ekologi pemerintahan isme - isme politik
DESCRIPTION
Mata Kuliah Ilmu PemerintahanTRANSCRIPT
64
Tema Isme – Isme Politik
Judul “Ideologi dunia Sosialisme, Komunis, Liberalisme, Kapitalis, Islam, Fasisme, Demokratisme dan Pancasila’’
ZAMIRA ULFA
1101120291
KELOMPOK 9
EKOLOGI PEMERINTAHAN
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2012
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Ideologi dunia Sosialisme, Komunis, Liberalisme, Kapitalis, Islam, Fasisme, Demokratisme dan Pancasila’’
Makalah ini disusun berdasarkan tema kelompok 9 yaitu ” Isme - isme
Politik”. Makalah ini memaparkan tentang Isme – isme politik secara
keseluruhan.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah EKOLOGI PEMERINTAHAN yakni Pak Muchid, S. SOS, M. Phil.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan
dan manfaat bagi yang membacanya. Oleh karena itu , saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan , untuk penulisan makalah
selanjutnya. Sekian terimakasih.
Pekanbaru, 3 Desember Oktober 2012
ZAMIRA ULFA
2. ABSTRAK
Keseluruhan Pembahasan dari makalah ini yaitu Sejarah lahirnya ideologi
Sosialisme, Komunis, Liberalisme, Kapitalis, Islam, Fasisme, Demokratisme dan
Pancasila’’ Dimana sejarah masing- masing ideology tersebut memiliki sejarah
yang sangat berbeda sekali karena kelahirannya dari beda Negara dan didasarkan
karena banyak faktor seperti agama, tempat, pemimpin, kesamaan dan lain – lain.
ideologi - ideologi dunia itu memiliki tujuan untuk mendapatkan kesahjetraan
untuk rakyatnya ataupun negaranya serta perbandingan antara satu ideology
dengan ideoogi yang lainnya.
Kata Kunci :
Ideologi adalah pandangan / atau sistem nilai yang menyeluruh dan
mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana
cara yang sebaliknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur
tingkah laku mereka dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka.
3. DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR ............................................................................. i
2. ABSTRAK ............................................................................................. ii
3. DAFTAR ISI.......................................................................................... iii
4. ISI ( KANDUNGAN ) ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan………………………………………………………………...2
D. Kerangka Teori dan Telaah Pustaka………………….……………2
E. Pembahasan…..……………………………………………………...9
A. Sejarah Ideologi di Dunia…………………….……………….....9
1. Sejarah Kelahiran Sosialisme…….........................................9
2. Sejarah Kelahiran Komunisme……………………………12
3. Sejarah Kelahiran Liberalisme dan Kapitalisme…………14
4. Sejarah Kelahiran Islam……………………………………20
5. Sejarah Kelahiran Fasisme………………………………...21
6. Sejarah Kelahiran Demokratisme…………………………22
B. Tujuan Berkembangnya Ideologi – Ideologi Dunia dan
Berpengaruh Pada Sistem Politik……………………………..31
1. Tujuan dan Sistem Politik Sosialisme……………………..31
2. Tujuan dan Sistem Politik Liberalisme…………………...32
3. Tujuan dan Sistem Politik Kapitalisme………………….. 35
4. Tujuan dan Sistem Politik Islam…………………………..36
5. Tujuan dan Sistem Politik Fasisme………………………..38
6. Tujuan dan Sistem Politik Demokratisasi………………...38
7. Tujuan dan Ssistem Politik Pancasila…………………….39
C. Perbandingan Terhadap Ideologi – Ideologi di Dunia………40
F. Penutup……………………………………………………………...18
1. Kesimpulan…..………………………………………………….18
2. Saran……………………………………………………………..18
G. DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….19
4 . ISI ( KANDUNGAN )
A. Latar Belakang Masalah
Ideologi - ideologi diperlukan bagi suatu Negara sebagai pedoman dan dasar
bagi suatu Negara, dimana langkah arah dan tujuan bagi suatu Negara tersebut
untuk melangkah. Dimana aktivitas yang dilakukan oleh suatu Negara tersebut
tidak menyimpang dari ideologi yang dianut oleh masing- masing Negara. Dengan
demikian penulis tertarik untuk membahas ideologi tersebut, selain itu penulis
tertarik dengan hubungan ideologi itu terhadap lingkungan sosial kemasyarakatan
Bahwasannya ideologi yang berkembang didunia saat ini ada berbagai macam,
ideologi itu lahir karena telah memiliki sejarah masing - masingnya sehingga
terbentuklah suatu ideologi tersebut.
Ideologi itu sendiri diterjemahkan sebagai pedoman hidup yang menjadi cita –
cita untuk dicapai oleh sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat
khusus, disusun secara sadar oleh para tokoh pemikir Negara serta kemudian
menyebarluaskan secara resmi sebagai dasar Negara. Fanatisme buta atau hanya
ikut- ikutannya para pemimpin pemerintahan suatu Negara, bagaimanapun sistem
politik, sistem pemerintahan, sistem hukum, sistem perekonomian , sistem
administrasi dan sistem sosial lainnya, akan cendrung sedikit banyakya
dipengaruhi dan berkiblat pada salah satu paradigma yaitu paradigma sosialisme
dan komunisme atau paradigma liberalisme kapitalis atau juga paradigma islam.1
B. Perumusan Masalah
Dengan tema “ Isme – Isme Politik maka penulis memberikan judul yang
telah dipilih oleh penulis yaitu “Ideologi dunia Sosialisme, Komunis,
Liberalisme, Kapitalis, Islam, Fasisme, Demokratisme dan Pancasila’’
Maka dari itu penulis mengambil rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana sejarah lahirnya ideologi Sosialisme, Komunis,
Liberalisme, Kapitalis, Islam, Fasisme, Demokratisme dan Pancasila’’
2. Apa tujuan berkembangnya ideologi - ideologi dunia dan bisa
berpengaruh pada sistem politik suatu negara?
1 Inu Kencana Syafi’I, Ekologi Pemerintahan, Bandung, Pustaka Reka Cipta, 2011, hlm 46
3. Bagaimana perbandingan terhadap Ideologi- ideologi didunia tersebut?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui sejarah lahirnya ideologi tentang sosialisme
komunisme, liberalisme, kapitalisme, islam
2. Mengetahui tujuan berkembangnya ideologi - ideologi dunia dan bisa
berpengaruh pada sistem politik disuatu Negara.
3. untuk mengetahui bagaimana perbandingan terhadap ideologi besar
tersebut
D. KERANGKA TEORI
Penulis disini lebih banyak mengambil pendapat para ahli yang telah
mengkaji tentang liberalisme itu sendiri dan asumsi – asumsi dari buku para ahli/
ilmuwan itu sendiri.
1. Ideologi
Sebelum membahas mengenai dimensi ideologi disini perlu sekali
penjelasan tentang dimensi bagaimana ideologi itu lahir, mengenai hal ini pada
dasarnya ideologi terumuskan dengan sejumlah kemungkinan, pertama, ideologi
lahir karena diinspirasikan oleh sosok tokoh yang sangat luar biasa, dalam sejarah
bangsanya ia hadir dan membawa itu sekaligus mampu memberikan inspirasi
serta pengaruh yang kuat kepada orang lain secara luas. Yang kedua, berdasarkan
alam pikiran masyarakat, ideologi ini dirumuskan oleh sejumlah orang yang
berpengaruh dan mempresentasikan kelompok masyarakat.
Pada dasarnya ideologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari atas dua
kata , yakni ideo yang artinya pemikiran, logis artinya logika, ilmu pengetahuan.
Dafatlah didefinisikan ideologi merupakan ilmu mengenai keyakinan dan cita-
cita.2
Dr . Firdaus Syam dalam bukunya pemikiran – pemikiran politik barat,
sejarah, filsafat dan ideologi dan pengaruhnya terhadap dunia ketiga
2 Ali Syariati, Tugas….., ibid, hlm. 146
menyebutkan Ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terapat diberbagai
subjek atau kelompok masyarakat yang ada, dijadikan dasar untuk
direalisasikannya. Dengan demikian, ideologi tidak hanya dimiliki oleh Negara,
dapat juga berupa keyakinan yang dimiliki oleh suatu organisasi dalam Negara,
seperti partai politik atau asosiasi. Kadang hal ini sering disebut sub ideologi /
bagian dari ideologi. Ideologi juga merupakan mythos yang meliputi political
doctrin ( doktrin politik ) dan political formula ( formula politik ).
Alfian seorang ilmuwan politik diindonesia mengemukakan bahwa
ideologi adalah pandangan / atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam
yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang
sebaliknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku
mereka dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka.3
Ali syariati, seorang ilmuwan dari Iran , mengemukakan bahwa ideologi
adalah sebuah kata ajaib yang menciptakan pemikiran dan semangat hidup
diantara manusia, terutama diantara kaum muda dan khususnya diantara para
cendiakawan dan para kaum intelektual dalam suatu masyarakat.4
2. Liberalisme
Sedangkan menurut Isjwara dalam bukunya pengantar ilmu politik
mengungkapkan bahwa liberlisme itu adalah faham yang mengutamakan
kebebasan individu. Liberalisme dan individualisme sebenarnya adalah hal yang
sama yang ditinjau dari sudut pandangan yang berlainan.5
Menurut Mansour Fakih dalam bukunya bebas dari Neoliberalisme
mengungkapkan bahwa paham liberalisme yang berkonotasi luas, dapat mengacu
pada faham ekonomi, politik bahkan dapat juga sebagai gagasan agama.
Liberalisme juga faham yang mempertahankan otonomi individu yang melawan
intervensi komunitas6. Menurut Hesti Yunisia dalam bukunya Ideologi dalam
3 Alfian, pemikiran dan perubahan politik Indonesia, Jakarta, gramedia, 1981, hlm 187. 4 Op. cit, hlm 145 5 Isjwara, pengantar ilmu politik, Universitas pedjajaran, putrabadin, 1999, hlm : 3 6 Mansour Fakih, Bebas dari neoliberalisme,Yogyakarta, Insist Press, 2003, hlm : 53
Perspektif Islam bahwa liberalisme itu menekankan pada hak setiap individu
untuk life, liberty, and pursuit of happiness7
3. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan cara produksi, secara lebih luas dapat dijelaskan
bahwa kapitalisme sebagai :’’ Suatu cara perekonomian yang berhubungan
dengan produksi- produksi apa saja yang dapat diselenggarakan dalam suatu
perusahaaan8 atau stelsel pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang
memisahkan kaum buruh dari alat- alat produksi9
4. Sosialisme
Menurut George Lansbury, Pemimpin partai buruh, menulis dalam
bukunya My England ( 1934 ), dijelaskannya :’’ sosialisme berarti cinta kasih,
kerjasama dan perusahaan dalam setiap masalah kemanusiaan merupakan satu –
satunya perwujudan dari Iman Kristiani. Saya sungguh yakin, apakah orang itu
tahu atau tidak. Mereka yang setuju dan menerima persaingan dan pertarungan
satu dengan yang lain sebagai jalan untuk memperoleh roti setiap hari, sungguh
melakukan penghianatan dan tidak menjelankan kehendak Allah’’10
Sosialisme , pada hakikatnya berpangkal dari kepercayaan diri manusia,
melahirkan kepercayaan pula bahwa segala penderitaan dan kemelaratan yang di
hadapi dapat diusahakan melenyapkannya.11
5. Komunisme
Komunisme adalah sebuah aliran berpikir berladaskan kepada atheism,
yang menjadikan materi sebagai asal segala- galanya. Ditafsirkan sejarah
berdasarkan pertarungan kelas factor ekonomi. Karl marx dan Frederich Engels
adalah took utamanya dalam mengembangkan faham ini.12
7 Hesti Yunisiva, Ideologi dalam perspektif Islam,Bandung,ESAB Ghifari Yusuf, hlm : 34 8 Op.cit. Sukarno, di Bawah Bendera Revolusi, jilid 1, Jakarta, Panitia Penerbit DBR,1965,hlm.181 9 Op.cit. Sukarna, Ideologi, Bandung, Alumni,1981, hlm 59 10 Op.cit, …Wiliam Ebenstein dan Edwin Fogelman, Isme- isme Dewasa ini, Edisi 9, Jakarta, Erlangga, 1990, hlm. 220 11 Op.cit…. Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negara Barat, Bandung, Mizan, 1999, hlm 188 12 Abu Rido ( pnyt ), Gerakan keagamaan dan pemikiran, Wamy, 1999, hlm. 198
6. Islam
Pengertian islam secara terminologis diungkapkan Ahmad Abdullah
Almasdoosi ( 1962 ) bahwa islam adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada
manusia sejak manusia digelar kemuka bumi, dan terbina didalam bentuknya
terakhir dan sempurna didalam al- qur’an yang suci yang diwahyukan Tuhan
kepada nabinya yang terakhir dan sempurna dalam Al-Qur’an yang suci yang
diwahyukan Tuhan kepada nabinya yang terakhir, yakni nabi Muhammad SAW,
satu kaidah hidup yang memuat tuntutan yang jelas dan lengkap mengenai aspek
hidup manusia, baik spiritual maupun material13.
