efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan metode

13
EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE PEMBERIAN COKELAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMK SWAGAYA 2 PURWOKERTO Retno Wida Hapsari 1) , Tri Anasari 2) Abstrak : Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder. Penanganan dismenore bisa dilakukan secara farmakologi, nonfarmokologi dan zat gizi dismenore. Nonfarmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam sedangkan zat gizi dismenore terkandung dalam cokelat. Mengetahui efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan metode pemberian cokelat terhadap penurunan intensitas dismenore pada remaja putri di SMK Swagaya 2 Purwokerto. Jenis penelitian ini adalah Quasi-Eksperimental Design (eksperimen semu), rancangan penelitian adalah two group comparrison pretest-posttest design dengan pendekatan cross sectional. Populasi siswi SMK Swagaya 2 Purwokerto dengan sampel 30 orang menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji paired t-test. Penurunan nilai rata-rata nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam sebesar 2,400 sedangkan metode pemberian cokelat sebesar 1,733. Hasil uji paired t-test p = 0,000 < α (0,05). Nilai korelasi teknik relaksasi nafas dalam > nilai korelasi metode pemberian cokelat. Teknik relaksasi nafas dalam lebih efektif terhadap penurunan skala intensitas dismenore dibandingkan dengan metode pemberian cokelat. Bagi siswi yang mengalami dismenore teknik relaksasi nafas dalam dan metode pemberian cokelat merupakan cara alternatif yang bisa dipakai untuk mengurangi dismenore, akan tetapi terjadinya pengurangan nyeri atau tidak itu semua tergantung presepsi nyeri dari masing-masing individu. Kata Kunci : Dismenore, Teknik relaksasi nafas dalam, Cokel

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

37 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE PEMBERIAN COKELAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

DI SMK SWAGAYA 2 PURWOKERTO

Retno Wida Hapsari 1), Tri Anasari 2)

Abstrak : Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,25 % yang

terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder.

Penanganan dismenore bisa dilakukan secara farmakologi, nonfarmokologi dan

zat gizi dismenore. Nonfarmakologi yaitu dengan teknik relaksasi nafas dalam

sedangkan zat gizi dismenore terkandung dalam cokelat.

Mengetahui efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan metode pemberian

cokelat terhadap penurunan intensitas dismenore pada remaja putri di SMK

Swagaya 2 Purwokerto.

Jenis penelitian ini adalah Quasi-Eksperimental Design (eksperimen semu),

rancangan penelitian adalah two group comparrison pretest-posttest design

dengan pendekatan cross sectional. Populasi siswi SMK Swagaya 2 Purwokerto

dengan sampel 30 orang menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini

menggunakan uji paired t-test.

Penurunan nilai rata-rata nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam sebesar 2,400 sedangkan metode pemberian cokelat sebesar

1,733. Hasil uji paired t-test p = 0,000 < α (0,05). Nilai korelasi teknik relaksasi

nafas dalam > nilai korelasi metode pemberian cokelat.

Teknik relaksasi nafas dalam lebih efektif terhadap penurunan skala

intensitas dismenore dibandingkan dengan metode pemberian cokelat.

Bagi siswi yang mengalami dismenore teknik relaksasi nafas dalam dan

metode pemberian cokelat merupakan cara alternatif yang bisa dipakai untuk

mengurangi dismenore, akan tetapi terjadinya pengurangan nyeri atau tidak itu

semua tergantung presepsi nyeri dari masing-masing individu.

Kata Kunci : Dismenore, Teknik relaksasi nafas dalam, Cokel

Page 2: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

THE EFFECTIVENESS DEEP BREATH RELAXATION TECHNIQUE AND THE METHOD OF CHOCOLATE GIVEN TO DECREASE

DYSMENORRHEA INTENSITY TO THE YOUNG FEMALE AT SMK SWAGAYA 2 PURWOKERTO

Retno Wida Hapsari 1), Tri Anasari 2)

Abstract : The incidence of dysmenorrhea in Indonesia is about 64,25%

wich consist of 54,89% primary dysmenorrhea and 9,36% secondary

dysmenorrheal. Dysmenorrhea could be handeled by pharmacology, non

pharmacology and dysmenorrhea nutrients. Non pharmacology is deep breath

relaxation technique at the time that dysmenorrhea nutrients is contained inside of

chocolate.

