ejournal · web viewdisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan...

22
eJournal llmu Komunikasi, 2013, 1 (4): 303-316 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013 HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA SANGATTA KAB.KUTAI TIMUR Octa Pratama 1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauh mana hubungan komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai kantor dinas pendapatan daerah Kota Sangata Kutai Timur. Penelitian analisis korelasi rank sparman dengan menggunakan metode proposional sampel. Besarnya sampel yang digunakan 60% dari populasi yang berjumlah 45 orang. Adapun sampel pada penelitian ini adalah 27 orang Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi penelitian kepustakaan, penelitian lapangan atau observasi, serta dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah ukuran korelasi statistik non parametrik yaitu koefisien rank spearman. Berdasarkan hitungan pada intensitas PNS Dispenda Kutim r s empires = 0,851953602 atau 0,852 r s tabel = 0,491. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci:komunikasi interpersonal, kinerja, PNS, Dispenda, Sangatta, Kab.Kutai Timur PENDAHULUAN Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara pada khusus-nya pegawai negeri sipil (PNS). Sesuai dengan undang-undang nomor 43 tahun 1999, mengenai penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil (PNS). Menuntut seorang pegawai dengan tegas mampu melaksanakan setiap tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak yang melekat pada jabatan. Dalam usaha mencapai tujuan nasional diperlukan pegawai negeri sipil (PNS) yang penuh tanggung jawab dalam mengemban tugas yang telah diamanatkan oleh negara. Oleh sebab itu diperlukan pegawai negeri sipil (PNS) yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu 1 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Upload: phamkien

Post on 09-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal llmu Komunikasi, 2013, 1 (4): 303-316ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id© Copyright 2013

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA

SANGATTA KAB.KUTAI TIMUR

Octa Pratama1

AbstrakTujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui sejauh mana hubungan komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai kantor dinas pendapatan daerah Kota Sangata Kutai Timur. Penelitian analisis korelasi rank sparman dengan menggunakan metode proposional sampel. Besarnya sampel yang digunakan 60% dari populasi yang berjumlah 45 orang. Adapun sampel pada penelitian ini adalah 27 orang Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi penelitian kepustakaan, penelitian lapangan atau observasi, serta dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah ukuran korelasi statistik non parametrik yaitu koefisien rank spearman. Berdasarkan hitungan pada intensitas PNS Dispenda Kutim rs empires = 0,851953602 atau 0,852 rs

tabel = 0,491. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim.

Kata Kunci:komunikasi interpersonal, kinerja, PNS, Dispenda, Sangatta, Kab.Kutai Timur

PENDAHULUANKelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara pada khusus-nya pegawai negeri sipil (PNS). Sesuai dengan undang-undang nomor 43 tahun 1999, mengenai penilaian pelaksanaan pekerjaan pegawai negeri sipil (PNS). Menuntut seorang pegawai dengan tegas mampu melaksanakan setiap tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak yang melekat pada jabatan. Dalam usaha mencapai tujuan nasional diperlukan pegawai negeri sipil (PNS) yang penuh tanggung jawab dalam mengemban tugas yang telah diamanatkan oleh negara. Oleh sebab itu diperlukan pegawai negeri sipil (PNS) yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era globalisasi. Profesi seorang pegawai negeri bukan hanya dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugasnya, tetapi juga memiliki kemahiran dalam berkomunikasi. Proses komunikasi dalam suatu organisasi merupakan faktor yang menghubungkan setiap aktivitas yang dilakukan oleh setiap anggota organisasi. Komunikasi yang efektif akan memiliki dampak terhadap kinerja dari organisasi baik dari segi keterampilan, kepuasan, dan semangat kerja para pegawai. Dalam suatu organisasi, khusus-nya organisasi pemerintah penting juga menjaga arus komunikasi baik di antara pegawai, maupun dengan atasan, hal ini bertujuan untuk memperlancar setiap aktivitas yang dilakukan untuk mencapai target yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pegawai. Sehingga komunikasi dapat dijadikan suatu evaluasi mengenai berhasil atau tidaknya tujuan dari suatu organisasi.

