efisiensi
DESCRIPTION
LAPORAN EVALUASI PELAYANAN MEDIS MELALUI PERHITUNGAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS RSUD RA.KARTINI TAHUN 2015TRANSCRIPT
LAPORAN EVALUASI PELAYANAN MEDIS MELALUI
PERHITUNGAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
RSUD RA.KARTINI TAHUN 2015
Diajukan guna melengkapi persyaratan kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh:
GARRY ADITYA 220101142200
ASTRI RAHMA ROSITA 22010113220172
METHA APRILIA 22010114210071
DHANESWARA ADHYATMA 220101142100
MANISTA ASTRIYANI 22010114210017
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UPAYA KESEHATAN
MLONGGO
JEPARA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Hasil Kunjunagn Kerja tentang Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Perhitungan
Efisiensi dan Efektivitas RSUD RA.Kartini Tahun 2014, telah disajikan guna melengkapi
tugas Kepaniteraan Senior Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro pada tanggal 11 Februari 2015 di RSU R.A. Kartini Jepara.
Jepara, 11 Februari 2015
Mengesahkan,
Direktur RSU RA Kartini Jepara Pembimbing
Drg. Kusnarto, M.Kes Dr. Nur Kukuh, M.Kes
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan evaluasi pelayanan medis
melalui perhitungan efisiensi dan efektifitas RSUD RA. Kartini tahun 2015 ini tanpa
hambatan yang berarti.
Penulis menyusun laporan ini dalam rangka melengkapi tugas kepaniteraan senior
Ilmu Kesehatan Masyarakat di P2UKM Fakultas Kedokteran Undip, khususnya dalam
rangka mengetahui evaluasi pelayanan medis melalui perhitungan efektivitas dan efisiensi
di RSUD RA.Kartini tahun 2015.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya, terutama kepada:
1. Direktur RSUD RA. Kartini, Kabupaten Jepara, yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk belajar mengenai manajemen rumah sakit di RSUD RA.
Kartini.
2. Para dokter, bidan, perawat dan staf RSU RA. Kartini yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini.
3. dr. Nurkukuh, staf pengajar di P2UKM.
4. dr. Bambang Hariyana, staf pengajar di P2UKM.
5. dr. Ari Budi, staf pengajar di P2UKM
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, sebagai calon
dokter, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan laporan ini.
Mlonggo, 11 Februari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Tujuan........................................................................................................2
I.2.1 Tujuan umum................................................................................2
I.2.2 Tujuan khusus...............................................................................2
I.3 Ruang Lingkup..........................................................................................3
I.4 Metodologi................................................................................................3
BAB II. HASIL KUNJUNGAN KERJA RUMAH SAKIT KARTINI
II.1 Gambaran Umum............................................................................... ....4
II.2 Rekapitulasi Data Statistik Pelayanan Medis........................................5
II.3 Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Perhitungan Efisiensi dan Efektivitas
RSUD RA. Kartini Tahun 2012............................................................5
iii
BAB III.PEMBAHASAN....................................................................................... 13
BAB IV.KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan ......................................................................................... 18
IV.2 Saran ................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................20
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data jumlah tempat tidur RSU RA.Kartini tahun 2014 (Januari-Desember)................4
Tabel 2. Rekapitulasi data statistik pelayanan medis....................................................... .........5
Tabel 3. BOR RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014...................................................6
Tabel 4. TOI RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014....................................................8
Tabel 5. Av-LOS RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014..............................................9