7. Fasisme
Faham fasisme ini merupakan tipe nasionalisme yang romantic dengan
segala kemegahan upacara dan symbol - simbol yang mendukungnya untuk
mencapai kebesaran Negara.14
8. Demokratisme
Demokrasi menurut asal kata berarti rakyat atau government by the people
(kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/kretain berarti kekuasaan atau
berkuasa). Bahwa ide demokrasi dianggap ambiguous atau berbagai
pengertian,sekurang-kurangnya ada ambiguity atau ketentaktentuan
mengenai”Lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan
ide,atau mengenai keadaan kultural serta historis yang mempengaruhi istilah, ide,
dan praktik demokrasi (either in the institututions or devices employed to effect
the idea or in the cultural or historical circumstances by which word ,idea and
practice are conditioned). Jadi jika demokratisme yaitu ideologinya yang
diagungkannya.
9. Pancasila
Secara Etimologis, Istilah pancasila berasal dari bahasa sanskerta dari
India ( Bahasa kasta Brahmana ). Sedangkan menurut Muhammad Amin, dalam
13 Nurhasanah Bakhtiar. Pendidikan Agama Islam untuk Pergurian Tinggi Umum, 2011, hlm : 8 14 Ramlan Surbakti, memahami Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia,1992,hlm :38
bahasa sanskerta dalam perkataan “ pancasila memiliki dua arti secara leksikal
yaitu :
Panca artinya lima
“ syila” vocal I pendek artinya” batu sandi,” alas atau dasar”
“ syila vocal I panjang artinya” peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau senonoh”.
Yang mana memiliki makna leksikal “ berbatu sendi lima” atau secar
harfiah” dasar yang memiliki lima unsure. Adapun istilah “ Panca Syila “ dengan
huruf Dewanagari I bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting ( Yamin, 1960 :
437 )15.
10. Ideologi Politik
Ideologi politik adalah himpunan nilai - nilai, ide – ide atau norma –
norma, kepercayaan atau keyakinan, Suatu Weltanschauung, yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang atas dasar mana ia menentukan sikapnya
terhadap kejadian dan problematika politik yang dihadapinya dan yang
menentukan prilaku politik. Nilai dan ide- ide ini merupakan suatu sistem yang
berpautan, dasar dari ideologi politik adalah keyakinan akan adanya suatu pola
tata tertib sosial politik yang ideal. Ideologi politik mencakup pembahasan dan
diagnosa, serta saran - saran mengenai bagaimana mencapai tujuan ideal itu,
ideologi berbeda dengan filsafat yang sifatnya merenung- renung, mempunyai
tujuan untuk menggerakkan kegiatan dan aksi. Ideologi yang berkembang luas
mau tidak mau dipengaruhi oleh kejadian – kejadian dan pengalaman-
pengalaman masyarakatnya dimana ia berada, dan sering harus mengadakan
kompromi dan perubahan- perubahan yang cukup luas. Contoh dari beberapa
ideologi atau doktrin politik misalnya demokrasi, komunisme, liberalisme.
Fasisme dan sebagainya.16
15 Kaelan, Pendidikan pancasila “ Pardigama” Yogyakarta “ Paradigma, hlm :21 16 Miriam Budiarjo. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm:45-46
11. Sistem Politik
Pada dasarnya konsep sistem politik dipakai untuk keperluan analisis,
dimana suatu sistem bersifat abstrak. Dalam konteks ini sistem terdiri dari
beberapa variabel. Selain itu konsep sistem politik dapat diterapkan pada situasi
yang konkret, misalnya Negara, atau kesatuan yang lebih besar dimana sistem
politik terdiri dari berbagai Negara. Dalam konsep sistem politik ditemukan
istilah-istilah seperti proses, struktur dan fungsi. Adapun uraiannya sebagai
berikut.
1. Proses adalah pola- pola tingkah laku ( sosial dan politik ) yang dibuat
oleh manusia Dalam mengatur hubungan antara satu dengan yang lain.
Dalam suatu Negara, lembaga-lembaga seperti parlemen, partai,
birokrasi, sekalipun sudah memiliki kehidupan sendiri, sebenarnya
merupakan proses yang pola- pola ulangannya sudah mantap dan
mencerminkan struktur.
2. Struktur mencakup lembaga- lembaga formal dan informal, seperti
parlemen , kelompok kepentingan, kepala Negara, jaringan
komunikasi dan sebagainya.
3. Fungsi adalah membuat keputusan- keputusan, policy ( kebijakan )
yang mengikat mengenai alokasi dari nilai- nilai ( yang bersifat
material ). Keputusan- keputusan kebijakan diarahkan pada
tercapainya tujuan- tujuan masyarakat.17
Definisi sistem Politik menurut para ahli yaitu :
a. Sri Soemantri
Sistem politik adalah pelembagaan dari hubungan antarmanusia
yang dilembagakan dalam bermacam- macam badan politik, baik
suprastruktur politik ( lembaga eksekutif, legislatife dan yudikatif
) dan infrastruktur politik ( ada 5 komponen : partai politik,
kelompok kepentingan, kelompok penekan, alat komunikasi
politik dan tokoh politik).
b. Gabriel Almond
17 Retno Listyarti. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Erlangga, 2007, hlm :132
Sistem politik merupakan sistem interaksi yang ditemui
dalam masyarkat merdeka, yang menjalankan fungsi integrasi dan
adaptasi. Fungsi integrasi adalah tugas yang dijalankan oleh sistem
politik untuk mencapai kesatuan dan persatuan dalam masyarakat
yang bersangkutan. Sedangkan fungsi adaptasi adalah fungsi
penyesuaian terhadap lingkungan.
c. Samuel P. Huntington
Sistem Politik didefinisikan menurut beberapa cara
pandang yaitu, Kultur, Struktur, Kelompok, Kepemimpinan,
Kebijakan.
d. David Easton
System politik yaitu merupakan sistem Interaksi atau hubungan
yang terjadi dalam masyarakat melalui mana dialokasikannya
nilai- nilai dengan mempergunakan paksaan fisik yang sedikit
banyak bersifat sah.
e. Rusadi Kataprawira
Sistem Politik yaitu mekanisme atau cara kerja seperangkat
fungsi atau peranan dalam struktur politik yang berhubungan
antara satu sama lain dan menunjukkan suatu proses yang
langgeng
Untuk itu dapat dikatakan bahwa sistem politik yaitu suatu tata cara
untuk mengolah bagaiamana memperoleh kekuasaan di Negara, mempertahankan
kekuasaan didalam Negara, mengatur hubungan pemerintah dengan rakyat atau
sebaliknya,dan mengatur hubungan Negara dengan Negara, atau dengan
rakyatnya, atau dengan secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem politik yaitu
tata cara untuk mengatur Negara.
Dengan banyaknya pendapat para ahli diatas, penulis kira sudah bisa untuk
menjawab perumusan masalah yang telah ditulis oleh penulis. Karena dengan
adanya acuan yang telah dikemukakan oleh para ahli mempermudahkan penulis
menyelesaikan makalah ini. Dengan demikian selanjutnya penulis akan membahas
tentang perumusan masalahnya.
12. Sejarah
Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab yaitu
Tarikh, sirah atau ilmu tarikh, yang maknanya ketentuan masa atau waktu, sedang
ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau yang membahas penyebutan
peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. Dalam bahasa inggris
sejarah dapat disebut dengan history yang berarti uraian secara tertib tentang kejadian-
kejadian masa lampau (orderly descriphon of past even ) Adapun secara terminologi
berarti sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi di masa lampau dan benar-
benar terjadi pada diri individu dan masyarakat sebagaimana benar-benar terjadi
pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia. Sedangkan pengertian yang lain
sejarah juga mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan
dunia dari masa ke masa karena sejarah mempunyai arti dan bernilai sehingga
manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia.
E. PEMBAHASAN
A. Sejarah Ideologi Dunia
1. Sejarah kelahiran Sosialisme
Masyarkat tidak berubah dengam kesadaran saja, dan bahwa masyarakat tidak
dapat berubah kehendaknya sendiri. Tidaklah mungkin mengatur masyarakat
melebihi pengaturan alam selain menyerahkannya pada hukum masing- masing
untuk mengubah masyarakat. Orang harus mengadakan reaksi terhadap kekuatan
sosial yang mereka punyai, menciptkan lembaga – lembaga yang akan
menggerakkan beberapa kekuatan tersebut, menyusun unsure - unsur baru untuk
memutarkan roda masyarkat, dan memngerjakan ini semua samabil mematuhi
paksaan - paksaan data sosial dan data alam sehingga dapat mendominasi lebih
baik. Kaum borjuis setelah mendapatkan kemenangan dimanapun juga telah
membasmi ikatan feodal, lepas dari penghormatan kepada orang tua dan hidup
sederhana, tidak ada tali pengikat, yang tinggal itu hanya orang dengan
kepentingan pribadi semata. Kaum berjois dengan semakin baiknya alat produksi,
sempurnanya alat- alat komunikasi, menarik semua bangsa, bahkan yang paling
biadab sekalipun, kedalam peradaban dunia.18
Sebut saja ini sebagai jalan yang pertama ( the first way). Paradigma ini
muncul utuk mengatisipasi liberalisme kapiltalisme yang mengatisipasi perbedaan
kelas dan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, caranya adalah dengan
menyamaratakan penghasilan perekonomian. Oleh karena itu alat produksi harus
dikuasai oleh pemerintah atau sekolompok orang ( partai sosialis) yang dikontrol
pemerintah dengan peraturan yang ketat. Berupa control keseragaman terhadap
upah dan pengjian, namun kemudian kekakuan penganturan muncul, siapa yang
tidak bekerja tidak mendapat upah yang layak, sebaliknya kenaikan upah tidak
dapat dituntut begitu juga perbaikan jaminan lainnya, bahkan lebih jauh sangat
dicurigai kenaikan kemungkinan demonstrasi buruh dan pemogokan masal19.
Setelah melebarnya sayap-sayap ideology liberalisme dan kapitalisme,
maka dunia telah tersentuh ideology ini dipenuhi dengan pragtimisme hidup,
sikap individualistis, konsumeris, hedonisme, materialism dan sekulerisme. Ini
telah menimbulkan masalah social sampai pada tingkat unit social terkecil,
seperti melemahkan ikatan emosional dalam keluarga, disorientasi dan
disorganisasi social, Pada skala yang besar yang timbulnya aliansi social sebab
jauh dari agama dan ketimpangan social dalam kehidupan social dan ekonomi
masyarakat. Ini yang kemudian menimbulkan reaksi untuk memberikan rumusan
alternative dalam melakukan perubahan social ditengah masyarakat. Lahirlah
faham sosialis. Mereka menentang kepentingan individu sebagai dasar pribadi,
juga kebebasan ekonomi yang melibatkan Negara. Faham sosialis mengusahakan
industry Negara bukan semata digunakan untuk mencari keuntungan yang
melebihi usaha keuntungan kapitalis yang mungkin berhasil, mungkin tidak. Akan
tetapi untuk mengembangkan sistem penyelenggaraan industri yang lebih
demokratis dan bermanfaat dan bermanfaat, penggunaan mesin yang lebih
memperhatikan manusia dan penggunaan hasil kecerdasan manusia yang lebih
bijak.20.
18 Schumacer, Kecil Itu Indah, Jakarta, LP3ES, 1979,hlm. 240 -241 dan 246. 19 19 Inu Kencana Syafi’I, Ekologi Pemerintahan, Bandung, Pustaka Reka Cipta, 2011, hlm 46 20 Mas’ud An Nadwi, Islam dan Sosialisme, Bandung Risalah, 1983, hlm. 32 - 36
Kapan sosialisme itu lahir , tidaklah mudah untuk menentukan munculnya
faham ini, sebab konsep kemakmuran yang ideal yang dicita- citakan faham
sosialis telah ada bukunya plato yang berjudul Republic. Dalam buku itu, plato
mengambarkan bahwa penguasa tidak memiliki kekayaan pribadi, serta apa yang
dimiliki oleh Negara berupa hasil produksi dan konsumsi dibandingkan sama-
sama kepad semua. Robert Owen ( 1777- 1858 ) , dikenal sebagai pelopor
sosialisme inggris, merupakan orang pertama yang yang menggunakan kata
sosialisme21.
