ekosistem estuari
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Ekosistem dapat dikenal dalam ekologi. Ekologi berasal dari kata oikos
artinya rumah dan secara luas berarti rumah tangga alam dan dari kata logos yang
definisinya adalah ilmu. Jadi ekologi adalah salah satu cabang biologi yang
mempelajari segala sesuatu tentang rumah tangga alam atau ilmu yang
mempelajari hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya.
Kesatuan antara komunitas dengan lingkungan abiotiknya disebut ekosistem.
Halaman rumah, akuarium, kebun dan kolam merupakan ekosistem kecil
sedangkan gurun dan hutan merupakan ekosistem besar. Ekosistem besar terdiri
atas beberaa ekosistem kecil dan setiap ekosistem kecil terdiri atas beberapa
ekosistem yang lebih kecil lagi.
Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/1994847-pengertian-ekosistem/
#ixzz25g9Zajc3
Ekosistem Estuari
Estuaria adalah wilayah pesisir semi tertutup yang mempunyai hubungan
bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari daratan. Sebagian
besar estuaria didominasi oleh substrat berlumpur yang merupakan endapan yang
dibawa oleh air tawar dan air laut. Contoh dari estuaria adalah muara sungai, teluk
dan rawa pasang-surut. Tags: Estuarine Ecology by ekoefendi
Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari
didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang
berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi

oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan
salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk
di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk estuari.
Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang
hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal
dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang
mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota
akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan.
Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial
merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan
larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan.
Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati
menjadi tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya
pemukiman di pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini
juga menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia
menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga
menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat-saat laut berombak
besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh
kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang bagus buat
kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk
pendingin generator maupun untuk pencucian alat-alat tertentu dan tidak dapat
dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik.
Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem
estuari ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan
ekonomik yang utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga

kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini
menyebabkan sering terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem
yang berharga ini.
Habitat adalah tempat Hewan tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya,
habitat adalah lingkungan—paling tidak lingkungan fisiknya—di sekeliling
populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut.
Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada
di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau
komunitas.
Dalam ilmu ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai
kelompok spesies (mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut
disebut sebagai biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang
tinggal di suatu habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
ESTUARI
Estuari berasal dari kata aetusyang artinya pasang-surut. Estuari
didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup,
yang berhubungan dengan laut bebas.Oleh karena itu ekosistem ini sangat
dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang
menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Muara sungai,rawa
pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk
estuari.Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara
yang hidupendemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka
yang berasal dari laut dan b e b e r a p a y a n g b e r a s a l d a r i p e r a i r a n

t a w a r , k h u s u s n y a y a n g m e m p u n y a i k e m a m p u a n osmoregulasi yang
tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem
estuarimerupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata),
tiram(Crassostreacucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari.
Udang niaga yang memijahdi laut lepas membesarkan larvanya d i
ekos is tem in i dengan memanfaatkannya sebagai sumber
makanan.D a e r a h m u a r a s u n g a i y a n g t e r l i n d u n g d a n k a y a a k a n
s u m b e r d a y a h a y a t i m e n j a d i tumpuan hidup para ne layan,
sehingga t idak dapat d ih indar i te r jadinya pemukiman di pinggiran
muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi
penghubungdara tan dan lautan yang sangat prakt i s , maka manusia
menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung
juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat-saat
laut berombak besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnyawilayah
estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang
bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu
untuk pendingingenerator maupun untuk pencucian alat-alat tertentu dan
tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan
akuatik.Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada
ekosistem estuari inimaka perlindungan ekosistem ini merupakan salah
satu persyaratan ekonomik yang utamaagar perkembangan ekonomi di
wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan
wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering terjadinya
bertentangankepent ingan dan kerusakan ekosis tem yang berharga
in i . Oleh karena i tu , perencanaan terpadu wilayah estuari ini perlu
dilakukan dengan seksama untuk menjaga ekosistem ini agar tidak rusak.