Tabel 6. BTO RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014.......................................................11
Tabel 7. Indikator pemanfaatan sarana pelayanan RSUD RA. Kartini Periode Tahun 2014........12
v
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1. Efisiensi Pemanfaatan Tempat Tidur RSUD RA Kartini Jepara Tahun 2014..............17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rumah sakit adalah suatu institusi yang diharapkan oleh masyarakat untuk
memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya secara berdaya guna (efisien) dan
berhasil guna (efektif). Selain itu, rumah sakit juga dituntut untuk meningkatkan
pengelolaan agar dapat bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan.1
Pada saat ini, pelayanan rumah sakit merupakan bentuk upaya pelayanan kesehatan
yang bersifat sosio-ekonomi, yaitu suatu usaha yang bersifat sosial namun diusahakan agar
bisa mendapat keuntungan dengan cara pengelolaan yang profesional dengan
memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai dalam membangun
rumah sakit dapat digambarkan sebagai membangun suatu rumah sakit yang mampu
mandiri dalam pembiayaan melalui pengelolaan secara langsung dana yang diperoleh dari
jasa pelayanan dan dari berbagai sumber dana lainnya. Supaya sasaran tersebut dapat
tercapai, maka diperlukan cara pengelolaan yang mengikuti prinsip-prinsip manajemen.1,2
Pengelolaan sebuah rumah sakit sangat berbeda dengan bidang usaha lain. Kegiatan
pengelolaan rumah sakit sangat kompleks karena melibatkan berbagai macam disiplin
ilmu, antara lain disiplin ilmu kedokteran, keperawatan, teknik, ekonomi, hukum maupun
humas.1,2
Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap jasa pelayanan
kesehatan, RSUD RA. Kartini sebagai salah satu rumah sakit di Kabupaten Jepara yang
memiliki visi “Menjadi rumah sakit pilihan pertama dan utama”. Untuk mewujudkan visi
tersebut, RSUD RA. Kartini memiliki misi berupa “Menyelanggarakan pelayanan prima,
mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia, melengkapi sarana prasarana
sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kerjasama
lintas sektor.” Selain itu, RSUD RA.Kartini memiliki nilai-nilai yang dianut yaitu
ketaqwaan, etos kerja, kebersamaan, kejujuran, keterbukaan, akuntabilitas, efisien dan
efektivitas, profesionalisme, dan pelayanan prima.3
1
Tujuan RSUD RA. Kartini adalah terwujudnya RSUD RA. Kartini yang
mempunyai fasilitas yang memadai serta memiliki sumber daya manusia yang
professional. Selain itu, RSUD RA. Kartini juga memiliki tujuan mewujudkan rumah sakit
yang berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, mewujudkan
pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat, memberikan
kepuasan bagi pengguna jasa rumah sakit, dan terciptanya iklim kondusif yang menunjang
daya saing rumah sakit.3
Tingkat keberhasilan pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit dapat dinilai
dari berbagai segi, yaitu peningkatan pemanfaatan pelayanan, mutu pelayanan, tingkat
efisiensi pelayanan, aksesibilitas, cakupan, ketersediaan, tenaga dan alat. Untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit, diperlukan
berbagai indikator dan paramater yang digunakan sebagai acuan atau nilai banding antara
fakta dengan standar yang diinginkan. Indikator-indikator yang dapat digunakan untuk
menilai pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit, khususnya menyangkut instalasi
rawat inap, yaitu Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (AvLOS/LOS), Bed
Turn Over (BTO), Turn Over Interval (TOI), Net Death Rate (NDR), Gross Death Rate
(GDR).2,3,4
Oleh karena hal-hal di atas, maka dalam laporan ini dipaparkan tentang evaluasi
pelayanan medis RSUD RA. Kartini melalui perhitungan efisiensi dan efektivitas tahun
2012.2
I.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mengetahui evaluasi pelayanan medis melalui perhitungan efektivitas dan
efisiensi di RSUD RA.Kartini tahun 2014.
B. Tujuan Khusus
Mengetahui perhitungan efisiensi dan efektivitas di RSUD RA. Kartini tahun 2014.
Mengetahui hasil perhitungan efisiensi dan efektivitas di RSUD RA. Kartini tahun
2014.