Adanya peranan kristiani, kitan suci tertua perjanjian lama, yang mula-
mula mengatur tentang kode sosialis mencakup perlindungan kepada para buruh ,
wanita dan kaum lemah , orang- orang kristiani awal, menolak konsep” milikiku’’
dan milikmu, mereka telah memperaktikkan sosialisme didalam kehidupan sehari
hari. Pada zama pertengahan banyak sekte dan gerakan , khususnya yang bersifat
keagamaan, mengecam kekayaan dan perdagangan sebagai kejahatan serta
ketidaksesuaian dengan kehidupan kristiani. Sekte - sekte tersebut sering
menyendiri dan hidup didalam keadaan prihatin serta dengan semangat
persaudaraan bersama - sama menanggung kemiskinan sebagai protes terhadap
ketamakan yang merajalela didunia dan sekitarnya.22
Pada dasarnya sosialisme dapat berkembang dinegara maju atau memiliki
gerakan demokrasi yang kuat.23. Menurut tokoh sosialis utopis, Thomas Moore,
sebagai kekuatan politik, sosialisme merupakan reaksi dari sosialisme dan
kapitalisme dapat mengembangkan dirinya hanyalah dinegara, dimana tradisi
lembaga liberal sudah berkembang seperti di Erofa Barat, sedangkan Negara yang
tidak memiliki tradisi tersebut cendrung akan menjadi fasisme24. Sebab penerapan
industry didalam masyarakat yang tidak memiliki lembaga liberal, penyesuaian
politik terhadap tekanan yang diakibatkan industrialisasi, mereka lebih cendrung
mengambil bentuk otoriterianisme seperti Spanyol, Portugis dan Brazil atau
totelitarianisme seperti Faisme Jepang, Jerman, Atau Komunisme China dan Uni
Soviet, sehingga luasnya inisiatif atau Kendali pemerintah didalam sector
21 William Ebenstein & Edwin Fogelman, op. cit, hlm.211. 22 Ibid, 208 23 Firdaus Syam, Pengantar Ideologi dan Prinsip- Prinsip Kemasyarakatan Dalam Islam, Jakarta, HMI Cabang Jakarta, 1985, hlm .49 24 Ibid, Hlm, 49-50
ekonomi masyarakat mencerminkan cakupan serta daya serap kekuasaan politik
yang dimiliki atau ingin diperjuangkan oleh masing- masing Negara otoriter atau
totaliter itu25
Dalam zaman Renainsans dan Reformasi, bangkit lagi protes terhadap
ketimpangna didalam kemakmuran. Argumentasi baru yang merupakan
perpaduan antara keyakinan lama dan rasionalisme baru sebgaimana yang
dikemukakan didalan buku Thomas More, Utopia ( 1516 ). Pada revolusi kaum
puritan diabad ke – 17 di Inggris, berbarengan dengan gerakan utama yang
berasal dari kelas menengah, telah tampil dari sekelompok yang lebih radikal
yang disebut para penggalai ( Diggers ) atau para pemerata sejati ( true levers) .
mereka berjuang untuk memperktikkan prinsip kepemilikan tanah secara komunal
dan bukan menyangkut pengguanannya. Gerakan ini tidak berumur panjang,
tetapi protes radikal yang diajukannya terhadap pemilikan tanah itu sendiri tetap
Bergama. Dengan demikian dapat diaktakan bahwa sosialisme mengandung
dalam dirinya unsure protes terhadap ketimpangan social, dan tidak ada satupun
gerakan yang menamakan dirinya socialis kecuali mewujudkan protes itu, dapat
dikatakan bahwa sosialis sudah sesuai peradaban barat itu sendiri. Pemikiran
Yunani maupun Yahudi- Kristiani maupun ( bahkan islam menurut penulis ),
menolak konsepsi kekayaan sebagai landasan hidup bahagia”26.
2. Sejarah kelahiran komunisme
Ketika karl max mulai menyerukan model sosialismenya, keadaan di Erofa
sedang terjadi eksploitasi kaum Berjois ( Kapital ) kepada para buruh ( Proletar ).
Marx seorang yahudi yanfg dilahirkan di Jerman, watanya yang sombong, keras
kepala, memiliki kelebihan yang membuatnnya berani. Ia menjadi seorang yang
revolusioner dengan gagasan dan gerakannya untuk melakukan perubahan
berdasarkan suatu ideology baru, yakni komunisme27. Istilah ini kemudian
dipergunakan bagi golongan sosialis yang lebih militant. Marx dan Engels
menggunakan istilah dari hasil karya mereka dengan sebutan manifesto
komunisme, ini untuk memberikan pengertian yang revolusioner sambil
memperlihatkan kemauan untuk “bersamanya”, bersama dalam hal milik dan 25 William Ebenstein & Edwin Fogelman, op. cit, hlm.208- 209 26 Ibid. 27 Firdaus Syam, op,cit hlm. 52.
dalam hal menikmati sesuatu. Menurut Engels, istilah itu kurang mengandung
pengertian utopis, erat hubungannya dengan perjuangan kelas pekerja serta
konsepsi materialism dari sejarah28. Sebuah pendekatan yang digunakan oleh
Engels dan Marx pada sifat yang ideologis pada akhirnya membangun masyarkat
komunis, sebuah masyarakat sama rasa, sama rata ( Unclesses ).
masyarakat komunisme yang digambarkan oleh Marx adalah suatu komunisme
yang tidak berkelas, tentram tenang, manusia dengan disiplin diri, dan pandangan
terhadap kerja sebagai sumber kegembiraan, lepas dari perlu tidaknya kerja ini
dipandang dari segi keuntungan serta kepentingan diri. Bekerja merupakan
sumber dari segalanya , sumber kegembiraan dan kebahagiaan. Orang bekerja
bukan untuk mencari nafkah, melainkan karena panggilan hati sendiri. Setiap
orang melakukan peran sesuai dengan kesanggupannya sebab tingkat produksi
telah demikian rupa melimpah, maka pendapatnya tidak lagi berupa upah
melainkan bergantung kepada keperluan individu. Kemauan pengetahuan mesin
akan memungkinkan kemudahan, maka disini tidak ada lagi perbedaan kerja otak
dengan kerja otot sebab pembagian kerja bukan lagi dari berdasar jenis, melainkan
berdasarkan keperluan hidup tiap- tiap individu.29
Marx tampaknya mengendalikan komunisme sebagai salah satu- satunya cara
pemecahan masalah aliansi manusia yang diciptakan oleh kapitalisme, ia
mendefinisikan komunisme tanpa mengacu pada kebencian dan perang kelas.”
Komunisme merupkan penghapusan yang pasti akan milik pribadi, aliansi diri
manusia dan karena itu merupakan pemberian yang nyata dari hakikat
kemanusiaan dan oleh dan untuk manusia. Komunisme sebagai naturlaisme yang
telah berkembang secara sempurna merupakan humanisme yang sempurna
merupakan naturalisme. Dalam bahasa ambisius yang muncul ketika Marx masih
muda, ia mengatakan “ Komunisme merupakan pemecahan terhadap teka teki
sejarah dan komunisme sadar akan perannya itu 30. Rusia merupakan pusat
kegiatan pembaharuan untuk menegakkan negara yang berdasarkan faham
komunisme setelah meletusnya Revolusi Bolshevik ditahun 1917. Pada
tahun1919 didirikan Third Internatioanal atau yang dikenal dengan komunisme
28 Karl Max and Frederich Engels,” Manifesto Of The Comunist Party “ dalam Selected Works I, Moskawa, Foreign Languange Publishing House, 1958, hlm 28. 29 Deliar Noer, op.cit, hlm. 204 30 William Ebenstein & Edwin Fogelman, op. cit, hlm. 15
internasional. Sosialisme komunisme ini mulai dikenal dengan istilah Boshevism,
kelompok ini yang memenangkan puncak revolusi di Rusia ditahun 1917 itu.
Sebelumnya itu pada tahun 1898, telah berdiri Social Democrat Party yang
membuka cakrawala berpikir baru bagi penulis Rusia. Rapat keja yang dilakukan
di Perlitz dipenuhi dengan pertentangan yang tajam sesama mereka, sampai
kemudian terbelah menjadi dua golongna. Golongan pertama memilih cara kerja
melaui cara berjuang yang tidak revolusioner diberi nama Menshevic atau
kelompok minoritas. Adapun golongan kedua dengan pengikut yang lebih
banyak- mayoritas memiliki cara perjuangnya dengan cara revo - lusioner, ini
kelompok yang sisebut Bolshevic. Golongan ini berhasil memegang kekuasaan
tertinggi di Rusia dibawah pimpinan lenin, didukung Troky, dll.
3.Sejarah lahirnya Liberalisme dan kapitalisme
Liberalisme dan kapitalisme lahir menjadi suatu faham dan melembaga
sekitar abad ke 18 didaratan Erofa dan Inggris. Sistem Kapitaisme dan liberalisme
menandai cara dalam menjawab persoalan kehidupan yang yang berkaitan dengan
ekonomi dan politik. Eropa daratan yang sebelumnya berkuasa para raja- raja,
kaum feodal tidak saja memegang kendali kekuasaan politik, tetapi berperan
dalam penguasaan politik, baik ditingkat pemilikan sampai kepada produksi. Raja
bekerjasama dengan tuan tanah dan gereja memiliki peranaan dalam
mengendalikan kehidupan politik, social dan ekonomi masyarakat. Sumber
ekonomi dan faktor produksi dikuasai oleh tiga kelompok dalam masyarakat itu.
Pada saat itu yang paling berperan adalah kalangan gereja, kekuasaan gereja
demikian besar. Gereja tidak saja memiliki hak untuk menentukan bagaimana
kegiatan politik, ekonomi maupun keagamaan itu harus berjalan. Gereja memiliki
hak untuk memasung kebebasan individu untuk mengemukakan pendapat yang
berbeda, bahkan melakukan tindakan inkuisisi terhadap mereka yang menentang
keputusan gereja, utamanya atas nama ajaran kristiani. Rakyat tidak hanyan
mengalami penderitaan, ekploitasi dan kesengsaraan, persoalan hak asasi
mengemukakan pendapat yang berbeda akan menghadapi hukuman dan siksaan
dari penguasa gereja. Gereja demikian absolute dalam mengatur kehidupan
politik, kemasyarakatan, keagamaan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan.
Akibat tindakan gereja , raja dan kaum feodaltirani, rakyat melakukan
perlawanan. Mereka menuntut kebebasan, persamaan dan keadialan liberty,
fraternity, dan aequality, sebuah semboyan yang dikumandangkan dalam revolusi
di Prancis, telah melahirkan liberalisme dalam lapangan politik, kapitalismse
dalam lapangan ekonomi, hedonism dalam lapanga social didalam kebudayaan,
dan free value dalam lapangan ilmu pengetahuan. Dalam lapangan teologi,
pemberartasan peran agama dan gereja. Gereja hanya berperan dalam lapangan
keagamaan, bahkan dari segi teologis menimbulkan aliran baru yagn dialirkan
yang diakibatkan ketidakpuasaan terhadap kepemimpinan Paus di Roma serta
kebijakan gereja. Ini kemudian melahirkan kristiani dalam aliran yang seperti
protestan, Cavlin, Anglikan, selain Kristen ortodok dan lainnya. Disini lahir
pandangan teologi dari Marthen Luther, Calvin dan sebagainya.
Liberalisme tumbuh dari konteks masarakat erofa pada abad pertengahan,
ketika itu masyarakat ditandai dengan dua kataristik berikut. Anggota masyarakat
terikat satu sama lain dalam suatu system dominasi kompleks dan kukuh , dan
pola hubungan dalam sistem yang bersifat statis dan sukar berubah. Kaum
aristokrat saja yang diperkenankan memiliki tanah , golongan feodal inilah yang
menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan petani berkedudukan sebagai
penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan
menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Dibeberapa tempat di Erofa, para
petani malahan tidak diperkenankan untuk pindah ketempat lain yang
dikehendaki tanpa persetujuan sang patron. Akibatnya mereka tidak lebih sebagai
milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesehjateraan para penggarap itu
seharusnya ditanggung oleh sang patron.31
Industri dikelola dalam bentuk glide- glide yang mengatur secara ketat,
bagaimana suatu barang diproduksi dan berapa jumlah distribusinya. Kegiatan itu
dimonopoli oleh kaum aristokrat. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu
muncul industri dan perdagangan dalam skala besar , setelah ditemukan beberapa
teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar
besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak dan
bebas dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi
dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan kebutuhan baru itu terbentur pada aturan –
31 Ramlan Surbakti, memahami Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia,1992,hlm :33- 34
aturan yang dibeerlakukan secara melembaga oleh kaum feodal. Yang membantu
golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu muncul faham liberalisme.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan
diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah ( rasa
ingin tahu dan ingin mencari pengetahuan yang baru ) dan artristik umum pada
zaman itu.32
Keresahan intelektual tersebut disambut oleh pedagang dan industry,
bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi
kekuasaan bangsawan, gereja,dan gilde - gilde. Mereka tidak bertujuan semata-
mata untuk menjalankan kegatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari
keuntungan yang sebesar besarnya . sesuai dengan prinsip ekonomi yakni
mengeluarkan modal sekecil- kecilnya dan mendapatkan keuntungan yang sebesar
- besarnya. Masyarakat yang terbaik ( rezim terbaik ) menurut faham liberalisme
adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan- kemampuan
individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat
mengembangkan pikiran dan bakat –bakatnya. Hal ini mengharuskan para
individu untuk bertanggung jawab atas tindakannya, dan tidak menyuruh
seseorang untuk melakukan sesuatu untuknya atau seseorang untuk mengatakan
apa yang harus dilakukan.33
Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat
mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John
Stuart Mill mengajukan argument yang lebih mendukung pemerintahan
berdasarkan demokrasi liberal34.
