ejournal administrasi bisnis volume 6, nomor 2, 2018
TRANSCRIPT
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (2): 355-369 ISSN 2355-5408, ejournal.Adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Dalam
Meningkatkan Jumlah Pengunjung Untuk Berwisata Di Lamin
Etam Ambors Samboja
Riska Noor Gusti Maulidta
eJournal Administrasi Bisnis
Volume 6, Nomor 2, 2018
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (2): 355-369 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA
DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGUNJUNG
UNTUK BERWISATA DI LAMIN ETAM AMBORS
SAMBOJA
Riska Noor Gusti Maulidta1
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisa serta
mengidentifikasi strategi pengembangan sebuah daya tarik wisata di Lamin Etam
Ambors dalam meningkatkan jumlah pengunjung untuk berwisata. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu deskriptif analisis. Jenis data
yang digunakan adalah data wawancara dan data observasi, dengan metode
analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Adapun hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis PESTEL (Politics,
Economics, Technology, Environment, Law) dan SWOT (Strenght, weakness,
opportunity, threats). Menunjukkan bahwa, sebuah daya tarik wisata masih
diperlukan pengembangan guna membuat para wisatawan tidak jenuh dengan
atraksi wisata yang telah tersedia dengan adanya inovasi-inovasi yang
membangun untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa strategi yang sesuai dengan pengembangan
adalah dengan menggunakan kekuatan dan kesempatan yang memiliki bobot dan
rating tertinggi. Strategi pertama, aktivasi penglolaan Tourism Marketing.
Kedua, membangun kemitraan pemasaran dan memberikan diskon harga paket
gathering pada perusahaan, instansi, organisasi dan komunitas yang akan
mengadakan di Wisata LEA. Ketiga yaitu menambah atraksi wisata edukasi dan
wahana yang menantang. Kemudian keempat, membuat gedung aula serbaguna.
Kelima adalah pengadaan tanda pengarah jalan dan papan Sapta Pesona pada
setiap zona rekreasi.
Kata Kunci: Strategi, Pengembangan, Analisis SWOT
Pendahuluan
Pariwisata merupakan kegiatan yang terbentuk dari serangkaian
perjalanan dari tempat asal menuju destinasi wisata yang bersifat hanya sementara
dan dapat menikmati dunia pariwisata sesuai dengan yang diharapkan oleh
wisatawan. Kegiatan ini telah mendunia sehingga banyak wilayah yang
mempunyai daya tarik wisata yang mempunyai ragam budaya keunikan
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
356
tersendiri. Perkembangan pariwisata melaju sangat cepat di-era modern ini dan
masyarakat dunia pun berbondong-bondong untuk mendatangi tempat wisata
yang terkenal dimulai dari daerah pelosok hingga di kota-kota besar lainnya dan
menjadikan tren berwisata. Suatu daerah memiliki daya tarik wisata yang
berbagai macam dimulai dari wisata alam, wisata buatan, dan wisata minat
khusus. Berbagai macam daerah mempunyai ciri khas masing-masing atraksi
yang disajikan untuk wisatawan. Salah satu daerah yang memiliki potensi sebagai
destinasi wisata yaitu Kalimantan Timur, di Kaltim terdiri dari 3 Kota dan 7
Kabupaten. Terdapat Kabupaten Kutai Kartanegara yang wilayahnya cukup luas
menjadikan potensi yang besar untuk dikembangkan. Lokasi dipilihnya pada
penelitian ini terletak didaerah Kecamatan Samboja yang menghubungkan antara
Kota Balikpapan dan Samarinda, karena ketertarikan dalam menjalankan suatu
usaha pariwisata untuk lebih dipublikasikan dan dikembangkan agar lebih baik
untuk kedepannya. Destinasi ini bernama Lamin Etam Ambors berada pada
naungan dan dikelola secara mandiri oleh PT. Tirta Panorama Borneo.
Destinasi ini telah melalui tahap yang panjang dimulai dari perencanaan,
konsep, tujuan, serta mempertimbangkan resiko dan dampak yang ditimbulkan
dengan dibangunnya daya tarik wisata ini. Dengan dibukanya taman wisata,
konsep yang dirancang tengah berjalan. Walaupun pengunjungnya banyak pada
hari-hari tertentu khususnya hari libur nasional, serta akses infrastruktur masih
berada didaerah yang kurang terjangkau dari perkotaan dan masih membutuhkan
inovasi-inovasi baru agar pengunjung tidak merasa jenuh sehingga kunjungan
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara dapat meningkat, namun
kawasan wisata ini telah menjadi daya tarik wisata yang banyak diminati
masyarakat lokal oleh karena itu dibutuhkannya Strategi Pengembangan Daya
Tarik Wisata dalam Meningkatkan Jumlah Pengujung untuk Berwisata di Lamin
Etam Ambors Samboja.
