echaa
DESCRIPTION
echaTRANSCRIPT
Yang membuat Darwin semakin tertarik adalah spesies di Kepulauan Galapagos yang
kebanyakan tidak ditemui di tempat lain. Pengamatannya terutama fokus kepada evolusi
burung finch. Menurut pengamatannya, Kepulauan Galapagos memiliki total 14 spesies
burung finch yang berkerabat dekat. Kekerabatan itu dibatasi oleh perbedaan pada
paruhnya. Paruh burung finch tersebut beradaptasi terhadap makanan tertentu.
Setelah melalui pengamatannya yang mendalam, Charles Darwin mengemukakan teori
evolusinya dalam bukunya yang berjudul On the Origin of Species by Means of Neutral
Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam. Buku ini diterbitkan
tanggal 24 November 1859.
Dua buku yang memengaruhi pembentukan teorinya adalah:
- Principles of Geology karya Charles Lyell. Buku tersebut menguraikan bahwa perubahan
geologis bersifat gradual (perlahan-lahan tapi pasti), konsisten, serta terus menerus
- Buku Malthus, yang menerangkan bahwa penduduk dunia bertambah menurut deret ukur
(2,4,6,8,…) sedangkan jumlah makanan bertambah menurut deret hitung (1,2,3,4…). Oleh
karena jumlah makanan yang tidak dapat mencukupi seluruh penduduk, maka akan ada
kecenderungan perebutan sumber daya melalui perjuangan untuk hidup (struggle for
existence).
Teori Darwin pertama kali dikemukakan pada forum ilmiah Linnean Society (tahun 1958).
Ide Darwin mengenai evolusi biologis ternyata serupa dengan ide Wallace yang memisahkan
distribusi hewan-hewan di Sulawesi. Teori Darwin melalui seleksi alam mencakup tiga hal
penting yaitu :
♘ Seleksi alam terjadi karena adanya perbedaan keberhasilan reproduksi organisme
♘ Seleksi alam terbentuk dari interaksi antara lingkungan dengan variasi yang dimiliki oleh
organisme
♘ Produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme terhadap lingkungannya.
Burung finch (satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan Galapagos yang dulu dipakai
Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu,
mereka memang berevolusi. Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti
Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-
bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing
mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Upakelas : Neornithes
Infrakelas : Neognathae
Superordo : Neoaves
Ordo : Passeriformes
Upaordo : Passeri
Infraordo : Passerida
Superfamili : Passeroidea
Famili : Fringillidae (Vigors, 1825)
Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa spesies yang berkompetisi untuk
mendapatkan makanan dapat mengalami evolusi, demikian kata Peter Grant dari Princeton
University, yang memublikasikan hasil penelitiannya itu pada jurnal Science. Sedangkan risetnya
didanai oleh National Science Foundation. Grant telah mempelajari burung-burung finch di
Kepulauan Galapagos selama beberapa puluh tahun dan pada mulanya bermaksud meneliti
perubahan-perubahan yang terjadi ketika beradaptasi dengan kekeringan yang turut pula
mengubah jenis makanan yang tersedia di sana.
Tahun 1982 pasangan burung-burung finch besar, Geospiza magnirostris, tiba di pulau
itu untuk kawin, dan memulai kompetisi untuk mendapatkan biji-bijian ukuran besar dari
tanaman Tribulus. Burung-burung itu bisa membuka dan makan biji-bijian itu tiga kali lebih
cepat dari burung Geospiza fortis, sehingga menurunkan persediaan biji jenis ini. Tahun 2003
dan 2004 hujan turun dan kian menipisnya persediaan makanan. Akibatnya burung finch jenis G.
fortis berparuh besar banyak yang mati, dan menyisakan hanya yang berparuh lebih kecil, yang
mampu memakan biji dari tanaman yang lebih kecil dan tak perlu berkompetisi dengan burung
G. magnirostris yang lebih besar.
Dalam teori evolusi Darwin, perubahan itu dikenal dengan istilah character
displacement, yang terjadi ketika seleksi alam yang menghasilkan perubahan pada generasi
berikutnya. Perubahan ini menyebabkan banyaknya jenis burung finch di Kepuluan Galapagos.
