ekonomi teknik 08 - analisis titik impas & sensitivitas
DESCRIPTION
Ekonomi TeknikTRANSCRIPT
-
. .
Analisis Titik Impas
Teknik Industri
Universitas Brawijaya
-
Parameter Ekonomi Teknik
Horizon perencanaan
MARR
Aliran kas
Merupakan estimasi
Unsur ketidakpastian
2
-
Faktor2 yang Mengakibatkan
Ketidakpastian
1. Estimasi tidak akurat akibat informasi faktual
terbatas.
2. Tipe bisnis dan kondisi ekonomi masa depan
3. Tipe pabrik & peralatan yang digunakan.
4. Panjang horizon perencanaan yang digunakan.
3
-
Cara/Metode untuk Mengatasi
Ketidakpastian
1. Analisis titik impas (Break Even Analysis)
2. Analisis sensitivitas
3. Analisis risiko
4
-
ANALISIS TITIK IMPAS
5
-
Analisis Titik Impas
Berguna dalam pengambilan keputusanpemilihan alternatif yang cukup sensitif
terhadap variabel atau parameter
Nilai suatu parameter atau variabel yang menyebabkan dua atau lebih alternatif sama
baiknya : Nilai titik impas (Break Even
Point/BEP)
6
-
Analisis Titik Impas pada
Permasalahan Produksi
Untuk menentukan tingkat produksi yang mengakibatkan perusahaan berada pada kondisi impas
dicari fungsi2 biaya & pendapatannya
Saat fungsi2 tersebut bertemu total biaya = total pendapatan
Asumsi:
Fungsi biaya & fungsi pendapatan linier terhadap
volume produksi
7
-
Komponen Biaya
Biaya tetap ex: biaya gedung, biaya tanah
Biaya variabel ex: biaya bahan bakulangsung, biaya tenaga kerja langsung
Biaya total adalah jumlah dari biaya-biaya tetap dan biaya-biaya variabel
8
-
Grafik FC, VC, TC
a) Ongkos tetap (FC)
b) Ongkos variabel (VC)
c) Ongkos total (TC)
9
-
Grafik FC, VC, TC
Misal: X = volume produk yang dibuat
c = ongkos variabel untuk pembuatan 1 produk
Ongkos variabel untuk membuat produk sejumlah X adalah
VC = c.X
TC = FC + VC
= FC + cX
dimana:
TC : ongkos total untuk membuat X produk
FC : ongkos tetap
VC : ongkos variabel untuk membuat X produk
10
-
Analisis Titik Impas
Asumsi :
Total pendapatan (total revenue/TR) diperoleh dari
penjualan semua produk yang diproduksi
Jika:
p = harga 1 produk
X = volume produk yang dibuat
Maka total pendapatan/total revenue adalah
TR = p.X
11
-
Analisis Titik Impas
Total Revenue = Total Cost
p.X = FC + c.X
X = FC
p-c
X = volume produksi yang menyebabkanperusahaan pada titik impas (BEP)
Perusahaan untung jika berproduksi diatas X (melampaui titik impas)
12
-
Contoh
PT. ABC Indonesia merencanakan membuatsejenis sabun mandi untuk kelas menengah.
Ongkos total untuk pembuatan 10.000 sabun
per bulan adalah Rp 25 juta dan ongkos total
untuk pembuatan 15.000 sabun per bulan
adalah Rp 30 juta. Asumsikan bahwa ongkos2
variabel berhubungan secara proporsional
dengan jumlah sabun yang diproduksi
13
-
Contoh
Hitunglah:
a. Ongkos variabel per unit dan ongkos tetapnya
b. Bila PT. ABC Indonesia menjual sabun tersebut seharga
Rp 6.000 per unit, berapakah yang harus diproduksi
perbulan agar perusahaan tersebut berada pada titik
impas?
c. Bila perusahaan memproduksi 12.000 sabun per bulan,
apakah perusahaan untung atau rugi? Dan berapa
keuntungan atau kerugiannya?
