keanekaragaman jenis burung pada habitat …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan...

18
KARYA TULIS KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT TERBUKA DAN TERTUTUP DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : Rahmawaty Dolly Priyatna Taufiq Siddiq Azvy DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006 Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006 USU Repository © 2006

Upload: truongque

Post on 04-Mar-2018

236 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

KARYA TULIS

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT TERBUKA DAN TERTUTUP DI KAWASAN TAMAN

NASIONAL GUNUNG LEUSER PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

Rahmawaty Dolly Priyatna

Taufiq Siddiq Azvy

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2006

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 2: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga KARYA TULIS ini berhasil

diselesaikan. Judul yang dipilih adalah “KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG

PADA HABITAT TERBUKA DAN TERTUTUP DI KAWASAN TAMAN

NASIONAL GUNUNG LEUSER PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah informasi mengenai

Keanekaragaman Jenis Burung yang merupakan salah satu aspek yang sangat penting

dalam bidang keanekaragaman hayati.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih

menyempurnakan karya tulis ini. Akhir kata kami ucapkan semoga karya tulis ini

dapat bermanfaat.

Medan, Mei 2006

Penulis

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 3: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... iv

PENDAHULUAN............................................................................................. 1

BAHAN DAN METODE............................................... ............................. 2

• Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... 3

• Alat dan Bahan......................................................................... 3

• Pengumpulan Data........................................................................... 3

• Analisis Data.............................................................................. 3

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 4

KESIMPULAN ...................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

LAMPIRAN .................................................................................................... 10

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 4: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

DAFTAR LAMPIRAN

1. Keanekaragaman Jenis Burung Berdasarkan Indeks Shannon pada Habitat Tertutup di Pos Pemantauan Sikundur.

10

2. Keanekaragaman Burung Jenis Berdasarkan Indeks Shannon pada Habitat Terbuka di Pos Pemantauan Sikundur.

11

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 5: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT TERBUKA DAN TERTUTUP DI KAWASAN TAMAN

NASIONAL GUNUNG LEUSER PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh : Rahmawaty1*, Dolly Priyatna2, Taufiq Siddiq Azvy1

1Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, 20155

2 Unit Manajemen Leuser, Medan

Abstrak

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu taman nasional yang terletak di antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh dengan luas kawasan 1.094.692 ha (Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2003). Taman nasional tersebut memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang sangat tinggi, salah satunya adalah jenis burung. Habitat utama burung adalah hutan hujan tropis dataran rendah yang saat ini mengalami ancaman dari penebangan dan konversi hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung pada habitat terbuka dan tertutup di Pos Penelitian Sikundur Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara dan untuk mengetahui perbedaan keanekaragaman jenis burung pada kedua habitat tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Pos Penelitian Sikundur Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Dusun Arasnapal, Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, pada bulan Februari 2004 sampai bulan April 2004, dengan menggunakan metode titik hitung dan line transek. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 325 individu burung yang terdiri atas 28 famili dan 92 spesies. Keanekaragaman jenis di habitat tertutup lebih tinggi (3,730) daripada di habitat terbuka (3.414). Keanekaragaman jenis di habitat tertutup termasuk kategori tinggi, sedangkan di habitat terbuka termasuk kategori sedang. Adanya perbedaan keanekaragaman pada kedua habitat tersebut di sebabkan oleh faktor ketersediaan makanan, waktu aktifitas burung, stratifikasi Hutan, dan tipe habitat.

Kata Kunci : Taman Nasional Gunung Leuser, Keanekaragaman, jenis burung,.

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 6: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

PENDAHULUAN

Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu taman nasional yang

terletak di antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Daerah Istimewa Aceh

dengan luas kawasan 1.094.692 ha (Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan

Konservasi, 2003). Taman nasional tersebut memiliki keanekaragaman jenis

tumbuhan dan hewan yang sangat tinggi, salah satunya adalah keanekaragaman jenis

burung. Habitat utama burung adalah hutan hujan tropis dataran rendah yang saat ini

mengalami ancaman dari penebangan dan konversi hutan. Burung-burung penghuni

hutan hujan tropis adalah burung yang sudah terbiasa tinggal dan berinteraksi dengan

lingkungan hutan, sehingga akan sulit untuk hidup di kawasan yang telah

dibudidayakan.