Berikut beberapa jenis burung Finch yang hidup di Kepulaun Galapagos beserta ciri-ciri paruh
dan jenis makanannya
Platyspiza crassirostriss (burung finch pohon pemakan tumbuhan)
- Pemakan tunas tumbuhan
- Burung finch pohon
- Paruh seperti paruh bebek
2. Camarhynchus pallidus (burung finch pelatuk)
- Pemakan serangga
- Burung finch pohon
- Paruh panjang dan runcing (paruh pematuk)
3. Camarhynchus parvulus (burung finch pemakan serangga kecil)
- Pemakan serangga
- Burung finch pohon
- Paruh penggenggam
4. Camarhynchus psittacula (burung finch pemakan serangga besar)
- Pemakan serangga
- Burung finch pohon
- Paruh penggenggam
5. Certhidea olivacea (burung finch berkicau)
- Pemakan serangga
- Burung finch pohon
- Paruh panjang dan runcing
6. Geospiza scandens
- Pemakan kaktus
- Burung finch tanah
- Paruh panjang dan runcing
7. Geospiza difficilis
- Pemakan benih
- Burung finch tanah
- Paruh tajam untuk menghancurkan makanan
8. Geospiza fuliginosa
- Pemakan benih/biji
- Burung finch tanah
- Paruh tajam untuk menghancurkan makanan.
Suatu bukti untuk kompetisi masa lalu adalah pengamatan bahwa spesies yang sama
tampaknya selalu memperlihatkan beberapa perbedaan relung ketika hidup besama-sama dalam
suatu komunitas. Pola pembagian sumberdaya (resource partitioning), di mana spesies simpatrik
mengkonsumsi makanan yang sedikit berbeda atau mkenggunakan sumberdaya lain dengan cara
yang sedikit berbeda, telah tercatat dengan baik, khususnya pada hewan, terutama kawanan
burung finch ini.
Bukti kedua akan keutamaan kompetisi datang dari pembandingan spesies-spesies yang
berkerabat dengan populasinya kadang-kadang simpatirk dan kadang-kadang allopatrik.
Meskipun populasi allopatrik spesies seperti itu strukturnya mirip dan menggunakan sumberdaya
yang sama, populasi simpatrik sering kali menunjukkan perbedaan dalam struktur tubuh dan
dalam sumber daya yang mereka gunakan. Kecendrungan karakter-karakter agar menjadi lebih
berbeda dalam populasi simpatrik dua spesies dibandingkan dengan dalam populasi allopatrik
dua spesies, disebut pergantian karakter (character displacement).
Burung finch Galapagos memberikan contoh baik mengenai pergantian karakter dalam
ukuran paruh dan, barangkali, dalam biji yang dapat mereka makan secara paling efisien.
Populasi allopatrik Geopiza fuliginosa dan G. fortis memliki paruh yang serupa, tetapi di pulau
di mana kedua spesies ini ditemukan, suatu perbedaan yang signifikan mengenai paruh telah di
evolusikan. Perbedaan ini barangkali memungkinkan kedua spesies itu menghindari kompetisi
dengan cara memekan biji-bijian yang ukurannya beerbeda dan barangkali menunjukkan hantu
yang disebabkan oleh kompetisi masa silam.
Pembagian relung atau sumberdaya di sini sangat erat kaitannya dengan asas persaingan
Gause dimana asas ini memiliki konsekuensi yang sangat penting. Asas Persaingan Gause
berbunyi: “kompetisi dsecara terus menerus antara dua spesies akan sangat jarang terjadi di
dalam komunitas alami. Salah satu dari spesies tersebut pasti mengendalikan spesies lain menuju
ke kepunahan atau keterusiran, atau dengan kata lain, seleksi alam akan mengurangi kompetisi di
antara keduanya”
Mekanisme perkembangan burung Ficnh
Ketika Darwin berada di kepulauan Galapagos, ia mengamati beberapa makhluk hidup
khususnya hewan memiliki karakteristik yang berbeda dari daerah lainnya. Burung Finch adalah
salah satu yang diamati oleh Darwin, burung finch adalah sejenis burung kecil yang pada daratan
eropa merupakan burung pemakan biji-bijian. Di Kepulauan Galapagos ia mengamati bahwa
terdapat perbedaan karakteristif fisik antara burung yang berhabitat di sini (Galapagos) dengan
burung Finch yang berasal dari daratan Eropa.
