dt infertilo.docx

Upload: siti-asmah

Post on 04-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    1/18

    DASAR TEORI

    Pengertian InfertilitasInfertilitas adalah kegagalan menjadi hamil setelah 1 tahun dengan koitus normal (Dr.

    Lynda Saputra, 2009: 383).Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil setelah 12 bulan hubungan seksual

    yang sering tanpa kontrasepsi (Errol Morwitz & John Schorge, 2008: 53).

    Infertilitas adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan

    intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur minimal 1-2 tahun (WHO).

    Pasangsan mandul (infertil) adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis

    serta telah berhubungan seks selama satu tahun tetapi belum terjadi kehamilan (Manuaba,

    2009 ).

    Infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengandung setelah paling

    tidak 1 tahun dalam hubungan yang normal dan tidak menggunakan kontrasepsi

    apapun (Hamilton, persis. 2006).

    Macam- Macam InfertilitasInfertilitas primer jika istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan

    dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.

    Infertilitas sekunder jika istri pernah hamil akan tetapi kemudian tidak terjadi

    kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan

    selama 12 bulan (Sarwono, 2005:497).

    Penyebab Infertilitas

    Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria, wanita maupun kedua-duanya (pasangan).

    Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma

    tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian

    antigen / antibodi pasangan tersebut (Joko Suryo. 2010: 51-52 ).

    Faktor Pria Azoospermia (tidak terdapat spermatozoa)

    Mungkin akibat spermatogenesis yang abnormal (perkembangan testis yang

    abnormal, kriptokismus atau terlambat turun, orkitis akibat parotikis) atau kerusakan

    ductus spermatikus oleh infeksi, terutama gonorea.

    Oligosperma (jumlah spermatozoa kurang)Berkaitan dengan defisiensi spermatogenesis, temperatur dalam skrotum meningkat (

    iklim yang panas, pakaian ketat, varikokel).

    ImpotensiMungkin bersifat psikologik, hormonal, berkaitan dengan ejakulasi prematur,

    ejakulasi retrograd atau impotensi erektil.

    (Dr. Lyndon Saputra, 2009: 383)

    Sumbatan pada saluran vas deferens.Sperma terhalang pengiriannya dari testis ke seminal vesikel untuk diolah lebih lanjut

    menjadi cairan semen, sehingga semen yang dihasilkan tidak mengandung sperma sama

    sekali, atau dalam jumlah tidak cukup.

    Kegagalan menghasilkan sperma berkualitasPenyebab dari terjadinya sperma yang buruk adalah

    1. Cacat bawaan sejak lahir.

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    2/18

    2. Kegagalan testis untuk turun ke kantong buah pelir (scrotum) sebelum pubertas.3. Beberapa penyakit masa kanak-kanak dan penyakit lainnya, seperti penyakit

    gondong (mumps) yang terjadi pada usia dewasa.

    4. Pemaparan berbahaya seperti sinar-x, radioaktivitas, beberapa zat kimia danlogam beracun, dan gas karbonmonoksida dari asap rokok dan knalpot mesin.

    5. Beberapa gangguan genital, seperti jaringan parut (varikokel) yang dapatmenyumbat saluran sperma, dan infeksi tuberkulosa pada prostat.6. Kondisi panas di sekitar testis (biji kemaluan), misalnya karena pakaian yang

    terlalu ketat, obesitas, atau kondisi pekerjaan.

    7. Faktor vitalitas umum yang tidak baik, misalnya kesehatan yang buruk, nutrisiyang tidak mencukupi (adekuat), tidak berolahraga, merokok, dan minum alkohol

    berlebihan.

    8. Stress emosionalTidak melakukan hubungan seksual (abstinensi) dalam waktu yang terlalu lama,

    dapat menimbulkan jumlah sperma abnormal.

    (Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto, 2007:37-38)

    9. UsiaBerdasarkan penilitian yang ada maka jumlah dan kualitas sel spermatozoa akan

    menurun ketika pria berusia diatas 50 tahun. Perbedaan masing-masing individu

    sangat terkait erat dengan faktor genetik.

    10.HormonAdanya gangguan fungsi hormonal yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis sepeti

    hipogonadotropin atau hiperprolaktin dapat menjadi penyebab terjadinya

    infertilitas pada pria.

    11.Penyakit autoimunAdanya antibodi terhadap spermatozoa dapat menurunkan kualitas sel

    spermatozoa.

    12.Faktor genetikAdanya kelainan kromosom atau kerusakan genetik dapat menyebabkan

    infertilitas pria.

    Penyakit metabolik seperti diabetes melitus dapat menyebabkan infertilitas pria.

    13.Keganasan atau kanker juga dapat mejadi penyebab infertilitas pria(Andon Hestiantoro, dkk, 2008:31-32)

    Faktor Wanita Spasme tuba falopii (bermacam- macam penyebab, termasuk psikogenik) atau

    obstruksi (kelainan kongenital atau infeksi)

    Gangguan getah serviks, malinformasi uterus, perkembangan endometrium yangkurang sempurna, hiperprotaktinemia, faktor endokrin yang menyebabkan kegagalan

    terjadinya menstruasi dan / atau ovulasi.

    Endometriosisadalah istilah untuk menyebutkan kelainan jaringan endometrium yang

    tumbuh diluar diluar rahim. Jaringan abnormal tersebut biasanya terdapat pada

    ligamen yang menahan uterus, ovarium, tuba fallopi, rongga panggul,usus dan

    berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan endometrium normal,jaringan ini

    mengalami siklus yang menjadi respon terhadap perubahan hormonal sesuai siklus

    menstruasi perempuan.

    (Dr. Lyndon Saputra, 2009: 383)

    Anoreksia nervosa

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    3/18

    Adalah suatu gangguan kejiwaan dimana seseorang (umumnya remaja putri

    dan wanita muda) enggan makan karena alasan yang tidak masuk akal, yaitu takut

    gemuk. Akibatnya terjadinya penyusutan berat badan yang membahayakan, gangguan

    hormonal, dan berhenti haid pada masa subur (amenorea), bahkan dapat pula terjadi

    kematian.

    Sumbatan pada saluran telurInfertilitas dapat dikaitkan dengan gangguan lain pada organ reproduksiwanita, termasuk akibat infeksi penyakit menular sesual tertentu, sistitis (cystitis), dan

    sebagainya. Akibat kondisi yang disebut endometriosism menyebabkan peradangan

    dan terjadinya jaringan parut, yang selain mempengaruhi indung telur juga

    menyumbat saluran telur. Biasanya gangguan tersebut sering tidak langsung

    menunjukkan gejalanya, sehingga terabaikan. Kenyataannya infeksi saluran telur

    sekarang ini menjadi penyebab utama dari terjadinya penyebab kemandulan.

    (Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto, 2007:30-31)

    Kegagalan implantasi embrio di rahimTumor (kista, kanker) atau jaringan fibrosa (fibroid, polip), dan pemaparan

    radiasi dosis tinggi dapat menghalangi terjadinya implantasi (penanaman) sel teluryang telah dibuahi di dinding rahim.

    (Syamsir Alam dan Iwan Hadibroto, 2007:30-31)

    Faktor lain: penyakit menular seksual tanpa pengobatan memadai. kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan kualitas sperma menurun. kebiasaan minum- minuman keras. penggunaan NAPZA. usia pasangan yang semakin tua, yang dapat menyebabkan fertilitas menurun. terdapat kolerasi antara frekuensi dan waktu coitus. terdapat infeksi pada organ reproduksi.

    (Aprilia, Yesie. 2010)

    Pemeriksaan Pasangan Infertilitas

    Syarat- Syarat Pemeriksaan InfertilitasSetiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja

    sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak diperiksa.

    Adapun syarat- syarat pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut:

    Istri berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untukmendapatkan anak selama 12 bulan. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila :

    - Pernah mengalami keguguran berulang.- Diketahui mengidap kelainan endokrin.- Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut.- Pernah mengalami bedah ginekologi.

    Istri berumur antara 31- 35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasanganitu datang ke dokter.

    Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya dilakukan pemeriksaaninfertilitas kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini.

    Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan infertil yang salah satuanggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri

    atau anaknya.(Sarwono, 2005: 500)

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    4/18

    Pemeriksaan MasalahMasalah Infertilitas

    Pemeriksaan mikroskopikBagi orang yang berpengalaman, memeriksa setetes air mani dibawah mikroskop

    sudah memungkinkannya menaksir konsentrasi, jenis gerakan dan morfologi spermatozoadengan ketepatan yang tidak jauh berbeda dari kenyataan. Sel- sel radang menunjukkan

    adanya peradangan. Kadang-kadang tampak pula trikomonas vaginalis atau candida

    albicans. Air mani yang dibiarkan lama akan membentuk kristal spermin fosfat.

    Kadang-kadang tampak pula pulau pulau aglutinasi spermatozoa, berkisar antarajarang sampai banyak. Terdapat 3 jenis aglutinasi: kepala dengan kepala, kepala dengan ekor,

    ekor dengan ekor. Spermatozoa dibagian luar aglutinasi itu biasanya masih tampak bergerak,

    akan tetapi dipusatnya sudah tidak bergerak lagi.

    Air mani tanpa spermatozoa (azoospermia) atau sedikit sperma akan segera tampak

    pada pemeriksaan mikroskop. Sumbatan duktus dapat disingkirkan apabila tampak sel-sel

    muda yang bulat. Sebelum menyatakan tidak adanya sel-sel muda, sebaiknya air mani

    disentrifugasikan dahulu 3000 putaran per menit selama 5 menit, kemudian sedimennyadiperiksa kemballi. Semua air mani yang azospermia, harus diperiksa akan adanya fruktosa

    yang dihasilkan oleh vesikula seminalis. Pada tidak tumbuhnya kedua vas deferens dan

    vesikula seminalis, air maninya tidak mengandung fruktosa dan tidak dapat berkoagulasi

    setelah ejakulasi. Demikian pula kalau kedua duktus ejakulatoriusnya tersumbat atau pada

    ejakulasi retrogard.

    ( Sarwono, 2005 : 503505)

    Uji ketidakcocokan imunologikUji kontak air mani dengan lendir serviks (sperm cervical mucus contact test- SCMC

    test) yang dikembangkan oleh kremer dan jager dapat mempertunjukkan adanya antibodylocal pada pria atau wanita.

    ( Sarwono, 2005 : 505)

    Uji pascasenggamaWalaupun uji Sims Huhner atau uji pascasenggama telah lama dikenal di seluruh

    dunia, tetapi ternyata nilai kliniknya belum diterima secara seragam. Salah satu penyebabnya

    adalah karena belum adanya standarisasi cara melakukannya. Kebanyakan peneliti sepakat

    untuk melakukannya pada tengah siklus haid, yang berarti 1 - 2 hari sebelum meningkatnya

    suhu basal badan yang diperkirakan. Akan tetapi, belum ada kesepakatan berapa hari

    abstinensi harus dilakukan sebelumnya, walaupun kebanyakan menganjurkan 2hari. Demikian pula belum terdapat kesepakatan kapan pemeriksaan itu dilakukan setelah

    senggama. Menurut kepustakaan, ada yang melakukannya setelah 90 detik sampai setelah 8

    hari. Sebagaimana telah diuraikan, spermatozoa sudah dapat sampai pada lendir serviks

    segera setelah senggama, dan dapat hidup di dalamnya sampai 8 hari. Menurut Denezis uji

    pascasenggama baru dapat dipercaya kalau dilakukan dalam 8 jam setelah senggama. Perloff

    melakukan penelitian pada golongan fertil dan infertil, dan berkesimpulan tidak ada

    perbedaan hasil yang antara kedua golongan itu kalau pemeriksaannya dilakukan lebih dari 2

    jam setelah senggama. Jika kesimpulan ini benar, maka uji pascasenggama dilakukan

    secepatnya setelah senggama. Davajan menganjurkan 2 jam setelah senggama, walaupun

    penilaian secepat itu tidak akan sempat menilai ketahanan hidup spermatozoa dalam lendir

    serviks.

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    5/18

    Berapa banyak spermatozoa harus tampak dalam 1 LPB, belum terdapat kesepakatan

    pula. Jetre dan Glass menemukan peningkatan presentase kehamilan yang secara statistik

    bermakna kalau terdapat lebih dari 20 spermatozoa/LPB; dan tidak berbeda bermakna pada

    golongan dengan 15, 610 atau 1120 spermatozoa/LPB.

    Cara pemeriksaan :

    setelah abstinensi selama 2 hari, pasangan dianjurkanmelakukan senggama 2 jamsebelum saat ditentukan untuk datang ke dokter. Dengan spkulum vagina kering, serviks

    ditampilkan, kemudian lendir serviks yang tampak dibersihkan dengan kapas kering pula.

    Jangan menggunakan kapas basah oleh antiseptik karena dapat mematikan spermatozoa.

    Lendir serviks diambil dengan isapan semprit tuberkulin, kemudian disemprotkan keluar

    pada gelas objek, lalu ditutup dengan gelas penutup. Pemeriksaan mikroskopik dilakukan

    dengan lapangan pandangan besar ( LPB ).

    ( Sarwono, 2005 : 506507)

    Uji In Vitro1) Uji gelas objek

    Miller dan Kurzok pada tahun 1932 memakai teknik yang sangat sederhanauntuk mengatur kemampuan spermatozoa masuk ke dalam lendir serviks. Caranya

    dengan menempatkan setetes air mani dan setetes lendir serviks pada gelas objek,

    kemudian kedua bahan itu disinggungkan satu sama lain dengan meletakkan sebuah

    gelas penutup diatasnya. Spermatozoa akan tampak menyerbu ke dalam lendir

    serviks, didahului oleh pembentukanphalanges air mani ke dalam lendir serviks.

    Menurut Perloff dan Steinberger, pembentukanphalanges itu bukan merupakan

    kegiatan spermatozoa, melainkan fenomena fisik kalau dua cairan yang berbeda

    viskositas, tegangan permukaan dan reologinya bersinggungan satu sama lain di

    bawah gelas penutup.

    2) Uji kontak air mani dengan lendir serviksMenurut Kremer dan Jager, pada ejakulat dengan autoimunisasi, gerakan maju

    spermatozoa akan berubah menjadi terhenti atau gemetar di tempat kalau

    bersinggungan dengan lendir serviks. Perangai gemetar ditempat ini terjadi pula kalau

    air mani yang normal bersinggungan dengan lendir serviks dari wanita yang serumnya

    mengandung antibodi terhadap spermatozoa.

    Kremer dab Jager melakukan uji tersebut dengan dua cara :

    Cara pertama :

    Setetes lendir serviks praovulasi dengan tanda tanda pengaruh esterogen

    yang baik dan pH lebih dari 7 diletakkan pada sebuah gelas objek di samping setetes

    air mani. Kedua tetesan itu dicampur dan diaduk dengan sebuah gelas penutup, yang

    kemudian dipakai untuk menutup camuran itu. Setetes mani yang sama diletakkanpada gelas objek itu juga, kemudian ditutup dengan gelas penutup. Penilaian

    dilakukan dengan membandingkan motilitas spermatozoabdari kedua sediaan itu.

    Sediaan itu keudian di simpan ke dalam tatakan petri yang lembab, pada suhu kamar,

    selama 30 menit untuk kemudian diamati lagi.

    Cara kedua:

    Setetes besar lendir serviks diletakkan pada sebuah gelas obyek, kemudian

    dilebarkan sampai diameternya 1 cm. Setetes air mani diletakkan di tengah tengah

    lendir serviks itu, kemudian lendir serviks dan air mani di tutup dengan sebuah gelas

    penutup, sambil ditekan sedikit supaya air maninya dapat menyebar tipis diatas lendir

    serviks. Setetes air mani yang sama diletakkan pula pada gelas objek itu, kemudian

    ditutup dengan sebuah gelas penutup. Penilaian dilakukan seperti cara pertama jika inisangat berguna untuk menyelidiki adanya faktor imunologi apabila ternyata uji

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    6/18

    pascasenggama selalu negatif atau kurang baik, sedangkan kualitas air mani dan

    lendir serviks normal. Perbandingan banyaknyabspermatozoa yang gemetar di tempat,

    yang maju pesar dan yang tidak bergerak mungkin menentukan prognosis fertilisasi

    pasangan itu.