Maka dari pada itu berangkat dari keinginan manusia untuk hidup bebas,
maka pengawasan manusia atas manusia itu dikurangi, sehingga berbagai protes
untuk menyuarakan hidup dan kehidupan dilontarkan, misalnya kebebasan
berpendapat , kebebasan bergaul, kebebasan beragama, kebebasan berpikir,
kebebasan menulis, kebebasan mencari nafkah, kebebasan berkumpul dan
kebebasan mewujudkan keberadaan. Kelompok liberalis ini menganggap bahwa
penertiban dan peraturan kurang manusiawi dan terlalu sentralis, tidak
32 Ramlan Surbakti, memahami Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia,1992,hlm :34 33 Ramlan Surbakti, memahami Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia,1992,hlm :34 34 John Stuart Mill. 1958. Representative Government. Disunting oleh C.V. Shields. New York : Liberal arts press
menghargai demokrasi , privasi, dan hak asasi manusia, sehingga lebih jauh
mereka menuntut :
1. Mengumpulkan kekayaan secara bebas
2. Persaingan bebas dalam politik
3. Pasar bebas dalam perdagangan
4. Kehidupan bebas dalam pergaulan
5. Pemerintahan yang bebas
Hal inilah yang melahirkan pemerintahan liberal melahirkan partai cinta
yang dihuni anggotanya dari para pelacur dan mucikari, pemerintah yang
megizinkan kaum gay, lesbian dan homosex. Sehingga lahir istilah sepasang
pengantin yang berdasi, lahirlah pembuatan fil cabul, pelacuran terang- terangan,
penjualan senjata api dan kebebasan memilikinya, perjudian resmi yang
dilindungi pemerintah secara terbuka.35
Secara keseluruhan syarat- syarat untuk pemerintahan yang liberlalisme
antara lain sebagai berikut yang dimodifikasi oleh Giddens :
1. Negara lepas tangan dalam mengatur kehidupan masyarakat dalam banyak
hal ( no state )
2. Terdapat fundamentalis pasar yang dikuasai swasta berduit.
3. Otoritarianisme
4. Terdapat penerimaan yang sangat jauh berbeda ( feodalistik )
5. Welfare
6. Moderenisasi linier yang liberalis
7. Kepedulian pada ekologi yang rendah.
Inilah yang kemudian yang disebut sebagai jalan kedua ( The Seccond Way )
bahkan Francis Fukuyama dengan berbangga mengatakan bahwa pada akhir
kehidupan diperlukan kapitalis liberal walau manusia tinggal satu orang ( the end
of history and the last man ).36
Lebih jelasnya untuk mengetahui prinsip prinsip ideologi liberalisme dan
kapitalisme itu yakni dapat dilihat dari tabel dibawah ini berdasarkan buku
pemikiran- pemikiran politik barat yang ditulis oleh Firdaus syam ( 2006 : 263-
264 )
35 Inu Kencana Syafi’I, Ekologi Pemerintahan, Bandung, Pustaka Reka Cipta,2011, hlm :47- 48 36 Inu Kencana Syafi’I, Ekologi Pemerintahan, Bandung, Pustaka Reka Cipta,2011, hlm :48
No Prinsip Liberalisme Penjelasan
1.
Mementingkan
individu ( the
emphasis on the
individual )
Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka
jalan selebar lebarnya agar setiap orang
mengerahkan kemampuan dan potensi yang ada
untuk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya
serta tidak ada yang mmenjahatinya. Oleh karena itu,
dibuat peraturan yang cocok untuk meningkatkan
dan melancarkan usaha serta tidak ada campur
tangan Negara dalam kehidupan ekonomi, kecuali
dalam batas- batas yang sangat diperlukan oleh
peraturan umum dalam mengokohkan keamanan37
2. Memperlakukan
pemikiran orang
lain secara sama
(treat the other’S
reason equality ).
Konsep satu orang satu suara ( one man one vote )
adalah bukti, bahwa pendekatan kuantitatif lebih
dikedepankan berbanding kualitatif dalam
pengambilan kebijakan keputusan politik atau
kebijakan apapun. Cara seperti ini memang
mempresentasikan setiap individu, tetapi benarkan
suara terbanyak suara kebijakan ? itu tidak penting,
dengan demikian persoalan moral, etika dapat
dikalahkan dengan banyak suara.
3. Percaya terhadap
Persamaan dasar
Semua manusia
( hold the basic
equality of all
human )
Equality, dalam semboyan revolusi diprancis, telah
mengilhami semangat ideologi liberalisme. Bahwa
manusia , setiap individu memiliki peluang yang
sama dalam berkompetensi, hak- hak yang sama.
4. Kebebasan
berbicara ( Free of
Dalam berpolitik setiap individu bebas
mengemukakan pendapat, melakukan kritik dan
37 Ibid
speackers ) debat mengenai berbagai masalah yang ada dan
dibincangkan masyarakat umum. Kebebasan bicara
merupakan sarana untuk mendapatkan akses
informasi secara lebih terbuka dan jelas.
5. Pemerintah
dilakukan dengan
persetujuan yang
diperintah
( government by
the consent of the
people or the
governed )
Rakyat setiap individu memiliki hak partisipasi
politik secara aktif melalui berbagai alat atau sarana
politik yang ada guna mengontrol pemimpin politik
yang menjadi kepercayaan sekaliguus wakil dalam
menjalankan kebijakan politik menuju kepada
kesehjateraan rakyat.
6. Pemerintah yang
berdasarkan hukum
( the rule of law )
Ini menegaskan juga walau politik juga dihasilkan
dari prooses demokrasi, artinya yang menang
memang untuk mengendalikan hak kekuasaan. Akan
tetapi, kekuasaan itu bukan segalanya, kekuasaan
tunduk kepada hukum dan dikontrol oleh hukkum
dan dikontrol oleh hukum melalui lemabga politik
lainnya. Kekuasaan hanya salah satu sarana
kepemilikan pribadi dalam merebut kepentingannya.
Namun agar tidak disalahgunakan ( Corruption ),
diperlukan perangkat hukum untuk mengontrol
kekuasaan itu.
7. Negara adalah Alat
( the state in
instrument )
Negara berperan untuk melindungi rakyat sebagai
warga negaranya. Negara sebagai organisasi tertinggi
dan terkuat bagi mengekspresikan kepentingan
warga negaranya mengenai apa yang harus
diperjuangkan. Sebab itu Negara tidak memiliki hak
semena – mena.
8. Adanya pemisahan Hal ini diperlukan agar terjadi apa yang dikenal
dan pembagian
kekuasaan pada
lembaga Negara
( the separation
and distribution of
state institutions ).
dengan check and balance, terjadinya kehidupan
politik, pemerintahan dan Negara dalam kewenangan
kekuasaan yang “ terbelah “ agar tidak terjadi
tindakan tirani atau dictator dari Negara atas warga
negaranya )
9. Percaya teradap
tuhan sebagai
pencipta ( Trust in
god as the creator )
Kaum liberalisme, percaya kepada tuhan, tetapi ini
sebagai sesuatu yang pribadi dan spiritual. Agama
bukan pandangan hidup, ia hanya sarana untuk
pemenuhan rohani serta spiritual. Mereka tidak anti
tuhan.
10. Menolak dogmatis/
refuse dogmatism
Ini disebabkan filosofois kaum liberalisme adalah
rasionalisme. Pengagungan akan kemampuuan
berpikir manusia, menempatkan hal yang bersifat
doktrin menjadi tidak menarik bagi penganut ini.
4. Sejarah kelahiran Islam
Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke - 7M,
menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh
umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang
zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Masuk dan berkembangnya
Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks
dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam.
Ada perbedaan antara pendapat lama dan pendapat baru.
Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat
baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7
M. (A.Mustofa, Abdullah,1999 : 23). Namun yang pasti, hampir semua ahli sejarah
menyatakan bahwa daerah Indonesia yang mula – mula dimasuki Islam adalah
daerah Aceh. (Taufik Abdullah:1983) Datangnya Islam ke Indonesia dilakukan
secara damai, dapat dilihat melalui jalur perdagangan,dakwah, perkawinan, ajaran
tasawuf dan tarekat, serta jalur kesenian dan pendidikan, yang semuanya
mendukung proses cepatnya Islam masuk dan berkembang di Indonesia
5. Sejarah Kelahiran fasisme
Didalam, http://dc430.4shared.com/doc/hkmlZ1Vy/preview.html
Fasisme lahir dari sebuah system politik yang mana kaum-kaum penganutnya
memiliki kesamaan-kesamaan pokok dalam dunia politik itu sendiri, seperti:
frustasi, kemarahan, dan perasaan tak aman.
Fasisme lahir selama periode kerusuhan sosial dan politik berikut Perang
Dunia I . Perang telah melihat Italia mulai merasakan rasa nasionalisme, bukan
kedaerahan historisnya. Meskipun menjadi seorang Power Sekutu , Italia diberi
apa yang dianggap nasionalis transaksi yang tidak adil di Perjanjian
Versailles.Ketika sekutu lain memberitahu Italia untuk menyerahkan kota Fiume
di Konferensi Perdamaian Paris , veteran perang Gabriele d'Annunzio
mendeklarasikan negara merdeka di sana, Kabupaten Italia Carnaro . Dia
menyebutkan dirinya Duce bangsa dan mengumumkan konstitusi ,
dengan Piagam Carnaro , yang sangat berpengaruh terhadap Fasisme awal,
meskipun ia sendiri tidak pernah menjadi seorang fasis.
Kelahiran gerakan Fasis dapat ditelusuri ke pertemuan ia diadakan di Piazza
San Sepolcro di Milan pada tanggal 23 Maret 1919, yang menyatakan prinsip-
prinsip asli dari Fasis melalui serangkaian deklarasi. Ini termasuk dedikasi untuk
veteran perang Italia, deklarasi fasis 'kesetiaan ke Italia dan oposisi terhadap
agresor asing, sebuah pronouncment bahwa fasis akan melawan faksi-faksi politik
lainnya dan sebuah deklarasi penentangan terhadap bolshevisme dan sosialisme ,
khususnya sosialisme dari Partai Sosialis Italia . Mereka juga menyatakan niat
mereka untuk merebut kekuasaan dan oposisi mereka terhadap multipartai
demokrasi perwakilan di Italia.
Kaum fasis mengambil sikap moderat terhadap perekonomian, secara
efektif menyatakan bahwa mereka lebih menyukai kolaborasi kelas sementara
menentang intervensi negara yang berlebihan ke dalam perekonomian, dan
menyerukan tekanan terhadap pengusaha dan pekerja untuk bersikap kooperatif
dan konstruktif, mengatakan: "Seperti untuk demokrasi ekonomi, kami
mendukung sindikalisme nasional dan menolak intervensi Negara ketika itu
bertujuan throttling penciptaan kekayaan. "
Mussolini dan kaum fasis yang bersamaan revolusioner dan tradisionalis .
karena ini sangat berbeda dari yang lain dalam iklim politik saat itu, kadang-
kadang digambarkan sebagai "Jalan Ketiga". The Fascisti, dipimpin oleh salah
satu orang kepercayaan yang dekat Mussolini, Dino Grandi , membentuk pasukan
bersenjata veteran perang yang disebut kemeja hitam (atau squadristi) dengan
tujuan untuk memulihkan ketertiban. Pemerintah jarang mengganggu dengan
tindakan kemeja hitam ', karena sebagian rasa takut yang meluas revolusi
Komunis.
The Fascisti tumbuh sangat cepat sehingga dalam waktu dua tahun, ia
berubah menjadi Partai Fasis Nasional pada kongres di Roma . Juga pada tahun
1921, Mussolini terpilih di Kamar Deputi untuk pertama kalinya dan kemudian
diangkat sebagai Perdana Menteri oleh Raja pada tahun 1922. ia kemudian
melanjutkan untuk menginstal sebuah kediktatoran pembunuhan setelah 10 Juni
1924 dari anti-fasis penulis Giacomo Matteotti oleh agen-agen rahasia
polisi Ceka Mussolini itu.