Estuari adalah suatu daerah dimana air tawar dari sungai dan air asin dari laut
bertemu dansebagai perairan semi tertutup yang mempunyai hubungan bebas
dengan laut. Di estuari pasut(pasang surut ) sangat dominan pengaruhnya
dibandingkan dengan arus yg ditimbulkan olehangin dan gelombang. Sehingga
perilaku estuari sangat tergantung pada aksi pasut dan aliransungai, dimana
keduanya merupakan perubahan yang bebas.Menurut Dyer, K.R (1973) estuari
dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu estuari positif danestuari negatif. Estuari positif
adalah suatu estuari dimana air tawar yang masuk dari sungaidan hujan lebih
banyak dibandingkan dengan penguapan, sehingga salinitas permukaan
lebihrendah daripada laut terbuka. Estuari negatif adalah kebalikannya, yaitu
dimana penguapanlebih besar daripada aliran sungai dan hujan, karena itu akan
terjadi keadaan hypersaline(asin berlebih).
Interaksi air tawar dan air asin menentukan sirkulasi air dan proses
pencampuran yangdibangkitkan oleh perbedaan densitas antara dua jenis air.
Densitas air laut tergantung padasalinitas dan temperatur, tapi di estuari range
salinitas sangat besar sedangkan rangetemperatur kecil. Karena itu temperatur
mempunyai pengaruh yang relatif kecil terhadap densitas Klamath river estuary

TERUMBU KARANG
Terumbu karang secara umum dapat dinisbatkan kepada struktur fisik
besertaekosistem yang menyertainya yang secara aktif
membentuk sedimentasi kalsium karbonat akibat aktivitas biologi (biogenik) yang
berlangsung di bawah permukaanlaut. Bagi ahligeologi, terumbu karang
merupakan struktur batuan sedimen dari kapur (kalsium karbonat) di dalamlaut,
atau disebut singkat dengan
terumbu. Bagi ahli biologi terumbu karang merupakansuatu ekosistem yang
dibentuk dan didominasi oleh komunitaskoral.Dalam peristilahan 'terumbu karang',
"karang" yang dimaksud adalahkoral,sekelompok hewandariordo Scleractiniayang
menghasilkankapur sebagai pembentuk utama terumbu. Terumbu adalah batuan
sedimen kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karangmati yang
menempel pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat

berasaldari karang maupun darialga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu
yang terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua
terumbu berasal dari kapur yangsebagian besar dihasilkan koral. Kerangka karang
mengalami erosi dan terakumulasimenempel di dasar terumbu.Dalam banyak
publikasi internasional 'terumbu karang' sering juga disebut secara singkatdengan
'terumbu' saja karena keduanya sama artinya, misalnya 'ikan terumbu karang'
disebutsebagai 'ikan terumbu'. Di Indonesia, sebagian penulis menggunakan istilah
'ikan karang'yang salah kaprah. Jenis-jenis koral meliputi Acropora spp, Porites
spp.,Favia spp. dan lain-lain. Jenis-jenis terumbu atau terumbu karang meliputi
atoll, terumbu penghalang, danterumbu tepi. Di dalam terumbu karang, koral
adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yangmenghasilkan kapur untuk
kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpentingdari ekosistem
tersebut. Baik buruknya kondisi suatu ekossistem terumbu karang dilihat
darikomunitas karangnya. Kehadiran karang di terumbu akan diikuti oleh
kahadiran ratusan biotalainnya (ikan, invertebrata, algae), sebaliknya hilangnya
karang akan diikuti oleh perginyaratusan biota penghuni terumbu karang.
Disamping menghasilkan sedimen kapur pembentuk terumbu, karang juga
meningkatkan kompleksitas dan produktivitas ekosistem. Karangkadangkala
disebut juga sebagai karang batu (karang yang keras seperti batu) atau
karangterumbu (karang yang menghasilkan kapur pembentuk terumbu). Hal ini
untuk membedakannya dengan karang lunak. Jika istilah karang digunakan secara
sendiri maka itumengacu pada karang batu atau karang terumbu, bukan karang
lunak. Karang mendapatkanmakanan sebagian besar (>70%)dari algae
zooxanthellae yang terdapat di dalam tubuhnyasedangkan sisanya ia dapat
memakan plankton atau bahkan sedimen.Terumbu karang merupakan salah satu
komponen utama sumber daya pesisir danlaututama, disampinghutan
mangrovedan padang lamun . Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada

didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki
bangsaIndonesiayangtak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang
terdapat di perairan Indonesiaadalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari
perairan Kawasan Barat Indonesiasampai Kawasan Timur Indonesia (Walters,
1994 dalam Suharsono, 1998).Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari
terumbu karang Dunia (Cesar 1997) danmerupakan negara yang kaya akan
keanekaragamanbiotaperairan dibanding dengan negara-negaraAsia
Tenggaralainnya.
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan
beragam, baik secaraekologi maupun ekonomi. Menurut Cesar (1997) estimasi
jenis manfaat yang terkandungdalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi
dua yaitu manfaat langsung dan manfaattidak langsung.Manfaat dari terumbu
karang yang langsung dapat dimanfaatkan olehmanusiaadalah pemanfaatan sumber
dayaikan, batu karang, pariwisata , penelitian dan pemanfaatan biota perairan
lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk
dalam pemanfaatan tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai
penahanabrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.
Biologi Karang
Pada ekosistem terumbu karang, karang batu mempunyai arsitektur yang
mengagumkan yangmenyediakan banyak habitat bagi ribuan penghuni ekosistem
terumbu karang yang lainnya,misalnya ikan, algae, dan invertebrata. Koloni karang
dibentuk oleh ribuan hewan kecil yangdisebutPolip. Dalam bentuk sederhananya,
karang terdiri dari satu polip saja yangmempunyai bentuk tubuh seperti tabung
dengan mulut yang terletak di bagian atas dandikelilingi olehTentakel. Namun
pada kebanyakanSpesies,satu individu polip karang akan berkembang menjadi
banyak individu yang disebut koloni (Sorokin, 1993). Berdasarkankepada

kemampuan memproduksi kapur maka karang dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu karang hermatipik dan karang ahermatipik. Karang hermatifik
adalah karang yang dapatmembentuk bangunan karang yang dikenal menghasilkan
terumbu dan penyebarannya hanyaditemukan didaerahTropis.Karang ahermatipik
tidak menghasilkan terumbu dan inimerupakan kelompok yang tersebar luas
diseluruh dunia. Perbedaan utama karangHermatipik dan karang ahermatipik
adalah adanya Simbiosismutualisme antara karang hermatipik dengan
zooxanthellae, yaitu sejenis algaeUniselular (Dinoflagellata unisular),seperti
Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip
binatangkarang dan melaksanakanFotosintesis.Hasil samping dari aktivitas ini
adalah endapankalsium karbonat yang struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri
ini akhirnya digunakanuntuk menentukan jenis atau spesies binatang karang.
Karang hermatipik mempunyai sifatyang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan
dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannyaselalu bersifatFototropik positif.
Umumnya jenis karang ini hidup di perairan pantai /lautyang cukup dangkal
dimana penetrasi cahaya matahari masih sampai ke dasar perairantersebut.
Disamping itu untuk hidup binatang karang membutuhkan suhu air yang
hangat berkisar antara 25-32°C (Nybakken, 1982). Menurut Veron (1995) terumbu
karangmerupakan endapan massif (deposit) padatKalsium(CaCo3) yang dihasilkan
oleh karangdengan sedikit tambahan dari alga berkapur (Calcareous algae) dan
organisme -organismelain yang mensekresikan kalsium karbonat (CaCo3). Dalam
proses pembentukan terumbukarang maka karang batu (Scleractina ) merupakan
penyusun yang paling penting atau hewankarang pembangun terumbu (reef -
building corals). Karang batu termasuk ke dalam KelasAnthozoayaitu
anggotaFilum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Kelas Anthozoa
tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia)
danOctocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-

usul,MorfologidanFisiologi. Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu
adalah organisme laut yang efisien karena mamputumbuh subur dalam lingkungan
sedikit nutrien (oligotrofik). Menurut Sumich (1992) danBurke et al. (2002)
sebagian besar spesies karang melakukan simbiosis dengan alga simbiotik yaitu
zooxanthellae yang hidup di dalam jaringannya. Dalam simbiosis,
zooxanthellaemenghasilkan oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang
akan dimanfaatkanoleh karang, sedangkan karang menghasilkan komponen
inorganik berupa nitrat, fosfat dan
karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae. Selanjutnya Sumich
(1992)menjelaskan bahwa adanya proses fotosintesa oleh alga menyebabkan
bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon dioksida
dan merangsang reaksikimia sebagai berikut: Ca (HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O +
CO2 Fotosintesa oleh algaeyang bersimbiose membuat karang pembentuk terumbu
menghasilkan deposist cangkangyang terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10
kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu (ahermatipik) dan
tidak bersimbiose dengan zooxanthellae. Veron(1995) dan Wallace (1998)
mengemukakan bahwa ekosistem terumbu karang adalah unik karena umumnya
hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitif terhadap perubahanlingkungan
hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi,Eutrofikasidan memerlukankualitas
perairan alami (pristine). Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan
akibat pemanasan global yang melanda perairan tropis di tahun 1998 telah
menyebabkan pemutihankarang (coral bleaching) yang diikuti dengan kematian
massal mencapai 90-95%. Suharsono(1999) mencatat selama peristiwa pemutihan
tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3°C di atas
suhu normal.