Penelitian mengenai keanekaragaman jenis burung masih sedikit dilakukan,

terutama di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Mengingat pentingnya

peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka

penelitian ini perlu dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui keanekaragaman jenis burung pada habitat terbuka dan tertutup di

Pos Penelitian Sikundur Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten

Langkat, Provinsi Sumatera Utara

2. Mengetahui perbedaan keanekaragaman jenis burung pada kedua habitat

tersebut.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Penelitian Sikundur, Desa Bukit Mas,

Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara pada bulan

Februari 2004 sampai dengan bulan April 2004.

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 7: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah : binokular, alat tulis, kamera,

kompas, jam digital, kalkulator, meteran gulung. Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah : paku, martel, tali raffia, kertas label, peta topografi/lokasi.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Line Transek dan

metode Titik Hitung. Line transek adalah metode pengamatan dengan cara berjalan

perlahan terus menerus dan mencatat semua kontak di sepanjang kedua sisi jalur

perjalanannya. Metode titik hitung dilakukan dengan berjalan ke suatu tempat

tertentu, memberi tanda, dan selanjutnya mencatat semua jenis burung yang

ditemukan selama jangka waktu yang telah ditentukan sebelumnya (10 menit),

sebelum bergerak ke titik selanjutnya.

Metode yang menggabungkan antara line transek dan titik hitung artinya

bahwa penelitian ini memiliki jalur perjalanan yang telah ditentukan dan line transek

digunakan untuk mengamati burung pada waktu perjalanan. Titik hitung pada

penelitian ini dengan menggunakan plot-plot penelitian yang di letakkan di sepanjang

transek tadi. Lamanya waktu selama berada di setiap plot adalah 10 menit dengan

jarak antar plot sepanjang 250 meter.

Penelitian ini tidak berdasarkan pada panjang transek, tetapi akan berdasarkan

pada waktu. Artinya, penelitian ini dilaksanakan dari pukul 06.30 – 18.30 setiap

harinya, dan apabila waktu telah selesai maka penelitian akan dilanjutkan pada hari

berikutnya dengan batas waktu yang sama sampai pada akhirnya seluruh lokasi telah

teramati.

Analisis Data

Keanekaragaman Jenis Burung

Untuk menghitung Indeks keanekaragaman burung digunakan indeks Shannon

(Magurran, 1988):

H’ = ∑=

−s

i

PiPi1

)ln(

Keterangan :

Pi : ni / N ni : jumlah individu suku ke-i

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 8: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

N : total jumlah individu S : total jumlah suku dalam sampel

Menurut Magurran (1988), nilai indeks keanekaragaman burung berkisar antara 1,5 –

3,5. Nilai < 1,5 menunjukkan indeks keanekaragaman yang rendah, selanjutnya nilai

yang berkisar antara 1,5 – 3,5 menunjukkan indeks keanekaragaman sedang dan nilai

> 3,5 menunjukkan keanekaragaman yang tinggi.

Perbandingan Keanekaragaman Jenis Burung

Untuk membandingkan keanekaragaman burung antara berbagai habitat

digunakan uji Hutcheson dengan menghitung varian dari kedua habitat, mencari t

hitung dan menghitung deferinsialnya (Magurran,1988) :

Var H’ (tertutup/tertutup) = ( ) ( )

2

2

21lnln

NS

Npipipipi −

−− ∑∑

Keterangan :

Var H’ : varian keanekaragaman jenis burung Pi : ni / N N : total jumlah individu S : total jumlah suku dalam sample

( ) 2

12'

1'

2'

1'

VarHVarH

HHt+

−=

Keterangan :

t : t hitung H’ : keanekaragaman jenis burung Var H’ : varian keanekaragaman jenis burung

( )( ) ( )

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡+⎥

⎤⎢⎣

⎡+

=

2

22'

1

22'

22'

1'

NVarH

NVarH

VarHVarHdf

Keterangan :

Df : derajat bebas Var H’ : varian keanekaragaman jenis burung N : total jumlah individu

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 9: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Jenis Burung pada Habitat Tertutup dan Terbuka

Inventarisasi burung yang dilakukan dengan total perjalanan sepanjang 75,750

km (6 jalur transek dan 3 kali pengulangan) pada hutan sekunder Sikundur diperoleh

hasil sebanyak 92 jenis, 28 famili burung, dengan jumlah total individu 325 (Tabel 1).

Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa keanekaragaman jenis burung pada

habitat tertutup di kawasan hutan Sikundur adalah 3,730 sedangkan pada habitat

terbuka sebesar 3,414. Untuk melihat perbedaan indeks keanekaragaman jenis burung

antara habitat tertutup dan terbuka dilakukan uji Hutcheson (Magurran, 1988). Hasil

uji tersebut menunjukkan bahwa indeks keanekaragaman burung di habitat terbuka

lebih rendah daripada habitat tertutup. Apabila dilihat dari hasil yang didapat,

diketahui bahwa keanekaragaman jenis burung pada habitat tertutup lebih tinggi

dengan nilai 3,730 (kategori tinggi), dibandingkan dengan keanekaragaman jenis

burung pada habitat terbuka yang bernilai 3,414 (kategori sedang). Ewusie (1990)

menyatakan bahwa pada daerah yang keanekaragaman jenis tumbuhannya tinggi akan

memiliki keanekaragaman jenis hewan yang tinggi, karena setiap jenis hewan

hidupnya bergantung pada sekelompok jenis tumbuhan tertentu.

Pada saat pengamatan dapat teridentifikasi burung-burung migran sebanyak 5

jenis, yaitu Cekakak merah (Halcyon coromanda), Srigunting gagak (Dicrurus

annectans), Sikatan bubik (Muscicapa dauurica), Cikrak kutub (Phylloscopus

borealis) dan Cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma). Burung-burung tersebut

merupakan pendatang tetap pada hutan Sumatera saat musim dingin (Mackinnon dkk.

1992). Menurut Marle and Karel (1988) secara umum tidak ada kejesalan berapa

jumlah burung yang migran/datang ke Sumatera, Jawa, dan pulau-pulau lainnya pada

musim dingin.

Hasil pengamatan lapangan juga menunjukkan bahwa di kawasan hutan

Sikundur ditemukan beberapa jenis burung yang penyebarannya terbatas (endemik),

yaitu Batrachostomus poliolophus (Podargidae), Caprimulgus pulchellus

(Caprimulgidae), Pycnonotus tympanistragus (Pycnonotidae), dan Pycnonotus

nieuwenhuisii (Pycnonotidae). Menurut Mackinnon, dkk (1992), jenis-jenis burung

tersebut penyebarannya sangat terbatas dan hanya terdapat di Kawasan Taman

Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci-Seblat dan Taman Nasional Gede

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 10: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Pangarango. Wulijarni dan Soetjipto (2002) manyatakan bahwa hutan hujan tropika

juga mempunyai banyak jenis satwa yang endemik. Di kawasan hutan Sikundur,

Langkat, juga masih dapat ditemukan jenis burung terestrial yaitu burung Argusianus

argus (Kuau raja). Menurut Mackinnon, dkk (1992), burung Kuau raja sudah mulai

jarang ditemukan di kawasan hutan akibat semakin tingginya aktifitas pengrusakan

hutan yang menjadi habitat burung Kuau raja.

Pengamatan ini dilakukan pada dua tipe habitat yaitu habitat tertutup dan

habitat terbuka, pada habitat tertutup didapat 63 jenis, 27 famili burung, dengan

jumlah total individu 197, famili terbesar adalah Timaliidae, diwakili oleh 11 jenis

dan 62 individu. Pada habitat terbuka didapat 47 jenis, 19 famili burung, dengan

jumlah total individu 128, famili terbesar adalah Pycnonotidae, diwakili oleh 9 jenis

dan 32 individu. Kebanyakan burung di pos pemantauan Sikundur adalah burung-

burung yang umum terdapat di Sumatera tetapi ada juga yang merupakan burung

migran, seperti Cekakak merah (Halcyon coromanda), Srigunting gagak (Dicrurus

annectans), Sikatan bubik (Muscicapa dauurica), Cikrak kutub (Phylloscopus

borealis) dan Cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma).

Perbedaan Keanekaragaman Jenis Burung pada Habitat Tertutup dan Habitat Terbuka Keanekaragaman jenis burung pada habitat tertutup lebih tinggi daripada

keanekargaman burung pada habitat terbuka (Tabel 1).

Tabel 1. Keanekaragaman Jenis Burung pada Habitat Tertutup dan Habitat

Terbuka di Pos Pemantauan Sikundur, Taman Nasional Gunung Leuser.