1 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

Dalam konteks organisasi pemerintah, setiap instansi memiliki rencana kerja organisasi. Rencana kerja organisasi merupakan serangkaian perencana-an suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan dari organisasi, dengan mempersiapkan sarana dan prasarana untuk mendukung tercapainya tujuan dari rencana kerja organisasi. Diperlukan jumlah tenaga sumber daya manusia (SDM) yang memadai dengan memiliki seperangkat pengetahuan, kemampuan dan bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diamanatkan. Dalam pelaksanaan rencana kerja organisasi setiap pegawai memiliki tugas-tugas yang harus dilaksanakan untuk mencapai target yang telah ditentukan. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan beberapa target yang masuk dalam rencana kerja organisasi tidak dapat tercapai. Hal ini disebabkan kurangnya jumlah tenaga sumber daya manusia (SDM), dan kurang efektifnya proses komunikasi di antara para pegawai.

Kantor dinas pendapatan Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu instansi pemerintah yang mengurus sumber penerimaan asli daerah, dana perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain, pendapatan yang sah diatur dalam undang-undang nomor 34 tahun 2000.

Dalam rangka proses penyelenggaraan pemerintahan pelayanan masyarakat yang baik dan tujuan rencana kerja pegawai diperlukan sumber daya manusia yang handal, hal tersebut sangat diperlukan guna efektifnya dalam melaksakan tugas dan fungsinya masing-masing.

Untuk mendukung penyelenggaraan hubungan komunikasi inter-personal antar pegawai terhadap kinerja pada dinas pendapatan daerah kota Sangata diperlukan informasi mengenai tugas-tugas yang dilaksanakan oleh masing-masing pegawai. Dimana pegawai kantor dinas pendapatan daerah Kutai Timur berjumlah 86 orang yang terdiri dari 45 orang pegawai negeri sipil (PNS) dan 41 orang pegawai tidak tetap bulanan (PTTB), hal tersebut masih sangat kurang, dengan jumlah sumber daya manusia yang ada. Keadaan tersebut bertolak belakang dengan luas 35.747,5 km atau 17 % dari luas wilayah Kalimantan Timur.

Kabupaten Kutai Timur berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 mempunyai penduduk 167.859 jiwa yang terdiri dari suku Kutai, Dayak, Banjar, Jawa, Bugis, Flores dan Etnis lainnya. Dengan wilayah yang luas akan mempengaruhi kinerja pelayanan serta komunikasi para pegawai yang berdampak negatif terhadap kinerja dari para pegawai, dimana tugas yang harus dilaksanakan masing-masing pegawai tidak selesai seperti yang diharapkan. Disatu sisi keberhasilan aparatur pemerintah tidak terlepas dari sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemahiran dalam berkomunikasi. Untuk itu hubungan komunikasi inter-personal diantara pegawai kantor dinas pendapatan daerah Kutai Timur merupakan sesuatu yang harus dikaji melalui penelitian, agar dapat diketahui sejauh mana hubungan komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai kantor dinas pendapatan daerah Kutai Timur. Keadaan ini menjadi problematika yang harus dipecahkan mengingat kantor pelayanan pendapatan daerah merupakan salah satu instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai visi dan misi Direktorat Jendral Pajak.

2

Page 3: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja PNS Dispenda Kota Sangatta (Octa)

Sehubungan dengan uraian yang penulis kemukakan diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai kurangnya Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Pelayanan Pendapatan daerah Kutai Timur.

TEORI DAN KONSEPMenurut Merto yang dikutip oleh Koentjaraningrat (1980: 32)

mengemukakan bahwa konsep adalah merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep merupakan variabel-variabel mana yang ingin menemukan hubungan empiris. Dalam teori hubungan manusia menurut Bernard dalam buku Muhammad (2007: 40) menekankan individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi. Berdasarkan hal itu berbagai bentuk komunikasi dikembangkan, baik kepada bawahan, kepada atasan, horizontal dan komunikasi informal. Dengan berbagai bentuk komunikasi yang dominan dalam organisasi memungkinkan kebutuhan-kebutuhan manusia dalam organisasi terpenuhi.

Komunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam menuju dunia kerja. Bila komunikasi berjalan efektif, maka arus informasi dalam dunia kerja akan berjalan dengan dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menurut Rogers (2007: 18) dalam buku Muhammad bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam. Sementara menurut Lasswell dalam buku Muhammad (2007: 32) komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa. Dari definisi di atas dapat diketahui komponen-komponen dalam proses komunikasi sebagai berikut:1) Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi pesan kepada komunikan dalam menyampaikan pesan atau informasi, komuni-kator harus memperhatikan ketepatan dalam menentukan siapa yang akan menjadi komunikan.

2) Pesan Pesan merupakan informasi yang disampaikan kepada komunikator dengan bahasa yang singkat, jelas dan mudah dipahami oleh komunikan.

3) Komunikan Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh komunikator.

4) Saluran (chanel)Saluran atau chanel adalah media yang digunakan dalam menyampaikan pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan.

5) Effect Merupakan respon terhadap pesan atau informasi yang diterima dari komunikator kepada komunikan.

3

Page 4: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

6) Gangguan (noise)Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistori pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.

Menurut Hovland, Janis dan Kelley dalam buku Muhammad (2007: 34) komunikasi merupakan suatu proses melalui mana seseorang (komunikator), menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Weaver (2007: 32) dalam buku Muhammad mengemukakan komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. Menurut Liliweri (2003 : 4) komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.

Menurut Ross (2005:62) komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. Menurut Simporin dalam Muhammad (2007:3) komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, dan mendalami proses itu terjadi kegiatan-kegiatan memberi atau mengirim, menerima dan menanggapi pesan di antara orang-orang yang berinteraksi. Menurut Djemar (1986: 2) komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide seseorang kepada orang lain. Menurut Berelson & Steiner (2005: 68) komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan. Dengan menggunakan simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan komunikasi.

a. Tujuan KomunikasiTujuan komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan tertentu.

Tujuan yang dimaksud disini menunjukkan pada suatu hasil atau akibat yang diinginkan oleh pelaku komunikasi. Menurut Nurudin (2007: 32) tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan yaitu: 1) Kepentingan sumber pengirim atau komunikator.2) Kepentingan penerima atau komunikan. Apabila dua tujuan komunikasi

dirinci adalah sebagai berikut :Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber pengirim atau komunikator :a) Memberikan informasib) Mendidikc) Menyenangkan atau menghiburd) Menganjurkan suatu tindakan persuasi.Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima:a) Memahami informasib) Mempelajari c) Menikmati

4

Page 5: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja PNS Dispenda Kota Sangatta (Octa)

d) Menerima atau menolak anjuran.Nurudin (2007 : 33 - 34) tujuan komunikasi adalah sebagai berikut :

1) Perubahan sikap (attitude change)Dimana seorang komunikan setelah menerima pesan kemudian sikapnya berubah, baik positif maupun negatif. Dalam berbagai situasi komunikator berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha supaya orang lain bersikap sesuai dengan keinginan komunikator.

2) Perubahan pendapat (opinion change)Dalam komunikasi berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman ialah kemampuan memahami pesan secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang dimaksud komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi komunikan.

3) Perubahan perilaku (behavior change)Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku atau tindakan seseorang.

4) Perubahan sosial (social change)Komunikasi membangun atau memelihara hubungan dengan orang lain sehingga menjadi hubungan yang makin baik. Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal.

Menurut Berlo (2005: 8-9) dalam buku Erliana Hasan mengemukakan tujuan komunikasi dilihat secara umum meliputi hal-hal sebagai berikut: Pertama, Informatif yaitu komunikasi berhubungan dengan kemampuan intelektual seseorang untuk bertindak rasional, obyektif dan kongkrit. Tujuan komunikasi hanya sekedar memberi dan menerima informasi, namun pelaku komunikasi harus tetap dalam prinsip objektivitas, rasionalitas, logis dan kongkrit. Kedua, Persuasif yaitu berkaitan erat dengan kejiwaan dan emosional. Dimana, proses komunikasi dalam rangka memepengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan nilai, atau sikap mereka. Ketiga, Entertainment yaitu komunikasi bertujuan menghibur (to entertain), berkaitan dengan hal-hal yang menyenangkan, dalam bentuk hiburan, kesenian, dan lawakan.