Indo-Pasifik
Regional Indo-Pasifik terbentang mulai dariIndonesiasampai
kePolinesiadanAustralialalu ke bagian barat ialahSamudera
Pasifik sampaiAfrikaTimur. Regional ini merupakan bentangan terumbu karang
yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan,dan
moluska.Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang
dengan daratan(land masses) terdapat tiga klasifikasi terumbu karang atau yang
sampai sekarang masihsecara luas dipergunakan.
Terumbu atau Reef
Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang
utamanyadihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi
kapur, seperti alga berkapur danMollusca. Konstruksi batu kapur biogenis yang
menjadi struktur dasar suatuekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu
adalah punggungan laut yangterbentuk oleh batuan kapur (termasuk karang yang
masuh hidup)di laut dangkal.
Karang atau Coral
Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dariOrdo Scleractinia, yang
mampu mensekresi CaCO3. Karang adalah hewan klonal yang tersusun atas
puluhan atau jutaanindividu yang disebut polip. Contoh makhluk klonal yang akrab
dengan kita adalah tebu atau bambu yang terdiri atas banyak ruas. Karang terdiri
atas banyak polip seperti bambu terdiriatas banyak ruas tersebut.
Karang terumbu
Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang
hermatipik (hermatypic coral) atau karang yang menghasilkan kapur. Karang
terumbu berbeda darikarang lunak yang tidak menghasilkan kapur, berbeda dengan
batu karang (rock) yangmerupakan batu cadas atau batuan vulkanik.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari
faktor fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di dalamnya.
Oleh karena itu interaksi antara komponen fisik, kimia dan biologi yang
membentuk suatu ekosistem sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena dinamika
dari estuari sangat besar, baik dalam skala waktu yang pendek karena adanya
pasang surut maupun dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian
musim.
Pada ekosistem estuari ini terbentuk habitat-habitat yang memiliki ciri khas
tersendiri dengan organisme-organisme penyusunnya yang spesifik seperti Habitat
Rawa Asin. Oleh karena itu ekosistem estuary sangat erat kaitannya dengan habitat
rawa asin. Hal ini disebabkan karena organisme tersebut harus mampu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Respon dari tingkah laku organisme
tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam dan
memiliki ciri khas tersendiri. Pada batas ambang toleransi organisme terhadap
lingkungan membatasi keberadaannya di suatu organisme. Organisme yang
mampu bertahap pada kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup dan
tinggal nyaman di habitatnya, tetapi bagi organisme yang tidak mampu bertahan

pada ambang toleransinya akan menjadi organisme pengunjung transisi, dimana
pada saat sesuai dengan batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di
estuari, tetapi jika tidak maka organisme ini akan meninggalkan daerah estuari ini.
Seperti halnya pada setiap ekosistem, pada ekosistem estuari ini juga
dibentuk oleh komponen biotic dan abiotik yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keanekaragaman komponen biotic dan abiotik yang terdapat didalamnya
menyebabkan terjadinya interaksi yang cukup kompleks dan menarik untuk diteliti.
Namun ekosistem estuary ini ternyata tidak cukup dikenal oleh masyarakat pada
umumnya dan jarang sekali dibahas atau disosialisasikan, padahal ekosistem
estuary ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah mengenai Ekosistem Estuari ini adalah
sebagai berikut :
- Untuk mengetahui dan memahami komposisi organisme laut di daerah estuary
- Untuk mengetahui keadaan ekosistem estuary, khususnya keadaan rawa asin
- Untuk mengetahui komponen – komponen biotic dan abiotik dalam daerah
muara ( estuary ) beserta interaksi/ hubungan timbal balik yang terbentuk
didalamnya.
- Untuk mengetahui keanekaragaman organisme dan adaptasi organisme
( makhluk hidup ) yang terdapat dalam daerah estuary terhadap lingkungannya.
- Untuk mengetahui pemanfaatan organisme – organisme penyusun ekosistem
estuary tersebut terhadap bidang perikanan.

- Memperkenalkan dan memberikan informasi mengenai ekosistem estuary.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem Estuaria
Ekosistem estuary merupakan bagian dari ekosistem air laut yang terdapat dalam
zona litoral ( kelompok ekosistem pantai ). Estuaria merupakan tempat pertemuan
air tawar dan air asin. Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di
hilir sungai dan masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan
terjadinya percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau drainase yang
berasal dari muara sungai, teluk, rawa pasang surut.[1]
Ekosistem estuaria terdapat pada wilayah pertemuan antara sungai dan laut.
Tempat ini berperan sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik.
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering
dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air
berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga
dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai
memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut
yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju
habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata
semi air, yaitu unggas air.

Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air sungai,
kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria didominasi
subtrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air tawar maupun air
laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan bersifat organik, subtrat dasar
estuaria biasanya kaya akan bahan organik. Bahan organic ini menjadi cadangan
makanan utama bagi organisme estuaria.
Dengan kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan merupakan daerah peralihan
antara darat dan laut, estuari mempunyai pola pencampuran air laut dan air tawar
yang tersendiri. Menurut (Kasim, 2005)[2], pola pencampuran sangat dipengaruhi
oleh sirkulasi air, topografi , kedalaman dan pola pasang surut karena dorongan
dan volume air akan sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai.
Berikut pola pencampuran antara air laut dengan air tawar:
1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary) yang ditandai dengan
desakan dari air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi
pertemuan antara air sungai dan air laut. Salinitas air dari estuaria ini sangat
berbeda antara lapisan atas air dengan salinitas yang lebih rendah dibanding
lapisan bawah yang lebih tinggi.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary).
Pola ini ditandai dengan pencampuran yang merata antara air laut dan air
tawar sehingga tidak terbentuk stratifikasi secara vertikal, tetapi
stratifikasinya dapat secara horizontal yang derajat salinitasnya akan
meningkat pada daerah dekat laut.
3. Pola dominasi air laut dan pola percampuran merata atau pola percampuran
tidak merata (Partially mixed estuary). Pola ini akan sangat labil atau sangat
tergantung pada desakan air sungai dan air laut. Pada pola ini terjadi

percampuran air laut yang tidak merata sehingga hampir tidak terbentuk
stratifikasi salinitas baik itu secara horizontal maupun secara vertikal.
4. Pada beberapa daerah estuaria yang mempunyai topografi unik, kadang
terjadi pola tersendiri yang lebih unik. Pola ini cenderung ada jika pada
daerah muara sungai tersebut mempunyai topografi dengan bentukan yang
menonjol membetuk semacam lekukan pada dasar estuaria. Tonjolan
permukaan yang mencuat ini dapat menstagnankan lapisan air pada dasar
perairan sehingga, terjadi stratifikasi salinitas secara vertikal. Pola ini
menghambat turbulensi dasar yang hingga salinitas dasar perairan cenderung
tetap dengan salinitas yang lebih tinggi.
2.2 Klasifikasi Estuaria
Berdasarkan stratifikasinya, estuaria diklasifikasikan menjadi tiga jenis[3],
yaitu :
1. Estuaria berstratifikasi nyata atau baji garam
Dicirikan oleh adanya batas yang jelas antara air tawar dan air laut, didapatkan
dilokasi dimana aliran air tawar lebih dominan dibanding penyusupan air laut.
1. Estuaria bercampur sempurna atau estuaria homogen vertical
Pengaruh pasang surut sangat dominant dan kuat sehingga air bercampur sempurna
dan tidak membentuk stratifikasi.
1. Estuaria berstratifikasi sebagian (moderat)
Aliran air tawar seimbang dengan masuknya air laut bersama arus pasang.

Berdasarkan salinitas ( kadar garamnya ), estuaria dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Oligohalin yang berkadar garam rendah ( 0,5% – 3 % )
2. Mesohalin yang berkadar garam sedang ( 3% – 17 %)
1. Polihalin yang berkadar garam tinggi, yaitu diatas 17 %
2.3 Karakteristik Estuaria
Karakteristik ( ciri – ciri ) ekosistem estuaria adalah sebagai berikut :
1. Keterlindungan
Estuaria merupakan perairan semi tertutup sehingga biota akan terlindung dari
gelombang laut yang memungkinkan tumbuh mengakar di dasar estuaria dan
memungkinkan larva kerang-kerangan menetap di dasar perairan.
1. Kedalaman
Kedalaman estuaria relatif dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari
mencapai dasar perairan dan tumbuhan akuatik dapat berkembang di seluruh dasar
perairan, karena dangkal memungkinkan penggelontoran (flushing) dengan lebih
baik dan cepat serta menangkal masuknya predator dari laut terbuka (tidak suka
perairan dangkal).