14
-
Contoh
a. Ongkos variabel per unit (c)
c = 30 juta 25 juta = 5 juta = Rp 1.000 per unit15.000 10.000 5.000
Ongkos tetap
Untuk X = 10.000 unit
TC = FC + VC
25 juta = FC + [1.000 (Rp/unit) x 10.000 (unit)]
FC = 15 juta
atau
Untuk X = 15.000 unit
TC = FC + VC
30 juta = FC + [1.000 (Rp/unit) x 15.000 (unit)]
FC = 15 juta
15
-
Contoh
b. Bila p = Rp 6.000 per unit maka jumlah yang harus
diproduksi per bulan agar mencapai titik impas:
X = FC = Rp 15 juta/bulan = 3.000 unit/bulan
p c [6.000 1.000](Rp/unit)
Jadi, volume produksi 3.000 unit/bulan menyebabkan
perusahaan berada pada titik impas
16
-
Contoh
c. Bila X = 12.000 unit per bulan maka total penjualan:
TR = p.X
= Rp 6.000/unit x 12.000 unit/bulan
= Rp 72 juta/bulan
TC = FC + c.X
= Rp 15 juta/bulan + Rp 1.000/unit x 12.000 unit/bulan
= Rp 27 juta/bulan
Keuntungan = TR TC
= Rp 72 juta/bulan - Rp 27 juta/bulan
= Rp 45 juta/bulan
17
-
Diagram Titik Impas Pada
Permasalahan Produksi
18
-
Analisis Titik Impas pada
Pemilihan Alternatif Investasi
Pemilihan alternatif - alternatif investasi terkait dengan tingkat produksi atau tingkat
utilisasi dari investasi
Keputusan yang tepat mencari titik (yang menyatakan tingkat produksi) dimana alternatif
A impas dengan alternatif B, Kapan alternatif A
> atau < dari alternatif B
19
-
Ilustrasi Analisis BEP pada
Pemilihan Alternatif Investasi
Kedua alternatif sama baiknya (impas) bila tingkatproduksinya = X unit
Bila tingkat produksi < X unit alternatif B yang lebih baik
Bila tingkat produksi > X unit alternatif A yang lebih baik
20
-
Langkah2 Penentuan Alternatif
Berdasarkan Analisis Titik Impas
1. Definisikan secara jelas variabel yang akan dicari &
tentukan satuan atau unit dimensinya
2. Gunakan analisis EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost)
atau PW (Present Worth) untuk menyatakan total ongkos
setiap alternatif sbg fungsi dari variabel yang didefinisikan
3. Ekuivalenkan persamaan2 ongkos tersebut & cari nilai impas
dari variabel yang didefinisikan
4. Bila tingkat utilitas yang diinginkan < titik impas pilihalternatif dengan ongkos variabel lebih tinggi (gradien lebih
besar). Bila tingkat utilitas yang diinginkan > titik impaspilih alternatif dengan ongkos variabel lebih rendah
(gradien lebih kecil).
21
-
Contoh
Sebuah perusahaan pelat baja sedang mempertimbangkan 2 alternatif
mesin pemotong pelat yang bisa digunakan dalam proses produksinya.
Alternatif I adalah mesin otomatis yang memiliki harga awal Rp 23
juta & nilai sisa Rp 4 juta setelah 10 tahun. Bila mesin ini dibeli,
maka operator harus dibayar Rp 12.000 per jam. Output mesin adalah
8 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan diperkirakan Rp
3,5 juta.
Alternatif II adalah mesin semiotomatis yang memiliki harga awal Rp 8
juta & dengan masa pakai ekonomis 5 tahun & tanpa nilai sisa. Ongkos
tenaga kerja yang harus dibayar Rp 24.000 per jam. Output mesin
adalah 6 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan
diperkirakan Rp 1,5 juta.
MARR yang digunakan 10%
22
-
Contoh
Hitunglah:
a. Berapa lembaran logam yang harus
diproduksi tiap tahun agar mesin
otomatis lebih ekonomis dari mesin
semiotomatis?
b. Apabila manajemen menetapkan tingkat
produksi sebesar 2.000 ton per tahun,
mesin mana yang sebaiknya dipilih?
23
-
Contoh
a. Langkah penyelesaian:
1.X : jumlah lembaran logam (ton) yang diproduksi dalam setahun
2.Ongkos2 variabel tahunan mesin otomatis (ongkos tenaga kerja) :
AC1 = Rp 12.000 x 1 jam x X(ton)
jam 8 ton tahun
= Rp 12.000 X
8 tahun
Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah:
EUAC1 = Rp 23 juta (A/P,10%,10) Rp 4 juta (A/F,10%,10) + Rp3,5 juta + Rp 12.000 X/8
= Rp 23 juta (0,16275) Rp 4 juta (0,06275) +
Rp3,5 juta + Rp 12.000 X/8
= Rp 6,992 juta + Rp 1.500X
24
-
Contoh
Dengan cara yang sama ongkos2 variabel tahunan mesin
semiotomatis :
AC2 = Rp 24.000 x 1 jam x X ton
jam 6 ton tahun
= Rp 4.000 X
Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah:
EUAAC2 = Rp 8 juta (A/P,10%,5) + Rp 1,5 juta + Rp 4.000 X
= Rp 8 juta (0,26380) + Rp 1,5 juta + Rp 4.000 X
= Rp 3,610 juta + Rp 4.000X
25
-
Contoh
3. Kedua persamaan EUAC diekuivalenkan sehingga diperoleh :
EUAC1 = EUAC2
Rp 6,992 juta + Rp 1.500X = Rp 3,610 juta + Rp 4.000X
Rp 3,382 juta = Rp 2.500X
X = 1.352,8 ton per tahun
Jadi mesin otomatis akan lebih ekonomis dipakai jika dibandingkan
dengan mesin semi otomatis jika produksinya lebih besar dr
1.352,8 ton pertahun
b. Apabila manajemen memutuskan tingkat produksi sebesar 2.000
ton per tahun maka mesin otomatis yang dipilih
(karena mempunyai ongkos variabel lebih rendah/gradien lebih
kecil)
26
-
Analisis Titik Impas pada
Keputusan Beli-Buat
Bila perusahaan membutuhkanproduk/komponen dalam jumlah besar lebih efisien bila perusahaan membuat
sendiri
Bila perusahaan membutuhkanproduk/komponen dalam jumlah sedikit
tidak ekonomis bila perusahaanmembuat sendiri
27
-
Contoh
Seorang insinyur diserahi tugas untuk melakukan analisis buat belipada 2 buah komponen yang akan digunakan untuk melakukan
inovasi pada produk-produk tertentu yang menjadi andalan
perusahaan. Setelah melakukan studi dan berhasil mengumpulkan
data2 teknis maupun ekonomis dari pembuatan kedua komponen
diperoleh ringkasan data :
A B
Ongkos awal Rp 200 juta Rp 350 juta
Ongkos tenaga kerja/unit Rp 2.000 Rp 2.500
Ongkos bahan baku/unit Rp 3.000 Rp 2.500
Nilai sisa Rp 10 juta Rp 15 juta
Umur fasilitas 8 tahun 7 tahun
28
-
Contoh
Disamping itu masih ada biaya overhead Rp 18 juta per tahununtuk komponen A dan Rp 15 juta per tahun untuk komponen B
Disisi lain perusahaan juga mempertimbangkan tawaran dari suatuperusahaan untuk membeli komponen A dan B masing2 seharga
Rp10.000 per unit dan Rp15.000 per unit. Bila diasumsikan tidak
ada biaya2 lain yang terlibat dalam proses pembelian produk dan
i=15%, tentukanlah:
a. Pada kebutuhan berapa komponen per tahun kah perusahaan
sebaiknya sebaiknya membuat sendiri komponen tersebut?
b. Bila kebutuhan masing2 komponen adalah 2.000 unit per tahun,
keputusan apa yang harus diambil?