    Biopsi EndometriumBarang kali tidak ada satu alasan yang paling penting untuk melakukan biopsi, kecuali

    untuk menilai perubahan khas yang terjadi pada alat yang dibiopsi itu. Gambaran

    endometriun itu merupakan bayangan cermin dari pengaruh hormon hormon ovarium.Akan tetapi, sebgaimana juga berlaku bagi setiap prosedur kedokteran, keterangan yang ingin

    diperoleh harus seimbang dengan resiko melakukan prosedur itu.

    Kapan biopsi itu dilakukan dari keterangan yang ingin diperoleh. Apabila ingin

    memperoleh keterangan tentang pengaruh esterogen atau yang lain yang bukan hormonal,

    maka biopsi endometrium dilakukan pada hari ke-14. Apabila yang ingin diketahui adalah

    peradangan menahun ( Tuberkulosis ), ovulasi atau neoplasia maka biopsinya dilakukan

    setelah ovulasi. Pada umunnya , waktu yang terbaik untuk melakukan biopsi adalah 5 6 harisetelah ovulasi yaitu sesaat sebelum terjadinya implantasi blastosis pada permukaan

    endometrium. Biopsi yang dilakukan sebelum hari ke-7 setelah ovulasi itu akan mengurangi

    kemungkinan terganggunya kehamilan yang sedang terjadi. Biopsi yang dilakukan dalam 12

    jam stelah haid masih dapat menilai endometrium yang bersekresi, malahan granuloma

    tuberkulosis akan tampak lebih jelas. Walaupun biopsi ini maksudnya untuk menghindarkan

    kemungkinan terganggunya kehamilan, akan tetapi perdarahan hari pertama itu mungkin

    bukan haid melainkan perdarahan intervilus.

    Tredway et al. Memperlihatkan adanya hubungan tepat antara perubahan

    endometrium yang terjadi dengan penanggalan yang dihitung mulai ovulasi. Pengetahuan ini

    sangat penting untuk mendiagnosis defek fase luteal. Moyer sangat menganjurkan pemakaian

    penganggalan yang dimulai pada hari pertama haid.Defek fase luteal berarti korpus luteum tidak menghasilkan cukup progresteron.

    Diagnosisnya ditegakkan dengan kurva suhu basal badan, sitologi vagina hormonal, biopsi

    endometrium dan pemeriksaan progresteron plasma. Kalau kurva suhu basal badan

    memperlihatkanpeningkatan suhu yang hanya dapat dipertahankan kurang dari 10 hari,

    diagnosis defek fase luteal dapat ditegakkan. Menurut Israel et al. , pemeriksaan

    progresteron plasma sekali pada fase luteal yang bernilai 3 ng/ml lebih dianggap sebagai

    patokan terjadinya ovulasi. Menurut Abraham et al., kalau 3 kali pemeriksaan progresteron

    pada 4 11 hari sebelum haid berjumlah 15 ng/ml lebih, hal itu haruslah dianggap sebagai

    patokan telah terjadinya ovulasi dengan fungsi korpus luteum yang normal.

    Siklus haid dengan defek fase luteal tidak selalu berulang. Menurut Speroffet al.,

    siklus haid dengan defek luteal yang berulang hanya terjadi pada kurang dari 4 % pasangan

    infertil. Oleh karena itu, indikasi pengobatannya hanya kalu defek fase luteal itu berulang.

    HisterosalpingografiSejak Rubin dan Carey melakukan histerosalpingografi untuk pertama kalinya,

    banyak pembaharuan telah terjadi dalam hal peralatan dan media kontras yang dipakai.

    Prinsip pemeriksaannya sama dengan pertubasi, hanya peniupan gas diganti dengan

    penyuntikan menia kontras yang akan melimpah ke dalam kavum peritonei kalau tubanya

    paten, dan penilaiannya dilakukan secara radiografik.

    Kini alat yang dianggap terbaik utuk menyuntikkan media kontras ialah kateterpediatrik Foley nomor 8, sebagaimana diuraikan oleh Ansari, untuk menghindarkan

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    7/18

    perlukaan dan perdarahan serviks, menghindarkan perforasi uterus, mengurangi rasa nyeri

    dan karena mudah mengatur sikap pasien. Kateter dimasukkan kedalam kavum uteri dengan

    bantuan klem, kemudian dipertahankan pada tempatnya dengan menyuntikkan 2 ml air.

    Setelah spekulum vagina dilepaskan, media kontras disuntikkan ke dalam kavum uteri

    secukupnya dengan pengawasan fluoroskopi. Untuk mendapat gambaran segmen bawah

    uterus dan kanalis servikalis, balon dikempiskan sebentar sambil menyuntikkan mediakontras. Keuntungan memakai media kontras larut air ialah penyebarannya rata dalam kavum

    periotonei, cepat diserap ( dalam 60 menit ), menghindarkan kemungkinan terjadinya emboli,

    dan menimbulkan reaksi peritoneal yang tidak berarti.

    Kadang kadang terjadi kejang tuba, sebagai reaksi terhadap nyeri atau ketakutan

    sewaktu dilakukan histerosalpingografi, yang akan memberikan gambaran palsu seperti

    sumbatan. Usaha menghindarkannya ialah antara lain dengan obat nitrogliserin dibawah

    lidah, obat penenang, anestesi para servikal atau pemberian parenteral isoksuprin yang tidak

    selalu akan berhasil.

    Histerosalpingografi yang dilakukan dengan baik dapat memberikan keterangan

    tentang seluk beluk kavum uteri, patensi tuba, dan kalau tubanya paten tentang

    peritoneumnya juga. Kalau memakai alat fluoroskopi penguat bayangan, setiap penyuntikancairan kontras ke dalam kavum uteri dapat diikuti dengan seksama lewat layar televisi

    sehingga pemotretannya tidak membuta. Dengan teknik ini biasanya tidak lebih dari 3 potret

    yang dibuat yaitu potret pendahuluan, potret yang menggambarkan perlimpahan kontras ke

    dalam rongga perut dan potret 24 jam kemudian, kalau tubanya paten dan memakai kontras

    larut minyak, untuk memeriksa penyebarannya di dalam kavum peritonei. Pemotretan dari

    berbagai sudut tidak perlu karena tidak menambah pengetahuan, hanya akan menambah

    bahaya radiasi saja.

    Kebolehan histerosalpingografi memang tidak dapat disangkal, tetapi hanya dapat

    dilakukan di rumah sakit. Tidak jarang, wanita yang baru menjalani histerosalpingografi

    menjadi hamil. Khasiat terapeutik ini kalau memang ada, dapat diterangkan karena

    pemeriksaannya dapat membilas sumbatansumbatan tuba yang ringan atau menjadi kontras

    ( yodium ) yang berkhasiat bakteriostatik sehingga memperbaiki kualitas lendir serviks.

    Pemakaian media kontras larut minyak pernah dikutuk karena lambat diserap, dapat

    menimbulkan granuloma, dan bahaya emboli. Akan tetapi, ternyata komplikasi itu dapat

    terjadi pula pada pemakaian media kontras larut air. Pembentukan granuloma ternyata lebih

    berhubungan dengan terdapatnya kelainan tuba sebelumnya daripada dengan jenis media

    kontras yang dipakai.

    Saat percobaan dan indikasi kontra hipersalpingongafi sama dengan pertubasi. Pengulangan

    pemeriksaan histerosalpingografi yang tidak memuaskan akan menghadapkan pasien kepada

    bahaya radiasi yang tidak perlu, seandainya terdapat pemeriksaan lain yang lebih baik,

    misalnya laparoskopi. Laju endap darah yang senantiasa tinggi yang diduga karenaperadangan alat alat panggul, tidak serta merta harus melaksanakan histerisalpingografi

    dengan segala kemungkinan bahaya radiasi, langsung saja dengan laparoskopi diagnostik.