Mussolini kolonialisme mencapai lebih lanjut ke Afrika dalam upaya
untuk bersaing dengan Inggris dan Perancis kerajaan kolonial. Mussolini Italia
berbicara tentang membuat suatu bangsa yang "besar, dihormati dan ditakuti"
seluruh Eropa, dan bahkan dunia. An early example was his bombardment of
Corfu in 1923. Contoh awal pemboman tentang Corfu pada tahun 1923. Segera
setelah ia berhasil mendirikan rezim boneka di Albania dan dipaksa berakhir
pemberontakan di Libya yang pernah menjadi koloni (longgar) sejak 1912. Itu
adalah mimpinya untuk membuat Mediterania jamu-jamu kuda ("laut kami"
dalam bahasa Latin).
6. Sejarah kelahiran Demokratisme
Didalam buku dasar - dasar ilmu politik yang ditulis oleh Prof. Miriam
Budiarjo ( 2008 : 108- 134) sejarah kelahiran demokrasi yaitu :
Pada pemulaan pertumbuhannya demokrasi telah mencakup beberapa asas
dan nilai yang di wariskan kepadanya dari masa yang lampau yaitu gagasan
mengenai demokrasi dari kebudayaan Yunani kuno dan gagasan mengenai
kebebasan beragama yang di hasilkan oleh aliran reformasi serta perang-perang
agama yang menyusulnya. Sistem demokrasi yang terdapat di negara kota Yunani
kuno (abad ke 6 sampai abad ke 3 S.M) demokrasi merupakan langsung, yaitu
suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan–keputusan
politik di jalan kan sevara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak
berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung dari demokrasi yunani dapat
diselengarakan secara efektif karna berlangsung dalam kondisi yang
sederhana,wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah sekitarnya)
serta jumlah penduduk sedikit (300.000 penduduk dalam suatu Negara-kota) lagi
pula, ketentuan demokrasi hanya berlaku untuk warga Negara yang resmi, yang
hanya merupakan bagian kecil saja dari penduduk.
Untuk mayoritas yang terdiri dari atas budak belian dan pedangang asing
demokrasi tidak berlaku,dalam Negara modern demokrasi tidak lagi bersifat
langsung,tetapi merupakan demokrasi berdasarkan perwakilan,gagasan yunani
boleh dikatakan hilang dari muka dunia barat waktu bangsa romawi,yang sedikit
banyak masih kenal kebudayaan yunani, dikalahkan oleh suku bangsa eropa barat
dan benua eropa memasuki abad pertengahan (600-1400).
Renaissance adalah aliran yang menghidupkan kembali minat kepada
kesusastraan dan kebudayaan Yunani kuno yang selama abad pertengahan telah
disisihkan. Aliran ini membelokkan pehatian tadinya tulisan-tulisan keagamaan
kearah soal-sola keduniawian dan mengakibatkan timbulnya pandangan-
pandangan baru. Hasil dari pergumulan ini ialah timbulnya gagasan mengenai
perlunya ada keebebasan beragama.
Demokrasi konstitusional abad ke 19 :
Negara hukum klasik
Sebagai akibat dari keinginan untuk menyelangarakan hak-hak politik itu
secara efektif timbulah gagasan bahwa cara yang terbaik untuk membatasi
kekuasaan pemerintah ialah dengan suatu konstitusi,apakah ia bersifat naskah atau
tak bersifat naskah konstitusi itu menjamin hak-hak politik menyelangarakan
pembagian kekuasaan Negara sedemikian rupa sehingga eksekutif diimbangi oleh
kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga hukum.
Menurut Carl j. friedrich,konstitusionalisme dalah gagasan bahwa
pemerintah merupakan :
Suatu kumpulan aktivitas yang diselegarakan atas nama rakyat tetapi
yang tunduk kepada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk
pemerintahan itu tidak di salah gunakan oleh mereka yang mendapat tugas
untuk memerintah
Pada abad 19 dan permulaan abad ke 20 gagasan mengenai perlunya
pembatasan mendapat perumusan yuridis,ahli – ahli hukum eropa barat
continental seperti imanuel kant dan fredich Julius stahl memakai istilah
rechstaat,sedangkan ahli anglo saxon seperti A.Vdicey memakai istilah rule of
law.
empat unsure rechstaat dalam arti klasik yaitu:
Hak –hak manusia
Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak- hak itu ( di
Negara –negara eropa continental biasanya disebut trias polotika )
Pemerintah berdasarkan peraturan –peraturan
Peradilan administrasi dalam perselisihan
Unsur-unsur Rule of law dalam arti klasik, seperti yang dikemukakan oleh A.V.
dicey mencakup:
Supermasi aturan hukum,tidak ada nya kekuasaan sewenang –wenang,
dalam arti bahwa seseorang hanya boleh di hukum kalau melanggar
hukum.
Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum,dalil ini berlaku baik
untuk orang biasa,maupun penjabat.
Terjaminya hak –hak manusia oleh undang – undang ( dinegara lain oleh
undang – undang) serta keputusan – keputusan pengadilan.
Demokrasi konstitusional abad ke 20
Rule of law yang dinamis
Dalam abad ke 20 terutama sesudah perang dunia ke II ,telah
terjadi perubahan ini perubahan social ekonomi dan ekonomi yang sangat
besar.perubahan – perubahan ini disebabkan oleh factor, antara lain
banyaknya kecaman terhadap ekses – ekses dalam industrialisasi dan
sistem kapitalis; tersebarnya paham sosisalisme yang mengingin kan
pembagian kekayaan secara merata serta kemenangan dari beberapa partai
sosialis di eropa.
Gagasan bahwa pemerintah dilarang campur tangan dalam urusan
warga Negara baik dibidang social maupun di bidang ekonomi,lambat laun
berubah menjadi gagasan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyat dan karnanya harus aktif mengatur kehidupan
ekonomi dan social.
Perkembangan demokrasi di asia :
Paksitan dan Indonesia
Sesudah nya perang dunia II muncul beberapa Negara asia dan
afrika.walaupun Negara – Negara baru itu banyak berbeda satu sama lain baik
mengenai kebudayanya,kegiatan geografisnya,maupun perkembangan sejarahnya.
Pakistan
Ketika lahir pada tahun 1947 pakistan terdiri atas dua bagian,Pakistan
baran dan Pakistan timur yang satu sama lain terikat persamaan agama yaitu
agama islam.tetapi kedua bagian terpisah sevara geografis oleh wilayah india
sepanjang 1.600km dan juga berbeda dalam hal kebudayaan,bahasa,tingkat
pendidikan,dan sebagainnya. Pakistan timur dalam bahasa dan kebudayaannya
berorientasi kepada Bengal,sedangkan Pakistan barat kepada Punjab.pakistan
timur lebih bnyak penduduknya,tetapi mayoritas pegawai negeri.sementara itu,
bnyak perwira angkatan darat bersal dari Pakistan barat lebih besar kemajuan
ekonominya sehingga Pakistan timur dianaktirikan pada semua bidang.
Presiden ayub khan berpendapat bahwa sistem parlementer kuran cocok
untuk Pakistan yang 80 % rakyat nya buta huruf, karna itu ia mengangap struktur
perlu dirombak dan diganti dengan suatu sistem yang memenuhi beberapa syarat :
Mudah dimengerti oleh rakyat yg buta huruf dan hidup di daerah
perdesaan
Memberi kesempatan kepada rakyat termasuk lapisan yang paling bawah
untuk secara aktif memikirkan memutuskan masalah social dan politik
Menyusun pemerintahan yang kokoh yang tidak di ombanng – ambingkan
oleh dewan perwakilan rakyat.
Gagasan ayub khan dituang dalam suatu undang – undang dasar yang
mulai berlaku bulan juni 1962 dan dinamakan,demokrasi dasar ( basic democracy
).
Perubahan dari sistem presidensial kesistem parlementer mewarnai
perkembangan demokrasi di Pakistan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
sistem pemerintahan yang kemudian dianut oleh Pakistan adalah sistem semi-
presidensial.
INDONESIA
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut
selama 25 tahun berdirinya republic Indonesia ternyata masalah pokok yang kita
hadapi ialah bagaimana,dalam masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya
,mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi disamping membina suatu kehidupan
social dan politik demokratis.
Dipandang dari sudut perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dapat di
bagi dalam empat masa yaitu :
Masa republic Indonesia I ( 1945 – 1959 ) yaitu masa demokrasi (
konstitusional ) yang menonjolkan peranan parlemen serta partai – partai
dan yang karena itu dapat dinamakan demokrasi parlementer.
Masa republic Indonesia II ( 1959 – 1965 ) yaitu masa demokrasi
terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi
konstitusi onal yang secara formal merupakan landasanya,dan menunjukan
beberapa aspek demokrasi rakyat.
Masa republic Indonesia III ( 1965 – 1998 ) yaitu masa demokrasi
pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem
presidensial.
Masa republic Indonesia IV ( 1998 – sekarang ) yaitu masa reformasi yang
menginginkan tegaknya demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap
praktik – praktik politik yang terjadi pada masa republic Indonesia III.
Masa republic Indonesia I (1945 – 1959) masa demokrasi
konstitusional
Sistem parlementer yang berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di
proklamirkan dan kemudian di perkuat dalam UUD 1949 Dan 1950,ternyata
kurang cocok untuk Indonesia meskipun dapat berjalan secara memuaskan dalam
beberapa negara Asia lain.
Persatuan yang dapat digalang untuk menghadapai musuh bersama
menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan – kekuatan konstruktif
sesudah kemerdekaan tercapai,karna lemahnya benih – benih demokrasi sistem
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai – partai politk dan dewan
perwakilan rakyat.
UUD 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer di mana badan
eksekutif yang terdiri atas presiden sebagai kepala Negara konstitusional. Dan
mentrinya mempunyai tanggung jawab politik,karena fragmentasi partai – partai
politik setiap cabinet berdasarkan koalisi yang berkisar pada satu atau dua partai
besar dengan beberapa partai kecil.
Faktor – faktor semacam ini ,ditambah dengan tidak adanya anggota –anggota
partai –partai yang bergabung dalam konstituante untuk mencapai consensus
mengenai dasar Negara untuk undang – undang dasar baru mendorong
Ir.soekarno sebagai presiden untuk mengeluarkan dekrit presiden 5 juli yang
menentukan berlakunya kembali undang – undang dasar 1945 .dengan demikian
masa demokrasi berdasarkan sistem parlementer berakhir.
Masa republic Indonesia II (1959 – 1965) masa demokrasi Terpimpin
Ciri-ciri ini ialah dominasi dari presiden ,terbatasnya peranan partai
politik,berkembangnya pengaryh komunis ,dan meluasnya peranan abri sebagai
unsure social–politik. Dekrit 5 juli dapat dipandang bsebagai suatu usaha untuk
mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembetukan kepemimpinan
yang kuat.
Undang –undang dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden
untuk bertahan selama sekurang – kurangnya lima tahun akan tetapi MPRS
NO.III/1963 yang mengangkat Ir.soekarno sebagai presiden seumur hidup telah
membatalkan pembatasan waktu lima tahuni ini. Selain itu terjadi penyelewengan
di bidang perundang – undangan di mana berbagai tindakan pemerintah
dilaksanakan melalui penetapan presiden yang memakai dekrit 5 juli sebagai
sumber hukum.
Partai politik dan pers yang dianggap menyimpang dari rel revolusi di
tutup ,tidak dibenarkan,dan dibreidel,sedangkan politik mercu suar di bidang
hubungan luar negeri dan ekonomi dalam negeri telah menyebabkan keadaan
ekonomi menjadi bertambah suram.G 30S/PKI telah mengakhiri periode ini dan
membuka peluang untuk dimulai nya masa demokrasi pancasila.
Masa Republik Indonesia III (1965 – 1998) masa demokrasi
Pancasila
Landasan formal dari periode ini ialah pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, serta ketetapan MPRS. Perkembangan lebih lanjut pada masa republic
Indonesia III ( yang juga disebut orde baru yang menggatikan orde lama)
menunjukan peranan presiden yang semakin besar, secara lambat laun tercipta
pemusatan kekuasaan di tangan presiden karena presiden soeharto telah menjelma
sebagai seorang tokoh yang paling dominan dalam sistem politik Indonesia. Tidak
saja karena jabatannya sebagai presiden dalam sistem presidensial ,tetapi juga
karena pengaruhnya yang dominan elit politik Indonesia,keberhasilan memimpin
penumpasan G 30 S/PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan menggunakan
surat perintah 11 maret ( super semar ) memberikan peluang besar kepada
soeharto untuk tampil sebagai tokoh yang paling berpengaruh di Indonesia.