This research aims to know effectiveness deep breath relaxation technique

and the method of chocolate given to decrease dysmenorrhea intensity to the

young female at SMK Swagaya 2 Purwokerto.

The kind of this research is Quasi-Experimental Design (quasi-

experimental), the design study are two comparrison group pretest-posttest

design with cross sectional approach. The students population in SMK Swagaya

2 Purwokerto with 30 samples by purposive sampling technique. The analysis

method in this research used is paired t-test.

The decrease of painess before and after doing deep breath relaxation

technique is 2,400 at the time that the method of chocolate given is 1,733. Test

results of paired t-test p = 0.000 < α (0,05). Correlation value deep breath

relaxation technique >correlation value method of chocolate given.

Deep breath relaxation technique is more effective to decrease dysmenorrhea

intensity scale compared with the method of chocolates given. For students who

experience dysmenorrhea deep breath relaxation technique and the method of

chocolate given is an alternative way that can be used to reduce dysmenorrhea,

but to decrease the painess or not it all depends on the perception of the pain of

individual.

Keywords : Dysmenorrhea, Deep breath relaxation technique, Chocol

Retno Wida Hapsari, Tri Anasari, Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam… 27

Page 3: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

PENDAHULUAN

Dismenore adalah rasa sakit yang

menyertai menstruasi sehingga dapat

menimbulkan gangguan pekerjaan

sehari-hari (Manuaba dkk, 2008). Rasa

sakit yang menyerupai kejang ini

terasa di perut bagian bawah. Biasanya

dimulai 24 jam sebelum haid datang,

dan berlangsung sampai 12 jam

pertama dari masa haid. Sesudah itu

semua rasa tidak enak tadi hilang

(Jones, 2005). Dismenore

diklasifikasikan berdasarkan ada

tidaknya kelainan atau sebab yang

dapat diamati yaitu dismenore primer,

dismenore sekunder, dan dismenore

membranous (Colin & Shushan 2007).

Ciri khas dismenore primer

adalah bahwa penyakit ini mulai

timbul sejak menstruasi pertama kali

datang dan keluhan sakitnya agak

berkurang setelah wanita yang

bersangkutan menikah dan hamil

(Devi, 2012). Dismenore sekunder

terjadi akibat berbagai kondisi

patologis seperti endometriosis,

salfingitis, adenomiosis uteri, dan lain-

lain (Schwart, 2005). Dismenore

membranosus disebabkan adanya

bagian endometrium yang melewati

serviks yang tidak berdilatasi (cast of

endometrium through an undilated

cervix) (Colin dan Shushan, 2007).

Dismenore dapat dialami lebih

dari setengah wanita yang sedang

menstruasi, dan prevalensinya sangat

bervariasi. Berdasarkan data dari

berbagai negara, angka kejadian

dismenore di dunia cukup tinggi.

Diperkirakan 50% dari seluruh wanita

di dunia menderita dismenore dalam

sebuah siklus menstruasi. Pasien

melaporkan nyeri saat haid, dimana

sebanyak 12% nyeri haid sudah parah,

37% nyeri haid sedang, dan 49% nyeri

haid masih ringan (Calis, 2011).

Menurut Cakir M et al (2007)

dalam penelitiannya menemukan

bahwa dismenore merupakan

gangguan menstruasi dengan

prevalensi terbesar (89,5%). Pada

pengkajian terhadap penelitian-

penelitian lain didapatkan prevalensi

dismenore bervariasi antara 15,8-

89,5%, dengan prevalensi tertinggi

pada remaja ( Calis dkk, 2009).