    ( Sarwono, 2005 : 511512 )

    HisteroskopiHisteroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang sebelumnya telah

    digelembungkan dengan media dekstran 32%, glukosa 5%, garam fisiologik, atau gas CO2.

    Dalam infertilitas, pemeriksaan histeroskopi dilakukan apabila terdapat :

    (1)Kelainan pada pemeriksaan histerosalpingografi.(2)Riwayat abortus habitualis.(3)Dugaan adanya mioma atau polip submukosa.

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    8/18

    (4)Perdarahan abnormal dari uterus.(5)Sebelum dilakukan bedah plastik tuba, untuk menempatkan kateter sebagai splint

    pada bagian proksirnal tuba.

    Histeroskopi tidak dilakukan kalau diduga terdapat infeksi akut rongga panggul, kehamilan

    atau perdarahan banyak uterus.

    Pemeriksaan histeroskopi yang dapat langsung melihat kavum uteri dapatmenghindarkan kesalahan diagnostik seperti yang dapat terjadi pada kuretase atau biopsi

    endometrium yang membuta. Lagi pula, melalui histeroskopi dapat dilakukan pembedahan

    ringan seperti melepaskan perlekatan, mengangkat polip dan mioma submukosa.

    ( Sarwono, 2005 : 512513 )

    Pemeriksaan HormonalHasil pemeriksaan hormonal dengan RIA harus selalu dibandingkan dengan nilai

    normal masing masing laboratorium. Pemeriksaan FSHberturut turut untuk memeriksa

    kenaikan FSH tidak selalu mudah, karena perbedaan kenaikannya tidak sangat nyata, kecuali

    pada tengah tengah siklus haid ( walaupun masih kurang nyata dibandingkan denganpuncak LH). Pada fungsi ovarium tidak aktif, nilai FSH yang rendah sampai normal

    menunjukkan kelainan pada tingkat hipotalamus atau hipofisis. Sedangkan nilai yang tinggi

    menunjukkan kelainan primernya pada ovarium.

    Pemeriksaan LHsetiap hari pada wanita yang berovulasi dapat sangat nyata menun

    jukkan puncak LH, yang biasanya dipakai sebagai patokan saat ovulasi. Akan tetapi, karena

    hipofisis mengeluarkan LHnya secara berkala, penentuan saat ovulasi dengan pemeriksaan

    ini dapat keliru 1 hari. Kekeliruan ini dapat dikurangi dengan melakukan pemeriksaan LH

    serum atau urin beberapa kali setiap hari, yang tidak selalu mudah dilakukan. Penentuan saat

    ovulasi dengan pemeriksaan LH ini baru dapat diyakinkan kalau pemeriksaan berikutnya

    menghasilkan nilai yang lebih rendah dengan nyata. Pada fungsi ovarium yang tidak aktif,

    nilai LH yang rendah atau tinggi, interpretasinya sama dengan untuk FSH.Pemeriksaan Estrogen serum atau urin dapat memberikan banyak informasi tentang

    aktivitas ovarium dan penentuan saat ovulasi. Kalau pemeriksaan ini tidak ditujukan untuk

    penentuan saat ovulasi yang tepat, pemeriksaannya cukup seminggu sekali. Nilai esterogen

    urin yang tetap di bawah 10 mikrogram/24 jam menunjukkan tidak adanya aktivitas ovarium.

    Nilai diatas 15 mikrogram/24 jam menunjukkan adanya aktivitas folikular ovarium.

    Pemeriksaan perangai sekresi esterogen dan pregnandiol dalam 4 minggu dapat

    mempertunjukkan adanya siklus anovulasi dengan ekskresi estrogen terusmenerus (2050

    mikrogram/24 jam ) atau dengan ekskresi esterogen yang berfluktuasi ( puncak 40 200

    mikrogram/24jam ) atau dengan nilai prenandiol rendah ( kurang dari 1 mikrogram/24 jam ).

    Pemeriksaan progresteron plasma atau pregnandiol urin berguna untuk menunjukkan

    adanya ovulasi. Terjadinya ovulasi akan diikuti oleh peningkatan progresteron, yang sudah

    dapat diukur mulai 2 hari sebelum ovulasi, akan tetapi sangat nyata dalam 3 hari setelah

    ovulasi. Nilainya 20 40 kali lebih tinggi daripada nilai pada fase folikular. Akan tetapi,

    ;puncak estrogen dan LH masih dapat terjadi, sekalipun siklusnya anovulasi. Oleh sebab itu,

    pemeriksaan estrogen dan LH yang ditujukan untuk mengetahui telah terjadinya ovulasi

    harus disertai pemeriksaan progresteron plasma atau pregnandiol urin kira kira seminggu

    setelah ovulasi diperkirakan terjadi. Pregresteron plasma di atas 10 nanogram/ml atau

    pregnandiol urin di atas 2 mg/24 jam menunjukkan bahwa ovulasi telah terjadi. Nilai seperti

    itu di pertahankan kirakira selama seminggu.

    ( Sarwono, 2005 : 516517 )

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    9/18

    Laparoskopi DiagnostikLaparoskopi diagnostik telah menjadi bagian integral terakhir pengolahan infertilitas

    untuk memeriksa masalah peritoneum. Pada umumnya untuk mendiagnosis kelainan yang

    samar, khususnya pada istri pasangan infertil yang berumur 30 tahun lebih, atau yang telah

    mengalami infertilitas selama 3 tahun lebih. Esposito menganjurkan agar laparoskopi

    diagnostik dilakukan 6 8 bulan setelah pemeriksaan infertilitas dasar selesai dilakukan.Lebih terperinci lagi, menurut Albano, indikasi untuk melakukan laparaskopi diagnostik

    adalah :

    a) Apabila selama 1 tahun pengobatan belum juga terjadi kehamilan.b) Kalau siklus haid tidak teratur, atau suhu basal badan monofasik.c) Apabila isteri pasangan infertil berumur 28 tahun lebih, atau mengalami infertilitas

    selama 3 tahun lebih.

    d) Kalau terdapat riwayat laparotomie) Kalau pernah dilakukan histerosalpingografi dengan media kontras larut minyak.f) Kalau terdapat riwayat apendisitis.g) Kalau pertubasi berkalikali abnormal.h) Kalau disangka endometrium.i) Kalau akan dilakukan inseminasi buatan.

    Saat terbaik untuk melakukan laparoskopi diagnostik ialah segera setelah ovulasi. Segera

    setelah ovulasi akan tampak korpus rubrum, sedangkan sebelum ovulasi akan tampak folikel

    Graaf. Pada siklus haid 28 hari laparoskopi dilakukan antara hari ke-14 dan 21. Pada

    kesempatan ini dapat pula diperiksa biopsi endometrium, pregnandiol, 17-ketosteroid urin 24

    jam dan fungsi tiroid. Pada siklus haid yang tidak berovulasi ( amenore ), laparoskopi dapat

    dilakukan setiap saat.

    Cacat bawaan uterus biasanya didiagnosis dengan histerosalpingografi; dilakukan

    laparaskopi kalau akan meyakinkan uterus septus dari uterus ganda, dan untuk menilai

    kelayakan operasi metroplastik. Endometriosis dapat ditemukan pada 30% istri pasangan

    infertil dan kejadiannya akan lebih meningkat dengan beretambahnya usia istri. Kelainan tuba

    seperti hidrosalping tuba fimosis, perlekatan perituber, hanya dapat diyakini dengan

    laparoskopi diagnostik. Kelayakan untuk melakukan operasi plastik tuba dilakukan dengan

    laparoskopi diagnostik.

    Kalau hasil laparoskopi sangat meragukan, dapat dilakuka pemeriksaan histeroskopi.

    Hasil positif palsu dapat terjadi pada hidroturbasi, karena larutan warna itu dapat lolos

    melalui suatu lubang pada dinding uterus sehingga dalam kavum douglasi tampak

    penggumpalan larutan warna. Hasil negatif palsu dapat terjadi karena kegagalan untuk dapat

    menggelembungkan uterus, yang berarti kegagalan untuk meningkatkan tekanan, agar larutan

    warna dapat mengalir lewat tuba.