1. Salinitas air
Air tawar menurunkan salinitas estuaria dan mendukung biota yang padat.
1. Sirkulasi air
Perpaduan antara air tawar dari daratan, pasang surut dan salinitas menciptakan
suatu sistem gerakan dan transport air yang bermanfaat bagi biota yang hidup
tersuspensi dalam air, yaitu plankton.
1. Pasang
Energi pasang yang terjadi di estuaria merupakan tenaga penggerak yang penting,
antara lain mengangkut zat hara dan plangton serta mengencerkan dan
meggelontorkan limbah.
1. Penyimpanan dan pendauran zat hara
Kemampuan menyimpan energi daun pohon mangrove,lamun serta alga
mengkonversi zat hara dan menyimpanya sebagai bahan organik untuk nantinya
dimanfaatkan oleh organisme hewani.
2.4 Tipe-tipe Estuaria
Pembagian tipe-tipe estuari dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, kekuatan
gelombang, pasang surut dan keberadaan sungai. Kuat lemahnya ketiga faktor ini
tergantung dari bentuk geomorfologinya[4].
Secara umum tipe-tipe estuari dapat dibagi menjadi tujuh tipe, yaitu:

1. Embayments and drown river valleys (Teluk dengan sungai dari lembah
bukit)
2. Wave-dominated estuaries (Estuari dengan dominasi gelombang)
3. Wave-dominated deltas (Delta dengan dominasi gelombang)
4. Coastal lagoons and strandplains (Lagun dengan hamparan tanah datar)
5. Tide-dominated estuaries (Estuari dengan dominasi pasang surut)
6. Tide-dominated deltas (Delta dengan dominasi pasang surut)
7. Tidal creeks (Daerah pasang surut dengan banyak anak sungai)
2.5 Produktivitas Hayati Estuaria
Ekosistem estuaria merupakan ekosistem yang produktif. Produktivitas hayatinya
setaraf dengan prokduktivitas hayati hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu
karang[5]. Produktivitas hayati estuaria lebih tinggi dibandingkan dengan
produktivitas hayati perairan laut dan perairan tawar. Hal ini disebabkan oleh
factor – factor berikut :
1. Estuaria berperan sebagai penjebak zat hara.
Jebakan ini bersifat fisik dan biologis. Ekosistem estuaria mampu menyuburkan
diri sendiri melalui :
Dipertahankanya dan cepat didaur ulangnya zat-zat hara oleh hewan-hewan
yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam kerang dan cacing.
Produksi detritus, yaitu partikel- partikel serasah daun tumbuhan akuatik
makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian dimakan oleh
bermacam ikan dan udang pemakan detritus.
Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat aktivitas
mikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar tumbuhan yang masuk

jauh kedalam dasar estuary atau lewat aktivitas hewan penggali liang di
dasar estuaria seperti bermacam cacing.
1. Di daerah tropik estuaria memperoleh manfaat besar dan kenyataanya bahwa
tetumbuhan terdiri dari bermacam tipe yang komposisinya sedemikian rupa
sehingga proses fotosintesis terjadi sepanjang tahun. Estuaria sering
memiliki tiga tipe tumbuhan, yaitu tumbuhan makro (makrofiton) yang
hidup di dasar estuary atau hidup melekat pada daun lamun dan mikrofiton
yang hidup melayang-layang tersuspensi dalam air (fitoplankton). Proses
fotosintesis yang berlansung sepanjang tahun ini menjamin bahwa tersedia
makanan sepanjang tahun bagi hewan akuatik pemakan tumbuhan. Dalam
hal ini mereka lebih baik, dinamakan hewan akuatik pemakan detritus,
karena yang dimakan bukan daun segar melainkan partikel-partikel serasah
makrofiton yang dinamakan detritus.
1. Aksi pasang surut (tide) menciptakan suatu ekosistem akuatik yang
permukaan airnya berfluktuasi. Pasang umumnya makin besar
amplitudo pasang surut, makin tinggi pula potensi produksi estuaria,
asalkan arus pasang tidak tidak mengakibatkan pengikisan berat dari
tepi estuaria. Selain itu gerak bolak-balik air berupa arus pasang yang
mengarah kedaratan dan arus surut yang mengarah kelaut bebas, dapat
mengangkut bahan makanan, zat hara, fitoplanton, dan zooplankton.
2. 6 Peran Ekologis Estuaria
Secara singkat peran ekologi estuaria yang penting adalah sebagai berikut:

1. Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang jauh
dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya lewat sirkulasi pasang
surut (tidal circulation).
2. Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).
3. Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup dilepas
pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung untuk
memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besar (nursery ground) anak
mereka.
4. Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak
didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia
euneata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang per
ha pada perairan tertentu di texas.
5. Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat
pemukiman,
6. Tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan
7. Jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industry
Ada tiga komponen fauna di estuaria yaitu komponen lautan,air tawar dan air
payau.Binatang laut stenohalin merupakan tipe yang tidak mampu mentolerir
perubahan salinitas. Komponen ini terbatas pada mulut estuaria. Binatang laut
eurihalin membentuk subkelompok kedua. Spesies ini mampu menembus hulu
estuaria. Komponen air payau terdiri atas polikaeta Nereis diversicolor,berbagai
tiram(crassostrea), kerang(Macoma balthica), siput kecil (hydrobia) dan udang
(palaemonetes). Komponen terakhir berasal dari air tawar. Organisme ini tidak
dapat mentolerir salinitas di atas 5‰ dan terbatas hulu estuaria.

Spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva, beberapa spesies
udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut.Spesies ikan yang
menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut ke sungai dan sebaliknya
seperti sidat dan ikan salmon.
Jumlah spesies yang mendiami estuaria sebagaimana yang dikemukakan Barnes
(1974)[6],pada umumnya jauh lebih sedikit daripada yang mendiami habitat air
tawar atau air asin di sekitarnya. Hal ini karena ketidakmampuan organisme air
tawar mentolerir kenaikan salinitas dan organisme air laut mentolerir penurunan
salinitas estuaria.
2.7.2 Tumbuhan
Hampir semua bagian esturaria terendam terdiri dari subtrat lumpur dan tidak
cocok untuk melekatnya makroalga. Selain karena subtract,pengaruh sinar cahaya
yang minim menyebabkan terbentuknya dua lapisan. Lapisan bawah tanpa
tumbuhan hidup dan lapisan atas mempunyai tumbuhan yang terbatas. Di daerah
hilir estuaria terdapat padang rumput laut(Zostera dan Cymodeca).
Selain itu terdapat padang lamun. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya
tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di
perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan
memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun
(Seagrass) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air laut, berpembuluh,
berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.
Gambar 1. Morfologi lamun

Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup melekat pada daun
lamun.
2.7.3 Plankton
Plankton estuaria miskin dalam jumlah spesies. Dengan demikian,yang ditemukan
hanya jenis diatom dan diflagellata.Jenis diatom yang dominan adalah
Skeletonema,Asterionella dan Melosira.Sedangkan diflagellta yang melimpah
adalah Gymnodinium,Gonyaulax dan Ceratium.Banyaknya zooplankton yang
berkembang membuktikan bahwa terjadi keterbatasan produktivitas fitoplankton.
III. KESIMPULAN
Estuaria merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin.Tempat ini berperan
sebagai daerah peralihan antara kedua ekosistem akuatik. Estuari (muara)
merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh
lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah
secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi
oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya
estuari.
Ekosistem estuaria disusun oleh komponen biotic dan abiotik yang saling
melakukan interaksi. Biota yang menyusun estuaria diantaranya adalah berbagai
macam hewan dan tumbuhan.
Hewan yang mendiami estuaria dapat berbentuk spesies endemik (seluruh
hidupnya tinggal di estuaria) seperti berbagai macam kerang dan kepiting serta
berbagai macam ikan, spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti
larva, beberapa spesies udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi ke laut

serta spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi dari laut ke
sungai dan sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
Secara umum, tumbuhan yang hidup di ekosistem estuaria adalah Tumbuhan
Lamun (sea grass) dan Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup
melekat pada daun lamun.
Organism – organism yang hidup di estuaria melakukan berbagai adaptasi untuk
mempertahankan hidupnya, seperti adaptasi morfologi yang berkaitan dengan
bentuk dan ukuran tubuh, adaptasi fisiologi yang berkaitan dengan pengaturan
osmosis dalam tubuh dan adaptasi tingkah laku ( behavioral ) yang berkaitan
dengan hubungan interaksi organisme.
Ekosistem estuaria memiliki beberapa peranan terhadap alam dan organisme
lainnya. Ekosistem estuaria mempunyai peranan yang cukup besar terhadap
keanekaragaman ekosistem di dunia ini. Oleh karena itu, ekosistem estuaria perlu
dijaga kelestariannya, karena dalam ekosistem estuaria terdapat berbagai
organisme yang turut menyusun keanekaragaman hayati.
DAFTAR PUSTAKA
Kasim, Ma’Ruf. 2005. Estuary : Lingkungan unik yang sangat penting.
http://maruf.wordpress.com/2005/12/27/estuary-lingkungan-unik-yang-sangat-
penting/
Kasim, Ma’Ruf. 2005. Pola Percampuran Estuary.
http://maruf.wordpress.com/2005/12/22/pola-percampuran-estuary/
NIWA Science. 2007. New Zealand Estuaries.

http://www.niwa.cri.nz/edu/students/estuaries.
Nybakken, James W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta:PT.
Gramedia.