Prevalensi dismenore tertinggi

pada remaja, dengan perkiraaan antara

20 sampai 90 %. Studi prevalensi di

Thailand melaporkan kejadian

dismenore adalah 84,2% pada remaja

perempuan pubertas. Jumlah

28 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 26-38

Page 4: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

ketidakhadiran di sekolah sebesar

21,1% yang dihubungkan dengan

beratnya gejala (Tangchai et al, 2004).

Dismenore yang paling sering terjadi

adalah dismenore primer,

kemungkinan lebih dari 50% wanita

mengalaminya dan 10-15%

diantaranya mengalami nyeri yang

hebat sampai menggangu aktivitas dan

kegiatan sehari-hari. Biasanya

dismenore primer timbul pada masa

remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah

haid pertama dan terjadi pada umur

kurang dari 20 tahun (Melissa, 2011).

Di Indonesia angka kejadian dismenore

sebesar 64,25 % yang terdiri dari

54,89% dismenore primer dan 9,36 %

dismenore sekunder (Harunriyanto,

2008).

Penanganan dismenore bisa

dilakukan secara farmakologi yaitu

dengan pemberian obat-obatan

analgesik (Wilmana & Gan, 2007).

Sedangkan secara non farmakologi

melalui distraksi, relaksasi, imajinasi

terbimbing, kompres hangat atau

dingin (Potter & Perry, 2005).

Beberapa penelitian juga menyebutkan

hubungan beberapa zat gizi dengan

penurunan tingkat dismenore. Sebuah

buku yang ditulis oleh Devi (2012) zat

gizi yang dapat membantu

meringankan dismenore adalah

kalsium, magnesium serta vitamin A,

E, B6, dan C.

Dark Chocolate atau cokelat

hitam kaya akan kalsium, kalium,

natrium, magnesium serta vitamin A,

B1, C, D, dan E (Pangkalan Ide, 2008).

Magnesium berguna untuk

merelaksasikan otot dan dapat

memberikan rasa rileks yang dapat

mengendalikan suasana hati yang

murung (Hill, 2002). Selain itu,

magnesium juga berfungsi

memperbesar pembuluh darah

sehingga mencegah kekejangan otot

dan dinding pembuluh darah. Oleh

sebab itu, magnesium berfungsi untuk

meringankan dismenore atau rasa nyeri

saat haid (Devi, 2012).

Teknik relaksasi nafas dalam

adalah teknik melakukan nafas dalam,

nafas lambat dan bagaimana

menghembuskan nafas secara perlahan

(Smeltzer & Bare, 2002). Selain

melakukan nafas dalam, klien

diarahkan untuk berkonsentrasi pada

daerah yang mengalami ketegangan

otot (Potter & Pery, 2005). Relaksasi

secara umum sebagai metode yang

paling efektif terutama pada pasien

Retno Wida Hapsari, Tri Anasari, Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam… 29

Page 5: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

yang mengalami nyeri (National Safety

Council, 2003 dalam Ernawati dkk,

2010) sehingga perlu dilakukan

penelitian pengaruh terapi relaksasi

terhadap dismenore.

Hasil survey pendahuluan yang

peneliti lakukan pada 149 siswi di

SMK Swagaya 2 Purwokerto

didapatkan hasil bahwa 130 siswi

(87,25%) mengatakan mengalami

dismenore dan 19 siswi (12,75%)

mengatakan tidak pernah mengalami

dismenore. Upaya siswi mengatasi

dismenore adalah ada yang

mengatakan dibiarkan saja, tiduran,

mengolesi dengan minyak kayu putih,

menempelkan perut ke lantai, posisi

tengkurap, makan buah dan minum air

putih, minum obat penghilang rasa

nyeri, minum jamu dan minum air

kelapa. Rata-rata siswi mengalami

menstruasi selama 5-7 hari, dan

mengalami dismenore selama 1-2 hari.