    Kalau pemeriksaan laparoskopi tidak dapat dilakukan karena banyak perlekatan, maka satusatunya cara untuk memeriksa alatalat rongga panggul ialah laparotomi.

    ( Sarwono, 2005 :519 520 )

    Sitologi Vagina HormonalSitologi vagina hormonal menyelidiki sel sel yang terlepas dari selaput lendir

    vagina, sebagai pengaruh hormon hormon ovarium (estrogen dan progesteron).

    Pemeriksaan ini sangat sederhana, mudah dan tidak menimbulkan nyeri, sehingga dapat

    dilakukan secara berkala pada seluruh siklus haid.

    Tujuan pemeriksaan sitologi vagina hormonal ialah :

    a) Memeriksa pengaruh estrogen dengan mengenal perubahan sitologik yang khas padafase proliferasi.

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    10/18

    b) Memeriksa adanya ovulasi dengan mengenal gambaran sistologik pada fase luteallanjut.

    c) Menentukan saat ovulasi dengan mengenal gambaran sitologik ovulasi yang khas.d) Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada siklus haid yang tidak berovulasi.

    Sitologi vagina hormonal tidak mengenal indikasi kontra. Walaupun demikian, pengenalan

    gambaran sitologi dapat dipersulit kalau terdapat perdarahan atau peradangan traktusgenitalis. Pemeriksaan sitologi vagina sebagai berikut :

    a) Sebuah tablet nimorazol dimasukkan ke dalam vagina 2 hari sebelum setia kalipemeriksaan, agar sediaan tidak dikotori oleh selsel radang.

    b) Pemeriksaan direncanakan pada hari ke-8, 12, 18, dan 24 dari siklus haid.c) Pasien dilarang bersenggama, diperiksa dalam, atau membilas kedalam vagina, dalam

    24 jam sebelum pemeriksaan.

    d) Dengan spukulum vagina yang bersih, fornises lateralis ditampilkan.e) Lendir vagina dari fornises lateralis itu diusap dengan spatel kayu atau plastik yang

    bersih, kemudian dioleskan pada sebuah gelas objek yang baru.

    f) Difiksasi dengan alkohol 95%.g) Diwarnai dengan pulasan harris-Shorr.(Sarwono, 2005: 516)

    Pria

    Penentu kelainan pada pria harus dilakukan segera, karena kira- kira 40% kasus dapat

    ditemukan penyebabanya. Analisis faktor-faktor pada pria lebih murah dan mudah.

    Anamnesis dan pemeriksaan lengkap (fisik, seksual, sosial, dan psikologik),

    pemeriksaan klinik genetalia untuk ukuran testis, varikokel, dan lain- lain.

    Analisis semen termasuk volume semen (lebih dari 2 ml dengan lebih dari 20 juta

    spermatozoa/ ml), motilitas ( lebih dari 40%, 4 jam setelah semen dikeluarkan) dan

    morfologi (60% spermatozoa harus mempunyai morfologi normal).

    Wanita

    Anamnesis dan pemeriksaan lengkap (fisik, seksual, sosial, dan psikologik),

    pemeriksaan pelvis untuk kelainan traktus genitalis.

    Tes untuk ovulasi (pengukuran temperatur basal tubuh dan lain- lain).

    Insuflasi tuba, histerosalfingografi, laparoskopi (kira- kira 30% penyebab infertilitas

    berkaitan dengan gangguan atau anomali tuba).

    Pemeriksaan endokrin (kira- kira 20% infertilitas pada wanita disebabkan oleh

    gangguan hormonal).

    Pemeriksaan getah serviks, biopsi endometrium (kira- kira 10% infertilitas pada

    wanita adalah akibat lingkungan serviks yang tidak menunjang).

    (Dr. Lyndon Saputra, 2009: 383- 384)

    Penanggulangan Beberapa Masalah Infertilitas

    Air Mani yang AbnormalAir mani disebut abnormal kalau pada tiga kali pemeriksaan berturut turut hasilnya

    tetap abnormal. Nasihat terbaik bagi pasangan dengan air mani abnormal adalah

    melakukan senggama berencana pada saatsaat subur istri.

    Adapun air mani abnormal yang masih dapat diperbaiki itu kalau disebabkan oleh

    varikokel, sumbatan, infeksi, defisiensi gonadotropin atau hiperprolaktinemia.

    1. Verikokel

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    11/18

    Motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu terdapat pada pria dengan

    varikokel. Menurut McLeod, motilitas spermatozoa yang kurang itu dapat ditemukan

    pada 90% pria dengan verikokel, sekalipun hormon gonad dan varikokelektomi tidak

    berhubungan dengan besar kecilnya varikokel. Adanya varikokel disertai motilitas

    spermatozoa yang kurang hampir selalu dianjurkan untuk dioperasi. Kira kira dua

    pertiga pria dengan varikokel yang dioperasi akan mengalami perbaikan dlaammotilitas spermatozoanya.

    2. Sumbatan VasdifferenPria yang tersumbat vasnya akan mempertunjukkan azoospermia, dengan

    besar testikel dan kadar FSH yang normal. Dua tanda terakhir ini sangat konsisten

    untuk spermatogenesis yang normal. Operasi vasoepididimostomi belum memuaskan

    hasilnya. Walaupun 90% dari ejakulasinya mengandung spermatozoa, akan tetapi

    angka kehamilannya berkisar 530%.

    3. InfeksiInfeksi akut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau merusak jaringan

    testis, sehingga pria yang bersangkutan menjadi steril. Akan tetapi infeksi yang

    menahun mungkin hanya menurunkan kualitas spermatozoa dan masih dapatdiperbaiki menjadi seperti semula dengan pengobatan. Air mani yang selalu

    mengandung banyak lekosit, apalagi kalau disertai gejala disuria, nyeri pada waktu

    ejakulasi, nyeri punggung bagian bawah, patut diduga karena infeksi menahun

    traktus genitalis. Antibiotika yang terbaik adalah yang akan terkumpul dalam traktus

    genetalis dengan jumlah besar, seperti eritromisisn, dimetil klortetrasiklin, dan

    trimetoprimsulfametoksazol. Nitrofurantoin janganpakai karena dapat menghambat

    spermatogenesis.

    4. Defisiensi GonadotropinWalaupun penyebab infertilitas ini jarang sekali terjadi, akan tetapi sangat

    penting untuk diketahui ada tidaknya penyebab ini, karena pengobatannya dengan

    gonadotropin dapat mengembalikan fertilitasnya. Pria dengan defisiensi gonadotropin

    bawaan sering kali mengalami pubertas yang lambat, yang biasanya pernah mendapat

    pengobatan dengan testosteron. Kalau sudah diobati sebelumnya, tanda tanda seks

    sekundernya biasanya tampak jelas. Kalu belum pernah mendapat pengobatan, air

    maninya biasanya azoospermia dengan volum yang rendah, tubuhnya jangkung,

    testikelnya kecil ( kurang dari 4 ml ) mungkin juga terdapat ginekomastia. Pasien ini

    mungkin juga mengidap kelainan bawaan lain seperti, anosmia sebagian atau

    seluruhnya. Adanya hipogonadismus dengan anosmis mengacu kepada sindroma

    hipogonadismus-hipogonadotrofik ( sindroma Kallman ).

    Sebagian besar pasien ini memerlukan pengobatan dengan LH dan FSH.

    Biasanya dimulai dengan LH dalam bentuk HCG selama 3 bulan dengan dosis 1000dan 3000 UI, dua atau tiga kali seminggu. Pengobatan ini akan merangsang

    pengembangan ciriciri seks sekunder, dan menambah besar testis. Libido seksualis,

    potensi dan volum ejakulat akan bertambah pula walaupun ejakulatnya tidak

    mengandung spermatozoa. Pada permulaan pengobatan dengan HCG, ada baiknya

    diperiksa kadar plasma testosteron 48 jam setelah penyuntikan. Menurut Rosenberg,

    kalau testosteron plasmanya tetap subnormal, besarnya atau frekuensi dosis obat itu

    harus ditambah.

    Walaupun pada beberapa orang pengobatan dengan HCG saja dapat berhasil

    baik, akan tetapi biasanya memerlukan pengobatan HCG dan FSH untuk merangsang

    spermatogenesis. Preparat FSH biasa dipakai, yang juga mengandung LH ialah yang

    bersal dari urin. Satu ampulnya mengandung 75 UI FSH san 75 UI LH. Biasanyadiperlukan 3 4 ampul setiap minggu, itu berarti antara 225 300 UI FSH setiap

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    12/18

    minggu, yang diberikan dibagi bagi. Keperluan akan HCG yang diberikan dalam

    bentuk LH bersama FSH, ternyata sangat individual. Lama pengobatan bervariasi

    antara 4 bulan sampai 2 tahun, untuk mendapatkan spermatozoa dan ejakulatnya, oleh

    karena itu pengobatannya harus dimonitor dengan pemeriksaan air mani sebulan

    sekali. Pengobatan standard tidak mungkin dibuat.

    Dengan ditemukannya GnRH untuk pemakaian dalam klinik, pengobatansindroma Kallman memberikan harapan lebih banyak berhasil, akan tetapi hormon ini

    masih sangat mahal harganya.

    5. HiperprolaktinemiaHiperprolaktinemia pada pria dapat mengakibatkan impoten, testikel yang

    mengecil dan kadang kadang galaktorea. Analisis air mani biasanya normal atau

    sedikit berkurang. Akan tetapi, Segal, et al. Dan Saidi, et al., melaporkan adanya

    hubungan hiperprolaktinemia dengan oligospermia yang kalau diobati dengan

    dopamin agonis 2-bromo-alfaergo-kriptin dapat memperbaiki spermatogenesisnya.

    ( Sarwono, 2005 : 521523 )

    Uji pasca senggama yang abnormalDisebabkan oleh saat pemeriksan yang tidak tepat, baik terlampau dini maupun

    terlamapau lambat dalam siklus haid. Sekalipun ada wanita yang fertil, terdapat kesempatan 2

    hari saja untuk melakukan uji pascasenggama yang tepat, yaitu sekitar tengah siklus haidnya.

    Oleh karena itu, apabila diperoleh hasil uji pascasenggama yang abnormal, sebaiknya diulang

    beberapa kali lagi pada saat yang tepat.

    Penyebab uji pascasenggama yang abnormal:

    1) Air mani yang abnormal seperti azoospermia, oligospermia,kelainan morfologispermatozoa yang tinggi atau leufaksi air mani yang lambat.

    2) Hasil uji pascasenggama yang terus menerus abnormal harus menjadikan perhatian.3) Bila hasil uji penetrasi sperma in vitro baik : berarti kurangnya kontak antara air mani

    dan lender serviks, seperti pada kelainan alat intravaginal yang kurang baik.

    4) Bila hasil uji penetrasi sperma in vitro abnormal, sedangkan terdapat nonspermia dansifat fisik kimia lendir serviks yang normal, mungkin selain disebabkan oleh faktor

    imunologi.

    ( Sarwono, 2005 : 523524 )

    Mioma uteriAda istri yang tidak dapat hamil dan satu-satunya kelainan yang dapat ditemukan

    adalah Mioma Uteri. Mekanisme mioma uteri dapat menghambat terjadinya kehamilan

    belum diketahui. Mungkin disebabkan oleh tekanan pada tuba, distorsi atau elongsi kavum

    uteri, iritasi miometruim, atau torsi oleh mioma yang bertangkai. Waktu yang diperlukanuntuk menjadi hamil setelah dilakukan miomektomi kira-kira 18 bulan.

    ( Sarwono, 2005 : 524525 )

    Masalah tuba yang tersumbatIstri dengan riwayat infekasi pelvic yang berulang dapat dicoba dengan pemberian

    antibiotic dalam jangka panjang. Pemberian antibiotik secukupnya selang 6-12 bulan dapat

    lebih memungkinkan terjadinya potensi tuba. Terapi kimia pada tuberculosis pelvic yang

    sangat sedikit membawa hasil. Kalaupun ada, akan dihadapkan kepada kehamilan di luar

    kandungan yang sangat tinggi. Kemungkinan terjadinya kehamilan sangat tergantung kepada

    kerusakan yang ditimbulkan pada endosalping.

    Indikasi pembedahan tuba: tersumbatnya seluruh atau sebagian tuba sebagaimana diperiksadalam histerosalpingografi dan laparoskopi, tekukan tuba yang patologik, sakulasi tuba,

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    13/18

    perlekatan peritubular dan periovarial khususnya untuk membebaskan gerakan tuba dan

    ovarium.

    Pembedahan tuba tidak dapat dilakukan kalau hasil analisis air mani suaminya abnormal dan

    penyakit pada istri yang tidak memperbolehkan dia hamil.

    Tujuan pembedahan tuba: adalah untuk memperbaiki dan mengembalikan anatomi tuba

    dan ovarium seperti semula, dengan sangat memperhatikan kemungkinan gerakan otot dansilia tuba, sekresi tuba dan daya tangkap ovum yang efektif.

    ( Sarwono, 2005 : 525527 )

    EndometriosisAdalah tumbuhnya kalenjar dan stroma endometrium yang masih berfungsi diluar

    tempatnya yang biasa, yaitu rongga uterus. Laparoskopi diagnostic pada isteri pasangan

    infertile, Cohen mendapatkan 23% mengidap penyakit itu.

    Gejala dan tanda :

    1. Wanita dengan endometriosis ringan, dapat menderita nyeri nyeri panggul hebat,dan sebaliknya wanita dengan endometriosis hebat keluhannya dapat ringan

    sekali, nyeri panggul dalam bentuk dysmenorhea sering sekali dianggap sebagaigejala khas.

    2. DispareuniaBila penyakit telah menjalar ke ligamentum sakrouterina dan kavem douglasi

    3. Perdarahan abnormal dari uterusDarah prahaid yang berwarna coklat dan infertilitas primer atau sekunder

    4. Pada periksa dalam terdapat benjolan-benjolan kecil pada ligamentumsakrouterina dan uterus retrofleksi atau adneksa yang sukar digerakkan

    Terapi Endometriosisa. Menunggu sampai terjadi kehamilan sendiri

    b. Pengobatan hormonal

    c. Pembedahan konservatif

    Apabila pengobatan ditujukan untuk infertilitas karena endometriosis, harus ada

    pertimbangan umur pasien, tahap penyakitnya, lama infertilitas, dan kehebatan keluhannya.

    Oleh karena itu, pada pasien yang sudah lanjut usia dan sudah lama infertilitasnya, sebaiknya

    dianjurkan untuk menempuh pembedahan keonservatif.

    ( Sarwono, 2005 : 527528 )

    Induksi ovulasi dengan klomifen sitratPengobatan induksi ovulasi pada istri pasangan infertile yang tidak berovulasi

    berkisar antara klomifen sitrat, bromokriptin, dan gonadotropin dari manusia. Banyak pasien

    dengan oligomenorea atau amenorea kurang dari 12 bulan, biasanya akan berovulasi sendiriselagi dalam pemeriksaan, mungkin sekali akibat ketenangan yang diperolehnya setelah

    mereka memeriksakan diri. Dalam hal ini ovulasi dapat dipercepat dengan pemberian plasebo

    Klomifen Sitrat merupakan obat pilihan pertama untuk pasien dengan siklus haid yang tidak

    berovulasi dan oligomenorhea, amenorrhea sekenuder yang kadar FSH, LH, dan prolaktinnya

    normal.

    Terdapat empat kemungkinan hasil pengobatan Klomifen :

    1. Terjadinya ovulasi : pengobatan diulangi dengan dengan dosis yang sama2. Hanya terjadi pematangan folikel, mungkin dengan ovulasi yang terjadi lambat atau

    dengan defek korpus luteum : pengobatan diulangi dengan dosis yang sama, kalau

    tetap dosis ditingkatkan

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    14/18

    3. Terjadi pematangan folikel tanpa terjadinya ovulasi : pengobatan diulangi dengandosis yang sama ditambah suntikan HCG (3000-5000 ui) selama 5-7 hari setelah dosis

    klomifen terakhir dimakan

    4. Tak ada reaksi sama sekali : dosis klomifen ditingkatkan setiap siklus, dimulai dengan100 mg perhari selama 5 hari dan berakhir dengan dosis maksimal 200 mg perhari

    selama lima hari.