Mekanisme perkembangan Burung Finch tersebut adalah :
1. Telah terjadi proses evolusi pada burung finch, yang menyebabkan terjadinya perubahan
fisik burung finch yang terdapat di Kepulauan ini.
2. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena adanya seleksi alam yang menyebabkan
beberapa populasi burung finch mengalami perubahan bentuk fisik.
3. Seleksi alam yang terjadi dikarenakan karena minimnya persediaan makanan serta isolasi
geografi yang terjadi.
4. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan pada paruh burung yang disesuaikan
dengan jenis makanan yang ada.
5. Proses tersebut telah terjadi dari generasi ke generasi selama ribuan tahun.
6. Proses Adaptasi yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pewarisan sifat
makhluk hidup terutama burung finch.
Teori yang dikemukakan oleh Darwin, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
seorang ahli Ekonomi yang bernama Thomas Robert Maltus (1766 -1834) dalam bukunya
Essay on the principle of population. Ia mengatakan bahwa pertambahan jumlah populasi
penduduk tidak seimbang dengan pertambahan jumlah persediaan makanan. Ia
mengatakan bahwa pertambahan jumlah penduduk lebih besar daripada jumlah
pertambahan makanan. Hal tersebut yang kemudian memberikan inspirasi kepada Darwin,
yang kemudian berpendapat bahwa setiap makhluk hidup berjuang untuk hidup. Pendapatnya ini
merupakan awal dari pemikiran tentang adanya mekanisme seleksi alam dalam proses evolusi.
Pengaruh Sumber daya alam terhadap perkembangan Burung Ficnh
Paruh burung finch (sejenis burung manyar) menjadi topik pemikiran Darwin yang
mendasari evolusi teorinya. Ketika berada di kepulauan Galapagos, bagian dari ekspedisi HMS
Beagle, Darwin melihat bahwa paruh burung finch berbeda-beda, tergantung dari pulau mana
asalnya. Ini adalah salah satu contoh bagaimana burung finch menyesuaikan diri dengan kondisi
pulau yang berbeda-beda. Contohnya, di pulau yang satu, paruh burung finch kuat dan pendek
dan cocok untuk memecahkan kulit kacang yang keras. Di pulau lainnya, paruh burung finch
sedikit lebih panjang dan lebih tipis, cocok untuk mengisap jenis makanan yang berada di pulau
itu. Hal ini membuat Darwin berpikir akan suatu kemungkinan bahwa burung finch tidak
diciptakan begitu saja, melainkan melalui proses adaptasi.
Gb. Macam-macam jenis burung Finch Setelah mengalami Evolusi
Waktu adalah faktor penting dalam evolusi. Proses evolusi memerlukan waktu yang
sangat lama. Menurut Darwin, ada dua mekanisme yang mendasari evolusi. Pertama, proses
evolusi membawa spesies yang ada untuk berinteraksi dengan kondisi ekologinya. Contohnya,
karena hasi evolusi, beberapa burung mempunyai paruh yang hanya bisa dipakai untuk
menghisap madu bunga. Selama bunga itu masih tersedia, burung ini akan hidup.