Pemilihan tempat di SMK Swagaya 2

Purwokerto karena sebagian besar

pelajar di SMK tersebut adalah

perempuan dan angka kejadian

dismenore yang dialami oleh siswi

cukup tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah

1) Mendeskripsikan skala intensitas

dismenore sebelum dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam pada remaja putri

di SMK Swagaya 2 Purwokerto.

2) Mendeskripsikan skala intensitas

dismenore sesudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam pada remaja putri

di SMK Swagaya 2 Purwokerto.

3) Mendeskripsikan skala intensitas

dismenore sebelum dilakukan metode

pemberian cokelat pada remaja putri di

SMK Swagaya 2 Purwokerto.

4) Mendeskripsikan skala intensitas

dismenore sesudah dilakukan metode

pemberian cokelat pada remaja putri di

SMK Swagaya 2 Purwokerto.

5) Menganalisis perbedaan skala

intensitas dismenore sebelum dan

sesudah dilakukan teknik relaksasi

nafas dalam pada remaja putri di SMK

Swagaya 2 Purwokerto.

6) Menganalisis perbedaan skala

intensitas dismenore sebelum

dansesudah dilakukan metode

pemberian cokelat pada remaja putri di

SMK Swagaya 2 Purwokerto.

7) Menganalisis efektivitas teknik

relaksasi nafas dalam dan metode

pemberian cokelat terhadap penurunan

30 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 26-38

Page 6: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

skala intensitas dismenore pada remaja

putri di SMK Swagaya 2 Purwokerto.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Quasi-

Eksperimental (eksperimen semu)

dengan rancangan penelitian two group

comparrison pretest-posttest design.

Pendekatan yang digunakan pada

penelitian ini adalah pendekatan cross

sectional. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah teknik relaksasi

nafas dalam dan metode pemberian

cokelat, sedangkan variabel terikatnya

adalah penurunan skala intensitas

dismenore.Pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi partisipatif

(pengamatan terlibat). Jenis data yang

diperoleh berasal dari data primer yaitu

data yang didapatkan langsung dari

responden.

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto sebanyak 149 siswi.

Pengambilan sampel dalam penelitian

ini dengan menggunakan teknik

purposive sampling, yaitu pengambilan

sampel yang dilakukan didasarkan

pada suatu pertimbangan tertentu yang

dibuat oleh peneliti sendiri,

berdasarkan ciri atau sifat-sifat

populasi yang sudah diketahui

sebelumnya berdasarkan kriteria

inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah

1) Siswi kelas X dan XI SMK 2

Swagaya Purwokerto yang mengalami

dismenore.

2) Siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto yang bersedia menjadi

responden.

3) Umur responden antara 15-18

tahun.

4) Siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto yang mengatasi dismenore

tidak menggunakan cara apapun.

5) Siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto yang mendapat menstruasi

di awal atau akhir bulan.

Sedangkan kriteria eksklusi

dalam penelitian ini adalah

1) Siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto yang tidak masuk sekolah.

2) Siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto yang mengatasi dismenore

dengan minum jamu, obat-obatan atau

cara-cara lain.

3) Siswi SMK Swagaya 2

Purwokerto yang tidak suka/alergi

cokelat.

Besar sampel yang diambil 10%

dari jumlah populasi masing-masing

Retno Wida Hapsari, Tri Anasari, Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam… 31

Page 7: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

kelompok sebanyak 15 orang (15

orang dilakukan teknik relaksasi nafas

dalam dan 15 orang dilakukan metode

pemberian cokelat). Data yang sudah

terolah akan dianalisis dalam berbagai

bentuk analisis, yaitu: analisis univariat

dan analisis bivariat. Analisis bivariat

menggunakan uji paired t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi skala intensitas

dismenore sebelum dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam di SMK

Swagaya 2 Purwokerto tahun 2013.