Habitat

Tertutup Terbuka Jumlah individu 197 128

Jumlah jenis 63 47

Jumlah famili 27 19

Indeks Shannon 3.730 3.414

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 11: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Perbedaan Keanekaragaman Jenis burung pada kedua habitat dapat dijelaskan

berdasarkan faktor-faktor, seperti : ketersedian makanan utama bagi burung, waktu

aktifitas, stratifikasi hutan, dan tipe habitat.

ketersedian makanan utama bagi burung

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pada habitat tertutup di

hutan Sikundur lebih banyak tersedia pohon-pohon buah yang menjadi makanan bagi

burung. Pada habitat tertutup terdapat 27 jenis burung frugivora, sedangkan pada

habitat terbuka hanya 16 jenis burung frugivora. Menurut Priatna (2002), bahwa

perbedaaan keanekaragaman jenis burung pada setiap habitat sangat di pengaruhi dari

kesediaan makanan bagi burung.

Pada habitat tertutup burung frugivora didominasi oleh famili Timaliidae (10

jenis) dan famili pycnonotidae (7 jenis), sedangkan burung yang menjadi indikator

keutuhan hutan, yaitu famili Bucerotidae (Koop dalam Priatna, 2002), diwakili oleh 2

jenis, yaitu Aceros undulates (Julang emas) dan Buceros rhinoceros (Rangkong

badak). Pada habitat terbuka burung frugivora didominasi oleh famili pycnonotidae (9

jenis), sedangkan sebagai burung indikator keutuhan hutan (famili Bucerotidae) hanya

diwakili oleh 1 jenis, yaitu Aceros undulatus (Julang emas).

Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa jumlah jenis burung insektivora lebih

banyak daripada jenis burung frugivora yaitu masing-masing 29 jenis dan 27 jenis.

Hal ini disebabkan kawasan hutan pada pos pemantauan Sikundur yang merupakan

hutan bekas tebangan (sekunder), lebih banyak menyediakan serangga daripada buah.

Menurut Zakaria dalam Priatna (2002), diperkirakan 50% pohon non-dipterokarp

yang merupakan pohon buah-buahan sebagai makanan bagi satwa, telah hilang atau

rusak selama adanya aktivitas tebang pilih. Berdasarkan dari hasil penelitian

penelitian Priatna (2002), menunjukkan bahwa di hutan bekas tebangan terdapat lebih

banyak jenis burung insektivora daripada frugivora.

Waktu Aktifitas

Jika ditinjau dari waktu aktifitasnya, terlihat bahwa burung lebih aktif pada

waktu pagi hari dan sore hari dibanding pada siang hari. Beberapa jenis burung yang

aktif pada pagi dan sore hari lebih banyak ditemukan pada habitat tertutup daripada di

habitat terbuka, hal ini menunjukkan bahwa waktu aktifitas burung juga merupakan

salah satu penyebab adanya perbedaan keanekaragaman jenis burung pada kedua

habitat.

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 12: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Stratifikasi Hutan.

Distribusi jenis burung sangat erat kaitannya dengan tipe vegetasi dari suatu

area (McNaughtos dan Wolf, 1990). Keanekaragaman jenis burung dapat dilihat dari

strata penggunaan hutan. Menurut Whitemore (1984) bahwa burung dan mamalia

dapat dibedakan dari tempat hidupnya di dalam hutan hujan tropis kedalam beberapa

bagian atas, tengah, bawah dan tanah. Dari hasil pengamatan di kawasan hutan

Sikundur diperoleh hasil yang sangat berbeda bagi setiap strata hutan, sebanyak 70

jenis burung memanfaatkan strata tengah kanopi hutan (11-20 meter), selanjutnya

strata bawah (0-10 meter) digunakan oleh 21 jenis burung, sedangkan strata atas (>21

meter) dan lantai hutan digunakan masing-masing oleh 17 jenis dan 5 jenis burung.

Dari hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa strata tengah pada kanopi hutan

(11-20 m) merupakan tempat yang paling disenangi oleh jenis-jenis burung. Hal ini

kemungkinan strata tengah merupakan tempat yang sangat ideal bagi banyak jenis

burung untuk mancari makan, bermain dan beristirahat.

McNaughton dan Wolf (1990) menyatakan bahwa jenis-jenis hewan yang

berbeda dalam suatu hutan umumnya berkaitan dengan tingkatan kanopi yang berbeda

pula. Hewan bergerak secara horizontal untuk menghasilkan pola tiga dimensi yang

kompleks. Menurut MacArthur dan MacArthur dalam McNaughton dan Wolf (1990),

kanopi vegetasi dibagi dalam tiga tingkatan, dimana ketiga tingkatan tersebut nyata

bagi tingkah laku pencarian makan oleh burung dan mereka mendapatkan bahwa

keanekaragaman komunitas burung berhubungan keanekaragaman struktural dari

vegetasi.