Komunikasi Interpersonala. Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Menurut Devito (1997: 4) komunikasi inter-personal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantar sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Effendy (2003:30) mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera. Menurut Hardjana (2007: 85)

5

Page 6: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

komunikasi interpersonal adalah komunikasi tatap muka antar dua orang atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima secara langsung pula.

Kinerja Menurut pendapat Mangkunegara (2005:9) istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja memiliki makna yang sama dengan prestasi kerja. Lebih lanjut dikatakan bahwa pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja pegawai yang baik maka akan menunjukkan kualitas dan kuantitas suatu kantor tersebut karena pelayanan yang di berikan ke masyarakat lebih optimal serta tercapainya kepuasan masyarakat. Kinerja berasal dari kata “kerja” di beri sisispan “in”. Kinerja merupakan terjemahan dari kata “performance” yang secara harfiah berarti “prestasi kerja”. Kinerja yang tinggi akan menghasilkan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat dan sebaliknya kinerja yang rendah akan menghasilkan pelayanan yang merugikan bagi masyarakat dan organisasi itu sendiri.

Hipotesis Berdasarkan teori dalam konsep yang dikemukakan diatas, maka hipotesis

yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:H0 : “Tidak terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja

pegawai Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Sangata Kutai Timur.Ha : Terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai

Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Sangata Kutai Timur.

Definisi KonsepsionalDefinisi konsepsional sebagai pembatas dalam penelitian yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:1. Komunikasi interpersonal pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Sangata Kutai

Timur adalah proses pengiriman pesan yang dilakukan antara dua individu atau lebih untuk saling menukar informasi (mengenai suatu pekerjaan) dimana komunikasi bersifat formal dalam bentuk komunikasi organisasi yang dapat langsung diketahui responnya (feedback).

2. Kinerja pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Sangata Kutai Timur adalah hasil yang dicapai oleh masing-masing pegawai sesuai tugas, tanggung jawab dan wewenang yang diberikan, oleh pimpinan dari pelaksanaan suatu kegiatan, program kerja, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.

6

Page 7: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja PNS Dispenda Kota Sangatta (Octa)

Dari batasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi inter-personal yang berjalan efektif dalam lingkup suatu organisasi akan berdampak positif terhadap kinerja pegawai dalam melaksanakan suatu kegiatan atau program kerja yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang tertuang dalam rencana kerja organisasi.

Definisi Operasional Menurut Hamidi (2007 : 142) definisi operasional adalah petunjuk

bagaimana sebuah variabel diukur. Dari uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka menurut Patton memberikan batasan penelitian secara operasional adalah sebagai berikut :1. Komunikasi interpersonal, indikator yang diukur :

Komunikasi kebawah atau Downward CommunicationKomunikasi keatas atau Upward Communication Komunikasi horizontalKomunikasi silang atau diagonal communication

2. Kinerja Pegawai, indikator yang diukur :Intensitas kehadiranKuantitas pegawaiKualitas dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan Kerjasama dan koordinasi.

HASIL PENELITIAN Sesuai dengan judul ini maka jenis penelitian yang digunakan dalam Penyusunan skripsi ini adalah peneliatian analisis korelasi rank. Menurut Prof. Dr. Husaini Usman, MPd, M.T. dan R. Purnomo Setiady Akbar, MPd (2009 : 261) Penelitian analisis korelasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap 2 variabel, yaitu dengan membuat analisa 2 variabel tersebut, untuk mengetahui apakah terdapat suatu korelasi atau pada variabel satu dengan variabel yang lain. Sedangkan menurut Wirartha (2006 : 57) penelitian korelasi adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data - data atas suatu variabel yang diolah dengan metode statistika dan memperoleh signifikansi tentang ada atau tidaknya hubungan antara variabel - variabel yang diteliti.Populasi

Menurut Sugiyono (2003 : 90) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Sangata Kutai Timur yang berjumlah 45 Orang. Dalam Penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel sehingga tidak menggunakan seluruh populasi yang ada, tetapi hanya sebagian populasi yang di teliti pada bidang masing-masing di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Sangata.

SampelSampel merupakan bagian dari populasi yang diteliti dalam kegiatan

penelitian. Sampel yang diambil haruslah dapat mewakili karakteristik populasi yang diteliti. Pada penelitian ini, yang menjadi sampel adalah Pegawai Negeri Sipil pada

7

Page 8: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Sangatta. Adapun penetapan sampel pada penelitian ini adalah :60% dari populasi yang berjumlah 45 orang, sehingga perhitungan sampel secara proposional adalah sebagai berikut :60

100x 45=27 orang Pegawai Negeri Sipil.

Alat Pengukur Data Pengukur merupakan penunjuk angka - angka yang ada pada variable

independent dan variable dependent. Pengukuran merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian karena dengan pengukuran penulis dapat menghubungkan konsep abstrak dengan kenyataan yang ada. Menyesuaikan gejala yang akan dihadapi maka alat ukur data yang dipergunakan untuk gejala nominal adalah pengukur nominal, yakni menghitung semata - mata atas banyaknya subyek setiap gejala.

Sedangkan untuk Gejala Kontinum menggunakan alat ukur ordinal atau skala ordinal, yaitu berdasarkan tingkatan, dengan cara memberikan skor pada setiap pertanyaan yang diajukan pada responden. Untuk memberikan skor ini Penulis berpedoman pada pendapat Singarimbun (1998 : 70) yakni “Ukuran Ordinal mengurutkan responden dari tingkat paling rendah ketingkat paling tinggi menurut atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang jelas tentang berapa jumlah absolute atribut yang dimiliki oleh masing - masing responden dan interval antara responden dengan responden lainnya.

Mengenai Kriteria atau skor menurut singarimbun (1998 : 78) mengatakan bahwa “ada Penelitian yang menggunakan jenjanng 3 (1,2,3), jenjang 5 (1,2,3,4,5) dan jenjang 7 (1,2,3,4,5,6,7).” Berdasarkan pendapat diatas maka penulis menggunakan skor atau nilai skala jenjang 3 yakni (1,2,3), untuk skor terendah nilainya 1 (satu), sedangkan untuk skor teringgi nilainya 3 (tiga). Berdasarkan pendapat diatas, maka untuk mengukur tingkat jawaban yang di berikan pada pernyataan nanti, menggunakan 3 jenjang yaitu :1. Jawaban a diberikan skor 32. Jawaban b diberikan skor 23. Jawaban c diberikan skor 1

Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dipergunakan adalah ukuran korelasi statistik nonparametrik, yaitu koefisien korelasi rank spearman (rs), analisis statistik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu pegawai (Independent Variabel) dan Kinerja (Dependent variabel).

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui apakah penempatan pegawai berkorelasi dengan kinerja, maka penulis menggunakan uji statistik koefisien korelasi rank spearman yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd, M.T. dan R. Purnomo Setiasy Akbar, M.Pd.Dengan ketentuan sebagai berikut :1. Rank spearman :

8

Page 9: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja PNS Dispenda Kota Sangatta (Octa)

r s=1− 6 b2

N3−NKeterangan : rs = Koefisien korelasi spearman1 = Angka Konstan6 = Angka Konstanb2 = Selisih Skor Variabel X dan Y Pangkat DuaN = Jumlah Responden N3 = Jumlah Responden Pangkat Tiga

Adapun kriteria dari harga rs yang dihasilkan atas dasar perhitungan dengan rumus tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jika dapat harga rs empiris (hitung) lebih kecil (<) dari harga rs teoritis (rs tabel) pada tingkat signifikan (α) = 0,05 untuk tes satu sisi, maka dengan demikian Ho maka hipotesa yang menyatakan tidak ada korelasi antara independent varible (Pegawai) dengan Dependent Variabel (Kinerja) diterima, dan di tolak H a sebagai hipotesa yang diajukan dalam penelitian tersebut.