Masa republik Indonesia III menunjukan keberhasilan dalam
penyelangaraan pemilu.pemilu diadakan secara terartur dan berkesinambungan
sehingga selama periode tersebut berhasil diadakan enam kali pemilu masing –
masing pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 dari awal periode
baru memang menginginkan adanya pemilu.ini terlihat dari dikeluarkannya
undang–undang pemilu pada tahun 1969. Hanya setahun setelah soeharto dilantik
sebagai presiden oleh MPRS pada tahun 1968 atau dua tahun setelah ia dilantik
sebagai presidaen pada tahun 1967. Hal ini sesuai dengan slogan orde baru pada
masa awalnya yakni melaksanakan UUD 1945 Secara murni dan konsekuen.
Namun ternyata nilai-nilai demokrasi tidak diberlakukan dalam pemilu-
pemilu tersebut karena tidak ada kebebasan memilih bagi para pemilih dan tidak
ada kesempatan sama bagi ketiga organisasi peserta pemilu. Akibat dari semua ini
adalah semakin menguatnya kelompok-kelompok yang menentanmg presiden
soeharto dan orde baru.
Masa republic Indonesia IV (1998 – sekarang) Masa Reformasi
Tumbangnya orde baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan
demokratisasi di Indonesia ,pengalaman orde baru mengajarkan kepada bangsa
Indonesia bahwa pelangaran terhadap demokrasi membawa kehancuran bagi
negara dan penderitaan rakyat. Bahwa saat itu bangsa Indonesia bersepakat untuk
melakukan sekali lagi demokratisasi, yakni proses pendemokrasian sistem politik
Indonesia sehingga kebebasan rakyat terbentuk, kedaulatan rakyat dapat
ditegakkan dan pengawasan terhadap lembaga eksekutiff dapat dilakukan oleh
lembaga pewakilan rakyat (DPR).
Presiden Bj.habibie yang dilantik sebagai presiden untuk mengatikan
presiden soeharto dapat dianggap sebagai presiden yang akan memulai langkah –
langkah yang demokratisasi dalam orde reformasi.
Langkah terobosan yg dilakukan dalam proses demokratisasi adalah
amandemen UUD 1945 yang di lakukan oleh mpr hasil pemilu 1999 dalam empat
tahap selama empat tahun ( 1999 - 2002 ).beberapa perubahan penting dilakukan
terhadap UUD 1945 agar UUD 1945 Mampu menghasilkan pemerintahan yang
demokratis.
Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses demokratis adalah
amandemen UUD 1945 yang dilakukan oleh MPR hasil pemilu 1999 dalam empat
tahap selama empat tahun (1999 – 2002 ),beberapa perubahan penting dilakukan
terhadap UUD1945 agar UUD 1945 mampu menghasilkan pemerintahan yang
demokratis.
Pelaksanaan pemilu legislative dan pemilihan presiden pada tahun 2004
merupakan tonggak sejarah politik penting dalam sejarah politik Indonesia
modern karena terpilihnya anggota – anggota DPR,DPD, DPRD telah
menuntaskan demokratisasi telah berhasil membentuk pemerintah indonesia yang
demokratis karena nilai–nilai demokrasi yang penting telah di terpakan melalui
pelaksanan peraturan dari UUD 1945. Memang benar bahwa demokratisasi adalah
proses tanpa akhir karena demokrasi adalah sebuah kondisi yang tidak pernah
terwujud secra tuntas ,namun dengan adanya perubahan – perubahan tadi
,demokrasi di indonesia telah mempunyai dasar yang kuat untuk berkemban38
7. Sejarah Kelahiran Pancasila
Proses perumusan pancasila diawali ketika dalam siding BPUPKI pertama
dr. Radjiman Widyodiningrat mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas
didalam sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentaang suatu calon rumusan
dasar Negara Indonesia. Kemudian untuk memberi nama istilah dasar Negara
tersebut soekarno memberikan nama pancasilaa” yang artinya lima dasar” hal ini
menurut soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli
bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 agustus 1945 indonesia memproklamirkan kemerdekaan,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 agustus 1945 disahkannya Undang-
38 Miriam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik. Jakarta, 2008, hlm :105-134
Undang Dasar 1945 termasuk pembukaan UUD 1945 termasuk Pembukaan
Undang- Undang 1945 dimana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip
sebagai satu dasar Negara yang diberi nama pancasila. Sejak saat itulah perkataan
pancasila telah menjadi bahas Indonesia dan merupakan istilah umum. Walaupun
dalam alinea IV pembukaan UUD 1945 tidak termuat pancasila, namun yang
dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
pancasila. Hal ini didasarkan atas intrprestasi historis trutama didalam rangka
pembentukan rumusan dasar Negara, yang kemudian secaca sepontan diterima
oleh peserta sidang secara bulat.39
B. Tujuan berkembangnya ideology - ideologi dunia dan berpengaruh
pada sistem politik
1. Tujuan dan Sistem politik sosialisme
Sosialisme dengan demokrasi, memiliki hubungan yang sangat penting,
ia menjadi bagian dari dari kebijakan sosialis. Sosialisme dalam konteks
demokrasi yang memiliki tujuan dengan inti yang sama, yakni untuk lebih
mewujudkan demokrasi lebih memperluas penerapan - penerapan prinsip
demokrasi memiliki tujuan dengan inti yang sama, yakni untuk lebih
mewujudkan demokrasi dengan memperluas penerapan perinsip – prinsip
demokrasi dari hal- hal yang bersifat polituik sampai pada yang bersifat
nonpolitis pada masyarakat.
Sejarah lahirnya sosialisme menunjukkan, bahwa gerakan sosialis yang
berhasil hanya berkembang dinegara dan tradisi demokrasi yang kuat antara lain
seperti Inggris, Negara di Kawasan Skandinavia, Belgia, Belanda, Swiss,
Australia, Selandia Baru , Prancis dan Israel. Adanya keseiringan ini sederhana.
Dinegara dengan pemerintahan demokratis konstitusional yang pada umumnya
diterima oleh rakyat kaum sosialisme dapat memusatkan perhatian pada
pembaruan yang ekonomi social yang luas, seperti menciptakn lebiih banyak
kesempatan kelompok yang tidak mampu dalam masyarakat, mengakhiri
ketimpangan yang lebih banyak yang disebabkan oleh asal- usul seseorang dalam
masyarakat darpada karena faktor pelayanan jasa, membuka cakrawala pendidikan
39 Kaelan, Pendidikan pancasila .Yogyakarta “ Paradigma,2004. hlm : 23
bagi semua orang, menghilangkan praktik diskrimatif atas dasar seks, agama, ras,
atau keras didalam masyarakat, menata kembali dan merorganisasi perekonomian
demi kepentingan anggota masyarakat.40
2. Tujuan dan Sistem politik komunisme
Secara teoritis , pemerintahan komunis yang didasarkan ideologinya
memperlakukan semua Negara bagian mereka , rakyat dan cita- citanya
menciptakan masayarakat sama rata- sama rasa. Dalam kenyataannya” jauh
panggang dari api”. Kekerasan , penyingkiran lawan- lawan, pembuangan,
pengasingan, agotasi dan propaganda untuk menghancurkan bagi mereka yang
tidak sejalan merupakan tindakan biasa yang harus dijalankan dengan cara
revolusioner dan radikal. Dengan demikian , ideologi komunisme melahirkan
suatu sistem politik yang otoriter dan tirani seperti yang diperlihatkan oleh
penguasa Stalin dan Lenin di Rusia, Mao Tsu Tung di China, Fidel Catro di Kuba,
Rezim khemer merah dengan polpot dank hi Shimpan di Kamboja, dll. Melalui
partai komunisme yang menganut single party memegang kekuasaan dengan
mutlak dictator. Rakyat tidak mungkin mengembangkan buah pikirannya , apalagi
melakukan partisipasi politik yang berbeda dengan partai komunisme yang
berkuasa, termasuk untuk mengemukakan kebijaksanaan partai negara41
3.Tujuan dan Sistem Politik Liberalisme
Sistem politik ditiap Negara berbeda beda, karena masing- masing Negara
berbeda – beda. Di Negara yang menganut faham liberalisme seperti Amerika
Sarikat atau inggris, dianut sistem politik liberal. Sistem politik liberal itu sendiri
dicirikan dengan adanya kebebasan berpikir bagi setiap individu dan kelompok,
pembatasan kekuasaan, khususnya dari pemerintah dan agama, penegkan hukum,
pertukaran gagasan yang bebas, dan suatu pemerintahan yang transparan, yang
didalamnya hak- hak kaum minoritas dijamin.42 Selanjutnya Rudy May dalam
bukunya Pengantar Ilmu Politik mengatakan bahwasaannya liberalisme menuju
konsep pemikiran politik yakni bertujuan untuk menetapkan pembatasan
kewenangan pemerintah dengan menetapkan pembatasan itu dalam undang dalam
40 Ibid, hlm 24 41 Alfian, Politik, Kebudayaan dan Manusia Indonesia, Jakarta, LP3ES, 1982, HLM. 45 42 Retno Listyarti, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Erlangga, 2007, hlm :152
undang- undang dasar mengusahakan pemerintahan berdasar system perwakilan
rakyat dan jaminan hak asasi manusia khususnya hak – hak pribadi/ individu
terhadap pola rezim pemerintahan yang otoriter dan kekuasaan absolute.43
Sistem poliitik di Amerika Sarikat hampir mirip dengan Sistem Politik
Indonesia, walaupun tetap berbeda karena bentuk Negara yang beerbeda. Berikut
adalah indikatornya. Amerika sarikat merupakan Negara demokrasi konstitusional
dengana sistem threetier dan institusi kehakiman yang bebas. Terdapat tiga urutan
pemerintahan yaitu nasional, Negara bagian dan pemerintahan lokal yang
mempunyai badan legislative dan serta eksekutif dengan bidang kekuasaan
masing- masing. Negara ini mengambil bentuk sarikat atau federalisme dimana
Negara pusat dan Negara bagian berbagi kekuasaan. Negara pusat berkuasa
terhadap beberapa perkara seperti percetakan mata uang Amerika serta kebijakan
pertahanan. Sementara itu, Negara- Negara bagian berkuasa menentukan hak dan
undang- undang masing – masing seperti hak penguguran bayi dan hukuman
semaksimal dalam hal undang – undang. Dinegara ini semua rakyat yang berusia
18 tahun keatas berhak memilih, pemilu untuk pemiihan presiden diadakan untuk
4 tahun sekali. Disamping pemilu untuk pemilihan presiden , ada pula pemilih
paru waktu , yang diadakan pertengahan tahun masa presiden. Dalam pemilu yang
dipilih bukanlah presiden melainkan seluruh anggota dewan perwakilan dari
sepertiga dari separuh senator dari tiap Negara bagian.44
Liberalisme menurut Huszar dan Stevenson dalam bukunya political
Sciences, bersumber kepada pemikiran politik yang bersumber dari teori John
Lock ( 1632 – 1704 ), yang mengemukakan bahwa manusia itu dijamin oleh
konstitusi dan dilindungi oleh pemerintah. Pemerintah harus memakai sistem
perwakilan, jadi harus dalam kerangka demokratis.45 System politik liberal ini
sangat kuat mempengaruhi bentuk Negara di Erofa barat pada awalnya, kemudian
berkembang pascakolonialisme dunia barat terhadap dunia ketiga, yakni kawasan
Asia, Afrika,dan Amerika Latin. Pengaruh semakin meluas dan mendunia,
terutama setelah dipenghujung abad ke – 20 dengan runtuhnya komunisme maka
Negara- Negara Erofa timur, kawasan Asia dan Amerika latin, yang dulunya
43 Rudy May, Pengantar Ilmu Politik,Bandung, Refika,1992, hlm : 77-78 44 Retno Listyarti. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, Erlangga, 2007, hlm :153 45 Ibid, hlm. 59
berfaham sosialisme, perlahan kini telah mengorbit dalam sistem demokrasi
liberal.46
Dengan dianutnya faham liberal , Negara- Negara kerajaan yang bersifat
feodal dan bertumpu kepada kesetiaan terhadap raja dan keluarganya telah
berubah. Lahir Negara yang demokratis dengan semangat bertumpu kepada
semangat rasa nasionalisme yang menempatkan kesetiaan didasarkan persamaan,
persaudaraan dan keadilan sebagai warga yang membentuk dirinya sebagai satu
bangsa. Terbentuk Negara seperti di Negara Erofa seperti Prancis, Jerman,
Inggris, Italia, dan lainnya yang tidak lagi berpusat pada sistem politik yang
berpusat kepada gereja ( Paus ) di Roma. Negara dengan sendirinya menjadi
kekuatan yang terbesar, tertinggi dan otonom dan diinspirasikan rasa kebangsaan
bukan lagi membangun’’ Kerajaan Tuhan di Bumi “. Oleh sebab itu , telah
berkembang sedemikian rupa . bentuk Negara dapat dibedakan dalam dua macam,
yakni bentuk Negara Republik dan bentuk Negara Kerajaan.47
Dengan pengaruh liberalisme , bentuk republik bersifat parlementer seperti
Jerman dan Prancis, Italia. Adapun yang monarki absolute bergeser menjadi
monarki konstitusional atau monarki parlementer, seperti Inggris, Belanda,
Belgia,Spanyol. Lebih jauh dapat diamati Negara- Negara di kawasan Erofa Barat
khususnya, serta kawasan lainnya setelah berakhirnya perang dunia di
pertengahan abad ke 20 dan setelah runtuhnya faham komunisme disejumlah
Negara pada paruh akhir era 80 –an. Pada awalanya suara Raja dan suara Paus
adalah suara tuhan, setelah pengaruh liberalisme demikian kuat melanda erofa,
kekuatan suara ada ditangan setiap warga, itu berati suara rakyat adalah suara
tuhan ( Fox dei – Fox Popule ).48
Tapi ternyata konsepsi liberalisme dan individualisme ini memiliki
kelemahan, yakni yang menjadikan dasarnya ternyata hanya menguntungkan
kaum berjois atau mereka yang kuat secara ekonomis, sedangkan mereka yang
secara ekonomis lemah ( golongan miskin ) selalu dijadikan golongan yang
dirugikan karena dalam memperjuangkan keinginan - keinginannya mereka tidak 46 Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, Jakarta, Bumi Aksara, 2006, hlm : 248 47 Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, Jakarta, Bumi Aksara, 2006, hlm : 249 48 Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat, Jakarta, Bumi Aksara, 2006, hlm : 249
mempunyai fasilitas, sehingga selalu kalah dalam persaingan bebas itu. Dengan
kekayaan kaum berjuis berhasil melakukan propaganda dan kampanye untuk
mendudukaan wakil wakilnya diparlemen dalam porsi yang besar. Dan parlemen
inilah yang membuat aturan –aturan untuk menjadi hukum Negara yang harus
dilaksanakan oleh pemerintah, maka masuk akal jika aturan – aturan yang keluar
dari parlemen itu selalu menguntungkan kaum borjuis.49
4. Tujuan dan Sisem politik Kapitalisme
Didalamfile:///D:/mata%20kuliah%20semester%20III/etik/A%20ideo
logi,%20Kapitalisme,%20Sosialisme,%20Liberalisme,%20Neoliberalisme,%
20Fundamentalisme.html menjelaskan Secara bahasa, kapitalisme adalah
paham tentang kapital (modal). Jika dikembangkan lebih lanjut, maka Kapitalisme
berarti paham ekonomi yang didasarkan pada penginvestasian uang dalam rangka
menghasilkan uang. Kapital tidak harus berupa uang, tetapi aset-aset lain
(misalnya tanah, bangunan, kendaraan) yang bisa diinvestasikan untuk
menghasilkan uang. Uang yang dihasilkan dari investasi tersebut kembali
digunakan untuk investasi untuk menghasilkan uang.