Tipe Habitat

Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Hutcheson menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang nyata dalam keanekaragaman jenis burung antara habitat

tertutup dan habitat terbuka di kawasan hutan Sikundur (t hitung = 2,977 ; df = 259 ; α

= 0,05 ; jadi t hitung > t tabel 1,960), dimana keanekaragaman jenis burung pada habitat

tertutup lebih tinggi daripada habitat terbuka.

Perbedaan keanekaragaman jenis burung ini disebabkan tingkat ketersediaan

makanan bagi burung seperti yang dikemukakan Odum (1994), bahwa

keanekaragaman spesies hewan termasuk burung dipengaruhi oleh tingkat

ketersediaan makanan. Kerusakan hutan akan mempengaruhi kehidupan burung liar

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 13: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

atau bahkan akan memaksa mereka keluar dari relungnya untuk mencari cadangan

makanan atau untuk bertelur (Seng and Dana, 1997).

Pada umumnya habitat dapat mengalami perubahan kondisi musiman dalam

struktur dan ketersediaan pakan. Konsep suksesi dapat menjelaskan respon satwa

terhadap perubahan lingkungan, yaitu setiap tingkatan suksesi berkaitam erat dengan

komposisi satwa liar yang menempatinya (Alikodra, 1990). Baral and Ramji (2002)

mengatakan bahwa kerusakan habitat atau perubahannya mungkin merupakan faktor

utama perpindahan burung ke habitat yang lain.

Pembagian atau distribusi burung sangat diatur oleh kesesuaian habitatnya,

setiap famili dan jenis harus beradaptasi dengan masing-masing tipe habitatnya yang

sesuai untuk makan dan bertelur. Begitu juga perilaku sosial dan kebiasaan mereka

sangat bergantung dengan habitatnya (Strange and Allen, 1996)

KESIMPULAN

1. Terdapat 325 individu burung (92 spesies dan 28 famili) pada pos pemantauan

Sikundur.

2. Indeks Keanekaragaman di habitat tertutup lebih tinggi daripada di habitat terbuka

dengan nilai masing-masing 3,730 (tinggi) dan 3,414 (sedang).

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid I. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogar. Hal : 253.

Anwar, J., Sengli J. Damanik, Nazaruddin Hisyam, Anthony J. Whitten. 1984.

Ekologi Ekosistem Sumatera. Gadjah Mada University Press. Jogjakarta. Hal : 343-344

Arninova, 2004. Inventarisasi Jenis Burung di Pos Penelitian Sikundur Ekosistem

Leuser. Skripsi. Universitas Syah Kuala. Banda Aceh. Hal : 29-31 Baral, N. and Ramji Gautam. 2002. Status of White-rumped Vulture Gyps

Bengalensi, in Rampur Valley, Nepal. Oriental Bird Club. UK. Buletin 36. Desember 2002.

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 14: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Barano. 2000. Burung dalam Sangkar. < http//www.Kompas.com/Kompas-

cetak/0006/02/iptek/wwf to.htm > (20 Juni 2000). Bibby, C., Martin Jones dan Stuart Marsden. 2000. Teknik-teknik Ekspedisi

Lapangan Survei Burung. SMKG Mardi Yuana. Bogor. Hal : 10. Departeman Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Departeman Kehutanan Republik

Indonesia. Jakarta. Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003. Potensi Wisata

Alam Indonesia dan Upaya Peningkatan Peran serta Masyarakat. Bogor. Hal:1.

Ewusie, J. Y. 1980. Pengantar Ekologi Tropika. Institut Teknologi Bandung.

Bandung. Hal : 303, 311-312. Forest Watch Indonesia, 2003. Kondisi Hutan. < www.fwi.or.id/kodisi hutan > (26

Agustus 2004). Holmes, D. dan Stephen Nash. 1999. Burung-burung di Sumatera dan Kalimantan.

Puslitbang Biologi-LIPI. Prima Centra. Jakarta. Hal : 2-3 Hume, R. 2003. Belajar dan Bersahabatlah dengan Burung. Warta Teropong. Edisi 01

Januari-Februari 2003. Birdlife Indonesia. Bogor. Irfan. 2002. Stasiun Penelitian dan Pos Pemantauan di Kawasan Ekosistem Leuser.

Unit Manajemen Leuser. Hal : 20. Irwan, Z. D. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem Komunitas dan

Lingkungan. Bumi Aksara. Jakarta. Hal : 146 dan 194. Jepson, P. 1997. Birding Indonesia, A Bird Watcher’s Guide to the World’s Largest

Archipelango. Periplus Edition. Singapore. 17 pp. King, B., Martin Woodcock, E. C. Dickinson, 1995. Bird of South-East Asia. Harper

Collins. Hongkong. 18 pp. Mackinnon, J. 1995. Panduan Lapangan Pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal : 2-4. Mackinnon, J., Karen Phillips, Basvan Balen. 1992. Burung-burung di Sumatera,

Jawa, Bali dan Kalimantan. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor. Hal : 26, 32.

Magurran, A. E. 1988. Ecological Diversity and Its Measurement, Croom Helm

Limited. London. 35, 36, 39 pp.

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 15: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Marle, J. G. V. and Karel, H. Voour. 1988. The Bird of Sumatera. British Ornithologist. c/o Zoological Museum, Tring. Herts HP23GAP. UK. 37 pp.

Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisis ketiga. Gadjah mada press.

Yogyakarta. Priatna, D. 2002. Pemulihan Hutan Tropika Pamah Bekas Tebangan serta Dampak

Penebangan Terhadap Populasi Primata dan Keanekaragaman Burung. Thesis. Universitas Indonesia. Jakarta. Hal : 42-43.

Raman, T. R. S. 1999. Effect of Fragmentation and Plantations on Tropical Rain

Forest Bird in the Soethern, Westren Bhats India. Oriental Bird Club. UK. Buletin 36. Desember 2002.

Schaik, C. P. dan Jatna Supriatna. 1996. Leuser A Sumatran Sanctuary. Yayasan Bina

Sains Hayati Indonesia. Jakarta. 4-5 pp. Seng, L. K. and Dana Gardner. 1997. An Illustration Field Guide to the Bird of

Singapore. Sun Tree. Singapore. 21 p Shannaz, J., P. Jepson dan Rudyanto. 1995. Burung-burung Terancam Punah di

Indonesia. P.T. Karya Sukses Sejahtera. Jakarta. Hal : 6. Strange, M. and Allen Jeyatajasingan. 1996. A Photographic Guide to the Bird of

Peninsular Malaysia and Singapore. Sun Tree Publishing Limited. Singapore. 4 and 29 pp.

Swinnerton, K. 2000. Consevation of the Punk Pigeon in Mauritis. Re-introduction

News. Abu Dhabi. UA. E. Tebb, G. and Andreas Ranner, 2002. Buryatia-Siberia’s Southern Most Extremity.

Oriental Bird Club. UK. Buletin 36. Desember 2002. Wulijarni, N. dan Soetjipto, 2002. Interaksi Unsur-unsur Lingkungan. <www.

Ut.ac.id/of-supp/FKIP/PABI4422/pabi4422-html> (6-September-2003). Whitemore, T. C. 1984. Tripical Rain Forest of the Far East. Second Edition. Oxford

University Press. Walton street. Oxford.

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 16: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

Lampiran 1. Keanekaragaman Jenis Burung Berdasarkan Indeks Shannon pada Habitat Tertutup di Pos Pemantauan Sikundur.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

No Famili Nama Latin

Nama Indonesia Areal

tertutup Pi ln Pi Pi ln Pi Pi (ln Pi )2

1 Alcedinidae 1. Ceyx rufidorsa Udang punggung merah 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

2 Bucerotidae 2. Aceros undulatus Julang emas 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

3. Buceros rhinoceros Rangkong badak 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

3 Campephagidae 4. Coracina striata Kepudang-sungu Sumatera 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

4 Capitonidae 5. Megalaima crysopogon Takur gedang 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

5 Caprimulgidae 6. Caprimulgus pulchellus Cabak gunung 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

6 Chloropseidae 7. Aeghitina viridissima Cipoh jantung 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

8. Chloropsis cochinchinensis Cica-daun sayap-biru 15 0,076 -2,575 -0,196 0,505

9. Chloropsis cyanopogon Cica-daun kecil 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

7 Columbidae 10. Chalcophaps indica Delimukan zamrud 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

8 Corvidae 11. Platysmurus leucopterus Tangkar kambing 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

9 Cuculidae 12.Phaenicophaeus curvirostris Kadalan birah 4 0,020 -3,897 -0,079 0,308

13. Phaenicophaeus javanicus Kadalan kembang 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

14.Phaenicophaeus sumatranus Kadalan saweh 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