2. Jika di dapat harga rs empiris lebih besar (>) dari harga rs teoritis (rs table) pada tingkat signifikasikan (α) = 0, 05 untuk test satu sisi, maka dengan demikian Ho Ditolak dan terimanya Ha.

Gambaran Umum Daerah PenelitianDinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur terletak di Kompleks

Perkantoran Bukit Pelangi Sangatta. Kabupaten Kutai Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Bontang memiliki luas 35.747 km2 atau 17% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Timur dan secara administratif terbagi atas 17 kecamatan dengan jumlah desa termasuk desa persiapan sebanyak 110 desa, secara geografis Kabupaten Kutai Timur berada pada posisi 115 56’26 bujur Barat – 118 58’19 Bujur Timur dan 117’01 Lintang Utara – 152’39 Lintang Selatan.

Secara administratif Kabupaten Kutai Timur memiliki batas wilayah sebagai berikut:1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bulungan dan Berau;2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar;3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Bontang dan Kutai Kartanegara;4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kutai Kartanegara.

Kabupaten Kutai Timur berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 mempunyai jumlah penduduk 167.859 jiwa yang terdiri dari suku Kutai, Dayak, Banjar, Jawa, Bugis, Timor, Etnis lainnya.

Sebagai bagian wilayah Propinsi Kalimantan Timur Kabupaten Kutai Timur memiliki keunggulan yang strategis dilihat dari luas wilayah dan letak geografis yang memiliki bentangan darat dan laut, selain keunggulan wilayah dan letak strategis daerah ini telah lama dikenal sebagai daerah yang mempunyai potensi SDA yang melimpah, sumber daya alam yang terdapat diwilayah ini sebagian besar adalah

9

Page 10: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

bahan galian tambang dan sumber daya hutan, sumber daya laut dan sungai, objek wisata dan sumber daya lahan.

Visi dan Misi Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai TimurA. Visi Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Timur

Visi Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Timur telah ditetapkan yakni visi tersebut dimaksudkan agar setiap unsur yang terlibat dalam Bidang Pendapatan Daerah selalu mengacu pada Visi yaitu :“Peningkatan Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur Secara Optimal”.

B. Misi Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Timur1. Pelayanan administrasi kepada satuan organisasi untuk mengembangkan

pelayanan yang lebih prima kepada masyarakat melalui sumber daya yang tersedia.

2. Penggalian Sumber Pendapatan Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan pajak dan retribusi daerah.

3. Penerapan Sisdurpatda melalui perhitungan dan penetapan jumlah pajak dan retribusi daerah berazaskan self assessment dan official assessment.

Meningkatkan penerimaan pendapatan daerah melalui kegiatan penagihan secara terpadu dan memberikan pemahaman untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerahPembahasan dan Analisis KritisIntensitasKehadiran PNS Dispenda Kutai Timur

Tabel Intensitas Kehadiran PNS Dispenda Kutai Timur selama 6 bulan (Agustus 2011 – Januari 2012).

Tabel Intensitas dan Urutan Nilai. Tabel Korelasi Rank Intensitas. Penghitungan Rank Genap dan Rank Ganjil Pada Intensitas. Penghitungan Korelasi Rank Sperman dengan menggunakan rumus. Keterangan Tabel Intensitas.

Pertanyaan Quisoner :Apakah Anda selalu hadir 100% di kantor selama 6 bulan pada periode Agustus 2011 – Januari 2012.

Pilihan jawaban :a. Selalu b. Tidak selalu c. Kadang-kadangSkor : a = 3, b = 2, c = 1Jumlah responden : 27.Persentase Kehadiran :a = 3 = kehadiran 76 – 100%b = 2 = kehadiran 51 – 75%c = 1 = kehadiran 0 – 50%

10

Page 11: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja PNS Dispenda Kota Sangatta (Octa)

Rank Genap : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sebelum berkomunikasi.

Rank Ganjil : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sesudah bekomunikasi.

Quantitas Perkerjaan PNS Dispenda Kutai Timur. Tabel Quantitas Pekerjaan PNS Dispenda Kutai Timur selama 6 bulan (Agustus

2011 – Januari 2012) Tabel Quantitas dan Urutan Nilai. Tabel Korelasi Rank Quantitas. Penghitungan Rank Genap dan Rank Ganjil Pada Quantitas. Penghitungan Korelasi Rank Sperman dengan menggunakan rumus. Keterangan Tabel Quantitas.

Pertanyaan Quisoner :Apakah Anda selalu menyelesaikan semua tugas pekerjaan di kantor selama 6 bulan pada periode Agustus 2011 – Januari 2012.

Pilihan jawaban :a. Selesai semua b. Selesai sebagian c. Tidak selesaiSkor : a = 3, b = 2, c = 1Jumlah responden : 27.Persentase Quantitas Pekerjaan :a = 3 = banyaknya pekerjaan yang diselesaikan 76 – 100%b = 2 = banyaknya pekerjaan yang diselesaikan 51 – 75%c = 1 = banyaknya pekerjaan yang diselesaikan 0 – 50%

Rank Genap : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sebelum berkomunikasi.

Rank Ganjil : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sesudah bekomunikasi.

Quality Perkerjaan PNS Dispenda Kutai Timur. Tabel Quality Pekerjaan PNS Dispenda Kutai Timur selama 6 bulan (Agustus

2011 – Januari 2012) Tabel Quality dan Urutan Nilai. Tabel Korelasi Rank Quality. Penghitungan Rank Genap dan Rank Ganjil Pada Quality. Penghitungan Korelasi Rank Sperman dengan menggunakan rumus. Keterangan Tabel Quality.

Pertanyaan Quisoner :Apakah pekerjaan Anda selama 6 bulan pada periode Agustus 2011 – Januari 2012 dapat selesai dengan baik, benar dan tepat waktu?

11

Page 12: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

Pilihan jawaban :a. Baik, benar, tepat waktu b. Cukup baik, benar, tidak tepat waktuc. Salah, tidak tepat waktu.Skor : a = 3, b = 2, c = 1Jumlah responden : 27.Persentase Quality Pekerjaan :a = 3 = pekerjaan selesai dengan baik, benar dan tepat waktu 76 – 100%b = 2 = pekerjaan selesai sebagian, ada yang salah dan tidak tepat waktu 51 – 75%c = 1 = pekerjaan tidak selesai dan tidak tepat waktu 0 – 50%

Rank Genap : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sebelum berkomunikasi.

Rank Ganjil : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sesudah bekomunikas

Koordinasi dan Kerjasama PNS Dispenda Kutai Timur. Tabel Koordinasi dan Kerjasama PNS Dispenda Kutai Timur selama 6 bulan

(Agustus 2011 – Januari 2012) Tabel Koordinasi, Kerjasama dan Urutan Nilai. Tabel Korelasi Rank Koordinasi dan Kerjasama. Penghitungan Rank Genap dan Rank Ganjil Pada Koordinasi dan Kerjasama. Penghitungan Korelasi Rank Sperman dengan menggunakan rumus. Keterangan Tabel Koordinasi dan Kerjasama.

Pertanyaan Quisoner :Apakah Anda selalu berkoordinasi dan bekerjasama dengan rekan kerja dan atasan selama 6 bulan (Agustus 2011 – Januari 2012).

Pilihan jawaban :a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernahSkor : a = 3, b = 2, c = 1Jumlah responden : 27.Persentase Kehadiran :a = 3 = koordinasi dan kerjasama 76 – 100%b = 2 = koordinasi dan kerjasama 51 – 75%c = 1 = koordinasi dan kerjasama 0 – 50%

Rank Genap : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sebelum berkomunikasi.

Rank Ganjil : Skor yang diperoleh pada variabel x dg y sesudah bekomunikasi.

KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan selama 2 bulan, dengan analisis data dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan dari hasil penelitian pada Pegawai

12

Page 13: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

Hubungan Komunikasi Interpersonal Dengan Kinerja PNS Dispenda Kota Sangatta (Octa)

Negeri Sipil Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur Kota Sangatta. kesimpulan peneliti yang dapat simpulkan adalah sebagai berikut:

1. Pada intensitas pegawai Dispenda Kutim rs empires = 0,851953602 atau 0,852 rs tabel = 0,491. Pada tingkat signifikasi dari a one tailed test 0,005. Degan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai kantor Dispenda Kutim.

2. Dari perhitungan berdasarkan rumus korelasi rank sperman ( rs ) pada Quantitas pegawai Dispenda maka diperoleh rs empires = 0,840945055 atau 0,805 rs tabel = 0,491. Pada tingkat signifikasi dari a one tailed test 0,005. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai kantor Dispenda Kutim

3. Dari perhitungan berdasarkan rumus korelasi rank sperman ( r s ) pada Quality pegawai Dispenda maka diperoleh rs empires = 0,886752136 atau 0,887 rs tabel = 0,491 pada tingkat signifikasi dari a one tailed test 0,005. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubugan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai kantor Dispenda Kutim.

4. Dari perhitungan berdasarkan rumus korelasi rank sperman ( rs ) pada pegawai dan koordinasi pegawai Dispenda maka diperoleh rs empires = 0,852564102 atau 0,853 rs tabel = 0,491 pada tingkat signifikasi dari a one tailed test 0,005. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja pegawai Dispenda Kutim.

SaranSetelah penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung dilapangan serta melihat hasil penelitian yang ada, maka berikut ini beberapa saran yang penulis ajukan ;

1. Komunikasi organisasi adalah sangat penting agar organisasi dapat berjalan dengan baik, salah satunya mendapat perhatian sebagaimana menyampaikan informasi ke seluruh bagian organisasi.

2. Diharapkan adanya saling berkomunikasi didalam organisasi sehingga dalam penyampaian informasi diantara rekan-rekan sejawat atau unit kerja bisa melakukan kerja sama secara tim dalam menyelesaikan tugas, misalnya mengkordinasikan penugasan kerja, menumbuhkan dukungan antar personal, berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.

3. Dalam hubungan komunikasi harus dihindari sifat-sifat yang dapat menghambat komunikasi interpersonal diantara para pegawai seperti egoisme, apatisme, formalistik.

13

Page 14: eJournal · Web viewDisimpulkan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja PNS Dispenda Kutim. Kata Kunci

eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 303-316

DAFTAR PUSTAKA SUMBER BUKU

1. Anonim, 1999. Undang – Ungang Republik Indonesia No. 43 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian

2. Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,a. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

3. Hadi, Sutrisno, 2004. Metodologi Research. Jilid I Andi, Yogyakarta.

4. Mengkunegara, Anwar Prabu, 2007. Evaluasi Kinerja SDM, PT. Refika Aditama, Bandung.

5. Nurdin, 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

6. Pasolong, Harbani, 2008. Teori Administrasi Publik. Alfabeta. Bandung.

7. Prof. Dr. Husaini Usman, M.Pd, M.T, R. Purnomo Setiady Akbar, M.Pd, Pengantar Statistika. 2009.Bumi Aksara, Jakarta.

8. Ruky, Achmad S, 2004. Sistem Manajemen Kinerja. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

9. R. Wayne Pace, Don F. Faules, 2006. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

10. Siagian, Sondang P, 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

11. Singarimbun, Masri dan Effendi, S. 1998. Meodologi Penelitian Survei, LP3KS, Jakarta.

12. Sujarwo, 2001. Metodologi Penelitian Sosial, Mandar Maju, Bandar Lampung.

13. Thoha, Miftah, 2005. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia, Prenada Media, Jakarta.

SUMBER INTERNETZulfitri, 2009. Koefisien Korelasi Rank Spearman. Pusat Pengembangan Bahan Ajar

UMB. (http://www.google.co.id/pksm.mercubuana.ac.id, diakses 12 November 2011)

14