dwi endraningtias - fkik.pdf

92
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN JULI SEPTEMBER 2011 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Dwi Endraningtias 108103000025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: desi-aulia-umami

Post on 15-Sep-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK

    SUNGSANG PADA JANIN DI DESA

    KARANGTENGAH KOTA DAN DESA

    MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA

    BULAN JULI SEPTEMBER 2011

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

    OLEH:

    Dwi Endraningtias

    108103000025

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1432 H/2011 M

  • ii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

    memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

    merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

    Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 20 September 2011

    Dwi Endraningtias

  • iii

    LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

    PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG LETAK

    SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH

    KOTA DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI

    PADA BULAN JULI SEPTEMBER 2011

    Laporan Penelitian

    Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan

    Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

    Kedokteran (S.Ked)

    Oleh

    Dwi Endraningtias

    NIM: 108103000025

    Pembimbing I Pembimbing II

    dr. E. Rohati, Sp.OG dr. Francisca A. Tjakradidjaja, MS, Sp.GK

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2011 M/1432 H

  • iv

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Laporan Penelitian berjudul PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG

    LETAK SUNGSANG PADA JANIN DI DESA KARANGTENGAH KOTA

    DAN DESA MARGOMULYO KECAMATAN NGAWI PADA BULAN

    JULI - SEPTEMBER 2011 yang diajukan oleh Dwi Endraningtias (NIM:

    108103000025), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan pada tanggal 20 September 2011. Laporan penelitian ini telah diterima

    sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) pada

    Program Studi Pendidikan Dokter.

    Jakarta, 20 September 2011

    DEWAN PENGUJI

    Penguji I

    Penguji II

    dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) dr. Rachmania Diandini, MKK

    PEMIMPIN FAKULTAS

    Dekan FKIK UIN Kaprodi PSPD FKIK UIN

    Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR

  • v

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

    dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak

    lupa shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi

    Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang istiqomah hingga

    hari akhir.

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di

    Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul: Pengetahuan

    dan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah

    Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli September

    2011.

    Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang selalu

    senantiasa memberikan bimbingan dan dorongan bagi penulis. Pada kesempatan

    ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

    kepada:

    1. Prof. Dr. dr. (hc). M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Dr. dr. Syarif, Sp.KFR selaku Kepala Program Studi Pendidikan Dokter.

    3. dr. Francisca A Tjakradidjaja, MS, Sp.GK selaku dosen pembimbing

    utama yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran, kritik dan

    semua bantuan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

    4. dr. E. Rohati, Sp.OG selaku dosen pembimbing yang telah banyak

    membantu, menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing

    penulisan dari awal sampai akhir penelitian ini.

    5. dr. Taufik Zain, Sp.OG (K) dan dr. Rachmania Diandini, MKK selaku

    penguji sidang riset yang memberikan banyak masukan kepada peneliti.

    6. Kepada seluruh keluarga Ibunda Endang Karyani, Ayahanda Petrus A.

    Wismadi, Kakak Savitri Indriani tercinta, yang menjadi inspirasi penulis

  • vi

    dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberi dukungan baik moril

    maupun materil dan doa demi keberhasilan penulis.

    7. Teman-teman seangkatan tercinta yang telah memberikan dorongan, kasih

    sayang dan doa restu yang tiada henti-hentinya kepada penulis selama

    mengikuti pendidikan ini, Angkatan Program Studi Pendidikan Dokter

    2008.

    8. Sahabat seperjuangan penulis dalam kelompok riset Alifia Faraghta, Deby

    Ariandiny, Disca Ariella Rucita, dan Tiara Amaliyah, yang selalu

    memberikan dukungan, bantuan dan semangat untuk penulis.

    9. Orang-orang tercinta dan terkasih Ani Nurhasni, Irda Septiani, Niken Putri

    Lestari, Hilya Haniek, Fitri Amalia, Megawati, Mega Armayani, Hansen,

    dan Hafidz Yusuf Kusumaningdityo, yang selalu menemani penulis di kala

    susah dan senang serta selalu memberikan dukungan, doa dan semangat

    bagi penulis, terima kasih atas bantuannya selama ini.

    10. Stefanus Sitepu, yang selalu memberikan inspirasinya kepada penulis dan

    menemani dengan penuh kesabaran.

    11. Serta kepada semua pihak yang membantu penulis dan tidak dapat

    disebutkan satu per satu.

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

    penyusunan skripsi ini, dengan petunjuk dari Allah SWT semoga penulis dapat

    memperbaikinya sehingga menjadi lebih baik lagi. Penulis memohon maaf atas

    segala kesalahan dan kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat memberikan

    manfaat bagi kita semua di masa yang akan datang.

    Akhirnya dengan kerendahan hati dan segala kekurangan yang ada, saran

    dan perbaikan demi kesempurnaan skripsi ini sangat penulis hargai.

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    Jakarta, 20 September 2011

    Penulis

  • vii

    ABSTRAK

    Dwi Endraningtias. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengetahuan dan Sikap Ibu

    Tentang Letak Sungsang Pada Janin Di Desa Karangtengah Kota dan Desa

    Margomulyo Kecamatan Ngawi Pada Bulan Juli September 2011.

    Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan

    kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri atau

    bagian terendahnya adalah bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan

    insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan

    (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling

    sering dijumpai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

    pengetahuan dan sikap ibu tentang letak sungsang pada janin. Penelitian ini

    dilakukan pada bulan Juli sampai September 2011 dengan menggunakan

    rancangan penelitian deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan dan desain

    penelitian cross sectional serta teknik pengambilan sampel non random dengan

    cara consecutive sampling. Hasil penelitian pada 102 orang subyek penelitian

    menunjukkan persentase tingkat pengetahuan cukup-kurang dengan sikap cukup

    sebesar 61,4%, dimana tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan sikap

    tentang letak sungsang pada janin.

    Kata kunci: Pengetahuan dan Sikap, Ibu, Letak Sungsang Pada Janin

  • viii

    ABSTRACT

    Dwi Endraningtias. Department of Medical Study. Knowledge and Mothers

    Attitude About The Fetus In Breech Position In Desa Karangtengah Kota and

    Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi On July September 2011.

    Breech position is a position in which the fetus is elongated with a head on

    uterine fundus and buttocks in the lower uterine cavity or the lowest is the

    buttocks, legs or both. With the incident of 3-4% of all singleton pregnancies at

    the age of pregnancies (more than 37 weeks), breech presentation is the most

    common malpresentation. The purpose of this study was to determine the level of

    maternal knowledge and attitudes about the location of the breech fetus. The

    research was conducted in July to September 2011 by using descriptive analytical

    research design unpaired categorical and cross-sectional research design as well as

    non random sampling technique with consecutive sampling. The results of 102

    subjects showed the percentage of respondents who have quite-less knowledge

    with sufficient attitudes at 61,4%, in which knowledge not related with attitudes

    about the location of the breech fetus.

    Keywords: Knowledge and Attitude, Mother, The Fetus In Breech Position

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

    BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

    1.2. Identifikasi Masalah 3

    1.3. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

    1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

    1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 5

    2.1. Kerangka Teori .................................................... 5

    2.1.1 Letak Sungsang ........................................................................... 5

    2.1.1.1 Definisi Letak Sungsang.....................................................

    2.1.1.2 Klasifikasi Letak Sungsang ................................................

    2.1.1.3 Etiologi Letak Sungsang ...................................................

    2.1.1.4 Epidemiologi Letak Sungsang ...........................................

    2.1.1.5 Diagnosis Letak Sungsang .................................................

    2.1.1.6 Faktor Penyebab Letak Sungsang ......................................

    2.1.1.7 Faktor Resiko Letak Sungsang ...........................................

    2.1.2 Pengetahuan ................................................................................

    2.1.2.1 Definisi Pengetahuan ..........................................................

    5

    5

    7

    8

    9

    10

    11

    12

    12

  • x

    2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan ..........................................................

    2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..............

    13

    15

    2.1.3 Sikap ............................................................................................ 18

    2.1.3.1 Definisi Sikap ....................................................................

    2.1.3.2 Komponen Pokok Sikap ...................................................

    2.1.3.3 Tingkatan Sikap .................................................................

    18

    18

    19

    2.2. Kerangka Konsep ............................................................................ 21

    2.3. Definisi Operasional ........................................................................ 22

    BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 28

    3.1. Desain Penelitian ............................................................................ 28

    3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 28

    3.3. Populasi dan Sampel .......................................................................

    3.3.1 Populasi dan Sampel yang Diteliti ..............................................

    3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ......................................................

    3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ..........................................................

    3.3.4 Kriteria Sampel ...........................................................................

    3.3.4.1 Kriteria Inklusi ...................................................................

    3.3.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................................