Kerangka Dasar Teori
Strategi
Menurut Fred R. David (2010: 18) strategi adalah sarana bersama dengan
tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Merupakan aksi potensial yang
membutuhkan keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam
jumlah besar. Strategi mempengaruhi perkembangan jangka panjang perusahaan
dan berorientasi pada masa yang akan datang.
Pengembangan Pariwisata
Didalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pada BAB I Ketentuan umum, di Pasal 1, ayat ke-3 disebutkan, pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah
daerah. Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
357
mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan secara
langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.
Daya Tarik Wisata
Tertulis pada Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
pada BAB I Ketentuan umum, Pasal 1, ayat ke-5 disebutkan, Daya Tarik Wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Analisis Faktor Eksternal (PESTEL)
Pada lingkungan makro mencakup keadaan lingkungan yang luas di mana
sebuah industri perusahaan berada. Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble
(2014), analisis PESTEL sangat fokus terhadap enam komponen utama yang
strategis dalam lingkungan makro, yaitu Political, Economic, Social,
Technological, Environmental, dan Legal. Setiap komponen dapat mempengaruhi
keberlangsungan pada bisnis sebuah perusahaan. Selain itu, analisis ini juga dapat
digunakan untuk membuat strategi jangka panjang dan bisnis model.
Analisis SWOT
Menurut Rangkuti, (2013) bahwa Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan
peluang (opportunity) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan pengembangan misi,
tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategi
harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan atau (kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman) dalam kondisi saat ini.
Matriks EFE dan Matriks IFE
Menurut David (2010 : 229), metode matriks Eksternal Factor Evaluation
(EFE) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi-informasi tentang
faktor demografi, faktor ekonomi, faktor alam, faktor teknologi, faktor
politik/pemerintahan/hukum, faktor sosial/budaya. Sedangkan, matriks Internal
Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan
dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi
landasan untuk mengindentifikasi serta mengevaluasi hubungan diantara area
tersebut (David, 2010 : 158).
Matriks SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. SWOT merupakan singkatan dari Strenght
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang), dan Threats
(ancaman).
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
358
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang diteliti, jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang
akan dilakukan. hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar
kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau melakukan
observasi/pengamatan. Pada penelitian ini berfokus pada pengembangan yang
dilakukan oleh manajemen destinasi taman wisata LEA untuk meningkatkan
jumlah pengunjung yang berwisata.
Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif dari
sumber data primer dan sekunder.
1. Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan
data kepada pengumpul data, menurut Sugiyono (2015:225).Sumber primer ini
berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara yang
penulis lakukan.
2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak memberikan
informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini
dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan
dalam bentuk lain atau dari orang lain, menurut Sugiyono (2015:225).
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini memperoleh data yang
dapat dipercaya kebenarannya dan relevan masalah yang diteliti, maka
pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa metode yaitu : Metode
Observasi, Metode Wawancara, Metode Dokumentasi, dan Metode Studi Pustaka.
Metode Analisis Data
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2015:246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Artinya dalam analisis data perlu adanya penggalian informasi secara terus-
menerus agar informasi yang didapatkan benar-benar lebih mendalam dan sudah
sampai titik pusat terhadap informasi yang diinginkan.
Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2015:247) aktivitas dalam
analisis data memiliki 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian, dimulai dari observasi tempat dan
melakukan beberapa wawancara oleh kedua responden yaitu Bapak Arel
Hermawan selaku Vice Director dan Bapak Agus Subroto sebagai Manager HRD
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
359
dan Operational pada PT. Tirta Panorama Borneo, telah mendapatkan hasil
berupa deskripsi dan analisis data sebagai berikut :
Potensi Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors
Setelah mendapatkan jabaran dari potensi internal dan eksternal
tersebut maka Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors mempunyai potensi
untuk dikembangkan seperti memaksimalkan atraksi wisata yang ada ataupun
menginprovisasi dengan inovasi wahana yang baru, membuat papan sapta
pesona, dan pengarah jalan menuju destinasi wisata.
Hasil Analisis Faktor Eksternal (Analisis PESTEL)
a. Politik
Pengaruh polotik dalam Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors tidaklah
besar, karena daya tarik wisata ini yang dikelolah oleh PT. Tirta Panorama
Borneo adalah milik pengusaha beserta bekerja sama dengan beberapa Top
Manajemen lainnya. Kontribusi dari pemerintah daerah pun sangat minim, hal
yang berhubungan dengan pemerintah daerah seperti perizinan dan pajak.
b. Ekonomi
Dilihat dari pertumbuhan ekonomi, Wisata Lamin Etam Ambors memiliki
dana awal yang bersubsidi dari owner sendiri untuk kebutuhan dan keperluan
Lamin Etam Ambors. Wisata ini memiliki progress nya seperti halnya telah
mampu membiayai finansial contohnya gaji karyawan dan biaya operasional.
Lamin Etam Ambors pun baru bisa mengelolah keuangan sendiri dan
mendapat keuntungan hingga dapat memutar kembali roda keuangan hingga
mengelolah profit yang diterima terhitung dari 2 tahun belakangan ini.