Kapitalisme terdiri atas 3 varian, yaitu Kapitalisme Pedagang, Kapitalisme
Produksi, dan Kapitalisme Finansial. Kapitalisme Pedagang (Merchant
Capitalism) termasuk jenis Kapitalisme yang paling tua. Kapitalis (pelaku
permodalan) menginvestasikan hartanya untuk mencari barang yang langka dan
memiliki keuntungan jika diperdagangkan. Investasi tidak harus berupa uang,
melainkan dapat termasuk kendaraan, barang kebutuhan primer, barang berharga,
dan sejenisnya. Kapitalisme Pedagang menuntut pembukaan pasar yang nantinya
akan dilakukan monopoli atasnya.
Kapitalisme Produksi (Production Capitalism) dilakukan oleh Kapitalis
yang memiliki alat dan cara produksi. Bentuk yang paling dikenal adalah
“pabrik.” Pabrik digunakan untuk memproduksi barang tertentu, untuk kemudian
dipasarkan. Untuk memproduksi barang, pemilik pabrik membutuhkan pekerja
(labor). Labor ini sekaligus juga konsumen dari barang yang mereka produksi.
Barang yang dihasilkan ditukar dengan uang di “pasar” (market). Keuntungan dari
49 Marbur dan Mahfud, Pokok- Pokok Hukum Administrasi Negara. Yogykarta. Liberty, 1987,hlm:45
penjualan digunakan Kapitalis untuk diinvestasikan ke dalam pabriknya, ataupun
pada kegiatan lain. Uang, cara produksi, alat produksi, pasar, profit, dan uang,
adalah konsep-konsep kunci untuk menganalisis Kapitalisme Produksi ini.
Kapitalisme Keuangan (Financial Capitalism) merupakan bentuk terbaru
dari Kapitalisme. Dalam Kapitalisme Keuangan, modal diinvestasikan bukan ke
dalam bentuk barang, tenaga kerja, atau pabrik. Uang diinvestasikan ke dalam
sellisih uang. Komoditas produksi Kapitalisme Keuangan adalah saham dan nilai
tukar uang (valuta). Pasar dalam kegiatan Kapitalisme Keuangan adalah “bursa
efek.” Kapitalisme Keuangan inilah yang kerap menciptakan devaluasi
(penurunan) nilai mata uang dunia.
5. Tujuan dan Sistem politik islam
Negara merupakan organsasi tertinggi dan terbesar dimuka bumi, paling tidak
untuk saat ini, walupoun ada badan dunia, tempat Negara- Negara untuk berbicara
memecahakan persoalan yang timbul dalam tatanan pergaulan internasional, tetapi
badan seperti perserikatan bangsa PBB, sekalipun, ternyata masih didalam kendali
suatu Negara yang memiliki kemampuan hegemoni. Negara pada dasarnya juga
sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diatur dalam suatu sistem kehidupan,
khususnya sistem politik. Sistem politik yang dimaksud disini tentu, sesuatu
sistem politik yang berbasis nilai- nilai islam atau syariat islam. Politik disini
merupakan Syiayah Syar’yyah. Menurut Yusuf Qarhawy, bahwa syiyayah syariah
adalah politik yang dilandaskan pada kaidah - kaidah syariat, hukum dan
tuntutannya.50
Sistem politik islam itu didasarkan ada tiga prinsip , yakni, tauhid
(kemahesaan tuhan ), risalah ( Kerasulan Muhammad ) dan Khalifah.51
Tauhid berarti tuhan yang maha esa sajalah, pencipta, pemelihara dan
penguasa dari seluruh alam ( Universum dan segala yang terdapat didalamnya
baik organis dan inorganis ). Kedaulatan ini hanya terdapat padanya, dia sajalah 50 Yusuf Al- Qardhawy, Pedoman Bernegara dalam perspektif islam, Jakarta, Pustaka Alkautsar, 1999, hlm 33 51 Abdul Ala’ Al Maudadi, Pokok- pokok Pandangan Hidup Muslim, Jakarta, Bulan Bintang, 1979, hlm .53.
yang berhak untuk memberi perintah atau melarang. Pengabdi ( Iadah ) dan
ketaatan hanya kepada nya, tidak ada pihak manapun yang berhak dalam taraf
apapun. ( Risalah, Rasullullah sesuai dengan maksud kitabullah itu, telah
menegakkan bagi kita salah satu pola dari sistem hidup dalam islam dengan
melaksakan hukum islam itu dan memberikan dalam praktik dengan detail (
secara rinci yang diperlukan ). Kombinasi kedua dinamakan syariah. Sistem yang
dibangun oleh rasullullah SAW. Kaum mukminim yang hidup bersama beliau
dimadinah jika dilihat dari segi praktis dan diukur dengan variable- variable
politik diera modern. Tidak disnagsikan lagi dapat dikatakan bahwa sisterm itu
adalah sistem politik par excellence. Dalam waktu yang sama juga tidak
menghalangi untuk dikatakan bahwa sistem ini adalah sistem religious jika dilihat
dari ttuuannya, motifnya dan fundamental maknawi tempat sistem itu berpijak.52
Khilafah menurut kamus bahasa arab berarti perwakilan ( Representation ) .
ini juga menjelaskan mengenai posisi manusia dimuka bumi ini, menurut ajaran
islam adalah posisi khalifah atau wakil dari tuhan. 53 khilafah sebagai perwujudan
dari wakil rakyat didalam sistem politik islam, disini duduk para khalifah,
lembaga tempat mereka berkumpul dan membecirakan atau memecahakan setiap
persioalan yang berkaitan dengan kemasyarakatan atau kenegaran dan ini
dilakukan didalam majlis SYura dengan musyawarah ( Syuro bai nahum ). Majlis
syuro itu mempunyai keputusan legislative yang akan mengikat.54
(Choadai dalam artikelnya terbit 4 Januari 2006 ) yaitu Sistem politik, dalam
pandangan Islam, adalah hukum atau pandangan yang berkenaan dengan cara
bagaimana urusan masyarakat diurus dan diatur dengan hukum Islam. Sebab,
politik itu sendiri, dalam pandangan Islam, adalah mengurus urusan umat dengan
menerapkan hukum Islam, baik di dalam negeri mahupun di luar negeri.
Lantaran itu, Islam telah menetapkan asas bagi sistem politiknya, yang
terdiri daripada empat jenis :
(1) Kedaulatan di tangan syara’ (as-siyadah li as-syar’i),
(2) Kekuasaan di tangan umat (as-sulthan li al-umat),
52 M.Dhiuddin Rais, Teori Politik Islam, Jakarta, GIP, 2001, hlm,4 53 Ibid, hlm 52 54 Muhammad Asad, ( Leopold Weis ), Masalah kenegaraan dalam islam, Jakarta, Yyasan Kesehjateraan Bersama, hlm 42
(3) Pengangkatan satu khalifah untuk seluruh kaum muslimin hukumnya
wajib (wujub nashbi al-khalifah al-wahid li al-muslimin), dan
(4) Khalifahlah satu-satunya orang yang berhak untuk mengambil dan
menetapkan hukum syara’ untuk menjadi undang-undang (li al-
khalifah wahdah at-tabanni).
6. Tujuan dan Sistem Politik Fasisme
Fasisme lahir dari sebuah system politik yang mana kaum-kaum
penganutnya memiliki kesamaan-kesamaan pokok dalam dunia politik itu sendiri,
seperti: frustasi, kemarahan, dan perasaan tak aman.Paham fasisme pertama lahir
di Italia yang dipimpin oleh Benito Mussolini. Selanjutnya dikembangkan oleh
Negara Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler dengan nama lain, yaitu:
Nazisme. Nazisme ini bisa dikategorikan sama dengan fasisme. Akan tetapi
nazisme disini lebih ditekankan tidak hanya nasionalisme saja, bahkan rasialisme
(penekanan pada ras), dan rasisme (ras tertentu lebih unggul daripada ras yang
mengikuti perbedaan biologis).
Tujuan fasisme yang selama ini dianut secara garis besar / umum adalah
membuat individu dan masyarakat berpikir dan bertindak seragam. Dan untuk
mencapai tujuannya tersebut, para fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan
bersama semua dalam metode propaganda. Bahkan fasisme menyatakan bahwa
semua harus tunduk kepada mereka, apabila tidak, akan mereka anggap musuh
bebuyutan mereka. Kisah ini pernah terbukti pada kasus Nazi Jerman.
7. Tujuan dan Sistem Politik Demokratisasi
Dikemukakan bahwa syarat–syarat dasar untuk terselengaranya
pemerintah yang demokratis dibawah rule of law ialah :
Perlindungan konstitusional
Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
Pemilihan umum yang bebas
Kebebasan untuk menyatakan pendapat
Kebebasan untuk berseriakt/ berorganisasi dan beroposisi
Pendidikan kewarganegaraan
Henry B. Mayo dalam buku introduction to democratic theory memberikan
definisi sebagai berikut :
Sebagai politik yang demokratis ialah dimana kebijakan sanaan umum
ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara
efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarkan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.
Akhirnya dapat dibentangkan disini bahwa untuk melaksanakan nilai-niali
demokrasi perlu diselenggarakan beberapa lembaga sebagai berikut:
1. Pemerintahan yang bertanggung jawab.
2. Suatu dewan perwakilan rakyat yang mewakili golongan-golongan dan
kepentingan-kepentingan dalam masyarakat.
3. Suatu organisasi politik yang mencakup satu atau lebih partai politik
(system dwi-partai, multi partai).
4. Pers dan media massa yang bebas untuk menyatakan pendapat.
5. Sistem peradilan yang bebas untuk menjamin hak-hak asasi dan
mempertahankan keadilan.55
8. Tujuan Sistem Politik Pancasila
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakansuatu
nilai sehingga merupakansumber dari segala penjabaran, mulai dari norma, baik
norma hukum atau norma moral maupun norma yang lainnya. Sebagai suatu nilai,
apancasila memberikan dasar- dasar yang bersifat fundamental dan universal ,
baik bagi manusia baik didalam hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Adapun manakala nilai- nilai tersebut akan dijabarkan dalam kehidupan yang
bersifat praktis saja, bangsa maupun Negara mak nilai- nilai tersebut kemudian
dijabarkan didalam suatu norma – norma yang jelas sehingga merupakan suatu
pedoman56.