Asumsikan produksi komponen A independen terhadap produksikomponen B & tidak ada diskon untuk pembelian partai
29
-
Contoh
a. Misal XA : kebutuhan komponen A per tahun
XB : kebutuhan komponen B per tahun
Komponen A :
Biaya per tahun untuk alternatif membeli komponen A
EUAC beli = Rp10.000 XA
Biaya per tahun untuk alternatif membuat komponen A
EUAC buat = Rp 200 juta (A/P,15%,8) + Rp 18 juta + (Rp 2.000 +
Rp 3.000) XA Rp 10 juta (A/F,15%,8)
= Rp 200 juta (0,2229) + Rp 18 juta + (Rp 2.000 +
Rp 3.000) XA Rp 10 juta (0,0729)
= Rp44,58 juta + Rp18 juta + Rp5.000XA Rp0,729 juta
= Rp61,851 juta + Rp5.000XA
30
-
Contoh
Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat,
maka harus terpenuhi :
EUAC beli = EUAC buat
Rp10.000 XA = Rp 61,851 juta + Rp5.000XA
Rp5.000 XA = Rp 61,851 juta
XA = 12.370 komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif
membeli komponen A pada kebutuhan sebesar 12.370 komponen
per tahun
31
-
Contoh
Komponen B :
Biaya per tahun untuk alternatif membeli
EUAC beli = Rp15.000 XB
Biaya per tahun untuk alternatif membuat
EUAC buat = Rp 350 juta (A/P,15%,7) + Rp 15 juta + (Rp 2.500 +
Rp 2.500) XB Rp 15 juta (A/F,15%,7)
= Rp 350 juta (0,2404) + Rp 15 juta + (Rp 2.500 +
Rp 2.500) XB Rp 15 juta (0,0904)
= Rp84,14 juta + Rp15 juta + Rp5.000XB Rp1,356 juta
= Rp97,784 juta + Rp5.000XB
32
-
Contoh
Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat,
maka harus terpenuhi :
EUAC beli = EUAC buat
Rp15.000 XB = Rp97,784 juta + Rp5.000XB
Rp10.000 XB = Rp 97,784 juta
XB = 9.778 komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif
membeli komponen B pada kebutuhan sebesar 9.778 komponen per
tahun
33
-
Contoh
b. Bila kebutuhan masing2 komponen
adalah 2.000 unit per tahun perusahaan lebih baik membeli
komponen A maupun komponen B
34
-
. .
ANALISIS SENSITIVITAS
-
PENDAHULUAN
36
Estimasi nilai parameter mempunyai faktor
kesalahan
Pada saat2 tertentu estimasi nilai parameter berubah
Perubahan yang terjadi pada nilai2
parameter perubahan tingkat output perubahan pemilihan alternatif investasi
-
PENDAHULUAN
37
Analisa sensitivitas memberikan gambaran
sejauh mana suatu keputusan konsisten
meskipun terjadi perubahan parameter-
parameter yang mempengaruhinya.
Parameter-parameter : biaya investasi,
aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, dan
sebagainya
-
Contoh
Sebuah alternatif investasi diperkirakan membutuhkan dana awal
sebesar Rp 10 juta dengan nilai sisa nol di akhir tahun kelima.
Pendapatan tahunan diestimasikan sebesar Rp 3 juta. Perusahaan
menggunakan MARR sebesar 12% untuk menganalisis kelayakan
alternatif investasi tersebut. Buatlah analisis sensitivitas dengan
mengubah nilai2:
a. Tingkat bunga
b. Investasi awal
c. Pendapatan tahunan
Pada interval 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan diatas dan
tentukan batas2 nilai parameter yang mengakibatkan keputusan
terhadap alternatif tersebut bisa berubah (dari layak menjadi tidak
layak atau sebaliknya)
38
-
Contoh
39
-
Solusi
Menghitung nilai awal nettonya (NPW)
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,12%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,6048)
= 0,8144 juta
NPW > 0 alternatif layak dilakukan
a. MARR 40%
1. Bertambah 40%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,16,8%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,2143)
= - 0,3572 juta
40
-
2. Bertambah 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,15%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,3522)
= 0,0566 juta
3. Berkurang 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,9%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,8897)
= 1,6691 juta
3. Berkurang 40%
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,7,2%,5)
= -10 juta + 3 juta (4,0787)
= 2,2361 juta
41
-
Grafik Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga terhadap nilai NPW
42
-
Keputusan berubah dari layak tak layak bila NPW berubah menjadi ()
Batas perubahan : dengan menghitung nilai ROR saat
NPW = 0
-10 juta + 3 juta (P/A,i%,5) = 0
(P/A,i%,5) = 3,33
i = 15,25%
Jadi keputusan berubah bila i menjadi lebih besar dari
15,25%
43
-
b. P 40%
1. Bertambah 40%
NPW = -10 juta (1,4) + 3 juta (P/A,12%,5)
= -14 juta + 3 juta (3,6048)
= - 3,1856 juta
2. Bertambah 25%
NPW = -10 juta (1,25) + 3 juta (P/A,12%,5)
= -12,5 juta + 3 juta (3,6048)
= - 1,6856 juta
44
-
3. Berkurang 25%
NPW = -10 juta (0,75)+ 3 juta (P/A,12%,5)
= -7,5 juta + 3 juta (3,6048)
= 3,3144 juta
4. Berkurang 40%
NPW = -10 juta (0,6) + 3 juta (P/A,12%,5)
= -6 juta + 3 juta (3,6048)
= 4,8144 juta
45
-
Grafik Pengaruh Perubahan Nilai InvestasiAwal terhadap Nilai NPW
46
Perubahan
Investasi awal
-
Alternatif menjadi tidak layak bila perubahan nilai P
menyebabkan NPW berubah mjd < 0.
NPW = 0 bila besarnya investasi :
P = 3 juta (P/A,12%,5)
= 3 juta (3,6048)
= 10,8144
Investasi menjadi tidak layak bila P yang dibutuhkan > Rp 10,8144 juta atau meningkat 8,144% dari P
diestimasikan Rp 10 juta
47
-
c. A 40%
1. Bertambah 40%
NPW = -10 juta + 3 juta (1,4) (P/A,12%,5)
= -10 juta + 4,2 juta (3,6048)
= 5,140 juta
2. Bertambah 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (1,25) (P/A,12%,5)
= -10 juta + 3,75 juta (3,6048)
= 3,518 juta
48
-
3. Berkurang 25%
NPW = -10 juta + 3 juta (0,75) (P/A,12%,5)
= -10 juta + 2,25 juta (3,6048)
= -1,8892 juta
4. Berkurang 40%
NPW = -10 juta + 3 juta (0,6)(P/A,12%,5)
= -10 juta + 1,8 juta (3,6048)
= -3,511 juta
49
-
Grafik Pengaruh Perubahan PendapatanTahunan terhadap Nilai NPW
50
-
Alternatif menjadi tidak layak bila :
NPW = 0
-10 juta + 3 juta (a) (P/A,12%,5) = 0
(a) (3,6048) = 3,33
a = 0,9237
Jadi alternatif diatas menjadi tidak layak jikapendapatan tahunan terjadi penurunan di
bawah 2,77 juta per tahun
51
-
Soal
Rencana modernisasi pergudangan sebuah
perusahaan multinasional membutuhkan investasi
sebesar Rp 3 milyar dan diestimasikan pada akhir
tahun ke-10 memiliki nilai sisa sebesar Rp 600 juta.
Penghematan dalam ongkos2 operasional dan
perawatan diperkirakan Rp 700 juta. Perusahaan
menggunakan MARR 18% untuk keperluan analisisnya.
Karena biaya-biaya di atas masih dalam estimasi,
buatlah analisis sensitivitas terhadap kesalahan
estimasi nilai2 tadi dalam kaitannya dengan kelayakan
ekonomis dari rencana modernisasi tersebut
52