    28

    28

    28

    29

    29

    29

    30

    3.4. Managemen Data .............................................................................

    3.4.1 Pengumpulan Data ......................................................................

    3.4.2 Pengolahan Data ..........................................................................

    3.4.3 Analisis Data ...............................................................................

    3.4.4 Penyajian Data ............................................................................

    3.4.5 Pelaporan Hasil Penelitian ..........................................................

    3.4.6 Etika Penelitian ...........................................................................

    30

    30

    30

    31

    31

    31

    32

    3.5. Cara Kerja Penelitian ...................................................................... 33

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 34

    4.1. Hasil Univariat ............................................................................... 34

    4.1.1 Karakteristik Responden . 34

    4.1.2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden ............................... 37

    4.1.3 Gambaran Sikap Responden ........................................................ 37

  • xi

    4.2. Hasil Bivariat dan Pembahasan ......................................................

    4.2.1 Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan ............................................

    4.2.2 Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan .....................

    4.2.3 Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan ..........................

    4.2.4 Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan ..................................

    4.2.5 Paritas dan Tingkat Pengetahuan ................................................

    4.2.6 Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan ...........................

    4.2.7 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu ............................................

    4.4. Keterbatasan Penelitian ..................................................................

    4.4.1 Variabel Penelitian ......................................................................

    4.4.2 Sampel Penelitian ........................................................................

    38

    38

    39

    41

    42

    44

    45

    47

    48

    48

    49

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50

    5.1. Kesimpulan ..................................................................................... 50

    5.2. Saran ............................................................................................... 50

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

    LAMPIRAN .................................................................................................... 55

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1. Definisi Operasional .................................................................. 22

    Tabel 4.1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur ................ 34

    Tabel 4.2. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 34

    Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ....... 35

    Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Status Ekonomi .................... 35

    Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Paritas .............. 36

    Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan ......... 36

    Tabel 4.7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang .......................................

    37

    Tabel 4.8. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Ibu .............................. 37

    Tabel 4.9. Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang

    Letak Sungsang .....

    38

    Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat

    Pengetahuan Tentang Letak Sungsang ..

    40

    Tabel 4.11. Hubungan Status Pekerjaan dengan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang ...

    41

    Tabel 4.12. Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang .......

    42

    Tabel 4.13. Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak

    Sungsang ...............

    44

    Tabel 4.14. Hubungan Riwayat Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang .......

    45

    Tabel 4.15. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang

    dengan Sikap Ibu .......

    47

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Macam Letak Bokong.................................................................. 6

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak

    Sungsang..................................................................................... 21

    Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian ................................................................ 33

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Hasil Uji Statistik .............................................................................55

    Lampiran 2 Informed consent dan Kuesioner ......................................................73

    Lampiran 3 Daftar Riwayat Hidup Penulis ..........................................................78

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang dengan bagian

    terendahnya bokong, kaki, atau kombinasi keduanya.1 Pada presentasi bokong

    murni (frank breech) bokong yang menjadi bagian depan, kedua tungkai lurus ke

    atas. Pada presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) di samping bokong

    dapat diraba kedua kaki, sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna

    (incomplete breech) hanya terdapat satu kaki di samping bokong. Pada presentasi

    lutut dapat teraba kedua lutut atau hanya teraba satu lutut disebut presentasi lutut

    sempurna atau lutut tidak sempurna. Frekuensi letak sungsang lebih tinggi pada

    kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada

    multigravida daripada primigravida.8

    Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur

    kehamilan cukup bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong merupakan

    malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu,

    kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan

    berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1

    Angka kejadiaan persalinan sungsang bervariasi yaitu 40% pada umur

    kehamilan 20 minggu, 6-8% pada umur kehamilan 34 minggu dan 3-4% pada

    kehamilan aterm. Pada persalinan sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum

    proses persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga presentasinya menjadi

    presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong (sungsang) hanya terjadi

    sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal. Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256

    bayi tunggal yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 di Parkland Hospital

    memiliki presentasi bokong (sungsang). Frekuensi letak sungsang adalah dua

    sampai tiga persen dimana 75% adalah complete breech presentation dan 25%

    adalah incomplete breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4% dan RS

    Hasan Sadikin Bandung 4,6%.2,4,5

    Presentasi sungsang berhubungan dengan prolaps tali pusat dan ekstensi

    kepala. Resiko pada janin prolaps tali pusat 15% pada presentasi kaki, 5% pada

  • 2

    bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong murni. Jika kepala bayi hiperekstensi,

    dapat meningkatkan resiko trauma tulang belakang.6

    Beberapa faktor resiko pada presentasi bokong (sungsang) yaitu

    prematuritas, abnormalitas struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa,

    multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin (anensefali,

    hidrosefalus), dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi

    presentasi letak bokong murni dan letak bokong sempurna dapat dilakukan

    dengan persalinan pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat disertai

    resiko pada bayi yaitu mortalitas, asfiksia, prolaps tali pusat, trauma pada saat

    proses kelahiran, dan cedera tulang belakang.6,7

    Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian perinatal 13 kali lebih tinggi

    daripada kematian perinatal pada presentasi kepala. Pada morbiditas perinatal,

    terdapat 5-7 kali lebih tinggi daripada presentasi kepala. Gambaran ini

    dipengaruhi usia kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong. Sebab utama

    kematian perinatal pada presentasi bokong adalah hipoksia, trauma persalinan,

    prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan kongenital terdapat 6-18% pada

    presentasi bokong, dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.4,9

    Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatan dan

    pendengaran. Hanya sedikit yang diperoleh melalui penciuman, perasaan, dan

    perabaan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

    dalam bentuk tindakan seseorang atau disebut juga overt behavior.16

    Sikap secara

    nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

    yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

    terhadap stimulus sosial.16

    Sikap juga merupakan evaluasi atau reaksi perasaan

    mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak memihak

    (unfavorable) pada objek tertentu.23

    Sikap yang ditunjukan seseorang merupakan

    bentuk respon batin dari stimulus yang berupa materi atau obyek di luar subyek

    yang menimbulkan pengetahuan berupa subyek yang selanjutnya menimbulkan

    respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap yang diketahuinya itu.16

    Pengetahuan dan faktor lain seperti berpikir, keyakinan dan emosi memegang

    peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh.

  • 3

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat

    dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: bagaimanakah pengetahuan

    dan sikap ibu usia 17-50 tahun tentang letak sungsang pada janin di Desa

    Karangtengah Kota dan Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi?

    1.3. Tujuan Penelitian

    1.3.1. Tujuan Umum

    Diketahuinya pengetahuan dan sikap ibu usia 17-50 tahun tentang

    letak sungsang pada janin di Desa Karangtengah Kota dan Desa

    Margomulyo Kecamatan Ngawi.

    1.3.2. Tujuan Khusus

    i. Diketahuinya gambaran karakteristik subyek berdasarkan

    umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, paritas dan

    riwayat kehamilan.

    ii. Diketahuinya pengetahuan subyek tentang letak sungsang

    pada janin.

    iii. Diketahuinya sikap subyek tentang letak sungsang pada

    janin.

    iv. Diketahuinya hubungan antar karakteristik subyek dengan

    pengetahuan subyek tentang letak sungsang pada janin

    v. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan subyek dengan

    sikap subyek tentang letak sungsang pada janin.

  • 4

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Bagi Masyarakat

    Membantu masyarakat menghadapi masalah-masalah persalinan

    dan pertumbuhan serta perkembangan pada janin.

    1.4.2. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Meningkatkan penelitian di bidang obstetrik dan ginekologi dalam

    institusi pendidikan dokter di Indonesia, khususnya pendidikan

    dokter di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    1.4.3. Bagi Peneliti

    Mengetahui informasi, menambah pengetahuan dan wawasan

    mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang letak sungsang pada

    janin serta sebagai acuan untuk meningkatkan minat pada bidang

    penelitian kedokteran.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kerangka Teori

    2.1.1 Letak Sungsang

    2.1.1.1 Definisi Letak Sungsang

    Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin

    terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri

    dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.

    Presentasi bokong adalah janin terletak memanjang

    dengan bagian terendahnya bokong, kaki, atau

    kombinasi keduanya.1,11

    2.1.1.2 Klasifikasi Letak Sungsang4,8,9,10

    2.1.1.2.1 Letak Bokong (Frank Breech)

    Pada presentasi bokong akibat ekstensi kedua sendi

    lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga

    ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin.

    Dengan demikian pada pemeriksaan dalam hanya

    dapat diraba bokong. Frekuensi terjadinya 50-70%.

    2.1.1.2.2 Letak Sungsang Sempurna (Complete Breech)

    Yaitu letak bokong dimana kedua kaki ada di

    samping bokong (letak bokong kaki sempurna).

    Frekuensi terjadinya 75%.

    2.1.1.2.3 Letak Sungsang Tidak Sempurna (Incomplete

    Breech)

    Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan

    presentasi kaki (incomplete or footling), frekuensi

    terjadinya 10-30%. Pada presentasi bokong kaki

    tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di samping

    bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas.

    Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah

  • 6

    satu atau dua kaki. Selain bokong bagian terendah

    juga kaki dan lutut, terdiri dari:

    kedua kaki: letak kaki sempurna;

    satu kaki: letak kaki tidak sempurna, frekuensi terjadinya

    24 %;

    kedua lutut: letak lutut sempurna;

    satu lutut: letak lutut tidak sempurna, frekuensi terjadinya

    1%.

    Gambar 2.1. Macam Letak Bokong

    Sumber: Susan Storck: Clinical Teaching Faculty, Department of

    Obstetrics and Gynecology, University of Washington School of

    Medicine; A.D.A.M., Inc. 2011.

  • 7

    2.1.1.3 Etiologi Letak Sungsang

    Ada beberapa penyebab yang memegang

    peranan dalam terjadinya letak sungsang

    diantaranya adalah:19

    1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang

    lonjong, air ketuban masih banyak dan kepala

    anak relatif besar

    2. Hidramnion karena anak mudah bergerak

    3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya

    kepala ke dalam pintu atas panggul

    4. Panggul sempit

    5. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus,

    anencephalus, karena kepala kurang sesuai

    dengan bentuk pintu atas panggul.

    Faktor lain yang menjadi predisposisi

    terjadinya letak sungsang selain umur kehamilan

    termasuk diantaranya relaksasi uterus berkaitan

    dengan multiparitas, multi fetus, persalinan

    sungsang sebelumnya, kelainan uterus dan tumor

    pelvis. Plasenta yang terletak di daerah kornu

    fundus uteri dapat pula menyebabkan letak

    sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan

    di daerah fundus.12

    Fianu dan Vaclavinkova (1978) menemukan

    prevalensi lebih tinggi pada implantasi plasenta di

    daerah kornual-fundal pada letak lintang (73 %) dari

    presentasi vertex (5 %) dengan sonografi. Frekuensi

    terjadinya letak sungsang juga meningkat dengan

    adanya plasenta previa, tetapi hanya sejumlah kecil

    letak sungsang yang berhubungan dengan plasenta

    previa. Tidak ada hubungan yang kuat antara letak

  • 8

    sungsang dengan pelvis yang menyempit (panggul

    sempit).4

    2.1.1.4 Epidemiologi Letak Sungsang

    Dengan insidensi 3-4% dari seluruh

    kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup

    bulan (lebih dari 37 minggu), presentasi bokong

    merupakan malpresentasi yang paling sering

    dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu,

    kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%,

    dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi

    kepala setelah umur kehamilan 34 minggu.1

    Angka kejadiaan persalinan sungsang

    bervariasi yaitu 40% pada umur kehamilan 20

    minggu, 6-8% pada umur kehamilan 34 minggu dan

    3-4% pada kehamilan aterm. Pada persalinan

    sungsang, yang sering terjadi adalah sebelum proses

    persalinan dimulai, janin berputar spontan, sehingga

    presentasinya menjadi presentasi kepala. Oleh

    karena itu presentasi bokong (sungsang) hanya

    terjadi sekitar 3-4% pada kelahiran bayi tunggal.

    Sebagai contoh 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal

    yang lahir antara tahun 1990 sampai tahun 1999 di

    Parkland Hospital memiliki presentasi bokong

    (sungsang). Frekuensi letak sungsang adalah dua

    sampai tiga persen dimana 75% adalah complete

    breech presentation dan 25% adalah incomplete

    breech presentation. Di RS Pirngadi, Medan 4,4%

    dan RS Hasan Sadikin Bandung 4,6%.2,4,5

  • 9

    2.1.1.5 Diagnosis Letak Sungsang

    Diagnosis letak sungsang pada umumnya

    tidak sulit. Pada pemeriksaan luar, di bagian bawah

    uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan

    bulat, yakni kepala, dan kepala teraba di fundus

    uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan

    dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi

    bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala.

    Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa

    kehamilannya terasa lain daripada kehamilannya

    yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas

    dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah.

    Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan

    setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada

    umbilikus.12,13

    Pada pemeriksaan luar didapatkan di bagian

    bawah uterus tidak teraba kepala, balotemen negatif,

    teraba kepala di fundus uteri, denyut jantung janin

    ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada

    umbilikus.13

    Apabila diagnosis letak sungsang

    dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat, karena

    misalnya dinding perut tebal, uterus mudah

    berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka

    diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan

    dalam. Apabila masih ada keragu-raguan, harus

    dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan

    ultrasonografik atau MRI (Magnetic Resonance

    Imaging).12

    Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih

    jelas adanya bokong yang ditandai dengan adanya

    sakrum, kedua tuberositas iskii, dan anus. Bila dapat

    diraba kaki, maka harus dibedakan dengan tangan.

  • 10

    Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan

    ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar

    dengan jari-jari lain dan panjang jari kurang lebih

    sama dengan panjang telapak tangan. Pada

    persalinan lama, bokong janin mengalami edema,

    sehingga kadang-kadang sulit untuk membedakan

    bokong dengan muka.12,13

    Pemeriksaan yang teliti dapat membedakan

    bokong dengan muka karena jari yang akan

    dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan

    otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke dalam

    mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa

    ada hambatan. Pada presentasi bokong kaki

    sempurna, kedua kaki dapat diraba disamping

    bokong, sedangkan pada presentasi bokong kaki

    tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di samping

    bokong.4,12

    Pada pemeriksaan foto rongent

    didapatkan bayangan kepala berada di fundus.15

    2.1.1.6 Faktor Penyebab Letak Sungsang

    Letak sungsang disebabkan oleh beberapa

    faktor.

    2.1.1.6.1 Faktor ibu, meliputi:14

    a. keadaan rahim, misalnya kelainan bentuk

    rahim dan ibu mengalami mioma,

    b. keadaan plasenta, misalnya letak plasenta

    rendah (placenta previa), serta

    c. keadaan jalan lahir, misalnya kelainan

    bentuk panggul atau panggul sempit.

  • 11

    2.1.1.6.2 Faktor janin, meliputi:14

    a. tali pusat pendek atau terjadi lilitan tali

    pusat,

    b. kelainan kepala, seperti hidrosefalus atau

    anensefalus (tanpa tengkorak kepala),

    c. kehamilan kembar,

    d. air ketuban yang berlebihan (hidramnion)

    atau air ketuban yang relatif sedikit

    (oligohidramnion), serta

    e. lahir prematur.

    2.1.1.7 Faktor Resiko Letak Sungsang

    Presentasi sungsang berhubungan dengan

    prolaps tali pusat dan ekstensi kepala. Resiko pada

    janin prolaps tali pusat 15% pada presentasi kaki,

    5% pada bokong sempurna, dan 0,5% pada bokong

    murni. Jika kepala bayi hiperekstensi, dapat

    meningkatkan risiko trauma tulang belakang.6

    Beberapa faktor resiko pada presentasi

    bokong (sungsang) yaitu prematuritas, abnormalitas

    struktur uterus, polihidroamnion, plasenta previa,

    multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel,

    anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat

    presentasi bokong sebelumnya. Pasien dengan bayi

    presentasi letak bokong murni dan letak bokong

    sempurna dapat dilakukan dengan persalinan

    pervaginam. Persalinan bokong pervaginam dapat

    disertai risiko pada bayi yaitu: 6,7

    1. Mortalitas (rata- rata mortalitasnya tiga

    sampai lima kali jika berat janin lebih dari

    2500 gram dan tidak memiliki kelainan

    kongenital)

  • 12

    2. Asfiksia (3 kali dibandingkan persalinan

    dengan seksio sesaria)

    3. Prolaps tali pusat (5 sampai 20 kali

    dibandingkan dengan seksio sesaria)

    4. Trauma pada saat proses kelahiran (13 kali

    dibandingkan dengan seksio sesaria)

    5. Cedera tulang belakang (terjadi sebanyak

    21% pada persalinan pervaginam)

    Pada mortalitas perinatal, terdapat kematian

    perinatal 13 kali lebih tinggi daripada kematian

    perinatal pada presentasi kepala. Pada morbiditas

    perinatal, terdapat 5-7 kali lebih tinggi daripada

    presentasi kepala. Gambaran ini dipengaruhi usia

    kehamilan, berat janin dan jenis presentasi bokong.

    Sebab utama kematian perinatal pada presentasi

    bokong adalah hipoksia, trauma persalinan,

    prematuritas dan kelainan kongenital. Kelainan

    kongenital terdapat 6-18% pada presentasi bokong,

    dibandingkan 2-3% pada presentasi kepala.4,9

    2.1.2 Pengetahuan

    2.1.2.1 Definisi Pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini

    terjadi sesudah orang melakukan pengindraan

    terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi

    melalui pancaindera manusia, yakni: indera

    penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

    raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

    diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran.

    Hanya sedikit yang diperoleh melalui penciuman,

    perasaan, dan perabaan. Pengetahuan atau kognitif

    merupakan domain yang sangat penting dalam

  • 13

    bentuk tindakan seseorang atau disebut juga overt

    behavior.16

    2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan yang dicakup di dalam domain

    kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu:16

    1. Tahu (Know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi

    yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke

    dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

    kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik

    dari seluruh bahan yang dipelajari atau

    rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

    tahu adalah tingkat pengetahuan yang paling

    rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

    tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

    menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

    menyatakan dan sebagainya. Contoh: dapat

    mendefinisikan letak sungsang pada janin.