Estuary adalah bagian dari lingkungan perairan yang merupakan
percampuran antara air laut dan air tawar yang berasal dari sungai, sumber air
tawar lainnya (saluran air tawar dan genangan air tawar). Lingkungan estuari
merupakan peralihan antara darat dan laut yang sangat di pengaruhi oleh pasang
surut, seperti halnya pantai, namun umumnya terlindung dari pengaruh gelombang
laut. Lingkungan estuary umumnya merupakan pantai tertutup atau semi terbuka
ataupun terlindung oleh pulau-pulau kecil, terumbu karang dan bahkan gundukan
pasir dan tanah liat. Kita mungkin sering melihat hamparan daratan yang luas pada
daerah dekat muara sungai saat surut. Itu adalah salah satu dari sekian banyak tipe
estuary yang ada di . Tidak terlalu sulit untuk memilah atau menetukan batas
lingkungan estuary dalam suatu kawasan tertentu. Hanya dengan melihat sumber
air tawar yang ada di sekitar pantai dan juga dengan mengukur salinitas perairan
tersebut. Karena perairan estuary mempunyai Salinitas yang lebih rendah dari
lautan dan lebih tinggi dari air tawar. Kisarannya antara 5 – 25 ppm.
Lingkungan estuary merupakan kawasan yang sangat penting bagi berjuta hewan
dan tumbuhan. Pada daerah-daerah tropis seperti di , lingkungan estuary umumnya
di tumbuhi dengan tumbuhan khas yang di sebut Mangrove. Tumbuhan ini mampu
beradaptasi dengan genangan air laut yang kisaran salinitasnya cukup lebar. Pada

habitat mangrove ini lah kita akan menemukan berjuta hewan yang hidupnya
sangat tergantung dari kawasan lingkungan ini. (saya akan mencoba mengurai
Ekosistem mangrove pada artikel yang lain).
Sebagai lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang cukup lebar,
estuary menyimpan berjuta keunikan yang khas. Hewan-hewan yang hidup pada
lingkungan perairan ini adalah hewan yang mampu beradaptasi dengan kisaran
salinitas tersebut. Dan yang paling penting adalah lingkungan perairan estuary
merupakan lingkungan yang sangat kaya akan nutrient yang menjadi unsure
terpenting bagi pertumbuhan phytoplankton. Inilah sebenarnya kunci dari
keunikan lingkungan estuary. Sebagai kawasan yang sangat kaya akan unsur hara
(nutrient) estuary di kenal dengan sebutan daerah pembesaran (nursery ground)
bagi berjuta ikan, invertebrate (Crustacean, Bivalve, Echinodermata, annelida dan
masih banyak lagi kelompok infauna). Tidak jarang ratusan jenis ikan-ikan
ekonomis penting seperti siganus, baronang, sunu dan masih banyak lagi
menjadikan daerah estuari sebagai daerah pemijahan dan pembesaran.

Pada kawasan-kawasan subtripic sampai daerah dingin, fungsi estuary bukan
hanya sebagai daerah pembesaran bagi berjuta hewan penting, bahkan menjadi titik
daerah ruaya bagi jutaan jenis burung pantai. Kawasan estuary di gunakan sebagai
daerah istrahat bagi perjalanan panjang jutaan burung dalam ruayanya mencari
daerah yang ideal untuk perkembanganya. Disamping itu juga di gunakan oleh
sebagian besar mamalia dan hewan-hewan lainnya untuk mencari makan.
Keistimewaan lingkungan perairan estuary lainnya adalah sebagai penyaring dari
berjuta bahan buangan cair yang bersumber dari daratan. Sebagai kawasan yang
sangat dekat dengan daerah hunian penduduk, daerah estuary umumnya di jadikan
daerah buangan bagi limbah-limbah cair (kita tidak membahas limbah padat di sini
yang benar-benar merusak sebagian besar lingkunagn estuary). Limbah cair ini
mengandung banyak unsure diantaranya nutrient dan bahan-bahan kimia lainnya.
Dalam kisaran yang dapat di tolelir, Kawasan estuary umumnya bertindak sebagai
penyaring dari limbah cair ini, mengendapkan partikel-partikel beracun dan

menyisakan badan air yang lebih bersih. Inipun dengan kondisi dimana terjadi
suplai yang terus-menerus dari air sungai dan laut yang cenderung lebih bersih dan
mentralkan sebagaian besar bahan polutan yang masuk ke daerah estuary tersebut.
Disamping itu semua, Hal yang sangat berhubungan dengan masyarakat dan
kegiatan ekonomi masyarakat, lingkungan kawasan perairan estuary kebanyakan di
jadikan sebagai lahan budidaya bagi ratusan kenis ikan, bivalve (oyster dan clam),
crustacean (kepiting) dan invertebrate lainnya.
all photo direct link from the source