakan apa yang menjadi kebutuhan hidup,
sehingga perlu kita menjaga kelestariannya dengan cara melakukan konservasi terhadap
alam. Kurang lebih 2/3 permukaan dari bumi tempat kita hidup ini ditutupi oleh perairan.
Indonesia sendiri terkenal dengan Negara maritime karena wilayah lautannya lebih luas dari
pada daratan. Oleh sebab itu, perlu sekali diadakan konservasi terhadap lingkungan yang
mendukung tersebut, seperti misalnya konservasi pada ekosistem estuari.
1.2.Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang konservasi ekosistem estuari yang diharapkan bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
1
1.3.Batasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi batasan masalah
adalah sebagai berikut:
1. Pengertian konservasi estuari
2. Dampak kerusakan ekosistem estuari
3. Langkah-langkah konservasi estuari
4. Pentingnya keseimbangan ekosistem estuari
2. Pengertian Konservasi Estuari
Kata “estuari” berasal dari istilah bahasa inggris estuary, dan bahasa latin
aestuarium yang berarti aliran air pasang dari laut, yang akar katanya adalah aestus,
pasang surut air laut. Per definisi, ada banyak pengertian yang dipakai orang untuk
menjelaskan estuari. Salah satu definisi yang diterima orang secara luas menyebut estuari
sebagai:
”badan air pesisir yang semi-tertutup, yang terhubung bebas dengan laut terbuka,
yang di dalamnya air laut nyata tercampur dan terencerkan oleh air tawar yang
mengalir dari daratan.” (Sumber : Wikipedia.org)
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah
secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus
harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas
tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Estuari juga
merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Gambar 1. Estuari pada Sungai Nith, Skotlandia
2
Sedangkan, menurut kamus besar bahasa Indonesia konservasi adalah pemeliharaan
dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dng
jalan mengawetkan; pengawetan; pelestarian; proses menyaput bagian dalam badan mobil,
kapal, dsb untuk mencegah karat
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
a) Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang
berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang
sama tingkatannya.
b) Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber
daya alam
c) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kimia atau
transformasi fisik.
d) Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan.
e) Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara
keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan
lingkungan alaminya.
Sehingga Konservasi Ekosistem Estuari dapat diartikan sebagai upaya melindungi,
melestarikan, dan memanfaatkan fungsi ekosistem estuari sebagai habitat penyangga
kehidupan biota perairan pada waktu sekarang dan yang akan datang.
3. Dampak Kerusakan Ekosistem Estuari
Wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah peralihan antara
ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
yang sangat kaya. Dari sisi sosial-ekonomi, pemanfaatan kekayaan laut khususnya daerah
estuari masih terbatas pada kelompok pengusaha besar dan pengusaha asing. Nelayan
sebagai jumlah terbesar merupakan kelompok profesi paling miskin di Indonesia.
Kekayaan sumberdaya laut tersebut menimbulkan daya tarik bagi berbagai pihak
untuk memanfaatkan sumberdayanya dan berbagai instansi untuk meregulasi
pemanfaatannya. Akan tetapi, kekayaan sumberdaya pesisir tersebut mulai mengalami
kerusakan. Sejak awal tahun 1990-an, fenomena degradasi biogeofisik sumberdaya pesisir
semakin berkembang dan meluas. Laju kerusakannya telah mencapai tingkat yang
mengkhawatirkan, terutama pada ekosistem mangrove terumbu karang dan estuari (muara
sungai).
3
Gambar 2. kerusakan ekosistem estuari
Rusaknya ekosistem saerah estuari berimplikasi terhadap penurunan kualitas
lingkungan untuk sumberdaya ikan serta erosi pantai. Sehingga terjadi kerusakan tempat
pemijahan dan daerah asuhan ikan, berkurangnya populasi benur, nener, dan produktivitas
tangkap udang. Semua kerusakan biofisik lingkungan tersebut adalah gejala yang terlihat
dengan kasat mata dari hasil interaksi antara manusia dengan sumberdaya pesisir yang
tidak memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian dan daya dukung lingkungannya.
Persoalan yang mendasar adalah mekanisme pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
pulau kecil tidak efektif untuk memberi kesempatan kepada sumberdaya hayati pesisir yang
dimanfaatkan pulih kembali atau pemanfaatan sumberdaya non-hayati disubstitusi dengan
sumberdaya alam lain dan mengeliminir faktor-faktor yang menyebabkan kerusakannya.