Skala intensitas dismenore

sebelum dilakukan teknik relaksasi

nafas dalam di SMK Swagaya 2

Purwokerto tahun 2013 adalah hasil

pada kelompok relaksasi nafas dalam

diperoleh skala intensitas dismenore

sebelum diberi perlakuan adalah M =

4,87, SD =1,187, nilai minimum = 4

dan nilai maksimum = 7.Skala tersebut

menunjukkan bahwa nyeri yang

dirasakan responden pada saat

mengalami dismenore adalah nyeri

sedang sampai nyeri berat.

Gejala yang dialami responden

pada saat menstruasi, sesuai dengan

pendapat Devi (2012) gejala yang

dirasakan pada saat dismenore adalah

rasa nyeri di perut bagian bawah

seperti dicengkram atau di remas-

remas, sakit kepala yang berdenyut,

mual, muntah, nyeri di punggung

bagian bawah, diare, pingsan.

2. Deskripsi skala intensitas

dismenore sesudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam di SMK

Swagaya 2 Purwokerto tahun 2013.

Skala intensitas dismenore

sesudah dilakukan teknik relaksasi

nafas dalam di SMK Swagaya 2

Purwokerto tahun 2013

memperlihatkan hasil pada kelompok

relaksasi nafas dalam diperoleh skala

intensitas dismenore sesudah diberi

perlakuan adalah M = 2,47, SD =1,246,

nilai minimum = 1 dan nilai

maksimum = 5. Skala tersebut

menunjukkan nyeri yang dirasakan

responden sesudah dilakukan relaksasi

nafas dalam adalah nyeri ringan

sampai nyeri sedang.

Responden yang mengalami

dismenore dituntut pada saat

melakukan teknik relaksasi nafas

dalam harus dalam keadaan rileks

posisi yang nyaman, tenang dan jangan

terdapat beban di dalam pikiran.

Ulangi sampai 15 kali nafas dengan

diselingi istirahat singkat setiap 5 kali.

Teknik relaksasi nafas dalam

32 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 26-38

Page 8: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

merupakan teknik bagaimana cara

melakukan nafas dalam, nafas lambat

(menahan inspirasi secara maksimal)

dan bagaimana menghembuskan nafas

secara perlahan yang tujuannya adalah

mengurangi stress baik fisik maupun

emosional yaitu menurunkan intensitas

nyeri dan menurunkan kecemasan

(Smeltzer & Bare, 2002).

3. Deskripsi skala intensitas

dismenore sebelum dilakukan metode

pemberian cokelat di SMK Swagaya 2

Purwokerto tahun 2013.

Skala intensitas dismenore

sebelum dilakukan metode pemberian

cokelat di SMK Swagaya 2

Purwokerto memperlihatkan hasil pada

kelompok pemberian cokelat diperoleh

skala intensitas dismenore sebelum

diberi perlakuan adalah M = 5,73, SD

=1,387, nilai minimum = 4 dan nilai

maksimum = 8. Skala tersebut

menunjukkan bahwa nyeri yang

dirasakan responden pada saat

mengalami dismenore adalah nyeri

sedang sampai nyeri berat.

Gejala yang dialami responden

pada saat menstruasi, sesuai dengan

pendapat Devi (2012) gejala yang

dirasakan pada saat dismenore adalah

rasa nyeri di perut bagian bawah

seperti dicengkram atau di remas-

remas diare dan lain-lain. Dismenore

paling sering dialami dan sangat

menganggu aktivitas wanita, terlebih

lagi harus dialami oleh wanita secara

rutin setiap bulan.

4. Deskripsi skala intensitas

dismenore sesudah dilakukan metode

pemberian cokelat di SMK Swagaya 2

Purwokerto tahun 2013.