Perusahaan ini termasuk perusahaan grup yang meminjam keperusahaan-
perusahaan lain dengan sistem hutang kemudian memberikan pembayaran
secara berkala setiap bulannya, namun profit/keuntungan yang didapatkan
dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung akan sangat membantu
perkembangan yang akan direncanakan oleh manajemen pengelolah.
c. Sosial
Melihat dari segi sosial, Wisata Lamin Etam Ambors mendapatkan respon
dengan sangat baik dan terbuka lebar bagi masyarakat lokal sekitar tempat
wisata, juga mengakibatkan dampak yang positif bagi perekonomian
masyarakat lingkungan wisata. Namun, terdapat kemungkinan adanya
kekurangan yang timbul seperti sumber daya manusia yang kurang dengan
pengetahuan umum, sehingga dari pihak pengelolah sendiri harus mengadakan
pelatihan (training) bagi yang ingin bergabung dengan Lamin Etam Ambors.
d. Teknologi
Perkembangan teknologi meningkat dengan cepat, produk baru
pariwisata, seperti kendaraan segala medan, selancar angin dan lainnya
memberikan cara bagi orang untuk memuaskan preferensi rekreasi. Teknologi
produksi bahan-bahan baru, rekreasi dan bisnis pariwisata menawarkan cara
untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas produk. Kemajuan dalam
telekomunikasi akan terus menciptakan peluang promosi baru. Inovasi
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
360
teknologi yang berkelanjutan terkait dengan berbagai aspek kehidupan, dan
pekerjaan telah menciptakan atau meningkatkan waktu luang bagi banyak
orang. Bagi Wisata Lamin Etam Ambors teknologi juga sangat dibutuhkan
untuk menunjang kelangsungan kegiatan yang ada ditempat wisata. Contohnya
seperti alat musik elekton, soundsistem, motor ATV, hingga transportasi kereta
thomas. Hal baru yang diberikan untuk para pengunjung adalah adanya mobil
golf cart yang bisa dinaiki maksimal 4 orang untuk mengelilingi area Wisata
Lamin Etam Ambors dengan durasi waktu 30 menit hingga 60 menit lamanya
dikenakan harga sebesar 100.000 rupiah sampai 150.000 rupiah.
e. Environment (Lingkungan)
Keadaan lingkungan sangat diperhatikan oleh manajemen penglolah untuk
kenyamanan para pengunjung yang berwisata ke Lamin Etam Ambors, dapat
dilihat dari lingkungan yang bersih, tempat sampah yang tersedia disegala
tempat hingga suasana yang asri dan rindang dengan adanya pepohonan yang
hijau membuat pengunjung lebih merasakan nuansa alam dipedasaan. Cara
mengelolah kebersihan di Lamin Etam Ambors, dimulai dari sampah yang
dihasilkan kebanyakan adalah dedauan yang disapu setiap hari pada pukul jam
7 pagi dengan membagi pada zona masing-masing dan sore pada pukul 5 sore
sampah yang ada pada tempat sampah dikumpulkan lalu dibuang pada tempat
pembuangan yang disediakan Lamin Atam Ambors. Sampah yang di hasilkan
sebagian didaur ulang sebagai pupuk untuk tanaman-tanaman yang ada, namun
kekurangannya belum adanya pengepul sampah plastik sehingga dapat dijual.
Akan tetapi masih direncankannya mendaur ulang dengan menggunakan
kreatifitas dari masyarakat sekitar.
f. Law (Legal/Hukum)
Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors telah memiliki legalitas ataupun
berizin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kutai Kartanegara yang
berpusat di Kecamatan Tenggarong, dibutuhkan waktu tidak singkat untuk
mendapatkan perizinan tersebut. Melalui proses yang panjang daya tarik ini
telah diakui sebagai salah satu destinasi wisata yang berada di Kutai
Kartanegara tepatnya pada Kecamatan Samboja yang dikenal dengan nama
Taman Wisata Lamin Etam Ambors.
Hasil Identifikasi Analisis SWOT
Analisis SWOT pada Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors Di
Samboja
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Penyatuan wisata nuansa alam dengan
wisata rekreasi
2. Tersedia wahana untuk acara kegiatan
Gathering
3. Menyediakan atraksi wisata terapi ikan
dan pemancingan
4. Fasilitas lengkap dengan toilet dan
1. Mencari investor yang bersedia untuk
bisa bekerja sama
2. Terbatasnya dana untuk biaya
improvisasi
3. Masih kurangnya informasi adanya
sapta pesona
4. Memerlukan sumber daya manusia yang
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
361
Musolah
5. Kebersihan yang terjamin serta
tersedianya listrik dan air bersih
spesialis
5. Tidak adanya bantuan atau kontribusi
dari pemerintah daerah
PELUANG ANCAMAN
1. Memiliki kesempatan menjadi investor
2. Minat bagi wisatawan yang terus
meningkat
3. Memanfaatkan kegiatan Gathering
pada perusahaan yang ada
4. Menambah destinasi wisata yang ada
di Samboja khususnya
5. Kesempatan memberikan lapangan
pekerjaan baru
1. Ketidakpatuhan para pengunjung pada
SOP yang telah ditetapkan oleh
perusahaan
2. Bahayanya penyakit menular dari satwa
yang berada dilokasi wisata
3. Kemajuan perkembangan teknologi
serta wisata modern sehingga terjadi
urbanisasi
4. Para pengunjung yang jenuh dengan
atraksi wisata yang tidak memiliki
improvisasi/inovasi
5. Memberikan peluang bagi para pesaing
untuk menciptakan destinasi wisata
yang sama
Sumber : Data Diolah, 2017
Hasil Identifikasi matriks EFE (eksternal Factor Evaluation) dan IFE
(Internal Factor Evaluation)
Hasil Analisis Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Faktor Eksternal Bobot Rating Skor
Peluang
1. Memiliki kesempatan menjadi investor 0,111 3,5 0,389
2. Minat bagi wisatawan yang terus meningkat 0,124 3,5 0,434
3. Memanfaatkan kegiatan Gathering pada perusahaan
yang ada 0,094 4 0,378
4. Menambah destinasi wisata yang ada di Samboja
khususnya 0,121 3 0,362
5. Kesempatan memberikan lapangan pekerjaan baru 0,095 4 0,381
Subtotal 0,546 18 1,944
Ancaman
1. Ketidakpatuhan para pengunjung pada SOP yang
telah ditetapkan oleh perusahaan 0,077 1,5 0,115
2. Bahayanya penyakit menular dari satwa yang
berada dilokasi wisata 0,076 1 0,076
3. Kemajuan perkembangan teknologi serta wisata
modern sehingga terjadi urbanisasi 0,092 2,5 0,230
4. Para pengunjung yang jenuh dengan atraksi wisata
yang tidak memiliki improvisasi/inovasi 0,101 2,5 0,254
5. Memberikan peluang bagi para pesaing untuk
menciptakan destinasi wisata yang sama 0,108 2 0,216
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
362
Subtotal 0,454 9,5 0,891
Total 1 27,5 2,835
Sumber : Data Diolah, 2017
Berdasarkan hasil perhitungan yan dijabarkan pada tabel diatas,
menghasilkan total skor sebesar 2,835 dari rata-rata diatas (2,5) yang diperoleh
menunjukakan Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors berada dalam rata-rata
(tahap progress) untuk memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi
beberapa ancaman pada Wisata Lamin Etam Ambors.
Hasil Analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Faktor Internal Bobot Rating Skor
Kekuatan
1. Penyatuan wisata nuansa alam dengan wisata
rekreasi 0,124 3 0,371
2. Tersedia wahana untuk acara kegiatan Gathering 0,121 4 0,484
3. Menyediakan atraksi wisata terapi ikan dan
pemancingan 0,124 3,5 0,433
4. Fasilitas lengkap dengan toilet dan Musolah 0,088 3 0,263
5. Kebersihan yang terjamin serta tersedianya listrik
dan air bersih 0,097 4 0,387
Subtotal 0,553 17,5 1,938
Kelemahan
1. Mencari investor yang bersedia untuk bisa bekerja
sama 0,097 2 0,193
2. Terbatasnya dana untuk biaya improvisasi/inovasi 0,109 3 0,326
3. Masih kurangnya informasi adanya sapta pesona 0,082 2 0,163
4. Memerlukan sumber daya manusia yang spesialis 0,088 3,5 0,307
5. Tidak adanya bantuan atau kontribusi dari
pemerintah daerah 0,073 2,5 0,181
Subtotal 0,447 13 1,171
Total 1 30,5 3,109
Sumber : Data Diolah, 2017
Berdasarkan perhitungan tabel tersebut terlihat dari matriks IFE
memperoleh total skor yang dimiliki Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors
dalah sebesar 3,109. Skor yang diperoleh mendapatkan hasil diatas rata-rata (2,5).
Skor tersebut mengindikasikan bahwa Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors
dapat memanfaatkan/merespon kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi
kelemahan yang ada.
Hasil Identifikasi Matriks SWOT
Dari hasil analisis faktor EFE pada tahap sebelumnya diperoleh hasil yang
dapat dilihat pada tabel identifikasi faktor EFE (Eksternal Factor Evaluation)
untuk faktor peluang (opportunity) mempunyai total skor 1,944 dan faktor
ancaman (threat) dengan total skor 0,891. Selisih dari faktor eksternal (peluang -
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
363
ancaman) adalah 1,05, dalam selisih ini menunjukkan bahwa pengaruh peluang
lebih besar dibandingkan pengaruh ancaman yang ada terhadap Wisata Lamin
Etam Ambors, sama halnya dengan faktor EFE, dari hasil analisis faktor IFE pada
tahap sebelumnya diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.7, identifikasi
faktor IFE (Internal Factor Evaluation) untuk faktor kekuatan (strength)
mempunyai skor 1,938 dan faktor kelemahan (weakness) dengan total skor 1,171.
Selisih dari faktor internal (kekuatan - kelemahan) adalah 0,77 dalam selisih ini
menunjukkan bahwa pengaruh kekuatan lebih besar dibandingkan pengaruh
kelemahan yang ada pada Wisata Lamin Etam Ambors.
Berdasarkan dari penggabungan yang membandingkan faktor EFE dan
IFE tersebut diperoleh selisih faktor EFE yaitu 1,05 dan faktor IFE yaitu 0,77.
Dari selisih tersebut mendapatkan posisi strategi pemasaran pada Wisata Lamin
Etam Ambors. Posisi strategis pemasaran dianalisis dengan menggunakan matriks
posisi, sehingga akan menghasilkan titik koordinat (x,y). Nilai x diperoleh dari
selisih faktor internal (kekuatan – kelemahan) dan nilai y diperoleh dari selisih
faktor eksternal (peluang – ancaman). Posisi titik koordinat dapat dilihat dalam
gambar sebagai berikut :
Diagram Hasil Analisis SWOT
Sumber : Data Diolah, 2017
Dari gambar diagram hasil analisis SWOT diatas, sangat jelas
menunjukkan bahwa Wisata Lamin Etam Ambors berada pada kuadran 1 (strategi
agresif), artinya bahwa posisi ini memperoleh situasi bisnis yang menguntungkan.
Wisata Lamin Etam Ambors memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Setelah mendapatkan hasil pada gambar
diagram analisis SWOT diatas, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan analisis
dengan menyusun faktor – faktor strategi baik eksternal maupun internal dalam
matriks SWOT. Analisis penyusunan faktor – faktor strategi eksternal maupun
internal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Kuadran 3
Strategi Turn-Around
Kuadran 4 Strategi Defensif
Kuadran 1
Strategi Agresif
Kuadran 2
Strategi Diversifikasi
1,05
0,77
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
364
Hasil Analisis Matriks SWOT Wisata Lamin Etam Ambors
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
1. Penyatuan wisata nuansa
alam dengan wisata
rekreasi.
2. Tersedia wahana untuk
acara kegiatan
Gathering.
3. Menyediakan atraksi
wisata terapi ikan dan
pemancingan.
4. Fasilitas lengkap dengan
toilet dan Musolah.
5. Kebersihan yang
terjamin serta
tersedianya listrik dan
air bersih.
Kelemahan (W)
1. Mencari investor yang
bersedia untuk bisa
bekerja sama.
2. Terbatasnya dana untuk
biaya improvisasi.
3. Masih kurangnya
informasi adanya sapta
pesona.
4. Memerlukan sumber
daya manusia yang
spesialis.
5. Tidak adanya bantuan
atau kontribusi dari
pemerintah daerah.
Peluang (O)
1. Memiliki kesempatan
menjadi investor.
2. Minat bagi wisatawan yang
terus meningkat.
3. Memanfaatkan kegiatan
Gathering pada perusahaan
yang ada.
4. Menambah destinasi wisata
yang ada di Samboja
khususnya.
5. Kesempatan memberikan
lapangan pekerjaan baru.
STRATEGI (SO)
1. Aktivasi pengelolaan
Tourism Marketing
(S2,S3,S5,O1,O5)
2. Membangun kemitraan
pemasaran dan
memberikan diskon harga
paket gathering di Wisata
LEA. (S2,O2,O3)
3. Menambah atraksi wisata
edukasi dan wahana yang
menantang.
(S1,S2,O2,O3,O4)
4. Membuat gedung aula
serbaguna (S4,O2)
5. Pengadaan tanda
pengarah jalan dan papan
Sapta Pesona pada setiap
zona rekreasi (S4,S5,O4)
STRATEGI (WO)
1. Menjadikan perusahaan
yang bisa bekerja sama
untuk penanaman modal
bagi insvestor secara
profesional dan
confidence. (W1,O1)
2. Mengadakan event
makan sepuasnya, bayar
seikhlasnya pada setiap
hari libur nasional.
(W2,O2)
3. Membuka lowongan
pekerjaan atau membuat
open recruitment bagi
masyarakat. (W4,O5)
4. Bekerja sama dengan biro
perjalanan dan travel
maupun hotel.
(W1,O2,O4)
Ancaman (T)
1. Ketidakpatuhan para
pengunjung pada SOP yang
telah ditetapkan oleh
perusahaan.
2. Bahayanya penyakit menular
dari satwa yang berada
dilokasi wisata.
3. Kemajuan perkembangan
teknologi serta wisata modern
sehingga terjadi urbanisasi.
4. Para pengunjung yang jenuh
dengan atraksi wisata yang
tidak memiliki
improvisasi/inovasi.
STRATEGI (ST) 1. Bekerja sama dengan
investor lainnya untuk
membuat kolam
renang waterboom.
(S1,T3,T4)
2. Membuat Family
cottages untuk liburan
keluarga. (S1,T5)
3. Memperbarui dan
melengkapi peralatan
yang ada pada fasilitas
umum. (S4,T3)
4. Tersedia fasilitas wifi
STRATEGI (WT)
1. Menambah relasi
ataupun menjalin
kerjasama dengan
perusahaan-perusahaan
yang bersinergi.
(W1,W2,T3,T4)
2. Bantuan dari
pemerintah daerah
berupa bantuan moral
dan finansial. (W5,O5)
3. Pengadaan penanda
himbauan peraturan
dan larangan bagi
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
365
5. Memberikan peluang bagi
para pesaing untuk
menciptakan destinasi wisata
yang sama.
bagi wisatawan.
(S1,T3)
5. Membuka pendopo
sovenir unik untuk
pengunjung. (S4,T4)
pengunjung. (W3,T1)
4. Bekerja sama dengan
investor untuk
membuat masing-
masing zona sesuai
dengan kebutuhan.
(W1,W2,T2)
Sumber : Data Diolah, 2017
Pembahasan
Berbagai strategi yang telah dijabarkan diatas, kekemukakan guna
pengembangan dalam meningkatkan jumlah pengunjung untuk berwisata di
Lamin Etam Ambors Samboja, menyesuaikan dengan posisi yang telah diketahui
dalam matriks posisi SWOT pada diagram analisis SWOT diatas. Dalam
penelitian yang dilakukan pada Daya Tarik Wisata Lamin Etam Ambors, diagram
menunjukkan posisi berada pada kuadran 1 sehingga dalam strategi
pengembangan, strategi yang tepat digunakan dalam posisi tersebut adalah
strategi agresif. Strategi agresif adalah strategi yang berfokus pada strategi SO
(Strenghts - Opportunities) yaitu strategi dengan memanfaatkan seluruh kekuatan
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Sehingga
mendapatkan hasil strategi yang tepat digunakan manajemen pengelola yaitu :
1. Aktivasi pengelolaan Tourism Marketing. (S2,S3,S5,O1,O5)
2. Membangun kemitraan pemasaran dan memberikan diskon harga paket
gathering pada perusahaan, instansi, organisasi dan komunitas yang akan
mengadakan di Wisata LEA. (S2,O2,O3)
3. Menambah atraksi wisata edukasi dan wahana yang menantang.
(S1,S2,O2,O3,O4)
4. Membuat gedung aula serbaguna. (S4,O2)
5. Pengadaan tanda pengarah jalan dan papan Sapta Pesona pada setiap zona
rekreasi. (S4,S5,O4)
Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi pengembangan yang tepat digunakan
oleh Wisata Lamin Etam Ambors saat ini adalah menerapkan strategi SO
(Strenghts - Opportunities). Strategi SO dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan
yang ada dengan tujuan mendapatkan peluang pada Wisata Lamin Etam Ambors.
Strategi SO (Strenghts - Opportunities) di antaranya yaitu :
a. Strategi SO1
Merupakan aktivasi pengelolaan tourism marketing, dengan adanya aktivasi
pengelolaan sosial media sebagai sarana promosi interaktif dan komunikatif
terhadap pasar sasaran. Suatu daya tarik wisata harus memiliki strategi
pemasaran yang merupakan langkah untuk mulai membuka perhatian
masyarakat luas sehingga menimbulkan minat wisatawan untuk berkunjung ke
destinasi wisata Lamin Etam Ambors. Pendekatan strategi pertumbuhan untuk
pemasaran destinasi wisata. Informasi pada sosial media, website/blog,
maupun media internet lainnya akan mencapai dan meyakinkan pengunjung
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
366
untuk datang kesebuah destinasi. Publik dan hubungan media akan
memperkuat pesan kunci, memberikan sebuah citra yang baik, konsisten dan
relevan. Promosi menyediakan pasar sasaran dengan informasi yang akurat
dan tepat waktu untuk membantu para calon pengunjung untuk memutuskan
pergi berwisata ke detinasi wisata Lamin Etam Ambors, informasi tersebut
penting dan praktis digunakan pengunjung potensial yang sudah ada dan juga
akurat.
b. Strategi SO2
Merupakan strategi untuk membangun kemitraan pemasaran dan memberikan
diskon (potongan harga) bagi perusahaan yang akan mengadakan gathering
dilokasi Wisata Lamin Etam Ambors. Sasaran yang ditargetkan untuk
perusahaan-perusahaan yang ada di Balikpapan, dan Tenggarong, perusahaan
akan tertarik dengan adanya potongan harga (diskon) lengkap dengan
outbound/wahana serta mempunyai acara game kegiatan gathering berpadu
dengan nuansa alam yang rindang dan nyaman. Dalam hal ini, membangun
kemitraan pemasaran merupakan faktor untuk menjalin kerjasama sehingga
berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas wisatawan untuk kunjungan
ulang. Dengan demikian, maka manajemen pengelola memiliki program aksi
seperti halnya membentuk komite pemasaran yang berdedikasi dan
berpengalaman sebagai bagian dari struktur pengelolaan destinasi yang
menyeluruh untuk memandu dan memberikan advis dalam pengambilan
keputusan, serta mengembangkan rencana pemasaran stratejik sebagai
panduan dalam pemasaran destinasi wisata Lamin Etam Ambors.
c. Strategi SO3
Menambah wisata edukasi dan wahana yang menantang ataupun memacu
adrenalin yaitu menambah wawasan pengetahuan seperti halnya edukasi
tentang perkebunan yang bertujuan lebih mengenal jenis tumbuh-tumbuhan
pangan sehari-hari bagi lembaga pemdidikan seperti paud dan taman kanak-
kanak yang disampaikan oleh tourguide. Sedangkan menambah wahana yang
menantang dan memacu adrenalin seperti membuat climbing wall atau tower
climbing bagi wisatawan yang berminat untuk merasakan sensasi panjat
tebing. Disamping itu, adapula standar operasional prosedur seperti etika
pemanjatan, teknik pemanjatan, ketinggian yang dicapai, keselamatan dalam
pemanjatan, peralatan panjat, pencegahan kecelakaan dan pertolongan pertama
serta mencakup hal lainnya yang dapat dilakukan ketika terjadi pada suatu
kondisi tertentu dapat teratasi. Tidak hanya wahana yang menantang,
manajemen pengelola akan lebih baik bila mampu menyelanggarakan festival
dan event apapun yang bekerjasama dengan organisasi masyarakat hingga
komunitas-komunitas yang ada di Kaliantan Timur khususnya pada kota-kota
terdekat seperti Kota Samarinda dan Balikpapan. Dengan adanya perencanaan
strategi pengembangan event yang lebih menkoordinasi, mengelola, dan
mempromosikan festival dan event yang diselengarakan, maka akan menarik
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
367
pengunjung dan masyarakat sekitar untuk terlibat untuk mendukung
pembentukan citra destinasi wisata Lamin Etam Ambors.
d. Strategi SO4
Merupakan strategi dengan membuat gedung aula serba guna yang bermanfaat
untuk mengadakan acara formal maupun semi formal hingga kegiatan menarik
yang kondisinya dilakukan pada dalam ruangan (indoor). Fasilitas dan
Pelayanan ini akan membuat wisatawan merasa nyaman selama berada
ditempat wisata. Penempatannya aula pun harus tepat, memiliki ukuran sesuai
dengan kebutuhan sehingga dapat menjadi bangunan kokoh berdiri serta
kegiatan atraksi yang unik dan event luar biasa dapat terlaksana dengan lancar.
Mengenai dana, umumnya dana atau dalam pembiayaan lebih terbatas
dibanding dengan barang-barang konsumsi dan produk jasa. Pertimbangan
outspend (biaya pengeluaran) menjadi salah satu cara agar pembangunan tetap
bejalan dengan baik.
e. Strategi SO5
Pengadaan tanda pengarah jalan dan papan Sapta Pesona pada setiap zona
rekreasi. Untuk pengadaan tanda petunjuk arah menuju destinasi wisata Lamin
Etam Ambors berfokus pada pengunjung yang perdana (pertama kali)
mendatangi daya tarik wisata ini, yang berguna kemudahan menemukan akses
jalan, mengetahui berapa jarak tempuh yang dilalui hingga sampai ketujuan.
Kemudian pengadaan program papan Sapta Pesona bermanfaat untuk
mengoptimalkan sosialisasi Sapta Pesona kepada pelaku bisnis pariwisata dan
meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya menciptakan keamanan,
dan kenyamanan, ketertiban, keteraturan dan kedisplinan, kebersihan dan
keindahan, serta keramatamahan (Hospitality).
Setelah dari penjelasan kelima strategi diatas, dapat dihasilkan bahwa
strategi tepat untuk diterapkan dalam meningkatkan jumlah pengunjung untuk
berwisata di Lamin Etam Ambors adalah strategi SO1 merupakan strategi
aktivasi pengelolaan Tourism Marketing. Alternatif strategi ini dipilih dengan
alasan perlunya promosi maupun publikasi tentang daya tarik wisata akan
membantu peningkatan jumlah kunjungan serta melakukan inovasi-inovasi
baru akan mendatangkan kunjungan ulang dari wisatawan yang berantusias.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya
mengenai “Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Dalam meningkatkan
Jumlah Pengunjung Untuk Berwisata Di Lamin Etam Ambors”, sehingga dapat
menjawab pertanyaan pada rumusan masalah, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa dari hasil analisis matriks SWOT, dapat dilihat bahwa strategi
pengembangan yang tepat digunakan adalah strategi SO (Strengths –
Opportunity), yaitu pertama, aktivasi pengelolaan Tourism Marketing. Kedua,
Membangun kemitraan pemasaran dan memberikan diskon harga paket gathering
pada perusahaan, instansi, organisasi dan komunitas yang akan mengadakan di
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 2, 2018: 355-369
368
Wisata LEA. Ketiga yaitu menambah atraksi wisata edukasi dan wahana yang
menantang. Kemudian keempat, membuat gedung aula serbaguna. Kelima adalah
pengadaan tanda pengarah jalan dan papan Sapta Pesona pada setiap zona
rekreasi. Strategi SO dilakukan untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dengan
tujuan mendapatkan peluang pada Wisata Lamin Etam Ambors sehingga destinasi
wisata ini ramai pengunjung, dan wisatawan pun tidak merasa jenuh serta dapat
menikmati liburan yang berkesan dan menyenangkan. Dengan meningkatnya
pengunjung yang datang maka Wisata Lamin Etam Ambors akan lebih semakin
maju agar dapat memberikan atraksi yang terbaik bagi wisatawan sebagai daya
tarik wisata di Samboja, Kukar, Kalimantan Timur.
a. Saran Strategis Dalam pengembangan daya tarik wisata untuk meningkatkan jumlah
pengunjung, peneliti menyarankan adalah dengan menjalankan promosi
aktivasi sosial media sebagai sarana promosi interaktif dan komunikatif
terhadap pasar sasaran dan pengelolaan tourism marketing.
b. Saran akademis 1) Disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan penelitian lebih
mendalam tentang strategi pengembangan diberbagai obyek lainnya. Selain
itu, diharapkan peneliti juga menggunakan analisis SWOT maupun alat
analisis lainya agar lebih memperbanyak lagi sumber referensi yang akurat
terkait dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.
2) Disarankan untuk peneliti selanjutnya, bagi yang hendak melakukan
penelitian pada obyek penelitian yang sama diharapkan dapat menggunakan
metode dan teknik pengumpulan data yang berbeda guna memperluas
wawasan/pengetahuan bagi peneliti maupun pembaca.
Daftar Pustaka
Abdullah, Mulat Wigati. 2008. Sosiologi VII, Jakarta: grasindo.
Agustin, dkk. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisatawan
domestik terhadap obyek wisata bahari pulau cingkuak kabupaten
pesisir selatan: Sumatera Barat.
Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata dari
Teori Ke Aplikasi. Yogyakarta: PUSPAR UGM.
David, Fred R. 2010. Strategic Management : A Competitive Advantage
Approach, Concept and Cases (13th Edition). Prentice Hall
International, London.
Guslan, Ahmad. 2016. Analisis Strategi Saluran Pemasaran Usaha Budidaya
Udang Windu Di Desa Pegat Batumbuk Kecamatan Pulau Derawan
Kabupaten Berau: Universitas Mulawarman.
Hakim, Zul. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan
Pada Area Wisata Gili Trawangan: Universitas Mataram.
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata (Riska Noor Gusti Maulidta)
369
Hasan, Ali, S.E.,M.M. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta: CAPS.
Hasan, dkk. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan
Dalam Melakukan Kunjungan Wisata: Kota Tidore Kepulauan.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta, Penerbit
Erlangga.
Kurniasih, Riski. 2017. Analisis Strategi Pemasaran Warung Bakso Katon Netro
Wong Solo di Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser: Universitas
Mulawarman
Moleong, J Lexy, Prof. Dr. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakaya.
Nadhor, M. 2007. Jurnal. Analisis Pengaruh Promosi Wisata Dalam Meningkatan
Kunjungan Wisata (Di Taman Wisata Goa Maharani Paciran
Lamongan): Jawa Timur.
Octaviani, dkk. 2012. Strategi Promosi Pariwisata Kota Pekanbaru: Riau
Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta:
Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Rangkuti, Freddy. 2015. SWOT Balanced Scorecard. Jakarta:
Rangkuti, Freddy. 2015. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia.
Sefira, dkk. 2013. “Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata
Daerah”.Universitas Brawijaya: Jawa Timur. (diakses 06 Oktober
2016).
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alphabeta.
Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakaya.
Dokumen-dokumen :
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Sumber Internet :
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. https://www.bps.go.id/index.php/brs/1403.
Tentang Kunjungan Wisatawan Mancanega Ke Indonesia. (diakses 11
Febuari 2017)
Pradikta, Angga. 2013. “Strategi Pengembangan Obyek Wisata Waduk
Gunungrowo Indah Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah(PAD)KabupatenPati”.
http://lib.unnes.ac.id/18444/1/7450408015.pdf. (diakses 18 Oktober
2016).
Soebagyo. 2012. “Stratergi Pengembangan Pariwisata di Indonesia”. http://
www.liquidity.stiead.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/8-_Soebagyo-
Liquidity-STIEAD.pdf. (diakses 06 Oktober 2016).