55 Miriam Budiarjo. Dasar- Dasar Ilmu Politik, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm: 117-119 56 Kaelan, Pendidikan pancasila “ Pardigama” Yogyakarta “ Paradigma, hlm : 85
Pancasila sebagai daasar filsafat Negara serta sebagai falsafah Negara serta
falsafah hidup bangsa Indonesia , mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan, dan kenegaraan harus berdasarkan
nilai- nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Nilai-
nilai pancasila juga merupakan sumber dari segala sumber yang mana yang
manandai dalamnya memuat nilai-nilai pancasila mengandung empat pokok
pikiran yang bilamna yang analisis makna yang terkandung didalamnyatidak lain
adalah merupakan deriviasi atau pejajbaran dari nilai- nilai pancasila.
Pokok pikiran pertama, menyatakan ahwa Negara Indonesia adalah Negara
persatuan, yaitu Negara yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia , mengatasi bagai masalah faham golongan maupun perseorangan
. hal ini merupakan pancasila ketiga.
Pokok pikiran kedua menyatakan bahwa Negara hendak mewujudkan
suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia . dalam hal ini Negara
mewajibkan mewujudkan kesehjateraan umum bagi seluruh warga Negara,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melksanakan ketertiban dunia, yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan social. Pokok pikiran ini ini
pejabaran dari sila kelima.
Pokok pikiran ketiga menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat,
berdasarakan atas kerakyatan dan permusyawaratan/ perwakilan. Hal ini
menunjukkan bahwa Negara Indonesia menjunjung tinggi keberadaan semua
agama dalam pergaulan hidup Negara. Hal ini merupakan penjabaran sila pertama
dan sila kedua.
Dalam pengertian inilah pancasila dapat disimpulkan bahwa pancasila
merupakan fundamental bagi Negara Indonesia terutama dalam pelaksanaan dan
penyelenggaraan Negara.57
C. Perbandingan Terhadap Ideologi – Ideologi Didunia
Disini penulis membuat perbandingan antara sosialisme, komunisme ,
\liberalisme kapitalisme, islam, Fasisme, Demokrasi dan Pancasila. Disini penulis 57 Kaelan, Pendidikan pancasila “ Pardigama” Yogyakarta “ Paradigma, hlm : 75-78
mengabungkan liberalisme dan kapitalisme dikombinasikan karena pada dasarnya
mempunyai kesamaan yang besar dan mempunyai hubungan erat sekali. Table
dibawah nanti akan melihat bagaimana hasil seutuhnya.
N
o
Pembeda Sosialisme
Komunisme Liberalisme
Kapitalisme
Islam
1. Arti Sosialisme
merupakan
ideologi
yang lebih
mengedepa
nkan
persamaan /
pemerataan
derajat
antar
masyarakat
nya.
Komunisme
sebagai anti
Kapitalisme
menggunaka
n sistem
Sosialisme
sebagai alat
kekuasaan
sebagai
prinsip semua
adalah milik
rakyat dan
dikuasai oleh
negara untuk
kemakmuran
rakyat secara
merata.
liberalisme itu
menekankan
pada hak setiap
individu untuk
life, liberty,
and pursuit of
happiness
kapitalisme
adalah paham
tentang kapital
(modal).
Islam adalah
agama yang
diturunkan
Allah kepada
manusia kepada
rasulnya , berisi
hukum- hukum
yang mengatur
hubungan antara
manusia dengan
Allah, manusia
dengan
manusia, dan
manusia dengan
alam semesta.
2. Politik
Hukum
- Demokrasi
untuk
kolektivitas
-Diutamakan
kebersamaa
n
- Masyarakat
sama
dengan
negara
- Demokrasi
rakyat
- Berkuasa
mutlak satu
parpol
- Hukum
untuk
melanggengk
an komunis
Demokrasi
liberal
- Hukum
untuk
melindungi
individu
- Dalam
politik
mementingkan
individu
- mewujudkan
persatuan dan
kesatuan umat
- bermusyawara
h
- menunaikan
amanat dan
menetapkan
hukum secara
adil
- kemestian
menaati Allah
dan Rasul
serta ulil amri
- mempertahan
kan
kedaulatan
Negara dan
larangan
melakukan
agresi dan
invasi
- perdamaian
- meningkatkan
kewaspadaan
dalam bidang
pertahankan
dan keamanan
- menepati janji
mengutamaka
n perdamaian
bangsa
3. Ekonomi - Peran
negara ada
untuk
pemerataan
- Keadilan
distributif
yang
diutamakan
- Peran
negara
dominan
- Demi
kolektivitas
berarti demi
negara
- Monopoli
negara
Peran negara
kecil
- Swasta
mendominasi
- Kapitalisme
- Monopolisme
- Persaingan
bebas
Ekonomi islam
harus
berlandaskan
dengan
-tauhid (
keesaan Allah )
-digerakkan
dengan motif “
mmencari
kebahagiaan
dunia dan
akhirat”
- Prinsip
ta’awun ( tolong
menolong ),
persaudaraan
dan keadilan.
4. Agama - Agama
men dorong
perkemban
gan-nya
kebersama-
an
- Agama
candu
masyarakat
- Agama
harus
dijauhkan
dari
masyarakat
- Agama
urusan pribadi
- Bebas
beragama
- Bebas memilih
agama
- Bebas tidak
beragama
Bahwa semua
kegiatan itu
berlandaskan
dengan agama,
didalam islam
mengandung
arti berserah
diri, tunduk, dan
patuh dan taat
sepenuhnya
kepada Allah
SWT.
Ketundukan dan
kepatuhan
kepada Allah
SWT itu
melahirkan
keselamatan dan
kesehjateraan
diri serta
kedamaian bagi
sesama manusia
dan
lingkungannnya
.
5. Pandang-
an
terhadap
-
Masyarak
at lebih
- Individu
tidak penting
- Masyarakat
- Individu lebih
penting dari
pada
Sesama
individu saling
tolong
individu
dan
masyara-
at
penting dari
individu
tidak penting
- Kolektivitas
yang
dibentuk
negara lebih
penting
masyarakat
- Masyarakat
diabdikan bagi
individu
menolong,
bekerja sama
6. Ciri
Khas
-
Kebersam
aan
-
Akomoda
si
- Jalan
tengah
- Atheisme
- Dogmatis
- Otoriter
- Ingkar
HAM
- Reaksi
terhadap
liberalesme
dan
kapitalisme
- Masyarakat
diabdikan bagi
individu
- Penghargaan
atas HAM
- Demokrasi
- Negara
hokum
- Reaksi
terhadap
apsolutisme
- Kitab Suci
Alqur’an
- Agama islam
ketika
berdakwah
tidak
melakukan
paksaan
Hidup saling
bertoleransi
- Mengadakan
musyawarah
- Adanya ulil
amri (
pemimpin )
Selanjutnya kita lihat sambungan perbandingan antara ideology- ideology
dididunia tersebut
NO Pembeda Fasisme Demokratisasi Pancasila
1. Arti Faham fasisme ini
merupakan tipe
nasionalisme
Demokrasi
menurut asal kata
berarti rakyat atau
Secara Etimologis,
Istilah pancasila
berasal dari bahasa
yang romantic
dengan segala
kemegahan
upacara dan
symbol - simbol
yang
mendukungnya
untuk mencapai
kebesaran Negara
government by the
people(kata Yunani
demos berarti
rakyat,kratos/kretai
n berartikekuasaan
atau berkuasa).
sanskerta dari India (
Bahasa kasta
Brahmana ).
Pancasila itu lima
dasar sendi kehidupan
2. Politik
Hukum
penganutnya
memiliki
kesamaan-
kesamaan pokok
dalam dunia
politik itu sendiri,
seperti: frustasi,
kemarahan, dan
perasaan tak
aman
Perlindungan
konstitusional
Badan kehakiman
yang bebas dan
tidak memihak
Pemilihan umum
yang bebas
Kebebasan
untuk
menyatakan
pendapat
Kebebasan untuk
berseriakt/
berorganisasi dan
beroposisi
Pendidikan
kewarganegaraa
n
Sebagai dasar filsafat
Negara. Pancasila
tidak hanya
merupakan sumberd
deriviasi peraturan
perundang –
undangan, melainkan
juga merupakan
sumber moralitas
terhadap hubungan
dengan legitimasi
kekuasaan, hukum
serta berbagai
kebijakan dalam
pelaksanaan dan
penyelenggaraan
Negara.
3. Ekonomi Ekonomi yang
berdasarkan ekonomi
pancasila
4. Agama Kristiani
Yang mana
Berhak memeluk
agama masing-
Ketuhanan yang maha
esa,
pemimpin fasisme
menggunakan
agama kristiani
agar
masyarakatnya
mengikutinya
masing, bebas Dimana ideology
pancasila ini
menghargai
kepercayaan agama
masing- masing.
5. Pandang
an
terhadap
Individu
dan
masyara
kat lain
Masyarakat itu
menjadi satu
kesatuan dan
kompak
pemikiran untuk
mencapai
kesamaan
Dengan masyarkat
lain itu bebas,
melakukan
kegiatan masing-
masing juga
bekerjasama.
Saling bekerjasama
dan bertoleransi antar
satu sama lain
6. Ciri
Khas
Hak–hak
manusia
Pemisahan atau
pembagian
kekuasaan
untuk menjamin
hak- hak itu ( di
Negara –negara
eropa
continental
biasanya disebut
trias polotika )
Pemerintah
berdasarkan
peraturan –
peraturan
Peradilan
administrasi
dalam
Sesuai isi dari
pancasila itu sendiri
yaitu
1. Ketuhanan
yang maha esa
2. Kemanunsiaan
yang adil dan
beradab
3. Persatuan
Indonesia
4. Kerakyatan
yang dipimpin
oleh
kebijaksanaan
dalam
permusyawara
tan dan
perwakilan
5. Keadilan
perselisihan
social bagi
seluruh rakyat
indonesia
F .Penutup
1. Kesimpulan
Didalam pembahasan telah dibahas tentang
Sejarah lahirnya ideologi Sosialisme, Komunis, Liberalisme,
Kapitalis, Islam, Fasisme, Demokratisme dan Pancasila’’ Dimana
sejarah masing- masing ideology tersebut memiliki sejarah yang
sangat berbeda sekali karena kelahirannya dari beda Negara dan
didasarkan karena banyak faktor seperti agama, tempat, pemimpin,
kesamaan dan lain – lain.
Bahwasannya berkembangnya ideologi - ideologi dunia itu
memiliki tujuan masing- masing agar mendapatkan kesahjetraan
untuk rakyatnya ataupun negaranya, untuk itu diperlukan strategi
dan cara untuk mencapai tujuannya sehigga bisa berpengaruh pada
sistem politik suatu Negara juga.
Dimana dengan dibuat Perbandingan terhadap Ideologi- ideologi
didunia tersebut akan dilihat dari kelemahan dan kelebihan dari
ideology itu sendiri bahkan kateristik ideology itu sendiri.
2. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis paparkan, tentang pengaruh
liberalisme terhadap sistem politik, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca, kritik dan sarannya penulis sarankan untuk pembaca, agar
penulis bisa memperbaiki makalah ini lebih baik dan untuk membuat makalah-
makalah selanjutnya.
G. Daftar Pustaka
Anwar Khairul. 2010. Kuliah Sistem Politik Indonesia. Pekanbaru :Print
Budiarjo Miriam. 2008. Dasar - dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Fakih Mansour. 2003. Bebas dari Neoliberalisme. Yogyakarta : Insist Press
Inu Kencana Syafi’i. 2011. Ekologi Pemerintahan. Bandung : Pustaka Reka Cipta
Isjwara. 1999. Pengantar Ilmu Politik. Bandung : Putra badin
Kaelan. 2004. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
Kaelan dan Zubaidi Achmad. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi.Yogyakarta : Paradigma
Listyarti Retno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas
X. Jakarta : Erlangga
Marbun dan Mahfud. 1987. Pokok- pokok Hukum Administrasi Negara.
Yogyakarta : Liberty
May Rudi.1992. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Refika
Said Ali As’Ad. 2012. Ideologi Gerakan Pasca Reformasi. Jakarta : LP3ES
Surbakti Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia Widiasarana
Indonesia
Syam Firdaus. 2007. Pemikiran Politik Barat. Jakarta : Bumi Aksara
Http:///D:/mata%20kuliah%20semester%20III/etik/A%20ideologi,%20Ka
pitalisme,%20Sosialisme,%20Liberalisme,%20Neoliberalisme,%20Fundamentali
sme.html
Http://dc430.4shared.com/doc/hkmlZ1Vy/preview.html
Yunisiva Hesti.2003. Ideologi dalam perspektif Islam. Bandung : ESAB Ghifari
Yusuf