    2. Memahami (Comprehention)

    Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang objek yang

    diketahui dan dapat menginterpretasi materi

    tersebut secara benar. Orang yang telah paham

    terhadap objek atau materi harus dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh,

    menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

    terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat

    menjelaskan mengapa ibu hamil harus

    memeriksakan kehamilannya ke petugas

    kesehatan sejak dini.

    3. Aplikasi (Application)

  • 14

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada

    situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

    disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan

    hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

    sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    Misalnya dapat menggunakan rumus statistik

    dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian,

    dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

    pemecahan masalah (problem solving cycle) di

    dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus

    yang diberikan.

    4. Analisis (Analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk

    menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

    komponen-komponen, tetapi masih di dalam

    suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

    kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

    ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata

    kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan),

    membedakan, memisahkan, mengelompokkan

    dan sebagainya.

    5. Sintesis (Synthesis)

    Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

    meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian

    di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

    Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan

    untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

    formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun,

    dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat

    menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu

    teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

  • 15

    6. Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap

    suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

    berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

    sendiri, atau menggunakan kriteri-kriteria yang

    ada. Misalnya, dapat membandingkan antara

    posisi janin yang normal dengan posisi janin

    yang memiliki kelainan letak, dapat menanggapi

    kelainan yang terjadi pada kehamilannya, dapat

    menafsirkan sebab-sebab ibu hamil tidak mau

    memeriksakan kehamilannya.

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

    cara wawancara atau angket yang menanyakan

    tentang isi materi yang ingin diukur dari suatu

    subyek penelitian atau responden.

    2.1.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

    Pengetahuan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    antara lain:

    a. Umur

    Umur adalah lamanya hidup seseorang

    dihitung sejak dilahirkan hingga saat ini dalam

    satuan tahun. Umur merupakan periode

    penyesuaian terhadap pola kehidupan baru.

    WHO (2002), menyatakan bahwa

    pengetahuan seseorang diturunkan atau

    diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

    pengalaman yang diperoleh dari orang lain.

    Dengan bertambahnya umur seseorang maka

    bertambah pula pengalaman sehingga

  • 16

    pengetahuannya juga akan semakin bertambah

    baik.

    Menurut Hurlock, usia dini (22-40 tahun)

    adalah masa dimana seseorang secara optimal

    dapat mencapai prestasi yang memuaskan dalam

    karirnya, pada usia tengah (40-56 tahun) adalah

    masa dimana seseorang tinggal

    mempertahankan prestasi yang telah dicapai

    sedangkan usia dewasa (>56 tahun) adalah usia

    tidak produktif lagi. Semakin bertambah umur

    maka semakin tinggi keinginan seseorang

    tentang kesehatan (Hurlock, 1999).37

    b. Pendidikan

    Pendidikan merupakan proses untuk

    menumbuhkembangkan seluruh kemampuan

    dan perilaku seseorang yang terjadi melalui

    pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu

    faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    seseorang karena dapat membuatnya untuk lebih

    mudah menerima ide-ide atau teknologi baru

    dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan

    masyarakat yang semakin menuntut kualitas.

    Perubahan yang cepat dalam perkembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi sangat

    dibutuhkan yang berpengetahuan baik yang

    didapatkan dari proses selama mengikuti

    pendidikan. Tingkat pendidikan merupakan

    faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang

    untuk menerima informasi yang semakin baik.17

    c. Pekerjaan

    Pekerjaan adalah aktifitas yang dilakukan

    seseorang setiap hari dalam menjalani

  • 17

    kehidupannya. Seseorang yang bekerja di luar

    rumah cenderung memiliki akses yang baik

    terhadap informasi dibandingkan sehari-hari

    berada di rumah. Menurut Nursalam bahwa

    pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi

    lebih banyak merupakan cara mencari nafkah

    yang membosankan, berulang dan banyak

    tantangan dan bekerja pada umumnya menyita

    waktu.24

    d. Paritas

    Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah

    dialami oleh wanita ataupun jumlah anak yang

    dilahirkan oleh ibu baik hidup maupun mati.

    Semakin sering ibu melahirkan maka akan

    semakin banyak pengalaman yang diperoleh

    tentang masa persalinan sehingga akan semakin

    baik pula pengetahuannya tentang persalinan.18

    e. Sosial Ekonomi

    Sosial ekonomi masyarakat yang sering

    dinyatakan dengan pendapatan keluarga,

    mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi

    ekonomi dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

    termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan

    zat gizi. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah

    sehingga tidak begitu memperhatikan pesan-

    pesan yang disampaikan karena lebih

    memikirkan kebutuhan-kebutuhan lain yang

    lebih mendesak (Efendi Nasrul, 1998: 248).38

  • 18

    2.1.3 Sikap

    2.1.3.1 Definisi Sikap

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih

    tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau

    objek. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung

    tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

    perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

    menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi

    terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan

    sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

    emosional terhadap stimulus sosial.16

    Sikap juga

    merupakan evaluasi atau reaksi perasaan

    mendukung atau memihak (favorable) maupun

    perasaan tidak memihak (unfavorable) pada objek

    tertentu.23

    2.1.3.2 Komponen Pokok Sikap

    Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan

    bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok

    yaitu:

    1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep

    terhadap suatu objek.

    2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap

    suatu objek.

    3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to

    behave).

    Ketiga componen ini secara bersama-sama

    membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam

    penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

    pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan

    penting.16

  • 19

    2.1.3.3 Tingkatan Sikap

    Berbagai tingkatan sikap yakni:16

    1. Menerima (receiving)

    Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau

    dan memperhatikan stimulus yang diberikan

    (objek). Misalnya sikap ibu hamil terhadap

    pemeriksaan kehamilan dapat dilihat dari

    kesediaan dan perhatian orang itu terhadap

    penyuluhan tentang pentingya memeriksakan

    kehamilan sejak dini.

    2. Merespon (responding)

    Memberikan jawaban apabila ditanya,

    mengerjakan, dan meyelesaikan tugas yang

    diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

    Karena dengan suatu usaha untuk menjawab

    pertanyaan atau mengerjakan tugas yang

    diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau

    salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide

    tersebut.

    3. Menghargai (valuing)

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

    mendiskusikan suatu masalah adalah suatu

    indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya seorang ibu

    hamil yang pernah mengalami kelainan posisi

    janin pada kehamilannya akan memberitahukan

    dan mengajak ibu hamil yang lain (tetangganya,

    saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi

    memeriksakan kehamilan secara rutin ke

    petugas kesehatan (bidan/dokter/dokter spesialis

    kandungan) adalah bukti bahwa ibu tersebut

    telah mempunyai sikap positif terhadap

    pemeriksaan kehamilan.

  • 20

    4. Bertanggung jawab (responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

    telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan

    sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu

    mau menjalani operasi sesar untuk melahirkan

    janin dengan letak sungsang, meskipun

    mendapat tantangan dari mertua atau orang

    tuanya sendiri.

    Sekord dan Backman dalam Azwar (2003)

    mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu

    dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi),

    dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang

    terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.23

    Sikap yang ditujukan seseorang merupakan bentuk

    respon batin dari stimulus yang berupa materi atau

    obyek di luar subyek yang menimbulkan

    pengetahuan berupa subyek yang selanjutnya

    menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si

    subyek terhadap yang diketahuinya itu.16

    Pengetahuan dan faktor lain seperti berpikir,

    keyakinan dan emosi memegang peranan penting

    dalam penentuan sikap yang utuh.

  • 21

    2.2 Kerangka Konsep

    Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang

    didasarkan atas opini peneliti dan kemungkinan untuk dapat dilaksanakannya

    penelitian, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut:

    Variabel Independen Variabel Dependen

    Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Letak

    Sungsang

    Karakteristik:

    Umur

    Pendidikan

    Pekerjaan

    Status Ekonomi

    Paritas

    Riwayat Kehamilan

    Pengetahuan tentang

    Letak Sunngsang

    Sikap tentang Letak

    Sunngsang

  • 22

    2. 3 Definisi Operasional

    Tabel 2.1. Definisi Operasional

    Variabe

    l Definisi

    Alat

    Ukur

    dan

    Cara

    Ukur

    Kategori

    Skal

    a

    Uku

    r

    Referensi

    Umur

    Lamanya hidup

    responden yang

    dihitung dalam

    tahun sejak lahir

    sampai saat

    penelitian

    berlangsung,

    yang dilihat

    berdasarkan

    KTP/SIM.

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    1. Umur ibu <

    20 tahun

    2. Umur ibu 20-

    35 tahun

    3. Umur ibu >

    35 tahun

    Dikelompokkan

    menjadi:

    0 = umur beresiko

    (umur ibu < 20

    tahun dan > 35

    tahun)

    1 = umur tidak

    beresiko (umur

    ibu 20-35 tahun)

    Ordi

    nal

    (Scott,

    James R.

    Disaia,

    Philip J.

    Dkk. 2002.

    Obstetri &

    Ginekolog

    i. Jakarta:

    Widya

    Medika)

    (Prawiroha

    rdjo,

    Sarwono.

    2008. Ilmu

    Kebidanan

    , Jakarta :

    Yayasan

    Bina

    Pustaka

    Sarwono

    Prawirohar

    djo)

    Pendidik

    an

    Pendidikan

    formal terakhir

    yang

    Kuesione

    r dengan

    angket

    0. Rendah: SD,

    SMP

    1. Sedang: SMA

    Ordi

    nal

    (Koblinsk

    y, Marge,

    et.al. 2002.

  • 23

    diselesaikan

    oleh responden.

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    2. Tinggi:

    jenjang kuliah

    (D3, S1, S2)

    Kesehatan

    Wanita,

    Sebuah

    Perspektif

    Global.

    Yogyakarta:

    Gajah Mada

    University

    Press.)

    Pekerjaa

    n

    Kegiatan rutin

    yang dilakukan

    responden dalam

    upaya

    mendapatkan

    penghasilan

    untuk

    pemenuhan

    kebutuhan hidup

    keluarga.

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    1. Ibu rumah

    tangga

    2. Karyawan

    swasta

    3. Guru/PNS

    4. Bidan/petugas

    kesehatan

    5. Wiraswasta/p

    edagang

    6. Petani/buruh

    Dikelompokkan

    menjadi

    0 = ibu bekerja

    (kelompok 2, 3, 4,

    5, 6)

    1 = ibu tidak

    bekerja (ibu

    rumah tangga)

    Ordi

    nal

    (Mac

    Donal Yc,

    1994)

    Status

    Ekonom

    i

    Pendapatan yang

    diperoleh

    keluarga setiap

    bulan untuk

    memenuhi

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    0. Rendah (< Rp

    725.000,00 )

    1. Tinggi (> Rp

    725.000,00)

    Ordi

    nal

    (Pergub

    No. 93

    Tahun

    2010

    untuk

  • 24

    kebutuhan

    hidup.

    Dikelompokkan

    menurut rata-

    rata upah/gaji

    pendapatan

    pekerja per

    bulan.

    n

    dilaksana

    kan.

    daerah

    Jawa

    Timur

    nilai Upah

    Minimum

    Kab./Kota

    2011 di

    Kabupaten

    Ngawi)

    Paritas Jumlah anak

    yang pernah

    dilahirkan oleh

    responden.

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    0. 0-1

    (Primipara)

    1. 2

    (Scundipara)

    2. 3 (Multipara)

    3. > 4

    (Grandemulti

    para)

    Dikelompokkan

    menjadi

    0 = < 2 kali

    (primipara dan

    scundipara)

    1 = > 2 kali

    (multipara dan

    grandemultipara)

    Ordi

    nal

    (Supriyati,

    Doeljachm

    an,

    Susilowati,

    Faktor

    Sosio-

    Demografi

    dan

    Perilaku

    Ibu Hamil

    dalam

    Perawatan

    Antenatal

    Sebagai

    Risiko

    Kejadian

    Distosia di

    RSUP Dr.

    Sardjito

    Yogyakart

    a, Berita

    Kesehatan

    Masyaraka

  • 25

    t, 2000,

    vol XVII;

    no. 2 p:

    65-70)

    Pengeta

    huan

    tentang

    Letak

    Sungsan

    g

    Segala sesuatu

    yang diketahui

    oleh responden

    tentang letak

    sungsang pada

    janin seperti:

    Sumber

    informasi

    tentang letak

    sungsang

    (no. 1, 2)

    Definisi

    tentang letak

    sungsang

    (no. 3)

    Penyebab

    letak

    sungsang

    (no. 5, 6, 7,

    8, 9, 10, 13,

    14)

    Posisi

    plasenta

    normal dan

    janin normal

    (no. 4, 11,

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    Pengetahuan

    terdiri dari 16

    pertanyaan

    multiple choice

    (pilihan ganda),

    dimana dari

    masing-masing

    pertanyaan akan

    diberi nilai 1 jika

    jawaban benar dan

    nilai 0 jika

    jawaban salah.

    Skor pengetahuan

    dinilai dengan:

    2 = Pengetahuan

    baik; bila skor

    nilai mean

    + standar

    deviasi

    1 = Pengetahuan

    cukup; bila

    skor nilai

    mean

    standar

    deviasi dan

    nilai mean +

    standar

    deviasi

    Ordi

    nal

    (Sarwono

    Prawirohar

    jo. 2008.

    Ilmu

    Kebidanan

    Edisi

    Keempat.

    Jakarta:

    PT. Bina

    Pustaka

    Sarwono

    Prawirohar

    jo.)

  • 26

    12)

    Perdarahan

    akibat

    plasenta

    previa (no.

    15, 16)

    0 = Pengetahuan

    kurang; bila

    skor nilai

    mean

    standar

    deviasi

    Sikap

    tentang

    Letak

    Sungsan

    g

    Tanggapan

    responden

    mengenai letak

    sungsang pada

    janin seperti:

    Tempat

    pemeriks

    aan

    kehamila

    n (no. 2,

    3)

    Pemeriks

    aan ANC

    (no. 1, 4,

    5, 6, 7, 8,

    9, 10, 11,

    12, 13,

    14)

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    Sikap terdiri dari

    pernyataan,

    dimana

    pengukuran

    dilakukan dengan

    menggunakan

    skala Likert, yaitu

    untuk pernyataan

    positif (kuesioner

    sikap no. 1, 2, 4,

    5, 6, 7, 8, 9)

    jawaban sangat

    setuju = 4, setuju

    = 3, tidak setuju =

    2, sangat tidak

    setuju = 1.

    Sedangakan untuk

    pernyataan negatif

    (kuesioner sikap

    no. 3, 10, 11, 12,

    13, 14) jawaban

    sangat setuju = 1,

    setuju = 2, tidak

    setuju = 3, sangat

    tidak setuju = 4.

    Ordi

    nal

    (Azwar S,

    2007.

    Konsep

    dan

    Penerapan

    Metodolog

    i

    Penelitian,

    Jakarta:

    Rieneka

    Cipta.)

  • 27

    Skor sikap dinilai

    dengan:

    2 = Sikap baik;

    bila skor

    nilai mean +

    standar

    deviasi

    1 = Sikap cukup;

    bila skor

    nilai mean

    standar

    deviasi dan

    nilai mean +

    standar

    deviasi

    0 = Sikap kurang;

    bila skor

    nilai mean

    standar

    deviasi

    Riwayat

    Kehamil

    an

    Sungsan

    g

    Keadaan

    bayi/janin

    responden yang

    pernah

    dilahirkan dalam

    keadaan

    sungsang.

    Kuesione

    r dengan

    angket

    pada saat

    penelitia

    n

    dilaksana

    kan.

    Skor letak

    sungsang pada

    janin dinilai

    dengan:

    0 = Bayi sungsang

    1 = Bayi tidak

    sungsang

    Ordi

    nal

    (Hakimi,

    Mohamma

    d. 1990.

    Ilmu

    Kebidanan

    : Fisiologi

    dan

    Patologi

    Persalinan.

    Bandung:

    Yayasan

    Essentia

    Medika)

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3. 1. Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah survey yang bersifat analitik dengan

    menggunakan desain potong lintang (cross sectional).

    3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Desa Karangtengah Kota dan Desa

    Margomulyo Kecamatan Ngawi. Penelitian dimulai dari bulan Juli 2011 sampai

    dengan bulan September 2011.

    3. 3. Populasi dan Sampel

    3. 3. 1. Populasi dan Sampel yang Diteliti

    Populasi target adalah seluruh ibu usia 17-50 tahun yang tinggal di

    Kecamatan Ngawi. Populasi terjangkau adalah ibu yang berusia

    17-50 tahun yang tinggal di daerah Desa Karangtengah Kota dan

    Desa Margomulyo Kecamatan Ngawi. Sampel adalah ibu berusia

    17-50 tahun di daerah Desa Karangtengah Kota dan Desa

    Margomulyo Kecamatan Ngawi yang diambil secara consecutive

    sampling.

    3. 3. 2. Teknik Pengambilan Sampel

    Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini

    digunakan rumus besar sampel yang dikutip dari Sopiyudin (2009:

    43) yang merupakan salah satu rumus tersering yang digunakan

    untuk deskriptif analitik kategorik tidak berpasangan dan dapat

    digunakan untuk desain penelitian potong lintang (cross sectional),

    sebagai berikut:

    N1 = N2

    Keterangan:

  • 29

    Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah,

    sehingga Z = 1,64

    Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 20%, maka Z = 0,84

    P1 P2 peneliti menetapkan nilai P1 P2 sebesar 0,2

    P1 P2 = 0,2

    P2 = 0,3

    P1 = 0,2 + P2 = 0,2 + 0,3 = 0,5

    Q2 = 1 P2 = 1 0,3 = 0,7

    Q1 = 1 P1 = 1 0,5 = 0,5

    P = (P1 + P2)/2 = 0,8/2 = 0,4

    Q = (Q1 + Q2)/2 = 1,2/2 = 0,6

    Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut dalam rumus, diperoleh:

    N1 = N2

    N1 = N2

    = 92,25

    Dengan demikian, besar sampel yang digunakan ditambah

    10% adalah 102 responden.

    3. 3. 3. Cara Pengambilan Sampel

    Pengambilan sampel dengan menggunakan consecutive

    sampling yang merupakan jenis non-probability sampling. Semua

    subjek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan ke dalam

    penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

    3. 3. 4. Kriteria Sampel

    3. 3. 4. 1. Kriteria Inklusi

    Ibu yang berusia 17-50 tahun

    Ibu yang memiliki minimal 1 anak atau jumlah persalinan

    1 kali

    Ibu yang bersedia ikut serta dalam penelitian

  • 30

    3. 3. 4. 2. Kriteria Eksklusi

    Ibu yang tidak lengkap menjawab pertanyaan

    3. 4. Managemen Data

    3. 4. 1 Pengumpulan Data

    Penelitian ini akan dilaksanakan bila telah memperoleh persetujuan

    setelah penjelasan atau informed consent dari subjek penelitian.

    Data dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner dan

    wawancara.

    3. 4. 2 Pengolahan Data

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik

    kategorik tidak berpasangan. Data yang diperoleh dari percobaan

    diolah secara statistik menggunakan uji chi square. Semua

    perhitungan semua perhitungan statistik menggunakan software

    SPSS 16.0. Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap

    pengolahan data sebagai berikut :

    1. Editing: Memeriksa kembali data dan menyelesaikannya

    dengan rencana semula seperti yang diinginkan, apakah tidak

    ada yang salah.

    2. Coding: Pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang

    bersifat kategori.

    3. Tabulating: Penyusunan data berdasarkan variabel yang diteliti.

    4. Cleaning: Membersihkan data dengan melihat variabel yang

    digunakan apakah datanya sudah benar atau belum.

    5. Describing: Menggambarkan atau menerangkan data.

  • 31

    3. 4. 3 Analisis Data

    Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan

    hubungan tiap variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan

    independen, akan digunakan analisis univariat dan bivariat dengan

    uji Chi Square.

    A. Analisis Univariat

    Untuk menganalisis distribusi frekuensi variabel dependen

    yaitu pengetahuan tentang letak sungsang dan sikap ibu tentang

    letak sungsang, serta variabel independen yaitu gambaran

    karakteristik ibu yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, status

    ekonomi, paritas, dan riwayat kehamilan dilakukan melalui analisis

    univariat.

    B. Analisis Bivariat

    Analisis bivariat dilakukan dengan membuat tabulasi silang

    antara variabel dependen dengan variabel independen. Data

    dianalisis dengan menghubungkan antara karakteristik ibu dengan

    pengetahuan tentang letak sungsang, dan pengetahuan dengan

    sikap tentang letak sungsang. Dari tabel silang ini dilakukan uji

    statistik yang digunakan adalah uji Chi Square dengan

    menggunakan SPSS 16.0 for windows untuk melihat hubungan

    antara kedua variabel dengan tingkat kemaknaan, artinya nilai =

    0,05. Bila < 0,05 berati ada hubungan dan nilai > 0,05 berarti

    tidak ada hubungan.

    3. 4. 4 Penyajian Data

    Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks, tabel

    (persentase, jumlah, dan lain-lain), gambar dan bagan.

    3. 4. 5 Pelaporan Hasil Penelitian

    Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan

    penelitian yang dipresentasikan di hadapan staf pengajar Program

    Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 32

    3. 4. 6 Etika Penelitian

    Penelitian mengikuti kaidah sesuai etika penelitian yang

    berlaku dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

    1. Informed Consent

    Sebelum melakukan penelitian maka akan diedarkan lembar

    persetujuan untuk menjadi responden, dengan tujuan agar

    subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, serta

    mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka responden

    secara sadar harus menanda tangani lembar persetujuan tanpa

    paksaan dari pihak manapun serta peneliti harus menjaga

    kerahasiaan informasi dan identitas yang diberikan subjek

    peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

    2. Anomity (tanpa nama)

    Menjelaskan bentuk alat ukur dengan tidak perlu

    mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya

    menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

    3. Confidentiality

    Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin

    kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

    akan dilaporkan pada hasil penelitian.

  • 33

    3. 5. Cara Kerja Penelitian

    Ibu yang berusia 17-50 tahun

    Informed consent

    Bersedia Tidak Bersedia

    Wawancara dengan

    menggunakan kuesioner

    Pengumpulan dan pengolahan data

    dengan SPSS 16.0 for windows

    Analisis statistik

    Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

  • 34

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4. 1 Hasil Univariat

    4. 1. 1 Karakteristik Ibu

    1. Gambaran Umur

    Tabel 4.1. Sebaran Responden Berdasarkan Umur

    No. Umur Jumlah Persentase (%)

    1 Beresiko 43 42,2

    2 Tidak Beresiko 59 57,8

    Total 102 100

    Sebaran umur responden berkisar antara 17 tahun sampai dengan 50 tahun

    dengan kelompok umur tidak beresiko (20-35 tahun) berjumlah 59 orang (57,8%).

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa umur responden sebagian besar bukan

    termasuk umur beresiko.

    2. Gambaran Tingkat Pendidikan

    Tabel 4.2. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    No. Pendidikan Jumlah Persentase (%)

    1 SD dan SMP 35 34,3

    2 SMA 49 48

    3 Kuliah 18 17,6

    Total 102 100

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa distribusi tingkat pendidikan

    responden memperlihatkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan SMA yaitu

    sebanyak 49 orang (48%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat

    pendidikan responden sebagian besar adalah SMA.

  • 35

    3. Gambaran Status Pekerjaan

    Tabel 4.3. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

    No. Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

    1 Tidak Bekerja 68 66,7

    2 Bekerja 34 33,3

    Total 102 100

    Status pekerjaan yang dimiliki seorang istri dapat menambah pendapatan

    dalam keluarga sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan ekonomi rumah

    tangga atau meningkatkan status sosial. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

    sebagian besar ibu adalah ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 68 orang (66,7%).

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status pekerjaan responden paling

    banyak adalah ibu yang tidak bekerja.

    4. Gambaran Status Ekonomi

    Tabel 4.4. Sebaran Responden Berdasarkan Status Ekonomi

    No. Pendapatan Jumlah Persentase (%)

    1 < 725.000 52 51

    2 > 725.000 50 49

    Total 102 100

    Status ekonomi keluarga dinilai dari jumlah pendapatan anggota keluarga

    yang didapat per bulannya. Sebagian besar responden memiliki pendapatan < Rp

    725.000,00 yaitu sebanyak 52 orang (51%). Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa status ekonomi responden paling banyak adalah ibu dengan tingkat

    ekonomi rendah (pendapatan keluarga < Rp 725.000,00).

  • 36

    5. Gambaran Paritas

    Tabel 4.5. Sebaran Responden Berdasarkan Paritas

    No. Paritas Jumlah Persentase (%)

    1 > 2 kali 30 29,4

    2 < 2 kali 72 70,6

    Total 102 100

    Paritas (jumlah persalinan) pada responden berkisar antara 1 kali sampai

    dengan 5 kali. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

    merupakan ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali sebanyak 72 orang (70,6%).

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa paritas responden paling banyak adalah

    ibu dengan jumlah persalinan < 2 kali.

    6. Gambaran Riwayat Kehamilan

    Tabel 4.6. Sebaran Responden Berdasarkan Riwayat Kehamilan

    No. Riwayat Kehamilan Jumlah Persentase (%)

    1 Bayi Sungsang 22 21,6

    2 Bayi Tidak Sungsang 80 78,4

    Total 102 100

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan

    ibu dengan riwayat kehamilan bayi tidak sungsang sebanyak 80 orang (78,4%).

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa riwayat kehamilan responden paling

    banyak bukan termasuk bayi sungsang.

  • 37

    4. 1. 2 Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden

    Tabel 4.7. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang

    Letak Sungsang

    No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

    1 Kurang 25 24,5

    2 Cukup 62 60,8

    3 Baik 15 14,7

    Total 102 100

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan

    ibu dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 62 orang (60,8%). Dengan

    demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pengetahuan responden paling banyak

    adalah tingkat pengetahuan cukup.

    4. 1. 3 Gambaran Sikap Responden

    Tabel 4.8. Sebaran Responden Berdasarkan Sikap Ibu Tentang Letak Sungsang

    No. Sikap Ibu Jumlah Persentase (%)

    1 Kurang 15 14,7

    2 Cukup 72 70,6

    3 Baik 15 14,7

    Total 102 100

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden merupakan

    ibu dengan sikap cukup sebanyak 72 orang (70,6%). Sikap ibu berkaitan dengan

    kualitas dan kuantitas pemeriksaan kehamilan (ANC). Dengan demikian dapat

    dikatakan bahwa sikap responden paling banyak termasuk sikap cukup.

  • 38

    4. 2 Hasil Bivariat dan Pembahasan

    4. 2. 1 Umur Ibu dan Tingkat Pengetahuan

    Tabel 4.9. Hubungan Umur Ibu dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak

    Sungsang

    No. Umur

    Tingkat Pengetahuan Total

    Kurang Cukup Baik

    n % n % N % n %

    1 Beresiko 9 10,5 26 26,1 8 6,3 43 43

    2 Tidak

    Beresiko 16 14,5 36 35,9 7 8,7 59 59

    Total 25 25 62 62 15 15 102 102

    Nilai p : 0,560

    Hubungan umur responden dengan tingkat pengetahuan seperti yang

    terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada responden dengan umur tidak

    beresiko memiliki persentase lebih besar dibandingkan umur yang beresiko.

    Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada umur tidak

    beresiko sebesar 35,9%. Hasil analisa statistik menunjukkan tidak ada hubungan

    yang bermakna antara umur ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak

    sungsang pada responden (p > 0,05).

    Umur responden merupakan faktor penting dalam kehamilan. Pada umur

    kurang dari 20 tahun, organ-organ reproduksi belum berfungsi sempurna,

    sehingga bila terjadi kehamilan dan persalinan akan lebih muda mengalami

    komplikasi. Selain itu, kekuatan otot-otot perineum dan otot-otot perut belum

    bekerja secara optimal, sehingga sering terjadi persalinan lama atau macet yang

    memerlukan tindakan. Faktor resiko untuk persalinan sulit pada ibu yang belum

    pernah melahirkan pada kelompok umur ibu di bawah 20 tahun dan pada

    kelompok umur di atas 35 tahun adalah 3 kali lebih tinggi dari kelompok umur

    reproduksi sehat (20-35 tahun).25,26

    Wanita berumur 35 tahun atau lebih

    meningkat resikonya dalam masalah-masalah seperti tekanan darah tinggi,

    gestasional diabetes (diabetes yang berkembang selama kehamilan) dan

    komplikasi selama persalinan. Supriyadi, Doeljachman dan Susilowati

    mendapatkan temuan bahwa umur ibu hamil merupakan faktor resiko distosia

  • 39

    (penyulit persalinan) yang memerlukan tindakan. Ibu hamil yang berumur kurang

    dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun beresiko 4 kali untuk terjadi distosia,

    dibandingkan ibu hamil yang berumur antara 20 hingga 35 tahun.27

    Hasil analisis statistik menunjukkan umur ibu tidak mempengaruhi tingkat

    pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Pada penelitian responden

    sebagian besar termasuk pada rentang usia 20-35 tahun atau termasuk kelompok

    umur tidak beresiko. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki usia yang

    ideal untuk hamil dan mempunyai anak. Karena dengan usia yang ideal

    diharapkan responden tersebut juga telah memiliki pengetahuan yang cukup

    tentang kehamilan itu sendiri. Dengan demikian kesiapan mental seseorang lebih

    baik terutama dalam menghadapi kehamilannya. Sejalan dengan pendapat

    Nursalam (2001: 133) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

    kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.24

    Tidak berpengaruhnya umur ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak

    sungsang kemungkinan disebabkan karena umur ibu yang sebagian besar tidak

    beresiko belum menjamin tingkat pengetahuan yang kurang tentang letak

    sungsang.

    4. 2. 2 Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pengetahuan

    Hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan

    seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini menunjukkan bahwa pada responden

    dengan tingkat pendidikan SMA dan kuliah memiliki persentase lebih besar

    dibandingkan dengan tingkat pendidikan SD dan SMP.

  • 40

    Tabel 4.10. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang

    No. Pendidikan

    Tingkat Pengetahuan Total

    Kurang Cukup Baik

    N % n % n % N %

    1 SD dan SMP 15 8,6 18 21,3 2 5,1 35 35

    2 SMA dan Kuliah 10 16,4 44 40,7 13 9,9 67 67

    Total 25 25 62 62 15 15 102 102

    Nilai p : 0,004

    Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada

    tingkat pendidikan SMA dan kuliah sebesar 40,7%. Hasil uji ini menggunakan

    penggabungan sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Hasil uji statistik

    menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

    ibu dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p <

    0,05).

    Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor

    demografi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu maupun

    masyarakat. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi, akan mudah menerima

    informasi-informasi kesehatan dari berbagai media dan biasanya ingin selalu

    berusaha untuk mencari informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan

    kesehatan yang belum diketahuinya.

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar tidak mengembangkan potensi dirinya untuk

    memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

    kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan

    masyarakat, pendidikan meliputi pembelajaran keahlihan khusus, dan juga sesuatu

    yang tidak dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,

    pertimbangan dan kebijaksanaan.23

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

    tingkat pendidikan SMA dan kuliah, oleh karena itu tingkat pengetahuan

    responden diharapkan baik pula. Hasil analisis statistik menunjukkan tingkat

    pendidikan ibu mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada

  • 41

    responden. Informasi kesehatan yang cukup terutama pada ibu-ibu hamil,

    terutama masalah kehamilan dan persalinan diharapkan akan dapat merubah pola

    perilaku hidup sehat termasuk dalam perilaku pemeriksaan kehamilan (Antenatal

    Care). Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

    memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi

    terhadap penyimpangan yang ditemukan.15

    Pada umumnya semakin tinggi

    pendidikan seseorang, semakin baik pula tingkat pengetahuannya.16

    Pengetahuan

    dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai

    dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

    sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

    4. 2. 3 Status Pekerjaan Ibu dan Tingkat Pengetahuan

    Tabel 4.11. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang

    No. Status

    Pekerjaan

    Tingkat Pengetahuan Total

    Kurang Cukup Baik

    n % n % n % n %

    1 Tidak

    Bekerja 20 16,7 42 41,3 6 10 68 68

    2 Bekerja 5 8,3 20 20,7 9 5 34 34

    Total 25 25 62 62 15 15 102 102

    Nilai p : 0,033

    Hubungan status pekerjaan responden dengan tingkat pengetahuan seperti

    yang terlihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada responden dengan status

    pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang merupakan status tidak bekerja

    memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan status bekerja.

    Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada status ibu

    tidak bekerja sebesar 41,3%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat

    hubungan yang bermakna antara status pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan

    tentang letak sungsang pada responden (p < 0,05).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah ibu

    yang tidak bekerja, hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil dan ibu yang memiliki

  • 42

    anak berperan lebih banyak sebagai ibu rumah tangga, dibandingkan harus bekerja

    di luar rumah. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa status pekerjaan ibu

    mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden.

    Dengan demikian diharapkan para ibu lebih mempunyai waktu dalam

    memeriksakan kehamilannya, karena ibu yang bekerja lebih sering tidak

    mempunyai waktu dalam memeriksakan kehamilannya seperti yang dikatakan

    oleh Nursalam bahwa pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak

    merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

    tantangan dan bekerja pada umumnya menyita waktu.24

    Ibu yang bekerja

    mempunyai kesibukan yang lebih banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk

    memeriksakan kehamilan.

    4. 2. 4 Status Ekonomi dan Tingkat Pengetahuan

    Pada tabel 4.12. menggambarkan hubungan antara status ekonomi

    responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden

    dengan pendapatan < Rp 725.000,00 yakni status ekonomi rendah memiliki

    persentase lebih besar dibandingkan responden dengan pendapatan > Rp

    725.000,00 yakni status ekonomi tinggi.

    Tabel 4.12. Hubungan Status Ekonomi dengan Tingkat Pengetahuan Tentang

    Letak Sungsang

    No. Pendapatan

    Tingkat Pengetahuan Total

    Kurang Cukup Baik

    N % N % n % N %

    1 < 725.000 16 12,7 32 31,6 4 7,6 52 52

    2 > 725.000 9 12,3 30 30,4 11 7,4 50 50

    Total 25 25 62 62 15 15 102 102

    Nilai p : 0,072

    Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada

    tingkat ekonomi rendah sebesar 31,6%. Hasil uji ini menggunakan penggabungan

    sel untuk diuji kembali dengan uji Chi-Square. Hasil analisis statistik tidak

    terdapat hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan tingkat

    pengetahuan tentang letak sungsang pada responden (p > 0,05).

  • 43

    Sosial ekonomi masyarakat yang sering dinyatakan dengan pendapatan

    keluarga, mencerminkan kemampuan masyarakat dari segi ekonomi dalam

    memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk kebutuhan kesehatan dan pemenuhan

    zat gizi. Tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga tidak begitu

    memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan

    kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih mendesak (Efendi Nasrul, 1998: 248).

    Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki

    pendapatan < Rp 725.000,00. Hal tersebut menunjukkan sebagian responden

    memiliki pendapatan yang rendah di bawah upah minimum kabupaten/kota Ngawi

    tahun 2011 sesuai dengan Pergub No. 93 Tahun 2010 untuk daerah Jawa Timur.

    Hasil penelitian Djallaludin dkk menunjukkan bahwa pendapatan keluarga

    berpengaruh terhadap terjadinya partus lama, sehingga perlu tindakan. Dimana

    pendapatan rendah di bawah upah minimum propinsi (< UMP) mempunyai resiko

    15,60 kali akan terjadi partus lama daripada ibu dengan pendapatan tinggi (>

    UMP). Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi untuk mengakses

    pelayanan kesehatan terutama dalam pemeriksaan kehamilan.28

    Hasil analisis statistik menunjukkan status ekonomi tidak mempengaruhi

    tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Kemungkinan hal ini

    berpengaruh pada kondisi kehamilan dan faktor kekuatan (power) dalam proses

    persalinan. Selain itu, pendapatan juga mempengaruhi kemampuan dalam

    mengakses pelayanan kesehatan, sehingga adanya kemungkinan komplikasi

    terutama dari faktor janin (passager) dan jalan lahir (passage) dapat terdeteksi.

    Tanda-tanda yang lain dari status sosial ekonomi yang rendah antara lain

    merokok, akses pelayanan antenatal yang rendah, kehamilan yang tidak terencana,

    status perkawinan, dan konsumsi alkohol. Hal ini sangat berpengaruh terhadap

    hasil kehamilan dan proses persalinan.29

    4. 2. 5 Paritas dan Tingkat Pengetahuan

    Pada tabel 4.13. menggambarkan hubungan antara paritas responden

    dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden dengan paritas

    < 2 kali memiliki persentase lebih besar dibandingkan responden dengan paritas >

    2 kali.

  • 44

    Tabel 4.13. Hubungan Paritas dengan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak

    Sungsang

    No. Paritas

    Tingkat Pengetahuan Total

    Kurang Cukup Baik

    n % n % n % n %

    1 > 2 kali 10 7,4 15 18,2 5 4,4 30 30

    2 < 2 kali 15 17,6 47 43,8 10 10,6 72 72

    Total 25 25 62 62 15 15 102 102

    Nilai p : 0,321

    Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada

    paritas < 2 kali sebesar 43,8%. Hasil uji statistik tidak ada hubungan yang

    bermakna antara paritas dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang pada

    responden (p > 0,05).

    Paritas menunjukkan jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang

    wanita. Paritas merupakan faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin

    baik selama kehamilan maupun selama persalinan. Pada ibu dengan primipara

    (wanita yang melahirkan bayi hidup) pertama kali, karena pengalaman melahirkan

    belum pernah, maka kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi cukup

    besar baik pada kekuatan his (power), jalan lahir (passage) dan kondisi janin

    (passager). Informasi yang kurang tentang persalinan dapat pula mempengaruhi

    proses persalinan.

    Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebagian besar responden adalah

    ibu dengan paritas < 2 kali, dengan demikian diharapkan pula telah memiliki

    pengetahuan yang cukup tentang arti NKKBS yaitu Norma Keluarga Kecil

    Bahagia Sejatera dan tidak percaya lagi dengan mitos banyak anak banyak rejeki.

    Ibu yang baru pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru sehingga

    termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Sebaliknya

    ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali mempunyai anggapan

    bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan

    kehamilannya.30

    Hasil penelitian Supriyati dkk, menyimpulkan bahwa paritas berhubungan

    secara bermakna dengan kejadian distosia persalinan. Ibu hamil dengan paritas 1

  • 45

    atau lebih dari 5 memiliki resiko untuk terjadi distosia 3,86 kali lebih besar

    dibandingkan dengan ibu hamil dengan paritas 2 sampai 5.27

    Hasil uji statistik

    pada penelitian ini menunjukkan bahwa paritas tidak mempengaruhi tingkat

    pengetahuan tentang letak sungsang pada responden. Tidak bermaknanya paritas

    dengan tingkat pengetahuan tentang letak sungsang kemungkinan disebabkan

    karena paritas responden yang < 2 kali belum menjamin tingkat pengetahuan yang

    kurang tentang letak sungsang, hal ini berhubungan dengan pemeriksaan

    kehamilan ke tenaga kesehatan, pengalaman tentang kehamilan dan persalinan

    responden tersebut.

    4. 2. 6 Riwayat Kehamilan dan Tingkat Pengetahuan

    Pada tabel 4.14. menggambarkan hubungan antara riwayat kehamilan

    responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa pada responden

    dengan riwayat bayi tidak sungsang memiliki persentase lebih besar dibandingkan

    responden dengan riwayat bayi sungsang.

    Tabel 4.14. Hubungan Riwayat Kehamilan dengan Tingkat Pengetahuan

    Tentang Letak Sungsang

    No. Riwayat

    Kehamilan

    Tingkat Pengetahuan Total

    Kurang Cukup Baik

    n % n % n % n %

    1 Bayi Sungsang 19 5,4 3 13,4 0 3,2 22 22

    2 Bayi Tidak

    Sungsang

    6 19,6 59 48,6 15 11,8 80 80

    Total 25 25 62 62 15 15 102 102

    Nilai p : 0,000

    Persentase responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup pada

    riwayat kehamilan bayi tidak sungsang sebesar 48,6%. Hasil analisis statistik

    terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang letak

    sungsang dengan riwayat kehamilan pada responden (p < 0,05).

    Menurut WHO, pengetahuan seseorang berasal dari pengalaman yang

    berasal dari berbagai macam sumber, misalnya pendidikan, media massa, media

    elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, kerabat dekat dan sebagainya.

  • 46

    Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku

    sesuai dengan keyakinan tersebut. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

    yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.31

    Hasil analisis statistik memperlihatkan responden dengan tingkat

    pengetahuan cukup mempengaruhi riwayat kehamilan responden, hal ini sesuai

    dengan hasil penelitian dimana bayi lahir sungsang paling banyak dialami oleh ibu

    dengan tingkat pengetahuan cukup ataupun kurang. Tingkat pengetahuan cukup

    dapat mengarah kepada tingkat pengetahuan kurang ataupun baik. Responden

    yang memiliki tingkat pengetahuan baik justru jarang yang mengalami riwayat

    kehamilan dengan letak bayi sungsang. Hal ini sesuai dengan teori yang

    dikemukakan oleh Notoadmodjo yaitu dengan pendidikan yang ditempuh maka

    tingkat pengetahuan seseorang akan bertambah, sedangkan orang yang memiliki

    pendidikan rendah pengetahuannya tidak sebaik yang memiliki pendidikan yang

    tinggi.16

    Pengetahuan tentang faktor resiko atau masalah kehamilan penting

    diketahui oleh ibu, suami, dan keluarga. Karena dengan pengetahuan yang baik,

    seorang ibu hamil akan tahu keadaan kehamilannya dan diharapkan dapat

    berperilaku sehat, melalukan pemeriksaan kehamilan dengan baik. Selain itu, ibu

    yang mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya diharapkan dapat

    menentukan kepada siapa dan dimana akan melahirkan secara aman, karena setiap

    persalinan dapat timbul resiko bahaya bagi ibu dan bayi.

    Dengan demikian diharapkan pengetahuan yang baik, seorang ibu hamil

    akan tahu keadaan kehamilannya, dapat berperilaku sehat, dan melalukan

    pemeriksaan kehamilan dengan baik sehingga dapat mencegah terjadinya

    malposisi pada janin.

    4. 2. 7 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu

    Hasil analisa statistik pada tabel 4.15. kecenderungan persentase pada

    responden dengan tingkat pengetahuan cukup-kurang dengan sikap cukup sebesar

    61,4%, dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

  • 47

    Tabel 4.15. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Letak Sungsang dengan

    Sikap Ibu

    No. Tingkat

    Pengetahuan

    Sikap Ibu Total

    Kurang Cukup Baik

    n % n % n % n %

    1 Cukup Kurang 15 12,8 62 61,4 10 12,8 87 87

    2 Baik 0 2,2 10 10,6 5 2,2 15 15

    Total 15 15 72 72 15 15 102 102

    Hasil uji ini menggunakan penggabungan sel untuk diuji kembali dengan

    uji Chi-Square. Kemudian dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov karena hasil

    analisis statistik tidak memenuhi syarat uji Chi-Square. Dari uji pada

    Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p: 0,575 sehingga menunjukkan tidak ada

    hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang letak sungsang

    dengan sikap ibu pada responden (p > 0,05).

    Pengetahuan adalah faktor dominan yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Rogers (1974), perilaku yang didasari

    oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari

    pengetahuan.33

    Sikap dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon positif atau

    negatif, suka atau tidak suka terhadap orang, objek atau situasi tertentu yang

    sering diperoleh dari pen