1.3 Ruang Lingkup
2
Waktu : Tanggal 9 – 11 Februari 2015
Lokasi : RSUD RA. Kartini, Kabupaten Jepara
Materi : Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Perhitungan Efisiensi
dan Efektivitas di RSUD RA. Kartini tahun 2014
1.4 Metodologi
Laporan ini disusun berdasarkan data primer dan data sekunder yang didapatkan
selama tiga hari yaitu pada tanggal 9 – 11 Februari 2015, di RSUD RA. Kartini Kabupaten
Jepara. Data primer tersebut diperoleh dari wawancara langsung dengan petugas rekam
medis sedangkan data sekunder didapatkan dari Data Statistik Ruangan RSUD RA. Kartini
Kabupaten Jepara tahun 2014 dari Bagian Rekam Medik (RM) RSUD RA. Kartini
Kabupaten Jepara. Setelah diperoleh data, kemudian dilakukan perhitungan BOR (Bed
Occupancy Ratio), AvLOS (Avarage Length of Stay), TOI (Turn Over Interval), BTO (Bed
Turn Over), NDR (Net Death Rate), GDR (Gross Death Rate), pembahasan hasil, dan
pengambilan kesimpulan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.
BAB II
3
HASIL KUNJUNGAN KERJA EVALUASI PELAYANAN MEDIS MELALUI
PERHITUNGAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS RSUD RA. KARTINI TAHUN 2012
II.1 Gambaran Umum
Instalasi rawat inap di RSUD RA. Kartini pada tahun 2014 memiliki 14 ruang
perawatan pasien dengan kapasitas tempat tidur masing-masing sebagai berikut: 3
Tabel 1. Data jumlah tempat tidur RSUD RA.Kartini Tahun 2014 (Januari-Desember)
NO RUANGAN JUMLAH
1 Ruang cempaka 25 Tempat tidur
2 Ruang teratai 32 Tempat tidur
3 Ruang Bougenvil 26 Tempat tidur
4 Ruang Flamboyan 9 Tempat tidur
5 Ruang VIP 12 Tempat tidur
6 Ruang Anggrek 18 Tempat tidur
7 Ruang Mawar 21 Tempat tidur
8 Ruang Melati 19 Tempat tidur
9 Ruang Dahlia 28 Tempat tidur
10 Ruang ICU 7 Tempat tidur
11 Ruang Anyelir 14 Tempat tidur
12 Ruang Kemuning 32 Tempat tidur
13 Ruang Kenanga 8 Tempat tidur
14 Ruang Seruni 26 Tempat tidur
JUMLAH 277 Tempat tidur
4
II.2 Rekapitulasi Data Statistik Pelayanan Medis
Hasil rekapitulasi data statistik pelayanan medis RSUD RA. Kartini pada tahun
2014 (dengan jumlah hari pada tahun 2014 adalah 365 hari) adalah sebagai berikut:3
Tabel 2. Rekapitulasi Data Statistik Pelayanan Medis
NO DATA
1 Jumlah hari perawatan rumah sakit 77.098
2 Jumlah lama dirawat 94.015
3 Jumlah pasien masuk 16.097
4 Jumlah pasien keluar 16.043
5 Jumlah pasien mati ≥ 48 jam dirawat 513
6 Jumlah pasien mati < 48 jam dirawat 401
7 Jumlah pasien mati secara keseluruhan
914
8 Jumlah pasien pulang paksa 1.398
9 Jumlah pasien yang dirujuk 187
II.3 Evaluasi Pelayanan Medis Melalui Perhitungan Efisiensi dan Efektivitas
RSUD RA. Kartini Tahun 2012
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengevaluasi pelayanan medis melalui
perhitungan efisiensi dan efektivitas pelayanan medis RSUD RA. Kartini tahun 2014
adalah3,5
1. BOR (Bed Occupancy Rate)
2. TOI (Turn Over Interval)
3. Av-LOS (Average Length of Stay)
4. NDR (Net Death Rate)
5. GDR (Gross Death Rate)
6. BTO (Bed Turn Over)
5
Data yang digunakan untuk menghitung indikator efisiensi dan efektivitas tersebut
didapatkan dari rekapitulasi data statistik pelayanan medis per bangsal dan per bulan.
RSUD RA. Kartini juga telah menghitung evaluasi pelayanan medis dengan menggunakan
indikator-indikator tersebut diatas secara per bangsal dan per bulan.