Skala intensitas dismenore

sesudah dilakukan metode pemberian

cokelat di SMK Swagaya 2

Purwokerto memperlihatkan hasil pada

kelompok pemberian cokelat diperoleh

skala intensitas dismenore sesudah

diberi perlakuan adalah M = 4,00, SD

=1,414, nilai minimum = 2 dan nilai

maksimum = 7. Skala tersebut

menunjukkan nyeri yang dirasakan

responden setelah dilakukan metode

pemberian cokelat adalah nyeri ringan

sampai nyeri berat.

Metode pemberian cokelat

memberikan rasa yang nyaman dan

mengubah perasaan dan mood sesorang

menjadi lebih baik sehingga rasa sakit

yang dialami responden berkurang.

Cokelat berupaya mencetuskan reaksi

positif terhadap kimia otak dan

diketahui dapat memperbaiki mood

Retno Wida Hapsari, Tri Anasari, Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam… 33

Page 9: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

seseorang. Apabila makan cokelat kita

bisa mengeluarkan kimia yang dapat

mengurangi rasa sakit dan

meningkatkan mood serta perasaan

happy (Pangkalan ide, 2008).

5. Analisis perbedaan skala

intensitas dismenore sebelum dan

sesudah dilakukan teknik relaksasi

nafas dalam di SMK Swagaya 2

Purwokerto tahun 2013.

Tabel 1. Perbedaan skala intensitas dismenore sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di SMK Swagaya 2 Purwokerto tahun 2013.

Nilai perbedaan rata-rata (M) 2,400

Nilai perbedaan standar

deviasi (SD)

0,632

Nilai t 14,697

Nilai derajat kebebasan (df) 14

Nilai p 0,000

Hasil analisis dengan uji paired

t-test menunjukkan skala intensitas

dismenore pada kelompok relaksasi

nafas dalam sebelum dan sesudah

diberi perlakuan diperoleh t(df) =

14,697(14), perbedaan M = 2,400,

perbedaan SD = 0,632 dan nilai p =

0,000. Nilai p < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti ada perbedaan

yang signifikan antara skala intensitas

dismenore sebelum dan sesudah

dilakukan teknik relaksasi nafas dalam.

Dismenore yang dialami

responden sesaat sebelum dilakukan

teknik relaksasi nafas dalam, keadaan

responden tidak rileks dan pikiran

responden hanya tertuju pada nyeri

tanpa melakukan relaksasi terhadap

nyeri yang dirasakan. Teknik relaksasi

nafas dalam yang dilakukan oleh

responden hanya berfokus pada daerah

yang mengalami nyeri atau ketegangan

otot pada perut bagian bawah dan

merelaksasi perut bagian bawah yang

mengalami nyeri atau ketegangan otot

sampai responden mencapai relaksasi

penuh.

Kegiatan relaksasi nafas dalam

menciptakan sensasi melepaskan

ketidaknyamanan dan stres. Secara

bertahap, klien dapat merelaksasi otot

tanpa harus terlebih dahulu

menegangkan otot-otot tersebut. Saat

klien mencapai relaksasi penuh, maka

persepsi nyeri berkurang dan rasa

cemas terhadap pengalaman nyeri

menjadi minimal (Potter & Perry,

2005).

34 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 26-38

Page 10: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

6. Analasis perbedaan skala

intensitas dismenore sebelum dan

sesudah dilakukan metode pemberian

cokelat di SMK Swagaya 2

Purwokerto tahun 2013.

Tabel 2. Perbedaan skala intensitas dismenore sebelum dan sesudah dilakukan metode pemberian cokelat di SMK Swagaya 2 Purwokerto tahun 2013.

Nilai perbedaan rata-rata (M) 1,733

Nilai perbedaan standar

deviasi (SD)

1,387

Nilai t 4,840

Nilai derajat kebebasan (df) 14

Nilai p 0,000

Hasil analisis dengan uji paired

t-test menunjukkan skala intensitas

dimenore pada kelompok pemberian

cokelat sebelum dan sesudah diberi

perlakuan diperoleh t(df) = 4,840(14),

perbedaan M = 1,733, perbedaan SD =

1,387 dan nilai p = 0,000. Nilai p <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

ada perbedaan yang signifikan antara

skala intensitas dismenore sebelum dan

sesudah dilakukan metode pemberian

cokelat.

Responden mengatakan pada saat

menstruasi mood mereka berubah-

ubah, kesal dan lebih cepat marah serta

mengganggu aktivitas karena

merasakan sakit pada saat menstruasi.

Cokelat melepas neurotransmitter yaitu

molekul yang menyalurkan sinyal ke

neuron, salah satunya neurotransmitter

pembuat bahagia, misalnya Endorphin.

Endorphin inilah yang bisa

mengurangi stress dan memperbaiki

mood (Chan, 2012).

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terhadap 15

responden terdapat 5 responden yang

tidak mengalami penurunan nyeri atau

nyeri responden tetap sesudah

dilakukan metode pemberian cokelat.

Ternyata makan cokelat tidak terlalu

efektif untuk menurunkan intensitas

dismenore seseorang dikarenakan

setiap individu mempunyai perasaan

yang tidak nyaman dan pengalaman

yang berbeda tentang nyeri.

7. Analisis efektivitas teknik

relaksasi nafas dalam dan metode

pemberian cokelat terhadap penurunan

intensitas dismenore di SMK Swagaya

2 Purwokerto tahun 2013.

Retno Wida Hapsari, Tri Anasari, Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam… 35

Page 11: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

Tabel 3. Efektivitas teknik relaksasi nafas dalam dan metode pemberian cokelat terhadap penurunan skala intensitas dismenore di SMK Swagaya 2 Purwokerto tahun 2013. Penilaian Tenik relaksasi nafas

dalam

Metode pemberian

cokelat

Nilai t hitung 14,697 4,840

Nilai derajat kebebasan (df) 14 14

Nilai t tabel 1,761 1,761

Nilai korelasi 0,866 0,510

Nilai p 0,000 0,000

Berdasarkan tabel 11 diperoleh

nilai t hitung teknik relaksasi nafas

dalam = 14,697 dan nilai p = 0,000

sedangkan nilai t hitung metode

pemberian cokelat = 4,840 dan nilai p

= 0,000. Nilai t hitung dari masing-

masing perlakuan > nilai t tabel =

1,761 begitu pula nilai p< nilai α =

0,05, yang berarti ada perbedaan yang

signifikan antara skala intensitas

dismenore sebelum dan sesudah diberi

perlakuan pada kedua kelompok yaitu

teknik relaksasi nafas dalam dan

metode pemberian cokelat.

Nilai t hitung teknik relaksasi

nafas dalam lebih besar dibandingkan

dengan nilai t hitung metode

pemberian cokelat dan nilai

korelasiteknik relaksasi nafas dalam =

0,866 lebih besar dibandingkan

dengan nilai korelasimetode pemberian

cokelat = 0,510, yang berarti teknik

relaksasi nafas dalam lebih efektif

terhadap penurunan skala intensitas

dismenore dibandingkan dengan

metode pemberian cokelat.

Nilai korelasiteknik relaksasi

nafas dalam adalah 0,866

menunjukkan bahwa korelasi teknik

relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan skala intensitas dismenore

sangat kuat. Teknik relaksasi nafas

dalam berupaya agar responden fokus

pada daerah yang mengalami nyeri

atau ketegangan otot pada perut bagian

bawah sehingga daerah yang

mengalami nyeri akan berkurang

sementara nilai korelasimetode

pemberian cokelat adalah 0,510

menunjukkan bahwa korelasi metode

pemberian cokelat terhadap penurunan

skala intensitas dismenore sedang.

36 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 26-38

Page 12: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

Cokelat hanya mempengaruhi mood

seseorang tanpa berfokus pada daerah

yang mengalami nyeri.