    Masalah yang Timbul pada Infertilitas

    Masalah Pada Laki - Laki

    Masalah air maniAir mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam tabung gelas bersih

    yang bermulut lebar (atau gelas minum), setelah abstinensi 3 5 hari. Sebaiknya

    penampungan air mani itu dilakukan di rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke

    laboratorium dalam 2 jam setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom

    dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan mengelirukan penilaian motilitas

    spermatozoa.

    Karakteristik air mani :

    Koagulasi dan likuefaksi.Air mani yang diejakulasikan dalam bentuk cair akan segera manjadi agar atau

    koagulum, untuk kemudian melikuefaksi lagi dalam 520 menit menjadi cairan yang

    agak pekat guna memungkinkan spermatozoa bergerak dengan leluasa. Proses

    koagulasi dan likuefaksi ini diatur oleh enzim. Semua faktor likuefaksi telah dapat

    dipisahkan dari air mani normal, yang ternyata merupakan enzim proteolitik dengan

    berat molekul 33.000. enzim itu terbukti dapat melikuefaksikan air mani yang tidak

    dapat berlikuefaksi.

    Viskositas.Setelah berlikuefaksi, ejakulat akan menjadi cairan homogen yang agak pekat,

    yang dapat membenang kalau dicolek dengan sebatang lidi. Daya membenangnya

    dapat mencapai 3 10 cm. Makin panjang membenangnya, makin tinggi

    viskositasnya. Pengukuran viskositas seperti itu sangat subjektif.

    Pengukuran viskositas yang lebih tepat ialah dengan pipet Eliasson, volumnya

    0,1 ml yang berkalibrasi 0,005 ml dan 0,1 ml. Air mani dihisap sampai tanda 0,1 ml,

    kemudian tekanan isapnya dilepaskan. Waktu yang diperlukan sejak tekanan isapnya

    dilepas sampai menjatuhkan setetes air mani dicatat dengan stopwatch. Viskositas

    normal memerlukan waktu 12 detik. Viskositas tinggi lebih dari 5 detik.

    Pada umumnya viskositas tinggi tidak menimbulkan masalah infertilitas,kecuali kalau pada pemeriksaan tampak spermatozoa seperti bergerak dalam lumpur

    atau bergerak di tempat. Menurut Tjioe dan Oentoeng tidak terdapat korelasi langsung

    antara viskositas tinggi air mani dan gerakan buruk spermatozoa pada kadar

    spermatozoa lebih dari 60 jta/ml. Akan tetapi, pada kadar spermatozoa kurang dari 60

    juta/ml viskositas tinggi air mani itu sangat menghambat gerakan spermatozoa.

    Rupa dan bau.Air mani yang baru diejakulasikan rupanya putih kelabu seperti agar agar.

    Setelah berlikuefaksi menjadi cairan, kelihatannya jernih atau keruh, tergantung dari

    konsentrasi spermatozoa yang dikandungnya. Baunya langu, seperti bau bunga akasia.

    Volume.Setelah abstinensi selama 3 hari, volume air mani berkisar antara 2,05,0 ml.

    Volume kurang dari 1 ml atau lebih dari 5 ml biasanya disertai kadar spermatozoa

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    15/18

    rendah. Pada volum kurang dari 1,5 ml sesungguhnya baik untuk dilakukan

    inseminasi buatan suami ( IBS ) karena volume yang kurang itu tidak akan cukup

    menggenangi lendir yang menjulur dari serviks sehingga dapat merupakan masalah

    infertilitas.

    Pada ejakulasi-terbagi ( split ejaculate ), 90% dari ejakulat pertama

    mengandung konsentrasi, viskositas, gerakan dan kadang kadang morfologispermatozoa yang lebih baik daripada ejakulat kedua. Sisanya kadangkadang sama

    saja, atau malahan sebaliknya.

    PH.Air mani yang baru diejakulasikan pHnya berkisar antara 7,3 7,7 yang bila

    dibiarkan lebih lama, akan meningkat karena panguapan CO2-nya. Apalagi pH lebih

    dari 8, hai itu mungkin disebabkan oleh peradangan mendadak kelenjar atau saluran

    genital, sedangkan pH yang kurang dari 7,2 mungkin disebabkan oleh peradangan

    menahun kelenjar tersebut. Sekret kelenjar postrat pH-nya lebih rendah dari 7.

    Fruktosa.Fruktosa air mani adalah hasil vesikula seminalis yang menunjukkan adanya

    rangsangan androgen. Fruktosa terdapat pada semua air mani, kecuali pada : Azoospermia karena tidak terbentuknya kedua vas deferens. Air maninya tidak

    berkoagualasi, segera setelah ejakulasi karena vesikula seminalisnya pun tidak

    terbentuk;

    Kedua duktus ejakulatoriusnya tertutup, dan Keadaan luar biasa dari ejakulasi retrograd, dimana sebagian kecil ejakulat yang tidak

    mengandung spermatozoa sempat keluar.

    Setiap air mani yang azoospermia harus diuji secara rutin akan adanya fruktosa.Dengan jalan ini setiap kecurigaan tidak adanya vasa dapat lebih diyakinkan, tanpa

    harus melakukan eksplorasi skrotum. Ada tidaknya koagulasi segera setelah ejakulasi

    harus di periksa dalam 5 menit setelah ejakulasi.

    ( Sarwono, 2005 : 501

    502 )

    Masalah Pada Perempuan

    Masalah ServiksWalaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya dalam reproduksi

    manusia harus diakui pada abad kesembilan belas. Sims pada tahun 1868 adalah orang

    pertama yang menghubungkan serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir

    serviks pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa lama kemudian

    Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang dilakukan pada pertengahan siklus haid.

    Serviks biasanya mengarah ke bawah belakang, sehingga berhadapan langsung

    dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya yang demikian itu memungkinkannyatergenang dalam air mani yang disampaikan pada forniks posterior.

    Kanalis servikaslis yang dilapisi lekukan lekukan seperti kelenjar yang

    mengeluarkan lendir, sebagian dari sel sel epitelnya mempunyai silia yang mengalirkan

    lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis seperti itu memungkinkan ditimbun dan

    dipeliharanya spermatozoa motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya

    penyampaian spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam jangka

    waktu lama.

    Migrasi spermatozoa ke dalam lendir serviks sudah dapat terjadi pada hari ke-8 atau

    ke-9 mencapai puncaknya pada saatsaat ovulasi, kemudian terhambat pada 1-2 hari setelah

    ovulasi. Spermatozoa sudah dapat sampai pada lendir 1 - 3 menit setelah ejakulasi.

    Spermatozoa yang tertinggal dalam lingkungan vagina yang lebih dari 35 menit tidak lagi

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    16/18

    mampu bermigrasi ke dalam lendir serviks. Spermatozoa motil dapat hidup dalam lendir

    serviks sampai 8 hari setelah senggama.

    Infertilitas yang berhubungan dengan faktor serviks dapat disebabkan oleh sumbatan

    kanalis servikalis, lendir serviks yang abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya.

    Terdapat berbagai kelainan anatomi serviks yang dapat berperan dalam infertilitas, yaitu

    cacat bawaan ( atresia ), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan ( servisitismenahun ), sinekia (biasanya bersamaan dengan sinekia intrauterin ) setelah konisasi, dan

    inseminasi yang tidak adekuat. Pernah dipikirkan bahwa vaginitis yang disebabkan oleh

    trikomonas vaginalis dan Kandida albikan dapat menghambat motilitas spermatozoa. Akan

    tetapi perubahan pH akibat vaginitis ternyata tidak menghambat motilitasnya. Gnarpe dan

    Friberg memperoleh lebih banyak T-Mikroplasma pada biakan lendir serviks istri infertil dari

    pada yang fertil, walaupun laporan lainnya ternyata tidak demikian.

    (Sarwono,2005:505 506)

    Masalah VaginaKemampuan menyampaikan air mani ke dalam vagina sekitar serviks perlu untuk

    fertilitas. Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian ini ialah adanya sumbatanatau peradangan. Sumbatan psikogen disebut vaginismus atau dispareunis, sedangkan

    sumbatan anatomic dapat karena bawaan atau perolehan. Vaginitis karena Kandida albikans

    atau Trikomonas vaginalis hebat dapat merupakan masalah, bukan karena antispermisidalnya,

    melainkan antisanggamanya.

    Sobrero menemukan spermatozoa di dalam lender serviks dalam 90 detik sejak

    diejakulasikan, dan Bedford yang menghancurkan semua spermatozoa dalam vagina kelinci 5

    menit sejak diejakulasikan mencatat bahwa penghancuran itu sama sekali tidak menghalangi

    terjadinya kehamilan. Itulah sebabnya mengapa vaginitis tidak seberapa menjadi masalah

    infertilitas.

    (Sarwono,2005:505)

    Masalah UterusSpermatozoa dapat ditemukan dalam tuba fallopii manusia secepat 5 menit setelah

    inseminasi. Dibandingkan dengan besar spermatozoa dan jarak yang harus ditempuhnya,

    kiranya tidak mungkin migrasi spermatozoa berlangsung hanya karena gerakannya sendiri.

    tidak disangkal, kontraksi vagina dan uterus memgang peranan penting dalam transportasi

    spermatozoa ini. Pada manusia, oksitosin tidak berpengaruh terhadap uterus yang tidak hamil

    akan tetapi prostaglandin dalam air mani dapat membuat uterus berkontraksi secara ritmik.

    Ternyata, prostaglandinlah yang memegang peranan penting dalam transportasi spermatozoa

    ke dalam uterus dan melewati penyempitan pada batas uterus dengan tuba itu. Ternyata pula,

    uterus sangat sensitive terhadap prostaglandin pada akhir fase proliferasi dan permulaan fasesekresi. Dengan demikian, kurangnya prostaglandin dalam air mani dapat merupakan

    masalah infertilitas.

    Masalah lain yang dapat mengganggu transportasi spermatozoa melalui uterus ialah

    distorsi kavum uteri karena sinekia, mioma, atau polip ; peradangan endometrium, dan

    gangguan kontraksi uterus. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu dalam hal

    implantasi,, pertumbuhan intrauterine, dan nutrisi serta oksigenisasi janin.

    (Sarwono,2005:508-509)

    Masalah TubaFrekuensi factor tuba dalam infertilitas sangat bergantung pada populasi yang

    diselidiki. Peranan factor tuba yang masuk akal ialah 25-50%. Denan demikian , dapatdikatan factor tuba paling sering diteukan dalam masalah infertilitas. Oleh karena itulah ,

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    17/18

    penilaian patensi tuba dianggap sebagai salah satu pemeriksaan terpenting dalam pengelolaan

    infertilitas.

    Partubasi atau uji robin, bertujuan mamariksa patensi tuba dengan jalan meniupkan

    gas co2 melalui kanula atau kateter foley yang dipasang pada kanalis servikallis. Apabila

    kanallis servikouteri dan salah satu atau kedua tubanya paten , makma gas akan mengalir

    bebas kedalam kavum peritonei. Patensi tuba akan dinilai dari catatan tekanan aliran gassewaktu dilakukan peniupan. Insuflator apapun yang dipakai, kalau tekanan gasnya naik dan

    bertahan sampai 200 mmHg, tentu terdapat sumbatan tuba. Kalau naiknya hanya sampai 80-

    100 mmHg, salah satu atau keduanya tubanya pastilah paten. Tanda lain yang menyokong

    potensi tuba ialah terdengarnya pada auskultasi suprasimphisis tiupan gas masuk ke dalam

    kavum peritonei seperti bunyi jet atau nyeri bahu segera setelah pasien dipersilahkan duduk

    sehabis pemeriksaan akibat terjadinya penggumpalan gas di bawah diafragma.

    Kehamilan yang belum disingkirkan, peradangan alat kelami, perdarahan uterus dan

    kuretase yang baru dilakukan merupakan indikasi kontra pertubasi. Adanya kehamilan dapat

    mengakibatkan keguguran kehamilan, sedangkan adanya peradangan dapat meluas.

    Peradangan uterus dan kuretase yang baru dilakukan dapat mengakibatkan emboli udara atau

    sumbatan tuba karena tertiupnya udara ke dalam pembuluh darah, dan bekuan-bekuan darahke dalam tuba. Saat yang terbaik untuk pertubasi ialah setelah haid bersih dan sebelum

    ovulasi, atau pada hari ke-10 siklus haid. Petubasi tidak dilakukan setelah ovulasi karena

    dapat mengganggu kehamilan yang mungkin telah terjadi. Lagipula, endometrium pada masa

    luteal itu menebal yang dapat mengurangi kelancaran aliran gas. Terdapat cara pemeriksaan

    lain yang lebih dapat dipercaya, seperti histero salpingografi atau laparoskopi.

    ( Sarwono, 2005 : 513)

    Masalah OvariumDeteksi ovulasi merupakan bagian integral pemeriksaan invertilitas karena kehamilan

    tidak mungkin terjadi tanpa ovulasi. Ovulasi yang jarang terjadi dapat menyebabkan

    infertilitas. Deteksi tepat ovulasi kini tidak seberapa penting lagi setelah diketaui spermatozoa

    dapat hidup dalam lender serviks 8 hari. Deteksi tepat ovulasi baru ditemukan kalau akan

    dilakukan inseminasi buatan, menentukan saat senggama yang jarang dilakukan, atau kalau

    siklus haidnya sangat panjang. Bagi pasangan-pasangan infertile yang bersenggama teratur

    cukup dianjurkan senggama 2 hari sekali pada minggu saat ovulasi diharapkan akan terjadi.

    Dengan demikian, nasihat senggama yang terlampau ketat tidak diperlukan lagi. Selain

    kehamilan atau diteemukannya ova pada pembilasan tuba. Pemeriksaan ovulasi manapun

    masih dapat mengalami kesalahan. Pengamatan korpus luteum secara langsung merupakan

    pemerikasaan yang dapat dipercaya, akan tetapi pemeriksaannya dengan jalan laparoskopi itu

    tidak mungkin dilakukan secara rutin. Walaupun demikian, terdapat beberapa cara

    pemeriksaan dimana seorang pinikus dapat mendeteksi ovulasi atau mendiagnosis anovulasidengan ketepatan yang layak. Siklus haid yang tertaur dan lama haid yang sama biasanya

    merupakan siklus haid yang berovulasi. Menurut Ogino, haid berikutnya akan terjadi 14

    kurang lebih 2 hari seetelah ovulasi. Siklus haid yang tidak teratur, dengan nam haid yagn

    tidak sama, sangat munhgkin disebabhabn anovulasi. Ameenore hampir selalu disertai

    kegagalan ovulasi.

    Ovulasi kadang-kadang ditandai oleh nyeri perut bawah kiri atau kanan, pada kira-kira

    pertengahan siklus haid ini di anggap sebagai tanda ovilasi, yang telah dibuktikan kebenaran

    oleh Wharton dan henriksen dengan jalan laparotomi.

    Saat-saat ovulasi kadang-kadang disertai keputihan, akibat pengeluaran lender servikc

    berlebihan, dan kadang-kadang disertai pula oleh perdarahan sedikit. Ketegangan jiwa, atau

    nyeri payudara prahaid seringkali terjadi pada siklud haid yang berovulasi.(Sarwono,2005: 514)

  • 7/29/2019 DT INFERTILO.docx

    18/18

    Daftar Pustaka

    Manuaba. 2000. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta. Arcan.

    Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawirohardjo.

    Saifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan KB. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono Prawirohardjo.

    FK Unpad. 1990. Ginekologi. Bandung. Elstar Offset.

    Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta. Media Aesculapius.