Tetapi, bila bunga ini, karena sesuatu hal, punah, maka burung itu kemungkinan besar
akan punah juga. Mekanisme yang kedua adalah kelahiran spesies baru dari hasil variasi di
spesies yang ada. Ini terjadi bila suatu group makhluk hidup menjadi terpisah dan pada akhirnya
mempunyai gaya hidup yang sangat berbeda. Contoh klasik adalah burung finch di atas. Asal
mulanya, nenek moyang burung dari bermacam pulau di Galapagos adalah berasal dari daratan
Amerika Selatan. Karena bertebaran di bermacam pulau, burung ini akhirnya mengembangkan
gaya hidup yang
berbeda-beda. Waktu (melalui banyak generasi burung) dan perjuangan untuk hidup
(survival) adalah dua hal yang dibutuhkan untuk melahirkan generasi baru burung finch. Waktu
yang lebih panjang lagi dan melalui proses yang sama, menurut Darwin akan dapat menjelaskan
evolusi dari semua makhluk hidup di muka bumi yang berasal dari satu “common ancestor”.
Keragaman burung finch di Pulau Galapagos menginspirasi Charles Darwin untuk
mengembangkan konsep evolusi yang mendasarkan pada seleksi alam. Namun hal tersebut
benar-benar terbukti dan berhasil diamati. Salah satu spesies burung finch darat yang berukuran
sedang memilih untuk mengembangkan paruh yang berukuran kecil. Hal tersebut dilakukan
setelah daerah jelajahnya kedatangan burung pesaing yang lebih besar dalam 20 tahun terakhir.
"Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk memperoleh jenis makanan
dapat mendorong evolusi," kata penelitinya Peter Grant dari Universitas Princeton. Paruh yang
kecil akan lebih menguntungkan karena dapat digunakan untuk memangsa biji-bijian yang lebih
kecil. Penemuan ini sangat berharga sebab perubahan makhluk hidup karena persaingan jarang
bisa diamati.
"Umumnya, perubahan fisik dapat diamati pada makhluk hidup yang berpindah habitat
atau mengalami perubahan iklim sehingga harus menemukan sumber makanan baru," kata
Robert C. Fleischer, seorang pakar genetika di Museum Sejarah Alam dan Kebun Binatang
Nasional Smithsonian. Menurut Fleischer, ini merupakan kasus evolusi mikro yang berhasil
didokumentasikan. Grant mempelajari burung finch darat berukuran sedang dari jenis Geospiza
fortis yang sebelumnya tidak menghadapi persaingan untuk mendapatkan makanan berukuran
kecil maupun besar. Pada 1982, populasi burung finch darat yang berukuran lebih besar,
Geospiza magnirostris, masuk ke wilayah tersebut.
Burung finch yang berukuran lebih besar memangsa biji-bijian berukuran besar dari
tumbuhan Tribulus. Karena memiliki paruh lebih besar, Geospiza magnirostris dapat memecah
biji-bijian yang berukuran besar tiga kali lebih cepat daripada finch yang berukuran sedang. Biji-
bijian besar yang merupakan sumber makanan finch berukuran sedang mulai berkurang. Apalagi,
curah hujan tahunan sangat rendah sepanjang 2003 dan 2004. Tingkat kematian spesies Geospiza
fortis yang memiliki paruh relatif besar meningkat sehingga populasi yang tersisa hanya yang
memiliki paruh kecil yang dapat memecah biji-bijian kecil. Selain itu, finch dengan paruh kecil
tidak perlu bersaing dengan Geospiza magnirostris yang hanya mencari biji-bijian besar.
Begitulah proses evolusi yang disebut pergeseran karakter di mana seleksi alam akan
menghasilkan perubahan bagi generasi berikutnya. Grant melaporkan hasil pengamatannya
dalam jurnal Science.
SUMBER PUSTKA PUSTAKA
Campbell, Neil A., Reeche, JB., dan Mitchel, LG. 2004. Biologi Edisi Kelima
Jilid III (Terjemahan). Jakarta: Erlangga
Yulia. D., Hariyanti, A., dan Dhani, H. 2008. Paruh Burung Finch Menandakan Perbedaan Peranan Ekologisnya di Alam 11 (4) 25-28
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.
Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi karena terseleksi secara alami oleh jenis makanan yang berbeda.
Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan
lingkungan akan bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya.