efek samping obat anti inflamasi non steroid

7
3. Klasifikasi OAINS Klasifikasi yang lebih bermanfaat untuk diterapkan ialah berdasarkan selektivitasnya terhadap siklooksigenase. 1. Aspirin 1. Nimesulid * generasi 1: 2. Indometasin 2. Meloksikam 1. selekoksib 3. Piroxicam 3. Nabumeton 2. rofekoksib 4. Ibuprofen 4. Diklofenak 3. Valdekoksib 5. Naproksen 5. Etodolak 4. Parekoksib 6. Asam mefenamat 5. Eterikoksin * generasi 2 : lumirakoksib 4. Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS /NSAIDs) Secara umum OAINS berpotensi menyebabkan efek samping pada 3 sistem organ yaitu saluran cerna, ginjal dan hati. Efek samping terutama meningkat pada pasien usia lanjut. Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak peptik (tukak duodenum dan tukak lambung) yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat pendarahan saluran cerna 1 . Berikut merupakan efek samping dari obat NSAIDs, yaitu : 1. Pada saluran cerna Gejala umum yang sering timbul yang berkaitan dengan gangguan gastrointestinal akibat obat ini diantaranya anorexia, mual, dispepsia, nyeri perut, dan diare 2 . Sekitar AINS COX- nonselektif NSAID AINS COX-2- preferential AINS COX-2- selektif

Upload: sri-nowo-minarti

Post on 25-Jul-2015

370 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid

3. Klasifikasi OAINS

Klasifikasi yang lebih bermanfaat untuk diterapkan ialah berdasarkan selektivitasnya

terhadap siklooksigenase.

1. Aspirin 1. Nimesulid * generasi 1:2. Indometasin 2. Meloksikam 1. selekoksib3. Piroxicam 3. Nabumeton 2. rofekoksib4. Ibuprofen 4. Diklofenak 3. Valdekoksib5. Naproksen 5. Etodolak 4. Parekoksib6. Asam mefenamat 5. Eterikoksin

* generasi 2 :lumirakoksib

4. Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS /NSAIDs)

Secara umum OAINS berpotensi menyebabkan efek samping pada 3 sistem organ yaitu

saluran cerna, ginjal dan hati. Efek samping terutama meningkat pada pasien usia lanjut. Efek

samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak peptik (tukak duodenum dan tukak

lambung) yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat pendarahan saluran cerna1.

Berikut merupakan efek samping dari obat NSAIDs, yaitu :

1. Pada saluran cerna

Gejala umum yang sering timbul yang berkaitan dengan gangguan gastrointestinal

akibat obat ini diantaranya anorexia, mual, dispepsia, nyeri perut, dan diare2. Sekitar 10-

20% pasien yang mendapat OAINS akan mengalami dispepsia. Dalam 6 bulan pertama

pengobatan, sebanyak 5-15% pasien artritis reumatoid akan menghentikan pengobatan

akibat timbulnya dispepsia. Faktor resiko terjadinya kelainan saluran cerna pada

penggunaan OAINS adalah usia lanjut, riwayat ulkus sebelumnya, dosis OAINS yang

tinggi, penggunaan steroid atau antikoagulan yang bersamaan dengan OAINS, adanya

Helicobacter pylori, penyakit sistemik dan alkoholisme3.

Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung ialah :

a. Iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke

mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan1,

AINS COX-nonselektif

NSAID

AINS COX-2-preferential AINS COX-2-selektif

Page 2: Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid

b. Iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis

PGE2 dan PGI2. Kedua prostaglandin ini banyak ditemukan di mukosa lambung

dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus

usus halus yang bersifat sitoprotektif1. Prostaglandin pada mukosa saluran cerna

berfungsi menjaga integritas mukosa, mengatur aliran darah, sekresi mukus,

bikarbonat, proliferasi epitel serta resistensi mukosa terhadap kerusakan3.

Uji klinik menyimpulkan bahwa gangguan saluran cerna menghambat selektif COX-

2 lebih ringan daripada COX-1. Pada dosis terapi narpoksen, ibuprofen dan diklofenak

termasuk OAINS yang kurang menimbulkan gangguan lambung daripada piroksikam

dan indometasin1.

2. Pada ginjal

Penghambatan biosintesis prostaglandin di ginjal terutama PGE2 mendasari

gangguan hemostasis ginjal yang ditimbulkan OAINS1. Sebanyak 5% pasien yang

menggunakan OAINS akan mengalami komplikasi pada ginjal. Manifestasi klinis yang

sering adalah edema perifer, nefritis interstisialis dan nekrosis papila renalis. Edema

perifer terjadi disebabkan oleh peningkatan reabsorpsi natrium dan air pada tubulus

koligen akibat penurunan PGE2 yang berfungsi mengatur aliran darah pada bagian

medula dan tubulus koligen3.

Gangguan fungsi ginjal terjadi bila pada pasien dehidrasi, sudah ada gangguan

fungsi sebelumnya, pasien diabetes dan sirosis hepatis atau pasien usia lanjut. Gagal

ginjal biasanya terjadi bila OAINS diberikan dengan dosis besar3. Penggunaan

berlebihan OAINS secara habitual bertahun-tahun dihubungkan dengan terjadinya

nefropati analgesik1.

Pemberian OAINS juga dapat menyebabkan terjadinya hiperkalemia yang terjadi

akibat terhambatnya prostaglandin yang berfungsi merangsang pelepasan renin dari

ginjal. Konsentrasi renin yang rendah mengakibatkan produksi aldosteron juga berkurang

dan pada gilirannya terjadilah pengurangan ekskresi kalium. Komplikasi lainnya yaitu

nefritis interstisial dan sindrom nefrotik dapat terjadi 8-18 bulan penggunaan OAINS.

Nekrosis papila renalis terjadi akibat defisiensi prostglandin yang bersifat vasodilator

sehingga menimbulkan iskemik dan nekrosis pada papilla ginjal3.

3. Pada pernafasan

Pasien asma dapat mengalami serangan bila mengonsumsi OAINS, sebab OAINS

menghambat jalur siklooksigenase dari asam arakidonat. Akibat terhambat pembentukan

prostglandin, maka jalur lipooksigenase lebih aktif, sehingga akan membentuk leukotrien

Page 3: Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid

yang juga lebih banyak. Salah satu leukotrien yakini LTC4 dan LTD4 bersifat

bronkokonstriktor sehingga dapat mencetuskan serangan asma3.

4. Pada kardiovaskular

Obat AINS dapat mengakibatkan timbulnya hipertensi infark miokard dan gagal

jantung. Hal ini disebabkan berkurangnya pembentukan prostasiklin oleh sel endotel,

peningkatan trombositosis, dan reiko kegagalan jantung terutama usia lanjut3.

5. Pada kulit

Walaupun jarang ditemukan, OAINS dapat menimbulkan kelainan pada kulit seperti

eritema mutiforme, sindrom Steven-Johnson dan toksis epidermal nekrolisis3.

6. Lainnya

a. Kehamilan

Penutupan duktus arteriosus secara prematur dan menimbulkan hipertensi

pulmoner pada bayi. Ibu dapat mengalami kesulitan waktu persalinan dan

perdarahan akibat hipotonia uteri3

b. Trombosit

Gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2

(TXA2) dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan. Efek ini dimanfaatkan untuk

terapi profilaksis tromboemboli1,2.

Tabel 1.1. Efek samping dari penggunaan obat anti inflamasi non steroid2,3

Page 4: Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid

Sumber :

Sistem Manifestasi

Gastrointestinal Nyeri perut

Mual

Muntah

Erosi/ ulkus lambung

Anemia

Perdarahan GI

Perforasi

Diare

Renal Retensi air dan garam

Edema, fungsi ginjal menurun

Penurunan keefektifan obat antihipertensi

Penurunan keefektifan obat diuretik

Penurunan ekskresi urat

Hiperkalemia

Sistem Saraf Pusat Sakit kepala

Vertigo

Pusing

Bingung (Confusion)

Depresi

Hiperventilasi

Trombosit Menghambat aktivasi trombosit

Meningkatkan resiko pendarahan

Uterus Memperpanjang masa kehamilan

Hipersensitivas Rinitis vasomotor

Edema angioneurotic

Asma

Urtikaria

Ruam

Hipotensi

Syok

Vascular Penutupan duktus arteriosus pada janin

Timbulnya hipertensi infark miokard

Page 5: Efek Samping Obat Anti Inflamasi Non Steroid

1. Wilmana, P.Fredy, Gan, Sulistia. 2009. Analgesik Anti-Inflamasi Non Steroid, dan Obat

Gangguan Sendi Lainnya dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI

2. Brunton, Laurence L., Lazo, John S., Parker, Keith L. 2006. The Pharmacologial Basic

of Therapeutics, 8th Ed. California: TheMcGraw-Hill Companies, inc

3. Najirman. 2009. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

Jilid 3, Edisi 5. Jakarta: InternaPublishing