Oleh karena itu, dilakukan perhitungan ulang untuk periode satu tahun dengan hasil
sebagai berikut:
1. BOR (Bed Occupancy Rate)5
BOR adalah prensentase tempat tidur yang terisi pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat pemakaian tempat
tidur di rumah sakit. Nilai ideal BOR adalah 60-85% (Depkes 2005).
Rumus penghitungan BOR:
BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit x 100%
Jumlah TT x Jumlah hari dalam satu satuan waktu
Tabel 3. BOR RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014
NO RUANGAN BOR
1 Ruang cempaka 78,32
2 Ruang teratai 73,35
3 Ruang Bougenvil 65,46
4 Ruang Flamboyan 87,98
5 Ruang VIP 88,48
6 Ruang Anggrek 79,07
7 Ruang Mawar 54,25
8 Ruang Melati 79,20
NO RUANGAN BOR
6
9 Ruang Dahlia 77,70
10 Ruang ICU 94,93
11 Ruang Anyelir 107,83
12 Ruang Kemuning 83,07
13 Ruang Kenanga 59,08
14 Ruang Seruni 60,44
JUMLAH 1089,16
BOR selama 1 tahun = Jumlah BOR semua ruangan
14 = 77,79%
Atau menggunakan Rumus Barber-Johnson6 :
BOR
KeteranganO : rerata tempat tidur terisi (Hari Perawatan/t)A : kapasitas tempat tidur tersediaTT : jumlah tempat tidur siap pakait : jumlah hari perhitungan dalam satu satuan
waktu
Hari perawatan =
7
2. TOI (Turn Over Interval)5:
TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari, dimana tempat tidur kosong dari
saat terisi sebelumnya ke saat terisi berikutnya. Indikator ini juga memberikan gambaran
tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong hanya dalam
waktu 1-3 hari.
Rumus penghitungan TOR :
TOI = Jumlah (TT x 36 5 ) – Hari perawatan
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Tabel 4. TOI RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014
NO RUANGAN TOI
1 Ruang cempaka 1,72
2 Ruang teratai 1,85
3 Ruang Bougenvil 1,15
4 Ruang Flamboyan 0,48
5 Ruang VIP 0,47
6 Ruang Anggrek 1,01
7 Ruang Mawar 1,73
8 Ruang Melati 0,92
9 Ruang Dahlia 1,08
10 Ruang ICU 0,20
11 Ruang Anyelir -0,36
12 Ruang Kemuning 1,08
13 Ruang Kenanga 3,79
14 Ruang Seruni 9,37
8
JUMLAH 24,49
TOI selama 1 tahun = Jumlah TOI semua ruangan
14
= 1,74 hari
3. Av-LOS (Average Length of Stay)5:
Av-LOS adalah rata-rata lama dirawatnya seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu
pelayanan. Secara umum LOS yang ideal adalah antara 6-9 hari (Depkes 2005).
Rumus perhitungan Av-LOS :
Av-LOS = Jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien keluar (hidup+mati)
Tabel 5. Av-LOS RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014
NO RUANGAN Av-LOS
1 Ruang cempaka 6,32
2 Ruang teratai 4,53
3 Ruang Bougenvil 2,16
4 Ruang Flamboyan 3,48
5 Ruang VIP 3,65
6 Ruang Anggrek 3,83
7 Ruang Mawar 2,05
8 Ruang Melati 3,23
9 Ruang Dahlia 3,77
10 Ruang ICU 3,82
11 Ruang Anyelir 4,94
9
12 Ruang Kemuning 5,29
13 Ruang Kenanga 5,47
14 Ruang Seruni 14,31
JUMLAH 66,85
Av-LOS selama 1 tahun = Jumlah Av-LOS semua ruangan
14
= 4,77 hari
4. NDR (Net Death Rate) 5
NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian pasien rawat inap >48 jam setelah
dirawat di rumah sakit untuk tiap – tiap 1000 pasien keluar. Indikator ini juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang masih dapat
ditolerir adalah < 25/1000 penderita keluar.
NDR = Jumlah pasien mati ≥ 48 jam dirawat x 1000%o
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
NDR selama 1 tahun = 19 permil
5. GDR (Gross Death Rate) 5
GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian kasar di unit rawat inap untuk
setiap 1000 pasien keluar. GDR merupakan indikator mutu pelayanan di unit rawat inap.
Nilai ideal dari GDR adalah <45/1000 penderita.
Rumus penghitungan GDR:
GDR selama 1 tahun = 41,21 permil
10
6. BTO (Bed Turn Over)5
BTO (Bed Turn Over) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur instalasi rawat
inap dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya satu tahun). Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi dari pemakaian tempat tidur. Idealnya selama satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus penghitungan BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar Januari-Desember
Jumlah tempat tidur
Tabel 6. BTO RSUD Kartini Jepara Januari-Desember 2014
NO RUANGAN BTO
1 Ruang cempaka 50,02
2 Ruang teratai 59,16
3 Ruang Bougenvil 110,73
4 Ruang Flamboyan 92,33
5 Ruang VIP 88,50
6 Ruang Anggrek 75,44
7 Ruang Mawar 96,38
8 Ruang Melati 89,79
9 Ruang Dahlia 75,43
10 Ruang ICU 91,00
11 Ruang Anyelir 79,93
12 Ruang Kemuning 57,50
13 Ruang Kenanga 39,50
14 Ruang Seruni 15,46
11
JUMLAH 1021,17
BTO selama 1 tahun = Jumlah B T O semua ruangan
14
= 72,94 kali
Tabel di bawah ini adalah tabel indikator pemanfaatan sarana pelayanan medis RSUD
RA. Kartini Periode Tahun 2014 dibandingkan dengan nilai standar Barber-Johnson dan nilai
standar Departemen Kesehatan tahun 2005.
Tabel 7. Indikator pemanfaatan sarana pelayanan RSUD RA. Kartini Periode Tahun 2014
No IndikatorStandar pelayanan (Barber-Johnson)
Standar Pelayanan
(DepKes 2005)
Nilai tahun 2014
1. Bed Occupancy Rate (BOR)
75-85 % 60- 85 % 77,79%
2. Turn OverIntervale (TOI) 1-3 hari 1- 3 hari 1,74 hari
3. Average Length of Stay (Av LOS)
3-12 hari 6- 9 hari 4,77 hari
4. Nett Death Rate (NDR) <25‰ 25 19 %o
5. Gross Death Rate (GDR) <45‰ 45 41,21 %o
6. Bed Turn Over (BTO) 30 40- 50 72,94 kali
12
BAB III
PEMBAHASAN
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif yang berperan
untuk mendiagnosis sedini mungkin dan mengobati secara tepat dan rasional terhadap individu
yang terserang penyakit. Selain berperan dalam pelayanan kuratif dan rehabilitatif, Rumah Sakit
juga berperan dalam upaya kesehatan promotif dan preventif. Sehingga Rumah Sakit tidak hanya
berperan untuk memulihkan status kesehatan seseorang dari sakit menjadi sehat, namun disertai
pula dengan pencegahan terhadap timbulnya suatu penyakit.3
Adapun tugas unit Rawat Inap di suatu rumah sakit adalah untuk menyelenggarakan
pelayanan asuhan medis secara keseluruhan bagi pasien rawat inap. Selain itu, pelayanan rawat
inap juGga berguna untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis, dan
pelayanan penunjang medis dengan cara tinggal di ruang rawat inap.5 Rawat inap memberikan
nilai masukan yang cukup signifikan bagi rumah sakit. Pasien yang dirawat inap merupakan
pasien yang tidak dapat diobati melalui rawat jalan, dan memerlukan perawatan intensif serta
harus tinggal beberapa lama di rumah sakit sampai waktu tertentu.2
Evaluasi penilaian tingkat keberhasilan atau gambaran pelayanan medis pada sebuah rumah
sakit meliputi tingkat pemanfaatan sarana pelayanan, mutu pelayanan, tingkat efisiensi pelayanan
dan tingkat produktifitas pelayanan. Indikator penilaian yang digunakan sebagai evaluasi adalah
dengan penghitungan Bed Occupancy Rate (BOR), Averages Length of Stay (AvLOS), Turn
Over Interval (TOI), Bed Turn Over (BTO), Net Death Rate (NDR) dan Gross Death Rate
(GDR). Standar yang digunakan untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan medis adalah
standar yang ditetapkan oleh DepKes tahun 2005 untuk nasional dan Barber- Johnson untuk
standar internasional. Kedua standar tersebut menggunakan perhitungan indikator-indikator
selama satu tahun. Oleh karena itu, meskipun telah tersedia data tiap indikator, data tersebut
tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar yang dapat dipakai untuk mengevaluasi setiap
bulan. Maka berdasarkan hal tersebut dilakukan perhitungan ulang untuk periode satu tahun. 5
13
Nilai BOR merupakan persentase pemakaian tempat tidur di Unit Rawat Inap pada satu
satuan waktu tertentu yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
di rumah sakit.5 BOR dihitung untuk menentukan efisiensi pelayanan rumah sakit. Perhitungan
nilainya meningkat jika jumlah pasien meningkat, misal saat kejadian wabah atau jumlah tempat
tidur yang tersedia kurang mencukupi. Jika rata-rata tingkat penggunaan tempat tidur di bawah
standar berarti tempat tidur yang tersedia di rumah sakit belum dapat dimanfaatkan sebagaimana
mestinya dan apabila lebih dari standar kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial akan
meningkat dan juga akan mengurangi cadangan tempat tidur bila terjadi KLB.5 Berdasarkan
standar pelayanan Barber-Johnson nilai ideal BOR adalah 75-85%, sedangkan standar pelayanan
DepKes 2005 nilai ideal BOR adalah 60-85%. Setelah dilakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus perhitungan BOR maka didapatkan nilai BOR RSUD RA Kartini pada
tahun 2014 sebesar 77,79%. Sehingga berdasarkan DepKes 2005, nilai BOR RSUD RA.Kartini
berada dalam batas standar, akan tetapi berdasarkan Barber-Johnson nilai BOR RSUD RA.
Kartini di bawah standar. Nilai Barber-Johnson kurang tepat bila diterapkan di Indonesia karena
menggunakan standar internasional.
TOI adalah rerata hari (waktu) dimana tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi sampai
saat terisi berikutnya yang menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.5 Menurut
Standar Pelayanan DepKes tahun 2005, idealnya tempat tidur kosong hanya dalam waktu 1-3
hari. Nilai TOI tinggi pada keadaan sedikitnya pasien yang keluar selama periode waktu tertentu.
Nilai TOI rendah pada keadaan tempat tidur yang kurang, sementara frekuensi penggunaan
tempat tidur meningkat (begitu ada pasien yang keluar, tempat tidur sudah terisi lagi oleh pasien
baru yang masuk). Nilai TOI RSUD RA. Kartini selama tahun 2014 sebesar 1,74 hari. Dalam hal
ini nilai TOI RSUD RA.Kartini berada dalam batas standar.5
AvLOS menurut DepKes tahun 2005 adalah rerata lama hari dirawatnya seorang pasien.5
Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi serta dapat pula memberikan gambaran
mutu pelayanan. Secara umum, nilai AvLOS yang ideal menurut Depkes 2005 adalah 6-9 hari
sedangkan menurut Barber Johnson adalah 3-12 hari. Nilai AvLOS RSUD RA. Kartini selama
tahun 2014 sebesar 4,77 hari. Sehingga nilai AvLOS RSUD RA.Kartini berdasar DepKes 2005
memendek sedangkan menurut Barber Johnson berada dalam batas normal. Kemungkinan
AvLOS yang memendek ini adalah dari angka kematian, rujukan, atau dari angka pulang paksa.
14
Rendahnya angka AvLOS RSUD RA Kartini dipengaruhi oleh rendahnya angka AvLOS pada
bangsal Bougenville yaitu 2,16 dan Mawar yaitu 2,05. Hal ini disebabkan karena bangsal
tersebut merupakan ruang bersalin dan post partum. Adapun faktor-faktor lain yang
menyebabkan memendeknya AvLOS tergantung dari jenis penyakit. Misalnya kasus pasien yang
dirawat (diagnosis pasien yang masuk) adalah kasus penyakit ringan yang memang tidak
memerlukan waktu inap yang lama.
GDR adalah angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.5 Nilai GDR
RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara tahun 2014 adalah 41,21 %0, dimana nilai tersebut sesuai
standar yang ditetapkan DepKes yaitu tidak lebih dari 45 per 1000 pasien keluar. Sedangkan
NDR adalah angka kematian ≥ 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar.5
NDR dapat memberikan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Nilai NDR RSUD RA Kartini
Kabupaten Jepara tahun 2012 adalah 19 %0, dimana nilai tersebut sesuai standar DepKes 2005
yaitu kurang dari 25 per 1000 pasien keluar. Hal ini dapat berarti keberhasilan pengobatan dan
perawatan rumah sakit sudah baik.
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur yaitu berapa kali tempat tidur rumah sakit
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.5 BTO memberikan gambaran tingkat efisiensi dari
pemakaian tempat tidur dan produktivitas tempat tidur. Dari hasil pengolahan data didapatkan
nilai BTO RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara periode Januari – Desember 2014 sebesar 77,79
%. Angka tersebut lebih besar dari standar yang ditetapkan DepKes 2005 yaitu 40 - 50. Angka
BTO yang meninggi dapat disebabkan karena tingginya jumlah pasien keluar baik karena
sembuh, meninggal ataupun pulang paksa dalam waktu relatif lebih cepat (AvLOS yang
memendek). Nilai AvLOS yang memendek ikut menyebabkan BTO yang meningkat karena
dengan memendeknya AvLOS berarti jumlah pasien yang dirawat bertambah cepat sehingga
rata-rata satu tempat tidur ditempati oleh pasien dalam satu periode waktu (1 tahun) akan makin
tinggi karena pergantian pasien yang menggunakan tempat tidur relatif berjalan lebih cepat.
Periode waktu yang digunakan dalam indikator laporan ini dalam kurun waktu 1 tahun.
Perhitungan indikator-indikator ini sebenarnya dapat menggunakan kurun waktu harian, bulanan,
tahunan maupun per bangsal. Namun perhitungan per periode tahun lebih sering digunakan,
karena apabila perhitungan indikator ini dihitung per bangsal, kemungkinan nilai indikator
misalnya BOR menjadi lebih tinggi karena 1 tempat tidur dalam 1 bangsal per hari mungkin
dipakai lebih dari 1 pasien. Nilai BOR dalam hal ini masih sesuai standar Depkes 2005 dan
15
Baber Johnson. Dalam kurun waktu 1 tahun dapat dilihat perkembangan produktivitas dan
perkembangan kegiatan dari suatu rumah sakit sehingga dapat dibandingkan dengan standar
yang telah ditetapkan.
PERSAMAAN
Penjelasan :
Rumus Length Of Stay : L = O x 365/D
Rumus Turn Over Interval : T = (A – O) x 365/D
Jika Average Of Occupied Bed (O) = 77,79%
maka O = 77,79/100 A.
L = O x 365/D= 77,79/100 A x 365/D
L x D = 77,79/100 A x 365100/77,79 L x D = ( A x 365 )
T = (A – O) x 365/D= (A – 77,79/100 A) x 365/D
T x D = 22,21/100 A x 365100/22,21 T x D = ( A x 365 )
( A x 365 ) = ( A x 365 )100/77,79 L x D = 100/22,21 T x D22,21 L = 77,79 T
L = 7 7,79 T 22,21
L = 7,779 T 2,221
Y = 7,779 X 2,221
Jika X = 2,221Y = 7,779 ( 2,221 )
2,221Y = 7,779
Jadi jika Average Of Occupied Beds (O) = 77,79%, maka 2,221 kali Length Of Stay (L) sama
dengan 7,779 kali Turn Over Interval (T).
Dengan kata lain grafik Average Of Accupied Beds (O) = 77,79% adalah garis penghubung
antara titik (0 ; 0) dan titik (2,221 ; 7,779)
16
Gambar grafik percentage Bed Occupancy Rate = 77,79%, dengan menghubungkan titik (0 ; 0)
dan (7,779 ; 2,221).
D = Jumlah pasien keluar hidup dan mati
A= kapasitas TT yang terpakai
Grafik 1. Efisiensi Pemanfaatan Tempat Tidur RSUD RA Kartini Jepara Tahun 2014
Grafik diatas menggambasrkan tingat efisiensi rumah sakit dengan menggunakan
parameter BOR, AvLOS, TOI, dan BTO. Pada Grafik tersebut terlihat titik pertemuan parameter
masih berada di luar daerah efisiensi. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur di
RSUD RA Kartini masih belum efisien berdasarkan standar Barber-Johnson.
17
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 Kesimpulan
Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit,
diperlukan berbagai indikator. Indikator yang digunakan untuk menilai suatu rumah sakit sangat
banyak, khususnya yang menyangkut instalasi rawat inap. Indikator yang paling sering
digunakan yaitu: Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (AvLOS/LOS), Bed Turn
Over (BTO), Turn Over Interval (TOI), Net Death Rate (NDR),dan Gross Death Rate (GDR).
Data dari RSUD RA Kartini Kabupaten Jepara selama periode Januari-Desember 2014
diperoleh hasil sebagai berikut: nilai BOR 77,79%, TOI 1,74 hari, AvLOS 4,77 hari, NDR 19 per
mil, GDR 41,21 per mil, dan BTO 72,94 pasien.
Berdasarkan grafik Barber-Johnson, titik pertemuan parameter terletak diluar daerah
efisien, yang mempunyai arti bahwa penggunaan tempat tidur pada periode 2014 masih belum
efisien. Nilai BOR dalam batas normal (Depkes 60-85%) tetapi rendah menurut standar Barber
Johnson (75-85%), rata-rata nilai AvLOS lebih pendek dari standar (Depkes RI 6-9 hari) tetapi
masih sesuai menurut standar Barbara-Johnson, dan nilai BTO yang melebihi standar Barber
Johnson (30 kali) dan standar Depkes RI (40-50 kali).
IV.2 Saran
1. Perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mencari penyebab angka persentase LOS 4,23
yang lebih pendek dari rata-rata rumah sakit umum yaitu 6-9 hari menurut Standar
Pelayanan Departemen Kesehatan dan BTO 72,94 yang lebih dari nilai rata-rata Standar
Pelayanan yang ditetapkan Departemen Kesehatan yaitu 40-50 kali.
18
2. Perlu dilakukan evaluasi terhadap data kondisi pasien saat pulang paksa dan data
mengenai keberhasilan pengobatan di RSUD RA.Kartini sehingga dapat mengkonfirmasi
apakah perawatan di RS cukup baik.
3. Perlu dilakukan studi untuk memperoleh data mengenai penyakit yang perlu dilakukan
rawat inap, yang tergolong penyakit ringan atau berat sehingga dapat diketahui apakah
berpengaruh terhadap AvLOS atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djojodobroto, Darmanto. Kiat Mengelola Rumah Sakit. Hipokrates. Jakarta. 2007
2. Adikoesoemo S. Manajemen Rumah Sakit. [online]. 2011. [cited 2013 April 22]. Available from : http://penerbitsinarharapan.co.id/index.php?option=com_k2&view=item&id=11: manajemen-rumah-sakit
3. Profil RSU RA. Kartini Jepara 2014. Jepara: RSU RA. Kartini, 2014.
4. Aday LA, Begley CE, Lairson DR. Evaluating the healthcare system : effectiveness, efficiency and equity. 3rd ed. Washington DC : Health Administration Press, 2004.
5. Soejadi. Efisiensi Pengelolaan Rumah Sakit. Grafik Barber Johnson sebagai salah satu indikator. Katiga Bina, 1996
19