15. Surniculus lugubris Kedasi hitam 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

10 Dicaeidae 16. Prionochilus maculatus Pentis raja 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

17. Prionochilus percussus Pentis pelangi 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

11 Dicruridae 18. Dicrurus aeneus Srigunting keladi 3 0,015 -4,185 -0,064 0,267

19. Dicrurus sumatranus Srigunting Sumatera 7 0,036 -3,337 -0,119 0,396

12 Eurylaimidae 20. Calyptomena viridis Madi-hijau kecil 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

21. Eurylaimus javanicus Sempur-hujan rimba 3 0,015 -4,185 -0,064 0,267

13 Hemiprocnidae 22. Hemiprocne comata Tepekong rangkang 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

14 Meropidae 23. Nyctyornis amictus Cirik-cirik kumbang 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

15 Muscicapidae 24. Hypothymis azurea Kehicap ranting 11 0,056 -2,885 -0,161 0,465

25. Philentoma pyrhopterum Philentoma sayap-merah 7 0,036 -3,337 -0,119 0,396

26. Rhipidura perlata Kipasan mutiara 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

27. Tersiphone paradisi Seriwang asia 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

16 Nectariniidae 28. Anthreptes singalensis Burung-madu belukar 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

29. Arachnothera flavigaster Pijantung tasmak 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

30. Arachnothera longirostri Pijantung kecil 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

31. Hypogramma hypogrammicum Burung-madu rimba 3 0,015 -4,185 -0,064 0,267

17 Oriolidae 32. Irena puella Kacembang gadung 3 0,015 -4,185 -0,064 0,267

18 Phasianidae 33. Argusianus argus Kuau raja 3 0,015 -4,185 -0,064 0,267

34. Rollulus rouloul puyuh sengayan 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

19 Picidae 35. Blythipicus rubiginosus Pelatuk pangkas 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

36. Celeus brachyurus Tukik tikus 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

37. Meiglyptes tritis Caladi batu 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214 1 2 3 4 5 6 7 8 9

38. Picus miniaceus Pelatuk merah 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

20 Podargidae 39. Batrachostomus poliolophus Paruh-kodok kepala-pucat 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

21 Psittacidae 40. Psittinus cyanurus Nuri tanau 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 17: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

22 Pycnonotidae 41. Alophoixus bres Empuloh janggut 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

42. Ixos malaccensis Berinji bergaris 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

43. Pycnonotus Brunneus Merbah mata-merah 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

44. Pycnonotus erythropthalmos Merbah kacamata 5 0,025 -3,674 -0,093 0,343

45. Pycnonotus nieuwenhuisi Cucak gelambir-biru 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

46. Pycnonotus simplex Merbah corok-corok 5 0,025 -3,674 -0,093 0,343

47. Tricholestes criniger Brinji rambut-tunggir 6 0,030 -3,491 -0,106 0,371

23 Silviidae 48. Orthotomus atrogularis Cinenen belukar 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

49. Phylloscopus borealis Cikrak kutub 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

24 Sittidae 50. Sitta frontalis Munguk beledu 3 0,015 -4,185 -0,064 0,267

25 Timaliidae 51. Eupetes macrocerus Sipinjur melayu 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

52. Macronous ptilosus Ciung-air pongpong 5 0,025 -3,674 -0,093 0,343

53. Malacocinla malaccenses Pelanduk ekor-pendek 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

54. Malacopteron affine Asi topi-jelaga 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

55. Malacopteron cinereum Asi topi-sisik 20 0,102 -2,287 -0,232 0,531

56. Malacopteron magnirostre Asi kumis 11 0,056 -2,885 -0,161 0,465

57. Malacopteron magnum Asi besar 4 0,020 -3,897 -0,079 0,308

58. Pellorneum capistratum Pelanduk topi-hitam 2 0,010 -4,590 -0,047 0,214

59. Stachyris erythroptera Tepus merbah-sampah 9 0,046 -3,086 -0,141 0,435

60. Stachyris maculata Tepus tunggir-merah 6 0,030 -3,491 -0,106 0,371

61. Stachyris nigricollis Tepus kaban 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

26 Trogonidae 62. Harpactes diardii Luntur diard 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142

27 Turdidae 63. Copsychus stricklandi Kucica ekor-kuning 1 0,005 -5,283 -0,027 0,142 Total : 197 1 -283,921 -3,730 14,788

Lampiran 2. Keanekaragaman Burung Jenis Berdasarkan Indeks Shannon pada

Habitat Terbuka di Pos Pemantauan Sikundur.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

No Famili Nama Latin Nama Indonesia Areal terbuka Pi(n/N) ln Pi Pi lnPi Pi

(lnPi)2

1 Alcedinidae 1. Ceyx erithacus Udang api 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

2. Halcyon coromanda Cekakak merah 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270 2 Bucerotidae 3. Aceros undulatus Julang emas 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184 3 Campephagidae 4. Hemipus hirundinae Jingjing batu 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

5. Pericrocotus igneus Sepah tulin 3 0,023 -3,753 -0,088 0,330

6. Pericrocotus flammeus Sepah hutan 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270 4 Capitonidae 7. Megalaima crysopogon Takur gedang 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

8. Calorhamphus fuliginosus Takur apis 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184 5 Chloropseidae 9. Chloropsis cochinchinensis Cica-daun sayap-biru 11 0,086 -2,454 -0,211 0,518

1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 Columbidae 10. Treron olax Punai kecil 20 0,156 -1,856 -0,290 0,538

7 Cuculidae 11. Centropus bengalensis Bubut alang-alang 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

12. Phaenicophaeus chlorophaeus Kadalan selaya 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

13. Phaenicophaeus curvirostris Kadalan birah 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

14. Phaenicophaeus javanicus Kadalan kembang 3 0,023 -3,753 -0,088 0,330

15. Phaenicophaeus sumatranus Kadalan saweh 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006

Page 18: KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HABITAT …library.usu.ac.id/download/fp/06008766.pdf · peranan jenis-jenis burung dan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, maka ... juga masih

8 Dicaeidae 16. Dicaeum chrysorrheum Cabai rimba 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

17. Dicaeum cruentatum Cabai merah 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

18. Dicaeum trigonostigma Cabai bunga-api 3 0,023 -3,753 -0,088 0,330

19. Prionochilus maculatus Pentis raja 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

9 Dicruridae 20. Dicrurus annectans Srigunting gagak 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

21. Dicrurus paradiseus Srigunting batu 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

10 Eurylaimidae 22. Cymbirhynchus macrorhynchos Sempur-hujan sungai 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

11 Laniidae 23. Lanius cristatus Bentet coklat 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

24. Lanius tigrinus Bentet loreng 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

12 Muscicapidae 25. Muscicapa dauurica Sikatan bubik 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

26. Philentoma pyrhopterum Philentoma sayap-merah 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

27. Rhinomyias umbratilis Sikatan-rimba dada-kelabu 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

13 Nectariniidae 28. Anthreptes singalensis Burung-madu belukar 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

29. Arachnothera flavigaster Pijantung kecil 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

30. Hypogramma hypogrammicum Burung-madu rimba 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

14 Oriolidae 31. Irena puella Kacembang gadung 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

15 Picidae 32. Dryocorpusjavensis Pelatuk ayam 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

33. Hemicircus concretus Caladi tikotok 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

34. Picus mentalis Pelatuk kumis-kelabu 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

16 Pycnonotidae 35. Alophoixus phaeocephalus Empuloh irang 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

36. Pycnonotus Brunneus Merbah mata-merah 8 0,063 -2,773 -0,173 0,480

37. Pycnonotus cyaniventris Cucak kelabu 3 0,023 -3,753 -0,088 0,330

38. Pycnonotus erythropthalmos Merbah kacamata 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

39. Pycnonotus goiavier Merbah cerukcuk 4 0,031 -3,466 -0,108 0,375

40. Pycnonotus simplex Merbah corok-corok 8 0,063 -2,773 -0,173 0,480

41. Pycnonotus tympanis Cucak mutiara 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

42. Setornis criniger Empuloh paruk-kait 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

43. Tricholestes criniger Brinji rambut-tunggir 4 0,031 -3,466 -0,108 0,375

17 Silviidae 44. Orthotomus atrogularis Cinenen belukar 5 0,039 -3,243 -0,127 0,411

18 Timaliidae 45. Macronous gularis Ciung-air coreng 2 0,016 -4,159 -0,065 0,270

46. Malacopteron cinereum Asi topi-sisik 6 0,047 -3,060 -0,143 0,439

19 Turdidae 47. Copsychus saularis Kucica kampung 1 0,008 -4,852 -0,038 0,184

Total : 128 1,000 -197,527 -3,419 12,670

Rahmawaty : A Critique on Timber Production of Nothofagus pumilio Forest by a Shelterwood…,2006USU Repository © 2006