Efek yang ditimbulkan dari

kedua perlakuan sebenarnya

tergantung dari sifat nyeri,

kenyamanan dan lingkungan

responden saat melakukan kedua

teknik untuk menurunkan nyeri. Nyeri

yang dialami responden sangat

subjektif, tidak bisa dirasakan oleh

orang lain dan hanya responden yang

dapat menjelaskan bagaimana keadaan

nyeri yang dialaminya. Hal ini sesuai

pendapat Uliyah (2006) dalam Hastami

(2011) sifat nyeri sangat subjektif

karena perasaan nyeri berbeda pada

setiap orang dalam hal skala atau

tingkatannya, dan hanya orang

tersebutlah yang dapat menjelaskan

atau mengevaluasi rasa nyeri yang

dialami.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan terhadap 30

responden, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata skala intensitas

dismenore sebelum dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam adalah M= 4,87,

SD = 1,187, nilai minimum = 4 dan

nilai maksimum = 7.

2. Rata-rata skala intensitas

dismenore sesudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam adalah M= 2,47,

SD = 1,246, nilai minimum = 1 dan

nilai maksimum = 5.

3. Rata-rata skala intensitas

dismenore sebelum dilakukan metode

pemberian cokelat adalah M= 5,73, SD

= 1,387, nilai minimum = 4 dan nilai

maksimum = 8.

4. Rata-rata skala intensitas

dismenore sesudah dilakukan metode

pemberian cokelat adalah M= 4,00,

SD = 1,414, nilai minimum = 2 dan

nilai maksimal = 7.

5. Ada perbedaan yang signifikan

antara skala intensitas dismenore

sebelum dan sesudah dilakukan teknik

relaksasi nafas dalam dengan nilai p =

0,000.

6. Ada perbedaan yang signifikan

antara skala intensitas dismenore

sebelum dan sesudah dilakukan metode

pemberian cokelat dengan nilai p =

0,000.

7. Teknik relaksasi nafas dalam

lebih efektif terhadap penurunan skala

intensitas dismenore dibandingkan

dengan metode pemberian cokelat.

Retno Wida Hapsari, Tri Anasari, Efektivitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam… 37

Page 13: EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN METODE

DAFTAR PUSTAKA

Chan, Meta. (2012). The miracle of

chocolate. Surabaya: Tibbun

Media

Devi, N. (2012). Gizi saat sindrom

menstruasi. Jakarta : PT Bhuana

Ilmu Populer Kelompok

Gramedia.

Hastami, R.S. (2011). Efektivitas teknik

kneading dan counterpressure

terhadap penurunan intensitas

nyeri kala I Fase aktif persalinan

normal. KTI: Akbid YLPP

Purwokerto.

Joshep, H.K. (2011). Catatan kuliah

ginekologi dan obstetri

(obsgyn).Yogyakarta: Nuha

Medika.

Manuaba, I.A.C., I.B.G.F., & I.B.G .

(2008). Gawat-darurat obstetri-

ginekologi &obstetri-ginekologi

sosial untuk profesi bidan.

Jakarta: EGC.

Pangkalan, Ide. (2008). Dark chocolate

healing. Jakarta. PT Elex Media

Komputindo.

Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku

ajar fundamental keperawatan,

konsep, proses, dan praktik.

Edisi 4. Volume 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer, S.C., & Bare, B.G., (2002).

Buku ajar keperawatan medikal

Bedah. Edisi 8. Volume 2. Alih

Bahasa: Agung, W., dkk.

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Jakarta. Terdapat pada:

http://www.library.upnvj.ac.id/pd

f/2s1keperawatan/206312001/ba

b2.pdf.

Wilmana, F.K., & Gan, S. (2007).

Analgesik-antipiretik analgesik

anti-inflamasi nonsteroid dan

obat gangguan sendi lainnya.

Terdapat pada:

http://repository.usu.ac.id/bitstrea

m/123456789/31671/4/Chapter%

20II.pdf.

38 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 3, No. 5, Januari 2013, 26-38