Aktifitas yang ada dalam rangka memanfaatkan potensi yang terkandung di wilayah
pesisir, seringkali saling tumpang tindih, sehingga tidak jarang pemanfaatan sumberdaya
tersebut justru menurunkan atau merusak potensi yang ada. Hal ini karena aktifitas-aktifitas
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kehidupan
organisme di wilayah pesisir, melalui perubahan lingkungan di wilayah tersebut. Sebagai
contoh, adanya limbah buangan baik dari pemukiman maupun aktifitas industri, walaupun
limbah ini mungkin tidak mempengaruhi tumbuhan atau hewan utama penyusun ekosistem
pesisir di atas, namun kemungkinan akan mempengaruhi biota penyusun lainnya. Logam
berat, misalnya mungkin tidak berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan bakau
(mangrove), akan tetapi sangat berbahaya bagi kehidupan ikan dan udang-udangnya
(krustasea) yang hidup di hutan tersebut (Bryan, 1976).
4
Gambar 3. sumber kerusakan ekosistem estuari
Gambar 4. sumber kerusakan ekosistem estuari
Beberapa hal yang dimungkinkan menjadi sumber kerusakan dan perubahan fisik
lingkungan wilayah estuaria antara lain:
a. Semakin meningkatnya penebangan hutan dan jeleknya pengelolaan lahan di
darat, dapat meningkatkan sedimentasi di wilayah estuaria. Laju sedimentasi di
wilayah pesisir yang melalui aliran sungai bisa dijadikan sebagai salah satu
indikator kecepatan proses kerusakan pada wilayah lahan atas, sehingga dapat
menggambarkan kondisi pada wilayah lahan atas. Sedimen yang tersuspensi
masuk perairan pantai dapat membahayakan biota laut, karena dapat menutupi
tubuh biota laut terutama bentos yang hidup di dasar perairan seperti rumput laut,
terumbu karang dan organisme lainnya. Meningkatnya kekeruhan akan
menghalangi penetrasi cahaya yang digunakan oleh orgnisme untuk pemapasan
atau berfotosintesis. Banyak-nya sedimen yang akhirnya terhenti atau
terendapkan di muara sungai dapat mengubah luas wilayah pesisir secara
keseluruhan, seperti terjadinya perubahan garis pantai, berubahnya mulut muara
sungai, terbentuknya delta baru atau tanah timbul, menurunnya kualitas perairan
dan biota-biota di muara sungai.
5
b. Pola pemanfaatan sumberdaya hayati laut yang tidak memperhatikan daya
dukung produktifitas pada suatu kawasan estuaria, seperti sumberdaya
perikanan, sehingga kawasan muara sungai tersebut terus mendapat tekanan
dan menyebabkan menurunnya produktifitasnya
c. Meningkatnya pembangunan di lahan atas (up-land) menjadi kawasan Industri,
pemukiman, pertanian menjadikan sumber limbah yang bersama-sama dengan
aliran sungai akan memperburuk kondisi wilayah estuaria. Lebih dan 80% bahan
pencemar yang ditemukan di wilayah pesisir dan laut berasal dari kegiatan
manusia di darat UNEP (1990).
d. Kegiatan-kegiatan kontruksi yang berkaitan dengan usaha pertanian, seperti
pembuatan saluran irigasi, drainase dan penebangan hutan akan mengganggu
pola aliran alami daerah tersebut. Gangguan ini meliputi aspek kualitas, volume,
dan debit air. Pengurangan debit air yang di alirkan bagi irigasi, dapat mengubah
salinitas dan pola sirkulasi air di daerah estuaria danmenyebabkan jangkauan
intrusi garam semakin jauh ke hulu sungai. Hal ini akan mengakibatkan
perubahan pada sebagian ekosistem perairan pantai itu sendiri, juga pada
ekosistem daratan di sekitar perairan tersebut sehingga berakibat intrusi air laut
pada air tanah.
4. Langkah-Langkah Konservasi Estuari
Ancaman pencemaran di tanggulangi dengan beberapa cara di antaranya sosialasi
kepada masyarakat akan pentingnya ekosisitem estuaria sehingga masyarakat tidak
membuangsampah di daerah estuaria. Penanggulangan Eutrofikasi di negara-negara maju
masyarakat yang sudah memiliki kesadaran lingkungan ( green consumers ) hanya membeli
produk kebutuhan rumah sehari -hari yang mencantumkan label"phosphate free" atau
"environmentally friendly". Cara lain yang harus ditempuh adalah:
1. Memperbaiki Daerah Lahan Atas (up-land)
Upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi dampak kerusakan pada
ekosistem perairan wilayah estuaria yaitu dengan menata kembali sistem pengelolaan
daerah atas. Khususnya penggunaan lahan pada wilayah daratan yang memiliki sungai.
Jeleknya pengelolaan lahan atas sudah dapat dipastikan akan merusak ekosistem yang
ada di perairan pantai. Oleh karena itu, pembangunan lahan atas harus
memperhitungkan dan mempertimbangkan penggunaan lahan yang ada di wilayah
pesisir. Jika penggunaan lahan wilayah pesisir sebagai lahan perikanan tangkap,
budidaya atau konservasi maka penggunaan lahan atas harus bersifat konservatif.
6
Perairan pesisir yang penggunaan lahannya sebagai lahan budidaya yang memerlukan
kualitas perairan yang baik maka penggunaan lahan atas tidak diperkenankan adanya
industri yang memproduksi bahan yang dapat menimbulkan pencemaran atau limbah.
Limbah sebelum dibuang ke sungai harus melalui pengolahan terlebih dahulu sesuai
dengan baku mutu yang telah ditetapkan.
2. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Secara Optimal
Wilayah estuaria yang berfungsi sebagai penyedia habitat sejumlah spesies untuk
berlindung dan mencari makan serta tempat reproduksi dan tumbuh, oleh karenanya di
dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya di wilayah estuaria diperlukan
tindakan-tindakan yang bijaksana yang berorientasi pemanfaatan secara optimal dan
lestari. Pola pemanfatan sebaiknya memperhatikan daya dukung lingkungan (carrying
capacity).
3. Konsenvasi Hutan Mangrove
Perlindungan hutan mangrove pada wilayah estuaria sangat penting, karena selain
mempunyai fungsi ekologis juga ekonomis. Secara ekologis hutan mangrove
adalahsebagai penghasil sejumlah besar detritus dari serasah, daerah asuhan (nursery
ground), mencari makan (feeding ground) dan sebagai tempat pemijahan (spawning
ground). Secara fisik, hutan mangrove dapat berperan sebagai filter sedimen yang
berasal dari daratan melalui sistem perakarannya dan mampu meredam terpaan angin
badai. Secara ekonomis, dalam konser-vasi hutan mangrove juga akan diperoleh nilai
ekonomis sangat tinggi. Nilai ekonomi total rata-rata sekitar Rp 37,4 juta/ha/tahun yang
meliputi manfaat langsung (kayu mangrove), manfaat tidak langsung (serasah daun,
kepiting bakau, nener bandeng ikan tangkap dan ikan umpan), option value dan
existence value. Upaya konservasi tersebut juga mempunyai nilai dampak positip
terhadap sosial-ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah estuaria, yaitu
mampu memberikan beberapa alternatif jenis mata pencaharian dan pendapatan.
Gambar 5. Konservasi hutan mangrove
7
Sebagian pihak mungkin memiliki pengetahuan terbatas mengenai Ekosistem Estuari.
Sejumlah Ekosistem Estuari ternyata memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri. Akan
tetapi ekosistem ini ternyata juga sangat rentan terhadap perubahan lingkungan dan
bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gelombang pasang maupun pemanasan
global. Ekosistem Estuari juga berpeluang besar untuk rusak akibat perbuatan manusia
baik langsung maupun tidak langsung. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka perlu
keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian yang disesuaikan dengan daya dukung
lingkungan dan alokasi penataan ruang. Keterbatasan sarana dan prasarana, data dan
informasi tentang potensi sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan terhadap Ekosistem
Estuari beserta ekologisnya perlu segera diatasi agar tingkat kesejahteraan masyarakat
pesisir meningkat.
5. Pentingnya Keseimbangan Ekosistem Estuari
Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan
dan tumbuhan. Pada daerah-daerah tropis seperti dilingkungan estuary umumnya di
tumbuhi dengan tumbuhan khas yang di sebut Mangrove. Tumbuhan ini mampu beradaptasi
dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup tinggi. Pada habitat mangrove ini
lah kita akan menemukan berjuta hewan yang hidupnya sangat tergantung dari kawasan
lingkungan ini. Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup
tinggi, estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada
lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran salinitas
tersebut. Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary merupakan
lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsur terpenting bagi
pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari keunikan lingkungan estuary.
Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara (nutrient) estuary di kenal
dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground) bagi berjuta ikan, invertebrate
(Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan masih banyak lagi kelompok infauna).
Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan
masih banyak lagi menjadikan daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.
Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan hanya
sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik daerah ruaya
bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai daerah istrahat bagi
perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya mencari daerah yang ideal untuk
perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan oleh sebagian besar mamalia dan hewan-
hewan lainnya untuk mencari makan.
8
Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari
berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang sangat
dekat dengan daerah hunian penduduk, daerah estuary umumnya di jadikan daerah
buangan bagi limbah-limbah cair (kita tidak membahas limbah padat di sini yang benar-
benar merusak sebagian besar lingkunagn estuary). Limbah cair ini mengandung banyak
unsur diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya. Dalam kisaran yang dapat di
tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai penyaring dari limbah cair ini,
mengendapkan partikel-partikel beracun dan menyisakan badan air yang lebih bersih. Inipun
dengan kondisi dimana terjadi suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang
cenderung lebih bersih dan menetralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke
daerah estuary tersebut.
Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan kegiatan
ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di jadikan sebagai :
a) Sebagai tempat pemukiman;
b) Sebagai tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan;
c) Sebagai jalur transportasi;
d) Sebagai pelabuhan dan kawasan industri.
6.Penutup
6.1.Kesimpulan
Upaya pemeliharaan untuk memajukan dan membangkitkan peradaban bangsa
merupakan proses dan tujuan yang bersifat jangka panjang baik dalam bidang sosial
maupun lingkungan. Diperlukan adanya strategi kebijakan tentang lingkungan, yang mampu
menempatkan kemajuan peradaban nasional sebagai motivasi penting dalam memajukan
bangsa dan negara. Terbukti bangsa Indonesia mampu bertahan, bahkan berkembang
dengan keanekaragaman hayati yang di milikinya. Untuk itu, negara wajib melindungi
kekayaan keanekaragaman hayati, termasuk melestarikannya demi kemajuan di masa kini
dan masa mendatang.
Ekosistem estuaria memilki banyak manfaat dan banyak organisme yang hidup pada
wilayah tersebut akan tetapi dengan meningkatnya kehidupan menyebabkan manusia
sebagai pengelola memanfaatkan wilayah dengan cara melakukan eksploitasi organisme
yang hidup pada wilayah tersebut serta eksploitasi habitatnya. Dengan ancaman dan
permasalahan tersebut perlu dilakukan konservasi atau recovery untuk meminimalkan
kerusakan atau mencegah terjadi kerusakan wilyah estuaria yang dilakukan baik dari pihak
9
pemerintah, non pemerintah serta masyarakat yang hidup di wilayah pesisir agar diharapkan
muncul kesadaran kebaharian dari setiap benak masyarakat akan pentingnya menjaga
lingkungan agar didalam ekosistem dapat berlangsung secara seimbang dan
berkesinambungan yang tidak akan memberikan dampak yang buruk seperti terjadinya
bencana alam.
6.2. Saran
Setidaknya dengan penyusunan makalah ini, kita bisa melakukan konservasi alam,
yang tidak terbatas pada konservasi laut saja, tetapi segala aspek ekosistem sehingga
keberlangsungan dari ekosistem kita terjaga sampai kegenerasi-generasi berikutnya.
Keberhasilan dari konservasi ekosistem ini terutama konservasi laut harus dilandasi dengan
prinsip sadar arti pentingnya kelestarian lingkungan dan rasa bertanggung jawab dari semua
pihak dalam menjaga kelestariannya terutama masyarakat yang berada disekitar lingkungan
ekosistem tersebut.
10
Daftar Pustaka
ekosistem-ekologi.blogspot.com/.../mengenal-ekosistem-air-tawar.html
ddsulai.blogspot.com › Pengetahuan Umum
http://budisma.web.id/ciri-ciri-lingkungan-ekosistem-air-laut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut
http://ciahh.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2373376-pengertian-ekosistem-laut/#ixzz2fnDjVyOp
11
PENTINGNYA KONSERVASI ESTUARI
DALAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM
Oleh:
1. Ni Komang Dewi Nuryani (NIM. 1391261018 )2. Nuranita naningsi (NIM.1391261034 )3. Nyoman Sutresni (NIM.1391261017 )4. I Gede Sumertha Gapar (NIM.1391261021)5. Yanuar Rustrianto B. (NIM. 1391261001)
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
12
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
KATA PENGANTAR
Pujii syukur kepada TYME penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “
Pentingnya Konservasi Estuari dalam Keseimbangan Ekosistem“. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas di mata kuliah Ekologi dan Ilmu Lingkungan.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap kita sebagai mahasiswa dapat
menambah wawasan dan pengetahuan tentang upaya pelestarian lingkungan pada
ekosistem estuari yang diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini pasti masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam segi isi maupun penulisannya. Untuk itu, penulis
mohon kritik dan sarannya untuk perbaikan dan penulisan selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Denpasar, September 2013
Penulis
13
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi...........................................................................................................................ii
I.Pendahuluan..................................................................................................................1
1.1.Latar Belakang......................................................................................................1
1.2.Tujuan...................................................................................................................1
1.3.Batasan Masalah..................................................................................................2
2.Pengertian Konservasi Estuari....................................................................................2
3.Dampak Kerusakan Ekosistem Estuari......................................................................3
4. Langkah-Langkah Pelestarian Lingkungan Laut......................................................6
5. Pentingnya Keseimbangan Ekosistem Estuari.........................................................8
6.Penutup..........................................................................................................................9
Daftar Pustaka..................................................................................................................11
14
i
15
ii